Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKIKAT PARAGRAF

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia

Dosen : Ahmad Fu’adin, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

Anggota : Anissa Sadiyyah (2003895)

Atifah Nurhalizah (2009484)

Mohamad Danil Rizaldi (2003283)

Nurul Taupika Rahman (2005954)

Kelas A

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Tiada kata yang pantas kita ucapkan selain kata puja dan puji syukur kehadirat
ilahi rabbi yang senantiasa memberikan nikmat-Nya berupa kesehatan dan kesempatan
kepada kita sehingga dalam penyusunan makalah “Hakikat Paragraf” ini dapat
terselesaikan sebagaimana mestinya.

Makalah ini kami susun sebagai pendukung dalam proses perkuliahan dan
sebagai bahan diskusi guna menyatakan pendapat dan saran dari teman-teman namun
dalam makalah ini pastilah terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran akan
kami terima demi kualitas penyusunan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya kami dan teman-
teman pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandung, 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………

Daftar Isi……………………………………………………………………………….

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar
Belakang………………………………………………………………..1
1.2. Rumusan
Masalah…………………………………………………………….2
1.3. Tujuan Penyusunan
Makalah…………………………………………….......2

Bab 2 Pembahasan

2.1. Hakikat
Paragraf………………. ……………………………………………...3
2.2. Syarat-Syarat Paragraf
……………………………………………………...…4
2.3. Pembagian Paragraf Menurut
Jenisnya………………………………........….5
2.4. Tanda
Paragraf…………………………………………………………….......6
2.5. Rangka atau Stuktur Sebuah
Paragraf………………………………….……...6
2.6. Paragraf Deduktif dan
Paragraf Induktif…………………………………..…..6
2.7. Pengembangan
Paragraf………………………………………………….……7
2.8. Teknik Pengembangan
Paragraf……………………………………………....7
2.9. Pembagian Paragraf Menurut
Teknik Pemaparannya…………………...…….9

Bab 3 Penutup

3.1.
Kesimpulan………………………………………………………………..…10
3.2.
Saran………………………………………………………………………....10

Lampiran

Daftar Pustaka……………………………………………………………………..….

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keraf (1980:62) menyatakan bahwa  paragraf adalah kesatuan pikiran yang
terikat dengan sebuah pikiran utama.  Oshima dan Hogue (2007:38) menyatakan  “A
Paragraph is a group of related statements that the writer develops a subject”. 
McCrimmon (1984:195) berpendapat, “A paragraph is a set of related sentences that
work together to ekpress or develop an idea”. Tarigan (2008:35) berpendapat, “Paragraf
adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis-sistematis yang merupakan satu
kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat
dalam keseluruhan karangan”.
Walau diungkapkan pada redaksi yang berbeda, pengertian-pengertian tersebut
memiliki persamaan substansi. Persamaan tersebut terletak pada konsep kesatuan dan
kehadiran ide pokok.  Keraf dan Tarigan secara jelas menyatakan adanya kesatuan.
McCrimmon menyatakan kesatuan dengan redaksi “a set of related
sentences”. Seperangkat kalimat yang saling berhubungan mengandung pengertian
bahwa sejumlah kalimat yang mengandung pikiran-pikiran itu menyatu dalam
hubungannya. Oshima dan Hogue mengemukakan kesatuan dengan redaksi “a group of 
related statements”. Sekelompok pernyataan yang saling berhubungan secara jelas
menyatakan bahwa pernyataan-pernyataan dalam grup yang bersangkutan menyatu
dalam saling keterkaitannya itu. Kehadiran ide pokok oleh Keraf diungkapkan dengan
istilah pikiran utama; oleh Tarigan diungkapkan dengan istilah pikiran pokok; oleh
McCrimmon dengan istilah “an idea”; oleh Oshima dan Hogue  dinyatakan dengan
istilah “a subject”.

1
Konsep kesatuan, untuk kasus tertentu pada paragraf transisi bisa berupa satu
buah pikiran atau satu buah kalimat (Keraf, 1980:63). Namun selebihnya, kesatuan yang
dimaksud dinyatakan oleh beberapa kalimat atau beberapa pikiran.
Secara umum, pikiran yang ada di dalamnya terdiri atas satu pikiran utama dan
satu atau beberapa pikiran penjelas. Semua pikiran tersebut, secara kompak,
menjelaskan suatu pikiran. Pikiran yang dijelaskan tersebut tidak lain adalah pikiran
utama.Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa paragraf itu merupakan suatu
sistem, yakni sistem pikiran yang dituangkan secara tertulis. Sebagai suatu sistem,
paragraf ini tentunya memiliki seperangkat pikiran yang tertata sedemikian rupa dan
saling berhubungan membentuk suatu kesatuan (totalitas). Dalam KBBI Daring (2008)
dinyatakan bahwa sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan
sehingga membentuk suatu totalitas. Perangkat unsur yang ada dalam paragraf itu,
secara umum, terdiri atas pikiran utama dan pikiran penjelas. Secara lebih khusus,
komponen penjelas ini terdiri atas beberapa pikiran lagi. Jumlah dan materi pikiran
penjelas ini relatif. Hal itu tergantung pada pikiran utama yang dijelaskannya.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa itu hakikat paragraf ?
2) Apa saja jenis-jenis paragraf ?
3) Bagaimana perkembangan paragraf ?
4) Bagaimana teknik pemaparan paragraf ?
5) Apa syarat-syarat paragraf ?

1.3. Tujuan Penyusunan Makalah


1) Mengetahui Hakikat Paragraf
2) Mengetahui Jenis-jenis paragraf
3) Memahami syarat paragraf
4) Memahami Pengembangan Paragraf

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Paragraf


Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suaru gagasan atau
topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf
mungkin terdiri atas dua bah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat.
Bahkan, sering kita temukan bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat.
Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-
kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah
atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.
Contoh sebuah paragraf.
Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya
diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun,
keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai
masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung penimbunan
samah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah
sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air
dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan
pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula
sampah menjadi masalah.
Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal
sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik “masalah sampah” karena pokok
permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah.
Dalam tulisan-tulisan lain mungkin kita menjumpai topic paragraf, seperti :
 Peranan bahasa dalam kehidupan
 Penyebab kebakaran hutan
3
 Perombakan cabinet
 Tragedi Semanggi
Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua
pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah
yang menjadi topik persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-
kadang disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa
yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topic paragraf. Topik
paragraf dijabarkan dalam kalimat topik atau kalimat utama.

2.2. Syarat-Syarat Paragraf


1. Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraph hanya terdapat satu pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-
kalimat yang menbentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun
kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang
menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak
utuh. Kalimat yang menyimpang itu hars dikeluarkan dari paragraf.

2. Kepaduan Paragraf :
Kepaduan paragraph dapat dilihat dari penyusunan kalimat secara logis dan
melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Urutan yang logis akan
terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu.

Pengait Paragraf
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf yang berupa (1) ungkapan
penghubung transisi, (2) kata ganti, (3) kata kunci.
a. Kata Transisi
• Hubungan tambahan; lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu,
lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
• Hubungan pertentangan; akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun
demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
• Hubungan perbandingan; sama dengan itu, dalam hal yang demikian,
sehubungan dengan itu.
• Hubungan akibat; oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka, sebab
itu.
4

b. Kata Ganti
 Kata Ganti Orang; berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-
kali. Kata ganti yang dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang
pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti orag kedua), dia, ia,
beliau, mereka, dan nya (kata ganti orang ketiga).
 Kata Ganti yang Lain; kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan
kepaduan paragraph ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas,
di sana, di sini, dan sebagainya.
c. Kata Kunci
Disamping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata-kata
kunci. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu
sering).

2.3. Pembagian Paragraf Menurut Jenisnya


A. Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala
pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus
dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran
pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya.

B. Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan
paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau bab itu. Paragraf pengembang
mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Paragraf itu dapat
dikembangkan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif,
atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman
selanjutnya.

C. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada
akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup
berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian
sebelumnya.

5
2.4. Tanda Paragraf
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok
ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentimeter. Dengan
demikian, para pembaca mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal
paragraf ditandai oleh kalimat permulaannya yang tidak ditulis sejajar dengan garis
margin atau garis pias kiri. Selain itu, penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah
paragraf itu dengan memberikan jarak agar renggang dari paragraf sebelumnya.

2.5. Rangka atau Struktur Sebuah Paragraf


Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang
dibicarakan pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada
kalimat topik.
Kalimat topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat
topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Karena setiap paragraf hanya
mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utama.
Kalimat utama bersifat umum. Ukuran keumuman sebuah kalimat terbatas pada
paragraf itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah
menjadi kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas.

2.6. Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif


Paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf disebut paragraf
deduktif, sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf disebut
paragraf induktif.
Kalimat topik yang ideal adalah kalimat topik yang jelas maksudnya dan mudah
dipahami. Pembaca tidak usah berpikir lama-lama apa yang dimaksudnya oleh penulis.
Biasanya, kalimat yang mudah dipahami itu adalah kalimat yang sederhana, ringkas,
dan tidak berbelit-belit. Sebaliknya, kalimat topik yang tidak ideal atau kalimat tidak
jelas dan membingungkan , harus dihindari. Cara menjelaskan kalimat topik itu dapat
dengan mengulasnya, menyokong, menceritakan, atau memberikan definisi secara jelas.
6
Penulis yang berpengalaman tidak akan membuat kalimat penjelas yang masih
bersifat umum karena kalimat penjelas yang masih umum akan menyebabkan pembaca
harus meraba-raba makna paragraf. Ia akan memberikan uraian-uraian yang terperinci
untuk membuat paragraf dapat berbicara kepada pembaca.

2.7. Pengembangan Paragraf


Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan
demikian, dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi
paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf
hanya mengandung sebuah kalimat topik.
Contoh dibawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan
paragraf yang hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga
buah kalimat topik.
Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima
belas tahun asal memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan
Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang
memesan seruling buatannya. Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat
instrumen tiup kelas dunia.

2.8. Teknik Pengembangan Paragraf


Teknik pengembangan paragraf itu secara garis besarnya ada dua macam
diantaranya :
 Dengan menggunakan “ilustrasi’. Apa yang dikatakan kalimat topik itu
dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan
pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis.
 Dengan “analisis. Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis
sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.

A. Dengan Memberikan Contoh/Fakta


Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering dicampuri oleh
tengkulak-tengkulak, seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu dipantau
oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi
langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan dijual ke
koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh
ketua koperasi, mengatur pembelian padi, dan sebagainya. Demikian pula halnya
dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan oleh
tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar
dari ketua koperasi.
Dalam menggunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh
yang umum, contoh yang representative, yang dapat mewakili keadaan yang
sebenarnya, dan bukan contoh yang terlalu dicari-cari.

B. Dengan Memberikan Alasan-Alasan


Dengan cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan
logika, dibuktikan dengan uraian-uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab
mengapa demikian. Contoh dibawah ini :
Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi
seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk
berjam-jam di belakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai itu akan
menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan
kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti dia membengkalaikan
pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.

C. Dengan Bercerita
Biasanya, pengarang mengungkapan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang
atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan
paragraf itu, pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali. Contoh :
8
Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit
berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan
jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus
menyelimuti punggung bukit dan bekas-bekas kawah yang memutih.
Pemandangan itu melalaikan guncangan bus yang tak henti-hentinya berkelak-
kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.

2.9. Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya


A. Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini
melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau
tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan.
Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh
pancaindera.

B. Ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan
suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat
menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan.

C. Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris.
Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau
meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini
menggunakan perkembangan analisis.

D. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu,
sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen,
atau hikayat.
9
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah
yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga
dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris
pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
            Jenis-jenis paragraf dalam dunia bahasa merupakan buah dari pikiran pokok
sebuah karangan yang kemudian dikembangkan menjadi satu karya tulis yang baik.
Macam-macam paragraf yang kita ketahui ada 5 jenis yaitu :
 Paragraf argumentasi
 Paragraf deskripsi
 Paragraf eksposisi
 Paragraf persuasi
 Paragraf naratif
Pada jenis paragraf tersebut terdiri dari pikiran pokok, gagasan, atau ide dasar yang
kemudian dibantu dengan kalimat pendukung. Penggunaan paragraf tersebut memiliki
fungsi tersendiri dalam sebuah karangan. Jenis jenis paragraf pada perkembangannya
akan bergantung kepada penempatan kalimat topik, bentuk kalimat topik, dan cara
mengembangkan kalimat pada topik tersebut.

3.2. Saran
Diharapkan kita mampu memahami dan mengerti tentang paragraph.Seperti apa
saja syarat-syarat paragraph yang telah ditentukan berdasarkan jenis-jenis paragraph
masing-masing,agar paragraph yang kita buat menjadi paragraph yang sempurna dengan
aturan-aturan yang pada dasarnya sudah ditentukan.Kiranya kita mengetahui jenis-jenis
dari paragraph itu dan mengetahui bagaimana aturan masing –masing paragraph dari
contoh yang telah dipaparkan.Agar paragraph yang telah kita buat dapat dimengerti
dengan sempurna.
10
DAFTAR PUSTAKA

Sikumbang, Abd. Razak. 1981. “Paragraf dalam Komposisi”.


FKSS, IKIP Padang.
Situmorang, B.P. 1982. Bahasa Indonesia: Sebagai Bahan Kuliah Dasar untuk
Perguruan Tinggi. Cetakan I. Ende Flores: Nusa Indah.
KBBI Daring (2008)

Anda mungkin juga menyukai