Anda di halaman 1dari 36

Stuktur Pasar dan Strategi Penetapan Harga

Materi Pertemuan 8

A. Asumsi – Asumsi Yang Melandasi Terbentuknya Pasar

Manajer yang berada dalam manajemen bisnis harus mengenal pasar yang akan dimasuki
atau tempat penjualan produk-produk industry yang dihasilkan, apakah bersifat kompetitif
atau tidak kompetitif, karena strategi penetapan harga produk yang memaksimumkan
keuntungan perusahaan sangat tergantung pada struktur pasar yang ada, di mana produk itu
akan dijual. Pada dasarnya dikenal 4 struktur pasar yang dipandang dari sudut banyaknya
penjual atau produsen di pasar itu, yakni : persaingan sempurna, persaingan monopolistik,
oligopoli, dan monopoli.
Sebelum membahas masing-masing bentuk pasar ini, perlu diketahui asumsi yang
melandasi bentuk – bentuk pasar. Berikut merupakan tabel yang berisikan asumsi – asumsi
yang melandasi bentuk pasar :

No. Asumsi-asumsi Penerima Harga Penentu Harga


(Price Takers) (Price Makers)
Persaingan Persaingan Oligopoli Monopoli
Sempurna Monopolistik
1. Banyaknya Banyak Banyak Beberapa Satu
Penjual
2. Kondisi Biaya Untuk semua bentuk pasar diasumsikan bahwa output yang menurun
dalam produksi  jangka pendek (diminishing return), akan
menyebabkan biaya marginal meningkat. Asumsi ini tidak penting
dalam pasar oligopoly dan monopoli, karena biaya marjinal yang
konstan atau menurun mungkin saja terjadi, meskipun output dalam
produksi jangka pendek menurun.
3. Banyaknya Untuk semua bentuk pasar diasumsikan bahwa terdapat banyak
Pembeli pembeli, sehingga dominasi kekuatan dalam keputusan harga tidak
dapat dilakukan oleh satu atau beberapa pembeli yang kuat. Dalam
kasus apabila hanya terdapat beberapa pembeli yang kuat dan mampu
mempengaruhi harga beli, maka pasar dikatakan berada dalam situasi
oligopsoni (oligopsony), sedangkan apabila hanya terdapat satu pembeli
tunggal yang mampu mempengaruhi harga beli dikatakan bahwa pasar
berada dalam situasi monopsoni (monopsony).
4. Kondisi Subtitusi Identik Subtitusi sangat Subtitusi Tidak ada
Permintaan serupa terbatas subtitusi
5. Fungsi Tujuan Untuk semua bentuk pasar diasumsikan bahwa perusahaan ingin
memaksimalkan keuntungan jangka pendek (short run profit
maximization). Asumsi ini mungkin tidak tepat untuk pasar oligopoli,
dimana horizon waktu biasanya jangka panjang, karena keuntungan
jangka pendek yang tinggi akan merangsang pesaing – pesaing baru
memasuki pasar sehingga menyebabkan pasar berubah menjadi lebih
kompetitif.
6. Variabel Untuk semua bentuk pasar diasumsikan bahwa perusahaan dapat
Strategik menyesuaikan harga dan kuantitas yang ditawarkan, kecuali untuk pasar
persaingan sempurna apabila harga telah berada dalam kondisi
keseimbangan pasar, maka perusahaan hanya mengatur kuantitas
produk yang ditawarkan. Perusahaan yang berada dalam pasar bukan
persaingan sempurna mungkin juga dapat menyesuaikan usaha promosi
mereka, desain produk, dan saluran distribusi, dan oleh karena itu
mereka dapat menyesuaikan harga jual dan kuantitas produk yang di
tawarkan.
7. Ekspektasi dari Tidak ada, karena terdapat banyak perusahaan sejenis dalam pasar
Reaksi Pesaing persaingan sempurna dan pasar persaingan monopolistik. Perusahaan –
perusahaan yang ada itu, semuanya relatif kecil terhadap pasar, dengan
kata lain setiap perusahaan hanya memiliki pangsa pasar (market share)
yang relatif kecil, sehingga tindakan – tindakan dari perusahaan yang
satu tidak di ketahui oleh perusahaan yang lain. Pesaing – pesaing
mungkin mengabaikan atau menyesuaikan dengan tindakan – tindakan
perusahaan, tergantung pada apakah mempengaruhi atau tidak
mempengaruhi tujuan – tujuan pesaing itu.
Tidak ada juga pada pasar monompoli, karena produsen produk produk
monopoli hanya ada satu, sehingga tidak ada pesaing dalam pasar
monopoli.

B. Klasifikasi Pasar
Klasifikasi pasar menurut bentuk dan strukturnya dapat dibagi sebagai berikut:
1. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan
jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen.
Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan
permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan
hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini
bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak
dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen
C. Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap
penjualan produk.
Dalam pasar persaingan sempurna jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan
setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehinga tidak mampu mempengaruhi pasar.
Beberapa karakteristik agar sebuah pasar dapat dikatakan pasar persaingan sempurna yaitu :
Semua perusahaan memproduksi barang/produk yang homogenitas. Produk yang
homogen adalah produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen
tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.
Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan atau informasi yang sempurna. Para
pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga
produk dan input yang dijual sehingga konsumen tidak akan mengelami perlakuan harga jual
yang berbeda dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Output sebuah perusahaan relatif kecil dibandingkan dengan output pasar. Jumlah
output setiap perusahaan secara inividu dianggap relatif kecil dibandingkan dengan jumlah
output seluruh perusahaan dalam industri. Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar
dengan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar karena
perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar.
Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar, hal ini disebabkan oleh adanya
faktor mobilitasnya tidak terbatas dan tak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk
memindahkan faktor produksi.
Karakteristik pasar persaingan sempurna, antara lain sebagai berikut:
1. Terdapat banyak penjual dan pembeli. Kondisi ini menyebabkan pembeli maupun penjual
tidak dapat mempengaruhi harga. Penentuan harga didasarkan pada kekuatan permintaan dan
penawaran atau mekanisme pasar. Jadi, penjual dalam pasar persaingan sempurna merupakan
penerima harga atau price taker.
2. Barang yang diperjualbelikan sifatnya homogen. Barang yang diperjualbelikan di pasar ini
merupakan barang substitusi untuk barang dari produsen lain. Sifat ini menunjukkan bahwa
tidak ada ketergantungan terhadap satu penjual saja sehingga pembeli bebas memilih untuk
membeli di penjual mana pun.
3. Adanya kebebasan dari produsen untuk membuka atau menutup usaha. Pada prinsipnya,
suatu usaha dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Jika laba yang diperoleh
banyak, produsen akan terus mengembangkan usahanya. Namun, jika kegiatan usahanya
mengalami kerugian, produsen kemungkinan akan berpindah ke jenis usaha lain.
4. Adanya kemudahan dari pelaku pasar untuk memperoleh informasi mengenai pasar.
Pembeli dan penjual mempunyai pengetahuan yang luas tentang pasar baik harga, kualitas,
dan kuantitas barang. Kondisi ini menyebabkan terjadinya titik keseimbangan atas harga
barang yang diperjualbelikan di pasar.
5. Tidak adanya hambatan buatan terhadap pergerakan harga (tidak ada campur tangan
pemerintah). Hal ini terjadi karena pergerakan harga ditentukan oleh kekuatan pasar, yaitu
interaksi antara permintaan dan penawaran. Contoh hambatan buatan adalah kebijakan
pemerintah dan pengaruh perusahaan tertentu.

2. Pasar Monopoli
Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu
bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada
pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis".
Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau
mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin
sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya.
Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga.
Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha
mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih buruk lagi
mencarinya di pasar gelap (black market).

Karakteristik Pasar Monopoli, antara lain sebagai berikut:


1. Hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar.
2. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut
maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat-syarat penjualan
sepenuhnya ditentukan oleh perusahaan monopoli itu, dan konsumen tidak dapat berbuat
suatu apapun didalam menentukan syarat jual beli.
3. Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak dapat digantikann oleh barag lain yang
ada didalam pasar. Barang-barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti
itu dan tidak terdapat barang mirip yang dapat menggantikan.
4. Promosi iklan kurang diperlukan. Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya
perusahaan didalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan
iklan. Walau ada yang menggunakan iklan, iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik
pembeli, melainkan untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
5. Hambatan, secara langsung maupun tidak langsung, diciptakan oleh perusahaan yang
mempunyai kemampuan untuk memonopoli pasar. Perusahaan monopolis akan berusaha
menyulitkan pendatang baru yang ingin masuk ke pasar tersebut dengan beberapa cara, salah
satu di antaranya adalah dengan cara menetapkan harga serendah mungkin. Dengan
menetapkan harga ke tingkat yang paling rendah, perusahaan monopoli menekan kehadiran
perusahaan baru yang memiliki modal kecil. Perusahaan baru tersebut tidak akan mampu
bersaing dengan perusahaan monopolis yang memiliki kekuatan pasar, image produk, dan
harga murah, sehingga lama kelamaan perusahaan tersebut akan mati dengan sendirinya.
Cara lainnya adalah dengan menetapkan hak paten atau hak cipta dan hak eksklusif
pada suatu barang, yang biasanya diperoleh melalui peraturan pemerintah. Tanpa
kepemilikan hak paten, perusahaan lain tidak berhak menciptakan produk sejenis sehingga
menjadikan perusahaan monopolis sebagai satu-satunya produsen di pasar.
6. Harga, perusahaan di pasar monopoli dapat mempengaruhi penentuan harga. Oleh karena
perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar, maka ia mempunyai
kekuasaan penuh dalam menentukan harga barang yang dijualnya dipasar.
Dengan mengadakan pengendalian terhadap produksi dan jumlah barang ditawarkan
perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada tingkat yang dikehendakinya. Seringkali
harga dibuat serendah mungkin agar perusahaan lain tidak dapat masuk. Contoh produk:
microsoft windows, perusahaan listrik negara (PLN).
Kelebihan Pasar Monopoli:
1. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk
2. Dapat meningkatkan daya saing bilamonopoli diperoleh karena kemampuan efisiensi
3. Mudah mengontrol kepentingan orang banyak bila monopoli dilakukan negara
4. Dapat meningkatkan inovasi (penemuan baru) bila monopoli terbentuk karena pemberian
hak cipta dan hak paten
Kelemahan Pasar Monopoli:
1. Perusahaan lain sulit memasuki pasar
2. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
3. Jumlah produk tergantung monopolis
4. Monopolis umumnya bertindak boros
5. Timbul eksploitasi terhadap pemilik faktor produksi dan pembeli/konsumen

3. Pasar Oligopoli
Pasar Oligopoli dari segi bahasa berasal dari kata olio yang berarti beberapa dan poli
yang artinya penjual adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh
beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memosisikan dirinya sebagai bagian yang
terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari
tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk
baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan
konsumen dari pesaing mereka.
Praktik oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar, dan juga perusahaan-
perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di
bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan
kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada.

Karakteristik pasar oligopoli, antara lain sebagai berikut:


1. Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few Number of Firms)
Secara teoristis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar, agar
dapat dikatakan oligopoli. Namun untuk dasar analisis biasanya jumlah perusahaan
diasumsikan kurang dari sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua perusahaan
(duopoli). Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam industri dapat diukur dengan menghitung
rasio konsentrasi (concentration ratio).
Rasio konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoli dikuasai
oleh perusahaan-perusahaan yang dominan (empat sampai dengan delapan perusahaan). Jika
rasio konsentrasi empat perusahaan (four firms concentration ratio atau CR4) adalah 60%,
berarti 60% output dalam industri dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4 yang
semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna. Pasar suatu
industri dinyatakan berstruktur oligopolistik apabila CR4 melebihi 40%. Dapat juga diukur
delapan perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80, berarti 80% penjualan output
dalam industri dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.
2. Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or Diferentiated Product)
Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoli merupakan peralihan antara
persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat output yang dihasilkan akan
mempengaruhi perilaku perusahaan dalam mencapai kondisi optimal (laba maksimum). Jika
dalam pasar persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah output (output strategy) untuk
meningkatkan laba, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu
mengendalikan harga dan output, maka dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar
perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy).
Contoh pasar oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industri mobil, rokok,
film kamera. Sedangkan yang menghasilkan produk homogen adalah industri baja, pipa,
paralon, seng dan kertas.
Penggolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang
oligopolistik. Semakin besar tingkat diferensinya, perusahaan makin tidak tergantung pada
kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya. Berarti oligopoli dengan produk diferensiasi dapat
lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan.
Di luar unsur modal, rintangan untuk masuk ke dalam industri oligopoli yang
menghasilkan produk homogen lebih sedikit, karena pada industri oligopoli dengan produk
diferensiasi sangat berkaitan dengan loyalitas konsumen terhadap produk (merek) tertentu.
3. Pengambilan Keputusan Yang Saling Mempengaruhi (Interdependence Decisions)
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan
mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms) maupun yang masih
di luar industri (potensial firms). Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk
masuk industri, perusahaan yang sudah ada menempuh strategi menetapkan harga jual
terbatas (limiting prices) yang membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah
tingkat maksimum.
4. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)
Dalam upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam
harga, namun juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain dapat
berupa sebagai berikut :
1) Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
2) Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek
3) Mempengaruhi perilaku konsumen
Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan
tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup kemungkinan perusahaan melakukan
kegiatan intelijen industri untuk memperoleh informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan
kelemahan pesaing nyata maupun potensial. Informasi-informasi ini sangat penting agar
perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.
Kelebihan pasar oligopoli:
1. Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
2. Mampu melakukan penelitian dan
    pengembangan produk.
3. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen
    karena adanya persaingan penjual.
4. Adanya penerapan teknologi baru
Kekurangan pasar oligopoli:
1. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
2. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong
    timbulnya inflasi
3. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada
    kerjasama antar oligopolis karena semangat
    bersaing kurang
4. Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik
    faktor produksi
5. Sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru
6. Bisa berkembang ke arah monopoli

C. Pasar Persaingan Sempurna dan Ciri - Cirinya


Pasar persaingan sempurna adalah suatu struktur pasar dimana terdapat
banyak penjual dan pembeli dimana masing-masing tidak dapat mempengaruhi keadaan
pasar.

Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna

Adapun ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut.


a. Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.
b. Barang yang diperdagangkan bersifat homogen.
c. Terdapat kebebasan keluar masuk pasar (free entry dan free exit), baik bagi pembeli
maupun penjual.
d. Tidak ada hambatan dalam mobilitas sumber ekonomi dari satu usaha ke usaha lain.
e. Kurva permintaan yang dihadapi seorang produsen adalah garis lurus horizontal, artinya
harga cenderung stabil walaupun jumlah barang yang terjual mengalami perubahan.
f. Penjual dan pembeli memahami keadaan pasar secara sempurna.
g. Pembeli dan penjual bebas mengadakan perjanjian, tanpa ada campur yangan pemerintah.
h. Pemerintah tidak ikut campur tangan tentang harga, baik langsung maupun tidak langsung.

Sebagai implikasi dari ciri-ciri tersebut, maka seorang produsen tidak dapat mengubah harga
pasar yang berlaku. Seorang produsen hanya sebagai pengambil harga (price taker). Dan
dalam jangka pendek hal penting yang harus diperhatikan oleh produsen yang berada pada
pasar persaingan sempurna adalah menentukan jumlah produksi yang dapat mendatangkan
keuntungan maksimum. Hal tersebut dapat tercapai jika pendapatan marjinal (MR) sama
dengan biaya marjinal (MC) dan juga sama dengan harga outputnya.

Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan akan menambah skala produksinya dan tidak
menutup kemungkinan adanya perusahaan-perusahaan baru yang masuk dalam industri jika
ada keuntungan lebih (harga jual atau P di atas biaya ratarata atau AC). Akibatnya penawaran
output di pasar akan bertambah dan mendorong harga turun sampai pada posisi di mana harga
jual sama dengan biaya produksi.

Akhirnya keuntungan menjadi normal, dan hal ini akan merangsang adanya perluasan
kapasitas produksi maupun pendirian pabrik baru. Keadaan tersebut dinamakan ekuilibrium
jangka panjang (harga jual atau P sama dengan biaya rata-rata atau AC minimum).

Pembentukan Harga

Pada pasar persaingan sempurna harga pasar cenderung stabil, sehingga bentuk kurva
permintaan dan penawaran pada pasar sempurna berupa garis lurus mendatar sejajar dengan
sumbu jumlah barang (OQ). Berapa pun jumlah barang yang dibeli atau yang ditawarkan
tidak akan menaikkan atau menurunkan harga barang. Dan kurva tersebut juga merupakan
kurva pendapatan rata-rata atau AR (Average Revenue) dan pendapatan marginal atau MR
(Marginal Revenue).

Grafik Keseimbangan Perusahaan

Pada pasar persaingan sempurna, grafik keseimbangan dapat digambarkan dalam dua macam.
Pertama, grafik keseimbangan pada perusahaan yang menghasilkan keuntungan maksimum
dan grafik yang menggambarkan adanya kerugian minimum.  Untuk menggambarkan grafik
keseimbangan perusahaan yang menghasilkan laba maksimum/keuntungan maksimum harus
memperhatikan syarat-syarat berikut ini.
1) Kurva AR = MR dan sejajar dengan sumbu OQ.
2) Kurva AC (Average Cost) selalu berada di bawah kurva AR dan MR.
3) Kurva MC (Marginal Cost) selalu memotong kurva AC minimum yang menunjukkan
bahwa produksi pada saat itu terjadi efisiensi produksi.
Adapun grafik keseimbangan perusahaan pada pasar persaingan sempurna yang
menggambarkan kerugian minimum harus memenuhi syarat-syarat berikut ini.
1) Kurva AR = MR sejajar dengan sumbu OQ.
2) Kurva AC berada di atas kurva AR dan MR, atau kurva AR dan MR berada di bawah titik
terendah kurva AC.
3) Kurva MC selalu memotong kurva AC minimum. Sebelum memotong AC, kurva AC
memotong kurva MR dan saat itulah menunjukkan produksi menderita kerugian minimum.
Kebaikan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna

Kebaikannya antara lain sebagai berikut.


1) Pembeli sangat mengetahui harga pasar sehingga sangat kecil terjadi kerugian atau
kekecewaan.
2) Konsumen merasa sejahtera, karena bebas memasuki pasar.
3) Terdapat persaingan murni, karena barang yang diperjualbelikan homogen.
4) Harga cenderung stabil karena keadaan pasar dapat diketahui sebelumnya.
5) Mudah memilih atau menentukan barang yang diperjualbelikan.
6) Barang yang diproduksi dapat diperoleh dengan ongkos yang serendah-rendahnya.

Adapun kelemahannya antara lain sebagai berikut.


1) Hanya terdapat satu atau dua industri/pasar yang mendekati persaingan sempurna, sedang
sektor yang lain banyak ketidaksempurnaan.
2) Terdapat faktor eksternal yang tidak diperhitungkan dalam posisi kesejahteraan optimum
konsumen.
3) Tidak ada barang subtitusi karena bersifat homogen.

D. Memaksimumkan Keuntungan Ekonomis dalam Pasar Persaingan Sempurna


Melalui Pengendalian Input dan Output Produksi

a. Pengendalian Input

Sebagaimana telah diketahui dalam konsep analisis produksi bahwa tingkat output
produksi ditentukan oleh tingkat penggunaan input, sehingga pengendalian input dapat juga
dilakukan untuk memaksimumkan keuntungan ekonomis dalam pasar persaingan sempurna.
Misalkan, apabila fungsi produksi jangka pendek hanya menggunakan satu input variabel
tenaga kerja, fungsi produksi nya adalah : Q = f(L). Penentuan tingkat output Q yang
memaksimumkan keuntungan ekonomis dalam pasar persaingan sempurna dapat dilakukan
melalui pengendalian input tenaga kerja, karena input tenaga kerja (L) mempengaruhi tingkat
output Q. dengan demikian secara konseptual dapat dijelaskan sebagai berikut :

TR = R(Q), artinya penerimaan total tergantung pada tingkat output yang dijual di
pasar. Kemudia TC = C(Q), artinya biaya total produksi tergantung pada tingkat output yang
diproduksi. Dengan dmeikian keuntungan ekonomis dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :

Arinya tingkat keuntungan ekonomis tergantung tingkat ouput yang dijual di pasar.

Selanjutnya karena Q = f(L) berarti : Artinya tingkat

keuntungan ekonomis tergantung pada tingkat penggunaan input tenaga kerja, L dalam
produksi jangka pendek.

Beberapa langkah yang dapat diikuti apabila perusahaan ingin memaksimumkan


keuntungan ekonomis dalam pasar persaingan sempurna melalui pengendalian input
produksi, adalah sebagai berikut :

1. Mencari informasi tentang harga produk (P) yang berlaku di pasar dan harga dari
input produksi Pi.
2. Mencari infromasi tentang penerimaan rata-rata produk (average revenue product =
ARP) dan penerimaan marjinal produk (marginal revenue product = MRP) dari input
produksi.
Penerimaan rata-rata produk dari input produksi (ARP) menunjukkan penerimaan
rata-rata per unit produksi itu, dihitung sebagai : ARP = TR / I = (P x Q) / I = P x
(Q/I) = P x AP. Dengan demikian ARP dari input produksi dihitung sebagai harga
produk (P) dikalikan dengan produk rata-rata dari input produksi (AP), jadi : ARP = P
x AP. Catatan : I = input produksi
Penerimaan marjinal produk dari input produksi (MRP) menunjukkan tambahan
penerimaan total per tambahan penggunaan satu unit input produksi itu, dihitung

sebagai : MRP = Karena dalam pasasr

persaingan sempurna P = MR, maka MRP dihitung sebagai harga produk (P)
dikalikan dengan produk marjinal dari input produksi (MP), jadi MRP = P x MP.
3. Memeriksa aturan-aturan yang berlaku sebagai berikut :
a. Jika harga input produksi (Pi) lebih kecil daripada atau sama dengan ARPI-maksimum

( ), maka tentukan input produksi pada tingkat di mana

harga dari input produksi itu sama dengan penerimaaan marjinal produk (P i =
MRPi). dengan demikian apabila perusahaan menggunakan n jenis input variable,
katakanlah x1, x2,…, xn dengan masing-masing harga input itu adalah P1, P2, …, Pn
maka tentukan input produksi pada tingkat penggunaan, di mana :
MRPx1 = P1 ; MRPx2 = P2 ; …….; MRPxn = Pn
b. Jika harga input produksi (Pi) lebih besar daripada ARPI-maksimum (

), maka manajer harus memutuskan untuk menutup

perusahaan atau tidak melakukan aktivitas produksi, dan untuk itu tidak perlu
menggunakan input produksi. Dalam hal ini perusahaamm hanya menanggung

kerugian sebesar biaya tetap total ( )

4. Menghitung keuntungan atau kerugian ekonomis. Apabila perusahaan menggunakan


n jenis input variable, katakanlah x1, x2, …., xn, dengan masing-masing harga input itu
adalah p1, p2,…, pn, maka keuntungan ekonomis atau kerugian ekonomis dihitung
melalui :

Keterangan :

- P = harga produk
- Q* = f(X1,X2, …., Xn)
- Xi = tingkat penggunaan input Xi
- Pi = harga dari input Xi (I = 1, 2, …, n)

b. Pengendalian Output

Beberapa langkah yang dapat diikuti apabila perusahaan ingin memaksimumkan keuntungan
ekonomis dalam pasar persaingan sempurna melalui pengendalian output produksi adalah
sebagai berikut :

1. Mencari informasi tentang harga produk (P) yang berlaku di pasar.


2. Mencari informasi tentang biaya variable rata – rata (AVC) dan biaya marjinal (MC)
dari proses produksi. Sebagai telah di bahas dalam konsep analisis biaya, informasi ini
dapat diperoleh melalui melakukan pendugaan fungsi biaya produksi jangka pendek.
Sebagai misal apabila pendugaan fungsi biaya total produksi jangka pendek dengan
menggunaan model regresi kubik adalah :
TC = a + bQ + cQ2 + dQ3
Maka fungsi biaya variable rata – rata (AVC) dan biaya marjinal (MC) adalah :
AVC = TVC/Q = (bQ + cQ2 + dQ3)/Q = b + cQ + dQ2
MC = TC/ Q= TVC/ Q = b + 2cQ + 3dQ2
3. Memeriksa aturan – aturan yang berlaku sebagai berikut :
 Jika P ≥ AVCminimum , maka tentukan output produksi jangka pendek pada
tingkat dimana P = MC.
 Jika P < AVCminimum , maka manajer harus memutuskan untuk menutup
perusahaan atau tidak melakukan aktivitas produksi, karena apabila
berproduksi, tingkat kerugian akan lebih besar daripada TFC.
4. Menghitung keuntungan atau kerugian ekonomis , melalui :
Π = TR – TC = (P x Q) – {(AVC x Q) + TFC}
= (P – AVC)Q - TFC

Materi Pertemuan 9
9.1 PASAR MONOPOLI
Pasar monopoli adalah pasar dimana hanya terdapat pengusaha tunggal, sehinga tidak
memungkinkan terjadinya substitusi yang sempurna terhadap barang yang ditawarkan oleh si
pengusaha monopoli. Pengusaha tunggal tersebut menetapkan kebijakan harga jual, kuantitas
produksi serta kebijakan lainnya. Dalam pasar monopoli pengusahanya adalah tunggal, tetapi
penjual dari komoditas monopoli bisa saja banyak.
Bentuk pasar monopoli dibedakan menjadi bentuk pasar monopoli murni dan near
monopoli. Bentuk monopoli murni adalah pasar dalam bentuk ekstrem. Pasar near monopoly
adalah suatu pasar yang hanya terdiri dari satu orang pengusaha atau perusahaan dalam suatu
lokasi tertentu (daerah yang membatasi wilayah penjualan komoditas). Sebagai contoh near
monopoly adalah penjual sate di suatu daerah tertentu merupakan monopoli murni untuk
daerah tersebut, tetapi ia disebut near monopoly karena di luar daerah tersebut juga ada
penjual sate yang sama. Pasar near monopoly biasanya bersifat lokal. Dengan demikian,
suatu perusahaan mungkin disebut monopoli murni untuk suatu daerah tertentu, dan mungkin
disebut near monopoly untuk beberapa daerah.
Secara umum perusahaan monopoli menyandang predikat buruk karena dikonotasikan
dengan perolehan keuntungan yang melebihi normal dan penawaran (supply) komoditas yang
lebih sedikit bagi masyarakat, meskipun dalam praktiknya tidak selalu demikian, sehingga
tidak pernah mencapai tingkat efisiensi.

9.2 CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI


 Pasar monopoli adalah industry yang terdiri dari satu perusahaan. Dengan demikian,
komoditas yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari tempat lain.
 Tidak mempunyai komoditas pengganti yang mirip (close substitute). Komoditas
yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak dapat digantikan oleh komoditas lain yang
ada dalam pasar.
 Tidak dimungkinkannya perusahaan-perusahaan lain masuk industry karena adanya
hambatan yang bersifat legal, undang-undang teknologi (teknologi yang digunakan
sangat canggih dan tidak mudah untuk dicontoh), modal yang besar.
 Perusahaan monopoli merupakan satu-satunya perusahaan di pasar yang menentukan
harga (price maker) atau (price setter).
 Promosi iklan kurang diperlukan karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya
perusahaan dalam industry.
9.3 HAMBATAN PERUSAHAAN MASUK PASAR
Ciri utama dari monopoli adalah tertutup pintu masuknya ke pasar (barries to entry)
sehingga pesaing tidak dapat masuk kepasar dan bersaing dengan penguasa pasar. Secara
konseptual terdapat beberapa jenis hambatan bagi perusahaan untuk memasuki pasar, antara
lain:
 Skala usaha ekonomis (economies of scale). Suatu jenis hambatan yang penting bagi
perusahaan baru untuk memasuki pasar adalah skala usaha yang ekonomis dari
perusahaan yang telah berada dalam pasar itu. Perusahaan yang memiliki skala usaha
ekonomis ditantai dengan kurva biaya rata-rata jangka panjang (LAC) yang menurun
sepanjang suatu range output yang besar, relatif terhadap permintaan untuk produk
yang dihasilkan itu. Dengan demikian perusahaan baru yang ingin memasuki pasar
jenis produk ini harus mendirikan pabrik atau fasilitas produksi yang tinggi sehingga
biaya produksi menjadi rendah. Jenis hambatan pada skala usaha ekonomis ini
menyebabkan tidak semua perusahaan dapat bebas memasuki pasar. Contohnya
industri yang memiliki derajat kekuatan pasar yang besar karena skala usaha
ekonomis adalah listrik, telepon, dll.
 Hambatan yang diciptakan oleh pemerintah. Pemberian lisensi terbatas merupakan
cara monopoli yang jelas diciptakan oleh pemerintah. Sebagai contoh: Pada tahun
1996 di Indonesia telah ramai diperbincangkan tentang pengembangan mobil nasional
dimana pemerintah hanya memberikan lisensi tunggal kepada PT. TIMOR PUTRA
NASIONAL untuk mengembangkan mobil merk TIMOR yang bekerjasama dengan
perusahaan otomotif Korea Selatan, KIA Motor. PT. TPN diberi keringanan bea
masuk impor selama 3 tahun sehingga mobil TIMOR dapat dijual dengan harga
murah sekitar Rp. 35 juta per unit mobil. Hambatan yang diciptakan oleh pemerintah
ini telah mengakibatkan banyak produsen mobil jepang mengeluh karena tidak
mampu bersaing.
 Hambatan dalam memperoleh input produksi. Salah satu kekuatan pasar yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pasar tertentu dapat diperoleh melalui pengendalian terhadap
input produksi beberapa bahan baku. Jika suatu perusahaan mengendalikan semua
bahan baku penting yang dipergunakan untuk memproduksi produk tertentu, maka
perusahaan lain yang ingin memasuki pasar produk tersebut itu akan sulit untuk
memperoleh bahan baku.
 Hambatan karena loyalitas merk. Kekuatan pasar suatu perusahaan dapat juga
diciptakan melalui loyalitas konsumen terhadap merk dari produk itu, sehingga
perusahaan baru mengalami kesulitan memasuki pasar karena sulit untuk bersaing
dengan produk yang telah disenangi oleh konsumen dalam pasar itu.

9.4 Memaksimumkan Laba Ekonomi melali Pengendalian Output

Manajer yang bekerja pada perusahaan yang beroperasi dalam pasar monopoli dapat
menentukan titik output maupun harga pada kurva permintaan pasar yang akan
memaksimumkan keuntungan ekonomisbagi perusahaan monopoli itu. Dalam praktek dapat
terjadi variasi pengambilan keputusan yang memaksimumkan keuntungan ekonomis bagi
perusahaan dalam pasar monopoli. Sebagai misal, ada perusahaan monopoli yang memilih
menetapkan harga terlebih dahulu dan kemudian membiarkan permintaan pasar yang
menentukan berapa banyak unit produk yang akan dijual.

Prinsip utama dalam memaksimumkan keuntungan bagi perusahaan yang beroperasi


pada semua bentuk pasar, termasuk pasar monopoli adalah beroperasi pada kondisi
keseimbangan penerimaan marjinal (MR) sama dengan biaya marginal (MC) , jadi beroperasi
pada titik keseimbangan perusahaan dimana MR = MC

Menentukan tingkat output optimum yang menyamakan penyamaan marginal dengan


biaya marginal, Dengan demikian perusahaan monopoli harus beroperasi pada titik
keseimbangan perusahaan dimana : MR = MC , maka penerimaan marjinal dapat di tentukan
sebagai berikut :

MR = f(Q) = (-a/b) + (2/b)Q

Selanjutnya apabila pendugaan fungsi biaya total :

TC = f(Q) , menggunakan model regresi kubik : TC = a + bQ + cQ2 + dQ3

Maka biaya marjinal dapat di tentukan sebagai berikut :

MC = TC/ Q= TVC/ Q = b + 2eQ + 3dQ3

9.5 Memaksimumkan Laba Ekonomi melali Pengendalian Input


Sebagaimana telah diketahui dalam konsep analisis produksi, tingkat output produksi
ditentukan oleh tingkat penggunaan input, sehingga pengendalian input dapat juga dilakukan
untuk memaksimumkan keuntungan ekonomis dalam pasar monopoli. Misalkan, apabila
fungsi produksi jangka pendek hanya menggunakan satu input variabel tenaga kerja, fungsi
produksi nya adalah : Q = f(L). Penentuan tingkat output Q yang memaksimumkan
keuntungan ekonomis dalam pasar monopoli dapat dilakukan melalui pengendalian input
tenaga kerja, karena input tenaga kerja (L) mempengaruhi tingkat output Q. dengan demikian
secara konseptual dapat dijelaskan sebagai berikut :

TR = R(Q), artinya penerimaan total tergantung pada tingkat output yang dijual di
pasar. Kemudia TC = C(Q), artinya biaya total produksi tergantung pada tingkat output yang
diproduksi. Dengan dmeikian keuntungan ekonomis dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :

Arinya tingkat keuntungan ekonomis tergantung tingkat ouput yang dijual di pasar. Jadi
dengan acuan rumus di atas, maka di dapat rumus sebagai berikut :

Keterangan :

- P = harga produk
- Q* = f(X1,X2, …., Xn)
- Xi = tingkat penggunaan input Xi
- Pi = harga dari input Xi (I = 1, 2, …, n)

9.6 Pasar Persaingan Monopolistik


Pasar Persaingan Monopolistik adalah suatu pasar dimana tedapat banyak produsen
yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Penjual pada pasar
monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memilki karakter
tersendiri yang membedakan dengan produk lainnya.  Contoh : shampoo, pasta gigi, dan lain-
lain. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut akan tetapi
stiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus misalnya
perbedaan aroma, perbedaan warna, aroma, kemasan dan lain-lain.
Pada pasar monopolisik produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga
walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli dan oligopoli.
Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas
dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek yang lain, dan tetap
memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Contohnya sepeda motor yang ada
di Indonesia, produk sepeda motor memang bersifat homogen, tetapi masing-masing
memiliki ciri khas sendiri. Sebutkan saja sepeda motor Honda dimana ciri khususnya adalah
irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang staabil dan
jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek memiliki pelanggan setia masing-masing.
Pada pasar persaingan Monopolistik harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak
penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak
masyarakat sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga
mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan yang berada dalam pasar
monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.
Ciri-ciri Pasar Persaingan monopolistik
1.      Terdapat Banyak Penjual
Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistik namun demikian ia
tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna.
2.      Barangnya Bersifat Berbeda Corak
Ciri ini sifat yang paling penting dalam membedakan antara pasar persaingan
monopolistik dan persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan, dalam persaingan
sempurna prodksi berbagai perusahaan adalah serupa. Oleh karenanya sukar untuk
membedakan yang mana yang merupakan produksi sesuatu perusahaan dan yang mana
pula produksi perusahaan lainnya. Produksi dalam pasar persaingan monopolistik
berbeda coraknya (diferentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan diantara
produksi suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya.
3.      Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga.
Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang tidak mempunyai
kekuasaan dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik
dapat mempengaruhi harga. Namun demikian, kekuasaan mempengaruhi harga relative
lebih kecil, kalau dibandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli, sehingga
perbedaan ini  menyebabkan pembeli semakin bersifat memilih.
4.      Kemasukan kedalam Industri Relatif Mudah.
Semua perusahaan dapat memasuki atau meninggalkan pasar ini tanpa hambatan apapun.
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha didalam pasar persaingan
monopolistik tidak akan banyak mengalami kesukaran. Tetapi dalam memasuki pasar
tidaklah semudah seperti dalam pasar persaingan sempurna.                
5.      Persaingan Promosi Penjualan sangat Aktif
Untuk mempengaruhi citarasa pembeli para pengusaha melakukan persaingan bukan
harga ( non-price competition), tetapi lebih mengarah pada mutu dan desain produk
melakukan kegiatan iklan yang terus menerus, meberikan syarat penjualan yang menarik
dan sebagaianya.
Diferensiasi Produksi
Setiap perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik akan berusaha untuk
memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus dan yang dapat dengan jelas
dibedakan dari produksi perusahaan-perusahaan lainnya. Maka dalam  pasar akan
terdapat berbagai barang yang dihasilkan suatu industri yang mempunyai corak, mutu,
desain, mode, dan merek yang berbeda-beda. Terdapatnya berbagai variasi dari suatu
jenis barang adalah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolistik yang tidak terdapat
dalam persaingan sempurna.
Promosi Penjualan Melalui Iklan
Didalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan mempersiapakan dan membuat
iklan adalahsuatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya.
Perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan untuk mencapai salah satu atau gabungan
dari tiga tujuan yang dinyatakan dibawah ini:
1.      Untuk memberikan informasi mengenai produk
2.      Untuk menekankan kualitas suatu produk secara persuasif
3.      Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen

Kebaikan, pandangan yang mendukung pengiklanan:


1.      Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam
menentukan jenis produk.
2.      Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu produk.
3.      Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi massa seperti radio, televisi, surat
kabar dan majalah.
4.      Iklan menaikkan kesempatan kerja.
Keburukan, pandangan yang mengkritik pengiklanan:
1.      Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan.
2.      Iklan tidak selalu memberikan informasi yang benar.
3.      Iklan bukan cara efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam perekonomian.
4.      Iklan dapat menjadi penghambat terhadap perusahaan baru yang masuk kedalam
industry.
Dari pernyataan diatas dapat dilihat penilaian tentang kebaikan dan keburukan iklan atau
sampai dimana iklan memberi sumbangan kepada masyarakat. Dengan demikian, untuk
menghindari keburukan iklan diperlukan untuk memaksimumkan efek positif dari
pengiklanan diantaranya melalui:   
  Iklan harus memberikan keterangan yang benar dan jujur mengenai produk yang
dipromosikannya.
  Diperlukan untuk membuat peraturan yang bertujuan mengawasi perusahaan dalam
membuat iklan
Kegiatan pengiklanan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menjadi penghambat bagi
perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar tersebut.
Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik
Ciri-ciri persaingan monopolistik seperti yang diterangkan dalam bagian sebelumnya
menimbulkan pengaruh yang cukup penting keatas corak yang dihadapi oleh perusahaan
dalam persaingan monopolistik. Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam
persaingan monopolistik adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli, tetapi elastisnya
tidak sampai mencapai elastis sempurna. Maka pada hakikatnya kurva permintaan keatas
barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah bersifat menurun secara
sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam). Oleh karena kurva
permintaan dalam persaingan monopolistik tidak bersifat elastis sempurna.

Keseimbangan Jangka Pendek


Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit dan akibatnya
kurva MR tidak berimpit dengn kurva permintaan, keseimbangan yang dicapai suatu
perusahaan dalam persaingan pasar monopolistik adalah sama dengan didalam monopoli.
Bedanya, didalam monopoli yang dihadapi adalah permintaan dari seluruh pasar,
sedangkan dalam persaingan monopolistik permintaan yang dihadapi perusahaan adalah
sebagian dari keseluruhan permintaan pasar.
Dua keadaan perusahaan monopolistik ditujukan dalam gambar diatas. Yang
ditunjukkan dalam gambar (a) adalah keadaan dimana perusahaan memperoleh keuntungan.
Keuntungan yang maksimum akan diperoleh apabila perusahaan memproduksi pada tingkat
dimana keadaan  MC=MR tercapai. Maka keuntungan maksimum tercapai apabila jumlah
produksi adalah Q dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah P. Segi empat PABC
menunjukkan jumlah keuntungan mkasimum yang dinikmati perusahaan monopolistik.
Dalam gambar (b) yang ditunjukkan adalah keadaan dimana perusahaan mengalami kerugian.
Kerugian akan dapat diminimumkan apabila keadaan MC=MR tercapai, ini berarti
perusahaan harus mencapai tingkat produksi sebanyak Q. Pada tingkat produksi ini harga
mencapai P. Besarnya kerugian yang diderita digambarkan oleh kotak PABC.

Keseimbangan Jangka Panjang


Keuntungan lebih dari normal yang ditunjukkan dalam gambar diatas (a) akan
menarik perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Dalam
persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan kepada perusahaan-perusahaan baru. Maka
keuntungan yang melebihi normalakan menyebabkan pertambahan dalam jumlah perusahaan
dipasar. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang semakin
sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan menggeser
kurva permintaan DD (dan tentunya juga kurva hasil penjualan marginal MR) ke sebelah kiri,
yaitu seperti yang ditunjukkan oleh anak panah dalam gambar diatas (a). Kemasukan
perusahaaan baru dan perpindahan kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung
sehingga perusahaaan hanya mendapat keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti
halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan  sempurna, dalam persaingan
monopolistik setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal didalam jangka panjang.

Kelebihan Dan Kelemahan Pasar Monopolistik


Adapun kelebihan dan kelemahan dari pasar monopolistik adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
a.       Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat
memilih produk yang terbaik baginya.
b.      Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan
inovasi dalam menghasilkan produknya.
c.       Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk
yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang
dipilihnya.
d.      Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-
hari tersedia dalam pasar monopolistik.
Kelemahan:
a.       Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga,
kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan
pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
b.      Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena
pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
c.       Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan
biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh
konsumen

9.7 Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik


1.      Terdapat Banyak Penjual
Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistik namun demikian ia
tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna.
2.      Barangnya Bersifat Berbeda Corak
Ciri ini sifat yang paling penting dalam membedakan antara pasar persaingan
monopolistik dan persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan, dalam persaingan
sempurna prodksi berbagai perusahaan adalah serupa. Oleh karenanya sukar untuk
membedakan yang mana yang merupakan produksi sesuatu perusahaan dan yang mana
pula produksi perusahaan lainnya. Produksi dalam pasar persaingan monopolistik
berbeda coraknya (diferentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan diantara
produksi suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya.
3.      Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga.
Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang tidak mempunyai
kekuasaan dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik
dapat mempengaruhi harga. Namun demikian, kekuasaan mempengaruhi harga relative
lebih kecil, kalau dibandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli, sehingga
perbedaan ini  menyebabkan pembeli semakin bersifat memilih.
4.      Kemasukan kedalam Industri Relatif Mudah.
Semua perusahaan dapat memasuki atau meninggalkan pasar ini tanpa hambatan apapun.
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha didalam pasar persaingan
monopolistik tidak akan banyak mengalami kesukaran. Tetapi dalam memasuki pasar
tidaklah semudah seperti dalam pasar persaingan sempurna.                
5.      Persaingan Promosi Penjualan sangat Aktif
Untuk mempengaruhi citarasa pembeli para pengusaha melakukan persaingan bukan
harga ( non-price competition), tetapi lebih mengarah pada mutu dan desain produk
melakukan kegiatan iklan yang terus menerus, meberikan syarat penjualan yang menarik
dan sebagaianya

9.8 Memaksimumkan Keuntungan Ekonomis dalam Pasar Persaingan Monopolistik


Karena perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistic menjual produk
diferensiasi, kurva permintaan dari perusahaan memiliki slope negatif dan mengambil bentuk
hampir serupa dengan kurva permintaan dari perusahaan dalam pasar monopoli.Namun
karena output dari masing-masing perusahaan itu relaif kecil dibandingkan terhadap kuantitas
output total yang di jual dalam persaingan monopolistik, maka diasumsikan bahwa keputusan
manajerial yang berkaitan dengan output produksi dan harga jual dilakukan secara bebas oleh
masing-masing perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik itu. Setiap perusahaan yang
beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik akan memaksimumkan keuntungan melalui
menentukan harga jual, P, dan output yang ditawarkan, Q, pada kondisi keseimbangan
perusahaan di mana : MR = MC.

9.9 Keputusan Iklan Optimal


Di dalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan mempersiapakan dan membuat
iklan adalahsuatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya.
Perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan untuk mencapai salah satu atau gabungan dari
tiga tujuan yang dinyatakan dibawah ini:
1.      Untuk memberikan informasi mengenai produk
2.      Untuk menekankan kualitas suatu produk secara persuasif
3.      Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen

Kebaikan, pandangan yang mendukung pengiklanan:


1.      Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam
menentukan jenis produk.
2.      Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu produk.
3.   Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi massa seperti radio, televisi, surat
kabar dan majalah.
4.      Iklan menaikkan kesempatan kerja.
Keburukan, pandangan yang mengkritik pengiklanan:
1.      Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan.
2.      Iklan tidak selalu memberikan informasi yang benar.
3.  Iklan bukan cara efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam perekonomian.
4.      Iklan dapat menjadi penghambat terhadap perusahaan baru yang masuk ke dalam
industri.
Dari pernyataan diatas dapat dilihat penilaian tentang kebaikan dan keburukan iklan atau
sampai dimana iklan memberi sumbangan kepada masyarakat. Dengan demikian, untuk
menghindari keburukan iklan diperlukan untuk memaksimumkan efek positif dari
pengiklanan diantaranya melalui:   
  Iklan harus memberikan keterangan yang benar dan jujur mengenai produk yang
dipromosikannya.
  Diperlukan untuk membuat peraturan yang bertujuan mengawasi perusahaan dalam
membuat iklan
Kegiatan pengiklanan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menjadi penghambat bagi
perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar tersebut.

Materi Pertemuan 10
A. Pasar Oligopoli

10.1 Pengertian

Pasar Oligopoli berasal dari kata ‘olio’ yang memiliki arti beberapa dan poli yang
memiliki arti penjual. Jadi pasar oligopoly merupakan suatu pasar yang terdiri dari beberapa
penjual . Dalam Pasar Oligopoli ini,tiap penjual yang terlibat di dalamnya memiliki
keterkaitan satu sama lain. Ciri keterkaitan tersebut,akan sangat terlihat dalam kenijakan
penetapan harga, Bila suatu perusahaan telah menetapkan untuk menurunkan harga
produknya,maka perusahaan lain pasti akan mengikuti kebijakan tersebut. Dan tiap
perusahaan memiliki kecenderungan untuk menetapkan kebijakannya sendiri,dan tiap
kebijakan baru yang dibuat oleh suatu perusahaan tertentu akan langsung direspon oleh
perusahaan lainnya. Adapun contoh dari pasar oligopoly di antaranya ; perusahaan industry
handphone,perusahaan industri sepeda motor,perusahaan industri sabun mandi,dll.

10.2 Ciri – ciri Pasar Oligoli

Adapun ciri – ciri pasar oligopoli di antaranya ;

1. Perusahaan di pasar oligoli menghasilkan barang standar dengan corak yang beragam

2. Promosi melalui iklan dilakukan secara terus menerus

3. Hanya terdapat sedikit penjual,biasanya 3 sampai 10 penjual yang menjual barang


substitusi.

4. Terdapat rintangan sehingga pasar sulit dimasuki

5. Keputusan harga yang diambil oleh perusahaan harus dipertimbangkan perusahaan


lain.

10.3 Perusahaan Oligopoli yang Berperilaku Non-kooperatif


Perusahaan yang berpeilaku non-kooperatif yang dimaksud disini , adalah suatu bagian
dari perilaku strategis yang bertujuan untuk mempengaruhi lingkungan pasar di mana mereka
bersaing. Perilaku non-kooperatif untuk meningkatkan laba perusahaan dengan
mengorbankan pesaing. Dalam perusahaan oligopoli yang berperilaku Non kooperatif.
Perusahaan ini tidak mengakomodasi perubahan-perubahan harga dari perusahaan lain,
dengan demikian diantara perusahaan-perusahaan oligopoli yang berperilaku non kooperatif
itu saling terjadi persaingan antara perusahaan yang satu dengan lainnya. Contoh apabila
pesaing yang satu meningkatkan harga jual produk, perusahaan yang lain akan
mempertahankan harga jual produk sejenis, agar dapat meningkatkan penjualan terhadap
produk itu dalam pasar oligopoli. Selain itu perusahaan oligopoli yang berperilaku non
kooperatif berkompetisi tidak hanya dalam harga jual produk, akan tetapi juga dalam faktor-
faktor bukan harga, seperti promosi melalui iklan, kualitas produk, saluran distribusi
pemasaran, pelayanan purna jual dan lain-lain. Dalam pasar oligopoli, dimana perusahaan
perusahaan yang saling berkompetisi atau berperilaku non kooperatif, dimana bentuk kurva
permintaan pasar oligopoli akan sulit digambarkan secara tepat. Hal ini disebabkan apabila
suatu perusahaan oligopoli ingin merubah harga itu dengan mengubah kebijaksanaan harga
yang menguntungkan perusahaan pesaing itu. Dengan demikian suatu perusahaan oligopoli
tidak pernah mengetahui secara tepat bagaimana perusahaan pesaing akan bereaksi, sehingga
menyebabkan manajer yang bekerja pada perusahaan oligopoli yang berperilaku non
kooperatif hanya dapat menduga kurva permintaan dan penerimaan marjinal dari perusahaan
sendiri melalui pengumpulan data permintaan produk.

10.4 Perusahaan – perusahaan Oligopoli yang Berperilaku Kooperatif

Perusahaan – perusahaan oligopoli yang memproduksi produk homogen murni atau


produk diferensiasi yang berperilaku kooperatif pada umunya membentuk kartel untuk
mengendalikan pasar melalui pengaturan output produksi dan penetapan harga secara
bersama – sama agar memaksimumkan keuntungan ekonomis dari kartel. Kartel merupakan
suatu kelompok perusahaan yang bertujuan membatasi atau mengurangi kekuatan kempetisi
dalam suatu pasar. Kartel dapat di berbentuk kolusi terbuka seperti asosiasi dari Negara –
Negara pengekspor minyak yang membentuk OPEC (Organization of Petrileum Exporting
Countries) atau berbentuk kolusi rahasia di antara perusahaan – perusahaan oligopoly itu.
Bagaimanapun juga kartel yang berbentuk kolusi rahasia di antara anggota – anggotanya
sangat sulit dibuktikan karena hanya diketahui secara implisit dari perilaku mereka dalam
pasar oligopoly, sehingga kita tidak akan membahas perilaku dari kelompok ini dalam pasar
oligopoly.

Kartel terbuka merupakan suatu kelompok perusahaan yang memproduksi produk,


umumnya homogen, meskipun dapat berupa produk diferensiasi yang memiliki manajemen
terpusat (seperti Sekretariat Jenderal OPEC) yang disepakati bersama dan berfungsi untuk
menentukan harga kartel yang sama, selanjutnya berdasarkan harga itu baru ditentukan output
kartel yang harus di produksi menggunakan prinsip keseimbangan kartel yang
memaksimumkan keuntungan kartel dimana : MR = MCC , disini MR adalah penerimaan
marjinal sedangkan MCc adalah biaya marjinal kartel.

10.5 Strategi Memaksimumkan Keuntungan dari Perusahaan yang Memiliki Banyak


Pabrik

Pembahasan pada topik – topik terdahulu lebih banyak dilakukan pada perusahaan
yang hanya memiliki satu pabrik yang memproduksi satu jenis produk untuk dijual dalam
satu jenis pasar. Pembahasan tiga topik berikut akan mengemukakan perusahaan yang
memiliki banyak pabrik (multiple plants)n yang memproduksi banyak produk untuk dijual di
banyak pasar. Dalam pembahasan ini akan dibatasi hanya pada perusahaan – perusahaan
yang memiliki kekuatan pasar. Sehingga konsep – konsep yang dikemukakan berikut akan
berlaku bagi perusahaan – perusahaan yang berada dalam stuktur pasar : persaingan
monopolistic, oligopoly, monopoli.

Perusahaan yang memiliki kekuatan pasar sering memproduksi output pada lebih dari
satu pabrik. Dalam situasi ini mungkin saja setiap pabrik memiliki kondisi biaya yang
berbeda. Sebagai contoh akan dikemukakan perusahaan – perusahaan ban kelas dunia yang
memiliki banyak pabrik yang tersebar di berbagai wilayah seperti di tunjukan pada table di
bawah ini :
Distribusi Pabrik dari Beberapa Perusahaan Ban Kelas Dunia, 1993

Perusahaan Wilayah Distribusi Pabrik Total

Asia Afrika dan Eropa Amerika Australia Amerika


Timur Latin Utara
Tengah

Michelin 4 2 30 3 0 13 52

Bridgestone 11 2 5 5 2 9 34

Goodyear 9 3 7 10 4 12 45

Yokohama 8 0 0 0 0 2 10

Sumitomo 5 0 8 0 0 2 15

Continental 1 2 12 1 0 5 21

Pirelli 0 3 8 6 0 2 19

Beberapa langkah yang dapat diikuti apabila perusahaan memiliki banyak pabrik,
memproduksi satu jenis barang untuk di jual dalam satu jenis pasar, yang ingin
memaksimumkan keuntungan ekonomis adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pendugaan fungsi permintaan dari produk Q = f(P), menemukan fungsi


permintaan invers P = f1(Q), dan menentukan penerimaan marjinal dari penjualan
produk tersebut , MR = f(Q). Fungsi permintaan dapat diduga dengan menggunakan
model yang sesuai apakah mdoel regresi linear atau regresi non linear.
2. Mencari Informasi tentang biaya marjinal dari masing – masing pabrik (MC 1 ; I =
1,2,3…n).
3. Menentukan fungsi output total dari seluruh pabrik dengan melakukan penjumlahan
dari semua fungsi biaya marjinal invers, sebagai berikut :
QT = ∑ {Qi = f1(MCi) }
= {Qi = f1(MCi) } + {Q2 = f1(MC2) }….. + {Qn = f1(MCn) }

Dengan demikian akan terbentuk fungsi output total yang tergantung pada biaya
marginal total seperti : QT = f(MCT).
4. Menentukan titik keseimbangan yang memaksimumkan keuntungan ekonomis dari
perusahaan yang memiliki banyak pabrik, melalui menetapkan kondisi di mana
penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal total, MR = MCT..
5. Agar meminimumkan biaya total untuk memproduksi output total sebesar QT,
alokasikan rencana produksi output total itu pada n buah pabrik sedemikian rupa
sehingga biaya marjinal dari unit output terakhir yang diproduksi dalam measing –
masing pabrik itu sama melalui :
MC1 = f(Qi) = MCT ; MC2 = f(Q2) = MCT ; …………; MCn = f(Qn) = MCT
6. Sebelum rencana utnuk memproduksi output total QT dilaksanakan perlu diperiksa
atura – aturan berikut :
a. Jika P > ATCT, tetapkan produksi total sebesar output total Q T dan alokasikan
produksi total itu pada n buah sesuai konsep di atas, untuk itu perusahaan yang
memiliki banyak pabrik akan memperoleh keuntungan ekonomis.
b. Jika AVCT < P < ATCT, tetapkan produksi total sebesar output toal Q T, dan
alokasikan produksi total itu pada n buah pabrik sesuai konsep di atas, untuk itu
perusahaan akan meminimumkan kerugian ekonomis dengan nilai yang lebih
kecil daripada biaya tetap total dari seluruh pabrik (TFCT)
c. Jika P < AVCT, manajer harus menghentikan produksi atau menutup usaha, dan
untuk itu perusahaan akan menderita kerugian ekonomis sebesar biaya tetap total
dari semua pabrik (π = -TFCT). Nilai biaya total rata – rata maupun biaya variabel
rata – rata dari semua pabrik ditentukan sebagai berikut :
TCT = TC1 + TC2 + … + TCn
TVCT = TVC1 + TVC2 + … + TVCn
ATCT = TCT/QT dan AVCT = TVCT/QT
7. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki banyak pabrik
sebagai berikut :
π = TR – TCT = (P x QT) – (TC1 + TC2 + … + TCn)

10.6 Strategi Memaksimumkan Keuntungan dari Perusahaan yang


Memproduksi Banyak Produk (Multiproduct Firms)
Strategi ini ditujukan bagi perusahaan yang memproduksi banyak produk yang
bersifat komplementer dalam proses produksi. Ada beberapa langkah yang dapat diikuti
apabila suatu perusahaan memproduksi jenis produk yang komplementer dalam proses
produksi dari suatu pabrik untuk dijual dalam satu jenis pasar, ingin memaksimumkan
keuntungan ekonomis. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Melakukan pendugaan fungsi permintaan dari masing-masing produk Q i = f(Pi),
menemukan fungsi permintaan invers Pi = f-1(Q), dan menentukan penerimaan
marjinal dari penjualan produk itu, MRi = f(Qi), di mana I = 1, 2, 3, …, n. Fungsi
permintaan dapat diduga menggunakan model yang sesuai apakah model regresi
linear atau regresi non-linear.
2. Mencari informasi tentang biaya marjinal dari produksi produk-produk
komplemen itu (MC). Sebagaimana telah dibahas dalam konsep analisis biaya,
informasi ini dapat diperoleh dengan melakukan pendugaan fungsi biaya jangka
pendek dari proses produksi bersama. Makan akan memperoleh fungsi biaya
marjinal sebagai berikut : MC = f(Q).
3. Menentukan titik keseimbangan yang memaksimumkan keuntungan ekonomis
dari perusahaan yang memproduksi produk-produk komplementer itu dengan cara
menetapkan kondisi di mana penerimaan marjinal total sama dengan biaya
marjinal, MRT = MC.
4. Memeriksa aturan-aturan yang berlaku, sebagai berikut :
a) Jika penerimaan marjinal dari masing-masing produk (MR i) pada tingkat
output produk yang memaksimumkan keuntungan itu bernilai positif, tentukan
output produksi untuk produk itu sebesar Q i = Q, yang merupakan kuantitas
yang berada pada titik keseimbangan perusahaan, di mana MRT = MC.
b) Jika terdapat nilai penerimaan marjinal (MR) dari satu atau lebih produk yang
negative, tetapkan nilai MR = 0 untuk penerimaan marjinal yang bernilai
negative itu, kemudian lakukan perhitungan kembali output produksi dari
produk itu. Kuantitas output dari masing-masing produk yang diproduksi harus
menghasilkan nilai penerimaan marjinal (MR) yang positif. Selanjutnya output
dari produk yang lain dihitung kembali pada keadaan MRT = MC, di sini MRT
adalah penerimaan marjinal total dari jenis produk yang memiliki marjinal
positif.
5. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memproduksi n jenis
produk komplementer dalam produksi, sebagai berikut :
10.7 Strategi Memaksimumkan Keuntungan dari Perusahaan yang Memiliki
Banyak Pasar (Multimarket Firms)
Perusahaan yang memiliki banyak pasar pada umumnya melakukan praktek
diskriminasi harga, di mana perusahaan menetapkan harga jual berbeda untuk produk
serupa yang dijual pada kelompok konsumen yang berbeda. Ada beberapa langkah yang
dapat diikuti apabila perusahaan yang memiliki satu pabrik dan memproduksi satu jenis
produk untuk dijual dalam n buah pasar, ingin memaksimumkan keuntungan ekonomis.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Melakukan pendugaan fungsi permintaan produk dari masing-masing pasar, yaitu
: Qi = f(Pi), menemukan fungsi permintaan inver yaitu : Pi = f-1(Qi) dan
menentukan penerimaan marjinal yang diperoleh dari masing-masing pasar itu,
MRi = f(Qi), di mana I = 1, 2, 3 ..n. Selanjutnya dari setiap fungsi penerimaan
marjinal (MRi) ditentukan fungsi penerimaan marjinal invers, sebagai berikut : Qi
= f-1(MRi), di mana I = 1, 2, 3, ..n. Fungsi permintaan dapat diduga menggunakan
model yang sesuai apakah model regresi linear atau regresi non linier.
2. Menentukan fungsi penerimaan marjinal total dari seluruh pasar yang ada dengan
cara melakukan penjumlahan dari semua fungsi penerimaan marjinal invers,
sebagai berikut :

Dengan demikian akan terbentuk fungsi output total yang tergantung pada
penerimaan marjinal total, sebagai berikut : Q T = f(MRT). dalam hal ini
diperlukan suatu proses penjumlahan horizontal yang mensyaratkan MR1 = MR2
= …. = MRn = MRT. selanjutnya ditentukan fungsi penerimaan marjinal total
melalui penentuan fungsi output total invers, sebagai berikut : MRT = f-1(QT).

3. Mencari informasi tentang biaya marjinal dari proses produksi (MC).


Sebagaimana telah dibahas dalam konsep analisis biaya, informasi ini dapat
diperoleh melalui pendugaan fungsi biaya jangka pendek dari pabrik. Dengan
demikian akan diperoleh fungsi biaya marjinal dari pabrik, sebagai berikut : MC
= f(Q), di mana MC adalah biaya marjinal sedangkan Q adalah output produksi.
4. Menentukan titik keseimbangan yang memaksimumkan keuntungan ekonomis
dari perusahaan yang memiliki banyak pasar, melalui penerapan kondisi di mana
penerimaan marjinal total sama dengan biaya marjinal, MRT = MC. Dari titik
keseimbangan ini akan diperoleh nilai output total QT.
5. Agar memaksimumkan penerimaan dalam penjualan output total sebesar QT,
alokasikan output total itu pada n buah pasar sedemikian rupa sehingga
penerimaan marjinal dari unit output terakhir yang dijual dalam masing-masing
pasar itu sama, melalu solusi berikut :
MR1 = fQ1) = MRT ; MR2 = f(Q2) = MRT ; ……. ; MRn = f(Qn) = MRT
Dengan demikian kondisi yang memaksimumkan penerimaan untuk penjualan
output total sebesar QT adalah melalui alokasi penjualan pada n buah pasar
sedemikian rupa agar : MR1 = MR2 = …. = MRn
6. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki n buah pasar,
sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA

 Vincent Gaspersz.1994.Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta :


Gramedia Pustaka Utama
 Gaspersz. Vincent. 2005. Ekonomi Manajerial (Pembuatan Keputusan Bisnis).
Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai