Oleh:
MUHAMMAD IDRIS, A.Md.Farm
NIP : 199707222019021001
Mentor, Coach,
ii
BERITA ACARA
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PENERAPAN NILAI AKUNTABILITAS, NASIONALISME,
ETIKA PUBLIK, KOMITMEN MUTU, ANTI KORUPSI
DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGGUNAAN ALAT
KONTRASEPSI MKJP PADA KAMPUNG KB DI DESA
ARANG LIMBUNG KEC. SUNGAI RAYA, KAB. KUBU
RAYA
Penguji, Coach,
Mengetahui,
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana
Ir. Hermansyah, MA
NIP. 19600117 198003 1 001
iii
KATA PENGANTAR
iv
5. Keluarga besar Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat yang telah
membagikan banyak ilmu dan pengalaman sehingga dalam penyusunan
laporan ini menjadi lancar.
6. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Profil Lembaga
Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk harus
menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Integrasi
penduduk dengan pembangunan memerlukan penguatan kebijakan dalam
pembangunan berwawasan kependudukan. Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal
antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus
mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga
menunjang kehidupan bangsa. Penduduk harus dijadikan subyek dan obyek
dalam pembangunan, dimana pembangunan dilaksanakan oleh penduduk
dan untuk penduduk.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk
mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), pada Agenda ke-3
yaitu “Membangunindonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan”, agenda prioritas ke-5 yaitu
“Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia”, serta agenda prioritas ke-8
yaitu melakukan “Revolusi karakter bangsa”.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk
mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), pada Agenda ke-3
yaitu “Membangunindonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan”, agenda prioritas ke-5 yaitu
“Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia”, serta agenda prioritas ke-8
yaitu melakukan “Revolusi karakter bangsa”.
BKKBN khususnya diharapkan dapat berpartisipasi dalam mensukseskan
Agenda Prioritas ke 5 (lima), untuk “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
1
Indonesia”. Salah satu prioritas pembangunan nasional di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2010-2025 adalah
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang. Sehingga BKKBN berkomitmen
akan turut mensukseskan Agenda Prioritas No.5 untuk mendukung peningkatan
kualitas hidup manusia Indonesia dengan menjadi “Lembaga yang handal dan
dipercaya dalam mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang dan Keluarga
Berkualitas”, yang ditandai dengan menurunnya Total Fertility Rate (TFR)
menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR) = 1 pada tahun 2025, serta
keluarga yang terbentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan
sejahtera, sehat, maju, mandiri dan memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
BKKBN menjadi tonggak pembangunan nasional dengan program
unggulan KKBPK (Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga) dan Lintas Sektoral. Program KKBPK mengacu pada kebijakan
BKKBN Pusat sebagaiLembaga Pemerintah Non Kementerian yang
bertanggung jawab terhadapkeberhasilan program KKBPK secara
nasional.Pencapaian Program KKBPK secara nasional selama lima tahun
terakhir (Renstra BKKBN 2010-2014) telah dijadikan bahan pertimbangan
dalam merumuskan arah kebijakan dan strategi. BKKBN menyusun Rencana
Strategis (Renstra) BKKBN 2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan
Kepala BKKBN Nomor : 212/PER/B1/2015 sebagai panduan bagi Pemerintah
Kabupaten/Kota agar tidak salah arah atau kurang mendukung kebijakan
nasional dalam pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga. Renstra
BKKBN Tahun 2015-2019 dimaksudkan sebagai dokumenperencanaan dan
acuan penganggaran Program KKBPK yang harus diikuti oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
Renstra BKKBN 2015-2019 itu sendiri berisi tentang sasaran, kebijakan
strategi program serta kegiatan-kegiatan dalam penguatan pembangunan bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang sesuai dengan tugas dan
fungsi BKKBN sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden
Nomor 3 tahun 2013 - perubahan ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103
2
tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019.
Dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2017,
Kementerian PPN/Bappenas mengembangkan program dan kegiatan prioritas
pada rancangan Pembangunan Nasional. Posisi Program Kependudukan, KB
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di dalam RKP tahun 2017 berada pada
lingkup Prioritas Nasional Pembangunan Kesehatan. BKKBN memiliki
kontribusi pada Pembangunan Kesehatan melalui “Peningkatan Pelayanan KB
dan Kesehatan Reproduksi” dengan dukungan dan kontribusi Kementerian,
Lembaga serta Mitra Kerja terkait lainnya. Pada program prioritas “Peningkatan
Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi”, BKKBN harus fokus pada
pelaksanaan 5 (lima) kegiatan prioritas RKP 2017, yaitu:
1. Pelayanan KB,
2. Advokasi dan KIE KKBPK,
3. Pembinaan Remaja,
4. Pembangunan Keluarga, dan
5. Regulasi, Kelembagaan, serta Data dan Informasi.
Kelima kegiatan prioritas tersebut juga harus menjadi salah satu
pertimbangan dalam pengembangan rancangan program dan kegiatan prioritas
di dalam revisi Renstra BKKBN 2015-2019.Sasaran Strategis BKKBN adalah
kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh BKKBN mencerminkan pengaruh
yang ditimbulkan oleh adanya outcome dari beberapa program. Untuk
memastikan tujuan BKKBN dapat tercapai, maka ditetapkan sasaran strategis
BKKBN 2015-2019yang sesuai dengan Sasaran Pembangunan Kependudukan
dan KB yang tertera pada RPJMN 2015-2019, yaitu:
1. Menurunnya angka kelahiran total (TFR)
2. Meningkatnya prevalensi kontrasepsi (CPR) modern
3. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
4. Meningkatnya peserta KB aktif yang menggunakan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP)
3
5. Menurunnya tingkat putus pakai kontrasepsi
Ke-5 (lima) Sasaran Strategis tersebut kemudian akan dijabarkan di dalam
Indikator Kinerja Sasaran Strategis yang akan dicapai melalui Indikator Kinerja
Program dan Indikator Kinerja Kegiatan.
4
a. perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
b. penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
c. pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
d. penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
e. penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; dan
f. pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
(2) Selain fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BKKBN juga
menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
b. pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di
lingkungan BKKBN;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab BKKBN;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan
e. penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
5
g. Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan;
h. Inspektorat Utama.
KEPALA
Kepala BKKBN mempunyai tugas memimpin BKKBN dalam menjalankan
tugas dan fungsi BKKBN.
SEKRETARIAT UTAMA
1. Kedudukan
(1) Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pemimpin yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.
2. Tugas
Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan BKKBN.
3. Fungsi
Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan di lingkungan BKKBN;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program di lingkungan
BKKBN;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan
dokumentasi di lingkungan BKKBN;
d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama,
dan hubungan masyarakat;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan
hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BKKBN.
6
DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK
1. Kedudukan
(1) Deputi Bidang Pengendalian Penduduk adalah unsur pelaksana sebagian
tugas dan fungsi BKKBN di bidang pengendalian penduduk yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Bidang pengendalian penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pemaduan dan sinkronisasi kebijakan, perencanaan kebijakan,
dan analisis dampak mengenai kependudukan serta kerja sama
pendidikan kependudukan.
(3) Deputi Bidang Pengendalian Penduduk dipimpin oleh Deputi.
2. Tugas
(1) Deputi Bidang Pengendalian Penduduk mempunyai tugas merumuskan
dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk.
(2) Bidang pengendalian penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pemaduan dan sinkronisasi kebijakan, perencanaan kebijakan,
dan analisis dampak mengenai kependudukan serta kerja sama
pendidikan kependudukan.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam poin sebelumnya
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk menyelenggarakan fungsi;
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengendalian penduduk;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk; dan
e. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengendalian
penduduk.
7
DEPUTI BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN
REPRODUKSI
1. Kedudukan
(1) Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi adalah
unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BKKBN di bidang keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dipimpin
oleh Deputi.
2. Tugas
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai
tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi; dan
e. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi.
8
sejahtera dan pemberdayaan keluarga yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi upaya pemberian akses informasi,
konseling, pembinaan, bimbingan, dan pemberian pelayanan dalam
rangka mewujudkan keluarga berkualitas dan ketahanan keluarga (3)
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga dipimpin
oleh Deputi.
2. Tugas
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga mempunyai
tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 223, Deputi
Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga; dan
e. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang keluarga sejahtera
dan pemberdayaan keluarga.
9
penggerakan, dan informasi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi dipimpin oleh
Deputi.
2. Tugas
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang advokasi dan
penggerakan serta komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian
penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan
Informasi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang advokasi dan penggerakan serta
komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian penduduk, keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang advokasi dan penggerakan serta
komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian penduduk, keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang advokasi dan
penggerakan serta komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian
penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi dan
penggerakan serta komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian
penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga; dan
e. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang advokasi dan
penggerakan serta komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian
10
penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
11
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan pengendalian penduduk, keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga; dan e. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi
di bidang pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan
pengendalian penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,
serta keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
INSPEKTORAT UTAMA
1. Kedudukan
(1) Inspektorat Utama adalah unsur pengawas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Inspektorat Utama dipimpin oleh Inspektur Utama.
2. Tugas
Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di
lingkungan BKKBN.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan
BKKBN;
b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan BKKBN terhadap kinerja
dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala
BKKBN;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan BKKBN; dan
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Utama
12
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana di provinsi,
perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Perwakilan Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi dengan Peraturan Kepala Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Maka diputuskan untuk
mengeluarkan Perka BKKBN NOMOR 82/PER/B5/2011 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Provinsi.
Perwakilan BKKBN Provinsi menyelenggarakan fungsi:
a. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan nasional
di bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga
b. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga
c. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,
keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga
d. Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi, penggerakan
hubungan antar lembaga, bina lini lapangan serta pengelolaan data dan
informasi di bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga
e. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di
bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
f. Pelaksanaan tugas administrasi umum
g. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya
h. Pembinaan dan fasilitasi terbentuknya Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota.
13
Perwakilan BKKBN Provinsi terdiri atas:
a. Sekretariat
b. Bidang Pengendalian Penduduk
c. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
d. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
e. Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi
f. Bidang Pelatihan dan Pengembangan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
14
keluarga berencana jalur wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan
dan miskon perkotaan serta peningkatan kesertaan keluarga
berencana pria di provinsi.
a.2. Menyiapkan bahan konsep rencana kerja dan rencana kegiatan
pelaksanaan kebijakan peningkatan askes dan kualitas pelayanan
keluarga berencana jalur wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan
dan miskin perkotaan serta peningkatan kesertaan keluarga
berencana pria di provinsi.
a.3. Menyiapkan bahan penyusun program kegiatan dan anggaran
pelaksanaan kebijakan peningkatan akses dan kualitas pelayanan
keluarga berencana jalur wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan
dan miskin perkotaan serta peningkatan kesertaan keluarga
berencana pria di provinsi.
a.4. Menyiapkan bahan konsep evaluasi pelaksanaan kegiatan
kebijakan peningkatan akses dan kualitas pelayanan keluarga
berencana jalur wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan dan
miskin perkotaan serta peningkatan kesertaan keluarga berencana
pria di provinsi.
a.5. Melakukan penyiapan koordinasi hubungan kerja dengan
komponen dan instansi terkait pelaksanaan kebijakan peningkatan
akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana jalur wilayah
tertinggal, terpencil, perbatasan dan miskin perkotaan serta
peningkatan kesertaan keluarga berencana pria di provinsi.
a.6. Menyampaikan laporan kepada kepala bidang/atasan.
a.7. Melaksanakan tugas kegiatan penyiapan pelaksanaan kebijkan
peningkatan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana jalur
wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan dan miskin perkotaan
serta peningkatan keserta keluarga berencana pria di provinsi, serta
tugas lainnya sesuai petunjuk kepala Bidang/atasan.
15
a. Struktur Organisasi Bidang KB dan KR
BIDANG
KELUARGA BERENCANA
DAN KESEHATAN
REPRODUKSI
SUBBIDANG SUBBIDANG
SUBBIDANG
BINA KESERTAAN KB BINA KESERTAAN KB
KESEHATAN
JALUR PEMERINTAH JALUR WILAYAH DAN
REPRODUKSI
DAN SWASTA SASARAN KHUSUS
STAFF
16
• Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
• Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
F. Kampung KB
Program Kampung KB tersebut merupakan salah satu inovasi program
pemerintah dalam memperkuat program Kependudukan Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Tujuan dari program kampung KB
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta dapat mewujudkan
keluarga kecil berkualitas. Ada empat kegiatan yang dilaksanakan dalam
Kampung KB. Pertama, tentang kependudukan, kedua, keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi, ketiga, ketahanan keluarga (pembangunan keluarga),
keempat, kegiatan lintas sektor di bidang pemukiman, sosial ekonomi,
17
kesehatan, pendidikan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta
keperluan yang disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kampung KB.
18
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
19
3. Belum optimalnya media koordinasi hubungan kerja dengan komponen
dan instansi.
Dalam penetapan isu tersebut, penulis menggunakan alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu dengan menggunakan metode USG (Urgensy, Seriousness,
Growth).
1. Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Tabel 1. Tabel Metode Kriteria Isu USG
No Penyebab Masalah Urgency Seriousness Growth Total
Masih rendahnya
penggunaan alat
kontrasepsi MKJP pada
1 Kampung KB di Desa 5 4 4 13
Arang Limbung, Kec.
Sungai Raya, Kab. Kubu
Raya.
Belum adanya arsip
2 evaluasi kegiatan secara 4 3 4 11
digital.
Belum optimalnya media
koordinasi hubungan kerja
3 4 3 3 10
dengan komponen dan
instansi.
Keterangan :
5 : sangat besar; 4 : besar; 3 : sedang; 2 : kecil; 1 : sangat kecil
MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
20
B. Gagasan Pemecahan Isu
Isu utama yang ada adalah “Masih rendahnya penggunaan tentang KB MKJP
pada Kampung KB di Desa Arang Limbung, Kec. Sungai Raya, Kab. Kubu
Raya”. Gagasan pemecahan isu yang dikonsepkan oleh penulis ialah
“Peningkatan Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP pada Kampung KB di
Desa Arang Limbung, Kec. Sungai Raya, Kab. Kubu Raya” melalui
Sosialisasi, Penyuluhan dan KIE kepada Pasangan Usia Subur (PUS) dan
Peserta KB non MKJP serta Kerjasama dengan komponen, dinas instansi
terkait dan mitra kerja program KKBPK di Desa Arang Limbung, Kec. Sungai
Raya, Kab. Kubu Raya.
21
C. Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja: Subbidang Bina Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus
Identifikasi Isu 1. Masih rendahnya penggunaan KB MKJP pada Kampung KB di Desa Arang Limbung, Kec.
Sungai Raya, Kab. Kubu Raya.
2. Belum adanya arsip evaluasi kegiatan secara digital.
3. Belum optimalnya media koordinasi hubungan kerja dengan komponen dan instansi.
Isu yang Diangkat Masih rendahnya penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP pada Kampung KB di Desa Arang
Limbung, Kec. Sungai Raya, Kab. Kubu Raya.
Gagasan Pemecahan Isu Peningkatan penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP pada Kampung KB di Desa Arang Limbung, Kec.
Sungai Raya, Kab. Kubu Raya.
22
KONTRIBUSI
KETERIKATAN
TERHADAP PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT SUBSTANSI MATA
VISI/MISI ORGANISASI
PELATIHAN
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan koordinasi Berkonsultasi • Adanya • Akuntabilitas: Mengembangkan • Cerdas (dalam
dengan semua komponen, dengan semua dukungan dari Tanggungjawab dalam jejaring kemitraan berkomunikasi)
dinas instansi terkait dan komponen, dinas berbagai pihak bermitra; dalam pengelolaan • Kerjasama (dalam
mitra kerja/organisasi. instansi terkait dan ataupun mitra • Nasionalisme: Tidak Kependudukan, melaksanakan
mitra kerja terkait. diskriminatif; Keluarga Berencana kegiatan)
kerja/organisasi • Etika publik: sopan dan Pembangunan
santun dalam Keluarga
berkomunikasi
• Whole of Government
(kolaborasi /
kerjasama)
23
penyuluhan kepada dengan harapan
PUS) semata-mata
mendapatkan ridha
Allah SWT)
4 Menyiapkan bahan untuk 1. Mengumpulkan Adanya bahan • Akuntabilitas: Menyelenggarakan • Kerjasama (dalam
pembinaan kepada peserta bahan untuk pembinaan untuk tanggungjawab dalam Keluarga Berencana mengumpulkan
KB pembinaan kesertaan ber KB menyediakan bahan bahan)
kepada peserta • Nasionalisme : Tidak • Ikhlas (melakukan
KB diskriminatif tugas dengan tulus
2. Menginventaris dengan harapan
bahan untuk semata-mata
pembinaan mendapatkan ridha
kepada peserta Allah SWT)
KB
5 Membuat laporan kegiatan 1. Mengumpulkan Adanya laporan • Akuntabilitas: hasilnya Membangun dan • Integritas (Jujur
dokumentasi kegiatan dapat dipertanggung menerapkan budaya dalam membuat
kegiatan jawabkan kerja organisasi laporan)
2. Merekap data • Antikorupsi: Jujur secara konsisten • Ikhlas (melakukan
kehadiran peserta dalam membuat tugas dengan tulus
3. Mengevaluasi laporan dengan harapan
kegiatan semata-mata
4. Membuat laporan mendapatkan ridha
kegiatan Allah SWT)
•
Keterangan :
- PUS : Pasangan Usia Subur
- MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
24
D. Jadwal Rencana Aktualisasi
Oktober November
No Kegiatan Minggu Minggu
I II III IV I II III IV
1 Melakukan koordinasi dengan semua komponen, dinas instansi terkait dan mitra
kerja/organisasi.
2 Membuat panduan sosialisasi
3 Melakukan sosialisasi kepada Pasangan Usia Subur dan Peserta KB non MKJP
4 Menyiapkan bahan untuk pembinaan kepada peserta KB
5 Membuat laporan kegiatan
25
26
A. Rencana Antisipasi Kendala yang Dihadapi
No Tahapan Kegiatan Kendala Antisipasi
1 Melakukan koordinasi ✓ Terbatasnya ✓ melakukan kegiatan
dengan semua waktu yang mudah untuk
komponen, dinas ✓ kurangnya dilaksanakan dan
instansi terkait dan partisipasi mudah diukur
mitra kerja/organisasi sasaran ✓ mendekati tokoh
2 Melakukan sosialisasi ✓ Kendala agama, tokoh
kepada Pasangan Usia bahasa masyarakat, dan tokoh
Subur dan Peserta KB adat agar bisa
non MKJP membantu
kepada peserta KB
4 Membuat laporan
kegiatan
27
DAFTAR PUSTAKA
28