Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PENERAPAN NILAI AKUNTABILITAS, NASIONALISME,


ETIKA PUBLIK, KOMITMEN MUTU, ANTI KORUPSI
DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGGUNAAN ALAT
KONTRASEPSI MKJP PADA KAMPUNG KB DI DESA
ARANG LIMBUNG KEC. SUNGAI RAYA, KAB. KUBU RAYA

PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN II


PADA SUBBIDANG BINA KESERTAAN KB JALUR
WILAYAH DAN SASARAN KHUSUS
BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN
REPRODUKSI
PERWAKILAN BKKBN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh:
MUHAMMAD IDRIS, A.Md.Farm
NIP : 199707222019021001

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL


BEKERJASAMA DENGAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN II
BOGOR, TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PENERAPAN NILAI AKUNTABILITAS, NASIONALISME,
ETIKA PUBLIK, KOMITMEN MUTU, ANTI KORUPSI
DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGGUNAAN ALAT
KONTRASEPSI MKJP PADA KAMPUNG KB DI DESA
ARANG LIMBUNG KEC. SUNGAI RAYA, KAB. KUBU RAYA

Nama : MUHAMMAD IDRIS, A.Md.Farm


NIP : 199707222019021001
Unit Kerja/Tempat Magang : Subbidang Bina Kesertaan KB Jalur
Wilayah dan Sasaran Khusus
Bidang Keluarga Berencana dan Sasaran
Khusus
Perwakilan BKKBN Provinsi
Kalimantan Barat

Telah Disetujui untuk Mengikuti Seminar


Pada Hari Rabu tanggal 23 Oktober 2019

Mentor, Coach,

Ibrahim, S.Sos Anindita Dyah Sekarpuri, MSR


NIP. 19620628 198503 1 002 NIP. 19801125 200604 2 006

ii
BERITA ACARA
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PENERAPAN NILAI AKUNTABILITAS, NASIONALISME,
ETIKA PUBLIK, KOMITMEN MUTU, ANTI KORUPSI
DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGGUNAAN ALAT
KONTRASEPSI MKJP PADA KAMPUNG KB DI DESA
ARANG LIMBUNG KEC. SUNGAI RAYA, KAB. KUBU
RAYA

Nama : MUHAMMAD IDRIS, A.Md.Farm


NIP : 199707222019021001
Unit Kerja/Tempat Magang : Subbidang Bina Kesertaan KB Jalur
Wilayah dan Sasaran Khusus
Bidang Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi
Perwakilan BKKBN Provinsi
Kalimantan Barat

Telah diuji di depan Tim Penguji


Pada Hari Kamis tanggal 24 Oktober 2019

Penguji, Coach,

Drs. S. Kuspriyo Murdono, M.Si Anindita Dyah Sekarpuri, MSR


NIP. 19560909 198110 1 001 NIP. 19801125 200604 2 006

Mengetahui,
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana

Ir. Hermansyah, MA
NIP. 19600117 198003 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanalahu Wa Ta’ala, atas


limpahan dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Rancangan
Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dengan judul
“Peningkatan Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP (Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang) Pada Kampung Kb Di Desa Arang Limbung, Kec. Sungai
Raya, Kab. Kubu Raya”. Rancangan Aktualisasi ini dibuat dengan berpedoman
pada nilai-nilai dasar ANEKA, Kedudukan dan Peran PNS, dan Sikap & Perilaku
Bela Negara dalam mewujudkan PNS yang professional dalam bekerja, tepat pada
waktunya.
Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada
Ibu Anindita Dyah Sekarpuri, MSR sebagai coach dan Bapak Ibrahim, S.Sos
sebagai mentor atas kesabaran, ketulusan dan pengorbanan waktunya yang telah
diberikan sehingga Rancangan Aktualisasi ini dapat terselesaikan, serta tidak lupa
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Kuspriyo Murdono, M.Si
sebagai evaluator.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membimbing, memberi dukungan dan juga bantuan baik berupa moral, spiritual
maupun material, diantaranya yaitu:
1. Balai Diklat KKB Bogor sebagai penyelenggara diklat pelatihan dasar.
2. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmu-ilmu ANEKA,
Kedudukan dan Peran PNS, serta Sikap dan Perilaku Bela Negara selama
penulis menuntut ilmu dalam pelatihan dasar PNS golongan II.
3. Orang tua, kakak, dan keluarga besar tercinta yang telah memberikan
banyak doa dan dukungan dari belakang.
4. Seluruh teman-teman pelatihan dasar golongan II yang selalu memberikan
semangat dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.

iv
5. Keluarga besar Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat yang telah
membagikan banyak ilmu dan pengalaman sehingga dalam penyusunan
laporan ini menjadi lancar.
6. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Bogor, 23 Oktober 2019

Penyusun

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
BERITA ACARA .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1


A. Profil Lembaga............................................................................................. 1
B. Visi dan Misi Organisasi .............................................................................. 2
C. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ........................................................... 2
D. Tugas dan Pokok ASN/PNS ........................................................................ 12
E. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 13

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI......................................................... 14


A. Analisa Lingkungan Kerja.............................................................................. 14
B. Gagasan Pemecaha Isu .................................................................................. 16
C. Matriks Rancangan Aktualisasi ...................................................................... 17
D. Jadwal Rencana Aktualisasi ........................................................................... 20
E. Rencana Antisipasi Kendala yang Dihadapi .................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Profil Lembaga
Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk harus
menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Integrasi
penduduk dengan pembangunan memerlukan penguatan kebijakan dalam
pembangunan berwawasan kependudukan. Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal
antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus
mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga
menunjang kehidupan bangsa. Penduduk harus dijadikan subyek dan obyek
dalam pembangunan, dimana pembangunan dilaksanakan oleh penduduk
dan untuk penduduk.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk
mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), pada Agenda ke-3
yaitu “Membangunindonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan”, agenda prioritas ke-5 yaitu
“Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia”, serta agenda prioritas ke-8
yaitu melakukan “Revolusi karakter bangsa”.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk
mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), pada Agenda ke-3
yaitu “Membangunindonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan”, agenda prioritas ke-5 yaitu
“Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia”, serta agenda prioritas ke-8
yaitu melakukan “Revolusi karakter bangsa”.
BKKBN khususnya diharapkan dapat berpartisipasi dalam mensukseskan
Agenda Prioritas ke 5 (lima), untuk “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia

1
Indonesia”. Salah satu prioritas pembangunan nasional di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2010-2025 adalah
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang. Sehingga BKKBN berkomitmen
akan turut mensukseskan Agenda Prioritas No.5 untuk mendukung peningkatan
kualitas hidup manusia Indonesia dengan menjadi “Lembaga yang handal dan
dipercaya dalam mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang dan Keluarga
Berkualitas”, yang ditandai dengan menurunnya Total Fertility Rate (TFR)
menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR) = 1 pada tahun 2025, serta
keluarga yang terbentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan
sejahtera, sehat, maju, mandiri dan memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
BKKBN menjadi tonggak pembangunan nasional dengan program
unggulan KKBPK (Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga) dan Lintas Sektoral. Program KKBPK mengacu pada kebijakan
BKKBN Pusat sebagaiLembaga Pemerintah Non Kementerian yang
bertanggung jawab terhadapkeberhasilan program KKBPK secara
nasional.Pencapaian Program KKBPK secara nasional selama lima tahun
terakhir (Renstra BKKBN 2010-2014) telah dijadikan bahan pertimbangan
dalam merumuskan arah kebijakan dan strategi. BKKBN menyusun Rencana
Strategis (Renstra) BKKBN 2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan
Kepala BKKBN Nomor : 212/PER/B1/2015 sebagai panduan bagi Pemerintah
Kabupaten/Kota agar tidak salah arah atau kurang mendukung kebijakan
nasional dalam pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga. Renstra
BKKBN Tahun 2015-2019 dimaksudkan sebagai dokumenperencanaan dan
acuan penganggaran Program KKBPK yang harus diikuti oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
Renstra BKKBN 2015-2019 itu sendiri berisi tentang sasaran, kebijakan
strategi program serta kegiatan-kegiatan dalam penguatan pembangunan bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang sesuai dengan tugas dan
fungsi BKKBN sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden
Nomor 3 tahun 2013 - perubahan ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103

2
tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019.
Dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2017,
Kementerian PPN/Bappenas mengembangkan program dan kegiatan prioritas
pada rancangan Pembangunan Nasional. Posisi Program Kependudukan, KB
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di dalam RKP tahun 2017 berada pada
lingkup Prioritas Nasional Pembangunan Kesehatan. BKKBN memiliki
kontribusi pada Pembangunan Kesehatan melalui “Peningkatan Pelayanan KB
dan Kesehatan Reproduksi” dengan dukungan dan kontribusi Kementerian,
Lembaga serta Mitra Kerja terkait lainnya. Pada program prioritas “Peningkatan
Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi”, BKKBN harus fokus pada
pelaksanaan 5 (lima) kegiatan prioritas RKP 2017, yaitu:
1. Pelayanan KB,
2. Advokasi dan KIE KKBPK,
3. Pembinaan Remaja,
4. Pembangunan Keluarga, dan
5. Regulasi, Kelembagaan, serta Data dan Informasi.
Kelima kegiatan prioritas tersebut juga harus menjadi salah satu
pertimbangan dalam pengembangan rancangan program dan kegiatan prioritas
di dalam revisi Renstra BKKBN 2015-2019.Sasaran Strategis BKKBN adalah
kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh BKKBN mencerminkan pengaruh
yang ditimbulkan oleh adanya outcome dari beberapa program. Untuk
memastikan tujuan BKKBN dapat tercapai, maka ditetapkan sasaran strategis
BKKBN 2015-2019yang sesuai dengan Sasaran Pembangunan Kependudukan
dan KB yang tertera pada RPJMN 2015-2019, yaitu:
1. Menurunnya angka kelahiran total (TFR)
2. Meningkatnya prevalensi kontrasepsi (CPR) modern
3. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
4. Meningkatnya peserta KB aktif yang menggunakan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP)

3
5. Menurunnya tingkat putus pakai kontrasepsi
Ke-5 (lima) Sasaran Strategis tersebut kemudian akan dijabarkan di dalam
Indikator Kinerja Sasaran Strategis yang akan dicapai melalui Indikator Kinerja
Program dan Indikator Kinerja Kegiatan.

B. Visi dan Misi


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional memiliki Visi
untuk menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas. Adapun dalam
mewujudkan visi tersebut maka Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional memiliki misi sebagai berikut: Mengarus-utamakan pembangunan
berwawasan Kependudukan, Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi, Memfasilitasi Pembangunan Keluarga,
Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta Membangun dan
menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.

C. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


1. Tugas Pokok dan Fungsi BKKBN
a. Kedudukan
(1) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang
selanjutnya dalam Peraturan Kepala BKKBN ini disebut dengan
BKKBN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang
bertanggung jawab di bidang kesehatan.
(2) BKKBN dipimpin oleh Kepala.
b. Tugas
BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
c. Fungsi
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
BKKBN menyelenggarakan fungsi:

4
a. perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
b. penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
c. pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
d. penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
e. penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; dan
f. pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
(2) Selain fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BKKBN juga
menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
b. pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di
lingkungan BKKBN;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab BKKBN;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan
e. penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

2. Tugas Pokok dan Fungsi Kedeputian BKKBN


BKKBN terdiri atas:
a. Kepala;
b. Sekretariat Utama;
c. Deputi Bidang Pengendalian Penduduk;
d. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi;
e. Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga;
f. Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi;

5
g. Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan;
h. Inspektorat Utama.

KEPALA
Kepala BKKBN mempunyai tugas memimpin BKKBN dalam menjalankan
tugas dan fungsi BKKBN.
SEKRETARIAT UTAMA
1. Kedudukan
(1) Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pemimpin yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.
2. Tugas
Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan BKKBN.
3. Fungsi
Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan di lingkungan BKKBN;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program di lingkungan
BKKBN;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan
dokumentasi di lingkungan BKKBN;
d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama,
dan hubungan masyarakat;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan
hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BKKBN.

6
DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK
1. Kedudukan
(1) Deputi Bidang Pengendalian Penduduk adalah unsur pelaksana sebagian
tugas dan fungsi BKKBN di bidang pengendalian penduduk yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Bidang pengendalian penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pemaduan dan sinkronisasi kebijakan, perencanaan kebijakan,
dan analisis dampak mengenai kependudukan serta kerja sama
pendidikan kependudukan.
(3) Deputi Bidang Pengendalian Penduduk dipimpin oleh Deputi.
2. Tugas
(1) Deputi Bidang Pengendalian Penduduk mempunyai tugas merumuskan
dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk.
(2) Bidang pengendalian penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pemaduan dan sinkronisasi kebijakan, perencanaan kebijakan,
dan analisis dampak mengenai kependudukan serta kerja sama
pendidikan kependudukan.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam poin sebelumnya
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk menyelenggarakan fungsi;
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengendalian penduduk;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk; dan
e. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengendalian
penduduk.

7
DEPUTI BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN
REPRODUKSI
1. Kedudukan
(1) Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi adalah
unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BKKBN di bidang keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dipimpin
oleh Deputi.
2. Tugas
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai
tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi; dan
e. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi.

DEPUTI BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN


KELUARGA
1. Kedudukan
(1) Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga adalah
unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BKKBN di bidang keluarga

8
sejahtera dan pemberdayaan keluarga yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi upaya pemberian akses informasi,
konseling, pembinaan, bimbingan, dan pemberian pelayanan dalam
rangka mewujudkan keluarga berkualitas dan ketahanan keluarga (3)
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga dipimpin
oleh Deputi.
2. Tugas
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga mempunyai
tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 223, Deputi
Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga; dan
e. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang keluarga sejahtera
dan pemberdayaan keluarga.

DEPUTI BIDANG ADVOKASI, PENGGERAKAN, DAN INFORMASI


1. Kedudukan
(1) Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi adalah unsur
pelaksana sebagian tugas dan fungsi BKKBN di bidang advokasi,

9
penggerakan, dan informasi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi dipimpin oleh
Deputi.
2. Tugas
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang advokasi dan
penggerakan serta komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian
penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan
Informasi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang advokasi dan penggerakan serta
komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian penduduk, keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang advokasi dan penggerakan serta
komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian penduduk, keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang advokasi dan
penggerakan serta komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian
penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi dan
penggerakan serta komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian
penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga; dan
e. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang advokasi dan
penggerakan serta komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian

10
penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga.

DEPUTI BIDANG PELATIHAN, PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN


1. Kedudukan
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan adalah unsur
pelaksana sebagian tugas dan fungsi BKKBN di bidang pelatihan, penelitian,
dan pengembangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala BKKBN. (2) Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan
dipimpin oleh Deputi.
2. Tugas
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pelatihan,
penelitian, dan pengembangan pengendalian penduduk, keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan pemberdayaan
keluarga.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 366, Deputi
Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan pengendalian penduduk, keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan pengendalian penduduk, keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendidikan
dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan pengendalian penduduk,
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;

11
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan pengendalian penduduk, keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga; dan e. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi
di bidang pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan
pengendalian penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,
serta keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.

INSPEKTORAT UTAMA
1. Kedudukan
(1) Inspektorat Utama adalah unsur pengawas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BKKBN.
(2) Inspektorat Utama dipimpin oleh Inspektur Utama.
2. Tugas
Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di
lingkungan BKKBN.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan
BKKBN;
b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan BKKBN terhadap kinerja
dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala
BKKBN;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan BKKBN; dan
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Utama

3. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat/Perwakilan BKKBN Provinsi


Untuk melaksanakan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional, serta dalam rangka meningkatkan efektivitas pengelolaan

12
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana di provinsi,
perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Perwakilan Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi dengan Peraturan Kepala Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Maka diputuskan untuk
mengeluarkan Perka BKKBN NOMOR 82/PER/B5/2011 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Provinsi.
Perwakilan BKKBN Provinsi menyelenggarakan fungsi:
a. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan nasional
di bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga
b. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga
c. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,
keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga
d. Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi, penggerakan
hubungan antar lembaga, bina lini lapangan serta pengelolaan data dan
informasi di bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga
e. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di
bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
f. Pelaksanaan tugas administrasi umum
g. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya
h. Pembinaan dan fasilitasi terbentuknya Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota.

13
Perwakilan BKKBN Provinsi terdiri atas:
a. Sekretariat
b. Bidang Pengendalian Penduduk
c. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
d. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
e. Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi
f. Bidang Pelatihan dan Pengembangan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang/Bagian


Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta
pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi terdiri
atas: a. Subbidang Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Pemerintah dan
Swasta; b. Subbidang Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Wilayah dan
Sasaran Khusus; dan c. Subbidang Kesehatan Reproduksi.

5. Tugas Pokok dan Fungsi Sub Bidang/Sub Bagian


Subbidang Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Wilayah dan
Sasaran Khusus mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan,
pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan
kesertaan keluarga berencana jalur wilayah dan sasaran khusus.
a. Tugas Pokok Subbidang Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus
Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan peningkatan akses
dan kualitas pelayanan KB Jalur wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan
dan miskon perkotaan serta peningkatan kesertaan keluarga berencana
pria di provinsi
a.1. Menyusun rencana kerja dan rencana kegiatan penyiapan bahan
pelaksanaan kebijakan peningkatan akses dan kualitas pelayanan

14
keluarga berencana jalur wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan
dan miskon perkotaan serta peningkatan kesertaan keluarga
berencana pria di provinsi.
a.2. Menyiapkan bahan konsep rencana kerja dan rencana kegiatan
pelaksanaan kebijakan peningkatan askes dan kualitas pelayanan
keluarga berencana jalur wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan
dan miskin perkotaan serta peningkatan kesertaan keluarga
berencana pria di provinsi.
a.3. Menyiapkan bahan penyusun program kegiatan dan anggaran
pelaksanaan kebijakan peningkatan akses dan kualitas pelayanan
keluarga berencana jalur wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan
dan miskin perkotaan serta peningkatan kesertaan keluarga
berencana pria di provinsi.
a.4. Menyiapkan bahan konsep evaluasi pelaksanaan kegiatan
kebijakan peningkatan akses dan kualitas pelayanan keluarga
berencana jalur wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan dan
miskin perkotaan serta peningkatan kesertaan keluarga berencana
pria di provinsi.
a.5. Melakukan penyiapan koordinasi hubungan kerja dengan
komponen dan instansi terkait pelaksanaan kebijakan peningkatan
akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana jalur wilayah
tertinggal, terpencil, perbatasan dan miskin perkotaan serta
peningkatan kesertaan keluarga berencana pria di provinsi.
a.6. Menyampaikan laporan kepada kepala bidang/atasan.
a.7. Melaksanakan tugas kegiatan penyiapan pelaksanaan kebijkan
peningkatan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana jalur
wilayah tertinggal, terpencil, perbatasan dan miskin perkotaan
serta peningkatan keserta keluarga berencana pria di provinsi, serta
tugas lainnya sesuai petunjuk kepala Bidang/atasan.

15
a. Struktur Organisasi Bidang KB dan KR

BIDANG
KELUARGA BERENCANA
DAN KESEHATAN
REPRODUKSI

SUBBIDANG SUBBIDANG
SUBBIDANG
BINA KESERTAAN KB BINA KESERTAAN KB
KESEHATAN
JALUR PEMERINTAH JALUR WILAYAH DAN
REPRODUKSI
DAN SWASTA SASARAN KHUSUS

STAFF

Gambar 1. Struktur Organisasi Bidang KB dan KR

D. Tugas Pokok dan Fungsi ASN/PNS


Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Pegawai ASN berfungsi sebagai:
a. Pelaksana Kebijakan Publik
b. Pelayan Publik
c. Perekat Dan Pemersatu Bangsa.
Pegawai ASN bertugas:
• Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

16
• Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
• Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

E. Tujuan dan Manfaat


Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan
pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu
tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan Dasar CPNS Golongan II secara
terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat,
dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan , karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Sebagai dasar penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam
mencetak PNS.
Lembaga Administrasi Negara menterjemahkan amanat Undang-Undang
tersebut dalam bentuk Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan yang tertuang dalam
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 21 tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III. Pelatihan
ini memadukan pembelajaran klasikan dan non-klasikan di tempat Pelatihan
serta di tempat kerja, yang menungkinkan peserta mampu untuk
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, seta membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri
dalam diri sebagai karakter PNS yang professional.

F. Kampung KB
Program Kampung KB tersebut merupakan salah satu inovasi program
pemerintah dalam memperkuat program Kependudukan Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Tujuan dari program kampung KB
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta dapat mewujudkan
keluarga kecil berkualitas. Ada empat kegiatan yang dilaksanakan dalam
Kampung KB. Pertama, tentang kependudukan, kedua, keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi, ketiga, ketahanan keluarga (pembangunan keluarga),
keempat, kegiatan lintas sektor di bidang pemukiman, sosial ekonomi,

17
kesehatan, pendidikan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta
keperluan yang disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kampung KB.

18
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Analisa Lingkungan Kerja


Berdasarkan Pasal 17 Peraturan Kepala BKKBN NO 82/PER/B5/2011
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BKKBN Provinsi, Subbidang
Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus
merupakan salah satu subbidang dari bidang Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma,
standar, prosedur dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang
pembinaan kesertaan keluarga berencana jalur wilayah dan sasaran khusus.
Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai 2
tujuan yaitu:
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan KB dan Kesehatan
Reproduksi
2. Tujuan Khusus
• Meningkatkan pembinaan dan kesertaan KB melalui Faskes Pemerintah
dan Swasta;
• Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan pelayanan KB & KR yang
terstandarisasi;
• Meningkatkan pembinaan kesertaan KB di wilayah dan sasaran khusus;
• Meningkatkan kualitas promosi dan konseling Kesehatan Reproduksi.
Dalam melaksanaan tugasnya terdapat beberapa isu atau masalah yang
muncul Subbidang Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Wilayah dan
Sasaran Khusus. Identifikasi Isu yang ada terjadi di Subbidang Bina Kesertaan
Keluarga Berencana Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus:
1. Masih rendahnya penggunaan alat kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) pada Kampung KB di Desa Arang Limbung, Kec. Sungai
Raya, Kab. Kubu Raya.
2. Belum adanya arsip evaluasi kegiatan secara digital.

19
3. Belum optimalnya media koordinasi hubungan kerja dengan komponen
dan instansi.
Dalam penetapan isu tersebut, penulis menggunakan alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu dengan menggunakan metode USG (Urgensy, Seriousness,
Growth).
1. Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Tabel 1. Tabel Metode Kriteria Isu USG
No Penyebab Masalah Urgency Seriousness Growth Total
Masih rendahnya
penggunaan alat
kontrasepsi MKJP pada
1 Kampung KB di Desa 5 4 4 13
Arang Limbung, Kec.
Sungai Raya, Kab. Kubu
Raya.
Belum adanya arsip
2 evaluasi kegiatan secara 4 3 4 11
digital.
Belum optimalnya media
koordinasi hubungan kerja
3 4 3 3 10
dengan komponen dan
instansi.
Keterangan :
5 : sangat besar; 4 : besar; 3 : sedang; 2 : kecil; 1 : sangat kecil
MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Berdasarkan identifikasi isu menggunakan metode USG, maka penulis


mendapatkan satu core issue yang dianggap paling penting untuk dilaksanakan
pemecahan isunya, yakni “Masih rendahnya penggunaan Alat Kontrasepsi
MKJP pada Kampung KB di Desa Arang Limbung, Kec. Sungai Raya,
Kab. Kubu Raya”.

20
B. Gagasan Pemecahan Isu
Isu utama yang ada adalah “Masih rendahnya penggunaan tentang KB MKJP
pada Kampung KB di Desa Arang Limbung, Kec. Sungai Raya, Kab. Kubu
Raya”. Gagasan pemecahan isu yang dikonsepkan oleh penulis ialah
“Peningkatan Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP pada Kampung KB di
Desa Arang Limbung, Kec. Sungai Raya, Kab. Kubu Raya” melalui
Sosialisasi, Penyuluhan dan KIE kepada Pasangan Usia Subur (PUS) dan
Peserta KB non MKJP serta Kerjasama dengan komponen, dinas instansi
terkait dan mitra kerja program KKBPK di Desa Arang Limbung, Kec. Sungai
Raya, Kab. Kubu Raya.

21
C. Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja: Subbidang Bina Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus
Identifikasi Isu 1. Masih rendahnya penggunaan KB MKJP pada Kampung KB di Desa Arang Limbung, Kec.
Sungai Raya, Kab. Kubu Raya.
2. Belum adanya arsip evaluasi kegiatan secara digital.
3. Belum optimalnya media koordinasi hubungan kerja dengan komponen dan instansi.
Isu yang Diangkat Masih rendahnya penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP pada Kampung KB di Desa Arang
Limbung, Kec. Sungai Raya, Kab. Kubu Raya.
Gagasan Pemecahan Isu Peningkatan penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP pada Kampung KB di Desa Arang Limbung, Kec.
Sungai Raya, Kab. Kubu Raya.

22
KONTRIBUSI
KETERIKATAN
TERHADAP PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT SUBSTANSI MATA
VISI/MISI ORGANISASI
PELATIHAN
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan koordinasi Berkonsultasi • Adanya • Akuntabilitas: Mengembangkan • Cerdas (dalam
dengan semua komponen, dengan semua dukungan dari Tanggungjawab dalam jejaring kemitraan berkomunikasi)
dinas instansi terkait dan komponen, dinas berbagai pihak bermitra; dalam pengelolaan • Kerjasama (dalam
mitra kerja/organisasi. instansi terkait dan ataupun mitra • Nasionalisme: Tidak Kependudukan, melaksanakan
mitra kerja terkait. diskriminatif; Keluarga Berencana kegiatan)
kerja/organisasi • Etika publik: sopan dan Pembangunan
santun dalam Keluarga
berkomunikasi
• Whole of Government
(kolaborasi /
kerjasama)

2 Membuat panduan 1. Berkonsultasi Adanya pedoman • Komitmen mutu: •


sosialisasi dengan mentor dalam melakukan inovasi
2. Mengumpulkan sosialisasi •
bahan
3. Menyusun materi
4. Membuat
panduan
3 Melakukan sosialisasi 1. Konsultasi Daftar nominasi • Nasionalisme: tidak Pembangunan • Cerdas (Dalam
kepada PUS dan Peserta dengan mentor PUS peserta KB diskriminatif Keluarga menyampaikan
KB non MKJP 2. Menyiapkan MKJP • Etika publik: informasi)
materi dan media melakukan komunikasi • Integritas (Jujur
sosialisasi kepada masyarakat dalam
3. Merencanakan dengan sopan & santun menyampaikan
waktu dan tempat • Pelayanan Publik informasi)
kegiatan (melakukan • Ikhlas (melakukan
tugas dengan tulus

23
penyuluhan kepada dengan harapan
PUS) semata-mata
mendapatkan ridha
Allah SWT)

4 Menyiapkan bahan untuk 1. Mengumpulkan Adanya bahan • Akuntabilitas: Menyelenggarakan • Kerjasama (dalam
pembinaan kepada peserta bahan untuk pembinaan untuk tanggungjawab dalam Keluarga Berencana mengumpulkan
KB pembinaan kesertaan ber KB menyediakan bahan bahan)
kepada peserta • Nasionalisme : Tidak • Ikhlas (melakukan
KB diskriminatif tugas dengan tulus
2. Menginventaris dengan harapan
bahan untuk semata-mata
pembinaan mendapatkan ridha
kepada peserta Allah SWT)
KB

5 Membuat laporan kegiatan 1. Mengumpulkan Adanya laporan • Akuntabilitas: hasilnya Membangun dan • Integritas (Jujur
dokumentasi kegiatan dapat dipertanggung menerapkan budaya dalam membuat
kegiatan jawabkan kerja organisasi laporan)
2. Merekap data • Antikorupsi: Jujur secara konsisten • Ikhlas (melakukan
kehadiran peserta dalam membuat tugas dengan tulus
3. Mengevaluasi laporan dengan harapan
kegiatan semata-mata
4. Membuat laporan mendapatkan ridha
kegiatan Allah SWT)

Keterangan :
- PUS : Pasangan Usia Subur
- MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

24
D. Jadwal Rencana Aktualisasi
Oktober November
No Kegiatan Minggu Minggu
I II III IV I II III IV
1 Melakukan koordinasi dengan semua komponen, dinas instansi terkait dan mitra
kerja/organisasi.
2 Membuat panduan sosialisasi
3 Melakukan sosialisasi kepada Pasangan Usia Subur dan Peserta KB non MKJP
4 Menyiapkan bahan untuk pembinaan kepada peserta KB
5 Membuat laporan kegiatan

25
26
A. Rencana Antisipasi Kendala yang Dihadapi
No Tahapan Kegiatan Kendala Antisipasi
1 Melakukan koordinasi ✓ Terbatasnya ✓ melakukan kegiatan
dengan semua waktu yang mudah untuk
komponen, dinas ✓ kurangnya dilaksanakan dan
instansi terkait dan partisipasi mudah diukur
mitra kerja/organisasi sasaran ✓ mendekati tokoh
2 Melakukan sosialisasi ✓ Kendala agama, tokoh
kepada Pasangan Usia bahasa masyarakat, dan tokoh
Subur dan Peserta KB adat agar bisa
non MKJP membantu

3 Menyiapkan bahan terselenggaranya

untuk pembinaan kegiatan

kepada peserta KB
4 Membuat laporan
kegiatan

27
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan


Pelatihan LATSAR Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta:
Lembaga Adimintrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan
Pelatihan LATSAR Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta:
Lembaga Adimintrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Etika Publik. Modul Pendidikan dan
Pelatihan LATSAR Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta:
Lembaga Adimintrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan
Pelatihan LATSAR Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta:
Lembaga Adimintrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan
Pelatihan LATSAR Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta:
Lembaga Adimintrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Manajemen Aparatur Sipil Negara . Modul
Pendidikan dan Pelatihan LATSAR Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
III. Jakarta: Lembaga Adimintrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2014.Whole of Goverment. Modul Pendidikan dan
Pelatihan LATSAR Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta:
Lembaga Adimintrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2014.Pelayanan Publik. Modul Pendidikan dan
Pelatihan LATSAR Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta:
Lembaga Adimintrasi Negara
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

28

Anda mungkin juga menyukai