Anda di halaman 1dari 218

TUGAS AKHIR

PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN BARANG DAN


PENGALOKASIAN ARMADA DI BAGIAN
DISTRIBUSI PT.DUA KELINCI PATI
(Studi Kasus Pada PT.Dua Kelinci Pati)

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:

NOVA DWI KURNIAWAN

D 600 030 026

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008

1
LEMBAR PENGESAHAN

PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN BARANG DAN


PENGALOKASIAN ARMADA DI BAGIAN DISTRIBUSI
PT.DUA KELINCI PATI
(Studi Kasus Pada PT.Dua kelinci Pati)
Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik Industri pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta, telah disahkan pada :

Hari : ……….

Tanggal : ……….

Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

(Hari Prasetyo ST,MT.) (A Kholid Al-Ghofari ST,MT)

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Industri

(Munajat Tri Nugroho ST, MT.)

2
LEMBAR PERSETUJUAN

PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN BARANG DAN


PENGALOKASIAN ARMADA DI BAGIAN DISTRIBUSI
PT.DUA KELINCI PATI
(Studi Kasus Pada PT.Dua kelinci Pati)
Telah dipertahankan di sidang pendadaran Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hari : ……….

Tanggal : ……….

Menyetujui,

Nama Ttd

1. Hari Prasetyo ST,MT.

(Ketua)

2. A Kholid Al-Ghofari ST,MT.

(Anggota)

3. Drs Sudjalwo M.Kom

(Anggota)

4. Ratnanto Fitriadi ST,MT.

(Anggota)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Industri

(Ir. H. Sri Widodo MT.) (Munajat Tri Nugroho ST,MT.)

3
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Sujud syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat dan

rahmat-Nya, sehingga penyusunan Tugas Akhir dengan judul “ PENENTUAN

RUTE PENGIRIMAN BARANG DAN PENGALOKASIAN ARMADA DI

BAGIAN DISTRIBUSI PT.DUA KELINCI PATI ” ini dapat selesai tepat pada

waktunya. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

membantu hingga selesainya laporan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih dan

penghargaan yang tulus penulis haturkan kepada:

1. Ayah yang telah banyak memberikan pengorbanan dan dukungan baik

material maupun spiritual sehingga penulis dapat mewujudkan cita-citanya.

2. Ibu terimakasih atas pengorbananmu untukku dimasa hidup.

3. Bapak Ir. H. Sri Widodo MT selaku Dekan Fakultas Teknik UMS

4. Bapak Munajat Tri Nugroho ST, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri.

5. Bapak Hari Prasetyo ST,MT. selaku dosen pembimbing I yang telah dengan

sabar memberikan bimbingan serta arahan yang berharga bagi penulis.

6. Bapak A Kholid Al-Ghofari ST,MT selaku dosen pembimbing II yang telah

dengan sabar memberikan bimbingan serta arahan yang berharga bagi penulis.

4
7. Ibu Indah Pratiwi ST,MT. selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan yang berharga bagi penulis.

8. Bapak/ Ibu Dosen Teknik Industri yang telah memberikan bekal ilmu yang

mengantarkan penulis menuju cita-cita.

9. Mas Rofik terimakasih telah direpoti selama pengambilan data di perusahaan.

10. Keluarga Boncu di kudus makasih tumpangannya nginep waktu cari data.

11. Keluarga besarku yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, dorongan, yang

menjadi motivasi untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir ini

12. “Simo Community” Kodok, The-nuno, Bagong, Pak Dol, Uqik, Siget, Tomi,

Ndigol, Isal, Marsel, makasih slalu menemani perjalananku menuntut ilmu ke

UMS tercinta.

13. Temen – temen Kos ‘Pandowo’ Coyo S.Pd, Doni S.Pd, Santoz S.Pd, Cupank,

Jekek S.Pd, Klowor SE, Irawan SE, Bayan SE, Husin S.Pd, Onan ST, Fajar

ST, makasih temen – temen semua buat penulis keluarga keduaku di rantau.

14. “Penghuni Kontrakan Kasuari” Bojes, Anwar, Davit, Porwadi, Beni, Riki,

Umar, Edo, Leo, Upik makasih brow dah mau nerima penulis disitu buat garap

tugas, nginep, ngrepoti, susah seneng tak buat seneng-seneng.

15. Boncu teman pejuang akhirnya aku nyusul kamu juga, makasih penulis slalu

ngrepoti kamu.

16. Aling, Gendok, Omy, Riska, Pudi, Nia, Nur ndut, Nur cubi, Ana, Madu ndut,

woder womenku yang slalu beri semangat.

17. Seseorang yang slalu buat aku bahagia.

5
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh

dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima

segala saran serta kritik yang bersifat membangun.

Harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi penulis

sendiri khususnya, serta memberikan hikmah dan ide bagi pembaca umumnya.

Amin.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Surakarta, Juni 2008

Penulis

6
! "
# $ %

& % ' ! !

( )

% ! ! !
* +

, !

7
Tugas Akhir ini Kupersembahkan

Kepada:

1. Bapak tersayang yang telah

mengirim do’a dan dana setiap saat.

2. Ibu tercinta yang tidak sempat melihat anak mu lulus kuliah,

makasih ibuk kasih sayangmu sepanjang hidupku.

3. Kakak dan adikku yang telah memberi

dukungan

8
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

MOTTO...................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

KATA PENGANTAR................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xv

ABSTRAKSI ............................................................................................... xxii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................. 3
1.3. Batasan Masalah .................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian................................................................. 4
1.6. Sistematika Penulisan Laporan .............................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Pengertian Optimasi ................................................................ 7
2.1.1 Definisi Optimasi ........................................................ 7
2.1.2 Definisi Nilai Optimal ................................................. 7
2.2. Pengertian Efisiensi Kerja ....................................................... 7
2.2.1. Definisi Efisiensi Kerja ...................................................... 7

9
2.2.2. Usaha Peningkatan Efisensi Kerja ..................................... 7
2.2.3. Penghematan Jarak Tempuh ............................................... 8
2.3. Angkutan ............................................................................... 8
2.3.1. Efektifitas Biaya dan Menejemen Kendaraan ............... 9
2.3.2. Pengunaan Kendaraan Secara Efisien........................... 10
2.3.3. Pemuatan Barang dalam Kendaraan ............................. 11
2.3.4. Memakai Perusahaan Pengangkutan Profesiaona.......... 11
2.3.5. BatasKecepatan............................................................ 12
2.4. Metode Transportasi .............................................................. 13
2.5 Definisi Algoritma ................................................................. 15
2.6 Perencanaan Pelaksanaan Proyek........................................... 19
2.7 Perencanaan Rute .................................................................. 27
2.8 Penjadwalan .......................................................................... 30
2.8.1 Penjadwalan Kriteria Proses ....................................... 31
2.8.2 Pembebanan Pekerjaan dipusat pekerjaaan ................. 32
2.9 Tinjauan Pustaka ................................................................... 33
2.10 Perbandingan Tinjauan Pustaka dengan Penelitian ................. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Obyek Penelitian ................................................................... 38
3.2. Jenis Data .............................................................................. 38
3.3. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 39
3.4. Langkah-Langkah Pengolahan Data....................................... 40
3.5. Kerangka Pemecahan Masalah............................................... 49

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


4.1. Karakteristik Sistem PT. Dua Kelinci..................................... 50
4.2. Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data .............................. 58
4.2.1. Pengumpulan Data ..................................................... 58
4.2.2. Pengolahan data ......................................................... 62
4.3. Analisa Data .......................................................................... 171

10
BAB V PENUTUP
6.1 Kesimpulan............................................................................ 194
6.2 Saran ..................................................................................... 195

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

11
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kondisi Lapangan Wilayah Distribusi ..................................................30

Tabel 2.2. Kondisi Truk ........................................................................................30

Tabel 4.1Tabel produk dan gramatir PT. Dua Kelinci ...........................................50

Tabel 4.5 Biaya Pengiriman ..................................................................................61

Tabel 4.6 Rekapitulasi permintaan Pati – solo – yogya..........................................64

Tabel 4.7. Biaya truk isi (Rp) ..............................................................................69

Tabel 4.8 Biaya truk kosong (ball) ........................................................................69

Tabel 4.9 rekap biaya Pati – solo – yogya- pati .....................................................72

Tabel 4.9. Rekapitulasi permintaan Pati – magelang –wonosobo

– cilacap - purwokerto .......................................................................73

Tabel 4.10. Biaya angkut .....................................................................................84

Tabel 4.11. Biaya biaya kembali ..........................................................................84

Tabel 4.12 rekap biaya wilayah dua ......................................................................91

Tabel 4.13. Rekapitulasi permintaan Pati – magelang –wonosobo

– cilacap – purwokerto - pati .............................................................92

Tabel 4.13. Biaya truk isi .....................................................................................101

Tabel 4.14 Biaya truk kosong ...............................................................................101

Tabel 4.15 rekap biaya wilayah tiga ......................................................................105

Tabel 4.16 Rekapitulasi permintaan Pati – kudus –semarang

– ungaran - pati .................................................................................106

Tabel 4.17. Biaya truk isi .....................................................................................115

12
Tabel 4.18. Biaya truk kosong ..............................................................................115

Tabel 4.19 rekap biaya wilayah keempat ..............................................................120

Tabel 4.33 Kebutuhan Waktu Baku Dalam Pendistribusian ..................................123

Tabel 4.34 Tabel Waktu Trayek barang.................................................................125

Tabel 4.35 Ketersediaan waktu pengiriman...........................................................125

Tabel 4.36. Kebutuhan Waktu Trayek Minggu Pertama ........................................126

Tabel 4.37. Kebutuhan Waktu Trayek Minggu Kedua...........................................127

Tabel 4.38. Kebutuhan Waktu Trayek Minggu ketiga ...........................................128

Tabel 4.39. Kebutuhan Waktu Trayek Keempat ....................................................129

Tabel 4.40 Pengunaan Truk Pengiriman................................................................130

Tabel 4.41 Kondisi truk ........................................................................................131

Tabel 4.42 kondisi lapangan wilayah distribusi .....................................................132

Tabel 4.43 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu pertama .........................165

Tabel 4.44 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu kedua.............................166

Tabel 4.45 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu ketiga ............................166

Tabel 4.46 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu keempat.........................167

Tabel 4.47 Jadwal pengiriman minggu pertama.....................................................168

Tabel 4.48 Jadwal pengiriman minggu kedua .......................................................169

Tabel 4.49 Jadwal pengiriman minggu ketiga........................................................169

Tabel 4.50 Jadwal pengiriman minggu keempat....................................................170

Tabel 4.51 hasil pengiriman distribusi wilayah pertama ........................................171

Tabel 4.52 hasil pengiriman distribusi wilayah kedua ...........................................172

Tabel 4.53 hasil pengiriman distribusi wilayah ketiga ...........................................173

13
Tabel 4.54 hasil pengiriman distribusi wilayah keempat.......................................174

Tabel 4.55 hasil pengiriman distribusi wilayah satu ..............................................176

Tabel 4.56 hasil pengiriman distribusi wilayah kedua ...........................................177

Tabel 4.57 hasil pengiriman distribusi wilayah ketiga ...........................................178

Tabel 4.58 hasil pengiriman distribusi wilayah keempat........................................179

Tabel 4.59 hasil pengiriman distribusi wilayah pertama ........................................180

Tabel 4.60 hasil pengiriman distribusi wilayah kedua ...........................................181

Tabel 4.61 hasil pengiriman distribusi wilayah ketiga ...........................................183

Tabel 4.62 hasil pengiriman distribusi wilayah keempat.......................................184

Tabel 4.63 hasil pengiriman distribusi wilayah pertama ........................................186

Tabel 4.64 hasil pengiriman distribusi wilayah kedua ..........................................186

Tabel 4.65 hasil pengiriman distribusi wilayah ketiga ...........................................187

Tabel 4.66 hasil pengiriman distribusi wilayah keempat........................................188

Tabel 4.67 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu pertama .........................189

Tabel 4.68 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu kedua.............................190

Tabel 4.69 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu ketiga ............................190

Tabel 4.70 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu keempat.........................191

Tabel 4.71 perbandingan kebutuhan armada tiap wilayah......................................192

14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan GANTT ..................................................................................20

Gambar 2.2 Model Linear Programing Masalah Transportasi................................14

Gambar 2.3 Dua Event Yang Dihubungkan Oleh Satu Kegiatan ...........................21

Gambar 2.4 Hubungan Antara Kegiatan A dan B ..................................................24

Gambar 2.5 Hubungan Antara Kegiatan C,D,E dan F............................................25

Gambar 2.6 Hubungan Antara Kegiatan G,H,I dan J .............................................25

Gambar 2.7 Hubungan Antara Kegiatan K,L,M dan N ..........................................25

Gambar 2.8 Hubungan Antara Kegiatan P,Q dan R...............................................26

Gambar 2.9 Time Chart Proyek.............................................................................26

Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah...........................................................49

Gambar 4.1 Pola aliran antara sub sistem satu dengan sub sistem lain ...................51

Gambar 4.2 Jarak Pengirimsn Barang ...................................................................59

Gambar 4.3. Jaringan Pengiriman Barang Pati – solo – yogya ..............................64

Gambar 4.4. Jaringan Pengiriman Solo ...............................................................66

Gambar 4. 5. Jaringan Pengiriman yogya .............................................................67

Gambar 4.6. Jaringan Sisa Pengiriman .................................................................67

Gambar 4.7. Jaringan Sisa Pengiriman ..................................................................67

Gambar 4.8. Jaringan Sisa Pengiriman solo...........................................................68

Gambar 4.9. Jaringan Sisa Pengiriman solo...........................................................68

Gambar 4.10. Jaringan Sisa Pengiriman yogya......................................................68

Gambar 4.11. Jaringan akhir ................................................................................68

15
Gambar 4.12. Jaringan akhir ................................................................................69

Gambar 4.13. Jaringan akhir pengiriman solo-yogya.............................................70

Gambar 4.14. Jaringan akhir pengiriman solo-yogya.............................................71

Gambar 4.15. Jaringan Pati – magelang –wonosobo – cilacap

– purwokerto.........................................................................................................73

Gambar 4.17. Jaringan Pengiriman Wonosobo ....................................................75

Gambar 4.18. Jaringan Pengiriman cilacap ..........................................................76

Gambar 4.19. Jaringan Pengiriman purwokerto.....................................................76

Gambar 4.20. Jaringan Sisa Pengiriman ...............................................................76

Gambar 4.21. Jaringan alternatif 1 ........................................................................77

Gambar 4.22. Jaringan alternatif 2 ........................................................................77

Gambar 4.23. Jaringan alternatif 3 ........................................................................78

Gambar 4.24. Jaringan alternatif 4 ........................................................................78

Gambar 4.25. Jaringan alternatif 5 ........................................................................79

Gambar 4.26. Jaringan alternatif 1 ........................................................................79

Gambar 4.27. Jaringan alternatif 1 ........................................................................79

Gambar 4.28. Jaringan keseluruhan alternatif........................................................80

Gambar 4.29. Jaringan keseluruhan alternatif 1....................................................81

Gambar 4.30. Jaringan keseluruhan alternatif 2.....................................................81

Gambar 4.31. Jaringan keseluruhan alternatif 3.....................................................81

Gambar 4.32. Jaringan keseluruhan alternatif 4....................................................82

Gambar 4.33. Jaringan keseluruhan alternatif 5.....................................................82

Gambar 4.34. Jaringan keseluruhan alternatif 6.....................................................83

16
Gambar 4.35. Jaringan keseluruhan alternatif........................................................83

Gambar 4.36. Jaringan Pati – kudus – semarang – ungaran ..................................92

Gambar 4.37. Jaringan Pengiriman Kesemarang ..................................................94

Gambar 4.38. Jaringan Pengiriman kudus ...........................................................94

Gambar 4.39. Jaringan Pengiriman ungaran ........................................................95

Gambar 4.40. Jaringan Sisa Pengiriman ...............................................................95

Gambar 4.41. Jaringan alternatif 1 ........................................................................96

Gambar 4.42. Jaringan alternatif 2 ........................................................................96

Gambar 4.43. Jaringan alternatif 3 ........................................................................97

Gambar 4.44. Jaringan alternatif 4 ........................................................................97

Gambar 4.45. Jaringan alternatif 5 ........................................................................97

Gambar 4.46. Jaringan keseluruhan .....................................................................98

Gambar 4.47. Jaringan keseluruhan alternatif 1.....................................................98

Gambar 4.48. Jaringan keseluruhan alternatif 2.....................................................99

Gambar 4.49. Jaringan keseluruhan alternatif 3.....................................................99

Gambar 4.50. Jaringan keseluruhan alternatif 4.....................................................99

Gambar 4.51. Jaringan keseluruhan alternatif 5.....................................................100

Gambar 4.52. Jaringan Pati – kudus – semarang – ungaran ..................................107

Gambar 4.53. Jaringan Pengiriman Kudus ...........................................................109

Gambar 4.54. Jaringan Pengiriman Semarang .....................................................110

Gambar 4.55. Jaringan Pengiriman ungaran ........................................................110

Gambar 4.56. Jaringan Sisa Pengiriman ...............................................................110

Gambar 4.57. Jaringan alternatif 1 ........................................................................111

17
Gambar 4.58. Jaringan alternatif 2 ........................................................................111

Gambar 4.59. Jaringan alternatif 3 ........................................................................112

Gambar 4.60. Jaringan alternatif 4 ........................................................................112

Gambar 4.61. Jaringan alternatif 5 ........................................................................113

Gambar 4.62. Jaringan keseluruhan alternatif .......................................................113

Gambar 4.63. Jaringan keseluruhan alternatif 1....................................................114

Gambar 4.64. Jaringan keseluruhan alternatif 3....................................................114

Gambar 4.65. Jaringan keseluruhan alternatif 3....................................................114

Gambar 4.66. Jaringan keseluruhan alternatif 4....................................................115

Gambar 4.67. Jaringan keseluruhan alternatif 5....................................................115

Gambar 4.68 waktu pengiriman rute 1 ..................................................................133

Gambar 4.69 waktu pengiriman rute 2 ..................................................................133

Gambar 4.70 waktu pengiriman rute 3 ..................................................................134

Gambar 4.71 waktu pengiriman rute 4 ..................................................................134

Gambar 4.72 waktu pengiriman rute 5 ..................................................................135

Gambar 4.73 waktu pengiriman rute 6 ..................................................................135

Gambar 4.74 waktu pengiriman rute 7 ..................................................................136

Gambar 4.75 waktu pengiriman rute 8 ..................................................................136

Gambar 4.76 waktu pengiriman rute 9 ..................................................................137

Gambar 4.77 waktu pengiriman rute 10 ................................................................137

Gambar 4.78 waktu pengiriman rute 11 ................................................................138

Gambar 4.79 waktu pengiriman rute 12 ................................................................138

Gambar 4.80 waktu pengiriman rute 13 ................................................................139

18
Gambar 4.81 waktu pengiriman rute 14 ................................................................139

Gambar 4.82 waktu pengiriman rute 15 ................................................................139

Gambar 4.83 waktu pengiriman rute 16 ................................................................140

Gambar 4.84 waktu pengiriman rute 17 ................................................................140

Gambar 4.85 waktu pengiriman rute 1 ..................................................................141

Gambar 4.86 waktu pengiriman rute 2 ..................................................................141

Gambar 4.87 waktu pengiriman rute 2 ..................................................................142

Gambar 4.88 waktu pengiriman rute 4 ..................................................................142

Gambar 4.89 waktu pengiriman rute 5 ..................................................................143

Gambar 4.90 waktu pengiriman rute 6 ..................................................................143

Gambar 4.91 waktu pengiriman rute 7 ..................................................................144

Gambar 4.92 waktu pengiriman rute 8 ..................................................................144

Gambar 4.93 waktu pengiriman rute 9 ..................................................................145

Gambar 4.94 waktu pengiriman rute 10 ................................................................145

Gambar 4.95 waktu pengiriman rute 11 ................................................................146

Gambar 4.96 waktu pengiriman rute 12 ................................................................146

Gambar 4.96 waktu pengiriman rute 13 ................................................................147

Gambar 4.97 waktu pengiriman rute 14 ................................................................147

Gambar 4.98 waktu pengiriman rute 15 ................................................................148

Gambar 4.99 waktu pengiriman rute 16 ................................................................148

Gambar 4.101 waktu pengiriman rute 17...............................................................149

Gambar 4.102 waktu pengiriman rute 18...............................................................149

Gambar 4.103 waktu pengiriman rute 1 ................................................................149

19
Gambar 4.104 waktu pengiriman rute 2 ................................................................150

Gambar 4.105 waktu pengiriman rute 3 ................................................................150

Gambar 4.106 waktu pengiriman rute 4 ................................................................151

Gambar 4.107 waktu pengiriman rute 5 ................................................................151

Gambar 4.108 waktu pengiriman rute 6 ................................................................152

Gambar 4.109 waktu pengiriman rute 7 ................................................................152

Gambar 4.110 waktu pengiriman rute 8 ................................................................153

Gambar 4.111 waktu pengiriman rute 9 ................................................................153

Gambar 4.112 waktu pengiriman rute 10...............................................................154

Gambar 4.113 waktu pengiriman rute 11...............................................................154

Gambar 4.114 waktu pengiriman rute 12...............................................................155

Gambar 4.115 waktu pengiriman rute 13...............................................................155

Gambar 4.116 waktu pengiriman rute 14...............................................................155

Gambar 4.117 waktu pengiriman rute 15...............................................................156

Gambar 4.118 waktu pengiriman rute 16...............................................................156

Gambar 4.119 waktu pengiriman rute 17...............................................................157

Gambar 4.120 waktu pengiriman rute 1 ................................................................157

Gambar 4.121 waktu pengiriman rute 2 ................................................................158

Gambar 4.122 waktu pengiriman rute 3 ................................................................158

Gambar 4.123 waktu pengiriman rute 4 ................................................................159

Gambar 4.124 waktu pengiriman rute 5 ................................................................159

Gambar 4.125 waktu pengiriman rute 6 ................................................................160

Gambar 4.126 waktu pengiriman rute 7 ................................................................160

20
Gambar 4.127 waktu pengiriman rute 8 ................................................................161

Gambar 4.128 waktu pengiriman rute 9 ................................................................161

Gambar 4.129 waktu pengiriman rute 10...............................................................162

Gambar 4.130 waktu pengiriman rute 11...............................................................162

Gambar 4.131 waktu pengiriman rute 12...............................................................163

Gambar 4.132 waktu pengiriman rute 13...............................................................163

Gambar 4.133 waktu pengiriman rute 14...............................................................163

Gambar 4.134 waktu pengiriman rute 15...............................................................164

Gambar 4.135 waktu pengiriman rute 16...............................................................164

Gambar 4.136 waktu pengiriman rute 17...............................................................165

21
ABSTRAKSI

PT. Dua Kelinci mengalami kesulitan dalam mendistribusikan hasil


produksinya, menentukan komposisi dan jumlah Kacang yang akan kirim
kedistributor – distributor dengan pesanan yang melebihi kapasitas armada yang di
sediakan perusahaan. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya pengiriman yang
lama, biaya lebih banyak kekurangan armada angkut. Hal tersebut mengakibatkan
sistem distribuisi PT. Dua Kelinci ini tidak efisien dan efektif serta dalam
pendistribusian produk tersebut masih membutuhkan biaya yang sangat banyak,
untuk itu diperlukan suatu perbaikan. Sehingga diharapkan dengan adanya
perbaikan tersebut, ketersediaan armada dapat maksimalkan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu evaluasi mengenai
jumlah armada pengiriman, sehingga akan diperoleh keuntungan yang optimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan jumlah armada adalah
waktu kirim, permintaan distributor, jadwal kirim.Dengan langkah-langkah untuk
dilakukan pembagian pengiriman dengan rute yang terpendek, serta
pengelompokan armada untuk mendapatkan jadwal yang optimal untuk
menentukan jumlah armada yang akan digunakan.
Dari pengolahan data permintaan distributor di dapat bahwa pengriman yang
paling optimal adalah pengiriman dengan satu jalur pengiriman yaitu pengiriman
sebagai contoh pengiriman solo, pengiriman optimal dari pabrik ke distributor solo
dan kembali lagi ke pabrik. Untuk mengoptimalkan ketersediaan armada
perusahaan yaitu armada 3 buah, waktu kerja 6 hari seminggu, dengan
pengelompokan trip untuk rute pengiriman dapat mengoptimalkan armada
sebanyak minggu pertama dari 28 truk menjadi 17, minggu kedua dari 30 truk
menjadi 18 truk, minggu ketiga dari 29 truk menjadi 17 truk, minggu keempat dari
28 truk menjadi 17 truk, dapat di ketahui penggunaan armada perusahaan dapat
mengurangi penggunaan armada sebanyak 40 % selama satu bulan.
Kata kunci : Optimasi, efisiensi, Penjadwalan.

22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam aktivitas kehidupan, persediaan hampir selalu diperlukan, baik

dalam kegiatan pribadi, rumah tangga maupun kegiatan usaha. Yang

membedakan persediaan tersebut adalah jenis dan jumlah barang, karakteristik

kebutuhan barang dan intensitas pengelolaannya.

Persediaan dalam suatu unit usaha dapat dikategorikan sebagai modal

kerja yang berbentuk barang. Keberadaannya di satu sisi dianggap sebagai

pemborosan (waste) sehingga dapat dikatakan sebagai beban (liability) yang

harus dihilangkan, tetapi di sisi lain juga dianggap sebagai kekayaan (asset)

yang sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran pemenuhan permintaan.

Bila tidak ada persediaan maka permintaan tidak akan dapat terpenuhi dan hal

ini akan menimbulkan kerugian, baik yang berupa keuntungan yang tidak

dapat diterima, menganggurnya mesin dan peralatan (tangible cost), maupun

yang berupa citra yang tidak baik sehingga mengakibatkan berpindahnya

pelanggan ke pihak lain (intangible cost). Oleh sebab itu keberadaan

persediaan perlu dikelola dengan baik sehingga diperoleh kinerja yang optimal

(Bahagia, 2003).

Persaingan merupakan kondisi yang biasa dalam perusahaan karena dapat

memperkirakan apa dan kapan dapat memproduksi suatu barang. Apalagi

sekarang ini banyak pesaing yang merebak dan dengan keunggulan masing-

23
masing. Logistik merupakan salah satu bidang yang menentukan keunggulan

bersaing suatu perusahaan. Perusahaan tidak lagi bersaing dengan perusahaan

lainnya secara individu, tetapi persaingan terjadi pada tingkat rangkaian

logistik dari bahan baku sampai titik konsumen.

PT. Dua Kelinci adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam

bidang produksi makanan kecil khususnya dengan bahan baku kacang-

kacangan. Produk yang tersedia yaitu Dua Kelinci, Garlic Nut, Sangrai,

Shanghai DK, Hot Nut, Lofet, Sukro, Tic Tac, Morning, SITI. Dimana

semua produk diatas terbagi menjadi berbagai ukuran kemasan. Dalam

sistem produksinya PT. Dua Kelinci mengacu pada permintaan bulanan dari

distributor.

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, permasalahan yang terjadi adalah

PT. Dua Kelinci mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya

menentukan komposisi dan jumlah Kacang yang akan kirim kedistributor-

distributor dengan pesanan yang melebiihi kapasitas armada yang di sediakan

perusahaan. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya pengiriman yang lama,

biaya lebih banyak kekurangan armada angkut. Hal tersebut mengakibatkan

sistem distribuisi PT. Dua Kelinci ini tidak efisien dan efektif serta dalam

pendistribusian produk tersebut masih membutuhkan biaya yang sangat

banyak, untuk itu diperlukan suatu perbaikan. Sehingga diharapkan dengan

adanya perbaikan tersebut, ketersediaan armada dapat di kurangi untuk

optimasi biaya yang dikeluarkan..

24
Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah langkah-

langkah penentuan rute, pengelompokan rute, untuk mendapatkan solusi

optimal yaitu minimalkan total pengiriman, jadwal armada.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diperoleh

perumusan masalah sebagai berikut:

“Penentuan rute pengiriman barang dan pengalokasian armada di bagian distribusi


PT.Dua Kelinci Pati“

1.3 Batasan Masalah

Mengingat banyaknya dan luasnya permasalahan serta agar tujuan

pembahasan lebih terarah, maka dalam penelitian untuk Tugas Akhir ini

dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan pada distribusi wilayah jawa tengah..

2. Produk yang diteliti yaitu semua produk PT.Dua Kelinci.

3. Armada kirim Perusahaan

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dapat dicapai dari penelitian ini

adalah:

1. Medapatkan alternatif pengiriman yang optimal.

2. Penjadwalan armada pengiriman yang optimal.

25
1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi kepada perusahaan dalam melakukan evaluasi

untuk meningkatkan dan memperbaiki sistem transportation.

2. Semoga Model dari penelitian ini dapat diterapkan di perusahaan dan

dikembangkan sesuai dengan sistem nyata di perusahaan

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini dibagi dalam beberapa bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan manfaat yang diharapkan dapat

diperoleh dari penelitian ini, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi uraian singkat dari teori-teori yang

mendukung penelitian ini yang meliputi teori-teori tentang

efisien dan optimal, algoritma, transportasi, peramalan, distribusi

dan penjadwalan..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang objek penelitian, teknik pengumpulan

data, data yang dibutuhkan, identifikasi dan definisi masalah,

analisa sistem, perumusan algoritma, pengumpulan data

parameter, penerapan model dan analisa data, kesimpulan dan

kerangka pemecahan masalah.

26
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Pada bab ini berisi tentang data yang diperoleh dan pengolahan

data, perumusan model dan langkah-langkah pembuatan model,

penerapan model di perusahaan serta analisa dari data yang

dihasilkan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan yaitu pernyataan singkat hasil

penelitian dan saran yang ditujukan baik untuk objek penelitian

maupun untuk penelitian-penelitian di masa yang akan datang.

27
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Optimasi

2.1.1. Definisi Optimasi

Optimasi ialah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau

optimal (nilai efektif yang dapat dicapai). Dalam disiplin matematika

optimasi merujuk pada studi permasalahan yang mencoba mencari solusi

optimal, yaitu penyelesaian yang tidak melanggar batasan-batasan yang ada

yang paling mempunyai nilai tujuan terbesar atau terkecil, tergantung dari

fungsi tujuannya yaitu maksimal atau minimal (Lieberman and Hillier,

1989:37).

2.1.2. Definisi Nilai Optimal

Nilai optimal adalah nilai dari sebuah program linier dari sebuah fungsi

tujuan yang bersesuaian dengan solusi optimalnya (Philips, Don T,

1976:31).

2.2. Pengertian Efisiensi Kerja

2.2.1. Definisi Efisiensi Kerja

Kata efisien berarti tepat atau sesuai untuk menghasilkan atau

mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya,

sedangkan efisiensi berarti ketepatan cara (usaha kerja) dalam menjalankan

sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995:219).

28
Efisiensi merupakan perhitungan atau pengukuran output aktual

terhadap kapasitas efektifnya (Render, Barry, 2001:581).

2.2.2. Usaha Peningkatan Efisensi Kerja

Pengertian efektifitas dan efisiensi akan selalu berkaitan dengan

pengertian produktivitas. Menurut pengertian secara umum produktivitas

mempunyai pengertian sama dengan efisiensi dalam pengertian antara

output dengan input. Dengan perbandingan tersebut maka dapat diukur

peningkatan atau penurunan produktifitas dari suatu kegiatan.

Untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja perlu

diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja. Faktor-faktor

tersebut secara garis besar adalah:

1. Faktor manusia, yaitu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap usaha-

usaha yang dilakuakan manusia dalam menyelesaikan pekerjaan yang

menjadi tugas dan tanggung jawab.

2. Faktor teknis, faktor yang berhubungan dengan pemakaian dan

penerapan fasilitas kerja secara baik, penerapan metode kerja yang lebih

efektif, efisien dan paenggunaan bahan baku yang lebih ekonomis.

Peningkatan efisiensi kerja yang dipengaruhi oleh factor teknis,

khususnya tentang penerapan metode kerja yang efektif dan efisien sampai

saat ini telah banyak dipelajari. Melaui tindakan penelitian metode kerja

maka akan dapat diperoleh suatu metode kerja yang diharapkan lebih baik

dari metode yang telah ada.

Kenyataan menujujkkan bahwa metode atau cara kerja yang berbeda-

beda akan menujukkan hasil kerja yang berbeda-beda pula, sehingga akan

dicari satu yang cara atau metode kerja yang lebihbaik dari yang lain.

29
Tolok ukur yang lazim digunakan adalah unsur pikiran, tenga, waktu,

ruang (jarak), dan benda (biaya). Suatu pekerjaan yang telah dilakukan

dapat dikatakan efisien apabila output yang dihasilkan mengalami

peningkatan dengan jumlah input yang konstan, atau bisa juga dengan otput

yang konstan tetapi input atau pengorbanan yang berkurang. Cara yang

sederhana untuk menyatakan peningkatan efisiensi adalah dengan melihat

adanya penghematan lima unsur dari kegiatan sekarang dibandingkan

dengan kegiatan sebelumnya tanpa mengurangi hasil capai.

2.2.3. Penghematan Jarak Tempuh

Penghematan jarak Tempuh merupakan salah satu dari cara kerja

yang efisien, yaitu terpendek mengenai ruang untuk bergerak. Sedangkan

besarnya jarak yang dapat dipersingkat dapat dihitung:

2.3. Angkutan

Pemindahan barang dari pabrik ketempat pelanggan hanya merupakan

bagian dari kebutuhan pengangkuan keseluruhan industri. Tanpa

memperhatikan besar kecilnya perusahaan, jenis produksi atau jasa yang di

sajikan, luas pemasaran nya atau efisiensi produksi dan admisnistrasinya,

“mobilitas” dibutuhkan baik bagi personlia maupun bagi bahan sejak

terjadinya kontak pertama dengan pelanggan sampai ketitik kepuasan terahir

di pihak pelanggan.

Inilah tanggung jawab “jasa angkutan” suatu fungsi yang yang isinya

tugas pelayanan baik kepada produk maupun personalia untuk menjamin

30
“bahwa barang yang tepat berada di tempat yang tepat pada saat yang cepat”

ini jalan satu satunya untuk mencapai keberhasilan penjualan dan kepuasan

pelanggan serta merupakan pertanda bagi suatu usahayang menguntungkan.

Sebelum industri membutuhkan jaringan distriusi yang lebih terorganisasi

untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meluas dan untuk

mengkoordinasi produksi antara pabrik-pabrik yang terpisah bermil-mil satu

dengan yang lain, fungsi transpor merupakan opersi sederhana saja, Tugasnya

ialah:

1. menyediakan kendaraan untuk mengangkut produk ketempat pelanggan.

2. Merawat dan memperbaiki semua kendala milik perusahaan

3. Memberikan nasihat mengenai kebijakan pengantian kendaraan

4. Memberikan nasihat mengenai kebijakan pembelian kendaraan

5. Mengendalikan sediaan bahan baker

6. Menyediakan jasa pengemudi.

(Woodword.F.H: 2-3).

2.3.1. Efektifitas Biaya dan Menejemen Kendaraan

Untuk menjamin efektifitas biaya dari suatu operasi jasa angkutan

salah satu cita-cita menejemen adalah mencapai laba maksimal dari

harta modal yang dipakai.harga utama yang menghasilakan pendapatan

adalah kendaraan, dan salah satunya agar efektif biayanya ilalah dengan

mengoperasikan kendaraan yang berukuran maksimum, yang dapat

mengangkut barang secara maksimum pada kecepatan tinggi yang sah

dengan pemakaian 24 jam sehari selam 7 hari selama seminggu ini akan

meruapakan”utopia angkutan”, akan tetapi didalam nya tergantung

31
kebenaran dasar, kendaraan seharusnya sudah dalam keadaan jalan dan

mengukur muatan untuk diantarkan kepada pelanggan, jika mereka

hendak menghasilkan pandapatan.

Pada waktu-waktu lain kendaraan merupakan biaya langsung bagi

operator. Penggunaan sebanyaknya dari gugus angkutan harus dicapai

untuk mengembalikan biaya tetap merupakan sasaran utama kendaraan,

dengan mengangkut muatan sebanyak mungkin.

Biaya tetap dapat mengakun lebih separo dari seluruh biaya opersi

satu kendaraan selalu keliatan bahwa semakin banyak penggunaan

makin murah biaya setiap mil. Hal ini juga dapat diterapkan bagi setiap

jenis operasi, apakah kendaraannya truk berbobot kotor 30 ton atau

hanya mobil kecil yang menyediakan jasa sopir perkunya.

(Woodword.F.H: 51).

2.3.2. Pengunaan Kendaraan Secara Efisien

Tujuan penentuan standar operasi kendaraan ialah memperoleh

pengunaan yang efisien dari armada kendaraan. Ini merupakan kunci

bagi suatu operasi dengan biaya minimum terdapat 4 bidang yang

dimana metode-metode kerja dapat digunakan untuk dijadikan dasar

perbandingan demi rencana prestasi nyata. Bidang-bidang tersebut

ialah: (Woodword.F.H: 105).

a. Persiapan kendaraan

b. Pengaturan barang muatan dalam kendaraan

c. Waktu kendaraan beroperasi

d. Penyerahan barang

32
2.3.3. Pemuatan Barang dalam Kendaraan

Suatu cara untuk mencapai produktifitas lebih tinggi dari suatu

armada kendaraan adalah dengan mengusahakan waktu muat dan

bongkar seminimal mungkin demgan menyiapkan barang muatan baru

ada pada kendaraan, waktu mangkal kendaraan dapat diperpendek.

Penggunaan derek (alat pengangkat), peti kemas dan mobil gandengan,

semuanya merupakan cara pramuat dan bongkar kendaraan, sementara

itu kendaraan bermesin yang sebenarnya keluar, berjalan dengan muatan

lain.

Penyelidikan telaah kerja mengenai ukuran palet yang tepat, betuk

kemasan, kesatuan muatan dalam kotak atau peti kemas, pemuat secara

serentak dibelakang dan disamping, pemuatan secara bertingkat,

kesemuanya harus dilihat sebagai metode pengurangan biaya di seksi

yang kusus ini dari fungsi jasa angkutan. (Woodword.F.H: 104).

2.3.4. Memakai Perusahaan Pengangkutan Profesiaonal

Sama seperti kontrak sewa, persewaan, membeli atau sewa beli suatau

perusahaan dapat pula memutuskan mengontrak seluruh pelaksanaan

operasi angkutan dari perusahaan professional. Menurut rencana ini

kendaraan disediakan untuk mengangkut produk perusahaan, untuk

mengurus pengangkutan antar pabrik dan untuk memberikan jasa

angkutan yang lengkap. Perusahaan angkutan akan menyediakan

semua pengemudi, kendaraan, bahan baker dan mengatur akan alat-alat

Bantu pemuatan pada kendaraan-kendaraan dalam beberapa kali ia

33
dapat mengadakan jasa administrasi angkutan untuk mengendalikan

seluh operasi. Perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jenis jasa ini

akan membayar biaya berdasarkan kontrak yang di mufakati: manfaat

dari pada pengaturan seperti itu adalah: (Woodword.F.H: 149).

1. Perusahaan tidak terganggu oleh masalah-masalah operasi

kendaraan

2. Tidak bertanggung jawap secara hokum atas kendaraan

3. Dapat melakukan operasi sehari 24 jam semingu 7 hari

4. Tidak mempunyai masalah dalam penerimaan pengemudi,

pengemudi sakit atau pengemdi cuti

5. Tidak perlu organisasi bengkel atau service

6. Semua ongkos diketahui dan segera dapat menerima maslahat

perpajakan

7. Tercapai pengurangan jumlah tenaga kerja tak langsung dan

pengeluaran umum

2.3.5. Batas Kecepatan

Kecepatan maksimal untuk kendaraan kelas ini biasanya 50 mil

perjam, kecuali: (Woodword.F.H: 191).

1. Jalan kecepatan tinggi, dimana kecepatan dibolehkan sampai 70

mil per jam

2. Pada jalan lain dimana kecepatan dibatasi sampai di bawah 50 mil

per jam.

34
2.4. Metode Transportasi

Dalam arti sederhana, model transportasi berusaha menentukan sebuah

rencana transportasi sebuah barang dari sejumlah sumber kesejumlah tujuan.

Data dari model ini (Taha 1996:203) yaitu:

A. Tingkat penawaran disetiap sumber dan sejumlah permintaan disetiap

tujuan.

B. Biaya transportasi per unit dari setiap sumber kesetiap tujuan.

Tujuan dari model ini menentukan jumlah yang harus dikirim tiap

sumber ketiap tujuan sedemikian rupa hingga total biaya tranportasi

diminimumkan. Adapun beberapa ciri khusus persoalan transportasi ini

(Taha 1996) yaitu:Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.

1. Kuntititas komonditas yang didistribusikan dari setiap sumber dan

yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.

2. Komoditas yang dikirim atau yang diangkut dari suatu sumber kesuatu

tujuan besarnya sesuai dengan permintaan dan sumber.

3. Biaya transportasi komoditas dari suatu sumber kesuatu tujuan,

besarnya tertentu

Secara diagmatrik, Model transportasi secara sederhana pengertianya

menurut diagram pada gambar adalah menyangkut sejumlah produk atau

barang dari suatu sumber ketujuan tertentu, dengan biaya tertentu serta

tergantung jarak tempuh dari sumber ketujuannya.

Gambar 2.1 memperlihatkan sebuah model transportasi dari sebuah

jaringan dengan M sumber dan N tujuan. Sebuah sumber atau sebuah

tujuan diwakili dengan sebuah node. Busur yang menghubungkan sebuah

sumber dan sebuah tujuan mewakili rute pengiriman barang tersebut.

35
Jumlah penawaran sumber I ketujuan j: maka model LP yang mewakili

masalah transportasi ini diketahui secara umum sebagai berikut:

Sumber . Tujuan

a1 b1
1 1

a2 2 2 b2

m n
am b3

Gambar 2.1. Model linear Programing Masalah Transportasi

Keterangan :

a. Masing-masing sumber mempunyai kapasitas, i = 1,2,3,….n

b. Masing-masing tujuan membutuhkan suatu komoditi sebanyak

bj.J =1,2,3,….n

c. Jumlah satuan yang dikirim dari sumber I ketujuan j adalah sebanyak

Xij

d. Ongkos pengiriman per unit dari sumber i ketujuan j adalah Cij

dengan demikian formulasi program linear dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Minimum Z = Cij Xij

Dengan batasan = Xij < a1, i = 1,2,3,…..,n ...………………..…( 2.1)

Dengan

36
Xij > 0 untuk semua I dan j

Cij = Biaya pengangkutan barang dari sumber i ketujuan j

a = Kapasitas masing-masing sumber

b = Komoditi yang dibutuhkan masing-masing tujuan

Disini total komoditi yang dibutuhkan sama dengan kapasitas masing-

masing sumber :

Xij = ai = bj

2.5. Definisi Algoritma

“Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah

yang disusun secara sistematis dan logis”.

Kata Logis merupakan kata kunci dalam Algoritma. Langkah-langkah

dalam Algoritma harus logis dan harus dapat ditentukan bernilai salah atau

benar.

Ditinjau dari asal usul katanya kata Algoritma sendiri mempunyai

sejarah yang aneh. Orang hanya menemukan kata Algorism yang berarti

proses menghitung dengan angka arab. Anda dikatakan Algorist jika anda

menghitung menggunakan Angka Arab. Para ahli bahasa berusaha

menemukan asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya

para ahli sejarah matematika menemukan asal kata tersebut yang berasal

dari nama penulis buku arab yang terkenal yaitu Abu Ja’far Muhammad

Ibnu Musa Al-Khuwarizmi. Al-Khuwarizmi dibaca orang barat menjadi

Algorism. Al-Khuwarizmi menulis buku yang berjudul Kitab Al Jabar Wal-

Muqabala yang artinya “Buku pemugaran dan pengurangan” (The book of

37
restoration and reduction). Dari judul buku itu kita juga memperoleh akar

kata “Aljabar” (Algebra). Perubahan kata dari Algorism menjadi Algorithm

muncul karena kata Algorism sering dikelirukan dengan Arithmetic,

sehingga akhiran –sm berubah menjadi –thm. Karena perhitungan dengan

angka Arab sudah menjadi hal yang biasa. Maka lambat laun kata Algorithm

berangsur-angsur dipakai sebagai metode perhitungan (komputasi) secara

umum, sehingga kehilangan makna kata aslinya. Dalam Bahasa Indonesia,

kata Algorithm diserap menjadi Algoritma.

(http.algoritm -IlmuKomputer. @ yahoo.Com:00:35-01:57)

1. Algoritma Merupakan Jantung Ilmu Informatika

Algoritma adalah jantung ilmu komputer atau informatika.

Banyak cabang ilmu computer yang diacu dalam terminologi

algoritma. Namun, jangan beranggapan algoritma selalu identik

dengan ilmu komputer saja. Dalam kehidupan sehari-haripun banyak

terdapat proses yang dinyatakan dalam suatu algoritma. Cara-cara

membuat kue atau masakan yang dinyatakan dalam suatu resep juga

dapat disebut sebagai algoritma. Pada setiap resep selalu ada urutan

langkah-lankah membuat masakan. Bila langkah-langkahnya tidak

logis, tidak dapat dihasilkan masakan yang diinginkan. Ibu-ibu yang

mencoba suatu resep masakan akan membaca satu per satu langkah-

langkah pembuatannya lalu ia mengerjakan proses sesuai yang ia

baca. Secara umum, pihak (benda) yang mengerjakan proses disebut

pemroses (processor). Pemroses tersebut dapat berupa manusia,

komputer, robot atau alatalat elektronik lainnya. Pemroses melakukan

suatu proses dengan melaksanakan atau “mengeksekusi” algoritma

38
yang menjabarkan proses tersebut.

Melaksanakan Algoritma berarti mengerjakan langkah-langkah di

dalam Algoritma tersebut. Pemroses mengerjakan proses sesuai

dengan algoritma yang diberikan kepadanya. Juru masak membuat

kue berdasarkan resep yang diberikan kepadanya, pianis memainkan

lagu berdasarkan papan not balok. Karena itu suatu Algoritma harus

dinyatakan dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemroses. Jadi

suatu pemroses harus :

1. Mengerti setiap langkah dalam Algoritma

2. Mengerjakan operasi yang bersesuaian dengan langkah tersebut.

2. Langkah Pengolahan

Untuk membatasi pengolahan data algoritma ini ada ketentuan


yang harus dilakukan yaitu:
1. Lakukan perhitungan jumlah armada yang akan digunakan

menyuplai ke distributor.

Σn
A =
a

A = Jumlah armada

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada Armada

2. Lakukan pembagian armada tiap distribusi, tiap distribusi dapat

dikirim dengan armada berapa sesuai permintaan yang ada.

Σn
K =
a

39
K = Jumlah armada kirim

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada Armada

3. Kurangkan permintaa distribusi dengan kapasitas armada, untuk

mengetahui jumlah apakah pengiriman dapat sekali atau berulang,

atau utuk menari sisa angkut.

S = n -a

S = Sisa pengiriman
n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada Armada

4. Jadwalkan pengiriman armada dengan sisa permintaan yang di

ketahui.

a. Pilih permintaan yang sedikit ntuk acuan pemilihan alternative

pertama.

b. Pilih jarak antar distribusi yang paling dekat sebagai acuan

kedua utuk pengiriman

c. Pilih jarak kembali yang paling pendek untuk penghematan

biaya kirim.

5. Gambarkan jalur keseluruhan untuk megetahui rute yang terjadi

6. Hitung biaya pengiriman yang terjadi.

Biaya total mencakup biaya kirim truk isi ditambah biaya

produk yang dibawa ditambah truk kosong buat pulang.

Btot = Bi + Bp + Bk

Bi = Biaya truk isi

Bp = Biaya produk kirim

Bk = Biaya truk kosong

40
2.6. Perencanaan Pelaksanaan Proyek

Umumnya suatu proyek dapat dikatakan sebagai suatu rangkaian

kegiatan-kegiatan yang mempunyai saat awal dilaksanakan serta diselesaikan

dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan suatu

proyek ialah penyelesaian akhir dari proyek, baik ditinjau dari sudut logika

maupun dari sudut waktu. Perencanaan proyek, bagaimanapun tentu

ditekankan pada perencanaan kegiatan guna mencapai tujuan akhir, sehingga

perencanaan proyek harus mempunyai gambaran dari kegiatan-kegiatan

sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan secara operasional (Siagian P,

1987:287).

Tahap perencanaan ini merupakan tahap yang sangat penting dan

menentukan. Pada tahap ini diidentifikasikan berbagai kegiatan yang perlu

dilakukan, lama waktu masing-masing kegiatan dan biaya. Langkah-langkah

yang harus ditempuh dalam menyusun rencana penyelesaian proyek adalah

sebagai berikut :

a. Merancang pelaksanaan proyek ialah membaginya kedalam berbagai

kegiatan. Kegiatan-kegiatan perlu diidentifikasikan dan hubungan antara

kegiatan tersebut harus jelas.

b. Menentukan skedul / jadwal kegiatan dalam proyek.

Dalam hal ini biasanya dipergunakan teknik/cara seperti bagan

GANTT (GANTT Chart) atau diperluas dengan menggunakan analisa

jaringan. Tujuan utama penggunaan teknik-teknik tersebut adalah untuk

membantu pihak perencanaan agar lebih mudah memperkirakan kapan suatu

41
proyek akan selesai. Kalau harus dipercepat, kegiatan-kegiatan mana yang

perlu dipercepat, berapa tambahan biayanya dan lain sebagainya.

1. Bagan GANTT

Bagan ini menjadi titik tolak dipergunakannya teknik analisa

jaringan, seperti PERT dan CPM (Crtitical Path Method). Peta ini pada

dasarnya merupakan suatu peta yang menggambarkan pekerjaan yang

harus dilaksanakan, tetapi yang lebih penting lagi adalah bagan itu juga

menunjukkan saling hubungan yang terdapat antara semua tahap atau

tingkat pekerjaan ini.

Tugas X
1 2

3 4 5 Tugas T

6 7
Tugas Z
Waktu, minggu
Gambar 2.2 Bagan GANTT

Salah satu keunggulan bagan ini adalah kesederhanaan dan

mudah ditafsirkannya. Dengan demikian untuk pekerjaan-pekerjaan yang

sederhana, penggunaan bagan GANTT ini nampaknya sesuai.

2. PERT (Project Evaluation and Review Technique)

PERT ini merupakan perbaikan dari bagan Gantt sehingga bisa

mengatasi kelemahan bagan tersebut. PERT merupakan suatu cara untuk

merencanakan penyelesaian pekerjaan tersebut. Dengan kata lain, PERT

membantu kita dalam menskedul penyelesaian pekerjaan.

42
Dalam PERT kejadian biasa diberi simbol lingkaran dan aktivitas

dilukiskan sebagai tanda anak panah yang menghubungkan kedua

lingkaran tersebut. Event satu bisa diartikan sebagai pekerjaan dimulai,

event kedua diartikan sebagai pekerjaan selesai. Tanda anak panah

menunjukkan pekerjaan untuk melakukan pekerjaan tersebut,

1 2

Gambar 2.3 Dua Event yang dihubungkan Oleh Satu Kegiatan

3. CPM (Critical Path Method)

CPM dan PERT keduanya sama-sama memakai teknik penyajian secara

grafis dengan memakai diagram anak panah, lingkaran serta kaidah-

kaidah dasar logika ketergantungan dalam menyusun urutan kegiatan.

Perbedaan yang substasional terletak dalam memperkirakan kurun waktu

kegiatan. PERT mamakai tiga angka estimasi bagi setiap kegiatan yaitu

optimistik, pesimistik, dan paling mungkin. Dengan memberikan rentang

waktu ini, metode PERT bermaksud menampung adanya unsur-unsur

yang belum pasti, kemudian menganalisis kemungkinan-kemungkinan

sejauh mana proyek menyimpang atau memenuhi sasaran jadwal

penyelesaian. Sebaliknya, CPM menggunakan satu angka estimasi dan

dalam praktek lebih banyak dipergunakan oleh kalangan industri atau

proyek-proyek engineering konstruksi

4. Dasar-Dasar CPM

Analisa jalur kritis atau critical path method adalah merupakan suatu

metode analisa yang mampu memberikan informasi kepada manager

43
untuk dapat melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan

produksi atau proyek yang akan dilaksanakan. Dalam metode analisa

jalur kritis ini kita berusaha untuk menggambarkan jalur-jalur jaringan

aliran kegiatan dalam bentuk suatu diagram yang sering disebut diagram

network

Network Diagram adalah visualisasi proyek berdasarkan network

planning berupa jaringan kerja terdiri dari simbol kegiatan, simbol

peristiwa, dan (bila diperlukan) simbol hubungan antar peristiwa

(dummy). Network Diagram menyatakan logika ketergantungan antar

kegiatan yang ada dalam proyek yang bersangkutan dan menyatakan

urut-urutan peristiwa yang terjadi selama penyelenggaraan proyek.

Prasyarat yang harus dipenuhi agar network diagram sautu proyek bisa

dibuat ada dua hal yaitu :

a. Menginventariskan kegiatan-kegiatan yang ada dalam proyek yang

bersangkutan atau menguraikan proyek yang bersangkutan menjadi

kegiatan-kegiatan.

b. Menentukan atau mengidentifikasikan pasangan-pasangan kegiatan

yang mempunyai hubungan seri lengsung diantara kegiatan-kegiatan

yang telah diinventariskan tersebut

Sedangkan didalam menyusun network diagram serta pelaksanaan

analisa jalur kritis itu maka kita harus melakukan beberapa langkah

yaitu :

44
1. Kita harus mengetahui dan dapat menginventarisasi kegiatan-

kegiatan yang ada dalam proyek.

2. Kemudian kita harus dapat mengetahui urutan kegiatan dalam

proyek tersebut.

3. Langkah ketiga adalah mencari ada tidaknya kegiatan semu.

Kegiatan semu adalah adalah suatu kegiatan yang memakan waktu

yang relatif sangat pendek dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan

yang lain, akan tetapi kegiatan semu tersebut meski waktunya sangat

pendek sangat menentukan atas dapat/boleh tidaknya kegiatan

berikutnya itu dilakukan.

4. Memperhitungkan waktu yang dipergunakan oleh masing-masing

kegiatan didalam proyek yang telah digambarkan didalam network

tadi.

5. Apabila semua langkah itu telah digunakan maka langkah

berikutnya dapatlah diperhitungkan dan ditentukan jalur kritisnya

serta waktu kritis yang ada.

5. Simbol-Simbol yang digunakan

Simbol anak panah meyatakan sebuah kegiatan, panjang pendeknya

garis tidak skala waktu yang diperlukan oleh perusahaan.

Simbol lingkaran menunjukan suatu kegiatan (event), baik kejadian

atas berakhirnya suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya

kejadian yang lain, yang menyebabkan suatu kejadian baik saat

dimulai atau saat diakhiri suatu kegiatan.

45
Simbol anak panah terputus-putus yang menunjukan kegiatan semu

(dummy activity) panjang pendeknya garis tidak menunjukkan

lamanya kegiatan.

Dalam pelaksanaannya, simbol-simbol ini digunakan dengan

mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :

a. Diantara dua event yang sama, hanya boleh digambarkan satu

anak panah.

b. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan

nomor event.

c. Aktivitas harus mengalir dari event bernomor rendah ke event

bernomor tinggi.

d. Diagram hanya memiliki sebuah initial event dan sebuah

terminal event.

Adapun logika ketergantungan kegiatan-kegiatan itu dinyatakan

sebagai berikut :

1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B

dapat dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut :

1 A 2 B 3
Gambar 2.4 Hubungan Antara Kegiatan A dan B

2. Jika kegiatan C, D dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat

dimulai maka :

46
1 C

D F
2 4 5

3
E

Gambar 2.5 Hubungan Antara Kegiatan C, D E dan F


3. Jika kegiatan G dan H harus selesai sebelum kegiatan I dan J,

maka :

2 5
G I

H J
3 6
Gambar 2.6 Hubungan Antara Kegiatan G, H, I dan J.

4. Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat

dimulai, tetapi kegiatan N sudah boleh dimulai bila kegiatan L

sudah selesai, maka :

K M
2 5 7

3 4 8
L N

Gambar 2.7 Hubungan Antara Kegiatan K, L, M dan N.

5. Jika kegiatan P, Q dan R mulai dan selesai pada lingkaran

kejadian yang sama, maka dapat digambarkann sebagai berikut :

47
32 32 P
P
Q Q
31 34 Atau 31 34

R R
33 33
Gambar 2.8 Hubungan Antara Kegiatan P, Q dan R

(Dimyati T, 1999:140)

2 5
0
7 8
6
3
0

1
0

7
1
4

3 6
4
2
8
4 8

Gambar 2.9 Time Chart Proyek

Angka-angka yang dilingkari pada time chart atau peta waktu

menyatakan nomor node, sedangkan angka-angka diatas garis putus-

putus menyatakan duration dari masing-masing aktivitas yang tidak

kritis.

Peranan total float dan free float dalam penjadwalan aktivitas-

aktivitas yang tidak kritis mengikuti dua aturan umum sebagai

berikut :

a. Jika total float sama dengan free float, maka aktivitas

dimulainya aktivitas yang tidak kritis dapat dijadwalkan dimana

saja, diantara ES dan LF-nya masing-masing.

48
b. Jika free float lebih kecil dari total float, maka saat dimulainya

aktivitas yang tidak kritis ini dapat diundur relatif terhadap saat

tercepat dimulainya aktivitas tersebut. Lamanya pengunduran

waktu ini tidak boleh lebih dari besarnya free float sehingga

penjadwalan dari aktivitas-aktivitas yang berikutnya tidak

tergganggu.(Dimyati T, 1999:145)

2.7. Perencanaan Rute

Suatu telaah yang dikerjakan oleh national computingcentre.

Memperkirakan bahwa sebenarnya bahwa hamper Rp 30 milyar dapat dihemat

dalam tahun 1966 sebagai hasil pengunaan kendaraan, melalui metode

penjadwalan kendaraan yang lebuih baik apakah pernyataan ini tepat atau

tidak, yang benar adalah bahwa penjadwalan yang efisien dan penyusunan

rute yang baik dapat menghemat waktu pengantaran bagi kendaraan, dan

hasilnya jumlah biaya operasi dapat berkurang

2.8.1. Trayek Barang

Trayek barang adalah waktu yang dibutuhkan oleh truk untuk

mengisi produk ke truk melakukan pengiriman sampai truk kembali

lagi ke pabrik untuk siap melakukan pengiriman kembali.

Waktu kirim dalam pengiriman sampai truk kembali ke pabrik

merupakan satu rute yang dapat di hitung dengan waktu sehingga dari

waktu pengiriman samapi kembali dapat dilakukan pengelompokan

waktu. Dengan pengelompokan waktu dapat mengatur kebutuhan truk

sehingga kebutuhan truk daapt diketahui.

49
Untuk melakukan pengelompokan waktu dalam pengiriman

produk kebijakan yang diambil untuk melakukan engelompokan

adalah:

1. Pegelompokan waktu kirim berdasarkan total pengiriman yang di

hitung dari pabrik kirim kembali dan siap untuk di isi

2. Batas Waktu Pengiriman (Wp)

Waktu yang dibutuhkan dalam pengiriman dari mulai waktu isi

produk kedalam truk pengiriman dan kembali ke pabrik untuk di

isi kembali.

3. Batas Waktu Pengisian Barang (Wb)

Waktu yang dibutuhkan dalam pengisian barang ke dalam truk

di perusahaan yang digunakan untuk membatasi waktu pengisian

di perusahaan.

4. Kebutuhan waktu baku dalam pendistribusian barang (Wd)

Waktu yang digunakan dari truk masuk siap di isi berangkat

sampai kembali dan siap di isi untuk melanjudkan pengirimman.

5. Waktu Pendistribusian Barang (Jam)

Waktu kirim dapat diketahui dari:

Rata-rata Kecepatan truk isi = X km/jam

Rata-rata Kecepatan truk kosong = Y km/jam

Misal:

Jarak kirim = Z km

Rata-rata Kecepatan truk isi = X km/jam

50
Waktu truk isi (W isi)= Jarak
Kecepatan.............................................(2.1)

= Z
X
Rata-rata Kecepatan truk kosong = 60 km/jam

Waktu truk kosong (W kosong) = Jarak


Kecepatan........................ (2.2)

= Z
Y
6. Ketersediaan waktu pengiriman dari perusahaan

Waktu yang di sediakan oleh perusahan untuk melakukan

pengiriman yang disediakan satu hari 24 jam, selama 6 hari kerja

dan 3 armada

W k = 24 x 6 x 3

7. Kebutuhan waktu trayek barang ke distribusi

Waktu yang digunakan dari truk siap untuk diisi melakukan

pengiriman bongkar produk kembali ke pabrik dan siap di isi

kembali di pabrik.

Wt = Wd + Wisi + Wkosong

2.8.2. Pemilihan Truk Distribusi

Dalam melakukan pengiriman barang ada kendala teknis meski

semua sudah di perhitungkan, untuk mengurangi resiko terhentinya

distribusi barang pemilihan armada yang tepat untuk distri busi ke

wilayah – wilayah yang berbeda rute dan kendala yang ada.

Pengunaan truk pengiriman tiap wilayah menunjukan wilayah –

51
wilayah dapat dikirim dengan truk dengan kemampuan yang sesuai

dengan medan yang ada di wilayah yang akan di tuju.

1 Kondisi truk dari perusahaan:

Kemampuan untuk melakukan pengiriman ke wilayah-

wilayah yang dituju untuk mengurangi resiko terjadinya kendala

yang tidak diinginkan.

Tabel 2.1 Kondisi Truk

Truk kondisi kendala


1 Baik - Semua medan dapat dilalui
2 Cukup baik - Pengiriman butuh istirahat
3 Tidak baik - Pengiriman dekat

2 Pemilihan truk ke setiap wilayah.

Tabel 2.2 Kondisi Lapangan Wilayah Distribusi


Keadaan
No Wilayah Truk
Jarak Jalan
1 x 30 - Lurus, Dekat 1
2 y 135 - Lurus, Dekat 2

Kemungkinan dalam melakukan pengiriman banyak kendala

dari pengiriman pada kondisi lapangan wilayah distribusi dapat di

lihat wilayah mana dengan kondisi truk yang sesuai.

2.8. Penjadwalan

Akhir dari suatu rencana jaringan kerja adalah pembuatan satu jadwal.

Jadwal ini berupa time chart yang dituangkan menjadi satu kalender yang

sangat dibutuhkan oleh para pelaksana.

Pada saat pembuatan peta waktu ini, kita akan memanfaatkan total float

aktivitas-aktivitas yang tidak kritis untuk digunakan dalam pengaturan sumber

yang diperlukan.

52
1. pengiriman sesuai rute yang telah tersedia didalam tabel hasil

pengelompokan sehingga pengiriman tidak melebihi kapasitas dalam

mengirim

2. penjadwalan hanya dilakukan dengan truk dari pabrik

3. pemakaian truk sesuai dengan kondisi wilayah distributor yang dipilih

sehingga pengunaan truk disesuaikan dengan kondisi truk yang

disediakan.

2.8.1. Penjadwalan Kriteria Proses

Teknik penjadwalan yang benar tergantung pada volume

pesanan, cirri operasi, dan keseluruhan kompleksitas pekerjaan,

sekaligus pentingnya tempat pada masing-masing dari empat criteria:

a. Meminimalkan waktu penyelesaian, ini dinilai dengan mnentuan

rata-rata waktu penyelesaian.

b. Memaksimalkan utilitas, ini dinilai dengan menentukan presentase

waktu fasilitas itu digunakan.

c. Meminimalkan persediaan barang dalam proses. Ini dinilai dengan

menentukan rata-rata jumlah pekerjaan dalam system. Hubungan

antara jumlah pekerjaan dalam system dan persediaan barang

dalam prases adalah tinggi. Dengan demikian semakin kecil maka

jumlah pekerjaan yang ada didalam system, maka akan semakin

kecil persediaan.

d. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan. Ini dinilai dengan

menentukan rata-rata jumlah keterlambatan.

53
Kriteria ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja penjadwalan.

Sebagai tanbahan pendekatan penjadwalan yang baik haruslah

sederhana, jelas, dimengerti mudah dilaksanakan, fleksibel, mudah dan

realistic.(Barry: 467).

2.8.2. Pembebanan Pekerjaan Dipusat Pekerjaan

Pembebanan berarti penugasan pekerjaan untuk dilaksanakan atau

pusat pengolahan/pusat pemprosesan. Menejer operasi menugaskan

pekerjaan untuk dilaksanakan sehingga biaya, waktu

menganggur/waktu penyelesaian harus dijaga/tetap minimum. Pusat

pembebanan pekerjaan terbagi menjadi dua bentuk. Satu

diureantasikan terhadap kapasitas, yang kedua dikaitakan kepada

penugasan untuk membebankan tugas tertentu ke pusat pekerjaan. kita

menyajikan dua pendekatan untuk membebankan yaitu diagram

GANTT dan dan metode penugasan linier.

Diagram GANTT merupakan alat bantu visual yang sangat berguna

didalam pembebanan dan penjadwalan nama diagaram ini diambilkan

dari Henry Gantt yang membuat diagram ini pada tahun 1800.

diagaram ini membantu melukiskan pengunaan sumberdaya seperti

pekerjaan jam lembur.

Pada saat digunakan digunakan dalam pembebanan, diagram gantt

menunjukan waktu pembebanan dan waktu menganggur dari beberapa

departemen seperti, mesin-mesin atau fasilitas. Diagam ini menapilkan

beban kerja relative didalam sistim sehingga para menejer bias tau

penyesuaian seperti yang tepat. (Barry: 469)

54
2.9. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan beberapa tinjauan

pustaka, antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Prayogo,D.N, (TI 2005). Yang

menggunakan Optimasi Sistem Inventori Dalam Two Echelon

Menggunakan Spreadsheet Modeling. Penggunaan program spreadsheet

dalam praktik di dunia bisnis dan industri. Hal ini disebabkan para

praktisi dengan cukup mudah dapat berkreasi dengan bebas dalam

menciptakan formulasi-formulasi sesuai dengan kebutuhan. Penyelesaian

problem riil yang terjadi di berbagai bidang seperti sistem produksi,

inventori, logistik, keuangan dan banyak lagi dapat dengan mudah dapat

diperoleh dengan program spreadsheet. Demikian pula dalam kalangan

akademis, penggunaan spreadsheet untuk memperoleh solusi optimal

dari suatu masalah telah mulai dikembangkan terutama dalam bidang

Management Science (Ragsdale, 2004). Model sistem inventori dalam

two echelon yang melibatkan multi supplier, distribution center (DC)

dan multi retailer ini sangat bermanfaat untuk melakukan perencanaan

dan pengendalian persediaan multi produk yang didistribusikan sesuai

dengan pola permintaan masing-masing jenis produk dari tiap retailer.

Untuk mendapatkan solusi optimal pengendalian persediaan produk

menggunakan spreadsheet modeling, dan menghasilkan Model optimasi

sistem inventori dalam two echelon.

55
2. Penelitian yang dilakukan oleh Cahyono,T.N, (TI 2007). Yang berjudul

Penentuan komposisi produk optimal dalam armada distribusi PT. Coca

Cola distribusi Kudus PT. Coca-Cola Distributor KUDUS adalah

Distributor coca-cola cabang kudus merupakan salah satu perusahaan

yang bergerak dalam bidang pendistribusian soft drink yaitu coca-cola,

fanta, sprite dalam bentuk kaleng maupun botol. Dalam memenuhi

kebutuhan tersebut, permasalahan yang terjadi adalah Distributor coca-

cola cabang kudus mengalami kesulitan dalam menentukan komposisi

dan jumlah soft drink apa yang akan dibawa agar dapat mengoptimalkan

suatu pengangkutan dalam memenuhi kebutuhan retailer. Hal tersebut

dapat terlihat dengan adanya jenis pengangkut yang pulang kedistributor

masih membawa jenis soft drink yang utuh dan kembali lagi untuk

mengantarkan pesanan jenis soft drink lain yang masih kurang untuk

pesanan retailer. Untuk itu diperlukan suatu perbaikan dengan

menggunakan konsep Supply Chain Management (SCM). Menghasilkan

model sistem pendistribusian Menentukan komposisi produk optimal

dalam armada distribusi di PT. Coca Cola Distribusi KUDUS.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Hasmoro T, P (TI 2007). PT. Coca-Cola

Bottling Indonesia adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang

bergerak dibidang Business minuman atau yang lebih terkenal dengan

soft drink-nya. Dalam aktifitas setiap harinya tentu perusahaan akan

melakukan pendistribusian produknya kepada konsumen yang tidak

hanya dilakukan sekali-dua kali, tetapi akan dilakukan setiap hari.

56
Banyak sekali rute yang dapat dipilih perusahaan dalam

mendistribusikan produknya, yang tentunya membutuhkan biaya yang

berbeda-beda pula, untuk itu butuh salah satu alat untuk menganalisa

ruterute yang dilalui perusahaan tersebut sehingga didapatkan rute yang

optimal dan nantinya akan berdampak pada biaya yang dikeluarkan.

Untuk menyikapi persoalan tersebut, ada banyak teori atau metode untuk

menentukan rute optimal yang harus dilalui oleh seorang salesman

dalam mendistribusikan produknya yang bertujuan mendapatkan rute

terpendek atau optimal yang akan juga menghemat biaya.Salah satu

metode yang ada adalah Traveling Salesman Problem, metode ini juga

dapat menyelesaikan permasalahan penentuan jalur optimal. Traveling

Salesman Problem sendiri mempunyai banyak cara atau metode yang

bisa digunakan untuk menyelesaikan problem-problem dalam Traveling

Salesman Problem, secara garis besar, dibagi menjadi dua,

yaitupenyelesaian secara optimal dan secara aproksimasi. Pendekatan

secara optimal diharapkan mampu menyelesaikan masalah secara

optimal, sedangkan metode aproksimasi diharapkan mampu

menghasilkan penyelesaian yang mendekati solusi optimal. Contoh dari

algoritmaalgoritma tersebut adalah Algoritma Branch and Bound,

Algoritma Nearest Neighbor, Algoritma Heuristic, Simulated Annealing.

Keseluruhan metode yang digunakan dalam Traveling Salesman

Problem adalah digunakan untuk satu tujuan yaitu mendapakan solusi

optimal dari masalah yang dihadapi (Amin, Rahma Aulia. Dkk,

57
2006).Tujuan penelitian adalah bagaimana menentukan jalur optimal

yang harus dilalui oleh petugas distribusi dalam penyampaian produk ke

konsumen, sehingga optimasi kerja dapat tercapai.

2.10. Perbandingan Tinjauan Pustaka Dengan Penelitian.

Penulis melakukan penelitian yang mendasari tentang pengiriman

barang permintaan perusahaan yang mana sistem pengiriman yang belum

optimal memberikan suatu armada pengiriman tidak dapat mencukupi dalm

pengiriman sehingga pihak kedua yaitu supkontrak harus di gunakan

didalam melakukan pemenuhan pengiriman, penelitian diharapkan armada

perusahaan dapat menangani permintaan distributor dengan pengelompokan

armada kirim sesuai dengan kebutuhan distributor yaitu melakukna

penelitian penjadwalan optimal pegiriman armada.

Perbedaan dengan penelitian yang lain.

1. Dina Natalia Proyogo

Penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan model menggunakan

Optimasi Sistem Inventori Dalam Two Echelon Menggunakan

Spreadsheet Modeling. Model sistem inventori dalam two echelon yang

melibatkan multi supplier, distribution center (DC) dan multi retailer ini

sangat bermanfaat untuk melakukan perencanaan dan pengendalian

persediaan multi produk yang didistribusikan sesuai dengan pola

permintaan masing-masing jenis produk dari tiap retailer.

58
2. Tony Noor Cahyono

Penelitian yang dilakukan untuk menentukan komposisi produk optimal

dalam armada distribusi PT. Coca Cola distribusi Kudus. Bagaimana

pengalokasian atau cara pemenuhan produk dari distributor ke retailer dan

cara mengirim produk sesuai dengan komposisi dan jumlah produk agar

sesuai dengan permintaan retailer yang dituju. Sehingga tujuannya dapat

memenuhi tiap retailer dengan produk yang dibawa pada tiap-tiap armada.

3. Tri Panji Hasmoro

penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana menentukan jalur

optimal yang harus dilalui oleh petugas distribusi dalam penyampaian

produk ke konsumen, sehingga optimasi kerja dapat tercapai.

59
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Dua Kelinci yang beralamat di Jl.

Raya Pati-Kudus Km 6,3 Pati.

3.2. Jenis Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang akan digunakan adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan

pihak manajemen perusahaan yang mempunyai keterkaitan dengan

penelitian ini berupa karakteristik perusahaan.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa

laporan, dokumen, dan data yang diperoleh dari sumber kepustakaan.

Data ini berupa:

a. Data permintaan untuk masing-masing jenis produk dari distributor.

b. Jarak pegirman antar kota

c. Karakteristik armada angkut yang dimiliki perusahaan.

d. Kapasitas angkut setiap armada.

e. Biaya kirim armada.

f. Ketersediaan waktu pengiriman.

60
3.3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data untuk penyusunan laporan Tugas

Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Yaitu pengumpulan data dengan melakukan suatu penelitian secara

langsung pada perusahaan yang menjadi obyek penelitian untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian.antara lain data

pemesanan distributor, biaya pesan, kapasitas armada.

2. Wawancara (Interview)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara

langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan permasalahan

yang diangkat dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk mendapatkan

data yang tidak bisa diperoleh dengan cara lain. Seperti karakteristik

Sistem pemesanan Distributor PT. Dua Kelinci, waktu pesan kapan,

sistem angkut, jenis angkutan.

3. Dokumentasi

Yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan mendapatkan

sejumlah informasi yang berasal dari data-data masa lalu perusahaan.

Data perusahaan yang meliputi sejarah umum perusahaan, data

permintaan produk, dan data-data lain yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian ini.

61
3.4. Langkah-Langkah Pengolahan Data

Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Pendahuluan

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih dekat aktivitas-

aktivitas usaha dan operasional di PT. Dua Kelinci Pada penelitian

pendahuluan di bagian armada distribusi.

Uraian penelitian adalah pengumpulan data, analisa data dengan

metode yang sesuai dengan bentuk permasalahan dan membuat

kesimpulan akhir.

2. Identifikasi Gambaran Awal Masalah

Identifikasi gambaran awal masalah perlu dilakukan mengingat

bahwa model optimasi armada distribusi yang akan diusulkan adalah

melihat dari metode yang sudah diterapkan oleh perusahaan.

3. Studi Literatur

Penelitian oleh Tripanji Hasmoro di PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri

pembuatan minuman ringan, pada kenyataannya banyak masalah yang

dihadapi oleh perusahaan, salah satunya adalah penentuan jalur optimal

pendistribusian produk kepada konsumen.

Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode Traveling

Salesman Problem yang didalamnya terdapat dua metode yaitu Branch

and Bound dan Nearest Neighbor. Tolok ukur dari metode ini adalah

62
jarak antar outlet satu dengan outlet yang lain yang hanya dikunjungi

sekali, untuk mendapatkan jarak antar outlet adalah dengan mengukur

masing-masing jarak mulai dari gudang, outlet ke outlet, hingga kembali

ke gudang. Cara tersebut digunakan untuk perhitungan mulai dari hari

Senin sampai dengan hari Sabtu. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi

masukan bagi perusahaan dalam menentukan jalur pendistribusian

produknya.

4. Observasi Sistem

Yaitu dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

langsung pada sistem yang diteliti untuk mendapatkan data serta

informasi yang dibutuhkan untuk menggambarkan karakteristik dari

sistem yang diteliti. Dengan pertimbangan data-data pemesanan

distributor, Biaya kirim, Biaya jarak antar distributor dan kapasitas

armada. Sebagai acuan menggambarkan karakteristik sistim.

5. Analisa Sistem

Setelah mengadakan pengamatan terhadap sistem yang diteliti,

kemudian data hasil pengamatan terhadap sistem tersebut dianalisa.

Analisa sistem ini dilakukan untuk mengetahui apakah karakteristik

sistem yang akan diteliti memungkinkan untuk dibuat model. Sebagai

data parameternya yaitu jumlah produk pesanan, kapasitas armada

angkut, Biaya kirim, sistem angkut.

63
Analisa yang digunakan harus sesuai dengan tujuan penelitian dan

jenis sistem yang akan dianalisis, sehingga dapat menguji kebenaran atau

menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

6. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data

Pengumpulan data yang dibutuhkan yang digunakan didalam

pembuatan model antara lain data permintaan distributor untuk

menentukan jumlah armada pengiriman yang nantinya digukan untuk

pengiriman. Wilayah pengiriman yang digunakan untuk membatasi

pengiriman agar dapat optimal dalam pegiriman armada.

Pengelompokan trayek pengiriman untuk melakukan pengurangan

kebutuhan armada pengiriman dengan keterbatasan armada perusahaan.

6.1 Pembagian armada kirim.

Untuk membatasi pengolahan data ini ketentuan yang harus

dilakukan yaitu:

1. Lakukan perhitungan jumlah armada yang akan digunakan

menyuplai ke wilayah distribusi.

Σn
A =
a

A = Jumlah armada

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas Armada

akan diketahui banyak armada untuk mengirim ke wilayah

distribusi

64
2. Lakukan pembagian armada tiap distribusi, tiap distribusi dapat

dikirim dengan armada berapa sesuai permintaan yang ada.

Σn
K =
a

K = Jumlah armada kirim

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada Armada

dikeahui distribusi harus di kirim degan armada berapa.

3. Kurangkan permintaa distribusi dengan kapasitas armada, untuk

mengetahui jumlah apakah pengiriman dapat sekali atau

berulang, atau utuk menari sisa angkut.

S = n -a

S = Sisa pengiriman

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada Armada

4. Jadwalkan pengiriman armada dengan sisa permintaan yang di

ketahui.

a. Cari alternatif pengiriman yang mungkin di lakukan.

b. Pilih jarak antar distribusi yang sebagai acuan utuk

pengiriman

c. Dengan melihat jumlah sisa permintaan..

5. Gambarkan jalur keseluruhan untuk megetahui rute yang terjadi

6. Hitung biaya pengiriman yang terjadi.

65
Biaya total mencakup biaya kirim truk isi ditambah biaya produk

yang dibawa ditambah biaya kembali.

Btot = Bi + Bp + Bk

Bi = Biaya truk isi

Bp = Biaya produk kirim

Bk = Biaya truk kosong

6.2 Pengelompokan trayek pengriman

Untuk melakukan pengurangan kebutuhan armada pengiriman

dengan keterbatasan armada perusahaan

a. Perhitunga waktu Trayek

Langkah-langkah pengelompokan waktu kirim

1. Pegelompokan waktu kirim berdasarkan total pengiriman

yang di hitung dari truk siap kirim kembali dan siap untuk

di isi

2. Waktu pengiriman adalah 24 jam kerja

Pengiriman dalam perusahaan dapat dilakukan 24 jam

sesui dengan pengiriman yang dituju

3. Waktu kerja adalah 10 jam untuk pengisian barang

Yaitu pengisian barang ke dalam truk di perusahaan dapat

dilayani pada waktu jam 8 pagi – jam 6 malam dalam

pengiriman barang masih dapat diteruskan hanya

pengisian barang ke truk yang tidak dapat di layani.

66
4. Kebutuhan Loading dan Anloading, Pengisian produk ke

truk, bongkar produk, perijinan.

Waktu yang digunakan dari truk masuk siap di isi dan

brangkat sampai kembali dan siap di isi untuk

melanjudkan pengirimman.

5. Kebutuhan Waktu Trayek Dalam Pendistribusian Barang

Penentuan waktu kirim ke distribusi dapat dilakukan

dengan melihat rata-rata kecepatan truk isi, rata-rata

kecepatan truk kosang, jarak pengitiman.

Waktu kirim dapat diketahui dari:

Misal:

Jarak pati kudus = 30 km

Rata-rata Kecepatan truk isi = 45 km/jam

Waktu truk isi = Jarak

Kecepatan

30
=
45
= 0.7 jam
Rata-rata Kecepatan truk kosong = 60 km/jam

Waktu truk kosong = Jarak

Kecepatan

30
=
60
= 0.5 jam

67
6. Ketersediaan waktu pengiriman dari perusahaan

Waktu yang di sediakan oleh perusahan untuk melakukan

pengiriman

7. Kebutuhan waktu trayek barang tiap distribusi

Waktu yang digunakan dari truk siap untuk diisi

melakukan pengiriman bongkar produk kembali ke pabrik

dan siap di isi kembali.

b. Pengolahan Trayek Pengiriman.

Permintaan yang banyak mengharuskan pengiriman yang

banyak otomatis kebutuhan armada digunakan banyak untuk

megelola ketersediaan armada perusahaan dengan permintaan

yang banyak itu dilakukan pengelompokan dengan melihat

kondisi wilayah kirim, keadaan armada. Dan waktu yang

digunakan untuk melayani distribusi. Dapat dilakukan dengan

cara melihal hal-hal dibawh ini.

3 Kondisi truk dari perusahaan:

Keadaan truk dilihat untuk mengetahui kemampuan

untuk melakukan pengiriman ke wilayah-wilayah yang

dituju untuk mengurangi resiko terjadinya kendala yang

tidak diinginkan

68
4 Pemilihan truk ke setiap wilayah.

Pemilihan truk harus disesuaikan dengan keadaan

medan dilapangn untuk mengurangi terjadinya kendala di

lapangan.

6.3 Penjadwalan

Hasil pengelompokan wilayah distribusi sejanjutnya digunakan

kedalam penjadwalan distribusi.

Batasan-batasan untuk melakukan pengiriman agar sesuai

dengan yang diharapkan.

4. Pengiriman sesuai rute yang telah tersedia didalam tabel hasil

pengelompokan sehingga pengiriman tidak melebihi kapasitas

dalam mengirim

5. Penjadwalan hanya dilakukan dengan truk dari pabrik

6. Pemakaian truk sesuai dengan kondisi wilayah distributor yang

dipilih sehingga pengunaan truk disesuaikan dengan kondisi

truk yang disediakan.

6.4 Analisa data untuk melakukan penentuan apakah metode yang

digunakan dapat diterapkan dalam dunia kerja.

Langkah-langkah analisa data.

a. Analisa hasil perhitungan pengiriman distribusi dengan

pengelompokan rute distribusi.

69
Analisa perhitungan digunakan untuk menentukan rute

pengiriman optimal menurut penelitian secara langsung.artinya

pengiriman tidak dua distributor dalam satu rute..

b. Analisa hasil Perhitungan Pengiriman distribusi dengan tabel.

Analisa perhitungan digunakan untuk menentukan rute

pengiriman optimal menurut penelitian secara langsung tidak

melakukan pengiriman dua distribusi satu rute atau pengiriman

dua distributor dalam satu rute dengan bantuan Ms offic excel

c. Analisa hasil Perhitungan pengolahan trayek distribusi

Analisa perhitungan pengelompokan trayek sesuai dengan

kebutuhan pengiriman sesuai dengan medan yang ditempuh

wilayah distribusi.

d. Analisa hasil Perhitungan Penjadwalan Distribusi

Analisa penjadwalan pengiriman untuk menentukan

pengiriman optimal dengan ketersediaan armada kirim

perusahaan

3.5. Kesimpulan

Tahap ini berisi pokok-pokok dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

70
3.6. Kerangka Pemecahan Masalah

Mulai

Identivikasi Masalah Rute Pengiriman Untuk


Mengalokasikan Armada Pengiriman

Observasi Karakteristik Sistem


Studi Literatur:
PT Dua Kelinci Menggunakan Data Pemesanan
Distributor, Biaya Kirim Dan Kapasitas Armada.

Analisa Sistem Rute Pengiriman Untuk Mengalokasikan


Armada Pengiriman

Pengumpulan Data Parameter


Jumlah Produk pesanan
Kapasitas armada angkut
Biaya Angkut
Sistem Angkut

Pembuatan Model Rute Pengiriman Untuk


Mengalokasikan Armada Pengiriman

Penerapan Model Rute Pengiriman Untuk Mengalokasikan


Armada Pengiriman

Analisa model

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.2 Kerangka Pemecahan Masalah

71
BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Karakteristik Sistem PT. Dua Kelinci

Disini akan dijelaskan tentang gambaran sistem dari mulai produksi

sampai distribusi PT. Dua Kelinci. Perusahaan yang bergerak dalam usaha

memproduksi makanan kecil khususnya kacang-kacangan ini hanya

melayani pembelian kepada distributor. Distributor dari PT. Dua Kelinci

tersebar diseluruh indonesia dari mulai pulau Sumatera yaitu Aceh sampai

Indonesia timur yaitu Makasar. Distributor PT. Dua Kelinci adalah

distributor murni yaitu yang tidak hanya menjual produk-produk dari PT.

Dua Kelinci, akan tetapi distributor tersebut tidak boleh menjual produk-

produk yang sejenis dengan produk PT. Dua Kelinci atau dari perusahaan

pesaing.

Produk-produk PT. Dua Kelinci yaitu Dua Kelinci, Garlic Nut,

Sangrai, Shanghai DK, Hot Nut, Lofet, Sukro, Tic Tac, Morning dengan

berbagai ukuran. Ukuran tersebut dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas medium

yaitu kemasan 50 gr ke bawah dan kelas ekspor yaitu kemasan diatas 50 gr.

Tabel 4.1Tabel produk dan gramatir PT. Dua Kelinci


Nama Produk Gramatir
Dua Kelinci 22 gr
50 gr
72 gr
250 gr
500 gr
1000 gr
Carlic Nut 50 gr
100 gr
250 gr

72
Sangrai 22 gr
50 gr
180 gr
Shanghai DK 22 gr
50 gr
90 gr
225 gr
450 gr
Hot Nut 20 gr
40 gr
80 gr
Lofet 40 gr
80 gr
Sukro 13 gr
26 gr
65 gr
140 gr
Tic Tac 27 gr
100 gr
Morning 22 gr

Sistem karakteristik PT. Dua Kelinci merupakan pengelolaan distribusi

barang yang menangani pemesanan barang, pendistribusian dan pengiriman

barang untuk lebih jelasnya berikut ini adalah karakteristik pengelolaan

distribusi barang PT. Dua Kelinci:

Gudang armada Distributor


Pabrik

Distributor

Distributor

Keterangan:

Aliran Informasi
Aliran Material
Aliran Distribusi
Gambar. 4.1 Pola aliran antara sub sistem satu dengan sub sistem lain

73
Seperti yang tertera dalam gambar diatas ada 3 aliran sistem yang

terjadi di PT. Dua Kelinci.

1. Aliran Informasi

a. Terjadi aliran informasi dari setiap distributor ke pabrik PT. Dua

Kelinci. Informasi tersebut adalah ramalan permintaan untuk satu

bulan kedepan kepada PT. Dua Kelinci berikut dengan jadwal

pengirimannya atau disebut Monthly Purchase Order (MPO). MPO

tersebut di kirim ke PT. Dua Kelinci setiap akhir bulan dengan

menggunakan fax atau email. MPO tersebut berisi nama produk,

penjualan 3 bulan terakhir, rata-rata penjualan, jumlah produk yang

berada di gudang distributor dan yang in transit, perkiraan penjualan

dan target bulan bersangkutan, final order dan jadwal pengiriman

(lihat dilampiran). MPO tersebut mempunyai tingkat akurasi yang

tinggi, karena biasanya jumlah pesanan distributor tidak jauh dengan

MPO. Selanjutnya pada bulan tersebut distributor melakukan

permintaan pasti dengan menggunakan fax atau email. Jadi nantinya

barang yang dimuat dalam armada merupakan permintaan pasti dari

distributor, sehingga tidak ada barang yang kembali.

b. Setelah MPO sampai ke pabrik PT. Dua Kelinci, pabrik akan

meneruskan informasi kepada bagian gudang untuk dapat

menentukan minimum dan maximum stok di gudang untuk bulan

tersebut. Gudang PT. Dua Kelinci menetapkan buffer stock yaitu

permintaan untuk 3 hari kedepan. Gudang PT. Dua Kelinci sendiri

74
mempunyai 2 lantai dengan sistem rak dengan kapasitas 70 ton atau

46.500 ball. Dimana gudang tersebut terdiri dari 2 jenis kelas produk

yaitu kelas medium 85% yaitu sekitar 40.000 ball dan kelas ekspor

15% yaitu sekitar 6500 ball dimana 1 ball berisi 100 bungkus. Pada

awal bulan juga terjadi aliran informasi menyampaikan MPO dari

distributor seluruh Indonesia. Hal itu untuk menentukan rencana

produksi pada bulan tersebut. Dalam membuat rencana produksi PT.

Dua Kelinci mempertimbangkan beberapa faktor yaitu ramalan

permintaan, kapasitas produksi dan bahan baku. Kapasitas produksi

untuk setiap produk PT. Dua Kelinci berbeda, karena sangat

bergantung jumlah permintaan tiap bulan.

c. Aliran informasi yang terjadi dari gudang ke Pabrik yaitu informasi

tentang stock terakhir dari masing-masing produk. Karena PT. Dua

Kelinci mempunyai sebuah pelayanan yang disebut one day service

yang artinya permintaan yang datang pada hari tersebut akan

langsung dikirim dihari yang sama dengan catatan stock di gudang

mencukupi. Selain itu jumlah produk yang keluar adalah informasi

yang disampaikan ke kantor setiap hari. Karena arus keluarnya

produk dari gudang terjadi setiap hari dengan jumlah yang besar dan

dengan tujuan yang berbede-beda untuk melayani distributor seluruh

Indonesia. Perusahaan juga bisa mengetahui keuntungan perusahaan

setiap harinya. Hal itu sangat berguna untuk menentukan kebijakan

perusahaan. Aliran informasi yang terjadi dari pabrik perusahaan ke

75
distributor yaitu tentang jumlah harga produk yang telah dikirim

serta waktu pengiriman. Harga dari setiap produk PT. Dua Kelinci

untuk setiap wilayah pemasaran berbeda-beda. Perusahaan

menentukan harga produk yang berbeda untuk wilayah jawa dan luar

jawa. Hal itu dipengaruhi oleh biaya transportasinya yang tentu saja

berbeda karena jarak yang ditempuh berbeda. Kantor juga

memberikan informasi tentang waktu pengiriman barang kepada

distributor apakah permintaan distributor langsung bisa dikirim pada

hari tersebut atau tidak. Perusahaan telah menentukan lead time

pengiriman untuk wilayah jawa yaitu 1 hari dan untuk luar jawa 4

hari.

2. Aliran Material

Terjadi aliran Material/Barang dari pabrik ke gudang yaitu produk

hasil produksi seluruhnya ditampung di gudang. Tidak ada barang yang

langsung dikirim ke distributor. Hal itu dilakukan untuk memudahkan

kontrol oleh perusahaan. Aliran barang terjadi saat stok barang di gudang

mencapai batas minimum inventori. PT. Dua Kelinci melakukan proses

produksi setiap hari sehingga barang masuk di gudang juga setiap hari.

Material yang masuk kegudang selanjudnya disalurkan ke distributor

diseluruh wilayah indonesia.

3. Aliran Distribusi

Terjadinya aliran distribusi yaitu produk yang dibuat oleh pabrik

seluruhnya di tempatkan di gudang penyimpanan selanjutnya dari gudang

76
di kirim ke distributor-distributor menggunakan truk. Ada dua jenis truk

pengiriman di truk pengiriman PT. Dua Kelinci, yaitu truk milik

perusahaan dan truk dari pihak ketiga (sub kontraktor). Perusahaan hanya

memiliki 3 truk untuk melayani distributor area jawa tengah. Dimana

pembagian untuk ketiga truk yaitu pertama untuk wilayah Jawa Tengah

bagian barat Cilacap, Purwokerto, Slawi, Tegal, Pekalongan, Pemalang,

untuk Jawa Tengah bagian tengah Wonosobo, Semarang, Ungaran,

wilayah Jawa Tengah bagian timur Solo, Yogya. Kapasitas truk untuk

wilayah Jawa Tengah yaitu 900 ball dimana 1 ball berisi 100 bungkus.

Lead Time pengiriman untuk wilayah Jawa Tengah yaitu 1 hari. Barang

yang ada didalam armada adalah barang pesanan yang sudah pasti

sehingga tidak ada barang yang kembali kecuali barang retur yang sudah

kadaluarsa. Biasanya untuk area Jawa Tengah pengiriman dilakukan satu

minggu dua kali setiap kota. Biaya pengiriman ditanggung perusahaan

dimana setiap kota mempunyai nilai yang berbeda-beda sesuai jarak

tempuh.

Untuk wilayah di luar Jawa Tengah perusahaan menggunakan jasa

armada dari pihak ketiga yang biasa disebut sub kontraktor. Perusahaan

menggunakan satuan ball untuk wilayah pulau jawa dan menggunakan

satuan karung untuk area luar jawa. Kapasitas truk pengangkut yaitu

2500 ball untuk pulau jawa dan 300 karung untuk area luar jawa dimana

1 karung berisi 10 ball. Perusahaan menentukan Lead Time untuk

wilayah pulau jawa 1 hari dan untuk wilayah luar pulau jawa 4 hari.

77
Biasanya pengiriman hanya terjadi satu bulan sekali dengan jadwal

pengiriman sesuai dengan MPO yang disampaikan ke perusahaan.

Karena menggunakan jasa sub kontraktor maka tidak ada pembagian

wilayah untuk truk-truk pengiriman oleh perusahaan. Semua kebutuhan

pengiriman barang telah ditanggung oleh sub kontraktor tersebut. Semua

biaya yang ditimbulkan diperjalanan mulai dari biaya bahan bakar, gaji

supir, biaya penyeberangan ditanggung oleh sub kontraktor. Perusahaan

hanya membayar sub kontraktor tersebut setiap bulan sesuai dengan truk

yang digunakan dan tidak menanggung semua masalah dalam perjalanan.

Rata-rata dalam satu hari PT. Dua Kelinci melakukan pengiriman barang

dengan menggunakan jasa sub kontraktor sebanyak 25 truk.

Dari uraian diatas Distributor banyak di seluruh wilayah indonesia

dengan armada yang dimiliki jarak wilayah yang berbeda kapasitas yang

tersedia rencana pendistribusian dilakukan untuk mengoptimasikan

komposisi produk pada armada pengiriman untuk memudahkan dalam

pembagian produk kesetiap armada pengiriman.

Dari uraiaan diatas dapat di simpulkan.

1. Pengalokasian produk di setiap armada.

Produk dari pabrik di tempatkan pada gudang yang selanjutnya

produk di lokasikan sesuai permintaan distributor pembagian

kearmada angkut disesuaikan jumlah produk untuk setiap intem,

wilayah distribtor yang cenderung banyak produk yang di pesan

dengan pertimbangan banyak produk disesuaikan dengan kapasitas

78
armada memudahkan dalam pengisianarmada untuk mendapatkan

optimasi isi armada.

2. Produk pengiriman sesuai jarak tempuh yang di lakukan.

Wilayah distributor, jarak dan waktu tempuh yang berbeda

disesuaikan dengan produk yang di pesan untuk menentukan biaya

kirim waktu peniriman untuk mendapatkan optimasi waktu biaya dan

tenaga yang dikeluarkan. Pengelolaan distribusi untuk optimasi

armada dapat di sesuaikan menjaga agar dapat berjalan dengan baik

mencapai keuntungan perusahaan yang banyak.

Biaya terjadi dari distributor ke pihak perusahaan. Hal itu

terjadi pada saat distributor melakukan pembayaran kepada

perusahaan. Pembayaran dilakukan dengan cara transfer melalui

Bank yang telah disepakati. Perusahaan menentukan batas waktu

pembayaran yaitu 5 hari setelah barang sampai ditangan distributor.

Perusahaan memberlakukan harga yang berbeda untuk pembayaran

kash pada hari yang sama dengan kedatangan barang. Apabila

pembayaran terlambat dari waktu yang ditentukan perusahaan

memberikan teguran baik secara lisan dan tertulis. Sanksi paling

besar untuk distributor yang bermasalah yaitu pemutusan kerjasama

dengan perusahaan

79
4.2.Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data

Dalam penelitian untuk mengetahui jumlah kapasitas produk yang optimal

diperlukan beberapa data yang berkaitan. Data yang dibutuhkan berorientasi

pada fluktuasi permintaan Distributor yang cukup tinggi.

4.2.1. Pengumulan Data

Beberapa data yang diambila adalah data permintaan distributor

yang berada di wilayah jawa tengah dan sekitarnya, karena data yang

diambil tersebut adalah permintaan distributor yang dapat penuhi dalam

satu hari, sehinga optimasi armada yang diharapkan dapat

mengoptimalkan pengirimannya. Diantaranya permintaan distributor

tersebut tingkat permintaannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

a) Monthly Purchase Order.

Berikut ini adalah data yang menunjukkan besar permintaan pada

Monthly Purchase Order di wilayah jawa tengah dan sekitarnya

data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2-4.4 Monthly Purchase

Order

80
b) Jarak Pengirimanbarang

Jarak pengirima barang memberikan peranan yang sangat


komplek untuk kelancaran pengiriman barang, dibawah ini jarak
antar kota untuk mempermudah dalam pengiriman. Ukuran
dalam

30 km
B
80 km A
210 km
I 70 km H 110 km

280 km
70 km G
B
30 km

30 km
J F
140 km 195 km

90 km 80 km 250 km
135 km
70 km

190 km

105 km 50 km
105 km K E
L 155 km

160 km 60 km
55 km 60 km C
210 km
D
M

Gambar 4.2 Jarak Pengirimsn Barang

Keterangan

A. Pati H. Pekalongan
B. Kudus I. Tegal
C. Solo J. Slawi
D. Yogya K. Wonosobo
E. Magelang L. Purwokerto
F. Ungaran M. Cilacap
G. Semarang

81
Pegelompokan wilayah pengiriman barang

Wilayah pengiriman barang pendistribusian PT.Dua Kelinci

dilakukan menurut daerah terdekat dengan distribusi untuk

mengurangi pengiriman yang terlalu jauh pengiriman dapat optimal

dimana pengiriman di bagi menjadi 4 wilayah.

1. Wilayah pertama

Wilayah pertama untuk pengiriman distribusi kota Solo, Yogya

2. Wilayah Kedua

Wilayah keduauntuk pengiriman distribusi kota Magelang,

purwokerto, Wonosobo dan Cilacap

3. Wilayah Ketiga

Wilayah ketiga untuk pengiriman distribusi kota Kudus, Semarang

dan Ungaran

4. Wilayah Keempat

Wilayah keempat untuk pengiriman distribusi kota Pekalongan,

Tegal dan Slawi.

82
c) Biaya pengiriman

Pembagian armada perwilayah untuk memudahkan


pengiriman produk, cepat sampai distributor, meringankan biaya,
biaya semakin jauh semakin banyak biaya yang dikeluarkan.
Biaya transportasi dapat dikurangi untuk menempuh jarak
yang lebih pendek dari rute yang dilalui.
Biaya dapat di ketahui dengan pertimbangan jarak tempuh
dan bahan bakar yang dikeluarkan per km nya
Misal: jarak pati Solo => 135 km
1 liter solar = Rp 4600 => truk 1 liter dapat menempuh 8 km.
Biaya angkut = (135: 8) X 4600 = Rp 77.625
Biaya makan = Rp 40.000
Biaya angkut = 77.625 + 40.000
= Rp 117.625
Biaya angkut = (135: 8) X 4600 = Rp 77.625 (tanpa uang
makan)
Biaya per ball = Rp 200
Tabel 4.5 Biaya Pemgiriman
A (Rp) B (Rp) C (Rp) D (Rp) E (Rp) F (Rp) G (Rp) H (Rp) I (Rp) J (Rp) K (Rp) L (Rp) M (Rp)
A (Rp) 0 57,250 117,625 149,250 183,750 166,500 103,250 160,750 201,000 252,750 212,500 272,875 278,625
B (Rp) 57,250 0 103,250 137,750 155,000 152,125 86,000 143,500 183,750 183,750 189,500 209,625 261,375
C (Rp) 117,625 103,250 0 74,500 91,750 88,875 109,000 166,500 264,250 186,625 120,500 198,125 212,500
D (Rp) 149,250 137,750 74,500 0 74,500 109,000 143,500 201,000 189,500 143,500 103,250 163,625 195,250
E (Rp) 183,750 155,000 91,750 74,500 0 74,500 86,000 114,750 155,000 109,000 68,750 129,125 160,750
F (Rp) 166,500 152,125 88,875 109,000 74,500 0 57,250 114,750 155,000 155,000 86,000 134,875 178,000
G (Rp) 103,250 86,000 109,000 143,500 86,000 57,250 0 97,500 137,750 137,750 103,250 163,625 215,375
H (Rp) 160,750 143,500 166,500 201,000 114,750 114,750 97,500 0 80,250 80,250 86,000 120,500 157,875
I (Rp) 201,000 183,750 264,250 189,500 155,000 155,000 137,750 80,250 0 57,250 126,250 97,500 117,625
J (Rp) 252,750 183,750 186,625 143,500 109,000 155,000 137,750 80,250 57,250 0 109,000 80,250 100,375
K (Rp) 212,500 189,500 120,500 103,250 68,750 86,000 103,250 86,000 126,250 109,000 0 100,375 132,000
L (Rp) 272,875 209,625 198,125 163,625 129,125 134,875 163,625 120,500 97,500 80,250 100,375 0 71,625
M (Rp) 278,625 261,375 212,500 195,250 160,750 178,000 215,375 157,875 117,625 100,375 132,000 71,625 0

83
4.2.2. Pengolahan data

Pengolah data dibawah ini mengunakn algoritma dimana

pengolahan dilakukan sesuai kenyataan dilapangan dengan

mempertimbangkan jarak dan biaya yang dikeluarkan.

a. Batasan Pengolahan Data

Untuk membatasi pengolahan data ini ada ketentuan yang harus

dilakukan yaitu:

1. Lakukan perhitungan jumlah armada yang akan digunakan

menyuplai ke distributor.

Σn
A =
a

A = Jumlah armada

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada Armada

akan diketahui banyak armada untuk mengirim ke distribusi

2. Lakukan pembagian armada tiap distribusi, tiap distribusi dapat

dikirim dengan armada berapa sesuai permintaan yang ada.

Σn
K =
a

K = Jumlah armada kirim

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada Armada

84
3. Kurangkan permintaa distribusi dengan kapasitas armada, untuk

mengetahui jumlah apakah pengiriman dapat sekali atau

berulang, atau utuk menari sisa angkut.

S = n -a

S = Sisa pengiriman

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada Armada

4. Jadwalkan pengiriman armada dengan sisa permintaan yang di

ketahui.

d. Pilih permintaan yang sedikit ntuk acuan pemilihan

alternative pertama.

e. Pilih jarak antar distribusi yang paling dekat sebagai acuan

kedua utuk pengiriman

f. Pilih jarak kembali yang paling pendek untuk penghematan

biaya kirim.

5. Gambarkan jalur keseluruhan untuk megetahui rute yang terjadi

6. Hitung biaya pengiriman yang terjadi.

Biaya total mencakup biaya kirim truk isi ditambah biaya produk

yang dibawa ditambah truk kosong buat pulang.

Btot = Bi + Bp + Bk

Bi = Biaya truk isi

Bp = Biaya produk kirim

Bk = Biaya truk kosong

85
b. Pengolahan dengan algoritma

1. Pengiriman Pati – Solo – Yogya - Pati minggu pertama

Utuk mendapatkan optimasi baya yang optimal menggunakan

algoritma ini dapat dilakukan dengan langkah - langkah sebagai

berikut yaitu:

1. Lakukan perhitungan jumlah armada yang akan digunakan

menyuplai ke distributor.

Σn
A =
a
A = Jumlah armada
n = Jumlah permintaan
a = Kapasitas armada
Tabel 4.6 Rekapitulasi permintaan Pati – Solo – Yogya - Pati
Solo b (ball) Solo c (ball) Yogy c (ball) Yogy cm (ball) Total (ball)
Distribusi
Permintaan minggu pertama
Jumlah 1362 1242 1652 1742 5998

2604

135 km B
A 60 km

190 km
C
3394
Gambar 4.3. Jaringan Pengiriman Barang Pati – Solo – Yogya - Pati

n tot = 5998 ball


a = 900 ball

A = 5998 / 900
= 6.66 7 armada
Jadi pengiriman Pati - Solo – Yogya - Pati membutuhkan
armada sebanyak 7 armada dengan kapasitas armada
sebanyak 900 ball.

86
2. Lakukan pembagian armada tiap distribusi, tiap distribusi

dapat dikirim dengan armada berapa sesuai permintaan yang

ada.

Σn
K =
a

K = Jumlah armada kirim


n = Jumlah permintaan
a = Kapasitas armada
Untuk pengelompokan wilayah Solo cakra dan Solo
berseri merupakan satu wilayah sehingga jadi satu lokasi
pengiriman dengan tidak melhat jarak perdistributor, jarak
Solo cakra dan Solo berseri dianggap 0. Seperti juga Yogya
Cakra dan Yogya Citra mandiri.
n Solo = 2604 ball
n Yogya = 3394 ball
a = 900 ball
Permintaan solo
K = 2604/900
= 2,8 3 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Solo sebanyak 3 kali
pengiriman.
Permintaan Yogya
K = 3394/900
= 3,7 4 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Yogya sebanyak 4 kali
pengiriman.

87
3. Kurangkan permintaa distribusi dengan kapasitas armada,

untuk mengetahui jumlah apakah pengiriman dapat sekali

atau berulang, atau utuk menari sisa angkut.

S = n -a

S = Sisa pengiriman

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada

permintaan untuk distribusi mengunakan truk dengan

kapasitas 900, jadi pengiriman dilakukan dengan kapasitas

<900 untuk kelebihandapat di kirim kemudian

- Untuk distributor Solo

S = 2604 – 900 – 900

= 804 ball

Jadi pengiriman Solo dilakuan dua kali pengiriman dan sisa

pengiriman sebanyak 804 ball.


804 ball
190 km
A B

Gambar 4.4. Jaringan Pengiriman Solo

- Untuk distributor Yogya

S = 3394 – 900 – 900 - 900

= 694 ball

Jadi pengiriman Yogya dilakuan tiga kali pengiriman dan

sisa pengiriman sebanyak 694 ball.

88
694 ball
135 km
A C
Gambar 4. 5. Jaringan Pengiriman Yogya

4. Jadwalkan pengiriman armada dengan sisa permintaan yang

di ketahui. 804 ball

135 km B
A 60 km

190 km
C
694 balll

Gambar 4.6. Jaringan Sisa Pengiriman

o Alternatif 1

a) Pilih permintaan yang sedikit ntuk acuan pemilihan

alternatife pertama.

Pengiriman didahulukan ke distributor yogya dengan

melihat sisa permintaan yang sedikit, dengan tujuan

pengiriman selanjudnya tidak terlalu sedikit.

Asumsi: pengiriman dengan kapasitas sedikit boros dalam

biaya kirim, pengiriman dibatasi 10 % dari

kapasitas armada perusahaan akan menunda

pengiriman

Pengirima sisa permintaan dengan kapasitas 900 ball

adalah yogya sebanyak 694 ball, untuk Solo sebanyak


598 ball
206 ball.
135 km B
A 60 km

190 km
C
0 balll

Gambar 4.7. Jaringan Sisa Pengiriman

89
b) Pilih jarak antar distribusi yang paling dekat sebagai

acuan kedua utuk pengiriman

Permintaan sisa distributor Solo adalah 598 ball,

Dimana kapasitas armada kirim sebanyak 900 ball, jadi

permintaan <900 jadi dapat langsung dikirim.

598 ball
135 km
A B

Gambar 4.8. Jaringan Sisa Pengiriman Solo

o Alternatif 2

Pengirima sisa permintaan dengan kapasitas 804 ball

Solo. 804 ball


135 km
A B

Gambar 4.9. Jaringan Sisa Pengiriman Solo

Pengirima sisa permintaan dengan kapasitas 694 ball

Yogya.
694 ball
135 km
A B
Gambar 4.10. Jaringan Sisa Pengiriman Yogya

5. Gambarkan jalur keseluruhan untuk megetahui rute yang

terjadi. dapat di ketahu rute yang terjadi untuk pengiriman

wilayah distributor Solo dan Yogya 0 ball


135 km
o Alternatif 1 B

A
60 km

C
190 km
0 balll
Gambar 4.11. Jaringan akhir

90
o Alternatif 2 0 balll
135 km
B

A
60 km

C
190 km
0 balll

Gambar 4.12. Jaringan akhir

6. Hitung biaya pengiriman yang terjadi.

Biaya dapat di ketahui dengan pertimbangan jarak tempuh


dan bahan bakar yang dikeluarkan per km nya
Misal: jarak pati Solo => 135 km
1 liter solar = Rp 4600 => truk 1 liter dapat menempuh 8 km.
Biaya pulang pergi = 13 5: 8 X 4600 = Rp 77.625
Biaya makan = Rp 40.000
Biaya angkut = 77.625 + 400.000
= Rp 117.625
Biaya per ball = Rp 100
Tabel 4.7. Biaya truk isi (Rp)
kota Pabrik (Rp) Solo (Rp) Yogya (Rp)
Pabrik (Rp) 0 117,625 149,250
Solo (Rp) 117,625 0 74,500
Yogya (Rp) 149,250 74,500 0

Tabel 4.8 Biaya truk kosong (ball)


kota Pabrik (Rp) Solo (Rp) Yogya (Rp)
Pabrik (Rp) 0 77,625 109,250
Solo (Rp) 77,625 0 34,500
Yogya (Rp) 109,250 34,500 0

91
a. Biaya kirim distributor Solo

Pengiriman yang terjadi di distributor Solo adalah:

pegiriman dua kali bolak – balik kapasitas 900 balldan

satu bolak balik dengan sisa permintaan, yaitu:

Btot = Bi + Bp + Bk

B1,2 = Rp(( 117,625 + (900 x 200 ) + 77,625) x 2)

= Rp ((117,625 + 180,000 + 77,625) x 2)

= Rp (375,250x 2 )

= Rp 750,500

b. Biaya kirim distributor Yogya

Pengiriman yang terjadi di distributor Yogya adalah:

pegiriman tiga kali bolak – balik yaitu:

B3,4,5 = Rp(( 149,250+ ( 900 x 200 ) + 109,250) x 3)

= Rp ((149,250+ 180,000 + 109,250) x 3)

= Rp (438,500 x 3 )

= Rp 1,315,500

c. Biaya kirim sisa permintaan wilayah Solo dan Yogya

o Alternatif 1 0 ball
135 km
B

A
60 km

C
190 km
0 balll
Gambar 4.13. Jaringan akhir pengiriman wilayah Solo danYogya

92
Pengiriman sisa permintaan yang terjadi di distributor

adalah: pegiriman untuk wilayah Yogya diteruskan ke

Solo dan balik melalui Solo yaitu:

B6 = Rp(149,250+ (694 x 200 ) + (74,500 + (206 x

200)) + 77,625

= Rp 149,250+ 138,800 + 74,500 + 41,200 + 77,625

= Rp 481,375

B7= Rp(117,625 + (598 x 200 ) + 77,625)

= Rp (117,625 + 119,600 + 77,625)

= Rp 314,850

o Alternatif 2
0 balll
135 km
B

A
60 km

C
190 km
0 balll

Gambar 4.14. Jaringan akhir pengiriman solo dan yogya

B6 = Rp( 117,625 + (804 x 200 ) + 77,625 )

= Rp (117,625 + 160,800 + 77,625)

= Rp 356,050

B7 = Rp(149,250+ ( 694 x 200 ) + 109,250)

= Rp (149,250+ 138,800 + 109,250)

= Rp 397,300

93
7. Total biaya optimal

Biaya total pengiriman Pati – Solo – Yogya - Pati pilihan

untuk sisa pengiriman adalah alternatif 1 karena biaya lebih

kecil:

4.9 Tabel rekap biaya Pati – Solo – Yogya- Pati

Btot truk rute Biaya


B1 1.2 Pati-Solo-Pati Rp 750,500
B2 3.4.5 Pati-Yogya-Pati Rp 1,315,500
B3 6 Pati-Yogya-Solo-Pati Rp 356,050
B4 7 Pati-Solo-Pati Rp 397,300

Btot = B1 + B2 + B3 + B4

= Rp 750,500 + 1,315,500 + 356,050+ 397,300

= Rp 2,819,350

Dari urutan pengerjaan diatas dapat diketahui biaya minimum

yang di dapat sehingga dapat untuk optimalkan biaya kirim

yaitu sebesar Rp 2,819,350

2. Pengiriman Pati – Magelang –Wonosobo – Cilacap – Purwokerto

- Pati minggu pertama

Utuk mendapatkan optimasi baya yang optimal mengunakan

algoritma ini dapat dilakukan dengan langkah - langkah sebagai

berikut yaitu

Utuk mendapatkan optimasi baya yang optimal mengunakan

algoritma ini dapat dilakukan dengan langkah - langkah sebagai

berikut yaitu:

94
1. Lakukan perhitungan jumlah armada yang akan digunakn

menyuplai ke distributor.

Σn
A =
a

A = Jumlah armada

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada Armada

Tabel 4.9. Rekapitulasi permintaan Pati – Magelang –Wonosobo –

Cilacap – Purwokerto - Pati

Magelng (ball) Wonosbo (ball) Cilacap (ball) Purwokerto (ball)


Distribusi
Permintaan minggu pertama
Jumlah 1421 1685 1725 3090

1421 ball

D 50 km
250 km
210 km
300 km E 1685 ball

A 155 km 160 km
460 km
105 km

F 1725 ball
405 km
55 km
G
3090 ball

Gambar 4.15. Jaringan Pati – Magelang –Wonosobo – Cilacap – Purwokerto - Pati

n tot = 7921 ball


n = 900 ball

A = 7921 / 900
= 8.80 9 armada

95
Jadi pengiriman Magelang – Wonosobo – Cilacap –
Purwokerto - Pati membutuhkan armada sebanyak 9 armada
dengan kapasitas armada sebanyak 900 ball.
2. lakukan pembagian armada tiap distribusi, tiap distribusi dapat

dikirim dengan armada berapa sesuai permintaan yang ada.

Σn
K =
a

K = Jumlah armada kirim


n = Jumlah permintaan
a = Kapasitas armada Armada
Untuk pengelompokan wilayah pyrwokerto bayan dan
purwokerto sinar merupakan satu wilayah sehingga jadi satu
lokasi pengiriman dengan tidak melhat jarak perdistributor,
jarak dianggap 0.
n Magelang = 1421 ball
n Wonosobo = 1685 ball
n Cilacap = 1725 ball
n Purwokerto = 3090 ball
a = 900 ball
Permintaan Magelang
K = 1421/900
= 1.58 2 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Magelang sebanyak 2 kali
pengiriman.
Permintaan Wonosobo
K = 1685/900
= 1.87 2 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Wonosobo sebanyak 2 kali
pengiriman.

96
Permintaan Cilacap
K = 1725/900
= 1.92 2 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Cilacap sebanyak 2 kali
pengiriman.
Permintaan Purwokerto
K = 3090/900
= 3.43 4 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Purwokerto sebanyak 4 kali
pengiriman.
3. Kurangkan permintaa distribusi dengan kapasitas armada,
untuk mengetahui jumlah apakah pengiriman dapat sekali atau
berulang, atau utuk menari sisa angkut.
S = n -a
S = Sisa pengiriman

n = Jumlah permintaan
a = Kapasitas armada
permintaan untuk distribusi mengunakan truk dengan
kapasitas 900, jadi pengiriman dilakukan dengan kapasitas
<900 untuk kelebihandapat di kirim kemudian
- Untuk distributor Magelang
S = 1421 – 900
= 521 ball
Jadi pengiriman Magelang dilakuan satukali pengiriman
dan sisa pengiriman sebanyak 521 ball.
521 ball
250 km
A D

Gambar 4.16. Jaringan Pengiriman Magelang

97
- Untuk distributor Wonosobo

S = 1685 – 900

= 785 ball

Jadi pengiriman Wonosobo dilakuan satukali pengiriman

dan sisa pengiriman sebanyak 785 ball.


785 ball
300 km
A E

Gambar 4.17. Jaringan Pengiriman Wonosobo

- Untuk distributor Cilacap

S = 1725 – 900

= 825 ball

Jadi pengiriman Cilacap dilakuan satukali pengiriman dan

sisa pengiriman sebanyak 825 ball.


825 ball
460 km
A F

Gambar 4.18. Jaringan Pengiriman Cilacap

- Untuk distributor Purwokerto

S = 3090 – 900 – 900 - 900

= 390 ball

Jadi pengiriman Purwokerto dilakuan tiga kali pengiriman

dan sisa pengiriman sebanyak 390 ball.


390 ball
405 km
A G

Gambar 4.19. Jaringan Pengiriman Purwokerto

98
4. Jadwalkan pengiriman armada dengan sisa permintaan yang di

ketahui. 521 ball

D 50 km
250 km
210 km
300 km E 785 ball

A 155 km 160 km
460 km
105 km

F 825 ball
405 km
55 km
G
390 ball
Gambar 4.20. Jaringan Sisa Pengiriman

a. Pilih permintaan yang sedikit untuk acuan pemilihan

alternative pertama.

b. Pilih jarak antar distribusi yang paling dekat sebagai acuan

kedua utuk pengiriman

c. Pilih jalur kedua yang pendek untuk mengetahui jalan

selanjutnya

d. Pengiriman kurang dari 10% tidak diantar, di tunda

pengirimannya.

e. Pengngkutan maksimal dilakukan untuk meminimkan biaya

yaitu sebesar 900ball.

o Alternatif 1
390
276 825
G E
A A A F

E D
510 521

Gambar 4.21. Jaringan alternatif 1

99
Pengiriman dilakukan armada7 ke A-G-E yaitu: 900ball

purwokerto sebanyak 390, dan Wonosobo sebanyak 510,

armada8 ke A-E-D yaitu: 900ball Wonosobo sebanyak 276

dan Magelang sebanyak 521, armada9 ke F yaitu: pemenuhan

sisa Cilacap sebesar 825.

o Alternatif 2
521 447 825

D E A F
A A

E G
388 390

Gambar 4.22. Jaringan alternatif 2

Pengiriman dilakukan armada7 ke A-D-E yaitu: 900ball

Magelang sebanyak 521, dan Wonosobo sebanyak 388,

armada8 ke A-E-G yaitu: 900ball Wonosobo sebanyak 447

dan Purwokerto sebanyak 390, armada9 ke F yaitu:

pemenuhan sisa Cilacap sebesar 825.

o Alternatif 3
521 437 322

D F E
A A A

F E G
388 463 390

Gambar 4.23. Jaringan alternatif 3

Pengiriman dilakukan armada 7 ke A-D-F yaitu: 900ball

sebanyak 521, dan Cilacap sebanyak 388, armada8 ke A-F-E

yaitu: 900ball cilacap sebanyak 437 dan Wonosobo sebanyak

463, armada 9 ke A-E-G yaitu: pemenuhan sisa sebesar 322

dan Purwokerto sebanyak 390.

100
o Alternatif 4
785 397 322

E D F
A A A

D F G

115 503 390

Gambar 4.24. Jaringan alternatif 4

Pengiriman dilakukan armada 7 ke A-E-D yaitu: 900ball

wonosobo sebanyak 785, dan sebanyak 115, armada 8 ke A-D-

F yaitu: 900ball Magelang sebanyak 397 dan Cilacap

sebanyak 503, armada9 ke A-F-G yaitu: pemenuhan sisa

Cilacap sebesar 322 dan Purwokerto sebanyak 390.

o Alternatif 5
785 397
825
E D
A F A A

D G
115 390

Gambar 4.25. Jaringan alternatif 5

Pengiriman dilakukan armada 7 ke A-F yaitu: Purwokerto

825ball, armada 8 ke A-E-D yaitu: 900ball Wonosob sebanyak

785 dan Magelang sebanyak 115, armada9 ke A-D-G yaitu:

pemenuhan sisa Magelang sebesar 397 dan Purwokerto

sebanyak 390.

o Alternatif 6 390 315 200

G F E
A A A

F E D
510 585 521
Gambar 4.26. Jaringan alternatif 1

101
Pengiriman dilakukan armada 7 ke A-G-F yaitu: 900ball

purwokerto sebanyak 390, dan Cilacap sebanyak 510, armada

8 ke A-F-E yaitu: 900ball Cilacap sebanyak 315 dan

Wonosobo sebanyak 585, armada9 ke A-E-D yaitu:

pemenuhan sisa Wonosobo sebesar 200 dan Magelang

sebanyak 521

o Alternatif 7
785 275 200
300 km 405 km 460 km
E G F
A A A
55 km 210 km
460 km
405 km 250 km
G F D

115 625 521

Gambar 4.27. Jaringan alternatif 1

Pengiriman dilakukan armada 7 ke A-E-G yaitu: 900ball

Wonosobo sebanyak 785, dan Purwokerto sebanyak 115,

armada 8 ke A-G-F yaitu: 900ball Purwokerto sebanyak 275

dan cilacap sebanyak 625, armada9 ke A-F-D yaitu:

pemenuhan sisa cilacap sebesar 200 dan Magelang sebanyak

521

5. Gambarkan jalur keseluruhan untuk megetahui rute yang

terjadi. dapat di ketahu rute yang terjadi untuk pengiriman

wilayah distributor Pati – Magelang –Wonosobo – Cilacap –

Purwokerto yaitu:

a) Armada 1 Magelang

b) Armada 2 Wonosobo

c) Armada 3 Cilacap

d) Armada 4, 5, 6 Purwokerto

102
0 ball

D 50 km
250 km
210 km
300 km E 0 ball

A 155 km 160 km
460 km
105 km

F 0 ball
405 km
55 km
G
0 ball
Gambar 4.28. Jaringan keseluruhan alternatif

e) Armada 7, 8, 9

o Alternatif 1 521 ball

D 50 km
250 km
210 km
300 km E 785 ball

A 155 km 160 km
460 km
105 km

F 825 ball
405 km
55 km
G
390 ball
Gambar 4.29. Jaringan keseluruhan alternatif 1

Armada 7 Pati – Purwokerto - Wonosobo - Pati

Armada 8 Pati – Wonosobo - Magelang - Pati

Armada 9 Pati – Cilacap - Pati


521 ball
o Alternatif 2
D 50 km
250 km
210 km
300 km E 785 ball

A 155 km 160 km
460 km
105 km

F 825 ball
405 km
55 km
G
390 ball

Gambar 4.30. Jaringan keseluruhan alternatif 2

103
Armada 7 Pati – Magelang - Wonosobo - Pati

Armada 8 Pati – Wonosobo - Purwokerto - Pati

Armada 9 Pati – Cilacap - Pati


521 ball
o Alternatif 3
D 50 km
250 km
210 km
300 km E 785 ball

A 155 km 160 km
460 km
105 km

F 825 ball
405 km
55 km
G
390 ball

Gambar 4.31. Jaringan keseluruhan alternatif 3

Armada 7 Pati – Magelang - Cilacap - Pati

Armada 8 Pati – Cilacap - Wonosobo - Pati

Armada 9 Pati – Wonosobo - Purwokerto - Pati

o Alternatif 4
521 ball

D 50 km
250 km
210 km
300 km E 785 ball

A 155 km 160 km
460 km
105 km

F 825 ball
405 km
55 km
G
390 ball

Gambar 4.32. Jaringan keseluruhan alternatif 4

Armada 7 Pati – Wonosobo - Magelang - Pati

Armada 8 Pati – Magelang - Cilacap - Pati

Armada 9 Pati – Cilacap – Purwokerto - Pati

104
521 ball
o Alternatif 5
D 50 km
250 km
210 km
300 km E 785 ball

A 155 km 160 km
460 km
105 km

F 825 ball
405 km
55 km
G
390 ball
Gambar 4.33. Jaringan keseluruhan alternatif 5

Armada 7 Pati – Cilacap - Pati

Armada 8 Pati – Wonosobo - Magelang - Pati

Armada 9 Pati – Magelang - Purwokerto - Pati

o Alternatif 6 521 ball

D 50 km
250 km
210 km
300 km E 785 ball

A 155 km 160 km
460 km
105 km
F 825 ball
405 km
55 km
G
390 ball
Gambar 4.34. Jaringan keseluruhan alternatif 6

Armada 7 Pati – Purwokerto - Cilacap - Pati

Armada 8 Pati – Cilacap - Wonosobo - Pati

Armada 9 Pati – Wonosobo - Magelang - Pati

o Alternatif 7 521 ball

D 50 km
250 km
210 km
300 km E 785 ball

A 155 km 160 km
460 km
105 km
F 825 ball
405 km
55 km
G
390 ball
Gambar 4.35. Jaringan keseluruhan alternatif

105
Armada 7 Pati – Wonosobo - Purwokerto - Pati

Armada 8 Pati – Purwokerto - Cilacap - Pati

Armada 9 Pati – Cilacap - Magelang - Pati

6. Hitung biaya pengiriman yang terjadi.

Biaya dapat di ketahui dengan pertimbangan jarak tempuh


dan bahan bakar yang dikeluarkan per km nya
Misal: jarak pati Solo 135 km
1 liter solar = Rp 4600 truk 1 liter dapat menempuh 8 km.
Biaya pulang pergi = 13 5: 8 X 4600 = Rp 77.625
Biaya makan = Rp 40.000
Biaya angkut = 77.625 + 400.000
= Rp 117.625
Biaya per ball = Rp 200
Tabel 4.10. Biaya angkut
Pati (A) Magelang Wonosobo Cilacap Purwokerto
Distribusi (Rp) (D) (Rp) (E) (Rp) (F) (Rp) (G) (Rp)
Pati (A) (Rp) 0 183,750 212,500 278,625 272,875
Magelang (D) (Rp) 183,750 0 68,750 160,750 129,125
Wonosobo (E) (Rp) 212,500 68,750 0 132,000 100,375
Cilacap (F) (Rp) 278,625 160,750 132,000 0 71,625
Purwokerto (G) (Rp) 272,875 129,125 100,375 71,625 0

Tabel 4.11. Biaya biaya kembali


Pati (A) Magelang Wonosobo Cilacap Purwokerto
Distribusi (Rp) (D) (Rp) (E) (Rp) (F) (Rp) (G) (Rp)
Pati (A) (Rp) 0 143,750 172,500 238,625 232,875
Magelang (D)(Rp) 143,750 0 28,750 120,750 89,125
Wonosobo (E) (Rp) 172,500 28,750 0 92,000 60,375
Cilacap (F) 238,625 120,750 92,000 0 31,625
Purwokerto (G)(Rp) 232,875 89,125 60,375 31,625 0

106
a) Armada 1 Magelang

B1 = Rp(183,750 + (900 x 200 ) + 143,750)

= Rp (183,750 + 180,000 + 143,750)

= Rp 507,500

b) Armada 2 Wonosobo

B2 = Rp(212,500+ (900 x 200 ) + 172,500)

= Rp (212,500+ 180,000 + 172,500)

= Rp 565,000

c) Armada 3 Cilacap

B3 = Rp(278,625+ (900 x 200 ) + 238,625)

= Rp (278,625+ 180,000 + 238,625)

= Rp 697,250

d) Armada 4, 5, 6 Purwokerto

B4 = Rp(272,875+ (900 x 200 ) + 232,875) x 3

= Rp (272,875+ 180,000 + 232,875) x 3

= Rp 685,750 x 3

= Rp 2,057,250

e) Armada 7,8,9

o Alternatif 1

1. Armada 7

B5 = Rp(272,875+ (390 x 200 ) + (100,375 + ( 510 x

200) + 60,375)

= Rp (272,875+ 78,000 + 100,375 + 102,000 +

60,375)

= Rp 613,625

107
1. Armada 8

B6 = Rp(212,500+ (276 x 200 ) + (68,750+ ( 521 x

200) + 143,750)

= Rp (212,500+ 55,200 + 68,750+ 104,200 +

143,750)

= Rp 584,400

2. Armada 9

B7 = Rp(278,625+ (825 x 200 ) + 238,625)

= Rp (278,625+ 165,000 + 238,625)

= Rp 682,250

o Alternatif 2

3. Armada 7

B5 = Rp(183,750+ (521 x 200 ) + (68,750+ ( 388 x

200) + 172,500)

= Rp (183,750+ 104,200 + 68,750+ 77,600+

172,500)

= Rp 606,800

4. Armada 8

B6 = Rp(212,500+ (447 x 200 ) + (100,375+ ( 390 x

200) + 60,375)

= Rp (212,500+ 89,400 + 100,375+ 780,000 +

60,375)

= Rp 540,650

5. Armada 9

B7 = Rp(278,625+ (825 x 200 ) + 238,625)

108
= Rp (278,625+ 165,000 + 238,625)

= Rp 682,250

o Alternatif 3

1. Armada 7

B5 = Rp(183,750+ (521 x 200 ) + (160,750+ ( 388 x

200) + 238,625)

= Rp (183,750+ 104,200 + 160,750+ 77,600+

238,625)

= Rp 606,800

2. Armada 8

B6 = Rp(278,625+ (437 x 200 ) + (132,000+ ( 463 x

200) + 172,500)

= Rp (278,625+ 87,400 + 132,000+ 92,600 +

172,500)

= Rp 763,125

3. Armada 9

B7 = Rp(212,500+ (322 x 200 ) + (100,375+ ( 390 x

200) + 172,500)

= Rp (212,500+ 64,400 + 100,375+ 78,000 +

172,500)

= Rp 627,775

o Alternatif 4

1. Armada 7

B5 = Rp(212,500+ (785 x 200 ) + (68,750+ ( 115 x

200) + 143,750)

109
= Rp (212,500+ 157,000 + 68,750+ 23,000+

143,750)

= Rp 605,000

2. Armada 8

B6 = Rp(183,750+ (397 x 200 ) + (160,750+ ( 503 x

200) + 238,625)

= Rp (183,750+ 79,400+ 160,750+ 100,600 +

238,625)

= Rp 763,125

3. Armada 9

B7 = Rp(278,625+ (322 x 200 ) + (71,625+ ( 390 x

200) + 232,875)

= Rp (278,625+ 64,400 + 71,625+ 78,000 +

232,875)

= Rp 725,525

o Alternatif 5

1. Armada 7

B5 = Rp(278,625+ ( 825 x 200 ) + 238,625)

= Rp (278,625+ 165,000+ 238,625)

= Rp 682,250

2. Armada 8

B6 = Rp(212,500+ (785 x 200 ) + (68,750+ ( 115 x

200) + 143,750)

= Rp (212,500+ 157,000 + 68,750+ 23,000 +

143,750)

= Rp 605,000

110
3. Armada 9

B7 = Rp(183,750+ (397 x 200 ) + (129,125+ ( 390 x

200) + 232,875)

= Rp (183,750+ 79,400 + 129,125+ 78,000 +

232,875)

= Rp 703,150

o Alternatif 6

1. Armada 7

B5 = Rp(272,875+ (390 x 200 ) + (71,625+ ( 510 x

200) + 238,625)

= Rp (272,875+ 78,000 + 71,625+ 102,000+

238,625)

= Rp 763,125

2. Armada 8

B6 = Rp(278,625+ (315 x 200 ) + (132,000+ ( 585 x

200) + 172,500)

= Rp (278,625+ 63,000+ 132,000+ 117,000 +

172,500)

= Rp 763,125

3. Armada 9

B7 = Rp(212,500+ (200 x 200 ) + (68,750+ ( 521 x

200) + 143,750)

= Rp (212,500+ 40,000 + 68,750+ 104,200 +

143,750)

= Rp 569,200

111
o Alternatif 7

1. Armada 7

B5 = Rp(212,500+ (785 x 200 ) + (100,375+ ( 115 x

200) + 232,875)

= Rp (212,500+ 157,000 + 100,375+ 23,000+

232,875)

= Rp 725,750

2. Armada 8

B6 = Rp(272,875+ (275 x 200 ) + (71,625+ ( 625 x

200) + 238,625)

= Rp (272,875+ 55,000+ 71,625+ 125,000 +

238,625)

= Rp 763,125

3. Armada 9

B7 = Rp(278,625+ (200 x 200 ) + (160,750+ ( 521 x

200) + 143,750)

= Rp (278,625+ 40,000 + 160,750+ 104,200 +

143,750)

= Rp 727,325

7. Total biaya optimal

Biaya total pengiriman Pati – Magelang – Wonosobo –

Cilacap – Purwokerto - Pati dari perhitungn diatas dapat

dilihat yaitu:

a) Armada 1 (Magelang ) = Rp 507,500

b) Armada 2 ( Wonosobo) = Rp 565,000

112
c) Armada 3 ( Cilacap) = Rp 697,250

d) Armada 4, 5, 6 ( Purwokerto) = Rp 2,057,250

Armada 7, 8, 9 dipilih alternative kedua karena biaya

pendistribusiannya lebih kecil yaitu:

e) Armada 7 (Magelang - Wonosobo) = Rp 606,800

f) Armada 8 (Wonosobo - Purwokerto) = Rp 540, 650

g) Armada 9 (Cilacap)= Rp 682,250

Biaya total pendistribusian Pati – Magelang – Wonosobo –

Cilacap – Purwokerto - Pati adalah:

4.12 Tabel rekap biaya wilayah dua

Btot truk rute biaya


B1 1 Pati-Magelang- Pati Rp 507,500
B2 2 Pati –Wonosobo- Pati Rp 565,000
B3 3 Pati –Cilacap- Pati Rp 697,250
B4 4.5.6 Pati-Purwokert- Pati Rp 2,057,250
B5 7 Pati –Magelang – Wonosobo- Pati Rp 606,800
B6 8 Pati -Wonosobo – Purwokerto- Pati Rp 540, 650
B7 9 Pati –Cilacap- Pati Rp 682,250

Btot = B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6 + B7

= Rp 507,500 + 565,000 + 697,250 + 2,057,250 +

606,800 + 540, 650+ 682,250

= Rp 5,656,700

Dari pengolahan diatas dapat diketahui biaya minimum yang

di dapat sehingga dapat untuk optimalkan biaya kirim yaitu

sebesar Rp 5,656,700

3. Pengiriman Pati – Kudus – Semarang – Ungaran - Pati minggu

pertama

113
Utuk mendapatkan optimasi baya yang optimal mengunakan

algoritma ini dapat dilakukan dengan langkah - langkah sebagai

berikut yaitu:

1. Lakukan perhitungan jumlah armada yang akan digunak

menyuplai ke distributor.

Σn
A =
a

A = Jumlah armada

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada Armada

Tabel 4.13. Rekapitulasi permintaan Pati – Solo – Yogya

Semarang (ball) Kudus (ball) Ungaran (ball)


Distribusi
Permintaan minggu pertama
Jumlah 1575 1533 1797

1575 ball

H 80 km
30 km

110 km
A
110 km I 1533 ball

30 km

140 km
J
1797 ball
Gambar 4.36. Jaringan Pati – Kudus – Semarang – Ungaran

n tot = 4905 ball


n = 900 ball

A = 4905 / 900
= 5.45 6 armada

114
Jadi pengiriman Kudus– Semarang - Ungaran
membutuhkan armada sebanyak 6 armada dengan kapasitas
armada sebanyak 900 ball.

2. lakukan pembagian armada tiap distribusi, tiap distribusi dapat

dikirim dengan armada berapa sesuai permintaan yang ada.

Σn
K =
a

K = Jumlah armada kirim


n = Jumlah permintaan
a = Kapasitas armada Armada
n Semarang = 1575 ball
n Kudus = 1533 ball
n Ungaran = 1797 ball
n = 900 ball
Permintaan Semarang
K = 1757/900
= 1.95 2 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Semarang sebanyak 2 kali
pengiriman.

Permintaan Kudus
K = 1533/900
= 1.7 2 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Kudus sebanyak 2 kali
pengiriman.
Permintaan Ungaran
K = 1797/900
= 1.99 2 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Ungaran sebanyak 2 kali
pengiriman.

115
3. Kurangkan permintaa distribusi dengan kapasitas armada,

untuk mengetahui jumlah apakah pengiriman dapat sekali atau

berulang, atau utuk mencari sisa angkut.

S = n -a

S = Sisa pengiriman

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada

permintaan untuk distribusi mengunakan truk dengan

kapasitas 900, jadi pengiriman dilakukan dengan kapasitas

<900 untuk kelebihandapat di kirim kemudian

o untuk distributor Semarang

S = 1575 – 900

= 675 ball

Jadi pengiriman Semarang dilakuan satukali pengiriman

dan sisa pengiriman sebanyak 675 ball.


675 ball
30 km
A H
Gambar 4.37. Jaringan Pengiriman Semarang

o untuk distributor kudus

S = 1533 – 900

= 633 ball

Jadi pengiriman Kudus dilakuan satukali pengiriman dan

sisa pengiriman sebanyak 633 ball.


633 ball
110 km
A I

Gambar 4.38. Jaringan Pengiriman Kudus

116
o untuk distributor Ungaran

S = 1797 – 900

= 897 ball

Jadi pengiriman ungaran dilakuan satukali pengiriman dan

sisa pengiriman sebanyak 897 ball.


897 ball

140 km
A J

Gambar 4.39. Jaringan Pengiriman Ungaran

4. Jadwalkan pengiriman armada dengan sisa permintaan yang di

ketahui. 675 ball

H 80 km
30 km

110 km
A
110 km I 633 ball

30 km

140 km
J
897 ball

Gambar 4.40. Jaringan Sisa Pengiriman

a. Pilih permintaan yang sedikit untuk acuan pemilihan

alternative pertama.

b. Pilih jarak antar distribusi yang paling dekat sebagai acuan

kedua utuk pengiriman

c. Pilih jalur kedua yang pendek untuk mengetahui jalan

selanjutnya

d. Pengiriman kurang dari 10% tidak diantar, di tunda

pengirimannya.

117
e. Pengngkutan maksimal dilakukan untuk meminimkan biaya

yaitu sebesar 900ball.

o Alternatif 1
633
408 405
I H
A A A J

H J
267 492

Gambar 4.41. Jaringan alternatif 1

Pengiriman dilakukan armada4 ke A-I-H yaitu: 900ball

Semarang sebanyak 633, dan kudus sebanyak 267,

armada 5 ke A-H-J yaitu: 900 ball Kudus sebanyak 408

dan Ungaran sebanyak 492, armada6 ke J yaitu:

pemenuhan sisa ungaran sebesar 405.

o Alternatif 2
633
630 405
I J
A A A H

J H
267 270

Gambar 4.42. Jaringan alternatif 2

Pengiriman dilakukan armada4 ke A-I-J yaitu: 900ball

Semarang sebanyak 633, dan Ungaran sebanyak 267,

armada5 ke A-J-H yaitu: 900ball Ungaran sebanyak 630

dan Kudus sebanyak 270, armada6 ke H yaitu:

pemenuhan sisa Kudus sebesar 405.

118
o Alternatif 3
675
672 405
H J
A A A H

J I
225 228

Gambar 4.43. Jaringan alternatif 3

Pengiriman dilakukan armada4 ke A-H-I yaitu: 900ball

kudus sebanyak 675, dan Ungaran sebanyak 225,

armada5 ke A-J-I yaitu: 900ball Ungaran sebanyak 672

dan Semarang sebanyak 228, armada6 ke A-H yaitu:

pemenuhan sisa Kudus sebanyak 405.

o Alternatif 4
675
408 405
H J
A A A H

I I
225 492
Gambar 4.44. Jaringan alternatif 4

Pengiriman dilakukan armada4 ke A-H-I yaitu: 900ball

kudus sebanyak 675, dan Semarang sebanyak 225,

armada5 ke A-J-I yaitu: 900 ball magelang sebanyak

408 dan Semarang sebanyak 492, armada6 ke A-H yaitu:

pemenuhan sisa Kudus sebesar 405.

o Alternatif 5
675 633 897

A H A I A J

Gambar 4.45. Jaringan alternatif 5

119
Pengiriman dilakukan armada4 ke A-H yaitu: Kudus

675ball, armada8 ke A-I yaitu: Semarang sebanyak 633,

armada6 ke A-J yaitu: pemenuhan sisa Ungaran sebesar

897 ball

5. Gambarkan jalur keseluruhan untuk megetahui rute yang

terjadi. dapat di ketahu rute yang terjadi untuk pengiriman

wilayah distributor Pati – Magelang –Wonosobo – Cilacap –

purwokerto – Pati yaitu:

a) Armada 1 Semarang

b) Armada 2 Kudus

c) Armada 3 Ungaran
675 ball
H 80 km
30 km

110
A
110 I 633

30 km

140 km

J
897
Gambar 4.46. Jaringan keseluruhan

d) Armada 4, 5, 6
675 ball

o Alternatif 1 H 80 km
30 km

110 km
A
110 km I 633 ball

30 km

140 km
J
897 ball
Gambar 4.47. Jaringan keseluruhan alternatif 1

Armada 4 Pati – Kudus - Semarang – Pati

Armada 5 Pati – Semarang - Ungaran – Pati

120
Armada 6 Pati – Ungaran – Pati

o Alternatif 2 675 ball

H 80 km
30 km

110 km 110 km 633 ball


A I
30 km

140 km
J
897 ball

Gambar 4.48. Jaringan keseluruhan alternatif 2

Armada 4 Pati – Kudus - Ungaran – Pati

Armada 5 Pati – Ungaran - Semarang – Pati

Armada 6 Pati – Semarang – Pati


675 ball
o Alternatif 3
H 80 km
30 km

110 km 110 km 633 ball


A I
30 km

140 km
J
897 ball
Gambar 4.49. Jaringan keseluruhan alternatif 3

Armada 4 Pati – Semarang - Ungaran – Pati

Armada 5 Pati – Ungaran - Kudus – Pati

Armada 6 Pati – Kudus – Pati

o Alternatif 4 675 ball

H 80 km
30 km

110 km
A
110 km I 633 ball

30 km

140 km
J
897 ball

121
Gambar 4.50. Jaringan keseluruhan alternatif 4

Armada 4 Pati – Semarang - Kudus – Pati

Armada 5 Pati – Kudus – Ungaran – Pati

Armada 6 Pati – Ungaran – Pati


675 ball
o Alternatif 5
H 80 km
30 km

110 km 110 km
A I 633 ball

30 km

140 km
J
897 ball
Gambar 4.51. Jaringan keseluruhan alternatif 5

Armada 4 Pati – Semarang – Pati

Armada 5 Pati – Kudus – Pati

Armada 6 Pati – Ungaran – Pati

6. Hitung biaya pengiriman yang terjadi.

Biaya dapat di ketahui dengan pertimbangan jarak tempuh


dan bahan bakar yang dikeluarkan per km nya
Misal: jarak pati Solo 135 km
1 liter solar = Rp 4600 truk 1 liter dapat menempuh 8 km.
Biaya pulang pergi = 13 5: 8 X 4600 = Rp 77.625
Biaya makan = Rp 40.000
Biaya angkut = 77.625 + 400.000
= Rp 117.625
Biaya per ball = Rp 200

122
Tabel 4.13. Biaya truk isi
Distribusi Pati (Rp) Kudus (Rp) Semarng (Rp) Ungarn (Rp)
Pati (A) (Rp) 0 57,250 103,250 166,500
Kudus (H) (Rp) 57,250 0 86,000 152,125
Semarang ( I ) (Rp) 103,250 86,000 0 57,250
Ungaran (J) (Rp) 166,500 152,125 57,250 0

Tabel 4.14 Biaya truk kosong


Distribusi Pati (Rp) Kudus (Rp) Semrng (Rp) Ungrn (Rp)
Pati (A) (Rp) 0 17,250 63,250 126,500
Kudus (H) (Rp) 17,250 0 46,000 112,125
Semarang ( I ) (Rp) 63,250 46,000 0 17,250
Ungaran (J) (Rp) 126,500 112,125 17,250 0

a. Armada 1 Semarang

B1 = Rp(57,250 + (900 x 200 ) + 17,250)

= Rp (57,250 + 180,000 + 17,250)

= Rp 254,500

b. Armada 2 Kudus

B2 = Rp(103,250 + (900 x 200 ) + 63,250)

= Rp (103,250 + 180,000 + 63,250)

= Rp 346,500

c. Armada 3 Ungaran

B3 = Rp(166,500 + (900 x 200 ) + 126,500)

= Rp (166,500 + 180,000 + 126,500)

= Rp 473,000

d. Armada 4,5,6

o Alternatif 1

1. Armada 4

B4 = Rp(103,250+ (633 x 200 ) + (86,000+ ( 267 x

200) + 17,250)

123
= Rp (103,250+ 126,600 + 86,000+ 53,400 +

17,250)

= Rp 386,500

2. Armada 5

B5 = Rp(57,250+ (408 x 200 ) + (152,125+ ( 492 x

200) + 126,500)

= Rp (57,250+ 81,600 + 152,125+ 98,400 +

126,500)

= Rp 515,875

3. Armada 6

B6 = Rp(166,500+ (405 x 200 ) + 126,500)

= Rp (166,500+ 81,000 + 126,500)

= Rp 374,000

o Alternatif 2

1. Armada 4

B4 = Rp(103,250+ (633 x 200 ) + (57,250+ ( 267 x

200) + 126,500)

= Rp (103,250+ 126,600 + 57,250+ 53,400 +

126,500)

= Rp 467,000

2. Armada 5

B5 = Rp(166,500+ (630 x 200 ) + (152,125+ ( 270 x

200) + 17,250)

= Rp (166,500+ 126,000 + 152,125+ 54,000+

17,250)

= Rp 515,875

124
3. Armada 6

B6 = Rp(57,250+ (405 x 200 ) + 17,250)

= Rp (57,250+ 81,000 + 17,250)

= Rp 155,500

o Alternatif 3

1. Armada 4

B4 = Rp(57,250+ (675 x 200 ) + (152,125+ ( 225 x

200) + 126,500)

= Rp (57,250+ 135,000 + 152,125+ 45,000 +

126,500)

= Rp 515,875

2. Armada 5

B5 = Rp(166,500+ (672x 200 ) + (57,250+ ( 228 x

200) + 63,250)

= Rp (166,500+ 134,400 + 57,250+ 45,600+

63,250)

= Rp 467,000

3. Armada 6

B6 = Rp(103,250+ (405 x 200 ) + 63,250)

= Rp (103,250+ 81,000 + 63,250)

= Rp 247,500

o Alternatif 4

1. Armada 4

B4 = Rp(57,250+ (675 x 200 ) + (86,000+ ( 225 x

200) + 63,250)

125
= Rp (57,250+ 135,000 + 86,000+ 45,000 +

63,250)

= Rp 386,500

2. Armada 5

B5 = Rp(103,250+ (408x 200 ) + (57,250+ ( 492 x

200) + 126,500)

= Rp (103,250+ 81,600 + 57,250+ 96,400+

126,500)

= Rp 467,000

3. Armada 6

B6 = Rp(166,500+ (405 x 200 ) + 126,500)

= Rp (166,500+ 81,000 + 126,500)

= Rp 374,000

o Alternatif 5

1. Armada 4

B4 = Rp(57,250+ ( 675 x 200 ) + 17,250)

= Rp (57,250+ 135,000+ 17,250)

= Rp 209,500

2. Armada 5

B5 = Rp(103,250+ (633 x 200 ) + 63,250)

= Rp (103,250+ 126,600 + 63,250)

= Rp 293,100

3. Armada 6

B6 = Rp(166,500+ (897 x 200 ) + 126,500)

= Rp (166,500+ 179,400 + 126,500)

= Rp 472,400

126
7. Total biaya optimal

Biaya total pengiriman Pati – Magelang – Wonosobo –

Cilacap – Purwokerto - pati dari perhitungn diatas dapat

dilihat yaitu:

a) Armada 1 (Semarang) = Rp 254,500

b) Armada 2 (Kudus) = Rp 346,500

c) Armada 3 ( Ungaran) = Rp 473,000

Armada 4, 5, 6 dipilih alternative kedua karena biaya

pendistribusiannya lebih kecil yaitu:

d) Armada 4 (Semarang) = Rp 209,500

e) Armada 5 (Kudus) = Rp 293,100

f) Armada 6 (Ungaran)= Rp 472,400

Biaya total pendistribusian Pati – Semarang – Kudus –

Ungaran – Pati adalah:


4.15 Tabel rekap biaya wilayah tiga

Btot truk rute biaya


B1 1 Pati-Semarang-Pati Rp 254,500
B2 2 Pati-Kudus-Pati Rp 346,500
B3 3 Pati-Ungaran-Pati Rp 473,000
B4 4 Pati- Semarang -Pati Rp 209,500
B5 5 Pati- Kudus -Pati Rp 293,100
B6 6 Pati-Ungaran-Pati Rp 472,400

Btot = B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6

= Rp 254,500 + 346,500 + 473,000 + 209,500+ 293,100+

472,400

= Rp 2.049.000

127
Dari pengolahan diatas dapat diketahui biaya minimum yang

di dapat sehingga dapat untuk optimalkan biaya kirim yaitu

sebesar Rp 2.049.000

4. Pengiriman Pati – Pekalongan – Tegal – Slawi – Pati minggu

pertama

Utuk mendapatkan optimasi baya yang optimal mengunakan

algoritma ini dapat dilakukan dengan langkah - langkah sebagai

berikut yaitu:

1. Lakukan perhitungan jumlah armada yang akan digunak

menyuplai ke distributor.

Σn
A =
a

A = Jumlah armada

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada Armada

Tabel 4.16 Rekapitulasi permintaan Pati – solo – yogya – Pati

Pekalongan (ball) Tegal (ball) Slawi (ball)


Distribusi
Permintaan minggu pertama
Jumlah 3224 1678 1711

3224 ball

K 70 km
210 km

70 km
A
280 km L 1678

30 km

280 km
M
1711

Gambar 4.52. Jaringan Pati – Pekalongan – Tegal – Slawi - Pati

128
n tot = 6599 ball
a = 900 ball

A = 6613 / 900
= 7,34 8 armada
Jadi pengiriman Pati – Pekalongan – Tegal – Slawi - Pati
membutuhkan armada sebanyak 8 armada dengan kapasitas
armada sebanyak 900 ball.

2. lakukan pembagian armada tiap distribusi, tiap distribusi

dapat dikirim dengan armada berapa sesuai permintaan yang

ada.

Σn
K =
a

K = Jumlah armada kirim


n = Jumlah permintaan
a = Kapasitas armada Armada
Untuk pengelompokan wilayah Pekalongan Inti dan
Pekalongan Sri merupakan satu wilayah sehingga jadi satu
lokasi pengiriman dengan tidak melhat jarak perdistributor,
jarak dianggap 0.
n Pekalongan = 3224 ball
n Tegal = 1678 ball
n Slawi = 1711 ball
n = 900 ball
Permintaan Pekalongan
K = 3224 /900
= 3,58 4 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Pekalongan sebanyak 2 kali
pengiriman.

129
Permintaan Tegal
K = 1678/900
= 1.86 2 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Tegal sebanyak 2 kali
pengiriman.
Permintaan Slawi
K = 1711/900
= 1.89 2 armada
Jadi pengiriman untuk wilayah Slawi sebanyak 2 kali
pengiriman.
3. Kurangkan permintaa distribusi dengan kapasitas armada,

untuk mengetahui jumlah apakah pengiriman dapat sekali

atau berulang, atau utuk menari sisa angkut.

S = n -a

S = Sisa pengiriman

n = Jumlah permintaan

a = Kapasitas armada

permintaan untuk distribusi mengunakan truk dengan

kapasitas 900, jadi pengiriman dilakukan dengan kapasitas

<900 untuk kelebihandapat di kirim kemudian

o untuk distributor Pekalongan

S = 3224 – 900 – 900 - 900

= 524 ball

Jadi pengiriman Pekalongan dilakuan tiga kali pengiriman

dan sisa pengiriman sebanyak 524 ball.


524 ball
210 km
A K

Gambar 4.53. Jaringan Pengiriman Pekalongan

130
o untuk distributor Tegal

S = 1678 – 900

= 778 ball

Jadi pengiriman Tegal dilakuan satu kali pengiriman dan

sisa pengiriman sebanyak 778 ball.


778 ball
280 km
A L

Gambar 4.54. Jaringan Pengiriman Tegal

o untuk distributor Slawi

S = 1711 – 900

= 811 ball

Jadi pengiriman Slawi dilakuan satu kali pengiriman dan

sisa pengiriman sebanyak 811 ball.

811 ball

280 km
A M

Gambar 4.55. Jaringan Pengiriman Slawi

4. Jadwalkan pengiriman armada dengan sisa permintaan yang

di ketahui.
524 ball

K 70 km
210 km

280 km 70 km
A L 778 ball

30 km

280 km
M
811 ball

Gambar 4.56. Jaringan Sisa Pengiriman

131
a. Pilih permintaan yang sedikit untuk acuan pemilihan

alternative pertama.

b. Pilih jarak antar distribusi yang paling dekat sebagai acuan

kedua utuk pengiriman

c. Pilih jalur kedua yang pendek untuk mengetahui jalan

selanjutnya

d. Pengiriman kurang dari 10% tidak diantar, di tunda

pengirimannya.

e. Pengngkutan maksimal dilakukan untuk meminimkan biaya

yaitu sebesar 900ball.

o Alternatif 1 524
435 313
K M
A A A L

M L
376 465
Gambar 4.57. Jaringan alternatif 1

Pengiriman dilakukan armada 4 ke A-K-M yaitu:

900ball Pekalongan sebanyak 524, dan Slawi sebanyak

376, armada 5 ke A-M-L yaitu: 900ball Slawi sebanyak

435 dan Tegal sebanyak 465, armada 6 ke A-L yaitu:

pemenuhan sisa Tegal sebesar 313.

o Alternatif 2 524
402 313
K L
A A A M

L M
376 498
Gambar 4.58. Jaringan alternatif 2

Pengiriman dilakukan armada 4 ke A-K-L yaitu: 900ball

Pekalongan sebanyak 524, dan Tegal sebanyak 376,

132
armada 5 ke A-L-M yaitu: 900ball tegal sebanyak 402

dan Slawi sebanyak 498, armada 6 ke A-M yaitu:

pemenuhan sisa Slawi sebesar 313.

o Alternatif 3
778
689 313
L M
A A A K

M K
122 211
Gambar 4.59. Jaringan alternatif 3

Pengiriman dilakukan armada 4 ke A-L-M yaitu: 900ball

Tegal sebanyak 778, dan Slawi sebanyak 122, armada 5

ke A-M-K yaitu: 900ball slawi sebanyak 689 dan

Pekalongan sebanyak 211, armada 6 ke A-K yaitu:

pemenuhan sisa Pekalongan sebanyak 313.

o Alternatif 4 778
402 313
L K
A A A M

K M
122 498
Gambar 4.60. Jaringan alternatif 4

Pengiriman dilakukan armada 4 ke A-L-K yaitu: 900ball

Tegal sebanyak 778, dan Pekalongan sebanyak 122,

armada 5 ke A-K-M yaitu: 900 ball Pekalongan

sebanyak 402 dan Slawi sebanyak 498, armada 6 ke A-

M yaitu: pemenuhan sisa Slawi sebesar 313.

133
o Alternatif 5

524 778 811

A K A L A M

Gambar 4.61. Jaringan alternatif 5

Pengiriman dilakukan armada 4 ke A-K yaitu:

Pekalongan 524, armada8 ke A-L yaitu: Tegal sebanyak

778, armada 6 ke A-M yaitu: pemenuhan sisa slawi

sebesar 811.

5. Gambarkan jalur keseluruhan untuk megetahui rute yang

terjadi. dapat di ketahu rute yang terjadi untuk pengiriman

wilayah distributor Pati – Magelang –Wonosobo – Cilacap –

Purwokerto yaitu:

a) Armada 1 Pekalongan

b) Armada 2 Tegal

c) Armada 3 Slawi
524 ball

K 70 km
210 km

280 km 70 km
A L 778 ball

30 km

280 km
M
811 ball

Gambar 4.62. Jaringan keseluruhan alternatif

d) Armada 4, 5, 6

o Alternatif 1

134
0 ball

K 70 km
210 km

280 km 70 km
A L 0 ball

30 km

280 km
M
0 ball

Gambar 4.63. Jaringan keseluruhan alternatif 1

Armada 4 Pati – Pekalongan - Slawi – Pati

Armada 5 Pati – Slawi - Tegal – Pati

Armada 6 Pati – Tegal – Pati

o Alternatif 2
0 ball

K 70 km
210 km

280 km 70 km
A L 0 ball

30 km

280 km
M
0 ball
Gambar 4.64. Jaringan keseluruhan alternatif 3

Armada 4 Pati – Pekalongan - Tegal – Pati

Armada 5 Pati – Tegal - Slawi – Pati

Armada 6 Pati – Slawi – Pati


0 ball
o Alternatif 3
K 70 km
210 km

280 km 70 km
A L 0 ball

30 km

280 km
M
0 ball
Gambar 4.65. Jaringan keseluruhan alternatif 3

Armada 4 Pati – Tegal - Slawi – Pati

135
Armada 5 Pati – Slawi - Pekalongan – Pati

Armada 6 Pati – Pekalongan – Pati

0 ball
o Alternatif 4
K 70 km
210 km

280 km 70 km
A L 0 ball

30 km

280 km
M
0 ball
Gambar 4.66. Jaringan keseluruhan alternatif 4

Armada 4 Pati – Tegal - Pekalongan – Pati

Armada 5 Pati – Pekalongan - Slawi – Pati

Armada 6 Pati – Slawi – Pati

o Alternatif 5
0 ball

K 70 km
210 km

280 km 70 km
A L 0 ball

30 km

280 km
M
0 ball
Gambar 4.67. Jaringan keseluruhan alternatif 5

Armada 4 Pati – Pekalongan – Pati

Armada 5 Pati –Tegal – Pati

Armada 6 Pati – Slawi – Pati

136
6. Hitung biaya pengiriman yang terjadi.

Biaya dapat di ketahui dengan pertimbangan jarak tempuh


dan bahan bakar yang dikeluarkan per km nya
Misal: jarak pati Solo 135 km
1 liter solar = Rp 4600 truk 1 liter dapat menempuh 8 km.
Biaya pulang pergi = 13 5: 8 X 4600 = Rp 77.625
Biaya makan = Rp 40.000
Biaya angkut = 77.625 + 400.000
= Rp 117.625
Biaya per ball = Rp 200
Tabel 4.17. Biaya truk isi
Pekalongan Tegal (L) Slawi (M)
Distribusi Pati (A) (Rp)
(K) (Rp) (Rp) (Rp)
Pati (A) (Rp) 0 160,750 201,000 252,750
Pekalongan (K) (Rp) 160,750 0 80,250 80,250
Tegal (L) (Rp) 201,000 80,250 0 57,250
Slawi (M) (Rp) 252,750 80,250 57,250 0

Tabel 4.18. Biaya truk kosong


Pekalongan Tegal (L) Slawi (M)
Distribusi Pati (A) (Rp) (K) (Rp) (Rp) (Rp)
Pati (A) (Rp) 0 120,750 161,000 212,750
Pekalongan (K) (Rp) 120,750 0 40,250 40,250
Tegal (L) (Rp) 161,000 40,250 0 17,250
Slawi (M) (Rp) 212,750 40,250 17,250 0
a. Armada 1 Pekalongan

B1 = Rp(160,750 + (900 x 200 ) + 120,750)

= Rp (160,750 + 180,000 + 120,750)

= Rp 461,500

b. Armada 2 Tegal

B2 = Rp(201,000+ (900 x 200 ) + 161,000)

= Rp (201,000+ 180,000 + 161,000)

= Rp 551,000

137
c. Armada 3 Slawi

B3 = Rp(252,750+ (900 x 200 ) + 212,750)

= Rp (252,750+ 180,000 + 212,750)

= Rp 645,500

d. Armada 4,5,6

o Alternatif 1

1. Armada 4

B4 = Rp(160,750+ (524 x 200 ) + (80,250+ ( 376 x

200) + 212,750)

= Rp (160,750+ 104,800 + 80,250+ 75,200 +

212,750)

= Rp 633,750

2. Armada 5
B5 = Rp(252,750+ (435 x 200 ) + (57,250+ ( 465 x
200) + 161,000)
= Rp (252,750+ 87,000 + 57,250+ 93,000 +
161,000)
= Rp 651,000
3. Armada 6
B6 = Rp(201,000+ (313 x 200 ) + 161,000)
= Rp (201,000+ 62,600 + 161,000)
= Rp 424,600
o Alternatif 2
1. Armada 4
B4 = Rp(160,750+ (524 x 200 ) + (80,250+ ( 376 x
200) + 161,000)

138
= Rp (160,750+ 104,800 + 80,250+ 75,200 +
161,000)
= Rp 582,000
2. Armada 5
B5 = Rp(201,000 + (402 x 200 ) + (57,250+ ( 498 x
200) + 212,750)
= Rp (201,000 + 80,400 + 57,250 + 99,600+
212,750)
= Rp 651,000
3. Armada 6
B6 = Rp(252,750+ (313 x 200 ) + 212,750)
= Rp (252,750+ 62,600 + 212,750)
= Rp 528,100
o Alternatif 3
1. Armada 4
B4 = Rp(201,000+ (778 x 200 ) + (57,250+ ( 122 x
200) + 212,750)
= Rp (201,000+ 155,600 + 57,250+ 24,400 +
212,750)
= Rp 651,000
2. Armada 5
B5 = Rp(252,750+ (689x 200 ) + (80,250+ ( 211 x
200) + 120,750)
= Rp (252,750+ 139,600 + 80,250+ 42,200+
120,750)
= Rp 635,550
3. Armada 6
B6 = Rp(160,750+ (313 x 200 ) + 120,750)

139
= Rp (160,750+ 62,600 + 120,750)
= Rp 344,100
o Alternatif 4
1. Armada 4
B4 = Rp(201,000+ (778 x 200 ) + (80,250+ ( 122 x
200) + 120,750)
= Rp (201,000+ 155,600 + 80,250+ 24,400 +
120,750)
= Rp 582,000
2. Armada 5
B5 = Rp(160,750+ (402x 200 ) + (80,250+ ( 498 x
200) + 212,750)
= Rp (160,750+ 80,400 + 80,250+ 99,600+
212,750)
= Rp 637,750
3. Armada 6
B6 = Rp(252,750+ (313 x 200 ) + 212,750)
= Rp (252,750+ 62,600 + 212,750)
= Rp 528,100

o Alternatif 5

4. Armada 4

B4 = Rp(160,750 + ( 524 x 200 ) + 120,750)

= Rp (160,750 + 104,800+ 120,750)

= Rp 386,300

5. Armada 5

B5 = Rp(201,000+ (778 x 200 ) + 161,000)

= Rp (201,000+ 155,600+ 161,000)

140
= Rp 517,600

6. Armada 6

B6 = Rp(252,750+ (811 x 200 ) + 212,750)

= Rp (252,750+ 162,600 + 212,750)

= Rp 627,700

7. Total biaya optimal

Biaya total pengiriman Pati – Magelang – Wonosobo –

Cilacap – Purwokerto – pati dari perhitungn diatas dapat

dilihat yaitu:

a) Armada 1 (Kudus ) = Rp 461,500

b) Armada 2 ( Semarang) = Rp 551,000

c) Armada 3 ( Ungaran) = Rp 645,500

Armada 4, 5, 6 dipilih alternative kedua karena biaya

pendistribusiannya lebih kecil yaitu:

d) Armada 4 (Kudus) = Rp 386,300

e) Armada 5 (Semarang) = Rp 515,600

f) Armada 6 (Ungaran)= Rp 627,700

Biaya total pendistribusian Pati – pekalongan – tegal – slawi

adalah:

4.19Tabel rekap biaya wilayah keempat

Btot truk Rute biaya


B1 1 Pati- Pekalongan - Pati Rp 461,500
B2 2 Pati – Tegal - Pati Rp 551,000
B3 3 Pati – Slawi - Pati Rp 645,500
B4 4 Pati- Pekalongan - Pati Rp 386,300
B5 5 Pati – Tegal - Pati Rp 515,600
B6 6 Pati – Slawi - Pati Rp 627,700

141
Btot = B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6

= Rp 461,500+ 551,000+ 695,500+ 386,300+

515,600+627,700

= Rp 3.187.600

Dari pengolahan diatas dapat diketahui biaya minimum yang

di dapat sehingga dapat untuk optimalkan biaya kirim yaitu

sebesar Rp 3.187.600

Dari pengolahan diatas dapat dilihat pengeluaran biaya

total minggu pertama dapat dilihat pada tabel 4.20 Rekap biya

pengiriman minggu pertama

Tabel 4.20 Rekap biya pengiriman minggu pertama

pengiriman Biaya
Minggu 1 Rp 2,068,850
Minggu 2 Rp 4,608,550
Minggu 3 Rp 2,049,000
Minggu 4 Rp 2,726,100
total Rp11,452,500

Total pengiriman biaya yang harus dikeluarkan perusahaan

untuk pengiriman minggu pertama adalah Rp11,452,500

c. Pengolahan Rute Dengan Tabel

Pengolahan dengan tabel memudahkan dalam perhitungan

dengan bantuan Microsoft offis excel dapat dilihat pada tabel 4.21 -

4.31 pengiriman distribusi tiap – tiap wilayah

Terlampir

142
d. Rekap Pengolahan Rute Truk

Hasil pengolahan rute truk mengunakan Microsoft offis excel

dapat dilihat pada tabel 4.32 rekap pengolahan rute truk

Terlampir

e. Pengelompokan Rute

Dalam memudahkan didalam pengelompokan rute yang terjadi

pada pendistribusian produk.

1. Trayek barang

Trayek barang adalah waktu yang dibutuhkan oleh truk untuk

mengisi produk ke truk melakukan pengiriman sampai truk

kembali lagi ke pabrik untuk siap melakukan pengiriman

kembali.

Waktu kirim dalam pengiriman sampai truk kembali ke

pabrik merupakan satu rute yang dapat di hitung dengan waktu

sehingga dari waktu pengiriman samapi kembali lagi dapat

dilakukan pengelompokan waktu. Dengan pengelompokan

waktu dapat mengatur kebutuhan truk sehingga kebutuhan truk

daapt diketahui.

Untuk melakukan pengelompokan waktu dalam pengiriman

produk kebijakan yang diambil untuk melakukan engelompokan

adalah:

143
Langkah-langkah pengelompokan waktu kirim

1. Pegelompokan waktu kirim berdasarkan total pengiriman

yang di hitung dari pabrik kirim kembali dan siap untuk di

isi

2. waktu pengiriman adalah 24 jam kerja

Pengiriman dalam perusahaan dapat dilakukan 24 jam sesui

dengan pengiriman yang dituju

3. Waktu kerja adalah 10 jam untuk pengisian barang

Yaitu pengisian barang ke dalam truk di perusahaan dapat

dilayani pada waktu jam 8 pagi – jam 6 malam dalam

pengiriman barang masih dapat diteruskan hanya pengisian

barang ke truk yang tidak dapat di layani.

4. Kebutuhan waktu baku dalam pendistribusian barang

Waktu yang digunakan dari truk masuk siap di isi dan

brangkat sampai kembali dan siap di isi untuk melanjudkan

pengirimman.

Tabel 4.33 Loading dan Anloading Dalam Pendistribusian


no keterangan waktu (menit)
1 Waktu truk masuk gudang 20
2 waktu produk dimasukan ke dalam truk 30
3 Waktu ijin masuk kedistributor 10
4 waktu istirahat 45
5 waktu bongkar truk 30
jumlah 135

Dari Tabel 4.33 Lead time Dalam Pendistribusian dalam


pendistribusian dapat diketahui bahwa total pengiriman adalah
2.25 jam

144
5. Kebutuhan Waktu Trayek Dalam Pendistribusian Barang

Dibawah ini adalah kebutuhan waktu kirim dari pabrik ke

distribusi tujuan dapat di lihat pada tabel 4.34 Tabel Waktu

Kirim Ke Distribusi

Waktu kirim dapat diketahui dari:


Rata-rata Kecepatan truk isi = 45 km/jam
Rata-rata Kecepatan truk kosong = 60 km/jam
Misal:
Waktu pengiriman pati-Kudus-pati
Jarak pati kudus = 30 km
Rata-rata Kecepatan truk isi = 45 km/jam
Waktu truk isi = Jarak
Kecepatan

30
=
45
= 0.7 jam
Rata-rata Kecepatan truk kosong = 60 km/jam
Waktu truk kosong = Jarak
Kecepatan

30
=
60
= 0.5 jam

145
4.34 Tabel Waktu Trayek barang
Waktu kirim truk Waktu kembali truk
Kota Jarak (KM)
isi (jam) kosong(jam)
B. Kudus 30 0.7 0.5
C. Solo 135 3.0 2.3
D. Yogya 190 4.2 3.2
E. Magelang 250 5.6 4.2
F. Ungaran 115 2.6 1.9
G. Semarang 110 2.4 1.8
H. Pekalongan 210 4.7 3.5
I. Tegal 280 6.2 4.7
J. Slawi 280 6.2 4.7
K. Wonosobo 300 6.7 5.0
L. Purwokerto 450 10.0 7.5
M. Cilacap 460 10.2 7.7

6. Ketersediaan waktu pengiriman dari perusahaan

Waktu yang di sediakan oleh perusahan untuk melakukan

pengiriman

Tabel 4.35 Ketersediaan waktu pengiriman


Kebutuhan Waktu (Jam)
Jam kerja 24 jam
Truk 3 Buah
Hari kerja 6 hari
Total 432

7. Kebutuhan waktu trayek barang tiap distribusi

Waktu yang digunakan dari truk siap untuk diisi melakukan

pengiriman bongkar produk kembali ke pabrik dan siap di

isi kembali dapat di lihat pada tabel 4.36 - 4.39 kebutuhan

waktu trayek barang.

146
Tabel 4.36. Kebutuhan Waktu Trayek Minggu Pertama
Pengiriman armada minggu pertama Waktu kirim Waktu kembali Loading dan waktu tambahan Waktu tambahan Total waktu
Truk Trayek (jam) (jam) anloading (jam) kirim (jam) kembali (jam) trayek (jam
1 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
2 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
3 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
4 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
5 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
6 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
7 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
8 Pati-Magelang-Pati 5.6 4.2 2.25 0 0 12.2
9 Pati-Wonosobo-Pati 6.7 5.0 2.25 0 0 13.8
10 Pati-Cilacap-Pati 10.2 7.7 2.25 0 0 19.8
11 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
12 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
13 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
14 Pati-Cilacap-Pati 10.2 7.7 2.25 0 0 19.8
15 Pati-Magelang-Wonosobo-Pati 5.6 0 2.25 2+6.7 8.7 14.6
16 Pati-Wonosobo-Purwokerto-Pati 6.7 0 2.25 3+7.5 10.5 19.8
17 Pati-Kudus-Pati 0.7 0.5 2.25 0 0 3.7
18 Pati-Semarang-Pati 2.4 1.8 2.25 0 0 6.8
19 Pati-Ungaran-Pati 2.6 1.9 2.25 0 0 7.0
20 Pati-Kudus-Pati 0.7 0.5 2.25 0 0 3.7
21 Pati-Semarang-Pati 2.4 1.8 2.25 0 0 6.8
22 Pati-Ungaran-Pati 2.6 1.9 2.25 0 0 7.0
23 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
24 Pati-Tegal-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
25 Pati-Slawi-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
26 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
27 Pati-Tegal-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
28 Pati-Slawi-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
jumlah (jam) 161.4 121.1 75 0 18 334.7

147
Tabel 4.37. Kebutuhan Waktu Trayek Minggu Kedua
Pengiriman armada minggu kedua Waktu kirim Waktu kembali Loading dan Waktu tambahan Waktu tambahan Total waktu
Truk Trayek (jam) (jam) anloading (jam) kirim (jam) kembali (jam) trayek (jam)
1 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
2 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
3 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
4 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
5 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
6 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
7 Pati-Magelang-Pati 5.6 4.2 2.25 0 0 12.2
8 Pati-Wonosobo-Pati 6.7 5.0 2.25 0 0 14.2
9 Pati-Cilacap-Pati 10.2 7.7 2.25 0 0 20.4
10 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
11 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
12 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
13 Pati-Magelang-Pati 5.6 4.2 2.25 0 0 12.2
14 Pati-Wonosobo-Pati 6.7 5.0 2.25 0 0 14.2
15 Pati-Cilacap-Pati 10.2 7.7 2.25 0 0 20.4
16 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
17 Pati-Kudus-Pati 0.7 0.5 2.25 0 0 3.7
18 Pati-Semarang-Pati 2.4 1.8 2.25 0 0 6.8
19 Pati-Ungaran-Pati 2.6 1.9 2.25 0 0 7.0
20 Pati-Kudus-Pati 0.7 0.5 2.25 0 0 3.7
21 Pati-Semarang-Pati 2.4 1.8 2.25 0 0 6.8
22 Pati-Ungaran-Pati 2.6 1.9 2.25 0 0 7.0
23 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
24 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
25 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
26 Pati-Tegal-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
27 Pati-Slawi-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
28 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
29 Pati-Tegal-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
30 Pati-Slawi-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
jumlah (jam) 161.4 121.1 67.5 0 0 357.5

148
Tabel 4.38. Kebutuhan Waktu Trayek Minggu ketiga
Pengiriman armada minggu ketiga Waktu kirim Waktu kembali Loading dan Waktu tambahan Waktu tambahan Total waktu
Truk Trayek (jam) (jam) anloading (jam) kirim (jam) kembali (jam) trayek (jam)
1 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
2 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
3 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
4 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
5 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
6 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
7 Pati-Magelang-Pati 5.6 4.2 2.25 0 0 12.2
8 Pati-Wonosobo-Pati 6.7 5.0 2.25 0 0 14.2
9 Pati-Cilacap-Pati 10.2 7.7 2.25 0 0 20.4
10 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
11 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
12 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
13 Pati-Magelang-Pati 5.6 4.2 2.25 0 0 12.2
14 Pati-Wonosobo-Pati 6.7 5.0 2.25 0 0 14.2
15 Pati-Cilacap-Pati 10.2 6.5 2.25 0 0 19.2
16 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
17 Pati-Kudus-Pati 0.7 0.5 2.25 0 0 3.7
18 Pati-Semarang-Pati 2.4 1.8 2.25 0 0 6.8
19 Pati-Ungaran-Pati 2.6 1.9 2.25 0 0 7.0
20 Pati-Kudus-Pati 0.7 0.5 2.25 0 0 3.7
21 Pati-Semarang-Pati 2.4 1.8 2.25 0 0 6.8
22 Pati-Ungaran-Pati 2.6 1.9 2.25 0 0 7.0
23 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
24 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
25 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
26 Pati-Tegal-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
27 Pati-Slawi-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
28 Pati-Tegal-Pekalongan-Pati 6.2 0.0 2.25 1.5+3.5 5 13.25
29 Pati-Pekalongan-Slawi-Pati 4.7 0.0 2.25 1.5+4.7 6.2 13.15
jumlah (jam) 155.2 106.1 65.25 0 11.5 345.3

149
Tabel 4.39. Kebutuhan Waktu Trayek Keempat
Pengiriman armada minggu keempat Waktu kirim Waktu kembali Loading dan Waktu tambahan Waktu tambahan Total waktu
Truk Trayek (jam) (jam) anloading (jam)) kirim (jam) kembali (jam) trayek (jam)
1 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
2 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
3 Pati-Solo-Pati 3.0 2.3 2.25 0 0 7.8
4 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
5 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
6 Pati-Jogya-Pati 4.2 3.2 2.25 0 0 9.9
7 Pati-Magelang-Pati 5.6 4.2 2.25 0 0 12.2
8 Pati-Wonosobo-Pati 6.7 5.0 2.25 0 0 14.2
9 Pati-Cilacap-Pati 10.2 7.7 2.25 0 0 19.8
10 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
11 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
12 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
13 Pati-Wonosobo-Pati 6.7 5.0 2.25 0 0 14.2
14 Pati-Purwokerto-Pati 10.0 7.5 2.25 0 0 19.8
15 Pati-Cilacap-Magelang-Pati 10.2 0 2.25 5+4.2 9.2 21.65
16 Pati-Kudus-Pati 0.7 0.5 2.25 0 0 3.7
17 Pati-Semarang-Pati 2.4 1.8 2.25 0 0 6.8
18 Pati-Ungaran-Pati 2.6 1.9 2.25 0 0 7.0
19 Pati-Kudus-Pati 0.7 0.5 2.25 0 0 3.7
20 Pati-Semarang-Pati 2.4 1.8 2.25 0 0 6.8
21 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
22 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
23 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
24 Pati-Tegal-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
25 Pati-Slawi-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
26 Pati-Pekalongan-Pati 4.7 3.5 2.25 0 0 10.7
27 Pati-Tegal-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
28 Pati-Slawi-Pati 6.2 4.7 2.25 0 0 13.4
jumlah (jam) 153.33 107.33 63 0 9 339.7

150
2. Pemilihan truk distribusi

Dalam melakukan pengiriman barang ada kendala teknis meski semua

sudah di perhitungkan, untuk mengurangi resiko terhentinya distribusi barang

pemilihan armada yang tepat untuk distri busi ke wilayah – wilayah yang

berbeda rute dan kendala yang ada. Pada tabel 4.40 pengunaan truk

pengiriman tiap wilayah menunjukan wilayah –wilayah dapat dikirim dengan

truk dengan kemampuan yang sesuai dengan medan yang ada di wilayah yang

akan di tuju.

Tabel 4.40 Pengunaan Truk Pengiriman

No Rute truk
1 Pati-Solo-Pati 2
2 Pati-Jogya-Pati 1
3 Pati-Magelang-Pati 1
4 Pati-Wonosobo-Pati 3
5 Pati-Cilacap-Pati 3
6 Pati-Purwokerto-Pati 3
7 Pati-Kudus-Pati 2
8 Pati-Semarang-Pati 2
9 Pati-Ungaran-Pati 1
10 Pati-Pekalongan-Pati 1
11 Pati-Tegal-Pati 1
12 Pati-Slawi-Pati 1

Keterangan

1.Truk 1 keadaan baik kendala pengiriman jauh mesin lembek.

2.Truk 2 keadaan mesin tua pengiriman untuk wilayah dekat.

3.Truk 3 dengan keadan baik untuk segala medan jauh naik turun

1. Kondisi truk dari perusahaan:

Kemampuan untuk melakukan pengiriman ke wilayah- wilayah

yang dituju untuk mengurangi resiko terjadinya kendala yang tidak


diinginkan.dapat dilihat pada tabel 4.41 kondisi truk untuk melakukan

pengiriman dan kembali ke pabrik untuk melakukan pengiriman

kembali.

Tabel 4.41 Kondisi truk

Truk kondisi Kendala


1 1. Keadaan baik 1. Setelah pengiriman jauh harus
diganti untk pengiriman wilayah
terdekat
2. Untuk wilayah jauh mampu
kirim

3. Kekuatan mesin lemah


2 1. Keadaan baik 1. Medan menanjak tidak kuat
2. Jam pengiriman pendek 2. Pengiriman wilayah jauh tidak
karena usia truk yang tua kuat
3 1. Keadaan baik 1. Pengiriman segala medan
2. Jam kirim panjang 2. dapat kirim 24 jam non stop
3. Mesin handal

a) Kondisi truk yang digunakan mampu mengirim kewilayah yang jauh,

pada medan yang datar, kendala yang dihadapi truk ini adalah tidak

mampu kalo pengiriman langsung artinya pengiriman dilakukan pada

wilayah dekat dan disambubg ke wilayah yang jauh untuk melakukan

istirahat.

b) Komdisi truk yang digunakan didalam pengiriman mampu mengirim

untuk wilayah yang dekat dan untuk menjaga kondisi truk yang

digunakan untuk pengiriman menanjak tidak kuat artinya pengiriman

pada wilayah datar, dekat dan pengiriman membutuhkan wktu istirahat

untuk melakukan pengiriman ke wilayah selanjudnya.

152
c) Kondisi truk yang baik segala medan dapat ditempuh untuk

pengiriman naik turun, wilayah yang jauh membutuhkan waktu kirim

yang lama.

2. Pengangkutan hanya dilakukan dengan tujuan yang jelas truk yang

mampu.

Pengiriman kedistributor merupakan pengiriman yang memiliki

banyak criteria wilayah, pengiriman dalam melakukan ada wilayah yang

letaknya dekat, wilayah yang naik turun wilayah yang memiliki jarak

jauh, criteria truk kirim ada yang baik ada yang setengah baik, ada yang

truk usia tua.

3. Pemilihan truk ke setiap wilayah.

Pemilihan truk harus disesuaikan dengan keadaan medan dilapangn

untuk mengirangi terjadinya kendala di lapangan.dapat dilihat pada tabel

4.42 kondisi lapangan wilayah distribusi

Tabel 4.42 Kondisi lapangan wilayah distribusi


Keadaan
No Wilayah Truk
Jarak Jalan
1 Kudus 30 - Lurus, Dekat Ke 2
2 Solo 135 - Lurus, Dekat Ke 2
3 Yogya 190 - Lurus, Dekat Ke 1
4 Magelang 250 - Naik turun, Jauh Ke 1
5 Ungaran 140 - Naik turun, Dekat Ke 1
6 Semarang 110 - Naik turun, Dekat Ke 2
7 Pekalongan 210 - Lurus, Jauh Ke 1
8 Tegal 280 - Lurus’ Jauh Ke 1
9 Slawi 280 - Lurus, Jauh Ke 1
10 Wonosobo 300 - Naik turun, Jauh Ke 3
11 Purwokerto 405 - Naik turun, Jauh Ke 3
12 Cilacap 460 - Naik turun, Jauh Ke 3

153
Kemungkinan dalam melakukan pengiriman banyak kendala dari

pengiriman pada tabel 4.42 kondisi lapangan wilayah distribusidapat di

lihat wilayah mana dengan kondisi truk yang sesuai.

Kesesuaian wilayah dengan truk yang di gunakan.

Ketersediaan truk 3, untuk 6 hari kerja adalah 18 truk

1. Truk 1 keadaan baik untuk pengiriman jauh lurus.

2. Truk 2 keadaan mesin tua pengiriman untuk wilayah dekat.

3. Truk 3 dengan keadan baik untuk segala medan jauh naik turun

Wilayah wilayah yang mampu di layani dengan truk kirim yang

sesuai dengan kondisi truk dari tabel 4.42 kondisi lapangan wilayah

distribusi dapat di ketahui kebutuhan armada yang digunakan dalam

mengunakan jadwal pengiriman.

Truk 1 = magelang, jogja, ungaran, pekalongan, tegal, slawi, wonosobo

Truk 2 = kudus, solo, semarang,

Truk 3 =, purwokerto, cilacap,

154
3. Pengelompokan truk distribusi

a. Pengelompokan minggu pertama

Rute 1

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam


Batas Pengisian Barang
Waktu istirahat setelah kirim

R3 R 23

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.68 Waktu pengiriman rute 1

Gambar 4.68 menunjukan pengiriman rute 1 yaitu waktu pegiriman Pati –

Yogya – Pati adalah 9.9 jam, Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R3+R23 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga lebih maka truk dipilih truk no1

Rute 2

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R4 R 26
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.69 waktu pengiriman rute 2

Gambar 4.69 menunjukan pengiriman rute 2 yaitu waktu pegiriman Pati –

Yogya – Pati adalah 9.9 jam, Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R4+R26 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga lebih maka truk dipilih truk no1

155
Rute 3

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Yogya – Pati adalah 9.9 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R5 R7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.70 Waktu pengiriman rute 3

Gambar 4.70 menunjukan pengiriman rute 3 yaitu waktu pegiriman Pati –

YOGYA – Pati adalah 9.9 jam, Pati – Yagya – Pati adalah 9.9 jam, pada

pengiriman R5+R7 karena medan yang datar tidak banyak mengeluarkan

tenaga lebih maka truk dipilih truk no1

Rute 4

Waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim
R1 R 24

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.71 Waktu pengiriman rute 4

Gambar 4.71 menunjukan pengiriman rute 4 yaitu waktu pegiriman Pati –

Solo – Pati adalah 7.8 jam, Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam, pada

pengiriman R1+R24 karena medan yang datar tidak banyak mengeluarkan

tenaga lebih maka truk dipilih truk no2

156
Rute 5

Waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim
R2 R 25

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.72 Waktu pengiriman rute 5

Gambar 4.72 menunjukan pengiriman rute 5 yaitu waktu pegiriman Pati –

Solo – Pati adalah 7.8 jam, Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam, pada

pengiriman R2+R25 karena medan yang datar tidak banyak mengeluarkan

tenaga lebih maka truk dipilih truk no2

Rute 6

Waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim
R3 R 27

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.73 Waktu pengiriman rute 6

Gambar 4.73 menunjukan pengiriman rute 6 yaitu waktu pegiriman Pati –

Solo – Pati adalah 7.8 jam, Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam, pada

pengiriman R3+R27 karena medan yang datar tidak banyak mengeluarkan

tenaga lebih maka truk dipilih truk no2

157
Rute 7

Waktu pengiriman Pati – Semarnag – Pati adalah 7 jam

Waktu pengiriman Pati – Wonosobo – Pati adalah 14.2 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 18 R9
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.74 Waktu pengiriman rute 7

Gambar 4.74 menunjukan pengiriman rute 7 yaitu waktu pengiriman Pati

– Semarang – Pati adalah 7 jam, Pati – Wonosobo – Pati adalah 14.2 jam,

pada pengiriman R18+R9 karena medan yang datar yang sedikit naik

turun maka truk dipilih truk no1 utuk mencukupinya.

Rute 8

Waktu pengiriman Pati – Ungaran – Pati adalah 7 jam

Waktu pengiriman Pati – Magelang – Pati adalah 12.2 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 19 R8
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.75 Waktu pengiriman rute 8

Gambar 4.75 menunjukan pengiriman rute 8 yaitu waktu pegiriman Pati –

Ungaran – Pati adalah 7 jam, Pati – Magelang – Pati adalah 12.2 jam,

pada pengiriman R10+R8 karena medan yang datar yang sedikit naik

turun maka truk dipilih truk no1 utuk mencukupinya.

158
Rute 9

Waktu pengiriman Pati – Semarang– Pati adalah 6.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 21 28
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.76 Waktu pengiriman rute 9

Gambar 4.76 menunjukan pengiriman rute 9 yaitu waktu pegiriman Pati –

Semarang – Pati adalah 6.8 jam, Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam, pada

pengiriman R21+R28 karena medan yang datar maka truk dipilih truk no2

utuk mencukupinya.

Rute 10

Waktu pengiriman Pati – Kudus – Pati adalah 3.7 jam

Waktu pengiriman Pati – Kudus – Pati adalah 3.7 jam

Waktu pengiriman Pati – Yogya – Pati adalah 9.9 jam


Batas Pengisian Barang
Waktu istirahat setelah kirim

R 17 R 20 R 22

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.77 Waktu pengiriman rute 10

Gambar 4.77 menunjukan pengiriman rute 10 yaitu waktu pegiriman pati –

kudus – pati adalah 3.7 jam, Pati – Kudus – Pati adalah 3.7 jam Pati –

Yogya – Pati adalah 9.9 jam, pada pengiriman R17+R20+R22 karena

medan yang datar maka truk dipilih truk no2 utuk mencukupinya.

159
Rute 11

Waktu pengiriman Pati – Cilacap– Pati adalah 19.8 jam

Batas Pengisian Barang

R 10
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.78 Waktu pengiriman rute 11

Gambar 4.78 menunjukan pengiriman rute 11 yaitu waktu pegiriman Pati

– Cilacap – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R10 karena medan yang

datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk no3

utuk mencukupinya.

Rute 12

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 11
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.79 Waktu pengiriman rute 12

Gambar 4.79 menunjukan pengiriman rute 12 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R11 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

160
Rute 13

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 12
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.80 Waktu pengiriman rute 13

Gambar 4.80 menunjukan pengiriman rute 13 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R12 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

Rute 14

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 13
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.81 Waktu pengiriman rute 14

Gambar 4.81 menunjukan pengiriman rute 14 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R13 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

Rute 15

Waktu pengiriman Pati – Cilacap– Pati adalah 20.4 jam


Batas Pengisian Barang

R 14
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.82 Waktu pengiriman rute 15

161
Gambar 4.82 menunjukan pengiriman rute 15 yaitu waktu pegiriman Pati

– Cilacap – Pati adalah 20.4 jam pada pengiriman R14 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

Rute 16

Waktu pengiriman Pati – Magelang – Wonosobo - pati adalah 14.75 jam


Batas Pengisian Barang

R 15
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.83 Waktu pengiriman rute 16

Gambar 4.83 menunjukan pengiriman rute 16 yaitu waktu pegiriman Pati

– Magelang – Wonosobo - Pati adalah 14.75 jam pada pengiriman R15

karena medan yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka

truk dipilih truk no1 utuk mencukupinya.

Rute 17

Waktu pengiriman Pati –Wonosobo - Purwokerto - pati adalah 19.75 jam


Batas Pengisian Barang

R 16
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.84 Waktu pengiriman rute 17

Gambar 4.84 menunjukan pengiriman rute 17 yaitu waktu pegiriman Pati

– Wonosobo - Purwokerto - Pati adalah 19.75 jam pada pengiriman R16

karena medan yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka

truk dipilih truk no3 utuk mencukupinya.

162
b. Pengelompokan minggu kedua

Rute 1

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam


Batas Pengisian Barang
Waktu istirahat setelah kirim

R4 R 23
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.85 Waktu pengiriman rute 1

Gambar 4.85 menunjukan pengiriman rute 1 yaitu waktu pegiriman Pati –

Yogya – Pati adalah 9.9 jam, Pati – Pekalongan – Pati Adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R3+R23 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga maka truk dipilih truk no1

Rute 2

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R5 R 24
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.86 Waktu pengiriman rute 2

Gambar 4.86 menunjukan pengiriman rute 2 yaitu waktu pegiriman Pati –

Yogya – Pati adalah 9.9 jam, Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R4+R26 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga maka truk dipilih truk no1

163
Rute 3

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R6 R 25
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.87 Waktu pengiriman rute 2

Gambar 4.87 menunjukan pengiriman rute 2 yaitu waktu pegiriman pati –

yogya – pati adalah 9.9 jam, pati – pekalongan – pati adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R4+R26 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga maka truk dipilih truk no1

Rute 4

Waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim
R1 R 26

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.88 Waktu pengiriman rute 4

Gambar 4.88 menunjukan pengiriman rute 4 yaitu waktu pegiriman Pati –

Solo – Pati adalah 7.8 jam, Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam, pada

pengiriman R1+R24 karena medan yang datar tidak banyak mengeluarkan

tenaga maka truk dipilih truk no2

164
Rute 5

Waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim
R2 R 27

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.89 Waktu pengiriman rute 5

Gambar 4.89 menunjukan pengiriman rute 5 yaitu waktu pegiriman Pati –

Solo – Pati adalah 7.8 jam, Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam, pada

pengiriman R2+R25 karena medan yang datar tidak banyak mengeluarkan

tenaga maka truk dipilih truk no2

Rute 6

Waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim
R3 R 29

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.90 Waktu pengiriman rute 6

Gambar 4.90 menunjukan pengiriman rute 6 yaitu waktu pegiriman Pati –

Solo – Pati adalah 7.8 jam, Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam, pada

pengiriman R3+R27 karena medan yang datar tidak banyak mengeluarkan

tenaga maka truk dipilih truk no2

165
Rute 7

Waktu pengiriman Pati – Semarang – Pati adalah 6.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Wonosobo – Pati adalah 14.2 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 21 R8
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.91 Waktu pengiriman rute 7

Gambar 4.91 menunjukan pengiriman rute 6.8 yaitu waktu pengiriman

Pati – Semarang – Pati adalah 7 jam, Pati – Wonosobo – Pati adalah 14.2

jam, pada pengiriman R21+R8 karena medan yang datar yang naik turun

maka truk dipilih truk no1 utuk mencukupinya.

Rute 8

Waktu pengiriman Pati – Ungaran – Pati adalah 7 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 22 R 28
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.92 Waktu pengiriman rute 8

Gambar 4.92 menunjukan pengiriman rute 8 yaitu waktu pegiriman Pati –

Ungaran – Pati adalah 7 jam, Pati – Magelang – Pati adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R22+R28 karena medan yang datar yang naik turun

maka truk dipilih truk no2 utuk mencukupinya.

166
Rute 9

Waktu pengiriman Pati – Semarang– Pati adalah 6.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Magelang – Pati adalah 12.2 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 18 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.93 Waktu pengiriman rute 9

Gambar 4.93 menunjukan pengiriman rute 9 yaitu waktu pegiriman Pati –

Semarang – Pati adalah 6.8 jam, Pati – Slawi – Pati adalah 12.2 jam, pada

pengiriman R18+R7 karena medan yang datar maka truk dipilih truk no2

utuk mencukupinya.

Rute 10

Waktu pengiriman Pati – Ungaran – Pati adalah 7 jam

Waktu pengiriman Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 19 R 30
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.94 Waktu pengiriman rute 8

Gambar 4.94 menunjukan pengiriman rute 8 yaitu waktu pegiriman Pati –

Ungaran – Pati adalah 7 jam, Pati – Magelang – Pati adalah 13.4 jam,

pada pengiriman R19+R30karena medan yang datar yang naik turun maka

truk dipilih truk no1 utuk mencukupinya

167
Rute 11

Waktu pengiriman Pati – Kudus – Pati adalah 3.7 jam

Waktu pengiriman Pati – Kudus – Pati adalah 3.7 jam

Waktu pengiriman Pati – Magelang – Pati adalah 12.2 jam


Batas Pengisian Barang
Waktu istirahat setelah kirim

R 17 R 20 R 13

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.95 Waktu pengiriman rute 10

Gambar 4.95 menunjukan pengiriman rute 10 yaitu waktu pegiriman Pati

– Kudus – Pati adalah 3.7 jam, Pati – Kudus – Pati adalah 3.7 jam Pati –

Magelang – Pati adalah 12.2 jam, pada pengiriman R17+R20+R13 karena

medan yang datar maka truk dipilih truk no2 utuk mencukupinya.

Rute 12

Waktu pengiriman Pati – Wonosobo– Pati adalah 14.2 jam

Batas Pengisian Barang

R 14
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.96 Waktu pengiriman rute 12

Gambar 4.96 menunjukan pengiriman rute 12 yaitu waktu pegiriman Pati

– Cwonosobo – Pati adalah 14.2 jam pada pengiriman R15 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no1 utuk mencukupinya.

168
Rute 13

Waktu pengiriman Pati – Cilacap– Pati adalah 19.8 jam

Batas Pengisian Barang

R9
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.96 Waktu pengiriman rute 13

Gambar 4.96 menunjukan pengiriman rute 13 yaitu waktu pegiriman Pati

– Cilacap – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R9 karena medan yang

datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk no3

utuk mencukupinya.

Rute 14

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 10
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.97 Waktu pengiriman rute 14

Gambar 4.97 menunjukan pengiriman rute 14 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R10 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

169
Rute 15

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 11
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.98 Waktu pengiriman rute 15

Gambar 4.98 menunjukan pengiriman rute 15 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R11 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

Rute 16

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 12
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.99 Waktu pengiriman rute 16

Gambar 4.99 menunjukan pengiriman rute 16 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R12 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

170
Rute 17

Waktu pengiriman Pati – Cilacap– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R15
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.101 Waktu pengiriman rute 17

Gambar 4.101 menunjukan pengiriman rute 17 yaitu waktu pegiriman Pati

– Cilacap – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R15 karena medan yang

datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk no3

utuk mencukupinya.

Rute 18

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 16
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 4.102 Waktu pengiriman rute 18

Gambar 4.102 menunjukan pengiriman rute 18 yaitu waktu pegiriman pati

– purwokerto – pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R16 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

c. Pengelompokan minggu ketiga

Rute 1

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – pati adalah 10.7 jam


Batas Pengisian Barang
Waktu istirahat setelah kirim

R4 R 23
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.103 waktu pengiriman rute 1

171
Gambar 4.103 menunjukan pengiriman rute 1 yaitu waktu pegiriman Pati

– Yogya – Pati adalah 9.9 jam, Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R3+R23 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga maka truk dipilih truk no1

Rute 2

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R5 R 24

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.104 Waktu pengiriman rute 2

Gambar 4.104 menunjukan pengiriman rute 2 yaitu waktu pegiriman Pati

– Yogya – Pati adalah 9.9 jam, Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R4+R26 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga maka truk dipilih truk no1

Rute 3

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R6 R 25

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.105 Waktu pengiriman rute 2

Gambar 4.105 menunjukan pengiriman rute 2 yaitu waktu pegiriman Pati

– Yogya – Pati adalah 9.9 jam, Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam,

172
pada pengiriman R4+R26 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga maka truk dipilih truk no1

Rute 4

waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

waktu pengiriman Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim
R1 R 26

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.106 waktu pengiriman rute 4

Gambar 4.106 menunjukan pengiriman rute 4 yaitu waktu pegiriman Pati

– Solo – Pati adalah 7.8 jam, Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam, pada

pengiriman R1+R26 karena medan yang datar tidak banyak mengeluarkan

tenaga maka truk dipilih truk no2

Rute 5

Waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam


Batas Pengisian Barang
Waktu istirahat setelah kirim
R2 R 27

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.107 Waktu pengiriman rute 5

Gambar 4.107 menunjukan pengiriman rute 5 Yaitu Waktu Pegiriman Pati

– Solo – pati adalah 7.8 jam, Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam, pada

pengiriman R2+R27 karena medan yang datar tidak banyak mengeluarkan

tenaga maka truk dipilih truk no2

173
Rute 6

Waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Tegal – Pekalongan - pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim
R3 R 28

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.108 waktu pengiriman rute 6

Gambar 4.108 menunjukan pengiriman - rute 6 yaitu waktu pegiriman Pati

– Solo – Pati adalah 7.8 jam, Pati – Tegal Pekalongan– Pati adalah 13.4

jam, pada pengiriman R3+R28 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga maka truk dipilih truk no2

Rute 7

Waktu pengiriman Pati – Semarnag – Pati adalah 6.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Wonosobo – Pati adalah 14.2 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 18 R 14
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.109 waktu pengiriman rute 7

Gambar 4.109 menunjukan pengiriman rute 7yaitu waktu pengiriman Pati

– Semarang – Pati adalah 6.8 jam, Pati – Wonosobo – Pati adalah 14.2

174
jam, pada pengiriman R18+R14 karena medan yang datar yang naik turun

maka truk dipilih truk no1 utuk mencukupinya.

Rute 8

Waktu pengiriman Pati – Ungaran – Pati adalah 7 jam

Waktu pengiriman Pati – Wonosobo – Pati adalah 13.8 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 19 R8
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.100 Waktu pengiriman rute 8

Gambar 4.100 menunjukan pengiriman rute 8 yaitu waktu pegiriman Pati

– Ungaran – Pati adalah 7 jam, Pati – Wonosobo – Pati adalah 13.8 jam,

pada pengiriman R19+R8 karena medan yang datar yang naik turun maka

truk dipilih truk no1 utuk mencukupinya.

Rute 9

Waktu pengiriman Pati – Semarang– Pati adalah 6.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Magelang – Pati adalah 12.2 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 21 R13
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.111 Waktu pengiriman rute 9

Gambar 4.111 menunjukan pengiriman rute 9 yaitu waktu pegiriman Pati

– Semarang – Pati adalah 6.8 jam, Pati – Magelang – Pati adalah 12.2 jam,

pada pengiriman R21+R13 karena medan yang datar maka truk dipilih

truk no2 utuk mencukupinya.

175
Rute 10

Waktu pengiriman Pati – Kudus – Pati adalah 3.7 jam

Waktu pengiriman Pati – Kudus – Pati adalah 3.7 jam

Waktu pengiriman Pati – Magelang – Pati adalah 12.2 jam


Batas Pengisian Barang
Waktu istirahat setelah kirim

R 17 R 20 R7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.112 Waktu pengiriman rute 10

Gambar 4.112 menunjukan pengiriman rute 10 yaitu waktu pegiriman pati

– kudus – pati adalah 3.7 jam, pati – kudus – pati adalah 3.7 jam pati –

Magelang – pati adalah 12.2 jam, pada pengiriman R17+R20+R7 karena

medan yang datar maka truk dipilih truk no2 utuk mencukupinya.

Rute 11

Waktu pengiriman Pati – Ungaran – Pati adalah 7 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan-Slawi– pati adalah 13.25 jam


Batas Pengisian Barang
Waktu istirahat setelah kirim

R 22 R29
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.113 Waktu pengiriman rute 11

Gambar 4.113 menunjukan pengiriman rute 11 yaitu waktu pengiriman

Pati – Ungaran – Pati adalah 7jam, pada pengiriman Pati – Pekalongan-

Slawi-Pati adalah 13.25 jam pada pengiriman R22+R29karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no1 utuk mencukupinya.

176
Rute 12

Waktu pengiriman Pati – Cilacap– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R9
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.114 Waktu pengiriman rute 12

Gambar 4.114 menunjukan pengiriman rute 12 yaitu waktu pegiriman Pati

– Cilacap – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R9 karena medan yang

datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk no3

utuk mencukupinya.

Rute 13

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 10
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.115 Waktu pengiriman rute 13

Gambar 4.115 menunjukan pengiriman rute 13 yaitu waktu pegiriman pati

– purwokerto – pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R10 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

Rute 14

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 11
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 4.116 Waktu pengiriman rute 14

177
Gambar 4.116 menunjukan pengiriman rute 14 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R11 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

Rute 15

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 12
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.117 Waktu pengiriman rute 15

Gambar 4.117 menunjukan pengiriman rute 15 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R12 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

Rute 16

Waktu pengiriman Pati – Cilacap– Pati adalah 19.8 jam

Batas Pengisian Barang

R15
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.118 Waktu pengiriman rute 16

Gambar 4.118 menunjukan pengiriman rute 16 yaitu waktu pegiriman Pati

– Cilacap – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R15 karena medan yang

datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk no3

utuk mencukupinya.

178
Rute 17

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 16
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.119 waktu pengiriman rute 17

Gambar 4.119 menunjukan pengiriman rute 17 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R16 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

d. Pengelompokan minggu ketiga

Rute 1

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam


Batas Pengisian Barang
Waktu istirahat setelah kirim

R4 R 21

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.120 waktu pengiriman rute 1

Gambar 4.120 menunjukan pengiriman rute 1 yaitu waktu pegiriman Pati

– Yogya – Pati adalah 9.9 jam, Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R3+R21 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga maka truk dipilih truk no1

179
Rute 2

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R5 R 22
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.121 waktu pengiriman rute 2

Gambar 4.121 menunjukan pengiriman rute 2 yaitu waktu pegiriman Pati

– Yogya – Pati adalah 9.9 jam, Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R4+R22 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga maka truk dipilih truk no1

Rute 3

Waktu pengiriman Pati – Yogya– Pati adalah 9.9 jam

Waktu pengiriman Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R6 R 23

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.122 waktu pengiriman rute 2

Gambar 4.122 menunjukan pengiriman rute 2 yaitu waktu pegiriman Pati

– Yogya – Pati adalah 9.9 jam, Pati – Pekalongan – Pati adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R4+R23 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga maka truk dipilih truk no1

180
Rute 4

Waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim
R1 R 24

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.123 waktu pengiriman rute 4

Gambar 4.123 menunjukan pengiriman rute 4 yaitu waktu pegiriman Pati

– Solo – Pati adalah 7.8 jam, Pati – Tegal – Pati adalah 13.4 jam, pada

pengiriman R1+R24 karena medan yang datar tidak banyak mengeluarkan

tenaga maka truk dipilih truk no2

Rute 5

Waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam


Batas Pengisian Barang
Waktu istirahat setelah kirim
R2 R 25

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.124 waktu pengiriman rute 5

Gambar 4.124 menunjukan pengiriman rute 5 yaitu waktu pegiriman Pati

– Solo – Pati adalah 7.8 jam, Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam, pada

pengiriman R2+R25 karena medan yang datar tidak banyak mengeluarkan

tenaga maka truk dipilih truk no2

181
Rute 6

Waktu pengiriman Pati – Solo – Pati adalah 7.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Tegal – Pekalongan - Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim
R3 R 27

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.125 Waktu pengiriman rute 6

Gambar 4.125 menunjukan pengiriman rute 6 yaitu waktu pegiriman Pati

– Solo – Pati adalah 7.8 jam, Pati – Tegal Pekalongan– Pati adalah 13.4

jam, pada pengiriman R3+R27 karena medan yang datar tidak banyak

mengeluarkan tenaga maka truk dipilih truk no2

Rute 7

Waktu pengiriman Pati – Semarnag – Pati adalah 6.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Wonosobo – Pati adalah 13.8 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 17 R8
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.126 Waktu pengiriman rute 7

Gambar 4.126 menunjukan pengiriman rute 7 yaitu waktu pengiriman Pati

– Semarang – Pati adalah 6.8 jam, Pati – Wonosobo – Pati adalah 13.8

jam, pada pengiriman R17+R8 karena medan yang datar yang naik turun

maka truk dipilih truk no1 utuk mencukupinya.

182
Rute 8

Waktu pengiriman Pati – Semarnag – Pati adalah 6.8 jam

Waktu pengiriman Pati – Wonosobo – Pati adalah 13.8 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim

R 20 R 13
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.127 Waktu pengiriman rute 8

Gambar 4.127 menunjukan pengiriman rute 8 yaitu waktu pengiriman Pati

– Semarang – Pati adalah 6.8 jam, Pati – Wonosobo – Pati adalah 13.8

jam, pada pengiriman R20+R13 karena medan yang datar yang naik turun

maka truk dipilih truk no1 utuk mencukupinya.

Rute 9

Waktu pengiriman Pati – Ungaran– Pati adalah 7 jam

Waktu pengiriman pati –pekalongan– pati adalah 10.7 jam

Batas Pengisian Barang


Waktu istirahat setelah kirim
R 18 R26
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.128 Waktu pengiriman rute 9

Gambar 4.128 menunjukan pengiriman rute 9 yaitu waktu pegiriman Pati

– Semarang – Pati adalah 7 jam, Pati – Ungaran – Pati adalah 10.7 jam,

pada pengiriman R18+R26 karena medan yang datar maka truk dipilih

truk no2 utuk mencukupinya.

183
Rute 10

Waktu pengiriman Pati – Kudus – Pati adalah 3.7 jam

Waktu pengiriman Pati – Kudus – Pati adalah 3.7 jam

Waktu pengiriman Pati – Magelang – Pati adalah 12.2 jam


Batas Pengisian Barang
Waktu istirahat setelah kirim

R 16 R 20 R7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.129 Waktu pengiriman rute 10

Gambar 4.129 menunjukan pengiriman rute 10 yaitu waktu pegiriman Pati

– Kudus – Pati adalah 3.7 jam, Pati – Kudus – Pati adalah 3.7 jam Pati –

Magelang – Pati adalah 12.2 jam, pada pengiriman R17+R20+R7 karena

medan yang datar maka truk dipilih truk no2 utuk mencukupinya.

Rute 11

Waktu pengiriman Pati – Slawi – Pati adalah 13.4 jam

Batas Pengisian Barang

R28
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.130 Waktu pengiriman rute 11

Gambar 4.130 menunjukan pengiriman rute 11 yaitu waktu pegiriman Pati

– Cilacap – Pati adalah 13.4 jam pada pengiriman R28 karena medan yang

datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk no1

utuk mencukupinya.

184
Rute 12

Waktu pengiriman Pati – Cilacap– Pati adalah 19.8 jam

Batas Pengisian Barang

R9
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.131 Waktu pengiriman rute 12

Gambar 4.131 menunjukan pengiriman rute 12 yaitu waktu pegiriman Pati

– Cilacap – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R9 karena medan yang

datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk no3

utuk mencukupinya.

Rute 13

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 19.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 10
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 4.132 Waktu pengiriman rute 12

Gambar 4.132 menunjukan pengiriman rute 12 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R10 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

Rute 14

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 18.75 jam


Batas Pengisian Barang

R 11
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.133 Waktu pengiriman rute 14

185
Gambar 4.133 menunjukan pengiriman rute 14 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R11 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

Rute 15

Waktu pengiriman Pati – Purwokerto– Pati adalah 119.8 jam


Batas Pengisian Barang

R 12
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.134 Waktu pengiriman rute 15

Gambar 4.134 menunjukan pengiriman rute 15 yaitu waktu pegiriman Pati

– Purwokerto – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R12 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

Rute 16

Waktu pengiriman Pati – Cilacap– Pati adalah 19.8 jam

Batas Pengisian Barang

R 14
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.135 Waktu pengiriman rute 16

Gambar 4.135 menunjukan pengiriman rute 14 yaitu waktu pegiriman Pati

– Cilacap – Pati adalah 19.8 jam pada pengiriman R15 karena medan

yang datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk

no3 utuk mencukupinya.

186
Rute 17

Waktu pengiriman pati – Cilacap - Magelang– Pati adalah 21.7 jam

Batas Pengisian Barang

R15
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.136 Waktu pengiriman rute 16

Gambar 4.136 menunjukan pengiriman rute 16 yaitu waktu pegiriman Pati

– Cilacap – Pati adalah 21.7 jam pada pengiriman R15 karena medan yang

datar jauh ketahanan truk untuk berjalan lama maka truk dipilih truk no3

utuk mencukupinya.

4. Rekap pengelompokan jam kerja

Dari pengolahan pengelompokan distribusi dapat di lihat rekapan

pengelompokan pada tabel 4.43 – 4.46 rekapan pengelompokan jam kerja

minggu pertama – keempat.


Tabel 4.43 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu pertama
Waktu Waktu Waktu Total Penggunaan
Rute Tujuan
R1(Jam) R2(Jam) R3(Jam) waktu truk
1 R3 + R23 9.9 10.7 19.6 1
2 R4 + R26 9.9 10.7 19.6 1
3 R5 + R7 9.9 9.9 18.6 2
4 R1 + R24 7.8 13.4 21.2 2
5 R2 + R25 7.8 13.4 21.2 2
6 R6 + R27 7.8 13.4 21.2 2
7 R18 + R9 6.8 13.4 20.2 1
8 R19 + R8 7 12.2 19.2 1
9 R21 + R28 6.8 13.4 20.2 2
10 R17 + R20+ R22 3.7 3.7 7 14.4 2
11 R10 19.8 19.8 3
12 R11 19.8 19.8 3
13 R12 19.8 19.8 3
14 R13 19.8 19.8 3
15 R14 19.8 19.8 3
16 R15 14.6 14.6 1
17 R16 19.8 19.8 3
jumlah 334.7

187
Tabel 4.44 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu kedua

Waktu Waktu Waktu Total Penggunaan


Rute Tujuan
R1(Jam) R2(Jam) R3(Jam) waktu truk
1 R4 + R23 9.9 10.7 20.6 1
2 R5 + R24 9.9 10.7 20.6 1
3 R6 + R25 9.9 10.7 20.6 1
4 R1 + R26 7.8 13.4 21.2 2
5 R2 + R27 7.8 13.4 21.2 2
6 R3 + R29 7.8 13.4 21.2 2
7 R19 + R30 7.8 13.4 21.2 1
8 R22 + R28 7 10.7 17.7 1
9 R18 + R7 6.8 12.2 19 2
10 R21 + R8 6.8 14.2 21 1
11 R17 + R20+ R13 3.7 3.7 12.2 19.6 2
12 R14 14.2 13.25 1
13 R9 19.8 19.8 3
14 R10 19.8 19.8 3
15 R11 19.8 19.8 3
16 R12 19.8 19.8 3
17 R15 19.8 19.8 3
18 R16 19.8 19.8 3
jumlah 375.5

Tabel 4.45 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu ketiga

Waktu Waktu Waktu Total Penggunaan


Rute Tujuan
R1(Jam) R2(Jam) R3(Jam) waktu truk
1 R4 + R23 9.9 10.7 20.6 1
2 R5 + R24 9.9 10.7 20.6 1
3 R6 + R25 9.9 10.7 20.6 1
4 R1 + R26 7.8 13.4 21.2 2
5 R2 + R27 7.8 13.4 21.2 2
6 R3 + R28 7.8 13.2 21 2
7 R18 + R14 6.8 14.2 21 1
8 R19 + R8 7 14.2 21.2 1
9 R22 + R13 7 12.2 19.2 2
10 R17 + R20+ R7 3.7 3.7 12.2 19.6 2
11 R21 + R29 6.8 13.1 19.9 1
12 R9 19.8 19.8 3
13 R10 19.8 19.8 3
14 R11 19.8 19.8 3
15 R12 19.8 19.8 3
16 R15 19.8 19.8 3
17 R16 19.8 19.8 3
jumlah 345.3

188
Tabel 4.46 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu keempat

Waktu Waktu Waktu Total Kebutuhan


Rute Tujuan
R1(Jam) R2(Jam) R3(Jam) waktu truk
1 R4 + R21 9.9 10.7 20.6 1
2 R5 + R22 9.9 10.7 20.6 1
3 R6 + R23 9.9 10.7 20.6 1
4 R1 + R24 7.8 13.4 21.2 2
5 R2 + R25 7.8 13.4 21.2 2
6 R3 + R27 7.8 13.4 21.2 2
7 R17 + R8 6.8 14.2 21 1
8 R20 + R13 6.8 14.2 21 1
9 R18 + R26 7 10.7 17.7 2
10 R16 + R19+ R7 3.7 3.7 12.2 19.6 2
11 R28 13.2 13.2 1
12 R9 19.8 19.8 3
13 R10 19.8 19.8 3
14 R11 19.8 19.8 3
15 R12 19.8 19.8 3
16 R14 19.8 19.8 2
17 R15 21.25 21.25 3
jumlah 325

189
5. Penjadwalan

1. Penjadwalan pengiriman

Dalam tabel 4.43-4.46 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu

pertama-keempat dapat lihat pengelompokan pengiriman untuk

memudahkan didalam melakukan penjadwalan dan dalam melakukan

penjadwalan adapun batasan-batasan untuk melakukan pengiriman agar

sesuai dengan yang diharapkan.

1. pengiriman sesuai rute yang telah tersedia didalam tabel hasil

pengelompokan sehingga pengiriman tidak melebihi kapasitas dalam

mengirim

2. penjadwalan hanya dilakukan dengan truk dari pabrik

3. pemakaian truk sesuai dengan kondisi wilayah distributor yang dipilih

sehingga pengunaan truk disesuaikan dengan kondisi truk yang

disediakan.

2. Jadwal

Pada tabel 4.47 jadwal pengiriman minggu petama adalah jadwal yang

dapat dilihat setelah pengolahan pengelompokan pada tabel tabel 4.43

Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu pertama dapat diterapkan

kedalam jadwal pengiriman kedistributor

Tabel 4.47 Jadwal pengiriman minggu pertama


Minggu pertama
Truk
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Saptu
Truk 1 R1 R2 R3 R7 R8 R16
Truk 2 R4 R5 R6 R9 R10
TRUK 3 R11 R12 R13 R14 R15 R7

190
Dari pengolahan jadwal pada Tabel 4.47 jadwal pengiriman minggu

pertama. Truk kirim dari pabrik sebanyak 18 truk kebutuhan 17 truk

sehingga pemenuhan permintaan distributor terpenuhi tanpa subkontrak

Pada tabel 4.48 jadwal pengiriman minggu kedua adalah jadwal yang

dapat dilihat setelah pengolahan pengelompokan pada tabel tabel 4.44

Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu kedua dapat diterapkan

kedalam jadwal pengiriman kedistributor

Tabel 4.48 Jadwal pengiriman minggu kedua


Minggu pertama
Truk
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Saptu
Truk 1 R1 R2 R3 R7 R10 R12
Truk 2 R4 R5 R6 R8 R9 R11
Truk 3 R13 R14 R15 R16 R17 R18

Dari pengolahan jadwal pada Tabel 4.48 jadwal pengiriman minggu

kedua. Truk kirim dari pabrik sebanyak 18 truk kebutuhan 18 truk sehingga

pemenuhan permintaan distributor terpenuhi tanpa subkontrak.

Pada tabel 4.49 jadwal pengiriman minggu ketiga adalah jadwal yang

dapat dilihat setelah pengolahan pengelompokan pada tabel tabel 4.45

Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu kedua dapat diterapkan

kedalam jadwal pengiriman kedistributor

Tabel 4.49 Jadwal pengiriman minggu ketiga


Minggu pertama
Truk
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Saptu
Truk 1 R1 R2 R3 R7 R8 R11
Truk 2 R4 R5 R6 R9 R10
Truk 3 R12 R13 R14 R15 R16 R7

191
Dari pengolahan jadwal pada Tabel 4.49 jadwal pengiriman minggu

ketiga. Truk kirim dari pabrik sebanyak 18 truk kebutuhan 17 truk sehingga

pemenuhan permintaan distributor terpenuhi tanpa subkontrak.

Pada tabel 4.50 jadwal pengiriman minggu keempat adalah jadwal yang

dapat dilihat setelah pengolahan pengelompokan pada tabel tabel 4.46

Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu keempat dapat diterapkan

kedalam jadwal pengiriman kedistributor

Tabel 4.50 Jadwal pengiriman minggu keempat


Minggu pertama
Truk
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Saptu
Truk 1 R1 R2 R3 R7 R8 R11
Truk 2 R4 R5 R6 R9 R10
Truk 3 R12 R13 R14 R15 R16 R17

Dari pengolahan jadwal pada Tabel 4.50 jadwal pengiriman minggu

keempat. Truk kirim dari pabrik sebanyak 18 truk kebutuhan 17 truk jadi

masih sisa satu armada kirim sehingga pemenuhan permintaan distributor

terpenuhi tanpa subkontrak.

192
3.7. Analisa Data

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tujuan penelitian ini adalah

Optimasi pengiriman untuk mengoptimalkan armada pengiriman dengan

algoritma seoptimal mungkin. Kemudian membandingkan hasil yang

diperoleh secara teoritis dengan data aktual yang telah dijalankan perusahaan

dari pengolahan yang peneliti lakukan dapat disimpulkan dari hasil

pengolahan sebagai berikut:

a. Analisa hasil Perhitungan Pengiriman distribusi dengan algoritma

Data permintaan produk untuk setiap distribusi bulan desember 2007

yang telah disediakan pada tabel 4.2 Monthly purchase order digunakan

untuk menentukan pemenuhan pengiriman tiap distribusi, berapa banyak

truk distribusi dan biaya paling optimal dengan rute yang paling optimal

biaya kirimnya. Dapat diketahui pada tabel 4.43 hasil pengiriman

distribusi wilayah pertama

4.51 hasil pengiriman distribusi wilayah pertama

no alternatif truk biaya


1 Pati-Solo-Pati 1.2 Rp 750,500
2 Pati-Yogya-Pati 3.4.5 Rp 1,315,500
3 Alternatife 1
Pati -Jogja--Solo Pati 6 Rp 481,375
Pati-Solo-Pati 7 Rp 314,850
Total Rp 796.225
4 Alternatife 2
Pati - Solo Pati 6 Rp 356,050
Pati- Jogja-Pati 7 Rp 397,300
Total Rp 753.350

Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.51 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah solo dan yogya pemenuhannya

mengunakan 7 truk, dan biaya optimal pada sisa pengiriman alternatif ke 2

193
sebesar Rp753.350 pengiriman optimal dilakukan secara langsung yaitu

pengiriman dari pabrik kedistributor kembali ke pabrik.

4.52 hasil pengiriman distribusi wilayah kedua

no alternatif truk biaya


1 Pati- Magelang -Pati 1 Rp 507,500
2 Pati- Wonosobo -Pati 2 Rp 565,000
3 Pati- Cilacap -Pati 3 Rp 697,250
4 Pati- Purwokerto -Pati 4,5,6 Rp 2,057,250
5 Alternatife 1
Pati - Purwokerto - Wonosobo - Pati 7 Rp 613,625
Pati- Wonosobo - Magelang –Pati 8 Rp 584,400
Pati- Cilacap –Pati 9 Rp 682,250
Total Rp 1.880.275
6 Alternatife 2
Pati – Magelang - Wonosobo -Pati 7 Rp 606,800
Pati- Wonosobo - Purwokerto -Pati 8 Rp 540,650
Pati- Cilacap -Pati 9 Rp 682,250
Total Rp 1.829.700
7 Alternatife 3
Pati – Magelang - Cilacap -Pati 7 Rp 606,800
Pati- Cilacap - Wonosobo -Pati 8 Rp 763,125
Pati- Wonosobo - Purwokerto -Pati 9 Rp 627,775
Total Rp 1.997.700
8 Alternatife 4
Pati – Wonosobo - Magelang -Pati 7 Rp 605,000
Pati- Magelang - Cilacap -Pati 8 Rp 763,125
Pati- Cilacap – Purwokerto -Pati 9 Rp 725,525
Total Rp 2.093.650
9 Alternatife 5
Pati – Cilacap -Pati 7 Rp 682,250
Pati- Wonosobo - Magelang -Pati 8 Rp 605,000
Pati- Magelang - Purwokerto -Pati 9 Rp 703,150
Total Rp 1.990.400
10 Alternatife 6
Pati – Cilacap -Pati 7 Rp 763,125
Pati- Wonosobo - Magelang -Pati 8 Rp 763,125
Pati- Magelang - Purwokerto -Pati 9 Rp 569,200
Total Rp 2.095.450
11 Alternatife7
Pati – Wonosobo - Purwokerto -Pati 7 Rp 725,750
Pati- Wonosobo - Magelang -Pati 8 Rp 763,125
Pati- Magelang - Purwokerto -Pati 9 Rp 727,325
Total Rp 2.216.200

194
Dari pengolahan pengiriman distributor pada Tabel 4.52 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Maelang, Wonosobo, Purwokerto dan

Cilacap pemenuhannya mengunakan 9 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman adalah alternatif ke 2 sebesar Rp 1.829.700 pengiriman

optimal dilakukan berlanjud yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

pabila masih sisa dilanjudkan ke distributor lainnya dan kembali ke

pabrik.

4.53 Hasil pengiriman distribusi wilayah ketiga

no alternatif truk biaya


1 Pati- Semarang -Pati 1 Rp 472,400
2 Pati- Kudus -Pati 2 Rp 346,500
3 Pati- Ungaran -Pati 3 Rp 473,000
4 Alternatife 1
Pati - Kudus - Semarang- Pati 4 Rp 386,500
Pati- Semarang - Ungaran –Pati 5 Rp 515,875
Pati- Ungaran –Pati 6 Rp 374,000
Total Rp 1.276.375
5 Alternatife 2
Pati – Kudus - Ungaran -Pati 4 Rp 467,000
Pati- Ungaran - Semarang -Pati 5 Rp 515,875
Pati- Semarang -Pati 6 Rp 155,500
Total Rp 1.138.375
6 Alternatife 3
Pati – Semarang - Ungaran -Pati 4 Rp 515,875
Pati- Ungaran - Kudus -Pati 5 Rp 467,000
Pati- Kudus -Pati 6 Rp 247,500
Total Rp 1.230.375
7 Alternatife 4
Pati – Semarang - Kudus -Pati 4 Rp 386,500
Pati- Kudus – Ungaran -Pati 5 Rp 467,000
Pati- Ungaran -Pati 6 Rp 374,000
Total Rp 1.227.500
8 Alternatife 5
Pati – Semarang -Pati 4 Rp 209,500
Pati- Kudus -Pati 5 Rp 293,100
Pati- Ungaran -Pati 6 Rp 254,500
Total Rp 757.100

195
Dari pengolahan pengiriman distributor pada Tabel 4.53 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah kudus, semarang dan ungaran

pemenuhannya mengunakan 6 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman alternatif ke 5 sebesar Rp 757.100 pengiriman optimal

dilakukan secara langsung yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

kembali ke pabrik.

4.54 Hasil pengiriman distribusi wilayah keempat

no alternatif truk biaya


1 Pati- Pekalongan -Pati 1 Rp 645,500
2 Pati- Tegal -Pati 2 Rp 551,000
3 Pati- Slawi -Pati 3 Rp 461,500
4 Alternatife 1
Pati - Pekalongan - Slawi - Pati 4 Rp 633,750
Pati- Slawi - Tegal –Pati 5 Rp 651,000
Pati- Tegal –Pati 6 Rp 424,600
Total Rp 1.709.350
5 Alternatife 2
Pati – Pekalongan - Tegal -Pati 4 Rp 582,000
Pati- Tegal - Slawi -Pati 5 Rp 651,000
Pati- Slawi -Pati 6 Rp 528,100
Total Rp 1.761.100
6 Alternatife 3
Pati – Tegal - Slawi -Pati 4 Rp 651,000
Pati- Slawi - Pekalongan -Pati 5 Rp 635,550
Pati- Pekalongan -Pati 6 Rp 344,100
Total Rp 1.630.650
7 Alternatife 4
Pati – Tegal - Pekalongan -Pati 4 Rp 582,000
Pati- Pekalongan - Slawi -Pati 5 Rp 637,750
Pati- Slawi -Pati 6 Rp 528,100
Total Rp 1.747.850
8 Alternatife 5
Pati – Pekalongan -Pati 4 Rp 386,300
Pati- Tegal -Pati 5 Rp 517,600
Pati- Slawi -Pati 6 Rp 627,700
Total Rp 1.531.600

196
Dari pengolahan pengiriman distributor pada Tabel 4.54 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Kudus, Semarang dan Ungaran

pemenuhannya mengunakan 6 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman alternatif ke 5 sebesar Rp 1.531.600 pengiriman optimal

dilakukan secara langsung yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

kembali ke pabrik.

b. Analisa hasil Perhitungan Pengiriman distribusi dengan tabel.

1. Perhitungan minggu kedua

Data permintaan produk untuk setiap distribusi bulan desember 2007

yang telah disediakan pada tabel 4.3 Monthly purchase order digunakan

untuk menentukan pemenuhan pengiriman tiap distribusi, berapa banyak

truk distribusi dan biaya paling optimal dengan rute yang paling optimal

biaya kirimnya. Dapat diketahui pada tabel 4.47 hasil pengiriman

distribusi minggu kedua

Wilayah pengiriman

N. Pati U. Kudus
O. Solo V. Semarang
P. Yogya W. Ungaran
Q. Magelang X. Pekalongan
R. Wonosobo Y. Tegal
S. Purwokerto Z. Slawi
T. Cilacap

197
4.55 Hasil pengiriman distribusi wilayah satu

no pengiriman truk biaya


1 A-B-A 1 Rp 375,250.00
2 A-B-A 2 Rp 375,250.00
3 A-C-A 3 Rp 438,500.00
4 A-C-A 4 Rp 438,500.00
no alternatif truk biaya
1 A-B-C-A 5 Rp 464,125.00
A-C-A 6 Rp 396,500.00
Total Rp 860,625.00
2 A-B-A 5 Rp 342,250.00
A-C-A 6 Rp 429,500.00
Total Rp 771,750.00

Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.55 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Solo dan Yogya pemenuhannya

mengunakan 6 truk, dan biaya optimal pada sisa pengiriman alternatif ke 2

sebesar Rp 771.750 pengiriman optimal dilakukan secara langsung yaitu

pengiriman dari pabrik kedistributor kembali ke pabrik.

4.56 Hasil pengiriman distribusi wilayah kedua

no pengiriman truk biaya


1 A -D-A 1 Rp 507,500.00
2 A-E-A 2 Rp 565,000.00
3 A-F-A 3 Rp 697,250.00
4 A-G-A 4 Rp 685,750.00
5 A-G-A 5 Rp 685,750.00
6 A-G-A 6 Rp 685,750.00
no alternatif truk biaya
1 A-E-G-A 7 Rp 725,750.00
A-G-F-A 8 Rp 763,125.00
A-F-D-A 9 Rp 763,125.00
A-D-A 10 Rp 403,100.00
Total Rp 2,655,100.00
2 A-E-F-A 7 Rp 763,125.00
A-F-D-A 8 Rp 763,125.00
A-D-G-A 9 Rp 725,750.00
A-G-A 10 Rp 581,350.00

198
Total Rp 2,833,350.00
3 A-E-D-A 7 Rp 605,000.00
A-D-G-A 8 Rp 725,750.00
A-G-F-A 9 Rp 763,125.00
A-F-A 10 Rp 592,850.00
Total Rp 2,686,725.00
4 A-G-F-A 7 Rp 763,125.00
A-F-E-A 8 Rp 763,125.00
A-E-D-A 9 Rp 605,000.00
A-D-A 10 Rp 403,100.00
Total Rp 2,534,350.00
5 A-G-E-A 7 Rp 725,750.00
A-E-D-A 8 Rp 605,000.00
A-D-F-A 9 Rp 763,125.00
A-F-A 10 Rp 592,850.00
Total Rp 2,686,725.00
6 A-G-D-A 7 Rp 725,750.00
A-D-F-A 8 Rp 763,125.00
A-F-E-A 9 Rp 763,125.00
A-E-A 10 Rp 460,600.00
Total Rp 2,712,600.00
7 A-D-A 7 Rp 507,100.00
A-E-A 8 Rp 515,800.00
A-F-A 9 Rp 694,450.00
A-G-A 10 Rp 633,750.00
Total Rp 2,351,100.00

Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.56 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Magelang, Wonosobo, Purwokwrto dan

Cilacap pemenuhannya mengunakan 10 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman alternatif ke 7 sebesar Rp 2.251.100 pengiriman optimal

dilakukan secara langsung yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

kembali ke pabrik.

4.57 Hasil pengiriman distribusi wilayah ketiga

no Pengiriman truk biaya


1 A -H-A 1 Rp 254,500.00
2 A -I-A 2 Rp 346,500.00
3 A -J-A 3 Rp 473,000.00
no alternatif truk biaya
1 A-H-I-A 4 Rp 244,940.00

199
A-I-J-A 5 Rp 467,000.00
A-J-A 6 Rp 425,000.00
Total Rp 1,136,940.00
2 A-H-J-A 4 Rp 515,875.00
A-J-I-A 5 Rp 467,000.00
A-I-A 6 Rp 298,500.00
Total Rp 1,281,375.00
3 A-I-H-A 4 Rp 386,500.00
A-H-J-A 5 Rp 515,875.00
A-J-A 6 Rp 425,000.00
Total Rp 1,327,375.00
4 A-I-J-A 4 Rp 467,000.00
A-J-H-A 5 Rp 515,875.00
A-H-A 6 Rp 206,500.00
Total Rp 1,189,375.00
5 A-H-A 4 Rp 231,500.00
A-I-A 5 Rp 324,500.00
A-J-A 6 Rp 470,000.00
Total Rp 1,026,000.00

Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.57 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Kudus, Semarang dan Ungaran

pemenuhannya mengunakan 6 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman alternatif ke 5 sebesar Rp 1.026.000 pengiriman optimal

dilakukan secara langsung yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

kembali ke pabrik.

4.58 Hasil pengiriman distribusi wilayah keempat

no pengiriman truk biaya


1 A -H-A 1 Rp 461,500.00
2 A -H-A 2 Rp 461,500.00
3 A -H-A 3 Rp 461,500.00
4 A -I-A 4 Rp 542,000.00
5 A -J-A 5 Rp 645,500.00
no alternatif truk biaya
1 A-K-L-A 6 Rp 633,750.00
A-L-M-A 7 Rp 651,000.00
A-M-A 8 Rp 434,200.00
Total Rp 1,718,950.00
2 A-K-M-A 6 Rp 633,750.00
A-M-L-A 7 Rp 651,000.00

200
A-L-A 8 Rp 405,600.00
Total Rp 1,473,550.00
3 A-L-K-A 6 Rp 582,000.00
A-K-M-A 7 Rp 633,750.00
A-M-A 8 Rp 537,700.00
Total Rp 1,753,450.00
4 A-L-M-A 6 Rp 651,000.00
A-M-K-A 7 Rp 633,750.00
A-K-A 8 Rp 353,700.00
Total Rp 1,638,450.00
5 A-M-L-A 6 Rp 651,000.00
A-L-K-A 7 Rp 582,000.00
A-K-A 8 Rp 353,700.00
Total Rp 1,586,700.00
6 A-M-K-A 6 Rp 633,750.00
A-K-L-A 7 Rp 582,000.00
A-L-A 8 Rp 434,200.00
Total Rp 1,649,950.00
7 A-K-A 6 Rp 431,100.00
A-L-A 7 Rp 308,200.00
A-M-A 8 Rp 600,900.00
Total Rp 1,340,200.00

Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.58 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Pekalongan, Tegal dan Slawi

pemenuhannya mengunakan 8 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman alternatif ke 7 sebesar Rp 1.340.200 pengiriman optimal

dilakukan secara langsung yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

kembali ke pabrik.

2. Pengiriman minggu ke tiga

Data permintaan produk untuk setiap distribusi bulan desember 2007

yang telah disediakan pada tabel 4.4 Monthly purchase order digunakan

untuk menentukan pemenuhan pengiriman tiap distribusi, berapa banyak

truk distribusi dan biaya paling optimal dengan rute yang paling optimal

201
biaya kirimnya. Dapat diketahui pada tabel 4.59 hasil pengiriman

distribusi minggu keetiga

Wilayah pengiriman

A. Pati H. Kudus
B. Solo I. Semarang
C. Yogya J. Ungaran
D. Magelang K. Pekalongan
E. Wonosobo L. Tegal
F. Purwokerto M. Slawi
G. Cilacap
4.59 hasil pengiriman distribusi wilayah pertama

no pengiriman truk biaya


1 A-B-A 1,2,3 Rp 1,125,750.00
2 A-C-A 4,5 Rp 1,315,500.00
no alternatif truk biaya
1 A-B-C-A 6 Rp 371,525.00
2 A-C-B-A 6 Rp 371,525.00
3 A-B-A 6 Rp 227,450.00
A-C-A 7 Rp 313,700.00
Total Rp 541,150.00

Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.59 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Solo dan Yogya pemenuhannya

mengunakan 7 truk, dan biaya optimal pada sisa pengiriman alternatif ke 1

dan 2 sebesar Rp 371.525 pengiriman optimal dilakukan secara dilakukan

berlanjud yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor apabila masih sisa

dilanjudkan ke distributor lainnya dan kembali ke pabrik.

4.60 hasil pengiriman distribusi wilayah kedua

no pengiriman truk biaya


1 A -D-A 1 Rp 507,500.00
2 A-E-A 2 Rp 565,000.00
3 A-F-A 3 Rp 697,250.00

202
4 A-G-A 4 Rp 685,750.00
5 A-G-A 5 Rp 685,750.00
6 A-G-A 6 Rp 685,750.00
no alternatif truk biaya
1 A-D-E-A 7 Rp 605,000.00
A-E-G-A 8 Rp 729,750.00
A-G-F-A 9 Rp 763,125.00
A-F-A 10 Rp 539,850.00
Total Rp 2,637,725.00
2 A-D-G-A 7 Rp 725,750.00
A-G-E-A 8 Rp 725,750.00
A-E-F-A 9 Rp 763,125.00
A-F-A 10 Rp 543,850.00
Total Rp 2,758,475.00
3 A-D-G-A 7 Rp 725,750.00
A-G-F-A 8 Rp 763,125.00
A-F-E-A 9 Rp 763,125.00
A-E-A 10 Rp 411,600.00
Total Rp 2,663,600.00
4 A-G-E-A 7 Rp 763,125.00
A-E-D-A 8 Rp 763,125.00
A-D-F-A 9 Rp 605,000.00
A-F-A 10 Rp 354,100.00
Total Rp 2,485,350.00
5 A-G-E-A 7 Rp 725,750.00
A-E-D-A 8 Rp 605,000.00
A-D-F-A 9 Rp 763,525.00
A-F-A 10 Rp 539,850.00
Total Rp 2,634,125.00
6 A-F-G-A 7 Rp 763,125.00
A-G-E-A 8 Rp 725,750.00
A-E-D-A 9 Rp 462,150.00
A-D-A 10 Rp 354,100.00
Total Rp 2,305,125.00
7 A-F-E-A 7 Rp 829,250.00
A-E-D-A 8 Rp 605,000.00
A-D-G-A 9 Rp 725,750.00
A-G-A 10 Rp 532,350.00
Total Rp 2,692,350.00
8 A-F-E-A 7 Rp 763,125.00
A-E-G-A 8 Rp 725,750.00
A-G-D-A 9 Rp 725,750.00
A-D-A 10 Rp 354,100.00
Total Rp 2,568,725.00
9 A-F-G-A 7 Rp 763,125.00
A-G-D-A 8 Rp 725,750.00
A-D-E-A 9 Rp 605,000.00
A-E-A 10 Rp 411,600.00

203
Total Rp 2,505,475.00
10 A-G-E-A 7 Rp 725,750.00
A-E-F-A 8 Rp 763,125.00
A-F-D-A 9 Rp 762,325.00
A-D-A 10 Rp 354,100.00
Total Rp 2,605,300.00
11 A-G-F-A 7 Rp 763,125.00
A-F-D-A 8 Rp 620,275.00
A-D-E-A 9 Rp 605,000.00
A-E-A 10 Rp 411,600.00
Total Rp 2,400,000.00
12 A-D-A 7 Rp 434,300.00
A-E-A 8 Rp 549,000.00
A-F-A 9 Rp 657,250.00
A-G-A 10 Rp 657,550.00
Total Rp 2,298,100.00

Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.60 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Magelang Wonosobo Purwokerto dan

Cilacap pemenuhannya mengunakan 10 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman alternatif ke 12 sebesar Rp 2.298.100 pengiriman optimal

dilakukan secara langsung yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

kembali ke pabrik.

4.61 hasil pengiriman distribusi wilayah ketiga

no Pengiriman truk biaya


1 A -H-A 1 Rp 254,500.00
2 A -I-A 2 Rp 346,500.00
3 A -J-A 3 Rp 473,000.00
no alternatif truk biaya
1 A-H-I-A 4 Rp 386,500.00
A-I-J-A 5 Rp 467,000.00
A-J-A 6 Rp 374,600.00
Total Rp 1,228,100.00
2 A-H-J-A 4 Rp 515,875.00
A-J-I-A 5 Rp 467,000.00
A-I-A 6 Rp 248,100.00
Total Rp 1,230,975.00
3 A-I-H-A 4 Rp 386,500.00
A-H-J-A 5 Rp 515,875.00

204
A-J-A 6 Rp 374,600.00
Total Rp 1,276,975.00
4 A-I-J-A 4 Rp 467,000.00
A-J-H-A 5 Rp 515,875.00
A-H-A 6 Rp 156,100.00
Total Rp 1,138,975.00
5 A-H-A 4 Rp 223,900.00
A-I-A 5 Rp 287,900.00
A-J-A 6 Rp 463,800.00
Total Rp 975,600.00

Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.61 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Kudus Semarang dan Ungaran

pemenuhannya mengunakan 6 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman alternatif ke 5 sebesar Rp 975.600 pengiriman optimal

dilakukan secara langsung yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

kembali ke pabrik.

4.62 hasil pengiriman distribusi wilayah keempat

no pengiriman truk biaya


1 A -H-A 1 Rp 461,500.00
2 A -H-A 2 Rp 461,500.00
3 A -H-A 3 Rp 461,500.00
4 A -I-A 4 Rp 542,000.00
5 A -J-A 5 Rp 645,500.00
no alternatif truk biaya
1 A-K-L-A 6 Rp 582,000.00
A-L-M-A 7 Rp 651,000.00
Total Rp 1,233,000.00
2 A-K-M-A 6 Rp 633,750.00
A-M-L-A 7 Rp 651,000.00
Total Rp 1,284,750.00
3 A-L-K-A 6 Rp 582,000.00
A-K-M-A 7 Rp 633,750.00
Total Rp 1,215,750.00
4 A-L-M-A 6 Rp 651,000.00
A-M-K-A 7 Rp 633,750.00
Total Rp 1,284,750.00
5 A-M-L-A 6 Rp 651,000.00
A-L-K-A 7 Rp 582,000.00
Total Rp 1,233,000.00

205
6 A-M-K-A 6 Rp 633,750.00
A-K-L-A 7 Rp 582,000.00
Total Rp 1,215,750.00

Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.62 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Pekalongan, Tegal dan Slawi

pemenuhannya mengunakan 7 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman alternatif ke 2 dan 6 sebesar Rp 1.215.750 pengiriman optimal

dilakukan secara berlanjud yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

apabila masih sisa dilanjudkan ke distributor lainnya dan kembali ke

pabrik

3. Perhitungan minggu keempat

Data permintaan produk untuk setiap distribusi bulan desember 2007

yang telah disediakan pada tabel 4.5 Monthly purchase order digunakan

untuk menentukan pemenuhan pengiriman tiap distribusi, berapa banyak

truk distribusi dan biaya paling optimal dengan rute yang paling optimal

biaya kirimnya. Dapat diketahui pada tabel 4.63 hasil pengiriman

distribusi minggu keempat

Wilayah pengiriman

A. Pati I. Semarang
B. Solo J. Ungaran
C. Yogya K. Pekalongan
D. Magelang L. Tegal
E. Wonosobo M. Slawi
F. Purwokerto
G. Cilacap
H. Kudus

206
4.63 hasil pengiriman distribusi wilayah pertama

no pengiriman truk biaya


1 A-B-A 1 Rp375,250.00
2 A-B-A 2 Rp375,250.00
3 A-C-A 3 Rp438,500.00
4 A-C-A 4 Rp438,500.00
no alternatif truk biaya
1 A-B-A 5 Rp464,125.00
B-C-A 6 Rp370,900.00
Total Rp835,025.00
2 A-C-A 5 Rp464,125.00
C-B-A 6 Rp308,250.00
Total Rp772,375.00
3 A-B-A 5 Rp346,450.00
A-C-A 6 Rp399,700.00
Total Rp746,150.00

Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.63 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Solo dan Yogya pemenuhannya

mengunakan 6 truk, dan biaya optimal pada sisa pengiriman alternatif ke 3

sebesar Rp 746.150 pengiriman optimal dilakukan secara langsung yaitu

pengiriman dari pabrik kedistributor kembali ke pabrik.

4.64 hasil pengiriman distribusi wilayah kedua

no pengiriman truk biaya


1 A -D-A 1 Rp 507,500.00
2 A-E-A 2 Rp 565,000.00
3 A-F-A 3 Rp 697,250.00
4 A-G-A 4 Rp 685,750.00
5 A-G-A 5 Rp 685,750.00
6 A-G-A 6 Rp 685,750.00
no alternatif truk biaya
1 A-D-E-A 7 Rp 605,000.00
A-E-F-A 8 Rp 705,925.00
A-G-A 9 Rp 674,350.00
Total Rp 1,985,275.00
2 A-D-E-A 7 Rp 605,000.00
A-E-G-A 8 Rp 725,750.00
A-G-F-A 9 Rp 694,525.00
Total Rp 2,025,275.00
3 A-D-F-A 7 Rp 707,125.00

207
A-E-A 8 Rp 563,800.00
A-G-A 9 Rp 674,350.00
Total Rp 1,945,275.00
4 A-F-G-A 7 Rp 763,125.00
A-G-E-A 8 Rp 725,750.00
A-E-D-A 9 Rp 536,400.00
Total Rp 2,025,275.00
5 A-F-D-A 7 Rp 707,125.00
A-E-A 8 Rp 563,800.00
A-G-A 9 Rp 674,350.00
Total Rp 1,945,275.00

Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.64 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Magelang Wonosobo Purwokerto dan

cillacap pemenuhannya mengunakan 9 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman alternatif ke 5 sebesar Rp 1.945.275 pengiriman optimal

dilakukan secara berlanjud yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

apabila masih sisa dilanjudkan ke distributor lainnya dan kembali ke

pabrik

4.65 hasil pengiriman distribusi wilayah ketiga

no Pengiriman truk biaya


1 A -H-A 1 Rp254,500.00
2 A -I-A 2 Rp346,500.00
3 A -J-A 3 Rp473,000.00
no alternatif truk biaya
1 A-H-I-A 5 Rp 244,470.00
A-I-J-A 6 Rp 293,700.00
Total Rp 538,170.00
2 A-H-J-A 5 Rp 515,875.00
A-J-I-A 6 Rp 412,000.00
Total Rp 927,875.00
3 A-I-H-A 5 Rp 384,300.00
A-H-J-A 6 Rp 201,700.00
Total Rp 586,000.00
4 A-J-H-A 5 Rp 515,875.00
A-H-I-A 6 Rp 331,500.00
Total Rp 847,375.00

208
Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.65 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah magelang Kudus Semarang dan Ungaran

pemenuhannya mengunakan 6 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman alternatif ke 1 sebesar Rp 583.170 pengiriman optimal

dilakukan secara berlanjud yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

apabila masih sisa dilanjudkan ke distributor lainnya dan kembali ke

pabrik

4.66 hasil pengiriman distribusi wilayah keempat

no pengiriman truk biaya


1 A -K-A 1 Rp 461,500.00
2 A -K-A 2 Rp 461,500.00
3 A -K-A 3 Rp 461,500.00
4 A -L-A 4 Rp 542,000.00
5 A -M-A 5 Rp 645,500.00
no alternatif truk biaya
1 A-K-L-A 6 Rp 582,000.00
A-L-M-A 7 Rp 652,000.00
A-M-A 8 Rp 509,100.00
Total Rp 1,736,600.00
2 A-K-M-A 6 Rp 633,750.00
A-M-L-A 7 Rp 651,000.00
A-L-A 8 Rp 405,600.00
Total Rp 1,548,450.00
3 A-L-K-A 6 Rp 582,000.00
A-K-M-A 7 Rp 633,750.00
A-M-A 8 Rp 509,100.00
Total Rp 1,724,850.00
4 A-L-M-A 6 Rp 651,000.00
A-M-K-A 7 Rp 633,750.00
A-K-A 8 Rp 325,100.00
Total Rp 1,609,850.00
5 A-K-A 6 Rp 370,500.00
A-L-A 7 Rp 509,800.00
A-M-A 8 Rp 632,300.00
Total Rp 1,512,600.00

209
Dari pengolahan pengiriman distributor pada tabel 4.66 diperoleh

bahwa pengiriman untuk wilayah Pekalongan Tegal dan Slawi

pemenuhannya mengunakan 8 truk, dan biaya optimal pada sisa

pengiriman alternatif ke 5 sebesar Rp 1.512.600 pengiriman optimal

dilakukan secara langsung yaitu pengiriman dari pabrik kedistributor

kembali ke pabrik.

c. Analisa hasil Perhitungan pengolahan trayek distribusi

Dari pengolahan pengelompokan distribusi dapat di lihat rekapan

pengelompokan pada tabel 4.43 - 4.46 rekapan pengelompokan jam kerja

minggu pertama – keempat.

Tabel 4.67 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu pertama

Waktu Waktu Waktu Total Penggunaan


Rute Tujuan
R1(Jam) R2(Jam) R3(Jam) waktu truk
1 R3 + R23 9.5 10.5 20 Ke 1
2 R4 + R26 9.5 10.5 20 Ke 1
3 R5 + R7 9.5 9.5 19 Ke 2
4 R1 + R24 7.5 13.5 21 Ke 2
5 R2 + R25 7.5 13.5 21 Ke 2
6 R6 + R27 7.5 13.5 21 Ke 2
7 R18 + R9 7 13.5 20.5 Ke 1
8 R19 + R8 7.5 12 19.5 Ke 1
9 R21 + R28 7 13.5 20.5 Ke 2
10 R17 + R20+ R22 4 4 7.5 15.5 Ke 2
11 R10 19 19 Ke 3
12 R11 19 19 Ke 3
13 R12 19 19 Ke 3
14 R13 19 19 Ke 3
15 R14 19 19 Ke 3
16 R15 15 15 Ke 1
17 R16 20 20 Ke 3
jumlah 328

210
Tabel 4.68 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu kedua

Waktu Waktu Waktu Total Penggunaan


Rute Tujuan
R1(Jam) R2(Jam) R3(Jam) waktu truk
1 R4 + R23 9.5 10.5 20 Ke 1
2 R5 + R24 9.5 10.5 20 Ke 1
3 R6 + R25 9.5 10.5 20 Ke 1
4 R1 + R26 7.5 13.5 21 Ke 2
5 R2 + R27 7.5 13.5 21 Ke 2
6 R3 + R29 7.5 13.5 21 Ke 2
7 R19 + R30 7.5 13.5 21 Ke 1
8 R22 + R28 7.5 10.5 18 Ke 1
9 R18 + R7 7 12 19 Ke 2
10 R21 + R8 7 13.5 20.5 Ke 1
11 R17 + R20+ R13 4 4 12 20 Ke 2
12 R14 13.5 13.5 Ke 1
13 R9 19 19 Ke 3
14 R10 19 19 Ke 3
15 R11 19 19 Ke 3
16 R12 19 19 Ke 3
17 R15 19 19 Ke 3
18 R16 19 19 Ke 3
jumlah 349

Tabel 4.69 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu ketiga

Waktu Waktu Waktu Total Penggunaan


Rute Tujuan
R1(Jam) R2(Jam) R3(Jam) waktu truk
1 R4 + R23 9.5 10.5 20 Ke 1
2 R5 + R24 9.5 10.5 20 Ke 1
3 R6 + R25 9.5 10.5 20 Ke 1
4 R1 + R26 7.5 13.5 21 Ke 2
5 R2 + R27 7.5 13.5 21 Ke 2
6 R3 + R28 7.5 13.5 21 Ke 2
7 R18 + R14 7 13.5 20.5 Ke 1
8 R19 + R8 7.5 13.5 21 Ke 1
9 R22 + R13 7.5 12 19.5 Ke 2
10 R17 + R20+ R7 4 4 12 20 Ke 2
11 R21 + R29 7 14 21 Ke 1
12 R9 19 19 Ke 3
13 R10 19 19 Ke 3
14 R11 19 19 Ke 3
15 R12 19 19 Ke 3
16 R15 19 19 Ke 3
17 R16 19 19 Ke 3
jumlah 339

211
Tabel 4.70 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja Minggu keempat

Waktu Waktu Waktu Total Kebutuhan


Rute Tujuan
R1(Jam) R2(Jam) R3(Jam) waktu truk
1 R4 + R21 9.5 10.5 20 Ke 1
2 B R5 + R22 9.5 10.5 20 Ke 1
3 R6 + R23 9.5 10.5 20 Ke 1
a 4 R1 + R24 7.5 13.5 21 Ke 2
5 R2 + R25 7.5 13.5 21 Ke 2
g 6 R3 + R27 7.5 13.5 21 Ke 2
7 R17 + R8 7 13.5 20.5 Ke 1
a 8 R20 + R13 7 13.5 20.5 Ke 1
9 R18 + R26 7.5 10.5 18 Ke 2
i 10 R16 + R19+ R7 4 4 12 20 Ke 2
11 R28 13.5 13.5 Ke 1
m 12 R9 19 19 Ke 3
13 R10 19 19 Ke 3
a 14 R11 19 19 Ke 3
15 R12 19 19 Ke 3
n 16 R14 19 19 Ke 2
17 R15 19 21.5 Ke 3
a jumlah 332

Dari hasil pengolahan trayek distribusi dapat di lihat hasil rekap pada

tabel 4.43 – 4.46 Rekapan Pengelompokan Jam Kerja. pengunaan truk

distribusi dari pengelompokan jam kerja tiap rute pengiriman dapat di

ketahui optimasi armada angkut yang di gunakan didalam melakukan

pemenuhan pengiriman tiap wilayah. Optimasi dapat dilihat pada tabel

4.71 perbandingan kebutuhan armada tiap wilayah adalah:

212
Tabel 4.71 perbandingan kebutuhan armada tiap wilayah

Keterangan Sebelum pengolahan pengurangan % pengurangan


Kebutuhan truk
Minggu pertama 28 truk 17 truk 28 − 17 39 %
x100%
28
30 − 18
Minggu Kedua 30 truk 18 truk x100% 40 %
30
29 − 17
Minggu Ketiga 29 truk 17 truk x100% 41 %
29
28 − 17
x100%
Minggu Ketiga 28 truk 17 truk 28 39 %

Dari Tabel 4.71 perbandingan kebutuhan armada tiap wilayah dapat di

ketahui, penghematan truk angkut terjadi pada minggu pertama

pengiriman membutuhkan truk angkut sebanyak 28 truk dapat dikurangi

menjadi 17 truk., minggu kedua pengiriman membutuhkan truk angkut

sebanyak 30 truk dapat dikurangi menjadi 18 truk, minggu ketiga

pengiriman membutuhkan truk angkut sebanyak 29 truk dapat dikurangi

menjadi 17 truk, minggu keempat pengiriman membutuhkan truk angkut

sebanyak 28 truk dapat dikurangi menjadi 17 truk. Dari pengurangan truk

kirim dapat mengoptimalkan truk perusahaan tanpa mengunakan

supkontrak.

Dari kebutuhan truk kirim perusahaan ketersediaan armada dari pabrik

3 buah waktu kerja 6 hari seminggu total armada pabrik adalah 18

buah.Dari ketersediaan truk kirim perusahaan minggu pertama

membutuhkan 17 truk, mingggu kedua membutuhkan 18 truk, minggu

kmembutuhkan 17 truk, minggu keempat membutuhkan 17 truk, sehingga

optimasi pengiriman truk minggu pertama dapat menghemat 39%

kebutuhan armada tanpa subkontrak, minggu kedua dapat menghemat

213
40% kebutuhan armada tanpa subkontrak, minggu ketiga dapat

menghemat 41% kebutuhan armada tanpa subkontrak, minggu keempat

dapat menghemat 39% kebutuhan armada tanpa subkontrak.

d. Analisa hasil Perhitungan Penjadwalan Distribusi.

Dari pengolahan jadwal pada Tabel 4.47 jadwal pengiriman minggu

pertama. Truk kirim dari pabrik sebanyak 18 truk kebutuhan 17 truk

sehingga pemenuhan permintaan distributor terpenuhi tanpa subkontrak

Dari pengolahan jadwal pada Tabel 4.48 jadwal pengiriman minggu

kedua. Truk kirim dari pabrik sebanyak 18 truk kebutuhan 18 truk sehingga

pemenuhan permintaan distributor terpenuhi tanpa subkontrak.

Dari pengolahan jadwal pada Tabel 4.49 jadwal pengiriman minggu

ketiga. Truk kirim dari pabrik sebanyak 18 truk kebutuhan 17 truk sehingga

pemenuhan permintaan distributor terpenuhi tanpa subkontrak.

Dari pengolahan jadwal pada Tabel 4.50 jadwal pengiriman minggu

keempat. Truk kirim dari pabrik sebanyak 18 truk kebutuhan 17 truk jadi

masih sisa satu armada kirim sehingga pemenuhan permintaan distributor

terpenuhi tanpa subkontrak.

214
215
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dari ketersediaan truk kirim perusahaan minggu pertama membutuhkan

17 truk, mingggu kedua membutuhkan 18 truk, minggu ketiga butuhkan

17 truk, minggu keempat membutuhkan 17 truk, sehingga optimasi

pengiriman truk minggu pertama dapat menghemat 39% kebutuhan

armada tanpa subkontrak, minggu kedua dapat menghemat 40%

kebutuhan armada tanpa subkontrak, minggu ketiga dapat menghemat

41% kebutuhan armada tanpa subkontrak, minggu keempat dapat

menghemat 39% kebutuhan armada tanpa subkontrak.

2. Dari pengolahan jadwal pada jadwal pengiriman minggu pertama.

kebutuhan 17 truk sehingga permintaan distributor terpenuhi tanpa

subkontrak jadwal pengiriman minggu kedua kebutuhan 18 truk

sehingga pemenuhan distributor terpenuhi tanpa subkontrak jadwal

pengiriman minggu ketiga kebutuhan 17 truk sehingga permintaan

distributor terpenuhi tanpa subkontrak. jadwal pengiriman minggu

keempat kebutuhan 17 truk jadi masih sisa satu armada kirim sehingga

pemenuhan distributor terpenuhi tanpa subkontrak.

216
5.2 Saran

Menindaklanjuti beberapa kesimpulan diatas, berikut ini akan

diberikan beberapa saran serta masukkan ynag ditujukan pada objek

penelitian sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan. Saran-saran

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk perusahaan dalam memperoleh pesanan harus dalam keadaan pasti

sehingga dapat memprediksi kebutuhan truk angkut yang akan di

jadwalkan.

2. Untuk perusahaan pemanfaatan armada perusahaan dapat mengurangi

biaya yang di keluarkan sehingga subkontrak dapat dihilangkan.

217
DAFTAR PUSTAKA

Bahagia, N. S, 2003. Sistem Inventory, Laboratorium Perencanaan Optimasi


sistem Industri Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Bandung:
Bandung.

Cahyono T.N, 2003. Menentukan Komposisi Produk Optimal Dalam Armada


Distribusi PT. Coca Cola distribusi Kudus. Teknik industri, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati, Tjutjuk Tarliah-Ahmad, 1987, Operations Research (Model-Model


Pengambilan Keputusan), Sinar Baru Bandung

Fernandes, R, 1995. Manajemen Pembelian dan Pemasok, Jakarta: PT.


PUSTAKA BINAMAN PRESSINDO

Hasmoro T.P, 2007. Penentuan rute optimal distribusi minuman ringan Dengan
metode traveling salesman problem (tsp). Teknik industri, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Hilter Frederick. S, Pengantar Riset Operasi. Jilid 1, Penerbit Erlangga Jakarta

(http.algoritm -IlmuKomputer. @ yahoo.Com:00:35-01:57)


Lieberman and Hillier, 1989. An Introdutions of Operational Research, New
York: McGraw-Hill Book Company.

Prayogo, D.N., 2005. Optimasi Sistem Inventori Dalam Two Echelon


Menggunakan Spreadsheet Modeling, Proceedings Seminar Nasional
Pemodelan Sistem 2005, Institut Teknologi Bandung, 40-48: Bandung.

Philips, Don T, 1986. Operations Research Principles And Practice, Canada:


Lybrary of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Render, Barry, 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Jakarta: Salemba empat

Taha. H.A, 1996, Riset Operasi Suatu Pengantar, Jilid 1 Edisi Kelima, Penerbit
Binarupa Aksara, Jakarta

218

Anda mungkin juga menyukai