Anda di halaman 1dari 17

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. S 49 TAHUN


DENGAN SARKOMA OVARIUM RESIDIF DI RSPAU HARDJOLUKITO

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Medikal Bedah

Disusun Oleh :

ANGGA ANTONI PRADANA


203203008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XV


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. S 49 TAHUN


DENGAN SARKOMA OVARIUM RESIDIF DI RSPAU HARDJOLUKITO

Disusun Oleh :

ANGGA ANTONI PRADANA


203203008

Telah disetujui pada


Hari :
tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. S 49 TAHUN
DENGAN SARKOMA OVARIUM RESIDIF DI RSPAU HARDJOLUKITO

Nama Mahasiswa : Angga Antoni Pradana


Tempat Praktik : Ruang Merak
Tanggal Praktik : 28 Desember 2020- 16 Januari 2021
Tanggal Pengkajian : 14 Januari 2021
Jam Pengkajian : 09.00 WIB
Sumber data : Primer dan Sekunder

Kasus
Dalam kasus ini terdapat satu kasus sarkoma ovarium jenis fibrosarkoma yang
dirawat di Ruang Kandungan, Departemen Obstetri Ginekologi,RSUD Dr. Soetomo
pada bulan November 2008. Pada kasus fibrosarkoma ovarium yang diderita oleh
pasien (Ny. Suti/ 49 tahun)
PENGKAJIAN

Nama : Ny. S
Usia : 49 Tahun
Dx. Medis : Sarkoma Ovarium Residif
Keluhan Utama :
- Pasien mengeluh mual dan muntah setelah di kemoterapi
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien terdiagnosa Ca Ovarium dari sejak tahun 2007. Pasien masuk rumah sakit
pada tahun 2008 untuk dilakukan operasi di RS Baptis. Keadaan umum
baik,kesadaran composmentis. Pasien mengeluh mual muntah setelah menjalani
kemoterapi. Selama sakit pasien mengatakan mengalami penurunan berat badan
secara drastis. Pasien dapat beraktifitas secara mandiri.
Riwayat Kesehatan lalu :
Operasi terhadap tumor ganas ovarium ini telah dilakukan di RS Baptis Kediri pada
tahun 2007, tetapi kemudian terjadi rekurensi. Tetapi patut menjadi pertanyaan pula
apakah operasi di RS Baptis dilakukan dengan atomical view yang adekuat karena
dari hasil laporan operasi dilaporkan bahwa ureter sulit di-identifikasi.
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
yang sama dengan pasien.
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis : E4V5M6
Kenyamanan dan Keamanan : PQRST
P : pada saat pasien bergerak dan terlalu lama berdiri
Q : seperti di tekan-tekan dan ditusuk-tusuk
R : pada area perut
S:5
T : hilang-timbul
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
TD : 130/70 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,9
RR : 26 x/menit
Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala dan Rambut
Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada lesi. Penyebaran rambut
tidak merata, berwarna hitam dan putih (uban), rambut mudah patah, tidak
bercabang, dan tidak ada kelainan
2. Mata
Mata lengkap, simetris kanan dan kiri, kornea mata jernih kanan dan kiri.
Konjuntiva anemis dan sklera tidak ikterik Kelopak mata/palepebra tidak ada
pembengkakan. Adanya reflek cahaya pada pupil dan bentuk isokor kanan dan
kiri, iris kanan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan.
3. Hidung
Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum nasal ditengah, lubang
hidung bersih, tidak ada secret, tulang hidung dan septum nasi tidak ada
pembengkakan dan tidak adapolip.
4. Mulut dan Lidah
Keadaan mukosa bibir kering danpucat. Tonsil ukuran normaluvula letak
simetris ditengah
5. Telinga
Bentuk telinga sedang, simetris kanan dan kiri. Lubang telinga bersih, tidak
ada serumen berlebih, pendengaran berfungsi dengan baik
6. Leher
Kelenjar getah bening tidakteraba, kelenjar tiroid tidakteraba, posisi trakhea
letakditengah dan tidak ada kelainan
Pemeriksaan Thorax dan Sistem Pernafasan
Pasien terlihat sesak, tidak ada batuk dan secret. Bentuk dadasimetris,
irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada pernafasan cuping hidung,
otot bantu pernafasan, vocal permitus dan ekspansi paru anterior dan posterior
dada normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas vesikuler.
Pemeriksaan Jantung
Pada pemeriksaan inspeksi CRT <2 detik tidak ada sianosis. Pada
pemeriksaan palpasi iktus kordisteraba hangat. Perkusi batas jantung : Basic
jantung berada diICS II dari lateral ke media linea, para sterna sinistra, tidak
melebar, Pinggang jantung berada di ICSIII dari linea para sterna kiri, tidak
melebar, Apeks jantung berada diICS V dari linea midclavikula sinistra, tidak
melebar. Pemeriksaan auskultasi : bunyijantung I saat auskultasi terdengar
bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung II : saat auskultasi terdengar
bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi
jantung tambahan, dan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen bulat dan asites, terdapat massa pada perut,
dan tampak bayangan pembuluh darah pada abdomen, tidak ada luka
operasi .Auskultasi : peristaltic 25x/menit. Palpasi : Tegang nyeri tekan,
massa, Hepar Lien tidak ada kelainan, Ginjal tidak ada nyeri tekan, tidak ada
asietas.
Pemeriksaan Neurologis
Memory Panjang, perhatian dapat mengulang, bahasa baik, kongnisi baik, orientasi
orang, saraf sensori nyeri tusuk. Tingkat kesadaran composmentis. Tanda rangsangan
otak (meningeal sign) :
1. N I (olfaktorius) : penciuman baik, bisa membedakan bau-Memory Panjang,
perhatian dapat mengulang, bahasa baik, kongnisibaik, orientasi orang, saraf
sensori nyeri tusuk. Tingkat kesadaran compos mentis. Tanda rangsangan otak
(meningeal sign).
2. N II (optikus) : jarak pandangbaik
3. NIII (okulomotorius) : adanya reflek rangsangan pada pupil
4. N IV (troklearis) : bisa menggerakkan bola mata ke atas dan ke bawah
5. N V (trigeminus) : tidak ada kesulitan mengunyah
6. N VI (abdusen) : bisa menggerakan bola mata ke kanan dan ke kiri
7. NVII (facialis) : pengecapan terhadap rasa-rasa baik
8. NVIII(vestibulotroklearis) : pendengaran baik
9. NIX (glosofaringeus): tidak ada nyeri telan
10. N X (vagus) : bisa mengucap “ah” dan menelan saliva
11. N XI (assesorius) : bisa mengangkat bahu dan menoleh dengan adanya
tahanan
12. NXII (hipoglosus): bisa menjulurkan, menggerakkan lidah ke kanan dan ke
kiri Fungsi motorik klien normal, bisa menggerakkan ekstremitas atas dan
bawah, nilai motorik 6 (mengikuti perintah), Fungsi sensorik normal, tidak
ada masalah pada fungsi sensorik, reflek fisiologis : patella (-), reflek
patofisiologis : babinsk
Pemeriksaan Sistem Perkemihan
Kebersihan genitalia bersih, tidak ada keluhan kencing, kemampuan
berkemih spontan, produksi urin 1600 ml/hari warna kuning bau amoniak,
tidak ada nyeri tekan.
Pemeriksaan Ektermitas dan Integumen
Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan tulang
belakang, tidak fraktur, tidak menggunakan traksi, tidak komparmentet syndrome,
kulit kemerahan, turgor kulit kurang, Kekuatan otot : Pergerakan sendi bebas, tidak
ada kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan tulang belakang, tidak fraktur, tidak
menggunakan traksi,tidak komparmentet syndrome, kulit kemerahan, turgor kulit
kurang, Kekuatan otot : 5555 Tidak ada luka.
System Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjartyroid, tidak ada pembesarankelenjar getah bening.
Pemeriksaan Penunjang
Hb : 5,4 g/dl
Hematokrit : 17,5 %
Leukosit : 12,6
Eritrosit : 2,11 g/dl
Penatalaksanaan Terapi Pada Pasien
Pasien yang diterapi dengan doxorubicine dan cyclo-phosphamide. Dari hasil meta-
analisis dinyatakan bahwa pemberian doxorubicine berhubungan dengan adanya
peningkatan yang signifikan pada recurrence free survival, distant relaps free interval,
walaupun tidak terdapat peningkatan terhadap survival pasien secara
keseluruhan.9Dengan dua seri pemberian kemoterapi tersebut ternyata tidak
memberikan hasil yang memuaskan. Hasil pemeriksaan MRI 1½T yang dilakukan
dua kali yaitu sebelum dan sesudah kemoterapi untuk menilai efektifitas kemoterapi
yang diberikan ternyata me-nunjukkan ukuran tumor makin membesar. Dari hasil
diskusi tumor board II dinyatakan bahwa bila dengandua kali pemberian kemoterapi
yang adekuat tidak ada perbaikan maka pemberian kemoterapi dihentikan olehkarena
tidak terbukti bermanfaat bagi pengobatan pasien. Dari hasil tumor board II tersebut
diputuskan pasien diterapi radiasi paliatif.

ANALISA DATA

NO ANALISA DATA MASALAH ETIOLOGI


1. DS : Nyeri Agen cidera
- Klien mengatakan nyeri pada bagian biologis
perut
DO :
P : pada saat pasien bergerak dan terlalu lama
berdiri
Q : seperti di tekan-tekan dan ditusuk-tusuk
R : pada area perut
S:5
T : hilang-timbul
2. DS : Risiko
- Pasien mengeluh pusing dan ketidakseimba
ngan nutrisi
berkunang-kunang
kurang dari
- Pasien mengeluh mual kebutuhan
DO : tubuh

- CRT >2 detik


- Konjungtiva pasien anemis
- Akral pasien teraba dingin
- Hb : 5,4 g/dl
- Bb mengalami penurunan
3 DS : Mual Efek
- Pasien mengeluh mual farmakologis
- Pasien merasa ingin muntah
- Pasien mengeluh tidak nafsu
makan
DO :
- Pasien hanya mau makan ¼ saja
dari porsi makan yang sudah
disediakan
- Pasien terlihat pucat
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri b.d agen cidera biologis
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Mual berhubungan dengan efek farmakologis
RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Nyeri b.d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
cidera fisik selama 1 x 24 jam, masalah nyeri teratasi 1. Kaji nyeri dengan PQRST secara
dengan kriteria hasil : kompleks meliputi lokasi,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan karakteristik, durasi, frekuensi,
selama 2 x 8 jam, nyeri klien berkurang kualitas, intensitas, beratnya nyeri
serta waktu munculnya nyeri
dengan kriteria hasil :
2. Observasi respon
Kontrol Nyeri (L.08065)
ketidaknyamanan secara verbal
1. Melaporkan nyeri yang terkontrol
dan non verbal.
dari sedang menjadi cukup 3. Ajarkan teknik non farmakologi
meningkat. untuk mengurangi nyeri
2. Kemampuan mengenali penyebab 4. Kolaborasi pemberian analgetik
nyeri dari sedang menjadi 5. Monitor efek pemberian analgetik

meningkat.
3. Kemampuan menggunakan Teknik
non farmakologi dari sedang
menjadi meningkat.
4. Keluhan nyeri menurun.
5. Penggunaan analgesik menurun.
2 Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Nutrition monitoring
ketidakefektifan selama 1 x 24 jam, teratasi dengan - BB pasien dalam batas normal.
nutrisi kurang dari kriteria hasil :
- Monitor adanya penurunan
kebutuhan tubuh - Albumin serum dalam batas
BB.
normal
- Monitor kulit kering dan
- Hematokrit dalam batas normal
perubahan pigmentasi.
- Hemoglobin dalam batas normal
- Monitor turgor kulit.
- Total iron binding capacity
- Monitor kekeringan, rambut
- Jumlah limfosit
kusam, dan mudah patah.
- Monitor mual dan muntah.
- Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, da kadar Ht.
- Monitor pucat, kemerahan dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
3 Mual berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen mual (1450) :
dengan efek selama 1 x 24 jam, teratasi dengan - lakukan penilaian lengkap
farmakologis kriteria hasil :
Keparahan mual & muntah (2107) : terhadap mual (faktor
- Frekuensi mual dari cukup berat pencetus, durasi, frekuensi)
(2) menjadi tidak ada (5) - observasi tanda-tanda
- Intensitas mual dari cukup berat ketidaknyamanan pasien
(2) menjadi tidak ada (5) - beri obat antiemetic untuk
- Frekuensi muntah dari cukup mengurangi mual
berat (2) menjadi tidak ada (5) - jari penggunaan teknik
- Intensitas muntah dari ringan (4) nonfarmakologi (relaksasi
menjadi tidak ada (5) nafas dalam)
- Ketidakseimbangan elektrolit dari - dorong pasien istirahat
sedang (3) menjadi tidak ada (5)
IMPLEMENTASI

Diagnosa Tgl / Jam Implementasi Evaluasi Paraf


Nyeri b.d agen 14-1-2021 S: Angga
cidera fisik 09:00 WIB 1. Melakukan pengkajian nyeri - Klien mengatakan nyeri
2. Melakukan kolaborasi nya berkurang setelah
pemberian obat diberikan obat dan
09: 10 WIB 3. Ajarkan teknik non melakukan relaksasi nafas
farmakologi untuk mengurangi dalam
nyeri O:
Relaksasi nafas dalam - Pasien tampak tenang
09:15 WIB 4. Memonitor nyeri pasien setelah diberikan obat dan
melakukan relaksasi nafas
dalam
P : pada saat pasien bergerak
dan terlalu lama berdiri
Q : seperti di tekan-tekan dan
ditusuk-tusuk
R : pada area perut
S:5
T : hilang-timbul
A : Masalah nyeri belum
teratasi
TD : 130/70 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,9
RR : 26 x/menit
Tingkat nyeri
- saat ini skala 5 (sedang)
P : Lanjutkan intervensi
Risiko 14-1-2021 - Memonitor kulit kering dan S :
ketidakefektifan 09:20 perubahan pigmentasi. - Pasien mengeluh pusing
nutrisi kurang dari - Memonitor turgor kulit. dan berkunang-kunang
kebutuhan tubuh - Memonitor kekeringan, - Pasien mengeluh mual
09: 22 rambut kusam, dan mudah O :
patah. - KU sedang
- Memonitor mual dan - CRT >2 detik
muntah. - Konjungtiva pasien
- Memonitor kadar albumin, anemis
total protein, Hb, da kadar - Akral pasien teraba
09: 24 Ht dingin
- Memonitor pucat, - Hb : 5,4 g/dl
kemerahan dan kekeringan - Bb mengalami
jaringan konjungtiva penurunan
09:26 TD : 130/70 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,9
RR : 26 x/menit
A : masalah nutrisi pasien
belum tertasi
P : lanjutkan intervensi
Mual b.d efek 14-1-2021 - Melakukan penilaian S:
farmakologis 09:30 lengkap terhadap mual - Pasien mengeluh
(faktor pencetus, durasi, mual
- Pasien merasa ingin
frekuensi)
muntah
09:35 - Mengobservasi tanda-tanda
- Pasien mengeluh
ketidaknyamanan pasien tidak nafsu makan
- Memberi obat antiemetic O:
09:40 untuk mengurangi mual - Pasien hanya mau
- Mengjari penggunaan
makan ¼ saja dari
porsi makan yang
teknik nonfarmakologi
sudah disediakan
(relaksasi nafas dalam - Pasien terlihat pucat
- Mendorong pasien istirahat TD : 130/70 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,9
RR : 26 x/menit

A : Masalah mual pasien


teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai