Dosen Pengampu :
Septiani Mangiwa, S.Si., M.Si.
Bil.
Ion
Ligan Kompleks Nama Kompleks Koordina
Logam
-si
Ag+ NH3 Ag(NH3 )2+ Ion diamin perak (I) 2
Hg2+ Cl- HgCl+ Ion dikloro merkuri (I) 2
Cu2+ NH3 Cu(NH3)42+ Ion tetraamin tembaga (II) 4
Ni2+ CN- Ni(CN)42- Ion tetrasiano nikel (II) 4
Co2+ H2O Co(H2O)62+ Ion heksaakuo kobal (II) 6
Co3+ NH3 Co(NH3)63+ Ion heksaamin kobal (III) 6
Cr3+ CN- Cr(CN)63- Ion heksasiano krom (III) 6
Fe3+ CN- Fe(CN)63- Ion heksasiano besi (III) 6
Reaksi pembentukan kompleks reaksi asam basa (Lewis).
Ion logam sebagai akseptor pasangan elektron asam
Ligan sebagai donor pasangan elektron basa
Ligan harus mempunyai paling sedikit 1 pasang elektron
bebas untuk berikatan dengan ion logam.
Ligan monodentat/unidentat mempunyai 1 pasang elektron
bebas (PEB). Contoh : NH3.
Ligan bidentat mempunyai 2 PEB. Contoh : etilendiamin.
Ligan polidentat/multidentat mempunyai lebih dari 2 PEB.
Contoh : EDTA (asam etilendiamintetraasetat).
Reaksi ion logam dan ligan polidentat menghasilkan
senyawa kompleks kelat
HOOC CH2 H2C COOH
H2 H2
N C C N
OH
OH
EBT H3In -
O 3S N N
NO2
pH : 6,3 pH : 11,6
H2In– HIn2- In-
merah biru orange kekuning-
kuningan
EBT membentuk kompleks yang stabil berwarna
merah anggur dengan beberapa ion logam (Mg2+ , Ca2+
, Zn2+ dan Ni2+).
Titrasi dengan EDTA menggunakan EBT dilakukan
dalam larutan penyangga pH 8 -10 bentuk dominan
EBT berupa HIn2- berwarna biru.
EBT tidak stabil dalam larutan sehingga harus
disiapkan dengan segar untuk mendapatkan
perubahan warna yang sesuai.
Kurva Titrasi
• Kurva titrasi kompleksometri plot pM (-log [Mn+ ])
vs volume titran.
• Perlu perhatikan : pH dan pK
• Contoh :
50 ml larutan Ca2+ 0,01 M dititrasi dengan EDTA
0,01 M pada pH 10. Diketahui nilai K Ca2+ - EDTA
adalah 5 x 1010 .
M 0,5 0,5 -
R -0,5 -0,5 + 0,5
S - - 0,5
5𝑥10−2
x = = 5,2 x 10-7
1,8 𝑥1010
[Ca2+ ] = x = 5,2 x 10-7
pCa = - log 5,2 x 10-7 = 7 – log 5,2 = 6,28
d. Penambahan 60 mL EDTA
EDTA (Y-4 ) = 60 mL x 0,01 M = 0,6 mmol
Ca2+ + Y 4- CaY2-
M 0,5 0,6 -
R -0,5 -0,5 + 0,5
S - 0,1 0,5
[Y 4- ] sisa = 0,1 mmol/ 110 mL = 9,1 x 10-4 M
[CaY2- ] = 0,5 mmol/110 mL = 4,55 x 10-3 M
Ca2+ + Y 4- CaY2- K = 1,8 x 1010
𝐶𝑎𝑌 2−
K= 𝐶𝑎2+ 𝑌 4−
4,55 𝑥 10−3
1,8 x 1010 = 𝐶𝑎2+ .9,1 𝑥 10−4
[Ca2+ ] = 2,8 x 10-10
pCa = - log 2,8 x 10-10 = 10 – log 2,8 = 9,55
Jenis Titrasi Kompleksometri
Cara I
Cara II
2. Suatu sampel air sebanyak 200 mL memerlukan 18 mL larutan
EDTA 0,03 M. Tentukan kesadahan air dalam ppm CaCO3 ( Mr
= 100 g/mol) .
Jawab :
Ca2+ + Y4- CaY2-
*) EDTA = Y4-
mol Ca2+ = mol EDTA
= (V.M) EDTA
= 18 ml. 0,03 M = 0,54 mmol
massa CaCO3 = mol x Mr = 0,54 mmol x 100 mg/mmol
= 54 mg
𝑚𝑔 𝐶𝑎𝐶𝑂3 𝑥 1000 𝑚𝑙/𝐿
Kesadahan air = 𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
54 𝑚𝑔𝑥 1000 𝑚𝑙/𝐿
= 200 𝑚𝑙
= 270 mg/L = 270 ppm
3. Suatu sampel air sebanyak 50 mL mengandung Mg2+ maupun
Ca2+, dititrasi dengan 16,54 mL EDTA 0,01 M dalam suatu
penyangga amonia dengan pH =10. Sebanyak 50 mL sampel
direaksikan dengan NaOH untuk mengendapkan Mg(OH)2 dan
kemudian dititrasi pada pH = 13 dengan 9,26 mL larutan EDTA
yang sama. Hitunglah konsentrasi CaCO3 dan MgCO3 dalam
sampel air tersebut.