Makalah 6 Dr. Anna Surabaya Ok
Makalah 6 Dr. Anna Surabaya Ok
Perawatan Intensif
a
Anna Deliana*, Agung Wijayanto**, Prasenohadi**, Menaldi Rasmin**
* Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya
Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya.
** Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah
Sakit Persahabatan, Jakarta.
Abstrak
Latar belakang : Salah satu pelayanan sentral di rumah sakit adalah pelayanan instalasi perawatan intensif (IPI). Saat ini
pelayanan di IPI tidak hanya terbatas untuk menangani pasien-pasien pascabedah saja tetapi juga meliputi berbagai jenis pasien
yang mengalami lebih dari satu disfungi/gagal organ. Pemilihan pasien didasarkan atas penilaian klinis dan estimasi prognosis.
Suatu IPI harus mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam bidang kedokteran dan keperawatan gawat
darurat yang dibutuhkan untuk merawat pasien kritis. Keadaan ini memerlukan mekanisme untuk membuat prioritas pada sarana
yang terbatas apabila kebutuhannya ternyata melebihi jumlah tempat tidur yang tersedia. Indikasi secara umum pemakaian
ventilasi mekanis digunakan untuk pasien dengan gagal napas akut, koma, gagal napas akut pada gagal napas kronik dan kelainan
neuromuskuler. Ventilasi mekanis diindikasikan sebagai terapi definitif untuk hipoksemia berat, hipoventilasi alveolar dan
hiperkapnia. Indikasi yang sering untuk pemasangan ventilasi mekanis pada penyakit paru adalah edema paru akut, pneumonia,
ARDS, serangan asma berat dan PPOK eksaserbasi akut berat. Keputusan mengakhiri kehidupan di IPI biasanya dibuat dengan
perundingan keluarga. Perundingan keluarga sebaiknya dilakukan segera setelah pasien dirawat di IPI dan dilakukan secara
berkala. (J Respir Indo. 2013; 33:264-70)
Kata kunci : Instalasi perawatan intensif (IPI), gagal napas, ventilasi mekanis.
a
Abstract
Background : One of the central services at the hospital is Intensive Care Unit (ICU). ICU is currently dealing not only with post-
surgical patients, but also includes various kinds of adult patients, children with more than one dysfunction / organ failure. The
selection of patients based on an clinical assessment and prognosis estimation. An ICU should be able to combine high technology
and specialized expertise in the field of emergency medicine and nursing to care for critically ill patients. Prioritizing or selecting the
appropriate patients is important since limited number of bed in ICU. General indication for the use of mechanical ventilation are
acute respiratory failure, coma, acute on chronic respiratory failure and neuromuscular disorders. Mechanical ventilation is indicated
as definitive therapy for severe hypoxemia, alveolar hypoventilation and hypercapnia. Frequent indication for mechanical ventilation
on lung disease are acute pulmonary edema, pneumonia, ARDS, severe asthma attacks and severe acute exacerbations of COPD.
End-of-life decisions must be discussed with the family. Family meeting with ICU staff should be done periodically. (J Respir Indo.
2013; 33:264-70)
Keywords : Intensive care unit (ICU), respiratory failure, mechanical ventilatory.
PENDAHULUAN
Salah satu pelayanan sentral di rumah sakit protokol dan prosedur tentang indikasi masuk dan
adalah pelayanan instalasi perawatan intensif (IPI). keluar IPI. Kriteria masuk IPI harus disusun
Saat ini pelayanan di IPI tidak hanya terbatas untuk berdasarkan masalah klinis, harapan untuk pulih dan
menangani pasien-pasien pascabedah saja tetapi juga keuntungan terapi intensif. Pada dasarnya pasien yang
meliputi berbagai jenis pasien dewasa, anak yang dirawat di IPI adalah pasien dengan gangguan akut
mengalami lebih dari satu disfungi/gagal organ. yang masih diharapkan reversibel (pulih kembali)
Kelompok pasien ini dapat berasal dari instalasi gawat mengingat IPI tempat perawatan yang memerlukan
darurat (IGD), kamar operasi, ruang perawatan atau biaya tinggi dilihat dari segi peralatan dan tenaga
rujukan dari rumah sakit lain. Tiap IPI harus mempunyai terampil. Instalasi perawatan intensif menyediakan
Tujuan Keterangan
Umum 1. Untuk mengganti seluruh atau sebagian fungsi normal paru-paru dan pompa ventilasi pada pasien yang memiliki
kemampuan untuk mempertahankan fungsi yang rusak sementara atau permanen.
2. Untuk menyediakan fungsi dengan sedikit gangguan homeostasis dan mungkin dengan komplikasi.
Fisiologis 1. Untuk meningkatkan ventilasi alveolar, seperti PCO2 dan pH arteri.
2. Untuk meningkatkan oksigenasi arteri, seperti PO2, saturasi, dan/atau kandungan oksigen arteri.
3. Untuk meningkatkan inflasi paru akhir inspirasi.
4. Untuk meningkatkan volume paru akhir ekspirasi (kapasitas residu fungsional).
5. Untuk mengurangi kerja napas (menurunkan ventilasi otot).
Klinis 1. Memperbaiki asidosis respiratori akut yaitu segera mengurangi acidemia yang mengancam jiwa, menormalkan PCO2 dan /
atau pH arteri.
2. Memperbaiki hipoksemia yaitu meningkatkan PO2 arteri (sehingga saturasi arteri 90% atau lebih, misalnya ≥ 60 mmHg),
dalam rangka memperbaiki atau mencegah hipoksia jaringan.
3. Meredakan gangguan pernapasan yaitu meringankan ketidaknyamanan pasien saat proses penyembuhan atau perbaikan
penyakit primer.
4. Mencegah atau memperbaiki atelektasis yaitu menghindari atau memperbaiki inflasi paru.
5. Memperbaiki kelelahan ventilasi otot yaitu menurunkan kelelahan otot ventilasi dan memungkinkan otot untuk beristirahat
sementara penyebab meningkatnya beban kerja dikembalikan atau diperbaiki.
6. Memberikan sedasi dan / atau blokade neuromuskular yaitu memungkinkan pasien tidak dapat bernapas secara spontan,
seperti selama operasi atau prosedur tertentu ICU.
7. Mengurangi konsumsi oksigen sistemik atau myocardial yaitu dalam pengaturan tertentu (misalnya ARDS berat, syok
kardiogenik), ketika napas spontan atau aktivitas otot lainnya mengganggu oksigenasi sistemik atau jantung.
8. Mengurangi tekanan intrakranial, dengan cara mengontrol hiperventilasi, seperti pada cedera kepala tertutup akut.
9. Menstabilkan dinding dada, seperti pada reseksi dinding dada atau flail chest massive.
Dikutip dari (5)
perubahan status mental, atau bukti ketidakmampuan tidak mendapat persetujuan untuk melakukan intubasi
untuk melindungi saluran napas bagian bawah dan ventilasi mekanis serta intervensi pendukung
merupakan indikasi yang jelas untuk intubasi pada kehidupan termasuk ventilasi mekanis merupakan
gagal napas hipoksemia akut, tapi bila tidak terdapat terapi medis yang bermanfaat (kondisi terminal).5
gangguan tersebut mungkin lebih baik mencoba NPPV
terlebih dahulu.5 Pertimbangan mengakhiri perawatan IPI
Keputusan mengakhiri perawatan di IPI
Gagal jantung dan syok kardiogenik bergantung pada prediksi dokter dan kekritisan penyakit
Penelitian menunjukkan bahwa CPAP atau pasien. Pertimbangan tersebut mencakup
NPPV dapat meningkatkan pertukaran gas pada edema kemungkinan pasien akan bertahan dengan penyakit
paru dan mengurangi kebutuhan intubasi. Syok kritis, lama perawatan dan kualitas hidup jika pasien
kardiogenik, mungkin merupakan indikasi lain untuk meninggalkan IPI. Prognosis pasien umumnya dibuat
ventilasi mekanis invasif, untuk menjamin kebutuhan oleh dokter berdasarkan pengalaman mereka, hasil
oksigen pada saat fungsi jantung sangat terganggu.5 penelitian tunggal atau penelitian berbagai institusi
untuk penyakit tertentu seperti kasus cedera paru akut.
Kontra indikasi untuk ventilasi mekanis invasif Informasi lain dapat diperoleh dari penelitian terhadap
Secara umum, intubasi dan ventilasi mekanis kelompok usia tertentu (orang tua) atau intervensi
tidak boleh digunakan dalam situasi tidak terdapat tertentu (ventilasi mekanis). Prognosis berdasarkan
indikasi untuk dukungan ventilasi, ventilasi noninvasif studi ini mungkin lebih akurat dibanding pertimbangan
dapat dilakukan dibanding ventilasi mekanis invasif, dokter.3