Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah –Nya lah kami
dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “ Laporan Penetrasi Tanah Pada Lahan
Basah dan Gambut”. Laporan ini dibuat dengan maksud untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Karakteristik dan Dinamika Lahan Basah dan Gambut.
Dalam proses pengerjaan laporan ini, kami melakukan berbagai penelitian dan tidak lupa
kami dibimbing, dan diberi arahan hingga kami mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Laporan ini belumlah sempurna dan masih
banyak kekurangan dalam penulisan maupun dalam penyajian materi. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Pontianak, 30 April 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1.1. LATAR BELAKANG......................................................................................................................3
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM..................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................4
2. 1. KARAKTERISTIK FISIKA LAHAN BASAH DAN GAMBUT...................................................4
2. 2. PENETRASI TANAH PADA LAHAN BASAH DAN GAMBUT..................................................6
BAB III.......................................................................................................................................................7
METODE PRAKTIKUM............................................................................................................................7
3. 1 TEMPAT DAN WAKTU..................................................................................................................7
3. 2. PERALATAN DAN BAHAN..........................................................................................................8
3. 3. PELAKSANAAN............................................................................................................................8
BAB IV.......................................................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................................9
4. 1 HASIL PENGAMATAN...................................................................................................................9
Tabel. 1 Hasil pengamatan lokasi pertama.................................................................................................10
Tabel. 2 Hasil pengamatan lokasi kedua....................................................................................................11
Grafik 1 ketahanan penetrasi tanah mineral...............................................................................................12
Grafik 2 ketahanan penetrasi tanah gambut...............................................................................................12
4.2. PEMBAHASAN.............................................................................................................................12
BAB V.......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
5. 1 KESIMPULAN..............................................................................................................................13
5. 2 SARAN..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.2. LATAR BELAKANG
Penetrasi tanah adalah daya yang dibutuhkan oleh sebuah benda untuk masuk ke dalam
tanah Dalam bidang pertanian, untuk mengetahui ketahanan tanah terhadap penetrasi akar
tanaman digunakan penetrometer atau penetrograph. Penggunaan penetrometer dimaksudkan
untuk menilai kondisi tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
akar di dalam tanah, hasil panen, dan sifat-sifat fisik tanah lainnya yang berhubungan dengan
produksi pertanian. Penetrasi tanah merupakan refleksi atau gambaran dari kemampuan akar
tanaman menembus tanah. Masuknya akar tanaman ke dalam tanah tergantung dari
kemampuan akar tanaman itu sendiri, sifatsifat fisik tanah seperti struktur, tekstur dan
kepadatan tanah, retakanretakan yang ada di dalam tanah, kandungan bahan organik tanah,
dan kondisi kelembapan tanah.
Penetrometer digunakan untuk mengetahui sifat-sifat tanah tanpa merusak massa tanah,
sehingga kalaupun ada kerusakan yang diakibatkan oleh penggunaan penetrometer sangat
kecil. Ada dua prinsip dasar penetrometer, yaitu dinamis dan statis. Penetrometer dinamis
dirancang untuk dimasukkan ke dalam tanah dengan bantuan beban yang ditimpakan kepada
alat, digunakan untuk mengevaluasi lapisan tanah di jalan raya. Sedangkan penetrometer
statis adalah alat yang dirancang untuk didorong atau ditekan ke dalam tanah secara perlahan
dengan kecepatan yang tetap untuk menghindari pengaruh dinamis. Penetrometer statis
terdiri atas tangkai/tongkat baja yang dilengkapi dengan salah satu dari beberapa jenis
bahan/alat yang dipasang pada bagian ujung tangkai/tongkat tersebut.
Dalam penggunaan penetrometer, sifat-sifat tanah dapat mempengaruhi ketahanan tanah,
diantaranya kandungan air tanah, berat isi, struktur, dan tekstur tanah. Berbagai penelitian
menunjukkan, bahwa kandungan air tanah, berat isi, ukuran pori, tekstur, dan struktur tanah
dapat mempengaruhi ketahanan tanah. Nilai ketahanan tanah meningkat dengan menurunnya
kelembapan tanah dan tekstur tanah. Pada kelembapan tanah rendah, ketahanan tanah
meningkat, demikian juga dengan meningkatnya kandungan pasir. Hasil penelitian Vepraskas
(1984) memperlihatkan, ketika kandungan air tanah meningkat, ketahanan penetrasi tanah
menurun. Sedangkan Lowery dan Schuler (1994) memperoleh ketahanan penetrasi
meningkat seiring dengan meningkatnya kepadatan tanah.
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum adalah untuk mengetahui ketahanan penetrasi pada tanah mineral
dan tanah gambut dengan menggunakan penetrometer tangan serta mengetahui factor yang dapat
mempengaruhi ketahanan penetrasi tanah tersebut.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2. 3. KARAKTERISTIK FISIKA LAHAN BASAH DAN GAMBUT
Sifat fisik tanah gambut merupakan faktor yang sangat menentukan tingkat produktivitas
tanaman yang diusahakan pada lahan gambut, karena menentukan kondisi aerasi, drainase, daya
menahan beban, serta tingkat atau potensi degradasi lahan gambut. Dalam pemanfaatan lahan
gambut untuk pertanian, karakteristik atau sifat fisik gambut yang penting untuk dipelajari yaitu:
1. Kadar air
Kadar air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sifat fisik tanah
gambut. Tanah gambut mempunyai kapasitas mengikat atau memegang air yang relatif
sangat tinggi atas dasar berat kering.
2. Bobot Isi
Bobot isi tanah gambut dipengaruhi oleh kadar air. Jika kadar air tinggi maka bobot isi
akan otomatis rendah. Bobot isi gambut bervariasi yaitu berkisar antara 0,1 sampai 2
gr/cm3 tergantung pada tingkat dekomposisinya. Faktor yang mempengaruhi nilai bobot isi
tidak berbeda nyata disebabkan oleh jenis gambut yang homogen di lokasi penelitian dan
kadar air yang hampir sama di tiap tinggi muka air. Nilai bobot isi sangat ditentukan oleh
tingkat pelapukan atau dekomposisi.
3. Suhu Tanah
Suhu tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sangat mempengaruhi proses-
proses pelapukan bahan organik di tanah gambut.
4. Kelembaban Tanah
Kelembaban tanah pada suatu areal sangat dipengaruhi oleh besarnya tingkat kadar air di
dalam tanah. Kelembaban tanah merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan
tingkat kekeringan suatu areal. Secara umum jika semakin tinggi tingkat kelembaban suatu
lahan maka semakin kecil peluang terjadinya kekeringan pada lahan tersebut.
5. Subsiden
Subsiden (subsidence) atau penurunan permukaan lahan merupakan kondisi fisik yang
sering dialami lahan gambut yang telah didrainase. Proses drainase menyebabkan air yang
berada di antara massa gambut mengalir keluar (utamanya bagian air yang bisa mengalir
dengan kekuatan gravitasi), akibat proses ini gambut mengempis atau mengalami
penyusutan. Subsiden juga bisa terjadi akibat massa gambut mengalami pengerutan akibat
berkurangnya air yang terkandung dalam bahan gambut.
6. Daya Menahan Beban (Bearing Capacity)
Daya menahan beban (bearing capacity) gambut yang tergolong rendah merupakan
karakteristik tanah gambut yang sering menjadi faktor penghambat produktivitas tanaman,
terutama tanaman tahunan. Kondisi tanaman yang tidak tegak (doyong) yang sering
ditemukan di lahan gambut merupakan indikasi rendahnya daya menahan beban tanah
gambut.

4
7. Irreversible Drying (Kering Tidak Balik)
Gambut dengan kadar air <100% berdasarkan berat umumnya telah mengalami proses
kering tidak balik (irreversible drying). Pada kondisi ini gambut menjadi mudah terbakar
dan mudah hanyut terbawa aliran air (Widjaja-Adhi, 1988); gambut juga tidak mempunyai
kemampuan lagi untuk menyerap air dan unsur hara, sehingga menjadi tidak sesuai lagi
untuk menjadi media tanam.Tanah gambut yang telah mengalami kering tak balik sering
terlihat di permukaan gambut, atau mengambang di permukaan air. Dalam kondisi kering
tak balik gambut nampak seperti pasir, sehingga sering diistilahkan sebagai pasir semu
(pseudosand). Gambut dalam kondisi kering tak balik juga menjadi sulit diakses mikroba
decomposer.
8. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas Permeabilitas tanah adalah sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat
cair didalam tanah melalui media berpori-pori makro maupun mikro baik daerah vertikal
maupun horizontal (Maro’ah, 2011). Permeabilitas menyatakan kemampuan media porus
dalam hal ini adalah tanah untuk meloloskan zat cair (air hujan) baik secara lateral maupun
vertikal. Tingkat permeabilitas tanah (cm/jam) merupakan fungsi dari berbagai sifat fisik
tanah (Rohmat dan Soekarno, 2006).
9. Porositas Tanah
Porositas tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara
dan air), porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan
tekstur tanah. Porositas tanah mempengaruhi laju infiltrasi terhadap tanah (Nugroho, 2009).
Menurut Tolaka, (2013) porositas atau ruang pori tanah adalah volume seluruh pori-pori
dalam suatu volume tanah utuh, yang dinyatakan dalam persen. Porositas terdiri dari ruang
diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang diantara agregat-agregat tanah.

2. 3. PENETRASI TANAH PADA LAHAN BASAH DAN GAMBUT


Ketahanan penetrasi pada tanah dipengaruhi oleh kadar air tanah, tekstur, bobot isi, dan
kandungan bahan organik. Sifat-sifat tanah tersebut sampai tahap tertentu dipengaruhi
oleh penggunaan lahan yang berbeda.
Ketahanan penetrasi tanah dihitung dalam pascal, yaitu dengan membagi daya yang
terbaca dengan luas penampang melintang kerucut (cone). Tentukan nilai rata-rata
ketahanan tanah (Pa) yang diperoleh pada setiap tambahan kedalaman tanah, dan hitung
simpangan baku (standard deviation) dan koefisien variasi ketahanan tanah. Plot rata-rata
ketahanan penetrasi tanah dan kedalaman tanah untuk setiap lokasi pengukuran (ordinat,
kedalaman penetrasi, skala absis, ketahanan penetrasi). Satuan ketahanan tanah biasanya
kilopascal atau megapascal. Data penetrometer sangat berguna, jika tanah memiliki acuan
kandungan air tanah seperti kapasitas lapang atau bila data kandungan air dan berat
volume tanah juga tersedia untuk lokasi yang sama. Pengukuran penetrasi tanah pada
kondisi kapasitas lapang sangat dianjurkan, karena kandungan air tanahnya sangat ideal
bagi pertumbuhan tanaman.

5
Pada tanah keras atau kering yang mengandung kerikil atau batubatuan, sulit untuk
memperoleh hasil pengukuran penetrometer yang konsisten. Pada tanah berbatu-batu,
pengukuran harus hati-hati, dan harus dijaga agar tidak merusak kerucut (cone)
penetrometer, atau agar alat sensor daya tidak kelebihan tekanan. Konsep umum cara
penggunaan penetrometer dengan laju konstan (constant-rate penetrometer) dapat
menggunakan prosedur baku penetrometer tangan (hand push penetrometer), namun
diperlukan kalibrasi alat tersebut. Sebagai contoh, pembacaan nol dapat diperoleh dengan
mengikutsertakan kerucut (cone) dan tangkai penetrometer laju konstan. Nilai penetrasi
tanah dikoreksi dengan pembacaan nol, dengan menambahkan daya tekan tangkai
penetrometer, dan kerucut penetrometer, agar diperoleh total daya yang dibutuhkan
penetrometer masuk ke dalam tanah.
Ketahanan penetrasi tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah, tetapi juga oleh
jenis penetrometer yang digunakan, khususnya sudut dan diameter ujung alat, serta
kekasaran permukaan ujung penetrometer tersebut. Semakin kasar permukaan ujung
penetrometer, semakin besar tahanan penetrasinya. Dalam bidang pertanian, rancang
bangun diameter ujung penetrometer harus menjadi pertimbangan utama. Pada tanah tanpa
struktur dan permukaannya homogen, ketahanan penetrasi tidak tergantung pada diameter
ujung alat. Pada tanah dengan struktur kuat, jika diameter ujung penetrometer besar, maka
keragaman ketahanan penetrasi tanahnya menjadi rendah. Jika diameter ujung
penetrometer kecil, maka keragaman ketahanan penetrasinya menjadi besar karena
rendahnya ketahanan retakan (cracks) antara unit struktur tanah.

6
BAB III

METODE PRAKTIKUM
3. 4 TEMPAT DAN WAKTU
Lokasi pertama
Tempat: Lapangan samping Laboratorium Fisika dan Konservasi Lahan
Waktu : Kamis, 25 April 2019
Pukul : 14.00 – Selesai

Lokasi kedua
Tempat : Lapangan Praktikum Budidaya Perkebunan belakang Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Waktu : Kamis, 25 April 2019
Pukul : 15.30- Selesai

3. 4. PERALATAN DAN BAHAN


ALAT :
1. Penetrometer Tangan
2. GPS ( menggunakan HP)
3. Tongkat pengukur muka air tanah
BAHAN:
1. Lahan Basah
2. Lahan gambut

3. 4. PELAKSANAAN
Cara Kerja Praktikum Penetrasi Tanah atau Ketahanan Tanah yaitu:
1. Pasang komponen penetrometer tangan. Cara mempergunakan penetrometer tangan yaitu
sebelum memulai pengukuran, cek apakah jarum penunjuk warna hitam pada manometer
berada pada posisi nol. Karena adanya gesekan internal maka jarum penunjuk tidak
kembali ke posisi nol. Untuk itu dapat dilakukan pemutaran terhadap pengikat pelenger
makamjarum penunjuk akan kembali ke nol. Sedangkan jarum penunjuk maksimum
berwarna merah dapat diputar ke posisi nol dengan memutar sekrup penyetel. Setelah
kedua penunjuk berada pada posisi nol, selanjutnya pilihlah jarum penetrometer yang

7
sesuai dengan tingkat kepadatan tanah yang akan diukur. Selanjutnya pasang jarum
penetrometer pada batang logam dan hubungkan batang logam tersebut melalui batang
logam tambahan dan pengikat menuju takaran.
2. Masukkan jarum penetrometer perlahan-lahan kedalam tanah sehingga kedalaman
tertentu dengan kecepatan konstan 2 cm/detik dengan memberikan tekanan yang merata
melalui kedua tangan penetrometer selama pengukuran.
3. Catat gaya total dari hasil pembacaan pada jarum penunjuk skala pada manometer. Pada
waktu yang bersamaan nilai ketahanan makssimum ditunjukkan oleh jarum penunjuk
berwarna merah. Ketahanan penetrasi dibaca dalam N dan dicatat pada kedalaman yang
sesuai.
4. Ulangi pengamatan ini sebanyak 10 kali pada tanah yang kondisinya homogeny dan
penetrometer dari tanah yang lain. Pada saat akan mengangkat atau mencabut dan tangan
yang lain pada batang logam kemudian diangkat.
5. Hitung bsearnya tahanan penetrasi dengan rumus:
pembacaan pada menometer ( N )
Ketahanan penetrasi ¿
Luas dasar jarum penetrometer (cm 2)

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 5 HASIL PENGAMATAN
Nama Surveor : Kelompok 5
Tanggal : Kamis, 25 April 2019
Kode Plot : L1, R5
Koordinat :
Lokasi : Lahan Samping Laboratorium Fisika dan Konservasi Lahan Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura
Penggunaan Lahan :
Dalam Air Tanah :
Bentuk Wilayah : Tergenang
Tabel. 1 Hasil pengamatan lokasi pertama

No Kedalaman Pembacaan Luas Dasar Jarum Ketahanan Penetrasi


lapisan Menometer

(cm) (N) (cm2) (N)


1 0-5 100 5 20
2 5-10 120 5 24
3 10-15 130 5 26
4 15-20 220 5 44
5 20-25 150 5 30
6 25-30 100 5 20
7 30-35 100 5 20
8 35-40 100 5 20
9 40-45 100 5 20
10 45-50 100 5 20
11 50-55 100 5 20
12 55-60 100 5 20
13 60-65 100 5 20
14 65-70 140 5 28
15 70-75 100 5 20
16 75-80 100 5 20

Nama Surveor : Kelompok 5

9
Tanggal : Kamis, 25 April 2019
Kode Plot : L2, R5
Koordinat :
Lokasi : Lahan Praktikum Budidaya Perkebunan Belakang Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Tanjungpura
Penggunaan Lahan : Kebun Sawit
Dalam Air Tanah : 12 cm
Bentuk Wilayah :
Tabel. 2 Hasil pengamatan lokasi kedua

No Kedalaman Pembacaan Luas Dasar Jarum Ketahanan Penetrasi


lapisan Menometer

(cm) (N) (cm2) (N)


1 0-5 160 3.33 48.05
2 5-10 140 3.33 42.04
3 10-15 100 3.33 30.03
4 15-20 100 3.33 30.03
5 20-25 100 3.33 30.03
6 25-30 120 3.33 36.04
7 30-35 100 3.33 30.03
8 35-40 130 3.33 39.04
9 40-45 250 3.33 75.08
10 45-50 420 3.33 126.13
11 50-55 400 3.33 120.12
12 55-60 300 3.33 90.09
13 60-65 320 3.33 96.09
14 65-70 300 3.33 90.09
15 70-75 320 3.33 96.09
16 75-80 180 3.33 54.05

Grafik 1 ketahanan penetrasi tanah mineral

10
Grafik 2 ketahanan penetrasi tanah gambut

4.5. PEMBAHASAN
Pada praktikum penetrasi tanah, dilakukan 2 titik lokasi yaitu pada titik pertama di tanah
mineral dan pada titik kedua di tanah gambut. Di titik pertama, pada kedalaman 0-5 cm
ketahanan penetrasi sebesar 20 N kemudiam mengalami perubahan menjadi 24 N, 26 N, dan 44N
pada rentang kedalaman 5-20 cm. hal ini terjadi kemungkinan terjadi karena adanya akar
tanaman yang berada dalam tanah. Ketahanan penetrasi turun menjadi 20 N hingga kedalaman
65 cm. kemudian naik menjadi 28 dan turun lagi 20 pada kedalaman 80 cm. ketahanan penetrasi
pada tanah dikarenakan adanya akar-akar tanaman atau benda-benda yang keras yang
menghalangi penetrometer masuk kedalam tanah. Dan ketahanan penetrasi pada tanah akan
mengalami naik turun yang dipengaruhi oleh kadar air pada tanah. Semakin tinggi kadar air pada
tanah maka ketahanan penetrasi tanah akan semakin rendah dan sebaliknya.

11
Praktikum pada titik kedua yaitu di lokasi tanah gambut, kami menggunakan jarum
penetrometer nomor 3 dengan luas dasar 3,33. Pada kedalaman 0-5 ketahanan penetrasi tanah
mencapai 48 N, lalu ketahanan penetrasi turun menjadi 30 N pada kedalaman 25 cm. kemudian
ketahanan penterasi naik turun pada kedalaman 30-40, 40-45,45-50 ketahanan penetrasi naik
drastis. Pada saat memasukkan alata penetrometer, terasa keras dikarenakan adanya akar pohon
atau sisa-sisa tumbuhan yang belum terdekomposisi.

BAB V

PENUTUP
5. 6 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, Penetrasi tanah adalah daya yang dibutuhkan oleh sebuah benda
untuk masuk ke dalam tanah Dalam bidang pertanian, untuk mengetahui ketahanan tanah
terhadap penetrasi akar tanaman digunakan penetrometer atau penetrograph. Ketahanan penetrasi
tanah dapat dipengaruhi oleh kadar air tanah. Semakin tinggi kadar airtanah maka ketanahan
penetrasi tanah akan semakin rendah
5. 6 SARAN

12
Saran saya, jika ingin melakukan praktikum ini, penggunaan alat lebih diperjelas lagi dan alat
diperbanyak agar waktu praktikum tidak lama dan tidak bergiliran. Dan materi yang disampaikan
lebih diperjelaskan lagi

DAFTAR PUSTAKA

Setyowati, Dewi Liesnoor. 2007. SIFAT FISIK TANAH DAN KEMAMPUAN TANAH
MERESAPKAN AIR PADA LAHAN HUTAN, SAWAH, DAN PERMUKIMAN.
Volume 4 No.2
Nafisah, Faniyosi. 2016. KETAHANAN PENETRASI DAN SIFAT FISIK TANAH PADA
PENGGUNAAN LAHAN BUDIDAYA MONOKULTUR.
Simatupang, Darbin, dkk. 2018. PENGARUH TINGGI MUKA AIR TANAH TERHADAP
BEBERAPA SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH GAMBUT DI DESA KUALA DUA

13
KABUPATEN KUBU RAYA. JURNAL HUTAN LESTARI. Volume 6.
Rustam, Dkk. 2016. SIFAT FISIKA TANAH PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN
DI SEKITAR TAMAN NASIONAL LORE LINDU (STUDI KASUS DESA TORO
KECAMATAN KULAWI KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH). WARTA RIMBA.
Volume 4 Nomor 1.
Ariska, Netty Dwi, Dkk. 2016. PENGARUH OLAH TANAH KONSERVASI TERHADAP
RETENSI AIR DAN KETAHANAN PENETRASI TANAH PADA LAHAN KERING
MASAM DILAMPUNG TIMUR. JurnalTanahdanSumberdayaLahan. Volume 3 Nomor 1

14

Anda mungkin juga menyukai