Anda di halaman 1dari 4

a.

       Identitas
Sekitar 50% dari populasi terkena penyakit ini setiap waktu, kedua gender kurang lebih
mengalami kondisi kemunculan yang tinggi pada usia 45 sampai dengan 65 tahun (Masriadi,
2016, p. 300).
b.      Status kesehatan saat ini
1)      Keluhan Utama
Klien mengeluh konstipasi, perdarahan pada anus, dan merasa ada benjolan disekitar anus
(Mutaqqin & Sari, 2013, p. 692).
2)      Alasan Masuk Rumah Sakit
Penderita hemoroid biasanya mengeluhkan nyeri, perdarahan pada anus dan merasa ada benjolan
disekitar anus, sulit buang air besar (Mutaqqin & Sari, 2013, p. 692).
3)      Riwayat penyakit sekarang
Pada penderita hemoroid terasa adanya tonjolan pada anus terkadang merasa nyeri dan gatal
pada daerah anus.Selain itu terkadang klien dating ker RS dengan keluan adanya perdaraan saat
BAB (Mutaqqin & Sari, 2013, p. 692).
c.       Riwayat kesehatan terdahulu
1)      Riwayat Penyakit Sebelumnya
Biasanya pada pasien ada riwayat hemoroid atau wasir, dan riwayat diet rendah serat, pasien
sering duduk berjam-jam, dan riwayat kesulitan dalam buang air besar (Kasron & Susilowati,
2018, p. 405).
2)      Riwayat penyakit keluarga
Perlu menanyakan kepada keluarga apakah anggota keluarga ada yang pernah menderita
hemoroid (Mutaqqin & Sari, 2013, p. 692).
3)      Riwayat pengobatan
Ditolong dengan tindakan local sederhana disertai dengan nasihat tentang pentingnya konsumsi
makanan yang tinggi serat (Mutaqqin & Sari, 2013, p. 692).
d.      Pemeriksaan Fisik
1)      Keadaan umum
a)      Kesadaran
Biasanya pasien pucat dan lemas karena perdarahan yang menyebabkan anemia atau pasien
mengalami gelisah karena menahan sakit, serta kesadaran composmentis (Mutaqqin & Sari,
2013, p. 693).
b)      Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital bisanya normal atau bisa didapatkan perubahan seperti takikardi, peningkatan
pernapasan (Mutaqqin & Sari, 2013, p. 692).
2)   Body System
a)      Sistem pernafasan
Pada pasien hemoroid biasanya normal tidak ada kelainan didaerah dada, ekspansi dada
seimbang, tidak ada suara tambahan pada paru.Tetapi juga bisa di didapatkan peningkatan
pernapasan (Mutaqqin & Sari, 2013, p. 692).
b)      Sistem kardiovaskuler
Pada pasien hemoroid bisanya normal tetapi bisa juga ditemukan peningkatan denyut nadi, akral
dingin (Mutaqqin & Sari, 2013, p. 691).
c)      Sistem persarafan
BI ( Olfaktorius) : pada pasien hemoroid tidak ada gangguan pada syaraf penciuman atau
syaraf olfaktorius.
BII (Optikus) : pada pasien hemoroid tidak ada gangguan pada syaraf penglihatan.
BIII (Okulomotius) : pada pasien hemodoid klien masih bisa menggerakkan otot mata.
BIV (Troklearis) : pasien hemoroid masih bisa menggerakkan beberapa otot mata, dan tidak
ditemukan gangguan.
BV (Trigeminus) : pasien hemoroid masih bisa menggerakkan rahang dan masih bisa
menerima rangsangan di wajah.
BVI (Abdusen): pasien hemoroid masih bisa melakukan abdusen mata dan tidak ada gangguan
pada saraf abdusen.
BVII (Fasialis) : pada pasien hemoroid masih bisa menerima rangsangan di bagian anterior lidah
dan merasakan rasa, dan masih bisa mengedalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah.
BVIII (Auditorius) : pasien hemoroid masih bisa mengendalikan keseimbangan, dan menerima
rangsaan pendengaran.
BIX (Glosofaringeus) : pasien hemoroid masih bisa menerima rangsangan posterior lidah dan
masih bisa merasakan sensasi rasa.
BX (Vagus) : pada pasien hemoroid tidak ada ganguan pada syaraf vagus.
BXI (Aksesoirus) : pada pasien hemoroid klien masih bisa menggerakkan kepala dan tidak
ada gangguan pada saraf aksesorius.
BXII (Hipoglosus) : pada pasien hemoroid pergerakan lidah klien normal (Masriadi, 2016, p.
302).
d)     Sistem perkemihan
Pada pasien hemoroid biasanya system perkemihan normal dan tidak ada gangguan (Mutaqqin &
Sari, 2013, p. 691).
e)      Sistem pencernaan
Pada pasien hemoroid bisa ditemukan distensi abdomen diakarenakan pasien sulit BAB,
konstipasi, adanya benjolan pada anus dan adanya ulserasi serta ada darah saat BAB, feses
keras, adanya pembengkakan vena hemoroidalis. Pemeriksaan colok dubur hemoroid interna
tidak adapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi, dan biasanay tidak nyeri
(Mutaqqin & Sari, 2013, p. 692).
f)       Sistem integument
Pada pasien hemoroid biasanya terjadi anemia karena adanya perdarahan pada anus, pasien pucat
dan akral hangat dan CRT lebih dari 3 detik (Mutaqqin & Sari, 2013, p. 694).
g)      Sistem musculoskeletal
pada pasien hemoroid biasanya pasien tidak ada kelaianan reflek patella kekuatan otot 4-5
(Mutaqqin & Sari, 2013, p. 694).
h)      Sistem endokrin
Pada pasien hemoroid tidak ada gangguan pada system endokrin (Mutaqqin & Sari, 2013, p.
693).
i) Sistem reproduksi
Pada pasien penderita hemoroid tidak ada gangguan pada system reproduksi (Mutaqqin & Sari,
2013, p. 693).
j) Sistem penginderaan
Pada pasien hemoroid tidak ada ganguan pada system pengeindraan dan cenderung normal,
kecuali pasien hemoroid yang lansia. Karena lansia mengalami penuruna fungsi pengindraanya
terkait dengan proses degenerative (Mutaqqin & Sari, 2013, p. 693).
k) Sistem imun
Pada pasien dengan hemoroid tidak ditemukan penuruan system kekebalan tubuh (Mutaqqin &
Sari, 2013, p. 693).

Referensi
Mutaqqin & Sari. (2013). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai