Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :


BRILIAN RAMADHAN (19144010
CAESARIA ARROHMAH (1914401049)
FEBIOLA AMELIA SARI (1914401017)
KUKUH PURWATI (19144010
MEGA PUSPITA SARI ZEIN (1914401015)
RIKA NOPITA SARI (1914401038)
VERRY KUMALADEWI (1914401021)

DIII Keperawatan Tanjung Karang


TK. 1 REG. 1

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Kewarganegaraan dengan judul “ Fisika Kesehatan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung, 23 Juli 2019

2
Daftar isi

Kata Pengantar.................................................................................................... .i
Daftar isi ..............................................................................................................ii
Bab I pendahuluan ...............................................................................................1
A. Latar belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan masalah .................................................................................... .1
C. Tujuan penelitian .......................................................................................1

Bab II Pembahasan...............................................................................................2
A. Biomekanika..............................................................................................2
B. Biolistrik.....................................................................................................7
C. Fluida........................................................................................................10
D. Bio Optik..................................................................................................12
E. Bio akustik................................................................................................19
F. Thermofisika.............................................................................................25
G. Penerapan.................................................................................................29

Bab III Kesimpulan Dan Penutup.......................................................................31


A. Kesimpulan .............................................................................................31
B. Penutup....................................................................................................31
Daftar pustaka .............................................................................................32

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika keperawatan merupakan dasar ilmu untuk mempertimbangkan dan
memprediksi fenomena yang terjadi untuk menyelesaikan masalah keperawatan klien. Fisika
dalam keperawatan juga merupakan ilmu dasar dalam memberikan asuhan
keperawatan,
misalnya untuk pemenuhan kebutuhan suhu tubuh, latihan aktif dan pasif dan lain-lain.

Ilmu fisika kesehatan atau disebut dengan medical physics adalah ilmu yang menggabungkan
dua bidang kajian yang sangat luas, yaitu : ilmu fisika dan ilmu kesehatan serta
keterkaitannya. Fisika kesehatan mengacu pada dua bidang kajian utama, yaitu:

1. pertama, penerapan fungsi ilmu fisika pada tubuh manusia dan penerapannya untuk
mengatasi penyakit yang dialami oleh tubuh.
2. kedua, penerapan ilmu fisika pada kegiatan teknik pemeriksaan medis.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan kami bahas dalam makalah ini, antara lain :
1. Apa Peran Fisika dalam Kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang kesehatan?
2. Bagaimana prinsip fisika dalam pemeliharaan alat keperawatan?
3. Bagaimana penerapan fisika dalam memberikan asuhan keperawatan?
4. Bagaimana prinsip kerja Respirometer?
5. Apa keuntungan Endoscopy?
6. Bagaimana cara kerja Elektromyogram?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui manfaat ilmu fisika dalam bidang kesehatan.
2. Mengetahui proses yang berhubungan dengan ilmu fisika dalam tubuh manusia.
3. Mengetahui peran fisika bagi kesehatan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. BIOMEKANIKA
1. KONSEP BIOMEKANIKA
Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari gerakan
dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut
gaya.Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanika merupakan ilmu mekanika
teknik untuk analisa sistem kerangka otot manusia.
Chaffin, 1991secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu: Biomekanika menggunakan
konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh
dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari-hari.

2. PENGUKURAN DAN SATUAN


Fisika berasal dari kata physics dari bahasa Yunani, berarti membicarakan alam dan
fenomenanya. Fisika dapat dikatakan sebagai ilmu pemahaman mengenai alam semesta.
Sejumlah konsep, seperti “posisi”, “waktu”, “massa”, “gaya”, “elektron”, “suhu”, dsb;
dan hubungan-hubungan yang teramati antara berbagai konsep itu.
Hubungan-hubungan itu disebut “prinsip”. Ketika seseorang mengamati bahwa benda-benda
sekitarnya berpindah tempat. Maka dalam melukiskan peristiwa itu, disepakati adanya
konsep (pengertian) “posisi”, yang berubah terhadap “waktu”, sehingga diperoleh turunan
bernama “kecepatan” dan “percepatan”. Dalam proses ilmiah dilakukan pengamatan
terhadap peristiwa alam dan eksperimen. Untuk menyusun eksperimen diperlukan suatu
model dari peristiwa nyata. Untuk membantu memahami aspek fisik dari tubuh
manusia, dibutuhkan analogi, yaitu suatu pemisalan atau pendekatan sederhana.

3.HUKUM DASAR BIOMEKANIKA


3.1 Hukum Newton Pertama
3.1.1 Benda mempunyai sifat mempertahankan keadaannya; setiap benda yang dalam
keadaan diam mempunyai kecenderungan untuk tetap diam, sedangkan bila
benda sedang bergerak maka benda itu cenderung untuk terus bergerak.

5
3.1.2 Sifat ini diartikan sebagai kelembaman (inersia). Hukum Newton pertama dikenal
sebagai hukum kelembaman. Oleh Newton gejala ini dinyatakan sebagai berikut:
“Setiap benda akan tetap berada pada keadaan diam atau bergerak lurus
beraturan, kecuali jika benda itu dipaksa untuk mengubah keadaan tersebut oleh
gaya-gaya yang dikerjakan pada benda itu”. ∑F = 0

3.2 Hukum Newton kedua


3.2.1 Bila ada gaya yang bekerja pada suatu benda maka benda tersebut akan
mengalami suatu percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya.

F = m.a
Di mana :
m = massa benda atau massa inisial (kg)
a = percepatan (ms-2)
F = Kg ms-2 = Newton
Bila percepatan = 0, berarti benda bergerak lurus beraturan (kecepatan tetap)
atau
dalam keadaan diam.

3.3 Hukum Newton ketiga


3.3.1 Apabila sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain (disebut aksi), maka
benda yang kedua ini akan mengerjakan gaya pada benda pertama sama besar
dan berlawanan arah dengan gaya pada benda pertama (disebut reaksi).

3.3.2 Aksi = (∑) Reaksi

3. Aspek Biomekanika

4.1 Gravitasi dan pusat masa


Gravitasi adalah gaya tarikan bumi terhadap suatu benda. Jika suatu benda dilepaskan
dari suatu ketinggian, maka benda tersebut akan jatuh dengan kecepatan yang
semakin meningkat karena adanya pengaruh gaya gravitasi. Percepatan gravitasi
dilambangkan dengan g, rata-rata percepatan gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8
m/detik2. Gaya gravitasi pada benda padat bisa disederhanakan bekerja pada satu titik

6
yang menjadi pusat bekerjanya gravitasi. Pusat gravitasi orang normal sekitar 58% dari
tinggi orang tersebut di atas telapak kaki. Kurangnya pengendalian otot,
kecelakaan,
penyakit, kehamilan, berat badan berlebih, atau postur yang buruk menyebabkan
berubahnya posisi cg (central gravitasi atau pusat gravitasi) ke lokasi tak alami di
tubuh. Biasanya titik pusat bekerjanya gravitasi ini juga sebagai titik pusat massa suatu
benda, yaitu titik seluruh massa dari benda tersebut berada. Akvitivas yang dilakukan
manusia menyebabkan titik pusat massanya tidak selalu tetap pada tubuh manusia.
Manusia akan selalu mengatur sikap badannya agar merasa nyaman. Ketika mengangkat
beban yang berat, seseorang akan mengatur sikap badannya untuk mencapai
kestabilan (kesetimbangan stabil) ketika membawa beban tersebut. Tubuh
mengompensasi cara berdirinya saat mengangkat kopor berat dengan satu lengan.
Lengan yang berlawanan bergeser ke luar dan tubuh miring menjauhi objek agar cg
terletak di tempat yang sesuai untuk kesetimbangan.

4.2 Statis dan dinamis


Kinematika mempelajari gerak tanpa memperhatikan penyebabnya, Dinamika adalah
ilmu yang mempelajari gerak dengan memperhatikan penyebabn ya. Suatu benda
dikatakan dalam keadaan statis apabila benda dalam keadaan setimbang, yakni
memenuhi 2 syarat berikut:

4.2.1 Jumlah gaya ∑F = 0


Jika pada A ada gaya dari kiri sebesar F1
dan dari kanan mendapat gaya F2 yang nilainya sama dengan F1. Hasil
penjumlahan dari kedua gaya yang berlawanan arah tersebut adalah: ∑F = F1 + F2 =
F1 + (- F1) = 0

4.2.2 Jumlah Momen gaya (∑τ =0)


Momen gaya adalah perkalian antara lengan l dengan gaya F yang bekerja pada
lengan tersebut.
τ =Fxl

7
Lengan merupakan jarak dari sumbu perputaran menuju tempat gaya bekerja. Lengan
ini arahnya tegak lurus dengan gaya tersebut. Untuk gaya yang sama, makin besar
lengan yang memisahkan antara titik pusat massa atau titik diam dengan tempat gaya
bekerja menyebabkan makin mudahnya sistem melakukan gerak rotasi.
Benda dikatakan dalam keadaan statis apabila tidak bergerak sama sekali. Dengan kata
lain benda tersebut tidak berpindah tempat (bertranslasi) dan tidak berputar
(berotasi). Jika benda bergerak, gerak translasi atau berotasi atau kedua duanya
sekaligus, berarti benda tersebut dalam keadaan dinamis.

4.3 Gaya Gesek


Gesekan (friksi) dan kehilangan energi yang terjadi akibat gesekan dapat muncul di
mana pun dalam kehidupan kita sehari-hari. Gesekan yang merugikan: membatasi
efisiensi berbagai mesin. Gesekan yang menguntungkan: saat tangan kita memegang
tambang, berjalan atau berlari, rem mobil. Gaya maksimum gesekan: f = μN, (dengan
μ adalah koefisien gesek, N adalah gaya Normal).
Adanya gaya gesek ini membuat kita dapat melangkah dan tidak tergelincir. Kalau
koefisien gesek sangat kecil seperti daerah berminyak, berair atau daerah es, gaya
gesek akan kecil sehingga kita dapat tergelincir yang tidak saja membuat kita malu
tetapi juga dapat menyebabkan cedera. Komponen gaya horizontal dari tumit sewaktu
mengenai lantai saat seseorang berjalan telah dihitung dan didapatkan sekitar 0,15 w;
dengan w adalah berat orang tersebut. Secara umum, gaya gesekan harus cukup besar
saat tumit menyentuh lantai dan saat jempol kaki meninggalkan permukaan tanah
agar tidak terpeleset.

4.4 Kecepatan dan percepatan


Percepatan tubuh menimbulkan sejumlah efek:

4.4.1 Seolah terjadi penambahan atau pengurangan berat tubuh.

4.4.2 Perubahan dalam tekanan hidrostatik internal.

4.4.3 Distorsi jaringan elastik tubuh.

8
4.4.4 Kecenderungan zat-zat padat dengan berbagai densitas yang larut dalam suatu
cairan untuk berpisah.
Apabila percepatannya cukup besar, tubuh akan kehilangan kendali karena tidak
memiliki gaya otot yang memadai untuk bekerja melawan gaya percepatan yang besar.
Darah akan terkumpul di berbagai bagian tubuh, lokasinya bergantung pada arah
percepatan. Bila seseorang mengalami percepatan dengan kepala lebih dahulu,
kurangnya aliran darah ke otak akan menyebabkan pandangan gelap dan hilang
kesadaran. Saat menumbuk suatu benda padat, bagian tubuh (atau keseluruhan) akan
mengalami perlambatan (deselerasi) yang cepat menghasilkan gaya-gaya yang besar.
Gaya setara dengan laju perubahan momentum
F = m a = m (Δv/Δt)= Δ(mv)/Δt
F = laju perubahan momentum
Contoh dari gaya dinamik di tubuh adalah pertambahan berat saat jantung berdenyut
(sistol). Sekitar 0,06 kg darah mendapat kecepatan sekitar 1 m/s ke atas dalam waktu t
= 0,1 detik.
Momentum yang diberikan kpd massa darah:
(0,06 kg)(1 m/s) = 0,06 kg m/s
Gaya reaksi terhadap gerakan darah : (0,06 kg m/s)(0,1 s)= 0,6 N

5. Aplikasi di Dunia Kesehatan


Seorang perawat harus memahami dan menerapkan
biomekanik ini untuk melindungi dirinya saat bekerja (posisi yang ergonosmis) serta
dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Penerapan biomekanik dalam keperawatan dapat kita
lihat pada pemenuhan kebutuhan mobilisasi pasien, ergonomi, posisi yang seimbang,
analisis gaya, traksi pada tulang, sistem pengumpil dan lain-lain.

9
gambar di atas menunjukkan posisi mengangkat benda yang benar,
di mana posisi beban mendekati titik pusat sumbu tubuh, sehingga kontraksi otot dan lebih
efektif untuk mengangkat beban.

2. BIOLISTRIK
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang
keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan
penginderaan.  

1. KELISTRIKAN DALAM TUBUH

Proses pergerakan elektron yang justru mengakibatkan terjadinya perbedaan jumlah


mengakibatkan medan listrik selalu aktif. Dalam tubuh Anda juga demikian akan
selalu muncul arus listrik, untuk menjaga supaya tegangan dan arus listrik selalu
dalam kondisi homeostasis maka Anda harus mengkonsumsi elektrolit secara seimbang.
Elektrolit yang sangat berperan dalam tubuh Anda adalah Na+, K+ dan Ca+.
Elatrolit Na+, K+ sangat dibutuhkan oleh sel-sel saraf sehingga dapat menghantarkan
signal transduksi. Dengan adanya signal transduksi tersebut maka saraf sensorik
(penerima rangsang) dan sarah motorik bekerja selaras baik sinergistik maupun
antagonistik.

10
Antara elektrolit di luar sel dan di
dalam membran sel mempunyai beda potensial yang disebabkan oleh jumlah muatan
ion Na+ (luar sel) dan K+(dalam sel) berbeda. Perbedaan ini akan semakin tinggi jika
ada perpindahan ion ke dalam atau keluar melalui chanel ion yang spesifik. Semakin tinggi
beda potensial maka akan mengakibatkan adanya kontraksi pada otot, kontraksi ini
disebabkan oleh energi yang dilepas oleh sel akibat adanya beda potensial tersebut. Jika
perbedaan ion antara yang di dalam dan di luar sel belum melampaui batas ambang
(treshold) maka tidak menimbulkan kontraksi pada otot tersebut.

Mekanisme kontraksi otot jantung bekerja dengan adanya perpindahan ion Ca+dan K+
pada sel-sel jantung, sehingga menimbulkan kontraksi yang poten untuk memompa darah
ke seluruh tubuh. Jika belum mencapai batas treshold maka kontraksi tidak optimal dan
dan sistem pompa darah akan tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh.

2. BIOELEKTRIK PADA OTOT JANTUNG

Dalam praktek di rumah sakit proses pompa jantung melalui perpindahan elektron pada
sel jantung dapat kita ukur/identifikasi dengan menggunakan elektro kardio grafi (EKG).
Alat elektro kardiografi merekam besarnya voltase yang dihasilkan oleh pace marker
(pacu jantung) pada atrium kanan untuk dikirimkan ke seluruh otot jantung sehingga otot
jantung dapat bekerja secara simultan untuk memenuhi kebutuhan perfusi darah di seluruh
tubuh.
Ada beberapa tempat untuk pemasangan sadapan EKG, lokasi tersebut adalah: dada,
ekstremitas atas kanan dan kiri, serta ekstremitas bawah.

4. BIOELEKTRIK PADA SARAF


Sistem organ berikutnya yang berfungsi berdasarkan signal transduksi elektron adalah
saraf. Seperti yang nanti akan Saudara pelajari pada modul berikutnya, pada bagian ini akan
kita pelajari konsep dasar saraf dan peran konduksi elektron dalam melaksanakan fungsinya
pada sistem saraf. Pada dasarnya kita mengenal ada beberapa jenis saraf sebagai berikut:
1. Sistem Saraf Pusat
Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah serat saraf
yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke Medulla spinalis disebut Saraf Affren,

11
sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke
otot atau medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf Efferen.

2. Saraf perifer.

3. Afferen → Mengirim informasi ke otak/medula spinalis.

4. Eferen → Dari otak atau medula spinalis ke otot dan kelenjar.

5. Sistem Saraf Otonom


Mengatur organ dalam tubuh seperti jantung, usus dan kelenjar secara tidak sadar.
Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar. Sistem kelistrikan dalam saraf juga sangat
dipengaruhi dengan ada dan tidaknya myelin dalam axon saraf. Kecepatan impuls serat
saraf berdiameter besar, kemampuan menghantarkan impuls lebih cepat dari yang
berdiameter kecil, kondisi demikian disebabkan oleh adanya beda pontensial yang lebih
besar jika dibandingkan dengan saraf dengan diameter yang kecil. Berdasarkan
keberadaan myelinnya saraf kita kelompokkan menjadi dua type:
1. Bermyelin
Banyak terdapat pada manusia. Suatu insulator yang baik, kemampuan
mengaliri listrik sangat rendah. Aliran sinyal dapat meloncat dari satu simpul ke
simpul yang lain.

2. Tanpa Myelin
Akson tanpa myelin diameter 1 mm mempunyai -50 m/s. Akson
bermyelin diameter 1 μm mempunyai kecepatan kecepatan 20 /100 m/s.
Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat (tidak
adanya proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak di luar
sel dari pada di dalam sel, di dalam sel akan lebih negative dibandingkan
dengan di luar sel. Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan
mencapai -90 m Volt, membrane sel ini disebut dalam keadaan polarisasi,
dengan potensial membran istirahat -90 m Volt. Dalam keadaan normal: Na
+di luar sel > Na + di dalam sel. Diukur dengan Galvanometer -90 mVolt
Polarisasi.

12
Sinapsis dan neuromyal junction sinapsis merupakan hubungan antara 2 buah saraf
atau lebih yang akan diteruskan jika ada rangsangan dan berakhir pada neuromyal junction:
Berakhirnya saraf pada sel otot. Baik sinapsis maupun neuromyal junction mempunyai
kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke
sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot, oleh
karena pada waktu terjadi depolarisasi. Zat kimia yang terdapat pada otot akan
tringger/bergetar/berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi
repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami reaksi.

Myelin atau selaput saraf yang membungkus akson berfungsi sebagai isolator pada sel
saraf, sehingga dengan adanya myelin maka signal transduksi satu jalur saraf tidak
akan melompat kepada serabut saraf lainnya. Dengan demikian maka jalur pada masing-
masing saraf mempunyai kekhususan yang berbeda-beda. Sedangkan pada saraf yang
tidak bermyelin sebagian besar sebagai penyusun struktur sel otak.

3. FLUIDA
1. PENGERTIAN FLUIDA DAN TEKANAN
1.1 Adalah zat alir (baik cairan maupun gas), yang di bidang Kesehatan: dipelajari
sistem peredaran darah dan injeksi cairan ke dalam tubuh. Fluida didefinisikan sebagai zat
yang dapat mengalir yaitu zat cair dan zat gas. Zat cair meliputi air, darah, asam, H
2SO4, air laut dsb. Secara umum dibedakan menjadi 2 bagian yaitu fludia statik dan fluida
dinamik.

1.2 Fluida atau zat yang dapat mengalir meliputi zat cair dan gas. Contoh zat cair meliputi
air, darah, asam sulfat (H2SO4), air laut, dsb. Sedangkan zat gas meliputi udara,
oksigen, nitrogen, CO2, dan sebagainya. Ilmu yang mempelajari fluida yang tak bergerak
disebut hidrostatika.

1.3 Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas atau P = F/A
1.4 Satuan Tekanan dalam SI

13
2. MENJELASKAN KERJA JANTUNG
Jumlah darah pada orang dewasa 4,5 liter. Pada orang dewasa normal, setiap kontraksi
otot jantung memompa sekitar 80 ml darah, dan setiap satu menit sel darah merah
telah beredar komplit satu siklus dalam tubuh. Pada proses ini jantung melakukan kerja.
Tekanan di kedua pompa jantung tidaklah sama. Di sistem pulmonal tekanannya
rendah (Tekanan maksimum/sistole = 25 mm Hg). Pada sirkulasi sistemik tekanan
puncak/sistole sekitar 120 mm Hg. Pada fase istirahat (diastole) tekanan sekitar 80 mm Hg.
Otot yang menggerakkan ventrikel kiri memiliki ketebalan sekitar tiga kali lipat
dibandingkan dengan ventrikel kanan.
Saat kita bekerja berat atau berolah raga, tekanan darah dapat meningkat sebesar 50% dan
volume darah yang dipompa dapat meningkat 5 kali lipat sehingga terjadi peningkatan
energi yang dikeluarkan oleh jantung. Untuk mengukur tekanan darah Rev Stephen
Hales (1733) mula2 menggunakan pipa gelas dihubungkan langsung ke pembuluh arteri
kuda dengan pengantara trackea angsa.
Di dalam pipa, darah akan naik dan mencapai ketinggian kira-kira 1,3 m dihitung dari
posisi jantung. Ketinggian tersebut dapat dicari dengan menggunakan harga rata-rata
tekanan darah pada jantung sebesar 100 mmHg, massa jenis (rapat massa) darah
sebesar 1040 kg/m3 : pHg . g . hHg = pdarah . g . Hdarah (13600 kg/m3).g (100 mm) = (1040
kg/m3) .g. hdarah= 1308 mm = 1,3 m
Pada lokasi dekat telapak kaki, tekanan darah menjadi 200 mmHg atau setara dengan
2,6 meter darah. Tingginya tekanan pada kaki ini disebabkan oleh berat darah antara jantung
dan kaki yang menekan ke bawah (jarak jantung dari telapak kaki sekitar 1,3 meter). Dengan
sedikit perhitungan dapat dipahami bahwa peningkatan tekanan darah sebesar 10
(10mmHg) menyebabkan kenaikan tinggi kolom darah sebanyak 131 mm. Tekanan darah
150 berarti tinggi kolom darah dalam pipa (dihitung dari telapak kaki) adalah 1,95 m.
Dalam praktek, pengukuran tekanan darah biasanya dengan alat yang bernama
sphygmomanometer. Alat ini terdiri atas: pembalut/gelang; dalam pembalut ini terdapat
rongga yang dapat diberi tekanan manometer yang dihubungkan dengan pembalut tersebut
untuk mengukur tekanannya. Dalam bentuknya yang asli, yang digunakan adalah
manometer air raksa dan stetoskop. Aliran darah biasanya mengalir secara
laminer/sream line, tetapi pada beberapa tempat terjadi turbulensi misalnya pada
valvula jantung (katup jantung).
Dengan menggunakan sphygmomanometer dan pembalut dililitkan pada lengan

14
bagian atas, aliran darah akan dibuat turbulensi dan menghasilkan fibrasi sehingga
bunyi jantung dapat didengar dengan menggunakan stetoskop. Aliran laminer dapat
diubah menjadi turbulensi apabila pembuluh secara berangsur-angsur diciutkan jari-
jarinya dan kecepatan aliran secara bertahap ditingkatkan sehingga mencapai kecepatan
kritis.

3. PENERAPAN FLUIDA DALAM KEPERAWATAN


Ilmu fluida dalam keperawatan sangat penting untuk memahami mekanisme terjadinya
peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi, baik tekanan darah sistol maupun
diastol. Juga kita dapat memberikan penjelasan tekanan darah pada bagian yang dekat
jantung dengan daerah perifer mempunyai perbedaan yang signifikan.
Pada tekanan sistolik seperti yang sudah Saudara pelajari dipengaruhi oleh volume
cairan darah, luas penampang pembuluh darah, kekentalan (viscositas) darah serta
kebutuhan tubuh akan suplai darah. Jadi jika volume cairan atau kekentalan meningkat akan
meningkatkan tekanan sistolik karena berbanding lurus dengan tekanan, sedangkan
diameter pembuluh darah semakin kecil maka tekanan sistolik semakin besar oleh
karena diameter berbanding terbalik dengan tekanan dalam suatu tabung.

4.BIOOPTIK
Biooptik tersusun atas kata bio dan optik. Bio berkaitan dengan makhluk hidup/ zat
hidup atau bagian tertentu dari makhluk hidup, sedangkan optik dikenal sebagai bagian ilmu
fisika yang berkaitan dengan cahaya atau berkas sinar. secara spesifik ada klasifikasi Optik
geometri dan optika fisis. Fokus utama di biooptik adalah terkait dengan indera penglihatan
manusia, yaitu mata.

Mata
Mata merupakan alat optik yang paling dekat dengan kita dan merupakan sistem optik yang
paling penting. Dengan mata, kita bisa melihat keindahan alam sekitar kita.

Bagian-bagian Mata
Mata memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi-fungsi tertentu sebagai alat optik,
yaitu:

15
a). Kornea
Merupakan selaput kuat yang tembus cahaya dan berfungsi sebagai pelindung bagian dalam
bola mata. Kornea memiliki inervasi saraf tetapi avaskuler (tidak memiliki suplai darah).

b). Iris
Merupakan selaput berbentuk lingkaran yang menyebabkan mata dapat membedakan warna. 
Iris adalah diafragma yang melingkar dan berpigmen dengan lubang yang agak di tengah
yakni pupil. Iris terletak sebagian dibagian depan lensa dan sebagian di depan badan siliaris.
Iris terdiri dari serat otot polos. Fungsi iris yakni mengendalikan jumlah cahaya yang masuk.

c). Pupil
Merupakan celah lingkaran pada mata yang dibentuk oleh iris, berfungsi mengatur banyaknya
cahaya yang masuk ke mata.

d). Lensa mata, merupakan lensa cembung yang terbuat dari bahan bening, berserat dan
kenyal, berfungsi mengatur pembiasan cahaya.

e). Retina, merupakan lapisan yang berisi ujung-ujung saraf yang sangat peka terhadap
cahaya. Retina berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa mata. Retina
merupakan bagian saraf  pada mata, tersusun oleh sel saraf dan serat-seratnya. Retina
berperan sebagai reseptor rangsang cahaya. Retina tersusun dari sel kerucut yang
bertanggung jawab untuk penglihatan warna dan sel batang yang bertanggung jawab untuk
penglihatan di tempat gelap.

f). Aquaeuos humor


Merupakan cairan mata.

g). Saraf optic


Merupakan saraf yang menyampaikan informasi tentang kuat cahaya dan warna ke otak.
Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu penglihatan. Untuk membedakan gelap
atau terang tergantung atas penglihatan seseorang.
Ada tiga komponen pada penginderaan penglihatan :
*        Mata memfokuskan bayangan pada retina,
*        System syaraf mata yang memberi informasi ke otak,

16
*        Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan tersebut.

Pembentukan Bayangan Pada Mata


Mata bisa melihat benda jika cahaya yang dipantulkan benda sampai pada mata dengan
cukup, kemudian lensa mata akan membentuk bayangan yang bersifat nyata, terbalik dan
diperkecil pada retina. Ada tiga komponen penginderaan penglihatan, yaitu:
1. Mata memfokuskan bayangan pada retina
2. Sistem saraf mata yang member informasi ke otak
3. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan tersebut
Cahaya memasuki mata melalui bukaan yang berubah, lapisan serat saraf yang menutupi
permukaan belakangnya. Retina berisi struktur indra-cahaya yang sangat luas yang disebut
batang (rod) dan kerucut (cone) yang menerima dan memancarkan informasi di sepanjang
serat saraf optic ke otak. Bentuk lensa kristal dapat diubah sedikit oleh kerja otot siliari.
Apabila mata difokuskan pada benda yang jauh, otot akan mengendur dan sistem lensa
kornea berada pada panjang fokus maksimumnya, kira-kira 2 cm, jarak dari kornea ke retina.
Apabila benda didekatkan, otot siliari akan meningkatkan kelengkungan lensa, yang dengan
demikian akan mengurangi panjang fokusnya sehingga bayangan akan difokuskan ke retina.
Proses ini disebut akomodasi.

Jenis-jenis Mata dan Teknik Koreksi


a). Mata Normal
Sering disebut juga mata emetrop. Mata normal memiliki titik dekat 25 cm
dan titik jauh tak terhingga. Apabila mata memiliki titik dekat tidak sama dnegan 25
cm dan titik jauh tidak sama dengan tak terhingga, maka dikatakan sebagai cacat
mata. Hal ini mengakibatkan mata sulit melihat benda yang jauh maupun dekat karena
bayangan tidak jatuh tepat pada retina.

 b). Rabun Jauh (Miopi)


Disebut juga mata terang dekat, memiliki titik dekat kurang dari 25 cm (< 25
cm) dan titik jauh pada jarak tertentu. Orang yang menderita miopi dapat melihat
dengan jelas benda pada jarak 25 cm, tetapi tidak dapat melihat benda jauh dengan
jelas. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi piph sebagaimana
mestinya sehingga bayangan benda jatuh di depan retina, disebabkan karena mata

17
dibiasakan melihat benda dengan jarak dekat atau kurang dari 25 cm. cacat mata ini
dapat diatasi dengan memakai kacamata berlensa cekung (minus).

c). Rabun Dekat (Hipermetropi)


Rabun dekat memiliki titik dekat lebih dari 25 cm (> 25 cm), dan titik jauhnya
pada jarak tak terhingga. Penderita rabun dekat dapat melihat jelas benda-benda yang
sangat jauh tetapi tidak dapat melihat benda-benda dekat dnegan jelas. Hal ini terjadi
karena lensa mata tidak dapat menjadi cembung sebagaimana mestinya sehingga
bayangan benda jatuh di belakang retina, disebabkan karena mata dibiasakan melihat
benda yang jaraknya jauh. Cacat mata ini dapat diatasi dengan kacamata berlensa
cembung (plus).

d). Mata Tua (Presbiopi)


Jenis mata ini bukan termasuk cacat mata, disebabkan oleh daya akomodasi
yang berkurang akibat bertambah usia. Letak titik dekat maupun titik jauh telah
bergeser. Titik dekatnya lebih dari 25 cm dan titik jauhnya hanya pada jarak tertentu.
Pada penderita presbiopi tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas serta tidak dapat
membaca pada jarak baca normal. Jenis mata ini dapat ditolong dengan kacamata
berlensa rangkap (minus di atas dan plus di bawah) yang disebut kacamata bifocal.

e). Astigmatisma
Cacat mata ini disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk sferis, tapi
lebih melengkung pada satu sisi daripada sisi yang lain. Akibatnya sebuah titik akan
difokuskan sebagai garis pendek. Penderita astagmatisma, dengan satu mata akan
melihat garis dalam satu arah lebih jelas daripada kea rah yang berlawanan. Penderita
astagmatisma dapat diatasi dnegan menggunakan kacamata berlensa silindris.

f). Mata Campuran


Penderita yang matanya sekaligus mengalami prsesbiopi dan miopi, maka
memiliki titik dekat yang letaknya terlalu jauh dan titik jauh terlalu kecil, dapat
ditolong dengan kacamata berlensa rangkap atau bifocal (negatif di atas dan positif di
bawah).

18
Peralatan Dalam Pemeriksaan Mata
Dari sekian banyak peralatan mata, hanya beberapa peralatan yang akan dibahas dalam
kaitan pemeriksaan mata. Ada tiga prinsip dalam pemeriksaan mata yaitu : pemeriksaaan
mata bagian dalam, pengukuran daya focus mata, pengukuran kelengkungan kornea.
Peralatan dalam pemeriksaan mata dan lensa ada 6 macam yaitu :
1. Opthalmoskop
2. Retinoskop
3. Keratometer
4. Tonometer dari schiotz
5. Pupilometer
6.  Lensometer
 
1). Opthalmoskop
Alat ini mula-mula dipakai oleh Helmholtz (1851). Prinsip pemeriksaan dengan
opthalmoskop untuk mengetahui keadaan fundus okuli ( = retina mata dan pembuluh darah
khoroidea keseluruhannya). Ada dua prinsip kerja opthalmoskop yaitu :
1. Pencerminan mata secara langsung
Fundus okuli penderita disinari dengan lampu, apabila mata penderita emetropia dan tidak
melakukan akomodasi maka sebagian cahaya akan dipantulkan dan keluar dari lensa mata
penderita dalam keadaan sejajar dan terkumpul menjadi gambar tajam pada selaput jaringan
mata pemeriksa (dokter) yang juga tidak terakomodasi. Pada jaringan mata dokter terbentuk
gambar terbalik dan sama besar dengan fundus penderita.

2. Pencerminan mata secara tak langsung


Cahaya melalui lensa condenser diproyeksi ke dalam mata penderita dengan bantuan cermin
datar kemudian melalui retina mata penderita dipantulkan keluar dan difokuskan pada mata
sipemeriksa (dokter). Dengan mempergunakan opthalmoskop dapat mengamati permasalahan
mata yang berkaitan dengan tumor otak.

2). Retinoskop
Alat ini dipakai untuk menentukan reset lensa demi koreksi mata penderita tanpa aktivitas
penderita, meskipun demikian mata penderita perlu terbuka dan dalam posisi nyaman bagi si
pemeriksa. Cahaya lampu diproyeksi ke dalam mata penderita dimana mata penderita tanpa

19
akomodasi. Cahaya tersebut kemudian dipantulkan dari retina dan berfungsi sebagai sumber
cahaya bagi sipemeriksa.

Fungsi retinoskop dianggap normal, apabila suatu objek (cahaya) berada di titik jauh mata
akan difokuskan pada retina. Cahaya yang dipantulkan retina akan menghasilkan bayanagan
focus pada titik jauh pula. Oleh karena itu pada waktu pemeriksa mengamati mata penderita
melalui retionoskop ,lensa posistif atau negatif diletakkan di depan mata penderita sesuai
dengan keperluan agar bayangan (cahaya) yang dibentuk oleg retina penderita difokuskan
pada mata pemeriksa. Lensa posistif atau negatif yang dipakai itu perlu ditambah atau
dikurangi agar pengfokusan bayangan dari retina penderita terhadap pemeriksa tepat adanya.
Suatu contoh, jarak pemeriksa 67 cm lensa yang diperlukan 1, 5 D.

3). Keratometer
Alat ini untuk mengukur kelengkungan kornea. Pengukuran ini diperuntukkan pemakaian
lensa kontak; lensa kontak ini dipakai langsung yaitu dengan cara menempel pada kornea
yang mengalami gangguan kelengkungan. Ada dua lensa kontak yaitu :
1. Hard contact lens. Dibuat dari plastic yang keras, tebal 1 mm dengan diameter 1 cm.
sangat efektif bila dilepaskan dan mudah terlepas oleh air mata tetapi dapat
mengoreksi astigmatisma.
2. Soft contact lens adalah kebalikan dari hard contact lens. Sangat nyaman tetapi tidak
dapat mengoreksi astigmatisma.

Dasar kerja keratometer :


Benda dengan ukuran tertentu diletakkan didepan cermin cembung dengan jarak diketahui
akan membentuk bayangan di belakang cermin cembung berjarak ½ r. dengan demikian
dapat ditentukan permukaan cermin cembung.

Berlandaskan kerja cermin cembung maka dibuat keratometer. Pada keratometer ,kornea
bertindak sebagai cermin cembung, sumber cahaya sebagai objek. Pemeriksa mengatur focus
agar memperoleh jarak dari kornea.

Pemeriksa menentukan ukuran bayangan yang direfleksi dengan mengatur sudut prisma agar
menghasilkan dua bayangan. Posisi prisma setelah diatur akan dikaliberasi dengan daya focus
kornea ( dalam dioptri). Nilai rata-rata 44 dioptri dengan rata-rata radius kelengkungan

20
kornea 7,7 mm. penderita dengan astigmastisma , biasanya dalam pengukuran bayangan
dibuat arah vertical dan horizontal.

4). Tonometer
Pada tahun 1900, Schiotz (Jerman) memperkenalkan alat untuk mengukur tekanan intraocular
yang dikenal dengan nama Tono meter dari Schiotz.
Teknik dasar :
Penderita ditelentangkan dengan mata menatap ke atas, kemudian kornea mata dibius.
Tengah-tengah alat ( Plug) diletakkan di atas kornea menyebabkan suatu tekanan ringan
terhadap kornea. Plug dari tonometer berhubungan dengan skala sehingga dapat terbaca nilai
skala tersebut. Tonometer dilengkapi dengan alat pemberat 5 5, 7 5 1 0, 0 dan 15,0 gram.
Apabila pada pengukur tekanan intraocular dimana menggunakan alat pemberat 5, 5 g maka
berat total tonometer:
= Berat plug + alat pemberat
= 11 gram + 5,5 gram
= 16,5 gram.

16,5 gram ini menunjukkan tekanan intraokuler sebesar 17 mm Hg. Pemeriksaan tekanan di
dalam bola mata (intraokuli) untuk mengetahui apakah penderita menderita glaucoma atau
tidak. Pada penderita glaucoma tekanan intraokuli mencapai 80 mmHg. Dalam keadaan
normal tekanan intraokuli berkisar antara 20 – 25 mmHg dengan rata-rata produksi dan
pengeluaran cairan humor aqueous 5 ml/hari.

Tahun 1950 Tonometer Schiotz dimadifikasi dengan kemudahan dalam pembacaan secara
elektronik dan dapat direkam di sebut tonograf. Goldmann (1955) mengembangkan
tonometer yang disebut tono meter Goldmann Aplanation ; pengukuran dengan memakai alat
ini penderita dalam posisi duduk.

5). Pupilometer Dari Eindhoven


Diameter pupil dapat diukur dengan menggunakan pupilometer dari eindhoven. Yaitu
lempengan kertas terdiri dari sejumlah lubang kecil dengan jarak tertentu.
Apabila melihat melalui lubang-lubang ini dengan latar belakang dan tanpa akomodasi maka
diperoleh perjalanan sinar sebagai berikut :

21
– Lingkaran yang terproyeksi pada jaringan retina saling menyentuh berarti garis 1 dan 2
adalah sejajar. Garis 1 dan 2 inilah garis terluar yang masih dapat masuk melalui pupil,
sehingga deperoleh jarak d, jarak ini adalah diameter pupil. Pada penentuan besar pupil, jarak
antara lubang dan mata tidak menjadi masalah.

6). Lensometer
Suatu alat yang dipakai untuk emngukur kekuatan lensa baik dipakai si penderita atau
sekedar untuk mengetahui dioptri lensa tersebut. Prinsip dasar : Menentukan focus lensa
positif sangat mudah , dapat dengan cara :
– Memfokuskan bayangan dari suatu objek tak terhingga misalnya (matahari)
– Memfokuskan bayangan dari suatu objek yang telah diketahui jaraknya.

5.BIOAKUSTIK
          Bioakustik berasal dari kata bio dan akustika, bio artinya hidup atau hayat dan akustika
berarti kajian getaran dan bunyi. Sedangkan menurut istilah akustika berarti bagian pisis
pendengaran yang tercakup dalam suatu bidang. Bioakustik adalah suatu perubahan mekanik
terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang sering menimbulkan gelombang bunyi.
Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi atau getaran molekul – molekul dan saling beradu
satu sama lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang, jadi
Bioakustik yaitu ilmu yang mempelajari tentang proses penerimaan pendengaran yang timbul
oleh mahluk hidup.

1.  Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi yaitu gelombang yang dihasilkan akibat adanya vibrasi atau getaran
dari suatu bunyi, sedangkan bunyi itu adalah rambatan, usikan elastis dalam medium konibue
( tiga dimensi ).
Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanika pada gas, zat cair atau
gas yang merambat kedepan dengan kecepatan. Gelombang bunyi menjalar secara tranversal
atau secara longitudinal. Secara tranversal arahnya tegak lurus dengan arah getaran
sedangkan secara longitudinal arah rambatnya sejajar dengan arah getaran.

Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan dan diserap oleh benda.
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang tidak tampak, cara merambat

22
gelombang bunyi mirip merambatnya gelombang dipermukaan air. Jadi gelombang bunyi
merambat ke segala arah, bunyi hanya dapat merambat melalui medium perantara misalnya
udara, air dan kayu. Tanpa medium perantara gelombang bunyi tidak dapat merambat
sehingga tidak terdengar. Bunyi tidak dapat terdengar diruang hampa udara ( vakum ),
diangkasa luar dan di bulan.

1.1  Kecepatan Bunyi / Cepat Rambat Bunyi


Kecepatan bunyi yaitu jarak yang ditempuh bunyi dalam waktu satu sekon. Bunyi
memerlukan waktu untuk merambat melalui medium udara dari satu tempat ke tempat lain.
Cepat rambat bunyi diudara pertama diselidiki oleh Fisikiawan Belanda yaitu Moll dan Van
Beek, selain itu ilmuwan yang pernah melakukan penyelidikan cepat rambat bunyi didalam
zat padat, zat cair dan zat gas adalah Otto Von Guericke ( 1602-1686 ). Dia merupakan
seorang Fisikiawan berkebangsaan Jerman.
Kesimpulannya, zat padat merupakan medium perambatan bunyi yang paling baik
dibandingkan zat cair dan gas.
Untuk merambat melalui suatu medium, bunyi memerlukan waktu tertentu yang disebut cepat
rambat bunyi ( v ), waktu tempuh ( t ), dan jarak tempuh ( s ).

V=S
Rumus :
t

Ket :
V = Kecepatan ( meter / sekon )
S = Jarak ( Jarak )
t = Waktu ( Sekon )

Cepat rambat bunyi pada berbagai medium perantara berbeda-beda seperti terlihat pada table berikut :
N
Medium Perantara Cepat Rambat Bunyi ( m/s )
o
1 Kaca 5.170
2 Besi 5.120
3 Alumunium 5000
4 Emas 2030
5 Air 1446
6 Udara ( 20oC ) 343
7 Kayu 500
8 Karbon dioksida ( CO2 ) 267

23
Cepat rambat bunyi diudara dipengaruhi oleh suhu udara. Makin tinggi suhu udara, makin
cepat rambat bunyi pada suhu 0oC cepat rambat bunyi diudara, 334 m/s , pada suhu 15oC sebesar 340
m
/s , pada suhu 20oC sebesar 343 m/s dan pada suhu 25oC sebesar 347 m/s.

Besar cepat rambat bunyi dalam suatu tertentu dapat dihitung seperti rumusan dibawah ini :
V = Vo + 0,6 T

Ket :
V = Cepat rambat bunyi pada suhu To C ( m/s )
Vo = Cepat rambat bunyi pada suhu 0o C ( m/s )
T = Suhu ( oC )

1.2  Sifat – Sifat Gelombang Bunyi


a.  Memantulkan, misalnya seorang yang sedang berteriak diatas bukit maka sesaat kemudian akan
terdengar bunyi pantulan yang dihasilkan dari teriakannya itu.
b.  Diteruskan misalnya orang yang sedang memandang adzan suaranya akan diteruskan oleh
udara, contoh lainnya kita bisa mengetahui arah datangnya kereta api melalui rel kereta api.
c.  Diserap misalnya sekelompok anak muda yang sedang bermain musik distudio yang memakai
penyadap suara maka bunyi musik tersebut tidak akan terdengar keluar.

1.3   Klasifikasi Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi dapat diklasifikasikan berdasarkan frekuensi yaitu Infrasonic ( bunyi infra ),
Audiosonik ( bunyi jangkauan pendengaran ) dan Ultrasonic ( Bunyi ultra ).
1. Infrasonik
Gelombang bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz bunyi pada frekuensi ini tidak dapat
didengar manusia. Pada frekuensi ini gelombang bunyi hanya dapat didengar oleh binatang tertentu
seperti jangkrik.

2. Audiosonik
Frekuesi gelombang bunyi audiosonik berkisar antara 20 Hz – 20.000 Hz bunyi pada rentang
frekuensi inilah yang dapat didengar manusia rentang frekuensi ini dinamakan jangkauan
pendengaran.

3. Ultrasonik
Gelombang bunyi ultrasonik memiliki frekuensi diatas 20.000 Hz. Bunyi pada frekuensi ini tidak
dapat didengar manusia. Binatang yang dapat mendengar ultrasonic antara lain anjing dapat
mendengar frekuensi 50.000 Hz, kelelawar dapat mendeteksi frekuensi sampai 100.000 hz.

24
1.4  Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar dan menghasilkan bunyi. Bunyi merupakan
vibrasi atau getaran dari molekul – molekul zat dan saling beradu satu sama lain, namun demikian zat
tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energi bahkan tidak pernah
terjadi pemindahan partikel.
Syarat terdengarnya bunyi ada 3 faktor yang menentukan bunyi dapat didengar yaitu :
1. Sumber bunyi adalah segala sesuatu yang bergetar, kuat lemahnya bunyi yang dihasilkan sumber
getar tergantung pada
a.       Besar / kecil amplitudo getaran.
b.      Jauh / dekatnya sumber bunyi dengan pendengar.

2.   Zat antara ( medium ) adalah gelombang bunyi dapat didengar bila ada zat antara untuk merambat
sampai ke pendengar. Bunyi merambat melalui zat antara berupa gas ( udara ), zat cair, dan zat padat.
Bunyi yang senantiasa kita dengar berasal dari sumber bunyi merambat melaui udara. Oleh sebab itu
diruang hampa gelombang bunyi tidak dapat didengar.

3.      Pendengar adalah bunyi dapat didengar bila ada pendengar dan bunyi dapat didengar jika
memenuhi syarat sebagai berikut :
a.       Alat pendengar normal
b.      Pendengar dalam keadaan sadar, dan
c.       Frekuensi antara gelombang bunyi 20 Hz – 20.000 Hz
Sumber bunyi bisa berasal dari alam dan perbuatan manusia.
 Contoh bunyi dari Alam :
 Bunyi yang ditimbulkan dari dahan karena angina.
 Bunyi yang ditimbulkan dari deburan ombak.
 Bunyi yang ditimbulkan dari hujan.
 Bunyi yang diditimbulkan dari halilintar.
 Contoh bunyi yang berasal dari Perbuatan Manusia :
 Bunyi yang dihasilkan dari instrument musik, misalnya : Gitar, Piano, Biola dll.
 Bunyi yang dihasilkan ruang mulut dan ruang hidung manusia.

1.5 Intensitas Bunyi


Intensitas bunyi adalah energi bunyi tiap satuan waktu yang menembus secara tegak lurus
bidang persatuan luas.
I= P = P
A 4 r2

25
Ket :
A = Luas alas
P = Energi yang dimiliki
I = Intensitas bunyi

2. PENDENGARAN DAN SUARA MANUSIA


2.1 Pendengaran
Alat untuk mengukur daya pendengaran disebut audiometer. Hasil pengukuran daya
pendengaran disebut audiogram. Audiometer menghasilkan suara dengan frekuensi dan
intensitas tertentu yang akan diberikan kepada masing-masing telinga pasien untuk
menentukan batas pendengarannya. Sedangkan alat ukur bunyi disebut sound level meter.
Bunyi dapat didengar oleh telinga kita karena gelombang suara ditangkap oleh daun
telinga yang berfungsi sebagai antena, kemudian setelah ditangkap telinga akhirnya
akan menggetarkan gendang telinga. Kehilangan fungsi pendengaran dibagi dalam 2 jenis,
yaitu:
a. Kehilangan yang bersifat konduktif, kerusakan fisik pada struktur yang mengirimkan
bunyi ke telinga bagian dalam.
b. Kehilangan pendengaran yang bersifat karena neural atau biasa disebut sensorineural,
kerusakan pada cochlea atau saraf yang mengirimkan informasi ke otak.
Ketika masuk ke dalam telinga, gelombang bunyi menekan gendang telinga sehingga
dapat gendang telinga diibaratkan mendapat beban. Dengan bekal pengetahuan prinsip
dasar tekanan dan momen gaya selanjutnya dapat dibayangkan bahwa tekanan ini
diteruskan dengan bertumpu pada satu titik tumpu agar sampai ke oval window. Getaran
suara merambat dari dari oval window ke vestibular canal dan kembali ke tympanic canal.
Akibat adanya kekentalan cairan maka akan terjadi pelemahan. Di antara dua
kanal ini terdapat kanal yang disebut sebagai cochlear duct. Pada membran yang
memisahkan cochlear duct dari tympanic canal (membran basilar), disebut organ of
Corti, terdapat sekitar 30.000 ujung saraf. Saat gelombang tekanan merambat melewati
tympanic canal, akan terjadi riak gelombang pada membran basilar dan organ of Corti,
terjadi transfer energi dalam bentuk pulsa listrik kemudian dikirim ke otak melalui saraf.
2.2 Suara
Suara manusia normal ketika berbicara merupakan hasil modulasi udara, mulai dari
paru-paru udara didorong menggetarkan pita suara, udara akhirnya keluar melalui
mulut dan sedikit melalui hidung. Frekuensi suara wanita lebih tinggi daripada suara

26
laki-laki karena pita suara laki-laki lebih berat dan lebih panjang dari pada wanita. Suara
adalah suatu metode utama komunikasi dan memberikan kita kesenangan dalam bentuk
musik. Polusi suara atau bising yang tingkatannya mengganggu merupakan masalah
yang nyata dalam dunia modern. Tingkat kebisingan di tempat kerja dipantau oleh
Occupational Safety and Health Adminitration (OSHA). Batasnya ditetapkan sebesar 85
desibel (dB) untuk 8 jam penggunaan.

3. ALAT KESEHATAN
Pemanfaatan gelombang bunyi dalam bidang kesehatan berupa pemanfaatan untuk
diagnosa dan terapi.

3.1 Metoda perkusi


Pada metoda ini tubuh dianggap sebagai gendang penghasil bunyi.
Metoda ini merupakan metoda yang paling sederhana dan paling konvensional.
Contoh : menepuk perut ketika perut kembung atau masuk angin.

3.2 Stetoskop
Bagian mangkuk terbuka stetoskop ditempelkan pada tubuh untuk mengumpulkan dan
mengambil gelombang suara. Gelombang suara dilewatkan oleh saluran udara hingga
sampai pada telinga. Mangkuk tertutup ditutup oleh membran tipis yang memiliki
frekuensi resonansi. Makin tegang membran semakin tinggi frekuensi resonansinya
sehingga jangkauan suara yang ditangkap akan semakin tinggi. Frekuensinya biasanya
agak tinggi hingga dapat mendengarkan suara paru-paru. Suara jantung frekuensinya
lebih rendah dari pada suara paru-paru dan masih dapat didengarkan oleh stateskop.
Kulit yang dikurung berfungsi sebagai membran bagi mangkuk terbuka.

3.3 Ultrasosnografi
Peralatan ultrasonik memiliki transduser yang dapat mengirimkan gelombang suara
sekaligus menerima hasil pantulan gelombang suara tersebut. Efek Dopler merupakan
dasar penggunaan ultrasonik yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya
pergerakkan pendengar atau sebaliknya. Transduser dilekatkan rapat-rapat pada kulit
dengan melapiskan pasta di antara transduser dengan kulit tubuh. Getaran bunyi yang
dikirim ke tempat tertentu (objek) akan direfleksi ke objek itu sendiri. Hasil
pengukuran kemudian diteruskan ke penguat listrik dan ditangkap oleh osiloskop.

27
Hampir semua bagian tubuh dapat diperiksa dengan menggunakan USG dan tidak ada efek
samping yang berbahaya bagi tubuh manusia, sehingga USG merupakan metode
pemeriksaan yang paling aman jika dibandingkan dengan rontgen.

6.TERMOFISIKA
1.PENGERTIAN TERMOFISIKA
Setiap zat atau benda yang dipanaskan atau dinaikkan suhunya akan mengalami
pemuaian, baik itu pemuaian pajang (l), luas (A), dan volume (V). Hal itu merupakan bukti
bahwa benda atau zat tersebut memiliki yang namanya Sifat Termometrik, yaitu sifat dasar
suatu zat yang apabila diubah-ubah suhunya akan berubah pula secara teratur. Adapun sifat-
sifat yang berubaha antara lain:
 Wujud/bentuknya
 Volumenya
 Panjang dan Luasnya
 Hambatan Listriknya
 Warnanya
 Daya hantar listriknya.

Pada dasarnya, bahan yang digunakan untuk membuat termometer mempunyai


karakteristik linier, yaitu hubungan sifat termometrik bahan dengan suhu dan mengikuti
persamaan di bawah ini,
t (x) = a (x) + b
dengan: t = temperature (suhu)
x = thermometric property (sifat termometrik)
a,b= constants that depend on the substances used (konstanta yang bergantung pada
bahan yang digunakan).
Sifat termometrik zat adalah sifat-sifat zat yangberubah jika suhunya berubah. Sifat-
sifat termomertrik digunakan sebagai dasar untukpengukuran suhu. Sifat-sifat termometrik
zatantara lain: volume zat akan berubah jikasuhunya berubah, panjang benda akanberubah
jika suhunya berubah, hambatanlistrik konduktor akan berubah jika suhunyaberubah, dan
tekanan gas pada volumetetap akan berubah jika suhunya berubah.
 
Skala Temperatur Pengaturan Suhu

28
1.      Pengertian Suhu
Apa yang akan dirasakan oleh jarimu jika dimasukkan ke dalam air es? Ya, air es
akan terasa dingin. Dingin boleh dikatakan sebagai salah satu ukuran dari suhu suatu benda.
Benda yang dingin mempunyai suhu yang lebih rendah dari benda yang panas. Dari
pernyataan ini suhu dapat difenisikan sebagai derajat/tingkatan panas suatu benda atau
kuantitas panas suatu benda. Seperti dalam materi sebelumnya, suhu merupakan salah satu
besaran pokok dengan satuan derajat Kelvin.

2.      Alat Ukur Suhu


Untuk menentukan panas atau tidaknya suatu benda, kita dapat menggunakan jari
tangan kita, tetapi tangan tidak dapat dipakai untuk menentukan tingkat panas suatu benda
secara tetap.
Alat yang tepat untuk mengukur suhu benda adalah termometer. Macam – macam
thermometer :
   Berdasarnya zat termometriknya, termometer dapat dibedakan menjadi :
1) Termometer zat padat
Termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan logam
konduktor terhadapap suhu sehingga sering juga disebut sebagai termometer
hambatan. Biasanya termometer ini menggunakan kawat platina halus yang dililitkan
pad mika dan dimasukkan dalam tabung perak tipis tahan panas. Contoh: Termometer
platina

2)  Termometer zat cair


Termometer zat cair dibuat berdasarkan perubahan volume. Zat cair yang
digunakan biasanya raksa atau alkohol. Contoh termometer Fahrenheit, Celcius,
Reamur. Alasan pemilihan raksa atau alkohol sebagai isi termometer adalah sebagai
berikut:
1. Mudah dilihat karena raksa terlihat mengkilap sedangkan alkohol dapat diberi
warna merah.
2. Daerah ukurannya sangat luas (raksa : – 390C s/d 3370C dan alkohol: -1140C
– 780C).
3. Keduanya merupakan panghantar kalor yang baik.
4. Keduanya mempunyai kalor jenis yang kecil.

29
3) Termometer gas
Termomter gas menggunakan prinsip pengaruh suhu terhadap tekanan. Bagan
alat ini sama seperti nanometer. Pipa U yang berisi raksa mula-mula permukaannya
sama tinggi. Jika salah satu ujungnya dihubungkan dengan ruangan yang bersisi gas
bertekanan, maka akan terjadi selisih tinggi.
Contoh: termometer gas pada volume gas tetap.

B.     Berdasarkan pembuatnya, antara lain:


1). Termometer Celcius
2). Termometer Fahrenheit
3). Termometer Reamur
4). Termometer Kelvin

C. Berdasarkan penggunaanya, antara lain:


1). Termometer Laboratorium
Termometer yang biasanya digunakan untuk eksperimen di lab.

2). Termometer suhu badan / klinis


Termometer khusus untuk mengukur suhu badan manusia. Termometer ini biasanya
digunakan dalam bidang medis dan mempunyai batas skala 34-420C.
  
Skala Termometer
A.    Fahrenheit Pada tahun 1714, seorang ilmuwan Jerman yang bernama Daniel George
Fahrenheit membuat termometer yang mula-mula diisi alkohol dan kemudian diganti dengan
raksa. Sebagai titik tetap pertama ia menggunakan campuran es dan garam dapur yang diberi
angka 00F (suhu terendah yang ia ketahui) dan titik tetap kedua ia menggunakan tubuh
manusia dan diberi angka 960C.
Berdasarkan definisi modern, skala termometer Fahrenheit adalah skala dengan temperatur
air mendidih ditetapkan sebagai 212 derajat dan temperatur es melebur sebagai 32 derajat.
Pada jaman dulu termometer ini banyak digunakan di Eropa dan Amerika Serikat, tetapi pada
saat ini negara-negara di Eropa sudah banyak beralih ke termometer Celcius sedangkan
Amerika Serikat masih tetap menggunakannya.

30
B.     Celcius Sekitar 20 tahun setelah Fahrenheit membuat termometer, seorang profesor dari
Swedia yang bernama Ander Celsius juga membuat termometer. Termometer ini
menggunakan titik tetap bawah adalah suhu es sedang mencair sebagai 0 0C dan titik tetap
atas adalah suhu air sedang mendidih sebagai 100 0C masing-masing pada tekanan standar.
Skala antar kedua temperatur ini dibagi menjadi 100 derajat. Termometer ini banyak
digunakan oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.

C.    Kelvin Pada dasarnya skala kelvin sama dengan skala celcius (seperseratus). Hanya saja
skala kelvin dimulai dari suhu nol mutlak (0 K) yang besarnya sama dengan -273,15 0C.
Sehingga untuk suhu es mencair sama dengan 273,15 K dan air mendidih sama dengan
373,15 K.

Konversi Antar Skala Termometer


Untuk mengkorvensi suhu menurut termometer satu ke suhu menurut termometer
yang lain, digunakan skala sebagai berikut :
Untuk skala Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin berlaku:

Perpindahan panas (Heat and MassTransfer)


Macam-macam Perpindahan Panas
·        Perpindahan Panas Radiasi
·        Perpindahan Panas Konveksi
·        Perpindahan Panas Konduksi

1.      Perpindahan Panas Radiasi


Pengertiannya Adalah proses transport panas dari benda bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah, bila benda – benda itu terpisah didalam ruang (bahkan dalam ruang
hampa sekalipun).

2.      Perpindahan Panas Konveksi


Pengertiannya adalah transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas,
penyimpanan, energi dan gerakan mencampur. Proses terjadi pada permukaan padat (lebih
panas atau dingin) terhadap cairan atau gas (lebih dingin atau panas).

31
3.      Perpindahan Panas Konduksi
Pengertiannya adalah proses transport panas dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu
rendah dalam satu medium (padat, cair atau gas), atau antara medium – medium yang
berlainan yang bersinggungan secara langsung.

7. PENERAPAN FISIKA DALAM BIDANG KESEHATAN

ELEKTROMYOGRAM
Cara kerjanya adalah dengan menempatkan dua elektroda (atau sensor) di kulit pada
otot yang akan dimonitor. Otot-otot yang paling sering digunakan oleh praktisi biofeedback
adalah frontalis (otot yang berkerut di dahi Anda), masseter (otot rahang), dan trapezium
(otot-otot bahu yang kaku ketika Anda sedang stres).
Mesin ini digunakan untuk merehabilitasi pasien yang mengalami kelumpuhan akibat terkena
stroke. Bahkan ketika seseorang tidak lagi memiliki sensasi pada anggota tubuh yang lumpuh
dan tidak dapat menggerakkannya, EMG seringkali dapat mendeteksi aktivitas listrik dalam
otot. Mesin EMG menguatkan pancaran gelombang listrik dari anggota tubuh yang lumpuh.
Saat pasien menjadi sadar akan hal tersebut, sistem sarafnya akan merangsang aktivitas otot.
Hal ini akan membuat ujung saraf baru dapat tumbuh pada otot yang dilakukan EMG tadi,
sehingga pasien dapat kembali melakukan beberapa gerakan.
EMG lebih sering digunakan untuk merelaksasi otot yang tegang yang disebabkan oleh stres.
Ketika elektroda menangkap otot yang tegang, mesin akan memberikan sinyal, seperti cahaya
yang berwarna atau suara. Dengan cara ini, pasien dapat merasakan dan memonitor
kelanjutan aktivitas otot dan mulai berfokus untuk mengenali seperti apa rasanya otot yang
tegang. Saat menyadari akan proses internal ini, Anda akan mulai mengenali saat ketegangan
mulai muncul dalam kehidupan sehari-hari. Latihan biofeedback seperti ini berguna untuk
mengontrol ketegangan sebelum menjadi lebih buruk atau menyebabkan masalah fisik
lainnya. EMG sering digunakan untuk pengobatan sakit kepala, sakit punggung, sakit leher,
serta penyakit yang terkait dengan stres, misalnya asma dan jerawat.
ENDOSCOPY
Alat Endoscopy dengan menggunakan Teknologi tinggi yang berfungsi untuk melihat
keadaan/kondisi saluran cerna dan organ lainnya. Dengan pemeriksaan tindakan Endoscopy,
berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan resiko yang minimal karena :

32
- Mendeteksi kelainan saluran cerna secara dini (Early Detection)
- Tanpa operasi (Non Surgery) dan Handal (Reliable)
- Tindakan Terapi Secara Langsung (Timely Treatment). Ketika terdeteksi adanya
Kelainan Saluran Cerna dengan menggunakan alat ini, dokter kami akan langsung
mengarahkan pelanggan agar dengan segera melakukan tindakan terapi.
- Tingkat pemulihan yang cepat (Quick Recovery)
Keuntungan Tindakan Endoscopy :
1. Dapat melakukan biopsy
2. Memotong polip
3. Menghentikan pendarahan
4. Memasang Stent pada sumbatan
5. Mengangkat jaringan tumor ganas stadium sangat dini
6. Membuang batu saluran empedu
7. Sebagian kasus One Day Care

PRINSIP KERJA RESPIROMETER

Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang digunakan
oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang
bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh
organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan
penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan 

33
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peralatan kesehatan masih sangat
berhubungan erat dengan ilmu fisika dan perkembangan teknologi, karena sebagian besar
prinsip kerjanya menggunakan konsep fisika yang diaplikasikan pada sebuah alat kesehatan
yang berteknologi terkini. 

B. Saran 
Dari kesimpulan di atas maka kami sarankan beberapa hal sebagai berikut : 
1. Menggunakan alat-alat ksehatan dengan sebaik-baiknya 
2. Membeli dan menggunakan alat-alat kesehatan dari luar guna melengkapai peralatan
Rumah Sakit yang ada di Indonesia 
3. Marilah para ilmuwan bangsaku, berlombalah berkreasi. Minimalnya untuk kemandirian
kita akan teknologi untuk melayani kebutuhan bangsa sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.itagz.com/aang/ dibaca tanggal 28 Desember 2011 dan download tanggal 28


Desember 2011.
2. http://staff.blog.ui.ac.id/supriyanto.p/category/berita-seputar-fisika-medis/ posting 14
Maret Blog : Peranan Fisika dalam ilmu kedokteran dibaca tanggal 28 Desember 2011. 

34
3. http://www.scribd.com/doc/2369186/Fisika-XII dibaca tanggal 28 Desember 2009 dan
download tanggal 28 Desember 2011.
4. http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0920563203909704 dibaca tanggal 28
Desember 2011 dan download tanggal 28 Desember 2011.

35

Anda mungkin juga menyukai