Anda di halaman 1dari 16

Nama : TRI SUSILO

NPM : 181106021201
Prodi/Smt : Teknik Mesin/3

1. A
2. C
3. B
4. A
5. B
6. B
7. B
8. A
9. B.
10. A
11. C
12. D
13. D.
14. C
15. D
16. B
17. A
18. A
19. B
20. D

1
Volume 6 Nomor 1
Januari 2020
pp 1-10
Website: http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/ame/index

RANCANGAN KONTRUKSI DAN PENGUJIAN


ALAT BANTU LAS ROTARY POSITIONER TABLE

Muhammad Tonny 1), Gatot Eka Pramono 2), Sumadi 3)


Program Study Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor
Jl. K.H Sholeh Iskandar Km 2 Kedung Badak Bogor 16162
Email : muhammadtonny89@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul perancangan kontruksi dan pengujian alat bantu las Rotari Positioner
Table yang diharapkan berguna untuk membantu, mempermudah dan membuat pekerjaan
yang dilakukan manusia saat mengelas menjadi efisien. Sesuai dengan namanya positioner
yang berarti memposisikan, dimana alat yang dirancang ini dapat memposisikan benda las
dengan bebas sesuai posisi yang benar dan nyaman bagi orang yang sedang melakukan
pengelasan. Cara kerja alat ini adalah positioner ini bergerak secara mekanis dengan cara
memutar sumbu putar yang telah dibuat. Positioner ini dapat bergerak dengan mobile pada
sumbu X (horizontal) dan Y (Vertikal). Proses pembuatan alat rotary positioner table ini
menggunakan beberapa mesin, yakni : mesin bubut, mesin bor, mesin las dan dibantu juga
dengan alat kerja lainya. Yang melalui berbagai perhitungan. Analisis praktis bidang teknik
mencakup semua bidang kerja yang berhubungan dengan penyelidikan yang sangat
dibutuhkan untuk menaksir semua beban-beban dan gaya-gaya salah satunya yaitu pada
Perancangan kontruksi alat bantu las Rotari Positioner Table. Rotari Positioner Table
mempunyai kontruksi rangka yang terbuat dari besi hollow yang digunakan untuk menopang
beban motor dan gearbox serta beban benda kerja yang di batasi beratnya maksimal 100 kg.
analisis kekuatan perancangan kontruksi dihitung berdasarkan gaya maksimal yang di
terima,bahasan yang menjadi perhitungan adalah analisis reaksi tumpuan dan analisis
momen lentur pada posisi vertical dan horizontal. Alat ini masih memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu diharapkan adanya inovasi untuk mengembangkan alat ini menjadi lebih baik
lagi.

Kata kunci : Rotari positioner table, kontruksi, defleksi , pembebanan.

1. Pendahuluan kemudahan terhadap proses produksi dan


1.1 Latar Belakang produktivitas pekerja. Seperti dalam hal
Perkembangan dunia industri perbengkelan, segala bentuk pekerjaanya
dewasa ini membawa suatu perubahan sudah banyak di kerjakan oleh mesin, akan
terhadap per-ekonomian negara maupun tetapi di sisi lain penggunaan peralatan
terhadap kesejahteraan pekerja. Dunia mekanik memiliki kemungkinan untuk
industri yang dulu hanya menggunakan meningkatkan resiko keselamatan dan
peralatan sederhana dalam pekerjaanya, kesehatan pekerja yang timbul akibat
sekarang berkembang menggunakan hubungan kerja.
peralatan modern. Penggunaaan peralatan Otomatisasi sistem kerja mesin menjadi
modern di satu sisi akan memberi tuntutan untuk mendukukng proses

2
produksi bagi sebuah perusahaan. Seperti buat sistem mekanisme grounding yang
halnya dengan rancangan alat dalam karya dapat bergerak berputar yang menyatu
tulis ini. Perancangan Kontruksi alat bantu dengan sebuah poros pada meja berputar
las rotari positioner table ini di tunjukan yang terbuat dari bahan sabuk tembaga dan
untuk mendukung proses produksi yang sebuah pegas.
otomatis dan mempermudah dalam suatu Berdasarkan permasalahan, di
pekerjaan di bidang pengelasan. Teknologi perlukanya perancangan alat bantu las
teknik pengelasan sangat diperlukan untuk rotari positioner table ini untuk membantu
berbagai proses pengerjaan industri seperti agar proses pengelasan lebih baik lagi.
pemotongan logam dan penyambunganya Kontruksi alat ini di rancang dengan
dan kontruksi permesinan yang memang keunggulan keamanan dan kemudahan
tidak dapat di pisahkan dengan teknologi dalam penggunaan, perawatan, serta
manufaktur. Teknologi pengelasan perbaikan. Dengan adanya rancangan alat
termasuk yang paling banyak di gunakan ini di harapkan dapat mempermudah dan
karena memiliki beberapa keuntungan membantu proses produksi yang efektif dan
seperti bangunan dan mesin yang di buat efisien.
dengan teknik pengelasan menjadi ringan
dan lebih sederhana dalam proses 1.2 Rumusan Masalah
pembuatanya. Berdasarkan latar belakang yang di
Rotari positioner table adalah alat uraikan, maka di rumuskan pokok
bantu las semi otomatis yang dirancang permasalahan dari penelitian yaitu
untuk membantu welder dalam melakukan bagaimana merancang kontruksi alat bantu
pengerjaan pengelasan agar lebih efisien. las dengan teknik pengelasan berputar.
Alat ini dirancang untuk bisa bergerak Pada saat sekarang ini alat bantu
memutar benda kerja dengan alat bantu pengelasan sangat diperlukan oleh sebagian
putar motor DC gerakan arah X besar pekerja khusunya welder. Selain itu
(Horizontal) dan Y (Vertical). Rotari sangat sulit untuk mengelas suatu benda las
positioner table merupakan alat bantu untuk yang lasan nya harus dari berbagai sisi serta
dudukan pengelasan melingkar dengan di berat dari benda las itu sendiri yang
gerakan oleh sebuah motor listrik dan lumayan berat. Sehingga karena hal
sebuah gear box yang dapat di atur tersebut maka penulis merancang alat bantu
kecepatan putaranya dan dapat di atur pengelasan berupa Positioner yang mampu
posisi dudukan pengelasanya. Alat ini menahan beban maksimum 100 kg serta
bekerja secara otomatis dengan di dapat menggerakkan benda las secara
operasikan secara manual oleh operator las mobile.
selama dalam proses pengelasan dengan
penambahan fungsi kecepatan manual serta
keamanan emergency stop. 1.3 Tujuan Penelitian
Alat bantu las rotari positioner table Tujuan dari penelitian Rotari
ini menggunakan sistem grounding yang Positioner Table ini adalah :
berbeda dengan yang biasanya karena alat 1. Merancang rangka meja Rotari Positioner
ini bekerja dengan operasi meja berputar Table yang kuat dan ekonomis.
sehingga di perlukan sebuah mekanisme 2. Menentukan dan menguji kekuatan
grounding yang dapat menyalurkan arus rangka Rotari Positioner Table dalam
negatif (Grounding) dengan baik, oleh menopang berat benda kerja yangakan di
sebab itu di dalam perancangan ini akan di las.

3
2. Metodelogi Penelitian
Metodelogi penelitian ini dilakukan
dengan beberapa tahapan yang ditunjukan
sebagai berikut :

Gambar 2.2 Desain Perancangan Rotary


Positiner Table

Keterangan :
1. Kontruksi rangka meja dari besi hollow
ukuran 40x40x2 mm
2. Long drat, sebagai tuas pengatur
kemiringan dudukan posis meja putar
3. Motor DC 12 V, sebagai penggerak
utama meja putar.
4. Bearing pillow block, sebagai dudukan
as motor DC dan gearbox.
5. Landasan meja putar, sebagai penopang
benda kerja.
6. Gearbox ratio 1:50, untuk mereduksi
putaran dari motor DC.
7. Control panel operator, untuk
Mengoperasikan system kerja alat.
8. Kabel listrik, untuk menghubungkan
arus listrik dari control panel box ke
Gambar 2.1 Flow Chart panel operator.
9. Pedal limit switch, untuk mengatur
2.1 Desain Perancangan Rotary putaran meja ke kiri atau ke kanan.
Positioner Table 10.Box control panel, untuk mengatur
Desain perancanggan kontruksi Rotary system kelistrikan.
Positioner Table ini terbagi dari beberapa 11.Plat besi material AISI 1015, sebagai
komponen part diantaranya dapat dilihat penopang dudukan motor dan gearbox
pada gambar brikut ini : serta as meja putar.

4
3. Hasil Dan Bahasan 3.2 Perhitungan beban rangka
Bahan yang digunakan sebagai A. Mencari luas penampang profil
kontruksi rangka Rotari Positioner Table Hollow
yaitu baja dengan profil persegi empat
(hollow). Bahan ini termasuk dalam
kategori baja karbon tanpa panduan atau
biasa di sebut baja karbon rendah, baja
ini terdapat dalam bentuk persegi
emapat dan lain-lain.
3.1 Perhitungan dimensi rangka
Kontruksi rangka di tunjukan pada
gambar 3.1 di bawah ini :

Gambar 3.2 Profil hollow 40 x 40 x 2 mm


Dimana :
-Panjang profil hollow = 40 mm
-Tebal profil hollow = 2 mm
-Lebar profil hollow = 40 mm
-Berat jenis besi hollow = 7850 kg/m3

Luas I = 40 mm x 40 mm = 1600 mm2


= 1,6 x 10−3m2

Luas II = 36 mm x 36 mm = 1296 mm2


= 1,296 x 10−3m2

Sehingga total luas penampang profil hollow


adalah :
1600 mm2 - 1296 mm2 = 304 mm2
= 3,04 x 10−4m2

B. Perhitungan beban rangka


1. WHollow Tiang utama = ( A . L ) . ( ρ )
= ( 3,04 x 10−4m2. 4
m ) . (7850 kg/m3)
= 9,6 kg
2. WHollow Landasan bawah = ( A . L ) . ( ρ )
= ( 3,04 x 10−4m2.
2 m ) . (7850 kg/m3)
= 4,8 kg
3. WHollow Batang datar atas = ( A . L ) . ( ρ )
= ( 3,04 x 10−4m2.
1 m ) . (7850 kg/m3)
= 2,4 kg

Gambar 3.1 Kontruksi rangka meja


4
4. WPlat besi datar atas = ( P.L.T ) . ( ρ)
= ( 1 m x 0,1 m x 0,01
m ) . (7850 kg/m3 ) 500 mm
= 7,8 kg ∅ 20 mm
5. WPlat besi datar tengah = ( P.L.T ) . ( ρ )
= ( 0,84 m x 0,04 m Gambar 3.4 Poros besi as penggerak meja
x 0,01 m ) . (7850 kg/m3 ) WPoros besi as penggerak meja = ( Vb ) . ( ρ )
= 2,6 kg
= ( 1/4 x π x d2 x L ) . ( ρ )
Sehingga total berat beban rangka utama rotari
positioner table adalah : = ( 1/4 x 3,14 x 0,0202. 0,5 ) . (7850
9,6 kg + 4,8 kg + 2,4 kg + 7.8 kg + 2,6 kg = kg/m3 )
27,2 kg = 272 N = 1,3 kg

3. WPoros besi as dudukan gearbox


C. Perhitungan beban landasan meja
1. WPlat besi meja penampang bulat

236 mm
∅ 25 mm

Gambar 3.5 Poros as dudukan gearbox


WPoros besi as dudukan gear box = (Vb) . ( ρ )
r = 200 mm
= ( 1/4 x π x d2 x L ) . ( ρ )
= ( 1/4 x 3,14 x 0,0252. 0,236 ) . (7850
kg/m3 )
= 1 kg
Sehingga total berat komponen yang
15 mm menopang pada rangka kontruksi adalah:
-Berat komponen
∅ 400 mm 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = ( Berat landasan meja + berat
poros as penggerak meja +berat
Gambar 3.3 Penampang plat meja besi
poros as dudukan gear box +
berat gear box dan motor dc +
Diketahui :
berat dudukan gear box )
- Plat meja besi dengan diameter ∅ = 400 = ( 15 kg + 1,3 kg + 1 kg + 4 kg
mm = 0,4 m
+ 4 kg )
- Tebal Plat meja besi L = 10 mm
= 25,3 kg
= 0,015 m
-Total berat komponen
- Berat jenis besi ρ = 7850 kg/m3 F=m.a
= 25,3 kg x 9,81 m/𝑠2
WPlat besi meja penampang bulat = (Vb) . (ρ) = 248 N
= ( 1/4 x π x d2 x L ) . ( ρ ) -Berat beban benda yang akan di uji
= ( 1/4 x 3,14 x 0,42. 0,015 ) . (7850 Berat beban benda yang akan di uji pada
kg/m3) rangka kontruksi rotary positioner table
= 15 kg adalah 100 kg = 981 N
Jadi total berat komponen + berat
2. WPoros besi as penggerak meja benda uji = 248 N + 981 N = 1229 N

5
Di bawah ini adalah gambar potongan
kontruksi Rotary Positioner Table.

Gambar 3.6 Gambar potongan kontruksi

F =1229 N

Gambar 3.7 Diagram benda bebas


kontruksi

6
D. Analisa gaya pada plat besi material Mencari reaksi 𝐑𝐀 dan 𝐑𝐁
AISI 1015 Stell
Σ M B= 0 +:
RA . 0,42 m – F . 0,27 m = 0
0,42 m – 1229 N . 0,27 m = 0
0,42 m . RA – 331,83 Nm = 0
331,83 Nm
RA =
0,42 m
𝐑𝐀 = 790 N
Σ M A= 0 +:
-RB . 0,42 m + F . 0,15 m = 0
-0,42 m . RB+ 1229 N . 0,15 m = 0
-0,42 m . RB + 184,35 Nm = 0
−184,35 Nm
RB =
−0,42 m
𝐑𝐁 = 439 N
Gaya aksi = Reaksi
RA + RB = F
790 N + 439 N = 1229 N

Gambar 3.8 Diagram benda bebas plat

7
E. Analisa gaya pada poros material JIS Σ Fv= 0
S45C (RA + RB ) = ( F1 + F2 )
RA + 1229 N = ( 1229 N + 1229 N )
RA + 1229 N = 2458 N
RA = 1229 N

-Mencari momen maksimum dengan


membuat persamaan momen
a.Untuk 0< x <0,05 m ( untuk x lebih besar
dari nol dan lebih kecil dari 0,05 m )
X = 0.05 m

Gambar 3.9 Diagram benda bebas poros

-Mencari reaksi 𝐑𝐀 dan 𝐑𝐁 Gambar 3.9 Momen titik C


Σ M B= 0 +: Menentukan momen titik C
( F1.0,05 m ) + ( F2 . 0,20 m ) – (RB . 0,25 0 < x < 0,05 m
m)=0
(RB . 0,25 m ) = ( F1.0,05 m ) + ( F2 . Σ Fy = 0 ; V - RA = 0
0,20 m ) V = RA
= 61,45 + 245,8 Σ M A= 0 + :
RB . 0,25 m = 307,25 M -V . X = 0
307,25
RB = M=V.X
0,25
= 1229 N x 0,05 m
= 1229 N
= 61,45 Nm

8
b. Untuk 0< x <0,20 m ( untuk x lebih c. Untuk 0< x <0,25 m ( untuk x lebih
besar dari nol dan lebih kecil dari 0,20 besar dari nol dan lebih kecil dari
m ) X = 0.20 m 0,25m )
X = 0.25 m

Gambar 3.10 Momen titik D


Menentukan momen titik D
0,05 < x < 0,20 m

Σ M A= 0 +: Gambar 3.11 Momen titik B


M - ( V . X ) - F1. 0,05 m = 0 Menentukan momen titik B
M = F1 . 0,05 + V . X 0,20 < x < 0,25m

= 1229 N . 0,05 m + 1229 N . 0,20 m Σ M A= 0 + :


M - F1 . 0,05 m - F2 . 0,20 m - V . X = 0
= 61,45 Nm + 245,8 Nm M = F1 . 0,05 m + F2 . 0,20 m + V . X
M = 1229 N . 0,05 m + 1229 N . 0,20 m
= 307,25 Nm + 1229 N . 0,25 m
= 61,45 Nm + 245,8 Nm + 307,25
Nm
= 614,5 Nm

9
Diagram gaya geser dan momen lentur = 7,9 x 10−9 m4
e = 1D
2
1
= ( 0,020 m )
2
= 10 x 10−3 m
Diameter poros = 0,020 m

Kekuatan lentur bahan poros material JIS


S45C = 30 kg /m3 = 294,3 Mpa

-Tegangan normal poros


3 2 xM l
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠 = 3 𝜋.𝑑
32 xM l
= 𝜋 . 𝑑3
32 x 62,775
= 𝜋 . ( 0,020 𝑚 )3
2008,8 N
= 2,512𝑥 10−5 𝑚3
= 79,9 Mpa

Tegangan normal didapatkan 79.9Mpa


untuk tegangan lentur bahan JIS S45C
sendiri mempunyai nilai 294,3 Mpa, maka
jika dibandingkan kekuatan tegangan lentur
bahan masih lebih besar dari tegangan
normal.

4. Hasil pengujian defleksi kontruksi


Gambar 3.12 Diagram gaya geser dan rangka menggunakan simulasi
momen lentur. Software Autodesk.
Hasil pengujian dengan
menggunakan software simulasi autodesk
-Perhitungan kekuatan poros pengujian dilakukan dengan memasukan
beban data beban yang diterima pada data
dimensi kontruksi yang dibuat dengan
bahan material AISI 1015.

Chemical composition AISI 1015


Element Contents (%)
Gambar 3.10 Perhitungan kekuatan poros Iron, Fe 99,13-99,57
Carbon, C 0,13-0,18
-Perhitungan momen inersia
𝜋 Mangenese, Mn 0,30-0,60
𝐼𝑥 = 64𝑑4 Sulfur, S ≤ 0,050
= 3,14 (0,020 m )4 Phosphorous, P ≤ 0,040
64

10
Physical Properties AISI 1015
Properties Metric Imperal
Density 7,87 g/cc 0,284 lb/𝑖𝑛3
Mechanical Properties AISI 1015
Properties Metric Imperal
Tensile
385 MPa 55800 psi
strength
Yield
325 MPa 47100 psi
strength
Bulk
140 GPa 20300 ksi
modulus
Shear
80.0 GPa 11600 ksi Gambar 4.2 Hasil simulasi Autodesk
modulus
Elastic 190-210 27557- Depleksi
modulus GPa 30458 ksi
2. Simulasi dengan beban 50 Kg pada
Tabel.4.1 Data Komposisi material AISI posisi meja dengan sudut 45°
1015

Hasil defleksi dan stress yang terjadi dapat


dilihat pada gambar berikut :
1. Simulasi dengan beban 100 kg pada
posisi meja tegak lurus vertikal.

Gambar 4.3 Hasil simulasi Autodesk Stress


sudut 45°

Gambar 4.1Hasil simulasi Autodesk Stress

Gambar 4.4 Hasil simulasi Autodesk


Depleksi sudut 45°

11
3. Simulasi dengan beban 20 Kg pada 4.1 Hasil pengujian defleksi kontruksi
posisi meja dengan sudut 90° rangka menggunakan alat Dial
Gauge Indikator.

Dial gauge indikator digunakan untuk


mengukur kebengkokan ( defleksi )Poros
atau plat, runout, kesejajaran, kerataan dan
lain-lain.

Gambar 4.5 Hasil simulasi Autodesk Stress


sudut 90°

Gambar 4.7 Dial Gauge Indikator skala


0,01 mm

4.2 Pengujian depleksi rangka dengan


alat dial gauge indikator tanpa beban
Penempatan alat Dial indikator pada
rangka meja dengan posisi jarum dial pada
angka 0 sebelum rangka di beri beban.
Gambar 4.6 Hasil simulasi Autodesk
Depleksi sudut 90°

Gambar diatas menunjukan nilai-


nilai defleksi dari titik batas minimal
hingga maksimal yang terjadi pada profil
AISI 1015 stell akibat pembebanan internal
untuk mengetahui batas maksimal defleksi
dan area aman defleksi pada beban yang Gambar 4.8 Posisi jarum dial gauge
ditopang. Dari perhitungan didapat nilai indikator pada angka 0.
defleksi sebesar 0,2536 mm. Tegangan
stress didapat nilai maksimal 365,9 MPa
sedangkan bahan profil material AISI 1015
stell mempunyai nilai tensile strength
sebesar 385 MPa.

12
4.3 Pengujian depleksi rangka dengan
alat dial indikator dengan beban
100 Kg.
Penempatan alat Dial indikator pada
rangka meja dengan posisi jarum dial
bergerak pada angka 0.02 mm setelah meja
di beri beban 100 kg.

Gambar 4.10 Rancangan sambungan las


pada dudukan pillow block

4.5 Kontruksi Pengelasan Rangka


Rotary Positioner Table
Gambar 4.9 Posisi jarum dial gauge
indikator bergerak pada angka 0.02 mm

4.4 Rancangan Sambungan Las Pada


Dudukan Pillow Block Bearing
UCP205
Disaat pembuatan produk-produk
pengelasan, penting untuk merencanakan
material pengelasan dan sambungan-
sambungan las secara hati-hati agar
hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Disaat merancang sambungan las, tentukan
rencana tersebut didalam format gambar.
Retak-retakpada struktur las disebakan
karena material, prosedur pengelasan dan
rencana yang kurang baik. Dari penyebab
tersebut, rencana yang kurang baik Gambar 4.11 Tebal Pengelasan
menyebakan hampir 50% keretakan.

Berikut ini adalah gambar a. Mencari panjang pengelasan untuk


rancangan sambungan las pada dudukan beban Statis dan Dinamis
pillow block bearing UCP205.
Diketahui :

- Lebar plat b = 4 cm
- Panjang plat t = 1 cm
- Tegangan geser maksimum 𝑓1= 700
kg / cm2

13
Jawab : Jawab :
* Beban maksimum yang dapat di tahan Ukuran pengelasan
plat Tegangan gese𝑃r
P = luas x tegangan 𝑓 = 𝑃=
= b x t x 𝑓1 𝑠1 𝐴 2𝑥
𝑡𝑙
= 4 x 1 x 700 √2 1229
𝑃
= =
= 2800 kg √2𝑡𝑥𝑙 √2 𝑥 𝑡 𝑥 40
* Panjang pengelasan dengan beban statis 21,72
= N / mm2
Jika l = Panjang dari las 𝑡
t = ukuran dari las = ketebalan Momen inersia polar pengelasan
plat 𝑡 𝑙 ( 3𝑏2+ 𝑙2
=
= 1 cm 6
𝐼𝐺 𝑡 𝑥 40 ( 3 𝑥 702+ 402)
=
= 108.666 t 6 2
Gunakan persamaan
P = √2 x t x l x 𝑓1
mm
2800 = √2 x t x l x 700 Radius maksimum pengelasan
2800 70 2 40 2
l = √2 x 1 x 700 = 2,82 cm 𝑟2 = √ ( ) + ( 2 )
Penambahan 1 cm untuk awal dan akhir 2

pengelasan = √1225 + 400


∴ l = 2,82 + 1 = 3, 82 cm = 4,3 mm

* Panjang pengelasan dengan beban Tegangan geser yang menyebabkan


dinamis ( mesin di operasikan ) momen bengkok, tegangan geser sekunder
Dari tabel factor konsentrasi tegangan 𝑓𝑠2 = 𝑃 x 𝑒 x r2
𝐼𝐺
untuk sambungan las adalah 1,5 1229 𝑥 100 𝑥 43
tegangan Tarik yang diijinkan = = 486 N / mm2
108,666 𝑡 𝑡
Dan cos 𝜃 = 𝑟1 = 25 = 0,582
700
= 466,6 kg / cm2 𝑟2 43
𝑓1 =
1,5 Gunakan persamaan

Gunakan 𝑓𝑠2 = √𝑓𝑠12 + 𝑓2𝑠22 + 2𝑓𝑠1


2 x 𝑓𝑠2x cos 𝜃
2
P = √2persamaan
x t x l x 𝑓1 2 21,72 486 21,72
70 = ( ) +( ) +2x x
2800 = √2 x 1 l x 466,6 486 𝑡 𝑡 𝑡
2800 x 0,582
l= = 4,25 cm 𝑡
√2 x 1 x 466,6
4900 = 248.954
𝑡2
𝑡2 = 248.954 = 50,80
b. Mencari ukuran tebal pengelasan 4900
t = √50,80 = 7,1 mm
Diketahui :
∴ jadi tebal pengelasan adalah
-Beban P = 1229 N 7,1 mm
-Tegangan geser yang diijinkan 𝑓𝑠1 = 70
N / mm2
-Panjang pengelasan l = 40 mm
-Eksentrisitas e = 100 mm

14
5. Kesimpulan [4] Ir. Heinz Frick, 1979. Mekanika Teknik
1 statika dan kegunaanya, penerbit PT.
Adapun kesimpulan yang dapat Kanisius, Yogyakarta.
diambil dari laporan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut : [5] Lawrence H.Van Vlack University Of
Michigan diterjemahkan oleh Ir. Sriati
1. Dari hasil rancangan meja Rotary Djaprie, M.E.,M.Met Ilmu dan
Positioner Table ini, bahwa rangka dari Teknologi Bahan penerbit Erlangga.
bahan Material besi hollow ukuran 40 x anggota IKAPI Jakarta Pusat.
40 x 2 mm dan material plat besi AISI
1015 ukuran 42 x 40 x 10 mm mampu [6] Sularso dan Suga, K. 1987. Dasar dan
dan kuat dalam menopang benda kerja Pemilihan Elemen mesin. Cetakan
seberat 100 kg dengan desain yang keenam, Paramitha Press, Jakarta.
kuat dan ekonomis.
2. Dari hasil uji perhitungan defleksi [7] FT ITS.2010. Proses Pengelasan.
menggunakan simulasi software digilib. its.ac.id / public /ITS-
autodesk, dengan di peroleh nilai undergraduite- 16681-2706100029
depleksi sebesar 0,2943 mm tidak
berbeda jauh dengan hasil pengukuran [8] Neimann,G., (1999). elemen mesin jilid
depleksi dengan alat dial gauge 1. Erlangga, Jakarta.
indikator yaitu di peroleh
nilai sebesar 0,2 mm. Sehingga dapat [9] Nurmianto, 2004. Ergonomi, Konsep
di simpulkan dari hasil depleksidengan Dasar dan aplikasi, Prima Printing,
dua metode pengukuran bahwa rangka Surabaya.
Rotary Positioner Table ini dapat
mampu menahan beban benda kerja
seberat 100 Kg pada posisi meja tegak
urus (vertical), 50 kg pada posisi meja
dengan sudut 45° dan 20 kg pada posisi
meja dengan sudut 90°.

Daftar Pustaka

[1] Gere dan Timoshenko. 2000. Mekanika


Bahan. Jakarta : Erlangga.

[2] Harsono Wiryosumarto, Toshie


Okumura. 2000.Teknologi Pengelasan
Logam. Penerbit PT. Pradnya Paramita,
Jakarta.

[3] Miftah. 2009. Proses Pengelasan MIG


http://miftahdejazzlab.wordpress.com
/2009/07/05/casting-process

15

Anda mungkin juga menyukai