Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336880786

ASAS LEGALITAS DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Oleh : Hanifah


Syafira br Sinaga (07011281823106)

Article · October 2019

CITATIONS READS

0 4,868

1 author:

Hanifah Syafira
Universitas Sriwijaya
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Hanifah Syafira on 29 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ASAS LEGALITAS DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Oleh :

Hanifah Syafira br Sinaga

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya, Palembang

Email : hanifah.syafira@yahoo.com

Abstrak

Di Indonesia, asas legalitas bersandar pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar
1945 yang menyebutkan: “Negara Indonesia adalah negara hokum”. Asas legalitas dalam
Hukum Administrasi Negara maksudnya adalah bahwa semua perbuatan dan keputusan
pejabat administrasi harus didasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan. Asas legalitas mengandung arti bahwa penyelenggaraan administrasi
pemerintahan mengedepankan dasar hukum dari sebuah keputusan dan/atau tindakan yang
dibuat oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan.

Kata kunci : Legalitas, Negara, Hukum

A. Pendahuluan

Asas legalitas adalah suatu jaminan dasar bagi kebebasan individu dengan memberi
batas aktivitas apa yang dilarang secara tepat dan jelas. Asas ini juga melindungi dari
penyalahgunaan wewenang hakim, menjamin keamanan individu dengan informasi yang
boleh dan dilarang. Setiap orang harus diberi peringatan sebelumnya tentang perbuatan-
perbuatan ilegal dan hukumannya. Jadi berdasarkan asas ini, tidak satu perbuatan boleh
dianggap melanggar hukum oleh hakim jika belum dinyatakan secara jelas oleh suatu hukum
pidana dan selama perbuatan itu belum dilakukan.

B. Pembahasan

Hukum administrasi negara adalah peraturan hukum yang mengatur administrasi,


yaitu hubungan antara warga negara dan pemerintahnya yang menjadi sebab hingga negara
itu berfungsi. (R. Abdoel Djamali).
Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur
bagaimana negara sebagai penguasa menjalankan usaha-usaha untuk memenuhi tugasnya.
(Kusumadi Poedjosewojo).
Hukum administrasi negara adalah hukum yang menguji hubungan hukum istinewa
yang diadakan, akan kemungkinan para pejabat melakukan tugas mereka yang khusus. (E.
Utrecht).
Sumber dari hukum administrasi negara, umumnya yaitu:

Sumber hukum materil merupakan sumber hukum yang turut berperan dalam menetapkan isi
kaidah hukum. Sumber hukum materiil ini bersumber dari peristiwa dalam pergaulan
masyarakat dan kejadian tersebut bisa berpengaruh dan bahkan bisa menentukan sikap
manusia.

Sumber hukum formil merupakan sumber hukum yang telah diberi bentuk tertentu. Supaya
dapat diberlakukan di umum, suatu kaidah harus diberi bentuk menjadikan pemerintah bisa
mempertahankannya.

Ditinjau dari segi sasarannya, dalam hukum administrasi di kenal dua jenis sanksi.

1. Sanksi reparatoir artinya sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas pelanggaran
norma, yang ditujukan untuk mengembalikan pada kondisi semula sebelum atau
menempatkan pada situasi yang sesuai dengan hukum (legale situatie), dengan
kata lain, mengembalikan pada keadaan semula sebelum terjadinya pelanggaran.
misalnya paksaan pemerintah (bestuursdwang), pengenaan uang paksa
(dwangsom),
2. Sanksi punitif artinya sanksi yang ditujukan untuk memberikan hukuman pada
seseorang, misalnya adalah berupa denda administratif.
3. sanksi regresif (regressieve sancties), yaitu sanksi yang diterapkan sebagai reaksi
atas ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang terdapat pada ketetapan yang
diterbitkan. Sanksi ini ditujukan pada keadaan hukum semula, sebelum
diterbitkannya ketetapan. Contohnya: penarikan, perubahan, dan penundaan suatu
ketetapan.

Asas-asas hukum administrasi negara :

1. Asas yuridikitas (rechtmatingheid): yaitu bahwah setiap tindakan pejabat administrasi


negara tidak boleh melanggar hukum (harus sesuai dengan rasa keadilan dan
kepatutan).
2. Asas legalitas (wetmatingheid): yaitu bahwah setiap tindakan pejabat administrasi
negara harus ada dasar hukumnya (ada peraturan dasar yang melandasinya). Apalagi
indonesia adalah negara hukum, maka asas legalitas adalah hal yang paling utama
dalam setiap tindakan pemerintah.
3. Asas diskresi yaitu kebebasan dari seorang pejabat administrasi negara untuk
mengambil keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri tetapi tidak bertentangan
dengan legalitas.1

Seperti yang dikemukan oleh Enschede. Menurutnya, hanya ada dua makna yang
terkandung dalam asas legalitas. Pertama, suatu perbuatan dapat dipidana jika diatur dalam
perundang-undangan pidana. Kedua, kekuatan ketentuan pidana tidak boleh berlaku surut.
Makna asas legalitas yang dikemukan oleh Enschede ini sama dengan makna legalitas yang
dikemukan oleh Wirjono Prodjodikoro bahwa sanksi pidana hanya dapat ditentukan dengan
undang-undang dan ketentuan pidana tidak boleh berlaku surut.

Hal senada disampaikan oleh Sudarto yang juga mengemukakan ada dua hal yang
terkandung dalam asas legalitas. Pertama, suatu tindak pidana harus dirumuskan dalam
peraturan perundang-undangan. Kedua, peraturan perundang-undangan ini harus ada sebelum
terjadinya tidak pidana. Sudarto, kemudian menambahkan bahwa dari makna yang pertama
terdapat dua konsekuensi yaitu perbuatan seseorang yang tidak terancam dalam undang-
undang sebagai suatu tindak pidana tidak dapat dipidana dan adanya larangan penggunaan
analogi untuk membuat suatu perbuatan menjadi suatu tindak pidana sebagaimana
dirumuskan dalam undang-undang. Sedangkan konsekuensi dari makna yang kedua adalah
bahwa hukum pidana tidak berlaku surut

Asas legalitas mengandung makna yang luas. Asas ini selalu dijunjung tinggi oleh
setiap negara yang menyebut dirinya sebagai negara hukum. Legalitas adalah asas pokok
dalam negara hukum, selain asas perlindungan kebebasan dan hak asasi manusia. Di
Indonesia, asas legalitas bersandar pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyebutkan: “Negara Indonesia adalah negara hukum”

Selama ini asas legalitas memang lebih dikenal dalam hukum pidana, yang ditarik
dari rumusan Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi: “Tiada
suatu perbuatan yang dapat dihukum kecuali berdasarkan ketentuan pidana menurut
undang-undang yang telah ada terlebih dahulu daripada perbuatannya itu sendiri”

Namun, asas legalitas juga dikenal dalam Hukum Administrasi Negara. Di lapangan
HAN/HTN asas ini dikenal dengan istilah wetmatigheid van het berstuur, yang mengandung
arti setiap tindakan pemerintahan itu harus ada dasar hukumnya dalam suatu peraturan
perundang-undangan. 2

Asas ini bisa ditarik dari Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara yang menyebutkan: “Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah badan

1 https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/01/pengertian-hukum-administrasi-negara-
sumber-asas-ruang-lingkup.html
2 https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl6986/makna-asas-legalitas-dalam-
hukum-administrasi-negara/
atau pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku”

Asas legalitas mengandung arti bahwa penyelenggaraan administrasi pemerintahan


mengedepankan dasar hukum dari sebuah keputusan dan/atau tindakan yang dibuat oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan. Konsekuensinya, keputusan atau tindakan badan atau
pejabat pemerintahan tidak bisa dilakukan semena-mena.

Mengutip pandangan Van Wijk dan Konijnenbelt, Indroharto mengatakan asas


legalitas tak mungkin dilaksanakan secara multak. Adalah hal yang tidak mungkin
dilaksanakan bahwa untuk setiap perbuatan pemerintahan itu diharuskan adanya dasar
legalitasnya secara absolut. Karena hal itu tidak menghasilkan apa-apa. Apalagi dalam
praktik, banyak pejabat pemerintahan melakukan tindakan hanya berdasarkan petunjuk
atasan, edaran atau instruksi.

HAN merupakan bagian dari Hukum publik, yakni Hukum yang mengatur tindakan
Pemerintah dan mengatur hubungan antara Pemerintah dengan warga Negara atau hubungan
antara Organ Pemerintah. HAN memuat keseluruhan peraturan yang berkenaan dengan cara
bagaimana Organ Pemerintahan melaksanakan tugasnya.

Asas legalitas dalam HAN maksudnya adalah bahwa semua perbuatan dan keputusan
pejabat administrasi harus didasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan. Jika tidak adanya norma dan atau norma tersamar, azas kewenangan
tersebut harus menggunakan asas-asas umum pemerintahan yang baik (Principle of Proper
Administration). Dalam menentukan suatu tindakan maka harus mencakup 2 hal utama, yakni
pertama adanya kewenangan sebagai sumber munculnya suatu tindakan, dan yang kedua
adalah adanya norma atau subtansi norma, apakah norma yang sudah jelas ataupun masih
merupakan norma tersamar. Norma tersamar ini yang kemudian memunculkan penggunaan
azas-azas umum pemerintahan yang baik (Principle of Proper Administration).

Prinsip Dasar Kewenangan: Pertama, Pejabat administrasi bertindak dan mengambil


keputusan atas dasar kewenangan yang dimilikinya. Kedua, kewenangan yang dipergunakan
harus dapat dipertanggungjawabkan dan diuji baik oleh norma hukum atau pun azas hukum.

Menurut Prof. Eko Prasojo, kewenangan selalu melakat terhadap orang, terhadap
urusan, dan pemberi kewenangan. Wewenang sendiri merupakan hak yang dimiliki oleh
Badan atau pejabat atau penyelenggara negara lainnya untuk mengambil keputusan dan atau
tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Di dalam kewenangan terdapat beberapa
wewenang yang di dalam wewenang itu sendiri ada hak-hak tertentu yang terkandung.
Kewenangan pejabat administrasi berasal dari undang-undang yang dibuat oleh legislatif
melalui suatu legitimasi yang demokratis. Pemikiran negara hukum menyebabkan bahwa
apabila penguasa ingin memberikan kewajiban-kewajiban kepada masyarakat, maka
kewenangan itu harus diatur dalam undang-undang.
Cara diperolehnya kewenangan yaitu pertama, melalui atribusi, yaitu pemberian
kewenangan yang baru berasal dari konstitusi dan atau undang-undang. Kedua, melalui
delegasi, yaitu pemindahan atau pengalihan suatu kewenangan yang ada. Ketiga, melalui
pemberian mandat, yaitu kewenangan yang diberikan oleh suatu organisasi pemerintahan
kepada orang lain untuk mengambil keputusan atas nama pemberi mandat.

C. Kesimpulan

Asas legalitas memang lebih dikenal dalam hukum pidana, yang ditarik dari rumusan
Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi: “Tiada suatu
perbuatan yang dapat dihukum kecuali berdasarkan ketentuan pidana menurut undang-
undang yang telah ada terlebih dahulu daripada perbuatannya itu sendiri”. Namun, asas
legalitas juga dikenal dalam Hukum Administrasi Negara. Di lapangan HAN/HTN asas ini
dikenal dengan istilah wetmatigheid van het berstuur, yang mengandung arti setiap tindakan
pemerintahan itu harus ada dasar hukumnya dalam suatu peraturan perundang-undangan.
Asas legalitas dalam HAN maksudnya adalah bahwa semua perbuatan dan keputusan pejabat
administrasi harus didasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh peraturan perundang-
undangan
DAFTAR PUSTAKA

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/01/pengertian-hukum-administrasi-negara-
sumber-asas-ruang-lingkup.html (diakses pada tanggal 26 Oktober 2019)

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl6986/makna-asas-legalitas-dalam-
hukum-administrasi-negara/ (diakses pada tanggal 26 Oktober 2019)

Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village Development Agency In


Decision Making, Kader Bangsa Law Review, http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr
, https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines In
Indonesia, International Journal of Mechanical Engineering and Technology
(IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJMET_
10_08_018.pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat Justicia,
http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-pemerintah-pp-
-nomor-8-tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-
pendapatan--dan-belanja-negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-lahat ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad zainul Arifin, Penerapan Prinsip Detournement De Pouvoir Terhadap Tindakan


Pejabat Bumn Yang Mengakibatkan Kerugian Negara Menurut Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Jurnal Nurani,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2741/2070 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Korupsi Perizinan Dalam Perjalanan Otonomi Daerah Di


Indonesia, Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum,
http://www.lexlibrum.id/index.php/lexlibrum/article/view/138/pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Pengelolaan Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Bungin


Tinggi, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/issue/view/1/Hala
man%20%201-21 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Peran Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Memfasilitasi
Kegiatan Investasi Asing Langsung Terhadap Perusahaan Di Indonesia, Jurnal
Nurani, http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2740/2072,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Suatu Pandangan Tentang Eksistensi Dan Penguatan Dewan
Perwakilan Daerah, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/article/view/6/4 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Kajian Tentang Penyitaan Asset Koruptor Sebagai Langkah
Pemberian Efek Jera, Researchgate.net,
https://www.researchgate.net/publication/333701113_KAJIAN_TENTANG_PE
NYITAAN_ASSET_KORUPTOR_SEBAGAI_LANGKAH_PEMBERIAN_EFE
K_JERA_Oleh ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Freeport Dan Kedaulatan Bangsa,


https://www.academia.edu/38881838/Freeport_Dan_Kedaulatan_Bangsa,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Memulai Langkah Untuk Indonesia, Researchgate,


https://www.researchgate.net/publication/333700909_MEMULAI_LANGKAH_
UNTUK_INDONESIA_1,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai