Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAGEMENT KEPERAWATAN

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL

Dosen Pembimbing :
Duwi Basuki, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

1.Fahmi Dea Ramadani (201801097)


2.Elok Chandra Alifvani (201801099)
3.Novia Dwi Rachmawati (201801103)
4.Junus Pokar (201801104)
5.Ummi Chovivah (201801106)
6.Lailatul Fitriyah (201801112)
7.Nikmatul Aliyah (201801115)
8.Meliani Eka Febrianti (201801119)
9.Putri Widiyasari (201801123)
10.Anggi Nur Amalia (201801130)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKETO
JL.Raya jabon Km.06 Mojoanyar Kabupaten Mojokerto Telp/Fax : (0321) 390203

Email : stikes.ppni@yahoo.co.id Website : www.stikes-ppni.ac.id


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayat serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam tak lupa penulis curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Tak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah pendidikan kewarganegaraan karena atas
bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan maupun materinya.
Kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalh ini. Akhir kata semoga makalah ini memberikan banyak manfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca

Mojokerto, 18 Februari 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH MANAGEMENT KEPERAWATAN GAYA KEPEMIMPINAN


TRANSAKSIONAL.........................................................................................................................i
KATA pengantar.................................................................................................................ii
daftar isi..............................................................................................................................iii
bab I pendahuluan................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................................2
bab II tinjauan teori..............................................................................................................3
2.1 Pengertian...............................................................................................................3
2.2 Unsur – Unsur Kepemimpinan Transaksional.......................................................4
2.3 Karakteristik Kepemimpinan Transaksional..........................................................4
2.4 Ciri – Ciri Kepemimpinan Transaksional..............................................................5
2.5 Faktor – Faktor Kepemimpinan Transaksional......................................................5
bab III case (pemecahan masalah) dan naskah roleplay......................................................7
3.1 Case........................................................................................................................7
3.2 Naskah Role Play Gaya Kepemimpinan Transaksinonal......................................7
bab IV penutup..................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
4.2 Saran.....................................................................................................................12
daftar pustaka.....................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kinerja akan selalu menjadi isu aktual dalam organisasi karena apa pun
organisasinya kinerja merupakan pertanyaan kunci terhadap efektivitas atau keberhasilan
organisasi. Organisasi yang berhasil dan efektif merupakan organisasi dengan individu yang
di dalamnya memiliki kinerja yang baik. Organisasi yang efektif atau berhasil akan ditopang
oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak organisasi yang berhasil atau efektif
karena ditopang oleh kinerja sumber daya manusia. (Gibson Ivancevic & Donelly 1997 : 2)
Sumber daya manusia sangat memegang peranan penting dalam mengembangkan
sebuah organisasi. Pemberdayaan sumber daya manusia yang dimiliki organisasi harus
diarahkan oleh sebuah gaya kepemimpinan yang tepat sehingga semangat kerja karyawan
muncul untuk mencapai produktivitas yang tinggi. hal ini dapat mengalikan harmoni yang
baik agar tujuan perusahaan dan tujuan sumber daya manusia dapat tercapai secara
menyeluruh. Kepemimpinan meurupakan proses mempengaruhi dan meningkatkatkan
semangat kerja sumber daya manusia agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan arti
bahwa seorang pemimpin harus dapat mengarahkan dan membimbing bawahannya serta
mempengaruhi mereka meningkatkan semangat kerja untuk mencapai tujuan yang
dinginkan perusahaan. Menurut nawawi ( Haryadi, 2004:16) dalam interaksi antara
pemimpin dan karyawan pada suatu organisasi perusahaan harus terdapat rasa saling
memahami. tujuan organisasi akan tercapai apabila terdapat
komunikasi serta kerjasama yang baik pula di antara para pelaku organisasi.
Seseorang pemimpin tidak akan dapat mengendalikan suatu organisasi tanpa adanya kerja
sama yang baik dengan bawahannya dan semangat kerja pun tidak akan muncul.
Gaya kepemimpinan mempunyai peran yang penting dalam mempengaruhi cara
kerja karyawan. Prilaku kepemimpinan dapat memberikan dampak positif ataupun negatif
terhadap kinerja karyawan yang dipimpinnya. Kepemimpinan merupakan kekuatan
aspirasional kekuatan semangat dan kekuatan moral yang kreatif yang mampu
mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap sehingga mereka bisa satu pemikiran
dengan keinginan pemimpin. Seorang pemimpin sebaiknya mampu memahami karakter
karyawan sehingga dapat mengevaluasi dirinya dan memberikan semangat kerja untuk para
karyawannya. Semangat kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang
dipakai dalam perusahaan. Robbins (2009 : 453)
Gaya kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan pada
standar tujuan dan imbalan sebagai bentuk motivasi kepemimpinan. Dalam bentuk yang
lebih kolektif kepemimpinan transaksional bertin!ak sebagai bentuk kontrak antara

1
karyawan dengan atasan dimana hubungan dibangun atas dasar imbalan dan hukuman
terhadap prestasi maupun dan prestasi yang dicapai karyawan. ( Bass & Riggio 2006 : 8 )

I.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian kepimpinan transaksional


2. Unsur-unsur kepemimpinan
3. Karateristik kepemimpinan transaksional
4. Ciri-ciri kepemimpinan transaksional
5. Faktor-faktor kepemimpinan transaksional

I.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan transaksional


2. Untuk mengetahui unsur-unsur kepemimpinan
3. Untuk mengetahui karateristik kepemimpinan transaksional
4. Untuk mengetahui ciri-ciri kepimpinan transaksional
5. Untuk mengetahui faktor-faktor kepemimpinan transaksional

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

II.1 Pengertian

Konsep mengenai kepemimpinan transaksional pertama kali diformulasikan oleh


Burns (1978) dalam Yukl (1994:350) berdasarkan penelitian deskriptifnya terhadap
pemimpin-pemimpin politik dan selanjutnya disempurnakan serta diperkenalkan ke dalam
konteks organisasi oleh Bass. Kepemimpinan transaksional menurut Burns dalam Yukl
(1998:296) memotivasi para pengikut dengan menunjukkan pada kepentingan diri sendiri.
Para pemimpin politik tukar-menukar pekerjaan, subsidi, dan kontrak-kontrak pemerintah
yang menguntungkan untuk memperoleh suara dan kontribusi untuk kampanye. Para
pemimpin perusahaan sering menukarkan upah dan status untuk usaha kerja. Kepemimpinan
transaksional menyangkut nilai-nilai, namun berupa nilai-nilai yang relevan bagi proses
pertukaran, seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan pertukaran.

Dalam kepemimpinan transaksional, hubungan pemimpin-pengikut berdasarkan


pada suatu rangkaian pertukaran atau persetujuan antara pemimpin dan pengikut (Howell
dan Avolio, 1993). Kepemimpinan transaksional adalah pemimpin yang memandu atau
memotivasi para pengikut mereka menuju ke sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas
persyaratan peran dan tugas (Robbins, 2008:472).

Menurut Gibson et al. (1997:84) pemimpin transaksional mengidentifikasikan


keinginan atau pilihan bawahan dan membantu mereka mencapai kinerja yang
menghasilkan reward yang dapat memuaskan bawahan.

Bass (1990:338) mendefinisikan kepemimpinan transaksional sebagai model


kepemimpinan yang melibatkan suatu proses pertukaran (exchange process) di mana para
pengikut mendapat reward yang segera dan nyata setelah melakukan perintah-perintah
pemimpin.

Selanjutnya Mc Shane dan Von Glinow (2003:429) mendefinisikan kepemimpinan


transaksional sebagai kepemimpinan yang membantu orang mencapai tujuan mereka
sekarang secara lebih efisien seperti menghubungkan kinerja pekerjaan dengan penghargaan
yang dinilai dan menjamin bahwa karyawan mempunyai sumber daya yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan. (Rosnani, 2012)

Seorang pemimpin transaksional diartikan sebagai pemimpin atau manajer yang


berfungsi sebagai pengurus fokus pada operasi sehari-hari. Pemimpin seperti itu mensurvei
kebutuhan pengikut mereka dan menetapkan tujuan untuk mereka berdasarkan apa yang

3
bisa diharapkan dari para pengikut. Seorang pemimpin transaksional difokuskan pada
pemeliharaan dan pengelolaan pekerjaan rutin dan berkelanjutan.Pemimpin transaksional
lebih umum. Ini tipe pemimpin yang mendekati pengikut dalam sebuah pertukaran postur,
dengan tujuan bertukar satu hal untuk yang lain, seperti politisi yang menjanjikan pekerjaan
untuk suara.

Burns (1978) mengatakan bahwa transaksional kepemimpinan terjadi ketika


pemimpin mengambil inisiatif dalam menghubungi orang lain untuk pertukaran nilai
sesuatu. Oleh karena itu kepemimpinan transaksional perumpamaan untuk tawar-menawar
atau kontrak untuk keuntungan bersama upaya yang membantu perbedaan individu dari
keduanya yaitu pemimpin dan pengikut.
Karakteristik utamanya adalah imbalan kontingen dan manajemen dengan
pengecualian. Upaya yang diharapkan dan kinerja yang diharapkan adalah hasil. Pemimpin
transaksional bekerja di dalamnya budaya organisasi yang ada dan merupakan komponen
penting dari kepemimpinan yang efektif (Bass &Avolio, 1990).
Dalam keperawatan, contohnya adalah pertukaran gaji untuk layanan perawat untuk
memberikan perawatan (Barker, 1991). Contoh lain terjadi ketika seorang pemimpin
menawarkan waktu rilis atau dibayar waktu untuk membujuk anggota staf untuk melakukan
proyek atau kerja komite. Perubahan berkelanjutan atau bertahap,perubahan urutan pertama,
bisa ditangani dengan baik ditingkat transaksional. (Huber, 2010)

II.2 Unsur – Unsur Kepemimpinan Transaksional

1. Unsur kerjasama antara pengikut dan pemimpin yang bersifat kontraktual


2. Unsur prestasi yang terukur
3. Unsur reward atau upah yang dipertukarkan dengan loyalitas pola kepemimpinan ini
akan berjalan dengan baik apabila ketiga unsur diatas terpenuhi sekaligus memuaskan
kedua belah pihak

II.3 Karakteristik Kepemimpinan Transaksional

Karakteristik kepemimpinan transaksional ditunjukkan dengan perilaku atasan


sebagai berikut (Bass dalam Robbins-Judge,2008)

1. Imbalan Kontinjen "Contingensi Reward “.


Pemimpin melakukan kesepakatan tentang hal-hal apa saja yang dilakukan
oleh bawahan dan menjanjikan imbalan apa yang akan diperoleh bila hal tersebut
dicapai.
2. Manajemen dengan pengecualian/ aktif (Active Manajemen By exception)
Pada manajemen eksepsi aktif pemimpin memantau deviasi dari standar yang
telah ditetapkan dan melakukan tindakan perbaikan, serta melakukan tindakan
perbaikan.
3. Manajemen pengecualian /pasif (Pasive Manajemen By exception).
4
Pada manajemen pasif pemimpin melakukan tindakan jika standar tidak tercapai.

II.4 Ciri – Ciri Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan traksaksional menurut Bass memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Contigent reward
Kontrak pertukaran penghargaan untuk usaha, penghargaan yang dijanjikan untuk
kinerja yang baik, mengakui pencapaian.
2) Active management by exception
Melihat dan mencari penyimpangan dari aturan atau standar,mengambil tindakan
perbaikan
3) Passive management by exception
Intervensi hanya jika standar tidak tercapai.
4) Laissez faize
Melepaskan tanggung jawab, menghindari pengambilan keputusan.

II.5 Faktor – Faktor Kepemimpinan Transaksional

Faktor-faktor pembentuk gaya kepemimpinan transaksional menunjuk pada Hal-hal


yang dilakukan pemimpin dalam penerapannya. Menurut burns "dalam Yukl,1994), suatu
gaya kepemimpinan memiliki faktor-faktor yang menunjukkan gaya seorang pemimpin
dalam memotivasi bawahannya. upaya memotivasi bawahan agar menjadi efektif dilakukan
dengan mempengaruhi bawahan agar bertindak sesuai dengan waktu dan saling kooperatif
untuk mencapai tujuan. gaya kepemimpinan menurut Bass et al (2003) dibentuk oleh faktor-
faktor yang berupa imbalan kontingen (contingent reward) managemen eksepsi aktif (active
management by exception) dan managemen eksepsi pasif (passive management by
exception). (faktor - faktor tersebut dapat di uraiakan sebagai berikut:

a. Imbalan kontigen (contigen reward)


Faktor ini di maksudkan bahwa bawahan memperoleh pengarahan dari pemimpin
mengenal prosedur pelaksanaan tugas dari target-target yang harus di capai. Bawaan
akan menerima imbalan dari pemimpin sesuai dengan kemampuannya dalam
mematuhi prosedur tugas dan keberhasilan mencapai target-target yang telah
ditentukan.
b. Manajemen eksepsi aktif (active management by exception)
Faktor ini menjelaskan tingkah laku pemimpin yang selalu melakukan pengawasan
secara direktif terhadap bawahannya. Pengawasan direktif yang dimaksud adalah
mengawasi proses pelaksanaan tugas bawahan secara langsung. Hal ini bertujuan
untuk mengantisipasi dan meminimalkan tingkat kesalahan yang timbul selama
proses kerja berlangsung
c. Laissez-faire atau passive avoidant

5
Seorang pemimpin transaksional akan memberikan peringatan dan sanksi kepada
bawahannya apabila terjadi kesalahan dalam proses yang dilakukan oleh bawahan
yang bersangkutan. Namun, apabila proses kerja yang di laksanakan masih berjalan
sesuai standar dan prosedur, maka pemimpin transaksional tidak memberikan
evaluasi apapun kepada bawahannya
Faktor-faktor pembentuk gaya kepemimpinan transaksional tersebut digunakan
pemimpin untuk memotivasi dan mengarahkan bawahan agar dapat mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan. bawahan yang berhasil dalam meyelesaikan
pekerjaannya dengan baik akan memperoleh imbalan yang sesuai. Sebaliknya
bawahan yang gagal dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik akan memperoleh
sanksi agar dapat bekerja lebih baik dan meningkatkan mutu kerjanya

6
BAB III

CASE (PEMECAHAN MASALAH) DAN NASKAH ROLEPLAY

III.1 Case

Kepala bidang sebuah Rumah Sakit, Fahmi Dea Ramadani, ingin meninjau mutu
pelayanan para perawat sesuai dengan hasil rapat direksi Rumah Sakit dengan cara
memberikan kuisioner kepada pasien dan keluarga tentang penilaian terhadap kepuasan
pelayanan kesehatan.
Dia membagikan kuisioner kepada setiap kepala ruangan dan meminta mereka untuk
memberikan kepada para perawat pelaksana agar disampaikan kepada pasien dan keluarga.
Setelah mendapatkan tugas dari kabid para kepala ruangan segera memberikan
kuisioner tersebut kepada perawat Pelaksana agar cepat diberikan kepada pasien dan
keluarga dan meminta agar secepatnya kembali dikumpulkan menjadi satu dan segera
dikembalikan lagi kepada kabid untuk dianalisa.
Beberapa hari kemudian kabid melakukan pertemuan dengan kepala ruangan dan
membahas hasil kuisioner yg di isi oleh pasien dan keluarga, beberapa dari mereka mengisi
tentang kurang baiknya pelayanan para perawat, oleh karena itu pada pertemuan tersebut
pak fahmi memberikan motivasi untuk perawat di RS ini.
Dan memberikan solusi kepada perawat yang melakukan pelayanan dengan baik dan
sesuai dengan harapan serta visi misi RS tersebut.
2 bulan kemudian pak fahmi selaku kabid melakukan controlling memggunakan
kuisioner lagi untuk mengetahui bagaimana perkembangan pelayanan RS pada pasien dan
alhamdulillah setelah 2 bulan terjadi kemajuan yang lebih baik pada pelayanan perawat di
RS ini dan untuk itu pak fahmi memberikan apresiasi serta reward seperti menaikkan gaji
perawat.

III.2 Naskah Role Play Gaya Kepemimpinan Transaksinonal

A. Peran
1. Kepala bidang : Fahmi Dea Ramadani
2. Kepala ruangan 1 : Elok Chandra Alifvani
3. Kepala ruangan 2 : Novia Dwi Rachmawati
4. Kepala ruangan 3 : Junus Pokar
5. Perawat 1 : Ummi Chovivah
6. Perawat 2 : Lailatul Fitriah
7. Pasien 1 : Nikmatul Aliyah
8. Pasien 2 : Meliani Eka Febrianti
9. Keluarga 1 : Putri Widiyasari

7
10. Keluarga 2 : Anggi Nur Amalia
B. Prolog

Dalam roleplay ini, menceritakan tentang bagaimana mutu pelayanan perawat


disebuah Rumah Sakit dengan menggunakan gaya kepemimipinan transaksional.

Bapak fahmi selaku kepala bidang berjalan menuju ruangan melati untuk
memberikan kuisioner kepada kepala ruangan.

Fahmi : “Assalamualaikum wr.wb”


Elok : “ Waalaikumsalam wr.wb. iya pak fahmi silahkan masuk”
Fahmi : “ Bu elok ini dari hasil kebijakan rapat tadi ada kuisioner yang bertujuan
untuk mengetahui penilaian pasien terhadap pelayan kesehatan pada tiap ruangan.”
Elok : “ Baik pak, dikumpulkan kapan ya ini?”
Fahmi : “kalau bisa secepatnya, paling lambat 2 hari ya bu, di kumpulkan di ruangan
saya. Oh ya perawat disini berjumlah berapa ya?
Elok : “Ada 2 orang perawat pak”
Fahmi : “Ya sudah kalau begitu saya pamit ya bu, terimakasih”
Elok : “Iya pak sama-sama.”

Setelah dari ruangan melati, pak fahmi berjalan menuju ruangan anggrek.

Fahmi : “Assalamualaikum wr.wb.”


Novia : “Waalaikumsalam wr.wb silahkan pak fahmi”
Fahmi : “ Bu novia, ini ada kuisioner untuk mengetahui penilaian pasien terhadap
pelayanan kesehatan di masing-masing ruangan.”
Novia : “Iya pak, dikumpulkan kapan ya ini?”
Fahmi : “Secepatnya bu, paling lambat 2 hari. Jumlah perawat disini ada berapa ya
bu?”
Novia : “Ada 3 perawat pak”
Fahmi : “Ya sudah kalau begitu, saya permisi dulu ya bu. Terimakasih”
Novia : “Iya pak sama-sama”

Bapak fahmi melanjutkan keruangan VIP anggrek

Fahmi : “Assalamualaikum wr.wb.”


Junus : “Waalaikumsalam wr.wb silahkan pak fahmi”
Fahmi : “ Pak junus, ini ada kuisioner untuk mengetahui penilaian pasien terhadap
pelayanan kesehatan di masing-masing ruangan. Saya ambil hari rabu ya pak”
Junus : “Baik pak fahmi, saya terima ya pak”
Fahmi : “ Kalau begitu saya permisi dulu ya pak. Terimakasih”
Junus : “Iya pak fahmi sama-sama”

8
Kemudian bu elok menemui perawat yang ada diruangan dan memberitahu
bahwa ada kuisioner yang hars diberikan kepada pasien.

Elok : “ mbak ummi, ini ada kuisioner silahkan dibagikan ke tiap pasien untuk
mengetahui pelayanan kesehatan di ruang ini.”
Ummi : “ Lalu di kumpulkan kapan bu?”
Elok : kalau bisa secapatnya, paling lambat 2 hari”
Ummi : “ Baik bu”
Elok : “ Yasudah kalau begitu saya kembali ke ruangan ya mbak. Terimakasih mbak
ummi.”
Ummi : “ Iya bu sama-sama”

Setelah bu elok pergi, perawat ummi mengeluh.

Ummi : “ Aduuuuh!!! Ini ditambah lagi, padahal gajinya juga gak seberapa. Ada-ada
saja!”

Di ruangan lain ada bu novia memberikan kuisioner kepada perawat lailatul

Novia : “ Mbak lailatul, ini ada kuisioner untuk pasien, silahkan dibagi ke tiap pasien
dan dikumpulkan paling lambat 2 hari.”
Lailatul : “Baik bu novia”

Saat perawat melakukan pelayanan dan memberikan kuisioner kepada pasien


dengan tidak sopan.

Lailatul : “ (Langsung melakukan injeksi tanpa permisi ketika pasien tidur sehingga
pasien kaget)”
Nikmatul : “(Aduh suster! Saya kaget tidak di bangunkan!)
Lailatul : “Oh iya, saya suntik dulu ya mbak”
Nikmatul : “Iya sus”
Lailatul : “Ini ada kuisioner di isi sekarang” (sambil memberikan kertas kuisioner)
Nikmatul : “ini sus sudah saya isi”
Lailatul : “ Ya terimakasih” (kemudia perawat kembali ke ruangan)

Di ruangan melati ada pasien yang memberontak ingin segera pulang. Tetapi
perawat tidak langsung menemuinya.

Meliani : “Mbak ayo mbak aku ingin pulang, aku sudah sehat”
Putri : “ Kamu masih sakit gitu”
Anggi : “Iya dek, kamu belum sembuh”
Meliani : “Enggak mbak, aku udah sembuh. Tolong panggilkan perawatnya.”
Putri : “ Iya sebentar mbak panggilkan. Ayo adek anggi ikut mbak ke perawatnya”
Anggi : “Iya mbak ayo”

9
Setelah sampai di ruang perawat. Keluarga pasien langsung menemui perawatnya.

Putri : “mbak minta tolong ini adek saya rewel minta pulang, gimana ya?”
Lailatul : “Iya sebentar ya”
(Putri dan anggi kembali ke ruang adeknya.)

Sejam kemudian, perawat tidak kunjung datang ke ruang pasien. Akhirnya


pasien dan keluarga mengeluh.

Meliani : “Perawatnya kok belum datang ya mbak, panggil lagi mbak”


Putri : “ Sabar ya dek, mungkin perawatnya lagi sibuk. Jangan mengeluh terus”
Meliani : “gak enak mbak di sini terus”
Anggi : “Sabar dek, bentar lagi juga datang perawatnya.”
Anggi : “Mbak putri, tak panggilkan lagi perawatnya ya?”
Putri : “Iya dek”

Keluarga pasien mendatangi perawatnya lagi karena adeknya masih rewel. Di


ruangan lain perawat ternyata asik mengobrol dengan perawat lainnya.”

Anggi : “Mbak permisi, ini mbaknya perawat ruangan melati ya kok di sini?
Lailatul : “Iya disini saya”
Anggi : “Oh jadi dari tadi di sini ngobrol ya?
Ummi : “Mbak disini itu perawatnya sedikit jadi sabar ya”
Anggi : “Tapi saya panggilnya daritadi ada satu jam lebih kok tidak datang
keruangan saya?”
Lailatul : “yasudah ayo kita kesana sama-sama”
Anggi : “Gimana sih mbaknya ini”

Tiba di ruangan pasien

Lailatul : “Mbak ini adiknya belum sembuh total, tensinya juga masih tinggi. Jadi
belum bisa pulang untuk hari ini”
Putri : “Kan bener mbak dek, kamu belum sembuh”
Meliani : “Tapi aku udah gak betah di sini mbak”
Lailatul : “Lah gimana namanya juga masih sakit. Sudah ini saya kasih kuisioner
yang harus di isi.”
Meliani : “ Ini mbak sudah”
Lailatul : “yasudah terimakasih”
Putri : “Lain kali pelayanannya yang cepet ya mbak, kalau waktunya kerja ya kerja
jangan asik ngobrol”
Lailatul : “Iya saya minta maaf, saya permisi”

10
Setelah dari ruangan pasien, perawat mengumpulkan hasil kuisioner kepada
kepala ruangannya.

Ummi : “permisi bu, ini hasil kuisionernya sudah selesai”


Elok : “Oh ya mbak, ini kok saya lihat hasil kuisionernya banyak yang mengeluh
tentang mutu pelayanan di Rumah Sakit ini ya? Banyak yang tidak puas juga dengan
pelayanan nya”
Ummi : “Saya merasa pasiennya banyak yang cerewet bu jadi kita kurang sabar.
Apalagi dengan gajinya tidak seberapa di banding dengan kerjanya.
Elok : “Yasudah nanti saya sampaikan ke pak fahmi”

Beberapa hari kemudian bapak fahmi melakukan pertemuan dengan kepala


ruangan dan membahas hasil kuisioner yang di isi oleh pasien, beberapa pasien
mengisi kurang baiknya pelayanan oleh karena itu, pada pertemuan tersebut pak
fahmi memberikan motivasi untuk perawat di rumah sakit ini. Dan memberikan solusi
kenaikan gaji kepada perawat yang melakukan pelayanan dengan baik yang sesuai
harapan.
2 bulan kemudian pak fahmi melakukan kuisioner lagi untuk mengetahui
bagaimana perkembangan pelayanan rumah sakit pada pasien dan alhamdulilah
setelah 2 bulan terjadi kemajuan yang lebih baik pada pelayanan perawat di rumah
sakit ini dan pak fahmi memberikan apresiasi seperti menaikkan gaji perawat

11
BAB IV

PENUTUP

IV.1Kesimpulan

Kepemimpinan Transaksional merupakan sebuah kepemimpinan dimana seorang


pemimpin mendorong bawahannya untuk bekerja dengan menyediakan sumberdaya dan
penghargaan sebagai imbalan untuk motivasi, produktivitas dan pencapaian tugas yang
efektif. Adapula karakteristik kepemimpinan transaksional ditunjukkan dengan perilaku
atasan menurut Bass dalam Robbins – Judge, 2008 sebagai berikut : Imbalan Kontinjen
(Contingensi Reward), Manajemen dengan pengecualian/aktif (Active Manajemen By
Exception), Manajemen Pengecualian/Pasif (Pasive Manajemen By Exception).

IV.2Saran

Dengan dibuatnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
memahami dan menelaah apa yang telah tertulis didalam makalah ini sehingga bisa
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca, dan bisa membentuk individu yang
berkarakteristik menjadi pemimpin di masa depannya. Disamping itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca sehingga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah
kami selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai