Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH PKN 1

TENTANG

INDIVIDU SEBAGAI INSAN TUHAN YANG MAHA ESA dan MAKHLUK SOSIAL

OLEH

KELOMPOK 3:

1. Ahmad Fauzan (18129070)

2. Anggie Rezki Wira Verdila (18129227)

3. Dini Anggraini (18129242)

4. Lysa Putri Maharani (18129275)

5. Ummul Khairin (18129324)

6. Zakiyatul Fikrah (18129338)

DOSEN PENGAMPU : Yesi Anita.S.Pd,M.Pd

SEKSI : 18 AT 14

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan
kasih-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ‘’HAKIKAT INDIVIDU SEBAGAI
INSAN TUHAN YANG MAHA ESA,MAKHLUK SOSIAL”

Makalah ini diharapkan dapat menjadi bacaan para pembaca agar menjadi  warga negara
yang baik dan bertanggung  jawab karena materi disajikan mengarah pada terbentuknya individu
sebagai makhluk tuhan yang maha esa yang berpengaruh terhadap kehidupan bernegara serta
dimensi, serta individu sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, makalah ini diharapkan agar
bangsa indonesia memiliki sikap yang kritis terhadap posisi dan kondisi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada saat ini

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing atas saran dan
bimbingannya, sehingga makalah ini bisa diselesaikan, walau pun masih jauh dari kata
sempurna. Tetapi penulis berharap atas saran dan kritikannya guna penulisan makalah
selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada para pembaca yang sudah berkenan
membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagai
kami dan pembaca.

Padang, 10 September 2019

ii
Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang iii
B. Rumusan Masalah iii
C. Tujuan Penulisan iii
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa
B. Hakikat Individu 2
C. Individu Sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa 6
D. Individu Sebagai Makhluk Sosial 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
KEPUSTAKAAN 16

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia mempunyai kelebihan diantara semua makhluk. Kelebihan itu ialah bahwa
manusia mempunyai dua dimensi. Pertama, dimensi materi (mâdah) yang dalam kajian
filsafat dinamakan juga dengan dimensi hewani (jisim). Jika dilihat dari dimensi ini maka
manusia sama dengan hewan lainnya. Kedua,manusia juga mempunyai dimensi spiritual.
Dimensi ini adalah dimensi malakuti, yang dalam filsafat dinamakan dengan roh (nafs).
1. Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia. Manusia itu terdiri
dari dua bagian, jasad dan roh atau subtansi dan yang bukan
subtansi.
2. Pengertian ini diamini oleh Descarte yang menyatakan bahwa manusia
terdiri dari tubuh (body) dan jiwa (soul). Tubuh dianggap sebagai
yang tidak berfikir sedang jiwa adalah sebaliknya
3. Ini juga diikuti oleh Spinoza yang melalui reduksi panteistik terhadap
suatu benda memasukan body dan soul manusia kepada Tuhan.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur jiwa dan raga. Seseorang dikatakan makhluk individu manakala unsur-unsur
tersebut menyatu dalam dirinya. Jika dalam dirinya unsur-unsur tersebut tidak menyatu maka
tidak bisa dikatakan sebagai makhluk individu. manusia sebagai makhluk individu
mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam individu tidak terbagi, merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas, tidak ada
manusia yang mirip sekali.dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki
keunikan tersendiri. Manusia sebagai individu membutuhkan interaksi dengan individu lain
agar dapat bertahan hidup.

v
Dalam berinteraksi setiap individu pada umumnya membentuk kelompok. Kelompok
adalah sekumpulan manusia yang merupakan kesatuan dan memiliki identitas, dimana
identitas tersebut dapat berupa adat istiadat dan sistem norma yang mengatur pola interaksi
masyarakat manusia yang hidup di dalam masyarakat sendiri, kelompok terbagi menjadi
beberapa golongan misalnya kelompok profesi, kelompok aliran, kelompok bermain dan
sebagainya. Setiap kelompok juga memiliki karakteristik sendiri-sendiri.

B.RumusanMasalah
1. Apakah yang dimaksud dengan individu ?
2. Bagaimana Individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa?
3. Apa landasan negara tentang diperbolehkan mengakui Tuhan?
4. Bagaimana Individu sebagai makhluk sosial?

C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat dari individu
2. Untuk mengetahui keterkaitan antara individu dengan Tuhan Yang Maha Esa
3. Untuk mengetahuiapakah negara kita memperbolehkan mengakui tuhan
4. Untuk mengetahui hakikat individu sebagai makhluk sosial

vi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa dan Individu Sebagai Makhluk
Sosial

1. Pengertian Individu

Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam
ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk,
memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka
dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik
dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik
jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling
berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. 

Apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang
bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai
pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini
maka individu terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup,
yang akhirnya muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu
masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan:
pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. Kedua takluk
terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi masyarakat.

 Hakikat manusia

vii
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia didudukkan sesuai dengan
kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.

1.    Kodrat manusia

Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat sah, kemampuan atau bakatbakat alami yang
melekat pada manusia, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa. Ditinjau dan kodratnya, kedudukan manusia secara pribadi antara lain
sesuai dengan sifat-sifat aslinya, kemampuannya, dan bakat-bakat alami yang melekat padanya.

2.    Harkat manusia

Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

3.    Martabat manusia

Martabat manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah kedudukan manusia
yang terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi sehingga
manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan martabatnya,
kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebih terhormat dibandingkan dengan makhluk lainnya.

4.    Hak asasi manusia

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimihiki oleh setiap manusia sebagai anugerah
dan Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak hidup, hak milik, dan hak kebebasan atau kemerdekaan.

5.    Kewajiban manusia

Kewajiban manusia artinya sesuatu yang harus dikerjakan oleh manusia. Kewajiban
manusia adalah keharusan untuk melakukan sesuatu sebagai konsekwensi manusia sebagai
makhluk individu yang mempunyai hak-hak asasi. Ditinjau dan kewajibannya, manusia
berkedudukan sama, artinya tidak ada diskriminasi dalam melaksanakan kewajiban hidupnya
sehari-hari.

 Karakteristik Manusia Sebagai Mahluk Individu

Setiap insan yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang berbeda atau menjadi
dirinya sendiri, sekalipun sanak kembar. Itulah uniknya manusia. Karena dengan adanya
individulitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat,
daya tahan yang berbeda. Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri
yang sangat essensial dari adanya individualitas pada diri setiap insan.

viii
Menurut Oxendine dalam (Tim Dosen TEP, 2005) bahwa perbedaan individualitas setiap
insan nampak secara khusus pada aspek sebagai berikut:

1 Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, kemampuan bertindak.

2.     Perbedaan sosial: status ekonomi,agama, hubungan keluarga, suku.

3.     Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat dan sikap.

4.     Perbedaan kecakapan atau kepandaian

2.Individu Sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa

Dalam pembahasan tentang materi individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa,
difokuskan kepada individu sebagai warga negara yang menganut agama, Setiap ajaran
agama menuntut untuk berperilaku baik yang diaplikasikan dalam kehidupan secara
horizontal, disamping mengabdi dalam bentuk ibadat ritual vertikal sesuai dengan
keyakinannya.

Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau sebagai diri
pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan dalam Kitab Suci Al Quran bahwa Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “.

Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang
paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa
berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain,
manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain,
yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia
mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di
muka bumi.

Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia


selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah
Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada
Tuhannya.

ix
Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan
Yang Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut
diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa
Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat
mengerti bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan.
Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda
kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupun dengan jelas tersurat dalam lingkungan sehari-
hari.

Jika kita amati secara seksama benda-benda atau makhluk ciptaan Tuhan yang ada di sekitar
kita, mereka memiliki unsur yang melekat padanya, yaitu unsur benda, hidup, naluri, dan akal budi.

1. Makhluk Tuhan yang hanya memiliki satu unsur, yaitu benda atau materi saja. Misalnya, batu,
kayu, dan meja.

2. Makhluk Tuhan yang memiliki dua unsur, yaitu benda dan hidup. Misalnya, tumbuh-tumbuhan
dan pepohonan.   

3. Makhluk Tuhan yang memiliki tiga unsur, yaitu benda, hidup, dan naluri/ instink. Misalnya,
binatang, temak, kambing, kerbau, sapi, dan ayarn.

4. Makhluk Tuhan yang memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup, naluri/instink, dan akal budi.
Misalnya, manusia merupakan makhluk yang memiliki keunggulan dibanding dengan makhluk
yang lain karena manusia memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup, instink, dan naluri.

Individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa, difokuskan kepada individu sebagai warga
negara yang menganut agama. Setiap ajaran agama menuntut untuk berperilaku baik yang
diaplikasikan dalam kehidupan secara horizontal, disamping mengabdi dalam bentuk ibadat ritual
vertikal sesuai dengan keyakinannya.

Masing-masing agama memiliki kewajiban ibadat yang ritual yang bersifat vertikal yaitu untuk
mengabdi kepada Tuhan sebagai pencipta misalnya umat islam melaksanakan ibadat ritualnya di

x
Mesjid, umat katolik dan protestan beribadat di Gereja, umat Hindu beribadat di Kelenteng dan umat
Budha beribadat di Pura. Ketika umat Hindu melaksanakan kewajiban ibadatnya di Kelenteng, tentu
umat beragama yang lainnya harus bersikap toleran dan menghormatinya. Jika sikap ini dimiliki oleh
setiap umat beragama, tentu kehidupan rukun antar umat beragama akan terjalin.

 Individu yang menghargai keberagaman agama

Kelangsungan kegiatan keagamaan dijamin oleh perundang-undangan seperti pada


Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945, dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana serta
pada perundang-undangan yang lainnya.

Agama Islam mengajar bahwa belum sempurna iman seseorang, kalau kasih sayang kepada
orang belum sama dengan kasih sayang kepada dirinya. Bahkan agama Islam mengajarkan
salah satu ciri orang yang beriman adalah orang itu mencintai negaranya.

Agama Kristen Katholik mengajarkan bahwa tujuan Tuhan menciptakan manusia untuk
kebahagiaan manusia, dosa menghancurkan kebahagiaan manusia, dan Yesus Kristus
pembebas manusia dari dosa.

Dalam agama Hindu dikenal dengan ajaran yang tersirat dalam Sloka Moksartham jagat
hitaca iti dharma artinya tujuan agama (dharma) ialah tercapainya kesejahteraan dunia (jagat
hita) dan kebahagiaan spritual (moksa). Selanjutnya dirinci menjadi empat yaitu yang
disebut Catur Purusa Artha yaitu empat tujuan hidup manusia yaitu Dharma, Artha, Kama
dan Moksa.

Dalam agama Budha dikenal dengan ajaran Catur Paramita yaitu empat sifat luhur di
dalam hati nurani manusia yaitu, Metta atau Maitri, Karuna, Mudita, dan Upekha.

 Bangsa indonesia adalah bangsa yang religius

Alinea ke-2 Pembukaan UUD 1945

Atas berkat rahmat allah yang maha kuasa dengan didorongkan oleh keinginan
luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,maka rakyat indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.

 Jaminan Negara

Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945

xi
1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap pendudukk untuk memeluk agamanya


masing masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan itu.

KUHP Pasal 156 a

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa dengan


sengaja dimuka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan:

a. Yang Pada pokoknya bersifat permusuhan,penyalahgunaan atau penodaan


terhadap suatu agama yang dianut diindonesia

b. Dengan maksud agar orang tidak menganut agama apapun juga yang tidak
bersendikan TYME

 Kewajiban sebagai warga negara

a. Kehidupan sebagai warga negara yang kuat sesuai dengan kewajiban


agamanya

b. Hidup bersama secara rukun,toleran dan ,menghormati sesama

3.Individu sebagai makhluk sosial

Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat
mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia
menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran
dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium
kehidupan sosial.

Individu sebagai makhluk sosial dibuktikan dengan timbulnya pasangan, kelompok,


keluarga, masyarakat dan bangsa. Hal-hal tersebut merupakan indikator bahwa manusia sebagai
individu memerlukan orang lain dalam memenuhi kebutuhan. Seperti dikatakan oleh Harold J.
Laski Society is a group human beings living together and working together for the satisfaction
of there mutual wants. Maksudnya bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup
bersama dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan mereka bersama. Dalam
kaitannya sebagai warga negara hidup bersama dalam sebuah bangsa/negara untuk memenuhi
kebutuhan bersama harus dibangun kehidupan yang damai tanpa mengabaikan nilai, moral, dan
norma dalam koridor negara yang demokrasi.

Menurut Harold Lasswell ada delapan nilai yang terdapat dalam masyarakat yaitu :

xii
1.    Kekuasaan,

2.    Pendidikan,

3.    Kekayaan,

4.    Kesehatan,

5.    Keterampilan,

6.    Kasih sayang,

7.    Kejujuran,

8.    Keseganan.

  

 Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik
beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki
unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:

1.    Dorongan untuk makan

2.    Dorongan untuk mempertahankan diri

3.    Dorongan untuk melangsungkan jenis

Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya


sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang
saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan
oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.

Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru


dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :

1. Penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk


pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah
pengetahuan. 

xiii
2. Penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak
terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam
masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi
juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas
bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk
membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu
sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.

Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu
bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud
adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya.

Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri
dari tiga hal yakni :

 Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu


sama lain

 .Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia
yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan
dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan
membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk
kondisi seperti semula

 .Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang
sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.

Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena
manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui
medium kehidupan sosial.

Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak
pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.

xiv
 Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri.
Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain.
Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan
manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk
sosial.

Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum,
mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam
perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling membantu. Sebab
kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama
dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan
yang baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan.

Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab


untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan
”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam
bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.

  

 Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki


keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia
adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang
interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga
suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara.

Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-


konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini
adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang
diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak
pribadi demi kepentingan bersama. Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang
luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada
zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat
sendiri.

Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan
emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional
dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan,
dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh
xv
apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan
kehidupan bermasyarakat.

Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat
menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang
dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia
karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia
dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian
terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan
kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.

Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia
hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam
memenuhi kebutuhan rohani

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam
ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk,
memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Dalam pembahasan tentang materi individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa,
difokuskan kepada individu sebagai warga negara yang menganut agama, Setiap ajaran
agama menuntut untuk berperilaku baik yang diaplikasikan dalam kehidupan secara
horizontal, disamping mengabdi dalam bentuk ibadat ritual vertikal sesuai dengan
keyakinannya.
Individu sebagai makhluk sosial dibuktikan dengan timbulnya pasangan, kelompok,
keluarga, masyarakat dan bangsa. Hal-hal tersebut merupakan indikator bahwa manusia
sebagai individu memerlukan orang lain dalam memenuhi kebutuhan. Seperti dikatakan oleh
Harold J. Laski Society is a group human beings living together and working together for the
satisfaction of there mutual wants. Maksudnya bahwa masyarakat adalah sekelompok
manusia yang hidup bersama dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan
mereka bersama

xvi
B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah i
ni. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

KEPUSTAKAAN

Udin.S,Wiranata Putra.2002.Materi dan Pembelajaran PKN SD.Pusat Penelitian UT

https://kuliahnyata.blogspot.com/2013/06/individu-sebagai-insan-tuhan-makhluk. html (diakses


tanggal 07 september 2019)

https://www.academia.edu/18285817/MAKALAH_MANUSIA_SEBAGAI_MAKHL
UK_INDIVIDU_DAN_MAKHLUK_SOSIAL (diakses tanggal 07 september 2019)

https://docplayer.info/31636012-Manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-s
sial.html (diakses tanggal 07 september 2019)

https://search.mysearch.com/MAKALAH+MANUSIA+SEBAGAI+MAKHLUK+IN
DIVIDU&tpr=5&ots=1568652781465 (diakses tanggal 07 september 2019)

xvii
LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK

TANGGAL 10 SEPTEMBER 2019

PERTANYAAN

1. RAHMI HANIFAH

Bagaimanakah sikap yang baik dari individu sebagai makhluk sosial?

Jawaban:

 Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan
kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

 Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang
dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan
itu sebagai sesuatu yang sempurna.

 Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang
diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami
superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika
mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.

 Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi
masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

 Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang
berlaku di lingkungannya.

 Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi,
depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)

 Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya
berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya
mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan
keterampilan.

 Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian
terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir,
menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain,
tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang
lain, karena kekecewaan dirinya.

xviii
 Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat
dalam berhubungan dengan orang lain.

 Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari
keyakinan agama yang dianutnya.

 Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor


achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)

2. MELLA SARI

Bagaimana pandangan kelompok penyaji tentang individu sebagai insan Tuhan Yang
Maha Esa dan contohnya!

Jawaban:

Individu sebagai warga negara yang menganut agama,setiap ajaran agama menuntut
untuk berprilaku baik yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari yang bersifat
horizontal disamping mengabdi dalam bentuk ibadah sesuai dengan keyakinannya.

Contohnya:

umat islam melaksanakan ibadat ritualnya di Mesjid, umat katolik dan protestan
beribadat di Gereja, umat Hindu beribadat di Kelenteng dan umat Budha beribadat di Pura.

Jawaban:

a. Menyadari bahwa yang membedakan manusia di sisi Allah adalah kualitas


ketaqwaan  mereka.

b. Melihat  keragaman ciptaan, bangsa dan suku adalah sesuatu yang wajar dan
niscaya. Allah tidak melihat kemuliaan seseorang dari penampilan luar.

c. Membiasakan diri menghindari sifat-sifat  saling merendahkan, saling mencela, saling


memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, saling berperasangka jelek (saling
curiga), saling mencari-cari kejelekan orang lain, saling menggunjing

3. LEZIA FETRIANI

xix
Jelaskan dan berikan contoh 8 nilai yang terdapat didalam masyarakat pada individu
sebagai makhluk sosial dan bagaimana terhadap Insan Sebagai individu TYME!

Jawaban:

Dari kedelapan nilai tersebut mari kita bahasa satu persatu apakah ada melekat di jiwa
masyarakat indonesia atau tidakkah :

 Kekuasaan : adalah merupakan seseorang menginginkan tingkat paling atas dari segi wilayah harta
dan kemapuan supaya dapat memperolah pujian dari masyarakat banyak. menurut saya ini sangat
melekat masyarakat indonesia. kita mengetahui politik di akhir-akhir ini semakin berkembang di
indonesia dan semakin demokrastif. ke demokrasian dalam merebut kekuasaan merupakan salah satu
menuju hal yang positif kata pakar yang menyebutkanya. mudah-mudahan saja masyarakat indonesia
tidak hanya haus kekuasaan saja tetapi betul-betul mengerti apa yang harus di penuhi sebagai warga
indonesia.

 . Pendidikan. Ini juga salah satu tipe kehidupan bermasyarakat di dunia apalagi di indonesia, karena
tanpa itu kehidupan tingkat kesejahteraan masyarakat indonesia akan menurun, dan mudah saja di
bodoh-bodohi oleh orang yang berpendidikan, maka tak jaran jika dia punya pendidikan maka
tingkat kekuasaan ya akan lebih tinggi dibandingkan yang tidak punya pendidikan

 Kekayaan. adalaha merupakah harta yang dimiliki seseorang yang melimpah melebihi batas
kebutuhanya dalam kehidupan sehari-hari, seminggu, sebulan bahkan bertahun-tahun sekaligus total
kekayaanya tidak habis untuk memnuhi kebutuhanya. karena kekayaan orang bisa menjadi sombong,
dan bisa juga bisa manjadi seorang penderma bagi sesamanya.

 kesehatan adalah suatu yang sangat penting bagi semua orang, jika jiwa dan raganya tidak sehat
maka dia akan nampak tidak berarti atau seperti orang bodoh. di indonesia sendiri kesehatan tersebut
di tangani dan di jamin oleh negara yang dinamakan dengan badan penjami kesehatan nasional yang
di sebut dengan BPJS

 Keterampilan adalah sesatu karya ide yang di tungkan dalam suatu tindakan yang menghasilkan
sesuatu yang sangat berguna bagi orang yang megerjakan bahkan bagi banyak orang yang
membutuhkanya. indonesia dibilang kurang keterampilanya karena enkonomi kreatifnya masih
rendah dibanding dengan negara lain dan juga dibandingkan dengan banyaknya jumlah penduduk
indonesia

 kasih sayang adalah suatu wujud sikap yang ingin di terima olah semua orang, tidak ada di dunia ini
yang ingin di benci oleh individual. kasing sayang di buat karena wujud kebaikan dan ingin
memperoleh pahala setelah dia mati atau kecendrungan ingin ke surga

 kejujuran dan keadilan adalah sautu wujud sikap yang kedamaian tidak berpihak berat sembelah
sehingga ingin menciptkakan kehidupan yang normal dapat di terima oleh akal

 kesegaran dan respect adalah suatu wujud kesehatan yang sudah di jelaskan seperti diatas, jika kita
sehat maka kita akan meras segar dan enak di pandang mata sehingga orang-orang akan menjadi
respect kepada kita dibarengi dengan prilaku yang kita buat.

xx
4. ZAHRA SALSABILA NUR IZZA

Bagaimana jika rohani tidak dipakai dalam kejasmanian dalam warga negara?

Jawaban:

Berikut beberapa dampak buruk yang akan anda rasakan ketika tidak memiliki
keyakinan di dalam hati.

 Kenyamanan indra mutlak sebagai kepuasan baginya. Mereka baru puas jikalau sesuatu
menyentuh atau setidaknya menyaksikan hal-hal duniawi secara langsung.

 Egois, lebih mementingkan diri sendiri. Mereka hanya peduli diri sendiri dimana dialah
yang menjadi pusatnya sedangkan orang lain dianggap sebagai pengganggu/ orang yang
lebih rendah/ orang yang tidak penting.

 Sangat materialistik. Tidak ada uang maka tidak ada kebahagiaan. Tanpa uang dan
kesenangan sesaat mereka tidak mampu bertahan hidup.

 Tidak memiliki harapan. Seolah tidak mempunyai semangat di dalam jiwanya yang
lemah – lesu. Putus asa terlalu cepat.

 Tidak memiliki tujuan hidup. Dunia ini adalah tujuan akhirnya maka apa yang bisa
diraihnya akan berusaha dimiliki jua.

 Bahagianya sangat tergantung pada lingkungan sekitar dan materi yang dimiliki. Tanpa
peran lingkungan maka tidak ada rasa bahagia, tanpa materi yang melimpah di tangan
maka hati cenderung gundah gulana. Mereka tidak pernah belajar mengatakan cukup
untuk kenikmatan dunia yang dimiliki.

 Tidak tahan uji – penuh dengan kebencian, dendam, amarah dan kekerasan. Mereka
hanya mengetahui tentang bagaimana caranya agar dirinya nyaman. Saat ada orang lain
yang berusaha mengganggu ketenangannya maka emosional yang tidak terkendali
menguasai hidupnya.

 Melakukan kejahatan demi materi. Saat hal-hal yang waw itu belum dimilikinya maka
ada kecenderungan untuk menghalalkan segala cara sehingga iapun dapat memperoleh
apa yang diinginkannya.

 Siap-siap masuk neraka. Sekalipun di dunia ini hidup anda bergelimang harta dan syarat
dengan materi namun apalah daya sebab semuanya itu akan ditinggalkan kelak.

xxi
Kesenangan anda yang sesaat di bumi ini telah mengantarkanmu dalam pintur neraka
yang kekal selamanya.

5. ILMA FEBRIANI

Bagaimana Cara menghilangkan diskriminasi?

Jawaban:

Berikut ini adalah cara menghindari diskriminasi  :

1. Menyadari bahwa yang membedakan manusia di sisi Allah adalah kualitas ketaqwaan  mereka. 

2. Melihat  keragaman ciptaan, bangsa dan suku adalah sesuatu yang wajar dan niscaya.Allah
tidak melihat kemuliaan seseorang dari penampilan luar.

3. Membiasakan diri menghindari sifat-sifat  saling merendahkan, saling mencela, saling


memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, saling berperasangka jelek (saling
curiga), saling mencari-cari kejelekan orang lain, saling menggunjing

xxii
MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 1

Mengenai :

“Hak Asasi Manusia”

Dosen Pengampu : Yesi Anita . S.Pd.,M.Pd

Oleh :

KELOMPOK III

7. Ahmad Fauzan (18129070)

8. Anggie Rezky Wira Verdila (18129227)

9. Dini Anggraini (18129242)

10. Lysa Putri Maharani (18129275)

11. Ummul Khairin (18129324)

12. Zakiyatul Fikrah (18129338)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

xxiii
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

xxiv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini dengan judul “Hak Asasi Manusia”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian HAM, jenis-jenis
Ham, Instrumen HAM, Komnas HAM, dan Pengadilan HAM.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini,
dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai kelompok dan
khususnya pembaca pada umumnya.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para
pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Padang, 12 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA.................................................3


B. JENIS-JENIS HAK ASASI MANUSIA....................................................7
C. HAM DALAM UUD 1945.........................................................................9

BAB II PENUTUP..................................................................................................11

A. SARAN.......................................................................................................11
B. KESIMPULAN...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep hak asasi manusia sebagai perjuangan memuliakan harkat dan martabat
manusia sudah dimulai sejak manusia ada dimuka bumi. Perjuangan para Nabi/Rasul
Allah SWT (sebagai penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia), setiap
periode kenabian memiliki tonggak sejarah perjuangan HAM. Kitab suci Zabur, Taurat,
Injil dan Al-Qur’an merupakan tonggak sejarah perjuangan memuliakan harkat dan
martabat manusia. Kerasulan Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan “Piagam
Madinah” yang digunakan untuk mengelola masyarakat Madinah yang heterogen.
Pemikiran perjuangan harkat dan martabat manusia berlanjut terus sesuai dengan
perkembangan masyarakat. Pemikiran kemajuan nilai-nilai kemanusiaan terjadi hampir
disemua belahan dunia baik utara dan selatan seperti: pemikiran filsof Yunani, Magna
Charta, Piagam Mesir, Revolusi Prancis, Amerika, termasuk Indonesia terlibat pada
perjuangan melalui konstitusi setiap negara.
Sejarah kemanusiaan bersifat sosiologis (horizontal). Hubungan seseorang dengan
orang dimulai oleh kelompok paguyuban primodial, misalnya Minangkabau sebelum
Islam. Selanjutnya mobilitas penduduk dalam kehidupan global, bersifat politik
(vertikal), pengorganisasian komunitas politik termasuk dalam lapisan elite. Awal
termaklumat politik imperium diganti dengan Nation State (kedaulatan negara) akhirnya
dibatasi dengan kedaulatan rakyat. Kemudian membentuk persatuan bangsa bersama,
untuk mencegah kejahata kelompok dan negara melalui PBB dan LBB. Dalam imperium
juga menggunakan kekuatan militer dari kaiser/raja (Perjanjian Wesphalia 1648).
Nation State didasarkan pada faham nasionalisme (membangun masa depan
bersama) seperti: USA (1776), Prancis (1789), RI (1945) dan negara lainnya juga lahir
melalui pemberontakan/penindasan. Demokrasi lissensinya nasionalisme, Nation State
sebagai format politik. Nation State tanpa demokrasi akan membentuk negara Fasis,
Nazi, Militeristik tidak menghargai manusia. Termasuk negara faham Marxisme-
Leninisme yang mendewakan negara. Setelah perang dunia II timbul koresi mendasar
melalui piagam PBB (1945), DUHAM (1948) mengkristal dalam berbagai Hukum

1
Internasional HAM (international human rights law). Perkembangan instrumen HAM
dipengaruhi Perang Dingin Blok Barat (liberalistik) mengutamakan ha sipol dan Blok
Timur (komunistik) mengutamakan hak ekosob.
Perjuangan penegakan dan pemajuan HAM terus berlanjut, tetapi sepanjang
sepanjang sejarah kehidupan menusia dimuka bumi sampai sekarang pelanggaran
terhadap hak asasi manusia terus berlangsung baik yang dilakukan negara, maupun
perorangan dan kelompok.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang kami jelasakan disini rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dari HAM?


2. Apa saja jenis-jenis HAM?
3. Bagaimana HAM dalam UUD 1945 ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui konsep tentang HAM.


2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis HAM.
3. Mengetahui HAM di dalam UUD 1945

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP HAK ASASI MANUSIA


a. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi (fundamental Untuk memahami hakikat Hak Asasi Manusia, terlebih
dahulu akan dijelaskan pengertian dasar tentang hak. Secara definitif “hak” merupakan
unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku, melindungi kebebasan,
kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan
martabatnya (ICCE, 2003: 199). Hak sendiri mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
(ICCE: 199)

a) Pemilik hak;
b) Ruang lingkup penerapan hak;
c) Pihak yang bersedia dalam penerapan hak.

Ketiga unsur tersebut menyatu dalam pengertian dasar tentang hak. Dengan
demikian hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang
terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.

Hak merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Dalam kaitannya dengan


pemerolehan hak ada dua teori yaitu teori McCloskey dan teori Joel Feinberg. Menurut
teori McCloskey dinyatakan bahwa pemberian hak adalah untuk dilakukan, dimiliki, atau
sudah dilakukan. Sedangkan dalam teori Joel Feinberg dinyatakan bahwa pemberian hak
penuh merupakan kesatuan dari klaim yang absah (keuntungan yang didapat dari
pelaksanaan hak yang disertai pelaksanaan kewajiban). Dengan demikian keuntungan
dapat diperoleh dari pelaksanaan hak bila disertai dengan pelaksnaan kewajiban. Hal itu
berarti anatara hak dan kewajiban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
perwujudannya. Karena itu ketika seseorang menuntut hak juga harus melakukan
kewajiban (ICCE: 200).

3
John Locke menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Oleh karenanya,
tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. Hak ini sifatnya sangat
mendasar (fundamental) bagi hidup dan kehidupan manusia dan merupakan hak kodrati
yang tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia (Effendi, 1994: 3).

Hakekat HAM merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh
melalui aksi keseimbangan yaitu keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan
kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi dan menjunjung tinggi HAM
menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama anatara individu, pemerintah (aparatur
pemerintah baik sipil maupun militer) dan Negara (Sulisworo,dkk, 2012: 1).

Adapun beberapa ciri pokok hakikat HAM adalah sebagai berikut:

a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi.


b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar.

Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal
1 disebutkan bahwa :“Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia”.

Berdasarkan beberapa rumusan pengertian HAM tersebut, diperoleh suatu


kesimpulan bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat
kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan
dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Dengan demikian hakikat
penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah menjaga keselamatan eksistensi
manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan yaitu keseimbangan antara hak dan
kewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan perseorangan dan kepentingan umum
(ICCE: 201).

4
Upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi HAM, menjadi
kewajiban dan tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah, bahkan negara. Jadi
dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan kewajiban yang harus
dilaksanakan. Begitu juga dalam memenuhi kepentingan perseorangan tidak boleh
merusak kepentingan orang banyak (kepentingan umum). Karena itu pemenuhan,
perlindungan dan penghormatan terhadap HAM harus diikuti dengan kewajiban asas
manusia dan tanggung jawab asasi manusia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan
bernegara (Audi, 2005: 50)

b. Perkembangan HAM di Indonesia

Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, konsep yang di


masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya telah berlangsung cukup lama. Adapun
perkembangan pemikiran HAM diantaranya adalah (Sulisworo,dkk, 2012: 14)

1. Periode sebelum kemerdekaan( 1908-1945)

Dalam konteks pemikiran HAM, para pemimpin Boedi Oetomo telah


memperhatikan adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi-
petisi yang ditinjaukan kepada pemerintah kolonial maupun dalam tulisan yang dimuat
surat kabar Goeroe Desa. Bentuk pemikiran HAM Boedi Oetomo dalam bidang hak
kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat. Perdebatan pemikiran HAM yang
terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan dengan masalah hak persamaan kedudukan di
muka hukum. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang tidak layak, hak untuk
memerluk agama dan kepercayaan, hak berserikat, hak berkumpul, hak mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan.

2. Periode setelah kemerdekaan( 1908-1945)

a) Periode 1945-1950

Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih menekankan pada hak
untuk merdeka (self determination), hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi
politik yang didirikan serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di
parlemen. Hal terpenting dengan HAM adalah adanya perubahan mendasar dan

5
signifikan terhadap pemerintahan dari sistem pemerintahan dari sistem presidensil
menjadi sistem parlemen.

b) Periode 1950-1959

Periode 1950-1959 dalam rangka perjalanan Negara Indonesia dikenal dengan


sebutan periode demokrasi parlementer. Pemikiran HAM pada periode ini mendapatkan
momentum yang sangat membanggakan, karena suasana kebebasan yang menjadi
semangat demokrasi atau demokrasi parlementer mendapatkan tempat dikalangan elit
politik

c) Periode 1959-1966

Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi
terpimpin sebagai reaksi penolakan Soerkarno terhadap sistem demokrasi parlementer.
Pada sistem ini kekukasaan terrpusat dan berada ditangan Presiden.

d) Periode 1970-1980:

Pemikiran elit pemguasa pada masa ini sangat diwarnai oleh sikap penolakkannya
terhadap HAM sebagi produk Barat dan individualistik serta bertentangan dengan paham
kekeluragan yang dianut bangsa Indonesia. Pemerintah pada periode ini bersifat defensif
dan represif yang dicerminkan dari produk hokum yang umumnya restriktif terhadap
HAM.

e) Periode 1966-1998

Pada masa awal periode ini telah diadakan berbagi seminar tentang HAM. Salah
satu seminar tentang HAM dilaksanakan pada tahun 1967 yang merekomendasikan
gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan HAM, pembentukan Komisi dan
Pengadilan HAM untuk wilayah Asia.

f) Periode 1998-sekarang

Strategi penegakkan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap status
penentuan (perspective status) dan tahap penataan aturan secara konsisten( rule consistent

6
behaviour). Pada tahap penentuan telah ditetapkan beberapa penentuan perundang –
undangan tentang HAM seperti amandemen konstitusi Negara ( Undang – undang Dasar
1945 ), ketetapan MPR ( TAP MPR ), Undang – undang (UU), peraturan pemerintah dan
ketentuan perundang – undangan lainnya.

B. JENIS-JENIS HAK ASASI MANUSIA

Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia (HAM) Dunia:

1. Hak asasi pribadi / Personal Right, yaitu: (a) Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian.
dan berpindah-pindah tempat, (b) Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan
pendapat, (c) Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan, (d) Hak
kebebasan memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini
masing-masing.

2. Hak asasi politik / Political Right, yaitu: (a) Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu
pemililihan, (b) Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan, (c) Hak membuat dan
mendirikan parpol/partai politik dan organisasi politik lainnya, (d) Hak untuk membuat
dan mengajukan suatu usulan petisi.

3. Hak asasi hukum / Legal Equality Right, yaitu: (a) Hak untuk mendapatkan perlakuan
yang sama dalam hukum dan pemerintahan, (b) Hak untuk menjadi pegawai negeri
sipil/PNS, (c) Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

4. Hak asasi Ekonomi / Property Rigths, yaitu: (a) Hak kebebasan melalakukan kegiatan
jual beli, (b) Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak, (c) Hak kebebasan
menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll, (d) Hak kebebasan untuk
memiliki sesuatu, (e) Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights, yaitu: (a) Hak mendapat pembelaan hukum di
pengadilan, (b) Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan
dan penyelidikan di mata hukum.

7
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right, yaitu: (a) Hak menentukan, memilih dan
mendapatkan pendidikan, (b) Hak mendapatkan pengajaran, (c) Hak untuk
mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

Dalam UU No.39 Tahun 1999 ditegskan bahwa terdapat 10 jenis Hak Asasi
Manusia sebagai kewajiban negara dalam melakukan perlindungan dan pemenuhan
(obligation by state) yaitu: (Akmal, 2015: 3)

1. Hak untuk hidup, yang meliputi : (a) hak untuk hidup dan meningkatkan taraf kehidupan,
(b) hak untuk hidup tentram, aman dan damai dan (c) lingkungan hidup yang layak.
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, yaitu: hak untuk membentuk suatu keluarga
melalui perkawinan yang sah.
3. Hak mengembangkan diri, yaitu: (a) hak untuk pemenuhan kebutuhan dasar, (b) hak
pengembangan pribadi, (c) hak atas manfaat Ipteks, dan (d) hak atas komunikasi dan
informasi.
4. Hak memperoleh keadilan, yaitu: (a) hak perlindungan hukum, (b) hak atas keadilan
dalam proses hukum, (c) hak atas hukuman yang adil.
5. Hak atas kebebasan pribadi, yaitu: (a) hak untuk bebas dari perbudakan, (b) hak atas
keutuhan pribadi, (c) kebebasan memeluk agama dan keyakinan politik, (d) kebebasan
untuk berserikat dan berkumpul, (e) kebebasan untuk menyampaikan pendapat, (f) status
kewarganegaraan, dan (g) kebebasan untuk bergerak.
6. Hak atas rasa aman, yaitu: (a) hak untuk mencari suaka, (b) perlindungan diri pribadi.
7. Hak atas kesejahteraan, yaitu: (a) hak milik, (b) hak atas pekerjaan, (c) hak untuk
bertempat tinggal secara layak, (d) jaminan sosial, (e) perlindungan bagi kelompok
rentan.
8. Hak turut serta dalam pemerintahan, yaitu: (a) hak pilih dalam pemilu, (b) hak untuk
berpendapat.
9. Hak wanita, yaitu: (a) hak pengembangan pribadi dan persamaan dalam hukum, (b) hak
perlindungan reproduksi.
10. Hak anak, yaitu: (a) hak hidup anak, (b) status warga negara, (c) hak anak yang rentan,
(d) hak pengembangan pribadi dan perlindungan hukum, dan (e) hak jaminan sosial anak.

8
Sementara itu dalam UUD 1945 (amandemen I-IV UUD 1945) memuat hak asasi
manusia yang terdiri dari hak: (Sulisworo, 2012: 17)

1) Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat


2) Hak kedudukan yang sama di dalam hukum
3) Hak kebebasan berkumpul
4) Hak kebebasan beragama
5) Hak penghidupan yang layak
6) Hak kebebasan berserikat
7) Hak memperoleh pengajaran atau pendidikan.

C. HAM DALAM UUD 1945

UUD 1945 membagi HAM menjadi beberapa jenis diantaranya adalah :

1) Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat


2) Hak kedudukan yang sama di dalam hukum
3) Hak kebebasan berkumpul
4) Hak kebebasan beragama
5) Hak penghidupan yang layak
6) Hak kebebasan berserikat

Selain itu ada beberapa penekanan UUD terhadap beberapa aspek :

1) Komisi Pemilihan Umum. Komisi ini merupakan penyelenggara pemilihan umum


yang secara tegas diatur pada Pasal 22E UUD 1945. Komisi ini bersifat nasional,
tetap, mandiri dan independen. Eksistensi Komisi Pemilihan Umum ini sangatlah vital
karena terkait dengan tanggungjawab negara untuk melakukan pemenuhan HAM
terkait hak memilih dan dipilih, dan menjadi media perlindungan hak-hak masyarakat
sehingga terbebas dari kekuasaan yang sewenang-wenang, otoriter dan tidak
menghargai HAM.
2) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pada Pasal 1 UU No. 30 tahun 2002,
dikatakan bahwa pemberantasan tindak pidana korupsi merupakan serangkaian

9
tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan
di sidang Pengadilan. Komisi ini kewenangannya sangatlah kuat karena terkait dengan
korupsi yang dikategorikan sebagai kejahatan yang sudah sangat luar biasa (extra
ordinary crime). Komisi menjadi pengawas, penegak dan pelindung dari tindakan
pejabat yang mencuri uang negara, yang nota bene menjadi hak dari warga negara
tertentu.
3) Dewan Pendidikan. Keberadaan Dewan Pendidikan secara eksplisit disebutkan dalam
UU No. 20 tahun 2003 tenteng Sistem Pendidikan Nasional. Dewan Pendidikan ini
ditentukan sebagai lembaga negara yang bersifat mandiri dan dibentuk agar berperan
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan
pendidikan pada tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten atau Kota yang tidak
mempunyai hubungan hierarkis. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
pendidikan. Dewan Pendidikan mengembangkan berbagai kegiatan meliputi
perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan (Assiddiqie, 266-267).
Dewan Pendidikan ini secara tidak langsung menjadi media pelindung hak masyarakat
dari pelayanan pendidkan yang buruk dan atau diskriminatif.
4) Lembaga Kepolisian Nasional (Kompolnas). Pasal 38 ayat 2 UU No. 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian RI disebutkan bahwa kewenangan Kompolnas meliputi, pertama,
mengumpulkan dan menganalisis data sebagai bahan pemberian saran kepada Presiden
yang berkaitan dengan anggaran, pengembangan SDM, dan pengembangan sarana
prasarana kepolisian. Kedua, memberikan saran dan pertimbangan lain kepada
Presiden dalam upaya mewujudkan kepolisian yang profesional dan mandiri. Ketiga,
menerima saran dan keluhan masyarakat mengenai kinerja kepolisian dan
menyampaikan kepada Presiden. Lembaga ini sangat minimalis wewenangnya tetapi
masih bermanfaat untuk melakukan pengawasan dan memberikan perlindungan HAM
kepada masyarakat dari tindakan sewenang-wenang aparat polisi. Lembaga ini
dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 17 tahun 2005.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ham merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi
oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Dengan demikian hakikat penghormatan
dan perlindungan terhadap HAM ialah menjaga keselamatan eksistensi manusia secara
utuh melalui aksi keseimbangan yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta
keseimbangan antara kepentingan perseorangan dan kepentingan umum.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah
lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang HAM dapat dijumpai dalam
sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan hadits yang merupakan sumber ajaran
normati, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui
hukum acara peradilan HAM sebagaiman melalui hukum dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.

B. SARAN

11
Sebagai makhluk sosial lita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM
orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula
HAM kita dilanggar dan diinjak-injak oleh orang lain.
Jadi, dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi
antara HAM kita dengan HAM orang lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

A.Masyhur Effendi, 1997, Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia Dan


Proses
Dinamika Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Akmal, Hak Asasi Manusia Teori dan Praktik, 2015, (Padang: UNP Press), Hal. 3.

Assidiqie, Jimly,Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta : Sekretariat Jenderal dan


Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006, h. Vii.

Masyhur Effendi. Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional
dan Internasional, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1994), hal. 3.

Robert Audi dalam Majda El-Muhtaj, 2005, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi-
konstitusi Indonesia, Kencana : Jakarta, hal. 50

Sulisworo, Dwi dkk. Hibah Materi Pembelajaran Non Konvensional, (Jakarta :


Universitas Ahmad Dahlan), hal.1.

Tim ICCE UIN Jakarta. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,
(Jakarta : Prenada Media, 2003) hal. 199.

13

Anda mungkin juga menyukai