Anda di halaman 1dari 246

MODUL

FISIKA LINGKUNGAN

PRODI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES TERNATE
TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah
melimpahkan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya serta penyertaan-Nya dalam
kehidupan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul ini tepat pada
waktunya. meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan modul ini masih jauh
dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata,
namun kami telahberusahasemaksimalmungkin agar modul ini dapat bermanfaat
bagi khalayak umum khususnya bagi Mahasiswa di lingkungan kampus Jurusan
Kesehatan Lingkungan. Oleh karena itu untuk menambah kelengkapan dan
kesempurnaan dari modul ini kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun bagi Penulis.

Semoga modul ini dapat member manfaat bagi pembaca dan mudah –
mudahan segala usaha dan pengorbanan kami tidak sia – sia. Akhirnya kepada
Allah SWT, penulis serahkan segalanya diiringi doa dan harapan semoga amal
kebaikan serta pengorbanan yang telah diberikan selama ini mendapat balasan
yang setimpal dan jauh lebih baik. Amin Ya Rabbal Alamin.

Ternate, April 2018

KETUA TIM PENYUSUN

2
DESKRIPSI SINGKAT

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat
dan kasih sayang-Nya sehingga Modul sanitasi industry dan k3 ini dapat
selesai dengan tepat waktu.
Seperti layaknya sebuah modul, maka pembahasan dimulai dengan
menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dan disertai dengan soal yang
mengukur tingkat penguasaan materi setiap topik. Dengan demikian
pengguna modul ini secara mandiri dapat mengukur tingkat ketuntasan yang
dicapainya.
Agar memudahkan Anda mempelajari modul ini, maka materi yang
akan dibahas dibagi menjadi 14 Kegiatan Belajar
Modul ini dapat Anda pelajari secara mandiri. Dalam mempelajari
modul ini sebaiknya Anda pelajari secara bertahap, mulai dari materi
pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1 dan mengerjakan soal-
soal latihannya serta apabila telah yakin memahaminya, barulah Anda
diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari materi pembelajaran Kegiatan
Belajar-2danseterusnya. Anda dapat melanjutkan mempelajari Kegiatan
Belajar-2 setelah Anda memahami materi Kegiatan Belajar-1 dan dapat
menjawab soal-soal tugasnya dengan benar. Demikian seterusnya. Anda
dapat melanjutkan kegiatan belajar selanjutnya. Jika Anda telah dapat
menyelesaikan Kegiatan Belajar sebelumnya. Satu hal penting adalah
membuat catatan tentang materi pembelajaran yang sulit Anda pahami.
Cobalah terlebih dahulu mendiskusikan materi pembelajaran yang sulit
dengan sesama mahasiswa. Apabila memang masih dibutuhkan, Anda
dianjurkan untuk mendiskusikannya dengan narasumber pada saat kegiatan
pembelajaran tatap muka.
Di dalam modul ini tersedia soal tugas mandiri dan hendaknya semua
soal tugas ini Anda kerjakan dengan tuntas. Dengan mengerjakan semua
soal tugas yang ada, Anda akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan
3
atau pemahaman terhadap materi pembelajaran yang disajikan dalam modul.
Dengan mengerjakan semua soal tugas juga akan dapat membantu Anda
mengetahui bagian-bagian mana dari materi pembelajaran yang disajikan di
dalam modul yang masih belum sepenuhnya dipahami.
Rumus
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar
X100%
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti


Anda telah memahami materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan
Belajar-1. Anda dapat meneruskan kegiatan belajar Anda mempelajari
Kegiatan Belajar-2 dan selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan Anda
masih di bawah 80%, Anda harus bersabar untuk mempelajari kembali materi
pembelajaran yang dibahas pada Kegiatan Belajar-1, terutama bagian materi
pembelajaran yang belum Anda kuasai. Kemudian, kerjakanlah kembali soal
tugasnya. Manfaat mempelajari modul ini adalah membantu Anda untuk dapat
memahami cara menjaga dan menata rumah.
Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah
sekitar 6 x 60 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk kegiatan
pembelajaran secara tatap muka adalah 4 x 60 menit. Oleh karena itu, Anda
dapat membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan
pada waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
Keberhasilan Anda mempelajari modul ini tentunya sangat tergantung
pada keseriusan Anda. Hendaknya Anda tidak segan-segan untuk bertanya
tentang materi pembelajaran yang belum Anda pahami kepada nara sumber
pada saat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran tatap muka, atau
berdiskusi dengan rekan Anda.

4
Di samping itu, Anda juga harus berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk menyelesaikan semua tugas yang ada di dalam modul ini. Yakinlah
bahwa Insya Allah Anda akan berhasil dengan baik apabila memiliki
semangat belajar yang tinggi. Jangan lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa agar senantiasa diberikan kemudahan belajar. Selamat Belajar,
Semoga Sukses.

5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DESKRIPSI SINGKAT................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iv
MATERI PEMBELAJARAN........................................................................1
1. Kegiatan belajar 1...................................................................................1
2. Kegiatan belajar 2................................................................................20
3. Kegiatan belajar 3................................................................................33
4. Kegiatan belajar 4................................................................................41
5. Kegiatan belajar 5................................................................................50
6. Kegiatan belajar 6................................................................................75
7. Kegiatan belajar 7................................................................................86
8. Kegiatan belajar 8………………………………………………………..109
9. Kegiatan belajar 9..............................................................................140
10. Kegiatan belajar 10............................................................................155
11. Kegiatan belajar 11............................................................................172
12. Kegiatan belajar 12............................................................................199
13. Kegiatan belajar 13............................................................................218
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................234

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1……………………………………………………………………. 10
Gambar 1.2 ...............................................................................................79
Gambar 1.3……………………………………………………………………146
Gambar 1.4……………………………………………………………………148
Gambar 1.5……………………………………………………………………150
Gambar 1.6…………………………………………………………………....151

7
DAFTAR TABEL

Gambar 1.1……………………………………………………………….........76
Gambar 1.2 ...............................................................................................76
Gambar 1.3................................................................................................76
Gambar 1.4................................................................................................77
Gambar 1.5................................................................................................77
Gambar 1.6................................................................................................77
Gambar 1.7................................................................................................78
Gambar 1.8................................................................................................78
Gambar 1.9..............................................................................................103
Gambar 1.10............................................................................................104
Gambar 1.11............................................................................................105
Gambar 1.12............................................................................................116
Gambar 1.13………………………………………………………………….116
Gambar 1.14……………………………………………………………….…130
Gambar 1.15………………………………………………………………….136
Gambar 1.16............................................................................................175
Gambar 1.17............................................................................................175
Gambar 1.18............................................................................................190
Gambar 1.19............................................................................................200
Gambar 1.20…………………………………………………………….……200
Gambar 1.21……………………………………………………………….…200
Gambar 1.22………………………………………………………………….201

8
MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-1

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-1 ini, mahasiswa dapat Menggunakan jenis macam parameter
fisika.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan 1 Belajar-1 ini, secara khusus Anda dapat:
2.1 Mengetahui pengertian kualitas, karasteristik air bersih dan air minum.
2.2 Mengetahui pengertian, sumber, karasteristik limbah cair.
2.3 Mengetahui pengertian sumber dan jenis udara.
2.4 Mengetahui pengertian, dan konsep penyehatan tanah.
2.5 Mengetahui pengertian, tujuan dan sasaran makanan dan minuman.
2.6 Mengetahui pengertian, fungsi, karasteristik sampah.

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-1Ini
adalah
3.1 Menjelaskan pengertian, kualitas, karasteristik air bersih dan air
minum.
3.2 Menjelaskan pengertian, sumber, karasteristik limbah cair.
3.3 Menjelaskan pengertian, sumber, dan jenis udara.
3.4 Menjelaskan pengertian, dan konsep penyehatan tanah.
3.5 Menjelaskan pengertian, tujuan dan sasaran makanan dan minuman.
3.6 Menjelasakan pengertian, fungsi, karasteristik sampah

9
4. Uraian materi
4.1 Pengertian kualitas karakteris air bersih dan air minum

Menurut Sudarmadji (2007), Air merupakan ikatan kimia yang terdiri dari
2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen (H2O), ia dapat berbentuk gas cair
maupun padat. Air sering dianggap murni hanya terdiri dari H2O, tetapi
pada kenyataannya di alam tidak pernah dijumpai air yang sedemikian
murni, meskipun air hujan.

Menurut Slamet (2004) komposisi air di dalam tubuh manusia, berkisar


antara 50-70% dari seluruh berat badan. Sedangkan tingkat konsumsi air
bersih berbeda antara pedesaan dan perkotaan. Menurut Manual Teknis
Upaya Penyehatan Air, Ditjen P2PLP Depkes RI (1996.5), kebutuhan air
bersih masyarakat perkotaan berkisar 150 lt/org/ hari dan untuk masyarakat
pedesaan 80 lt/org/hr. Air tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari
dan keperluan pendukung lainnya termasuk yang mendukung kebutuhan-
kebutuhan sekunder.

Sementara yang dimaksud dengan air bersih adalah, semua air yang
terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam
pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada
di darat.

Air Bersih menurut beberapa literature diantaranya adalah air sehat yang
dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas dari kuman-kuman
penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yangdapat mencemari
air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup
dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan
(Dwijosaputro,1981). Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor : 41
6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak

10
4.1.1 Karasteristik air bersih

A. Air harus jernih atau tidak keruh


B. Air tidak berwarna
C. Rasanya tawar dan tidak berbau. Apabila air rasanya asin atau
asam maka air itu memiliki kualitas yang rendah.
D. Kesadahannya rendah.
E. Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 – 8,5 dan tidak
mengandung zat kimia beracun.
F. Tidak mengandung bakteri patogen seperti Escheria coli atau
sering dikenal E coli. Bakteri ini sering menyerang alat
pencernaan manusia.

4.2 Pengertian sumber karasteristik limbah cair


Sugiharto (1987) mengemukakan Air Limbah (waste water) adalah
kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal dari
industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian
air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Okun & Ponghis ( Nurhasanah, 2009) menyatakan “... the word
‘wastewater’ should be taken to mean all liguid domestic wastes (including
sewage) and all industrial wastes discharged to public sewerage system, but
not rain water or surface drainage”. yang artinya “... kata limbah cair ...
seharusnya dipakai untuk mengartikan semua limbah industri yang dibuang
ke sistem saluran limbah cair, kecuali air hujan atau drainase permukaan”.
Menurut Environmental protectian Agensi (Nurhasanah, 2009)
”Wastewater is Water carrying discoived or suspended solids from homes,
farms, businesses, and industries” yang artinya : “Limbah cair adalah air
yang membawa bahan padat terlarut atau tersuspensus dari tempat tinggal,
kebun, bangunan perdagangan dan industri”.
Dari beberapa defenisi limbah air tersebut, dapat disimpulkan bahwa
limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan
pencemaran yangterbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun

11
tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran, perumahan
dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur
dengan air tanah, air permukaan dan air hujan.
Air limbah rumah sakit adalah buangan hasil proses kegiatan yg
berbentuk cair yang sebagian merupakan limbah bahan beracun dan
berbahaya (B3), yang mengandung microorganisme phatogen, bersifat
infeksius dan radioaktif.
sumber Limbah cair Secara umum, limbah cair dihasilkan berdasarkan
kegiatan-kegiatan berikut:
 Kegiatan rumah tangga seperti air cucian, deterjen, air bekas mandi, dll
 Kegiatan industri seperti air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, dll
 Kegiatan rumah sakit dan aktivitas yang bergerak di bidang kesehatan
 Kegiatan pertanian, peternakan
 Kegiatan pertambangan
 Kegiatan transportasi
 Kegiatan Perkotaan Limbah cair secara umum dikategorikan menjadi 2
macam yaitu:
 Point Sources ialah limbah cair yang sudah diketahui
sumbernya. Seperti limbah cair kegiatan industry baik tekstil,
tinta, maupun baja.
 Not Point Sources ialah limbah cair yang tidak diketahui di mana
sumbernya. Seperti limbah cair hasil kegiatan pertanian, dan
peternakan. Berdasarkan sumber-sumbernya, Sugiharto (1987)
menjelaskan bahawa limbah cair dapat berasal dari limbah
infiltrasi, limbah industri, limbah domestik (rumah tangga).
Limbah infiltrasi adalah limbah yang meresap kedalam tanah
dan mengandung bahan-bahan pencemar. Pada areal
perkebunan limbah hujan mencuci daun-daunan yang terkena
pestisida masuk kedalam tanah yang disebut juga sebagai
limbah infiltrasi.

4.2.1 Karasteristik limbah cair

12
Karakteristik air limbah cair dapat diketahui
menurut sifat-sifat dan karaktersitik fisika, kimia dan
biologis.Dalam menentukan karakteristik limbah cair, ada tiga
(3) sifat yang harus diketahui, yaitu :

A. Karakteristik Fisika
Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter,
diantaranya:
1. Total Solid (TS)
Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari
bahan organik maupun anorganik yang larut,
mengendap, atau tersuspensi dalam air.
a. Total Suspended Solid (TSS)
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering
lumpur yang ada di dalam air limbah setelah
mengalami penyaringan dengan membran berukuran
0,45 mikron (Sugiharto, 1987).Total Suspended Solid
atau Padatan tersuspensi adalah padatan yang
menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak
dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-
partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari
sedimen.
b. Warna
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna,
tetapi seiring dengan waktu dan meningkatnya
kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang
abu–abu menjadi kehitaman.Warna dalam air
disebabkan adanya ion-ion logam besi dan mangan
(secara alami), humus, plankton, tanaman air dan
buangan industri.Warna air dibedakan atas dua
macam, yaitu :
 Warna sejati (true collor) yang diakibatkan oleh
bahan-bahan terlarut.

13
 Warna semu (apparent collor) yang selain
disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, juga
karena bahan-bahan tersuspensi, termasuk
diantaranya yang bersifat koloid.
c. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat
tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun
anorganik yang mengapung dan terurai dalam air.
Kekeruhan menunjukan sifat optis air, yang
mengakibatkan pembiasan cahaya kedalam air.
Kekeruhan membatasi masuknya cahaya dalam air.
d. Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting
dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju
reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air
untuk berbagai aktivitas sehari – hari. Naiknya suhu
atau temperatur air akan menimbulkan akibat
berikut :
 Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
 Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
 Mengganggu kehidupan organisme air.
e. Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan
pada proses dekomposisi materi atau penambahan
substansi pada limbah. Sifat bau limbah disebabkan
karena zat-zat organik yang telah berurai dalam
limbah dan mengeluarkan gas-gas seperti sulfide
atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak
enak. Hal ini disebabkan adanya pencampuran dari
nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari
pembusukan protein yang dikandung limbah.
Pengendalian bau sangat penting karena terkait
dengan masalah estetika.

14
4.2.2 Karateristik Kimia
Biological Oxygen Demand (BOD Menunjukkan
jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup
untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan–bahan buangan
di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukan jumlah bahan
organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relativ
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi, yang
ditunjukan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut
didalam air, maka berarti kandungan bahan buangan yang
membutuhkan oksigen adalah tinggi.
Chemical Oxygen Demand (COD)Merupakan jumlah
kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara kimia
guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan
dalam ppm (part per milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan
Santika, 1984). Pengukuran kekuatan limbah dengan COD
adalah bentuk lain pengukuran kebutuhan oksigen dalam air
limbah. Pengukuran ini menekankan kebutuhan oksigen akan
kimia dimana senyawa-senyawa yang diukur adalah bahan-
bahan yang tidak dapat dipecah secara biokimia.
Dissolved Oxygen (DO)adalah kadar oksigen terlarut
yang dibutuhkan untuk respirasi aerob mikroorganisme. DO di
dalam air sangat tergantung pada temperatur dan salinitas.
Keadaan DO berlawanan dengan keadaan BOD. Semakin tinggi
BOD semakin rendah DO. Keadaan DO dalam air dapat
menunjukan tanda-tanda kehidupan organisme dalam perairan.
Angka DO yang tinggi menunjukan keadaan air yang semakin
baik.
Derajat keasaman (pH)Keasaman air diukur dengan pH
meter. Keasaman ditetapkan berdasarkan tinggi- rendahnya
konsentrasi ion  hidrogen dalam air. pH dapat mempengaruhi
kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu
15
tinggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme. Ph normal
untuk kehidupan air 6 – 8.
Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari
lingkungan, yang terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb),
Arsenik (As), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Kromium (Cr), dan
Nikel (Ni). Logam- logam tersebut diketahui dapat mengumpul di
dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh
dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang
terakumulasi.
Tembaga (Cu)Tembaga dengan nama kimia cupprum
dilambangkan dengan Cu. Unsur logam ini berbentuk kristal
dengan warna kemerahan.Unsur tembaga    di alam, dapat
ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak
ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau senyawa padat
dalam bentuk mineral, seperti  dari peristiwa pengikisan (erosi)
dari batuan mineral.
Sesuai dengan sifat kelogamannya, Cu dapat
membentuk alloy dengan bermacam-macam logam. Dalam
bidang industri, senyawa Cu banyak digunakan, pada industri
cat sebagai antifoling, industri insektisida dan fungisida, dan
lain-lain.
Pada manusia, efek keracunan utama yang ditimbulkan
akibat terpapar oleh debu atau uap logam Cu adalah terjadinya
gangguan pada jalur penafasan sebelah atas.
Cadmium (Cd)Logam Cd mempunyai penyebaran yang
sangat luas di alam, namun hanya satu jenis mineral Cd di
alam, yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan
bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Logam ini bersifat
lunak, ductile, berwarna putih seperti putih perak.Keracunan
yang diakibatkan oleh Cd dapat bersifat akut dan
kronis.Keracunan akut oleh logam Cd menimbulkan penyakit
paru-paru. Sedangkan keracunan kronik yang diakibatkan
logam Cd adalah kerusakan pada banyak sistem fisiologis
tubuh.
16
4.3 Pengertian sumber dan jenis udara
Pengertian Udara Menurut (Wisnu Arya 1995) adalah atmosfer yang
ada di sekeliling bumi sangat penting untuk kehidupan di muka bumi ini,
dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbon dioksida (CO2)
untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun, dan ozon (O3) untuk menahan
sinar ultraviolet dari matahari (Sunu, 2001). Udara adalah campuran gas
yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komponen yang
konsentrasinya paling bervariasi yaitu uap air dan CO2, kegiatan yang
berpotensi menaikkan konsentrasi CO2 seperti pembusukan sampah
tanaman, pembakaran atau sekumpulan massa manusia di dalam ruangan
terbatas yaitu karena proses pernapasan (Agusnar, 2007). Menurut Sunu
(2001), komposisi udara terutama uap air (H2O) sangat dipengaruhi oleh
keadaan suhu udara, tekanan udara, dan lingkungan sekitarnya. Komposisi
udara bersih dan kering, pada umumnya sebagai berikut:
4.3.1 Letusan gunung berapi mengeluarkan beberapa gas yang melimpah
diantaranya H2O, CO2, H2S, SO2, CO, HF, dan He. Diantara semua
gas tersebut, sulfur dioksida merupakan pencemar udara utama
karena selain berpengaruh pada kesehatan, SO2 juga menyebabkan
anomali cuaca.
4.3.2 Gas-gas vulkanik yang menimbulkan potensi bahaya besar untuk
manusia, hewan, pertanian, dan material adalah belerang dioksida,
karbon dioksida, dan hidrogen fluorida. Secara lokal, gas belerang
dioksida dapat mengakibatkan hujan asam dan polusi udara di
daerah sekitar gunung berapi. Secara global, letusan gunung berapi
yang besar dapat menyuntikkan volume sulfur ke stratosfer yang
dapat mengakibatkan suhu permukaan yang lebih rendah dan
menimbulkan penipisan lapisan ozon bumi.

17
(Gambar 1.1)

Kebakaran hutan merupakan proses yang paling dominan


menimbulkan pencemaran udara karena dari pembakaran itulah dapat
meningkatkan bahan serupa substrat fisik atau kimia ke dalam udara yang
mencapai jumlah tertentu. Ada beberapa bahan polutan dari pembakaran
yang dapat mencemari udara yaitu bahan polutan primer, seperti
hidrokarbon, CO, karbon dioksida, senyawa sulfur oksida, senyawa
nitrogen oksida, dan nitrogen dioksida. Adapun polutan berbentuk partikel
adalah asap berupa partikel karbon yang sangat halus bercampur dengan
debu hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
Partikel yang dihasilkan dari kebakaran akan mengganggu
pernafasan dan partikel konsentrasi tinggi  dapat mengakibatkan batuk
terus-menerus, berdahak, bersin dan kesulitan bernafas. Dampak asap dari
kebakaran hutan berkisar dari iritasi mata dan saluran pernafasan sampai
kepada gangguan serius, termasuk berkurangnya fungsi paru-paru,

18
bronchitis, bertambah buruknya asma dan kematian pradini. Selain itu asap
kebakaran hutan membuat kelancaran lalu lintas di daerah yang terkena
dampak terganggu.
Udara dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

4.3.3 Udara bersih


Udara yang bersih adalah udara yang belum tercampur dengan
gas-gas yang berbahaya. Ciri-ciri udara bersih yaitu:
A. tidak berwarna.
B. tidak berbau.
C. terasa segar.
D. ringan saat dihirup, dll

4.3.4 Udara kotor


Udara kotor adalah udara yang sudah terpapar atau tercampur
dengan gas-gas yang berbahaya.ciri-cirinya yaitu : berbau( biasanya
tidak enak baunya), berwarna(seperti pada asap kendaraan
bermotor).

4.4 Pengertian dan konsep penyehatan tanah

Schoeder (1972) mendefinisikan tanah sebagai suatu sistem tiga fase


yang mengandung air, udara dan bahan-bahan mineral dan organik serta
jasad-jasad hidup, yang karena pengaruh berbagai faktor lingkungan pada
permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai hasil perubahan
yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga berperan sebagai
tempat tumbuh bermacam-macam tanaman.

Jooffe dan Marbut (1949), dua orang ahli Ilmu Tanah dari Amerika
Serikat, Tanah adalah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai
akibat bekerjanya gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam
dipermukaan bumi. • Darmawijaya (1990) mendefinisikan tanah sebagai
akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagain besar permukaan planet
bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai

19
akibat pengaruh iklim Menurut dan jasad hidup yang bertindak terhadap
bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu
pula.

Karakteristik tanah yang sehat Kondisi tanah yang baik (sehat) adalah :

Kesuburan fisik (tanahnya gembur, mudah diolah, tidak berbatu, dan


tidak keras) 2. Kesuburan kimiawi (kaya akan unsur hara (N, P, K, Ca, Mg),
ph netral (5,5 - 6,0) 3. Kesuburan biologi (banyak mengandung mikroba
yang bermanfaat, cth : mikoriza, aspergilus sp)

Secara garis besar pencemaran tanah dapat disebabkan oleh :

 Faktor interna Pencemaran yang disebabkan oleh peristiwa alam,


seperti letusan gunung berapi yang memuntahkan debu, pasir batu atau
bahan vulkanik lainnya yang menutupi dan merusak daratan sehingga
daratan menjadi tercemar. Pencemaran ini dianggap sebagai musibah
bencana alam.
 Faktor eksternal Pencemaran daratan karena ulah dan aktivitas
manusia. Pencemaran dari factor ini merupakan masalah yang perlu
mendapatkan perhatian yang seksama dan sungguh-sungguh agar
daratan dapat memberikan daya dukung alamnya bagi kehidupan
manusia.

Penyehatan tanah Bioremediasi adalah suatu cara untuk melakukan


penyehatan tanah, dengan bantuan mikroorganisme. Cara penyehatan
tanah yang telah tercemar, terbagi atas 2, yaitu :

 Bioremediasi in-situ (dilakukan di tempat, tanpa pemindahan) • Harus


mengeksplorasi dan mengetahui secara mendalam mengenai unsur yg
mengkontaminasi, serta memerlukan oksigen dan nutrisi untuk
memaksimalkan kerja organisme.
 Bioremediasi eks-situ • Menggunakan teknik landframing, dengan
meratakan tanah hingga ke lapisan kedap air, lalu melepaskan
mikroorganisme pengurai.

20
Selain melakukan bioremediasi, dapat pula dilakukan hal-hal lain untuk
menyehatkan tanah, diantaranya :

 Menanami tanah gundul dengan pepohonan, dan menanami lahan


kosong dengan rerumputan.
 Memperbaiki cara-cara pengolahan tanah (sistem irigasi,
pemberantasan hama, dll).
 Pemberian pupuk yang bagus dan berkualitas.
 Pembuatan terasering di kawasan yang memiliki lereng yang terjadi.
  Konsep penyehatan tanah

Tanah sebagai Campuran Bahan Konsep tanah sebagai campuran


bahan berguna dalam membahas tanah sebagai bahan teknik, tanah
sebagai sistem tiga fase, dan tanah sebagai produk buatan pabrik. Tanah
sebagai Tubuh yang Terorganisasi Tahan adalah produk evolusi dan
berubah mengikuti waktu. Dokuchaev melihat bahwa setiap macam tanah
mempunyai morfologi unik yang terjadi karen kombinasi iklim, makhluk
hidup (tumbuhan, hewan) bahkan induk tanah, topografi dan umur lahan.

Horizon Tanah Horizon tanah adalah lapisan lapisan tanah yang


kurang lebih seragam didalam profil batas antar horizon yang bertetangga
sejajar atau hampir sejajar terhadap permukaan tanah. Huruf kapital O, A,
E, B, C, R merupakan simbol-simbol untuk horizon utama dan lapisan
utama tanah. Horizon O adalah lapisan yang didominasi oleh bahan
organik.horizon O tersusun dari serasah segar yang belum terdekomposisi
atau sebagian telah terdekomposisi yang telah tertimbun di permukaan.
Serasah seperti ini dapat berada di atas permukaan tanah mineral atau
tanah organik.

4.5 Pengertian tujuan dan sasaran makanan dan minuman

Menurut Hulme,(1979) “makanan sehat” adalah makanan dalam arti


yang sesungguhnya dan mampu menikmati makanan tersebut. Makanan
yang sehat harus terdiri dari makanan utama dan makanan penunjang.
Makanan sehat tersebut juga dikenal dengan istilah 4 dan 5 sempurna, tetapi

21
kepopulerannya sudah mulai memudar karena berbagai alasan. Makan
dengan lauk pauk tahu, tempe, sepotong daging, dan serta mangkuk sayur
masih belum cukup memenuhi kebutuhan gizi. Bila dilihat, menu makan
tersebut sudah dianggap memenuhi kebutuhan kalori dan protein, tetapi
apakah di dalamnya sudah tercakup nutrisi lain yang diperluhkan tubuh.

Untuk mendapatkan kesehatan tubuh yang ideal maka manusia harus


mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Meskipun seperti itu,
tidak baik mengkonsumsi makanan secara berlebih karena apapun yang
berlebihan itu tidak baik. Seorang yang cerdas akan memperbaiki pola
makannya sehingga mendapatkan tubuh yang sehat dan bebas dari
berbagai macam penyakit tentunya. Kita semua tahu bahwa tidak semua
minuman dapat diterima oleh tubuh kita dengan baik. Salah Contohnya
adalah minuman beralkohol. Alkohol merupakan senyawa karbon yang
mengandung atbom oksigen berikatan tunggal. Para ilmuwan telah
membuktikan bahwa alcohol memicu timbulnya kanker pada berbagai titik
dalam tubuh manusia seperti mulut, tenggorokan, dan payudara.

4.5.1 Tujuan sasaran makanan dan minuman


A. Melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan SMBP di
seluruh provinsi
B. Secara terus menerus melakukan peningkatan sumber daya
manusia baik di pusat maupun daerah
C. Dilakukan secara sinergi dan simultan dengan program kesehatan
atau non kesehatan lainnya. d. Mengikut sertakan peran individu,
keluarga, asosiasi dan masyarakat dalam peran “pengawasan”.

4.6 Pengertian fungsi karasteristik sampah


Sampah didefinisikan sebagai semua bentuk limbah berbentuk padat
yang berasal dari kegiatan manusia dan hewan kemudian dibuang karena
tidak bermanfaat atau keberadaanya yang tidak diinginkan lagi.
(Tchobanoglus, 1993)
Sedangkan berdasarkan undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang
pengolahan sampah, definisi sampah adalah sissa kegiatan sehari-hari

22
manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Kemudian dalam
peraturan pemerintah No 81 Tahun 2012 tentang pengolahan sampah rumah
tangga dan sampah sejanis sampah rumah tangga di jelaskan lagi tentang
definisi sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan
sehari- hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah
spesifik.sampah sejenis sampah rumah tangga adalah samapah rumah
tangga berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilitasa sosial, fasilitasa umum, dan fasilitas lainnya.
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya (Chandra, 2006).
Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008
menyatakan sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau dari
proses alam yang berbentuk padat.
Juli Soemirat (1994) berpendapat bahwa sampah adalah sesuatu yang
tidak dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Azwar (1990)
mengatakan yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari sesuatu
yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang
umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan
industri) tetapi bukan biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak
termasuk kedalamnya.
Manik (2003) mendefinisikan sampah sebagai suatu benda yang tidak
digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang yang dihasilkan oleh
kegiatan manusia.
Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah
(waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi,
atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak
terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil
kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Dengan
demikian sampah mengandung prinsip sebagai berikut :
 Adanya sesuatu benda atau bahan padat.
 Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia

23
 Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi (Notoatmojo, 2003)

4.6.1 Karasteristik sampah


Karasteristik sampah adalah sifat- sifat sampah yang meliputi
 Sifat fisik
 Kimia
 Biologi
Karasteristik sampah penting dalam pengembangan dan
desain system manajemen persampahan.

4.6.2 Karasteristik fisik


A. Berat jenis
1. Komposisi sampah
2. Musim
3. Lamanya penyimpanan (LIST)
B. Kelembapan
1. Komposisi sampah
2. Musim
3. Kadar humus
4. Curah hujan
a. Ukuran dan distribusi partikel
b. Permeabilitas sampah yang dipadatkan
4.6.3 Karasteristik kmia
Karasteristik kimia sampah di perlukan untuk mengevaluasi
alternative suatu proses dan system recoverm pengolahan sampah
khususnya yang menggambarkan susunan kimia sampah tersebut
yang terdiri dari unsur C. N. O. P. H. S. dan sebagai berikut.
4.6.4 Karakteristik biologi
A. Parameter yang larut dalam air terdiri atas gula.zat tepung asam
amino.dan lain-lain.
B. Hemiselulosa yaitu hasil kondesasi gula dan karbon
C. Lemak, minyak, dan lilin.
D. Lignin yaitu senyawa polimer dengan cincin aromatic.

24
RANGKUM
AN

Menurut Slamet (2004) komposisi air di dalam tubuh manusia, berkisar antara
50-70% dari seluruh berat badan. Sedangkan tingkat konsumsi air bersih berbeda
antara pedesaan dan perkotaan. Menurut Manual Teknis Upaya Penyehatan Air,
Ditjen P2PLP Depkes RI (1996.5), kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan
berkisar 150 lt/org/hr, dan untuk masyarakat pedesaan 80 lt/org/hr. Air tersebut
digunakan untuk keperluan sehari-hari dan keperluan pendukung lainnya termasuk
yang mendukung kebutuhan-kebutuhan sekunder.

“Limbah cair adalah air yang membawa bahan padat terlarut atau tersuspensus
dari tempat tinggal, kebun, bangunan perdagangan dan industri”.

Udara adalah campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi
bumi. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi yaitu uap air dan CO2,
kegiatan yang berpotensi menaikkan konsentrasi CO2 seperti pembusukan sampah
tanaman, pembakaran atau sekumpulan massa manusia di dalam ruangan terbatas
yaitu karena proses pernapasan (Agusnar, 2007)

Tanah sebagai suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara dan
bahan-bahan mineral dan organik serta jasad-jasad hidup, yang karena pengaruh
berbagai faktor lingkungan pada permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk
berbagai hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga
berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman.
“Makanan sehat” adalah makanan dalam arti yang sesungguhnya dan mampu
menikmati makanan tersebut. Makanan yang sehat harus terdiri dari makanan
utama dan makanan penunjang. Makanan sehat tersebut juga dikenal dengan istilah
4 dan 5 sempurna, tetapi kepopulerannya sudah mulai memudar karena berbagai
alasan. Makan dengan lauk pauk tahu, tempe, sepotong daging, dan serta mangkuk
sayur masih belum cukup memenuhi kebutuhan gizi. Bila dilihat, menu makan

25
tersebut sudah dianggap memenuhi kebutuhan kalori dan protein, tetapi apakah di
dalamnya sudah tercakup nutrisi lain yang diperluhkan tubuh.
Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi
atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena kotoran
manusia (Human Waste) tidak termasuk kedalamnya

Tes Formatif

1.Salah satu contoh perubahan lingkungan secara alami adalah….


a. Penebangan hutan
b. Pembangunan rumah
c. Adanya pabrik besar
d. Letusan gunung berapi
2. Perhatikan sumber pencemaran berikut ini:
a. asap kendaraan
b. asap pabrik
c. asap rokok
d. letusan gunung
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dibawah ini
1. Bersifat padat
2. Bersifat gas
3. Limbah B3
4. Sisa air buangan manusia yang yang tidak dapat di pakai.
3. Berikut ini merupakan limbah cair kecuali…
a. 1,2, dan 3
b. 2,4, dan 2
c. 3 dan 4
d. 3,2 dan 1
4. Karasteristik sampah adalah sifat- sifat sampah yang meliputi.
a. Sifat alami
b. Sifat kimia
26
c. Sifat fisik, kimia dan biologi
d. B3

Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban


Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul
ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar.

Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
70 % = Kurang
So
al-
soa
l
Tu
1. gasdimaksud dengan air bersih dan air minum?
Jelaskan apa yang
2. Sebutkan jenis-jenis udara yang anda ketahui?
3. Jelaskan cara penyehatan tanah secara bioremedasi?
4. Sebutkan dan jelaskan karasteristik sampah?
5. Jelaskan pengertian makanan?

27
MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-2

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-2 ini, mahasiswa dapat memahami
pengertian,sumber,karateristik limbah cair,kualitas limbah cair,prosedur
pengambilan,pengiriman sampel limbah cair, dan interpretasi hasil pemeriksaan.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-2 ini, secara khusus Anda dapat:
2.1 Dapat menjelaskan pengertian limbah cair
2.2 Dapat menjelaskan sumber dari limbah cair
2.3 Dapat menjelaskan karakteristik limbah cair
2.4 Dapat menjelaskan kualitas limbah cair
2.5 Prosedur pengambilan, prosedur pengiriman sampel limbah cair dan
interprentasi hasil pemeriksaan

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-12Ini
adalah:
3.1 Menjelaskan apa yang di maksud pengertian limbah cair
3.2 menjelaskan tentangsumber limbah cair
3.3 menjelaskan tentang karakteristik limbah cair
3.4 Menjelaskan tentang kualitas limbah cair
3.5 Prosedur pengambilan limbah cair, pengiriman sampel limbah cair dan
interpretasi hasil pemeriksaan

28
4. Uraian Materi
4.1 Pengertian limbah cair

Cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan
kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste
water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang
berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya.

Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003), mendefinisikan limbah


berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah
tangga (permukiman),instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan
air tanah, air permukaan, dan air hujan

Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah
tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga,
peternakan, pertanian, dan sebagainya.Komponen utama limbah cair
adalah air (99%) sedangakan komponen lainnya bahan padat yang
bergantung asal buangan tersebut.(Rustama et. al, 1998).

4.2 Sumber limbah cair

Sumber - sumber Limbah cairSecara umum, limbah cair dihasilkan


berdasarkan kegiatan-kegiatan berikut:

4.2.1 Kegiatan rumah tangga seperti air cucian, deterjen, air bekeas mandi,
dll
4.2.2 Kegiatan industri seperti air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, dll
4.2.3 Kegiatan rumah sakit dan aktivitas yang bergerak di bidang
kesehatan
4.2.4 Kegiatan pertanian, peternakan
4.2.5 Kegiatan pertambangan
4.2.6 Kegiatan transportasi
4.2.7 Kegiatan PerkotaanLimbah cair secara umum dikategorikan menjadi
2 macam yaitu:

29
A. Point Sources ialah limbah cair yang sudah diketahui sumbernya.
Seperti limbah cairkegiatan industry baik tekstil, tinta, maupun
baja.
B. Not Point Sources ialah limbah cair yang tidak diketahui di mana
sumbernya. Seperti limbah cair hasilkegiatan pertanian, dan
peternakan

4.3 Karakteriskit limbah cair

Karakteristik air limbah cair dapat diketahui menurut sifat-sifat dan


karaktersitik fisika, kimia dan biologis.Dalam menentukan karakteristik
limbah cair, ada tiga (3) sifat yang harus diketahui, yaitu

4.3.1 Karakteristik Fisika

Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya :

A. Total Solid (TS)


Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari bahan
organik maupun anorganik yang larut, mengendap, atau
tersuspensi dalam air.
B. Total Suspended Solid (TSS)
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang
ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan
membran berukuran 0,45 mikron (Sugiharto, 1987).Total
Suspended Solid atau Padatan tersuspensi adalah padatan
yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat
langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran
maupun beratnya lebih kecil dari sedimen.
C. Warna
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring
dengan waktu dan meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah
berubah dari yang abu–abu menjadi kehitaman.Warna dalam air
disebabkan adanya ion-ion logam besi dan mangan (secara

30
alami), humus, plankton, tanaman air dan buangan
industri.Warna air dibedakan atas dua macam, yaitu :
1. Warna sejati (true collor) yang diakibatkan oleh bahan-bahan
terlarut.
2. Warna semu (apparent collor) yang selain disebabkan oleh
bahan-bahan terlarut, juga karena bahan-bahan tersuspensi,
termasuk diantaranya yang bersifat koloid.
D. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik
yang bersifat organik maupun anorganik yang mengapung dan
terurai dalam air. Kekeruhan menunjukan sifat optis air, yang
mengakibatkan pembiasan cahaya kedalam air. Kekeruhan
membatasi masuknya cahaya dalam air
E. Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan
efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme
air dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari – hari.
Naiknya suhu atau temperatur air akan menimbulkan akibat
berikut :
1. Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
2. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
3. Mengganggu kehidupan organisme air.
F. Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses
dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah.
Sifat bau limbah disebabkan karena zat-zat organik yang telah
berurai dalam limbah dan mengeluarkan gas-gas seperti sulfide
atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak. Hal ini
disebabkan adanya pencampuran dari nitrogen, sulfur dan
fosfor yang berasal dari pembusukan protein yang dikandung
limbah. Pengendalian bau sangat penting karena terkait dengan
masalah estetika.

31
G. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukan
ke dalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di
atas permukaan air. Minyak dan lemak merupakan bahan
organis bersifat tetap dan sukar diuraikan oleh bakteri.  Karena
berat jenisnya lebih kecil dari pada air maka minyak tersebut
membentuk lapisan tipis di permukaan air dan menutup
permukaan yang mengakibatkan terbatasnya oksigen masuk ke
dalam air.

4.3.2 Karateristik Kimia


A. Biological Oxygen Demand (BOD)
Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan
oleh organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi
bahan–bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak
menunjukan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi
hanya mengukur secara relativ jumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika
konsumsi oksigen tinggi, yang ditunjukan dengan semakin
kecilnya sisa oksigen terlarut didalam air, maka berarti
kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen adalah
tinggi.
BOD dapat diterima bilamana jumlah oksigen yang akan
dihabiskan dalam waktu lima hari oleh organisme pengurai
aerobik dalam suatu volume limbah pada suhu 20 0C. Hasilnya
dinyatakan dengan ppm.
B. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air
untuk proses reaksi secara kimia guna menguraikan unsur
pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per
milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984).
Pengukuran kekuatan limbah dengan COD adalah bentuk lain
pengukuran kebutuhan oksigen dalam air limbah. Pengukuran
ini menekankan kebutuhan oksigen akan kimia dimana
32
senyawa-senyawa yang diukur adalah bahan-bahan yang tidak
dapat dipecah secara biokimia.
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh
zat anorganik. Dalam laboratorium, pengukuran COD dilakukan
sesaat dengan membuat pengoksidasi K 2Cr2O7 yang digunakan
sebagi sumber oksigen.
C. Dissolved Oxygen (DO)
DO adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk
respirasi aerob mikroorganisme. DO di dalam air sangat
tergantung pada temperatur dan salinitas. Keadaan DO
berlawanan dengan keadaan BOD. Semakin tinggi BOD
semakin rendah DO. Keadaan DO dalam air dapat menunjukan
tanda-tanda kehidupan organisme dalam perairan. Angka DO
yang tinggi menunjukan keadaan air yang semakin baik.
D. Derajat keasaman (pH)
Keasaman air diukur dengan pH meter.Keasaman
ditetapkan berdasarkan tinggi- rendahnya konsentrasi ion 
hidrogen dalam air. pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi
dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan
kehidupan mikroorganisme. Ph normal untuk kehidupan air 6 –
8.
E. Logam Berat
Air sering tercemar oleh berbagai komponan anorganik,
diantaranya berbagai jenis logam berat yang berbahaya. Logam
berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga
diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang
mengandung logam berat.
Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari
lingkungan, yang terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb),
Arsenik (As), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Kromium (Cr), dan
Nikel (Ni). Logam- logam tersebut diketahui dapat mengumpul di
dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh
dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang
terakumulasi.
33
F. Tembaga (Cu)
Tembaga dengan nama kimia cupprum dilambangkan
dengan Cu. Unsur logam ini berbentuk kristal dengan warna
kemerahan.Unsur tembaga    di alam, dapat ditemukan dalam
bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam
bentuk persenyawaan atau senyawa padat dalam bentuk
mineral, seperti  dari peristiwa pengikisan (erosi) dari batuan
mineral.
Sesuai dengan sifat kelogamannya, Cu dapat
membentuk alloy dengan bermacam-macam logam. Dalam
bidang industri, senyawa Cu banyak digunakan, seperti pada
industri cat sebagai antifoling, industri insektisida dan fungisida,
dan lain-lain.
Pada manusia, efek keracunan utama yang ditimbulkan
akibat terpapar oleh debu atau uap logam Cu adalah terjadinya
gangguan pada jalur penafasan sebelah atas.
G. Cadmium (Cd)
Logam Cd mempunyai penyebaran yang sangat luas di
alam, namun hanya satu jenis mineral Cd di alam, yaitu
greennockite (CdS) yang selalu ditemukan bersamaan dengan
mineral spalerite (ZnS). Logam ini bersifat lunak, ductile,
berwarna putih seperti putih perak.
Prinsip utama dalam penggunaan cadmium adalah
sebagai bahan ”stabilisasi”sebagai bahan pewarna dalam
industri plastik dan pada elektroplating. Namun sebagian besar
dari substansi logam cadmium ini juga digunakan pada baterai.
Keracunan yang diakibatkan oleh Cd dapat bersifat akut
dan kronis.Keracunan akut oleh logam Cd menimbulkan
penyakit paru-paru. Sedangkan keracunan kronik yang
diakibatkan logam Cd adalah kerusakan pada banyak sistem
fisiologis tubuh.

34
4.3.3 Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air
terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.
Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme
yang terkandung dalam air limbah.

4.4 Kualitas limbah cair


Perubahan sifat-sifat pada limbah cair (sifat biologis,fisika dan kimia),
sangat berpengaruh terhadap kualitas dari suatu limbah. Dalam prekteknya,
kualitas limbah cair diukur berdasarkan parameter-parameter yang telah
ditentukan di berbagai Negara termasuk Negara Indonesia. Parameter-
parameter yang akan dipelajari pada penilitian in adalah Ph(derajat
keasaman), kekeruhan, COD dan BOD yang mengacuh pada standar baku
mutu limbah cair dalam Surat Keputusan Gubernur Provinsi Lampung
Nomor G/624/B/VII/Hk.1999 mengenai baku mutu

4.5 Prosedur pengambilan, pengiriman sampel air limbah dan interpretasi


hasil pemeriksaan

Sampling adalah proses mengumpulkan beberapa bagian dari suatu


material. Maksud pengambilan sample air limbah adalah mengumpulkan
volume air limbah dari suatu badan air yang akan diteliti dengan jumlah
yang sesedikit mungkin tapi masih mewakili, yaitu sesuai dengan tujuan
pengambilan sampel kualitas limbah cair tersebut

4.5.1 Persyaratan alat pengambil sampel :

A. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel.


B. Mudah di cuci
C. Mudah dipindahkan ke dalam botol penampung
D. Mudah dan aman dibawa
E. Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.

35
4.5.2 Jenis alat pengambil sampel :
A. Alat pengambil sampel sederhana
Dapat berupa ember plastik yang dilengkapi dengan tali
atau gayung plastik yang bertangkai panjang.
B. Botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada
kedalaman tertentu.

4.5.3 Alat pengukur parameter lapangan


A. DO meter atau peralatan untuk metode Winkler.
B. pH Meter
C. Turbidimeter
D. Konduktimeter
E. Termometer, dan
F. Alat pengukur debit
G. Pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus
memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak
mengubah kadar zat yang akan diuji.
H. Pendingin
Alat ini dapat menyimpan sampel pada 4oC ±2oC,
digunakan untuk menyimpan sampel untuk pengujian sifat fisika
dan kimia.
Pemilihan lokasi pengambilan sampel :
1) Lokasi pengambilan sampel air limbah industri harus
mempertimbangkan ada arau tidak adanya IPAL.
2) Sampel harus diambil pada lokasi yang telah mengalami
pencampuran secara sempurna

4.5.4 Penentuan lokasi pengambilan sampel :


A. Untuk keperluan evaluasi efisiensi IPAL :
Sampel diambil pada lokasi sebelum dan setelah IPAL
dengan memperhatikan waktu tinggal.
Pengambilan sampel pada inlet :

36
 Pada aliran bertubulensi tinggi agar terjadi pencampuran
dengan baik.
 Bila tidak memungkinkan ditentukan lokasi lain yang dapat
mewakili karateristik air limbah
B. Untuk keperluan pengendalian pencemaran air :
 Pada penerima sebelum tercampur limbah
 Pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke perairan
penerima.
 Pada perairan penerima setelah tercampur dengan air limbah,
namun belum tercampur limbah lainnya.

4.5.5 Pengambilan sampel air limbah secara kimia


A. Gunakan sarung tangan dan masker untuk mengambil sample
limbah cair.
B. Buka saluran air limbah dengan hati-hati.
C. Bilas jerigen yang akan dipakai dengan air limbah yang akan
diperiksa.
D. Masukkan air limbah kedalam jerigen sebanyak 2 liter dan tutup
kembali.
E. Jerigen dilap dan diberi label dengan tulisan :
1. Tanggal pengambilan sample
2. Nama pengambil sample
3. Waktu pengambilan sample
4. Lokasi pengambilan sample.
F. Segera bawa sample air ke laboratorium kesehatan

4.5.6 Pengambilan sampel air limbah secara mikrobiologi :


A. Siapkan botol steril untuk pemeriksaan air limbah.
B. Siapkan lampu spirtus dan nyalakan lampu spirtus.
C. Mulut botol dilidah apikan.
D. Masukkan mulut botol kedalam badan air dan diisi sampai ¾
bagian.
E. Mulut botol dilidah apikan dan ditutup.

37
F. Botol dilap dan diberi label dengan tulisan :
1) Tanggal pengambilan sample
2) Nama pengambil sample
3) Waktu pengambilan sample
4) Lokasi pengambilan sample.
G. Sample air segera dibawa ke Laboratorium Kesehatan.
1) Aerator gaya berat, misalnya cascade air terjun atau bidang-
bidang miring.
2) Penyebar suntik, dimana udara dalam bentuk gelembung-
gelembung kecil disuntikkan kedalam zat cair.
3) Aerator mekanis yang mengikat pencampuran zat cair dan
membuat air terbuka ke atmosfir dalam bentuk butiran-
butiran tetesan.

RANGKUMAN

Cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair
yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran
dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air
permukaan, serta buangan lainnya.

Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003), mendefinisikan limbah berdasarkan


titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga
(permukiman),instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah,
air permukaan, dan air hujan

Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak
dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan,
pertanian, dan sebagainya.Komponen utama limbah cair adalah air (99%)
sedangakan komponen lainnya bahan padat yang bergantung asal buangan
tersebut.(Rustama et. al, 1998)

38
Tes Formatif

Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada
salahsatu huruf yang dianggap paling tepat.

1. Salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman
dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. ....
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
2. Dilakukankan dengan cara membuat air terbuka bagi udara atau
denganmemasukkan udara kedalam air.....
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
3. Pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya gravitasi sehingga
bagian yang padat berada di dasar kolam
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
4. Banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan
air minum di Negara-negara sedang berkembang karena sebagai
desinfektan, biayanya relative murah, mudah, dan efektif..
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
5. Proses pemisahan antara padatan/koloid dengan cairan
a. Aerasi
b. Klorinasi
39
c. Filtrasi
d. Sedimentasi

Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban


Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini.
Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar.

Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
6
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
So
70 % = Kurang
al-
soa
l
Tu
gas

Jawablah soal-soal tugas berikut ini dengan jelas dan singkat.

1. Jelaskan apa yang dimaksud penyaringan?


2. Jelaskan alasan dilakukannya proses klorinasi pada air?
3. Jelaskan alasan penggunaan arang aktif pada proses filtrasi?
4. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan sedimentasi?
5. Jelaskan secara singkat manfaat dilakukannya filtasi pada air?

40
MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-3

KUALITAS UDARA
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-3 ini, mahasiswa dapat mengetahui pengertian, sumber, jenis
udara, dan kualitas udara.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-3 ini, secara khusus Anda dapat:
2.1 Mengetahui Pengertian udara
2.2 Mengetahui Sumber udara
2.3 Mengetahui Jenis udara

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-1Ini adalah:
3.1 Menjelaskan apa yang di maksud pengertian udara
3.2 Menjelaskan tentang sumber udara
3.3 Menjelaskan tentang jenis udara

4. Uraian
4.1 Pengertian udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan
yangmengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu
konstan.Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam
bentuk uapH2O dan karbon diokside (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di
udara bervariasitergantung dari cuaca dan suhu. Konsentrasi CO2 di udara
selalu rendah, yaitusekitar 0.03%. konsentrasi CO2 mungkin naik, tetapi
masih dalam kisaranbeberapa per seratus persen, misalnya di sekitar
proses-proses yang menghasilkanCO2 seperti pembusukan sampah
41
tanaman, pembakaran, atau di sekitar kumpulanmassa manusia di dalam
ruangan terbatas yaitu karena pernafasan. KonsentrasiCO2 yang relatif
rendah dijumpai di atas kebun atau lading tanaman yang sedangtumbuh
atau di udara yang baru melalui lautan. Konsentrasi yang relatif rendah
inidisebabkan oleh absorsi CO2 oleh tanaman selama fotosintesis dan
karena kelarutan CO2 di dalam air. Tetapi pengaruh proses-proses tersebut
terhadap konsentrasi total CO2 di udara sangat kecil karena rendahnya
konsentrasi CO2.

4.2 Sumber udara

Sumber pencemaran udara yang utama adalah berasal dari


transportasi terutama kendaraan bermotor. Pencemaran yang dihasilkan
terdiri dari karbonmonoksida 60 % dan sekitar 15 % terdiri dari hidrokarbon,
timbal (Fardiaz, 1992).Daerah perkotaan, kendaraan bermotor
menghasilkan 85 % dari seluruh pencemaran udara yang terjadi.
Pencemaran udara yang lazim dijumpai dalam jumlah yang dapat diamati
pada berbagai tempat khususnya di kota-kota besar menurutHasketh dan
Ahmad dalam Purnomohadi (1995) antara lain adalah :
4.2.1 Nitrogen Oksida (NOX) yaitu senyawa jenis gas yang terdapat di
udara bebas,bebagai jenis NOx dapat dihasilkan dari proses
pembakaran Bahan BakarMinyak (BBM) dan bahan bakar fosil
lainnya yang dibuang ke lingkungan.Gas NOx berbahaya bagi
kesehatan dan ternak, dan dikawasan pertanian dapatmerusak hasil
panen.
4.2.2 Belerang Oksida (SOx), khususnya belerang oksida (SO2) dan
belerang trioksida(SO3) adalah senyawa gas berbau tak sedap, yang
banyak dijumpai dikawasan industri yang menggunakan batubara
sebagai bahan bakar sumbeenergi utamanya. Belerang oksida juga
merupakan salah satu bentuk gas hasilkegiatan vulkanik, erupsi
gunung berapi, sumber air panas dan uap. Belerangoksida juga
mengganggu kesehatan khususnya penglihatan dan selaput
lendirsekitar saluran pernapasan (hidung, kerongkongan dan

42
lambung). Di kawasanpertanian, gas-gas belerang oksiada ini dapat
merusak hasil panen
4.2.3 Partikel-partikel, berasal dari asap (terutama pembakaran kayu,
sampah,batubara) erupa partikel-partikel debu halus dan agak kasar
yang berasal darikegiatan manusia. Sifat terpenting dari partikel ini
adalah ukurannya, yangberkisar 0,0002-500 mikron yang disebut
partikel tersangga (suspendedparticulate) yang keberadaanya di
udara berkisar antara beberapa detik hinggabeberapa bulan,
tergantung keadaan dinamika atmosfer. Hasketh dan Ahmad dalam
Purnomohadi (1995)

4.3 Jenis Udara

4.3.1 Oksigen

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia  yang merupakan


unsur golongan kalkogen dan dapat mudah bereaksi dengan hampir
semua unsur lainnya. Karakteristik dari oksigen ini ialah lebih larut
dalam air daripada nitrogen.

A. Keberadaan Oksigen

Larutan di sekitar kutub bumi dapat menyokong


kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen
yang lebih tinggi.

Air yang terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2


dalam air tersebut, namun para ilmuwan menaksir kualitas air
dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis yang diperlukan
untuk mengembalikan kosentrasi O2 dalam air itu seperti semula.

B. Manfaat Oksigen :

1. Meningkatkan daya ingat dan kecerdasan otak


2. Menstabilkan tekanan darah
3. Mencegah stress

43
4. Memperkuat jantung dan sistem imun
5. Mempercantik kulit dan mencegah penuaan dini
6. Menstabilkan metabolism

C. Dampak Buruk O2

1. Kejang-kejang dan tidak sadar


2. Buta permanen (pada balita)
3. Sesak napas dan sakit dada
4. Menyebabkan gangguan 3 organ yang amat vital akibat
keracunan oksigen yang karena kelebihan oksigen
5. Kerusakan pada otak karena kekurangan oksigen
6. Menyebabkan karat pada besi, seng, dan logam lainnya yang
bisa berkarat
7. Bersifat mudah terbakar apabila O2 bertemu dengan
gas/panas yang mudah terbakar

4.3.2 Nitrogen

 Nitrogen ialah unsur kimia yang karakteristiknya sulit bereaksi


dengan unsur atau senyawa lainnya dan disebut sebagai zat lemas.
Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif
bereaksi dengan unsur lainnya.
 Mengisi 78,08% atmosfer bumi.
A. Manfaat nitrogen

1. Nitrogen meningkatkan produksi bibit dan buah serta


memperbaiki kualitas daun dan akar.
2. Nitrogen merupakan bagian dari klorofil, pewarna hijau dari
tanaman bertanggung jawab terhadap fotosintesis.
3. Membantu tanaman mempercepat pertumbuhannya.

B. Dampak buruk nitrogen

1. Menyebabkan kematian karena kurangnya oksigen


2. Kandungan oksigen di atmosfer akan menurun

44
4.3.3 Karbondioksida

 Karbondioksida adalah hasil dari pembakaran  senyawa organik


jika cukup jumlah oksigen yang ada
 Karbon dioksida berasal dari gas rumah kaca yang penting
karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat
 Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-
tumbuhan, fungi (jenis jamur-jamuran) , dan mikroorganisme.
A. Manfaat karbondioksida

1. Sebagai bahan untuk fotosintesis


2. Karbon dioksida padat (es kering) dapat mendinginkan es krim
3. Karbon dioksida pada alat pemadam kebakaran yang dapat
memadamkan api

B. Dampak buruk karbondioksida

1. Gangguan pernapasan

2. Global warming yang disebabkan oleh :

 Efek rumah kaca


 Polusi udara
 Kurangnya daerah lapang hijau

45
RANGKUMAN

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan


yangmengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu
konstan.Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam
bentuk uapH2O dan karbon diokside (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di
udara bervariasitergantung dari cuaca dan suhu.
Sumber pencemaran udara yang utama adalah berasal dari
transportasiterutama kendaraan bermotor. Pencemaran yang dihasilkan terdiri
dari karbonmonoksida 60 % dan sekitar 15 % terdiri dari hidrokarbon, timbal
(Fardiaz, 1992).Daerah perkotaan, kendaraan bermotor menghasilkan 85 % dari
seluruhpencemaran udara yang terjadi

Tes Formatif

Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada
salahsatu huruf yang dianggap paling tepat.
1. Salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman
dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. ....
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
2. Dilakukankan dengan cara membuat air terbuka bagi udara atau
denganmemasukkan udara kedalam air.....
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi

46
3. Pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya gravitasi sehingga
bagian yang padat berada di dasar kolam
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
4. Banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan
air minum di Negara-negara sedang berkembang karena sebagai
desinfektan, biayanya relative murah, mudah, dan efektif..
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
5. Proses pemisahan antara padatan/koloid dengan cairan
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi

Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban


Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini.
Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar.

Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
7
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
70 % = Kurang
47
So
al-
soa
l
Tu
gas

Jawablah soal-soal tugas berikut ini dengan jelas dan singkat.


1. Jelaskan apa yang dimaksud penyaringan
2. Jelaskan alasan dilakukannya proses klorinasi pada air
3. Jelaskan alasan penggunaan arang aktif pada proses filtrasi
4. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan sedimentasi
5. Jelaskan secara singkat manfaat dilakukannya filtasi pada air

48
MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-4

1. TujuanPembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-ini, mahasiswa dapat Memahami tentang Tanah, Kualitas dan
penyehatan tanah.

2. TujuanPembelajaranKhusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-4 ini, secara khusus Anda dapat:
2.1 Mengetahui Pengertian Tanah.
2.2 Mengetahui Kualitas Tanah
2.3 Mengetahui Konsep Penyehatan Tanah
2.4 Mengetahui Prosedur pengambilan, pengiriman dan interpretasi hasil
sampel tanah

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada KegiatanBelajar-4Ini adalah:
3.1 Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Tanah.
3.2 Menjelaskan apa yang dimaksud Kualitas Tanah
3.3 Menjelaskan tentang Konsep penyehatan tanah.
3.4 Menjelaskan Prosedur pengambilan, pengiriman dan interpretasi hasil
sampel tanah.

4. Uraian
4.1 Pengertian Tanah

Tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem
bumi yang lain, yaitu air alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan,
dan kemantapan ekosistem. Tanah berkedudukan khas dalam masalah
lingkungan hidup, merupakan kimia lingkungan dan membentuk landasan
hakiki bagi kemanusiaan (James, 1995).Tanah juga merupakan komponen

49
dari keseluruhan ekosistem yang mendukung produksi tanaman dan
menentukan kualitas ekosistem. Dalam pertanian, tanah yang sehat
merupakan keseimbangan antara fisik, kimia dan biologi.

4.2 Kualitas Tanah


Kualitas tanah (soil health atau soil quality) adalah kondisi tanah yang
menggambarkan tanah itu sehat, yaitu mempunyai sifat tanah yang baik
dan produktifitasnya tinggi secara berkelanjutan. (Utomo, 2002 dan Reintjes
et al, 1999). Tanah yang berkualitas, tidak saja tanah tersebut subur dan
produktif akan tetapi harus mencakup aspek lingkungan dan kesehatan.
Tanah yang berkualitas tidak akan menunjukkan polusi yang nyata,
tidak mengalami degradasi, tidak meracuni tanaman, menghasilkan
produksi pertanian yang aman dikonsumsi baik oleh manusia maupun
hewan dan memberikan keuntungan pada petani secara berkelanjutan.
Menurut Doran dan Parkin (1993) pengertian kualitas tanah harus
mencakup: (1) produktivitas, kemampuan tanah untuk menghasilkan
tanaman, (2) kualitas lingkungan, kemampuan tanah untuk menetralisis
kontaminan-kontaminan lingkungan, pathogen dan aspek-aspek merusak
lainya, (3) kesehatan, kemampuan tanah mempertahankan kesehatan
tanaman, hewan dan manusia.
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kualitas tanah adalah sifat fisika,
kimia dan biologi tanah. Indicator sifat fisika tanah adalah kapasitas
menahan air tanah, laju infiltrasi, agregasi dan struktur tanah, berat isi
tanah, tekstur tanah, serta kedalaman zone perakaran. Indikato sifat kimia
tanah adalah bahan organic tanah, kapaitas tukar kation, ketersedia hara,
keasaman tanah da konduktivitas tanah. Sedangka indicator sifat biologi
tanah adalah biomassa biota tanah, biodiversitas tanah dan aktifitas
respirasi dan mineralisasi tanah. Kontribusi indicator-indikator itu dalam
menentuka kualitas tanah.
Kualitas tanah merupakan tanah dapat melakukan fungsinya seperti
yang kita inginkan, lebih spesifiknya kualitas tanah adalah kapasitas dari
jenis tanah tertentu untuk melakukan fungsinya dengan jaringan ekosistem
alami maupun buatan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan
hewan selain itu juga untuk meningkatkan kualitas air dan udara dan
50
mendukung kehidupan serta kesehatan manusia. Beberapa orang memiliki
konsep yang berbeda mengenai kualitas tanah, sebagai contoh :
A. Orang pertanian mengartikan kualitas tanah sebagai produktivitas
lahan tinggi, keuntungan yang maksimal atau pelestarian tanah.
B. Konsumen mengartikan kualitas tanah sebagai lahan yang dapat
ditamani, lahan yang sehat, dan sumber makanan yang murah, saat ini
dan untuk generasi yang mendatang.
C. Ilmuwan, mengartikan kualitas tanah sebagai keseimbangan alam dan
lingkungan.
D. Pecinta alam mengartikan kualitas tanah sebagai fungsi potensial
ekosistem dalam meningkatkan keragaman biodiversitas kualitas air,
siklus hara dan produksi biomassa. Dalam tatanan konsepnya,
kualitas tanah erat kaitannya dengan kesehatan tanah. Kesehatan
tanah memberikan air dan udara yang bersih, kelestarian tanaman dan
hutan, produktifitas lahan, keanekaragaman hayati, dan keindahan
alam lingkungan. Tanah melakukan kegiatan tersebut melalui 5 fungsi
essensial yaitu :

1. Mengatur perputaran air . Tanah berperan dalam membantu


mengontrol air hujan, salju yang mencair, dan larinya air irigasi. Air
dan aliran massa terlarut menutupi lahan baik dipermukaan
maupun di dalam tanah.
2. Menyangga keberlangsungan hidup tanaman dan hewan.
Diversitas dan produktivitas hayati tergantung pada tanah.
3. Menyaring bahan-bahan polutan atau racun yang potensial. Mineral
dan mikroba dalam tanah peka dalam menyaring, menyangga,
mendegradasi, dan mendetoksifikasi bahan organik dan anorganik.
4. Daur nutrisi. karbon, nitrogen, fosfor dan berbagai unsur hara
disediakan, ditransformasi, dan didaur ulang oleh tanah.
5. Meningkatkan struktur. Kestabilan tanah berperan untuk menopang
bangunan di atasnya dan fosil arkeologi yang tersimpan dalam
tanah yang berhubungan dengan perilaku manusia purba (culture
aspect).

51
4.3 Konsep Penyehatan Tanah
Penyehatan tanah adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyehatkan
kembali tanah yang telah tercemar. Bioremediasi adalah suatu cara untuk
melakukan penyehatan tanah, dengan bantuan mikroorganisme.
Penyehatan tanah dengan cara bioremediasi, terbagi atas 2, yaitu :
4.3.1 Bioremediasi in-situ (dilakukan di tempat, tanpapemindahan)
A. Harus mengeksplorasi dan mengetahui secara mendalam
mengenai unsur yg mengkontaminasi, serta memerlukan oksigen
dan nutrisi untuk memaksimalkan kerja organisme.
4.3.2 Bioremediasi eks-situ
A. Menggunakan teknik landframing, dengan meratakan tanah
hingga ke lapisan kedap air, lalu melepaskan mikroorganisme
pengurai.

Selain melakukan bioremediasi, dapat pula dilakukan hal-hal


lain untuk menyehatkan tanah, diantaranya :
1. Menanami tanah gundul dengan pepohonan, dan menanami
lahan kosong dengan rerumputan.
2. Memperbaiki cara-cara pengolahan tanah (sistem irigasi,
pemberantasan hama, dll)
3. Pemberian pupuk yang bagus dan berkualitas
4. Pembuatan terasering di kawasan yangmemiliki lereng yang
terjadi

4.4 Prosedur Pengambilan, Pengiriman dan Interpretasi hasil sampel


tanah
4.4.1 Pengambilan Sampel Tanah
A. Alat: Auger, skop kecil
B. Bahan: plastic sampel
C. Cara Kerja:
1. Ambil sampel tanah dengan menggunakan auger. Untuk
kualitas humus diambil pada kedalaman 0 cm – 30 cm
2. Masukkan sampel kedalam plastic sampel.

52
4.4.2 Pengiriman Sampel Tanah
A. Beri label plastik sampel yang berisi sampel tanah. Berisi
informasi: lokasi, waktu pengambilan,dan pengambil sampel.
B. Sampel tanah siap dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
4.4.3 PembuatanLarutan NA
A. Alat: Timbangan analitik, erlenmeyer 300ml, gelas ukur 100ml
B. Bahan: Nutrient Agar (NA) 5,6 gr, akuades 200ml
C. Cara Kerja :
1. Timbang NA sebanyak 5,6gr lalu masukkan ke erlenmeyer
300ml.
2. Masukkan akuades 200ml (sedikit demi sedikit) pada
erlenmeyer yang berisi NA 5,6gr.
3. Homogenkan, lalu sterilisasi di autoclave.
4.4.4 PemeriksaanSampel Tanah
A. Alat: Tabung reaksi, cawan petri, jarum ose, lampu bunsen,
pipet tetes, pipet ukur 10ml dan 1ml, beaker glass 100ml,
timbangan analitik, erlenmeyer,
B. Bahan: akuades, asam asetat, nutrien agar.
C. Cara Kerja:
1. Timbang 1 gr tanah dan masukkan ke dalam erlenmeyer
berisi 100ml akuades, lalu kocok hingga terbentuk suspens
yang homogen.
2. Diamkan dan ambil 1 ml bagian yang jernih dan masukkan ke
dalam tabung rekasi berisi 9ml akuades
3. Lakukan pengenceran hingga 103.
4. Ambil sampel dari tabung reaksi 100µml (0,1ml) ke cawan
petri steril yang telah berisi 3 tetes asam asetat.
5. Tuangkan NA (suhu 45 – 50oC) ke cawan petri yang berisi
sampel dan asam asetat.
6. Homogenkan dengan menggerakkan cawan petrimembentuk
angka 8.
7. Inkubasikan selama 1x24 jam. Jika belum terlihat adanya
mikroba. Lanjutkan lagi 1x24 jam.

53
4.4.5 Interpretasi Hasil
A. Alat: Colony counter
B. Bahan: cawan petri sampel yang telah diinkubasi
C. Cara kerja:
1. Nyalakan colony counter
2. Letakkan cawan petri sampel yang telah diinkubasi ke colony
counter
3. Tekan koloni yang ada pada cawan petri denganpena colony
counter .

54
RANGKUMAN

Tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi
yang lain, yaitu air alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan
kemantapan ekosistem. Tanah berkedudukan khas dalam masalah lingkungan
hidup, merupakan kimia lingkungan dan membentuk landasan hakiki bagi
kemanusiaan (James, 1995). Tanah juga merupakan komponen dari keseluruhan
ekosistem yang mendukung produksi tanaman dan menentukan kualitas
ekosistem.
Kualitas tanah (soil health atau soil quality) adalah kondisi tanah yang
menggambarkan tanah itu sehat, yaitu mempunyai sifat tanah yang baik dan
produktifitasnya tinggi secara berkelanjutan. (Utomo, 2002 dan Reintjes et al,
1999). Tanah yang berkualitas, tidak saja tanah tersebut subur dan produktif akan
tetapi harus mencakup aspek lingkungan dan kesehatan.
Penyehatan tanah adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyehatkan
kembali tanah yang telah tercemar.

TesFormatif
Kerjakan soal berikut ini dengan member tanda silang (x) pada salah satu
huruf yang dianggap paling tepat.

1. Dalam pertanian, tanah yang sehat merupakan keseimbangan antara...


a. Fisik dan Kimia
b. Fisik dan biologi
c. Biologi dan Kimia
d. Fisik, Kimia dan Biologi
2. Penyehatan tanah dengan cara bioremediasi, terbagi atas....
a. 1 bagian
b. 2 bagian
c. 3 bagian

55
d. 4 bagian
3. Alat yang digunakan untuk mengambil sampel tanah yaitu...
a. Auger
b. Timbangan analitik
c. Plastik sampel
d. Cawan Petri
4. Menurut Doran dan Parkin (1993) pengertian kualitas tanah harus
mencakup...
a. Produktivitas
b. Kualitas Lingkungan
c. Kesehatan
d. Semuanya benar
5. Colony counter merupakan alat yang digunakan dalam...
a. Pengambilan sampel tanah
b. Pembuatan larutan NA
c. Pemeriksaan Sampel Tanah
d. Interpretasi hasil sampel tanah

Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban


Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul
ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar.
Rumus
JumlahjawabanAnda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
8
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
70 % = Kurang

56
So
al-
soa
lTu
gas

Jawablah soal-soal tugas berikut ini dengan jelas dan singkat.


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tanah
2. Jelaskan sifat-sifat tanah yang mempengaruhi Kualitas Tanah
3. Bagaimanakah prosedur pengambilan dan pengiriman sampel tanah
4. Jelaskan cara untuk menyehatkan tanah
5. Jelaskan prosedur pemeriksaan sampel tanah

57
MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-5

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-5 ini, mahasiswa dapat mengetahui kualitas makanan cara uji
kualitas makanan minuman.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-5 ini, secara khusus Anda dapat :
2.1 Mengetahui kualitas makanan dan minuman
2.2 Mengetahui syarat bahan makanan
2.3 Mengetahui Metode Pemeriksaan

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-5 Ini
adalah:
3.1 Menjelaskan tentang kualitas makanan minuman
3.2 Menjelaskan tentang syarat bahan makanan
3.3 Menjelaskan tentang metode pemeriksaan

4. Uraian
4.1 Kualitas makanan minuman
(sari 2003) makanan merupakan salah satu dari tiga unsure kebutuhan
pokok manusia selain kebutuhan sandang dan papan. Sandang dan
papan menjdai kebutuhan pokok manusia keduanya.Makanan bahan yang
biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan di makanan oleh mahluk
hidup untuk memberikan tengga dan nutrisi. Cairan yang dapat di pakai
untuk maksud ini minuman tetapi kata makanan juga bisa di pakai ini
kadang-kadang di pakai dengan kaisan seperti makanan untuk pemikiran
58
makanan yang di butuhkan manusia adalah biasanya di buat melalui
pertnian dan perkebunan yang meliput hewan dan tumbuhan
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan tanpa makanan mahluk
hidup tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Makanan dapat
memebantu pertumbuhan badan dan otak. Makanan yang bergizi
membantu pertumbuhan manusia baik otak maupun badan bergizi akan
memebantu pertumbahuan badan maupun otak. Setiap makanan
mempunyai kandugan gizi yang berbeda protoin, karbohidrat,dan lemak
adalah sala satu contoh gizi yang akan di dapatkan dari mkanan dan
setiap gizi mempunyai fugsi yang berbeda kerbohidrat merupakan sember
tengga sehari-hari.
Air dan panagan merupakan kebutuhan esensialbagi setiap manusia
untuk pertumbuhan maupun mempertahankan hidup namun , dapat pula
timbul penyakit oleh pangan .
Air yang kita gunakan untuk kerluan sehari - hari mengandung
berbagai jenis mikroba ( pathogen dan nonpatogen ) di dalamnya seiring
dengan perkembangan industri , penduduk dan luasnya areal pemukiman,
ketersidiaan air yang bersih yang layak minum semakain langka salah
satu hal yang perlu diperhatikan dalam menilai kelayakan / kualitas air
untuk menjadi air minum adalah jenis bakteri yang terkandung di
dalamnya .

4.2 Syarat bahan makanan


Mahida, N.U, 1986 Sumber bahan makanan perlu mendapat perhatian
secara fisika serta kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan
makanan yang mudah memebusuk atau rusak seperti daging , iakn, susu,
telur, ayam dalam kaleng, buah dan dan sebagai berikut. Bahan makanan
yang baik kadang kala tidak mudah di ketahui . karana perjalan makanan
yang begitu panjang dan melauli perdaganagn yang begitu panjang dan
luas. Sala satu puya mendapt bahan makanan yang baik adalah
menghindari bahan makanan yang dari sumber yang tidk jelas kerna
kurang dapat pertangung jawab secara kualitasnya.

59
4.2.1 Cara peyimpanan bahan makanan
Baku Makanan    Tidak semua bahan makanan yang tersedia
langsung dapat dikonsumsi. Bahan makanan yang tidak segera
diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan
seperti  rumah sakit perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat
bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk,
sehingga kualitasnya dapat terjaga. Ada empat cara penyimpanan
yang memenuhi syarat hygiene sanitasi makanan adalah sbb :
A. Penyimpanan sejuk (cooling) yaitu suhu penyimpanan 10 0-150C,
untuk jenis minuman, buah dan sayuran.
B. Penyimpanan dingin (chilling) yaitu suhu penyimpanan 40-100C,
untuk jenis bahan makanan berprotein yang akan segera diolah
kembali
C. Penyimpanan dingin sekali (freezing) yaitu suhu penyimpanan
00-40C, untuk bahan makanan yang berprotein yang mudah
rusak untuk jangka waktu sampai 24 jam
D. Penyimpanan beku (frozen) yaitu suhu penyimpanan < 00C,
untuk bahan makanan yang berprotein yang mudah rusak untuk
jangka waktu >24 jam

Proses Pengolahan Pengolahan makanan adalah proses


pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang
siap santap. Pada proses pengolahan makanan ada tiga hal
yang perlu mendapat perhatian yaitu :

1. Tempat pengolahan   
Tempat pengolahan makanan adalah suatu
tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan ini
sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang
penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu
kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu
terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi
persyaratan sanitasi.

60
2. Penjamah Makanan (food handler)
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006)
adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan
makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,
pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian.
Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah
makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan
ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak
infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara
lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan
tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus,
Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu
penjamah makanan harus selalu dalam keadaan bersih,
sehat dan terampil.
3. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya
kontaminasi makanan sebagai akibat cara pengolahan yang
salah dan mengikuti kaidah hygiene dan sanitasi yang baik
disebut GMP (good manufacturing practice).
Pengendalian Serangga Dan Tikus  Serangga dan
tikus dapat menimbulkan kerugian bagi manusia, karena
sangat menyukai lingkungan hidup manusia terutama pada
lingkungan yang kurang bersih. Dampak terhadap kesehatan
adalah dapat menimbulkan penyakit yang mengakibatkan
kematian.

a. Lalat
Lalat banyak sekali jenisnya dan paling banyak
merugikan manusia adalah jenis lalat rumah (Musca
domestica), lalat hijau (Lucialia seritica), lalat biru
(Calliphora vipmituria) dan lalat latrine (Fannia
canicularis). Lalat rumah dikenal sebagai pembawa
penyakit, beberapa penyakit yang ditularkan melalui
makanan oleh lalat adalah disentri, diare dan cholera.
61
Penularan ini terjadi secara mekanis, dimana kulit tubuh
dan kaki-kakinya yang kotor merupakan tempat
menempelnya mikro organisme penyakit perut kemudian
hinggap dimakanan. Cara pengendalian lalat diantaranya
adalah lingkungan tempat pengelolaan makanan harus
bebas dari kotoran (bersih), mencegah adanya bau yang
dapat merangsang lalat untuk datang, menggunakan
cahaya berwarna biru, sehingga lalat tidak betah hinggap
pada cahaya tersebut, prosesing makanan terutama ikan,
daging dan sayuran harus pada rungan tertutup (diberi
kasa) sehingga tidak dihinggapi oleh lalat, dengan
mengalirkan angin yang kencang pada dinding atas
sampai bawah pintu sehingga lalat/serangga terjatuh.
b. Kecoak
Kecoak sangat dekat dengan kehidupan manusia,
menyukai bangunan yang hangat, air dan banyak
terdapat makanan, hidupnya berkelompok dan aktif pada
malam hari mencari makanan di dapur, tempat sampah,
saluran air, dan sebagainya. Serangga ini dapat
menularkan penyakit perut antara lain diare, disentri,
typhus dan cholera.
Cara pengendalian kecoak diantaranya adalah
pengendalian yang paling mudah adalah kebersihan,
terutama pada dapur, makanan harus tertutup rapi,
lingkungan jasaboga, rumah makan dan restoran harus
bersih sehingga tidak ada sisa makanan, tempat sampah
harus tertutup rapat, dan harus dibuang setiap saat.
c. Tikus
Lingkungan manusia sangat disenangi oleh tikus,
hal yang menarik yaitu, tersedianya makanan dan
tempat, tikus juga merupakan binatang penular penyakit
baik secara biologis/mekanik.
Secara biologis tikus merupakan “tuan rumah” dari
pinjal yang dapat menualarkan penyakit pes. Kadang-
62
kadang tikus juga mengigit manusia dan dapat
menyebabkan demam (Rat bite
fiver), Salmonellosis dan Leptospirosis, ditularkan melalui
tinja dan urine tikus yang mencemari makanan.
Cara pengendalian tikus diantaranya adalah
semua pintu masuk tempat penyimpanan makanan harus
ditutup rapat dan dapat menutup sendiri dengan baik,
semua sisa makanan, sampah harus dikelola dengan
baik dan terbungkus rapi, kemudian dibuang ditempat
sampah yang tertutup dengan baik, tidak memberi
kemungkinan tikus dapat bersarang, bersembunyi di
dalam usaha jasaboga, rumah makan dan restoran.
Harus diingat/diperhatikan pestisida/bahan racun tikus
yang digunakan tidak terkontaminasi dengan
makanan.Makanan mempunyai rute perjalanan makanan
yang sangat panjang dibagi dalam dalam dua rangkaian
yaitu :

1) Rantai makanan (food chain).


Yaitu rangkaian perjalanan makanan sejak
dari pembibitan, pertumbuhan, produksi pangan,
panen, penggudangan, pemasaran bahan sampai
kepada pengolahan makanan untuk seterusnya
disajikan.
Pada setiap rantai terdapat banyak titik-titik
dimana makanan telah dan akan mengalami
pencemaran sehingga mutu makanan menurun,
untuk itu perlu perhatian khusus dalam
mengamankan titik-titik tersebut selama
diperjalanan, dengan pengendalian di setiap titik
dari rantai perjalanan makanan diharapkan
pencemaran dapat ditekan dan tidak bertambah
berat.

63
2) Lajur makanan
Yaitu perjalanan makanan dalam proses
pengolahan makanan, setiap tahap dalam jalur
pengolahan makanan akan ditemukan titik-titik
yang bersifat riskan pencemaran (critical point).
Titik ini harus dikendalikan dengan baik agar
makanan yang dihasilkan menjadi aman.
Bakteri merupakan salah satu zat pencemar
yang potensial dalam mengkontaminasi makanan,
masuknya bakteri ke dalam makanan akan
meningkatkan pertumbuhan bakteri, terutama bila
tersedia makanan, kelembaban yang cukup, air
yang cukup untuk bakteri tumbuh. Pertumbuhan
bakteri berlangsung secara vegetative (membelah
diri) satu menjadi dua, dua menjadi empat dan
seterusnya. Sel bakteri terdiri inti dan protoplasma.
Inti terdiri dari protein dan protoplasma, bakteri
memerlukan protein dan air untuk hidupnya, pada
suhu dan lingkungan yang cocok, satu bakteri akan
berkembang biak menjadi dua juta lebih dalam
waktu 7 jam.
Dengan jumlah sebanyak itu maka dosis
infeksi dari bakteri telah terlampaui. Artinya
kemungkinan menjadi penyebab penyakit sangat
besar sekali. Suhu yang paling cocok untuk
pertumbuhan bakteri adalah 10 0-600C. Suhu ini
sebagai danger zone (daerah berbahaya).
Makanan yang masih dijamin aman paling
lama dalam waktu 6 jam, karena waktu 6 jam
jumlah bakteri yang tumbuh baru mencapai
500.000    (5x105), setelah melewati waktu tersebut
makanan sudah tercemar berat. Daerah aman
(safety zone) adalah < 100C dan > 600C.
Prakteknya < 100C yaitu di dalam lemari es yang
64
masih berfungsi dengan baik dan > 600C yaitu di
dalam wadah yang selalu berada di atas api
pemanas, kukusan atausteam (uap air).

Titik pengendalian dalam lajur makanan


adalah sebagai berikut :
 Penerimaan bahan, memilih bahan yang baik
dan bersih.
 Pencucian bahan, melarutkan kotoran yang
masih ada seperti residu pestisida pada sayur
dan buah, darah dan sisa bulu pada unggas atau
daging, debu pada beras. Sayuran atau buah
yang diduga mengandung residu pestisida harus
dicuci berulang kali dalam air mengalir, sayuran
lembaran harus dicuci setiap lembaran.
 Perendaman terutama pada jenis biji untuk
meresapkan air ke dalam bahan kering sehingga
mudah dimasak, contoh beras, kacang dan
bumbu.
 Peracikan dengan cara memotong, mengerus
dan mengiris, agar zat gizi tidak hilang maka
makanan harus dicuci terlebih dahulu sebelum
dipotong.
 Pemasakan seperti menggoreng, merebus dan
memanggang merupakan tahap perubahan
tekstur makanan dari mentah/keras akan
menjadi lunak dan empuk sehingga enak di
makan, dengan panas < 80 0C semua bakteri
pathogen akan mati.
 Pewadahan makanan masak merupakan titik
yang paling rawan, karena makanan sudah
bebas bakteri pathogen dan tidak lagi
dipanaskan. Pada tahap ini tidak boleh terjadi

65
kontak makanan dengan tangan
telanjang, droplet atau wadah yang tidak bersih
dan debu atau serangga.
 Penyajian makanan merupakan titik akhir dari
rangkaian perjalanan makanan yang siap
disantap. Makanan yang telah disajikan segera
dimakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri
dan pencemaran ulang (recontamination) akibat
lingkungan sekitarnya. Penyajian dalam waktu
kurang dari 2 jam cukup diamankan dengan
penutup saji, tetapi kalau lebih dari 2 jam harus
disimpan di atas pemanas (oven/termos) atau
dalam lemari es yang berfungsi.
 Santapan akan lebih nyaman bila dikonsumsi
dalam keadaan hangat, makanan akan tetap
aman bila disimpan dalam suhu dingin di dalam
lemari es pada suhu 100C dan dipanaskan ulang
(reheating) pada suhu 800C waktu disantap.

4.3 Metode Pemeriksaan


4.3.1 Makanan minuman
A. Alat dan Bahan
1. Alat
2. Media cair laktosa
3. Media agar EMB
4. Media agar PDA
5. Agar kaldu NA
6. Sampel air (berbagai macam air mineral kemasan, berbagai
macam air berasa, bebrapa sampel air )
B. Bahan
1. tabung reaksi
2. tabung durham
3. cawan petri

66
4. pipit ukur
5. api Bunsen

C. Prosedur Pemeriksaan
1. Uji metode mikrobiologi
Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan
diperlukan berbagai uji yang mencakup uji fisik, uji kimia, uji
mikrobiologi dan uji organoleptik.Uji mikrobiologi merupakan
salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga
daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan
sebagai indikator sanitasi makanan atau indicator keamanan
makanan
Biakkan dalam tabung reaksi yang bernilai positif
pada masing-masing kelompok ditanam kembali pada
tabung reaksi yang berisi medium cair BGLB yang
didalamnya dilengkapi tabung Durham. Volume medium dan
biakan yang ditambahkan sesuai dengan kelompok asal usul
presumtif. Kemudian diinkubasi 24 jam pada suhu kamar
(37° C). Bila terdapat gelembung gas didalamnya uji
penegas positif dan dianggap mengandung E.coli. Catatlah
banyaknya tabung reaksi yang bernilai penegasan positif
dari masing-masing kelompok. Gunakan tabel Mc Crady
untuk mengetahui nilai MPN kuman E.coli tiap 100 ml
sampel air uji

2. Uji pelengkap
Biakan dalam tabung yang beruji penegasan
positif di tanam secara gores (streak method) pada media
EMB. Kemudian diinkubasi pada suhu kamar (37° C) selama
48 jam. Setelah itu dilakukan pengecatan gram terhadap
koloni yang muncul atau tumbuh. Uji lengkap bernilai positif
bila koloni yang muncul berwarna hijau metalik dan hasil
pengecatan gram melalui pengamatan mikroskop diketahui

67
bakteri berbentuk batang Gram negatif. Jika uji lengkap
bernilai positif, maka dapat dipastikan bakteri .

3. Pemeriksaan kualitatif
Pemeriksaan kualitatif, yaitu untuk menentukan
total mikroba yang terdapat dalam sampel air yang
umumnya menggunakan media kaldu agar. Adapun untuk
melindungi dan mencegah masyarakat terhadap bahaya
penyakit yang bersumber dari air, maka WHO dan menteri
kesehatan RI menetapkan baku mutu air minum,sebagai
berikut Baku mutu WHO Menkes RIMPN coliform 0/100 ml
air 0/100air MPN E. coli 0/100 ml air 0/100 ml air TPC 100
kuman/ ml air 200 kuman/ml air   Metode TPC
Salah satu metode yang digunakan untuk menguji
mikroorganisme dalam suatu bahan pangan ataupun obat-
obatan merupakan metode TPC (Total Plate Count) atau
bisa disebut juga ALT (Angka Lempengan Total). Metode
TPC adalah metode yang berfungsi untuk menghitung
jumlah mikroba dalam bahan pangan maupun obat-obatan.
Metode TPC paling banyak digunakan dalam analisa karena
koloni dapat dilihat secara langsung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop. Alat yang digunakan dalam
metode TPC adalah Coloning Counter.
Dengan demikian standart mikrobiologi pada
bahan pangan dan obat sangat diperlukan. Hal ini sangat
erat hubungannya dengan keamanan suatu produk yang
dihasilkan serta menghindari terdeteksi bakteri patogen pada
makanan dan obat-obatan yang dapat menimbulkan suatu
penyakit bagi konsumen.
4. Perhitungan
   Cara Perhitungan ALT:
a. Hitung koloni pada masing-masing pengenceran.
b. Koloni yang menumpuk tidak dapat dihitung. Cari petri
dengan koloni yang tidak menumpuk dan dapat dihitung.
68
c. Jumlah koloni yang representatif adalah yang berjumlah
antara 30-300 koloni.
d. Jumlah koloni dihitung dengan rumus.
RUMUS:
 ALT = Jumlah koloni / Volume yang ditanam x faktor
pengenceran
 Satuan ALT = CFU/ml atau CFU/g
  Metode Angka Lempeng Total :
 Jumlah mikroba aerob mesofil dalam suatu
produk .
 Umumnya tidak selalu terkait dengan bahaya
keamanan pangan , bermanfaat menunjukkan
kualitas , masa simpan, kontaminasi, dan status
higienis pada saat proses produksi.
 Makanan dalam kaleng : ALT anaerob dan ALT
aerob dimaksudkan untuk menunjukkan
kontaminasi pasca proses pengalengan.
 Angka bakteri Aerob Mesofil :
 Sebagai indikator yang lebih baik, dibandingkan
dengan organisme anaerob penyebab keracunan
pangan, misalnya Clostridium botulinum dan C.
Perfringens.Indikator yang baik dalam menentukan
status higienis pada ruang lingkup mikrobiologi
pangan.
5. Nilai Angka Lempeng Total yang tinggi :
a. Menunjukkan bahan baku yang terkontaminasi.
b. Sanitasi yang tidak memadai.
c.  Proses pengolahan (produksi) yang tidak sempurna
serta kondisi penyimpanan yang tidak baik.
6. Nilai ALT 106  -108 mikroorganisme per gram sampel :
a. Menunjukkan kemungkinan telah terjadi kerusakan atau
produk mengalami
b. dekomposisi.

69
7. Perhitungan Koloni Bakteri (1)
a. Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang
menunjukkan jumlah koloni antara 25-250 koloni.
(Tabel 1.1)

Pengencaran Cawan I Cawan II keteragan


10-2 150 300
10-2 20 25
8.  Jumlah koloni rata-rata à Jumlah kedua cawan dikalikan
dengan faktor pengencerannya
  Maka Angka Lempeng Total adalah :
150 + 250 x 102 = 200 x 102                                        
9. Perhitungan Koloni Bakteri (2)
Bila salah satu dari cawan petri menunjukkan jumlah
koloni ≤25 atau ≥250 à dihitung jumlah rata-rata koloni,
kemudian dikalikan dengan faktor pengencerannya 
(Tabel 1.2)
Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni
Rata-Rata
10-2 200 300 250 X 102
10-3 15 25 20 X 103

10. Perhitungan Koloni Bakteri (3)


  Bila cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang
berurutan menunjukkan jumlah koloni antara 25-
250à dihitung jumlah koloni dari masing-masing tingkat
pengenceran, dikalikan dengan faktor pengencerannya
(Tabel 1.3)
Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni
Rata-Rata
10-2 215 225 220 X 102
10-3 26 225 28 X 103

11. Perhitungan Koloni Bakteri (4)

70
Bila hasil perhitungan pada tingkat pengenceran yang
lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata ≥2 kalijumlah
koloni rata-rata pengenceran dibawahnya, maka dipilih
tingkat pengenceran yang lebih rendah.
(Tabel 1.4)
Pengenceran Jumlah Koloni Rata-Rata
10-2 140
10-3 32

  Maka Angka Lempeng Total adalah 140x102


12. Perhitungan Koloni Bakteri (5)
Bila hasil perhitungan pada tingkat pengenceran
lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata ≤2 kalijumlah
rata-rata pada pengenceran dibawahnya, maka dihitung
dari rata-rata jumlah koloni kedua tingkat pengenceran
tersebut.
(Tabel 1.5)
Pengenceran Jumlah Koloni Rata-Rata
10-2 240
10-3 41

13. Perhitungan Koloni Bakteri (6)


 Bila tidak satupun koloni tumbuh dalam cawan,
maka Angka Lempeng Total dinyatakan sebagai <1
dikalikan faktor pengenceran terendah
(Tabel 1.6).
Pengenceran Jumlah Koloni Rata-Rata
10-2 0
10-3 0
  Maka Angka Lempeng Total adalah <1x 102

14. Perhitungan Koloni Bakteri (7)


Jika seluruh cawan menunjukkan jumlah koloni
≥250, dipilih cawan dari tingkat pengenceran tertinggi

71
kemudian dibagi menjadi beberapa sektor (2,4, atau 8) dan
dihitung jumlah koloni dari satu sector.
(Tabel 1.7)
Pengenceran Cawan I (1 Cawan II (1
sektor) sektor)
-2
10 100 150
10-3 175 200

15.  Angka Lempeng Total à jumlah koloni dikalikan dengan


jumlah sektor, kemudian dihitung rata-rata dari kedua
cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran.
(Tabel 1.8)
Pengenceran Cawan Cawan Jumlah Koloni Rata-Rata
I II
-2
10 jumlah jumlah 500 x 102
koloni à koloni à
100 x 4 150 x 4
= 400 = 600
-3
10 jumlah jumlah 751103
koloni à koloni à
175 x 4 200 x 4
= 700 = 800

a. Metode MPN
MPN adalah suatu metode enumerasi
mikroorganisme yang menggunakan data dari hasil
pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair
spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel
padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah
sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya
sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme
yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau massa
sampel.
Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk
menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang

72
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk
contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu
membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut.Metode
MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi,
dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad
renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan
mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas
di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang diletakkan
pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk
gas. (Lihat Halaman 12).
Dalam metode MPN, pengenceran harus
dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran dalam
hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi
medium cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil
pengenceran tersebut mengandung satu sel, beberapa
tabung yang lainnya mengandung lebih dari satu sel
atau tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan
demikian setelah inkubasi, diharapkan terjadi
pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan
sebagai tabung positif, sedangkan tabung lainnya
negatif.
Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung
jumlah jasad renik tertentu yang terdapat diantara
campuran jasad renik lainnya. Sebagai contoh, jika
digunakan Lactosa Broth, maka adanya bakteri yang
dapat memfermentasi laktosa ditunjukkan dengan
terbentuknya gas di dalam tabung Durham. Cara ini
biasa digunakan untuk menentukan MPN koliform
terhadap air atau minuman karena bakteri Coliform
termasuk bakteri yang dapat menfermentasi laktosa.
Dalam metode MPN (Most Probable Number)
untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum
73
digunakan kelompok koliform sebagai indikator. Metode
MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan
pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk
menduga jumlah koliform dalam sampel yang diuji. Uji
ini diawali dengan memasukkan 10 ml cairan dari
sampel ke dalam lauryl tryptose broth, uji awal ini
disebut uji duga (presumtive test). Dalam uji duga,
setiap tabung yang menghasilkan gas dalam masa
inkubasi diduga mengandung bakteri koliform. Uji
dinyatakan positif bila terlihat gas dalam tabung
Durham. Tabung yang memperlihatkan gas diuji lebih
lanjut dengan uji peneguhan. Untuk uji peneguhan
dilakukan untuk meneguhkan bahwa gas yang
terbentuk disebabkan oleh kuman koliform dan bukan
disebabkan oleh kerja sama beberapa spesies
sehingga menghasilkan gas. Uji peneguhan
menggunakan BGLB (Briliant Green Bile Lactose Broth)
yang diinokulasikan dengan satu mata ose media yang
memperlihatkan hasil positif pada uji duga (Lay, 1994).
Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan
sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan
konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika
ditanam dalam tabung menghasilkaan frekensi
pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak
selalu”. Semakin besar jumlah sampel yang
dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang
dilakukan) maka semakin “sering” tabung positif yang
muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan
(semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka
semakin “jarang” tabung positif yang muncul. Jumlah
sampel/pengenceran yang baik adalah yang
menghasilkan tabung positif “kadang-kadang tetapi
tidak selalu”. Semua tabung positif yang dihasilkan
sangat tergantung dengan probabilitas sel yang
74
terambil oleh pipet saat memasukkannya ke dalam
media. Oleh karena itu homogenisasi sangat
mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif (ya) atau
negatif (tidak) ini menggambarkan konsentrasi
mikroorganisme pada sampel sebelum diencerkan.
MPN dinilai dari perkiraan unit tumbuh
(Growth Unit / GU) seperti CFU, bukan dari sel individu.
Meskipun begitu baik nilai CFU atau MPN dapat
menggambarkan seberapa banyak sel individu yang
tersebar dalam sampel. Metode MPN dirancang dan
lebih cocok untuk diterapkan pada sampel yang
memiliki konsentrasi <100/g atau ml. Oleh karena itu
nilai MPN dari sampel yang memiliki populasi
mikroorganisme yang tinggi umumnya tidak begitu
menggambarkan jumlah mikroorganisme yang
sebenarnya. Jika jumlah kombinasi tabung positif tidak
sesuai dengan tabel maka sampel harus diuji ulang.
Semakin banyak seri tabung maka semakin tinggi
akurasinya tetapi juga akan mempertinggi biaya
analisa.
Pemilihan media sangat berpengaruh terhadap
metode MPN yang dilakukan. Umumnya media yang
digunakan mengandung bahan nutrisi khusus untuk
pertumbuhan bakteri tertentu. Misalnya dalam
mendeteksi faecal coliform dan E coli dapat
menggunakan media Brilliant Green Lactose 2% Bile
(BGLB) broth. Di dalam media ini
mengandunglactose dan garam empedu (bile salt) yang
hanya mengizinkan faecal coliform dan E.coliuntuk
tumbuh. Jika terdapat ketidaksesuaian jenis media dan
bakteri yang diinginkan maka metode MPN akan
menghitung bukan bakteri yang dituju. Untuk
menghitung coliform dapat menggunakan Lauryl
Sulphate Tryptose (LST) broth, sedangkan untuk
75
menghitung E.coli diperlukan media EC
(Escherichia coli) broth.  Berdasarkan prinsip diatas
apakah mungkin metode MPN dapat untuk menghitung
jenis bakteri selain jenis-jenis coliform? Telah
disebutkan diatas bahwa MPN cocok untuk sampel
dengan konsentrasi mikroorganisme rendah khususnya
dari jenis sampel air, susu, atau makanan terutama
yang memiliki partikel-partikel yang larut didalamnya.
Partikel-partikel tersebut dimungkinkan mampu
mempengaruhi keakuratan perhitungan bakteri jika
menggunakan metode penanaman pada cawan petri.
Hal ini karena sel bakteri yang terpisah dapat
mengelompok pada partikel makanan dan mungkin
tidak terpisah pada proses homogenisasi dalam
pengenceran bertingkat sehingga saat diplating satu
kumpulan tersebut menjadi satu koloni dan membuat
data plate count menjadi bias. Metode MPN dapat
mengeliminasi kekurangan ini.

b. Metode AKK
Metode AKK adalah metode penghitungan
angka Kapang dan Khamir pada suatu sampel yang
akan diuji. Kapang adalah mikroba yang memiliki lebih
dari satu sel berupa benang benang halus yang disebut
hifa, kumpulan hifa disebut miselium, dan berkembang
biak dengan spora. Khamir adalah mikroba bersel
tunggal berbentuk bulat lonjong dan memperbanyak diri
dengan cara membentuk tunas (askospora), tetapi tidak
membentuk miselum
Kapang adalah multiseluler yang bersifat aktif
karena merupakan organisme saprofit dan mampu
memecah bahan – bahan organic kompleks menjadi
bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop
dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang yang
76
disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai
miselium.
Kapang Monascus purpureus sudah digunakan
sebagai bumbu masakan oriental sejak berabad silam.
Kapang ini menjadi sumber berbagai senyawa penting,
seperti pigmen biotek, toksin dan penghambat enzim.
Kapang Monascus purpureus ini dapat berfungsi
sebagai pewarna alami dan penghambat aktivitas
biologi. Terdapat 14 senyawa monacolin yang terdapat
dalam kapang merah ini, antara lain Monacolin
K,J,L,M,X dan bentuk asam hidroksinya. Angkak atau
beras merah merupakan produk olahan dari beras yang
difermentasikan oleh kapang Monascus purpureus.
Manfaat dari angkak adalah sebagai pengawet atau
pewarna makanan yang alami serta sebagai bahan
alami yang terbukti efektif untuk mereduksi kadar
kolesterol dalam darah. Berkat berbagai senyawa itu
angkak dapat dipakai untuk obat memperbaiki
peredaran darah sampai meredakan sakit lambung,
mengobati memar, gangguan pencernaan dan mulas
pada bayi.
Terhadap microalgae, media yang digunakan
harus bersifat semi solid atau cair, yaitu dengan
penambahan tepung agar 50% dari yang diperlukan.
Karena kalau penggunaan tepung agar sesuai dengan
bacteria ataupun fungi, pertumbuhan mikroalge akan
terlambat atau terhambat sama sekali. Berbeda dengan
biakan bacteri ataupun fungi, maka biakan mikroalge
harus ditempatkan pada tempat yang terang atau
dikenai cahaya matahari, selama 5-15 hari. Jenis media
yang digunakan untuk perhitungan total account
kelompok lain pada dasarnya berbentuk media selektiff
atau pengaya. Karena sifat selektif dari media, pada
akhirnya kalaupun ada bacteria yang tidak diharapkan
77
dapat tumbuh dan berkembang didalamnya, selain
memerlukan waktu yang cukup lama (diatas 10 × 24
jam) juga koloni yang terbentuk tetapi tidak dapat
membesar dan mudah hilang dari pengamatan dengan
mengunakan mata biasa.
Metode ini digunakan untuk menetapkan angka
kapang khamir dalam makanan dan minuman, obat
tradisional dan sediaan kosmetika. Tim analis
mikrobiologi telah melakukan uji internal "Kapang dan
Khamir" sesuai SNI 2332.7:2009 pada beberapa produk
perikanan seperti: Ikan segar, Udang rebus beku, Telur
ikan terbang kering, dan Gurita (Octopus) beku.  Hal ini
dilakukan karena pada kenyataannya, beberapa waktu
terakhir ini tidak ada permintaan terhadap pengujian
Kapang dan Khamir, padahal sebagai laboratorium
yang terakreditasi, kompetensi laboratorium harus
selalu terjaga demi profesionalisme laboratorium. 
c. Untuk menentukan jumlah bacteri dapat di lakukun
beberapa cara:
1) Penghitungan jumlah bacteri secara keseluruhan
a) Menghitung langsung secara mikroskopis
Pada cara ini dihitung jumlah bacteri
dalam satuan isi yang sangat kecil. untuk ini
digunakan kaca objek khusus yang bergaris
berbentuk bujur sangkar. Jumlah cairan yang
terdapat antara kaca objek dan kaca penutup
mempunyai volume tertentu,sehingga satuan isi
yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga
tertentu.
16. Menghitung dengan cara kekeruhan
Cara ini mengggunakan spektofotometer atau
nefelometer. Dasar teknik ini adalah banyaknya cahaya
yang diabsorpsi sebanding dengan banyaknya bacteri pada
batas tertentu.
78
a. Menghitung jumlah bacteri dengan metode kerapatan
optic
Jumlah mikroorganisme dalam suspense
dapaat ditentukan dengan kerapatan optic (OD =
OPTIKAL DENSITY). Pengukuran kerapatan optic
menggunakan kolorimeter yang membiaskan cahaya
dengan gelombang tertentu.Gelombang cahaya
melewati suspensi biakan dan banyaknya yang di
transmisikan setelah melewati suspensi di ukur jumlah
cahaya yang ditransmisikan setelah melewati suspensi
biakan berbanding terbalik dengan jumlah
mikroorganisme dan jumlah cahaya yang diabsorpsi.
Jumlah cahaya yang diabsorpsi tergantung pada bentuk
dan besar sel. Spektropotometer dapat mengukur
kepekatan sel dalam suspense dalam % T
(transmittance) atau OD (jumlah cahaya yang
diabsorpsi dan disebarkan). Dalam mikrobiologi
digunakan OD sebagai satuan hitungan, karena OD
sebanding dengan kepekatan sel dalam suspense
biakan.

RANGKUMAN

79
Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang
mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi
merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan
simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan
atau indicator keamanan makanan.
Berbagai macam uji mikrobiologi dapat dilakukan terhadap pangan, meliputi
uji kuantitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya sutu makanan, uji kualitatif
mikroba untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif
bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamananya dan uji bakteri indikator
untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan
terhadap setiap bahan pangan tidak sama tergantung dari berbagai faktor seperti
jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan, cara
penanganan dan konsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya.
Uji bakteri patogen terdiri dari beberapa pengelompokkan lagi, dan dapat
dibedakan atas beberapa tahap yaitu uji penduga, uji penguat dan uji identifikasi
lengkap. Tetapi tidak semua tahap perlu dilakukan terhadap suatu bahan pangan,
tergantung dari tujuan analisis serta waktu dan biaya yang tersedia.

Tes Formatif
Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada
salahsatu huruf yang dianggap paling tepat.
1. Salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman
dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. ....
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi

2. Dilakukankan dengan cara membuat air terbuka bagi udara atau


denganmemasukkan udara kedalam air.....
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
80
d. Sedimentasi
3. Pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya gravitasi sehingga
bagian yang padat berada di dasar kolam
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
4. Banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan
air minum di Negara-negara sedang berkembang karena sebagai
desinfektan, biayanya relative murah, mudah, dan efektif..
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
5. Proses pemisahan antara padatan/koloid dengan cairan
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi

Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban Anda


dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar.

Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
9
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
81
70 % = Kurang
So
al-
soa
l
Tu
gas
Jawablah soal-soal tugas berikut ini dengan jelas dan singkat.
1. Jelaskan apa yang dimaksud penyaringan?
2. Jelaskan alasan dilakukannya proses klorinasi pada air?
3. Jelaskan alasan penggunaan arang aktif pada proses filtrasi?
4. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan sedimentasi?
5. Jelaskan secara singkat manfaat dilakukannya filtasi pada air?

MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-6

82
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-1 ini, mahasiswa dapat Menggunakan prinsip-prinsip makanan
minuman terhadap lingkungan dan kesehatan.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-2 ini, secara khusus Anda dapat:
2.1 Mengetahui tentang prosedur pengambilan
2.2 Mengetahui pengiriman sampel makanan minuman
2.3 Mengetahui interpretasi hasil

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-1Ini adalah;
3.1 Menjelaskan Prosudur pengambilan sampel
3.2 Menjelaskan Pengiriman sampel makanan minuman dan
3.3 Menjelaskan tentang Interpretasi hasil

4. Uraian Materi
4.1 Prosedur Pengambilan Sampel Makanan Minuman
Sampel makanan termasuk bahan makanan, minuman atau air yang
sudah dimasak. Pemeriksaan: kualitas bakteriologi dengan sampelyang
dibawa ke Laboratorium Spesimen Alat Masak dan alat makan/minum
(piring, gelas, sendok, panci, baki) Spesimen Usap Dubur: Usap dubur dari
semua Penjamah Makanan, Petugas di Dapur. Titik Sampling: Tempat
penyimpanan makanan/minuman sebelum didistribusikan ke pasien.
Tempat penyimpanan makanan di gudang, Tempat pelayanan makanan
untuk pegawai, kantin,
4.1.1 Prioritas sampel makanan
Yang mempunyai kandungan protein tinggi, Yang mengandung
kadar air bebas tinggi, Makanan dengan suhu antara 10o C ~ 60o
C, Makanan dengan kadar asam rendah. Prioritas untuk alat
makan/minum: Tempat penyimpanan alat makan/minuman Alat
83
yang baru dicuci dan yang akan digunakan. Penjamah Makanan:
Penjamah yang dicurigai mempunyai penyakit kulit, Petugas yang
berperilaku tidak sehat. Frekwensi pengambilan sampel dan
spesimen: Dua kali setahun ( per semester), lebih baik lagi kalau
setiap bulan.
4.1.2 Alat pengambilan sampel alat masak
Dengan cara usapkan pada alat masak/makan yang akan
diperiksa (bagian yang bersentuhan dengan makanan), atau yang
akan kontak dengan bibir Media transport cairan Buffer berisi ½ ~
¾ botol keadaan steril, Lidi dililit kapas pada ujungnya. Sarung
tangan bersih dan steril. Spidol tahan air, Formulir isian
(pengambilan sampel) Kertas label, Lampu spiritus, Sabun
desinfektan / alkohol 70%, Buku Harian pengambilan sampel,
Termos es
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengambil sampel
dari populasi adalah sebagai berikut:

A. Menentukan tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah suatu langkah pokok bagi suatu


penelitian, karena tujuan penelitian tersebut merupakan arah
untuk elemen-elemen yang lain dari penelitian. Demikian pula
dalam menentukan sampel tergantung pula pada tujuan
penelitian. Oleh sebab itu langkah pertama dalam mengambil
sampel dari populasi adalah menentukan tujuan penelitian.

B. Menentukan populasi penelitian

Telah disebutkan di atas bahwa anggota populasi di


dalam penelitian tersebut harus dibatasi secara jelas. Oleh
sebab itu sebelum sampel ditentukan harus ditentukan dengan
jelas kriteria atau batasan populasinya. Dengan demikian
maka akan menjamin pengambilan sampel secara tepat.

C. Menentukan jenis data yang diperlukan

84
Jenis data yang akan dikumpulkan dari suatu penelitian
harus dirumuskan secara jelas. Apabila jenis data yang akan
dikumpulkan telah di rumuskan secara jelas, maka dapat
dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut diperoleh
atau ditentukan sumberdatanya.

D. Menentukan teknik sampling

Penentuan teknik sampling yang akan digunakan dalam


pengambilan sampel dengan sendirinya akan tergantung dari
tujuan penelitian dan sifat-sifat populasi.

E. Menentukan besarnya sampel (sample size)

Meskipun besar/kecilnya sampel belum menjamin


representatifnya atau tidaknya suatu sampel, tetapi penentuan
besar dapat merupakan langkah penting dalam pengambilan
sampel. Secara statistik penentuan besarnya sampel ini akan
tergantung pada jenis dan besarnya populasi. Penentuan
besarnya sampel ini akan dibicarakan di dalam bagian lain.

F. Menentukan unit sampel yang diperlukan

Sebelum menentukan sampel yang diperlukan, terlebih


dulu akan ditentukan unit-unit yang menjadi anggota populasi.
Hal ini akan memudahkan dalam menentukan unit yang mana
akan di sampel.

G. Memilih sampel

Apabila karakterisrik populasi sudah ditentukan dengan


jelas maka kita dapat dengan mudah memilih sampel sesuai
dengan karakteristik populasi tersebut. Dalam memilih sampel

85
dari populasi ini dengan sendirinya berdasarkan teknik-teknik
pengambilan sampel.

1. Alat: Plastik Steril, sendok steril


2. Cara Kerja:
a. Ambil makanan dengan menggunakan sendok steril
atau pinset steril (alat disesuaikan dengan jenis
makanan yang diambil) – kemudian dimasukkan
dalam plastic steril.

Menurut WHO, makanan adalah semua substansi yang dibutuhkan


oleh tubuh tidak termasuk air, obat-obatan, dan substansi-substansi lain
yang digunakan untuk pengobatan (Chandra, 2007). Makanan jajanan
adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pembuat makanan di
tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual
bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan
hotel (Depkes RI, 2003). Makanan mempunyai peranan penting dalam
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, dimana makanan memiliki
fungsi sebagai berikut:

a. Makanan sebagai sumber energi, yaitu makanan


memberikan panas dan tenaga pada tubuh.
b. Makanan sebagai zat pembangun, yaitu membangun
jaringan tubuh yang baru, memelihara dan memperbaiki
jaringan tubuh yang sudah tua.
c. Makanan sebagai zat pengatur, yaitu mengatur proses
alamiah, kimiawi, dan proses faal dalam tubuh.

1) Metode makanan
a) Alat
 Kantong plastic tebal
 Icebox (untuk sampel yang mudah busuk)
 Label
86
 Alat tulis
b) Bahan
Sampel makanan yang akan diperiksa,
c) Cara Kerja
(Gambar 1.3)

 
2) Hasil
a) Data Umum
 Nama Pemilik :Yani
 Pendidikan : SMP
 Alamat : Kalibener
 Lama Berjualan : ± 30 tahun
 Jenis Makanan : Otak-otak
 Jumlah Karyawan/Penjamah : 2
 No. Ijin Usaha :-
 Nama Pemeriksa : Kelompok 6
 Tanggal Pemeriksaan : 18 November 2014

4.2 Pengiriman sampel makanan minuman

4.2.1 Alat:
Termos dan alat tulis
4.2.2 Bahan: Label

87
4.2.3 Cara Kerja:
A. Plastik sampel makanan diberi label yang berisi informasi berikut:
1. Jenis Sarana;
2. Jenis pemeriksaan;
3. Lokasi pengambilan;
4. Jam pengambilan,
5. Tanggal pengambilan;
6. Petugas pengambil;
7. pH;
8. Suhu.
B. Sampel makanan dimasukkan termos dan dikirim ke laboratorium
untuk dilakukan uji lab.

1. Tahapan pemeriksaan sampel makan minuman


a. Sterilisasi Alat
1) Alat: Oven
2) Bahan: Kertas Coklat, Tali, Kapas, Kain kasa
3) Cara Kerja:
 Siapkan alat yang dibutuhkan dan alat yang akan
disterilkan.
 Bungkus alat dengan menggunakan kertas coklat
dan ikat dengant ali.
 Masukkan alat yang telah dibungkus kedalam
oven.
 Atur suhu pemanasan (170oC)
 Lakukan pemanasan selama 2 jam.

b. Pemeriksaansampel
1) Siapkan alat yang akan digunakan (yang telah
disterilkan)

88
2) Timbang makanan sebanyak 10 gram. Sampel padat
dihaluskan terlebih dahulu dengan menggunakan alu
dan lumpang.
3) Masukkan sampel makanan yang telah dihaluskan
kedalam beaker glass yang berisi larutan KH2PO4
sebanyak 90ml.
4) Siapkan 4 tabung reaksi, kemudian isi masing-masing
tabung reaksi dengan 9ml laruan NaCl.
5) Ambil 1 ml sampel (dari sampel yang telah
dimasukkan ke larutan KH2PO4) lalu masukkan
kedalam tabung reaksi pertama.
6) Ambil 1 ml dari tabung reaksi pertama, lalu masukkan
ke tabung reaksi kedua. Ambil 1 ml dari tabung reaksi
kedua, lalu masukkan ketabung reaksi ketiga. Ambil 1
ml dari tabung reaksi ketiga, lalu masukkan ketabung
reaksi keempat.
Lanjutan..
1) Ambil 1 ml dari tabung reaksi pertama, lalu masukkan
ke cawan petri. Kemudian tambahkan larutan PCA
secukupnya. Homogenkan dengan cara
menggerakkan cawan petri membentuk angka 8 atau
0 (lakukan pada tiap pengenceran).
2) Diamkan selama 15 menit.
3) Bungkus cawan petri dengan kertas coklat kemudian
masukkan kedalam incubator dalam keadaan terbalik.
4) Atur suhu inkubator (37oC). • Hitung total koloni
kuman setelah 1 x 24 jam.

4.3 Interpretasi hasil

89
Untuk makanan jadi/bahan makanan harus 0 E.coli. Untuk sampel
usap dubur “0” dari pencemaran Bakteri pathogen seperti Salmonella
typhosa, salmonella paratyphi A,B,C, Vibrio Cholerae, Shygella, Entero
bacteriace pathogen. Angka bakteri untuk setiap cm2 permukaan alat
makan Max.10 coloni. Jika hasil pemeriksaan terukur diatas ketentuan tsb,
maka menunjukkan adanya pencemaran kotoran manusia pada makanan
dan alat masak, dan penjamah makanan mengidap penyakit perut.

Perlu peningkatan pengetahuan para penjamah makanan di bidang


hygiene makanan, prioritas penjamah makanan dan yang di dapur, Perlu
menjaga kondisi proses pencucian alat masak, alat makan dan
penyimpanannya. Perbaikan kualitas air yang digunakan untuk mencuci
Pengkondisian tempat penyimpanan bahan makanan sesuai temperatur
yang dianjurkan, Pengobatan terhadap penjamah makanan sebagai carrier
penyakit perut, pengidap penyakit kulit tidak dipekerjakan.

4.3.1 Alat : Colony Counter

4.3.2 Bahan : Sampel pada cawan petri yang telah dimasukkan


kedalam inkubator.

4.3.3 Cara Kerja :

A. Nyalakan Colony Counter.

B. Letakkan cawan petri yang berisi sampel yang telah ditanamkan


bakteri di dalamnya pada Colony Counter.

C. Gunakan pena pada Colony Counter untuk menghitung jumlah


koloni kuman pada sampel

D. Hitung total koloni kuman dengan menggunakan rumus. –


Bandingkan hasil perhitungan total koloni kuman dengan
standar total koloni kuman pada makanan.

90
RANGKUMAN

Cara pengambilan sampel dan pengiriman sampel kelaboratorium


harus dilakukan secara benar sehingga dapat menggambarkan kondisi yang
representative atau mewakili keseluruhan dari bahan yang akan dianalisis.
Pengambilan sample dan pengiriman sampel kelaboratorium berasaskan kaidah
sanitasi dan memperhatikan faktor lingkungan yang sesuai agar sampel tidak
mengalami kerusakan.
  

TesFormatif

Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada salah
satu huruf yang dianggap paling tepat.
1. Yang bukan langkah-langkah dalam mengambil sampel dari populasi
adalah sebagai berikut...
a. Menentukan tujuan penelitian
b. Menentukan populasi penelitian
c. Menentukan unit sampel yang diperlukan
d. Menentukan kualitas sampel
2. Tahapan-tahapan pemeriksaan sampel makan minuman.....
a. Pelayanan pemeriksaan sampel
b. Sterilisasi alat dan pemeriksaan sampel
c. Kualitas pemeriksaan sampel
d. Mengidentifikasikan pemeriksaan sampel
3. Makanan mempunyai peraan penting dalam kehidupan manusia dan
mahluk hidup kecuali.
a. Makanan sebagai sumber energi yang memberikan tenaga pada
tubuh.

91
b. Makanan sebagai zat pembangun jaringan pada tubuh yang baru
dan pada tubu yang tua.
c. Makanan sebagai zat pengatur yang mengatur proses
alamia,kimiawi dan proses faal dalam tubu
d. Makanan dengan asam rendah
4. Persiapan peralatan alat makanan minuman.
a. Sendok dan forok
b. Forok piein dan gelas
c. Piring gelas folok plastik
d. Piring gelas dan forok sendok yang semuanya steril
5. Sebutkan beberapa cara pengeriman sampel makan minuman
a. Makan di berih lebel informasi
b. Lokasi pengambilan
c. Tangal pengambilan
d. Lebel yang berisi informasi lokasi pengambilan jam pengambilan
tangal pengambilan.

Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah


jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi kegiatan belajar.

Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
70 % = Kurang

92
So
al-
soa
lTu
gas

Jawablah soal-soal tugas berikut ini dengan jelas dan singkat.


1. Jelaskan dan berikan contoh yang anda ketahui tentang prosedur
pengambilan sampel makanan dan minuman ?
2. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam mengambil sampel
makanan minuman dari populasi ?
3. Jelaskan pengertian pioritas sampel makanan ?
4. Jelaskan pengertian Alat pengambilan sampel alat masak ?
5. Jelaskan secara singkat dan sepengetahuan anda tentang prosedur
pengambilan dan pengiriman sampel makanan minuman ?

93
MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-7

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-7 ini, mahasiswa dapat Mengetahui Parameter pemeriksaan
sampel Limbah cair, udara, tanah, makanan minuman dan sampah

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-7 ini, secara khusus Anda dapat:
a. Mengetahui Parameter Fisika Pemeriksaan Limbah Cair
b. Mengetahui Parameter Fisika Pemeriksaan Udara
c. Mengetahui Pemeriksaan Tanah
d. Mengetahui Pemeriksaan Fisik Makanan Minuman
e. Mengetahui Parameter Fisika Pemeriksaan Sampel Sampah

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-7 ini adalah:
3.1 Menjelaskan Tentang Parameter Fisika Pemeriksaan Limbah Cair
3.2 Menjelaskan Tentang Parameter Fisika Pemeriksaan Udara
3.3 Menjelaskan Tentang Pemeriksaan Tanah
3.4 Menjelaskan Tentang Pemeriksaan Fisik Makanan Minuman
3.5 Menjelaskan Tentang Parameter Fisika Pemeriksaan Sampel Sampah

4. Uraian Materi
4.1 Parameter Fisika pemeriksaan sampel limbah cair

94
Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan
mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau
hewan serta tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah
industri dan limbah rumah tangga.

4.1.1Parameter kualitas fisik air Limbah


A. Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS)
TDS biasanya terdiri atas zat organik, garam an organik dan
gas terlarut bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik,
selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan
tergantung dari spesies kimia penyebab masalah tersebut. Syarat
TDS yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 1500 mg/L.  
B. Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi,
baik yang bersifat anorganik maupun yang bersifat organik, syarat
kekeruhan pada air bersih adalah 25 NTU.
C. Rasa
Air biasanya tidak memberi rasa/tawar, air yang tidak tawar
dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan, seperti rasa logam/amis, rasa pahit,
asin dan sebagainya. Syarat kesehatannya tidak berasa.
D. Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak disukai oleh
masyarakat, bau air dapat memberikan petunjuk akan kualitas air,
syarat air bersih dari sisi bau adalah tidak berbau.
E.   Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
mikroorganisme. Warna air dapat disebabkan adanya tanin dan
asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna
kuning muda, menyerupai urine, syarat keberadaan warna pada air
bersih adalah 50 TCU. 

4.1.2Metode Pemeriksaan
95
A.  Alat untuk pemeriksaan Bau dan Rasa Air limbah
1. botol contoh dengan tutup asah dari gelas
2. penangas air yang dapat diatur suhunya;
3. erlenmeyer 500 mL yang bertutup asah;
4. gelas ukur 25, 50, 100 dan 200 mL;
5. pipet ukur 10 mL;
6. termometer yang berskala (0-100)°C.
B. Bahan Untuk Pemeriksaan Bau dan Rasa Air
Bahan pengencer yang digunakan adalah air suling atau air
demineralisasi yang tidak berbau.
C. Alat Untuk Pemeriksaan Warna Air
1. Tabung nessler 50 mL
2. Neraca analitik
3. Labu ukur 100 mL
D. Bahan Untuk Pemeriksaan Warna Air Limbah
1. Air Limbah
2. Larutan induk warna 500 unit Pt-Co
3. Larutan 1,246 g kalium kloro platina, K2PtCl6 yang ekivalen
dengan 500 mg logam platina, dan 1,0 g kobal klorida,
CoCl2.6H2O yang ekivalen dengan 250 g logam kobal
4. Larutan baku dengan unit warna
5,10,15,20,25,30,35,40,45,50,60,70. Ambil secara kuantitatif
larutan induk 500 unit PT-Co, masing-masing sebanyak 0,5 mL,
1,0 mL, 1,5 mL, 2,0 mL, 2,5 mL, 3,0 mL, 3,5ml, 4,0mL, 4,5mL,
5,0 mL, 6,0mL dan 7,0 mL kemudian diencerkan dengan air
suling menjadi 50 mL di dalam tabung nessler. 

4.1.3Cara Kerja Pemeriksaan Kualitas Fisik Air dan Limbah Cair


A. Cara Kerja Pemeriksaan Bau dan Rasa Air
1. Uji Pendahuluan 
a. ukur benda uji sebanyak 200 mL, 50 mL, 12 mL,. 2,8 ml dan
masukkan masing-masing ke dalam erlenmeyer 500 mL;

96
b. tambahkan air suling ke dalam erlenmeyer tersebut masing-
masing sebanyak : 0 mL, 150 mL, 188 mL dan 197,2 mL
sehingga total volume campuran menjadi 200 mL;
c. tutup erlenmeyer dan masukkan ke dalam penangas air;
d. masukkan juga erlenmeyer berisi 200 mL air suling atau air
demineralisasi ke dalam penangas air tersebut sebagai
pembanding;
e. panaskan penangas air sampai mencapai suhu 60 0 C;
f. setelah suhu air dalam penangas mencapai 60 0C, angkat
erlenmeyer tersebut dari penangas air
g. goyang-goyangkan erlenmeyer dan buka tutupnya serta
cium baunya satu persatu, mulai dari yang paling encer dan
diselang-seling dengan air pengencer;
h. apabila tercium bau, catat volume benda uji yang mulai
dapat tercium baunya;
i. apabila tidak tercium bau sama sekali, artinya contoh
memang tidak berbau, catat hasilnya.
2. Uji Penentuan
a. ulangi langkah pada butirsampai butir menegencer, seperti
tersebut di atas dengan pengenceran sesuai ketentuan tabel
dibawah ini

        ( Tabel.1.9: Pengenceran Untuk Beberapa Angka)


Volume Awal yang dicatat Volume benda uji yang akan di
pertama kali (mL) encerkan menjadi 200 (mL)

200 200,  140,  100,  70,  50


50 50,    35,    25,    17,  12
12 12,    8,3    5,7,   4,0, 2,8
2,8 2,8,   2,0,   1,4,  1,0

b. Catat pada pengenceran berapa bau mulai tercium;


c. Tentukan angka bau seperti tercantum pada tabel dibawah
ini
 atau hitung dengan menggunakan rumus dibawah ini.

97
(Tabel.1.10: Angka Bau yang Sesuai dengan Variasi Pengenceran)
Volume benda uji yang encerkan Volume benda uji yang akan di
encerkan menjadi 200 (mL)
200 1
140 1,4
100 2
70 3
50 4
35 6
25 8
17 12
12 17
8,3 24
5,7 35
4,0 50
2,8 70
2,0 100
1,4 140
1,0 200

Rumus Menghitung Angka dan Bau


Angka Bau = A+B/A
Keterangan :
A : Volume benda dalam mL untuk membuat 200 mL campuran yang
masih
tercium baunya
B : Volume air pengencer untuk membuat 200 mL campuran.
 
B. Cara Kerja Pemeriksaan Warna Air
1. Penetapan Sampel Uji
2. Masukkan sampel ke dalam tabung nessler 50 mL
3. Tempatkan tabung nessler ditempatkan pada alas yang
berwarna putih

98
4. Bandingkan warna sampel secara visual dengan larutan baku di
mulai dari larutan baku yang paling encer
5. Tetapkan warna sampel sesuai dengan skala warna larutan
baku yang paling mendekati atau berada diantara dua skala
larutan baku
6. Apabila warna lebih dari 70 unit Pt-Co, dilakukan pengenceran
langsung pada tabung nessler.
C. Perhitungan
Warna Sampel (unit PtCo) = A x 50/B
A : adalah perkiraan unit warna sampel yang diencerkan
B : adalah mL contoh yang diencerkan 
(Tabel 1.11)
Unit Warna Pembulatan Contoh Pembulatan
(Satuan unit
PtCo)
1 – 50 2,5 5;7;5,..........47,5
51- 100 5 50,55,.............95
101-250 10 100; 110;.........210
251-500 20 250;270;........480

4.2 Parameter Fisika Pemeriksaan Sampel Udara


Menurut Environmental Protection Agency (EPA), indoor air pollution
adalah hasil interaksi antara tempat, suhu, sistem gedung (baik desain asli
maupun modifikasi terhadap struktur dari sistem mekanik), teknik konstruksi,
sumber kontaminan (material, peralatan gedung) serta sumber dari luar)
dan pekerja (Joviana, 2009). Udara dalam ruangan adalah media perantara
yang mana manusia, bangunan dan iklim saling mempengaruhi. Kesehatan
dan kesejahteraan manusia ditentukan oleh faktor fisik, kimia dan biologis
yang terkandung dalam udara dalam ruangan.

4.2.1Parameter Fisik
A. Particulate Matter 

99
Debu partikulat merupakan salah satu polutan  yang sering
disebut sebagai partikel yang melayang di udara ( suspended
particulate matter/spm) dengan ukuran satu micron samapai
dengan 500 mikron. Dalam kasus pecemaran udara baik dalam
maupun di ruang gedung (indor  dan outdoor pollutan) debu sering
dijadikan salah satu indicator pencemaran yang digunakan untuk
menunjukkan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja Partikel debu akan ada
di udara dalam waktu yang relative lama dengan keadaan
melayang-layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernafasan.
B. Suhu
Definisi suhu  yang nyaman (thermal comfort) menurut ASHRAE
adalah suatu kondisi yang dirasakan dan menunjukkan kepuasam
terhadap suhu yang ada di lingkungan Untuk pekerja kantor
dimana  pekerjaan yang berulang-ulang selama beberapa jam,
aktivitas personal, pakaian, tingkat kebugaran, dan pergerakan
udara merupakan factor yang cukup berpengaruh terhadap
persepsi seseorang terhadap kenyamanan suhu
    Sedangkan kelembapan aktif juga turut  berpengaruh terhadap s
uhu dimana kelembaban yang rendah akan membuat suhu
semakin dingin dan begitu juga sebaliknya. (BiNardi 2003)
C. Kelembaban Relatif (Relative Humadity /RH)
Kelembaban udara yang ekstrim dapat berkaitan dengan burukn
ya kualitas udara. RH yang rendah dapat mengakibatkan terjadinya
gejala SBS seperti iritasi mata, iritasi tenggorokan dan batuk-batuk .
Menurut SK Gubernur No.54 tahun 2008 tahun 2002, agar
ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan, bila kelembaban
udara ruang. 60 %  perlu menggunakan alat dehumidifier, dan bila
< 40 %  perlu menggunakan humidifier
misalnya mesin pembentikan aerasol.

D. Pencahayaan

100
Cahaya merupakan pencaran gelombang elektromagnetik yang
melayang melewati udara, iluminasi merupakan jumlah atau
kualitas cahaya yang jatuh kesuatu permukaan. Apabila suatu
gedung tingkat ilmunasinya tidak memenuhi syarat maka dapat
menyebabkan kelelahan mata. ( Spengler et al.2000)
E. Kecepatan Aliran Udara
Pergerakan udara yang tinggi akan mengakibatkan menurunnya
suhu tubuh dan menyebabkan tubuh mersakan suhu yang lebih
rendah. Namun apabila kecepatan aliran udara stagnan
( minimal air movement) dapat membuat
terasasesak dan buruknya kualiatas udara ( BiNardi 2003)
F. Bau
Bau merupakana salah satu permsalahan buruknya kualitas
udara yang dapat dirasakan dengan jelas. Jenis  bau dapat berasal
dari tubuh manusia, bau asap rokok,bau masakan,dan sebagainya.
G. Kebisingan 
Menurut Kepmen No.48 tahun 1996, kebisingan adalah bunyi
yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan
waktu tertentu yang dapat menimbulkan ganguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan.

4.2.2 Pemeriksaan Sampel


A. Kebisingan
Merupakan bunyi yang tidak digunakan dari usaha atau
kegiatan yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

1. Persiapan alat dan bahan


a. Alat
b. Sound level meter
c. Stop watch
d. Bahan
e. Formulir bis -1
101
f. Formulir bis -2
g. Alat tulis

2. Prosedur kerja
a. Hidupkan lux meter
b. Bawa alat pada titik pengukuran yang telah ditentukan
c. Posisikan alat pada ketinggian 1-1,5 meter,tunggu hingga
angka menunjukkan stabil
d. Baca hasil pengukuran pada layar monitor
e. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan
f. Matikan lux meter.

B. Pencahayaan
1. Alat : lux meter
2. Satuan : lux
3. Pencahayaan setempat : pencahayaan setempat objek
kerja,baik berupa meja kerja maupun peralatan.
4. Pencahayaan umum : pencahayaan di seluruh area tempat
kerja
a. Jarak Tertentu Tersebut Dibedakan Berdasarkan Luas
Ruangan
1) Luas kurang dari 10 m2, titk potong garis horizontal
panjang dan lebar ruang adalah jarak setiap 1 meter.
2) Luas ruangan 10 m2, -100 m2 titik potongan garis
horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak
setiap 3 meter.
3) Luas ruangan lebih dari 100 m, titik potongan panjang
dan lebar ruangan adalah jarak 6 meter.
b. Penentuan Titik Pengukuran
1) Pencahayaan setempat
Bila merupakan meja kerja,pengukuran dapat
dilakukan diatas mekja yang ada

2) Pencahayaan umum
102
Pada titik potong garis horizontal panjang dan
lebarruangan pada setiap jarak tertentu setinggi 1 meter
dari lantai.
C. Debu
Debu merupaka partikel padat yang terbentuk karna adanya
kekuatan alami atau mekanik seperti penghalusan,penghancuran,p
eledakan, pengayakan atau pengoboran.

1. Alat : High Volume Air Sampler


2. Menentukan Titik Pantau
a. Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan titik pantau
adalah jarak dari sumber emisi arah angin dan kondisi
geografi.
b. Jika sumber berupa titik idealnya pemantauan dilakukan
pada 17 titik di radius sumber, jika tidak memungkinkan
minimal pada 3 titik yaitu sebelum titik dan sesudah titik
menurut arah angin.
c. Alat ditempatkan pada daerah yang datar dan aman dari
gangguan di
d. lapangan.
e. Berjarak minimal 3 m dari bangunan dan kurang lebih 85 cm
dari tanah 4.
f. Pengukuran tidak dapat dilakukan pada kondisi hujan atau di
bawah pohon atau tempat dengan pepohonan lebat.

3. Titik Penguran Debu Di Ruangan


Dilakukan pada satu titik diruangan dengan memaparkan
alat sesuai dengan prosedur kerja.

4. Alat Dan Bahan


a. Filter filter
b. Low volume air sampler/portable personal air sampler
c. Oven
d. Pinset
103
e. Desikator
f. Timbangan analitik

5. Prosedur Kerja
a. Siapkan alat dan filter
b. Panaskan filter pada oven dengan suhu 105 c selama 2 jam.
Kemudian dinginkan dengan desikator selama 30 menit.
c. Timbang dengan timbangan analitik (berat A)
d. Pasang filter pada alat dan lakukan sampling selama 30
menit
e. Posisikan alat dengan ketinggian 1-2 meter dari lantai
f. Kemudian panaskan kembali dalam oven selama 2 jam.
Kemudian dinginkan dalam desikator selama 30 menit.
g. Timbang (B)
h. Hitung kadar debu dengan memasukkan pada rumus.

D. Suhu Dan Kelembaban


1. Alat ukur termohigrometer
2. Satuan suhu C
3. Satuan kelembaban %
a. Alat Dan Bahan
1) Termohigrometer
2) Alat tulis

b. Prosedur Kerja
1) Letakkan alat ditengah ruang
2) Biarkan 10-15
3) Catat suhu dan kelembaban yang tertera pada alat
4) Ulangi 2-3 kali dan hitung rata rata hasil pengukuran.

4.3 Pemeriksaan Sampel Tanah


Parameter adalah ukuran, kriteria, patokan, pembatasan, standar, atau
tolok ukur seluruh populasi dalam penelitian. (Eko Sujatmiko, 2014)

104
Parameter tanah, adalah ukuran atau acuan untuk mengetahui atau
menilai hasil suatu proses perubahan yang terjadi dalam tanah sebagai
medium pertumbuhan tanaman. Dalam menilai atau membandingkan
kualitas tanah, maka setiap parameter tanah harus diketahui, diantaranya
parameter sifat kimia, biologi, dan fisika tanah harus diketahui. Semua sifat
tersebut akan menentukan apakah tanah tersebut merupakan media
tumbuh yang baik.

4.3.1 Parameter Fisika Tanah


A.  Kadar Lengas
Kadar lengas menunjukkan kadar air yang ada didalam
tanah. air memiliki berbagai fungsi bagi tanaman. Fungsi tersebut
antara lain, sebagai pembangun sel tanaman, sebagai pelarut
unsure hara, dan sebagai unsure hara. Air diserap oleh tanah
melalui akar. Dengan kata lain air yang dapat dimanfaatkan oleh
tanamna adalah air yang ada di dalam tanah. Oleh karena itu
kandungan air dalam tanah (kadar lengas) memiliki peranan
yang sangat penting.
Tanah yang berkualitas baik yaitu tanah yang memiliki
kadar lengas yang cukup tinggi namun tidak terlalu tinggi. Ketika
kadar lengas tanah terlalu rendah maka air yang dapat diserap
tanaman juga akan sedikit. Namun jika kadar lengas terlalu
tinggi, maka pori tanah akan jenuh dengan udara sehingga
menyebabkan aerasi menjadi terganggu.
B. Permeabilitas
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui
infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam
pengolahan tanah. (Dede rohmat, 2009)  Menurut PP no 150
tahun 2000 tanah lahan kering yang memiliki nilai permeabilitas
atau daya pelulusan air < 0,7 cm/jam dan > 8,0 cm/jam telah
terletak pada ambang kritis, artinya tanah tersebut telah memiliki
permeabilitas yang buruk.
C. Porositas tanah

105
Porositas tanah berpengaruh pada daya simpan air tanah
dan kemampuan tanah dalam mempertukarkan udara.Hal-hal
tersebut sangat penting, karena tanaman sangat membutuhkan
udara dan air.Porositas juga memberikan ruang bagi akar
tanaman untuk tumbuh dan mencari unsure hara dengan lebih
leluasa.Tanah yang kualitasnya baik memiliki porositas yang
tidak terlalu sedikit dan tidak juga terlalu besar. Porositas yang
kecil akan menyebabkan aerasi tanah terganggu dan
mengganggu pertumbuhan akar. Sedangkan porositas yang
terlalu besar akan menyebabkan tanah sulit mengikat air
sehingga tanaman akan kekurangan air. Menurut PP No 150
tahun 2000 , porositas tanah lahan kering yang memiliki tidak
kurang dari 30% dan tidak lebih dari 70% dapat dikatakan
kualitas tanah baik.
D. Berat Jenis
Bobot jenis partikel (particle density) dari suatu tanah
menunjukkan kerapatan dari partikel dapat secara keseluruhan.
Hal ini ditunjukkan sebagai perbandingan massa total dari
partikel padatan dengan total volume tidak termasuk ruang pori
antarpartikel. Berat jenis partikel ini penting dalam penentuan laju
sedimentasi, pergerakan partikel oleh air dan angin.
E. Berat Isi
Menurut Lembaga Penelitian Tanah (1979), definisi berat
isi tanah adalah berat tanah utuh (undisturbed) dalam keadaan
kering dibagi dengan volume tanah, dinyatakan dalam g/cm3
(g/cc). Nilai berat isi tanah sangat bervariasi antara satu titik
dengan titik lainnya karena perbedaan kandungan bahan
organik, tekstur tanah, kedalaman tanah,jenis fauna tanah, dan
kadar air tanah (Agus et al . 2006). Bobot isi tanah dapat
digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam
membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah,
dan untuk pertumbuhan akar tersebut (Pearson et al.,
1995).Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang
menggambarkan taraf kemampatan tanah. Tanah dengan
106
kemampatan tinggi dapat mempersulit perkembangan perakaran
tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air terhambat
(Darmawijaya,1997).
Tanah lahan kering memiliki berat isi yang baik yaitu
dengan nilai <1,4 g/cm³. (PP no 150 tahun 2000)
F. Kemantapan Agregat
Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat
tanah melawan pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau
penggenangan air. Agregat dapat menciptakan lingkungan fisik
yang baik untuk perkembangan akar tanaman melalui
pengaruhnya terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air.
Pada tanah yang agregatnya kurang stabil bila terkena gangguan
maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur.
(Hardjowigeno,1987)
G. Tekstur
Tektur juga menentukan porositas tanah.tanah yang
didominasi fraksi pasir cendrung lebih porus datau memiliki
porositas yang besar. Tanah dengan tekstur seperti ini akan sulit
menahan air. Karena jumlah pori mikro yang berfungsi menahan
air sangat sedikit.namun jika tanah yang didominasi oleh liat
akan memiliki jumlah pori mikro yang bersar dan jumlah pori
makro yang sedikit. Hal ini akan menghambat aerasi tanah
sehingga tidak terjadi pertukaran udara yang akan menghambat
respirasi akar dan mirobia tanah.

4.3.2 Metode Pemeriksaan


A. Alat dan bahan
1. Alat
a. Auger/ bor tangan
b. Termometer
c. pH soil tester
d. Cethok
e. Plastik fliptop
2. Bahan
107
a. Sampel tanah
b. Label

B. Prosedur Kerja
1. Pengambilan Sampel Tanah
a. Memilih lokasi pengambilan sampel tanah. Memilih
tempat yang tak tergenang air, tak terkena sinar matahari
secara langsung, datar, dan mewakili tempat sekitarnya
b. Membersihkan seresah, batuan, dan benda alam lain di
lapisan permukaan sehingga tubuh tanah terlihat
c. Melakukan pengeboran tanah dengan auger dengan
kedalaman 15-25 cm
d. Membersihkan lubang dari sampah
e. Mengambil sampel tanah dengan menggunakan cethok
dan memasukkannya ke dalam plastik dan ditutup
f. Memberi label : tanggal pengambilan sampel, lokasi
pengambilan sampel, jenis sampel, jenis pemeriksaan,
petugas pengambil sampel, dan tanda tangan.
2. Pengukuran Suhu Tanah
a. Memasukkan termometer ke dalam lubang tanah, biarkan
5-10 menit
b. Membaca suhu tanah pada termometer.
3. Pengukuran pH Tanah
a. Menancapkan pH soil tester ke dalam lubang tanah
sampai batas besi ujung ph soil tester
b. Tekan tombol sampai jarum penunjuk berhenti dan
konstan
c. Memcatat hasil pengukuran pH tanah.

4.4 Pemeriksaan Fisik Sampel Makanan Minuman


4.4.1 Parameter Fisik Makanan
Kelayakan makanan dikonsumsi dapat dideteksi dari
penampilan fisik makanan yang terdiri dari :
A. Bau dari makanan
108
B. Rasa dari makanan
C. Warna dari makana
D. bentuk dari makanan
Apabila terjadi perubahan bau, rasa, warna dan bentuk dari
makanan maka dinyatakan rusak.Contoh, tengiknya minyak, noda
hitam pada sayur dan buah-buahan, menjadi lunaknya sayur/buah,
dan timbulnya noda hitam pada roti.Penambahan bahan pewarna
yang tidak memenuhi syarat dapat dideteksi melalui warna
makanan.Makanan yang mengandung rhodamin B mempunyai
warna merah terang menyala/menyolok.Dalam larutan yang
mengandung rhodamin B, pada permukaan nampak
berpendar.Sedangkan makanan yang mengandung metanyl yellow,
berwarna kuning menyolok. Makanan yang mengandung bahan
pengawet boraks mempunyai ciri-ciri: konsistensi kenyal/kompak,
lebih awet meskipun kadar air tinggi, dan tidak mudah ditumbuhi
jamur. Makanan yang mengandung bahan pengawet formalin
biasanya tidak dihinggapi lalat/serangga, ada bau khas formalin, tidak
ditumbuhi jamur, dan makanan tampak kaku/keras.Keberadaan
mikroba juga dapat dideteksi secara fisik dengan terjadinya
perubahan bau dan rasa menjadi asam (staphylococus atau proteus),
berlendir, dan terjadinya warna hitam (adanya pertumbuhan jamur).

4.4.2 Parameter Fisik Minuman


A. Bau
B. Jumlah zat padat terlarut
C. Kekeruhan
D. Rasa
E. Suhu
F. Warna

109
1. Metode Pemeriksaan :
a. Alat dan Bahan
1) Alat
(Tabel 1.1.2)
No. Alat Jumlah
1. Pipet tetes 1
2. Tabung reaksi 12
3. Penjepit Tabung reaksi 1
4. Lumpang Porselen dan penumbuknya 1
5. Pemakar Spirtus 1
6. Rak Tabung reaksi 1
7. Gelas kimia 5
8. Spatula 1
9. Tissue 1 bungkus
2) Bahan
(Tabel 1.13)
No Bahan
.
1. Kertas buram
2. Larutan lugol
3. Larutan benedict
4. Larutan biuret
5. Nasi
6. Susu
7. Margarin
8. Jagung matang
9. Ubi matang
10. Kentang matang
11. Tempe
12. Tahu
13. Telur
14. Ubi mentah
15. Kentang mentah
16. Jagung mentah
b. Cara Kerja / Langkah Kerja
1) Siapkan alat dan bahan eksperimen yang akan diuji
2) Tumbuk/ geruslah semua bahan makanan yang akan
diuji secara bergantian pada lumping porselen!
Tambahkan sedikit aquades pada saat penggerusan
3) Siapkan 9 buah tabung reaksi pada rak, kemudian
lakukan percobaan berikut ini :
a) Uji Glukosa

110
 Masukkan kedelapan bahan makanan yang
akan diuji dengan takaran sedikit ke dalam
masing-masing tabung reksi (Kelompok kami
mendapatkan Tempe dan Margarin)
 Masukkan 2-5 tetes reagen benedict pada
masing-masing tabung reaksi
 Panaskan tabung reaksi diatas pembakar
spirtus
 Amati perubahan warna yang terjadi
b) Uji Protein
 Bersihkan semua tabung reaksi, kemudian
ulangi langkah kerja 1
 Masukkan 2-5 tetes reagen biuret pada
masing-masing tabung reaksi
 Amati perubahan warna yang terjadi
c) Uji Amilum
 Bersihkan semua tabung reaksi, kemudian
ulangi langkah kerja 1
 Masukkan 2-5 tetes lugol pada masing-masing
tabung reaksi
 Amati perubahan warna yang terjadi
d) Uji Lemak
 Siapkankertas buram
 Teteskan larutan yang diuji/ Usap bahan
makanan pada kertas buram
 Tunggu beberapa saat hingga terjadi
perubahan
 Masukkan data kedalam table. Lakukan hal
tersebut ke dalam semua bahan makanan tadi.

4.5 Parameter Fisika Pemeriksaan Sampel Sampah

111
Pemeriksaan kualitas fisika adalah pemeriksaan yang dilakukan pada
suatu sampel dengan melihat wujud secara fisik seperti bau, rasa, warna,
kekeruhan dan sebagainya.Pemeriksaan kualitas kimia adalah pemeriksaan
yang dapat dilhat berdasarkan struktur kandungan dalam sampel tersebut.

Pengambilan sampel sampah untuk pemeriksaan secara fisika dan


kimia berbeda, karena parameter yang diperiksa juga berbeda.Pada
pemeriksaan kualitas fisika yang diperiksa adalah suhu, konduktivitas,
warna, bau, kekeruhan, Daya Hantar Listrik (DHL), serta Total Suspended
Solid (TSS).

Untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia biasanya sering digunakan


sampel sampah cair atau licit. Pengambilan sampel pada pemeriksaan
tersebut hampir sama dengan dengan pengambilan sampel air. Hal ini
karena wujud yang sama yaitu cairan.

4.5.1 Metode Pemeriksaan

A. Alat dan Bahan ;

1. Botol timba

2. Derigen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)

3. Botol plastik vol. 500 mL (2 buah)

4. Botol oksigen vol. 250 mL

5. Termos es untuk mendinginkan contoh

6. Tas lapangan

7. Alat tulis

8. Buku catatan (bungkus dengan plastik)

9. Alat dan Bahan untuk periksa parameter (yang diperlukan)

112
4.5.2 Prosedur pengambilan sampel uji fisika

Prosedur kerja pengambilan sampel sampah cair untuk


pemeriksaan kualitas fisika:

A. Menyiapkan wadah sampel

B. Membilas wadah sampel dengan air suling( aquadest);

C. Menyiapkan alat pengambil sampel yang sesuai dengan keadaan


sumber air

D. Membilas alat pengambil sampel dengan air suling;

E. Membilas alat pengambil sampel sebanyak 3 kali dengan sampel


yang akan diambil;

F. Mengambil sampel sesuai titik sampling dan memasukkannya ke


dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis;

G. Mengukur mencatat kondisi lapangan dan membuat peta lokasi.

H. lakukan segera pengujian parameter lapangan seperti parameter


lapangan : suhu, pH, oksigen terlarut (DO), kekeruhan (Turbidity),
daya hantar listrik (DHL) dan TDS yang dapat berubah dengan
cepat dan tidak dapat diawetkan;

I. hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan;

J. Memberi label pada wadah sampel:

1. Tanggal pengambilan sampel :

2. Lokasi pengambilan sampel :                                           

3. Jenis sampel                                : Padatan / sampah / tanah *)

113
4. Jenis pemeriksaan                        : Fisik / kimia / mikrobiologi
dan parasitologi*)

5. Nama petugas :

6. Tanda Tangan                                  :                    

K. dilakukan pengawetan sesuai peruntukan pengujian di


laboratorium

L. Mengamankan sampel serta wadah (disegel dengan benar);

RANGKUMAN

Pemeriksaan sampel adalah suatu prosedur tertentu yang diikuti apabila


suatu substansi, bahan atau produk diambil untuk keperluan pengujian sampel
yang representatif dari keseluruhannya. Karena itu, pengambilan sampel harus
mewakili kumpulannya dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
perencanaan pengambilan sampel, petugas pengambil sampel, prosedur
pengambilan sampel, peralatan pengambil sampel yang digunakan, frekuensi
pengambilan sampel, keselamatan kerja dan dokumentasi terkait pengambilan
sampel. Proses pengambilan sampel jika tidak dilakukan secara benar, maka
secanggih apapun peralatan yang dipergunakan tidak akan menghasilkan data
yang dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya.

Pemeriksaan sampel harus memenuhi kesesuaian terhadap standar baku


yang telah diakui baik secara internasional maupun nasional, seperti standar
EPA, WHO, maupun SNI, jika tidak akan mengakibatkan langkah-langkah
selanjutnya seperti pengawetan, transportasi , penyimpanan, preparasi, maupun
pengujian di laboratorium, akan sia-sia serta membuang waktu dan biaya.

limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas

114
lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah
kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air
tanah, air permukaan, serta buangan lainnya.
Udara dalam ruangan adalah media perantara yang mana manusia,
bangunan daniklim saling mempengaruhi. Kesehatan dan kesejahteraan manusia
ditentukan oleh faktor fisik, kimia dan biologis yang terkandung dalam udara
dalam ruangan.
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam
program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk
mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan
sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan
menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang
diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan
cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah.
Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.Makanan penting baik
untuk pertumbuhan maupun mempertahankan kehidupan.Makanan memberikan
energy dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti
jaringan, untuk bekerja, dan untuk memelihara pertahanan tubuh terhadap
penyakit (Adams, 2003).
Pengambilan sampel sampah untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia
berbeda, karena parameter yang diperiksa juga berbeda.Pada pemeriksaan
kualitas fisika yang diperiksa adalah suhu, konduktivitas, warna, bau, kekeruhan,
Daya Hantar Listrik (DHL), serta Total Suspended Solid (TSS).

Tes Formatif
Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada
salahsatu huruf yang dianggap paling tepat.
1. Dibawah ini yang tidak termasuk parameter fisika limbah cair adalah ....
a. Jumlah zat padat terlarut
b. BOD
115
c. Warna
d. Kekeruhan
2. Yang termasuk parameter fisika udara adalah……
a. Pencahayaan
b. Jumlah zat padat terlarut
c. BOD
d. DO
3. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah adalah….
a. Cawan petrik
b. Hygrometer
c. Sound level meter
d. Thermometer
4. Dibawah ini yang tidak termasuk Parameter fisik makanan adalah…….
a. Bau dari makanan
b. Rasa dari makanan
c. Tekstur dari makanan
d. Warna dari makanan
5. Dibawah ini adalah parameter fisik sampah kecuali,……
a. Berat jenis
b. Konduktifitas
c. Warna
d. TSS

Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban


Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini.
Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini
So
untuk mengetahuial-
tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar.

soa
l
Tu
gas
Jawablah soal-soal tugas berikut ini dengan jelas dan singkat.
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Limbah cair?
2. Jelaskan alasan dilakukannya pemeriksaan sampel udara?
116
3. Sebutkan parameter fisik tanah?
4. Sebutkan parameter fisik makanan dan minuman ?
5. Sebutkan parameter fisik sampah yang Anda ketahui?

MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-8

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-8 ini, mahasiswa dapat Mengetahui jenis parameter fisika
sumber air,persyaratan kualitas air,kualitas limbah cair,udara,tanah,makanan
minuman.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-8 ini, secara khusus Anda dapat:
B.1 Mengetahui tentang parameter fisika sumber air, persyaratan kualitas air
B.2 Mengetahui tentang parameter fisika kualitas limbah cair
B.3 Mengetahui tentang parameter fisika udara
B.4 Mengetahui tentang parameter fisika makanan minuman
B.5 Mengetahui tentang parameter fisika tanah

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-13Ini
adalah:
117
3.1 Menjelaskan tentang sumber air dan persyaratan kualitas air
3.2 Menjelaskan tentang berbagai macam parameter fisika kualitas limbah cair
3.3 Menjelaskan tentang berbagai macam parameter fisika udara
3.4 Menjelaskan tentang berbagai macam parameter fisika makanan minuman
3.5 Menjelaskan tentang berbagai macam parameter fisika tanah
4. Uraian
4.1 Sumber Air, Parameter Fisika Persyaratan Kualitas Air
Indonesia yang berada di wilayah iklim tropis hanya memiliki dua
musim, yaitu penghujan dan kemarau. Perubahan musim secara langsung
berdampak pada jumlah air di perairan. Pada musim penghujan, jumlah air
sangat berlimpah. Pada musim kemarau jumlah air terbatas. Tak jarang,
beberapa daerah di wilayah Indonesia mengalami bencana kekeringan saat
kemarau melanda. Aliran air dipengaruhi juga oleh tata guna lahan di
permukaan bumi.

Penggunaan resapan dan penahan air, seperti sumur resapan, waduk,


dan danau yang mampu menahan dan menampung hujan menjadi sangat
bermanfaat kala kemarau datang. Dengan begitu, sumur resapan, waduk,
dan danau menjadi sasaran utama mendapatkan air di kala kemarau.
Keberadaan air dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas resapan dan
penampung air pada musim penghujan. Dengan membuat dan
mendayagunakan sumur resapan secara baik dan benar, kebutuhan akan air
saat kemarau dan kekeringan melanda bukan menjadi sebuah masalah yang
berarti.

Secara keseluruhan, air yang terdapat di permukaan bumi membentuk


sebuah Iingkaran (siklus) air. Air di lautan, sungai, sumur, danau, dan waduk
akan menguap menjadi uap air karena panas. Titik uap air akan bergerombol
membentuk awan. Kandungan uap air di awan akan terkondensasi menjadi
butiran-butiran air hujan. Selanjutnya, hujan membasahi permukaan bumi dan
meresap menjadi air tanah dan membentuk mata air, sumur, danau ataupun
mengalir melewati sungai menuju lautan. Sikius air tersebut akan berputar
terus-menerus.
Berikut ini berbagai sumber air yang ada di permukaan bumi. Yaitu:
118
A. Air laut
Air laut memiliki rasa asin karena mengandung senyawa garam murni
(NaCI) yang cukup tinggi. Menurut beberapa sumber penelitian, kadar
garam murni air laut berkisar 3% jumlah total keseluruhan air laut. Karena
rasanya yang asin, untuk menjadikan air laut sebagai air minum
diperlukan sebuah teknologi terapan untuk memfilter sekaligus destilasi
(penyulingan) air untuk menghilangkan kadar garam yang tinggi. Untuk
saat ini, beberapa negara di Timur Tengah (misaInya, Iran) telah
mengembangkan teknologi filterisasi dan destilasi yang mampu mengubah
air laut menjadi air minum. Untuk mengembangkan teknologi filterisasi dan
destilasi air laut dibutuhkan dana yang cukup besar. Di samping itu,
filterisasi dan destilasi air laut membutuhkan pasokan energi listrik yang
besar. Penggunaan destilasi air laut merupakan langkah tepat dan efisien
untuk mengatasi suplai air minum di negara-negara kering, seperti di
Timur Tengah dan Afrika. 

B. Air Hujan
Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di
permukaan bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan
ideal (tanpa pencemaran air), air hujan merupakan air bersih dan dapat
langsung dikonsumsi oleh manusia.
Namun, pada saat evaporasi berlangsung, air yang menguap
sudah tercemar. Selain itu, air hujan yang turun juga ‘tercemar’ oleh polusi
udara. Akibatnya, air hujan tidak bersifat netral (pH = 7) lagi, melainkan
bersifat asam. Hujan yang bersifat asam dapat menyebabkan korosi
(karat) pada benda yang berbahan logam. Selain bersifat asam, air hujan
cenderung bersifat sadah karena kandungan kalsium dan magnesiumnya
cukup tinggi.
Indikasi air sadah (kesadahan) adalah sabun atau deterjen tidak
dapat beraksi dengan air. Akibatnya, sabun atau deterjen tidak berbusa
walaupun dilarutkan dengan air. Dengan demikian, air sadah dapat
memboros penggunaan sabun mandi atau sabun cuci. Selain kalsium dan

119
magnesium, air hujan juga mengandung beberapa senyawa dan unsur
(mineral), antara lain SO4, CI, NH3, N2, C, dan O2.

C. Air Permukaan
Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah,
antara lain sumur, sungai, rawa, dan danau. Air permukaan berasal dan
air hujan yang meresap dan membentuk mata air di gunung atau hutan,
kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai atau
mengumpul di tempat cekung yang membentuk danau ataupun
rawa. Pada umumnya, air permukaan tampak kotor dan berwarna (tidak
bening). Hal itu terjadi akibat kotoran, pasir, dan lumpur yang ikut terbawa
(hanyut) oleh aliran air.
Air permukaan banyak digunakan untuk berbagai kepentingan, antara
lain untuk diminum, kebutuhan rumah tangga, irigasi, pembangkit listrik,
industri, dan sebagainya. Agar dapat diminum, air permukaan harus diolah
terlebih dahulu, meliputi pengolahan fisika, kimia, dan biologi. Air
permukaan dibagi menjadi dua, yaitu air sungai dan air danau atau rawa.

D. Air Sungai
Air sungai berasal dan mata air dan air hujan yang mengalir pada
permukaan tanah. Secara fisik, air sungai terlihat berwarna cokelat
dengan tingkat kekeruhan yang tinggi karena bercampur dengan pasir,
lumpur, kayu, dan kotoran lainnya. Kualitas air sungai juga dipengaruhi
oleh lingkungan di sekitar aliran sungai. Secara umum, kualitas air sungai
di daerah hulir (muara) lebih rendah dibandingkan di daerah hulu (mata
air). Hal ini terjadi akibat limbah industri dan rumah tangga yang dibuang
langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu
terkumpul di muara sungai. Akibatnya, secara kualitas fisika, kimia,
maupun biologi, air di daerah muara sungai sangat rendah dan tidak layak
dijadikan bahan baku air minum.

E. Air Danau atau Rawa


Air danau atau rawa merupakan air permukaan yang mengumpul pada
cekungan permukaan tanah. Permukaan air danau biasanya berwarna
120
hijau kebiruan. Warna ini disebabkan oleh banyaknya lumut yang tumbuh
di permukaan air maupun di dasar danau atau rawa. 
Selain lumut, warna pada air danau juga dipengaruhi oleh bahan
organik (kayu, daun, dan bahan organik lainnya) yang membusuk akibat
proses dekomposisi oleh mikroorganisme di dalam air. 
Akibat proses pembusukan tersebut, air danau memiliki kadar besi (Fe)
dan mangan (Mn) yang relatif tinggi. Kebanyakan, air danau memiliki
kualitas yang lebih baik daripada air sungai. Hal tersebut disebabkan
tingkat pencemaran di danau relatif lebih kecil dibandingkan di aliran
sungai.

F. Air Tanah
Menurut definisi Undang-undang Sumber Daya Air, air tanah
merupakan air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap
ke dalam tanah. Dalam proses peresapan tersebut, air tanah mengalami
penya ringan (filtrasi) oleh lapisan-lapisan tanah. Air tanah lebih jernih
dibandingkan air permukaan. Air tanah memiliki kandungan mineral yang
cukup tinggi. 
Sifat dan kandungan mineral air tanah dipengaruhi oleh lapisan
tanah yang dilaluinya. Kandungan mineral air tanah antara lain Na, Mg,
Ca, Fe, dan O2.Kondisi tanah yang berkapur menyebabkan tingkat
kesadahan air tanahnya relatif tinggi (keras). Air tanah di daerah
berkapur mengandung ion-ion Ca2 dan Mg2 dalam jumlah yang cukup
besar. Kondisi tanah yang mengandung batu granit, air tanahnya
memiliki derajat kesadahan yang rendah (lunak) karena mengandung
unsur (mineral) CO2 dan Mn(HCO3).
Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal, air tanah
dalam, dan mata air. Golongan tersebut berkaitan dengan kualitas,
kuantitas, dan mineral yang terkandung di air tanah.

1. Air Tanah Dangkal

121
Air tanah dangkal terdapat pada kedalaman kurang lebih 15
meter di bawah permukaan tanah. Jumlah air yang terkandung pada
kedalaman ini cukup terbatas. Biasanya hanya digunakan untuk
keperluan rumah tangga, seperti minum, mandi, dan mencuci.
Penggunaan air tanah dangkal berupa sumur berdinding semen
maupun sumur bor. 
Secara fisik, air tanah terlihat jernih dan tidak berwarna (bening)
karena telah mengalami proses filtrasi oleh lapisan tanah. Kualitas air
tanah dangkal cukup baik dan layak digunakan sebagai bahan baku
air minum. Kuantitas air tanah dangkal dipengaruhi oleh musim. Pada
saat musim hujan, jumlah air tanah dangkal berlimpah, tetapi
jumlahnya terbatas saat musim kemarau.
2. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam terdapat pada kedalaman 100-300 meter di
bawah permukaan tanah. Air tanah dalam berwarna jernih dan
sangat baik digunakan sebagai air minum karena telah mengalami
proses penyaringan berulang-ulang oleh lapisan tanah. Air tanah
dalam memiliki kualitas yang Iebih baik daripada air tanah dangkal.
Hal ini disebabkan proses filtrasi air tanah dalam lebih panjang, lama,
dan sempurna dibandingkan air tanah dangkal. 
Kuantitas air tanah dalam cukup besar dan tidak terlalu
dipengaruhi oleh musim, sehingga air tanah dalam dapat digunakan
untuk kepentingan industri dan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang cukup lama.

G. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar langsung dan permukaan
tanah. Mata air biasanya terdapat pada lereng gunung, dapat berupa
rembesan (mata air rembesan) dan ada juga yang keluar di daerah
dataran rendah (mata air ‘umbul’).Mata air memiliki kualitas air hampir
sama dengan kualitas air tanah dalam dan sangat baik untuk air minum.
Selain untuk air minum, mata air dapat digunakan untuk keperluan
lainnya, seperti mandi dan mencuci. Kuantitas air yang dihasilkan oleh

122
mata air cukup banyak dan tidak dipengaruhi oleh musim, sehingga dapat
digunakan untuk kepentingan umum dalam jangka waktu lama.
Beberapa parameter fisik yang digunakan untuk menentukan
kualitas air meliputi suhu, kekeruhan, warna, daya hantar listrik, jumlah
zat padat terlarut, rasa, bau.
1. Bau
Air minum yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai
oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas
air, misalnya bau amis dapat disebabkan oleh adanya algae dalam
air tersebut. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang
dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau. (Sumber Effendi,
2003)

2. Jumlah Zat Padat Terlarut

Zat padat merupakan materi residu setelah pemanasan dan


pengeringan pada suhu 103 oC – 105 oC. Residu atau zat padat yang
tertinggal selama proses pemanasan pada temperatur tersebut
adalah materi yang ada dalam contoh air dan tidak hilang atau
menguap pada 105 oC. Dimensi zat padat dinyatakan dalam mg/l
atau g/l, % berat (kg zat padat/kg larutan), atau % volume (dm 3 zat
padat/liter larutan). (Sumber Effedi,2003)
Dalam air alam, ditemui dua kelompok zat yaitu zat terlarut
(seperti garam dan molekul organis) serta zat padat tersuspensi dan
koloidal (seperti tanah liat dan kwarts). Perbedaan pokok antara
kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran/diameter partikel-
partikelnya. Analisa zat padat dalam air digunakan untuk menentukan
komponen-komponen air secara lengkap, proses perencanaan, serta
pengawasan terhadap proses pengolahan air minum maupun air
buangan. Karena bervariasinya materi organik dan anorganik dalam
analisa zat padat, tes yang dilakukan secara empiris tergantung pada
karakteristik materi tersebut. Metode Gravimetry digunakan hampir
pada semua kasus. (Sumber Effendi,2003)

123
Jumlah dan sumber materi terlarut dan tidak terlarut yang
terdapat dalam air sangat bervariasi. Pada air minum, kebanyakan
merupakan materi terlarut yang terdiri dari garam anorganik, sedikit
materi organik, dan gas terlarut. Total zat padat terlarut dalam air
minum berada pada kisaran 20 – 1000 mg/L.Padatan terlarut total
(Total Dissolved Solid atau TDS) merupakan bahan-bahan terlarut
(diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter 10 -6 mm – 10-3 mm) yang
berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak
tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 µm (Rao, 1992 dalam
Effendi, 2003). Materi ini merupakan residu zat padat setelah
penguapan pada suhu 105 oC. TDS terdapat di dalam air sebagai
hasil reaksi dari zat padat, cair, dan gas di dalam air yang dapat
berupa senyawa organik maupun anorganik. Substansi anorganik
berasal dari mineral, logam, dan gas yang terbawa masuk ke dalam
air setelah kontak dengan materi pada permukaan dan tanah. Materi
organik dapat berasal dari hasil penguraian vegetasi, senyawa
organik, dan gas-gas anorganik yang terlarut. TDS biasanya
disebabkan oleh bahan anorganik berupa ion-ion yang terdapat di
perairan. Ion-ion yang biasa terdapat di perairan ditunjukkan dalam
Tabel 1.14

(Tabel 1.14 Ion-Ion Yang Terdapat Di Perairan)

Ion Utama (Major Ion) Ion Sekunder (Secondary Ion)


(1,0 – 1000 mg/liter) (0,01 – 10 mg/liter)

1. Sodium (Na) 1. Besi

2. Kalsium (Ca) 2. Strontium (Sr)

Magnesium (Mg) 3. Kalium (K)

4. Bikarbonat (HCO3) 4. Karbonat (CO3)

5. Sulfat (SO4) 5. Nitrat (NO3)

6. Klorida (Cl) 6. Fluorida (F)

124
7. Boron (B)

8. Silika (SiO2)
Sumber : Todd, 1970 dalam Effendi, 2003.

TDS tidak diinginkan dalam badan air karena dapat


menimbulkan warna, rasa, dan bau yang tidak sedap. Beberapa
senyawa kimia pembentuk TDS bersifat racun dan merupakan
senyawa organik bersifat karsinogenik. Akan tetapi, beberapa zat
dapat memberi rasa segar pada air minum. (Sumber Effendi, 2003)

Kesadahan dan kekeruhan akan bertambah seiring dengan


semakin banyaknya TDS. Analisis TDS biasanya dilakukan dengan
penentuan Daya Hantar Listrik (DHL) air. TDS terdiri dari ion-ion
sehingga kadar TDS sebanding dengan kadar DHL air. Penentuan
jumlah materi terlarut dan tidak terlarut juga dapat dilakukan dengan
membandingkan jumlah yang terfiltrasi dengan yang tidak. Analisa
TDS dapat digunakan untuk menentukan derajat keasinan dan faktor
koreksi, misal untuk diagram kesadahan.(Sumber Effendi, 2003)

3. Kekeruhan

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan


berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh
bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan
adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut
(misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan
organik yang berupa plankton dan mikroorganisne lain (APHA, 1976;
Davis dan Cornwell, 1991dalam Effendi 2003). Zat anorganik yang
menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari pelapukan batuan dan
logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan hewan dan
tumbuhan. Bakteri dapat dikategorikan sebagai materi organik
tersuspensi yang menambah kekeruhan air. (Sumber Effendi,2003)

125
Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan.
Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, semakin tinggi nilai
kekeruhan. Akan tetapi, tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti
dengan tingginya kekeruhan. Tingginya nilai kekeruhan dapat
mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas
desinfeksi pada proses penjernihan air. (Sumber Effendi,2003)

4. Rasa
Air minum biasanya tidak memberikan rasa (tawar). Air yang
berasa menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan. Efek yang dapat ditimbulkan terhadap
kesehatan manusia tergantung pada penyebab timbulnya rasa.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang
dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berasa. (Sumber
Effendi,2003)
5. Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas, agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia pada saluran/pipa yang dapat membahayakan
kesehatan, menghambat reaksireaksi biokimia di dalam saluran/pipa,
mikroorganisme patogen tidak mudah berkembang biak, dan bila
diminum dapat menghilangkan dahaga. (Sumber Effendi,2003)
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude),
ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu, sirkulasi udara,
penutupan awan, aliran, serta kedalaman. Perubahan suhu
mempengaruhi proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu
berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan. (Sumber
Effendi,2003)
Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas,
reaksi kimia, evaporasi, volatilisasi, serta menyebabkan penurunan
kelarutan gas dalam air (gas O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya)
(Haslam, 1995 dalam Effendi, 2003). Peningkatan suhu juga
menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik

126
oleh mikroba. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton
di perairan adalah 20 oC – 30 oC. (Sumber Effendi,2003)
Pada umumnya, suhu dinyatakan dengan satuan derajat
Celcius (oC) atau derajat Fahrenheit (oF). Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui
bahwa temperatur maksimum yang diperbolehkan dalam air minum
sebesar ± 3 oC. Pengukuran suhu pada contoh air air dapat dilakukan
menggunakan termometer. (Sumber Effendi,2003)

6. Warna

Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan


untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat menghambat penetrasi
cahaya ke dalam air. Warna pada air disebabkan oleh adanya
partikel hasil pembusukan bahan organik, ion-ion metal alam (besi
dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan tanaman air.
Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan,
sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan
atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan kadar mangan
sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup dapat menimbulkan warna pada
perairan (peavy et al., 1985 dalam Effendi, 2003). Kalsium karbonat
yang berasal dari daerah berkapur menimbulkan warna kehijauan
pada perairan. Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan
asam humus yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah
mati menimbulkan warna kecoklatan. (Sumber Effendi,2003)

Dalam penyediaan air minum, warna sangat dikaitkan dengan


segi estetika. Warna air dapat dijadikan sebagai petunjuk jenis
pengolahan yang sesuai. Berdasarkan zat penyebabnya, warna air
dapat dibedakan menjadi :

127
a. Warna Sejati (true color)
Warna sejati disebabkan adanya zat-zat organik dalam
bentuk koloid. Warna ini tidak akan berubah walaupun mengalami
penyaringan dan sentrifugasi. Pada penentuan warna sejati,
bahan-bahan tersuspensi yang dapat menyebabkan kekeruhan
dipisahkan terlebih dahulu. Filtrasi (penyaringan) bertujuan
menghilangkan materi tersuspensi dalam air tanpa mengurangi
keaslian warna air. Sentrifugasi mencegah interaksi warna
dengan material penyaring. Warna sejati tidak dipengaruhi oleh
kekeruhan. Contoh dari warna sejati antara lain : warna air teh,
warna air buangan industri tekstil, serta warna akibat adanya
asam humus, plankton, atau akibat tanaman air yang mati.
(Sumber Effendi,2003)

b. Warna Semu (apparent color)


Warna semu disebabkan oleh adanya partikel-partikel
tersuspensi dalam air. Warna ini akan mengalami perubahan
setelah disaring atau disentrifugasi serta dapat mengalami
pengendapan. Warna semu akan semakin pekat bila kekeruhan
air meningkat. Warna dapat diamati secara visual (langsung)
ataupun diukur berdasarkan skala platinum kobalt (dinyatakan
dengan satuan PtCo) dengan cara membandingkan warna contoh
air dengan warna standar. Air yang memiliki nilai kekeruhan
rendah biasanya memiliki warna yang sama dengan warna
standar (APHA, 1976; Davis dan Cornwell, 1991 dalam Effendi,
2003). Intensitas warna cenderung meningkat dengan
meningkatnya nilai pH (Sawyer dan McCarty, 1978).

Visual Comparison Method dapat diaplikasikan hampir


pada seluruh contoh air yang dapat diminum. Prinsip dari metode
ini adalah membandingkan warna contoh air dengan warna
larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Larutan
standar diletakkan dalam tabung Nessler dan harus terlindung

128
dari debu serta penguapan. Tabung Nessler yang digunakan
harus memiliki warna, ketebalan, ketinggian cairan, dan diameter
tabung yang sama. (Sumber Effendi,2003)

Untuk segi estetika, warna air sebaiknya tidak melebihi


15 PtCo. Sumber air untuk kepentingan air minum sebaiknya
memiliki nilai warna antara 5 – 50 PtCo. Contoh air dengan warna
kurang dari 70 unit diteliti dengan cara perbandingan langsung
menggunakan larutan standard. Bila kandungan warna contoh air
lebih tinggi daripada warna standar yang tersedia, dilakukan
pengenceran terhadap contoh air menggunakan aquadest. Batas
waktu maksimum pengukuran adalah 48 jam dengan cara
didinginkan pada suhu 4 oC untuk pengawetan. (Sumber
Effendi,2003)

7. Daya Hantar Listrik (DHL)

Daya hantar listrik (DHL) merupakan kemampuan suatu cairan


untuk menghantarkan arus listrik (disebut juga konduktivitas). DHL
pada air merupakan ekspresi numerik yang menunjukkan
kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik. Oleh
karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat
terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Besarnya nilai DHL
bergantung kepada kehadiran ion-ion anorganik, valensi, suhu, serta
konsentrasi total maupun relatifnya. (Sumber Effendi,2003)

Pengukuran daya hantar listrik bertujuan mengukur


kemampuan ion-ion dalam air untuk menghantarkan listrik serta
memprediksi kandungan mineral dalam air. Pengukuran yang
dilakukan berdasarkan kemampuan kation dan anion untuk
menghantarkan arus listrik yang dialirkan dalam contoh air dapat
dijadikan indikator, dimana semakin besar nilai daya hantar listrik
yang ditunjukkan pada konduktivitimeter berarti semakin besar
kemampuan kation dan anion yang terdapat dalam contoh air untuk

129
menghantarkan arus listrik. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin
banyak mineral yang terkandung dalam air. (Sumber Effendi,2003)

Konduktivitas dinyatakan dengan satuan p mhos/cm atau p


Siemens/cm. Dalam analisa air, satuan yang biasa digunakan adalah
µmhos/cm. Air suling (aquades) memiliki nilai DHL sekitar 1
µmhos/cm, sedangkan perairan alami sekitar 20 – 1500 µmhos/cm
(Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Besarnya daya hantar listrik bergantung pada kandungan ion


anorganik (TDS) yang disebut juga materi tersuspensi. Hubungan
antara TDS dan DHL dinyatakan dalam persamaan (1.2) (Metcalf &
Eddy : 1991 dalam Effendi, 2003).

(Tabel 1.15)

TDS (mg/L) = DHL (mmhos/cm atau ds/m) x 640 (4.1.2)


Nilai TDS biasanya lebih kecil daripada nilai DHL. Pada
penentuan nilai TDS, bahan-bahan yang mudah menguap (volatile)
tidak terukur karena melibatkan proses pemanasan. (Sumber
Effendi,2003)

Pengukuran DHL dilakukan menggunakan konduktivitimeter


dengan satuan µmhos/cm. Prinsip kerja alat ini adalah banyaknya ion
yang terlarut dalam contoh air berbanding lurus dengan daya hantar
listrik. Batas waktu maksimum pengukuran yang direkomendasikan
adalah 28 hari. (Sumber Effendi,2003)

Menurut APHA, AWWA (1992) dalam Effendi (2003) diketahui


bahwa pengukuran DHL berguna dalam hal sebagai berikut :

a. Menetapkan tingkat mineralisasi dan derajat disosiasi dari air destilasi.


b. Memperkirakan efek total dari konsentrasi ion.

130
c. Mengevaluasi pengolahan yang cocok dengan kondisi mineral air.
d. Memperkirakan jumlah zat padat terlarut dalam air.
e. Menentukan air layak dikonsumsi atau tidak.

4.2 Parameter Fisika Kualitas Limbah Cair

Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah
tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga,
peternakan, pertanian, dan sebagainya.Komponen utama limbah cair
adalah air (99%) sedangakan komponen lainnya bahan padat yang
bergantung asal buangan tersebut.(Rustama et. al, 1998)
Karakteristik air limbah cair dapat diketahui menurut sifat-sifat dan
karaktersitik fisika, kimia dan biologis. Tapi yang kali ini akan di bahas
adalah mengenai parameter fisiknya yang terdiri dari :

4.2.1Total Solid (TS)


Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari bahan organik
maupun anorganik yang larut, mengendap, atau tersuspensi dalam air.
4.2.2Total Suspended Solid (TSS)
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di
dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran
berukuran 0,45 mikron (Sugiharto, 1987).Total Suspended Solid atau
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan
air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari
partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen.
4.2.3Warna
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan
waktu dan meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari
yang abu–abu menjadi kehitaman.Warna dalam air disebabkan adanya
ion-ion logam besi dan mangan (secara alami), humus, plankton,
tanaman air dan buangan industri.Warna air dibedakan atas dua
macam, yaitu :
A. Warna sejati (true collor) yang diakibatkan oleh bahan-bahan
terlarut.
131
B. Warna semu (apparent collor) yang selain disebabkan oleh bahan-
bahan terlarut, juga karena bahan-bahan tersuspensi, termasuk
diantaranya yang bersifat koloid.

4.2.4Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang
bersifat organik maupun anorganik yang mengapung dan terurai dalam
air. Kekeruhan menunjukan sifat optis air, yang mengakibatkan
pembiasan cahaya kedalam air. Kekeruhan membatasi masuknya
cahaya dalam air
4.2.5Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan
efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air
dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari – hari. Naiknya
suhu atau temperatur air akan menimbulkan akibat berikut :
A. Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
B. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
C. Mengganggu kehidupan organisme air.
4.2.6Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses
dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah. Sifat
bau limbah disebabkan karena zat-zat organik yang telah berurai
dalam limbah dan mengeluarkan gas-gas seperti sulfide atau amoniak
yang menimbulkan penciuman tidak enak. Hal ini disebabkan adanya
pencampuran dari nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari
pembusukan protein yang dikandung limbah. Pengendalian bau sangat
penting karena terkait dengan masalah estetika.
4.2.7Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukan ke
dalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas
permukaan air. Minyak dan lemak merupakan bahan organis bersifat
tetap dan sukar diuraikan oleh bakteri.  Karena berat jenisnya lebih
kecil dari pada air maka minyak tersebut membentuk lapisan tipis di

132
permukaan air dan menutup permukaan yang mengakibatkan
terbatasnya oksigen masuk ke dalam air.

4.3 Parameter Fisika Udara

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan.
Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara
alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat
menyangga kehidupan. Udara merupakan komponen yang paling penting
bagi kelangsungan kehidupan bagi mahluk hidup baik itu pada
manusia,hewan maupun tumbuhan karena tampa makanan atau pun
minuman manusia dan mahluk hidup lainnya dapat bertahan hidup berhari-
hari sedangkan tampa udara yang hanya sekita beberapa menit maka
mahluk hidup yang ada di muka bumi ini akan mati (Fardiaz 1992) .

Dalam udara terdapat penentuan kualitas udara salah satunya adalah


kualitas fisik udara yang terdiri dari :
 Suhu
 Kelembaban
 Kebisingan
 Pencahayaan
 Partikel debu
Parameter ini harus diperhatikan dan dipantau secara berkala agar
tidak berdampak negative terhadap kesehatan manusia. Parameter yang
tidak memenuhi standar harus segera dikendalikan sehingga dapat
meminimalkan dampak bahaya kesehatan yang ditimbulkan. Menurut
Peraturan Pemerintah RI No 41 Tahun 1999 tentang pengendalian
pencemaran udara. Dan perlu dilakukan adanya suatu perlindungan mutu
udara sesuai dengan apa yang telah diamanatka dalam Peraturan
Pemerintah RI No 41 Tahun 1999

4.3.1Suhu

133
Suhu dan kelembaban dapat mempegaruhi konsentrasi
pencemar udara. Suhu udara yang tinggi menyebabkan udara makin
renggang sehingga konsentrasi pencemar udara makin rendah.
Sebaliknya pada suhu yang dingin keadaan udara makin padat
sehigga konsetrasi pencemar di udara tampaknya makin tinggi.
Suhu udara adalah besaran yang menyatakan derajat panas
dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu
adalah thermometer. Persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri
standar suhu adalah 18o C – 28o C .
Menurut SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas iklim
kerja (panas),kebisingan,getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra
ungu di tempat kerja, NAB Iklim kerja (panas) di tempat kerja dengan
Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) tidak di perkenakan melebihi :

A. Untuk Beban kerja ringan : 30,0oC


B. Untuk Beban kerja sedang : 26,7oC
C. Untuk Beban kerja berat : 25,0oC

4.3.2Pencahayaan
Nilai pencahayaan (lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina pada mata. Cahaya yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan.
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang
kerja yang di perlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Industri
Standar Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux
Prinsip penerangan yang baik adalah jumlah dan intensitas
penerangan yang diperlukan hendaknya disesuaikan dengan jenis
pekerjaan,daya lihat seseorang dan lingkungannya.
134
Alat yang di gunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan
adalah lux meter. Alat ini akan di arahkan ke sumber datangnya
cahaya kemudian alat ini akanl bekerja berdasarkan pengubahan
energy cahaya menjadi tenaga listrik oleh photo electric cell.

4.3.3Kelembaban
Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan
udara basah yang disebabkan oleh adanya uap air. Kelembaban
relative berpengaruh terhadap suhu di mana kelembaban yang rendah
akan membuat suhu semakin dingin dan begitu juga sebaliknya
(Binardi 2003). Pada kelembaban yang tinggi maka uap air di udara
dapat bereaksi dengan pencemar udara sehingga menjadi zat lain
yang tak berbahaya atau menjadi pencemar sekunder.
Kelembaban udara adalah jumlah uap air di udara (atmosfer).
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Kelembaban adalah
tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung
dalam bentuk uap air. Alat yang di gunakan untuk mengukur
kelembaban adalah hygrometer.
Persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri standart kelembaban
adalah 40% - 60% .

4.3.4Kebisingan

Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak di kehendaki


sehingga menganggu atau membahayakan kesehatan.
Sumber kebisingan yang tinggi memberikan pengaruh sehingga
dapat mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja. Mengganggu
komunikasi atau percakapan antar pekerja,mengurangi
konsentrasi,menurunkan daya dengar baik yag bersifat sementara
maupun permanen.
Sumber bising dalam pengendalian kebisingan lingkungan
dapat diklasifikasikan menjadi dua,yaitu :
135
A. Bising Interior
B. Bising Eksterior
Pengaruh utama dari kebisingan terhadap kesehatan adalah
kerusakan pada indera pendengar yang menyebabkan ketulian
progesif, Gangguan kebisingan dapat dikelompokan sebagai berikut :
A. Gangguan Fisiologis
B. Gangguan Psikologis
C. Gangguan Patologis Organis
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri standart tingkat kebisingan
di ruangkerja tanpa pelindung maksimal 85 dB.
Pengukuran kebisingan di lakukan dengan menggunakan alat
sound level meter. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengukur
tingkat tekanan bunyi dan alat ini di arahkan ke sumber datangnya
bumi dan di lakukan perhitungan setiap 5 detik sekali lalu di masukkan
ke dalama kolom BIS 1 yang berisi seanyak 120 kolom.

4.3.5Partikulat Debu

Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai


partikel yang melayang di udara (suspended particulate matter/SPM).
Dengan ukuran 1 mikron sampai dengn 500 mikron. Partikula debu
akan berada di udara dalam waktu relati lama dalam keadaan
melayang-layang di udara keudia masuk ke dalam tubuh manusia
melalui pernapasan.

Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan juga dapat


menganggu daya tembus pandang mata dan dapat mengadakan
berbagai reaksi kimia sehinga komposisi debu di udara menjadi
partikel yang sangat rumit karena merupakan campuran dari berbagai
bahan dengan ukuran dan bentuk yng relatif berbeda-beda. Ukuran
debu sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit pada saluran
pernapasan.

136
Partikulat debu merupakan partikel padat yangterbentuk karena
adanya kegiatan alami atau mekanik seperti penghalusan,
penghancuran, peledakan, pengayaan atau pengeboran.

Menurut Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1405/MEKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri standart kandungan debu
maksimal di dalam udara ruangan dalam pengkuran rata-rata 8 jam
adalah debu total 0,15 mg/m.

Standart yang di tetapkan oleh Enviromental Protection Agent


(EPA) tahun 2006, Nilai Ambang Bata (NAB) menurut EPA tahun 2006
untuk PM10 adalah 150/m3 (0,15 mg/m3) dan untuk PM2,5 adalah
35/m3 (0,035 mg/m3). Debu yang terdapat di dala udara terbagi
menjadi dua, yaitu :

A. Deposito particulate matter


B. Suspended particulate matte

4.4 Jenis parameter makanan minuman

Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,


dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Cairan
yang dipakai untuk maksud ini sering disebut minuman, tetapi kata
'makanan' juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai dengan
kiasan, seperti "makanan untuk pemikiran". Kecukupan makanan dapat
dinilai dengan status gizi secara antropometri.
Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan
oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan
penting baik untuk pertumbuhan maupun mempertahankan
kehidupan.Makanan memberikan energy dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk membangun dan mengganti jaringan, untuk bekerja, dan untuk
memelihara pertahanan tubuh terhadap penyakit (Adams, 2003).Kelayakan
makanan dikonsumsi dapat dideteksi dari penampilan fisik makanan yang
terdiri dari :

4.4.1 Bau dari makanan


137
4.4.2 Rasa dari makanan
4.4.3 Warna dari makanan
4.4.4 Bentuk dari makanan

Apabila terjadi perubahan bau, rasa, warna dan bentuk dari makanan
maka dinyatakan rusak. Contoh, tengiknya minyak, noda hitam pada sayur
dan buah-buahan, menjadi lunaknya sayur/buah, dan timbulnya noda hitam
pada roti. Penambahan bahan pewarna yang tidak memenuhi syarat dapat
dideteksi melalui warna makanan. Makanan yang mengandung rhodamin B
mempunyai warna merah terang menyala/menyolok. Dalam larutan yang
mengandung rhodamin B, pada permukaan nampak berpendar. Sedangkan
makanan yang mengandung metanyl yellow, berwarna kuning menyolok.
Makanan yang mengandung bahan pengawet boraks mempunyai ciri-ciri:
konsistensi kenyal/kompak, lebih awet meskipun kadar air tinggi, dan tidak
mudah ditumbuhi jamur. Makanan yang mengandung bahan pengawet
formalin biasanya tidak dihinggapi lalat/serangga, ada bau khas formalin,
tidak ditumbuhi jamur, dan makanan tampak kaku/keras. Keberadaan
mikroba juga dapat dideteksi secara fisik dengan terjadinya perubahan bau
dan rasa menjadi asam (staphylococus atau proteus), berlendir, dan
terjadinya warna hitam (adanya pertumbuhan jamur).
4.5 Parameter fisika tanah
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun
atas mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang
yang membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah
sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara
dan air di bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai
mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi
sebagian mahluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah
memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan mencegah
terjadinya erosi.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
138
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S,
Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan
zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya
secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan
biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri
perkebunan, maupun kehutanan.
Tanah memiliki beberapa parameter fisik yaitu :
4.5.1 Tekstur Tanah

Tekstur tanah menunjukan perbandingan butir-butir pasir


(2mm - 50μ), debu (2μ-50 μ), dan liat (< 2μ) di dalam fraksi tanah
halus (Hardjowigeno, 2007). Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan
dalam istilah tekstur yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran
tanah (Foth 1994). Menurut Hanafiah (2007), tanah yang didominasi
pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (besar) disebut lebih
poreus, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori-
pori meso (sedang) agak poreus, sedangkan yang didominasi liat
akan mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus.

Menurut Hardjowigeno (2003) tanah dengan tekstur pasir


banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air.
Menurut Hanafiah (2007), berdasarkan kelas teksturnya maka tanah
digolongkan menjadi:

A. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir, berarti tanah yang


mengandung minimal 70% pasir : bertekstur pasir atau pasir
berlempung.
B. Tanah bertekstur halus atau kasar berliat, berarti tanah yang
mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu
atau liat berpasir.
C. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, yang juga
terdiri dari:

139
1. Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah
yang bertekstur lempung berpasir (sandy loam) atau
lempung berpasir halus.
2. Tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur
berlempung berpasir sangat halus, lempung (loam), lempung
berdebu (silty loam) atau debu (silt).
3. Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup
lempung liat (clay loam), lempung liat berpasir (sandy clay
loam), atau lempung liat berdebu (sandy silt loam).

4.5.2 Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari


tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu
unit struktur disebut ped (terbentuk karena proses alami). Struktur
tanah memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu Lempeng (plety),
Prismatik (prismatic), Tiang (columnar), Gumpal bersudut (angular
blocky), Gumpal membulat (subangular blocky), Granular (granular),
Remah (crumb) (Hardjowigeno 2003). Arsyad (2005)
mengemukakan, struktur adalah kumpulan butir-butir tanah
disebabkan terikatnya butir-butir pasir, liat dan debu oleh bahan
organik, oksida besi dan lain-lain. Struktur tanah yang penting dalam
mempengaruhi infiltrasi adalah ukuran pori dan kemantapan pori.
Pori-pori yang mempunyai diameter besar (0,06 mm atau lebih)
memungkinkan air keluar dengan cepat sehingga tanah beraerasi
baik, pori-pori tersebut juga memungkinkan udara keluar dari tanah
sehingga air dapat masuk. Istilah tekstur digunakan untuk
menunjukan ukuran pertikel-partikel tanah. Tetapi, apabila ukuran
partikel tanah sudah diketahui maka digunakan istilah struktur.
Struktur menunjukan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah
primer (pasir, debu dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder
atau (ped) disebut juga agregat. Unit ini dipisahkan dari unit
gabungan atau karena kelemahan permukaan. Struktur suatu horizon
yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri penting tanah,

140
seperti warna, tekstur atau komposisi kimia. Ada dua jenis tanah
tanpa struktur, yakni butir tunggal (single grain) dan massive. Butir
tunggal adalah apabila partikel-partikel tanah dalam keadaan lepas
(tidak terikat) satu sama lainya. Keadaan ini sering dijumpai pada
tanah-tanah yang banyak mengandung pasir. Sedangkan untuk
tanah yang massive apabila partikel-partikel tanah dalam keadaan
terikat satu sama lainnya (Hakim et al. 1986).

Gradasi dari struktur merupakan derajat agregasi atau


perkembangan struktur. Istilah-istilah untuk gradasi struktur adalah
sebagai berikut :

A. Tidak mempunyai struktur : Agregasi tidak dapat dilihat atau


tidak tertentu batasnya dan susunan garis-garis alam semakin
kabur. Pejal jika menggumpal, berbutir tunggal jika tidak
menggumpal.
B. Lemah : Ped yang sulit dibentuk, dapat dilihat dengan mata
telanjang.
C. Sedang : Ped yang dapat dibentuk dengan baik, tahan lama dan
jelas, tetapi tidak jelas pada tanah yang tidak terganggu.
D. Kuat : Ped yang kuat, jelas pada tanah yang tidak terganggu
satu dengan yang lain terikat secara lemah, tahan terhadap
perpindahan dan menjadi terpisah apabila tanah tersebut
terganggu (Foth 1994).

4.5.3 Kerapatan Limbak (Bulk Density)

Bulk density merupakan rasio bobot kering mutlak (suhu 105 o C)


suatu unit tanah terhadap volume total, yang sering dinyatakan dalam
gr/cm3 (Hillel, 1980). Menurut Hardjowigeno 2007, Kerapatan Limbak
atau Bulk Density (BD) adalah berat tanah kering per satuan volume
tanah (termasuk pori-pori tanah). Bulk density dapat digunakan untuk
menghitung ruang pori total (total porosity) tanah dengan dasar
bahwa kerapatan zarah (particle density) tanah= 2,65 g/cc. 10
Menurut Sarief (1986) dalam Mustofa (2007) nilai bobot isi dapat

141
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan tanah,
bahan organik, pemadatan oleh alat-alat pertanian, tekstur, struktur,
kandungan air tanah, dan lain-lain. Pengolahan tanah yang sangat
intensif akan menaikkan bobot isi. Hal ini disebabkan pengolahan
tanah yang intensif akan menekan ruang pori menjadi lebih sedikit
dibandingkan dengan tanah yang tidak pernah diolah. Besaran bobot
isi tanah dapat bervariasi dari waktu ke waktu atau dari lapisan ke
lapisan sesuai dengan perubahan ruang pori atau struktur tanah.
Keragaman itu menunjukkan derajat kepadatan tanah (Foth 1994),
karena tanah dengan ruang pori berkurang dan berat tanah setiap
satuan bertambah menyebabkan meningkatnya bobot isi tanah.
Tanah dengan bobot yang besar akan sulit meneruskan air atau sulit
ditembus akar tanaman, sebaliknya tanah dengan bobot isi rendah,
akar tanaman lebih mudah berkembang (Hardjowigeno 2007).

4.5.4 Porositas Tanah

Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan


padat tanah (terisi oleh udara dan air). Pori tanah dapat dibedakan
menjadi pori kasar (macro pore) dan pori halus (micro pore). Pori
kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena
gaya gravitasi), sedang pori halus berisi air kapiler dan udara
(Hardjowigeno 2007). Ruang pori tanah yaitu bagian dari tanah yang
ditempati oleh air dan udara, sedangkan ruang pori total terdiri atas
ruangan diantara partikel pasir, debu, dan liat serta ruang diantara
agregat-agregat tanah (Soepardi 1983). Porositas adalah proporsi
ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume
tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara (Hanafiah 2007).
Menurut Hardjowigeno (2007), porositas tanah dipengaruhi oleh
kandungan bahan organik, struktur, dan tekstur tanah. Porositas
tanah tinggi jika bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur
remah atau granular mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada
tanah-tanah yang berstruktur pejal. Agar tanaman dapat tumbuh baik
diperlukan perimbangan antara poripori yang dibedakan menjadi pori
berguna dan pori tidak berguna untuk ketersediaan air bagi tanaman.
142
Pori berguna bagi tanaman yaitu pori yang 11 berdiameter diatas 0,2
mikron, yang terdiri pori pemegang air berukuran diameter 0,2 – 8,6
mikron, pori drainase lambat berdiameter 8,6 – 28,6 mikron, dan pori
drainase cepat berdiameter diatas 28,8 mikron. Air yang terdapat
dalam pori pemegang air disebut air tersedia, umumnya antara titik
layu dan kapasitas lapang (Hardjowigeno 1993). Sedangkan pori
tidak berguna bagi tanaman adalah pori yang diameternya kurang
dari 0,2 mikron. Akar tanaman tidak mampu menghisap air pada pori
ukuran kurang dari 0,2 mikron tersebut, sehingga tanaman menjadi
layu. Untuk mengeluarkan air dari pori ini diperlukan tenaga tekanan
atau isapan setara dengan 15 atmosfir (Hardjowigeno 2003).

4.5.5 Pori Drainase Sangat Cepat

Ukuran pori dan kemantapan pori berpengaruh terhadap daya


infiltrasi, semakin besar dan mantap pori tersebut maka daya infiltrasi
akan semakin besar (Syarief 1985 dalam Musthofa 2007). Tanah-
tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah
liat. Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga
tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori total
(jumlah pori-pori makro + mikro), lebih tinggi daripada tanah pasir.
Tanah remah memberikan kapasitas infiltrasi akan lebih besar
daripada tanah liat. Tanah dengan pori-pori jenuh air mempunyai
kapasitas lebih kecil dibandingkan tanah dalam keadaan kering.
Tanah pasir memiliki pori drainase yang baik sehingga infiltrasinya
tinggi tetapi tidak dapat mengikat air tersebut (Hardjowigeno 2003).

4.5.6 Permeabilitas Tanah

Menurut Hardjowigeno (2003), permeabilitas adalah kecepatan


laju air dalam medium massa tanah. Sifat ini penting artinya dalam
keperluan drainase dan tata air tanah. Bagi tanah-tanah yang
bertekstur halus biasanya mempunyai permeabilitas lebih lambat
dibanding tanah bertekstur kasar. Nilai permeabilitas suatu solum
tanah ditentukan oleh suatu lapisan tanah yang mempunyai nilai
permeabilitas terkecil. Selain itu menurut Foth (1994), permeabilitas
143
merupakan kemudahan cairan, gas dan akar menembus tanah. 12
Tanah dengan struktur mantap adalah tanah yang memiliki
permeabilitas dan drainase yang sempurna, serta tidak mudah
didespersikan oleh air hujan. Permeabilitas tanah dapat
menghilangkan daya air untuk mengerosi tanah, sedangkan drainase
mempengaruhi baik buruknya peratukaran udara. Faktor tersebut
selanjutnya akan mempengaruhi kegiatan mikroorganisme dan
perakaran dalam tanah (Syarief 1985 dalam Musthofa 2007).
Permeabilitas merupakan parameter sifat fisika tanah yang dalam
keadaan alamiah nilainya sangat bervariasi, baik untuk pergerakan
secara vertikal maupun horizontal. Pengetahuan tentang
permeabilitas ini sangat berguna di dalam pengelolaan lahan
pertanian, drainase dan irigasi, budidaya perikanan dan pengawasan
banjir. Permeabilitas tanah merupakan parameter sifat fisika tanah
yang menentukan kecepatan pergerakan air dalam tanah. Tanah
dengan permeabilitas rendah diinginkan untuk persawahan yang
membutuhkan banyak air (Hillel, 1971).

Syarief (1985) dalam Musthofa (2007) juga mengatakan bahwa


aliran permukaan (erosi) dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kapasitas
infiltrasi dan permeabilitas dari lapisan tanah. Apabila kapasitas
infiltrasi dan permeabilitas besar dan mempunyai lapisan kedap yang
dalam maka aliran permukaan rendah, sedangkan untuk tanah yang
bertekstur halus maka penyerapan air akan semakin lambat dan
aliran permukaan tinggi

144
RANGKUMAN

1. Parameter Fisika Air :


 Bau
 Rasa
 Warna
 Kekeruhan
 Suhu

2. Parameter Fisika Limbah Cair


 Warna
 Bau
 TS
 TSS
 Kekeruhan
 Temperature
 Minyak dan lemak

3. Parameter Fisika Udara


 Suhu

145
 Kelembaban
 Cahaya
 Kebisingan
 Partikular debu

4. Parameter Fisika Makanan Minuman


 Bau
 Rasa
 Warna
 Tekstur

5. Jenis parameter Tanah


 Tekstur tanah
 Struktur tanah
 Kerapatan Limbak
 Porositas Tanah
 Pori Drainase Sangat Cepat
 Permeabilitas Tanah

Tes Formatif
Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada salah
satu huruf yang dianggap paling tepat.
1. Dibawah ini yang termasuk parameter fisik udara, kecuali…….....
a. Kelembaban
b. Kebisingan
c. Bau
d. Cahaya
2. Yang termasuk ke dalam parameter fisika tanah adalah.....
a. Pori Drainase sagat Cepat
b. Bentuk
c. Warna
d. Bau
3. Berikut ini yang tergolong ke dalam sumber air tanah adalah, kecuali …..
146
a. Air tanah dangkal
b. Air tanah dalam
c. Mata Air
d. Air Rawa
4. Di bawah ini yang tidak termasuk sumber air permukaan adalah, kecuali…..
a. Air sungai
b. Mata air
c. Air minum
d. Air tanah
5. Berapakah NAB suhu yang sesuai dengan PERMENKES 1405/SK/XI/2002….
a. 25oC
b. 15-20oC
c. 18-28oC
d. 18-20oC

Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban


Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini.
Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar.
Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
11
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
So
70 %al-
= Kurang

soa
l
Tu
gasberikut ini dengan jelas dan singkat.
Jawablah soal-soal tugas
1. Sebutkan dan Jelaskan kualitas fisika dari air ……………
147
2. Jelaskan nilai ambang batas dari suhu dan pencahayaan ……….
3. Jelaskan penyebab timbulnya bau pada limbah cair ………..
4. Sebutkan dan Jelaskan kuaitas fisika pada tanah ………
5. sebutkan sumber-sumber air …………..

MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR-9

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-1 ini, mahasiswa dapat Mengetahui komponen ekosistem dan
prinsip teknik pengukuran kecepatan dan debit air.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-9 ini, secara khusus Anda dapat:
2.1 Mengetahui Pengertian habitat dan populasi
2.2 Mengetahui Macam-macam bioma
2.3 Mengetahui Air mengalir pada badan air
2.4 Mengetahui Saluran terbuka
2.5 Mengetahui Resapan air tanah
2.6 Mengetahui Pencemaran udara

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-9 Ini adalah:
148
3.1 Menjelaskan apa yang dimaksud dengan habitat dan populasi
3.2 Menjelaskan Macam-macam bioma
3.3 Menjelaskan Air mengalir pada badan air
3.4 Menjelaskan Saluran terbuka
3.5 Menjelaskan Resapan air tanah
3.6 Menjelaskan Pencemaran udara

4. Uraian
4.1 Pengertian Habitat dan Populasi
4.1.1 Pengertian Habitat
Morrison (2002) mendefinisikan habitat sebagai sumberdaya
dan kondisi yang ada di suatu kawasan yang berdampak ditempati
oleh suatu species. Habitat merupakan organism-specific: ini
menghubungkan kehadiran species, populasi, atau idndividu (satwa
atau tumbuhan) dengan sebuah kawasan fisik dan karakteristik
biologi. Habitat terdiri lebih dari sekedar vegatasi atau struktur
vegetasi; merupakan jumlah kebutuhan sumberdaya khusus suatu
species.Dimanapun suatu organisme diberi sumberdaya yang
berdampak pada kemampuan untuk bertahan hidup, itulah yang
disebut dengan habitat.
4.1.2 Pengertian populasi
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies
yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun
waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di Isle Royale
membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon
cemara.Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan
pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing
spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.

149
Populasi adalah suatu wilayah yang bersifat general yang terdiri
dari subjek dengan karakteristik tertentu. (Pengertian populasi
menurut Sugiyono 2005:90)
Defenisi populasi dalam penelitian adalah keseluruhan subjek
penelitian atau jumlah keseluruhan yang cenderung sama. (Netra :
1974).

4.2 Macam-macam bioma


4.2.1 Penggunaan Arang Aktif
Karbon Aktif atau Arang Aktif merupakan suatu padatan berpori
yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan
yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu
tinggi.Daya serap karbon aktif ditentukan oleh luas permukaan
partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap
arang tersebut dilakukan aktifasi dengan bahan-bahan kimia ataupun
dengan pemanasan pada temperatur tinggi.
Karbon Aktif (arang aktif) adalah jenis karbon yang memiliki luas
permukaan yang sangat besar.Satu gram karbon aktif setara dengan
suatu material yang memiliki luas permukaan 500-1500 m2.Aktivasi
karbon menjadi karbon aktif juga dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan adsorpsi.Karbon aktif banyak digunakan untuk
menghilangkan kontaminan astetik, sedikit efektif menghilangkan
beberapa kontaminan dari senyawa volatile (seperti benzene,
trichloroethylene) juga kontaminan berbasis petroleum.Karbon aktif
yang bersifat molekular, juga mampu menyerap molekul organik
dengan baik.
Karbon aktif dipakai dalam proses pemurnian udara, gas dan
larutan atau cairan, dalam proses recovery suatu logam dari biji
logamnya, dan juga dipakai sebagai support katalis. Dipakai juga
dalam pemurnian gas dan udara, safety mask dan respirator,
seragam militer, adsorbent foams, industri nuklir, electroplating
solutions; deklorinasi, penyerap rasa dan bau dari air, aquarium,
cigarette filter, dan juga penghilang senyawa-senyawa organik dalam

150
air. Sesuai dengan salah satu fungsi di atas, maka karbon aktif juga
dipakai di Unit CO2 Removal pada Pabrik Ammonia.
Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat
digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh
luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih
tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan bahan-
bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi.
Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika
dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif.

4.3 Metode Pemeriksaan


A. Klorinasi
1. Alat dan Bahan

a. Alat
1) Botol gelap volume 1 liter
2) Comparator dengan slide Cl2
3) Pipet ukur
4) Beacker gelas
b. Bahan
Larutan Kaporit 2 gr/l, Indikator OT (Orto Tolydin)

2. Prosedur
a. Ambil botol berwarna gelap volume 1 liter keudian bilas dengan air
contoh
b. Isi botol dengan sampel samapi batas volume
c. Masukkan larutan kaporit 1 – 4 ml
d. Kocok sampai merata
e. Segera diambil secukupnya (10 ml) untuk diperiksa chlor segera

151
f. 10 menit kemudian periksa lagi sisa chlor untuk sisa chlor 10 menit
pertama.
g. Lakukan hal yang sama sampai diperoleh sisa chlor yang tetap
sebanyak 3 kali.

3. Perhitungan

Sisa chlor segera =..........?


Sepuluh menit I =..........?
Sepuluh menit II =..........?
Sepuluh menit III =..........?
Sepuluh menit IV =..........?

DSC=Sisa Chlor Segera – Sisa Chlor Tetap


= ..........?
= ..........?
Angka keamanan = 0,3 mg/l
DSC=DSC + Angka Keamanan
= ..........?
a. Filtrasi sederhana Down Flow dan Up Flow
1) Down Flow
a) Alat dan Bahan
 Ember Plastik (40 ltr)
 Gergaji
 Meteran
 Kran
 Pipa PVC 3 Inci
 Lem Plastik
 Isolatif
 socket
 Pipa 1 Inci
 Dop 3 Inci
 Media Pasir

152
 Sampel
 Semen dan pasir

b) Cara Kerja Alat


 Ambil pipa 3 inci lalu tutup bagian bawah pipa dengan
Dop lalu di lem.
 Pada bagian samping bawah pipa dibuat lubang lalu
dipasang socket, setelah itu pasang kran air yang telah
diberi selotif.
 Buat campuran semen pada bagian bawah pipa dengan
bentuk segi empat, sebagai penyangga pipa untuk berdiri
tegak. Maka jadilah pipa saringan.
 Cuci pipa saringan hingga bersih dan isi media saringan
yang akan digunakan.
 Ember plastik diberi lubang pada bagian bawah
kemudian pasang socket dan kran.
 Kemudian letakkan posisi ember pada tempat ketinggian
tertentu hingga sesuai posisi permukaan pipa saringan
diletakkan.
 Letakkan pipa saringan dengan posisi yang baik hingga
tidak goyang / jatuh, kemudian kran ditutup.

c) Cara kerja bahan


Pasir yang akan digunakan diayak terlebih dahulu dan
semua bahan yang digunakan dicuci bersih setelah itu
dijemur sampai kering dan bahan yang sudah kering siap
untuk digunakan

4. Cara Pelaksanaan Praktikum


1. Sebelum persiapan praktikum dilakukan pemeriksaan awal dengan
mengambil sampel air.
2. Setelah sampel positif memiliki tingkat kekeruhan dan parameter
yang melebihi standar maka dilakukanlah pengambilan sampel.

153
3. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara ditimbah dari sumber air
kemudian dimasukkan ke dalam jergen.
4. Siapkan bahan dan alat yang akan digunakan.
5. Masukkan sampel ke dalam ember ukuran 40 liter, kemudian kran
dibuka dan alirkan ke pipa saringan sampai permukaan saringan
terisi air.
6. Diamkan beberapa saat agar sampel kontak dengan media saringan.
7. Lalu alirkan, air yang keluar dari pipa saringan diambil sekitar 100 ml
baik pada saringan sederhan dengan arah aliran dari atas kebawah
untuk pemeriksaan di laboratorium

(Gambar 1.4)

Keterangan : Saringan pasir sederhana dengan arah


Penyaringan dari atas ke bawah
154
2) Up Flow
a) Alat dan Bahan

 Ember Plastik (40 ltr)


 Gergaji
 Meteran
 Kran
 Pipa PVC 3 Inci
 Lem Plastik
 Isolatif
 socket
 Pipa 1 Inci
 Dop 3 Inci
 Media Pasir
 Sampel
 Semen dan pasir

b) Cara Kerja Alat

 Ambil pipa 3 inci lalu tutup bagian bawah pipa dengan


Dop lalu di lem.
 Pada bagian samping bawah pipa dibuat lubang lalu
dipasang socket, setelah itu pasang kran air yang telah
diberi selotif.
 Buat campuran semen pada bagian bawah pipa dengan
bentuk segi empat, sebagai penyangga pipa untuk berdiri
tegak. Maka jadilah pipa saringan.
 Cuci pipa saringan hingga bersih dan isi media saringan
yang akan digunakan.
 Ember plastik diberi lubang pada bagian bawah
kemudian pasang socket dan kran.

155
 Kemudian letakkan posisi ember pada tempat ketinggian
tertentu hingga sesuai posisi permukaan pipa saringan
diletakkan.
 Letakkan pipa saringan dengan posisi yang baik hingga
tidak goyang / jatuh, kemudian kran ditutup.

c) Cara kerja bahan

Pasir yang akan digunakan diayak terlebih dahulu dan


semua bahan yang digunakan dicuci bersih setelah itu
dijemur sampai kering dan bahan yang sudah kering siap
untuk digunakan

d) Cara Pelaksanaan Praktikum

 Sebelum persiapan praktikum dilakukan pemeriksaan


awal dengan mengambil sampel air.
 Setelah sampel positif memiliki tingkat kekeruhan dan
parameter yang melebihi standar maka dilakukanlah
pengambilan sampel.
 Pengambilan sampel dilakukan dengan cara ditimbah
dari sumber air kemudian dimasukkan ke dalam jergen.
 Siapkan bahan dan alat yang akan digunakan.
 Masukkan sampel ke dalam ember ukuran 40 liter,
kemudian kran dibuka dan alirkan ke pipa saringan
sampai permukaan saringan terisi air.
 Diamkan beberapa saat agar sampel kontak dengan
media saringan.

(Gambar 1.5)

156
b. Filtrasi dengan Penggunaan Arang Aktif
1) Alat dan Bahan
a) Alat
 Pipa PVC, diameter 8 inc 1,2 meter
 Dop (tutup) PVC 8 inc 2 bh
 CO PVC 3 inc 2 bh
 Stop Kran, 3/4" 5 bh
 Knee 3/4", PVC 4 bh
 Sambungan T 3/4" PVC 4 bh
 Strainer 2 bh
 Sock Drat Dalam 3/4", 2 bh
 Sock Drat luar 3/4", PVC 10 bh
 Water Mur 2 bh
 Pipa PVC 3/4" 1 batang
b) Bahan
 Lem Epoxy 2 bh
 Lem PVC (kaleng) 1 bh
 Dempul 1 bh
 Amplas 5 lembar
 Batang Las 7 batang
 Cat pilox 2 kaleng
 Seal Tape 5 buah
 Kerikil diameter 5-8 mm 3 liter
 Pasir Silika 20 kg

157
 Mangan Zeolit 20 kg
 Karbon Aktif 10 kg
c) Prosedur Kerja
 Pipa PVC 8" dipotong dengan panjang 1 - 1,2 meter.
 Pada salah satu sisi yang sama, pipa PVC 8" tersebut
dilubangi, diameter lubang 3 inci, untuk tempat memaang
CO nya. Jarak pusat lubang yakni 15 Cm dari ujung-
ujung pipa.
 Selanjutnya dibuat satu buah lubang pada sisi yang sama
(tegak lurus pusat lubang untuk CO). Jarak pusat lubang
masing-masing 10 Cm dari ujung pipa bagian bawah,
diameter lubang + 1 inci. Lihat Gambar ,Lubang ini untuk
memasang fiiting untuk pipa air olahan dan untuk
memasang sarangan (strainer) bagian bawah.
 CO dipasang pada lubang yang telah dibuat dan dilas
denga menggunakan las PVC, dan diusahakan agar kuat
dan tidak bocor.

(Gambar 1.5)

158
 Salah satu Dop (tutup) PVC 8" dilubangi pada bagian
tengahnya dengan diameter 3/4 ", dan dipasang sock
drat luar dan sock drat dalam, kemudian dilas dengan las
PVC agar kuat menahan tekanan pompa. Dop tersebut
dipasang pada bagian atas filter. Dop atas ersebut juga
berfungsi untuk tempat memasang sarangan atas.
 Setelah pemasangan CO dan sarangan bagian bawah
pada pipa filter 8" seselai, dilanjutkan dengan
pemasangan dop bawah. Untuk dop bawah dipilh bentuk
yang rata agar filter dapat berdiri dengan leluasa. Cara
pemasangan dop bawah yakni dengan menggunakan
lem PVC dan setelah kering baru dilas dengan las PVC
agar kuat menahan tekanan pompa.
 Setelah pemasangan dop (tutup) bawah selesai,
dilanjutkan dengan pemasangan dop atas yang
dilengkapi dengan sarangan (srainer).
 Setelah pemasangan dop atas dan dop bawah selesai,
dilanjutkan dengan pemasangan kran-kran pengatur
aliran masuk, aliran keluar dan kran untuk pencucian
balik (back wash). Untuk filter tunggal pemasangan
perpipaan dan kran pengatur dilakukan seperti pada
Gambar berikut :
(Gambar 1.6)

159
 Pengisian media untuk filter karbon aktif adalah sebagai
berikut: lapisan paling bawah yakni kerikil (diameter 5 -
10 mm) dengan ketebalan 10-15 cm, atau diisikan
sampai meneutupi sarangan bawah. Di atas lapisan
kerikil adalah lapisan pasir degan ketebalan 20 cm, dan
diatas lapisan pasir adalah lapisan karbn aktif butiran
diameter 8-32 mesh dengan ketebalan 45-60 cm.
Susunan media filter kaebon aktif ditunjukkan seperti
pada Gambar berikut:
(Gambar 1.7)

RANGKUMAN

Aerasi adalah suatu bentuk perpindahan gas dan dipergunakan berbagai


variasi operasi, Proses aerasi secara umum digunakan untuk menambahkan
oksigen kedalam air untuk mengoksidasi zat-zat besi mangan, dan hydrogen
sulfide
Sedimentasi merupakan proses pengendapan bahan padat dari air olahan.
Proses sedimentasi bisa terjadi bila air limbah mempunyai berat jenis lebih besar
daripada air sehingga mudah tenggelam.

160
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan/koloid dengan
cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses wal (primary treatment) atau
penyaringan dari proses sebelumnya. Dan Klorinasi merupakan salah satu bentuk
pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman dan mengoksidasi
bahan-bahan kimia dalam air. Sedangkan Karbon Aktif atau Arang Aktif
merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan
dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu
tinggi.

Tes Formatif

Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada
salahsatu huruf yang dianggap paling tepat.
1. Salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman
dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. ....
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
2. Dilakukankan dengan cara membuat air terbuka bagi udara atau
denganmemasukkan udara kedalam air.....
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
3. Pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya gravitasi sehingga
bagian yang padat berada di dasar kolam
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi

161
4. Banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan
air minum di Negara-negara sedang berkembang karena sebagai
desinfektan, biayanya relative murah, mudah, dan efektif..
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
5. Proses pemisahan antara padatan/koloid dengan cairan
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi

Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban


Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul
ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar.

Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
12
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
So
70 %al-
= Kurang

soa
l
Tu
gas

162
Jawablah soal-soal tugas berikut ini dengan jelas dan singkat.
1. Jelaskan apa yang dimaksud penyaringan?
2. Jelaskan alasan dilakukannya proses klorinasi pada air?
3. Jelaskan alasan penggunaan arang aktif pada proses filtrasi?
4. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan sedimentasi?
5. Jelaskan secara singkat manfaat dilakukannya filtasi pada air?

ATERI PEMBELAJARAN

MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-10

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-10 ini, mahasiswa dapat Menyusun laporan tentang jenis air
dan dampak terhadap kesehatan dan tata cara mengetahui jalur pajana

163
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-10 ini, secara khusus Anda dapat:
2.1 Mengetahui tentang pengertian Air
2.2 Mengetahui tentang unsur-unsur air
2.3 Mengetahui Jenis-jenis Air
2.4 Mengetahui Dampak terhadap kesehatan
2.5 Mengetahui Sumber Pencemaran Air
2.6 Mengetahui tentang cara mengetahui jalur pajanan

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-10 Ini
adalah:
3.1 Menjelaskan apa yang di maksud dengan air
3.2 Menjelaskan tentang unsur-unsur pada air
3.3 Menjelaskan tentang jenis-jenis air
3.4 Menjelaskan tentang dampak terhadap kesehatan
3.5 Menjelaskan tentang sumber pencemaran air
3.6 Menjelaskan tentang cara mengetahui jalur pajanan

4 Uraian
4.1 Pengertian Air

Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan


kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu
meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk keseimbangan
dalam tubuh dan membantu proses metabolisme.

Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat


makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang
diperlukan tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki
pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli.

164
4.2 Unsur Air

Air merupakan substansi kimia dengan rumus H2O. Satu molekul air
terdiri dari dua atom hidrogen yang terikat pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi normal.
Kondisi yang dimaksud adalah pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan suhu
273,15 Kelvin. Air merupakan suatu zat pelarut yang penting yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia seperti asam, garam,
beberapa jenis gas, dan molekul-molekul organic tertentu.

4.3 Jenis – Jenis Air

4.3.1 Air Permukaan

Air permukaan adalah jenis air yang merupakan tampungan air


hujan yang mengalir di atas bumi dan tidak terserap ke dalam tanah
karena tanah di bawahnya bersifat rapat sehingga air tersebut akan
tergenang dan adakalanya mengalir ke bagian yang lebih rendah. Air
permukaan terbagi menjadi air sungai, air danau, dan air laut.

4.3.2 Air Angkasa

Air angkasa adalah air yang berasal dari udara dan jatuh ke
permukaan bumi. Komposisi air yang terdapat di lapisan udara bumi
berjumlah sekitar 0,001 % dari total air di permukaan bumi. Air
angkasa terbagi menjadi air hujan, air salju, dan air es.

4.3.3 Air Tanah

Air tanah merupakan seluruh air yang terkandung di dalam


lapisan tanah. Air di lapisan tanah menyumbang 0,6 % dari total air
keseluruhan di bumi. Umumnya kedalaman air tanah berkisar 9
sampai 15 meter di bawah permukaan tanah.

A. Air tanah freatik, merupakan air tanah dangkal yang berada tidak
jauh dari permukaan tanah.

165
B. Air tanah dalam, merupakan air yang terletak di bawah lapisan
tanah kedap air pertama.
C. Air tanah meteorit (vados), merupakan air tanah yang berasal dari
air hujan dan sebelumnya terjadi penguapan air di atmosfer yang
membuat air ini bercampur debu meteor.
D. Air tanah magma (juvenil), merupakan air yang terbentuk secara
kimiawi di dalam tanah karena pengaruh magma.
E. Air konat, merupakan air tanah yang terjebak di batuan selama
beribu-ribu tahun sehingga sering juga disebut dengan istilah air
purba.

4.4 Dampak pencemaran Air terhadap kesehatan

4.4.1 Dampak Pencemaran Air terhadap kesehatan manusia


Gangguan KesehatanMenyebabkan penyakit atau kerusakan
pada kulit→ disebabkan oleh air yang telah tercemar bahan kimia
dan mikroorganisme. Mis : H2SO4, bakteri, Virus dan jamur.Penyakit
perut→ disebabkan oleh air yang telah tercemar bakteri atau
organisme lainnya.Penyakit kanker→ disebabkan karena
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi merkury dan
timbal.Retardasi mental→ karena mengkonsumsi makanan yangtelah
terkontaminasi oleh merkuri.

4.4.2 Dampak Pencemaran Air terhadap kesehatan manusia


Tekanan darah tinggi, gagal jantung,kerusakan hati & ginjal→
disebabkan oleh air yang telah terkontaminasi oleh kadmium
(Cd)Merusak kelenjar tiroid, gagal jantung & edema→ disebabkan
karena mengkonsumsi ikan atau pun air yang telah terkontaminasi oleh
Cobalt (Co)Cacat mental, Hipertensi, kelahiran prematur→ karena
mengkonsumsi makanan ataupun minuman yang terkontaminasi oleh
timbal.Kerusakan hati & ginjal→ karena mengkonsumsi makanan
ataupun minuman yang terkontaminasi oleh senyawa organik berklorin
(DDT, aldrin, heptaklor & klordan).
4.5 Sumber Pencemaran Air

166
Sumber Pencemaran Air Paling tidak terdapat 9 sumber pencemar air
yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:

4.5.1 Kegiatan Rumah Tangga
Kegiatan sehari-hari seperti mencuci, mandai, kakus atau
sampah rumah tangga lainnya dapat mencemari air. Septic tank yang
bocor juga dapat mencemari air tanah.
4.5.2 Kegiatan Industri
Kegiatan industri kecil atau besar banyak menghasilkan limbah
dalam berbagai bentuk seperti asap, cairan maupun bentuk padat. 
4.5.3 Kegiatan Pertanian dan Peternakan
Penggunaan pestisida, kotoran hewan dan penggunaan pupuk
dapat menimbulkan pencemaran air. Pada rumah pemotongan
hewan, sisa cucian ternak atau darah hasil penyembelihan dapat
mengotori air. 
4.5.4 Kegiatan Transportasi
Kegiatan transportasi dapat menjadi sumber pencemar
perairanan seperti sisa oli, atau sisa mobil bekas yang dibuang ke
laut dapat mencemari air.  
4.5.5 Kegiatan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum
Berbagai fasilitas umum banyak menghasilkan limbah seperti
rumah sakit menghasilkan limbah cair dari lab, kamar operasi, dapur.
Toilet di terminal banyak membuat saluran limbah langsung ke
selokan atau tanah. 
4.5.6 Kegiatan Perdagangan
Kegiatan perdagangan baik dari sektor formal maupun informal
seringkali menghasilkan limbah cair seperti oli pada bengkel motor,
limbah warung kaki lima, limbah air loundry dan lainnya. 
4.5.7 Kegiatan Pengolahan Akhir Sampah
Kegiatan pengolahan sampah dapat menghasilkan limbah cair
yang berasal dari proses leaching sampah sehingga akan mencemari
air tanah. 
4.5.8 Kegiatan Kehutanan
Kegiatan penebangan di hutan dapat menghasilkan limbah cari
167
yang berasal dari erosi tanah kemudian hanyut ke sungai dan
mencemari air. 
4.5.9 Kegiatan Pertambangan
Kegiatan pertambangan dapat menimbulkan limbah cair yang
berasal dari proses produksi seperti lumpur bor, emulsi minyak atau
logam berat (merkuri).
4.6 Cara Mengetahui Jalur Pajanan

4.6.1 Pengertian Pajanan

Pajanan merupakan konsep yang penting dalam epidemiologi,


karena pajanan itu sendiri adalah syarat bagi determinan penyakit
untuk bisa menyebabkan penyakit atau memulai terjadinya infeksi.
Pengetahuan tentang pajanan adalah suatu faktor sebagai kausa
penyakit berguna untuk mencegah dan mengendalikan penyakit
pada populasi, dengan cara mengeliminasi, menghindari atau
mengubah kausa. Pemajanan merupakan kontak antara manusia
dengan komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya,
sehingga dapat dikatakan bahwa pemajanan sama dengan
keterpaparan. Dalam mempelajari angka kejadian dengan
menggunakan pendekatan epidemiologi dikenal istilah pemajanan
atau disebut juga keterpaparan. Pemajanan atau yang biasa disebut
keterpaparan adalah suatu keadaan ketika pejamu atau host berada
pada pengaruh ataupun berinteraksi dengan unsur  penyebab, baik
penyebab primer maupun sekunder atau dengan unsur  lingkungan
yang dapat mendorong proses terjadinya penyakit.

Penyebab primer pemajanan meliputi unsur penyebab biologis,


unsur penyebab nutrisi, unsur penyebab kimiawi, dan unsur
penyebab fisika serta unsur penyebab psikis. Sedangkan penyebab
sekunder pemajanan terdiri atas unsur pembantu atau penambah
lain dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab
akibat terjadinya suatu penyakit. Dengan demikian untuk menilai
tingkat pemajanan atau keterpaparan harus selalu dihubungkan

168
degan sumber dan sifat unsur  penyebab, keadaan pejamu yang
mengalami pemajanan atau keterpaparan tersebut serta cara
berlangsungnya proses pemajanan atau keterpaparan.

Pengukuran pajanan dan penyakit yang berskala dikotomi atau


dengan cara melihat ada tidaknya pajanan dan penyakit dapat
digunakan dalam penelitian epidemiologi yang mempelajari tentang
hubungan antara pajanan dengan terjadinya penyakit

Tabel 1. gambar pajanan dan penyakit yang berskala dikotomi dalam studi
epidemiologi

(Tabel 16)

Pajanan
Penyakit  
Ada Tidak Ada
Ada A B a+b
Tidak Ada C D c+d
  a+c b+d N

Pajanan dapat berasal dari luar diri subjek yang dipelajari


seperti kebisingan lingkungan, zat toksik dalam makanan dan
sebagainya, perilaku subjek misalnya merokok, penggunaan sabuk
pengaman saat berkendara, dan faktor internal pada subjek misalnya
usia, dan jenis kelamin.

Contoh: Misalkan akan dipelajari kebiasaan mencuci tangan sebelum


makan dan kejadian diare dalam satu bulan terakhir pada
100 orang penduduk desa. Hasil pengamatan disajikan
dalam bentuk table 2×2 berikut.

Tabel 2. Kebiasaan mencuci tangan dan kejadian diare

(Tabel 17)

169
Kebiasaan mencuci tangan
Diare Jumlah
Ya Tidak
Ada 2 16 18
Tidak ada 18 64 82
Jumlah 20 80 100

Disini kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan


merupakan pajanan, sedangkan penyakitnya adalah
kejadian diare. Dengan memperhatikan tabel 2 di atas maka
jelas bagi kita bahwa seseorang dapat menjadi sakit, maka
orang tersebut harus mengalami keterpaparan terhadap
unsur penyebab tertentu yaitu primer maupun sekunder, dan
di lain pihak orang tersebut sekaligus harus berada pada
tingkat kerentanan tertentu. Kedua faktor pemajanan atau
keterpaparan dan kerentanan sangat di pengaruhi pula oleh
berbagai unsur, terutama unsur lingkungan dan unsur
pejamu. Oleh karena itu, dalam epidemiologi terapan,
keadaan ini harus benar-benar disadari, terutama tingkat
kuantitas maupun kualitas atau derajat serta sifat dan bentuk
dari unsur yang menimbulkan keterpaparan atau pemajanan.

Adapun faktor yang berhubungan erat dengan unsur


penyebab primer maupun sekunder antara lain:

A. Lingkungan tempat unsur penyebab berada atau


lingkungan tempat pejamu dan penyebab berinteraksi
B. Sifat dan jenis unsur penyebab tersebut
C. Unsur penjamu sebagai sifat individu yang bervariasi
dalam hubungannya dengan unsur penyebab serta
hubungannya dengan sifat maupun bentuk keterpaparan
atau pemajanan seperti sifat patologis karakteristik dari
pejamu terhadap penyebab serta sifat intimasi (erat
tidaknya) kontak antara pejamu dengan penyebab.

170
Adapun keterpaparan yang berhubungan erat dengan
unsur pejamu antara lain sifat karakteristik pejamu secara
perorangan atau individu dan sifat karakteristik kelompok
sosial tertentu. Sedangkan sifat kekebalan tiap pejamu
secara perorangan dalam masyarakat, akan sekaligus
memenuhi kedua sifat tersebut karena tingkat kekebalan
perorangan yang membentuk suatu kelompok masyarakat
tertentu akan menentukan tingkat kekebalan masyarakat
tersebut.

Faktor lain yang berhubungan erat dengan derajat


pemajanan antara lain:

A. Sifat pemajanan, yaitu indentifikasi tentang intensitas


terjadinya proses pemajanan, apakah hanya sekali,
beberapa kali atau berlangsung terus-menerus dalam
jangka waktu yang cukup panjang.
B. Sifat lingkungan, merupakan tempat terjadinya proses
pemajanan, apakah keadaan lingkungan lebih
menguntungkan pejamu atau sebaliknya.
C. Tempat dan keadaan konsentrasi dari unsur penyebab.
Faktor tempat sangat berhubungan erat dengan
lingkungan, sedangkan konsentrasi sangat
mempengaruhi derajat pemajanan pejamu.

Faktor tempat sangat erat hubungannya dengan


lingkungan terjadinya unsur penyebab berinteraksi atau
mempengaruhi pejamu, sedangkan konsentrasi dari unsur
penyebab akan sangat mempengaruhi derajat keterpaparan
atau pemajanan dari pejamu.

4.6.2 Penilaian dan Aplikasi Pajanan

Dalam pajanan terdapat empat pertimbangan dalam penilaian


pajanan antara lain.

171
A. Likelihood of exposure

Berfokus pada peluang untuk terjadinya pajanan antara


substansi, manusia serta reseptor lingkungan. Hal ini penting
untuk menentukan akan kemungkinan  terjadinya pajanan,dan
untuk mengetahui potensial terjadinya  kontak dan jalur
pajanannya seperti pencernaan, pernafasan atau kulit.

B. Magnitude of exposure

Berfokus pada level atau dosis dari pajanan.Berfungsi


untuk tambahan penilaian terhadap volume atau konsentrasi
pajanan. Juga penting untuk menentukan durasi, atau length of
time dari pajanan.

Variasi rentang waktu pajanan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: :

1. Paparan jangka pendek, dalam waktu detik , menit , dan jam ,


serta dalam satu hari)
2. Paparan jangka panjang, dalam waktu minggu, bulan , dan
tahun , serta seumur hidup)
3. Pajanan kumulatif, merupakan total eksposur selama periode
waktu tertentu

C. Route of exposure

Jalur pemajanan yang dimaksud meliputi inhalasi;


pencernaan; kulit; dan injeksi. Jalur pemajanan penting lainnya
adalah paparan plasenta dari janin,  paparan kebisingan melalui
telinga , dan paparan radiasi UV melalui mata.

D. Population exposed

Penilaian pajanan belum lengkap apabila belum


mengidentifikasi pupulasi terpajan.

172
Secara umum pajanan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori.

1. Workplace exposure

Merupakan pajanan yang terjadi di lingkungan


kerja tempat substansi dibuat, diformulasikan, dan digunakan
secara komersil. Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila
seseorang kontak dengan sesuatu yang dapat menyebabkan
gangguan atau kerusakan bagi tubuh ketika terjadi pajanan
yang berlebihan. Bahayakesehatandapat menyebabkan
penyakit yang disebabkanoleh pajanan suatu sumber bahaya
di tempat kerja. Potensi bahaya kesehatan yang biasa di
tempat kerja berasal dari lingkungan kerja antara lain faktor
kimia, faktor fisik, faktor biologi, faktor ergonomis dan faktor
psikologi.

2. Consumer use of product

Penilaian pajanan untuk pemakaian produk sama dengan


penilaian pajanan di tempat kerja. Informasi tersebut sulit
untuk diperoleh dan sangat berpotensi untuk menyebabkan
terjadinya kecelakaan atau penyalahgunaan produk yang
dapat menghasilkan pemajanan yang tidak terduga.

3. Environmentally-mediated exposure.

Ditemukannya produk pada media lingkungan seperti


makanan,air,dan udara.Estimasi pada paparan dapat
diketahui melalui media lingkungan dengan menggunakan
pengetahuan tentang substansi dari lingkungan dan informasi
atas jumlah makanan yang dimakan oleh manusia tersebut.
Cara yang dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran
langsung terhadap konsentrasi pajanan di udara, air atau
makanan.

173
Beberapa macam aplikasi penilaian paparan di lapangan,
antara lain:

a. Pemantauan secara rutin terhadap paparan pada


industri.
b. Penelitian hubungan antara paparan kimia dan efeknya
terhadap kesehatan.
c. Hubungan dosis respon.
d. Mengidentifikasi golongan masyarakat yang mempunyai
resiko.
e. Studi toksikokinetik pada manusia.
f. Mengidentifikasi perjalanan bahan kimia setelah diserap
tubuh.

Jalur pemajanan mencakup semua elemen yang


menghubungkan sumber pencemaran dengan penduduk
yang terpajan. Jalur pemajanan terdiri dari 5 elemen antara
lain.

a. Sumber pencemar adalah asal tempat pencemar terjadi


seperti pabrik yang membuang limbah ke lingkungan dan
media lingkungan seperti timbunan sampah.
b. Media lingkungan dan mekanisme penyebaran adalah
lingkungan dimana pencemar dilepaskan, seperti air,
tanah, dan udara serta biota yang kemudian disebarkan
dengan mekanisme penyebaran tertentu ketitik-titik
pemajanan.
c. Titik pemajanan adalah suatu area potensial tempat
terjadi kontak antara manusia dengan media lingkungan
tercemar, seperti sumur atau lapangan bermain.
d. Cara pemajanan adalah bagaimana cara pencemar
masuk atau kontak  dengan tubuh manusia, seperti
tertelan, melalui pernapasan dan kontak kulit.

174
e. Penduduk berisiko adalah orang-orang yang terpajan
atau berpotensi terpajan oleh pencemar pada titik-titik
pemajanan.

Tiap jalur pemajanan harus dikaitkan dengan populasi


yang mungkin kontak dengannya, mereka harus diidentifikasi
setepat mungkin. Misalnya, bila satu- satunya jalur
pemajanan adalah melalui tanah yang tercemar di daerah
permukiman sepanjang batas sebelah selatan lokasi, maka
hanya populasi yang ada permukiman di daerah tersebut
yang perlu diperhatikan untuk jalur tersebut, bukan semua
pemukim. Namun semua pemakai air yang disediakan oleh
PDAM merupakan populasi terpajan bila sumber air PDAM
tercemar. Bila sumur pribadi tercemar, maka populasi
terpajan adalah hanya penduduk yang menggunakan sumur
pribadi tersebut. Bila lebih dari satu jalur melibatkan suatu
elemen reseptor, perlu dibuat perkiraan masing-masing jalur.
Bila populasi memang tidak ada hubungan dengan jalur
pemajanan, jalur pemajanan itu tidak relevan.

Jalur pemajanan riil terjadi bila terdapat lima elemen jalur


pemajanan yang menghubungkan sumber pencemar ke
populasi reseptor. Bila ada jalur pemajanan riil pada masa
lalu, kini atau masa depan, maka populasi dianggap terpajan.
Jalur pemajanan potensial adalah bila satu atau lebih dari
lima elemen itu tidak ada, atau modeling digunakan
mengganti data sampling sebenarnya.

E. Agen Lingkungan

Dalam pembahasan tentang pemajanan maka tidak


terlepas dari agen lingkungan. Mayoritas agen mempunyai efek
yang potensial terhadap satu atau beberapa macam penyakit.
Kemampuan tersebut bervariasi dan tergantung dari sifat alamiah

175
agen, tingkat dan lamanya pemaparan, serta keadaan gizi dan
karakteristik manusia.

Agen lingkungan dapat berupa:

1. Agen kimia

Agen kimia dapat berasal dari alam dan industri. Bahan


kimia industri dapat terdiri dari bahan organik dan anorganik
yang ada pada makanan dan minuman, air, udara, tanah, dan
medium lainnya.

2. Agen fisik

Agen fisik dapat berasal dari alam serta buatan manusia.


Yang termasuk agen fisik adalah radiasi ionizing dan non
ionizing (misalnya ultraviolet, sinar inframerah, microwave,
frekuensi radio dan medan elektromagnetik)

Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya


efek-efek akut yang muncul segera setelah paparan dimulai,
maka tingkat paparan yang terukur pada saat ini menentukan
apakah benar bahwa efek tersebut terjadi. Namun, ada
beberapa faktor-faktor lingkungan yang hanya menampakkan
efek-efeknya setelah ada sebuah paparan dalam periode yang
panjang. Hal ini dapat terjadi karena adanya bahan-bahan
kimia yang terakumulasi di dalam badan (contohnya kadmium)
dan faktor-faktor berbahaya yang dapat menimbulkan efek
kumulatif (contohnya radiasi atau kebisingan). Untuk faktor
yang berbahaya, maka tingkat paparan di masa lalu dan
durasi paparan itu jauh lebih penting dibanding tingkat
paparan di masa kini.

176
RANGKUMAN

Polusi air merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur/komponen


lainnya didalam air sehingga kualitas air terganggu yangmana dapt ditandai dengan
adanya perubahan bau, rasa, dan warna pada air sehingga air tidak murni lagi.

Ciri-ciri air yang mengalami polusi/tercemar sangat bervariasi karena


tergantung dengan jenis air dan polutan yang terkandung didalamnya. Karena itu,
dibutuhkan suatu pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat
diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan polusi air.

Bibit penyakit dari hasil polusi air mengandung zat-zat yang bersifat beracun
dan bahan radioaktif yangmana dapat merugikan manusia.

Permasalahan terbesar dalam polusi air adalah pembuangan sampah


disembarang tempat. Misalnya: pembuangan sampah pada muara sungai, laut, atau
got-got kecil rumahan. Ini bisa menimbulkan penyakit.

Pajanan merupakan konsep yang penting dalam epidemiologi, karena


pajanan itu sendiri adalah syarat bagi determinan penyakit untuk bisa menyebabkan
penyakit atau memulai terjadinya infeksi. Pengetahuan tentang pajanan adalah

177
suatu faktor sebagai kausa penyakit berguna untuk mencegah dan mengendalikan
penyakit pada populasi, dengan cara mengeliminasi, menghindari atau mengubah
kausa. Pemajanan merupakan kontak antara manusia dengan komponen
lingkungan yang memiliki potensi bahaya, sehingga dapat dikatakan bahwa
pemajanan sama dengan keterpaparan.

Tes Formatif

Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada
salahsatu huruf yang dianggap paling tepat.

1. Suatu keadaan ketika pejamu atau host berada pada pengaruh ataupun
berinteraksi dengan unsur penyebab, baik penyebab primer maupun
sekunder atau dengan unsur  lingkungan yang dapat mendorong proses
terjadinya penyakit. Definisi diatas merupakan pengertian dari...
a. Pajanan atau keterpaparan
b. Modifikasi pajanan
c. Aplikasi pajanan
d. Jalur Pajanan
2. Pemajanan memiliki 2 unsur penyebab, salah satunya unsur penyebab
primer. Sebutkan apa saja unsur penyebab primer dalam pemajanan dibawah
ini, kecuali.
a. Unsur prnyebab biologis
b. Unsur penyebab spritual
c. Unsur penyebab Nutrisi
d. Unsur penyebab kimiawi
3. Dalam pajanan terdapat empat pertimbangan dalam penilaian pajanan antara
lain, kecuali..

178
a. Likelihood of exposure
b. Population exposed
c. Dislike exposed
d. Route of exposur
4. Seorang mahasiswi di Jakarta terpapar oleh suatu zat karena dia sering
berganti-ganti make-up pemutih wajah, sekarang wajahnya timbul bercak-
bercak merah dan terasa gatal. Zat apakah yang terkandung di dalam make-
up tersebut..
a. Merkuri
b. Boras
c. Mangan
d. Tambal
5. Jika sesorang sering berkendala dengan sepeda motor dan sering tidak
menggunakan masker sebagai pelindung. Maka orang tersebut akan sangat
rentan terpapar dengan zat kimia. Jenis zat kimia tersebut adalah….
a. Cadium
b. Merkuri
c. Timbal
d. Air Raksa So
al-
soa
l
Tu
gas

Jawablah soal-soal tugas berikut ini dengan jelas dan singkat.

1. Jelaskan apa yang dimaksud jalur pajanan


2. Jelaskan apa pengertian dari air
3. Jelaskan ciri-ciri air yang tercemar
4. Jelaskan secara singkat yang dimaksud tahapan penilaian paparan
5. Jelaskan sumber-sumber air yang tercemar

179
MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-11

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-11 ini, mahasiswa dapat mengetahui jenis fisik tanah

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-2 ini, secara khusus Anda dapat:
2.1 Mengetahui tentang jenis fisik tanah

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-1Ini adalah:
3.1 Menjelaskan tentang jenis fisik

4. Uraian
4.1 Jenis Fisik Tanah

180
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan
kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil
pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium
pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat
gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah
dan lamanya waktu pertumbuhan. Makalah ini berjudul “Sifat Fisika Tanah”.
Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan
setiap waktunya.Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda
dengan daerah lainnya.Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri
atau sifat-sifat yang dimilikinya.Ilmu yang mempelajari tentang proses-
proses pembentukan tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
disebut genesis tanah.
Tanah terdiri dari tiga komponen: padat (butir pasir, debu, liat
dan bahan organik), cair (air di dalam pori tanah), dan udara (di dalam pori
atau rongga tanah). Penelitian tanah pada umumnya dimulai dengan
pengamatan profil tanah di lapangan. Profil tanah terdiri dari beberapa
horizon tanah yang kurag lebih sejajar dengan permukaan tanah dan
dibedakan satu sama lain atas dasar warna, struktur, tekstur Dan lain-lain.
Tanah merupakan bahan bangunan yang berasal dari alam,
yang terdiri dari air, udara dan butir – butir tanah yang padat ,dimana
bagian yang berisi dengan air dan udara disebut rongga atau pori .
Perbandingan isi air dengan udara dalam pori menentukan kondisi tanah
,yaitu apabila tanah tersebut kering ,maka volume udara dalam pori lebih
sedikit dibanding volume udara ,maka tanah trsebut dikatakan basah
.Apabila pori penuh diisi air , sehingga tidak ada udara didalamnya ,maka
tanah dikatakan sebagai tanah jenuh.

4.1.1Tekstur Tanah
            Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran
atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.Tekstur tanah
ditentukan oleh proporsi tiga jenis partikel tanah,yaitu
pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.pembagian ini
berdasarkan ukuran partikel ketiga jenis

181
tanah tersebut.Pasir memiliki ukuran partikel paling besar
sedangkan lempung memiliki ukuran partikel paling kecil.
Tekstur tanah sangat menentukan kualitas tanah
terutama dalam dalam hal kemampuannya menahan air. Tekstur
tanah merupakan gambaran tinkat kekasaran atau kehalusan
bahan mineral yang menyusun tanah.disini tekstur tanah ditentukan
3 jenis partikel tanah yaitu,pasir,debu/endapan lumpur,dan
lempung/liat.
Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam
percobaan yang ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-
zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama
perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir
berukuran 2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978).
Tekstur tanah menunjukkan perbandingan kasar-
halusnya suatu tanah, yaitu perbandingan pasir, liat, debu serta
pertikel-partikel yang ukurannya lebih kecil daripada kerikil. Partikel-
partikel tersebut dapat berupa bahan-bahan induk yang belum
terurai sempurna..

A. Jenis-jenis Tekstur Tanah


Tekstur merupakan sifat yang sangat penting
karna berpengaruh pada sifat–sifat kimia, fisik dan biologi
tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelas
yaitu tanah bertekstur kasar dan tanah bertekstur
halus. Tanah bertekstur halus (dominant liat) memiliki
permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah
bertekstur kasar (dominan pasir). Sehingga tanah-tanah yang
bertekstur halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur-unsur hara
yang lebih besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan
dengan tanah bertekstur kasar. Karna banyak mengandung
unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh
tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju
infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur
halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada
182
tanah pasir karna memiliki permukaan yang lebih luas.
Tanah-tanah berliat memiliki persentase porus yang lebih
banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension).
Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang
lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan
air.
B. Cara Penetapan Tekstur Tanah
Penetapan tekstur tanah dapat ditentukan dengan
metode analisis kualitatif, dengan merasakan tanah langsung
dengan menggunakan jari tangan sehingga dapat diketahui
tingkat kehalusan dan kekasarannya. Hal ini disebabkan
karena penentuan tekstur tanah merupakan perbandingan
fraksi tanah yang meliputi kandungan liat, debu, dan pasir
dalam suatu massa tanah yang memiliki bentuk partikel yang
berbeda-beda. Bila terasa halus maka tanah memiliki
kandungan liat yang dominan dan bila kasar maka
kandungan pasirnya dominan.
Penetapan tekstur tanah secara garis besar dapat
dibagi dua, yaitu:
1. Penetapan kasar yaitu menurut perasaan di lapang.
2. Penetapan di laboratorium.
Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan
bahwa tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah
yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi
kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada
tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir
mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm,
debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran
< 0.002 mm.
Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah,
butiran pasir merupakan penyusun yang dominan, pada
kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang terbesar.
Sebaliknya pada tempat lain, kandungan pasir, liat dan
lempung terdapat sama banyaknya.
183
Tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah
yang secara praktis dapat dipakai sebagai alat evaluasi atau
jugging (pertimbangan) dalam suatu potensi penggunaan
tanah. Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif
antara Pasir (sand) berukuran 2 mm – 50 mikron, debu (silt)
berukuran 50 – 2 mikron dan liat (clay) berukuran < 2 mikron.
Klasifikasi tekstur ini berdasarkan jumlah partikel yang
berukuran < 2 mm. Jika dijumpai partikel yang > 2 mm
dengan jumlah yang nyata, maka penambahan / penyisipan
kata – kata berkerikil atau berbatu ditambahkan pada nama
kelas tekstur tadi. Sebagai contoh lempung berbatu. Untuk
keperluan pemilihan ada 12 kelas tekstur tanah. Dan
pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi 7 kelas
yang terdiri dari pasir, lempung kasar, lempung halus, debu
kasar, debu halus, liat debu dan liat sangat halus.

(Tabel 1.18 : Proporsi Fraksi menurut Kelas Tekstur Tanah)


Nama Kandungan Fraksi (%)
Pasir Debu (Silt) Liat (Clay)
(Sand)
Pasir (Sandy) 87 – 100 0 -13 0 - 10
Pasir Berlempung 70 -87 0 - 30 0 15
(Loam Sand)
Lampung Berpasir 43 – 85 0-50 0-20
( Loam)
Lempung Liat 45 – 80 0 - 28 20 – 25
Berpasir (Sandy
Clay Loam)
Liat Berpasir 45 – 65 0 - 20 35 – 55
(Sandy Clay)
Lempung (Loam) 23 – 52 28 - 50 7 – 27
Lempung Berliat 20 – 45 15 - 52 27 -40
(Clay Loam)
Liat (Clay) 0 – 45 0 -40 40 -100
Liat Berdebu (Silty 0 – 20 40 - 60 40 – 60
Clay )

184
Lempung Liat 0 – 20 40 -73 27-40
Berdebu (Silty
Clay Loam)
Lempung Berdebu 0 -50 50-88 0-27
(Silty Loam)
Debu (Silty) 0-20 80-100 0-12

Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan


dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di
antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus
kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir,
debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:

1. Pasir (sandy) => Pasir mempunyai ukuran >2mm dan


bersifat kasar dan tidak  lekat. Pasir mengikat sedikit air
karena pori-porinya besar sehingga banyak air yang
keluar dari tanah akibat gaya gravitasi.
2. Pasir berlempung (loam sandy) => Tanah pasir
berlempung ini memiliki terkstur yang  kasar. Pasir
berlempung ini akan membentuk bola yang mudah
hancur karena daya ikat pada partikel-partikel di pasir
berlempung tidak kuat. Dan juga akan sedikit sekali
lengket karena memang kandungan lempungnya yang
sedikit.
3. Lempung berpasir (Sandy loam) => Rsa kasar pada
tanah lempung berpasir akan terasa agak jelas dan juga
akan membentuk bola yang agak keras tetapi akan
mudah hancur.
4. Lempung (Loam) => Lempung tidak terasa kasar dan
juga tidak terasa licin. Dapat membentuk bola yang agak
teguh dan dapat sedikit digulung dengan permukaan
yang mengkilat. Selain itu, lempung juga dapat melekat.
5. Lempung liat berpasir (Sandy-clay-loam) => Lempung liat
berpasir terasa agak jelas. Dapat membentuk bola agak

185
teguh bila kering dan juga dapat membentuk gulungan
jika dipilin dan gulungan akan mudah hancur serta dapat
melekat.
6. Lempung liat berdebu (sandy-silt-loam) => Lempung liat
berdebu memiliki rasa licin yang jelas. Dapat membentuk
bola teguh dan gulungan yang mengkilat serta dapat
melekat.
7. Lempung berliat (clay loam) => Lempung berliat akan
terasa agak kasar. Dapat membentuk bola agak teguh
bila kering dan membentuk gumpalan bila dipilin tetapi
pilinan mudah hancur. Daya lekatnya sedang.
8. Lempung berdebu (Silty Loam) => Lempung berdebu
akan terasa agak licin. Dapat membentuk bola yang agak
teguh dan dapat melekat.
9. Debu (Silt) => Debu akan terasa licin sekali. Dapt
membentuk bola yang teguh dan dapat sedikit digulung
dengan permukaan yang mengkilap serta terasa agak
lekat.
10. Liat berpasir (Sandy-clay) => Liat berpasir akan terasa
licin tetapi agak kasar. Dapat membentuk bola dalam
keadaan kering. Akan sukar untuk dipijit tetapi mudah
digulung serta memilliki daya lekat yang tinggi (melekat
sekali).
11. Liat berdebu (Silty-clay) => Liat berdebu akan terasa
agak licin. Dapat membentuk bola dalam keadaan kering.
Akan sukar dipijit tetapi mudah digulung serta memiliki
daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
12. Liat (clay) => Liat akan terasa berat, dapat membentuk
bola yang baik. Serta memiliki daya lekat yang tinggi
(melekat sekali).              
                 

186
Tanah bertekstur halus didominhasi oleh tanah liat
dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki
permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah
bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga
tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam
proses penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar
dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar. Namun,
pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur
dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak
mengandung unsure hara dan bahan organic yang
dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap
unsur hara. 
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih
porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian
tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang
lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan
yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water
retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro
porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan
udara dan air. Semakin halus tekstur tanahnya maka
kapasitas adsorpsi menahan unsur – unsur hara lebih besar,
dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan
organik yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air
juga lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih luas.
Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju infiltrasi yang
cepat dan lebih porus. Sehingga unsure hara akan ikut
hanyut dan yang tertahan didalamtanah semakin sedikit.

C. Faktor yang Mempengaruhi Tekstur Tanah


1. Iklim
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka
panjang minimal permusim atau perperiode, dan
seterusnya, dan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu
waktu berjangka pendek misalnya harian, mingguan,
187
bulanan dan masimal semusim atau seperiode. Pengaruh
curan hujan ialah sebagai pelarut dan pengankut maka
air hujan akan mempengarugi (1) komposisi kimiawi
mineral penyusun tanah, (2) kedalaman dan diferensiasi
profil tanah,  (3) sifat fsik tanah. Pengaruh temperature
setiap kenaikan temperatur akan meningkatkan
penigkatannya laju reaksi kimiawi menjadi 2x lipat.
Meningkatkan pembentukan dan pelapukan dan
pembentukan liat terjadi seiring dengan peningkatannya
temperature.
Hubungan antara temperature dan pertumbuhan
tanaman serta akumulasi bahan organic cukup
kompleks.Kandungan bahan organic tanah adalah jumlah
antara hasil penambha bahan organik + laju mineralisasi
bahan organic + kapasitas tanah melidungi bahan
organic dari mineralisasi (liat amorf) (Hanafiah, 2005).
2. Topografi
      Topografi yang dimaksud adalah konfigurasi
permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan topografi
akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk.  pada
daerah lereng infiltras. Sedangkan pada daerah
datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan
air lebih banyak untuk proses genesis tanah.
a. Pengaruh slope/lereng
Kemiringan dan pandang lereng berpengaruh
pada genesis tanah.Semakin tanah curam lereng
makin besar runcff dan eros tanah. Hal yang
mengakibatkan terhambatnya genesis tanah oleh
karena  pertumbuhan tanaman terhambat dan
sumbangan bahan organik juga lebh kecil, pelapukan
menjadi terhambat begitu pula dengan pembentukan
liat. Disamping itu, pencucian dan eluviasi berkurang.
Dengan kata lain tanah lebih tipis dan kurang
berkembang di daerah lereng.
188
b. Pengaruh tinggi muka air dan drainase
Tanah mempunyai drainase baik pada slope yang
muka air tanah jauh di bawah permukaan
tanah.Tanah yang berdrainase buruk ditandai dengan
muka air yang muncul di permukaan tanah yang
menyebabkan terjadinya kondisi anerobik dan
reduksi. Tanah yang bedrainase buruk mempunyai
horison A biasanya berwarna gelap olh karena
tingginya bahan organik, tapi horison bawah
pemukaannya cenderung kelabu (gray). Tanah
berdrainase baik, mempunyai horison A yang
warnanya lebih terang dan horison bawahnya
seragam lebih gelap.(Hanafiah, 2005)
3. Organisme Hidup
      Fungsi utama organisme hidup adalah untuk
menyediakan bahan organik bagi soil. Humus akan
menyediakan nutrien dan membantu menahan air.
Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik
yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali
seperti semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil ke
permukaan dan mencampur bahan organik dengan
mineral. Lubang-lubang yang dibuat akan membantu
sirkulasi air dan udara, meningkatkan pelapukan kimiawi
dan mempercepat pembentukan soil. Mikroorganisme
seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses
pembusukan bahan organik menjadi humus.(Hanafiah,
2005)
4. Waktu
            Tanah merupakan benda alam yang terus
menerus berubah (dinamis) sehingga akibat pelapukan
dan pencucian yang terus menerus maka tanah tanah
yang semakin tua juga akan semakin kurus. Mineral yang
banyak mengandung unsure hara telah habis mengalami
pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk
189
seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang
terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut
turut menjadi tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua.
Tanah muda hasil pembentukan horizon C dan horizon A.
Tanah dewasa yaitu hasil pembentukan horizon B yang
masih muda (Bw). Tanah tua merupakan tanah dari hasil
pencucian yang terus menerus berlanjut sehingga tanah
tersebut menjadi kurus dan masam. Perlu diketahui
bahwa tingkat perkebangan  tanah tidak setara dengan
tingkat pelapukan tanah. Tingkat perkembangan tanah
berhubungan dengan perkembangan horizon horizon
tanah, sedangkan tingkat pelapukan tanah berhubungan
dengan tingkat pelapukan mineral dalam tanah
(Hardjowigeno, 1992).
5. Bahan Induk
      Pembentuk bahan induk yang terbentuk dari batuan
induk keras di dominasi oleh proses disentegrasi secara fisik dan
dekomposisi kimiawi partikel mineral dalam batuan tersebut. Bahan
induk yang berasal dari batu pasir.Pada batu kapur, tanah
terbentuk dari sisa-sisa bahan yang tidak larut setelah kalsium dan
magnesium karbonat terlarut dan terkunci.Liat adalah bahan yang
dapat d temui pada batu kapur, yang kemudian menjadikan tanah
bertekstur halus.Bahan induk yang di turunkan dari sedimen
dibawah oleh air angin. Sedimen koluvial  terjadi pada lereng terjal
dimana gravitasi adalah kekuatan utama yang menyebabkan
gerakan dan sedimentasi.sedimen koluvial adalah bahan induk
yang penting di areal bergunung/berbukit. Sedimen alluvial biasa
ditemui dimana-mana oleh karena penyebaran oleh banjir dan
sungai. Contoh: kebanyakan tanah-tanah pertanian di California
terbentuk di lembahdiman alluvial adalah bahan induk yang
dominan. Pengaruh bahan induk terhadap genesis tanah,
Perkembangan horison terutama horison B tergantung pada
translokasi partikel halus oleh air. Bahan induk yang tersusun 100%
pasir kuarsa tidak akan hancur untuk mengahasilkan partikel koloid.
190
Bahan induk yang bertekstur pasir akan mendukung perkembangan
horison bahasa daerah (humid). Bahan induk yang tersusun atas
partikel inter media akan berkembang menjadi berbagai jenis tanah.
Tekstur dan struktur tanah akan mempengaruhi genesis tanah
melalui proses infiltrasi dan erosi. Permeabilitas dan translokasi
material dalam air, proteksi dan akumulasi bahan organik dan
ketebalan solum (horison A+B).

4.1.2 Struktur Tanah


Struktur tanah merupakan penyusunan partikel tanah pasir,
debu dan liat membentuk aggregat-aggregat dengan bidang belah
yang alami. Menurut Suhardi (2007) ialah susunan agregat primer
tanah secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh
beberapa bidang. Pembentukan struktur sangat tergantung pada
bahan primer (mineral dan organik) yang mengalami sementasi
oleh CaCO3 serta Fe dan Al hidroksida sehingga terbentuk unit
struktur yang disebut agregat.
Struktur tanah merupakan sifat tanah yang penting karena
secara tidak langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
berupa peredaran air, udara dan panas, aktivitas jazad hidup tanah,
tersedianya unsur hara bagi tanaman, perombakan bahan organik
dan mudah atau tidaknya akar tanaman menembus tanah. Tanah
yang berstruktur baik akan membantu berfungsinya faktor-faktor
pertumbuhan tanaman secara optimal. Sedangkan tanah
berstruktur jelek akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
tanaman. Berhubung struktur tanah sangat berperan penting
terhadap berhasilnya suatu usaha tani, maka peranan struktur
tanah dapat disimpulkan sebagai beikut :
A. Struktur dapat menentukan produktivitas tanah karena ia
mempengaruhi ketersediaan air, udara tanah dan rejim panas
dilapangan.
B. Struktur tanah dapat berpengaruh terhadap sifat mekanika
tanah

191
C. Struktur tanah berpengaruh terhadap perkecambahan biji dan
pertumbuhan akar
D. Struktur tanah dapat berpengaruh terhadap operasi pertanian,
pengolahan tanah, irigasi, drainase, dan pertanaman.

1. Macam-macam Struktur Tanah

a. Struktur tanah berbutir (granular) : agregat yang


membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2
cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam
keadaan lepas disebut crumbs atau spherical.
b. Kubus (Bloky)      : Berbentuk jika sumber horizontal
sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam
disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya
membulat maka disebut kubus membulat (sub angular
blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
c. Lempeng (platy)   : Bentuknya sumbu horizontal lebih
panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada
tanah liat yang baru terjadi secara deposisi
(deposited)
d. Prisma : Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang
dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada
sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan
diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada
horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar
disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.
 
4.1.3 Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah adalah daya kohesi dan adhesi diantara


partikel-partikel tanah dan ketahanan (resistensi) massa tanah
tersebut terhadap perubahan bentuk oleh tekanan atau berbagai

192
kekuatan yang dapat mempengaruhi. Konsistensi tanah ditentukan
oleh tekstur dan struktur tanah.

Pentingnya konsistensi tanah ialah untuk menentukan cara


penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di
lapisan tanah bawahan. Tanah yang bertekstur pasir bersifat tidak
lengket, tidak liat (non plastic) dan lepas-lepas. Sebaliknya tanah
bertekstur lempung-berat pada keadaan basah berkonsistensi
sangat lengket, sangat liat dan bila kering bersifat sangat teguh
(kuat) dan keras. Tanah bertekstur geluh (loam) mempunyai sifat
diantara tekstur pasir dan lempung. Perekatan partikel tanah
membentuk gumpalan agregat dan mempunyai konsistensi
keras jika kering, disebabkan adanya bahan-bahan perekat, yaitu
lempung itu sendiri kapur atau gamping (CaCO 3), silika (SiO2),
sesquioksida (Al dan Fe oksida) dan humus. Kecuali lempung
semakin basah makin kurang daya rekatnya.

Cara menentukan konsistensi di lapangan ialah dengan cara


memijit-mijit tanah, dalam berbagai keadaan kandungan air seperti
keadaan basah (wet), lembab (moisture) atau kering (dry), biasanya
dengan menggunakan ibu jari dengan telunjuk. Dalam keadaan
lembab, tanah dibedakan ke dalam konsitensi gembur (mudah
diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul). Dalam keadan kering,
tanah dibedakan ke dalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam
keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai
tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat.
Dalam keadaan lembab atau kering konsistensi tanah ditentukan
denga meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah
hancur, maka tanah dikatakan berkonsistensi gembur. Bila
gumpalan tanah sukar hancur dengan remasan tersebut anah
dikatakan berkonsistensi teguh (lembab) atau keras (kering). Dalam
keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari
(melekat atau tidak melekat) atau mudah tidaknya membentuk

193
bulatan dan kemampuannya mempertahankan bentuk tersebut
(plastis atau tidak plastis).

A. Konsistensi Basah
1. Kelengkatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya
adhesi antara butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi
4 kategori (Pairunan, dkk, 1985) :

(Tabel 1.19)
Tidak Lekat Tidak melekat pada jari tangan atau benda lain
Agak Lekat Sedikit melekat pada jari tangan atau benda
lain
Lekat Melekat pada jari tangan atau benda lain
Sangat Sangat melekat pada jari tangan atau benda
Lekat lain

2. Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah


membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori berikut (Hakim,
1986) :
(Tabel 1.20)

TidakPlastis tidak dapat membentuk gulungan tanah.


Agak Plastis hanya dapat dibentuk gulungan tanah
dapat membentuk gulungan tanah dan diperlukan
Plastis
sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
dapat membentuk gulungan tanah dan diperlukan
Sangat Plastis
tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.

B. Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang,
konsistensi dibagi 5 kategori sebagai berikut (Darmawijaya,
1990) :
(Tabel 1.21)
tanah tidak melekat satu sama lain atau antar
Lepas
butir tanah mudah terpisah
Sangat gumpalan tanah mudah sekali hancur bila

194
Gembur diremas.
hanya sedikit tekanan saat meremas dapat
Gembur
menghancurkan gumpalan tanah.
diperlukan tekanan agak kuat saat meremas
Teguh tanah tersebut agar dapat menghancurkan
gumpalan tanah
diperlukannya tekanan berkali-kali saat meremas
Sangat
tanah agar dapat menghancurkan gumpalan
Teguh
tanah tersebut.

C. Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah kering udara, ini dibagi 5 kategori sebagai berikut
(Hanafiah, 2005) :
(Tabel 1.22)
butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau
Lepas
tanah tidak melekat satu sama lain
gumpalan tanah mudah hancur bila diremas
atau tanah berkohesi lemah dan rapuh,
Lemah
sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah
hancur.
gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi
tekanan pada remasan atau jika hanya
Agak Keras
mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum
mampu menghancurkan gumpalan tanah.
semakin susah untuk menekan gumpalan
tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk
Keras hancur atau makin diperlukannya tekanan
yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan
gumpalan tanah.
diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk
dapat menghancurkan gumpalan tanah atau
Sangat Keras
gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan
sangat sulit untuk hancur.

195
Dua faktor utama yang mempengaruhi konsistensi tanah,
yakni (a) kondisi kelengasan tanah (kering, lembap, basah) dan (b)
tekstur tanah (terutama kandungan lempung). Konsistensi tanah
yang penting untuk menentukan cara pengolahan lahan yang baik,
juga penting bagi penetrasi akar tanaman di lapisan bawah dan
kemampuan tanah menyimpan lengas. Ada dua cara penentuan
konsistensi tanah: (a) di lapangan dan (b) di lapisan laboratorium
berdasarkan angka-angka Attenberg (Sutanto, 2005).
Konsistensi merupakan bagian dari rheologi. Rheologi
adalah ilmu yang mempelajari perubahan–perubahan bentuk
(deformasi) dan aliran (flow) suatu benda (Baver, 1959). Sifat–sifat
rheologi tanah di pelajari dengan menentukan angka–angka
Atterbarg yaitu angka–angka kadar air tanah pada beberapa
macam keadaan. Angka–angka ini penting dalam menentukan
tindakan pengolahan tanah, karena pengolahan tanah akan sulit
dilakukan kalau tanah terlalu kering ataupun terlalu basah. Sifat–
sifat tanah yang berhubungan dengan angka Atterberg tersebut
adalah:
1. Batas mengalir (liquid limit). Batas mengalir adalah jumlah
air terbanyak yang dapat ditahan tanah. Kalau air lebuh
banyak tanah bersama air akan mengalir. Dalam hal ini
tanah diaduk dulu dengan air sehingga tanah bukan dalam
keadaan alami. Hal ini berbeda dengan istilah kapasitas
lapang (field capacity) yang menunjukan jumlah air
terbanyak yang dapat ditahan dalam keadaan alami
atau undisturbed.
2. Batas melekat. Batas melekat adalah kadar air di mana
tanah mulai tidak dapat melekat pada benda lain. Bila kadar
air lebih rendah dari batas melekat , maka tanah tidak dapat
melekat, tetapi bila kadar air lebih tinggi dari batas melekat,
maka tanah akan mudah melekat pada benda lain. Bila
tanah yang telah mencapai batas mengalir atau batas
melekat tersebut dapat membentuk gulungan atau pita yang
tidak mudah patah bila digolek–golekkan maka dikatakan
196
bahwa tanah itu plastis. Bila tanah tidak dapat dibentukpita
atau gulungan (selalu patah–patah) maka disebut tidak
palstis.
3. Batas menggolek. Batas menggolek adalahn kadar air
dimana gulungan tanah mulai tidak dapat digolek–golekkan
lagi. Kalau digolek–golekkan tanah akan pecah–pecah ke
segala jurusan. Pada kadar air lebih kecil dari batas
menggolek tanah sukar diolah.
4. Indeks Plastisitas (plasticity index). Indeks plastisitas
menunjukan perbedaan kadar air pada batas mengalir
dengan batas menggolek. Tanah–tanah liat umumnya
mempunyai indeks plastisitas yang tinggi sedang tanah–
tanah pasir mempunyai indeks plastisitas yang rendah.
5.  Jangka Olah. Jangka olah menunjukan besarnya perbedaan
kandungan air pada batas menggolek dengan melekat.
Tanah dengan jangka olah yang rendah merupakan tanah
yang lebih sukar diolah daripada tanah yang memilki jangka
olah yang tinggi. Bila jangka olahnya sama, tanah lebih
sukar diolah bila indeks plastisitasnya rendah.

D. Bulk Density
Bulk density atau kerapatan lindak atau bobot isi
menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan
volume tanah termasuk volume pori-pori tanah.
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah.
Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti
makin sulit menerukan air atau ditembus akar tanaman. Pada
umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6 g/cc. Beberapa jenis
tanah mempunya bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya
tanah Andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc
(misalnya tanah gambut).
Bulk Density (BD) yaitu bobot padatan (pada kering
konstan) dibagi total volume (padatan + pori), BD tanah yang
ideal berkisar antara 1,3 -1,35 g/cm3, BD pada tanah berkisar >
197
1,65 g/cm3 untuk tanah berpasir ; 1,0-1,6 g/cm3 pada tanah
geluh yang mengandung BO tanah sedang - tinggi, BD mungkin
lebih kecil dari 1 g/cm3 pada tanah dengan kandungan BO
tinggi. BD sangat bervariasi antar horizon tergantung pada tipe
dan derajat agregasi, tekstur dan BO tanah. Bulk density sangat
sensitif terhadap pengolahan tanah . Tanah yang kandungan
bahan organiknya rendah akan menghasilkan tanah yang bulk
densitynya tinggi karena tanah akan semakin padat apabila
kekurangan bahan organik (Marbun, et al, 2013). Tanah-tanah
organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah
dibanding dengan tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada
perlu diperhatikan tergantung pada bahan organik dan
kelembaban tanah
 Bulk density dipengaruhi oleh padatan tanah, pori-pori
tanah, struktur, teksturketersediaan hara organik dan
pengolahan tanah sehingga dapat dengan cepat berubah akibat
pengolahan tanah dan praktek budidaya. Selain itu faktor lain
yang mempengaruhi nilai bulk density adalah struktur tanah,
dimana tanah yang memiliki struktur halus maka memiliki nilai
bulk density yang rendah. Semakin masuk kedalam profil tanah,
kerapatan massa tanah makin naik. Hal ini akibat dari
kandungan bahan organik yang rendah dan penimbunan alat
serta pemadatan yang disebabkan berat lapisan atasnya.
Contoh tanah yang digunakan untuk menentukan bobot
isi harus diambil dengan hati-hati dari dalam tanah dan tidak
boleh merusak struktur aslinya. Terganggunya struktur asli
tanah bisa mempengaruhi jumlah pori tanah, demikian pula
berat per satuan volume.

E. Warna Tanah
Warna tanah merupakan campuran berbagai macam
warna sehingga memberikan warna pada tiap lapisan tanah.
Warna tanah dapat menentukan kesuburan suatu tanah. 
Menurut Hanafiah (2004) warna tanah merupakan komposit
198
(campuran) dari warna-warna komponen-komponen
penyusunnya. Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat,
kelabu, kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau
kehijauan. Pada kondisi tertentu  warna sering pula digunakan
sebagai indicator kesuburan atau kapasitas produktivitas lahan,
secara umum dikatakan bahwa makin gelap tanah berarti makin
tinggi produktivitasnya, dengan berbagai pengecualian
mempunyai urutan : putih, kuning, kelabu, merah, coklat-
kekelabuan, coklat-kekaratan, coklat dan hitam.
Warna tanah merupakan karakteristik tanah yang penting
karena ( Sutanto, 2005) :
1. Berhubungan denga kandungan bahan organik: wana hitam,
hitam kecokelatan;
2. Kondisi pengatusan tanah buruk: kelabu, kehijauan,
kekuningan;
3. Tanah berkembang lanjut: merah;
4. Kandungan oksida besi dan mangan tinggi: merah, cokelat,
hitam kecokelatan;
5. Kandungan mineral tertentu: limonit berwarna kuning;
6. Kesuburan tertentu: bahan organik tinggi (hitam)

Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-


warna baku yang terdapat dalam baku Munsell Soil Color Chart.
Dalam warna baku  ini warna disusun oleh tiga variabel yaitu :
HUE, VALUE, dan CHROMA. HUE adalah warna spektrum 
yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. VALUE
menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya
sinar yang dipantulkan. CHROMA menunjukkan kemurnian atau
kekuatan dari warna spektrum.
Dalam buku Munsel Soil Color Chart, hue dibedakan
menjadi 5R, 7,5R, 10R, 2,5YR, 5YR, 7,5YR, 10YR, 2,5Y, 5Y,
yaitu mulai dari spektrum dominan paling merah (5R) sampai
spektrum dominan paling kuning (5Y). di samping itu sering
ditambahkan pula hue untuk warna-warna tenah tereduksi (gley)
199
yaitu 5G, 5GY, 5GB dan N (netral).  Value dibedakan dari 0-8,
dimana makin tinggi value menunjukkan warna makin terang
(makin banyak sinar yang dipantulkan). Chroma juga dibagi dari
0-8, dimana makin tinggi chroma menunjukkan kemurnian
spektrum atau kekuatan warna spectrum makin
meningkat.Warna tanah dicatat dengan menggunakan notasi
dalam buku Munsell tersebut, misalnya 7,5 YR 5/4 (coklat). Ini
berarti warna tanah mempunyai Hue = 7,5 YR, value = 5,
chroma = 4, yang secara keseluruhan disebut berwarna coklat.
Contoh lain misalnya 10 R 4/6 (merah), berarti Hue 10R, value =
4, Chroma = 6, yang secara keseluruhan disebut merah. Bila
didalam tanah terdapat lebih dari satu warna, maka semua
warna harus disebutkan dengan menyebutkan pula warna yang
dominan. Warna tanah akan berbeda bila tanah basah, lembab
atau kering, sehingga dalam menentukan warna tanah perlu
dicatat apakah tanah tersebut dalam keadaan basah, lembab
atau kering.
Syarat penentuan warna di lapangan sebagai berikut :
a. Tanah mengandung lengas/lembap atau kondisi
kapasitas lapang.
b. Pengamatan tidak boleh dilakukan di tempat yang
terkena sinar matahari langsung atau harus diamati di
tempat yang ternaungi/teduh,
c. Pengamatan warna tanah perlu dicatat dalam keadaan
basah, lembap, atau kering

F. Porositas Tanah
Porositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang
kosong) yang terdapat dalam suatu volume tanah yang dapat
ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator
kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti
tanh yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air
dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa ,
sebaliknya jika tanah tidak poros (Hakim ,1986).
200
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam
menyerap air berkaitannya dengan tingkat kepadatan
tanah.Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk
menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil.Sebaliknya
semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut
memiliki porositas yang besar.Tanah yang porositasnya baik
adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran
tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan
organik.Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan
sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air.  Tetapi jika
porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang
diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya.  Tanah
seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan
yang berupa celah besar di tanah.
1. Pengaruh Porositas Terhadap Produktivitas Tanaman
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan
bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah.Porositas
tanah tinggi kalau bahan organik tinggi.Tanah-tanah dengan
struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang
lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive
(pejal).Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-
pori makro sehingga sulit menahan air.
Porositas tanah merupakan perbandingan antara
volume pori tanah dengan volume total tanah, yaitu
menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel
tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel
sekunder disebut juga agregat. Struktur dapat mengubah
pengaruh tekstur dengan memperlihatkan hubungan
kelembaban dengan udara. Porositas total tanah juga dapat
dikatakan struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari
butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir
pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat
seperti bahan organic, oksida-oksida besi dan lain-lain.
Gumpalan-gumpalan mempunyai bentuk, ukuran,
201
kemantapan yang berbeda-beda.Tanah yang baik adalah
tanah yang mengandung udara dan airnya dalam jumlah
cukup dan seimbang serta mantap. Hal ini hanya terdapat
pada struktur tanah yang ruang pori-porinya besar, dengan
perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro
serta tahan pukulan tetes-tetes air hujan. Dikatakan pula
yang paling baik adalah bila perbandingan sama antara
padatan air dan udara. 

2. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Porositas Tanah


Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas
adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu,
kelembaban, sifat mengembang dan mengerut  sangat
mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang
beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah
tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka
tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori
tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga
akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang
nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya
pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan
pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi
oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap
porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan
sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar
liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah tresebut apabila
struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan
berubah. Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi
oleh ada tidaknya  perkembangan struktur granular pada
tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil
porositas total yang tinggi dan dapat meningkatkan jumlah
pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah. Sehingga,
pada suatu lapisan tanah dengan struktur remah atau kersai
sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena
202
dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai
porositas yang besar .
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam
menyerap air.Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat
kepadatan tanah (Bulk Density).Semakin padat tanah
berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas
tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah
menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang
besar.Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat
berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk
tanahtersebut. Bila suatu tanah dengan porositas
rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita
menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat
menghambat bahkan merusak.
Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga
tergenang) sementara tanaman yang ditanam tidak
membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi
lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi
lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan
penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak
bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut
dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat
menyebabkan pembusukan akar tanaman. 
Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan
tanah adalah untuk memperbesar porositas tanah. Selain
pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk
memperbesar porositas tanah yaitu dengan penambahan
bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum.
Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang intensif
cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi
penanaman secara terus-menerus tanpa adanya
pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro
dan kandungan bahan organik dalam tanah (Hakim, dkk.
1986).
203
RANGKUMAN

Aerasi adalah suatu bentuk perpindahan gas dan dipergunakan berbagai


variasi operasi, Proses aerasi secara umum digunakan untuk menambahkan
oksigen kedalam air untuk mengoksidasi zat-zat besi mangan, dan hydrogen
sulfide
Sedimentasi merupakan proses pengendapan bahan padat dari air olahan.
Proses sedimentasi bisa terjadi bila air limbah mempunyai berat jenis lebih besar
daripada air sehingga mudah tenggelam.
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan/koloid dengan
cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses wal (primary treatment) atau
penyaringan dari proses sebelumnya. Dan Klorinasi merupakan salah satu bentuk
pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman dan mengoksidasi
bahan-bahan kimia dalam air. Sedangkan Karbon Aktif atau Arang Aktif
merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan
dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu
tinggi.

Tes Formatif

Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada
salahsatu huruf yang dianggap paling tepat.
1. Salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman
dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. ....
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
204
d. Sedimentasi
2. Dilakukankan dengan cara membuat air terbuka bagi udara atau
denganmemasukkan udara kedalam air.....
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
3. Pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya gravitasi sehingga
bagian yang padat berada di dasar kolam
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
4. Banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan
air minum di Negara-negara sedang berkembang karena sebagai
desinfektan, biayanya relative murah, mudah, dan efektif..
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi
5. Proses pemisahan antara padatan/koloid dengan cairan
a. Aerasi
b. Klorinasi
c. Filtrasi
d. Sedimentasi

Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban


Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini.
Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar.

205
Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
13
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
70 % = Kurang
So
al-
soa
l
Tu
gas

Jawablah soal-soal tugas berikut ini dengan jelas dan singkat.


1. Jelaskan apa yang dimaksud penyaringan
2. Jelaskan alasan dilakukannya proses klorinasi pada air
3. Jelaskan alasan penggunaan arang aktif pada proses filtrasi
4. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan sedimentasi
5. Jelaskan secara singkat manfaat dilakukannya filtasi pada air

206
MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-12

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-12 ini, mahasiswa dapat tentang jenis fisik udarah dan dampak
terhadap kesehatan

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-12 ini, secara khusus Anda dapat:
2.1 Mengetahui jenis fisik udara
2.2 Mengetahui dampak terhadap kesehatan

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-1Ini adalah:
3.1 Menjelaskan tentang jenis fisik udara
3.2 Menjelaskan tentang dampak terhadap kesehatan

4. Uraian
4.1 Jenis fisik udara
4.1.1 Udara Kering
Udara kering berasal dari kata dasar udara. Udara kering adalah
sebuah homonim, yang artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang
sama tetapi maknanya berbeda.Udara kering berarti udara yang tidak
mengandung uap air, atau udara yang kelembapannya lebih kecil
4.1.2 Uap air

adalah gas yang terjadi dari proses pemanasan air (H2O).


menjadi Uap air uap air mempunyai potensi kekuatan yang luar biasa
yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin listrik PLTU, kereta

207
uap, atau mesin uap. Uap air di alam bisa
berupa awan atau kabut.Uap air yang terjadi secara alami
disebabkan oleh pemanasan Matahari dan oleh panas Bumi contoh
pemanasan oleh Matahari dikenal pemanasan di lautan luas
merupakan permukaan air yang sangat besar dan penguapannya
banyak sekali sehingga bisa smenyebabkan pengaruh musim
kemarau atau musim hujan di suatu wilayah. Uap air bergerak ke
arah wilayah yang lebih panas menyebabkan pergerakan uap air
yangdisebut angin. Pemanasan oleh panas Bumi contohnya di
tempat sumber-sumber air panas.

Uap air jika berkumpul dengan kepadatan tertentu akan berupa


awan tipis yang berangsur-angsur bisa menjadi lebih padat dan jika
sudah benar-benar padat dan terkena udara dingin akan menjadi
rintik-rintik hujan dan jika sinar Matahari tembus dan dapat kita lihat
uap air yang berubah menjadi titik-titik hujan itu akan membiaskan
sinar Matahari berupa Pelangi yang terkenal dengan warna Me-Ji-Ku-
Hi-Bi-Ni-U, jika sudah sangat banyak titik-titik air yang berasal dari
uap air akan berubah menjadi hujan lebat kembali menjadi bentuk air
(H2O).

4.1.3 Aerosol

adalah Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang


terdispersi dalam gas.zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut
aerosol padat. Jika yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol
cair.Ada dua contoh aerosol yaitu:

A. Contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara

B. Contoh aerosol cair : kabut dan awan

Awan ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol,


seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk,
parfum, cat semprot, dll.Bahan yang digunakan dan diperlukan
untuk menghasilkan aerosol adalah suatu bahan pendorong
(propelan aerosol). Senyawa kloroflurokarbon (CFC) dan karbon

208
diokasida merupakan bahan pendorong yang paling sering
digunakan
4.1.4 Sumber daya udara adalah sumber daya alam abiotik yang tidak
terbatas jumlahnya (baca: Sumber Daya Alam Yang Dapat
Diperbaharui dan Tidak Dapat Diperbaharui). Secara umum, potensi
sumber daya alam berupa udara bisa dikelompokkan menjadi dua
yakni sumber daya energi angin dan sumber daya gas. Berikut
adalah penjelasan dari masing- masing bentuk potensi sumber daya
udara.
4.1.5 Sumber Daya Energi Angin

Angin terjadi karena adanya perbedaan temperatur udara


di permukaan bumi. Udara yang berada di tempat yang bersuhu
rendah bergerak menuju tempat dengan suhu yang lebih tinggi
(baca : Angin Darat dan Angin Laut).  Pergerakan udara tersebut
kemudian menghasilkan angin (baca : Proses Terjadinya Angin).
Angin memiliki energi yang dapat dimanfaatkan (baca
juga : Pemanfaatan Sumber Daya Alam). Bahkan energi angin
termasuk sumbr daya alternatif yang ramah lingkungan. Mengapa
dikatakan ramah lingkungan? Ini dikarenakan energi angin tidak
memiliki sisa pembakaran yang berbahaya untuk lingkungan hidup.

Salah satu implementasi sumber daya energi angin di


Indonesia adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Dalam
bahasa sansekerta kata bayu berarti angin. PLTB dikembangkan
sejak tahun 2002. Teknologi yang digunakan mengadaptasi dari
teknologi wind mills (kincir angin). Pembangkit listrik tenaga bayu
mengubah energi angin menjadi energi listrik. Proses konversi
energi tersebut memanfaatkan bantuan turbin angin. Cara kerjanya
adalah energi angin memutar turbin angin yang kemudian akan
memutar rotor di dalam generator yang terletak di belakang
turbin.dari proses itulah kemudian dihasilkan energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga bayu ini memiliki banyak keuntungan,
diantaranya yakni :

209
A. Energi angin tidak akan habis karena dapat terus diperbaharui
(baca juga : Contoh Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui
B. Energi angin tidak menghasilkan emisi gas buangan seperti
karbon dioksida.
C. Potensi yang dimiliki energi angin sangat besar.
D. Listrik yang dihasilkan energi angin relatif stabil.
E. Tanah yang dijadikan ladang angin bisa dimanfaatkan untuk
keperluan lain karena pondasi turbin hanya berukuran kecil.

4.1.6 Sumber Daya Gas

Persen dari total gas kering terdiri dari gas nitrogen. Selain
nitrogen, gas lainnya adalah oksigen sebesar 20 persen, gas argon
sebanyak 0,93 persen, karbon dioksida sebesar 0,003 persen dan
gas- gas lain yang jumlahnya lebih kecil seperti Neon, Helium,
Hidrogen, Kripton, Ozon, Metana dan Radon. Meskipun
keberadaannya kecil dan tidak terlihat, akan tetapi gas- gas di udara
memiliki banyak manfaat dan harus kita jaga dari ancaman
pencemaran udara (baca : Pengertian Pencemaran Udara). Berikut
adalah pemanfaatan gas- gas yang terkandung dalam udara. (baca
juga : Cara Pelestarian Gas Alam)

A. Gas Nitrogen
Gas nitrogen banyak dimanfaatkan dalam bidang
kedokteran, industri kimia dan bidang otomotif. Dalam bidang
kedokteran, gas nitrogen yang berbentuk cair dimanfaatkan
dalam proses pembekuan darah, sperma, sumsum tulang dan
jaringan tubuh lain yang akan digunakan dalam proses
penyembuhan pasien. Nitrogen cair juga digunakan dalam
sebagai sarana pengobatan tumor jinak.Dalam industri kimia,
nitrogen digunakan sebagai gas yang memberkan tekanan pada
pipa- pipa sehingga cairan dalam pipa bisa terdorong.
Sementara itu, dalam bidang otonotif gas nitrogen dimanfaatkan

210
sebagai sarana untuk mengelas suku cadang mobil dan menjadi
gas untuk mengisi ban mobil maupun motor.

B. Gas Oksigen

Manfaat dari gas olsigen tidak diragukan lagi. setiap detik


kita memanfaatkan gas oksigen untuk proses respirasi.  Manfaat
lain dari oksigen yakni sebagai pencegah tumbuhnya sel- sel
anaerob dalam tubuh, memperkuat daya ingat, dapat digunakan
untuk mencegah penuaan dini, dan melindungi kekebalan tubuh
agar tetap terjaga. Manfaat oksigen yang telah disebutkan
adalah manfaat bagi tubuh. Sementara itu, dalam bidang
industri gas oksigen membantuk dalam proses pembakaran dan
proses pengelasan.

C. Gas Argon
Gas argon yang disingkat Ar dalam tabel periodik unsur
memiliki banyak manfaat yang tak kalah dari jenis gas lainnya.
Gas argo yang sifatnya tidak reaktif digunakan sebagai penahan
panas dari bola lampu yang kita nyalakan setiap hari. Ketika kita
melakukan diving, kita memerlukan drysuit yang mana sudah
dikembangkan menggunakan gas argon.  Sedangkan dalam
dunia industri, argon cair digunakan untuk mencegah terjadinya
pengikatan oksigen (oksidasi) pada peleburan baja.

D. Gas Karbon dioksida


Meskipun karbon dioksida dikenal sebagai gas yang
jahat, akan tetapi gas ini juga memiliki manfaat. Seperti yang
telah kita ketahui, tanaman membutuhkan karbon dioksida
dalam proses fotosintesis.  Proses peragian dalam pembuatan
makanan juga ada memerlukan gas karbon dioksida. Minuman
berkarbonasi membutuhkan gas karbon dioksida dalam proses
produksinya. Selain itu, gas karbon dioksida bermanfaat dalam
menanggulangi bencana kebakaran.

211
E. Gas Helium
Gas helium biasanya digunakan untuk mengisi balon
udara dan mengisi tabung yang digunakan untuk menyelam.
Oleh karena itu, gas helium sangat diperlukan dalam bidang
pariwisata bahari dan wisata yang mengandalkan balon udara.
Gas helium memiliki titik uap yang rendah sehingga dapat
digunakan sebagai pendingin

4.2 Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan


Pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan manusia itu sendiri
sebagai makhluk hidup? Sangat berdampak besar atau hanya sebagian
kecil saja pengaruhnya bagi makhluk hidup, terutama manusia

4.2.1 Menimbulkan Penyakit


Udara kotor yang dihasilkan itu ternyata mengandung zat-zat
yang berbahaya, mulai dari zat-zat kimia, debu hingga membawa
bibit-bibit penyakit.Penyakit yang dihasilkan atau disebabkan oleh
adanya pencemaran udara ini, antara lain seperti sesak napas,
asma, atau tidak menutup kemungkinan juga bisa menyebabkan
terjadinya kanker.
4.2.2 Membuat Mata Merah dan Iritasi
Debu yang beterbangan ini bisa masuk ke dalam mata,
sehingga bisa membuat mata menjadi merah dan mengganggu
penglihatan kita.Sementara itu, untuk bisa menjaga mata agar tak
terkena oleh adanya debu ataupun kotoran, di saat kita sedang
melakukan perjalanan, sebaiknya untuk bisa mengenakan kacamata
jalan dan setelah itu mencuci muka jika sudah sampai di tempat
tujuangatal dan berisikjika debu menempel pada kulit maka bisa
menimbulkanbeberapamacam gejala sehingga kulit menjadi terasa
gatal dan juga bersisik.usahakan untuk tetap mandi secara teratur
setiap hari sehingga kulit tetap bersi terawatt dan sehat.

212
4.2.3 Iritasi pada seluru pernapan
Dengan banyaknya debu –debu yang kotor dan kita hirup tentu
ini sangat tidak baik untuk kesehatan manusia.jika hal ini terjadi
secara terus menerus maka bisa menyebabkan pergerakan slia yang
beruba menjadi jambat bahkan tidak menutup kemungkinan bisa
terhenti ,sehingga tidak bisa membersikan saluran pernapan
4.2.4 Ganguan pada pernapasan
Udara kotor yang mengandung karbondioksida dan gas beracun
lainya memang sngat berbahaya bagi sistem pernapasan pada
manusia.udara yang kotor masuk kedalam tubuh melalui saluran
pernapasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya infeksi saluran
pernapas akut ,contonya asma dan juga bronchitis.tidak menutup
kemungkinan apabila kita terkeena udara yang tercemar secara terus
menerusmaka bisa berakibat sangat vatal ,hingga ke kanker paru-
paru
4.2.5 Menganggu tumbu kembang sang anak
Didalam udara kotor yang namanya kandungan timbale
yang apabila hingga masuk kedalam saluran pernapasan anak ,akan
berdampak sangat berbahaya.bisa menyebabkan terjadi
penghambatan terdap pertumbuhan dan berkembang si anak
tersebut .timbal bisa mengangu sel-sel yang sedang tumbuh didalam
tubuh anak.
4.2.6 Menguranggi jarak panjang
Hal ini bisa terjadi jika asap atau polusi terjadi dengan
tebal jika asap terjadi dengan tebal maka bisa menganggu
penglihatan yang secara otomatis bisa menguranggu jarak panjang
berkurang sala satu solusinya adalah berjalan lebih hati hati tau lebih
pelan pelanuntuk menghindari dari yang adanya tabrakan atau
kecelakan bahkan tidak hanya sebagai manusia saja terganggu
aktifitas bandara juga terganggu bahkan bisa menimbulkan delay
terhadap bebrapa keberangkatan

4.2.7 Penyebab utama terjadi pemanasan global

213
Pernapan globsl atau akrap kita kenal dengan nama
global warning ini bisa mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu
bumi yang juga menimbulkan air laut yanh iku naik.suhu bumi yang
naik ini terjadi dikarenakan lapisan ozon bumi suda rusak padahal
fungsi dari lapisan ozon ini berguna untuk menjaga suhu bumi agar
nantinya suhu bumi tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin
kita t,lapisan ozon bisa dengan muda rusak akibat pencemaran udara
yang dihasilkan sdari zat CFC atau klorofluorkarbon zat ini sendiri
bisa dengan mud dah kita temui dikulkas AC(air conditioner)hingga
aerosol.
4.2.8 Ganguan pada sistem reproduksi
Tidak hanya saluran pernasan dan tumbu kembang sang,anak
saja yang bisa terganggu,pencemaran udara juga bisa menganggu
sistem reproduksi.bahkan tidak menutup kemugkinan juga tak
hanyasistem reproduksi terganggu melainkan beberapa orang lain
seperti ginjal dan jantung bisa terkena
4.2.9 Tanaman terganggu hingga mati
Tanaman atau tumbuhan memang sangat baik bagi
kelangsungan mahluk hidup yang lain tanaman bisa menghasilkan
oksigen sehingga jika kita hidup dideretan tinggi atau pengunungan
akan terasa sejuknya karena polusi udara disanajuga belum begitu
banyakAkan tetapi dengan adanya polisi udara atau pencemaran
udara tanaman juga bisa terserang penyakit.penyakit itu mulaidari
bintik hitam klorosis,nekrosis dan beberapa penyakit lain

A. Pencegahan
1. Sumber Bergerak
a. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b. Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara
berkala.
c. Memasang filter pada knalpot.
2. Sumber Tidak Bergerak
a. Mengganti peralatan yang rusak.
b. Memasang scruber pada cerobong asap.
214
c. Memodifikasi pada proses pembakaran

3. Manusia.
Apabila kadar NO2 dalam udara ambien telah melebihi
baku mutu ( 150 mg/Nm3 dengan waktu pengukur 24 jam)
maka untukmencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-
upaya :
a. Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.
b. Mengurangi aktifitas di luar rumah.

B. Penanggulangan
1. Mengatur pertukaran udara di dalam ruang, seperti
mengunakaN exhaust-fan.
2. Bila terjadi korban keracunan, maka lakukan :
a. Berikan pengobatan atau pernafasaan buatan.
b. Kirim segera ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat

C. Efek Positif dan Negatif dari Penecemaran Udara


1. Efek Negatif
a. Dari segi kesehatan dampak pencemaran udara oleh debu
bisa menyebabkaN penyakit paru-paru (bronchitis) serta
penyakit saluran pernapasan lainnya.Sedangkan dampak
pencemar udara oleh zat kimia seperti Karbon
Monoksidabisa menyebabkan gangguan kesehatan pada
hemoglobin (metaloproteinpengangkut oksigen yang
mengandung besi dalam sel darah merah).5Substansi
pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam
tubuh melaluisistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat
pencemar ke dalam tubuh bergantungkepada jenis
pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di
saluranpernapasan bagian atas, sedangkan partikulat
berukuran kecil dan gas dapatmencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem
peredarandarah dan menyebar ke seluruh tubuh.
215
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan
sumber utama polusi udara diperkotaan. Menurut World
Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga2001
terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di
Indonesia sebesarhampir 100%. Sebagian besar
kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gasbuang
yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai
ataupun daripenggunaan bahan bakar dengan kualitas
kurang baik (misal: kadar timbal/Pbyang tinggi) . World
Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu
kotadengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah
Beijing, New Delhi dan MexicoCity. Polusi udara yang
terjadi sangat berpotensi menggangu kesehatan.
Menurutperhitungan kasar dari World Bank tahun 1994
dengan mengambil contoh kasus kota Jakarta, jika
konsentrasi partikulat (PM) dapat diturunkan sesuai
standarWHO, diperkirakan akan terjadi penurunan tiap
tahunnya: 1400 kasus kematianbayi prematur; 2000 kasus
rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat darurat;600.000
serangan asma; 124.000 kasus bronchitis pada anak; 31
juta gejalapenyakit saluran pernapasan serta peningkatan
efisiensi 7.6 juta hari kerja yanghilang akibat penyakit
saluran pernapasan – suatu jumlah yang sangat
signifikandari sudut pandang kesehatan masyarakat. Dari
sisi ekonomi pembiayaankesehatan (health cost) akibat
polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapaihampir 220
juta dolar pada tahun 1999.
b. Dari segi ekonomi dampak pencemaran udara yaitu
dengan hasil kajian Bank
Dunia menemukan dampak ekonomi akibat
pencemaran udara di Indonesia sebesar Rp 1,8 trilyun
yang pada 2015 akan mencapai Rp 4,3 trilyun.
c. Dari segi sosial pencemaran sangat merugikan, orang-
orang sudah tidak dapatmenikmati udara sehat lagi, setiap
216
hari harus bertemu dengan asap, aktifitas sosialjuga
terhambat dan lain-lain.
d. Dari segi pendidikan pencemaran udara dapat
mempengaruhi tingkat belajar parapelajar, mereka
terhambat dalam hal berfikir dan juga dalam
menyelesaikan suatupermasalahan
e. Dari segi pertanian dan perkebunan pencemaran udara
juga sangat perpengaruh,kurangnya lahan hijau yang
menjadi tempat pohon-pohon untuk melakukanproses
fotosintesis karena Tanaman yang tumbuh di daerah
dengan tingkatpencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit,antara lain klorosis,
nekrosis, dan bintik hitam menjadikan sirkulasi udara
kitaberkurang, dan mejadika udara kotor dan tidak baik
untuk kita hirup.
f. Ujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya
CO2 di atmosfer. Pencemar udaraseperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam
danmenurunkan
1) Mempengaruhi kualitas air permukaan
2) Merusak tanaman
3) Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam
tanahSehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan
air permukaan
4) pH air hujan. Dampak dari hujan asam inantaralain?
5) Bersifat korosif sehingga merusak material dan
bangunan

g. Efek rumah kaca


Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan
CO2, CFC, metana, ozon, dan N2Odi lapisan troposfer
yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan
olehpermukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap
217
dalam lapisan troposfer danmenimbulkan fenomena
pemanasan global. Dampak dari pemanasan globaltersbut
antara lain :
1) Pencairan es di kutub bumi, yang berefek naiknya
permukaan air laut
2) Perubahan iklim regional dan global
3) Perubahan siklus hidup flora dan fauna
h. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer
(ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi
yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul
ozon (O3) terjadi secaraalami di stratosfer. Emisi CFC
yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat
stabilmenyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon
lebih cepat daripembentukannya, sehingga terbentuk
lubang-lubang pada lapisan ozon.Kerusakan lapisan ozon
menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dandapat
mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman

2. Efek Positif
Ternyata selain menimbulkan dampak yang negative
terdapat pula efek positif dariterjadinya pencemaran udara.
Hal itu antara lain :
a. Manusia mulai sadar akan kelestarian dan kebersihan
alam
b. Munculnya banyak ide tentang gerakan peduli linkungan
c. Munculnya ide untuk menciptakan alat pembersih udara
(air purifier)

1) Solusi mengurangi pencemaran udara


Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya
polusi udara, maka perlu dilakukanusaha-usaha
sebagai berikut, antara lain :
218
a) Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan
bakar yang sedikitnya mencemariudara, seperti
bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari.
Bagi kendaraanbermotor yang sisa
pembakarannya lebih banyak, sebaiknya
menggunakan jalanjalandi pinggir kota.
b) Melakukan penghijauan kota, karena tumbuh-
tumbuhan dapat menghasilkanoksigen pada siang
hari di samping menyerap karbon dioksida dari
udara. Olehalam, hujan yang turun menyebabkan
Motoran di udara berkurang dan angin
akanmenyebabkan kotoran di udara tersebar luas,
sehingga tidak terkonsentrasi padadaerah tertentu.

C. Faktor yang mempengaruhi pencemaran udara


1. Menurut Mukono (2003), faktor- faktor yang dapat
mempengaruhi pencemarUdarah.diatmosfer
a. Kelembaban
Kelembaban udara relatif yang rendah (< 60%) di
daerah tercemar SO2, akan mengurangi efek korosif dari
bahan kmia tersebut. Pada kelembaban relatif lebih atau
sama dengan 80% di daerah tercemar SO2, akan terjadi
peningkatan efek korosif SO2 tersebut
b. Suhu
Suhu yang menurun pada permukaan bumi, dapat
menyebabkan speningkatan kelembaban udara relatif,
sehingga akan meningkatkan efek korosif bahan pencemar
di daerah yang udaranya tercemar. Pada suhu yang
meningkat, akan meningkat pula kecepatan reaksi suatu
bahan kimia.
c. Sinar Matahari
Sinar matahari dapat mempengaruhi bahan
oksidan terutama O3 di atmosfer.Keadaan tersebut dapat
menyebabkan kerusakan bahan atau alat bangunan, atau
219
bahan yang terbuat dari karet.Jadi dapat dikatakan bahwa
sinar matahari dapat meningkatkan rangsangan untuk
merusak bahan.Pergerakan udara yang cepat dapat
meningkatkan abrasi bahan bangunan

2. Parameter kualitas udara.


Parameter yang perlu diukur didalam kegiatan
pengawasan kualitas udara adalah sebagai berikut :

a. Parameter fisik: suhu, kelembaban, kecepatan, arah dan


frekuensi angin, tekanan udara, keadaan cuaca (cerah,
mendung, hujan, atau gerimis).
b. Parameter kimia: partikel debu melayang, SO2, CO, O3,
sHidrokarbon, Hidrogen sulfida, Amonia, Timbal).
c. Parameter biologi: kadar bakteri, kadar serbuk sari
bunga.Parameter manusia: angka

3. Klasifikasi Sumber Pencemaran Udara


a. Sumber Pencemaran Udara.
Sumber pencemaran udara alamiah merupakan
sumber pencemaran yang berasal dari proses alam tanpa
adanya campur tangan manusia.

1) Akibat letusan gunung berapi


Letusan gunung mengeluarkan beberapa
gas yang melimpa diantaranya H2O,C2O,H2S,CO,HF
dan He. Diantaranya semua gas tersebut, sulfur
dioksida meruapakan pencemaran udara utama karena
selain berpengaruh pada kesehatan, SO2, juga
menyebabkan anomaly cuaca. Gas-gas vulkanik yang
menimbulkan potensi bahaya besar untuk manusia,
hewan, pertanian dan material adalah belerang
dioksida, karnon dioksida dan hydrogen florida, secara

220
local, gas belerang dioksida dapat mengakibatkan
hujan asam dan polusi udara di daerah

 Akibat letusan gunung berapi sekitar gunung


berapi,secara global letusan gunung berapi yang
besar dapat menyuntikan volume sulfur ke stratosfer
yang dapat mengakibatan suhu permukaan yang
lebih rendah dan menimbulkan penipisan lapisan
ozon bumi.
 Gas karbon dioksida lebih berat daripada udara,
sehingga gas dapat mengalir ke daerah dataran
rendah dan mengumpul di permukaan tanah.
Konsentrasi tinggi gas karbon dioksida di daerah-
daerah dapat mematikan bagi manusia, hewan, dan
vegetasi. Sebuah letusan gunung berapi
menyemburkan senyawa fluor yang cukup untuk
merusak atau membunuh hewan dan melapisi
vegetasi dengan abu vulkanik. Senyawa fluor
cenderung menjadi terkonsentrasi pada partikel abu
halus, yang dapat dicerna oleh hewan.

2) Akibat Kebakaran Hutan


Kebakaran hutan merupakan proses yang
paling dominan menimbulkan pencemaran udara
karena dari pembakaran itulah dapat meningkatkan
bahan serupa substrat fisik atau kimia ke dalam udara
yang mencapai jumlah tertentu. Ada beberapa bahan
polutan dari pembakaran yang dapat mencemari udara
yaitu bahan polutan primer, seperti hidrokarbon, CO,
karbon dioksida, senyawa sulfur oksida, senyawa
nitrogen oksida, dan nitrogen dioksida. Adapun polutan
berbentuk partikel adalah asap berupa partikel karbon
yang sangat halus bercampur dengan debu.

221
Partikel yang dihasilkan dari kebakaran akan
mengganggu pernafasan dan partikel konsentrasi
tinggi  dapat mengakibatkan batuk terus-menerus,
berdahak, bersin dan kesulitan bernafas. Dampak asap
dari kebakaran hutan berkisar dari iritasi mata dan
saluran pernafasan sampai kepada gangguan serius,
termasuk berkurangnya fungsi paru-paru, bronchitis,
bertambah buruknya asma dan kematian pradini. Selain
itu asap kebakaran hutan membuat kelancaran lalu
lintas di daerah yang terkena dampak terganggu.
 Sumber Air Panas
Zat pencemar udara yang dihasilkan antara
lain asam sulfide, arsenic dan logam berat lainnya.
 Gas-gas hasil pencemaran Gas metana dan gas-
gas lain yang dihasilkan melalui pencernaan
makanan dari hewan ternak seperti sapi.
 Samudra, Sungai dan Muara
Merupakan sumber-sumber pembuangan
gas metana hasil dari sistem pencernaan dari
hewan-hewan laut, metanogenesis dalam endapan
dan area di sepanjang pesisir, dan mungkin aliran
dari hidrat metan di atas permukaan laut.
 Debu, angin berdebu yang berasal dari daerah
tanpa tumbuh-tumbuhan seperti padang pasir
 Garam laut adalah hembusang angin dari air laut
yang tereveporsi diudara melepaskan natrium
klorids sertapraktikulat lainya

222
RANGKUMAN

Udara kering berasal dari kata dasar udara. Udara kering adalah


sebuah homonim, yang artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi
maknanya berbeda.Udara kering berarti udara yang tidak Udara mengandung uap
air, atau udara yang kelembapannya lebih kecil
Uap air adalah gas yang terjadi dari proses pemanasan air (H2O).
menjadi Uap air uap air mempunyai potensi kekuatan yang luar biasa yang bisa
digunakan untuk menggerakkan turbin listrik PLTU, kereta uap, atau mesin uap. Uap
air di alam bisa berupa awan atau kabut.
.Aerosol adalah Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi
dalam gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat. Jika
yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair
Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan adalah pengaruh pencemaran
udara terhadap kesehatan manusia itu sendiri sebagai makhluk hidup? Sangat
berdampak besar atau hanya sebagian kecil saja pengaruhnya bagi makhluk hidup,
terutama manusia

Tes Formatif

Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu
huruf yang dianggap paling tepat.

1. Sebuah homonim, yang artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama


tetapi maknanya berbeda. udara yang tidak mengandung uap air, atau udara
yang kelembapannya lebih kecil
a. Uap air
b. Udara kering
c. Aerosor
d. Udara kering,aerosol uap air.
223
2. Dari segi kesehatan dampak pencemaran udara oleh debu bisa
menyebabkan penyakit paru-paru (bronchitis) serta penyakit saluran
pernapasan adalah?
a. Efek negatif
b. Efek posotif
c. Efek rumah kaca
d. Negative dan positif
3. Parameter yang perlu diukur didalam kegiatan pengawasan kualitas udara
adalah sebagai berikut
a. Parameter fisik: suhu, kelembaban, kecepatan, arah dan frekuensi angin,
tekanan udara, keadaan cuaca (cerah, mendung, hujan, atau gerimis)
b. Kecepatan arah dan frekuensi angin tekanan suhu kelembapan
c. Parameter kimia: partikel debu melayang,suhu kelembapan ,
d. Parameter biologi: kadar bakteri, kadar serbuk sari bunga.suhu dan
kelembapan
4. Menurut Mukono (2003), faktor- faktor yang dapat mempengaruhi
pencemarUdarah.diatmosfer Pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan
gaya gravitasi sehingga bagian yang padat berada di dasar kolam adalah
a. Kelembapan ,suhu, sinar matahari
b. Suhu kelembapan,sinar matahari
c. Kelembapan sinar matahari,suhu
d. Sinar matahari,suhu kelembapan
5. Sumber pencemaran udara alamiah merupakan sumber pencemaran yang
berasal dari proses alam tanpa adanya campur tangan manusia.
a. Akibat letusan gunung berapi
b. Akibat dari industry
c. Akibat dari rumah tangga
d. Akibat rumah tangga atau industri

Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban


Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini.
Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar

224
Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan =
5 x 100
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
So
70 %al-
= Kurang

soa
l
Tu
gas

Jawablah soal-soal tugas berikut ini dengan jelas dan singkat.

1. Jelaskan apa yang dimaksudengan udara kering,uap air,aerosol?


2. Jelaskan sumber daya angin?
3. Jelaskan efek positif dan negative?
4. Sebutkan faktor faktor yang dapat mempegaruhi pencemaran udarah menurut
mukono pada tahun 2003?
5. Jelaskan secara singkat dampak terhadap kesehatan?

225
MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR-13

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan
Belajar-13 ini, mahasiswa mampu menjelaskan jenis fisik tanah dan dampak terhadap
kesehatan.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan
Belajar-2 ini, secara khusus Anda dapat:
2.1 Mengetahui tentang jenis fisik tanah
2.2 Mengetahui Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan

3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-1Ini adalah:
3.1 Menjelaskan jenis fisik tanah
3.2 Menjelaskan dampak terhadap kesehatan

4. Uraian Materi
4.1 Jenis Fisik Tanah Dan Dampak Terhadap Kesehatan
Tanah merupakan kmponen yang penting bagi makhluk hidup. Selain untuk
menopang organisme, tanah merupakan habitat dari semua organisme darat.
Kualitas tanah sangat mempengaruhi organisme di dalamnya.
Tanah (bahasa Yunani adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral
dan bahan organik. Tanah adalah salah satu komponen lahan, bagian dari ruang
daratan dan lingkungan hidup berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari
bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan
mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
226
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan haradan air sekaligus
sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat
yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup
berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan
untuk hidup dan bergerak. Tanah juga memiliki fungsi produksi, yaitu antara lain
sebagai penghasil biomassa, seperti bahan makanan, serat, kayu, dan bahan obat-
obatan. Selain itu, tanah juga berperan dalam menjaga kelestarian sumber daya air
dan kelestarian lingkungan hidup secara umum. (PP No 150 Tahun 2000).

4.2 Jenis fisik tanah


4.2.1 Tekstur tanah.
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif 3 golongan besar partikel-
partikel penyusun tanah atau fraksi-fraksi tanah yaitu pasir, debu dan liat
(atau persentase Sand, Silt and Clay).
Penentuan tekstur tanah dapat dilakukan di lapangan (secara kualitatif)
dan dapat ditentukan di laboratorium (secara kuantitatif). Yaitu dengan
melakukan analisa fraksi pasir, debu dan liat menggunakan metode pipet
atau hidrometer bouyoucus. Hasil analisa fraksi tersebut kemudian
dimasukan pada grafik tekstur menurut USDA (United State Department
of Agriculture).
Secara kasar, tekstur tanah dapat digolongkan menjadi 5 golongan, yaitu :
A. Kasar, yaitu pasir dan pasir berlempung
B. Agak kasar, yaitu lempung berpasir dan lempung berpasir halus
C. Sedang, yaitu lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung
berdebu dan debu.
D. Agak halus, yaitu lempung berliat, lempung liat berpasir dan lempung
liat berdebu.
E. Halus, yaitu liat berpasir, liat berdebu dan liat.
Berikut beberapa pengertian tentang istilah dalam tekstur tanah,
yaitu :
1. Pasir (Sand), yaitu tanah lepas-lepas dan berbutir tunggal, mudah
dilihat dan dirasakan, jika diinjak kering berderai, basah tergumpal
meremah.

227
2. Lempung berpasir (Sandy Loam), yaitu tanah yang mengandung
cukup pasir, melekat karena adanya debu dan liat kering bergumpal
dan mudah pecah, basah menggumpal liat.
3. Lempung (Loam), yaitu tanah yang mengandung sama banyak
pasir, debu dan liat.
4. Silt Loam, yaitu tanah kering menggumpal tetapi mudah pecah.
5. Clay Loam, yaitu tanah bertekstur halus yang mudah pecah
menjadi gumpalan-gumpalan yang keras.
6. Clay, yaitu tanah bertekstur halus yang biasanya membentuk
gumpalan halus keras dan kering, jika basah liat dan bila dipijat
melekat.
4.2.2 Struktur tanah
Struktur tanah adalah susunan saling mengikat paritkel-partikel
tanah yang berwujud sebagai agregat tanah yang membentuk dirinya.
Agregat tanah pada umumnya berbentuk remah (Crumb) dan bertekstur
gumpal (Blocky) atau pejal. Berdasarkan tipe dan kelasnya struktur tanah
dapat dibedakan menjadi :

A. Tipe Lempeng (Platy), yaitu agregat mempunyai ukuran horizontal


lebih dari ukuran vertikal dan tipe ini dibedakan atas beberapa kelas.
B. Tipe Tiang, ukuran agregat vertikal lebih dari horizontal, dibagi lagi
menjadi tipe Prismatik yang berbentuk tiang dengan ujung bersegi
datar dan tipe Columnar yang berujung bulat.
C. Tipe Gumpal, ukuran agregat vertikal dan horizontal sama besar
dengan bentuk gumpal bersudut atau membulat.
D. Tipe Remah, porous, bulat, ukuran kecil, agregat tidak saling terikat
sesamanya.
E. Tipe Granular, kurang porous, ukuran kecil, padat dan tidak terikat
antara agregal bulat.
F. Tipe Tak Beragregat, bila termasuk dalam tipe pejal (masif) dan
berbutir tunggal.

Tiap horison tanah adakalanya mempunyai struktur yang berbeda.


Struktur sangat berpengaruh pada gerakan air, aerasi dan lalu lintas panas,
228
sehingga tata air, penetrasi akar dan pernafasan akar sangat tergantung
pada struktur tanah. Struktur tanah dapat terbentuk bila ada bahan koloid
tanah yang bersifat sebagai perekat dalam proses agregasi, yaitu :

1. Mineral-mineral liat
Oksida-oksida besi dan mangan yang bersifat koloid
Bahan organik koloidal, termasuk gum yang dihasilkan oleh
aktivitas jasad renik.
Agregasi (pembentukan agregat) akan sangat
dipengaruhi oleh aktivitas jasad renik pada tanah yang ada bahan
organiknya. Faktor-faktor yang terlibat dalam pembentukan ini
adalah benang-benang jamur, asam-asam (bahan kimia) dari
aktivitas organisme (lilin lemak).

4.2.3 Permeabilitas tanah


Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi diantara
partikel-partikel tanah dan ketahanan (resistensi) massa tanah terhadap
perubahan bentuk oleh tekanan  dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi tanah tergantung pada tekstur,
sifat dan jumlah koloid organik dan anorganik, struktur dan kandungan air
tanah.
Cara penentuan konsistensi tanah di lapangan adalah dengan
memijat tanah pada kondisi basah (kapasitas lapang), lembab dan kering
udara.
A. Konsistensi basah, yaitu dengan ciri tanah dapat menempel atau
melekat antara ibu jari dan jari telunjuk terbagi atas : tak lekat, agak
lekat, lekat dan sangat lekat. Digunakan untuk menilai derajat
kelekatan tanah terhadap benda yang menempelinya.
Berdasarkan plastisitasnya atau mudah tidaknya diubah, liat
dapat dibagi atas : tak liat, agak liat, liat dan sangat liat. Digunakan
untuk melihat derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuknya.
B. Konsistensi lembab (menyatakan kegemburan tanah), lepas, sangat
gembur, gembur, sangat teguh, ekstrim teguh.

229
C. Konsistensi kering, menyatakan lunak atau keras dengan cara
memecahkan atau meremukkan yang terbagi atas : lepas, lunak, agak
keras, keras, sangat keras, ekstrim keras.
Konsistensi tanah di laboratorium ditentukan dengan
menggunakan angka Atterberg yang nilainya diperoleh dari
pengukuran Batas Cair (BC), Batas Lekat (BL), Batas Giling (BG),
Batas Ubah Warna (BUW), Derajat Keras (DK) dan Derajat Berat
(DB).
Pengukuran konsistensi tanah dapat digunakan untuk
mengetahui kadar air tanah, kandungan liat dalam tanah serta menentukan
jenis pengolahan tanah dan disain alat-alat pertanian. Hal ini disebabkan
kandungan liat dan kadar air pada tanah akan menentukan nilai Plastic
Number dari tanah.
1. Plastic Number menyatakan perbedaan antara kandungan air pada
batas plastis tertingi (Upper Plastic Limit) dan batas plastis
terendah (Lower Plastic Limit).
2. Upper Plastic Limit adalah kandungan air dalam tanah sudah lewat
jenuh (air mengalir)
3. Lower Plastic Limit adalah kandungan air dalam tanah pada saat
konsistensi tanah berubah dari lekat menjadi gembur.
Misalnya pada tanah yang ber-PLA tinggi (Upper Plastic
Limit), maka tanah ini umumnya banyak mengadung fraksi partikel halus
dan berbentuk lempeng.

4.2.4 Porositas Tanah


Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang
terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan
udara. Merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah.
Porositas tanah berkaitan erat dengan kerapatan isi, kerapatan
zarah dan persen ruang pori-pori. Jumlah dan ukuran pori-pori  tanah
mempengaruhi jumlah dan gerakan air serta udara dalam tanah.
Kerapatan isi adalah berat persatuan volume tanah kering oven
yang biasanya dinyatakan dalam gr/cm3.

230
Kerapatan zarah adalah kerapatan partikel, kerapatan zarah tiap
jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang antara
partikel-partikel.
Pori-pori tanah adalah persentase ruang pori-pori dalam tanah
dapat dihitung dari kerapatan isi dan kerapatan zarah.

4.2.5 Aerasi tanah


Selain air, udara juga merupakan bagian yang penting dalam
tanah. Kekurangan udara dalam tanah dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman karena tertekannya:
A. Pertumbuhan dan perkembangan perakaran tanaman,
B. Pernafasan akar,
C. Penyerapan air dan unsur hara dari dalam tanah serta
D. Aktivitas jasad-jasad hidup dalam tanah sehingga proses biologi yang
berhubungan dengan kesuburan tanah terhambat.

Secara garis besar komposisi udara tanah adalah N2 (79,2%), O2


(20,6%) dan CO2 (0,2%). Sedangkan komposisi udara atmosfer N2(79%),
O2 (20,97%) dan CO2 (0,03%). Kandungan CO2 di tanah melebihi yang
ada di atmosfer karena .Adanya reaksi kimia dan biokimia dalam tanah,
dan Kandungan O2 tanah lebih kecil dari atmosfer sehingga kadar CO2
naik.
Komposisi udara tanah tergantung pada :
1. Banyaknya ruang udara tersedia
2. Kecepatan reaksi biokimia dan pertukaran gas
3. Pemupukan (mempengaruhi aktivitas biologi tanah)
4. Musim

CO2 dapat meningkatkan suhu tanah dan mengurangi


kecepatan dekomposisi. Sedangkan O2 dapat membantu pernafasan akar
tanaman, secara tidak langsung mempercepat dekomposisi dan
mempengaruhi reaksi oksidasi yang dapat menentukan warna tanah.

231
4.2.6 Suhu tanah
Suhu tanah pada setiap saat tergantung pada perbandingan
energi yang diabsorbsi dan yang dilepaskan selain tergantung pada energi
yang ada, suhu tanah juga sangat tergantung pada panas jenis atau
kemampuan panas (Thermal Capacity) dari tanah dan airnya. Misalnya
pada jumlah panas tertentu yang diabsorbsi oleh tanah tidak selalu diikuti
kenaikan suhu secara cepat, tergantung pada panas jenis dari tanah.
Selain itu jumlah energi yang masuk ke dalam tanah
dipengaruhi oleh warna, kemiringan, serta vegetasi penutup dan penutup
tanah (mulsa). Contohnya pada tanah-tanah organik warna gelap,
mengabsorbsi banyak energi, tetapi karena kandungan airnya tinggi maka
banyak air yang harus dipanaskan sehingga penambahan panas tidak
segera menaikkan suhu tanah.
Kandungan air bisa juga dikatakan sebagai faktor terpenting
dalam menentukan temperatur tanah. Sehingga dapat dikatakan pada saat
musim penghujan tanah cukup tinggi kandungan airnya dan panas akan
menyebabkan perubahan temperatur secara perlahan, tetapi perubahan
panas akan cepat terjadi pada saat musim kemarau.
Drainase sangat penting dan mempengaruhi temperatur tanah.
Selain itu mulsa dan penutup tanah lainnya akan menyebabkan
berkurangnya jumlah radiasi yang diabsorbsi tanah, kehilangan aerasi dari
tanah karena radiasi dan kehilangan air karena evaporasi serta infiltrasi.
Temperatur atau suhu tanah sangat berpengaruh pada proses-
proses kimiawi dan aktivitas jasad-jasad renik yang dapat merombak hara-
hara tanaman menjadi bentuk tersedia.
Jika temperatur tanah turun maka kehidupan jasad renik dalam
tanah akan turun aktivitasnya dan akhirnya terhenti. Aktivitas organisme
ini akan lambat pada saat temperatur mencapai 40F (4,5C) dan giat
kembali pada suhu 70F (21,1C) sampai 90F (33,3C).

4.2.7 Warna tanah


Warna tanah dapat menyatakan jenis, kandungan bahan
organik, kondisi drainase dan aerasi tanah dalam hubungannya dengan

232
hidratasi, oksidasi dan proses pelindian tingkat perkembangan tanah, kadar
air tanah atau adanya bahan-bahan tertentu. Warna tanah merupakan
komposit/campuran dari warna-warna komponen penyusunnya.
Warna tanah ditentukan dengan menggunakan buku Munsell
Soil Color Chart terdiri atas kartu-kartu yang berbeda warna spektrumnya
(Hue) dan diberi simbol angka dan huruf dan diletakkan pada sudut kanan
atas. R untuk merah, Y untuk kuning. Selain berdasarkan Huenya
penentuan warna tanah juga didasarkan pada nilai value yang mempunyai
nilai dari 2 – 8 dan interval Chroma dengan nilai dari 0 – 8 tanpa angka 5.
nilai Value/Chroma diletakkan di belakang nilai Hue. Misalnya untuk
tanah Rendzina nilai warnanya 5YR 6/2 (Pinkish Gray), Terra Rosa 10R
2/2 (Very Dusky Red).

4.3 Dampak terhadap kesehatan

4.3.1 Menimbulkan Kerugian


Petani yang menaman tumbuhan di atas tanah yang tidak subur
akan merugi. Sebab tumbuhan yang ditanamnya tidak memberikan hasil
seperti yang diharapkan. Petani sudah mengeluarkan modal untuk
menanam tanaman tersebut namun modalnya tidak kembali karena
tanamannya tidak membuahkan hasil.

4.3.2 Yang Kuat Mengalahkan Yang Lemah


Akibat terbatasnya tumbuhan yang tumbuh bisa menyebabkan
persaingan di antara hewan pemakan tumbuhan semakin ketat. Untuk
mendapatkan makanan, mereka harus bersaing dan bertarung. Hewan
pemakan tumbuhan yang kuat bisa mengalahkan yang lemah, sehingga
hewan yang terkuatlah yang akan mendapatkan makanan. Hewan yang
lemah akan mati karena kelaparan atau harus mati di tangan hewan yang
lebih kuat.

233
4.2.3 Menyebabkan Keracunan
Manusia yang memakan tanaman yang ditanam di atas tanah
yang tercemar bisa keracunan. Hal itu dikarenakan tanaman yang tumbuh
di atas tanah yang tercemar mengandung zat-zat berbahaya sehingga jika
dimakan manusia zat yang berbahaya itu bisa berpindah ke tubuh manusia.
Manusia pun akan keracunan.

4.2.4 Asma
Pencemaran tanah yang terjadi bisa menyebabkan tanah
menjadi kekeringan sehingga kondisi tanah menjadi tandus. Tanah yang
tandus akan menghasilkan banyak debu. Ketika debu tersebut masuk ke
saluran pernafasan manusia terutama manusia yang alergi debu, bisa
menyebabkan asma.

4.2.5 Diare Dan Sakit Perut


Jika manusia membuat sumur di atas tanah yang telah tercemar,
akibatnya adalah air sumur tersebut juga ikut tercemar. Hal itu
dikarenakan di dalam sumur tersebut telah mengandung bakteri e-colli.
Bakteri itu jika masuk ke dalam tubuh manusia bisa menyebabkan manusia
yang meminum air yang telah tercemar sakit perut dan juga diare.

4.2.6 Sakit Kepala


Pencemaran tanah bisa membuat orang yang berada di
sekitarnya terkena sakit kepala, hal itu dikarenakan tanah yang tercemar
cenderung memiliki bau yang menyengat bahkan busuk. Selain sakit
kepala, pencemaran tanah bisa menyebabkan manusia mual dan juga
muntah.

4.2.7 Mikroorganisme Mati


Mutasi gen yang disebabkan zat radioaktif tersebut bisa menyebabkan
gen saling bermutasi sehingga akan ada mikroorganisme di dalam tanah
tersebut yang mati.  Mereka bermutasi dikarenakan pasokan makanan
mereka di dalamtanah menjadi berkurang. Tidak sedikit mikroorganisme
tersbeut ada yang mati karena kelaparan.
234
4.2.8 Bersifat Karsinogenik
Tanah yang telah tercemar oleh pestisida, polutan dan zat kimia
berbahaya lainnya jika hasil bumi tersebut dikonsumsi oleh manusia
akibatnya adalah lama kelaman di dalam tubuh manusia terkandung zat
karsinogen yang beresiko memicu timbulnya kanker.

4.2.9 Kerusakan Otak


Pencemaran tanah yang hasil bumi dari tanah tersebut masuk
ke dalam tubuh manusia bisa menyebabkan kerusakan otak terutama pada
anak-anak. Zat kimia pada pestisida dan juga kandungan timbal yang ada
di dalam tanah tersebut memicu kerusakan otak pada anak-anak.

4.2.10 Merusak Ginjal Organisme


Kandungan timbal di dalamtanah yang tercemar itu jika sampai
dikonsumsi oleh organisme dan makhluk hidup lainnya bisa memicu
kerusakan ginjal. Ginjal merupakan organ vital pada makhluk hidup jika
ginjal terserang penyakit, kualitas hidup makhluk hidup tersebut akan
menurun.

4.2.11 Leukimia
Salah satu kanker yang bisa ditimbulkan oleh pestisida dan juga
timbal di dalam tanah yang tercemar itu adalah leukemia. Hal itu
dikarenakan kandungan timbal dan zat berbahaya di dalam pestisida bisa
meningkatkan sel darah putih di dalam tubuh sehingga  mengakibatkan
leukemia.

4.2.12 Menyebabkan Keracunan Hati


Kandungan kimia dalam pestisida salah satunya adalah
sikolodiena dimana jika zat tersebut masuk ke dalam tubuh makhluk hidup
bisa menyebabkan keracunan hati.

235
4.2.13 Syaraf Otot Terganggu
Manusia yang memakan hasil tanah dari tanah yang tercemar
bisa terkena gangguan syaraf otot. Hal itu dikarenakan organofosfat dan
karmabat bisa larut ke dalam darah manusia melalui otot sehingga
gangguan syaraf otot pun bisa terjadi.

4.2.14 Fungsi Sistem Syaraf Pusat Menurun


Klorin yang terkandung pada pestisida bisa terlarut dalam
pembuluh darah manusia. Klorin di pembuluh darah tersebut bisa mengalir
menuju ke otak, akibatnya adalah fungsi dari syaraf pusat menjadi
menurun. Jika syaraf pusat menurun, manusia akan mengalami keluhan
sulit konsentrasi dan lain sebagainya.

4.2.15 Cangkang Telur Menjadi Menipis


DDT ada pada limbah pertanian yang mengendap di tanah. Jika
DDT itu mengendap di tanah akan mengakibatkan cagkang telur menjadi
menipis terutama telur yang dipendam di tanah tersebut. Penyebabnya
adalah DDT pada limbah pertanian mengganggu kelenjar pada telur untuk
mengeluarkan kalsium karbonat. Kalsium karbonat tersebut berfungsi
untuk menguatkan cangkang telur. Jika cangkang telur kekurangan
kalsium karbonat akibatnya adalah cangkang telur menjadi tipis. Ketebalan
cangkang telur lebih tipis sekitar 10-12 persen dibandingkan telur yang
memiliki kalsium karbonat lebih tinggi

4.2.16 Populasi Elang Menurun


DDT pada limbah pertanian yang mengendap dan tersimpan di
tanah menyebabkan racun bagi burung elang untuk melakukan reproduksi.
Hal itu dikarenakan elang merupakan hewan karnivora yang berada di
puncak rantai makanan. Jika elang memangsa hewan yang telah terkena
DDT tersebut, elang tersebut pun akan ikut mati dan jumlah populasinya
akan menurun sehingga reproduksi pada elang juga akan semakin
menurun.

236
4.2.17 Meracuni Serangga
Tanah yang tercemar bisa meracuni serangga. Serangga yang
hinggap di tumbuhan yang hidup di atas tanah yang tercemar dan
mengirup bau busuk dari tanah tersebut akan terkena keracunan.

4.2.18 Menyebabkan Diabetes


Manusia yang terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang
terpapar dengan DDT bisa menyebabkan dirinya terkena diabetes. DDT itu
bisa merusak fungsi organ pankreas sehingga tubuh akan kekurangan
insulin.

4.2.19 Gangguan Tiroid


Kelenjar tiroid pada organ tubuh manusia bisa terganggu
karena zat DDT pada limbah pertanian tersebut. Gangguan tiroid itu bisa
ditandai dengan pembengkakan dan juga peradangan.

237
RANGKUMAN

1. Jenis fisik tanah dan dampak terhadap kesehatan,


Tanah merupakan komponen yang penting bagi makhluk hidup. Selain untuk
menopang organisme, tanah merupakan habitat dari semua organisme darat. Kualitas
tanah sangat mempengaruhi organisme di dalamnya.
Tanah (bahasa Yunani adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral
dan bahan organik. Tanah adalah salah satu komponen lahan, bagian dari ruang
daratan dan lingkungan hidup berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari
bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan
mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan haradan air sekaligus sebagai
penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik
bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup
dan bergerak. Tanah juga memiliki fungsi produksi, yaitu antara lain sebagai
penghasil biomassa, seperti bahan makanan, serat, kayu, dan bahan obat-obatan.
Selain itu, tanah juga berperan dalam menjaga kelestarian sumber daya air dan
kelestarian lingkungan hidup secara umum. (PP No 150 Tahun 2000).

2. Jenis fisik tanah


 Tekstur tanah
 Struktur tanah
 Permeabilitas tanah
 Prositas tanah
 Aerasi tanah
 Suhu tanah
 Warna tanah

238
a. Dampak terhadap kesehatan
 Menimbulkan Kerugian
 Menyebabkan keracunan
 Asma
 Diare dan sakit perut
 Sakit kepala
 Mikroorganisme mati
 Bersifat karsinogenetik
 Kerusakan otak
 Merusak ginjal organisme
 Leukemia
 Menyebabkan keracunan hati
 syaraf otot terganggu
 fungsi system saraf pusat menurun
 cangkang telur menjadi menipis
 populasi elang menurun
 meracuni serangga
 menyebabkan diabetes
 gangguan tiroid

Tes Formatif

Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada salahsatu huruf
yang dianggap paling tepat.
1. Secara kasar, tekstur tanah dapat digolongkan menjadi 5 golongan, kecuali?
a. Kasar
b. Agak kasar.
c. Sedang.
d. Agak halus.
e. Angka kuman

239
2. Tanah dapat menyatakan jenis, kandungan bahan organik, kondisi drainase dan
aerasi tanah dalam hubungannya dengan hidratasi, oksidasi dan proses pelindian
tingkat perkembangan tanah, kadar air tanah atau adanya bahan-bahan tertentu
defenisi diatas merupakan pengertian dari?
a. Warna tanah
b. Tekstur tanah
c. Suhu tanah
d. Aerasi tanah
e. Struktura tanah
3. Berikut beberapa pengertian tentang istilah dalam tekstur tanah, kecuali?
a. Pasir (Sand)
b. Lempung berpasir (Sandy Loam)
c. Lempung (Loam)
d. Silt Loam
e. Struktur tanah
4. Susunan saling mengikat partikel-partikel tanah yang berwujud sebagai agregat tanah
yang membentuk dirinya disebut?
a. Permeabilitas tanah
b. Porositas tanah
c. Struktur tanah
d. Warna tanah
e. Aerasi tanah
5. Pencemaran tanah bisa membuat orang yang berada di sekitarnya terkena sakit
kepala, hal itu dikarenakan tanah yang tercemar cenderung memiliki bau yang
menyengat bahkan busuk disebut?
a. Sakit kepala
b. Asma
c. Menyebabkan keracunan
d. Mikroorganisme mati
e. Diare dan sakit perut

240
Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci
jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang
benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi kegiatan belajar.

Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
14
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
So
70 %al-
= Kurang

soa
l
Tu
gas

Jawablah soal-soal tugas berikut ini dengan jelas dan singkat.


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tanah dan dampaknya bagi kesehatan?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aerasi tanah?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan permeabilitas tanah?
4. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan jenis fisik tanah?
5. Jelaskan secara singkat apa itu tekstur tanah?

ATERI PEMBELAJ
241
DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Latief . 2003 . Dasar-dasar Ekologi. Airlangga. Surabaya : Penerbit


Universias Airlangga (Airlangga Press)
Canter, L.W. 1977. Environmental Impact Assessment. New York: McGraw-Hill
Book Company
Deekae, S.N., J.F.N. Abowei & A.C. Chindah. 2010. Some Physical and
Chemical Parameters of Luubara Creek, Ogoni Land, Niger Delta, Nigeria. Research
Journal of Environmental and Earth Sciences. Vol. 2. Nigeria : Niger Book Company,
pp. 199–207
Durmishi, et al. 2008. The physical, physical-chemical and chemical parameters
determination of river water Shkumbini part A. Phil: Balwois

Adli, hadyan. 2012. Pengolahan limbah cair laboraturium dengan metode pretisipasi
dan Absorbsi untuk penurunan kadar logam berat. Skripsi. Jakarta. Universitas
Indonesia.

Siregar, Sakti. A. 2005. InstalasiPengolahan Air Limbah. Penerbit Kanisius,


Yogyakarta.

Manual Teknis Upaya Penyehatan Air. 1995. Ditjen Pemberantasan Penyakit


Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Depkes RI.
Sastrawijaya, A.T, 2000, Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipt
Effendi, H, 2007, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelola Sum ber Daya danSudarmadji,
2007, Hidrologi dan Klimatologi Kesehatan, Bahan Ajar Jurusan Kesehatan
Lingkungan, UGM.
Notoatmojo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Rineka
Cipta
Alaert, G., Santika.S.S, 1987, Metode Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya.
Mahida, N.U, 1986, Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri, CV.
Rajawali, Jakarta.
Bahan Ajar Mikrobiologi SMKN 7 Bandung 
Arisman. 2009. KeracunanMakanan: BukuAjarIlmuGizi. Jakarta : EGC.

242
Chandra, Budiman. 2007. PengantarKesehatanLingkungan. Jakarta : EGC.
DepartemenKesehatan RI. 2003. PedomanPelayananGiziRumahSakit. Jakarta
:DepartemenKesehatan RI.
DepartemenKesehatan RI. 2004. KeputusanMenteriKesehatanRepublik Indonesia
Nomor : 715/Menkes/SK/V/2003 tentangPersyaratanHigienedanSanitasiJasaboga.
Jakarta :DepartemenKesehatan RI.
Djarismawati. 2004. Pengetahuan Dan
PerilakuPenjamahTentangSanitasiPengolahanMakananPadaInstalasiGiziRumahSak
it Di Jakarta, http://www.litbang.Depkes RI.go.id/media/data/sanitasi.pdf.
HarsojodanKadir I. 2012.Penggunaan Formalin
danBorakssertaKontaminasiBakteripadaOtak-Otak. J. IptekNuklirGanendra Vol. 16
No. 1,Januari2013 : 9 – 17. ISSN 1410-6987.
Hiswani.2003. DiareMerupakan Salah SatuMasalahKesehatanMasyarakat Yang
KejadiannyaSangatEratDenganKeadaanSanitasiLingkungan.http://library.usu.ac.id/d
ownload/fkm/fkm-hiswani7.pdf. USU Digital Library,
Kusmayadi, AyidanDadangSukandar.2008. Cara
MemillihdanMengolahMakananUntukPerbaikanGiziMasyarakat.http://databasedepta
n.go.id.
Musadad, D Anwar. 2009. PerilakuPetugasdalamPengelolaanMakanan di
RumahSakit.http://www.cermindunia kedokteran.com/14Perilaku Petugas100.html.
Oginawati, K. 2008. SanitasiMakanan. Bandung :Penerbit ITB
Suryani, D. 2014.
KeberadaanAngkaKumanIkanBawalBakardanPeralatanMakanBakar.JurnalKesehata
nMasyarakat (KEMAS)KEMAS 9 (2) (2014) 191-196.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas.

Sugiharto : (1987),  Dasar- dasar Pengelolaan Air Limbah, Cetakan


Pertama. Jakarta: UI PRISS.

Ekasatya N: 1991 Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran


Lingkungan,Departemen Perindustrian R.I, Jakarta..

Joseph M, Patula (1989) : The Object of Environmental Ethics, dalam Environmental

243
Mahida, U.N, 1981, Pencemaran Udara dan Pemanfaatan Limbah
Industri,diterjemahkan oleh Prof. DR.Ir. Otto Soemarsoto, Penerbit C.V.
Rajawali, Jakarta.

Darmawijaya, M. Isa. 1997 :Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press.

Rohmat, dede.2009 :Tipikal Kuantitas infiltrasi Menurut karaktereristik lahan.Bandun

Hardjowigeno, S. 1987 : Dasar Ilmu Tanah .Mediyatama Sarana Perkasa : Jakarta

Nurhayati, Hakim,DKK.1986 : Dasar-Dasar ilmu tanah.Lembaga Penelitian


UniversitasLampung. Lampung.

Alaerts, G., S.S. Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional, Surabaya

Clair N. Sawyer, Perry L. McCarty. 1978. Chemistry for Environmental Engineering


(4th ed.). McGraw-Hill. New York.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Lenore S. Clescerl, Arnold E. Greenberg, Andrew D. Eaton. 1999. Standard Methods


for Examination of Water & Wastewater (20th ed.). American Public Health
Association. Washington, DC.

Kumar, A.D. 1986. Environmental Chemistry. India: Mohender Singh Sejwal.


Anonimous. 1992. Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 1992: 20 tahunSetelah
Stockholm. (http://rudyct.com/PPS702- ipb/08234/nuraini_soleiman.htm, diakses 2
Desember 2009).
Rahardjo, S., Dina, L., dan Suyono. 2006. Pengendalian Dampak Lingkungan.
Surabaya: Penerbit Airlangga.
Soemarwoto, O. 1994. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung:
Djambatan, 365 hal.

244
Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, 1999.

Anonim.Parameter Pencemar Udara Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.


http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF. Diakses tanggal 3 Mei 2011.
Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta :Penerbit ANDI.
Luh Komang Sulasmini, Mahendra, Komang Arthawa Lila. 2006. Peranan

Tanaman Penghijauan Angsana, Bungur, Dan Daun Kupu-Kupu Sebagai


Penyerap Emisi Pb Dan Debu Kendaraan Bermotor Di Jalan Cokroaminoto
melati dan.cut.nyakkotadenpasar.http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/04_km
%20sulasmini_p%281%29.pdf. Diakses tanggal 11 Mei 2011

Darmono.2001.Lingkungan Hidup Dan Pencemaran. UniversitasIndonesia.Jakarta

Sastrawijaya T.A. 1996. Pencemaran Lingkungan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Tri Tugaswati. 2006. Tantangan Reformasi Spesifikasi Bahan Bakar Bensin


Darmawijaya, M. Isa. 1997. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press: Yogya
arta.
Rohmat, dede. 2009.Tipikal Kuantitas infiltrasi Menurut karaktereristik lahan.Bandug
Hardjowigeno, S. 1987. Dasar Ilmu Tanah .Mediyatama Sarana Perkasa : Jakarta
Nurhayati, Hakim,DKK.1986. Dasar-Dasar ilmu tanah.Lembaga Penelitian Universitas
Lampung
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Higiene dan Sanitasi Jasaboga. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Djarismawati. 2004. Pengetahuan Dan Perilaku Penjamah Tentang Sanitasi Pengolahan
Makanan Pada Instalasi Gizi Rumah Sakit Di Jakarta, http://www.litbang.Depkes
RI.go.id/media/data/sanitasi.pdf.
Harsojo dan Kadir I. 2012. Penggunaan Formalin dan Boraks serta Kontaminasi Bakteri pada
Otak-Otak. J. Iptek Nuklir Ganendra Vol. 16 No. 1, Januari 2013 : 9 – 17. ISSN 1410-
6987.
245
246

Anda mungkin juga menyukai