OLEH
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERITAS ANDALAS
TAHUN 2020
49
SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERITAS ANDALAS
TAHUN 2020
i
PERSETUJUAN SKRIPSI
Oleh :
Mengetahui,
Ketua Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI
Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji pada Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas pada tanggal Januari 2021
Panitia Penguji
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
Unit (Pacu) Rsup Dr. M. Djamil Padang. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu
Universitas Andalas.
Ibu Esi Afriyanti, S.Kp.M.Kes dan Ibu Ns. Esthika Ariany M S,Kep, M.Kep yang
telah penuh telaten dan penuh kesabaran dalam membimbing peneliti dalam
menyusun skripsi ini. Selain itu juga ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Hema Malini, S.Kp, MN, PhD selaku Dekan Fakultas Keperawatan
3. Ibu Ns. Leni Merdawati, S.Kep, M.Kep selaku dosen pembimbing akademik.
4. Direktur RSUP DR. M. DJAMIL Padang beserta pihak terkait yang telah
iv
5. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang telah
6. Orang tua dan keluarga yang selama ini selalu memberikan dukungan
maksimal dan do’a tulus kepada peneliti dalam seluruh tahapan proses
skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari
Peneliti
v
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
JANUARI 2021
ABSTRAK
FACULTY OF NURSING
ANDALAS UNIVERSITY
JANUARY 2020
vi
The Influence of Parents' Involvement with Postoperative Anxiety of Children
in the Post Anasthesia Care Unit (PACU) Dr. M. Djamil Hospital Padang
ABSTRACT
Children undergoing inpatient surgery spent the majority of their time (54% of
the total visit time) in the hospital in the PACU room. Children often feel fear or
anxiety when they are in medical care This emotional response can delay
important medical care, take more time to complete, and can reduce patient
satisfaction. Therefore this condition must be overcome immediately.This study
aims to determine the effect of parental involvement on children's postoperative
anxiety in the post anesthesia care unit (PACU) Dr. M. Djamil Padang in 2020.
This research was conducted at the post anesthesia care unit (PACU) Dr. M.
Djamil Padang from August 2020 - January 2021. This research is a Quasi
experiment with pre and post-test without control group design which was
conducted on 15 respondents. The level of children's anxiety was assessed using
the facial image scale (FIS). The results of statistical tests using the paired t test
obtained a p value of 0.000, which means that there is an effect of parental
involvement on postoperative anxiety in the post-surgery care unit (PACU) RSUP
Dr. M. Djamil Padang, with the difference in the average level of anxiety, namely
2.467. It is hoped that by knowing the effect of the involvement of parents in
health services, especially in nursing, it can make it an intervention in reducing
postoperative anxiety in children.
vii
DAFTAR ISI
viii
5. Keterlibatan Orang Tua dalam Perawatan Anak di PACU...................20
C. Anastesi......................................................................................................23
1. Definisi Anastesi...................................................................................23
2. Tahap Anastesi......................................................................................23
3. Jenis- jenis Anastesi..............................................................................25
4. Risiko Efek Samping dan Komplikasi Anastesi..................................29
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL................................................................31
A. Kerangka Teori..........................................................................................31
B. Kerangka Konsep.......................................................................................33
C. Hipotesis.....................................................................................................34
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................35
A. Jenis Penelitian..........................................................................................35
B. Populasi Dan Sampel.................................................................................36
C. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................38
D. Definisi Operasional..................................................................................38
E. Instrumen Penelitian...................................................................................39
F. Etika Penelitian...........................................................................................40
G. Metode Pengumpulan Data........................................................................42
H. Teknik Pengolahan Data............................................................................43
I. Analisis Data...............................................................................................44
BAB V HASIL PENELITIAN............................................................................47
A. Gambaran Umum Penelitian....................................................................47
B. Gambaran Karakteristik Responden........................................................48
C. Analisa Univariat.....................................................................................49
1. Tingkat Kecemasan Anak....................................................................49
D. Analisa Biavariat......................................................................................50
1. Uji Normalitas......................................................................................50
2. Pengaruh Keterlibatan Orang Tua dengan Kecemasan Anak Pasca
Operasi di Ruang PACU.....................................................................51
BAB VI PEMBAHASAN...................................................................................52
ix
A. Tingkat Kecemasan Anak Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi
Keterlibatan Orang Tua di Ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU)
RSUP Dr. M. Djamil PAdang Tahun 2020..............................................52
B. Pengaruh Keterlibatan Orang Tua dengan Kecemasan Anak Pasca Operasi
..................................................................................................................54
BAB VII PENUTUP............................................................................................58
A. Kesimpulan .............................................................................................58
B. Saran ........................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................60
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Kerangka Teori
Bagan 3.2 Kerangka Konsep
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Umur Anak Pasca Operasi di Ruang Post
Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP Dr. M.Djamil Padang Tahun
2021 (n=15)
Tabel 5.3 Tingkat Kecemasan Anak Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi
Keterlibatan Orang Tua di Ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU)
RSUP Dr. M.Djamil Padang Tahun 2021 (n=15)
Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas dari Tingkat Kecemasan Anak Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Intervensi Keterlibatan Orang Tua di Ruang Post
Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP Dr. M.Djamil Padang Tahun
2021 (n=15)
Tabel 5.5 Pengaruh Keterlibatan Orang Tua dengan Kecemasan Anak Pasca
Operasi di Ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP Dr.
M.Djamil Padang Tahun 2021 (n=15)
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
pengawasan dan pengelolaan secara ketat pada pasien yang baru saja menjalani
menilai dan mengelola hemodinamik pasien, analgesik dan kesiapan umum untuk
besar waktunya (54% dari total waktu kunjungan) di rumah sakit adalah di
ruangan PACU (Cullen et al., 2009). Sementara itu di ruangan PACU RSUP Dr
M. Djamil Padang pada tahun 2019 ditemukan 1469 pasien anak yang menjalani
operasi dan dirawat di PACU dan dari jumlah tersebut pasien yang paling banyak
dan paling susah mengendalikan ketakutan adalah anak usia pra sekolah yaitu 3
sampai 5 tahun. Usia 3-5 tahun merupakan masa seorang anak memandang
mengakibatkan pandangan yang tidak logis terhadap dunia sekitar, perilaku masih
1
2
bukan kata-kata, untuk mengkomunikasikan emosi yang mereka rasakan. Hal ini
Post Anesthesia Care Unit (PACU) mencakup masa transisi dari ruang
setelah operasi dan periode langsung pasca operasi mereka di PACU. Ada
beberapa penelitian yang tentang berapa lama pulih sadar pasien di PACU.
tiga pasien mengalami keterlambatan pulih sadar. Setelah itu, tidak ada penelitian
kembali kesadaran dalam waktu 30–60 menit setelah anestesia, merupakan efek
residual dari obat anestesia, sedatif, serta analgesik. Keterlambatan pulih sadar
dapat terjadi sebagai akibat overdosis obat absolut atau relatif atau potensiasi obat
yang harus dikelola dengan tepat. Penatalaksanaan komplikasi ini adalah dengan
Menurut Mecca sekitar 90% pasien akan kembali sadar penuh dalam
prolonged, bahkan pasien yang sangat rentan harus merespons stimulus dalam 30
hingga 45 menit setelah anestesia. Sisa efek sedasi dari anestesia inhalasi dapat
lama, pasien obesitas, atau ketika diberikan anestesi konsentrasi tinggi yang
dosis didasarkan pada berat badan, hal ini karena berkorelasi erat dengan
yang diterbitkan selama dekade terakhir ini telah melaporkan tingkat morbiditas
serta mortalitas pediatric terkait anestesia kurang dari satu per 10.000 anastesia
penting dari pencegahan nyeri pasca bedah yang persisten. Empat puluh satu
persen (41%) pasien di PACU dilaporkan merasakan nyeri sedang atau berat,
sementara itu sebagian besar pasien di PACU ditandai dengan sejumlah gangguan
banyak organ dan system, yang akan memperburuk hasil (Wu and Raja, 2011).
anestesi epidural caudal, sehingga rasa nyeri yang dialami anak sudah dapat
diminimalisir. Selain rasa nyeri, 40% hingga 60% anak-anak yang menjalani
prosedur pembedahan menderita tingkat kecemasan dan stres yang tinggi. Induksi
anestesi bisa sangat membebani anak-anak dan mungkin memiliki efek merusak
pada kesehatan fisiologis dan mental anak. Untuk itu perlu upaya yang dilakukan
agar kecemasan dalam anestesi pediatric ini dapat diminimalisir (Blake S, 2019;
kesehatan, rawat inap dan mengatasi kecemasan pada anak-anak (Lerwick , 2011;
untuk menentukan parameter suatu peristiwa, khusus untuk durasi atau intensitas.
Oleh karena itu, respons trauma pada anak dapat dipicu oleh perasaan bahwa
mereka mengalami perawatan medis yang lebih sering atau lebih parah daripada
kebutuhan mereka dengan jelas, atau diatasi dengan emosi yang melumpuhkan
(Lerwick, 2016).
oleh kecemasan, agresi, kemarahan, dan ekspresi emosi yang serupa, karena
ditambah dengan rasa takut dan sakit dapat menyebabkan anak-anak merasa tidak
menunda perawatan medis yang penting, membutuhkan lebih banyak waktu untuk
verbal dan nonverbal perawat dan orang tua di PACU mempengaruhi nyeri pasca
operasi pada anak-anak ini. Misalnya, gangguan verbal (mis., Humor, berbicara
menonton TV) yang digunakan oleh orang dewasa cenderung mengurangi nyeri
anak dengan mengalihkan perhatian anak dari rasa sakit mereka (Jenkins et al,
2019).
pada kemitraan antara pasien, keluarga, penyedia layanan kesehatan, dan rumah
sakit. Perawatan yang berpusat pada keluarga mendorong pendekatan tim yang
6
kolaboratif yang menghargai kekuatan, budaya, tradisi, dan keahlian individu dan
Medicine, 2006).
dengan cara melibatkan orang tua akan meningkatkan hasil dengan mendorong
perawatan yang berpusat pada keluarga dalam spesialisasi seperti pediatri, masih
beberapa tahun terakhir dan telah dipromosikan oleh organisasi seperti Institute of
pediatrik, semakin banyak penelitian yang meneliti peran orang tua di Unit
Perawatan Pasca Anestesi (PACU) (Chorney et al, 2013). Laporan efek kehadiran
orang tua di PACU pada kecemasan dan nyeri pada anak-anak beragam, dan
perubahan perilaku pasca operasi pada anak-anak yang orang tuanya hadir di
PACU, sementara ada juga penelitian lain tidak menemukan perubahan tersebut
negatif pada 2 minggu pasca operasi tetapi tidak ada perbedaan dalam keadaan
dalam menjaga anak agar tidak menjadi tertekan dan pembicaraan nonprocedural
dilakukan belum ada melibatkan orang tua. Orang tua hanya di berada di luar
menangis, tertekan serta tidak mau diajak bicara. Dari observasi peneliti terhadap
20 orang anak berusia 3-5 tahun 15 orang anak (75%) menunjukkan reaksi agresif
dengan marah dan berontak, ekspresi verbal menangis dengan mengeluarkan kata-
kata marah, tidak mau bekerjasama dengan perawat dan ketergantungan dengan
orangtua. Observasi ini peneliti lakukan selama saat menjalani dinas selama bulan
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 15-19 Juli
langsung terhadap 10 anak, dimana 7 anak ketika sadar langsung menangis dan
berteriak. Peneliti mencoba menggali apa yang dirasakan anak , anak gelisah dan
meronta memanggil ibunya. Ketika anak ditanya apakah merasakan sakit , 2 anak
hanya diam, 3 anak mengatakan tidak sakit dan 5 lainnya tetap menangis dan
dengan judul “Pengaruh Keterlibatan Orang Tua dengan Kecemasan Pasca Opresi
8
pada Anak-anak di Ruangan Post Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP Dr. M.
Djamil Padang”
B. Rumusan Masalah
Kecemasan Anak Pasca Operasi di ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU)
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Pasca Operasi di ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP Dr. M. Djamil
Padang
2. Tujuan Khusus
keterlibatan orang tua di ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP
ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP Dr. M. Djamil Padang.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP Dr. M. Djamil Padang.
kecemasan anak pasca operasi di ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP
orangtua dengan kecemasan anak pasca operasi di ruang post anestesi care unit
(PACU).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anak
1. Pengertian anak
generasi sebagai suatu hasil dari hubungan kelamin atau persetubuhan (sexual
Anak adalah kunci masa depan dari sebuah peradapan. Tanpa adanya
hari. Tentu karena tidak ada yang merawat peradapan tersebut. Tidak ada lagi
yang dapat meneruskan jalannya peradapan, ketika mereka yang tela menua
10
11
menggantikan peran orangtua pada saat mereka dewasa nanti (Tyas, 2020).
2. Hak-hak anak
a. Hak hidup
Semua makhluk hidup di dunia memiliki hak hidup dan tidak terkecuali
anak-anak
b. Hak pangan
dapat beraktivitas dengan baik. Tanpa makanan yang baik dalam hal
kualitas dan jumlah, aktivitas yang dapat dilakukan oleh anak tentu
c. Hak sandang
Sandang atau pakaian yang layak bukan berarti harus baju bermerek,
mahal dan mewah. Baju itu kesempitan, semahal apapun akan membuat si
kerapian dan kebersihan. Selain itu juga sopan dan pantas. Terkadang
Tempat tinggal yang dimaksud adalah tempat tinggal yang layak, tidak
perlu mewah atau besar, namun yang utama tempat tinggal ini layak
12
sebagai tempat yang dapat melindungi anak dari berbagai suasa, tempat
Selain hak-hak dasar di atas hak-hak anak lainnya adalah sebagai berikut:
(Zein, 2016)
c. Tugas Negara menghormati tanggung jawab, hak dan kewajiban orang tua
serta keluarga
seksual
Negara
13
a. Anak-anak adalah kunci masa depan dari sebuah peradapan. Tanpa adanya
kemudian hari. Tentu karena tidak ada yang merawat peradapan tersebut.
sekelilingnya.
c. Hal yang paling utama, anak-anak juga manusia. Artinya mereka juga
memiliki hak dan kewajiban sendiri. Tentu hal ini disesuaikan dengan
umur mereka.
Dari tiga alasan tersebut, dapat disimpulkan begitu pentingnya hak dan
kewajiban bagi seorang anak. Anak yang terpenuhi hak dan kewajibannya akan
terdidik menjadi seseorang yang berbudi baik dan berdisiplin di kemudian hari,
B. Kecemasan
1. Pengertian kecemasan
didefinisikan sebagai keadaan tidak nyaman atau ketakutan sebagai akibat dari
antisipasi kejadian atau situasi yang nyata dirasakan (Labrague & Mcenroe-petitte
2016).
2. Tingkat kecemasan
a. Kecemasan ringan
b. Kecemasan sedang
c. Kecemasan berat
spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku
d. Panik
15
sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang
lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian (Stuart 2007).
populer, ingin disenangi orang lain, suka berbicara, dan emosinya tidak stabil.
bersalah, lebih menekankan pada cara dari pada tercapainya tujuan, terlalu
16
perasaan.
d. Usia. Seseorang yang lebih muda lebih mudah terkena stres. Namun dari
penelitian (Tang & Tse 2014), lansia juga cenderung mengalami peningkatan
kecemasan, depresi dan stres disebabkan sakit atau memiliki penyakit kronik.
Hajbaghery 2015).
Keterlibatan orang tua adalah bentuk partisipasi orang tua dalam kegiatan
kegiatan perawatan pada dasarnya setiap asuhan anak yang diwarat di rumah
Ada 2 konsep yang mendasari asuan yang melibatkan orangtua atau berpusat
penting untuk memfasilitasi hubungan orang tua dan anknya selama di Rumah
sakit. Harus diupayakan jangan sampai terjadi perpisahan antara orangtua dan
anaknya di rumasakit, terjadi proses belajar pada orang tua baik dalam hal
a. Hubungan anak dan orangtua adalah unik, berbeda antara yang satu
berespons teradap sakit dan perawatan di ruma sakit secara berbeda pula.
Dengan demikian tujuan asuhan akan tercapai dengan baik apabila ada
Menurut Hurlock (1990) ada beberapa sikap orang tua yang khas dalam
b. Permisivitas terlihat pada orang tua yang membiarkan anak berbuat sesuka
atau dengan menuntut terlalu banyak dari anak dan anak bermusuhan.
e. Penerimaan orang tua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang pada
f. Dominasi. Anak yang didominasi oleh salah satu atau kedua orang tua
bersifat jujur, sopan dan berhati-hati tetapi cenderung malu, patuh dan
g. Tunduk pada anak, Orang tua yang tunduk pada anak nya membiarkan
h. Favoritisme.
sama rata, kebanyakan orang tua mempunyai favorit. Hal ini membuat
mereka lebih menuruti dan mencintai anak favoritnya dari pada anak lain
dalam keluarga.
Hampir semua orang tua mempunyai ambisi bagi anak mereka seringkali
sangat tinggi sehingga tidak realistis. Ambisi ini sering dipengaruhi oleh
20
ambisi orang tua yang tidak tercapai dan hasrat orang tua supaya anak
dukungan selama rawat inap anak mereka (Connell dan Bradley, 2000). Para
sendiri tentang kondisi anak mereka dan sering stres dengan penampilan
sakit. Orang tua mengalami perubahan dalam peran orang tua mereka karena
anak mereka diasuh oleh tenaga kesehatan di lingkungan yang asing (Simons,
2002).
meninjau survei kepuasan orang tua berdasarkan perspektif orang tua. Lima
a. Peduli
b. Komunikasi
c. Keamanan
d. Lingkungan fisik
e. Apresiasi
21
(1996) mempelajari persepsi perawat dan orang tua tentang partisipasi dan
Dalam studi lain, Dearmun (1992) melaporkan bahwa baik orang tua
dalam perawatan anak mereka yang dirawat di rumah sakit. Ditemukan bahwa
mereka tentang nyeri pada bayi mereka. Oleh karena itu, akan terlihat bahwa
mereka.
22
sebelumnya dan bidang perhatian yang disorot oleh staf PACU adalah:
(Whitehurst, 2009)
a. Para orang tua seringkali panik ketika melihat anaknya berada di area yang
c. Banyak orang tua yang tidak benar-benar ingin masuk ke PACU, tetapi
merasa tertekan.
rumah sakit tidak ada kebijakan yang tegas untuk mengizinkan anggota
keluarga melihat orang yang mereka cintai segera setelah operasi. Dengan
demikian orang tua secara rutin tidak didorong untuk menghibur dan
didorong untuk bersama dan merawat anak-anak mereka selama rawat inap.
23
Hal ini terbukti bermanfaat bagi semua pihak. Sementara kehadiran orang tua
di ruang anestesi telah menjadi praktik yang lebih diterima, hal yang sama
tidak dapat dikatakan tentang Unit Perawatan Pasca Anestesi meskipun ada
D. Anestesi
1. Definisi Anastesi
menghentikan tubuh dari rasa sakit selama operasi atau prosedur diagnostik. Ini
dilakukan dengan memblokir sinyal rasa sakit itu meneruskan saraf ke otak. Tidak
semua jenis anestesi membuat tubuh tidak sadarkan diri. Anestesi bisa diberikan
telah membuat banyak operasi hari ini menjadi mungkin dan telah dilakukan
membawa manfaat besar. Anestesi modern sangat aman dan bisa dilakukan
disesuaikan dengan kebutuhan pribadi dan jenis operasi yang akan dilakukan
2. Tahap anastesi
penahanan anestesiologi pra operasi, di mana pasien diberi obat dan mungkin
mulai merasakan efeknya tetapi belum menjadi tidak sadar. Tahap ini biasanya
Pernapasan lambat dan teratur. Pada tahap ini, pasien berkembang dari
24
mata, hipertensi, dan takikardia. Refleks jalan napas tetap utuh selama fase ini
endotrakeal dan manuver penyedotan yang dalam. Ada risiko lebih tinggi
terjadinya spasme laring (penutupan pita suara tanpa disengaja) pada tahap ini,
antara gerakan kejang, muntah, dan pernapasan yang cepat dan tidak teratur
dapat mengganggu jalan napas pasien (Siddiqui and Kim, 2020). Agen yang
c. Tahap 3 - Bedah Anestesi: Ini adalah tingkat anestesi yang ditargetkan untuk
prosedur yang memerlukan anestesi umum. Gerakan mata yang terhenti dan
depresi pernapasan adalah ciri khas dari tahap ini. Manipulasi jalan nafas
aman pada level ini. Ada empat "standar" yang dijelaskan untuk tahap ini
yang teratur, pupil yang menyempit, dan pandangan sentral. Namun, refleks
dengan hilangnya refleks kornea dan laring. Gerakan mata terhenti dan
25
lengkap otot interkostal dan perut serta hilangnya refleks cahaya pupil. Bidang
ini disebut sebagai "anestesi bedah sejati" karena merupakan kondisi ideal
yang tidak teratur, gerakan tulang rusuk paradoks, dan kelumpuhan diafragma
d. Tahap 4 - Overdosis: Tahap ini terjadi ketika terlalu banyak agen anestesi
Tahap ini dimulai dengan penghentian pernapasan dan diakhiri dengan potensi
kematian. Otot rangka menjadi lembek, dan pupil difiksasi dan dilatasi pada
tahap ini (Mayer et al, 2018). Tekanan darah biasanya jauh lebih rendah dari
biasanya, dengan denyut nadi yang lemah dan sudah berdenyut karena
itu, tujuan dari ahli anestesi adalah untuk mentransisikan pasien secepat
3. Jenis-jenis anastesi
2019).
a. Anestesi umum
26
Untuk beberapa operasi anestesi umum sangat penting. Pada anastesi ini
atau diberikan kepada pasien sebagai gas anestesi yang dihirup ke dalam
paru-paru. Obat atau gas dibawa ke otak dalam aliran darah, di mana
sadar). Sebagai obat bius / gas hilang, kesadaran dan sensasi pasien secara
b. Anestesi regional
area yang luas tubuh Anda dan berarti Anda tidak harus tidur. Ada tiga
Anestesi spinal
Ini adalah salah satu jenis anestesi regional yang paling umum. Itu
bawah ini pinggang atau di daerah panggul. Itu bisa membuat Anda
2) Epidural
27
Artinya file ahli anestesi dapat memberi Anda dosis berulang dari
anestesi lokal dan obat penghilang rasa sakit tanpa harus memberi
Anda suntikan lebih lanjut. Ini membuat itu berguna untuk operasi
tubuh lainnya. Untuk Misalnya, lengan Anda bisa mati rasa dengan
Tergantung pada jenis operasi yang Anda lakukan, ahli anestesi dapat
kemungkinan efek samping dari anestesi umum. Ini juga bisa berguna
pesan apa pun ke otak Anda. Di sinilah rasa sakit dicatat, oleh
memutus sinyal dari saraf, bagian dari tubuh Anda dioperasi tidak bisa
c. Anestesi lokal
Untuk operasi pada area kecil tubuh dimungkinkan untuk dilakukan secara
mematikan rasa hanya sebagian kecil dari tubuh. Teknik ini sering
dilakukan oleh ahli bedah atau dokter umum di unit operasi kecil dan
Anda merasa mengantuk dan rileks selama prosedur. Sedasi juga dapat
nyaman. Jika Anda mengalami anestesi yang berarti Anda akan terjaga
b. Faktor pribadi, seperti apakah Anda merokok atau kelebihan berat badan
c. Apakah Anda sedang menjalani operasi yang rumit, lama atau sedang
Efek samping
mereka. Bagaimana Anda jatuh akan tergantung pada jenis anestesi yang
digunakan dan operasi yang Anda lakukan, berapa banyak obat pereda nyeri
Namun, Anda mungkin menderita beberapa jenis efek samping dan hampir
lama. Beberapa sebaiknya dibiarkan luntur dan yang lainnya dapat dirawat
Komplikasi
Komplikasi adalah kejadian yang tidak diharapkan dan tidak diinginkan yang
30
terhadap obat atau kerusakan gigi yang disebabkan oleh kesulitan memasang
selang pernapasan.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Teori
dengan variabel penelitian yang telah tersusun pada tinjauan teoritis. Teori dan
konsep yang memayungi kerangka penelitian ini meliputi konsep kecemasan yang
adalah bentuk partisipasi orang tua dalam kegiatan anak (Irawan et al, 2020),
setiap asuhan anak yang dirawat di rumah sakit memerlukan keterlibatan orang
tua.
rumah sakit, terjadi proses belajar pada orang tua baik dalam hal peningkatan
anaknya.
Hubungan anak dan orangtua adalah unik, berbeda antara yang satu
31
32
tim kesehatan untuk mendukung kerjasama yang aktif dari orangtua. Kesepakatan
untuk menggunakan pendekatan family centered tidak cukup hanya dari perawat
Pada anak yang baru menjalanan post anastesi atau baru menjalani
tindakan operasi sangat dibutuhkan kehadiran orang tua. Karena dengan adanya
orangtua anak-anak merasa aman dan nyaman sehingga bisa menurunkan rasa
kecemasan anak.
33
- Tingkat stresor
- Tingkat pendidikan
- Tipe kepribadian
- Usia Perawat
- Jenis Kelamin
Asuhan
Keperawatan
Fisiologis
Orangtua
Anak Kecemasan
Psikologis
Keterangan :
Diteliti
Tidak Diteliti
Bagan 3.1
Kerangka Teori
( Labeague & Mcenroe-petitte, 2016; Varcarolis et al, 2010; Tang & Tse, 2014;
Supartini, 2004; Oxford University Hospitals, 2019)
B. Kerangka Konsep
konsep disusun berdasarkan intisari dari teori-teori yang telah dituangkan dalam
34
tinjauan pustaka pada bab II. Kerangka konsep ini memberikan gambaran tentang
Bagan 3.2
Kerangka Konseptual
C. Hipotesis
Ha:
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
mengetahui akibat dari sesuatu yang diberikan kepada responden, untuk melihat
Adapun jenis design pre and post-test without control group desain, yaitu
pada pasien anak dengan post operasi di ruang PACU RSUP Dr. M. Djamil
Keterangan :
O1 : Pretest
X : Perlakuan
O2 : Posttest
Bagan 3.3
Bagan Pre Experiment One Group Pre Test-Post Test Design
35
36
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek dan atau objek yang akan menjadi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien anak yang dirawat di ruangan
post anesthesia care unit (PACU) RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu orang
pasien anak pada bulan Januari sampai Juli 2020 sebanyak 520 orang anak.
Dengan rata-rata jumlah pasien anak tiap bulannya 74 orang anak. Responden
2. Sampel
n=
2
n= (1,65+1,28)x 0,817
0,63
2
n = (2,92)x 0,817
0,63
2
n= 2,38
0,63
n= 3,782
n=14,3
37
Keterangan :
N = perkiraan besar sampel
Zα = derivate baku alfa (untuk α=0.05 = 1,64)
Zβ = derivate baku beta (untuk β = 0,1 =1,28)
S = Simpangan baku gabungan antar kelompok (0,817) (Wati,
2015)
X1–X2 = Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna (0,63)
(Wati, 2015)
orang dan untuk menghindari adanya sampel yang dropout maka dilakukan
a. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi :
persetujuan
2) Kriteria Eksklusi :
suatu pengambilan sampel bukan secara acak atau non random dengan teknik
Ismael, 2016).
Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus sampai Januari 2021. Penelitian
dimulai dari kegiatan penyusunan proposal bulan Agustus sampai Januari 2020.
Dan tempat penelitian di ruang Post Anesthesia Care Unit (PACU) RSUP Dr. M.
DJAMIL Padang.
D. Defenisi Operasional
Variabel yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
ini yaitu kecemasan pasien anak di ruangan PACU. Defenisi operasional dari
Tabel 4.1
Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Cara ukur Alat ukur Skala ukur Hasil ukur
Independen
dan Dependen
Keterlibatan Sikap, tindakan, adanya - - - -
Orang Tua kegiatan menemani anak
(Variabel usia pra sekolah pada saat
Independen) diruangan PACU setelah
dilakukan prosedur operasi
Kecemasan Kecemasan merupakan Observasi kuesioner Rasio Skor Minimu-
(Variabel reaksi emosional dari tingkat Maximum
Dependen) keadaan jiwa individu kecemasan Skor 1 : sangat
yang gejalanya bisa akibat tidak cemas
bersifat psikologis dan hospitalisasi ditunjukkan
fisiologis yang muncul facial image dengan sudut
akibat gangguan dan scale (FIS), bibirterangkat
ancaman fisik maupun keatas kearah
psikologis respon stres mata
Skor 2 : tidak
cemas
ditunjukkan
dengan sudut
bibir
sedikitterangkat
keatas kearah
mata
Skor 3 : cemas
ringan
ditunjukkan
dengan sudut
bibir ditarik
kesamping atau
tidak bergerak
Skor 4 : cemas
sedang
ditunjukkan
dengan sudut
bibir ditarik
kearah dagu
Skor 5 : sangat
cemas (cemas
berat) ditunjukkan
dengan sudut
bibirsangat
ditekuk ke bawah
dagu
40
E. Instrumen Penelitian
daftar pertanyaan yang ada pada kuesioner bersifat baku dan sudah lulus uji
kuesioner tertutup yang berisi gambar raut wajah, yang berupa ceklis observasi.
Masing-masing gambar raut wajah diberi nilai mulai dari 1 sangat tidak cemas
dan sangat cemas diberi nilai 5. Observasi dengan kuesioner ini dilakukan pada
anak yang berada di ruangan PACU RSUP Dr. M. Djamil Padang setelah sadar
dari anastesi. Anak-anak kemudian didampingi oleh orang tua sampai anak
kecemasan anak dilakukan kembali setelah anak didamping orang tua selama 30
menit.
F. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah sikap dan acuan yang harus diperhatikan ketika
1. Informed consent
responden menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan (Hidayat, 2017).
3. Confidentially
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat,
2017).
42
a. Data Primer
Jenis data primer yang dikumpulkan adalah; data umum pasien anak yang
dijadikan subjek peneliti seperti umur, jenis kelamin, daerah asal. Pasien yang
b. Data Sekunder
Data sekunder meliputi data gambaran RSUP Dr. M. Djamil Padang dan
jumlah pasien di ruangan PACU RSUP Dr. M. Djamil Padang. Data ini
Rumah Sakit.
2. Prosedur Kerja
a. Persiapan
b. Pre test
melakukan pre test untuk mengukur tingkat kecemasan pada anak dengan
(FIS).
43
c. Intervensi
informasi tentang kondisi ruangan PACU, menjaga privasi pasien lain dan
d. Post test
1. Pengolahan Data
pengumpulan data telah terisi dengan baik dan melakukan perbaikan data
atau jawaban kuesioner yang dinilai telah memenuhi syarat data, maka
dilakukan proses memberi kode pada daftar pertanyaan yaitu merubah dari
Pada tahap ini data yang diberi kode dimasukkan ke dalam master
pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan tabel silang.
I. Analisis data
a. Analisis univariat
Anak Pasca Operasi di ruang Post Anasthesia Care Unit RSUP Dr. M. Djamil
45
b. Analisis bivariat
dengan Kecemasan Anak Pasca Operasi di Post Anasthesia Care Unit RSUP Dr.
menggunakan uji statistik paired sample t test Untuk semua variabel ditetapkan
hipotesis nol ditolak yang berarti ada pengaruh antara variabel independen dengan
variabel dependen. Jika data tidak normal makan dilakukan uji mann withney.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Post Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian
ini dilakukan pada tanggal 5 - 9 Januari 2021 di ruang Post Anasthesia Care
Unit (PACU) RSUP Dr. M. Djami. Penelitian ini memiliki desain penelitian
pre and post-test without control group desain dengan jumlah sampel
penelitian 15 responden.
47
48
Karakteristik F %
Jenis kelamin
1. Laki- 7 46,7
laki 8 53,3
2. Pere
mpuan
Total 15 100
Anak Pasca Operasi di Ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP Dr.
M.Djamil Padang tahun 2020 bahwa lebih dari setengah responden berjenis
3 tahun dan usia maksimal 5 tahun dengan rata-rata usia responden 3,73
tahun.
49
C. ANALISA UNIVARIAT
adalah 4,80 dengan standar deviasi 0,414 dan nilai tingkat kecemasan
D. ANALISA BIVARIAT
pada pretest dan posttest responden. Uji Shapiro-wilk dipakai jika sampel
Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas dari Tingkat Kecemasan Anak Sebelum
dan Sesudah Dilakukan Intervensi Keterlibatan Orang Tua di
Ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU) RSUP Dr.
M.Djamil Padang Tahun 2021 (n=15)
Uji Shapiro-Wilk
Variabel P value
Tingkat Kecemasan
Anak
Pretest 0,000
Posttest 0,001
tingkat kecemasan anak nilai p = 0,000 (< 0.05), posttest tingkat kecemasan
anak nilai p = 0,001(< 0.05). Jadi data tingkat kecemasan anak responden
terdistribusi tidak normal. Maka uji hipotesis yang digunakan untuk data
Hasil analisa pada tabel 5.5 didapatkan rata rata tingkat kecemasan
responden sebelun terapi intervensi keterlibatan orang tua adalah 4,80 dan
menjadi 2,33 setelah dilakukan melibatkan orang tua, sehingga dapat dilihat
terjadi penurunan rata-rata tingkat kecemasan sebesar 2,467. Hasil uji statistic
pasca operasi.
BAB VI
PEMBAHASAN
0,414 dan nilai tingkat kecemasan tertinggi adalah 5 (sangat cemas). Hal ini
(PACU) RSUP Dr. M.Djamil Padang tahun 2020 bahwa lebih dari setengah
hasil responden bahwa usia minimal responden adalah 3 tahun dan usia
52
53
Rasa tidak berdaya ini, ditambah dengan rasa takut dan sakit dapat
oleh anak, faktor lingkungan seperti pengalaman lingkungan anak sejak dini
seperti pelralatan rumah sakit serta bagaimana orang tua memberikan rasa
nyaman terhadap anak. Kecemasan yang dirasakan oleh anak sejak dini akan
Medical School (2018) para orang tua dapat mengelihkan rasa cemas pada
lihat situasi yang memicu kecemasan, berikan contoh kepada anak karena
54
orang tua merupakan role model emosional anak, narasikan dunia anak
Operasi
pasca operasi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
orang tua.
bagi anak-anak (Blake, 2019). Praktik kehadiran orang tua selama induksi
55
pelayanan post operatif adalah hal biasa di banyak rumah sakit sementara
masih kontroversial di rumah sakit lain, Namun, keselarasan yang kuat dari
hal ini dengan model pengasuhan yang berpusat pada keluarga, pada anak
awalnya keterlibatan orang tua untuk hadir baik peri operatif maupun pasca
operasi hanya dapat menambah waktu saja. Namun, setelah penerapan proses
orang tua untuk membantu anak dapat membantu kecepatan induksi anestesi,
Kehadiran orang tua menawarkan manfaat bagi anak dan orang tua
penting dari perawatan holistic (Waseem et al. 2018). Hal ini akan membantu
petugas medis dan merasakan manfaat dari kehadiran orang tua dalam
Westmead, 2014) Manfaat kehadiran orang tua juga sangat jelas ditunjukkan
pasien dan orang tua tetapi juga membantu dokter dan tenaga medis lain yang
telah terbukti terkait dengan perubahan perilaku negative pada anak (Kain et
al, 2018). Intervensi yang tampaknya sederhana, dengan memiliki orang tua
perilaku pasca operasi yang negative pada anak. Ini menunjukkan bahwa
tua sebagai metode untuk mengurangi kortisol saliva sebagai indikator stres
tingkat kecemasan dan stress pada anak menurun selama fase tersebut.
Oleh karena itu, kehadiran orang tua sangat penting dilakukan guna
membiasakan anak dan orang tua dengan lingkungan dan urutan kejadian
selama proses perawatan serta dapat juga memberikan hasil yang lebih
optimal (Sjoberg et al, 2015). Orang tua akan memiliki kesempatan untuk
dapat membuat keputusan yang tepat tentang pengasuhan anak mereka, hal
Ini akan menciptakan pemberdayaan orang tua karena mereka terlibat dalam
dan membantu menjaga keterikatan yang sehat dengan orang tua (Blake,
2019).
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecemasan Anak Pasca Operasi di ruang Post Anasthesia Care Unit (PACU)
orang tua di ruang post anasthesia care unit (PACU) RSUP Dr. M.
Djamil Padang adalah 4,80 Rata-rata nilai kecemasan anak pasca operasi
setelah keterlibatan orang tua di ruang post anasthesia care unit (PACU)
operasi di ruang post anesthesia care unit (PACU) RSUP Dr. M. Djamil
Padang
B. Saran
58
59
DAFTAR PUSTAKA
Apfelbaum JL, Silverstein JH, Chung FF, et al. Practice guidelines for
postanesthetic care: an updated report by the American Society of
Anesthesiologists Task Force on Postanesthetic Care. Anesthesiology
2013;118(2):291–307.
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Pediatric anesthesia. Dalam: Morgan
GE, Mikhail M, penyunting. Clinical anesthesiology. Edisi ke-5. New
York: McGraw Hill; 2013. hlm. 877–905.
Chorney JM, Tan ET, Martin SR, Fortier MA, and Kain ZN. 2012. Children’s
Behavior in the Postanesthesia Care Unit: The Development of the
Child Behavior Coding System-PACU (CBCS-P) Journal of Pediatric
Psychology 37(3) pp. 338–347,
Connell J, Bradley S (2000) Visiting children in hospital: a vision from the past.
Paediatr Nurs 12(3): 32–5
Cullen, K., Hall, M., & Golosinskiy, A. (2009). Ambulatory surgery in the United
States, 2006. Hyattsville, MD: U.S. Dept. of Health and Human
Services, Centers for Disease Control and Prevention.
Dearmun AK (1992) Why involve the parents? Child Health 2(4): 166–70
Fina DK, Lopas LJ, Stagnone JH, Santucci PR. Parent participation in the
postanesthesia care unit: Fourteen years of progress at one hospital. J
Perianesth Nurs. 1997; 12:152–62. [PubMed: 9214939]
Fortier, M. A., MacLaren, J. E., Martin, S. R., Perret, D., & Kain, Z. N. (2009).
Pediatric pain after ambulatory
Franck LS, Scurr K, Couture S (2001) Parent views of infant pain and pain
management in the neonatal intensive care unit. Newborn Infant Nurs
Rev 1(2): 106–13
Gill FJ, Pascoe E, Monterosso L, Young J, Burr C, Tanner A et al. Parent and
staff perceptions of family-centered care in two Australian children’s
hospitals. Eur J Person Centered Healthc 2014;1(2):317–325
Kain ZN, Mayes LC, O’Connor TZ, Cicchetti DV. Preoperative anxiety in
children. Predictors and outcomes. Arch Pediatr Adolesc Med
2018;150:1238 – 45
Lardner et al. 2010. the Effects of Parental Presence in the Postanesthetic Care
Unit on Children’s Postoperative Behavior: A Prospective,
Randomized, Controlled Study. International Anesthesia Research
Society
Lerwick JL. The impact of child-centered play therapy on anxiety levels in pre-
neurosurgical pediatric patients. Doctoral dissertation 2011. Corvallis,
OR: Oregon State University. [accessed 2015 Jun 23. Available from:
URL:
https://ir.library.oregonstate.edu/xmlui/bitstream/handle/1957/25410/Le
rwickJulieL2012.pdf
Luo S and Min S. Postoperative pain management in the postanesthesia care unit:
an update.Journal of Pain Research. 2017; 10 2687–2698
McMurtry CM, Noel M, Chambers CT, McGrath PJ. Children’s fear during
procedural pain: preliminary investigation of the Children’s Fear Scale.
Health Psychol 2011; 30: 780-788 [PMID: 21806301 DOI:
10.1037/a0024817]
Mecca RS. Postoperative recovery. Dalam: Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK,
penyunting. Clinical anesthesia. Edisi ke7. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2013. hlm. 1380–405.
Siddiqui BA and Kim PY. 2020. Anesthesia Stages. StatPearls Publishing LLC
Simons J. 2002. Parents’ support and satisfaction with their child’s postoperative
care. BRITISH JOURNAL OF NURSING, 2002, VOL 11, NO 22
Sine R. Beyond ‘White Coat Syndrome’ Fear of doctors and tests can hinder
preventive health care, 2008. Available from: URL:
http://www.webmd.com/anxiety-panic/ features/beyond-white-coat-
syndrome
Supartini, 2004. Buku Ajar Konsep Dasar keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Winterberg AV, Colella CL, Weber KA, Varughese AM. The Child Induction
Behavioral Assessment Tool: A Tool to Facilitate the Electronic
Documentation of Behavioral Responses to Anesthesia Inductions. J
Perianesth Nurs. 2018 Jun;33(3):296-303.e1. [PubMed]
Jenis Kelamin
Descriptives
Median 4.00
Variance .638
Minimum 3
Maximum 5
Range 2
Interquartile Range 1
Median 5.00
Variance .171
Minimum 4
Maximum 5
Range 1
Interquartile Range 0
Median 2.00
Variance .381
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
Interquartile Range 1
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Total 30
Test Statisticsa
VAR00001
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 120.000
Z -4.894
Facial Image Scale (FIS)
Kode Responden :
Umur :
Tanggal observasi :
Beri tanda (√) pada gambar dengan ekspresi wajah responden dengan penentuan
skor:
1)Gambar 1 adalah sangat tidak cemas ditunjukkan dengan sudut bibirterangkat
keatas kearah mata dan memiliki skor 1
2)Gambar 2 adalah tidak cemas ditunjukkan dengan sudut bibir sedikitterangkat
keatas kearah mata dan memiliki skor 2
3)Gambar 3 adalah cemas ringan ditunjukkan dengan sudut bibir ditarik
kesamping atau tidak bergerak dan memiliki skor 3.
4)Gambar 4 adalah cemas sedang ditunjukkan dengan sudut bibir ditarik kearah
dagu dan memiliki skor 4.
5)Gambar 5 adalah sangat cemas (cemas berat) ditunjukkan dengan sudut
bibirsangat ditekuk ke bawah dagu hingga menangis dan memiliki skor 5.
62
(KELUARGA)
TAHAP TINDAKAN
Pelaksanaan 1. Sebelum anak didekatkan dengan orang tua, terlebih dahulu anak
di ukur skor kecemasannya sesaat setelah anak bangun dari
anesthesi.
2. Setelah anak stabil perawat mendekatkan orang tua kepada anak
di ruangan PACU.
3. Orang tua mendampingi anak selama proses pemulihan pasca
operasi di ruangan PACU.
4. Orang tua menemani anak dan memberikan kenyamanan kepada
anak selama proses pemulihan anak pasca operasi di ruangan
PACU.
5. Orang tua menenangkan anak jika anak menangis selama proses
pemuliham pasca operasi di ruangan PACU.
6. Setelah 30 menit anak didampingi orang tua, dilakukan penilaian
kecemasan anak dengan menggunakan kuesioner FIS.
7. Melakukan transfer pasien ke ruang rawat biasa
8. Orang tua melepaskan APD dan mencuci tangan dengan handrub
9. Perawat melepaskan APD dan mencuci tangan dengan handrub
10. Dokumentasikan skor kecemasan anak pada saat sebelum dan
sesudah pendampingan orang tua dilakukan.
11. Dokumentasikan segala tindakan yang dilakukan orang tua
kepada anak dan respon anak selama di dampingi oleh orang tua
Lampiran 5. Jadwal Kegiatan Penelitian
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
Nama : Iska Ayu Putri
No.BP : 1911319010
Judul : Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Dengan Kecemasan Anak Pasca Operasi Di Ruang Post Anesthesia Care Unit (Pacu) Rsup
Dr. M. Djamil Padang
November Desember Januari Februari Maret April
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
7 Pelaksanaan Penelitian
10 Ujian Skripsi
Djamil Padang
No. BP :1911319010
No Kegiatan Biaya
Peneliti
Kepada Yth. : Calon Responden Di Ruang PACU RSUP Dr. M.Djamil Padang
Dengan hormat,
Unit (Pacu) Rsup Dr. M. Djamil Padang” Penelitian ini tidak akan
Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya untuk
keperluan penelitian. Jika terjadi sesuatu yang tidak memungkinkan ini, saya
Peneliti
66
Status : Kawin