Anda di halaman 1dari 24

 

MAKALAH
“ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS”
TENTANG
“PROMOSI KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA KESEHATAN REPRODUKSI DI
MASYARAKAT”

Oleh : Kelompok 1

Inka Novita
Endang Sakdiyah
Novia Andriani
Fairus Rozia
Elfia
Fitriyanti
Pratiwi Rizki Fauziah

Dosen Pembimbing : Maya Dernanda Dielsa S.ST, M.Keb

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT (YPSB) PADANG


AKADEMI KEBIDANAN PASAMAN BARAT (AKBID PASBAR)
TAHUN 2020

                                                                                                                
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kemampuan dalam proses perkuliahan, dan penulisan makalah yang berjudul
“Promosi Kesehatan Ibu Dan Anak Serta Kesehatan Reproduksi Di Masyarakat”, yang
merupakan suatu kajian yang disusun untuk melengkapi tugas kelompok dalam mata kuliah
Asuhan Kebidanan Komunitas.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan saran, masukan bahkan kritik
yang membangun untuk makalah ini, sehingga bisa digunakan sebagai referensi dalam mata
kuliah ini.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Maya Dernanda Dielsa S.ST, M.Keb
selaku dosen pengajar mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas yang telah membantu dan
memotivasi penulis dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih juga untuk semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat selesai seperti yang
diharapkan.

Jambak, 03 September 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN

A. Promosi Kesehatan Pranikah...............................................................................................6


B. Promosi Kesehatan Untuk Ibu Hamil..................................................................................8
C. Promosi Kesehatan Bagi Ibu Bersalin.................................................................................9
D. Promosi Kesehatan Bagi Ibu Nifas...................................................................................11
E. Promosi Kesehatan Bagi Ibu Menyusui.............................................................................14
F. Promosi Kesehatan Reproduksi..........................................................................................18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................22
B. Saran..................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan
yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara
individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan
upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. Kemampuan masyarakat
perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah
kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara lain
mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga
dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
meningkat.
Kesehatan itu terkait dengan masalah kesehatan wanita. Wanita dengan
perkembangan dan pertumbuhannya melalui masa bayi, anak, remaja, ibu (hamil, melahirkan,
menyusui) dan usia lanjut. Berbagai peran yang dilakukan tenaga kesehatan lainnya. Bidan
dapat berperan sebagai pelaksana, pengelola, peneliti dan pendidik. Sebagai pengelola, bidan
memimpin kelompok atau masyarakat (peran pemimpin). Di samping mendidik, bidan dapat
berperan sebagai penyuluh dan penasehat (konselor).
Sebagai promoter kesehatan yang merupakan salah peran bidan adalah memberikan
penerangan dan pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan
dapat menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan baik
serta menguntungkan bagi diri dan lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran
agar dapat menerima pelayanan kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain
adalah melalui promosi kesehatan. Adapun sasaran promosi kesehatan dalam praktik
kebidanan adalah : neonatus, bayi, anak balita, remaja, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
menyusui, menopause. 

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Pranikah?
2. Apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Untuk Ibu Hami?
3. Apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Bagi Ibu Bersalin?
4. Apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Bagi Ibu Nifas?
5. Apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Bagi Ibu Menyusui?
6. Apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Reproduksi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Pranikah?
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Untuk Ibu Hamil?
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Bagi Ibu Bersalin?
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Bagi Ibu Nifas?
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Bagi Ibu Menyusui?
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan Reproduksi?
BAB II
PEMBAHASAN

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (SK
Menkes No. 1193/Menkes/SK/X/2014).

A. Promosi Kesehatan Pranikah


Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditujukan
pada masyarakat reproduktip pranikah. Pelayanan kebidanan diawali dengan pemeliharaan
kesehatan para calon ibu. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu
dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan
seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang
proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca
kehamilan.  Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat
berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bila
masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek, perlu dikonsultasikan keahli yang relevan
atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang pasilitas pelayanannya lebih lengkap. Faktor
keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatan para remaja yang akan memasuki pintu
gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental
remaja dalam memasuki masa perkawianan dan kehamilan. Pemeriksaan kesehatan bagi
remaja yang akan menikah di anjurkan. Tujuan dari pemeriksaan tersebut adalah untuk
mengetahui secara dini tentang kondisi kesehatan para remaja. Bila di temukan penyakit atau
kelainan di dalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera dilakukan. Bila
penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi maka di upayakan agar remaja tersebut berupaya
untuk menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya.
Misalnya remaja yang menderita penyakit jantung, bila hamil secara teratur harus
memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Remaja yang menderita AIDS harus menjaga
pasanganya agar tidak terkena virus HIV. Caranya adalah agar menggunakan kondom saat
besrsenggama, bila menikah. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat
dilakukan melalui kelompok atau kumpulan para remaja seperti karang taruna, pramuka,
organisaai wanita remaja dan sebagainya. Para remaja yang terhimpu di dalam organisasi
masyarakat perlu diorganisasikan agar pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi
untuk menjadi istri dapat di lakukan dengan baik. Pembinaan kesehatan remaja terutama
wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit
sistem reproduksi). Fakta perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam
membina kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh
perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja
yang berjiwa muda memiliki sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta
ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan
keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan
dilakukan melalui bahasa remaja. Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup :
1. Perkawinan yang sehat
 Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan , menghadapi perkawinan,
disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan hanya sekedar hubungan antara suami
dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan turunan. Bayi yang
dilahirkan juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
2. Keluarga yang sehat
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta
membinanya. Keluaga yang diidamkan adalah kelurga yang memiliki norma keluaga
kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2 anak.
Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa ketakwaan kepada
Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial ekonominya mendukung
kehidupan anggota keluarganya dan mampu menabung untuk persiapan masa depan.
Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf
hidup keluarga lain.
3. Sistem reproduksi dan masalahnya
Tidak semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan sistem
reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja. Perubahan yang terjadi pada
sistem reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan
dijelaskan.Penjelasan juga diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem
reproduksi yang dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi dan
penyakit. Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti penyakit-penyakiit
hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.
4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang
memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan membahayakan
dalam masa kehamilan atau persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan. 
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain
penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Akibat
perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil
muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang (suami) atau benda
tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa
persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi.
Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahan remaja dan dikaitkan dengan
kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja
berkonsultasi atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja menyangkut bidang
lain maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa ketakutan
yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat dirujuk kedokter spesialis jiwa
atau ke psikolog. 

B. Promosi Kesehatan Untuk Ibu Hamil


Mempunyai keturunan yang sehat merupakan harapan setiap pasangan, namun
kebanyakan wanita tidak mengetahui kalau dirinya sedang hamil. Bahkan sampai bermingu-
minggu pertama sehingga tidak ada tindakan yang bisa dilakukan yang bisa mendukung
kesehatan si bayi yang sedang berada dalam janin. Seorang ibu yang sedang hamil harusnya
tercukupi nutrisinya baik secara kuantitas maupun kualitas selama masa kehamilan, dan
pemeriksaan sebelum hamil (prakonsepsi) mutlak sangatlah penting, terutama pada orang
yang memang sebelumnya memiliki riwayat melahirkan dengan masalah medis tertentu.
Ada beberapa hal yang baiknya harus diperhatikan jika ingin memiliki anak yang sehat,
antara lain :
-Memperhatikan kesehatan diri (Si ibu), jika ibu memiliki tekanan darah tinggi, sangat perlu
untuk melakukan pemeriksaan secara intens, karena kondisi seperti ini dapat menyebabkan
risiko bayi akan lahir dengan cacat. Tidak hanya itu ada beberapa penyakit lain yang juga
perlu untuk di kontrol terus menerus, seperti : asma, lupus, penyakit jantung dan epilepsi.
-Melakukan vaksinasi sebagai tindakan pencegahan, ada beberapa vaksinasi yang bisa
dilakukan 3 bulan sebelum kehamilan untuk memberikan perlindungan pada si janin.
Seperti : vaksin campak, tetanus, gondok, polio rubella dan hepatitis B.
-Mempersiapkan resiko yang mungkin di alami si bayi, keadaan kedua orang tua merupakan
hal yang sangat mempengaruhi resiko yang nantinya akan di alami oleh si bayi. Dalam hal ini
di harapkan anda melakukan skrining genetik untuk mencegah timbulnya penyakit tertentu.
-Sebaiknya tidur selama 8 jam sehari, kegiatan dan aktifitas sehari-hari harus memperhatikan
perubahan mental dan fisik yang terjadi. Dan perlu diperhatikan kalau diantara waktu
kegiatan di perlukan waktu istirahat guna melemaskan otot-otot.
-Menghindari hal-hal yang bisa mempengaruhi kesehatan diri dan janin, seperti tidak
merokok ataupun menghisap asap rokok orang lain, tidak minum alkohol dan mengurangi
kopi serta minuman yang bersoda karena bisa mengurangi kemampuan usus untuk menyerap
kalsium dan zat besi.
-Mengontrol kehamilan secara teratur ke dokter atau bidan. Manfaatkan kesempatan sebaik-
baiknya untuk bertanya (berkonsultasi).

C. Promosi Kesehatan Bagi Ibu Bersalin


Persalinan adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun demikian ibu dalam masa
persalinan memerlukan bantuan bidan. Kehadiran bidan sewaktu ibu dalam masa persalinan
adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya melalui bimbingan dan bantuan agar persalinan
terjadi secara fisiologis didalam kondisi lingkungan yang sehat. Peristiwa kelahiran bukan
hanya merupakan proses murni fisiologis belaka, akan tetapi banyak pula diwarnai dengan
komponen-komponen fisiologis. Tetapi ada perbedaan yang dialami oleh ibu yang satu
dengan yang lainnya. Pengalaman di masyarakat, ada ibu-ibu yang sangat muda melahirkan
bayinya, dan ada juga ibu-ibu yang sangat suka melahirkan bayinya, yang kadang-kadang
sampai mengalami keadaan abnormal seperti operasi. Untuk itulah perlu dilakukannya
promosi kesehatan pada ibu bersalin yaitu untuk mengantisipasi perasaan cemas pada ibu
dalam menghadapi persalinan.
1. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Melahirkan
Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan pergerakan-pergerakan
bayi. Perut ibu semakin besar, pergerakan ibu semakin tidak bebas, ibu merasakan tidak
nyaman. Kadang-kadang ibu mengalami gangguan kencing, kaki bengkak. Kondisi-
kondisi otot –otot apnggul dan otot–otot jalan lahir mngalami pemekaran. Keluarnya
bayi itu sebagian besar disebabkan oleh kekuatan-kekuatan kontraksi otot, dan sebagian
lagi oleh tekanan dari perut. Kontraksi dari otot-otot uterus dan pelontaran bayi keluar
amat dipengaaruhi oleh : Sistem saraf simpatis, parasimpatis dan saraf lokal pada otot
uterus.
2. Perubahan Psikologis
Pada minggu-minggu terakhir menjelang kelahiran bayinya, ibu banyak di pengaruhi
oleh perasaan-perasaan/ emosi-emosi dan ketegangan. Ibu merasa cemas apakah bayinya
dapat lahir lancar, sehat atau cacat.
Ibu juga amat bahagia menyongsong kelahiran bayinya yang di idam-idamkannya.
Disamping itu ibu merasakan takut terhadap darah, takut sakit, takut terjadi gangguan
waktu melahirkan, bahkan takut mati. Kecemasan ayah juga tidak boleh diabaikan.
Kecemasan ayah hampir sama besarnya dengan kecemasan ibu yang melahirkan, hanya
berbeda sang ayah tidak secara langsung merasakan efeknya dari kehamilan
3. Persiapan Persalinan
Beritahu ibu mengenai persiapan persalinan meliputi : biaya persalinan,rencana tempat
bersalin (di bidan atau rumah sakit),siapa yang akan menolong (bidan,dokter spesialis
kandungan),sarana transportasi. dipersiapkan juga satu buah tas yang berisi perlengkapan
bayi seperti : popok, baju bayi, minyak telon, kayu putih, selimut, selendang dan
perlengkapan untuk ibu seperti : baju ganti, pakaian dalam, pembalut, kain panjang dll.

Persalinan dimulai dengan kala 1-4.


1. Kala pertama
Awal kala pertama di tunjukan dengan kontraksi uterus ringan. Rasa sakit mulai dari
punggung dan meluas ke perut bawah. Kontraksi ini biasanya terjadi setiap 10 sampai 15
menit dan berlangsung selama 30 detik. Dari vagina keluar cairan berlendir dan campuran
sedikit darah. Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan denyut
jantung bayi. Denyut jantung bayi diperiksa setiap 4 jam. Tanda vital ibu juga diperiksa
setiap 4 jam. Ibu diberi tahu bahwa persalinan mulai dan upayakan agar ibu tenang. Bila
ketuban belum pecah ibu diperkenankan berjalan atau melakukan pekerjaan biasa. Bila
kontraksi uterus semakin kuat setiap 3-5 menit. Pemeriksaan dalam dilakukan. Dalam
kondisi demikian serviks membuka dari 3 sampai 8 cm. Diperiksa apakah ketuban sudah
pecah. Ibu mungkin merasa cemas, sangat tidak enak, nyeri dan tekanan pada panggul
bertambah. Bidan selalu berada disamping pasien ibu ditenangkan, diajari bernafas dengan
dada selama kontraksi. Ibu dianjurkan tidur pada awal persalinan untuk menyusun tenaga.
Alat-alat persalinan disediakan, demikian pula tempat tidur dan tempat tidur untuk bayi.
Menjelang akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah, kadang-kadang tungkai dan
tangan bergetar. Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat, muka kemerah-merahan. Dalam
kondisi demikian ibu diminta bernafas dengan dada.
2. Kala dua
Pada kala dua bidan melakukan tindakan sebagai berikut :
a.Ibu diajari cara mengedan pada waktu datangnya kontraksi
b.Ibu menarik nafasdalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut, kepala diangkat dan
mengedan dengan kekuatan otot dan perut. Pada saat bersamaan ibu diminta
mengendorkan otot dasar panggul, ibu mengedan selama kontraksi dan beristirahat bila
kontraksi berhenti.
c.Kepala bayi disokong, segera setelah melintas mulut vagina. Kepala tersebut sedikit
diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga berlangsungnya peredaran darah. Lendir
dibersihkan dari hidung dan mulut bayi.
d.Bayi disambut sampai keseluruhannya lahir dan kemudian diletakkan diatas perut ibu
untuk melakukan IMD.
e.Beri ucapan selamat kepada ibu dan beritahukan tentang keadaan dan jenisnya.
3. Kala tiga
Periode pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit, kontraksi rahim dan
tidak nyeri. Tanda- tanda plasenta terlepas adalah uterus berkontraksi dan berbentuk
bulat, tali pusat memanjang. Ibu disuruh mengedan bila rahim berkontraksi untuk
mengeluarkan plasenta. Darah keluar dari vagina.
4. Kala empat
Pada fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala, perdarahan dari vagina
keluar sehingga penggantian kain diperlukan. Dalam fase ini, ibu istirahat total ditempat
tidur dan beri minum bila kehausan. Perdarahan pervagina selalu diamati, demikian pula
tanda-tanda vital.

D. Promosi Kesehatan Bagi Ibu Nifas


Masa nifas (puerperium) barasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang artinya bayi dan
parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan. Periode masa nifas
adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah
persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/
tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses
persalinan.
Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara
dan manfaat menyusui, imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan KB.
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih
seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan
pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan / health education
seperti personal hygiene, istirahat dan tidur.

Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:


1. Kebersihan diri atau personal hygiene.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan
nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang
teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan
dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan
baik dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa
membersihkan perineum dari arah depan ke belakang, di sekitar vulva terlebih dahulu, dari
depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva
setiap kali buang air kecil atau besar. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain
pembalut setidaknya dua kali sehari.
2. Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal.
Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara
umum,istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas
dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama
sekali.
Hampir sepertiga dari waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada
keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian
beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan
konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
Kegunaan atau fungsi dari Tidur yang cukup :
1. Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
2. Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
3. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
4. Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
5. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.

Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan untuk rileks
dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Kebutuhan istirahat dan tidur harus
lebih diutamakan daripada tugas-tugas rumah tangga yang kurang penting. Jangan sungkan
untuk meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah. Istirahat juga memberi ibu
energi untuk memenuhi kebutuhan makan dan perawatan bayi sering dapat tidak terduga.
Soal gizi ibu hamil maupun nifas, di mana bila gizi yang dibutuhkan, hampir mirip, tetap
berpedoman pada 4 sehat 5 sempurna dengan menu seimbang. Kuantitas dan kualitas
makanan ibu yang baik pada saat hamil maupun mana nifas akan mempengaruhi produksi
ASI. Jika keadaan gizi ibu baik secara kuantitas, akan terproduksi ASI lebih banyak daripada
ibu dengan gizi kurang. Sedangkan secara kualitas tidak banyak dipengaruhi kecuali lemak,
vitamin dan mineral.
Pada dasarnya menu untuk ibu hamil dan menyusui porsi makan baik nasi maupun lauk
pauknya lebih banyak daripada sebelum hamil dan menyusui. Pesan penting bagi ibu
menyusui, antara lain:
a. Banyak makan sayuran yang beragam dan banyak minum sedikitnya 8 gelas sehari,
b. Pemakaian bumbu jangan terlalu merangsang, tidak pedas.
c. Tetap memperhatikan makanan yg dikonsumsi harus sehat.
Ibu menyusui harus :
a. Mengkomsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin.
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali menyusui).
d. Pil zat besi (sulfas/glukonas ferrosus) harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin (setelah melahirkan).
e. Minum kapsul vitamin A agar bisa memberikan vitamin A kepada anaknya melalui ASI
(Air Susu Ibu)-nya.
Tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan
dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemas.
Ibu dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi
kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan
bawa ibu boleh minum dan makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan
sebagainya.
Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan,
bidan diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit
sesuai kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah melahirkan
ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara
menyusui dan perawatan payudara, gizi ibu nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan
memberikan promosi kesehatan pada ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas
dengan baik dan normal.

E. Promosi Kesehatan Bagi Ibu Menyusui


Menyusui adalah salah satu komponen dari proses reproduksi yang terdiri atas haid,
konsepsi, kehamilan, persalinan, menyusui. ASI sebagai makanan alamiah adalah makanan
terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu pada anak yang baru dilahirkannya. Selain itu,
ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat melindungi bayi dari berbagai infeksi.
Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi
hubungan batin ibu dan anak dan perkembangan jiwa anak. Di samping itu, terdapat
hubungan yang bermakna antara menyusui dan penjarangan kehamilan. Akhir-akhir ini
terbukti bahwa tidak diberikannya ASI berhubungan dengan penyakit kardiovaskular pada
usia dewasa muda. Keberhasilan menyusui bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya,
tetapi merupakan keterampilan yang  perlu diajarkan. Agar ibu berhasil menyusui, perlu
dilakukan berbagai kegiatan saat antenatal, intranatal, dan postnatal.

Pemberian ASI yang dianjurkan adalah sebagai berikut :


-ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI saja dapat memenuhi 100% kebutuhan bayi.
-Dari 6-12 bulan ASI masih merupakan makanan utama bayi karena dapat memenuhi 60-70%
kebutuhan bayi dan perlu ditambahkan makanan pendamping ASI berupa makanan lumat
sampai lunak sesuai usia bayi.
-Diatas 12 bulan ASI saja hanya memenuhi 30% kebutuhan bayi dan makanan padat sudah
menjadi makanan utama, namun ASI tetap dianjurkan pemberiannya sampai paling kurang 2
tahun untuk manfaat lainnya.
Pemberian ASI ada libitum tidak terjadwal. Pada hari-hari pertama ASI belum banyak
sehingga bayi akan sering minta menyusu. Apabila ASI telah banyak bayi akan mengatur
sendiri kapan ia ingin menyusu. Pada hari-hari pertama menyusu dari satu payudara antara 5-
10 menit dan boleh dari kedua payudara karena ASI belum banyak. Setelah ASI banyak bayi
perlu mengosongkan salah satu payudara baru menyusu pada payudara lainnya. Untuk
penyusuan berikut mulai dari payudara yang belum kosong. Pengosongan payudara setiap
kali menyusui mempunyai tiga keuntungan :
a. Merupakan umpan balik merangsang pembentukan ASI kembali.
b. Mencegah terjadi bendungan ASI dan komplikasinya.
c. Bayi mendapatkan komposisi ASI yang lengkap (susu awal dan susu akhir).
Tidak memberikan minuman lain sebelum ASI keluar. Bayi cukup bulan mempunyai
cadangan cairan dan energi yang dapat memepertahankan metabolismenya selama 72 jam,
dengan hisapan bayi yang terus menerus maka kolostrum akan cepat keluar. Pemberian
minuman lain sebelum ASI keluar akan mengurangi keinginan bayi untuk menghisap, dengan
akibat pengeluaran ASI akan tertunda.

 Langkah Menyusui Yang Benar :


-Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
-Ibu duduk dengan santai, kaki tidak boleh menggantung
-Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya. Manfaatnya adalah sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu

Posisikan bayi dengan benar :


1. Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu,
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
2. Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
3. Mulut bayi berada di depan puting ibu.
4. Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh ibu dan bayi.
Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu
5. Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus
-Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian dengan cepat
kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola dimasukkan ke dalam mulut
bayi.
-Cek apakah perlekatan sudah benar :
1.   Dagu menempel ke payudara ibu
2.   Mulut terbuka lebar
3.   Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi
4.   Bibir bayi terlipat ke luar
5.   Pipi bayi tidak boleh kempot (karena bayi tidak menghisap, tetapi memerah ASI)
6.   Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan
7.   Ibu tidak kesakitan
8.   Bayi tenang

Problema Ibu Menyusui dan Penanganannya :


1. Putting susu datar/tertarik kedalam (Inverted Nipple)
Penanganannya:
Dengan pengurutan putting susu, posisi putting susu ini akan menonjol keluar seperti keadaan
normal. Jika dengan pengurutan posisinya tidak menonjol, usaha selanjutnya adalah dengan
memakai Breast Shield atau dengan pompa payudara (Breast Pump). Jika dengan cara-cara
tersebut diatas tidak berhasil (ini merupakan True Inverted Nipple) maka usaha koreksi
selanjutnya adalah dengan tindakan pembedahan (operatif).
2. Putting susu lecet (Abraded and or cracked nipple)
Penyebabnya:
- Tehnik menyusui yang kurang tepat.
- Pembengkakan payudara
- Iritasi dari bahan kimia, misalnya sabun
- Moniliasis (infeksi jamur)
Penanganan:
- Posisi bayi sewaktu menyusu harus baik
- Hindari pembengkakan payudara dengan lebih seringnya bayi disusui, atau mengeluarkan
air susu dengan urutan (massage)
- Payudara dianginkan di udara terbuka
- Putting susu diolesi dengan lanolin
- Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet Nystatin.
- Untuk mengurangi rasa sakit, diberi pengobatan dengan tablet analgetika.
3. Pembengkakan payudara (Engorgement)
Penyebab:
Pengeluaran air susu tidak lancar oleh karena putting susu jarang diisap
Penanganan:
- Payudara dikompres dengan air hangat
- Payudara diurut sehingga air susu mengalir keluar, atu dengan pompa payudara.
- Bayi disusui lebih sering
- Untuk menghilangkan rasa sakit, diberi pengobatan dengan tablet analgetika
4. Saluran air susu tersumbat (Obstructed Duct)
Penyebab:
- Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Hal ini terjadi sebagai akibat air susu
jarang dikeluarkan.
- Adanya penekanan saluran air susu dari luar.
Penanganan:
- Payudara dikompres dengan air hangat, setelah itu bayi disusui
- Payudara diurut (massage), setelah itu bayi disusui
- Bayi disusui lebih sering
- Bayi disusui mulai dengan payudara yang salurannya tersumbat.
5. Mastitis (peradangan payudara)
Penyebab:
Umumnya didahului dengan: putting susu lecet, saluran air susu tersumbat atau
pembengkakan payudara.
Penanganan:
- Payudara dikompres dengan air hangat
- Untuk mengurangi rasa sakit diberi pengobatan dengan tablet analgetika
- Untuk mengatasi infeksi diberi pengobatan dengan antibiotika.
- Bayi disusui mulai dengan payudara yang mengalami peradangan, dan ibu jangan
dianjurkan menghentikan menyusui bayinya.
- Istirahat yang cukup.
6. Sekresi dan pengeluaran air susu kurang
Penyebabnya:
- Isapan pada putting susu jarang, atau diisap terlalu singkat
- Metode isapan bayi kurang efektif
- Bayi sudah mendapat makanan tambahan hingga keinginan untuk menyusu berkurang.
- Nutrisi (makanan) ibu kurang sempurna
- Adanya hambatan atas let’s down reflex, misalnya oleh karena stress atu cemas
- Obat-obatan yang menghambat sekresi air susu
- Kelainan hormonal
- Kelainan parenchym payudara.
7. Abses payudara
Penyebab: Infeksi bakterial, khususnya staphylococcus virulent
Penanganan:
- Kultur pus atau sekresi dari putting susu, untuk menentukan antibiotika yang ampuh
- Pus dikeluarkan dengan pompa payudara.
- Atau kalau ada indikasi untuk tindakan operatif, dibuat pengeluaran (drainage) pus
- Jika penyebabnya bukan bakteri virulent, bayi dapat diberi air susu ibunya asal saja si ibu
sudah diberi antiobiotika 12 jam sebelumnya
- Ibu dengan keadaan penyakitnya berat dan keadaan umum tidak baik, bayi diberi ASI
donor.

F. Kesehatan Reproduksi
Reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata produksi artinya
membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan
manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut
organ reproduksi adalah pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual yang berfungsi
untuk reproduksi manusia, yang terjadi masa remaja. Kesehatan reproduksi menurut
Kemenkes RI (2015) adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan
proses reproduksi. Ruang lingkup pelayanan kesehatan repoduksi menurut International
Conference Population and Development(ICPD) tahun 1994 di Kairo terdiri dari kesehatan
ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual
termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan komplikasi
aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan reproduksi usia lanjut, deteksi dini
kanker saluran reproduksi serta kesehatan reproduksi lainnya seperti kekerasan seksual, sunat
perempuan dan sebagainya. Kesehatan reproduksi menurut Depkes RI adalahsuatu keadaan
sehat, secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial yang berkaitan
dengan alat, fungsi serta proses reproduksi, dan pemikiran kesehatan reproduksi bukan hanya
kondisi yang bebas dari penyakit, melainkan juga bagaimana seseorang dapat memiliki
seksual yangaman dan memuaskan sebelum dan sudah menikah (Nugroho, 2010)
Perubahan fisik yang mulai menandai kematangan Reproduksi terjadi pertumbuhan
fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual)
untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.
Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut:
1. Perubahan seks primer, ditandai dengan mulai berfungsinya alat-alat reproduksi yaitu
ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki.
2.Perubahan seks sekunder, pada remaja putri yaitu pinggul melebar, pertumbuhan rahim
dan vagina, payudara membesar, tumbuh rambut di ketiak dan sekitar kemaluan atau pubis.
Pada remaja laki-laki yaitu terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar
bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot,
tumbuhnya kumis, cabang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak (Kemenkes RI, 2010).

Perkembangan kesehatan Reproduksi remaja masa remaja juga dicirikan dengan


banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang
seks. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksi pun mengalami
perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan. Pada masa pubertas,
hormon-hormon yang mulai berfungsi selain menyebabkan perubahan fisik/tubuh juga
mempengaruhi dorongan seks remaja (BKKBN, 2011). Secara psikologis muncul dorongan
birahi yang besar tetapi juga secara psikologis mereka masih dalam peralihan dari anak-anak
kedewasa. Secara biologis aktivitas organ dan fungsi reproduksi mereka meningkat pesat
tetapi secara psikologis aktivitas organ dan fungsi reproduksi mereka meningkat pesat tetapi
secara psikologis dan sosiologis mereka dianggap belum siap menjadi dewasa. Konflik yang
terjadi antara berbagai perkembangan tersebut membuat mereka juga beresiko mengalami
masalah kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi tersendiri (Widyastuti, 2012).
Oleh karena itu kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi remaja perlu ditangani
secara khusus dengan cara-cara yang ditunjukkan untuk menyiapkan mereka menjadi remaja
(yang kelak menjadi orang tua) yang bertanggung jawab. Mereka bukan saja memerlukan
informasi dan pendidikan, tetapi juga pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi mereka.
Pemberian informasi dan pendidikan tersebut harus dilakukan dengan menghormati
kerahasiaan dan hak-hak privasi lain mereka. Masalah kesehatan seksual dan reproduksi
adalah isu-isu seksual remaja, termasuk kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi tidak
aman,penyakit menular melalui seks, dan HIV/AIDS, dilakukan pendekatan melalui promosi
perilaku seksual yang bertanggung jawab dan reproduksi yang sehat, termasuk disiplin
pribadi yang mandiri serta dukungan pelayanan yang layak dan konseling yang sesuai secara
spesifik untuk umur mereka.
Hal-hal yang ada seputar kesehatan reproduksi remaja antara lain :
1. Kesehatan alat-alat reproduksi, masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi
kesehatan alat-alat reproduksi ini menyentuh remaja perempuan juga remaja laki-laki.
Masalah-masalah yang dihadapi remaja perempuan antara lain adalah payudara
mengeluarkan cairan, benjolan pada payudara, masalah seputar haid (nyeri haid yang tidak
teratur), keputihan, dan infeksi saluran reproduksi. Selain itu juga diajukan pertanyaan-
pertanyaan, seputar siklus haid, waktu terjadinya masa subur, masalah keperawanan dan
masalah jerawat (Widyastuti, 2012).
2. Hubungan dengan pacar, persoalan-persoalan yang mewarnai hubungan dengan pacar
adalah masalah kekerasan oleh pacar, tekanan untuk melakukan hubungan seksual, pacar
cemburuan, pacar berselingkuh dan bagai mana menghadapi pacar yang pemarah. Tindakan
seseorang dapat digolongkan sebagai tindak kekerasan dalam percintaan bila salah satu
pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah di lakukan
pasangannya (Irianto, 2014).
3. Masturbasi Masturbasi atau onani adalah salah satu cara yang dilakukan jika seseorang
tidak mampu mengendalikan dorongan seksual yang dirasakannya. Jika dibandingkan
dengan melakukan hubungan seksual, maka onani dapat dikatakan mengandung resiko yang
lebih kecil bagi pelakunya untuk menghadapi kehamilan yang tidak dikehendaki dan
penularan penyakit menular seksual. Bahaya onani adalah apabila dilakukan dengan cara
tidak sehat misalnya menggunakan alat yang bisa menyebabkan luka atau infeksi. Onani
juga bisa menimbulkan masalah bila terjadi ketergantungan/ketagihan, bisa juga
menimbulkan perasaan bersalah (Irianto, 2014).
4.Hubungan seksual sebelum nikah, para remaja berpacaran dewasa ini berkisar dari
melakukan ciuman bibir, raba-raba daerah sensitif, sampai ada pula yang melakukan
senggama. Perkembangan zaman juga mmpengaruhi perilaku seksual dalam berpacaran
para remaja. Hal ini dapat dilihat bahwa hal-hal yang ditabukan remaja pada beberapa tahun
yang lalu seperti berciuman dan bercumbu, kini sudah dianggap biasa. Bahkan, ada
sebagian kecil dari mereka setuju dengan free sex. Perubahan dalam nilai ini, misalnya
terjadi dengan pandangan mereka terhadap hubungan seksual sebelum menikah (Irianto,
2014).
5. Penyakit menular seksual hubungan seksual sebelum menikah juga berisiko terkena
penyakit menular seksual seperti sifilis, gonorhoe (kencing nanah), herps sampai terinfeksi
HIV.
6. Aborsi, salah satu cara menghadapi kehamilan yang tidak di inginkan dengan melakukan
tindakan aborsi. Aborsi masih merupakan tindakan yang ilegal di Indonesia. Upaya sendiri
untuk melakukan aborsi banyak dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan tertentu,
jamu, dan lain-lain (Irianto, 2014).
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditujukan
pada masyarakat reproduktip pranikah. Pelayanan kebidanan diawali dengan pemeliharaan
kesehatan para calon ibu. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu
dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan
seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang
proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca
kehamilan.
Promosi Kesehatan Saat Hamil Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi adalah memelihara kesehatan ibu hamil. Bidan harus memiliki
data ibu hamil yang berada diwilayah kerjanya.
Semua ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan dirinya sedini mungkin.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali, yaitu pada Trimester pertama 1 kali,
Trimester dua 1 kali dan pada Trimester tiga 2 kali. Pada ibu hamil dengan resiko tinggi
pemeriksaan dilakukan lebih sering dan intensif. Untuk itu bidan harus mengadakan
pendekatan langsung kepada ibu hamil atau pendekatan dapat dilakukan melalui dukun
terlatih, kader posyandu, atau peminat KIA.
Promosi Kesehatan Persalinan Persalinan adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun
demikian ibu dalam masa persalinan memerlukan bantuan bidan. Kehadiran bidan sewaktu
ibu dalam masa persalinan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya melalui bimbingan
dan bantuan agar persalinan terjadi secara fisiologis didalam kondisi lingkungan yang sehat.
Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan
keluarganya. Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam
menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu
apa yang harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan.
Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya mengenai manfaat menyusui, khususnya ibu-
ibu pasca persalinan tahu dan mau menyusui anak-anaknya segera setelah lahir.
Promosi kesehatan reproduksi, pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual
yang berfungsi untuk reproduksi manusia, yang terjadi masa remaja. Kesehatan reproduksi
menurut Kemenkes RI (2015) adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara
utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem,
fungsi, dan proses reproduksi.

B. Saran
Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
atau referensi untuk menuju hidup sehat yang lebih baik, sehingga menciptakan anak bangsa
yang sehat secara jasmani maupun rohani sehingga mampu bersaing dengan Negara- Negara
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://.promkes_ibu-nifas.co.id
file:///D:/Promkes/upaya-promosi-kesehatan.html.07.januari.2013
file:///D:/Promkes/lingkup-promosi-kesehatan-dalam-praktek.html
http://belladonabella.blogspot.com/2012/03/promosi-kesehatan-untuk-ibu-menyusui.html
file:///D:/Promkes/contoh-upaya-kesehatan-dalam-pelayanan.html

Anda mungkin juga menyukai