Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUTORIAL BLOK 4

ILMU KEDOKTERAN DASAR 2

KELOMPOK 1
NURUL ANNISA RACHMAN
J011201039

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB 1

PENGANTAR

1.1 Skenario/ Masalah

Sekelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unhas yang tergabung


dalam Mahasiswa Pencinta Alam menyusun agenda kegiatan tahunan yang
akan dilakukan. Dua di antaranya adalah melakukan pendakian ke Puncak
Jaya yang terletak di Papua dan menyelam di Laut Flores. Sebagai salah
satu bentuk persiapan diri untuk melakukan kegiatan tersebut, mereka
mempelajari mengenai konsep respirasi, adaptasi respirasi di ketinggian
dan kedalaman laut serta faktor yang berpengaruh untuk menghindari
terjadinya gangguan respirasi.

1.2 Kata Kunci

 Adaptasi (Nur Khofifah S. Bahri)


 Gangguan ( Muh Thami Fauzan)
 Konsep respirasi (Muh Thami Fauzan)
 Faktor yang berpengaruh (Adeline Payung A)
 Adaptasi respirasi (Ariva Mahardika)
 Respirasi (A. Athalia Savitri)
 Efek yang merugikan ( A. Fadhilah Putri Zakiyah)
 Pendakian (Lalu Novan M)
 Menyelam (Lalu Novan M)
 Ketinggian (Herdini Isnaeni)
 Kedalaman (Herdini Isnaeni)
 Persiapan diri (Annisa Rahmayani)
 Agenda (A. Febby Trisakti)
 Gangguan respirasi (A. Athalia Savitri)
 Menghindari (Lalu Novan M)
 Mahasiswa FKG (Nurul Annisa R)

1.3 Pertanyaan Penting


1. Bagaimana peran ilmu fisiologi dalam menjelaskan konsep respirasi?
(Ariva M)
2. Organ apa saja yang berperan dalam proses respirasi? (Nurul Annisa)
3. Bagaimana mekanisme respirasi? (Annisa Aulia)
4. Apakah ada alasan khusus mengapa diperlukan persiapan diri sebelum
melakukan kegiatan pendakian dan menyelam? (A. Fadhilah)
5. Bentuk persiapan diri apa saja yang perlu disiapkan untuk melakukan
kegiatan pendakian dan menyelam? (Nur Khofifah)
6. Apa yang terjadi jika seseorang tidak melakukan persiapan diri ketika
hendak akan mendaki atau menyelam ?
7. Apa saja konsep respirasi yang perlu dipelajari dalam kegiatan mendaki
dan menyelam? (A. Febby)
8. Mengapa adaptasi respirasi sangat penting di kedalaman dan ketinggian
tertentu? (Nur Khofifah)
9. Apakah bentuk adaptasi respirasi pada ketinggian dan kedalaman berbeda?
Jika iya apa yang membedakan? (Audrey)
10. Bagaimanakah pengaruh ketinggian terhadap proses respirasi (A. Athalia)
11. Bagaimanakah Hubungan antara pendakian dan adaptasi respirasi (Annisa
R)
12. Bagaimanakah hubungan kedalaman dengan kapasitas vital paru-paru saat
proses respirasi? (A. Athalia)
13. Bagaimana efek ketinggian dan kedalaman bagi tubuh seseorang?
(Herdini)
14. Bagaimana adaptasi respirasi pada orang orang yang tinggal di ketinggian
lebih dari 10.000 kaki? (Herdini)
15. Apa yang menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya adaptasi
respirasi? (Audrey)
16. Apa sajakah faktor faktor dan gangguan yang menyebabkan gangguan
respirasi di kedalaman maupun ketinggian? (Muh Thami)
17. Hal apa saja yang dapat kita lakukan untuk menghindari dan jika terjadi
gangguan respirasi? (Lalu Novan)
18. Apa perbedaan antara proses bernafas pada 2 wilayah tersebut dan
Wilayah yang umumnya ditempati oleh manusia? (Ariva M)
19. Apakah yang terjadi jika kita melewati ambang batas maksimum pada saat
proses respirasi? (Muh Thami)
20. Apa saja kemungkinan efek negatif dari adaptasi respirasi di ketinggian
dan kedalaman? (A. Fadhilah)
BAB 2

BATASAN TOPIK

2.1 Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep respirasi

2. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor faktor adaptasi respirasi

3. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk-bentuk adaptasi respirasi pada


ketinggian dan kedalaman

4. Mahasiswa dapat menjelaskan gangguan gangguan yang berhubungan


dengan adaptasi respirasi
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Konsep respirasi


Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia
dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon
dioksida ke lingkungan.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara
dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
 Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
 Tulang rusuk terangkat ke atas
 Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada
kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
 Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
 Diafragma datar
 Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara
pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Sistem pernafasan memiliki peran sangat penting mempengaruhi aktivitas
dan kehidupan. Pernafasan adalah aktivitas menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen ke dalam tubuh dan serta menghembuskan udara
mengandung karbondioksida sebagai sisa oksidasi ke luar tubuh. Fungsi dari
pernafasan adalah menjamin ketersediaan oksigen bagi kelangsungan
metabolisme sel-sel tubuh serta mengeluarkan karbondioksida hasil
metabolism sel.
Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi 2 yaitu pernapasan dalam
dan pernapasan luar. Sedangkan saluran pernapasan dibedakan menjadi dua
berdasarkan letaknya yaitu saluran pernapasan bagian atas dan saluran
pernapasan bagian bawah. Dalam proses bernapas udara melewati beberapa
organ pernapasan, mulai dari hidung, faring, laring yang termasuk saluran
pernapasan bagian atas, kemudian trakea, bronkus dan menuju paru-paru
merupakan pernapasan bagian bawah.
Respirasi dalam arti luas meliputi dua proses yaitu respirasi eksternal atau
masuknya oksigen dan keluarnya karbondioksida pada tubuh secara
keseluruhan, dan respitrasi internal atau pemanfaatn oksigen dan produksi
karbondioksida oleh sel tubuh dan pertukaran gas pada level seluler. Respirasi
oksigen meliputi empat tahap, yaitu:
1) Ventilasi, atau perpindahan gas dari udara bebas ke dalam alveoli di paru-
paru.
2) Pertukaran gas pulmoner, pertukaran gas antara alveoli dan pembuluh
darah kapiler paru.
3) Transportasi gas, perpindahan gas di dalam darah melalui sistem sirkulasi
menuju pembuluh darah kapiler peripheral pada organ dan sebaliknya
4) Pertukaran gas perifer, yaitu pertukaran gas-gas yang terjadi antara
pembuluh darah kapiler jaringan dengan jaringan atau organ.
Ventilasi paru yaitu Masuk dan keluarnya udara antara atmosfer dan alveoli
paru. Pergerakan udara ke dalam dan keluar paru disebabkan oleh:
1. Tekanan pleura : tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura paru dan
pleura dinding dada. Tekanan pleura normal sekitar -5 cm H2O, yang
merupakan nilai isap yang dibutuhkan untuk mempertahankan paru agar tetap
terbuka sampai nilai istirahatnya. Kemudian selama inspirasi normal,
pengembangan rangka dada akan menarik paru ke arah luar dengan kekuatan
yang lebih besar dan menyebabkan tekanan menjadi lebih negatif (sekitar -7,5
cm H2O).
2. Tekanan alveolus : tekanan udara di bagian dalam alveoli paru. Ketika
glotis terbuka dan tidak ada udara yang mengalir ke dalam atau keluar paru,
maka tekanan pada semua jalan nafas sampai alveoli, semuanya sama dengan
tekanan atmosfer (tekanan acuan 0 dalam jalan nafas) yaitu tekanan 0 cm
H2O. Agar udara masuk, tekanan alveoli harus sedikit di bawah tekanan
atmosfer. Tekanan sedikit ini (-1 cm H2O) dapat menarik sekitar 0,5 liter
udara ke dalam paru selama 2 detik. Selama ekspirasi, terjadi tekanan yang
berlawanan.
3. Tekanan transpulmonal : perbedaan antara tekanan alveoli dan tekanan pada
permukaan luar paru, dan ini adalah nilai daya elastis dalam paru yang
cenderung mengempiskan paru pada setiap pernafasan, yang disebut tekanan
daya lenting paru.
Fungsi utama respirasi (pernapasan) adalah memperoleh O2 untuk
digunakan oleh sel tubuh dan untuk mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh
sel. Respirasi melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan pergerakan
pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta
pergerakan pasif CO2 yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan
ke atmosfer. Sistem respirasi sangat berperan didalam mempertahankan
kestabilan tubuh ( homeostasis ). Dengan memperoleh O2 dari udara dan
mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal didalam tubuh. Sistem ini
membantu mengatur pH lingkungan internal dengan menyesuaikan tingkat
pengeluaran CO2 pembentuk asam. Selain itu sistem respirasi bermanfaat bagi
kehidupan sel, karena sel membutuhkan pasokan O2 yang terus-meneurs
untuk menunjang berbagai reaksi kimia penghasil energi, dan memproduksi
CO2 yang harus dikeluarkan.

3. 2 Faktor Adaptasi Respirasi


a. Faktor fisiologis
1) Menurunnya kapasitas O2 seperti pada anemia.
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluaran
napas bagian atas.
3) Hipovolemia sehingga sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi,demam,ibu hamil, luka.
5) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, musculoskeletal yang abnormal, serta penyakit kronis seperti TB paru.
b. Faktor perkembangan
1) Bayi premature
2) Bayi dan toodler
3) Anak usia sekolah dan pertengahan
4) Dewasa tua
c. Faktor perilaku
1) Nutrisi
2) Latihan fisik
3) Merokok
4) Penyalahgunaan substansi kecemasan
d. Faktor lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dari permukaan laut

3.3 Adaptasi Respirasi pada ketinggian dan kedalaman

3.3.1 Kondisi Menyelam


Bernafas merupakan suatu hal yang sangat penting pada
kehidupanterutama bagi seorang penyelam. Pada saat tekanan atmosfer di
permukaan laut dengan di dalam laut berbeda. Tekanan atmosfer akan
menurun pada ketinggian karena atmosfer di atasnya berkurang, sehingga
udara pun berkurang. Demikian sebaliknya tekanan akan meningkat bila
seseorang menyelam di bawah permukaan air. Hal tersebut disebabkan
perbedaan berat dari atmosfer dan berat dari air diatas penyelam.
Seorang penyelam akan menghirup nafas penuh di permukaan akan
merasakan paru-parunya semakin lama semakin tertekan oleh air sekelilingnya
sewaktu penyelam tersebut turun. Sebelum penyelam, tekanan udara didalam
paru-paru sehingga dengan tekanan udara atmosfer yang rata-rata 760 mmhg
atau 1 atmosfer pada permukaan laut. Namun pada saat menyelam, udara
mengalir ke dalam paru, tekanan udara didalam paru-paru lebih rendah
daripada tekanan udara atmosfer kondisi tersebut diperoleh dengan
membesarnya volume paru.

3.3.2 Respirasi pada tempat tinggi


Tekanan barometer di berbagai ketinggian tempat berbeda. Pada
ketinggian permukaan laut tekanan Barometer 760 mmhg sedangkan pada
ketinggian 10.000 kaki diatas permukaan laut hanya 523 mmhg dan pada
50.000 kaki adalah 87 mmhg. Penurunan tekanan Barometer merupakan
dasar penyebab semua persoalan hipoksia pada fisiologi manusia di tempat
tinggi. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa seiring dengan penurunan
tekanan Barometer akan terjadi juga penurunan tekanan oksigen parsial
yang sebanding, sehingga tekanan oksigen selalu tetap sedikit lebih rendah
20 sampai 21% dibanding tekanan Barometer total.
Apabila seseorang berada di tempat yang tinggi selama beberapa hari
minggu atau tahun, menjadi semakin teraklimatisasi terhadap tekanan
parsial Oksigen yang rendah sehingga efek buruknya terhadap tubuh
makin lama semakin berkurang. Proses aklimatisasi antara 1 sampai 3 hari.
Prinsip-prinsip utama yang terjadi pada aklimatisasi ialah peningkatan
ventilasi paru meningkat, vaskularisasi jaringan meningkat dan
kemampuan sel dalam menggunakan oksigen meningkat, sekalipun
tekanan parsial oksigen nya rendah.
Setelah mengalami aklimatisasi seseorang di tempat yang tinggi akan
mengalami peningkatan kapasitas difusi oksigen. Kapasitas difusi normal
oksigen ketika melalui membran paru kira-kira 21 ml/mmhg/menit.
Kapasitas difusi tersebut dapat meningkat sebanyak 3 kali lipat selama
olahraga. Sebagian dari peningkatan tersebut disebabkan oleh volume
darah kapiler paru yang sangat meningkat . Sebagian lagi disebabkan oleh
peningkatan volume paru yang mengakibatkan meluasnya permukaan
membran alveolus. Terakhir disebabkan peningkatan. Tekanan Arteri paru
tekanan tersebut akan mendorong darah masuk Lebih banyak ke kapiler
alveolus.
Aklimatisasi alami pada orang yang tinggal di tempat tinggi seperti
penduduk yang tinggal di pegunungan aedes dan Himalaya (ketinggian
13000 sampai 19000 kaki) mempunyai kemampuan yang sangat Superior
dalam hubungannya dengan sistem respirasi, dibandingkan dengan
penduduk dari tempat rendah dengan kemampuan aklimatisasi yang
terbaik tinggal di tempat tinggi. proses aklimatisasi tersebut telah dimulai
semenjak bayi.
Terutama ukuran dadanya sangat besar, sedangkan ukuran tubuhnya
sedikit lebih kecil sehingga rasio kapasitas pentilasi terhadap massa tubuh
menjadi besar. Selain itu, jantungnya terutama jantung kanan jauh lebih
besar daripada jantung yang tinggal di tempat rendah. jantung kanan yang
besar tersebut menghasilkan tekanan yang tinggi dalam Arteri pulmonalis
sehingga dapat mendorong darah melalui kapiler paru yang telah sangat
melebar.
3.4 Gangguan yang berhubungan dengan adaptasi respirasi
a. Hiperventilasi Upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam
paruparu agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Tanda dan gejalanya
yaitu takikardia, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi,
disorientasi.
b. Hipoventilasi Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk
memenuhi penggunaan O2 tubuh atau mengeluarkan CO2 dengan cukup.
Biasanya terjadi pada etelektasis (kolaps paru). Tanda dan gejalanya nyeri
kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, 31 kardiak disritmia,
ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.
c. Hipoksia Kondisi tidak tercukupinya pemenuhan O2 dalam tubuh akibat
dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 di
sel. Tanda dan gejalanya kelelahan, kecemasan, menunrunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sianosis, sesak
nafas dan clubbing finger.
d. Hipoksemia. Hipoksemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan
konsentrasi oksigen dalam pembuluh arteri. Hipoksemia bisa terjdi karena
kurangnya tekanan parsial O2 (PaO2) atau kurangnya saturasi oksigen
(SaO2) dalam pembuluh arteri. Seseorang dikatakan hipoksemia apabila
tekanan darah parsial pada pembuluh arterinya kurang dari 50 mmHg .
DAFTAR PUSTAKA

Eric Fernandez1 , Ketut Tirtayasa (2017). Gambaran perubahan pada pendaki


gunung batur mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas. E-Jurnal Medika. Vol
6(1)

Wanimbo E (2016). Mekanisme Sistem Respirasi [internet]. Avalaible from :


https://www.academia.edu/32040477/LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIOLOGI_r
espirasi_1_docx

Fernandez GJ, dr Saturti (2017). Sistem Pernafasan [internet]. Avalaible from


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/385d7b9c6a60947ff4f188
4689a41ae8.pdf

Mubarok, Wildan, Kumaidah, Endang, Supatmo, Yuswo (2015). Perbedaan nilai


vital capacity, forced vital capacity,dan forced expiratory volume in one second
antara cabang olahraga pada atlet usia 6-12 tahun (studi pada cabang olahraga
bola voli, sepak bola, renang, dan taekwondo di kota semarang).
Sekolah Ilmu Kesehatan (2013). Fisiologi sistem respirasi 1 [internet]. Avalaible
from: https://www.slideshare.net/ameeraffanya/fisiologi-sistem-respirasi

Samsi, Bariyatun and Catur Budi Susilo, and Maryana, (2018). Penerapan
pemberian oksigen pada pasien congestive heart failure (CHF) dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi di RSUD Wates Kulon Progo. skripsi thesis, Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta. Avalaible from:
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1367/4/4.%20chapter%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai