Terapi Aktivitas Pada Lansia
Terapi Aktivitas Pada Lansia
Oleh :
KELOMPOK 7
3A
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Lola Felnanda Amri, S.Kep, M.Kep
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Terapi Aktivitas Pada
Lansia” dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
memberikan bimbingan serta dukungan dalam menyelesaikan makalah ini, baik dari segi moral
maupun materil.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami berharap kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata kami
mengharapkan makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi banyak pihak.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB I ISI
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu mengetahui terapi aktivitas pada lansia.
2. Tujuan kusus :
1) Untuk mengetahui pengertian terapi aktivitas kelompok.
2) Untuk mengetahui kerangka teoritis terapi aktivitas kelompok.
3) Untuk mengetahui tujuan terapi aktifitas kelompok.
4) Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok.
5) Untuk mengetahui jenis terapi aktivitas kelompok.
6) Untuk mengetahui manfaat terapi aktivitas kelompok .
7) Untuk mengetahui proposal aktivitas kelompok pada lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Model Komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip komunikasi dan komunikasi terapeutik.
Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tidak efektif dalam kelompok akan
menyebabkan ketidakpuasan anggota kelompok, umpan balik tidak adekuat, dan
kohesi atau keterpaduan kelompok menurun.
Model ini bertujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan
sosial anggota kelompok. Selain itu, teori komunikasi membantu anggota
merealisasikan bagaimana mereka berkomunikasi secara nonverbal dan mengajarkan
cara berkomunikasi lebih efektif. Selanjutnya, leader juga perlu menjelaskan secara
singkat prinsip-prinsip komunikasi dan cara menggunakan didalam kelompok, serta
mengalisis proses komunikasi tersebut.
c. Model Interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa semua tingkah laku (pikiran, perasaan dan
tindakan) digambarkan melalui hubungan interpersonal. Contohnya, interaksi dalam
kelompok dapat dipandang sebagai proses sebab akibat, yang perasaan dan tingkah
laku satu anggota merupakan akibat dari tingkah laku anggota lain.
Melalui proses ini, kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku sosial yang
efektif untuk dipelajari.perasaan cemas dan keseian merupakan sasaran untuk
mengindentifikasi dan mengubah perilaku. Contohnya, tujuan salah satu terapi
aktivitas kelompok untuk meningkatkan hubungan interpersonal.
d. Model Psikodrama
Model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan peristiwa
yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan peran sesuai dengan
peristiwa yang pernah dialami.
Psikodrama ini dilakukan secara spontan dan memberi kesempatan pada anggota
untuk berakting diluar situasi spesifik yang pernah terjadi.
1. Tujuan Umum
a) Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan yaitu memperoleh pemahaman
dan cara membedakan sesuatu yang nyata dan khayalan.
b) Meningkatkan sosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk berkumpul,
berkomunikasi dengan orang lain, saling memperhatikan memberikan tanggapan
terhadap pandapat maupun perasaan orang lain.
c) Meningkatkan kesadaran hubungan antar reaksi emosional diri sendiri dengan
prilaku defensif yaitu suatu cara untuk menghindarkan diri dari rasa tidak enak
karena merasa diri tidak berharga atau ditolak.
d) Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti fungsi
kognitif dan afektif.
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan identifikasi diri, dimana setiap orang mempunyai identifikasi diri
tentang mengenal dirinya di dalam lingkungannya.
b) Penyaluran emosi, merupakan suatu kesempatan yang sangat dibutuhkan oleh
seseorang untuk menjaga kesehatan mentalnya. Di dalam kelompok akan ada
waktu bagi anggotanya untuk menyalurkan emosinya untuk didengar dan
dimengerti oleh anggota kelompok lainnya.
c) Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk kehidupan sehari-hari,
terdapat kesempatan bagi anggota kelompok untuk saling berkomunikasi yang
memungkinkan peningkatan hubungan sosial dalam kesehariannya.
Aktivitas dan indikasi, aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas
pengenalan orang, tempat dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi TAK orientasi
realitas adalah klien halusinasi; dimensia; kebingungan; tidak kenal dirinya; salah
mengenal orang lain; tempat dan waktu.
Aktivitas dan indikasi, Aktivitas TAKS dilakukan untuk sesi yang melatih
kemampuan sosialisasi klien. Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien
dengan gangguan hubungan sosial berikut :
Sesi ke :I
A. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok terdapat beberapa jenis salah satunya yaitu Terapi
aktvitas kelompok (TAK) : stimulus sensoris. Terapi aktvitas kelompok (TAK) : stimulus
sensoris adalah upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respons
yang adekuat.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindra yang diberikan.
2. Tujuan kusus
1) Kien mampu mengenali musik yang didengar
2) Klien mampu memberi respons musik yang didengar.
3) Kien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik
G. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau simulasi
4. Sharing persepsi
H. Pengorganisasian Kelompok
1. Leader
Tugas :
a) Memimpin jalannya TAK
b) Mengarahkan anggota
c) Bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan TAK
2. Co. Leader
Tugas :
a) Menyampaikan informasi fasilitator pada leader
b) Mengingatkan leader apabila permainan menyimpang
c) Mengingatkan leader tentang lama waktu pelaksanaan kegiatan
d) Mampu bekerjasama yang baik dengan leader
3. Fasilitator
Tugas :
a) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
b) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
d) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
4. Observer
Tugas :
a) Mencatat dan mengamati respon klien jalannya aktivitas terapi peserta yang
aktif dan pasif
b) Mengevaluasi jalannya TAK
I. SETTING TEMPAT
Keterangan :
= Fasilitator = Leader
J. Mekanisme Kegiatan Tak
2. 15 menit Orientasi
a. Salam terapeutik :
1) Salam mulai dari terapis, perkenalan 1) Menjawab salam
nama dan panggilan terapis.
b. Evaluasi atau Validasi :
1) Menanyakan perasaan lansia saat ini 2) Mendengarkan dan
terapis menjawab pertanyaan
2) Menanyakan tentang sejak kapan 3) Mendengarkan dan
lansia merasakan penurunan daya menjawab pertanyaan
ingat dan fungsi pendengaran.
3) Menanyakan apa saja kegiatan yang 4) Menjawab pertanyaan
telah dilakukan lansia
c. Kontak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main sebagai 5) Mendengarkan dan
berikut : memperhatikan.
Jika ada lansia yang akan
meninggalkan kelompok harus
minta izin kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap lansia mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir 6) Memperhatikan dan
Jika peserta merasa kurang jelas memahami.
dengan penjelaskan leader,dapat
menanyakan kepada leader
dengan menunjuk tangan terlebih
dahulu.
Peserta hadir di tempat 5 menit
sebelum kegiatan berlangsung.
3 25 menit Tahap Kerja
a. Terapis mengajak lansia untuk saling 1) Mengikuti kegiatan
memperkenalkan diri (nama panjang, sesuai aturan main.
dan nama panggilan) dimulai secara
berurutan searah jarum jam. 2) Melaksanakan antisipasi
b. Setiap lansia selesai memperkenalkan masalah yang ditemukan
diri, terapis mengajak semua lansia terapis (jika ada).
untuk bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan 3) Berperan aktif dalam
diputar lagu, lansia boleh tepuk tangan melakukan permainan
atau boleh menari sesuai dengan irama
lagu. Setelah lagu selesai lansia akan
diminta menceritakan isi dari lagu
tersebut dan perasaan lansia setelah
mendengar lagu.
d. Terapis memutar lagu, lansia
mendengar, boleh berjoget atau
tepuk tangan (kira-kira 15 menit).
Musik yang diputar boleh diulang
beberapa kali. Terapis mengobservasi
respons lansia terhadap musik
e. Secara bergiliran, lansia diminta
menceritakan isi lagu/mengungkapkan
perasaannya selama dirawat
/pengalaman hidup. Sampai semua
lansia mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian, setiap
lansia selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak lansia
bertepuk tangan.
g. Terapis dan lansia bernyanyi bersama.
3 10 menit Tahap terminasi
a. Evaluasi : 1) Mengungkapkan
1) Mahasiswa menanyakan perasaan pendapat
lansia setelah mengikuti kegiatan 2) Menyetujui atau
2) Memberikan pujian atas keberhasilan memberi pendapat
lansia. tentang rencana
b. Rencana tindak lanjut terapis selanjutnya.
1) Meminta lansia untuk mengulang hal yang
sama dengan salah satu teman dan
menganjurkan klien untuk
mendengarkan musik yang disukai dan
bermakna dalam kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan
mengingatkan kepada lansia
untuk melakukan kegiatan yang dapat
dilakukan
K. PROSES EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) peserta hadir sesuai dengan kriteria
b) setting tempat sesuai rencana
c) peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dengan tertib
2. Evaluasi Proses
a) Klien tidak meninggalkan tempat saat kegiatan berlangsung
b) Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah ditetapkan
c) Klien berpartisipasi secara aktif dalam permainan
d) Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana
3. Evaluasi Hasil
1) Kien mampu mengenali musik yang didengar
2) Klien mampu memberi respons musik yang didengar.
3) Kien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik
L. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mampu mengenal dan merespon musik yang
didengar serta menceritakan perasaannya setelah mendengar musik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Terapi aktifitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan mengubah
perilaku pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. TAK bertujuan memberikan
fungsi terapi bagi anggotanya, yang setiap anggota berkesempatan untuk menerima dan
memberikan umpan balik terhadap anggota yang lain, mencoba cara baru untuk
meningkatkan respon sosial, serta harga diri. Keuntungan lain yang diperoleh anggota
kelompok yaitu adanya dukungan pendidikan, meningktakan kemampuan pemecahan
masalah dan meningkatkan hubungan interpersonal. Kerangka teoritis terapi aktivitas
kelompok yaitu, model focal conflict, model komunikasi, model interpersonal dan model
psikodrama. Prinsip di dalam memilih pasien yang ikut dalam terapi aktivitas kelompok
adalah dengan homogenitas. Jenis terapi aktivitas kelompok yaitu, terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok orientasi realitas, terapi aktivitas
kelompok sosialisasi dan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi.
4.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca dapat memahami dan mengerti materi tentang
Terapi Aktivitas Kelompok pada Lansia. Semoga keperawatan gerontik kedepan
memberikan harapan yang cerah pada perkembang keperawatan gerontik di Indonesia.
Selain itu diharapkan juga kepada pembaca dapat memberikan masukkan kepada
kelompok agar bisa menjadi pelajaran bagi kelompok.
DAFTAR PUSTAKA