Abstrak
Keywords: Berbagai upaya dilakukan oleh sejumlah stakeholder agar UMKM
Pengembangan dapat terus bertumbuh dan berkembang di era revolusi industri ini.
UMKM, Revolusi Salah satunya dilakukan staf pengajar Universitas ‘Aisyiyah
Industri 4.0, Yogyakarta melalui kegiatan Pengabdian masyarakat . Pelaku
Kolaborasi
UMKM yang dibina oleh BWM UNISA ini masih terkendala dengan
pemanfaatan teknologi, yaitu pemanfaatan platform online untuk
pemasaran produk. Kegiatan pengabdian masyarakat Pemberdayaan
pelaku UMKM binaan BWM UNISA Nogotirto, Gamping, Sleman
DIY Menuju UMKM Yang Berdaya Saing ini dilakukan dengan
tujuan memperkenalkan platform digital kepada anggota komunitas
UMKM untuk memperluas pemasaran produknya.
410
The 11th University Research Colloquium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
model bisnis yang baru dengan basis digital menyerap banyak tenaga kerja umumnya
guna mencapai efisiensi yang tinggi dan membuat banyak UMKM juga intensif dalam
kualitas produk yang lebih baik [4]. menggunakan sumber daya alam lokal.
Revolusi industri keempat ini memberikan Apalagi karena lokasinya banyak di pedesaan,
peluang untuk hadirnya pemberdayaan bagi pertumbuhan UMKM akan menimbulkan
individu dan masyarakat, karena revolusi dampak positif terhadap distribusi pendapatan
industri keempat ini memungkinkan dan pembangunan ekonomi di pedesaan [5].
munculnya kesempatan baru bagi ekonomi, Dari sisi kebijakan, UMKM jelas perlu
sosial, maupun pengembangan pribadi. Para mendapat perhatian karena tidak hanya
ahli berpendapat bahwa revolusi industri memberikan penghasilan bagi sebagian besar
keempat akan dapat menaikkan rata-rata angkatan kerja Indonesia, namun juga
pendapatan per kapita di dunia, memperbaiki merupakan ujung tombak dalam upaya
kualitas hidup masyarakat, serta pengentasan kemiskinan [6].
memperpanjang usia hidup manusia [1]. Berbagai upaya dilakukan oleh sejumlah
Namun demikian, peluang tersebut tidak stakeholder agar UMKM dapat terus
akan dapat dimanfaatkan dengan baik jika bertumbuh dan berkembang di era revolusi
para pelaku tidak disiapkan dengan baik. industri ini. Salah satunya dilakukan staf
UMKM sebagai bagian yang terdampak dari pengajar Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
adanya revolusi industri ini perlu disiapkan melalui kegiatan Pengabdian masyarakat yang
dengan baik agar produk yang dihasilkannya dikoordinasikan oleh Bank Wakaf Mikro
dapat bersaing di pasaran. (BWM) Usaha Mandiri Sakinah (UNISA)
Sejak tahun 1983, Pemerintah secara Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. BWM
konsisten telah melakukan berbagai upaya UNISA ini merupakan stakeholder yang
deregulasi sebagai upaya penyesuaian diinisiasi oleh Pengurus Pusat Aisyiyah
struktural dan restrukturisasi perekonomian. bersama Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Kendati demikian, banyak yang menengarai Sampai saat ini BWM UNISA telah memiliki
deregulasi di bidang perdagangan dan binaan kurang lebih sejumlah 300 UMKM.
investasi tidak memberi banyak keuntungan Melalui kegiatan pengabdian masyarakat
bagi perusahaan kecil dan menengah, bahkan yang diselenggarakan pada tahun 2019, staf
justru perusahaan besar dan konglomeratlah pengajar Universitas ‘Aisyiyah bermaksud
yang mendapat keuntungan. Studi empiris membantu pelaku UMKM dalam menghadapi
membuktikan bahwa pertambahan nilai revolusi industri 4.0. Pelaku UMKM yang
tambah ternyata tidak dinikmati oleh dibina oleh BWM UNISA ini masih
perusahaan kecil, sedang dan besar, namun terkendala dengan pemanfaatan teknologi,
justru perusahaan konglomerat, dengan tenaga yaitu pemanfaatan platform online untuk
kerja lebih dari 1000 orang, yang menikmati pemasaran produk. Kegiatan pengabdian
kenaikan nilai tambah secara absolut ataupun masyarakat Pemberdayaan pelaku UMKM
per rata-rata perusahaan [2]. binaan BWM UNISA Nogotirto, Gamping,
Dalam konstelasi inilah, perhatian untuk Sleman DIY Menuju UMKM Yang Berdaya
menumbuhkembangkan industri kecil dan Saing ini dilakukan dengan tujuan
rumah tangga (IKRT) atau yang populer juga memperkenalkan platform digital kepada
dengan istilah usaha mikro, kecil dan anggota komunitas UMKM untuk
menengah (UMKM) setidaknya dilandasi memperluas pemasaran produknya.
dengan oleh tiga alasan. Pertama, UMKM Terkait dengan pengembangan UMKM di
banyak menyerap tenaga kerja dan dominan era revolusi industri ini sebelumnya telah
dalam jumlah unit usaha. Kecenderungan diteliti oleh Nur Faidati dan Nur Fitri
411
The 11th University Research Colloquium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
412
The 11th University Research Colloquium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Demikian pula terkait dengan kemasan. pemotretan sederhana dari produk yang
Produk yang dihasilkan oleh pelaku mereka hasilkan, bagaimana
UMKM binaan BWM UNISA masih menjajakannya melalui media sosial
dikemas dalam kemasan yang maupun diunggah ke akun marketplace
konvensional. Konvensional dalam atau akun pemasaran online yang lainnya
konteks ini dimaknai sebagai cara (Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada,
pengemasan yang sederhana, cenderung dll).
polos dan menggunakan bungkus atau Adapun sejumlah pelatihan atau
plastik polos tanpa merk atau label workshop perlu diselenggarakan untuk
produk, dan informasi tambahan seperti mengembangkan UMKM di era revolusi
gramasi dan keterangan industri 4.0 ini. Beberapa pelatihan yang
expired/kadaluarsa. dapat diselenggarakan tersebut antara lain:
Selain permasalahan tersebut, workshop pembuatan katalog produk,
permasalahan mendasar lain yang workshop pembuatan instagram atau
dijumpai dalam kegiatan pengabdian media sosial lainnya untuk pemasaran,
masyarakat tersebut adalah ketrampilan workshop google my bisnis, workshop
teknis pelaku UMKM dalam pembuatan akun marketplace, workshop
mengoperasikan HP Android. Pelaku Workshop Trik Efektif Meningkatkan
UMKM yang semuanya ibu-ibu tersebut SEO dan workshop atau pelatihan-
tidak memahami fungsi-fungsi mendasar pelatihan yang lain.
dari HP Android yang sangat diperlukan Pelaksanaan program pengembangan
untuk menunjang pemasaran online, UMKM sebagaimana direkomendasikan
seperti kamera untuk mengambil gambar bisa dilakukan dengan menggandeng
produk yang mereka hasilkan. mitra yang memiliki perhatian UMKM go
Berpijak dari identifikasi permasalahan online. UMKM go online sendiri menjadi
UMKM dalam memasarkan produk tuntutan yang justru dapat membuka
melalui platform online sebagaimana peluang pasar baru bagi UMKM baik di
digambarkan di atas terdapat sejumlah ranah regional maupun global. Dengan
rekomendasi program yang bisa dilakukan memadukan sistem penjualan online dan
untuk menata dan menyiapkan manajemen offline, bisnis UMKM diharapkan dapat
produksi dari UMKM tersebut. Pertama, menjangkau lebih banyak konsumen
melengkapi persaratan terkait dengan dengan harapan meningkatkan potensi
garansi kualitas dari produk yang penjualan.
dihasilkan, seperti membuat merk atau
label produk, pengurusan sertifikasi P- 4. KESIMPULAN
IRT. Bersamaan dengan sertifikasi P-IRT Berdasarkan pengabdian masyarakat yang
ini sekaligus dilengkapi informasi telah pelaku UMKM Perempuan binaan
komposisi, gramasi dan expired. Apabila BWM UNISA, diketahui bahwa pelaku MKM
hal-hal mendasar dari produk tersebut perempuan tersebut masih membutuhkan
sudah dilengkapi, maka aspek berikutnya edukasi terkait pemanfaatan teknologi bagi
yang perlu juga untuk diperbaiki adalah pengembanan UMKM. Selama ini proses
pengelolaan usaha dan pemasaran produk
aspek kemasan.
dilakukan secara konvensional. Oleh karena
Sinergis dengan upaya memberikan itu berbagai pelatihan dan workshop yang
tampilan fisik yang menarik dari produk dilakukan untuk mengembangkan kapasitas
UMKM, pelaku UMKM binaan BWM mereka sebagai wirausaha perempuan perlu
UNISA perlu dilatih memanfaatkan HP dilakukan agar usaha mereka senantiasa
android untuk pengembangan usaha. berkembang dan mampu naik kelas di era
Bagaimana memanfaatkan kamera untuk revolusi industri 4.0 ini.
413
The 11th University Research Colloquium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Lampiran :
Tabel 1. Kriteria UMKM berdasarkan kepemilikan aset dan omset
Kriteria
Ukuran Usaha
Aset Omset
Usaha Mikro Maksimal 50 Juta Maksimal 300 Juta
Usaha Kecil >50 Juta – 500 Juta >300 Juta – 2.5 Miliar
Usaha Menengah >500 Juta – 10 Miliar >2.5 Miliar – 50 Miliar
Sumber: Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM
414