250 455 1 SM
250 455 1 SM
2 Tahun 2018
S ingle Nucleotide
Polymorphism (SNP)
merupakan suatu
perbedaan susunan basa
2016). SNP yang terletak
pada coding region
dinamakan cSNPyang
memiliki peluang untuk
membawa suatu sifat yang
penting pada suatu individu
(Campbell et al., 2000;
Mmeka et al., 2013). Selain
nukleotida tunggal pada mempengaruhi fungsi gen itu, penanda SNP dapat
genom suatu individu yang karena dapat mengubah diaplikasikan di bidang
menyebabkan adanya urutan asam amino dan kesehatan dan kedokteran
variasi genetik dalam suatu mempengaruhi struktur untuk diagnostik dan
populasi (Twyman, 2005). protein sehingga prognostik suatu penyakit
Pada dasarnya basa menyebabkan gangguan (Sadewa, 2015).
nukleotida penyusun genom monogenik resesif maupun
manusia memiliki kesamaan dominan (Wang et al., SNP Pada Genom Manusia
yang mencapai 99.9% dan 2001). Gangguan monogenik
hanya sekitar 0.1% adalah gangguan akibat Sebagian besar perbedaan
nukleotida yang adanya mutasi gen tunggal genetik manusia
membedakan antar individu. alel resesif atau dominan dipengaruhi oleh adanya
Namun dari 0.1% tersebut yang diwariskan induk ke SNP yang terjadi pada
memiliki dampak yang keturunannya (Babar, 2017). genom manusia dan
besar, baik dari segi SNP dapat digunakan seringkali dihubungkan
morfologi maupun fisiologi sebagai penanda (marker) dengan adanya perbedaan
(Noer, 2014). Adanya SNP yang efektif dalam dalam predisposisi suatu
berbeda dengan variasi mendeteksi keragaman penyakit tertentu ataupun
genetik akibat mutasi titik genetik yang umumnya respons tubuh terhadap
(point mutation) yang terjadi dengan frekuensi penggunaan obat (Simon
bersifat patologis, karena sekitar satu SNP dalam 1000 dan Surdaji,
variasi SNP dapat pula nukleotida pada DNA 2005).Perbedaan ini
ditemukan pada individu genom(Campbell et al., dimungkinkan karena
normal (Sadewa, 2015). 2000). SNP merupakan adanya transisi, transfersi,
penanda dalam variasi delesi, atau insersi(Duran et
69
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018
Gambar 1. Ilustrasi perbedaan SNP pada genom manusia (Lonetti et al., 2016)
70
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018
mengidentifikasi kandidat
gen dan menghubungkan
polimorfisme ini dengan
suatu model terapi gen,
sistem prediksi respons
obat, pengurangan efek
samping dan pemilihan dosis
obat yang efektif dan efisien
(Yudhani, 2014). Studi
farmakogenomik dilakukan
untuk mengidentifikasi
suatu model terapi yang
bertujuan untuk mengurangi
variabilitas antarindividu
dan untuk meningkatkan
efikasi dan keamanan obat
(Lonetti et al., 2016).
Beberapa keuntungan yang
diharapkan melalui
pengembangan studi Gambar 2. Pengembangan farmakogenomik (Yudhani,
farmakogenomik yaitu 2014)
mengembangkan obat yang
lebih spesifik dan
farmakogenetika. Studi penemuan dan
mengurangi kerusakan sel
farmakogenetika pengembangan obat
karena dosis obat yang
dikembangkan pada maupun agen terapeutik
diberikan lebih tepat dan
awalnya untuk memahami lainnya. Gambar 2
sesuai dengan respon
perbedaan individu pada menunjukkan kerangka kerja
masing-masing individu
farmakokinetik dan untuk penerapan studi
(Simon dan Surdaji, 2010).
metabolisme suatu obat farmakogenomik pada
Dengan demikian, maping
yang sering dikaitkan berbagai tahapan
SNP yang komprehensif
denganadanya SNP. Berbeda pengembangan obat
memberikan informasi
halnya dengan dengan studi termasuk target dan seleksi
varian genetik yang relevan
farmakogenetika yang kandidat, pengembangan
terhadap translokasi obat,
mempelajari pengaruh obat klinis, lisensi penggunaan
interaksi obat dan reseptor,
terhadap metabolisme dan obat, sertaLife Cycle
serta kinerja obat dalam
fisiologis manusia Management (LCM)
tubuh. Sehingga kajian SNP
berdasarkan gen tunggal, (Yudhani, 2014).
sangat penting untuk
farmakogenomik
pengembangan
mempelajari seluruh materi Pendekatan
farmakogenomik
genetik manusia untuk farmakogenomik banyak
mengkaji respon individu diterapkan untuk
Perkembangan Studi
terhadap obat. Aplikasi studi mengidentifikasi variasi
Farmakogenomik
farmakogenomik dalam genetik yang berkaitan
mempelajari respon tubuh dengan respon pasien
Pengaruh genetika
terhadap suatu obat dan terhadap obat. Variasi
sebenarnya telah dipelajari
keamanannya telah genetik seperti adanya
dalam studi
berdampak luas pada pengulangan basa
71
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018
72
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018
73
BioTrends Vol.9 No.2 Tahun 2018
74