Anda di halaman 1dari 6

BioTrends Vol.9 No.

2 Tahun 2018

APLIKASI SINGLE NUCLEOTIDE POLYMORPHISM (SNP)


DALAM STUDI FARMAKOGENOMIK UNTUK
PENGEMBANGAN OBAT
ALFIN PUTRI DAN SYUBBANUL WATHON
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37, Kampus Tegal Boto, Jember, 68121
Corresponding author: syubbanulwathon@unej.ac.id

Single Nucleotide SNP dapat ditemukan pada genom antar individu


Polymorphism coding region maupunnon sehingga dapat digunakan
coding region (Lonetti et al., untuk mendeteksi alel yang

S ingle Nucleotide
Polymorphism (SNP)
merupakan suatu
perbedaan susunan basa
2016). SNP yang terletak
pada coding region
dinamakan cSNPyang
memiliki peluang untuk
membawa suatu sifat yang
penting pada suatu individu
(Campbell et al., 2000;
Mmeka et al., 2013). Selain
nukleotida tunggal pada mempengaruhi fungsi gen itu, penanda SNP dapat
genom suatu individu yang karena dapat mengubah diaplikasikan di bidang
menyebabkan adanya urutan asam amino dan kesehatan dan kedokteran
variasi genetik dalam suatu mempengaruhi struktur untuk diagnostik dan
populasi (Twyman, 2005). protein sehingga prognostik suatu penyakit
Pada dasarnya basa menyebabkan gangguan (Sadewa, 2015).
nukleotida penyusun genom monogenik resesif maupun
manusia memiliki kesamaan dominan (Wang et al., SNP Pada Genom Manusia
yang mencapai 99.9% dan 2001). Gangguan monogenik
hanya sekitar 0.1% adalah gangguan akibat Sebagian besar perbedaan
nukleotida yang adanya mutasi gen tunggal genetik manusia
membedakan antar individu. alel resesif atau dominan dipengaruhi oleh adanya
Namun dari 0.1% tersebut yang diwariskan induk ke SNP yang terjadi pada
memiliki dampak yang keturunannya (Babar, 2017). genom manusia dan
besar, baik dari segi SNP dapat digunakan seringkali dihubungkan
morfologi maupun fisiologi sebagai penanda (marker) dengan adanya perbedaan
(Noer, 2014). Adanya SNP yang efektif dalam dalam predisposisi suatu
berbeda dengan variasi mendeteksi keragaman penyakit tertentu ataupun
genetik akibat mutasi titik genetik yang umumnya respons tubuh terhadap
(point mutation) yang terjadi dengan frekuensi penggunaan obat (Simon
bersifat patologis, karena sekitar satu SNP dalam 1000 dan Surdaji,
variasi SNP dapat pula nukleotida pada DNA 2005).Perbedaan ini
ditemukan pada individu genom(Campbell et al., dimungkinkan karena
normal (Sadewa, 2015). 2000). SNP merupakan adanya transisi, transfersi,
penanda dalam variasi delesi, atau insersi(Duran et

69
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

Gambar 1. Ilustrasi perbedaan SNP pada genom manusia (Lonetti et al., 2016)

al., 2009). Transisi sangat jarang ditemukan mempengaruhi fisiologis


merupakan perubahan basa (Duran et al., 2009). tanggapan terhadap obat,
purin yang digantikan oleh dari absorpsi dan
basa purin, dan basa Farmakogenomik metabolisme untuk tindakan
pirimidin digantikan oleh farmakologis dan efek terapi
basa pirimidin. Sedangkan Keberhasilan Human Genom (Yudhani, 2014).
transversi merupakan Project menciptakan ilmu
perubahan basa purin disiplin baru dalam Farmakogenomik dapat
digantikan basa pirimidin farmakologi yang dikenal menjelaskan perbedaan
dan basa pirimidin sebagai farmakogenomik. respon pemberian obat
digantikan oleh basa purin. Farmakogenomik tercipta pada setiap individu yang
Perubahan SNP dapat sebagai paduan antara berkaitan erat dengan
diwariskan ke generasi disiplin ilmu farmakologi dan susunan genetik masing-
berikutnya baik yang genomik. Artinya terdapat masing individu. Perbedaan
bersifat menguntungkan titik temu antara genetik tersebut berkaitan
ataupun sifat yang farmakologi dengan dengan gen yang mengkode
merugikan seperti genetika. Keterlibatan gen protein yang terlibat pada
mutasi(Duran et al., 2009). dan protein dalam suatu mekanisme deposisi obat,
Kebanyakan SNP memiliki penyakit dan respon tubuh misalnya protein transporter
sifat bialel yaitu terdapat terhadap obat telah lama pada membran sel (Simon
dua jenis alel (satu basa menjadi fokus para praktisi dan Surdaji, 2010).
nukleotida berubah menjadi bidang kedokteran maupun Farmakogenomik memiliki
basa nukleotida yang lain), farmasi. Farmakogenomik cakupan yang luas dan
tetapi ditemukan pula SNP merupakan ilmu yang mengacu pada interaksi
yang memiliki sifat lebih dari menentukan bagaimana kompleks gen di seluruh
dua jenis alel walaupun variabilitas genetik genom termasuk

70
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

mengidentifikasi kandidat
gen dan menghubungkan
polimorfisme ini dengan
suatu model terapi gen,
sistem prediksi respons
obat, pengurangan efek
samping dan pemilihan dosis
obat yang efektif dan efisien
(Yudhani, 2014). Studi
farmakogenomik dilakukan
untuk mengidentifikasi
suatu model terapi yang
bertujuan untuk mengurangi
variabilitas antarindividu
dan untuk meningkatkan
efikasi dan keamanan obat
(Lonetti et al., 2016).
Beberapa keuntungan yang
diharapkan melalui
pengembangan studi Gambar 2. Pengembangan farmakogenomik (Yudhani,
farmakogenomik yaitu 2014)
mengembangkan obat yang
lebih spesifik dan
farmakogenetika. Studi penemuan dan
mengurangi kerusakan sel
farmakogenetika pengembangan obat
karena dosis obat yang
dikembangkan pada maupun agen terapeutik
diberikan lebih tepat dan
awalnya untuk memahami lainnya. Gambar 2
sesuai dengan respon
perbedaan individu pada menunjukkan kerangka kerja
masing-masing individu
farmakokinetik dan untuk penerapan studi
(Simon dan Surdaji, 2010).
metabolisme suatu obat farmakogenomik pada
Dengan demikian, maping
yang sering dikaitkan berbagai tahapan
SNP yang komprehensif
denganadanya SNP. Berbeda pengembangan obat
memberikan informasi
halnya dengan dengan studi termasuk target dan seleksi
varian genetik yang relevan
farmakogenetika yang kandidat, pengembangan
terhadap translokasi obat,
mempelajari pengaruh obat klinis, lisensi penggunaan
interaksi obat dan reseptor,
terhadap metabolisme dan obat, sertaLife Cycle
serta kinerja obat dalam
fisiologis manusia Management (LCM)
tubuh. Sehingga kajian SNP
berdasarkan gen tunggal, (Yudhani, 2014).
sangat penting untuk
farmakogenomik
pengembangan
mempelajari seluruh materi Pendekatan
farmakogenomik
genetik manusia untuk farmakogenomik banyak
mengkaji respon individu diterapkan untuk
Perkembangan Studi
terhadap obat. Aplikasi studi mengidentifikasi variasi
Farmakogenomik
farmakogenomik dalam genetik yang berkaitan
mempelajari respon tubuh dengan respon pasien
Pengaruh genetika
terhadap suatu obat dan terhadap obat. Variasi
sebenarnya telah dipelajari
keamanannya telah genetik seperti adanya
dalam studi
berdampak luas pada pengulangan basa

71
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

nukleotida, insersi, dan protein yang terdiri dari utama untuk


delesi dapat mengubah beberapa kelompok protein mengidentifikasi faktor
urutan asam amino. berbeda secara fungsional genetik yang berhubungan
Polimorfisme genetik yang dan terlibat dalam dengan respons obat.
demikian telah dieksplorasi pengangkutanzat kimia Strategi pertama melibatkan
pada tingkat enzim, lintas membran sel (Klepsch studi fenotipe ke genotipe
transporter, dan target- et al., 2014). PGP terlibat yaitu SNP dalam kandidat
target molekul lainnya dalam pengangkutan gen yang dikaitkan dengan
berkenaan dengan berbagai obat hidrofobik, variasi dalam respon obat
perubahan-perubahan termasuk agen kemoterapi termasuk reaksi yang
fungsional (perubahan sitotoksik (misalnya merugikan/ respon negatif.
tingkat ekspresi dan / atau doxorubicin dan paclitaxel), Gen kandidat dipilih dengan
aktivitas protein-protein hormon, dan serangkaian membuat diagram jalur
yang dikodekan) dan obat yang berbeda secara farmakokinetik dan
kontribusinya terhadap struktural. PGP ditemukan di farmakodinamik.SNP pada
respon obat yang bervariasi. jaringan normal, seperti suatu gen di jalur
kanalikuli dari hepatosit, farmakokinetik atau
Pengaruh SNP Pada tubulus proksimal ginjal, farmakodinamik adalah
Transportasi Obat perbatasan sikat usus kecil, kandidat untuk hubungan
usus besar, kelenjar adrenal, dengan respon obat.
Studi terbaru menunjukkan endotelium kapiler otak dan Strategi kedua melibatkan
bahwa variasi genetik testis (Lee et al., 2005). studi genotipe ke fenotipe.
bervariasi di antara Individu dengan genotipe
kelompok etnis yang Aplikasi SNP Dalam tertentu diberikan obat lalu
berbeda. Contoh Pengembangan Obat diukur detak jantung
polimorfisme genetik yang menggunakan
berkaitandengan Urutan seluruh genom elektrokardiogram untuk
transportasi obat adalah manusia menjadi dasar memperoleh datain vivo
Gen MDR1(ABCB1). penelitian lebih lanjut untuk yang akurat bahwa SNP
Polimorfisme MDR1 terjadi mengidentifikasi faktor berkaitan dengan respons
dalam berbagai kombinasi genetik yang dapat dikaitkan obat. Strategi ketiga
alelik. Frekuensi alel MDR1 dengan respons obat atau melibatkan analisis genom
berbeda, tergantung pada toksisitas suatu senyawa secara keseluruhan. Para
ras manusia. Sebagai yang masuk ke dalam tubuh. peneliti melakukan studi
contoh, polimorfisme Penelitian farmakogenomik asosiasi genom keseluruhan
C3435T yang terletak pada di fokuskan pada analisis mengidentifikasi bagian-
ekson nomer 26 individu pada tingkat DNA yang bagian genom yang
asal Afrika memiliki berkaitan dengan respon menyebabkan variasi
frekuensi 73%-84% dan suatu obat misalnya genetik (Giacomini et al.,
individu asal Eropa dan Asia isoniazid untuk 2007).
memiliki frekuensi 34% - mengidentifikasi beberapa
59%. Gen MDR1 mengkode enzim yang memetabolisme Ketiga strategi tersebut
P-glikoprotein (PGP) yang obat tertentu.National diharapkan SNP dapat
merupakan transporter ATP- Institute of Health- menjadi dasar dalam
Binding Casset (ABC) (Lee et Pharmacogenetics Research pengembangan obat yang
al., 2005). ATP-ABC Network (NIH-PGRN) berbasis genetik.
merupakan suatu cluster menggunakan tiga strategi Berkembangnya

72
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

pengetahuan Polymorphisms (Snps): Nucleotide


farmakogenomik dapat History, Polymorphism (SNP)
mengurangi efek samping Biotechnological Markers Discovery
obat yang tidak diinginkan. Outlook And Practical Within Musa spp
Sehingga tujuan utama dari Applications,Current (Plantain Landraces,
farmakogenomik dalam Pharmacogenomics, AAB Genome) For Use
mengidentifikasi terapi yang 3(3), 237-245. In Beta Carotene
dipersonalisasi untuk (Provitamin A) Trait
mengurangi variabilitas Klepsch F, Vasanthanathan Mapping,American
antar individu, P. and Ecker GF. Journal of Biology and
meningkatkan efisiensi serta (2014). Ligand And Life Sciences, 1(1), 11-
keamanan pemberian obat Structurebased 19.
maupun agen terapeutik Classification Models
lainnya. For Prediction Of P- Radji M. (2012). Pendekatan
Glycoprotein Farmakogenomik
Daftar Pustaka Inhibitors’, Journal of dalam Pengembangan
Chemical Information Obat Baru.
Giacomini KM, Brett,CM, and Modeling, 54(1), Pharmaceutical
Altman RB, Benowitz pp 218–229. Sciences and Research
NL, Dolan ME, (PSR), 2(1), 1-11.
Flockhart DA, and Lee, W., Lockhart, A. C., Kim,
Kroetz DL. (2007). The R. B., & Rothenberg, Sadewa, AH. (2015). Peran
Pharmacogenetics M. L. (2005). Cancer Single Nucleotide
Research Network: Pharmacogenomics: Polymorphisms (Snps)
From SNP Discovery Powerful Tools In Pada Metabolisme
To Clinical Drug Cancer Chemotherapy Mikronutrien Dan
Response,Clinical And Drug Enzim Antioksidan
Pharmacology & Development,The Sebagai Predisposisi
Therapeutics,81(3). Oncologist, 10(2), 104- Terhadap
328-345. 111. Kanker,Prosiding
Anual Scientific
Kassam S, Meyer P, Corfield Lonetti A, Fontana MC, Meetng, 1-11.
A, Mikuz G, and Sergi Martinelli G, and
C. (2005). Single Iacobucci I. (2016). Simon S, and Surjadi C.
Nucleotide Single Nucleotide (2010). Kedokteran
Polymorphisms (SNPs): Polymorphisms as genomik: suatu
History, Genomic Markers for harapan bagi
Biotechnological High-Throughput kemajuan kedokteran
Outlook And Practical Pharmacogenomic di Indonesia,Damianus
Applications,Current Studies, In Microarray Journal of Medicine,
Pharmacogenomics, Technology (pp. 143- 9(1), 45-54.
3(3), 237-245. 159). Humana Press,
New York, NY. Surendiran A, Pradhan SC,
Kassam S, Meyer P, Corfield and Adithan C. (2008).
A, Mikuz G, and Sergi Mmeka EC, Adesoye AI, Role of
C. (2005). Single Vroh BI, and Ubaoji KI. pharmacogenomics in
Nucleotide (2013). Single drug discovery and

73
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018

development,Indian Genotyping Drug Discovery and


Journal Of Techniques-An Development,CDK-
Pharmacology, 40(4), Overview,Encyclopedia 214, 41(3), 181-185.
137. of Diagnostic Genomic.
Yudhani RD. (2014).
Twyman RM. (2005). Single Yudhani RD. (2014). Farmakogenomik dan
Nucleotide Application of Terapi Kanker,CDK
Polymorphism (SNP) Pharmacogenomics on 217, 41(6).

74

Anda mungkin juga menyukai