Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORI

(UJI BINOMIAL)
Nama : Fania Hilwa Azhmia Dosen : Dr. Dede R Adawiyah
NIM : F24190021 Asisten Praktikum : Arista Fauziyah
Hari, tanggal : Senin, 15 Februari 2021
Waktu : 13.30-16.30 WIB

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan prinsip pengolahan data uji sensori
menggunakan probabilitas binomial dan metode chi-square serta mempraktekkan pengolahan
data uji ​triangle​, uji ​duo-trio​, uji​ tetrad​ dan uji ​two-out-of five test​ menggunakan sensehub.
Metode
Analisis data menggunakan sensehub​, ​yaitu dengan dipilihnya tab uji diskriminatif pada
laman tersebut. Kolom jumlah jawaban benar dan jumlah percobaan diisi sesuai dengan angka
yang ​ ​diinginkan kemudian klik tombol analisis.

Pengolahan data

Tabel 1 Hasil data uji ​duo-trio

Grafik 1 Distribusi uji ​duo-trio


Interpretasi
Berdasarkan hasil data uji duo-trio dengan 38 jawaban benar dari total 40 percobaan
menghasilkan jumlah probabilitas jawaban benar sebesar 0,95, semakin tinggi nilai probabilitas
jawaban benar menunjukan semakin mudah panelis dalam menguji begitupun sebaliknya. Nilai
d-prime pada uji duo-trio sebesar 4,07 dengan hipotesis alternatif lebih besar dari 0. Semakin
besar nilai d prime maka semakin mudah sampel dibedakan. Nilai p-value uji duo-trio sebesar
7,47 x 10−10 lebih kecil dari signifikansi (alfa 0,05). Hasil uji duo trio menunjukan bahwa kedua
sampel berbeda nyata secara atribut overall pada taraf signifikansi (0,05).

Tabel 2 Hasil data uji ​triangle

Grafik 2 Distribusi uji ​triangle

Interpretasi
Berdasarkan hasil data triangle dengan 38 jawaban benar dari total 40 percobaan
menghasilkan jumlah probabilitas jawaban benar sebesar 0,95, semakin tinggi nilai probabilitas
jawaban benar menunjukan semakin mudah panelis dalam menguji . Nilai d-prime pada uji
triangle adalah 4,80 dengan hipotesis alternatif lebih besar dari 0. semakin besar nilai d prime
maka semakin mudah sampel dibedakan. Nilai p-value uji triangle sebesar 2,22x 10−16 lebih
kecil dari signifikansi (alfa 0,05). Hasil uji triangle menunjukan bahwa kedua sampel berbeda
nyata secara atribut overall pada taraf signifikansi (0,05).

Tabel 3 Hasil data uji tetrad

Grafik 3 Distribusi uji tetrad

Intepretasi
Berdasarkan hasil data tetrad dengan 33 jawaban benar dari total 40 percobaan
menghasilkan jumlah probabilitas jawaban benar sebesar 0,82, semakin tinggi nilai probabilitas
jawaban benar menunjukan semakin mudah panelis dalam menguji . Nilai d-prime pada uji
tetrad adalah 2,21 dengan hipotesis alternatif lebih besar dari 0. semakin besar nilai d prime
maka semakin mudah sampel dibedakan. Nilai p-value uji tetrad sebesar 2,18 x 10−10 lebih kecil
dari signifikansi (alfa 0,05). Hasil uji tetrad menunjukan bahwa kedua sampel berbeda nyata
secara atribut overall pada taraf signifikansi (0,05).
Tabel 4 Hasil data uji ​two-out-five

Grafik 4 Distribusi uji ​two-out-five

Interpretasi
Berdasarkan hasil data two-out-five dengan 30 jawaban benar dari total 40 percobaan
menghasilkan jumlah probabilitas jawaban benar sebesar 0,75, semakin tinggi nilai probabilitas
jawaban benar menunjukan semakin mudah panelis dalam menguji . Nilai d-prime pada uji
two-out-five adalah 3,19 dengan hipotesis alternatif lebih besar dari 0. semakin besar nilai d
prime maka semakin mudah sampel dibedakan. Nilai p-value uji triangle sebesar 0 lebih kecil
dari signifikansi (alfa 0,05). Hasil uji ​two-out-five ​menunjukan bahwa kedua sampel berbeda
nyata secara atribut overall pada taraf signifikansi (0,05).

Pembahasan
Uji segitiga merupakan uji yang digunakan untuk mengevaluasi 3 produk dalam satu
waktu dengan menguji perbedaan yang kecil pada salah satu kecil pada salah satu sampel
(Johnson ​et al. 2016). Uji duo-trio merupakan salah satu uji pembeda, uji pembeda ini biasanya
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara sampel yang disajikan (Widiantara
et al. 2​ 018). Uji two out five merupakan uji pembedaan secara keseluruhan dari dua sampel
yang berbeda dengan lima sampel berkode, dua sampel merupakan set yang sama dengan tiga
sampel lainnya yang berbeda dengan peluang benar sebesar 1/10 (Adawiyah ​et al​. 2017). Fungsi
uji segitiga yaitu mendeteksi perbedaan sampel untuk jumlah panelis banyak. Uji duo trio
mendeteksi perbedaan kecil dengan menggunakan sampel pembanding. Uji tetrad mendeteksi
perbedaan sampel dengan cara pengelompokkan sampel kedalam dua kategori (Sullivan 2009).
Perbedaannya dapat dilihat dari cara penyajian uji sampel serta jumlah panelis yang sesuai. Uji
segitiga sesuai untuk panelis dalam jumlah besar dan peluang benar sebesar ⅓. Uji duo-trio tidak
disarankan untuk panelis dalam jumlah sedikit dan peluang benar sebesar ½ . Uji tetrad peluang
benarnya ⅓. Uji tetrad lebih powerfull dibandingkan uji segitiga secara teori (Ennis 2012).
Nilai p-value uji duo-trio sebesar 7,47 x 10−10 lebih kecil dari signifikansi (alfa 0,05).
Hasil uji duo trio menunjukan bahwa kedua sampel berbeda nyata secara atribut overall pada
taraf signifikansi (0,05). Nilai p-value uji two-out-five sebesar 0 lebih kecil dari signifikansi (alfa
0,05). Hasil uji ​two-out-five ​menunjukan bahwa kedua sampel berbeda nyata secara atribut
overall pada taraf signifikansi (0,05). Nilai p-value uji tretrad sebesar 2,18 x 10−10 lebih kecil
dari signifikansi (alfa 0,05). Hasil uji tetrad menunjukan bahwa kedua sampel berbeda nyata
secara atribut overall pada taraf signifikansi (0,05). Nilai p-value uji triangle sebesar 2,22x
10−16 lebih kecil dari signifikansi (alfa 0,05). Hasil uji triangle menunjukan bahwa kedua sampel
berbeda nyata secara atribut overall pada taraf signifikansi (0,05).

Simpulan
Uji segitiga, uji duo trio, uji tetrad, dan uji two out five dapat digunakan sebagai pembeda
sampel. Uji pembeda memiliki peluang benar yang berbeda-beda. Melalui sensehub, praktikan
dapat mengetahui nilai probabilitas binomial di setiap uji pembeda.

Daftar Pustaka

Ennis JM. 2012. Guiding the switch from triangle testing to tetrad testing. ​Journal of Sensory
Studies.​ 27(2012): 223-231.
Johnson S, Bonsu NKA, Mc Sweency M. 2016. Triangle taste test and sensory evaluation : a
novel application for determining supplement placeba match in dinical test. ​Journal of
Food Technology and Nutritional Sciences​. 2(1): 1-4.
Sullivan MG. 2009. Sensory evaluation of indian-style marinated shicken by malaysian and
european naive assessois. ​Journal of Sensory Studies.​ 24(1): 269-289.
Widiantara T, Hasnelly, Risma LD. 2018. Pembuatan kecap asin koro pedang (Canavalia
ensiformis L) yang dipengaruhi perbandingan tempe koro pedang dengan tempe ampas
tahu dan konsentrasi larutan garam. ​Pasundan Food Technology Journal.​ 5(3):170-179.

Anda mungkin juga menyukai