Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STANDAR KUALITAS TANAH

Dosen Pembimbing :

Gusliani Eka Putri,M.Si

Oleh Kelompok 5
NR VI IKM

 Sari Priyanti
 Sherly Marselina
 Silvia aswari
 Sonya oktarita
 Sri herlina
 Teddy kurniawan

PROGRAM S1 IKM
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya, salawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah kami telah dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sebagai pertanggung

jawaban, kami telah menulis makalah dengan Pokok bahasan “ Standar Kualitas Tanah ”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu

kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan membangun demi

kesempurnaan laporan dimasa yang akan datang.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua khususnya

bagi kami dan juga menjadi amal.

Padang, Februari 2017

Penulis

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… 1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. 2

BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………................. 3
TUJUAN........................................................................................................ 4

BAB II
PEMBAHASAN
A. STANDAR KUALITAS TANAH............................................................. 5
B. PENURUNAN KUALITAS TANAH DAN DAMPAKNYA....……...... 10
C. UPAYA MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAH...…………. 11

BAB III
KESIMPULAN………………………………………………………..… 13
SARAN …………………………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG
Kualitas Tanah Secara umum kualitas tanah (soil quality) didefenisikan sebagai
kapasitas tanah untuk berfungsi dalam suatu ekosistem dalam hubungannya dengan daya
dukungnya terhadap tanaman dan hewan, pencegahan erosi dan pengurangan terjadinya
pengaruh negatif terhadap sumberdaya air dan udara (Karlen et al., 1997).
Kualitas tanah dapat dilihat dari 2 sisi (Seybold et al., 1999) : 1. Sebagai kualitas
inherent tanah (inherent soil quality) yang ditentukan oleh lima faktor pembentuk tanah, atau 2.
Kualitas tanah yang bersifat dinamis (dynamic soil quality), yakni perubahan fungsi tanah
sebagai fungsi dari penggunaan dan pengeloaan tanah oleh manusia.
Terdapat konsesus umum bahwa tata ruang lingkup kualitas tanah mencakup tiga
komponen pokok yakni (Parr et al., 1992) : 1. Produksi berkelanjutan yakni kemampuan tanah
untuk meningkatkan produksi dan tahan terhadap erosi. 2. Mutu lingkungan, yaitu mutu air,
tanah dan udara dimana tanah diharapkan mampu mengurangi pencemaran lingkungan,
penyakit dan kerusakan di sekitarnya. 3. Kesehatan makhluk hidup, yaitu mutu makanan
sebagai produksi yang dihasilkan dari tanah harus memenuhi faktor keamanan (safety) dan
komposisi gizi.
Universitas Sumatera Utara Karena bersifat kompleks, kualitas tanah tiidak dapat diukur
namun dapat diduga dari sifat-sifat tanah yang dapat diukur dan dapat dijadikan indikator dari
kualitas tanah (Acton dan Padbury, 1978 dalam Islam dan Weil, 2000). Indikator Kualitas
Tanah Indikator kualitas tanah adalah sifat fisika, kimia dan biologi serta proses dan
karakteristik yang dapat diukur untuk memantau berbagai perubahan dalam tanah (USDA,
1996).
Secara lebih spesifik Doran dan Parkin (1994) menyatakan bahwa indikator kualitas
tanah harus memenuhi kriteria: a. Berkorelasi baik dengan berbagai proses ekosistem dan
berorientasi modeling. b. Mengintegrasikan berbagai sifat dan proses kimia, fisika dan biologi
tanah. c. Mudah diaplikasikan pada berbagai kondisi lapang dan dapat diakses oleh para
pengguna. d. Peka terhadap variasi pengelolaan dan iklim (terutama untuk menilai kualitas

3
tanah yang bersifat dinamis). e. Sedapat mungkin merupakan komponen basis tanah. Selama ini
evaluasi terhadap kualitas tanah lebih difokuskan terhadap sifat fisika dan kimia tanah karena
metode pengukuran yang sederhana dari parameter tersebut relatif tersedia (Larson and Pierce,
1991).
Meskipun banyak sifat-sifat tanah yang potensial untuk dijadikan indikator kualitas
tanah, namun, pemilihan sifat-sifat tanah yang akan digunakan untuk indikator kualitas tanah
sangat tergantung pada tujuan dilakukuannya evaluasi. Karlen et al., (1997) menyatakan bahwa
untuk mengimplementasikan penilaian kualitas tanah, perlu dilakukan identifikasi indikator-
indikator yang sensitif terhadap praktek produksi pertanian. Jangka waktu suatu pengelolaan
juga akan berpengaruh terhadap pemilihan parameter yang akan digunakan. Idealnya indicator-
indikator tersebut akan dapat dideteksi perubahannya dalam jangka waktu pendek (1 – 5 tahun)
setelah dilakukannya perubahan pengelolaan.

2.TUJUAN

1. Mengetahui defenisi standar Kulaitas Tanah.


2. Mengetahui Indikator yang mengetahui Standar Kualitas Tanah
3. Mengetahui Penurunan Kualitas Tanah dan Dampaknya.
4. Mengetahui Upaya mempertahankan kesuburan Tanah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Standar kualitas tanah


Tanah adalah hasil pengalih ragaman bahan mineral dan organik yang berlangsung di
muka daratan bumi di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu
sangat panjang, dan berwujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi
tertakrifkan (Schroeder, 1984). Tanah dapat dimanfaatkan untuk keperluan tertentu karena
mempunyai sejarah pembentukan yang membangkitkan sifat dan perilaku fungsi tanah. Sifat
dan perilaku fungsi tanah mempengaruhi ketermanfaatan tanah sehubungan dengan
kemampuan tanah untuk mempertahankan produktivitasnya dan juga secara bertahap
meningkatklan resistensi terhadap dampak kerusakan lingkungan.
Resistensi tanah dalam istilah ini berhubungan dengan kualitas tanah dalam arti
recovery fungsi tanah sedangkan resistensi tanah berhubungan dengan kualitas tanah dalam
arti derajat perubahan tanah dalam fungsi tanah sebagai hasil gangguan. Selama gangguan,
kualitas tanah menjadi fungsi resistensi tanah, sedangkan setelah gangguan maka kualitas
tanah merupakan fungsi dari resiliensi tanah.
Kualitas tanah (soil health atau soil quality) adalah kondisi tanah yang menggambarkan
tanah itu sehat, yaitu mempunyai sifat tanah yang baik dan produktifitasnya tinggi secara
berkelanjutan. (Utomo, 2002 dan Reintjes et al, 1999). Tanah yang berkualitas, tidak saja
tanah tersebut subur dan produktif akan tetapi harus mencakup aspek lingkungan dan
kesehatan.
Tanah yang berkualitas tidak akan menunjukkan polusi yang nyata, tidak mengalami
degradasi, tidak meracuni tanaman, menghasilkan produksi pertanian yang aman dikonsumsi
baik oleh manusia maupun hewan dan memberika keuntunga pada petani secara
berkelanjutan.
Menurut Doran dan Parkin (1993) pengertian kualitas tanah harus mencakup:
(1) produktivitas, kemampuan tanah untuk mengahsilkan tanaman
(2) kualitas lingkungan, kemampuan tanah untuk menetralisis kontaminan-kontaminan
lingkungan, pathogen dan aspek-aspek merusak lainya

5
(3) Kesehatan, kemampuan tanah mempertahankan kesehatan tanaman, hewan dan manusia.

Sifat Tanah yang


mempengaruhi kulitas Tanah

Sifat Fisika Sifat Kimia Bilogi Tanah

Gambar 1.1 Indikator yang mempengaruhi Kualitas Tanah

•Kapasitas menahan air tanah


•laju infiltrasi
FISIKA •agregasi dan struktur tanah
•berat isi tanah
•tekstur tanah

•Bahan Organisk Tanah


KIMIA •ketersediaan Hara
•keasaman Tanah

•Biomassa Biota Tanah


BIOLOGI •Biodiversitas Tanah
•aktivitas Respireasi dan Mineralisasi Tanah

Kualitas tanah merupakan tanah dapat melakukan fungsinya seperti yang kita
inginkan, lebih spesifiknya kualitas tanah adalah kapasitas dari jenis tanah tertentu untuk
melakukan fungsinya dengan jaringan ekosistem alami maupun buatan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman dan hewan selain itu juga untuk meningkatkan
kualitas air dan udara dan mendukung kehidupan serta kesehatan manusia.
Beberapa orang memiliki konsep yang berbeda mengenai kualitas tanah, sebagai contoh :
1. Orang pertanian mengartikan kualitas tanah sebagai produktivitas lahan tinggi,
keuntungan yang maksimal atau pelestarian tanah.

6
2. Konsumen mengartikan kualitas tanah sebagai lahan yang dapat ditamani, lahan yang
sehat, dan sumber makanan yang murah, saat ini dan untuk generasi yang mendatang.
3. Ilmuwan, mengartikan kualitas tanah sebagai keseimbangan alam dan lingkungan.
4. Pecinta alam mengartikan kualitas tanah sebagai fungsi potensial ekosistem dalam
meningkatkan keragaman biodiversitas kualitas air, siklus hara dan produksi biomassa.

Dalam tatanan konsepnya, kualitas tanah erat kaitannya dengan kesehatan tanah.
Kesehatan tanah memberikan air dan udara yang bersih, kelestarian tanaman dan hutan,
produktifitas lahan, keanekaragaman hayati, dan keindahan alam lingkungan.
Tanah melakukan kegiatan tersebut melalui 5 fungsi essensial yaitu :
a) Mengatur perputaran air, Tanah berperan dalam membantu mengontrol air hujan, Salju
yang mencair dan mengalirnya air irigasi
b) Menyangga keberhasilan tanaman dan hewan, diversitas dan produktivitas hayati
tergantung pada tanah.
c) Menyaring bahan-bahan polutan atau racun yang potensial. Mineral dan mikroba
dalam tanah peka dalam menyaring, menyangga, mendegradasi, dan mendetoksifikasi
bahan organik dan anorganik.
d) Daur nutrisi. karbon, nitrogen, fosfor dan berbagai unsur hara disediakan,
ditransformasi, dan didaur ulang oleh tanah.
e) Meningkatkan struktur. Kestabilan tanah berperan untuk menopang bangunan di
atasnya dan fosil arkeologi yang tersimpan dalam tanah yang berhubungan dengan
perilaku manusia purba (culture aspect).

3 fungsi tanah yang utama yaitu:


1. Sebagai medium pertumbuhan tanaman.
2. Mengatur dan membagi aliran air dalam ekosistem
3. Sebagai penyangga lingkungan.

Kualitas tanah merupakan kombinasi dari sifat statis dan dinamis tanah. Fokus dari
kualitas tanah ialah bagaimana sifat dinamis tanah itu berfungsi dan bagaimana perubahannya
sehubungan dengan sifat statis tanah.

7
Kualitas tanah statis adalah fungsi kemampuan tanah alami, contohnya tanah pasiran
meloloskan air lebih cepat daripada tanah lempungan. Tanah dengan solum dalam
mempunyai ruang yang cukup untuk perakaran dari pada tanah dangkal. Sifat tanah statis
mengalami perubahan yang sangat terbatas kaitannya dengan penggunaan dan pengelolaan
lahan. Sifat statis ini meliputi tekstur tanah, kedalaman tanah, tipe mineral, kapasitas tukar
kation, dan kelas drainase. Karakteristik statis ini tidak mudah dirubah.
Pembentukan tanah tergantung dari lima faktor pembentuknya yaitu :
 Iklim (presipitasi dan temperatur)
 Topografi (bentuk lahan)
 Biota (mikroba, hewan dan vegetasi yang mendominasi)
 Bahan induk
 Waktu

Kualitas tanah dinamik adalah tanah yang berubah tergantung pada pengelolaannya. Sifat
tanah dinamis dapat berubah selama penggunaan lahan atau pengelolaannya masih dilakukan.
Sifat tanah dinamis meliputi :
1. Bahan organic,
2. Struktur tanah,
3. Kapasitas infiltrasi,
4. Berat jenis,
5. Kapasitas menahan air dan unsur hara.

Perubahan sifat dinamis tanah tergantung pada praktek pengelolaan lahan dan sifat statis
tanah. Sebagai contoh kandungan bahan organik tanah tergantung pada praktek pengolahan
dan pengelolaan tanaman, tetapi jumlah total bahan organik tanah dipengaruhi oleh tekstur
tanah dan iklim. Beberapa sifat misalnya berdasarkan sifat statisnya berat jenis tanah berada
pada kisaran kedalaman 20-50 cm, sedangkan untuk sifat dinamis berat jenis berada di dekat
permukaan tanah.
Tujuan utama dari penelitian kualitas tanah adalah mempelajari bagaimana cara
mengelola tanah yang dapat meningkatkan fungsi tanah. Perbedaan respon tanah terhadap
pengelolaan tergantung pada sifat statis tanah dan keadaan bentang lahan sekitar.

8
Pengelolaan Kualitas Tanah Kombinasi masing-masing tipe tanah dan penggunaan lahan yang
dipakai untuk keperluan praktek yang berbeda dalam menetapkan kualitas tanah.
Sebelumnya beberapa prinsip digunakan dalam sebagian besar situasi antara lain :
 Penambahan bahan organic, umumnya berhubungan dengan berbagai macam aspek
kualitas tanah. Bahan organik dan organisme dekomposer dapat meningkatkan kapasitas
memegang air, ketersediaan hara dan membantu mencegah peningkatan erosi
 Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan. Pengolahan tanah memiliki efek yang
positif tetapi ini juga meningkatkan degradasi bahan organik, merusak struktur tanah dan
menyebabkan pemadatan.
 Pemberian pupuk secara aman dan penggunaan pestisida, dalam penambahan pupuk dan
pestisida dapat membahayakan organisme lain dan mencemari air dan udara jika tidak
diolah. Kompos dan bahan organik lainnya juga dapat menjadi polutan bila salah
diaplikasikan atau aplikasi berlebih. Pada sisi positifnya pupuk dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman danjumlah bahan organik yang dikembalikan dalam tanah
 Meningkatkan kapasitas penutupan tanah. Bahan penutup tanah tanah terhadap erosi
angin, air dan juga pengeringan serta penjenuhan. Bahan penutup tanah melindungi tanah,
menyediakan habitat yang lebih luas untuk organisme tanah seperti serangga dan cacing,
dan juga dapat meningkatkan ketersediaan air. Bahan penutup tanah dan residu yang
terdapat pada permukaan tanah meningkatkan jangka waktu penutupan permukaan tanah
setiap tahunnya
 Meningkatkan diversitas tanaman. Keanekaragaman menguntungkan untuk beberapa
alasan. Setiap tanaman memberikan masukan khusus terhadap struktur akar dan jenis
residu ke dalam tanah. Keanekaragaman mikroorganisme tanah membantu dalam kontrol
populasi hama, dan keanekaragaman tersebut dapat mengurangi tekanan penyakit.
Keanekaragaman menurut bentang lahan dan waktu dapat ditingkatkan dengan
menggunakan larik penyangga lahan yang kecil dan penanaman menurut kontur, rotasi
tanaman dan melalui praktek pengolahan yang bervariasi. Perubahan vegetasi menurut
bentang lahan dan waktu meningkatkan diversitas tanaman dan tipe serangga,
mikroorganisme dan kehidupan liar yang hidup di dalamnya.

9
B. Penurunan Kualitas Tanah dan Dampaknya
Selain fungsi tanah sebagai penyediaan berbagai sumber daya dan habitat bagi mahluk
hidup, tanah juga merupakan reseptor dari sejumlah besar bahan pencemar. Tanah merupakan
tempat penampungan berbagai bahan kimia yang berasal dari rembesan penumpukan sampah
(landfill), instalasi pengolahan Air limbah, dan sumber-sumber lainya. Dalam beberapa kasus,
lahan pertanian yang terkontaminasi pestisida menyebabkan terjadinya penumpukan bahan
berbahaya dan beracun di dalam tanah.Tidak berbeda dengan udara dan air, tanahpun dapat
mengalami penurunan kualitas tanahnya, tanah tidak dapat lagi memberikan daya dukung
bagi kehidupan manusia secara optimal.
Penurunan kualitas tanah terutama di sebabkan oleh kehadiran bahan-bahan
pencemaran di tanah. Selain itu, kualitas tanah juga dapat menurun disebabkan oleh erosi.
Pada dasarnya erosi dapat menyebabkan merosotnya produktivitas lahan, rusaknya
lingkungan, terganggunya keseimbangan ekosistem dan rusaknya lingkungan. Bila keadaan
lebih parah lagi aka terbentuk lahan kritis. Erosi menyebabkan tersingkapnya lapisan tanah
yang lebih asam, terbentuknya lapisan dengan kandungan aluminium yang lebih tinggi,
menurunkan kandungan bahan organik, unsure-unsur hara menjadi lebih rendah dan
membentuknya lapisan bawah yang lebih padat.
Beberapa ahli mengemukakan bahwa penurunan kualitas tanah telah memberikan
dampak nyata pada kesehatan, seperti dampak dari kekurangan unsur-unsur hara mikro yang
terkandung dalam bahan makanan terhadap kesehatan manusia. Salah satu contoh adalah
selenium (se) yang bersifat toksin pada dosis tinggi tetapi sangat di butuhkan dalam
konsentrasi mikro. Kekurangan unsure mikro ini memberikan efek yang merugikan bagi
manusia dan hewan.
Adakalanya dampak kesehatan yang terjadi adalah sebagai akibat pemaparan bahan-
bahan beracun tidak langsung tetapi melalui air minum, udara ataupun rantai makanan, ketika
sumber minuman melalui tanah yang terkonta minasi, maka kontaminan akan masuk kedalam
air minum. Ketika makanan tumbuh di tanah yang terkontaminasi, kontaminan masuk melalui
rantai makanan.
Selain dampak dari kekurangan unsure-unsur hara mikro, tanah juga dapat berfungsi
sebagai media penyebar penyakit. Penyakit yang di sebarkan melalui tanah tersebut dapat
berupa penyakit menular dan tidak menular. Penyakit yang menular di sebapkan oleh bakteri

10
terutama pembuatan spora seperti bakteri tetanus dan anthrax. Penyakit tidak menular
umumnya di akibat kan karena kehadiran bahan berbahaya dan beracun di dalam tanah.

C. Upaya mempertahankan kesuburan tanah


1. Konservasi tanah dan air
Kerusakan tanah dapat dikurangi dan dicegah melalui konservasi tanah. Konservasi tanah
yaitu pemeliharaan dan perlindungan terhadap tanah secara teratur guna mengurangi dan
mencegah kerusakan tanah dengan cara pelestarian.
Strategi dalam konservasi tanah harus mengarah pada ketentuan sebagai berikut :
a. Melindungi tanah dari hantaman air hujan dengan menutup permukaan tanah.
b. Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas infiltrasi.
c. Meningkatkan stabilitas agregat tanah
d. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dengan meningkatkan kekasaran permukaan
lahan.
Teknologi konservasi tanah telah diterapkan untuk mengendalikan erosi dan mencegah
degradasi lahan. Untuk memanen air dan mencegah kehilangan air melalui aliran
permukaan, perkolasi dan evaporasi diperlukan teknologi konservasi air.
Secara umum ada tiga cara pendekatan pengendalian erosi yang dapat dilakukan dan satu
sama lain harus menunjang, yaitu cara Vegetatif,cara mekanis dan cara kimia.
a) Cara Vegetasi
Hutan, perkebunan dan pola tanam campuran perlu dikembangakan sesuai dengan
fungsinya, yaitu sebagai pelindung tanah dari daya perusak. Termasuk dalam cara
vegetatif dalam usaha konservasi tanah dan air antara lain adalah :
 Rotasi atau pergiliran tanaman
 Penghijauan dan reboisasi
 Melaksanakan strip cropping
 Penanaman dengan rumput makanan ternak
 Menutup tanah dengan mulsa
 Penanaman saluran-saluran pembuangan dengan rumput.

11
b)Cara Mekanis
Cara mekanis dalam pengawetan tanah dan memelihara kesuburan tanah merupakan
penerapan teknologi sipil untuk mempertahankan,memulihkan,meningkatkan kesuburan
tanah. Pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilangdari
tanahpertanian terutama lapisan Top soil.
Cara mekanis ini antara lain :
 Pengolahan tanah yang tepat, yaitu memotong arah kemiringan lereng.
 Pembuatan galengan
 Pembuatan drainase pada tempat tertentu.
Bangunan yang dibuat pada umumnya berfungsi memperlambat Run Off serta
menampung dan menyalurkan air permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak.

c) Cara Kimia
Salah usaha untuk mencegah terjadinya pengikisan lapisan Top soil adalah
memperbaiki struktur tanah. Usaha memantapkan struktur tanah dapat
dilakukandengan penambahan senyawa kimia baik secara buatan maupun
alami.pemberian bahan pemantap tanah ( Top Soil ) bertujuan untuk meningkatkan daya
ikat anatara partikel – partikel tanah sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah
seperti aerasi,porositas, dan infiltrasi. Cara pemberian bahan pemantap tanah kedalam
tanah dapat dilakukan dengan penyemprotan langsung keatas permukaan
tanah,dicampur dengan tanah secara merata dan dengan cara memasukan langsung
kedalam lubang tanaman.

2. Penerapan sistem pertanian terpadu


Penerapan sistem pertanian terpadu merupakan suatu sistem pertanian yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu yang mendukung terlaksananya agroekosistem mantap. Dalam
mencapai tujuannya perlu melihat bahwa pertanian merupakan suatu sistem yang terdiri
dari berbagai subsistem dengan menerapkan teknologi tertentu.

12
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Kualitas tanah adalah bagaimana tanah dapat melakukan fungsinya seperti yang kita
inginkan, lebih spesifiknya kualitas tanah adalah kapasitas dari jenis tanah tertentu untuk
melakukan fungsinya dengan jaringan ekosistem alami maupun buatan untuk meningkatkan
produktivitas tanaman dan hewan selain itu juga untuk meningkatkan kualitas air dan udara dan
mendukung kehidupan serta kesehatan manusia. Karakteristik statis ini tidak mudah dirubah.
Kualitas tanah dinamik adalah tanah yang berubah tergantung pada pengelolaannya. Sifat tanah
dinamis meliputi perubahan sifat dinamis tanah tergantung pada praktek pengelolaan lahan dan
sifat statis tanah.
Peningkatan kualitas tanah dapat ditempuh melalui :
a. Pengelolaan sifat tanah statis dan dinamis yang meliputi :
1. Penambahan bahan organic.
2. Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan.
3. Pemberian pupuk secara aman dan penggunaan pestisida,
4. Meningkatkan kapasitas penutupan tanah.
5. Meningkatkan diversitas tanaman.
b. Pengelolaan tanah:
a. Uji tanah.
b. Konservasi tanah dan air.
c. Penggunaan bahan organik dan pupuk hayati.
d. Meningkatkan keadaan fisika tanah.
e. Penyelesaian masalah tanah.
f. Peningkatan penggunaan unsur hara sekunder dan mikro.

B. Saran

Dari penjelasan diatas penulis tahu bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen serta pembaca agar makalah
ini bisa lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Doran. J.W., M. Sarrantonio, and M.A. Liebig. 1996. Soil health and sustainability. Advances in
Agronomy. 56:1-54.
Karlen, D. L. and Mausbach, M. J. 2001. Soil Quality Assesment.

14

Anda mungkin juga menyukai