Anda di halaman 1dari 50

TUMBUHAN PACAR AIR (Impatiens balsamina)

Karya Tulis

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir

Tahun Pelajaran 2014-2015

Oleh:

Nama : Clarissa Almiranti Prininta


Kelas : XII IPA 3
No Induk : 12.2258

YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

SEKOLAH MENENGAH ATAS LABSCHOOL KEBAYORAN

JAKARTA SELATAN

2015
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Clarissa Almiranti Prininta

Kelas : XII IPA 3

No. Induk : 12.2258

Judul : Analisis Proses Pengangkutan Air pada Tumbuhan Pacar Air

(Impatiens balsamina)

Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Pembimbing Teknik, Pembimbing Materi,

Drs. U. Subhan Suhemah, S.Pd.

Mengetahui,

Kepala SMA Labschool Kebayoran

Dra. Ulya Latifah, M.M.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga

atas kehendak-Nya pula penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul

Analisis Proses Pengangkutan Air pada Tumbuhan Pacar AIr (Impatiens

balsamina) ini. Karya tulis ini dibuat sebagai salah satu tugas akhir dalam rangka

mengikuti mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII di SMA Labschool

Kebayoran.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada seluruh pihak

yang telah dengan tulus meringankan tangan mereka untuk membantu dan memberi

dukungan, baik secara tenaga maupun moral, serta atas waktu yang telah

terluangkan untuknya dalam proses penyusunan karya tulis ini.

Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang secara penuh memberi dukungan, perhatian,

serta tak lupa juga bantuan berupa fasilitas sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ini.

2. Bapak Subhan selaku pembimbing teknik yang dengan tulus telah banyak

memberi bantuan berupa pengarahan, bimbingan, serta dukungan kepada

penulis.

3. Ibu Suhemah selaku guru pembimbing materi yang telah banyak

meluangkan waktu untuk membantu dan memberi pengarahan sehingga

karya tulis dapat diselesaikan dengan cukup maksimal.

ii
4. Bapak Hartanto selaku wali kelas yang selalu memberikan dukungan dan

menyemangati penulis.

5. Teman-teman Dasadraka yang telah membantu dalam proses pembuatan

karya tulis ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ini tentunya masih

memiliki banyak kekurangan yang luput dari perhatian penulis. Maka dari itu, saran

dan kritik yang membangun akan sangat bermanfaat bagi penulis.

Jakarta, November 2014

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………...………………….i

KATA PENGANTAR…………………………………...……………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………...………………………………..iv

DAFTAR GAMBAR…………………………………...………………………..vi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………...……………………1

1.1. Latar Belakang…………………………………...………………………1

1.2. Perumusan Masalah…………………………………...…………………2

1.3. Tujuan Penelitian…………………………………...……………...…….2

1.4. Kegunaan Penelitian…………………………………...……………...…3

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………...……………….4

2.1. Tanaman Pacar Air…………………………………...………………….4

2.1.1. Klasifikasi Tanaman Pacar Air……………………………….4

2.1.2. Morfologi Tanaman Pacar Air………………………………..5

2.1.3. Anatomi Tanaman Pacar Air………………………………….7

2.2. Proses Pengangkutan Air pada Tumbuhan………………………………8

2.3. Pewarna Makanan………………………………………………………19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………......20

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………...………20

3.2. Metode Penelitian…………………………………...…………………..20

3.3. Objek Penelitian…………………………………...………….………....20

3.4. Teknik Analisa Data…………………………………...…..…………….22

iv
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………...………….…….…23

5.1. Alat dan Bahan…………………………………...…………….….……23

5.2. Langkah Kerja…………………………………...…………………..….24

5.3. Data Pengamatan…………………………………...……………….…..29

5.4. Analisis Data Hasil Pengamatan…………………………………...…...32

BAB V PENUTUP…………………………………...…………………………39

5.1. Kesimpulan…………………………………...……………………...…39

5.2. Saran…………………………………...……………………………….40

DAFTAR PUSTAKA…………………………………...……………………...41

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Tumbuhan Pacar Air…………………………………………………. 4

Gambar 2: Buah Tumbuhan Pacar Air…………………………………………… 6

Gambar 3: Pengangkutan Ekstravaskular………………………………………....9

Gambar 4: Transportasi Apoplas………………………………………………. 10

Gambar 5: Pengangkutan Intravaskuler……………………..…………………. 11

Gambar 6: Penampang Akar…………………………………………………… 12

Gambar 7: Transpirasi………………….………………………………………. 15

Gambar 8: Xilem dan Floem…………………………...………………………. 17

Gambar 9: Pewarna Makanan Merah…………………………………..………. 19

Gambar 10: Alat dan Bahan……………………………………………………. 23

Gambar 11: Memberi Label pada Gelas………………..……………...………. 24

Gambar 12: Mengisi Air pada Gelas…………………………………...………. 24

Gambar 13: Memberikan Pewarna Makanan Merah pada Gelas………………. 25

Gambar 14: Memisahkan Tumbuhan Pacar Air dari Tanah ……………..……. 25

Gambar 15: Membersihkan Tumbuhan Pacar Air………………………..……. 26

Gambar 16: Memotong Akar dan Daun Tumbuhan A dan B…………...……... 26

Gambar 17: Memotong Akar Tumbuhan C dan D ……………………………. 27

Gambar 18: Memotong Daun Tumbuhan E dan F……………………….……. 27

Gambar 19: Meletakkan Tumbuhan……………………………………....……. 28

vi
Gambar 20: Hasil Pengamatan Tumbuhan A ………………..………………... 30

Gambae 21: Hasil Pengamatan Tumbuhan B ………………..………………... 30

Gambar 22: Hasil Pengamatan Tumbuhan C ………………..………….……... 30

Gambar 22: Hasil Pengamatan Tumbuhan D ……………..…………..….…... 30

Gambar 20: Hasil Pengamatan Tumbuhan E ………………..……………….... 31

Gambae 21: Hasil Pengamatan Tumbuhan F ………………..…...………….... 31

Gambar 22: Hasil Pengamatan Tumbuhan G………………..……………….... 32

vii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel 1: Alat Percobaan ……………………………………………….………...22

Tabel 2: Bahan Percobaan ………………………………………..……………..23

Tabel 3: Data Pengamatan………….…………………………………………....29

Grafik 1: Hasil Pengukuran Tumbuhan E dan F…………………………………34

Grafik 1: Hasil Pengukuran Tumbuhan C dan D………………………...…...….35

Grafik 1: Hasil Pengukuran Tumbuhan A dan B…...……………………………36

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tumbuhan mengalami proses pertumbuahan dan perkembangan

yang tidak terlepas dari adanya metabolisme yang ada di dalamnya.

Tumbuhan memerlukan zat untuk sebagai unsur pendukung jalanya

metabolisme tersebut. Tumbuhan memerlukan air dan garam mineral

yang terlarut sebagai bahan makanan serta oksigen dan karbondioksida

dari lingkungannya dan pengambilan serta pengangkutannya melalui

proses osmosis, difusi dan transport aktif.

Tumbuhan memerlukan air untuk pertumbuhan dan

perkembangannya dalam jumlah yang banyak. Transpirasi berlangsung

melalui stomata, kutikula, maupun pada lenti sel yang berada pada

jaringan pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem. Xilem

berfungsi untuk mengangkut air, garam, mineral dalam tanah kemudian

menyebarkannya ke seluruh tubuh tumbuhan agar tumbuhan dapat

berkembang secara maksimal.

Pengambilan air dan garam mineral melalui bulu akar dan

daerah pemanjangan akar sedangkan pengambilan oksigen dan

karbondioksida melalui stomata. Air dan zat terlarut diangkut melalui

xylem (pembuluh kayu) kemudian dibawa ke tempat fotosintesis,

tepatnya pada jaringan tiang sedangkan hasil fotosintesis diangkut

melalui floem kemudian di sebarkan ke bagian yang memerlukan.

  1  
Proses transpirasi pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Hal

tersebut dapat disebabkan oleh intensitas cahaya, ketersediaan air,

temperatur, jumlah daun, dan lain-lain. Untuk meneliti pengaruh

faktor-faktor tersebut penulis menggunakan tanaman pacar air

(Impatiens balsamina) karena tanaman pacar air memiliki batang

Herbaceous yaitu batang tumbuhan yang tampak berair atau

transparan. Batang pacar air yang transparan akan memudahkan

penulis untuk melakukan penelitian tentang analisis pengangkutan air

pada tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, masalah yang akan dibahas adalah:

1. Bagaimana proses pengangkutan air pada tumbuhan pacar air?

2. Apa perbedaan pengangkutan air pada tumbuhan pacar air tidak

berdaun, tidak berakar, tidak berakar dan tidak berdaun, dan

tumbuhan pacar air berakar dan berdaun?

3. Faktor apakah yang mempengaruhi perbedaan tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memenuhi tugas akhir kelas XII mata pelajaran Bahasa Indonesia

2. Mengetahui proses pengangkutan air pada tumbuhan pacar air

  2  
3. Mengetahui perbedaan pengangkutan air pada pada tumbuhan

pacar air tidak berdaun, tidak berakar, tidak berakar dan tidak

berdaun, dan tumbuhan pacar air berakar dan berdaun.

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan penulis dan pembaca tentang proses

pengangkutan air pada tumbuhan pacar air  

2. Sebagai referensi bagi siswa-siswi yang ingin melakukan

penelitian selanjutnya.  

  3  
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tumbuhan Pacar Air

2.1.1. Klasifikasi Tumbuhan Pacar Air

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Ericales

Famili: Balsaminaceae

Genus : Impatiens

Spesies : Impatiens balsamina L.

Nama Lain Tumbuhan Pacar Air

Impatiens cornuta, Linn. Impatiens hortensis, Desf. Impatiens

mutila, D.C. I.triflora Blanco Balsamina mutila, DC.

Gambar 1: Tumbuhan Pacar Air

  4  
2.1.2. Morfologi Tumbuhan Pacar Air

Pacar air merupakan tumbuhan terna berbatang basah, lunak,

bulat, bercabang, warna hijau kekuningan. Pacar air biasanya ditanam

sebagai tumbuhan hias dengan tinggi 30-80 cm. Arah tumbuhnya

tegak, percabangannya monopodial.

1. Habitus
Pacar air merupakan tumbuhan herba yang bersifat

biennial, yaitu tumbuhan yang untuk menyelesaikan daur

hidupnya berkisar antara lebih dari satu tahun sampaidua tahun

dengan tinggi dapat mencapai ± 80 cm.

2. Akar

Bentuk akar dari tumbuhan pacar air ini adalah serabut.

3. Batang

Pacar air merupakan tumbuhan herba berbatang basah

(herbaceus), lunak, bulat, bercabang, warna hijau kekuningan.

Pacar air biasanya ditanam sebagai tumbuhan hias. Berdasarkan

arah tumbuhnya, batang utama tumbuhan ini tegak lurus (erectus)

yaitu arah tumbuh batang utama beserta percabangannya tegak

lurus ke atas. Percabangan dari tumbuhan ini adalah percabangan

monopodial yaitu batang utama selalu tampak lebih jelas, karena

lebih besar dan lebih panjang dari cabang-cabangnya.

4. Daun

Daun tunggal, tersebar, berhadapan, atau dalam karangan.

Bentuk daun lanset memanjang, pinggirnya bergerigi, ujung

  5  
meruncing, tulang daun menyirip. Warna daun hijau muda tanpa

daun penumpu, jika ada daun penumpu bentuknya kelenjar.

Bagian bawah membentuk roset akar. Tulang daun menyirip.

Luas daunnya sekitar 2 sampai 4 inchi. Pangkal daun bergerigi

tajam, runcing. Terna ini memiliki akar serabut.

5. Buah

Buah pacar air berupa buah kendaga, dan bila telah masak

buah yang seukuran seruas jari kelingking dengan biji-bijian di

dalamnya ini akan pecah dengan sendirinya. Bakal buah

menumpang, beruang 4-5. Dalam satu ruangan tersebut terdapat

dua atau lebih bakal biji. Buah membuka kenyal dan termasuk

buah batu dengan 5 inti. Bentuk buah elliptis, pecah menurut

ruang secara kenyal. Benihnya endospermic. Embrio akan

mengalami diferensiasi.

Gambar 2: Buah Tumbuhan Pacar Air

  6  
Tumbuhan ini memiliki aneka macam warna bunga. Ada

yang putih, merah, ungu, kuning, merah muda, jingga, dll.

Sepintas, bentuk bunganya seperti anggrek dalam ukuran kecil.

Jika pacar air yang berbeda warna disilangkan, maka akan

terbentuk keturunan yang beraneka ragam.

2.1.3. Anatomi Tumbuhan Pacar Air

Mesofil pada daun terdiri dari kristal kalsium oksalat.

Dorsiventral, memiliki banyak bunga yang mengandung cairan yang

tersimpan dalam petiolus dan tangkai. Rhaphide-sacs sedikitnya

tampak pada daun dan tangkai. Kadang-kadang tampak ada bintik-

bintik transparan pada daun yang seringkali berisi getah dan atau

raphides.

Epidermis menyusun dinding sel yang tipis. Korteks relatif

sempit, bagian luarnya terdiri dari sel kolenkimatis yang kecil dan

bagian dalam besar. Perisikelnya tanpa sklerenkim. Batangnya yang

keras ditegakkan oleh jaringan dasar turgescent yang kuat. Berkas

pembuluh sendiri-sendiri dan terangkai dalam lingkaran, 12 di

antaranya tampak pada potongan melintang. Xilem menyusun

jaringan dasar kecil dan berdinding sel tipis dengan pembuluh besar

yang melekatkannya, spiral berkembang baik dengan menebal.

  7  
Rantai-rantai floem dalam tiap berkas kecil, saling

berhubungan. Yang menghubungkan adalah sel kecil tanpa dinding.

Pembuluh-pembuluh pada berkas tidak mengalami perforasi.

Interfascular kambium membangun batang tua di daerah jaringan sel

kecil. interfascular kambium memberi perkembangan pada dinding

tipis jaringan dalam. Jaringan ini sama dengan jaringan dasar xilem,

hanya saja tidak memiliki pembuluh. Pith mencekung di tengah,

terisolasi, annular. Pembuluh pith spiral dan menetap di solereder

untuk membangun pith sebelum berkembangnya berkas-berkas

pembuluh. pith memiliki sel-sel yang besar yang mengeluarkan getah

dari parenkim dasar. Berkas raphides tampak pada korteks.

2.2. Proses Pengangkutan Air pada Tumbuhan

Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Setelah diserap

akar, air digunakan dalam semua reaksi kimia, mengangkut zat hara,

membangun turgor, dan akhirnya keluar dari daun sebagai uap atau air.

Tumbuhan mempunyai sistem pengangkutan air dan garam mineral yang

diperoleh dari tanah agar air tetap tersedia. Pada tumbuhan tingkat tinggi

terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam mineral yang

diperoleh dari tanah, yaitu ekstravaskular dan intravaskular.

Pengangkutan ekstravaskular adalah pengangkutan di luar berkas

pembuluh. Pengangkutan ini bergerak dari permukaan akar menuju ke

bagian-bagian yang letaknya lebih dalam dan menuju ke berkas pembuluh.

  8  
Sementara itu, pengangkutan intravaskular adalah pengangkutan melalui

berkas pembuluh dari akar menuju bagian atas tumbuhan.

A. Proses Pengangkutan Ekstravaskular

Pada pengangkutan ini, air akan masuk melalui sel epidermis

akar kemudian bergerak di antara sel-sel korteks. Air harus melewati

sitoplasma sel-sel endodermis untuk memasuki silinder pusat (stele).

Setelah sampai di stele, air akan bergerak bebas di antara sel-sel.

Cara transportasi dalam pengangkutan air dan mineral secara

ekstravaskular ada dua macam, yaitu apoplas dan simplas.

Gambar 3: Pengangkutan Ekstravaskular

a) Transportasi Apoplas

Transportasi apoplas adalah menyusupnya air tanah

secara difusi bebas atau transpor pasif melalui semua bagian

tidak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan ruang-ruang

antarsel. Transportasi apoplas tidak dapat terjadi saat melewati

endodermis sebab dalam sel-sel endodermis terdapat pita kaspari

yang menghalangi air masuk ke dalam xilem. Pita kaspari ini

  9  
terbentuk dari zat suberin (gabus) dan lignin. Oleh karena

itu,apoplas dapat terjadi di semua bagian kecuali endodermis. Air

yang menuju endodermis ditranspor secara simplas melalui sel

peresap.

Gambar 4: Transportasi Apoplas

b) Transportasi Simplas

Transportasi simplas yaitu bergeraknya air tanah dan zat

terlarut melalui bagian hidup dari sel tumbuhan. Pada sistem

simplas ini perpindahan terjadi secara osmosis dan transpor aktif

melalui plasmodesmata. Transportasi simplas dimulai dari sel-sel

rambut akar ke sel-sel parenkim korteks yang berlapis-lapis, sel-

sel endodermis, sel-sel perisikel, dan akhirnya ke berkas

pembuluh kayu atau xilem.

  10  
B. Proses Pengangkutan Intravaskular

Pengangkutan intravaskular adalah pengangkutan melalui

berkas pembuluh (xilem) dari akar menuju bagian atas tumbuhan.

Pengangkutan air dan mineral dimulai dari xilem akar ke xilem

batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun. Pada

tulang daun terdapat ikatan pembuluh. Air dari xilem tulang daun ini

masuk ke sel-sel bunga karang pada mesofil. Setelah mencapai sel-

sel bunga karang, air dan

garam-garam mineral disimpan

untuk digunakan dalam proses

fotosintesis dan transportasi.

Air dan mineral dalam

tanah masuk melalui buluh akar

– epidermis – korteks –

endodermis – perisikel dan

akhirnya masuk ke xilem. Di

dalam pembuluh xilem air dam

mineral di bawah naik ke seluruh Gambar 6: Penampang Akar

tubuh termasuk ke daun. Air dan garam mineral akan diangkut ke

daun melalui pembuluh kayu (xilem). Komponen utama penyusun

xilem adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid. Trakea dan

trakeid merupakan sel-sel yang mati karena tidak mempunyai

sitoplasma dan hanya mempunyai dinding sel.

  11  
Sel trakea

terdiri atas tabung

yang berdinding tabal

dan membentuk suatu

pembuluh. Sel trakeid

merupakan sel dasar

penyusun xilem, yang

terdiri dari sel

memanjang dan

berdinding keras

karena mengandung lignin. Pada beberapa tempat dinding sel trakeid

terdapat bagian-bagian yang tidak menebal yang disebut noktah.

Selain trakea dan trakeid xilem juga mengandung sel

parenkim (parenkim kayu) yang merupakan sel hidup dan berfungsi

untuk menyimpan bahan makanan. Xilem juga mengandung serabut

kayu yang berfungsi sebagai penguat (penyokong).

C. Faktor yang Menyebabkan Air di Dalam Xilem Dapat Bergerak ke

Atas

a. Daya Kapilaritas

Daya kapilaritas adalah kemampuan xilem batang yang

mempunyai diameter sangat kecil (kapiler) untuk menaikkan

permukaan air lebih tinggi dibanding dengan di luar pembuluh.

  12  
Xilem mempunyai kemampuan tersebut karena adanya daya adhesi

pada air dan mineral lebih besar dibanding daya kohesinya.

b. Daya Tekan Akar

Daya tekan akar adalah kemampuan sel-sel akar untuk

mendorong air dalam xilem akar menuju jaringan atasnya.

Kemampuan sel-sel akar ini disebabkan oleh akar menyerap secara

terus-menerus sehingga tekanan turgornya naik. Peningkatan tekanan

turgor inilah yang dapat mendorong air ke jaringan atas. Bukti dari

daya tekan akar dapat dilihat pada potongan batang pisang yang

dipotong sedikit akan mengeluarkan air.

c. Daya Isap Daun

Daya isap daun disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air

dari daun yang besarnya berbanding lurus dengan luas bidang

penguapan (intensitas penguapan). Dengan demikian konsentrasi sel

yang berada di daun cenderung lebih tinggi di bandingkan dengan

konsentrasi sel pada bagian tubuh yang lain. Perbedaan konsentrasi

ini akan mendorong perpindahan air dari sel-sel yang berada

dibawahnya naik ke sel-sel daun. Jadi adanya penguapan melalui

daun menyebabkan aliran air dari bawah ke atas. Kemampuan inilah

yamg di sebut daya isap daun.

Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air

tanah dapat naik ke atas. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya

hisap daun antara lain: terang teduhnya cahaya atau intensitas cahaya,

  13  
banyak sedikitnya daun, kelembaban udara, dan cukupnya air tanah.

Air bergerak secara vertikal melalui pembuluh xilem melawan

grafitasi. Beberapa teori yang menjelaskan kenaikan air dari akar ke

daun yaitu Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Air.

Penyerapan air oleh tumbuhan dipengaruhi oleh faktor dalam dan

faktor luar (lingkungan). Meskipun faktor lingkungan di atmosfer

juga mempengaruhi, tetapi perannya dikalahkan oleh faktor tanah.

Faktor dalam (disebut juga faktor tumbuhan)yaitu (menurut Moore,

1979):

1) Kecepatan transpirasi : penyerapan air hampir setara dengan

transpirasi (penguapan lewat daun) bila penyediaan air tanah

cukup. Hal ini terjadi karena adanya transpirasi menyebabkan

daya hisap daun sebagai akibat kohesi yang diteruskan lewat

system hidrostatik pada xilem. Kecepatan transpirasi antara lain

ditentukan oleh banyaknya stomata dan keadaan permukaan

daun.

  14  
Gambar 7: Transpirasi

2) Sistem perakaran : berbagai tumbuhan menunjukkan perakaran

yang berbeda, baik pada pertumbuhan maupun kemampuannya

menembustanah. Karena penyerapan terutama berlangsung di

bulu akar, maka jumlah bulu akar yang terutama terjadi akibat

percabangan akar, menentukanpenyerapan. Tumbuhan yang

mempunyai akar dengan perakaran yang sempit disebut

mempunyai perakaran intensif. Sebaliknya yang akarnyasedikit

tetapi tumbuhan memanjang dan masuk jauh kedalam tanah

disebut perakaran ekstensif.

3) Pertumbuhan pucuk : bila bagian pucuk tumbuh baik, akan

memerlukan banyak air, menyebabkan daya serap bertambah.

4) Metabolisme : karena penyerapan memerlukan tenaga

metabolisme, makakecepatan metabolisme terutama respirasi

  15  
akan menentukan besarnya penyerapan. Metabolisme yang juga

memungkinkan pertumbuhan akar lebih baik, sehingga makin

banyak cabang akar/buluh akar yang terbentuk.

d. Pengaruh sel-sel yang hidup

Perjalanan air dari akar hingga ke daun di bantu oleh sel-sel

hidup yang ada di sekitar xilem, yaitu sel – sel parenkim kayu

dan sel-sel jari empulur.

Ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak mempunyai trakea

sehingga trakeida merupakan satu-satunya saluran pengangkutan air tanah.

Tumbuhan yang tidak mempunyai trakea misalnya pada tumbuhan paku

dan tumbuhan berbiji terbuka. Pengangkutan air dan mineral dari bawah ke

atas tubuh tumbuhan oleh xilem mengikuti beberapa teori salah satunya

adalah teori tekanan akar.

Teori tekanan akar menyatakan bahwa air dan mineral naik ke

atas karena adanya tekanan akar. Tekanan akar ini terjadi karena

perbedaan konsentrasi air dalam air tanah dengan cairan pada saluran

xilem. Tekanan akar paling tinggi terjadi pada malam hari dan dapat

menyebabkan merembesnya tetes-tetes air dari daun tumbuhan

(gutasi).

Gutasi adalah proses pelepasan air dari jaringan daun dalam

bentuk cair. Gutasi terjadi melalui lubang-lubang pengeluaran yang

terdapat pada bagian tepi daun sebagai bagian dari proses

pengeluaran kelebihan air sebagai sisa metabolisme, khususnya pada

  16  
saat pengeluaran dengan cara transpirasi (penguapan) tidak efektif,

misalnya pada malam hari. Gutasi dapat diamati pada pagi hari dan

dapat disalahartikan sebagai embun. Ia terlihat sebagai tetes-tetes air

di tepi daun yang tersusun teratur, sesuai dengan lokasi lubang

pengeluaran.

Pada dasarnya, pengangkutan air dan mineral dari tanah ke dalam

tumbuhan melibatkan tiga proses yaitu proses osmosis, proses difusi, dan

proses transpor aktif. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah ke tubuh tumbuhan melalui

lintasan tertentu. Air yang diangkut xilem digunakan untuk fotosintesis dan

sebagian mengalami transpirasi. Laju transpirasi dipengaruhi oleh keadaan

lingkungan, misalnya kelembapan, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air

tanah.

Gambar 8: Xilem dan Floem

  17  
Kelembapan berpengaruh terhadap laju transpirasi. Jika kelembapan

udara lingkungan di sekitar tumbuhan tinggi maka difusi air dalam ruang

udara pada tumbuhan akan berlangsung lambat. Sebaliknya, jika kelembapan

di sekitar tumbuhan rendah, difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan

berlangsung cepat.

Jika suhu lingkungan semakin tinggi maka laju transpirasi juga

semakin cepat. Demikian juga jika intensitas cahaya meningkat maka

transpirasi tumbuhan meningkat. Angin cenderung meningkatkan laju

transpirasi karena angin dapat menyapu uap air yang terkumpul di dekat

permukaan. Sementara itu, kandungan air tanah juga dapat mempengaruhi

laju transpirasi. Jika kandungan air tanah cukup banyak sehingga potensial air

tanah lebih tinggi daripada di dalam sel-sel tumbuhan maka aliran air di

dalam pembuluh kayu dan laju transpirasi meningkat.

Selain pengangkutan air dan mineral dari tanah, pada tumbuhan juga

terjadi pengangkutan hasil-hasil fotosintesis. Zat makanan hasil fotosintesis

ditimbun sementara pada daun. Namun, banyak tumbuhan yang mempunyai

organ penyimpanan misalnya umbi akar. Selanjutnya, zat makanan ini

mengalami pengangkutan ke bagian bagian tumbuhan lain melalui pembuluh

tapis (floem). Jadi, pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

secara dua arah, yaitu dari daun ke tempat penyimpanan makanan cadangan

dan ke bagian bagian yang aktif tumbuh.

  18  
2.3. Pewarna Makanan Buatan

Zat warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini

ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri

makanan.[2] Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan

buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya

Tartrazin CI 19140.[2] Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti

sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), brilliant blue FCF (biru).

Gambar 9: Pewarna Makanan Merah

  19  
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis akan melakukan penelitian ini, pada bulan Juli sampai

November 2014. Tempat dilaksanakannya penelitian dilakukan di Komp.

Tanjung Barat Indah Jln. Teratai VII Blok O-18, Jakarta Selatan.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode

eksperimen yaitu penulis mendapatkan data dengan cara melakukan suatu

percobaan terhadap objek penelitian. Penulis menggunakan tumbuhan

pacar air.

3.3. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa objek, yaitu

tumbuhan pacar air tanpa akar dan daun, tumbuhan pacar air tanpa akar,

tumbuhan pacar air tanpa daun, dan tumbuhan pacar air berakar dan

berdaun.

  20  
3.4. Teknik Analisis Data

Setelah penulis mendapatkan data dari hasil penelitian, penulis

mengolah data tersebut secara kualitatif, karena data hasil penelitian akan

dijelaskan dalam bentuk uraian kalimat.

  21  
BAB IV

PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1. Percobaan Jaringan Pengangkut Air pada Tumbuhan Pacar

Air (Impatiens balsamina)

4.1.1. Alat dan Bahan

4.1.1.1. Alat

No. Nama Alat Jumlah

1. Gelas Plastik 7 buah

2. Penggaris 1 buah

3. Pisau 1 buah

4. Label 7 buah

5. Pulpen 1 buah

6. Jam 1 buah

Tabel 1: Alat Percobaan

  22  
4.1.1.2. Bahan

No. Nama Bahan Jumlah

1. Tumbuhan Pacar Air 7 buah

( Impatiens balsamina)

2. Air 250 ml

3. Pewarna makanan merah 20 tetes

Tabel 2: Bahan Percobaan

Gambar 10: Alat dan bahan

  23  
4.1.2. Langkah Kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2) Memberi tanda pada setiap gelas plastik

Gambar 11: Memberi label pada Gelas

3) Mengisi semua gelas plastik dengan 250 ml air

Gambar 12: Mengisi Air pada Gelas

  24  
4) Memasukan 20 tetes pewarna makanan merah ke dalam

kedelapan gelas

Gambar 13: Memberikan Pewarna Makanan Merah pada Gelas

5) Mengaduk rata air yang sudah dicampur pewarna makanan

sampai merata

6) Memisahkan tumbuhan pacar air dari tanah

Gambar 14: Memisahkan Tumbuhan Pacar Air dari Tanah

  25  
7) Membersihkan akar- akar tumbuhan pacar air dari tanah yang

masih menempel

Gambar 15: Membersihkan Tumbuhan Pacar Air

8) Memotong akar dan daun tumbuhan A dan B

Gambar 16: Memotong Akar dan Daun Tumbuhan A dan B

  26  
9) Memotong akar tumbuhan C dan D

Gambar 17: Memotong Akar Tumbuhan C dan D

10) Memotong daun tumbuhan E dan F

Gambar 18: Memotong Daun Tumbuhan E dan F

11) Membiarkan tumbuhan G tetap utuh

12) Memasukkan ketujuh tumbuhan ke dalam gelas masing-

masing

  27  
13) Meletakkan ketujuh tumbuhan di tempat yang terang dengan

cahaya matahari

Gambar 19: Meletakkan Tumbuhan

14) Mendiamkan kedua tumbuhan selama 60 menit

15) Mengamati perbedaan yang terjadi

  28  
4.1.1. Data Pengamatan

Keterangan Diameter Tinggi air pada Kenaikan


batang Ketinggian air
Tumbuhan pohon (cm)
pohon pada pohon
30 menit 60 menit

Tumbuhan pacar air Tumbuhan A 0,4 cm 2,5 cm 11,8 cm 4,72 kali


yang tidak memiliki
Tumbuhan B 0,5 cm 3 cm 12,5 cm 4,16 kali
akar dan daun
Tumbuhan pacar air Tumbuhan C 0,8 cm 5,4 cm 24 cm 4,44 kali
yang memiliki
batang dan daun
Tumbuhan D 1,0 cm 6,2 cm 24 cm 3,87 kali
(jumlah daun: 23
buah)
Tumbuhan pacar air Tumbuhan E 0,6 cm 9,8 cm 23 cm 2,35 kali
yang memiliki
Tumbuhan F 0,7 cm 8,2 cm 21 cm 2,56 kali
batang dan akar
Tumbuhan pacar air Tumbuhan G 0,8 cm 12 cm 28 cm 2,33 kali
yang utuh (jumlah
(kontrol)
daun: 18 buah)

Tabel 3: Data Pengamatan

a. Hasil Pengukuran Tumbuhan A

Gambar 20: Hasil Pengukuran Tumbuhan A

  29  
b. Hasil Pengukuran Tumbuhan B

Gambar 21: Hasil Pengukuran Tumbuhan B

c. Hasil Pengukuran Tumbuhan C

Gambar 22: Hasil Pengukuran Tumbuhan C

d. Hasil Pengukuran Tumbuhan D

Gambar 23: Hasil Pengukuran Tumbuhan D

  30  
e. Hasil Pengukuran Tumbuhan E

Gambar 24: Hasil Pengukuran Tumbuhan E

f. Hasil Pengukuran Tumbuhan F

Gambar 25: Hasil Pengukuran Tumbuhan F

g. Hasil Pengukuran Tumbuhan G

Gambar 26: Hasil Pengukuran Tumbuhan G

  31  
4.2. Analisis Data Hasil Percobaan

Penulis telah melukan percobaan proses pengangkutan air pada

tumbuhan pacar air. Percobaan ini diuji terhadap 7 buah tumbuhan pacar air

dengan batang yang transparan sehingga memudahkan percobaan. Dengan

akar dan daun yang dipotong pada tumbuhan A dan B, akar yang dipotong

pada tumbuhan C dan D , daun yang dipotong pada tumbuhan E dan F dan

tumbuhan G yang dibiarkan utuh. Ketujuh tumbuhan tersebut diletakkan

pada tempat terang dengan sinar matahari dan didiamkan selama 2 x 30

menit (60 menit).

Setelah 60 menit terjadi perubahan warna batang dan akar pada

tumbuhan pacar air dari warna hijau menjadi warna hijau kemerah-merahan,

perubahan warna tersebut berasal dari air dalam gelas yang telah diberi

pewarna makanan merah dan berhasil diangkut oleh pembuluh xilem.

Ketujuh tumbuhan diukur dengan hasil pengukuran pada table 4.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada 30 menit pertama dan 30 menit

kedua tinggi air pada pohon yang tertinggi ada pada tumbuhan G dan

tumbuhan E dan F pada posisi kedua, dilanjutkan oleh tumbuhan C dan D

pada posisi ketiga dan tumbuhan A dan B pada posisi keempat. Sedangkan

pada 30 menit kedua terjadi perubahan di posisi pada tumbuhan E dan F dan

tumbuhan C dan D. Tumbuhan C dan D yang semula menduduki di posisi

ketiga ketinggian air tertinggi menjadi di posisi dua, sedangkan tumbuhan E

dan F menjadi di posisi ketiga.

  32  
Di dalam akar terdapat daya tekan akar, yaitu kemampuan sel-sel

akar untuk mendorong air dalam xylem akar menuju ke jaringan di atasnya.

Kemampuan sel-sel akar ini disebabkan oleh akar menyerap air secara terus-

menerus sehingga tekanan tugornya naik. Faktor yang mempengaruhi

tekanan akar adalah perbedaan potensial air dalam tumbuhan dan air yaitu

potensial air yang tinggi dalam tanah

Di dalam batang terdapat daya kapilaritas batang. Daya kapilaritas

batang adalah kemampuan batang untuk menaikkan permukaan air lebih

tinggi disbanding dengan yang diluar pembuluh karena daya adhesi pada air

dan mineral lebih besar disbanding dengan daya kohesinya.

Sedangkan di dalam daun terdapat daya isap daun, yaitu kemampuan

daun untuk mengambil atau menyerap air dari batang karena tekanan

osmosis sel-sel daun lebih tinggi dibandingkan sel-sel pada batang.

Perbedaan tekanan osmosis tersebut disebabkan daun selalu mengeluarkan

airnya lewat peristiwa gutasi.

1. Tumbuhan G

Tumbuhan G yang memiliki akar, batang, daun mengangkut

air dengan jaringan pengangkut xilem dibantu oleh daya tekan akar

dan daya isap daun. Tumbuhan G dapat memiliki tinggi air pada

tumbuhan tertinggi yaitu, 28 cm karena tumbuhan G mengangkut air

dengan daya tekan akar, daya kapilaritas batang (xilem), dan daya

isap daun. Tumbuhan G memiliki kenaikan ketinggian sebanyak

2,33 kali dari ketinggian semula 12 cm.

  33  
2. Tumbuhan E dan F

30  

Ketinggian  air  pada  pohon  (cm)  


25  

20  

15  
Tumbuhan  E  
10  
Tumbuhan  F  
5  

0  
30  menit   60  menit  
Waktu  

Tumbuhan E dan F yang memiliki batang dan akar

mengangkut air dengan jaringan pengangkut xilem didukung oleh

daya tekan akar. Pada 30 menit pertama tumbuhan E dan F yang

memiliki batang dan akar memiliki ketinggian berturut-turut 9,8 cm

dan 8,2 cm. Pada 30 menit kedua tumbuhan E memiliki kenaikan

ketinggian sebanyak 2,35 kali menjadi 23 cm. Sedangkan tumbuhan

F memiliki kenaikan ketinggian sebanyak 2,56 kali menjadi 21 cm.

  34  
3. Tumbuhan C dan D

30  

Ketinggian  air  pada  pohon  (cm)  


25  

20  

15  
Tumbuhan  C  
10  
Tumbuhan  D  
5  

0  
30  menit   60  menit  
Waktu  

Tumbuhan C dan D yang memiliki batang dan daun

mengangkut air dengan jaringan pengangkut xilem didukung dengan

daya isap daun. Pada 30 menit pertama tumbuhan C dan D yang

memiliki batang dan akar memiliki ketinggian berturut-turut 5,4 cm

dan 6,2 cm. Pada 30 menit kedua tumbuhan C memiliki kenaikan

ketinggian sebanyak 4,44 kali menjadi 24 cm. Sedangkan tumbuhan

D memiliki kenaikan ketinggian sebanyak 3,87 kali menjadi 24 cm.

  35  
4. Tumbuhan A dan B

30  

Ketinggian  air  pada  pohon  (cm)  


25  

20  

15  
Tumbuhan  C  
10  
Tumbuhan  D  
5  

0  
30  menit   60  menit  
Waktu  

Sedangkan pada tumbuhan A dan B yang hanya memiliki

batang mengangkut air hanya dengan jaringan pengangkut xilem.

Pada 30 menit pertama tumbuhan A dan B yang memiliki batang dan

akar memiliki ketinggian berturut-turut 2,5 cm dan 3 cm. Pada 30

menit kedua tumbuhan A memiliki kenaikan ketinggian sebanyak

4,72 kali menjadi 11,8 cm. Sedangkan tumbuhan B memiliki

kenaikan ketinggian sebanyak 4,16 kali menjadi 12,5 cm.

Walaupun ketinggian air tertinggi terdapat pada tumbuhan G, namun

kenaikan ketinggian air pada tumbuhan paling tinggi adalah tumbuhan A

yaitu 4,72 kali. Hal tersebut disebabkan oleh daya kapilaritas batang.

Semakin kecil diameter batang semakin makan semakin tinggi daya

kapilaritas batang.

  36  
Sedangkan pada tumbuhan C kenaikan ketinggian air pada

tumbuhan sebesar 4,44 kali, dan masih lebih besar dibandingkan tumbuhan

G yang hanya sebesar 2,33 kali. Hal tersebut disebabkan oleh diameter

batang yang lebih besar dari tumbuhan A dan B. Walaupun tumbuhan C

memiliki daya isap daun, namun pada 30 menit kedua sinar matahari tidak

secerah pada 30 menit pertama (mendung) sehingga daya isap daun tidak

dapat bekerja secara maksimal.

Sedangkan pada tumbuhan F kenaikan ketinggian air pada tumbuhan

sebesar 2,56 kali, dan lebih besar dari tumbuhan G. Hal tersebut disebabkan

oleh diameter batang F yang lebih kecil dari tumbuhan G sehingga daya

kapilaritas batang tumbuhan F lebih tinggi. Selain itu keadaan cuaca yang

mendung menyebabkan daya isap daun tidak bekerja secara maksimal.

Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa air tetap dapat naik ke batang

tumbuhan A, B, C, dan D tanpa akar. Hal tersebut terjadi karena di dalam

batang terdapat pembuluh xilem yang berfungsi meyerap air ke daun.

Pembuluh xilem pada batang menyebabkan naiknya air ke batang. Selain

itu, batang juga memiliki daya kapilaritas yaitu, pergerakan cairan

sepanjang permukaan padat yang disebabkan oleh daya tarik molekul cairan

dengan molekul yang padat. Sehingga molekul-molekul air (cairan) tertarik

ke molekul bagian dalam batang (padat).

Percobaan tersebut menunjukkan bahwa ada atau tidaknya akar tidak

mempengaruhi proses pengangkutan air. Karena pada batang juga terdapat

pembuluh xilem, sehingga pembuluh xilem menyerap air di dalam gelas ke

  37  
batang. Namun, ada atau tidaknya daun mempengaruhi proses

pengangkutan air. Karena daun memiliki daya isap, sehingga tumbuhan

dengan dengan banyak daun akan memiliki daya isap yang lebih tinggi.

5. Mekanisme Pengangkutan Air pada Tumbuhan Pacar Air

Dari percobaan diatas diketahui bahwa air yang dibawah naik ke

dalam tumbuhan melalui jaringan pengangkut xilem yang ada di akar

dan batang. Mekanisme pengangkutan air melalui xilem tersebut

disebut dengan pengangkutan intravaskular. Pengangkutan air dan

mineral dimulai dari xilem akar ke xilem batang menuju xilem tangkai

daun dan ke xilem tulang daun. Pada tulang daun terdapat ikatan

pembuluh. Air dari xilem tulang daun ini masuk ke sel-sel bunga

karang pada mesofil. Setelah mencapai sel-sel bunga karang, air dan

garam-garam mineral disimpan untuk digunakan dalam proses

fotosintesis dan transportasi.

  38  
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa air yang telah dicampur dengan pewarna makanan

merah dapat terserap dan naik ke atas tumbuhan karena adanya

transportasi zat pada tumbuhan tersebut. Transportasi itu dapat

dilakukan oleh jaringan pengangkut xilem. Selain itu, air naik

disebabkan oleh adanya daya hisap daun dan daya tekan akar.

Faktor yang mempengaruhi tekanan akar adalah perbedaan

potensial air dalam tumbuhan dan air yaitu potensial air yang tinggi

dalam tanah. Faktor lainnya adalah jumlah daun pada tanaman,

semakin banyak jumlah daun, maka daya hisap daun semakin cepat,

begitu juga sebaliknya. Dari hasil yang telah didapatkan kecepatan

tekanan akar lebih besar daripada daya hisap daun.

Sedangkan ada atau tidaknya akar pada tanaman tidak

mempengaruhi proses pengangkutan air karena di dalam batang

terdapat xilem dan daya kapilaritas yang berfungsi menyerap air ke

batang. Semakin kecil diameter batang, semakin besar daya kapilaritas

batang.

  39  
5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian dan analisis

data diantaranya:

1. Bagi siswa yang meneliti bertema sama, karya ilmiah ini bisa

menjadi pedoman dalam penelitian selanjutnya.

2. Bagi SMA Labschool Kebayoran, karya tulis ini dapat dijadikan

dokumen tertulis.

3. Bagi masyarakat, agar mengetahui proses pengangkutan air pada

tumbuhan pacar air.

  40  
DAFTAR PUSTAKA

http://data-smaku.blogspot.com/2012/10/karya-tulis-pemanfaatan-tanaman-
pacar.html#sthash.N4JR9ffo.dpuf

http://sciencebooth.com/2014/02/01/sistem-jaringan-dan-proses-pengangkutan- zat-
pada-tumbuhan/

http://www.academia.edu/6763416/LAPORAN_IPA_KEGIATAN_4

http://books.google.co.id/books?id=VlzZ8I7saeEC&pg=RA2-PA14&lpg=RA2
PA14&dq=daya+tekan+akar&source=bl&ots=JlB5_0z1KB&sig=nvcwS9_8_oJw
ReFJAHCvyq7Z8Y&hl=en&sa=X&ei=PjBxVJ60HoKluQSG4YC4Cw&sqi=2&r
edir_esc=y#v=onepage&q=daya%20tekan%20akar&f=false

http://toiusd.multiply.com/journal/item/80/Impatiens_balsamina)
http://www.scribd.com/doc/76884111/Makalah-Pacar-Air-SPT-1

http://kikifatmawati739.wordpress.com/2014/05/26/sistem-transportasi-pada-
tumbuhan

41

Anda mungkin juga menyukai