Anda di halaman 1dari 7

HAKIKAT ASSESSMENT ATAU EVALUASI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Assement, Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan Instrumen Pengukuran


serta Kaitannya.
1. Pengertian Assesment atau Penilaian
Dalam buku Asep jihad (2012; 53-55), Istilah penilaian atau dalam bahasa inggris
dikenal dengan istilah evaluation, bukan merupakan istilah baru bagi insan yang
bergerak pada lapangan pendidikan dan pengajaran, dalam melaksanakan tugas
profesionalnya, seorang guru tidak akan terlepas dari kegiatan penilaian. Tujuan
penilian adalah untuk mengetahui apakah suatu program penilaian, pengajaran
ataupun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum.

Dalam buku Asep jihad (2012; 54), menurut Dediknas; 2001 Penilaian adalah
kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif,
berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil beajar di capai siswa, yang
hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya.

Dalam buku Asep jihad (2012; 53-55), menurut Grondlund; 1984 menyatakan
penilaian sebagai proses sistematik pengumpulan , penganalisaandan penafsiran
informasi untuk menentukan sejauhmana siswa mencapai tujuan.

Dalam buku Ida Farida (2017; 2-3), Assesment adalah proses yang dilakukan guru
untuk mendapatkan informasi tentang kinerja siswa . Penilaian (Assesment)
merupakan bagian integral dari proses pembelajaran untuk mengumpulkan berbagai
informasi melalui berbagai teknik. Hasil penilaian sebagai bahan pertimbangan
penentuan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran. (Ida Farida 2017.
Evaluasi pembelajara. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Hal 2-3). Istilah Penilaian
(Assesment) berkaitan dengan ’’the process of collecting data which shows the
development of learning’’ ( Kumano, 2001), yang artinya proses pengumulan data
yang menunjukkan perkembangan belajar siswa.

Dapat disimpulkan bahwa Penilian (Assesment) adalah adalah proses yang

1
dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang kinerja siswa melalui proses
sistematik pengumpulan , penganalisaan dan penafsiran secara objektif, berkelanjutan
dan menyeluruh dalam melaksanakan tugas profesionalnya sebagai seorang guru.

2. Pengertian Evaluasi
Dalam buku Ida Farida ( 2017; 2) Evaluasi adalah suatu kegiatan atau proses yang
sistematis, berelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan,
dan penetapan kualitas (Nilai an arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan
pertimbangan dan criteria tertentu. Evaluasi bertujuan untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai.
Dalam melakukan evaluasi, tercakup kegiatan mengientifikasi untuk melihat apakah
suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak.
Selain itu, evaluasi juga ditujukan untuk menganalisis tingkat efesiensi pelaksanaan
program. Dengan demikian, evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (Value
jugement), yang berkaitan dengan kesuluruhan program pembelajaran.

3. Pengertian pengukuran dan insrumen penukuran serta kaitannya.


Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan
bersifat kuantitatif.
Pengukuran adalah proses pengumpulan data secara empiris untuk mrngumpulkan
informasi yang relefan, dengan tujuan yang telah ditentukan. Pengukuran dalam
bidang pendidikan, berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.
Dalam hal ini yang diukur bukan siswa tersebut, melainkan karakteristik atau
atributnya.
Menurut Asrul (2014;2) menyatakan bahwa Pengukuran adalah suatu proses
untuk menentukan kualitas dari pada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik,
strategi pembelajaran, sarana dan prasarana sekolah dan sebagainya. Untuk
melakukan pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan,
psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya
menggunakan tes sebagai alat ukur.

Dengan demikian maka pengukuran memiliki dua karekteristik utama:

2
1. Pengukuran angka atau skala tertentu.
2. Menurut suatu aturan atau formula tertentu.
Pengumpulan data tersebut ditujukan untuk mendiskripsikan kopetensi siswa
dengan menggunakan suatu skala kuantitatif sedemikian rupa, sehingga sifat kualitatif
dari kompetensi siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka.
Dalam proses pembelajaran guru melakukan pengukuran terhadap proses dan
hasil belajar siswa berupa angka-angka, misalnya 60, 80 atau 130, maka angka yang
diperoleh tersebut bersifat kuantitatif. Angka tersebut belum dapat memberikan
makna apa-apa, kartena belum menyatakan tingkat kualitas dari apa yang diukur.
Angka hasil pengukuran disebut dengan skor mentah.
Pengukuran dapat dilakukan mengunakan instrumen pengukuran ( alat ukur)
berupa tes dan non-tes.
1. Tes
Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan, atau sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, untuk mengukur tingkat
pemahaman dan penguasaan terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan
sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu. Alat ukur tes dapat berupa tes tertulis
dan lisan.
2. Alat ukur non-tes
Alat ukur non-tes dapat disusun berbasis pada jenis penilaian kinerja
(performance assessment), penilaian alternatif (alternative assessment), atau
penilaian autentik (authentic assessment) contoh alat ukur non tes antara lain:
pengumpulan hasil kerja siswa (portofolio), inventori, angket atua kuesioner, dan
format observasi kerja.

B. Tujuan Assesment Pembelajaran

Menurut Depdikbud (dalam Asep, 2012 ; 63) menyatakan bahwa tujuan penilaian
adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan dan peningkatan
kegiatan belajar siswa serta sekaligus umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan
belajar. Penilaian bersifat koreksi yang bertujuan untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kelemahan atau kesulitan belajar siswa, dan sekaligus memberi umpan balik yang tepat.

3
Menurut Kep. Mendiknas No. 012/U/2001 (dalam Asep, 2012 ; 63) menyatakan
bahwa penilaian secara sistematis dan berkelanjutan bertujuan untuk, yaitu : (1) menilai
hasil belajar siswa disekolah, (2) mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan
kepada masyarakat, dan (3) mengetahui mutu pendidikan di sekolah.

Dalam Suharsimi (2009 ; 10-11) menyatakan bahwa makna penilaian ditinjau dari
berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa
tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal, yaitu :

1. Penialain berfungsi selektif


Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan
seleksi atau penilaian terhadap siswa. Penilaian itu mempunyai berbagai tujuan,
antara lain :
a. Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
2. Penilaian berfungsi diagnostik
Pada penilaian ini guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan
dan kelemahannya. Dengan diketahui sebab-sebab kelemahan maka akan lebih
mudah dicari untuk mengatasinya.
3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemanpuan adalah
pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok
mana seorang siswa ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang
mempunyai hasil penilaian yang sama akan berada dalam kelompok yang sama dalam
belajar.
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu faktor guru,
metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem administrasi.
C. Hubungan Penilaian Dengan Pembelajaran
Penilaian yang diadakan guru bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta

4
didik telah belajar dan mencapai apa yang diinginkan guru untuk dipelajari peserta didik
mereka. Sementara pembelajaran menjamin bahwa peserta didik mereka tersebut
mempelajarinya. Untuk terjadinya hal ini, penilaian-penilaian, tujuan-tujuan belajar, dan
strategi-strategi butuh untuk dirancang secara berhubungan/memenuhi satu sama lain
sehingga ketiga komponen tersebut saling menguatkan satu sama lain.
Untuk menjamin ketiga kompenen tersebut, pembelajaran dirancang dengan
mempertimbang sebagai berikut:
1. Apa yang diinginkan guru untuk diketahui oleh peserta didiknya, bagaimana
setelah mereka selesai mempelajarinya?
2. Apa jenis penilaian , tugas yang akan diberi yang dapat mengetahui apakah
peserta didik telah mencapai tujuan belajar yang telah dibuat.
3. Apa kegiatan dan hasil selesai belajar dan persiapan untuk penilaian yang
semuanya disesuaikan dengan Strategi pembelajaran yang digunakan.

Jika kesalahan terjadi pada rancangan suatu penilaian, misalnya kesalahan pada
tujuan belajar atau pemilihan strategi pembelajaran, maka akan dapat terjadi menurunkan
motivasi peserta didik untuk belajar. Untuk hal ini dapat dipertimbangkan (1) tujuan
peserta didik belajar menggunakan keterampilan-keterampilan menganalisis, namun
penilaian mungkin hanya secara faktual saja. Akibatnya peserta didik yang memiliki
tujuan untuk mempertajam keterampilan berpikir analisisnya dikecewakan, kerena tidak
terjadi pengukuran apa yang telah mereka pelajari.

D. Peranan Penilaian Terhadap Pembelajaran

Penilaian didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang kinerja


siswa untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan. Penilaian merupakan
komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan
kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan
kualitas system penilaiannya.

Menurut Mardapi dalam Anonim, mengungkapkan bahwa penilaian dan


pembelajaran adalah dua kegiatan yang saling mendukung. Upaya peningkatan kualitas
pembelajaran dapat dilakukan melalui upaya perbaikan system penilaian. Untuk menuju

5
kualitas pembelajaran yang baik, diperlukan system penilaian yang baik. System
pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas
pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya system penilaian yang
baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dalam
memotifasi peserta didik. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan
diperlukan perbaikan system penilaian yang diterapkan.

Penilaian memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas


pembelajaran. Oleh karena itu perlu dirancang dan didesaen sedemikian rupa sehingga
penilaian tersebut memberikan makna bagi setiap orang yang terlibat didalamnya. Untuk
mewujudkan hal tersebut, maka perlu kerjasama yang baik dari beberapa pihak terkait
seperti Guru, Siswa, dan Sekolah. Ketiga pihak tersebut memiliki peranan yang berbeda-
beda sesuai porsi masing-masing. Jika masing-masing pihak melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik, maka akan tercipta suasana yang kondusif, dinamis, dan
terarah untuk perbaikan kualitas pembelajaran melalui perbaikan system penilaian.

BAB III

PENUTUP

6
A. KESIMPULAN
1. Penilian (Assesment) adalah adalah proses yang dilakukan guru untuk mendapatkan
informasi tentang kinerja siswa melalui proses sistematik pengumpulan , penganalisaan
dan penafsiran secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh dalam melaksanakan tugas
profesionalnya sebagai seorang guru.
2. Evaluasi adalah suatu kegiatan atau proses yang sistematis, berelanjutan, dan
menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (Nilai an
arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan criteria tertentu
3. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan
bersifat kuantitatif. Pengukuran dapat dilakukan mengunakan instrumen pengukuran
( alat ukur) berupa tes dan non-tes.
4. Tujuan Asessment/penilaian adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk
perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa serta sekaligus umpan balik bagi
perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar
B. Saran
seorang calon pendidikan kita harus memahami apa itu evaluasi, penilaian,
pengukuran, dan instrumen pengukuran. Dengan memahami materi atas membantu kita
sebagai seorang calon guru dalm mengetahui dan menilai kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai