Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN KRITIS

” ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA GERIATRI”


KELOMPOK 1
NAMA :
ARYAN ROSHANDI (SR19213011)
ASTUTIK (SR19213018)
RATNA SARI (SR19213002)
SITI HAZIZAH (SR192130080
SYEVAAMALIA (SR192130250
A. Definisi Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu proses biologis yang tidak dapat dihindari. Proses penuaan terjadi secara alamiah. Hal ini
dapat menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.(Mustika, 2019).
Menurut World Health Organization (WHO) lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
B. Batasan usia lansia
Batasan usia lanjut usia (lansia) berbeda dari waktu ke waktu. Menurut World Health Organization (WHO) lansia meliputi :
a. Usia Pertengahan (Middle age) antara usia 45 – 59 tahun
b. Lanjut Usia (Elderly) antara usia 60 – 74 tahun
c. Lanjut Usia Tua (Old) antara usia 75 – 90 tahun
d. Usia Sangat Tua (Very old) 90 tahun
Batasan usia lansia menurut Departemen Kesehatan RI (2006) dikelompokkan menjadi :
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa (Usia 55 – 59 tahun)
b. Usia Lanjut Dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini (Usia 60 – 64 tahun)
c. Lansia Berisiko Tinggi yaitu bagi lansia yang menderita berbagai penyakit degeneratif (Usia >65 tahun)
C. Teori Penuaan
Menurut Maryam, dkk. (2008) (dalam Sunaryo, et.al, 2016) terdapat beberapa teori penuaan (aging process) yaitu:
a. Teori Biologis
b. Teori Psikologi (Psycologic Theories Aging)
c. Teori Kultural
d. Teori Sosial
e. Teori Genetika
f. Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh
g. Teori Menua Akibat Metabolisme
h. Teori Kejiwaan Sosial
D. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Semakin berkembangnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada
perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan
seksual (Azizah dan Lilik, 2011 dalam Kholifah, 2016).
E
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA GERIATRI TN.CH
I.         PENGKAJIAN
Tanggal masuk                 : 21 Juni 2022 Pukul 04.00 WIB
Tanggal pengkajian          : 21 Juni 2022 Pukul 10.00 WIB
A.       Identitas Pasien
1.            N a m a                                    : Tn. Ch                      
2.            U m u r                                    : 53 Tahun
3.            Jenis Kelamin                          : Laki-laki
4.            Agama                                     : Islam
5.            Pekerjaan                                 : Swasta
6.            Alamat                                     : Cinderejo Kidul 6/9 Banjarsari, Surakarta
7.            Diagnosa Medis                      : CVA Haemoragik
8.            No. Register                            : 01014680
         Identitas Penanggung Jawab
1.            N a m a                                    : Ny. S
2.            U m u r                                    : 50 Tahun                                          
3.            Alamat                                     : Cinderejo Kidul 6/9 Banjarsari, Surakarta
4.            Hubungan                                : Istri dari klien
B.       Riwayat Kesehatan
1.        Keluhan utama
Penurunan Kesadaran
2.        Riwayat penyakit sekarang
2 hari sebelumnya pasien demam, kemudian dibawa berobat ke dokter umum dan dikatakan ISK. ± 2 jam yang lalu pasien tiba-
tiba tidak sadar, tidak bisa dibangunkan saat tidur dalam kondisi ngorok. Sebelumnya tidak ada keluhan nyeri kepala, tidak ada
muntah dan tidak ada kejang sebelumnya. Keluarga membawa pasien ke Rumah Sakit Kasih Ibu pukul 00.15 WIB. Kemudian
dari RS Kasih Ibu klien dirujuk ke IGD RSU Dr Moewardi pukul 13.00 WIB. Klien datang di IGD RS Dr. Moewardi Surakarta
dalam keadaan tidak sadar dengan GCS E1M2V1. Kemudian klien dirujuk ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan intensif
dengan ventilator. Saat pengkajian di ICU klien soporokoma dengan GCS E1M2VET, terpasang Ventilator dengan mode SIM V,
FiO2 70%, PEEP + 5, VT 487, RR 38x/menit. Vital Sign : TD 140/90 mmHg, Heart rate 160x/menit, Suhu : 38,5⁰C, dan SaO2
100%. Kondisi pupil keduanya miosis, reflek cahaya +/- . Ada akumulasi secret di mulut dan di selang ET, tidak terpasang mayo
dan lidah tidak turun. Terdapat retraksi otot interkosta dengan RR 38 x/menit dan terdengar ronkhi basah di basal paru kanan.
CRT < 3 detik. Di ICU klien sudah mendapatkan Brainact /12 jam, Alinamin F/12 jam, Ranitidin /12 jam, dan infuse RL 20 tpm.
.        Riwayat penyakit dahulu
Klien mempunyai riwayat hipertensi kurang dari satu tahun.
4.        Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti klien
II.      PENGKAJIAN PRIMER
a.       Airway
Pada jalan napas terpasang ET, ada akumulasi sekret di mulut dan selang ET, lidah tidak jatuh ke dalam dan tidak terpasang OPA.
b.      Breathing
RR :  38 kali/menit, tidak terdapat nafas cuping hidung, terdapat retraksi otot interkosta, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, ada
suara ronkhi basah di basal paru kanan dan tidak terdapat wheezing, terpasang Ventilator dengan mode SIM V, FiO2 70%, PEEP + 5, VT
487. Suara dasar vesikuler.
c.       Circulation
TD 140/98 mmHg, MAP 112, HR 124x/menit, SaO2 100%, capillary refill < 3 detik, kulit tidak pucat, konjungtiva tidak anemis.
d.      Disability
Kesadaran : soporokoma, GCS : E1M2VET, reaksi pupil +/-, pupil miosis, dan besar pupil 2 mm.
e.       Exposure
Tidak ada luka di bagian tubuh klien dari kepala sampai kaki, suhu 38,5 ⁰
III. PENGKAJIAN SEKUNDER
A. Tanda-tanda Vital
Tanggal TD MAPHR SaO2RR Suhu
21/06/10 140/98 112 124 100 38 38,5
22/06/10 145/97 113 130` 100 20 38,2
23/06/10 88/51 63,3 96 97 17 40,7

B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Bentuk Mesochepal, tidak ada luka dan jejas, rambut hitam, tidak ada oedem
2. Mata
Mata simetris kanan dan kiri, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, kedua pupil miosis, reflek pupil +/-.
3. Telinga
Kedua telinga simetris, tidak ada jejas, bersih, dan tidak ada serumen
4. Hidung
Terpasang NGT warna keruh, tidak ada secret di hidung, tidak ada napas cuping hidung
5. Mulut
Bibir pucat dan kotor, terpasang ET
6. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak terjadi kaku kuduk.
7. Thoraks
a. Jantung
Inspkesi : Ictus Cordis tak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, tidak ada bunyi jantung tambahan
. Paru-paru
Inspkesi : Paru kanan dan kiri simetris, terdapat retraksi interkosta, tidak ada penggunaan otot bantu napas, RR 38x/menit
Palpasi : Tidak dikaji
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, terdapat suara tambahan ronkhi basah di basal paru kanan
8. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising Usus 13x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak terjadi distensi abdomen
9. Ekstremitas
Tidak ada jejas, tidak ada oedem, kekuatan otot 1/1 /1/1
10. Genitalia
Bentuk penis normal, skrotum bentuk dan ukuran normal, tidak ada jejas

C. Pola Eliminasi
a) Urin/shift
Tgl Frek BAK Warna Retensi Inkontinensia Jumlah
21/06/10 DC Kuning √ - 200 cc
22/06/10 DC Kuning √ - -
23/06/10 DC Kuning √ - -
• Pemeriksaan lab urin : Tidak ada
b) Fekal
Tgl Frek BAB Warna Konsistensi
21/06/10 1x Kuning kecoklatan Lunak
22/06/10 - - -
23/06/10 1x Kuning kecoklatan Lunak
• Pemeriksaan lab feses : Tidak ada
Tingkat Kesadaran
1. GCS
Tgl Eye (e) Motorik (m) Verbal (v) Total
21/06/10 1 2 ET -
22/06/10 1 1 ET -
23/06/10 1 1 ET -

2. Status Kesadaran
Tgl Composmentis Apatis Somnolen Sopor Soporocoma Coma
21/06/22 - - - - √ -
22/06/22 - - - - √ -
23/06/22 - - - - - √

E. Tingkat ketergantungan
Tingkat Ketergantungan Klien Menurur Indeks KATZ

Tgl Aktivitas
Hygiene Berpakaian Eliminasi Mobilisasi Kontinen Makan Kategori
21/06 Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu G
22/06 Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu G
23/06 Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu G

F. Status Nutrisi dan Cairan


1. Asupan Nutrisi
Tgl Hari ke- Jumlah porsi Jumlah buah Kalori buah Kalori makanan Total
21/06/22 1 Spooling - - - -
22/06/22 2 Spooling - - - -
23/06/22 3 Spooling - - - -
Status nutrisi perhari :FxA
( BB x 30 kkal ) x indeks aktivitas
( 60 x 30 kkal ) x 0,9
1620 kkal/hari
Aminovel/comafusin hepar : 200 kkal/botol
Total nutrisi yang diterima : Sonde + 1 botol aminovel/comafusin hepar
1620 kkal/hari : sonde + 200 kkal
Jadi sonde/hari: 1420 kkal @ shift : 473.3 kkal
. Cairan/24 jam
Tanggal IntakeOutput Balance Cairan
21/06/22 Parenteral : 1500 cc

Enteral : 500 cc
Total : 2000 cc Urine : 200 cc
IWL : 600
Feses : 200 cc
Muntah : -
Drainase : -
Total : 1000 cc + 1000 cc
22/06/22
Parenteral : 1800 cc
Enteral : 600 cc
Total : 2400 cc
Urine : -
IWL : 600
Feses : -
Muntah : -
Drainase : -
Total : 600 + 1800 cc
23/06/22 Parenteral : 500 cc

Enteral : 200 cc
Total : 700 cc Urine : -
IWL : 600
Feses : 200
Muntah : -
Drainase : -
Total : 800 - 100 cc

G. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Pemeriksaan Nilai
Satuan 21/06/22 22/06/22 23/06/22
Nilai Nilai Nilai
Hb 13 - 16 % 13.8 12.3
Ht 40 - 54 % 44 38
Eritrosit 45 - 65 jt/ mmk 5.04 4.48
Leukosit 4 - 11 ribu/ mmk 8.4 7.4
2) Hasil EKG
Kesan :
Ada gambaran ST depresi inferior
3) Hasil Rontgen
Kesan :
- Hasil Rontgen tanggal 23 Juni 2022 : Cor dan pulmo dalam batas normal, pulmo tidak menunjukkan adanya infiltrate
4) Pemeriksaan fundoskopi
Kesan :
Tidak ada
5) Lain-lain.
Tidak ada
H. Therapy
Terapi21/06/22 22/06/22 23/06/22
Cefriaxon 2 gr/24 jam
Ranitidin 1 amp/12 jam
Nexium 40 mg/12 jam
Alinamin F 1 amp/12 jam
Brainact 1 amp/12 jam
Dexamethason 1 amp/8 jam
Ecotrixon 2 gr/24 jam
SNMC 1 amp/8 jam (drip dalam 100 cc NaCl)
RL/ 24 jam 20 tpm
Aminovel/24 jam 20 tpm
NaCl 0.9%/24 jam 20 tpm
Asering/ 24 jam 20 tpm
Comafusin hepar/24 jam 20 tpm
Precedek+Ns Siryng pump 3.2 cc/jam
Lasik 20 mg/jam
Koreksi bicnat
Methylprednison 40mg/12 jam
Nebulizer/8 jam √
ANALISA DATA
Nama : Tn. Ch No CM : 01014680
Usia : 53 tahun DM : CVA Haemoragik

NO TGL/JAM DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI


1 21/06/22
10.20 WIB DS : -
DO :
KU soporokoma, terdapat secret di ET dan mulut, RR 38x/menit, terdengar bunyi ronkhi basah di basal paru kanan Bersihan jalan napas tidak efektif
Akumulasi secret di jalan napas
2 21/06/22
10.25 WIB DS : -
DO:
RR 38x/menit, terdapat retraksi intercosta, napas cepat dan dangkal, terpasang ventilator dengan mode P SIMV dengan FiO2 70%, PEEP + 5 dan SaO2
100% Pola napas tidak efektif Depresi pusat pernapasan (infark serebri pada batang otak etcause intracerebral haemoragie)
3 21/06/22
10.30 WIB DS : -
DO:
RR 38x/menit, terdapat retraksi intercosta, napas cepat dan dangkal, Hasil BGA : PH 7,334; pCO2 27;pO2 236,9;HCO3 16,3; BE -10,2 dengan
interprestasi Asidosis Metabolik terkompensasi sebagian Gangguan pertukaran gas Kegagalan proses difusi pada alveoli
4 21/06/22
10.35 WIB DS : -
DO:
Kesadaran soporokoma, GCS E1M2VET, pupil miosis (2mm), reaksi pupil +/- Gangguan perfusi jaringan serebral Perdarahan intraserebal
5 21/06/22
10.40 WIB DS : -
DO:
Keadaan umum soporokoma, panas dengan suhu 38,5⁰C, terpasang ET dan infus line, bedrest total, reflek motorik -/- Resiko tinggi infeksi
Prosedur invasif dan bedrest total

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. Ch No CM : 01014680


Usia : 53 tahun Diagnosa Medis : CVA Haemoragik
No
Dx. DIAGNOSA
KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI TTD
1 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya akumulasi secret di jalan napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24
jam diharapkan jalan napas klien dapat efektif adekuat dengan kriteria hasil :
• Sekret di ET dan mulut berkurang atau tidak ada
• RR dalam batas normal(16-24x/menit)
• Suara ronkhi berkurang atau hilang
Mandiri :
1. Monitor adanya akumulasi secret dan warnanya di jalan napas (ET dan mulut)
2. Auskultasi suara napas klien
3. Monitor status pernapasan klien
4. Monitor adanya suara gargling
5. Lakukan positioning miring kanan dan kiri
6. Pertahankan posisi head of bed (30-45⁰)
7. Lakukan suction sesuai indikasi
Kolaborasi :
8. Berikan nebulizer tiap 8 jam dengan perbandingan berotec : Atroven : NaCl yaitu 18 tetes : 16 tetes : 1 cc Dody
2 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan(infark serebri pada batang otak etcause intracerebral haemoragie) Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pola napas klien dapat efektif dengan kriteria hasil :
• Napas adekuat spontan (16-24x/menit)
• KU dan VS stabil
• Retraksi otot intercosta berkurang
• Weaning off ventilator Mandiri :
1. Monitor keadaan umum dan vital sign klien
2. Pantau status pernapasan klien
3. Pantau adanya retraksi otot intercosta
4. Pertahankan head of bed (30-45⁰)
5. Monitor saturasi oksigen klien
Kolaborasi :
6. Pertahankan penggunaan ventilator dan observasi setting ventilator dengan status pernapasan klien
2 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan(infark serebri pada batang otak etcause intracerebral haemoragie) Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pola napas klien dapat efektif dengan kriteria hasil :
• Napas adekuat spontan (16-24x/menit)
• KU dan VS stabil
• Retraksi otot intercosta berkurang
• Weaning off ventilator Mandiri :
1. Monitor keadaan umum dan vital sign klien
2. Pantau status pernapasan klien
3. Pantau adanya retraksi otot intercosta
4. Pertahankan head of bed (30-45⁰)
5. Monitor saturasi oksigen klien
Kolaborasi :
6. Pertahankan penggunaan ventilator dan observasi setting ventilator dengan status pernapasan klien

Dody
3 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kegagalan proses difusi pada alveoli Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam
diharapkan pertukaran gas klien dapat adekuat dengan kriteria hasil :
• KU dan VS stabil
• Napas adekuat spontan (16-24x/menit)
• BGA dalam batas normalMandiri :
1. Monitor keadaan umum dan vital sign klien
2. Observasi status pernapasan klien
3. Pantau adanya tanda-tanda hipoksia
4. Pertahankan head of bed (30-45⁰)
Kolaborasi :
5. Pantau hasil BGA sesuai indikasi
6. Pertahankan penggunaan ventilator dengan oksigenasi yang adekuat Dody
4 Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan adanya perdarahan intraserebral Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam diharapkan perfusi jaringan serebral klien dapat adekuat dengan kriteria hasil :
• Kesadaran membaik
• Reflek pupil +/+
• Pupil isokon Mandiri :
1. Monitor status neurologi
2. Pantau tanda-tanda vital tiap jam
3. Evaluasi pupil, refleks terhadap cahaya
4. Pantau adanya peningkatan TIK
5. Posisikan kepala lebih tinggi 30-45⁰
Kolaborasi:
6. Pertahankan oksigenasi adekuat melalui ventilator
7. Berikan obat Brainact 1 amp/12 jam Dody
5 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya prosedur invasif dan bedrest total Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi pada klien dengan kriteria hasil :
• KU dan VS stabil
• Suhu normal (36.5-37.5)
• Leukosit normal Mandiri :
1. Monitor KU dan VS termasuk suhu klien/jam
2. Pertahankan teknik aseptic setiap tindakan
3. Pantau adanya tanda-tanda infeksi
4. Lakukan personal dan oral care setiap hari
5. Lakukan early mobilization
6. Lakukan penilaian CPIS setelah 48 jam perawatan
Kloaborasi :
7. Berikan antibiotic sesuai indikasi
8. Pantau hasil foto thorak Dody
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : Tn. Ch No CM : 01014680


Usia : 53 tahun Diagnosa Medis : CVA Haemoragik
TGL IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
21/06/22
07.00 WIBHasil operan jaga malam tanggal 20/06/22:
Pasien baru nama Tn. Ch masuk ICU pukul 04.00 WIB pindahan dari RS. Kasih Ibu dengan CVA. Saat datang KU lemah, keadaan
soporocoma, napas tidak adekuat sehingga pasang ET dan ventilator dengan mode SIM V VT 450, FiO2 60%, PEEP +5, rawat jalan
napas(+), NGT dialirkan warna keruh, spooling(+) kalau perlu sonde. Terapi Brainact 1 amp/12 jam, Ranitidin 1mp/12 jam dan alinamin
F 1 amp/12 jam. Cairan infuse RL 20 tpm.

Implementasi yang dilakukan hari ini:


- Memonitor keadaan umum, status neurologis klien dan vital sign klien/jam
- Memonitor status pernapasan klien
- Mengobservasi adanya akumulasi secret di mulut dan ET, suara gargling serta mengauskultasi bunyi napas klien
- Melakukan suction di mulut dan ET
- Mempertahankan head of bed 30⁰
- Melakukan oral care dengan antiseptik
- Kolaborasi Memberikan terapi sesuai program: Cefriaxon 2 gr, inj. Ranitidin 1 amp, nexium 40 mg, alinamin F 1 amp, brainact 1
amp, dexamethason 1 amp/8 jam, methylprednison
- Menganalisa hasil BGA
- Melakukan alih baring miring kanan, lateral dan miring kiri S : -
O:
- Keadaan umum lemah, kesadaran soporocoma dengan vital sign : TD 140/88, HR 126x/menit, SaO2 100%, dan Suhu 38.2 ⁰C
- GCS : E1M2VET, pupil miosis 2mm, reflek pupil terhadap cahaya +/-
- Masih terpasang ventilator P SIMV, VT 465, RR 34, 70%, PEEP + 5
- Sekret di mulut dan ET berkurang
- Masih terdapat retraksi otot intercosta, RR 34x/menit
- Hasil BGA : PH 7,334; pCO2 27;pO2 236,9;HCO3 16,3; BE -10,2 dengan interprestasi Asidosis Metabolik terkompensasi
sebagian
- Masih ada suara ronkhi basah di basal paru kanan
- Tidak terjadi tanda-tanda peningkatan TIK
A:
Dx. 1 : Masalah teratasi sebagian
Dx. 2 : Masalah belum teratasi
Dx. 3 : Masalah belum teratasi
Dx. 4 : Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan dan optimalkan kembali intervensi dengan tetap memantau KU dan vital sign serta status pernapasan klien serta kolaborasi
untuk rencana koreksi bicnat, nebulizer untuk jaga siang dan usulkan untuk extra pamol Dody
Hasil operan jaga malam tanggal S : -
21/06/22 : O:
KU lemah, soporocoma, panas,
- Keadaan umum lemah,
masih terpasang ventilator kesadaran soporocoma dengan vital
dengan mode P SIMV, VT 450, sign : TD 145/97, HR 130x/menit,
FiO2 60%, RR 12x/menit, PEEP SaO2 100%, dan Suhu 38.2 ⁰C
+5, Slym (+), suction (+), NGT
- GCS masih E1M2VET, pupil
dialirkan masih bewarna miosis 2mm, reflek pupil terhadap
kecoklatan, spooling (+), vital cahaya +/-
sign stabil termonitor, BAB(-),
- Masih terpasang ventilator P
BAK/DC produksi urin kurang. SIMV, VT 416, RR 20, 60%, PEEP
Pukul 02.00 WIB loading 1 flash + 5
RL dan pukul 06.00 WIB loading
- Sekret di mulut dan ET sudah
1 flash NaCl 0.9%, infuse dan berkurang
injeksi masuk sesuai program.
- Retraksi otot intercosta
Syring pump jalan precedek berkurang, RR 20x/menit
5cc/jam. Diet spooling. Hari ini
- Hasil BGA post koreksi bicnat
lanjut program nebulizer dengan :PH 7,312; pCO2 27.6; pO2 199,7;
komposisi sama sebelumnya. HCO3 16,9; BE -8,8 dengan
G Kesimpulan
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukan proses penuaan yang berlangsung secara nyata
dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan
terintegrasi.
Perawat unut kritis merawat lansia yang jumlahnya meningkat. Sebagai akibatnya ada kebutuhan untuk memahami hubungannya
dengan perubahan fisiologis yang terjadi pada proses penuaan normal. Semua proses fisiologi berhubungan dengan proses penuaan.
Meski pun gangguan ini progresif, tetapi tidak selalu tampak atau bersifat patologis. Oleh karena itu pasien lansia dengan penyakit
kritis membutuhkan observasi yang lebih intensif.

Anda mungkin juga menyukai