Anda di halaman 1dari 5

The 11th University Research Colloquium 2020

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Pengembangan UMKM di Era Revolusi Industri 4.0


Nur Faidati1,*, Muhammad Khozin2
1
Program Studi Administrasi Publik, Universitas Aisyiyah Yogyakarta
2
Program Studi Administrasi Publik, Universitas Aisyiyah Yogyakarta
*Email: nurfaidati@unisayogya.ac.id

Abstrak
Keywords: Berbagai upaya dilakukan oleh sejumlah stakeholder agar UMKM
Pengembangan dapat terus bertumbuh dan berkembang di era revolusi industri ini.
UMKM, Revolusi Salah satunya dilakukan staf pengajar Universitas ‘Aisyiyah
Industri 4.0, Yogyakarta melalui kegiatan Pengabdian masyarakat . Pelaku
Kolaborasi
UMKM yang dibina oleh BWM UNISA ini masih terkendala dengan
pemanfaatan teknologi, yaitu pemanfaatan platform online untuk
pemasaran produk. Kegiatan pengabdian masyarakat Pemberdayaan
pelaku UMKM binaan BWM UNISA Nogotirto, Gamping, Sleman
DIY Menuju UMKM Yang Berdaya Saing ini dilakukan dengan
tujuan memperkenalkan platform digital kepada anggota komunitas
UMKM untuk memperluas pemasaran produknya.

1. PENDAHULUAN mikro menyumbang sekitar Rp.5.000 trilyun


Menurut Undang-undang No. 20 tahun per tahun, usaha kecil Rp.1.300 trilyun, dan
2008, UMKM didefinisikan sebagai usaha menengah sekitar Rp.1.800 trilyun [7].
perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola Dalam konteks regional DIY, UMKM
oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok masih menjadi penopang utama dari
kecil orang dengan jumlah kekayaan dan
perekonomian Yogyakarta. Data tahun 2017
pendapatan tertentu. Dalam undang-undang
itu disebutkan bahwa terdapat kriteria ukuran menunjukkan bahwa kontribusi UMKM
yang membedakan antara usaha mikro, kecil terhadap perekonomian Yogyakarta mencapai
dan menengah. Kriteria ukuran tersebut 98,4%. Sementara itu UMKM mampu
didasarkan pada kepemilikan aset dan omset menyerap 79% dari total lapangan kerja [8].
tahunan perusahaan. Dapat dilihat dalam tabel Serupa dengan potret nasional, UMKM di
1. DIY juga mampu menyerap cukup banyak
Di Indonesia, UMKM memiliki peran yang
tenaga kerja yang ada.
cukup strategis. Secara umum, UMKM
UMKM memiliki tantangan yang cukup
mampu menyediakan lapangan kerja bagi
berat untuk beradaptasi agar dapat bertahan di
masyarakat. Data tahun 2017 menunjukkan
era revolusi industri. Revolusi industri
bahwa UMKM di Indonesia mampu
mempersyaratkan pemanfaatan teknologi
menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia.
digital dalam memasarkan produknya.
Lebih dari itu, skala kegiatan ekonomi
Revolusi industri keempat telah membawa
UMKM mampu memberikan kontribusi
lompatan besar bagi sektor industri, dimana
sekitar 60% terhadap total Pendapatan
teknologi informasi dan komunikasi
Domestik Bruto Indonesia. Pada 2017 lalu
dimanfaatkan sepenuhnya. Tidak hanya dalam
PDB Indonesia sekitar Rp. 13. 600 trilyun.
proses produksi, melainkan juga di seluruh
Dengan demikian, artinya total pendapatan
rantai nilai industri sehingga melahirkan
UMKM adalah sekitar Rp.8.160 trilyun usaha

410
The 11th University Research Colloquium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

model bisnis yang baru dengan basis digital menyerap banyak tenaga kerja umumnya
guna mencapai efisiensi yang tinggi dan membuat banyak UMKM juga intensif dalam
kualitas produk yang lebih baik [4]. menggunakan sumber daya alam lokal.
Revolusi industri keempat ini memberikan Apalagi karena lokasinya banyak di pedesaan,
peluang untuk hadirnya pemberdayaan bagi pertumbuhan UMKM akan menimbulkan
individu dan masyarakat, karena revolusi dampak positif terhadap distribusi pendapatan
industri keempat ini memungkinkan dan pembangunan ekonomi di pedesaan [5].
munculnya kesempatan baru bagi ekonomi, Dari sisi kebijakan, UMKM jelas perlu
sosial, maupun pengembangan pribadi. Para mendapat perhatian karena tidak hanya
ahli berpendapat bahwa revolusi industri memberikan penghasilan bagi sebagian besar
keempat akan dapat menaikkan rata-rata angkatan kerja Indonesia, namun juga
pendapatan per kapita di dunia, memperbaiki merupakan ujung tombak dalam upaya
kualitas hidup masyarakat, serta pengentasan kemiskinan [6].
memperpanjang usia hidup manusia [1]. Berbagai upaya dilakukan oleh sejumlah
Namun demikian, peluang tersebut tidak stakeholder agar UMKM dapat terus
akan dapat dimanfaatkan dengan baik jika bertumbuh dan berkembang di era revolusi
para pelaku tidak disiapkan dengan baik. industri ini. Salah satunya dilakukan staf
UMKM sebagai bagian yang terdampak dari pengajar Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
adanya revolusi industri ini perlu disiapkan melalui kegiatan Pengabdian masyarakat yang
dengan baik agar produk yang dihasilkannya dikoordinasikan oleh Bank Wakaf Mikro
dapat bersaing di pasaran. (BWM) Usaha Mandiri Sakinah (UNISA)
Sejak tahun 1983, Pemerintah secara Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. BWM
konsisten telah melakukan berbagai upaya UNISA ini merupakan stakeholder yang
deregulasi sebagai upaya penyesuaian diinisiasi oleh Pengurus Pusat Aisyiyah
struktural dan restrukturisasi perekonomian. bersama Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Kendati demikian, banyak yang menengarai Sampai saat ini BWM UNISA telah memiliki
deregulasi di bidang perdagangan dan binaan kurang lebih sejumlah 300 UMKM.
investasi tidak memberi banyak keuntungan Melalui kegiatan pengabdian masyarakat
bagi perusahaan kecil dan menengah, bahkan yang diselenggarakan pada tahun 2019, staf
justru perusahaan besar dan konglomeratlah pengajar Universitas ‘Aisyiyah bermaksud
yang mendapat keuntungan. Studi empiris membantu pelaku UMKM dalam menghadapi
membuktikan bahwa pertambahan nilai revolusi industri 4.0. Pelaku UMKM yang
tambah ternyata tidak dinikmati oleh dibina oleh BWM UNISA ini masih
perusahaan kecil, sedang dan besar, namun terkendala dengan pemanfaatan teknologi,
justru perusahaan konglomerat, dengan tenaga yaitu pemanfaatan platform online untuk
kerja lebih dari 1000 orang, yang menikmati pemasaran produk. Kegiatan pengabdian
kenaikan nilai tambah secara absolut ataupun masyarakat Pemberdayaan pelaku UMKM
per rata-rata perusahaan [2]. binaan BWM UNISA Nogotirto, Gamping,
Dalam konstelasi inilah, perhatian untuk Sleman DIY Menuju UMKM Yang Berdaya
menumbuhkembangkan industri kecil dan Saing ini dilakukan dengan tujuan
rumah tangga (IKRT) atau yang populer juga memperkenalkan platform digital kepada
dengan istilah usaha mikro, kecil dan anggota komunitas UMKM untuk
menengah (UMKM) setidaknya dilandasi memperluas pemasaran produknya.
dengan oleh tiga alasan. Pertama, UMKM Terkait dengan pengembangan UMKM di
banyak menyerap tenaga kerja dan dominan era revolusi industri ini sebelumnya telah
dalam jumlah unit usaha. Kecenderungan diteliti oleh Nur Faidati dan Nur Fitri

411
The 11th University Research Colloquium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Mutmainah (2019). Penelitian tersebut tempuh sebagai wirausaha wanita. Hadir


mengkaji tentang ruang lingkup dari dalam workshop ini narasumber pendamping
kolaborasi dalam memperkuat posisi pelaku dari Women will, Google.
5.Workshop kedua, peserta diperkenalkan
usaha kecil dan menengah dalam menghadapi
dengan era revolusi industri 4.0. di era ini.
revolusi industri 4.0 di wilayah DIY. Dari Dalam workshop ini disampaikan pula agar
hasil penelitian tersebut diketahui bahwa pelaku UMKM dapat bersaing dan merebut
proses kolaborasi dalam pengembangan pasar yang lebih luas maka, para pelaku ini
UMKM di DIY pada era revolusi industri 4.0 harus dapat memenfaatkan teknologi yang
belum optimal dilaksanakan, karena masih ada. Platform online (marketplace) dan media
ada tumpang tindih program serta kelompok sosial menjadi penekanan materi yang
disampaikan.
sasaran[3].
6.Workshop ketiga dihadirkan narasumber
pendamping dari salah satu platform online
2. METODE terkemuka yang sedang berkembang pesat,
Pemberdayaan pelaku UMKM yang yaitu Tokopedia. Peserta workshop kembali
merupakan binaan dari BWM memperoleh penajaman materi terkait urgensi
UNISANogotirto, Gamping, Sleman DIY pemanfaatan teknologi dalam pengembangan
Menuju UMKM Yang Berdaya Saing usaha yang dikelola oleh peserta workshop.
dilakukan melalui beberapa tahap berikut: Dalam workshop ini pula peserta difasilitasi
1.Mengelompokkan anggota komunitas pembuatan akun tokopedia yang bisa
UMKM ‘Usaha Mandiri Sakinah’ kedalam dimanfaatkan untuk memperluas pasar.
dua kategori. Kategori pertama adalah
kategori UMKM yang produknya potensial
dipasarkan dengan platform online. Kategori 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua adalah sebaliknya. Berdasarkan kegiatan pengabdian
2.Kategori pertama dikelompokkan kembali
masyarakat yang telah dilakukan,
ke dalam beberapa kluster sesuai dengan
produk yang dihasilkan. Diantara kluster ini diketahui ada banyak hal yang perlu
adalah kluster food and beverage (makanan dipersiapkan agar pelaku UMKM dapat
dan minuman), craft (kerajinan), dan Fashion bersaing di era revolusi industri 4.0. Hal-
(Pakaian, Sepatu). hal tersebut antara lain adalah terkait
3.Berdasarkan data tersebut, dipilih 26 (dua dengan garansi kualitas produk yang salah
puluh enam) UMKM untuk mengikuti satunya dibuktikan dengan adanya
kegiatan workshop pemanfaatan platform sertifikasi P-IRT untuk olahan makanan,
online sebagai bagian dari kegiatan gramasi, keterangan expired, merk atau
pengabdian masyarakat. Dua puluh enam (26) label produk dan kemasan.
UMKM tersebut merupakan UMKM yang Dari 300 pelaku UMKM yang menjadi
berpotensi untuk dikembangkan dan
binaan BWM UNISA per September
sebelumnya belum pernah mengikuti
pelatihan pemasaran online. 2019, mayoritas belum memiliki P-IRT.
4.Workshop diselenggarakan sebanyak tiga Padahal untuk produk pangan atau olahan
kali. Workshop pertama merupakan tahapan makanan P-IRT ini adalah hal penting
penyamaan visi. Penyamaan visi tersebut yang harus dimiliki. Sertifikasi P-IRT ini
dilakukan dengan menunjukkan data bahwa merupakan jaminan tertulis yang
separuh UMKM Indonesia pemiliknya adalah diberikan oleh Bupati/Walikota – melalui
perempuan. Berdasarkan data tersebut Dinas Kesehatan - terhadap pangan hasil
kemudian disampaikan motivasi agar produksi Industri Rumah Tangga yang
perempuan survive dalam mengembangkan telah memenuhi persyaratan dan standar
dan mengelola usahanya. Dari workshop ini keamanan tertentu, dalam rangka produksi
diharapkan sudah ada kesamaan visi diantara
dan peredaran produk pangan.
peserta worshop terkait dengan goal dari
setiap langkah dan tahapan yang mereka

412
The 11th University Research Colloquium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Demikian pula terkait dengan kemasan. pemotretan sederhana dari produk yang
Produk yang dihasilkan oleh pelaku mereka hasilkan, bagaimana
UMKM binaan BWM UNISA masih menjajakannya melalui media sosial
dikemas dalam kemasan yang maupun diunggah ke akun marketplace
konvensional. Konvensional dalam atau akun pemasaran online yang lainnya
konteks ini dimaknai sebagai cara (Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada,
pengemasan yang sederhana, cenderung dll).
polos dan menggunakan bungkus atau Adapun sejumlah pelatihan atau
plastik polos tanpa merk atau label workshop perlu diselenggarakan untuk
produk, dan informasi tambahan seperti mengembangkan UMKM di era revolusi
gramasi dan keterangan industri 4.0 ini. Beberapa pelatihan yang
expired/kadaluarsa. dapat diselenggarakan tersebut antara lain:
Selain permasalahan tersebut, workshop pembuatan katalog produk,
permasalahan mendasar lain yang workshop pembuatan instagram atau
dijumpai dalam kegiatan pengabdian media sosial lainnya untuk pemasaran,
masyarakat tersebut adalah ketrampilan workshop google my bisnis, workshop
teknis pelaku UMKM dalam pembuatan akun marketplace, workshop
mengoperasikan HP Android. Pelaku Workshop Trik Efektif Meningkatkan
UMKM yang semuanya ibu-ibu tersebut SEO dan workshop atau pelatihan-
tidak memahami fungsi-fungsi mendasar pelatihan yang lain.
dari HP Android yang sangat diperlukan Pelaksanaan program pengembangan
untuk menunjang pemasaran online, UMKM sebagaimana direkomendasikan
seperti kamera untuk mengambil gambar bisa dilakukan dengan menggandeng
produk yang mereka hasilkan. mitra yang memiliki perhatian UMKM go
Berpijak dari identifikasi permasalahan online. UMKM go online sendiri menjadi
UMKM dalam memasarkan produk tuntutan yang justru dapat membuka
melalui platform online sebagaimana peluang pasar baru bagi UMKM baik di
digambarkan di atas terdapat sejumlah ranah regional maupun global. Dengan
rekomendasi program yang bisa dilakukan memadukan sistem penjualan online dan
untuk menata dan menyiapkan manajemen offline, bisnis UMKM diharapkan dapat
produksi dari UMKM tersebut. Pertama, menjangkau lebih banyak konsumen
melengkapi persaratan terkait dengan dengan harapan meningkatkan potensi
garansi kualitas dari produk yang penjualan.
dihasilkan, seperti membuat merk atau
label produk, pengurusan sertifikasi P- 4. KESIMPULAN
IRT. Bersamaan dengan sertifikasi P-IRT Berdasarkan pengabdian masyarakat yang
ini sekaligus dilengkapi informasi telah pelaku UMKM Perempuan binaan
komposisi, gramasi dan expired. Apabila BWM UNISA, diketahui bahwa pelaku MKM
hal-hal mendasar dari produk tersebut perempuan tersebut masih membutuhkan
sudah dilengkapi, maka aspek berikutnya edukasi terkait pemanfaatan teknologi bagi
yang perlu juga untuk diperbaiki adalah pengembanan UMKM. Selama ini proses
pengelolaan usaha dan pemasaran produk
aspek kemasan.
dilakukan secara konvensional. Oleh karena
Sinergis dengan upaya memberikan itu berbagai pelatihan dan workshop yang
tampilan fisik yang menarik dari produk dilakukan untuk mengembangkan kapasitas
UMKM, pelaku UMKM binaan BWM mereka sebagai wirausaha perempuan perlu
UNISA perlu dilatih memanfaatkan HP dilakukan agar usaha mereka senantiasa
android untuk pengembangan usaha. berkembang dan mampu naik kelas di era
Bagaimana memanfaatkan kamera untuk revolusi industri 4.0 ini.

413
The 11th University Research Colloquium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Upaya tersebut dapat dilakukan dengan dalam menyiapkan materi yang


menggandeng stakeholder lain dengan skema dibutuhkan oleh anggota komunitas.
kolaborasi. Kolaborasi dalam pengembangan
UMKM di DIY pada era revolusi industri 4.0 4. DAFTAR PUSTAKA
adalah sebuah pilihan strategi yang penting [1] Tjandrawinata, R. R. Industri 4.0: revolusi
untuk meningkatkan daya saing UMKM yang industri abad ini dan pengaruhnya pada
ada di DIY. Kolaborasi yang terbentuk dalam bidang kesehatan dan bioteknologi. Jurnal
konteks ini diwujudkan dengan Medicinus. 2016; 29.
penyelenggaraan sejumlah kegiatan dari
masing-masing stakeholder, seperti: Dinas [2] Abimanyu, Anggito. Orientasi Usaha dan
Koperasi dan UMKM baik di level Kinerja Bisnis Konglomerat. Makalah
Provinsi,Kabupaten atau Kota, Dinas disajikan dalam Seminar Nasional
Perdagangan Kabupaten, asosiasi-asosiasi Mencari Keseimbangan Antara
pengusaha di tingkat Kecamatan, Konglomerat dan Pengusaha Kecil dan
Kabupaten/Kota, BUMN yang dalam hal ini Menengah di Indonesia: Permasalahan
direpresentasikan oleh rumah kreatif yang ada dan Strategi. Dies Natalis STIE Widya
di setiap Kabupaten dan Kota serta sejumlah Wiwaha, Yogyakarta. 30 April 1994.
organisasi seperti Gapura Digital (Google), [3] Nur Faidati. Collaborative Governance
Women Will (Google), Ayo Belajar, Pelatih Dalam Pengembangan UMKM di Era
Indonesia, Sedekah Ilmu, Mata Hati Jogja, Revolusi Industri – Prosiding dalam
Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Belanja.com, Konferensi Nasional Ilmu Administrasi
HP (Hewlet Packard), Telkom dan beberapa ketiga yang diselenggarakan oleh STIA-
perusahaan atau organisasi yang lain. LAN dan LAN RI; 2019. p. 1–6.
[4] Schwab, K.. The fourth industrial
UCAPAN TERIMAKASIH revolution. Crown Business: 2017.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada:
[5] Kuncoro, Mudrajad. (1994). Peta Bisnis
1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Aliansi Strategis. Manajemen dan
Masyarakat (LPPM) Universitas Aisyiyah
Usahawan Indonesia. November
atas kontrak penugasan kegiatan
pengabdian masyarakat tahun 2019/2020. [6] Kuncoro, Mudrajad. (2010). Masalah
2. Komunitas UMKM Bank Wakaf Mikro Kebijakan dan Politik: Ekonomika
(BWM) Lembaga Keuangan Syariah Pembangunan. Jakarta, Erlangga.
(LKMS) ‘Usaha Mandiri Sakinah’ yang
[7] Departemen Koperasi: Perkembangan
sudah bersedia menjadi mitra pengabdian
Data UMKM Tahun 2016-2017
kami.
[8] (Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY,
3. Google melalui women will dan juga
2018).
Tokopedia yang bersedia bekolaborasi

Lampiran :
Tabel 1. Kriteria UMKM berdasarkan kepemilikan aset dan omset
Kriteria
Ukuran Usaha
Aset Omset
Usaha Mikro Maksimal 50 Juta Maksimal 300 Juta
Usaha Kecil >50 Juta – 500 Juta >300 Juta – 2.5 Miliar
Usaha Menengah >500 Juta – 10 Miliar >2.5 Miliar – 50 Miliar
Sumber: Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM

414

Anda mungkin juga menyukai