Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
2021
STUDI PREFORMULASI LAMOTRIGINE
1. Zat Aktif
Nama : Lamotrigine
Rumus Moleku : C 9 H 7 CL2 N 5
Nama IUPAC : -6-(2,3-dichlorophenyl)-1,2,4-triazine-3,5-diamine
BM : 256.09 g/mol
Struktur kimia
2. Organoleptis
Warna : putih sampai pucat krem
Bentuk : serbuk
Bau : tidak berbau
Rasa : tidak berasa
3. Kemurnian : 99%
4. Titik Leleh : 177-181 °C dengan menggunakan alat melting point apparatus
5. Parameter Kelarutan
pKa : Lamotrigin adalah basa lemah (konstanta disosiasi pKa = 5,5) (Lalic,
2011).
Koefisien partisi (log P) : log oktanol / koefisien partisi air (log P) 1,19 pada pH
7,6 (Lalic, 2011). Sedangkan menurut Pubchem Log (P) dari Lamotrigin
sebesar 1.93. Hasil tersebut didapatkkan dari perhitungan 12908 molekul dari
Database Physprop menggunakan 75 indikasi E-State. 64 jaringan saraf dilatih
menggunakan 50% molekul yang dipilih secara kebetulan dari seluruh
rangkaian. Akurasi prediksi log p adalah Root Mean Squared Error Rms = 0.35
dan Standard Mean Error S = 0.26 (Pubchem, Alogps).
pH kelarutan : kelarutan yang baik dalam kondisi asam (Rahman, 2012).
No pH Lamotrigine
. (mg/ml)
1 1,2 0,91±0.10
2 2 5.50±0.05
3 3 3.17±0.07
4 4 1.76±0.20
5 5 0.89±0.15
6 6 0.37±0.03
7 7 0.18±0.00
8 8 0.16±0.01
9 Air 0.23±0.01
No. pH Garam
(mg/ml)
1 1,2 0.86±0.01
2 2 5.54±0.18
3 3 5.30±0.10
4 4 4.50±0.12
5 5 3.61±0.06
6 6 2.49±0.02
7 7 0.32±0.03
8 8 0.29±0.02
9 Air 4.36±0.11
Kelarutan Kuantitatif : Sukar larut dalam air, dalam asam hidroklorida 0,1 N,
dalam aseton, dan dalam metanol (FI VI). Praktis tidak larut dalam air (0,017%
b/v); sedikit larut dalam etanol (0,41% b/v), kloroform (0,11% b/v) dan oktanol
(0,28% b/v) (GlaxoSmithKline).
BCS : Lamotrigin berada di kelas II dari sistem klasifikasi biofarmasi (BSC).
(Lalic, 2011).
Pengaruh suhu : Endoterm.
Disolusi : 0.044±0.004 mg/min/cm2 (Rahman, 2012).
6. Metode Analisis
Gugus fungsional: Gugus yang terdapat pada struktur lamotrigine antara lain
yaitu NH2 (3,5-diamine), gugus C=C. gugus C-Cl, gugus C-N, gugus C=N,
gugus C-H (aromatik).
Metode Analisis:
Fourier Transform Infrared (FT-IR)
Spektrum FTIR direkam pada Thermo Nicolet, Avatar 370 menggunakan
metode pelet kalium bromida. Sekitar 2 mg sampel dicampur dengan kalium
bromida, dan campuran tersebut dikompresi pada tekanan 5 ton selama 5 menit
dalam tekanan hidrolik untuk membentuk pelet. Sampel dipindai pada resolusi 4
cm-1.
Hasil analisis spektral FTIR lamotrigin, lesitin kedelai, campuran
lamotrigin-lesitin kedelai dan dispersi padat dari lesitin kedelai-lamotrigin
digambarkan pada Gambar 1. Spektrum FTIR lamotrigin menunjukkan absorbansi
karakteristik pada 3448 cm-1 yang menentukan peregangan NH dari sebuah gugus
amino (Aromatik), 3209 cm-1 menunjukkan aromatik (peregangan CH aromatik),
1620 cm-1, 1486 cm-1 menunjukkan peregangan cincin C=C dan 962 cm-1
menunjukkan peregangan halida C-Cl. Dalam spektrum FTIR diamati puncak
karakteristik campuran lamotrigin dan lesitin kedelai. Hasil menunjukkan tidak ada
interaksi yang signifikan antara obat dan eksipien. Namun, karakteristik puncak
absorbansi lamotrigin ditemukan bergeser ke nilai yang lebih rendah dan
penurunan intensitas, menunjukkan pembentukan dispersi padat lamotrigin dengan
lesitin kedelai dengan menggunakan etanol sebagai pelarut (Taksande et al., 2020).
Gambar 1. Analisis
spektral FTIR a)
lamotrigin, b) lesitin kedelai, c) campuran lesitin kedelai-lamotrigin dan d) dispersi padatlamotrigin
menggunakan etanol
7. Analisis Stabilitas
Dispersi padat batch S7 yang terdiri dari rasio 1:5 dari lamotrigin-lesitin kedelai
diperoleh sebagai diskrit, seragam dan tidak berminyak. Partikel menunjukkan
kandungan obat yang maksimal, profil disolusi yang lebih baik dibandingkan dengan
batch lain dan aktivitas antikonvulsan yang signifikan (Studi prakompresi).
Untuk semua formulasi, hasil variasi bobot ditemukan dalam batas 100 ± 1.448. Uji
kekerasan menunjukkan kekuatan mekanik yang baik sebesar 3,33 ± 0,87 kg/cm2.
Kerapuhan diperoleh kurang dari 1% yang menunjukkan bahwa semua bets
memiliki ketahanan mekanis yang baik (Studi pasca kompresi).
Kompatibilitas eksipien : Microcrystalline Cellulose (MCC) dan Manitol digunakan
sebagai agen kompresibel langsung. Sodium Strach Glycolate (SSG), Crospovidone
(CPD), Croscamelose Sodium (CCS) digunakan sebagai agen super disintegran
dalam batch yang berbeda. Aspartam ditambahkan sebagai agen pemanis. Talk dan
magnesium stearat ditambahkan sebagai pelumas dan glidant (Taksande et al.,
2020).
8. Morfologi Partikel
Scanning Electron Microscopy (SEM)
Scanning eectron microscopy JSM-6390LV (JEOL, Peabody, MA)
digunakan untuk menentukan bentuk dan ukuran partikel lamotrigin dan dispersi
padat. Photomicrograph diambil pada Pembesaran 1500x hingga 3500x. Hasil SEM
dari lamotrigin dan dispersi padat lamotrigin-lesitin kedelai pada Gambar 2
menunjukkan bahwa partikel dispersi padat lamotrigin-lesitin kedelai berbentuk
teratur dan permukaan halus dan pengurangan ukuran kristal lamotrigin yang
signifikan dibandingkan dengan lamotrigin murni. Hal ini memungkinkan
pemecahan obat dan dispersi padat yang lebih cepat. Hal ini dapat terjadi karena
kristalit berukuran kurang dari satu mikron, sehingga terjadi peningkatan disolusi
lamotrigin dari dispersi padat lamotrigin-lesitin kedelai (Taksande et al., 2020).
Gambar 2. SEM dari a) Lamotrigin dan b) Dispersi padat lamotrigin menggunakan etanol.
9. Polimorfi
Lamotrigine memiliki satu sifat polimorf yang tahan terhadap perubahan ke
dalam bentuk solvat atau anhidrat hasil ini dibuktikan dengan hasil DSC dan TGA.
TGA
(Thermogravimetric Analysis)
10. Sifat Mikromeritik
Higroskopis : Lamotrigin tidak ditemukan sifat higroskopis
Kristalin dan amorf : Kristalin
Differential scanning calorimeter (DSC)
Analisis DSC dilakukan dengan menggunakan Mettler Toledo DSC822e
menggunakan cawan lebur aluminium dengan sampel sekitar 6,5-10 mg, di bawah
atmosfer N2 dinamis (10 ml min−1) dan laju pemanasan 20°C min−1 di bawah
kisaran suhu dari 25°C hingga 350°C.
Termogram DSC lamotrigin, campuran lamotrigin-kedelai lesitin dan
dispersi padat lesitin lamotrigin-kedelai disiapkan dengan menggunakan etanol
seperti pada Gambar 3. Hasil menunjukkan pembentukan dispersi padat lamotrigin
dengan dan memperluas puncak endotermik pada 206,69°C dengan metode
pelarut. DSC termograf lamotrigin murni menunjukkan endotermik tajam puncak
pada 217,48°C menunjukkan suhu leleh lamotrigin yang telah bergeser ke
belakang dan menjadi lebih luas, menyarankan pembentukan kristal dispersi padat
dengan lesitin kedelai (Taksande et al., 2020).
Gambar 3. Analisis spektral DSC a) lamotrigin, b) lesitin kedelai, c) campuran lesitin kedelai-
lamotrigin dan d) dispersi padatlamotrigin menggunakan etanol
Sweetman SC. 2009. The Complete Drug Reference. Thirty-sixth Edition. London:
Pharmaceutical Press.
Taksande et al. 2020. Development and evaluation of lamotrigine soya lecithin solid
dispersion: in vitro and pharmacodynamic investigation. Int J App Pharm
12:115-12