Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bank & Lembaga Keuangan
Dosen Pengampu: Ridho Muarief, S.E.I., M.A.B.
Disusun oleh : Administrasi Bisnis 4A
Dara Ayu Nurcahya Ramadhania (193101067)
HALAMAN JUDUL
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS POLITEKNIK NEGERI MADIUN TAHUN 2021 Opini terkait Kredit Pendidikan dan Ijazah ditahan Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap orang dalam mempersiapkan masa depannya. Seiring berjalannya waktu, biaya kuliah semakin mahal. Tak heran, jika para orangtua mengalami kendala saat mempersiapkan dana pendidikan untuk anak. Meski membutuhkan biaya yang cukup besar, namun masih ada cara yang bisa kita lakukan untuk menyiasatinya. Misalnya, menyisihkan 10-20% dari pendapatan per bulan untuk anggaran pendidikan anak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata uang pangkal pendidikan di Indonesia naik sebesar 10-15% per tahunnya. Namun, kita tak boleh menyerah dalam mempersiapkan anggaran pendidikan. Saya mengutip data dari Bisnis.com yaitu sebagai beriku. Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menegaskan mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) dapat mengajukan cicilan uang kuliah tunggal atau UKT dengan bungan nol persen di tengah kendala ekonomi akibat pandemi Covid-19. Kebijakan tertuang di dalam payung hukum Permendikbud 25/2020 yang mengatur ihwal keringanan UKT bagi mahasiswa PTN yang menghadapi kendala finansial selama pandemi Covid-19. “Mereka bisa mencicil UKT dengan bebas bunga dari jangka waktu pembayaran cicilan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi mahasiswa,” kata Nadiem dalam keterangan daring kepada awak media, Jakarta, pada Jumat (19/6/2020). Selain itu, mahasiswa di PTN dapat mengajukan penundaan pembayaran UKT. “Tanggal pembayaran disesuaikan dengan kemampuan dengan kemampuan ekonomi mahasiswa,” ujarnya. Dengan demikian, dia berharap, setiap universitas dapat memberikan relaksasi terkait pembayaran UKT tersebut di tengah pandemi Covid-19. “Ini adalah kerangka regulasi agar semua perguruan tinggi bisa segera melakukan keringan untuk membantu mahasiswa,” kata nadiem. Sebelumnya, dia mengatakan, agar mahasiswa tidak drop out (DO) karena masalah ekonomi di tengah pandemi Covid-19, maka diberi keringanan UKT. Keringanan UKT ditujukan bagi mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) yang diatur dalam Permendikbud 25/2020. Berikut ketentuan keringanan UKT berdasarkan Permen dikbud 25/2020: a) UKT dapat disesuaikan untuk mahasiswa yang keluarganya mengalami kendala finansial akibat pandemi Covid-19. b) Mahasiswa tidak wajib membayar UKT jika sedang cuti kuliah atau tidak mengambil sistem kredit semester (SKS) sama sekali (misalnya menunggu kelulusan). c) Pemimpin perguruan tinggi dapat memberikan keringanan UKT dan/atau memberlakukan UKT baru terhadap mahasiswa. d) Mahasiswa pada akhir masa kuliah membayar paling tinggi 50 persen UKT jika mengambil kurang dari atau 6 SKS dengan ketentuan: semester 9 bagi mahasiswa program sarjana dan sarjana terapan (S1, D4) semester 7 bagi mahasiswa program diploma (D3). Saat ini, sudah banyak universitas yang menerapkan sistem cicilan biaya perkuliahan. Hal itu bertujuan untuk meringankan biaya kuliah yang mahal per bulannya, kemudian membantu kita yang memiliki dana terbatas. Sesuai dengan data di atas saya setuju dengan program yang di berlakukan tersebut. Dengan adanya sistem nyicil uang kuliah atau kredit Pendidikan di PTN akan sangat membantu masyarakat golongan menengah kebawah dalam melanjutkan pendidikannya. Alasan mengapa saya menyetujui adanya kredit kuliah pertama, akan meringankan beban dalam mengejar deadline pembayaran kuliah yang akan berdampak pada tidak menurunkannya konsentrasi mahasiswa dalam berkuliah bagi yang sedang mengalami kendala dalam pembayaran kuliah. Banyak juga mahasiswa yang memanfaatkan waktu luangnya untuk bekerja part time demi mencukupi biaya kehidupannya baik dia merantau ataupun tidak sambal tetap kuliah. Banyak pro kontra untuk anak kuliah yang menjalankan kerja part time, ada yang mengatakan akan menurunkan konsentrasi dalam kuliah karna kewajibannya seharusnya menuntut ilmu bukan bekerja mencari uang, ada juga yang mendukung mahasiswa tidak kupu-kupu (kuliah pulang) agar mendapatkan banyak pengalaman. Hal ini sangat meresahkan jika memang mahasiswa tersebut dari kalangan menengah kebawah yang benar-benar kurang mampu untuk membayar kuliah namun ingin melanjutkan ke jenjang kuliah sehingga mengharuskan dia untuk kuliah sambal kerja part time. Banyak yang kelelahan dan konsentrasinya menurun di dalam jam kuliah namun banyak juga yang bertanggung jawwab dengan pilihannya tetap konsentrasi dalam menjalani kuliah walaupun malamnya ia harus menjalankan kerja part time. Namun juga tidak dapat dipungkiri tidak semua mahasiswa yang bernasib harus kerja part time dan tetap kuliah itu benar benar orang yang cerdas atau pintar. Dengan adanya kredit Pendidikan ini diharapkan dapat membantu orang tua yang anaknya kerja part time juga memiliki waktu untuk menyisihkan uang untuk biaya kuliah anaknya begitu juga dengan anaknya bisa bekerjasama membantu orang tuanya dalam membiayai kuliahnya. Alasan yang kedua, akan menjadikan mahasiswa tersebut bersyukur sekali karena telah dibantu dengan sistem kredit Pendidikan itu sendiri yang akan memacu timbulnya semangat dalam menuntut ilmu di tempat kuliah tersebut karena telah merasa dibantu oleh pemerintah maka ia akan memberikan yang terbaik juga. Alasan ketiga, dengan adanya program kredit kuliah ini menunjukkan bahwa pemerintah peduli dengan Pendidikan masyarakat. Walaupun saya setuju dengan adanya kredit pendidikan saya juga menemukan beberapa hal dari orang yang mendapatkan keringanan dalam pembayaran uang kuliah yang saya tidak dapat mencantumkan bukti datanya namun ini yang saya alami sendiri dan ketahui dari beberapa teman saya. Dibandingkan teman-teman yang mampu membayar dengan yang membayar kredit atau bahkan dibantu uang kuliahnya ternyata ada juga beberapa yang terpengaruh semangat belajarnya. Saya tidak mengatakan ini untuk semua yang dibantu keringanan namun beberapa dan ini sesuai dengan pengalaman atau pengamatan saya yang tidak bisa saya buktikan dengan data. Beberapa teman-teman yang diberi keringanan dalam biaya kuliah ini ada yang merasa tidak keberatan jika dia kehilangan jam kuliahnya contohnya saat dosen tidak ada jika dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak diberikan bantuan bahkan membayar uang kuliah penuh mereka lebih protes jika kehilangan jam kuliahnya. Tapi tidak menutup kemungkinan hal tersebut juga terjadi sebaliknya. Sebenarnya ini bukan sesuatu yang bisa golongkan sebagai masalah antara adanya kredit Pendidikan atau tidak. Namun saya rasa masih ada kaitannya dengan hal tersebut. Terkait dengan pertanyaan untuk opini ditahannya ijazah dalam kredit Pendidikan saya setuju jika menahan ijazah dijadikan syarat untuk mengikuti kredit Pendidikan ini. Namun saya sendiri baru mengetahui untuk hal ini bahwa ijazah ditahan sebagai jaminan kredit Pendidikan sehingga saya tidak mempunyai terlalu banyak opini mengenai hal tersebut. Menurut saya dengan di tahannya ijazah bisa membuat efek jera untuk yang mengikuti program kredit Pendidikan itu sendiri. Ia akan bertanggung jawab membayar kreditnya tepat waktu sehingga tidak menganggap remeh pembayaran kuliah jika dibandingkan dengan tidak menahan ijazah atau barang lainnya katakanlah sebagai jaminan. Namun jika dirasa banyak yang kurang setuju pihak terkait bisa memberi opsi lain untuk pilihan bagi yang ingin mengikuti kredit Pendidikan untuk meringankan syarat dan ketentuannya. Namun saya memiliki pengalaman ijazah di tahan sebagai syarat dalam kerja di suatu tempat. Bagi saya jika ijazah di tahan untuk kerja hal tersebut sangat meresahkan bagi pemilik ijazah. Karena jika memang sewaktu-waktu ia diharuskan keadaan untuk keluar dari tempat kerja tersebut proses pengembalian ijazahnya pun kebanyakan lama mengembalikanya sesuai apa yang saya ketahui. Saya tidak berkata di semua tempat seperti itu namun ada suatu tempat yang menahan ijazah dan mengembalikannya lama sekali. Mungkin bagi perusahaan itu menguntungkan agar pekerjanya tidak seenaknya keluar dari perusahaan tersebut namun jika mengembalikannya juga lama akan mempersulit bagi si pemilik ijazah. Semoga apapun bentuk syarat dan ketentuan yang di keluarkan oleh pemerintah untuk bantuan kredit Pendidikan dengan menahan ijazah dan syarat-syarat lainnya bisa benar-benar membantu dimanfaatkan sesuai kebutuhannya dan tidak disalah gunakan. Aamiin. Daftar Pustaka