Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu proses alamiah yang melibatkan perubahan fisiologis,


anatomi dan hormonal. Kehamilan merupakan satu periode dimana seorang wanita
membawa embrio di dalam rahimnya. Bagi sebagian wanita yang telah menikah,
kehamilan merupakansuatu hal yang diidam-idamkan dan merupakan anugerah yang
diberikan Allah SWT. Menurut Raflesia Veronica (2009), Namun, pada proses
kehamilan seringkali wanita merasa kesulitan dalam mengerjakan aktivitas
kesehariannya, hal tersebut karena kehamilan akan meningkatkan hormon estrogen dan
progesteron yang menyebabkan wanita sering merasa mual, muntah, pusing, dan
sebagainya.

Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan


yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi,
pemeliharaan kehamilan, perubahan sistem kardiovaskuler, integument dan metabolism
sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk
memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami
perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai
dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi
tersebut meliputi salah satunya yaitu, sistem endokrin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi adaptasi Fisiologi
2. Fisiologi kehamilan
3. Pengertian Sistem Endokrin
4. Sistem Endokrin pada ibu hamil

1.3 Tujuan

Makalah ini memiliki tujuan. Pertama, memahami adaptasi fisiologi. Kedua,


memahami fisiologi kehamilan. Ketiga, memahami sistem endokrin dan mengetahui
bagaimana sistem endokrin pada ibu hamil. Keempat, untuk menambah wawasan
penulis dan para pembaca.
1
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud dengan Adaptasi Fisiologi
2. Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud dengan Fisiologi Kehamilan
3. Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud dengan sistem Endokrin
4. Mahasiswa dapat memahami sistem Endokrin pada ibu hamil

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Adaptasi Fisiologi

Secara arti adaptasi fisiologi yaitu cara makhluk hidup untuk menyesuiakan
diri terhadap lingkungannya dengan melalui fungsi kerja di organ tubuhnya yang
bertujuan supaya bisa tetap bertahan hidup. Jenis adaptasi fisiologi ini agak susah jika
diamati disebabkan hanya terjadi pada bagian dalam organ tubuh makhluk hidup.
adaptasi fisiologi yakni adaptasi yang mencakup fungsi alat tubuh. Adaptasi ini bisa
dalam bentuk enzim yang didapatkan dari suatu organisme. Tetapi adaptasi fisiologi
bisa bersifat reversibel atau bisa kembali pada kondisi awal/semula.

Adapun contoh adaptasi fisiologi pada manusia adalah sebagai berikut:

 Jumlah sel darah merah orang yang hidup pada daerah pantai lebih sedikit daripada
orang yang tinggal pada daerah pegunungan. Hal ini dikarenakan adanya tekanan
parsial oksigen pada daerah pantai lebih banyak dibanding dengan daerah
pegunungan. Apabila tekanan parsial oksigen rendah, maka dibutuhkan lebih banyak
sel darah merah untuk mengikat oksigen.

 Para atlet rata-rata mempunyai ukuran jantung yang lebih besar dibanding ukuran
jantung orang secara umumnya.

 Ketika panas, kita akan mengeluarkan keringat. Keluarnya keringat, membuat tubuh
kita akan dingin karena panas tubuh diambil untuk menguapkan keringat pada
permukaan tubuh kita.

 Di saat udara dingin, orang lebih cenderung lebih sering mengeluarkan urine.

 Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika
berada di tempat gelap, maka pupil mata akan membuka lebar. Sebaliknya apabila

2
ditempat yang terang, pupil mata akan menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil
mata tersebut adalah usaha untuk mengatur intensitas cahaya.

2.2. Fisiologi Kehamilan


Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari
konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin
sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan
pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2012)1)

Proses kehamilan meliputi:

1. Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal
yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah
ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba,
2010:75). Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari
indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk
ke dalam sel telur (Dewi dkk, 2010:59). Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi
satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus ke menstruasi normal 28
hari (Bandiyah, 2009:1)
2. Spermatozoa, Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang
menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar
sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira sepuluh
kali bagian kepala. Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel-sel
primitive tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium
yang ada tidak mengalami perubahan sampai akil balig (Dewi dkk, 2011: 62).
3. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi) Pertemuan sel sperma dan sel telur.
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampula tuba (Saifuddin, 2010:141).
4. Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim dekat
fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka
desidua yang disebut tanda Hartman (Dewi dkk, 2011:71).
5. Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatankehamilan
danperkembangan janin normal. Hal ini diuraikanoleh jaringan janin dan ibu

3
untuk dijadikan instrumentransfer nutrisi penting(Afodun et al , 2015).
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia
plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi (Saifuddin,
2010:145).
6. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi. Menurut dewi dkk (2011:72-
80) pertumbuhan dan perkembangan embrio dari trimester 1 sampai dengan
trimester 3.
7. Tanda dan Gejala Kehamilan menurut Sitanggang dkk (2012:2), tanda-tanda
kehamilan dibagi menjadi dua, yaitu: a)Tanda yang tidak pasti (probable
signs)/tanda mungkin kehamilan yaitu amenorhea, mual dan muntah,
quickening, keluhan kencing, konstipasi, perubahan berat badan, perubahan
temperatur suhu basal, perubahan warna kulit, perubahan payudara, perubahan
pada uterus, tanda piskacek’s,perubahan-perubahan pada serviks. b)Tanda
pasti kehamilan yaitu denyut Jantung Janin (DJJ), palpasi dan Pemeriksaan
diagnostik kehamilan seperti rontgenografi, ultrasonografi (USG), fetal
Electrografi (FCG) dan tes Laboratorium/ Tes Kehamilan.

2.3. Pengertian Sistem Endokrin

2.3.1. Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi
organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi
suatu tindakan. Sistem endokrin merupakan bagian dari sistem koordinasi yang berfungsi
untuk mengatur kegiatan-kegiatan dalam tubuh. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar
eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran
gastroinstestin.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah kata endokrin memiliki arti
yaitu, kelenjar yang tidak memiliki saluran untuk mengalirkan hasil sekresinya. Ilmu
tentang kelenjar endokrin pada manusia dan vertebrata lainnya, khususnya mengenai
hormon yang dihasilkan dan pengaruhnya terhadap proses dalam tubuh dikenal dengan
istilah endokrinologi.

4
2.3.2. Fungsi

Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi


fisiologis tubuh, seperti aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi
osmotik, dan regulasi ionik.

Sistem endokrin pada manusia memilki fungsi yang paling umum, yaitu:

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang;
2. Menstimulus urutan perkembangan;
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif;
4. Memelihara lingkungan internal yang optimal;
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat;
6. Mengontrol dan merangsang aktivitas kelenjar tubuh;
7. Merangsang pertumbuhan jaringan;
8. Mengatur metabolisme.

Pada sistem endokrin terdapat berbagai macam tipe sel yang berperan dalam
menghasilkan hormon-hormon dan merupakan bagian penyusun dari suatu jaringan dan
organ di dalam sistem endokrin. Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu sel neurosekretori dan sel endokrin sejati. Sel neurosekretori adalah
sel yang berbentuk seperti saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contohnya
ialah sel saraf pada hipotalamus, yang menunjukkan fungsi endokrin sehingga dapat
disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan
sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf yang terdapat pada
hipotalamus disebut sel neurosekretori. Sedangkan sel endokrin yang benar-benar
berfungsi sebagai penghasil hormon dan tidak memiliki bentuk seperti sel saraf disebut
sel endokrin sejati.

2.3.3. Kelenjar Endokrin

Kelenjar endokrin adalah organ tubuh yang mempunyai fungsi untuk


menghasilkan substansi (hormon) yang secara biologis sangat berguna. Sekresi atau
hormon dari kelenjar ini mengalir langsung ke dalam aliran darah dan dapat
memberikan efek menyebar luas. Kelenjar endokrin dapat berupa sel tunggal atau
berupa organ multisel. Sistem endokrin terdiri dari beberapa kelenjar diantaranya
adalah hipotalamus, hipofisis, pankreas, adrenal, tiroid, paratiroid, ovarium, testis, serta

5
timus. Kelenjar hipotalamus dan hipofisis merupakan kelenjar neuroendokrin. Kelenjar
timus berperan signifikan selama masa pertumbuhan dalam perkembangan imunitas,
dan ketika dewasa fungsinya menjadi tidak signifikan. Hormon thymic yang dihasilkan
kelenjar timus berperan untuk memengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel
plasma, yaitu sel penghasil antibodi. Kelenjar pineal mensekresikan hormon melatonin,
dan sebagian besar fungsinya berkaitan dengan ritme biologis.

2.4. Sistem Endokrin pada Ibu Hamil

Beberapa perubahan biokimia dan mekanikal sangat berhubungan pada


interaksi protein dan hormon steroid selama kehamilan. Perubahan ini tidak hanya perlu
terjadi pada masa perkembangan awal embrio dan fetus tetapi juga hal ini menjadi
sangat penting terhadap mobilisasi energy dan nutrisi selama kehamilan. Berikut adalah
perubahan pada sistem endokrin yang ikut serta dalam pertumbuhan dan perkembangan
ibu dan janin.

A. Kelenjar adrenal

Pada masa kehamilan akan terjadi suatu peningkatan pada konsentrasi serum
kortisol, kortisol bebas, aldosteron, deoxycorticosterone, corticosteroid binding
globulin, dan adrenocorticotropic hormone. Meskipun berat daripada kelenjar adrenal
tidak meningkat pada masa kehamilan, namun telah ditemukan adanya peningkatan
zona fasikulata. Pada trimester ke dua akan ditemukannya peningkatan pada
corticosteroid binding globulindan akan meningkat dua kali lipat pada saat usia
kehamilan aterm. Konsentrasi kortisol bebas dan total akan meningkat pad awal
trimester kedua. Pola harian produksi kortisol sangat terjaga selama kehamilan dan
akan ditemukan leih tinggi pada pagi dibandingkan pada malam hari. Kelenjar adrenal
akan menjadi lebih responsif terhadap adrenocorticotropichormone selama kehamilan,
ini disebabkan karena adanya peningkatan yang besar terhadap konsentrasi kortisol
untuk menunjang dosis pada adrenocorticotropichormone. Meskipun demikian,
ekskresi cathecolamines, vanillymandelic aciddan metanephrines pada urin tidak akan
berubah.

B. Pankreas

Pankreas akan menghasilkan keadaan hipoglikemi, hiperglikemi postprandial dan


hiperinsulinemia. Pada masa awal kehamilan, estrogen dan progesteron akan

6
menyebabkan sel islet semakin besar, hyperplasia pada sel beta, sekresi insulin dan
meningkatnya sensifisitas jaringan perifer terhadap insulin. Semua itu akan
menyebabkan keadaan anabolik dan akan berhubungan dengan adanya peningkatan
penggunaan terhadap glukosa, penurunan gluconeogenesis dan meningkatkan
penyimpanan glikogen. Setelah pertengahan masa kehamilan, meskipun adanya
peningkatan pada progesteron, kortisol, glucagon, human placental lactogen, dan
prolactin yang bersamaan dengan penurunan reseptor insulin akan ikut serta dalam
adanya keadaan resisten terhadap insulin. Setelah ibu mendapatkan makanan, resisten
insulin akan mempertahankan keadaan gula darah yang tinggi, dengan demikian hal ini
akan meningkatkan penghantaran glukosa untuk fetus. Keadaan seperti ini pada
bebrapa wanita hamil bisa saja akan menyebabkan diabetes gestasional.

C. Kelenjar Pituitari

Ukuran kelenjar pituitary akan membesar selama masa kehamilan dan hal ini
berhubungan dengan proliferasiestrogen pada produksi sel prolaktin. Perbesaran ini
mungkin akan berpengaruh pada kebutuhan darah terhadap kelenjar pituitary, terutama
mengingat tingginya risiko pada perdarahan yang banyak pada saat postpartum. Serum
prolaktin akan mulai meningkat padaawal trimester pertama dan akan sepuluh kali lipat
lebih tinggi pada usia kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak menyusui, kadar
prolaktin akan menurun pada 3 bulan setelah persalinan. Kadar oksitosin akan
meningkat selama masa kehamilan dari 10 ng/L pada trimester pertama menjadi 30ng/L
pada trimester ke tiga dan 75 ng/L pada saat usia kehamilan aterm. Peningkatan inipun
terlihat meningkat secara perlahan dan akan mengalami puncaknya pada saat
persalinan.

D. Kelenjar Tiroid

Pada kehamilan fungsi kelenjar tiroid akan tetap normal, meskipun aka nada
perubahan pada morfologi dan histolgi kelenjar tiroid selama kehamilan. Dengan
adanya intake iodine yang adekuat ukuran kelenja tiroid tidak akan berubah.
Peningkatan vaskular dan histological kelenjar tiroid akan ditemukan pada keadaan
hyperplasia folikular. Meskipun, perkembangan goiter bisa saja terjadi pada masa
kehiman bergantung pada kondisi yang abnormal dan seharusnya dapat di evaluasi
sebelumnya. Selama trimester pertama, total tiroksin dan triiodothironin akan mulai
meningkat dan puncaknya pada saat pertengahan masa kehamilan, terutama akan

7
menghasilakan peningkatan pada peningkatan thyroid binding globulin. Kadar tiroksin
bebas selama masa kehamilan tidak akan berubah, meskipun pada trimester kedua dan
ketiga akan adanya penurunan sebanyak 25%. Thyroid stimulating
hormonesementaraakan menurun pada trimester pertama. Setelah penurunan ini,
kadarnya akan meningkat seperti pada keadaan sebelum hamil pada akhir trimester
ketiga. Adanya penurunan Thyroidstimulating hormonedi mediasi dengan efek terhadap
tirotopik pada human chorionic gonadotropinyang terjadi bersamaan dengan
peningkatan free thyroxine pada trimester pertama.\

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam masa kehamilan begitu
banyak perubahan fisiologis yang akan terjadi pada tubuh ibu. Banyak keuntungan
yang akan diperoleh bila kita mengetahui perubahan yang akan terjadi pada ibu hamil.
Salah satu manfaat kita mengetahui perubahan fisiologis tersebut ialah kedepannya kita
akan dapat mendeteksi lebih dini kelainan yang akan terjadi pada ibu hamil dan maka
dari itu kita akan mampu memberikan perawatan dan terapi yang optimal untuk
kesehatan ibu dan janinnya.

Saran
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca agar
tertarik untuk terus dapat meningkatkan keingintahuannya terhadap informasi-
informasi yang bermanfaat. Demi kesempurnaan makalah ini, kami menerima kritik
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun agar makalah ini bisa lebih baik
untuk ke depannya.

8
Daftar Pustaka

1. http://digilib.uinsgd.ac.id/8847/4/4_bab1.pdf
2. https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/69518/mod_resource/content/1/Peru
bahan%20Adaptasi%20Fisiologi%20%20kehamilan.pdf
3. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/02/pengertian-adaptasi-fisiologi-contoh-
adaptasi-fisiologi-pada-manusia-hewan-tumbuhan.html
4. http://eprints.umpo.ac.id/4202/3/3%20BAB%20II.pdf
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrin
6. http://eprints.ums.ac.id/66614/1/BAB%20I.pdf
7. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Maternal_physiological_changes_in_pregnancy
8. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/1a5f1d85a073161bfa1a60ec1
0cac696.pdf

Anda mungkin juga menyukai