Identifikasi Parameter Indikator Kualitas Tanah
Identifikasi Parameter Indikator Kualitas Tanah
Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
2020
IDENTIFIKASI PARAMETER INDIKATOR KUALITAS TANAH
Tekstur
Permeabilitas
Porositas
Porositas tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah
(terisi oleh udara dan air), porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan
organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Porositas tanah mempengaruhi laju
infiltrasi terhadap tanah (Nugroho, 2009). Menurut Tolaka, (2013) porositas atau
ruang pori tanah adalah volume seluruh pori-pori dalam suatu volume tanah utuh,
yang dinyatakan dalam persen. Porositas terdiri dari ruang diantara partikel pasir,
debu dan liat serta ruang diantara agregat-agregat tanah. Keberadaan ruang pori
tanah merupakan media untuk udara dalam menunjang pernafasan akar, aktivitas
mikro organisme, dan penyerapan unsur hara. Porositas tanah sangat dipengaruhi
oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah (Njurumana,
2008).
Bulk Density
Bobot volume atau Bulk density adalah suatu petunjuk tentang kepadatan
tanah yang menunjukkan perbedaan antara berat tanah kering dengan volume
tanah termaksuk volume pori-pori tanah, yang dinyatakan dalam g/cm3. Bobot isi
merupakan petunjuk kepadatan tanah, makin padat suatu tanah makin tinggi bobot
isi (Achmad 2003 dalam Manfarizah, (2011). Tanah yang belum mengalami
gangguan cenderung memiliki stabilitas keremahan dan porositas yang lebih
tinggi serta kepadatan masa tanah (Soil Bulk Density) yang lebih rendah di
banding yang sudah mengalami pembalakan (Annisah, 2014).
Batas Plastisitas
ErodibilitasTanah (K)
(Arifin, 2010)
Kemantapan Agregat Tanah
Unsur N dalam tanah berasal dari hasil dekomposisi bahan organik sisa-
sisa tanaman maupun binatang, pemupukan dan air hujan. N berfungsi dalam
pembentukan protein. hasil uji korelasi menunjukkan bahwa NTotal tanah
memiliki kecenderungan korelasi yang positif dengan kandungan liat di dalam
tanah (r = 0.507, r tabel 5 % = 0.514). Tekstur tanah menunjukkan adanya
hubungan korelatif terhadap ammonium dan nitrat terutama pada proporsi pasir
dan liat, semakin tinggi jumlah liat akan diikuti peningkatan N.
Fosfor (P) merupakan unsur hara kedua setelah nitrogen (N) yang sangat
dibutuhkan oleh tanamana untuk perkembangan akar, pertumbuhan, dan juga
pemasakan. Ketersediaan P dalam tanah sangat ditentukan oleh bahan induk
tanah, masukan bahan organik, pemupukan dan pengapuran, serta sifat kimia
tanah yang lain.
Unsur K yang digunakan oleh tanaman hanya sebagian kecil. Kalium yang
terlarut dan kalium yang dipertukarkan adalah kalium yang dianggap tersedia.
Herawati (2015) menjelaskan bahwa ion k tergolong unsur yang mudah bergerak
sehingga mudah sekali hilang dari tanah melalui pencucian, karena K tidak
ditahan kuat oleh permukaan koloid tanah. Sifak K yang mudah hilang dari tanah
menyebabkan efisiensinya rendah seperti halnya unsur N. Penyebab tinggi
rendahnya kalium dalam tanah dipengaruhi oleh bahan induk dan juga pH tanah.
pH tanah yang masam akan menyebabkan peningkatan fiksasi kalium sehingga
menyebabkan penurunan ketersediaan unsur K dalam tanah.
Selain unsur nitrogen, fosfor dan kalium unsur hara makro yang penting
lainnya adalah Calsium (Ca), Magnesiun (Mg) dan Natrium (Na) tersedia sangat
penting untuk pertumbuhan tanaman. Ketersediaan unsur hara Ca dan Mg bersifat
sinergis, semakin tinggi kelarutan Ca diikuti oleh kelarutan Mg yang tinggi juga.
pH Tanah
Sifat biologi tanah berhubungan dengan aktivitas makhluk hidup yang ada
didalam dan permukaan tanah. Berbagai jenis makhluk hidup berkembang dalam
tanah, baik berbagai jenis tumbuhan, hewan, atau makhluk hidup yang berukuran
besar (makro) maupun yang makhluk hidup yang ada di berukuran kecil (mikro).
Sifat sifat biologi tanah sangat penting dalam hal dekomposisi bahan organik,
proses mineralisasi, immobilisasi, daur hara serta proses proses lainya di dalam
tanah.
Aktivitas biologi ditentukan oleh faktor- faktor pada 3 tingkat yang berbeda.
Pertama pada skala organisme secara individu, aktivitas biologi ditentukan oleh
keadaan-keadaan seperti temperatur dan kelembapan dalam habitat
mikroorganisme. Kedua, pada skala populasi aktivitas biologi ditentukan oleh
jumlah keragamaan habitat, jenis penggangu habitat, dan keragamaan dan
interaksi-interaksi antara berbagai populasi tanah. Ketiga pada skala proses
biologi, fungsi-fungsi seperti siklus hara atau pengendalian dipengaruhi oleh
interaksi- interaksi populasi biologi dengan sifat- sifat kimia dan fisika tanah.
Peranan Mikoriza
½ lagi dalam bentuk amonia, urea dan allantoin dalam cairan urine yang
telah diekskresikan. Hal ini tergantung dari tingkat makanan cacing tanah.
Ini bisa mencapai 129 ppm NH4 dan NO3.
(Atmaja, 2017).
SUMBER REFERENSI
Arifin, Moch. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan
Dalam Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian
MAPETA, 12 (2) : 72-144.
Atmaja, I Wayan Dana. 2017. Sifat Biologi Tanah. Fakultas Pertanian Universitas
Udayana. Denpasar.
Delsiyanti, Danang Widjajanto, Ulfiyah A. Radjamudin. 2016. Sifat Fisik Tanah
Pada Beberapa Penggunaan Lahan di Desa Oloboju Kabupaten Sigi. Jurnal
Agrotekbis, 4 (3) : 227-234.
Gunawan, Nurheni Wijayanto dan Sri Wilarso Budi R. 2019. Karakteristik Sifat
Kimia Tanah dan Status Kesuburan Tanah Pada Agroforesty Tanaman
Sayuran Berbasis Eucalyptus Sp. Jurnal Silvikultur Tropika, 10 (2) : 63-69.
Kurnia, Undang, Fahmuddin Agus, Abdurachman Amidihardja dan Ai Dariah.
2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar Litbang
Sumber Daya Pertanian. Bogor.
Putri, Oktari Hemira, Sri Rahayu Utami dan Syahrul Kurniawan. 2019. Sifat
Kimia Tanah Pada Berbagai Penggunaan Lahan di UB Forest. Jurnal Tanah
dan Sumber Daya Lahan, 6 (1) : 1075-1081.
Darlita, RR, Benny Joy dan Rija Sudirja. 2017. Analisis Beberapa Sifat Kimia
Tanah Terhadap Peningkatan Produksi Kelapa Sawit pada Tanah Pasir di
Perkebunan Kelapa Sawit Selangkun. Jurnal Agrikultura, 28 (1) : 15-20.
Rustam, Husain Umar dan Yusram. 2016. Sifat Fisik Tanah Pada Berbagai Tipe
Penggunaan Lahan di Sekitar Taman Nasional Lore Rindu (Studi Kasusu
Desa Toro Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah). Jurnal
Warta Rimba, 4 (1) : 132-138.
Saridevi, Gusti Agung ayu Ratih, I Wayan Dana Atmaja dan I Made Mega. 2013.
Perbedaan Sifat Biologi Tanah pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan di
Tanah Andisol, Inceptisol, dan Vertisol. Jurnal Agroekteknologi Tropika, 24
(4) : 214-223.
Susilawati, Mustoyo, Eriandra Budhisurya, R.C.W. Anggono dan Bistok H.
Simanjuntak. 2013. Analisis Kesuburan Tanah Dengan Indikator
Mikroorganisme Tanah Pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan di Plateau
Dieng. Jurnal Agric, 25 (1) : 64-72.