Febby Oktaviani
Hafizah
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1.Data umum
2. Komposisi Keluarga
3. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. H merupakan tipe keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak yang tinggal serumah.
c. Kewarganegaraan/suku
Keluarga Tn. H adalah Indonesia/melayu
c. Agama
Keluarga Tn. H menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban
sholat lima waktu
c. Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga -+ 2.000.000,00
c. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. H mempunyai kebiasaan rutin untuk berkumpul menonton
tv, senang bersilaturahmi dengan orang sekitarnya
Ny. N merupakan istri dari Tn. H dan menderita hipertensi dan sedang
menjalani pengobatan rutin sejak 15 Desember 2021 di Puskemas sungai kakap
4. Keadaan Lingkungan
Keluarga Tn. H terdiri dari suami istri dengan 1 orang anak yang belum
sekolah.
5. Struktur Keluarga
Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan perilaku yang baik pada anak dan
berpartisipasi jika ada kegiatan kemasyarakatan seperti lomba 17
Agustus.
c. Fungsi perawatan Kesehatan keluarga
Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan terutama tentang
Hipertensi. Keluarga juga tidak mengetahui bahwa Hipertensi merupakan
penyakit tidak menular tetapi tergolong penyakit yang serius,serta
keluarga tidah tahu cara pola hidup sehat dengan penyakit Hipertensi.
d. Fungsi Reproduksi
Tn.H dengan usia 35 tahun dan Ny.N usia 29 tahun masih dalam kategori
produktif.
e. Fungsi Ekonomi
Tn.H bekerja sebagai seorang guru.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Tn.H
Tn.H merupakan suami dari klien. Pemeriksaan fisik umum:
TD 130/80 mmHg, N 76x/menit, RR 20x menit dan suhu 36,5 BB 54 Kg,
Pemeriksaan fisik khusus kepala dan leher tidak ada kelainan,konjungtiva
tidak tampak anemis, tidak ada katarak dan tidak ada gangguan
penglihatan, telinga hidung tidak ada kelainan.
b. Ny.N
Pemeriksaan fisik umum: keadaan umum tampak lemah dan sesekali
memegang kepalanya, TD 176/92 mmHg, N 98x menit, RR 22x/menit
dan S 37°C, BB 46 Kg.
Pemeriksaan fisik khusus kepala dan leher tidak ada kelainan,
konjungtiva tidak tampak anemis,tidak ada katarak serta Ny.N
mengatakan bahwa dirinya sering mengeluh Pusing serta sakit
kepala seperti ditusuk-tusuk dan seperti ditekan benda berat, leher
terasa tegang, sering merasa cepat lelah,badan terasa lemas, sering
merasakan mual dan beberapa kali muntah, sulit tidur dan Ny.N
mengatakan dirinya hanya dapat tidur 3-4 jam saja, suaminya
mengatakan membawa istrinya berobat di puskesmas karena sakit
kepala istrinya sudah 2 hari tidak kunjung hilang.
f. An.H
Pemeriksaan fisik umum: keadaan umum tampak kuat, TD 98/70
mmHg, N 80x/menit, RR 22 x/menit dan S 36,4°C.
Pemeriksaan fisik khusus kepala dan leher tidak ada kelaianan,
konjungtiva tidak tampak anemis, penglihatan normal, telinga hidung
tidak ada kelainan.
8. Harapan keluarga
Keluarga menyatakan sangat senang dengan kehadiran perawat dan
berharap dapat membantu keluarga mengatasi masalah Kesehatan
yang dihadapi.
a. Kebiasaan
Sosialisasi antar tetangga cukup baik, akan tetapi klien jarang
berkumpul dengan tetangga nya karena keadaan yang sedang
sakit serta mengurus anaknya dirumah dan berberes rumah.
b. Aturan/kesepakatan
Aturan/kesepakatan yang dianut adalah aturan/kesepakatan yang
berlaku di masyarakat dan dilingkungan sekitar.
B. Analisa Data
Hipertensi
Peningkatan
vaskuler cerebral
Nyeri kepala
Gangguan Pola
Tidur
C. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman b.d Nyeri d.d TD 176/92 mmHg, N 98x
menit, klien mengeluh pusing serta sakit kepala seperti ditusuk-
tusuk dan seperti ditekan benda berat,leher terasa tegang sering
merasa cepat lelah,badan terasa lemas, sering merasakan mual
dan beberapa kali muntah.
1. Sifat Masalah :
-Tidak/kurang sehat 3
-Ancaman Kesehatan 2 1 3
-krisis 1 (3/3x1= 1)
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah :
-Dengan Mudah
2 2 2
-Hanya Sebagian
1 (2/2x2=2)
-Tidak dapat
0
-Tinggi 3
1 3
-Cukup
2 (3/3x1=1)
-Rendah 1
4. Menonjolnya Masalah:
Total 5
Table Skoring Prioritas Masalah
Gangguan Pola Istirahat : Istirahat dan Tidur
1. Sifat Masalah :
-Tidak/kurang sehat 3
-Ancaman Kesehatan 2 1 2
-krisis 1 (2/3x1= 1)
-Dengan Mudah
2 2 1
-Hanya Sebagian
1 (1/2x2=1)
-Tidak dapat
0
-Tinggi 3
1 3
-Cukup
2 (3/3x1=1)
-Rendah 1
4. Menonjolnya Masalah:
-Masalah berat dan harus segera 2
diatasi
2
-masalah dirasakan tetapi tidak
1 1 (2/2x1=1)
perlu segera diatasi
0
-Masalah tidak dirasakan
Total 4
E. Intervensi keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : Nyeri
a) Manajemen Nyeri
1. Observasi
1) Identifikasi lokasi,
karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas
nyeri.
2) Identifikasi skala nyeri.
3) Identifikasi respons nyeri non verbal.
4) Identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri.
6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons
nyeri.
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan.
9) Monitor efek samping penggunaan analgetik
2. Terapeutik
1) Berikan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur,terapi musik, biofeedback,terapi
pijat,aromaterapi Teknik imajinasi
terbimbing,kompres hangat/dingin, terapi
bermain).
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan,kebisingan).
3) Fasilitasi istirahat dan tidur.
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.
3. Edukasi
1) Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri.
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri.
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
5) Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian anagetik, jika perlu.
b) Terapi Relaksasi
1. Observasi
1) Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan.
2) Identifikasi kesediaan,kemampuan,dan
penggunaan teknik sebelumnya.
3) Periksa ketegangan otot,frekuensi nadi,tekanan
darah, dan suhu sebelum dan sesudah Latihan.
4) Monitor respons terhadap terapi relaksasi.
2. Terapeutik
1) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaandan suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan.
2) Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi.
3) Gunakan pakaian longgar.
4) Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat
dan berirama.
5) Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgetic atau Tindakan medis lain,jika
sesuai.
3. Edukasi
1) Jelaskan tujuan, manfaat,batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia,(mis. Music, meditasi,
napas dalam, relaksasi otot progresif).
2) Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang
dipilih.
3) Anjurkan mengambil posisi nyaman.
4) Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi.
5) Anjurkan sering mengulangiatau melatih teknik
yang dipilih.
6) Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis.
Napas dalam, peregangan, atau imajinasi
terbimbing).
b. Gangguan pola istirahat : Tidur
a. Dukungan tidur
1. Observasi
1) Identifikasi pola istirahat dan tidur.
2) Indentifikasi factor pengganggu tidur (fisik dan
atau psikologis).
3) Identifikasi makanan dan minuman yang
mengganggu tidur (mis. Kopi, the, alcohol, makan
mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum
tidur).
4) Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi.
2. Terapeutik
1) Modifikasi lingkungan (mis.
Pencahayaan,kebisingan, suhu, matras, dan tempat
tidur) batasi waktu tidur siang, jika perlu.
2) Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur.
3) Tetapkan jadwal tidur rutin.
4) Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. Pijat,pengaturan posisi, terapi
akupresur).
5) Sesuaikan jadwal pemberian obat dan atau
Tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga.
3. Edukasi
1) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit.
2) Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur.
3) Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur.
4) Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM.
5) Ajarkann factor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis. Psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
6) Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya.
b. Edukasi Aktivitas/istirahat
1. Observasi
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi.
3. Terapeutik
1) Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan
istirahat.
2) Jadwalkan pemberian Pendidikan Kesehatan sesuai
kesepakatan.
3) Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk bertanya.
3. Edukasi
1) Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara rutin.
2) Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok,
aktivitas bermain atau aktivitas lainnya.
3) Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat.
4) Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
(mis. Kelelahan, sesak napas saat aktivitas).
5) Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis
aktivitas sesuai kemampuan.
DOKUMENTASI