Anda di halaman 1dari 105

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT

DENGAN PERILAKU PELAKSANAAN VAKINASI BOOSTER COVID-19


DI DESA KAPUR DUSUN PARIT MAYOR WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUNGAI RAYA DALAM

SKRIPSI

Disusun Oleh:
FITRIANI
NIM:SR19213021

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN BARAT
2022/2023
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT
DENGAN PERILAKU PELAKSANAAN VAKSINASI BOOSTER COVID-
19 DI DESA KAPUR DUSUN PARIT MAYOR WILAYAH KERJA
PUSKEMAS SUNGAI RAYA DALAM

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Strata Satu
(S1)
pada Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah
Kalimantan Barat

DISUSUN OLEH:
FITRIANI
NIM: SR19213021

PROGRAM S1 KEPERAWATAN REGULER-A


INSTITIUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN BARAT
2022/2023

i
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal skripsi ini adalah benar-benar
hasil pekerjaan saya. Adapun kutipan atau saduran hanya sebatas referensi semata,
dan apabila dikemudian hari skripsi saya buat ini terbukti meniru atau menjiplak
karya orang lain, maka saya bersedia mendapat sanksi akademis maupun hokum
dari lembaga yang berwenang.

Pontianak, Agustus 2023


Hormat Saya

FITRIANI
NIM:SR19213021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT


DENGAN PERILAKU PELAKSANAAN VAKINASI BOOSTER COVID-19
DI DESA KAPUR DUSUN PARIT MAYOR WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUNGAI RAYA DALAM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Skripsi


Pada Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah
Kalimantan Barat

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:


FITRIANI
NIM. SR19213021

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns. Annisa Rahmawati, M.Kep Ns. Usman, M.Kep


NIDN: 1122088903 NIDN: 1105109001

iii
PERSETUJUAN UJIAN
HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT


DENGAN PERILAKU PELAKSANAAN VAKINASI BOOSTER COVID-19
DI DESA KAPUR DUSUN PARIT MAYOR WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUNGAI RAYA DALAM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Skripsi


Pada Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah
Kalimantan Barat
Yang disiapkan dan disusun oleh:
FITRIANI
NIM:SR19213021

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns. Annisa Rahmawati, M.Kep Ns. Usman, M.Kep


NIDN: 1122088903 NIDN:1105109001

Mengetahui
Ketua Prgram Studi Ners

Ns. Indah Dwi Rahayu, M.Kep


NIDN: 1124058601

iv
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI)
UJIAN HASIL PENELITIAN

NAMA : FITRIANI
NIM : SR19213021
JUDUL : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP
MASYARAKAT DENGAN PERILAKU PELAKSANAAN VAKINASI
BOOSTER COVID-19 DI DESA KAPUR DUSUN PARIT MAYOR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI RAYA DALAM

TELAH DIREVISI HASIL LAPORAN PENELITIAN DAN DISETUJUI OLEH


TIM PEMBIMBING YAITU:
No NAMA PENGUJI TANDA TANGAN
Nn. Annisa Rahmawati, M.Kep
1
NIDN 1122088903

Ns. Usman, M.Kep


2
NIDN 1105109001

Ns. Haryanto, M.SN,.Ph.D


3 NIDN 11331017701

Pontianak, Agustus 2023

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns. Annisa Rahmawati, M.Kep Ns. Usman, M.Kep


NIDN: 1122088903 NIDN:1105109001

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim
Assalamu’alaikum Waroh matullahi Wabarokatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH subahannahu Wa Ta,ala atas segala
limpahan rahmat, nikmat, hidayah, karunia, kasih, dan sayangNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan
dan Sikap Masyarakat dengan Perilaku Pelaksanaan vaksinasi Booster
COVID-19 di Desa Kapur Dusun Parit Mayor wilayah kerja Puskesmas
Sungai Raya Dalam” dengan baik dan tepat waktu, yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat menempuh ujian skripsi penelitian stara 1 (S1) DI
Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat. Tidak lupa
sholawat serta salam kita hanturkan kepada Nabi Muhammad Shallaallahu ‘Alaihi
Wassalam karena berkat beliaulah kita dapat menikmati indah dan manisnya Islam
seperti sekarang ini.
Penulisan skripsi ini tidak akan sanggup untuk selesai dengan baik kalau
bukan atas izin Allah dan bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Begitu juga
dalam penyusunan skripsi ini banyak dari berbagai pihak yang turut membantu,
memberikan dukungan, semangat dan motivasi. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih dengan tulus yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Ns. Haryanto, S. Kep., MSN, Ph. D., WOC/ENT selaku Rektor ITEKES
Muhammadiyah Kalimantan Barat.
2. Ns. Indah Dwi Rahayu, M. Kep selaku ketua Program Study Ners ITEKES
Muhammadiyah Kalimantan Barat.
3. Ns. Annisa Rahmawati, M.Kep selaku Dosen Pembimbing 1 saya yang telah
membimbing dengan sabar, selalu memberikan keluangan waktu,
memberikan kebaikan, masukan, semangat, motivasi dan penjelasan yang
sangat membangun dan bermanfaat bagi saya untuk sekarang maupun nanti.
4. Ns. Usman, M.Kep selaku dosen pembimbing 2 saya yang juga telah
membimbing, membantu saya dan meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan serta semangat dan motivasi yang sangat

vi
bermanfaat bagi saya
5. Ns. Ridha Mardiyani, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan kebaikan, semangat, motivasi, dan bimbingan kepada
saya yang sangat membangun dan memotivasi saya yang akan selalu
bermanfaat untuk saya kedepannya.
6. Terima kasih kepada seluruh Dosen dan Staf ITEKES Muhammadiyah
Kalimantan Barat yang memberikan pendidikan dan pembelajaran yang
baik dan semoga selalu bisa peneliti terapkan dan amalkan untuk
kedepannya.
7. Terima kasih juga kepada orang tua tercinta yaitu ibu Rini Susanti dan abah
Arman, adik saya Aditya Saputra serta nenek, usu, bibik dan adik-adik
sepupu saya tersayang yang telah banyak berjuang tanpa kenal lelah untuk
saya dan selalu memberikan doa, dukungan, motivasi, semangat, pelajaran
hidup yang sangat berarti dan membangun untuk peneliti agar bisa menjadi
seseorang yang kuat lahir dan batin sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan baik
8. Keluarga/kerabat dekat maupun jauh, sepupu-sepupu, dan seorang
penyemangat yaitu ilham panggabean yang sudah selalu memberikan
kebaikan, motivasi, pelajaran hidup, dukungan dan doa yang akan selalu
bermanfaat untuk peneliti.
9. Teman-teman peneliti khususnya kakakku tersayang Hafizah, Nurjannah,
Tartilisma, Febby, Panji dan teman-teman angkatan 19 yang selalu
memberikan kebaikan, bantuan kepada saya, selalu menjadi partner yang
baik yang tidak akan bisa saya sebutkan satu persatu dan selalu memberikan
tawa, dukungan, dan semangat.
10. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu
mendoakan, mendukung, memberikan motivasi, memberikan kebaikan
tidak terhingga yang pernah saya temui dan bekerja sama. Terima kasih
banyak dengan tulus peneliti sampaikan ditulisan ini kepada semua pihak
yang selalu memberikan kebaikannya kepada peneliti. Semoga Allah selalu
memberikan kebaikan, penjagaan, kesehatan, rezeki yang baik dan berkah

vii
kepada semua pihak. Aamiin Allahumma Aamiin.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan serta
pembelajaran bagi peneliti dalam penulisan skripsi ini. Semoga dengan
adanya skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi
peneliti sendiri. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala meridhoi segala
urusan kita dan selalu mendekatkan kita kepada kebaikan. Aamiin
Allahumma Aamiin.

Pontianak, Februari 2023


Peneliti

Fitriani

viii
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT
DENGAN PERILAKU PELAKSANAAN VAKSINASI BOOSTER COVID-
19 DIDESA KAPUR DUSUN PARIT MAYOR WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUNGAI RAYA DALAM

¹Fitriani, ²Annisa Rahmawati, ³Usman


Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat
Email : fitrianiiiii045@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Vaksinasi Booster Covid-19 banyak menimbulkan kontroversi
bagi masyarakat, adanya keraguan masyarakat terhadap vaksinasi Booster Covid-
19. Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu pencapaian vaksinasi Covid-
19 terendah mentri kesehatan meminta agar seluruh masyarakat untuk segera
mendapatkan vaksin Booster Covid-19, karna vaksin Booster dinilai telah berhasil
meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan Covid-19. Tujuan Penelitian:
Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan perilaku
pelaksanakan vaksinasi Booster Covid-19. Metode Penelitian: Penelitian ini
menggunakan teknik sampling Non Probabillity sampling, jumlah sampel yang
digunakan 100 responden, dan desain penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Hasil Penelitian: Hasil penelitian
menunjukkan 100 responden di Desa Kapur Dusun Parit Mayor, didapatkan tidak
ada hubungan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam pelaksanakan vaksinasi
Booster Covid-19 pvalue=0,160 dan p= (0,05) sehingga menjadi 0,160<0,05.
Didapatkan tidak ada hubungan sikap dengan perilaku masyarakat dalam
melaksanakan vaksinasi Booster Covid-19 p=0,058 dan p = 0,05 sehingga menjadi
0,058>0,05. Kesimpulan: Pengetahuan baik (89%) dan sikap tidak baik 52%,
didapatkan tidak ada hubungan pengetahuan dan perilaku, dan tidak terdapat juga
hubungan sikap dengan perilaku.

Kata Kunci: : Pengetahuan, Sikap dan Perilaku vaksinasi Booster Covid-19.

ix
COMMUNITY KNOWLEDGE AND ATTITUDE RELATIONSHIP WITH
THE IMPLEMENTATION OF COVID-19 BOOSTER VACCINATION IN
KAPUR VILLAGE, PARIT MAYOR WORKING AREA, SUNGAI RAYA IN
PUBLIC HEALTH CENTER

¹Fitriani, ²Annisa Rahmawati, ³Usman

Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat


Email : fitrianiiiii045@gmail.com

ABSTRACT

Background: The Covid-19 Booster Vaccination has caused a lot of controversy


for the community, there are people's doubts about the Covid-19 Booster
Vaccination. West Kalimantan Province is one of the lowest achievements of the
Covid-19 vaccination, the Minister of Health asked all people to immediately get
the Covid-19 Booster vaccine, because the Booster vaccine is considered to have
succeeded in increasing the body's immunity against Covid-19. Research
Objectives: Knowing the relationship between knowledge and attitudes of the
community with the behavior of implementing the Covid-19 Booster vaccination..
Research Methods: This study used a non-probability sampling technique, the
number of samples used was 100 respondents, and the research design used a
quantitative method with a cross sectional approach. Results: The results showed
that 100 respondents in Kapur Village, Dusun Parit Mayor, found that there was
no relationship between knowledge and behavior of the community in carrying out
the Covid-19 Booster vaccination pvalue = 0.160 and p = (0.05) so that it became
0.160 <0.05. It was found that there was no relationship between attitudes and
people's behavior in carrying out the Covid-19 Booster vaccination pvalue= 0.058
and p= 0.05 so that it became 0.058> 0.05 Conclusion: Knowledge is good (89%)
and attitude is not good 52%, there is no relationship between knowledge and
behavior, and there is also no relationship between attitude and behavior.

Keywords: Knowledge, Attitudes and Behavior of the Covid-19


Booster Vaccination.

x
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR SKEMA ................................................................................................ ii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5
1. Tujuan Umum ..................................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus .................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 6
BAB II .................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
A. Konsep Teori ........................................................................................................... 7
1. Vaksin COVID-19 .............................................................................................. 7
2. Vaksin Booster .................................................................................................... 9
1. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Vaksin covid-19 ....................................... 12
2. Sikap Masyarakat Terhadap Vaksinasi COVID-19 .......................................... 17
3. Perilaku Pelaksanaan vaksin COVID-19 ......................................................... 21
B. Keaslian Penelitian ................................................................................................... 24
C. Kerangka Teori ..................................................................................................... 28
D. Hipotesis................................................................................................................... 29
BAB III ................................................................................................................. 30
METODELOGI PENELITIAN......................................................................... 30
A. Kerangka Konsep ..................................................................................................... 30
B. Desain Penelitian ...................................................................................................... 30
C. Variabel Penelitian ................................................................................................... 31
D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................... 31

xi
1. Populasi Penelitian ................................................................................................ 31
2. Sampel Penelitian.................................................................................................. 31
3. Teknik Sampling ................................................................................................... 33
E. Definisi Operasional ................................................................................................. 34
F. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................... 36
1. Waktu penelitian ................................................................................................... 36
2. Tempat penelitian.................................................................................................. 36
G. Instrumen Alat Pengumpulan Data .......................................................................... 36
1. Uji Validitas dan Realibilitas ................................................................................ 37
H. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................................... 38
I. Analisa Data .............................................................................................................. 39
1. Pengolahan Data ................................................................................................... 39
2. Analisa data Univariat dan Bivariat .................................................................. 40
J. Etika Penelitian.......................................................................................................... 41
K. Jadwal Penelitian...................................................................................................... 43
BAB IV ................................................................................................................. 45
HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 45
A. Pengantar Bab ....................................................................................................... 45
B. Karakteristik Responden ....................................................................................... 45
C. Hasil Analisa Data ................................................................................................ 47
BAB V................................................................................................................... 51
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 51
A. Pengantar Bab ....................................................................................................... 51
B. Interprestasi dan Diskusi Hasil ............................................................................. 51
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 59
D. Implikasi Terhadap Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian .................................. 59
BAB VI ................................................................................................................. 61
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 61
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 61
B. Saran ..................................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan agama ... 46
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden ..................................... 47
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Dalam Melaksanakan ............. 48
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Dalam Melaksanakan......... 48
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Masyarakat Dalam ............. 49
Tabel 4.6 Hubungan Sikap Dengan Perilaku Masyarakat Dalam Melaksanakan.50

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka teori .................................................................................. 28
Gambar 3.2. kerangka konsep ............................................................................. 30

iii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 29


Skema 3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 31

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Penulis...........................................................................................70

Lampiran 2 Inform concent .........................................................................................71

Lampiran 3 Lembar penjelasan......................................................................................71

Lampiran 4 Lembar Persetujuan....................................................................................74

Lampiran 5 Lembar Persetujuan....................................................................................75

Lampiran 6 Kuisioner....................................................................................................76

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ..................................................................................81

Lampiran 8 Surat Keputusan Etik ................................................................................82

Lampiran 9 Hasil spss.....................................................................................................83

Lampiran 10 Dokumentasi..............................................................................................91

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pandemi COVID-19 merubah tatanan dunia kesehatan, semenjak
pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan China, sudah
banyak negara yang merasakan dampak luas dari penyebaran virus penyebab
COVID-19 ini. Pada tahun 2022, jutaan orang mengalami jatuh sakit dan
meninggal akibat coronavirus ini. Di antara kasus yang telah dikonfirmasi
tingkat kematian mencapai 2,58% di I ndonesia. COVID-19 saat ini menjadi
masalah yang sangat serius di seluruh dunia, dan jumlah kasusnya bisa
meningkat setiap harinya. Coronavirus ini menyerang semua orang tanpa
memandang usia atau jenis kelamin, COVID-19 pertama kali diumumkan pada
tanggal 11 Maret 2020, menandakan bahwa virus COVID-19 tersebut telah
menginfeksi banyak orang di berbagai negara (World Health Organization
(2022).

Salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian


akibat COVID-19 adalah dengan vaksinasi. Menurut Kemenkes RI Dirjen
P2P,(2020) Vaksinasi COVID-19 adalah pemberian vaksin yang dapat
merangsang pembentukan imunitas atau antibody di dalam tubuh manusia.
Telah dijelaskan bahwa vaksinasi merupakan produk biologi yang
mengandung antigen jika diberikan kepada manusia secara aktif maka akan
mengembangkan kekebalan tubuh yang khusus terhadap penyakit tertentu.
Maka dari itu pemerintah Indonesia telah memulai program vaksinasi COVID-
19 pada awal tahun 2021 dan sejak bulan Juli 2021 telah dilakukan percepatan
vaksinasi melalui vaksinasi massal yang diharapkan dapat mencapai target
hingga 75% dari seluruh masyarakat Indonesia (Kemenkes RI, 2020). Bahkan
pemerintah juga mengeluarkan Surat Edaran tentang Vaksinasi COVID-19
Dosis Lanjutan (Booster) untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada

1
2

kelompok rentan, namuncakupan vaksinasi booster masih sangat jauh dari


target yakni lansia dan kelompok rentan (Kemenkes, 2022).

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikinmeminta agar seluruh


masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin booster COVID-19, yang
cakupannya baru mencapai 25 persen. Alasannya vaksin booster dinilai telah
berhasil meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan COVID-19. Menkes
Budi mengungkapkan kadar antibodi tubuh masyarakat Indonesia yang sudah
mendapatkan vaksin booster COVID-19 meningkat tajam. Pranita & Komite
Penangan COVID-19 (2020) juga mengatakan Vaksinasi COVID-19 banyak
menimbulkan kontroversi bagi masyarakat, dimana adanya keraguan
masyarakat dalam mendapatkan vaksinasi COVID-19 tersebut. Hal yang
menimbulkan kekhawatiran masyarakat adalah terkait efek samping atau
dampak vaksinasi COVID-19, disebabkan karena waktu pengembangan
vaksinasi yang cukup singkat, berbeda dengan vaksinasi lainnya yang
membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkannya.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan hingga awal


Maret 2022 dari 208.265.720 target sasaran vaksinasi COVID-19, sebanyak
191.110.409 (91,76%) penduduk Indonesia telah mendapatkan vaksinasi dosis
1, sebanyak 146.204.141 (70,20%) penduduk Indonesia telah mendapatkan
vaksinasi dosis 2 dan sebanyak 11.324.273 (5,44%) telah mendapatkan
vaksinasi dosis 3. Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Barat pada tanggal 16 Oktober 2022 terdapat Kabupaten yang memiliki
cakupan vaksinasi terendah dosis 1 Kubu Raya baru mencapai 70,14%, dosis
2 Kubu Raya mencapai 54,17%, dan dosis 3 terendah Kapuas Hulu mencapai
16,83%. Sementara pencapaian vaksinasi tertinggi dikalimantan barat adalah
kota Pontianak. Menurut data dari Puskesmas Sungai Raya Dalam capaian
vaksin terendah dikuburaya ada sebuah Desa yang memiliki capaian vaksin
paling rendah yaitu Desa Kapur 14.849 jumlah seluruh penduduk khususnya
di Dusun Parit Mayor dengan 1650 jumlah penduduk capaian vaksin dosis 1
61,7%, dosis 2 48,0% dan dosis 3 5,0%, dan data capaian vaksin tertinggi di
3

desa Sungai Raya capaian vaksin dosis 1 83,3%, capaian vaksin dosis 2 85,1%,
dan capaian vaksin dosis 3 10,1%.

Menurut World Health Organization (WHO) & Donsu (2019), salah


satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia atau masyarakat adalah
tingkat pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri menurut Moudy & Syakurah
(2020) merupakan pemahaman seseorang mengenai suatu informasi yang ia
terima.Pengetahuan juga meliputi kemampuan seseorang untuk menerima
informasi, menyimpan informasi, menggunakan informasi, dimana
kemampuan ini dipengaruhi oleh keterampilan serta pengalaman yang dimiliki
seseorang. Donsu (2017) juga mengatakan, perilaku seseorang dalam
mengambil tindakan seperti mendapatkan vaksinasi dipengaruhi oleh sikap
dan pengetahuan. Dengan adanya tingkat pengetahuan yang baik, maka
pemikiran seseorang tentang vaksinasi COVID-19 pun semakin meningkat.

Sikap menjadi salah satu bagian yang bisa mempengaruhi perilaku


seseorang dalam mengambil keputusan. Situasi ini dapat digambarkan sebagai
suatu objek yang pada akhirnya akan mempengaruhi perasaan atau emosi dan
kemudian memungkinkan munculnya reaksi atau respon kecenderungan untuk
berbuat. Akarsu et al, (2021) & Hooker and Leask (2020), menyatakan bahwa
sikap berpengaruh terhadap kepercayaan seseorang yakni untuk menunjukan
bahwa kepercayaan masyarakat pada pemerintah sangat rendah terkait
penerimaan vaksinasi COVID-19 maka dari itu, pemerintah melakukan
komponen intrinsik untuk tingkat keberhasilan vaksinasi COVID-19.Sikap
individu terkait program vaksinasi booster COVID-19 merupakan
kecenderungan yang dimiliki seseorang untuk mereaksikan diri terhadap
program vaksinasi booster COVID-19 yang digagas oleh pemerintah.
Penerimaan, penolakan, dukungan ataupun menyikapi dengan acuh tidak
acuh adalah reaksi yang dapat muncul sebagai bentuk sikap dari individu.
Hal ini melibatkan emosi yang dimiliki oleh individu itu sendiri (Widayanti &
Kusumawati, 2021).
4

Menurut Alganesta, dkk (2022) Pada penelitian ini menunjukkan


bahwa tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam
pelaksanaan vaksin Covid-19 terhadap masyarakat di Dusun
Rambaan.Meskipun tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap
dalam pelaksanaan vaksin Covid-19 pengetahuan masyarakat disusun
rambaan tentang pelaksanaan vaksin juga cukup dan sikap masyarakat
didusun rambaan juga baik, namun ada juga masyarakat yang enggan dan
tidak ingin tahu apa itu vaksin, adapun juga sikap masyarakat yang
mengabaikan dan tidak ingin divaksin, selain itu dapat memperburuk
kesehatan masyarakat lainnya. Sehingga perlunya penyuluhan ke
masyarakat dalam pelaksanaan vaksin covid-19.Namun pada penelitian
Windiyati & Feby(2021) menunjukanbahwa adanya Hubungan Antara
Pengetahuan Dengan Kesediaan penerimaan Vaksinasi Covid-19dengan
nilai P.Value 0,041.dan X2 =7,0. sedangkanpada Hubungan Antara
sikap Dengan Kesediaan penerimaan Vaksinasi Covid-19 tidak ada
hubungan dengan nilai P.Value 0,089. Dan X2=2,89. Lalu pada penelitian
Febriyanti & Mukti (2021) menunjukan adanya hubungan antara
pengetahuan kesediaan Vaksin Covid-19 dengan nilai (76-100%) tergolong
baik. Dan pada hubungan antara sikap dengan kesediaan vaksin Covid-19
adanya hubungan dengan nilai 81.1%

Hasil pengumpulan informasi awal didapatkan fakta bahwa masih


banyak masyarakat yang kurang pengetahuan mengenai vaksin 1,2 dan
booster, dan masih ada yang beranggapan bahwa efek samping vaksin booster
lebih parah dari vaksin dosis 1 dan 2, khususnya masyarakat yang tidak
berkunjung ke puskesmas kurang mengetahui tentang vaksin karna
keterbatasan petugas untuk turun ke masyarakat lansung jadi keyakinan
masyarakat dan pengetahuan masyarakat tentang vaksin masih kurang dan
rata-rata pendidikan yang menerima vaksin dipuskesmas sungai raya dalam
yaitu lulusan SMA dan Kuliah (Puskesmas Serdam, 2022).
5

Berdasarkan masalah diatas pencapaian vaksinasi di kabupaten Kubu


Raya dan permasalahan pengetahuan dan sikap maka penulis tertarik untuk
mengetahui hubungan Pengetahuan dan Sikap masyarakat dengan perilaku
pelaksanaan vaksinasi booster COVID-19. Secara umum tujuan dari
dilakukannya kegiatan penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrument
pengukuran pengetahuan dan Sikap masyarakat dengan perilaku pelaksanaan
vaksinasi Booster COVID-19.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Masyarakat dengan Perilaku Pelaksanaan Vaksinasi Booster COVID-19 di
Desa Kapur Dusun Parit Mayor wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya
Dalam”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya apakah ada hubungan
antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan Perilaku
Pelaksanaan Vaksinasi Booster COVID-19 di Desa Kapur wilayah kerja
Puskesmas Sungai Raya Dalam
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasi karakteristik demografi seperti, usia, jenis kelamin,
pekerjaan, agama dan pendidikan.
b. Teridentifikasi Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang
Pelaksanaan Vaksinasi Booster COVID-19 di Desa Kapur Dusun
Parit Mayor wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam.
c. Diketahui Sikap Masyarakat di Desa Kapur Dusun Parit Mayor
wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam.
d. Teranalisa Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Masyarakat dengan Perilaku Pelaksanaa Vaksinasi Booster COVID-
6

19 di Desa Kapur Dusun Prit Mayor wilayah kerja Puskesmas


Sungai Raya Dalam.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian bisa menjadi referensi bagi mahasiswa yang mencari materi yang
sama dengan penelitian ini
2. Bagi Peneliti Lain
Bisa melanjutkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dengan
lokasi yang berbeda dengan metode penelitian yang berbeda dan juga bisa
menjadi referensi sebelum meneliti dengan materi yang sama
3. Bagi Masyarakat
Hasil pelenitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi serta
pengetahuan yang dapat menambah wawasan dan pemahaman masyarakat
terhadap vaksinasi COVID-19 agar dapat menurunkan angka kejadian
COVID-19.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Vaksin COVID-19
a. Definisi vaksin COVID-19
Vaksin adalah produk biologi yang mengandung antigen
dalambentuk mikroorganisme yang telah dimatikan atau dilemahkan,
diproses dengan cara yang aman dan diberikan kepada manusia untuk
memberikan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit, sedangkan
vaksinasi merupakan proses yang terjadi di dalam tubuh yang mengubah
tubuh seseorang menjadi kebal dan terlindung dari penyakit. Apabila
seseorang terserang penyakit, maka tidak akan mengalami sakit yang
parah atau hanya mengalami sakit yang ringan (Kemenkes RI, 2021).
Pemberian vaksin kepada seseorang disebut dengan vaksinasi.
Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang dapat merangsang
pembentukan imunitas atau antibody di dalam tubuh manusia.
Pemberian vaksinasi ini merupakan salah satu usaha untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19. Telah dijelaskan
bahwa vaksinasi merupakan produk biologi yang mengandung antigen
jika diberikan kepada manusia secara aktif maka akan mengembangkan
kekebalan tubuh yang khusus terhadap penyakit tertentu (Kemenkes RI
Dirjen P2P,2020).
Tujuan dengan dibuatnya vaksinasi adalah untuk mengurangi
penyebaran rantai COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian akibat virus COVID-19, menambahkan kekebalan tubuh
setiap orang yang divaksinasi, maka sistem kekebalan tubuh seseorang
yang divaksinasi akan memberikan perlindungan bagi mereka yang
belum divaksinasi (Kemenkes RI Dirjen P2P & Yudho Winanto, 2020)
a. Jenis-jenis vaksin covid-19

7
8

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa


pemerintah sudah menetapkan ada 6 jenis vaksin COVID-19 yang akan
digunakan di Indonesia (Kemenkes RI, 2020a), di antaranya ialah :
1) Vaksin Merah Putih
Vaksin merah putih tersebut merupakan hasil
kerjasamaBUMN PT Bio Farma (Persero) dengan Lembaga
Eijkman. Pemerintah berharap vaksin merah putih selesai pada akhir
2021. Bio Farma juga bekerja sama dengan perusahaan vaksin China
Sinovac Biotech.
2) AstraZeneca
AstraZeneca Pengujian yang dilakukan oleh AstraZenecadan
Oxford University menunjukkan bahwa efisiensi rata-rata produksi
vaksin virus corona adalah 70%. Saat ini, uji coba masih berlanjut
pada 20.000 relawan. Vaksin AstraZeneca dianggap mudah untuk
dikeluarkan karena tidak perlu disimpan pada suhu yang sangat
dingin.
3) China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)
Perusahaan Grup Farmasi Nasional China. Meskipun tahap
pengujian terakhir belum selesai, di Cina, sekitar 1 juta orang telah
divaksinasi berdasarkan izin penggunaan darurat. Sebelum
Sinopharm terbukti benar-benar sukses, itu hanya digunakan untuk
pejabat China, pekerja keliling dan pelajar. Pada September 2020,
Uni Emirat Arab adalah negara pertama di luar China
yangmenyetujui penggunaan vaksin tersebut.
4) Moderna
Moderna mengklaim tingkat efektif produksi vaksinnya adalah
94,5%. Di penghujung November, Moderna mengaku telah
mengajukan permohonan penggunaan darurat vaksin COVID-19
kebadan regulasi di Amerika Serikat dan Eropa. Moderna yakin
bahwa vaksinnya memenuhi persyaratan penggunaan darurat yang
ditetapkan oleh Food and Drug Administration (FDA) AS.
9

5) Pfizer Inc and BioNTech


Vaksin Pfizer dan BioNTech telah menyarankan BPOM
diAmerika Serikat dan Eropa untuk segera menggunakan vaksin
virus korona mereka. Dalam uji coba terakhir pada 18 November
2020, mereka mengklaim bahwa 95% vaksin tersebut efektif
melawan virus corona dan tidak ada bahaya keamanan.
6) Sinovac Biotech Ltd
Saat ini, CoronaVac sedang memasuki uji coba fase 3.Sinovac
sedang menguji vaksinnya di Brasil, Indonesia dan Bangladesh.
Seperti yang ditunjukkan pada hasil awal pada monyet yang
dipublikasikan di jurnal Science, antibodi yang dihasilkan oleh
vaksin tersebut dapat menetralkan 10 strain Sars-coV-2.

2. Vaksin Booster

Kegunaan vaksin booster merupakan upaya pengembalian imunitas


tubuh dan proteksi klinis yang menurun sehingga pemerintah memulai
program vaksinasi booster yang sudah dilakukan mulai tahun 2022.
Program tersebut adalah upaya lanjutan dari vaksinasi dosis penuh ke 1 dan
ke 2 tergantung dari jenis vaksin. Selain itu pemerintah memberikan vaksin
ketiga atau booster secara gratis untuk masyarakat umum. Booster vaksin
disebut juga vaksin dosis ketiga diberikan sebagai upaya untuk memutus
rantai penularan COVID-19 dengan tujuan meningkatkan imunitas tubuh
dalam melawan Virus Corona. Vaksin dosis ketiga dapat meningkatkan
efektivitas vaksin COVID-19 sebelumnya. Seiring berjalannya waktu,
efektivitas vaksin dosis 1 dan 2 dapat melemah sehingga perlindungan
terhadap virus dapat menurun. Maka diberikan vaksin tambahan untuk
membentuk kembali antibodi dan memperpanjang perlindungan. Namun
perlu diingat, kondisi tubuh dan daya perlindungan yang dihasilkan vaksin
pada setiap orang bisa berbeda-beda. Faktor lain yang juga memengaruhi
adalah kesehatan tubuh serta jenis vaksin yang diperoleh. Vaksinasi booster
berbeda dengan istilah vaksinasi tambahan (additional dose) yang mungkin
10

dibutuhkan saat imunitas individu tidak terbentuk dengan cukup setelah


vaksinasi primer yang umumnya ditemukan pada penderita gangguan
kekebalan tubuh. Terdapat 3 alasan penting vaksinasi booster harus
dilakukan. Pertama, adanya kecenderungan penurunan jumlah antibodi
sejak 6 bulan pasca vaksinasi terutama di tengah kemunculan varian-varian
covid-19 baru termasuk varian Omicron (Kemenkes RI, 2022).
a. Definisi dan penyebab COVID-19
Menurut World Health Organization, (2020) PenyakitCOVID-19
merupakan penyakit infeksi yang sedang menjadi pandemic global. Pada
tahun 2020, jutaan orang mengalami jatuh sakit dan meninggal akibat
coronavirus ini. Di antara kasus yang telah dikonfirmasi tingkat kematian
mencapai 2,67%. Penularan COVID-19 terutama bisa melalui kontak
pernapasan. COVID-19 saat ini menjadi masalah yang sangat serius di
seluruh dunia, dan jumlah kasusnya bisa meningkat setiap harinya.
Coronavirus ini menyerang semua orang tanpa memandang usia atau
jenis kelamin.Coronavirus merupakan sekelompok besar virus yang bisa
menyebabkan penyakit dengan gejala ringan hingga parah. Setidaknya
ada dua virus corona diketahui menyebabkan penyakit yang bisa
menimbulkan gejala parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit
COVID-19 merupakan jenis penyakit baru yang belum pernah ditemukan
pada manusia sebelumnya (Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (P2P)., 2020).

Virus penyebab COVID-19 disebut dengan SARS–CoV-


2.Coronavirusadalah virus zoonosis (menyebar hewan dan manusia).
Menurut penelitian bahwa SARS ditularkan dari musang ke manusia.
Sehingga hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 masih
belum diketahui (Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P, 2020).

b. Tanda dan Gejala COVID-19


11

Gejala COVID-19 antara lain demam, batuk kering, dan sesak


napas. Beberapa pasien mengalami gejala mirip pilek dan mengalami
nyeri pada tenggorokan dan diare. Beberapa orang yang terinfeksi tidak
menunjukkan gejala dan merasa sehat. Sebagian dapat pulih dengan
sendirinya, sedangkan sebagian lainnya mengalami perburukan kondisi
sehingga mengalami kesulitan bernapas dan perlu dirawat di rumah sakit
(WHO, 2020).

c. Phatogenesis dan patofisiologi covid-19


Menurut Susilo et al.,& Rothan. H, dkk (2020) Patogenesis SARS-
CoV-2 masih belum diketahui, namun telah diyakini bahwa tidak ada
perbedaannya dengan SARSCoV yang lebih dikenal dengan luas. Pasien
yang terinveksi oleh virus COVID-19 menunjukkan jumlah sel darah
putih yang lebih tinggi, pernapasan yang abnormal, dan mengalami
peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi dalam plasma. Laporan dari
kasus COVID-19 pasien yang demam selama 5 hari telah mengalami
batuk, memiliki suara napas yang keras di keduan paru-parunya, dan
memiliki suhu 39°C. Dahak pasien menunjukkan reaksi berantai
polimerase real-time positif, mengkonfirmasikan infeksi COVID-19
(Rothan and Byrareddy, 2020).
Berdasarkan banyaknya orang tertular yang pernah bersentuhan
dengan pasar hewan basah di Wuhan yang biasanya menjual hewan
hidup, diduga itu mungkin asal zoonosis COVID-19. Namun, hingga saat
ini, dengan pengecualian mamalia dan burung, tidak ada bukti yang
konsisten tentang kumpulan virus corona. Analisis urutan genom
COVID-19 mengungkapkan bahwa mirip dengan dua sindrom
pernafasan akut parah yang diturunkan dari kelelawar, mereka 88%
identik dengan dua virus corona. Ini menunjukkan bahwa mamalia paling
mungkin menjadi penghubung antara COVID-19 dan manusia (Rothan
and Byrareddy, 2020)
12

COVID-19 pada kelelawar merupakan sumber utama untuk


kejadian servere acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle East
respiratory syndrome (MERS). Coronavirus disebut dengan virus
zoonotic yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Setelah
terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi
di sel epitel saluran napas atas (virus melakukan siklus hidupnya).
Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah akan terjadi infeksi akut
terjadi peluruhan virus dari sauran napas dan virus dapat berlanjut
meluruh beberapa watu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan.
Masa intubasi virus sampai muncul penyakitnya sekitar 3-7 hari (PDPI,
2020).
Sebagai virus yang menyerang sistem pernapasan, patogenesis
utama infeksi COVID-19 adalah pneumonia berat, kekeruhan kaca tanah,
dan cedera jantung akut. Kadar sitokin dan kemokin dalam darah pasien
yang terinfeksi COVID-19 sangat tinggi (Rothan and Byrareddy, 2020).

1. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Vaksin covid-19


Pengetahuan masyarakat secara umum terhadap vaksinasi COVID-19
dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Masyarakat
dengan usia diatas 30 tahun biasanya memiliki pengetahuan yang lebih baik
terkait pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 dibandingkan dengan
masyarakat yang usianya lebih muda. Tingkat pendidikan masyarakat yang
semakin tinggi juga berdampak dalam meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat terkait pemahaman dalam mencari informasi
vaksinasi COVID-19. Penyebaran informasi yang salah terkait vaksinasi
COVID-19 dikalangan masyarakat bisa mempengaruhi tingkat pengetahuan
masyarakat terkait vaksinasi dan membuat masyarakat takut untuk
menerima adanya vaksinasi COVID-19 (Nurdiana,et al & Sulistyawati et al,
2021).
Menurut Nurislaminingsih & Liang et al, (2020) Untuk menambah
pengetahuan masyarakat menganai vaksinasi COVID-19 selain pemberian
13

informasi melalui media, juga diperlukan kegiatan sosialisasi untuk


meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai vaksinasi agar lebih
efektif.
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui
adanya proses sensoris, terutama sepeti pada mata, dan telinga pada
suatu objek. Pengetahuan seseorang bisa dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, pekerjaan seseorang, umur, lingkungan sekitar dan sosial
budaya. Pengetahuan merupakan hal yang terpenting dalam diri
seseorang untuk mengetahui suatu objek dan pengetahuan juga bisa
membentuknya perilaku seseorang (Donsu, (2017) & Notoatmodjo,
(2012).
Menurut Rusmini (2014), Pengetahuan adalah suatu kata yang
bisa dipakai untuk mengetahui jika seseorang mengenal tentang sesuatu
yang terdiri dari unsur yang mereka ketahui, sesuatu yang diketahui, dan
kesadaran untuk mengetahui sesuatu objek yang ingin diketahui,
pengetahuan dapat dikatakan selalu membutuhkan adanya subjek yang
sadar untuk mengetahui hal-hal dan objek sebagai apa yang ingin
mereka ketahui.
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hal yang
sangat penting dalam diri seseorang, karena pengetahuan bisa
mempengaruhi tindakan seseorang dalam melakukan seseuatu atau
disebut overt behavior.
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Retnaningsih (2016), Tingkat pengetahuan yang
mencakup dalam domain kognitif telah dibagi atas 6 tingakatan
pengetahuan, yaitu:
1) Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah sebagai pengingat suatu yang materi yang
teah dipelajari sebelumnya, yang termasuk pengetahuin ini ialah
bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterima.
14

2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
suatu materi yang diketahui secara benar serta sehingga dapat
meninterprestasikan. Seseorang yang telah paham dengan suatu
objek atau suatu materi yang harus dapat menjeaskan dan
menyebutkannya.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunkan
materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang
sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dan dalam konteks
lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu
materi atau suatu objek tertentu ke dalam komponen-komponen,
masih dalam kaitan satu sama lain. Penggunaan kata-kata kerja
merupakan kemampuan dari analisis.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis merujuk pada suatu kemampuan seseorang untuk
menjelaskan atau menghubungan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Diartikan juga sebagai kempuan
untuk menyusun formasi dari formasi-formasi yang lainnya.
6) Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melaksanakan penelitian terhadap suatu
objek yang telah ditentukan seseorang. Penelitian ini berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-
kriteria yang ada.
c. Pengukuran tingkat pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket (kuesioner) yang menanyakan tentang isi atau materi yang ingin
diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengukuran pengetahuan
15

yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat


pengetahuan responden yang meliputi tahu, memahami, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Pertanyaan yang dapat digunakan untuk
pengukuran pengetahuan secara umun dapat dikelompokkan menjadi
dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan subjektif misalnya jenis
pertanyaan essay dan pertanyaan objektif, misalnya jenis pertanyaan
pilihan ganda, (multiple choice), betul-salah pertanyaan menjodohkan
(Notoatmodjo, (2014) & Nurhasim, (2013).
Cara mengukur pengetahuan dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian 1 untuk jawaban benar dan
nilai 0 untuk jawaban salah. Penilaian dilakukan dengan cara
membandingkan jumlah skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian
dikalikan dengan 100% dengan hasilnya persentase kemudian
digolongkan menjadi 3 kategori yaitu kategori baik (76-100%), sedang
atau cukup (56-75%) dan kurang (<55%) (Arikunto & Nurhasim, 2013).
d. Cara memperoleh pengetahuan
Beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan (M., 2011) yaitu:
1) Cara Coba Salah (Trial and error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, dan
berbagai prinsip orang lain yang menerima, mempunyai yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji
terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan
fakta empiris maupun penalaran sendiri.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
16

Upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang


kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi masa lalu.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat PengetahuanMenurut
Notoatmodjo (2016), ada faktor penyebab yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu:
1) Tingkat Pendidikan
Upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadinya
perubahan sikap dan perilaku yang positif yang meningkat
seseorang atau kelompok. Semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin cepat menerima dan memahami suatu informasi.
2) Informasi
Seseorang yang memiliki sumber informasi yang sangat
banyak akan mempunyai pengetahuan yang sangat luas. Informasi
atau media suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu,
sarana komunikasi seperti radio, televisi, surat kabar, majalah dan
penyuluhan yang mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan
opini dan kepercayaan seseorang. Karena informasi bisa
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
3) Budaya
Tingkah laku manusia atau suatu kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhannya yang meliputi sikap, kepercayaan, moral,
kesenian, hukum, adat dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
sekumpulan anggota masyarakat. Tradisi atau budaya seseorang
yang dilakukan tanpa penalaran apakah baik atau buruk akan
menambah pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan memperngaruhi proses masuknya pengetahuan
kedalam individu karena adanya interaksi timbal balik. Lingkungan
17

yang baik akan pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika
lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang didapat juga akan
kurang baik. Jika seseorang berada di sekitar orang yang
berpendidikan maka pengetahuan yang dimiliki seseorang akan
berbeda dengan orang yang berada di sekitar orang pengangguran
dan tidak berpendidikan
5) Usia
Usia bisa mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin
berkembang juga pola pikir dan daya tangkap seseorang. Sehingga
pengetahuan yang diperoleh seseorang semakin banyak.
6) Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu hal yang harus seseorang lakukan
terutama untuk menunjang kehidupannya dan keluarganya.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan seseorang, tetapi lebih
banyak merupakan cara mencari nafkah yang kadang
membosankan, yang berlangsung dan sering banyak tantangan.

2. Sikap Masyarakat Terhadap Vaksinasi COVID-19


Menurut survey yang telah dilakukan oleh (Nature Medicine, 2021)
menunjukkan bahwa masyarakat global masih meragukan vaksinasi
COVID-19. Menurut World Health Organization (WHO) telah terdapat
keraguan masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19 sebagai penundaan
dalam menerimaan atau penolakan terhadap vaksinasi COVID-19 meskipun
layanan vaksinasi COVID-19 sudah tersedia. Rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19 dan rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah. Hal ini terjadi di Indonesia maka
kemungkinan vaksinasi COVID-19 yang dilakukan secara perdana oleh
Presiden tempo hari belum cukup untuk meningkatkan rasa percaya
masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19, mengingat bahwa vaksinasi
18

COVID-19 adalah salah satu solusi yang bisa dilakukan ditengah pandemic
ini.
a. Definisi sikap
Sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang atau
responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehat sakit dan
faktor resiko kesehatan. Sikap merupakan suatu sindrom atau kumpulan
gejala dalam merespon stimulus atau objek sehingga sikap itu
melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain
(Notoatmodjo, 2014)
Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh tindakan. Tindakan manusia
seperti menerima dengan ikhlas. Sikap yang merupakan suatu respon
tertutup seseorang terhadap suatu objek tertentu. Faktor yang memegang
penting dalam menentukan sikap yang ada dalam diri seseorang adalah
pengetahuan. Pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi individu
dalam menentukan sikapnya terhap suatu hal atau objek tertentu
(Grishela dkk., 2020).
Menurut Velia, (2015) Sikap adalah suatu reaksi atau respon
terhadap suatu objek, manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat
seseorang, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup. Sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau
aktivitasnya, melainkan predisposisi perilaku seseorang (tindakan
tertutup). Sikap memiliki dua komponen, yaitu; (1) omponen kognitif,
sebuah keyakinan yang di pegang penuh dengan kesadaran; dan (2)
Komponen afektif. Sikap biasanya melibatkan pikiran, perhatian, dan
emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju,
baik-tidak baik, dan sebagainya).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Menurut (Azwar, 2013) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu:
1) Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap
apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap
19

akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut


terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2) Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting
Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap
penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
3) Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-
individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari
kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap
berbagai masalah.
4) Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan
secara obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah
mengherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut
mempengaruhi sikap.
6) FaktorEmosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari emosiyang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran
frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
c. Tingkatan Sikap
Sikap yang merupakan respons tertutup dari seseorang terhadap
suatu objek tertentukan yang melibatkan sikap seseorang (senang, tidak
senang, setuju atau tidak setuju, baik atau tidak baik dan sebagainya).
Seperti pada pengetahuan seseorang bahwa sikap juga memiliki suatu
20

tingkatan. Berikut yang merupakan tingkatan dari sikap yang


berdasarkan intensitasnya (Notoatmodjo, 2014) :
1) Menerima (receiving) seseorang atau subjek yang mau
menerimastimulus yang diberikankepada seseorang tersebut.
Misalnya sikap seseorang terhadap penyuluhan kesehatan, dapat
diketahui atau diukur dari kehadiran masyarakat untuk
mendengarkan penyuluhan kesehatan tersebut yang diadakan
dilingkungan sekitar masyarakat setempat (Notoatmodjo, 2014).
2) Menanggapi (responding) seperti memberikan jawaban atau
tanggapanseseorang terhadap pertanyaan yang diajukan atau suatu
objek tertentu yang dihadapi. Contohnya seperti seorang ibu yang
menghadiri sebuah penyuluhan kesehatan yang diadakan
dilingkungan sekitarnyauntuk ditanya atau diminta menanggapi oleh
penyuluh tersebut, kemudian ia menjawab atau menanggapinya
(Notoatmodjo, 2014).
3) Menghargai (valuing). Seseorang bisa dikatakan menghargai
apabila ia
telah memberikan nilai yang posititf terhadap suatu objek yang telah
ditentukan, bahkan mengajak orang lain untuk merespons hal
tersebut. Contohnya seperti seorang individu yang mendiskusikan
penyuluhan kesehatan yang diadakan bahkan mengajak tetangga
dan orang sekitarnya untuk mendengar penyuluhan tersebut
(Notoatmodjo, 2014).
4) Bertanggung jawab (responsible). Bertanggung jawab terhadap apa
yang sudah diyakinkannya merupakan sikap yang paling tinggi
dalam diri seseorang. Seseorang yang telah mengambil sikap
tertentukan berdasarkan keyakinannya sendiri dan harus berani
mengambil resiko atau adanya resiko lain (Notoatmodjo, 2014).
d. Cara Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung.Pengukuran sikap secara langsung dapat ditanyakan
21

bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.


Pengukuran sikap secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat
responden (Notoatmodjo, 2012). Sikap dapat diukur dengan berbagai
item pertanyaan yang dinyatakan dalam kategori respon dengan
menggunakan metode likert. Untuk mengetahui sikap responden
tersebut maka digunakan 4 skala Likert yaitu Sangat Setuju (SS)=4,
Setuju (S)=3, Tidak Setuju (TS)=2 dan Sangat Tidak Setuju (STS)=1.
Jika jawaban responden memiliki skor >50% maka sikap responden
baik dan apabila skor jawaban responden <50% maka sikap responden
tidak baik.

3. Perilaku Pelaksanaan vaksin COVID-19


Menurut Pomery et al, (2019) Kesediaan seseorang dalam melakukan
suatu perilaku tertentu dalam situasi yang kondusif untuk menampilkan
perilaku tersebut yaitu keterbukaan individu terhadap suatu peluang.
Dengan demikian, untuk menampilkan perilaku seseorang dalam menerima
vaksinasi Covid-19.
Perilaku pencegahan terhadap virus Covid-19 merupakan salah satu
sikap yang terbentuk dalam diri seseorang melalui serangkaian evaluasi diri
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada dilingkungan masyarakat.
Perilaku yang dilakukan untuk pencegahan Covid-19 yang ada di
masyarakat bila didasarkan dengan pengetahuan yang baik mengenai
Covid-19. Jika perilaku tidak didasari oleh pengetahuan yang baik maka
upaya pencegahan Covid-19 juga tidak terlaksana dengan baik (Moudy &
Syahkura, 2020).
a. Definisi Perilaku
Menurut Donsu, (2019) & Wawan, (2011) Perilaku adalah
sebagian dari tindakan seorang individu yang dapat diamati, respon
individu terhadap suatu tindakan dan mempunyai frekuensi yang
spesifik. Perilaku yang merupakan kumpulan berbagai faktor yang
22

saling berinteraksi, salah satu yang dapat mempengaruhi perilaku


seseorang adalah pengetahuan. Selain dari pengetahuan masyarakat,
pengetahuan, sikap dan tindakan dari tokoh masyarakat juga sangat
penting dalam melakukan vaksinasi Covid-19.
Perilaku seseorang adalah komponen penting dalam melakukan
pencegahan sehari-hari. Sikap positif yang dilakukan seseorang untuk
kesehatannya otomatis berdampak pada perilaku yang positif juga,
tetapi jika sikap negatif terhadap kesehatannya, makan berdampak
negatif juga pada perilakunya (Wardani, 2013).
Faktor-faktor yang membedakan respon pada stimulus yang
berbeda disebut dengan determinan perilaku. Derteminan perilaku
dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Faktor internal yaitu karakteristik seseorang yang besangkutan yang
bersifat bawaan dari dalam diri seseorang tersebut, misalnya tingkat
kecerdasan seseorang, tingkat emosionalnya, jenis kelamin, dan
sebagainya.
2) Faktor eksternal yaitu seperti lingkungannya, baik lingkungan
fisiknya, sosial budaya, ekonomi, politik da sebagainya. Seperti yang
kita ketahui bahwa faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat
dominan yang mewarnai perilaku seseorang (Aminudin, 2016).
Menurut Teori dari Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku
adalah suatu fungsi karakteristik individu seperti nilai-nilai dan sifat
kepribadian seseorang, faktor lingkungan memiliki kekuatan besar
dalam menentukan perilaku seseorang dan karakteristik dalam diri
seseorang sehingga bisa menjadi perilaku yang lebih komplek. Kurt
Lewin juga menambahkan bahwa perilaku seseorang bisa berubah.
Kemungkinan ada 3 yang bisa merubah perilaku yang ada dalam diri
seseorang diantaranya adalah:
1) Perilaku seseorang akan terjadi perubahan bila kekuatan-kekuatan
pendorong yang meningkat, karena stimulus yang mendorong untuk
terjadinya perubahan perilaku dalam diri seseorang.
23

2) Adanya stimulus yang memperlemah kekuatan penahanan sehingga


kekuatan-kekuatan tersebut penahanan bisa menurun, dan terjadilah
perubahan perilaku pada individu tersebut.
3) Terjadinya kekuatan pendorong yang meningkat dan kekuatan
penahan yang menurun.
b. Bentuk Perilaku
Berdasarkan teori “S-O-R” dalam Natoatmodjo, menjelaskan
bahwa perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Perilaku tertutup (convert behavior)
Disebut dengan perilaku tertutup jika respons
seseorangterhadap stimulus masih belum bisa diamati oleh orang
lain. Respons tersebut biasanya masih dalam bentuk perhatian,
perasaan dan persepsi seseorang. Perhatian yang datang dalam sikap
seseorang terhadap stimulus yang datang. Maka dari itu, biasanya
terbentuknya perilaku tertutup seseorang dapat diukur dari
pengetahuan dan sikapnya (Natoadmodjo, 2014).
2) Perilaku terbuka (overt behavior)
Bisa dikatakan bahwa itu adalah perilaku terbuka jika
terjadinya respons terhadap stimulus yang berbentuk tindakan atau
praktik yang dapat diamati dari luar (Natoatmodjo, 2014).
c. Pengukuran Perilaku
Perilaku manusia adalah kognitif, afektif atau emosi dan konasi,
yang memiliki bentuk operasionalnya adalah seperti pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude) dan tindakan (practice) (Notoatmodjo,
2014).
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hal yang terkait dengan seorang individu
yang diketahuinya secara sehat dan sakit atau kesehatannya.
Misalnya tentang suatu penyakit (penyebab, cara penularan dan cara
pencegahannya), pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2014).
24

2) Sikap
Sikap adalah suatu penilaian dari individu yang terkait dengan
hal kesehatan, sehat-sakit terkait dengan faktor resiko kesehatan.
Misalnya seperti bagaiaman penilaian responden terhadap suatu
penyakit. Pengukuran sikap seseorang dapat dilakukan berdasarkan
jenis penelitian. Dilakukannya untuk menggali pendapat atau
penilain seorang individu terhadap suatu objek kesehatan melalui
pertanyaan yang sudah tertulis (Notoatmodjo, 2014).
3) Tindakan
Tindakan adalah sesuatu yang dilakukan oleh individu terkait
kesehatan sepeti pencegahan suatu penyakit, cara meningkatkan
kesehatannya, cara memperoleh pengobatan yang tepat dan benar,
dan sebagainya. Pada metode ini peneliti akan meminta subjek untuk
mengingat kembali tindakan yang beberapa waktu lalu yang pernah
dilakukannya karena ini merupakan pengukuran tindakan
(Notoatmodjo, 2014).
Menurut Azwar, (2016) Pengukuran perilaku yang berisi
pertanyaan pertanyaan terpilih dan telah diuji reabilitas dan
validitasnya maka dapat digunakan untuk mengungkapkan perilaku
responden. Kriteria pengukuran perilaku:
1. Perilaku positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari
kuisioner >T mean.
2. perilaku negative jika nilai T skor yang diperoleh responden
kuisioner <T mean
Jika jawaban responden memiliki skor >4.00 (perilaku baik) dan
apabila skor jawaban responden <4.00 (perilaku cukup baik).
B. Keaslian Penelitian

No Nama, Judul Metode Hasil Perbedaan


Tahun
1. Lusinda Pengetahuan Penelitian ini Pengetahuan lansia Penelitian ini berjudul
Pebrian, dan Sikap menggunakan mengenai vaksinasi Hubungan antara
25

Hery Lansia tentang metode booster COVID-19 di Pengetahuan dan Sikap


prayitno & Booster kuantitatif, desa sukajaya wilayah Mayarakat dalam
Oktarian COVID-19 di desain penelitian kerja puskesmas Pelaksanaan Vaksinasi
Pratama Desa SukaJaya ini adalah cikondang kabupaten Booster COVID-19,
Wilayah kerja deskriptif cianjur tahun 2022 Lokasi Penelitian,
puskesmas korelasi dengan menunjukkan sebanyak penelitian sebelumnya
Cikondang pendekatan 55 responden (61,1%) yang diteliti adalah
Kabupaten cross sectional. baik dan sikap lansia Lansia dengan 90
Cianjur Sampel dalam mengenai vaksinasi reponden sedangkan
penelitian ini booster covid-19 penelitian ini pada
adalah 90 menunjukkan sebanyak masyarakat dewasa
responden 52 responden (57,8%) dengan menggunakan
dengan positif. 2.Terdapat accidental sampling
menggunakan hubungan antara dengan jumlah
teknik sampling pengetahuan dengan sampel95 orang
total sampling. vaksinasi booster menggunakan rumus
Tempat COVID-19 di desa Lamshow
penelitian ini sukajaya wilayah kerja
wilayah kerja puskesmas cikondang
puskesmas kabupaten cianjur
Cikondang dengan p. Value 0,000
Kabupaten dan terdapat hubungan
Cianjur. antara sikap dengan
Instrument yang vaksinasi booster
digunakan COVID-19 di desa
dalam penelitian sukajaya wilayah kerja
yaitu kuesioner puskesmas cikondang
yang terdiri dari kabupaten cianjur
kuesioner dengan p. Value 0,000
pengetahuan,
sikap dan
vaksinasi.
Analisa data
yang digunakan
yaitu univariat
menggunakan
distribusi
frekuensi,
analisa bivariat
menggunakan
Chi square.
2. Ika Tingkat Penelitian ini menunjukkan Penelitian ini berjudul
Purnamasa Pengetahuan merupakan pengetahuan Hubungan antara
ri & Anissa dan Perilaku penelitian masyarakat Kabupaten Pengetahuan dan Sikap
Ell Masyarakat kuantitatif Wonosobo tentang Mayarakat dalam
Raharyani, Kabupaten dengan desain COVID 19 berada pada Pelaksanaan Vaksinasi
2020 Wonosobo analitik korelasi. kategori Baik (90%) Booster COVID-
Tentang Sampel dan hanya 10% berada 19,lokasi penelitian,
COVID-19, berjumlah 144 pada kategori cukup. Penelitian ini
2020 responden yang Untuk perilaku menggunakan
diambil dengan masyarakat Kabupaten pendekatan cross
cara random Wonosobo terkait sectional dengan
melalui aplikasi COVID 19 seperti pengambilan sampel
google form menggunakan masker, menggunakan teknik
yang disebar kebiasaan cuci tangan accidental
26

melalui whatsap dan physical / social sampling,sampel


kepada distancing berjumlah 95 responden
masyarakat menunjukkan perilaku
Kabupaten yang baik sebanyak
Wonosobo. Data 95,8% dan hanya 4,2%
dianalisis masyarakat berperilaku
menggunakan cukup baik. Terdapat
analisis korelasi hubungan bermakna
spearman. antara pengetahuan
dengan perilaku
masyarakat tentang
COVID 19
3. Melly Ani Pengetahuan Desain Berdasarkan variabel Penelitian ini berjudul
Osasi Dan Sikap penelitian tingkat pengetahuan Hubungan antara
Hutapea, Masyarakat adalah deskriptif respoden dalam Pengetahuan dan Sikap
Yulia Tentang korelasional penelitian sebagian Mayarakat dalam
Rizka & Vaksin menggunakan besar memiliki Pelaksanaan Vaksinasi
Widia COVID-19 pendekatan studi pengetahuan baik Booster COVID-19,
Lestari Berhubungan cross sectional. tentang vaksin COVID- Lokasi penelitian,
dengan Penelitian 19 dengan jumlah 60 pengambilan sampel
Kesediaan dilakukan orang (60%). menggunakan teknik
Untuk kepada Pengetahuan baik accidental sampling
dilakukan masyarakat di bersumber dari
Vaksinasi wilayah kerja penerimaan informasi
Puskesmas yang akurat, krediabel,
Sidomulyo dan konsisten.
Rawat Jalan Berdasarkan variabel
dengan sikap menunjukan sikap
menggunakan respoden dalam
metode penelitian sebagian
pengambilan besar memiliki sikap
sampel yaitu positif terhadap vaksin
Quota sampling. COVID-19 dengan
Alat ukur yang jumlah 54 orang (54%).
digunakan Sikap positif
adalah kuesioner masyarakat terhadap
yang telah diuji vaksin COVID-19
validitas dan berhubungan dengan
reliabilitas pengetahuan baik yang
Proses dimiliki masyarakat
pengambilan dengan menunjukan
data dilakukan sikap menerima dan
secara online setuju dengan
melalui pelaksanaan vaksinasi
penyebaran link COVID-19. Akan
google formulir tetapi, hasil penelitian
dan offline menunjukan responden
melalui dengan sikap positif
pengisian (54%) memiliki selisih
kuesioner. yang tidak jauh berbeda
Analisa data dengan masyarakat
yang digunakan dengan sikap negatif
adalah analisa (46%) sehingga
univariat dan memungkinkan pada
analisa bivariat penelitian dengan
27

menggunakan populasi yang lebih


uji chi square. besar berpeluang untuk
sikap negatif yang
dominan muncul di
masyarakat. Hasil
analisa data univariat
disimpulkan bahwa
pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap
vaksin COVID-19
mempengaruhi
kesedian untuk
dilakukan vaksinasi
COVID-19.
4. Setiyo Adi Hubungan Studi Hasil analisa data Penelitian ini berjudul
Nugroho, Tingkat korelasional dengan Spearman’s Hubungan antara
Binti Pengetahuan dengan rho, didapatkan nilai r = Pengetahuan dan Sikap
Istiqomah dan Self pendekatan 0,756 dan nilai p = Mayarakat dalam
dan Fita Efficacy cross sectional 0,000. Berdasarkan Pelaksanaan Vaksinasi
Rohanisa Vaksinasi dilakukan pada hasil uji statistic Booster COVID-19,
(2021) COVID-19 populasi tersebut didapatkan lokasi penelitian,
pada Mahasiswa adanya hubungan yang Penelitian ini
Mahasiswa Fakultas sangat kuat dan berpola menggunakan
Fakultas Kesehatan positif pada tingkat pendekatan cross
Kesehatan Universitas pengetahuan dengan sectional dengan
Universitas Nurul Jadid, self efficacy. pengambilan sampel
Nurul Jadid terdapat 110 Kesimpulan dari menggunakan teknik
(2021) mahasiswa yang penelitian ini adalah accidental
berpartisipasi terdapat hubungan yang sampling,sampel
dalam penelitian signifikan antara berjumlah 95
ini. Variabel tingkat pengetahuan responden.
Independen dengan self efficacy
yaitu Tingkat
Pengetahuan
sedangkan
variabel
dependen adalah
Self Efficacy.
Instrumen dalam
penelitian ini
menggunakan
kuesioner.
28

C. Kerangka Teori
COVID-19

Covid-19 adalah penyakit menular yang


diakibatkan infeksi virus coronavirus
jenis baru (WHO,2020)

Vaksinasi adalah pemberian vaksin


yang dapat merangsang
pembentukan imunitas atau
antibody di dalam tubuh manusia.

Pengetahuan Sikap

Perilaku
Pelaksanaan
Vaksinasi Booster

Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi sikap


Pengetahuan
1. Pengalaman Pribadi
1. Pendidikan 2. Pengaruh orang lain
2. Informasi 3. Pengaruh Kebudayaan
3. Budaya 4. Media massa
4. Lingkungan 5. Lembaga pendidikan dan
5. Usia Lembaga agama
6. Pekerjaan 6. Emosional
(Notoatmodjo, 2016) (Azwar, 2013)

Keterangan :

: Tidak diteliti

: Diteliti

Gambar 2.1 kerangka teori


29

D. Hipotesis
Secara umum pengertian hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis
(pernyataan), yaitu suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian
untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak,
berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian (Hidayat,
2014).
Hipotesis yang penulis simpulkan dalam penelitian ini adalah:
1. Ha : Terdapat Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Pelaksanaan
Vaksin Booster COVID-19
2. Ha : Terdapat Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Pelakanaan Vaksin
Booster COVID-19
3. Ho : Tidak Terdapat Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku
Pelaksanaan Vaksin Booster COVID-19
4. Ho : Tidak Terdapat Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Pelaksanaan
Vaksin Booster COVID;19
Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dan perilaku Masyarakat dalam pelaksanakan vaksinasi Booster COVID-
19.
Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara
sikap dan perilaku Masyarakat dalam pelaksanaan vaksinasi Booster COVID-19.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Menurut Kerangka konsep adalah suatu yang secara teoritis antara
variable-variabel penelitian yaitu, antara variable independen dengan variable
dependen yang akan diamati atau diukur menggunakan uji korelasi dan
melakukan pendekatan cross sectional dalam penelitian ini. Kerangka konsep
merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang
telah mendukung penelitian tersebut (Sugiyono, 2014).
Kerangka konsep dari penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan
pengetahuan dan sikap masyarakat dengan perilaku pelaksanaan vaksinasi
Booster COVID-19. Adapun kerangka konsep pada penelitian ini sebagai
berikut:

Pengetahuan
Perilaku
Pelaksanaan
vaksinasi Booster

Sikap

Gambar 3.2. kerangka konsep

B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu pendekatan yang
sifatnya sesaat pada suatu waktu dan tidak diikuti terus-menerus dalam kurun
waktu tertentu. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengumpulan data terhadap
variabel dependen dan independen. Teknik pengumpulan data yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan sikap masyarakat dengan perilaku pelaksanaan Vaksinasi

30
31

Booster COVID-19 di Desa Kapur Dusun Parit Mayor wilayah kerja Puskesmas
Sungai Raya Dalam.

C. Variabel Penelitian
Menurut sugiyono (2016) variabel penelitian adalah kesimpulan yang
ditarik oleh peneliti berdasarkan atribut yang telah ditetapkan peneliti dan
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, ada dua jenis
Variabel yaitu variabel Independen (Variable bebas) adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen. Dalam penelitian ini variable independen yaitu “Pengetahuan dan
Sikap Masyarakat” dan Variable Dependen (Variabel terikat) adalah variable
yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karna adanya variable independen.
Dalam penelitian ini variable dependennya yaitu “Perilaku Pelaksanaan
vaksinasi booster COVID-19 di Desa Kapur Dusun Parit Mayor wilayah kerja
Puskesmas Sungai Raya Dalam”.

D. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi dalam konteks penelitian merupakan objek keseluruhan
dalam sebuah penelitian atau dapat dikatakan populasi adalah jumlah
keseluruhan dalam sebuah penelitian atau dapat dikatan populasi adalah
jumlah keseluruhan individu-individu yang karakternya akan diteliti
(Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa
Kapur Dusun Parit Mayor Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam
yang tidak sedang menderita COVID-19 dengan jumlah populasi penduduk
usia dewasa di Desa Kapur Dusun Parit Mayor berjumlah 1650 penduduk.

2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi (Hidayat, 2012). Dalam
penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental
sampling. Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja pasien yang secara kebetulan
32

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang


orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,
2016)
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
slovin :
n= N
1 + Ne²
Keterangan:
n= Jumlah sampel
N= Jumlah Populasi
e= Toleransi Error
a. Jawaban :
n= 1650
1 + 1650 (0,1)²
n= 1650
1651 + (0,01)
n= 1650
16,51
n= 99,93 dibulatkan menjadi 100
Jadi,total keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
100 orang responden, sampel dapat dipilih dengan dua kriteria yaitu:
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan
peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria inklusi dalam penelitian
ini adalah:
1). Masyarakat yang bersedia menjadi responden
2). Masyarakat yang tinggal di Desa kapur Dusun Parit Mayor
3). Masyarakat berusia 17-55 tahun, bisa membaca dan menulis
b. Kriteria Eksklusi
33

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian


tidak dapat mewakili sampel karna tidak memenuhi syarat sebagai
sampel penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1). Masyarakat yang tidak lengkap mengisi kuisioner
2). Masyarakat yang sedang sakit

3. Teknik Sampling
Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan pada metode ini
adalah nonprobability sampling (non acak/random) yaitu masyarakat desa
kapur wilayah kerja puskesmas sungai raya dalam. Nonprobability
sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
kesempatan yang sama untuk setiap populasi yang akan dipilih menjadi
sampel (Sugiyono, 2013).
34

E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian variabel-variabel yang
akanditeiliti secara operasional dilapangan. Definisi operasional untuk
mengarahkan kepada atau pengamatan terhadap semua variabel yang
akanditeliti serta juga berguna untuk pengembangan instrument. diteliti
(Riyanto, 2015).

NO Variable Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil Pengukuran Skala


Independendan Oprasional
Dependen
1 Pengetahuan Pengetahuan Kuisioner Menggunakan Kurang baik (<55%) Ordinal
tentang vaksinasi Kuisioner dengan 10 Cukup baik (75%-
Booster adalah pertanyaan tentang 56%)
pemahaman atau Vaksinasi Booster Baik (76%-100%)
hasil dari tahu Denganpilihan (Arikunto, 2013)
Masyarakat jawaban “ya, tidak”
tentang vaksinasi
Booster
2 Sikap Sikap adalah Kuisioner Menggunakan Skor yang digunakan Ordinal
bagaimana Kuisioner dengan untuk pertanyaan
pendapat atau pertanyaan tentang positif yaitu Sangat
penilaian Sikap masyarakat Setuju (SS)= 4
Masyarakat terhadap pelaksanaan Setuju (S)= 3
terhadap hal yang vaksinasi Booster. Tidak Setuju (TS)= 2
terkait vaksinasi Penelitian ini Sangat Tidak Setuju
Booster menggunakan skala (STS)= 1
positif, skor yang Sikap baik>50%
digunakan untuk Sikap
pertanyaan positif tidak baik <50%
yaitu Sangat Setuju
(SS)= 4
Setuju (S)= 3
Tidak Setuju (TS)= 2
Sangat Tidak Setuju
(STS)= 1

3 Perilaku Perilaku adalah Kuisioner Menggunakan 1. Perilaku positif jika Nominal


Pelaksanaan sebagian dari kuisioner dengan nilai T skor yang
vaksinasi tindakah seorang pertanyaan tentang diperoleh responden
Booster individu yang pelaksanaan vaksin dari kuisioner >T
dapat diamati, masyarakat dengan mean.
respon individu pilihan jawaban 2. perilaku negative
terhadap suatu apakah masyarakat jika nilai T skor yang
perilaku adalah sudah melaksanakan diperoleh responden
suatu tindakan vaksin atau belum kuisioner <T mean
seseorang dalam vaksin (Azwar, 2016)
35

melaksanakan Skor >4.00 (perilaku


vaksinasi COVID- baik)
19 apakah Skor <4.00 (perilaku
seseorang tersebut cukup baik)
divaksin atau
tidak vaksin
36

F. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 8-9 Agustus 2023

2. Tempat penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Desa Kapur Dusun Parit mayor wilayah
kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam

G. Instrumen Alat Pengumpulan Data


Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2018). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Kuisioner
1. KuisionerA untuk mendapatkan data identitas responden seperti Nama,
jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, dan agama.
2. Kuisioner B terdiri dari 10 pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan
masyarakat dalam pelaksanaa vaksinasi booster, jika responden memiliki
pengetahuan baik skor nilai (76%-100%), jika responden memiliki nilai
cukup baik maka skor nilai (75%-56%), Jika pengetahuan responden kurang
baik maka skor nilai (<55%).
3. Kuisioner C terdiri dari 7 pertanyaan untuk mengetahui sikap responden
dalam pelaksanaa vaksinasi Booster, untuk nilai pertanyaan positif Sangat
Setuju (SS)=4, Setuju (S)=3, Tidak Setuju (TS)=2, dan Sangat Tidak Setuju
(STS)=1.
4. Kuisioner D terdiri dari 2 pertanyaan tentang Perilaku Pelakanaan Vaksinasi
Booster.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuisioner atau angket tertutup, karna responden hanya tinggal memberi tanda
pada salah satu jawaban yang dianggap benar. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan caramemberikan daftar pertanyaan (kuesioner), merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015).
37

1. Uji Validitas dan Realibilitas


a. Uji Validitas
Uji Validitas merupakan sebuah pengukuran dan juga pengamatan
yangtermasuk prinsip keandalan instrument dalam sebuah penelitian
yang dipergunakan dalam mengumpulkan data ada dua hal yang sangat
penting dalam menentukan validitas pengukuran yaitu instrumen yang
harus relevan isi serta relevan cara dan sasaran (Nursalam, 2016.
Kuisioner mengenai pengetahuan Mayarakat terhadap vaksin COVID-
19 yang terdiri dari 10 pertanyaan, dapat dinyatakan semua pertanyaan
validmemiliki rhitung> rtabel (0,361), kuisioner sikap Masyarakat
terhadap vaksin COVID-19 bahwa dari 7 pertanyaan semua item valid
memiliki r hitung> r tabel (0,374)dan kuisioner mengenai perilaku
pelaksanaan vaksin COVID-19 dari 2 pertanyaan memiliki r hitung> r
tabel (0,361) sehingga dapat dikatakan valid.
b. Uji reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, lakukan uji reliabilitas.
Reliabilitasadalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat ukur yang
dapat dipercaya. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu
tetap konsisten atau bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2012). Realibilitas instrumen dapat dilakukan secara
eksternal dan internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan
dengan teknik paralel dan teknik ulang. Secara internal uji realibilitas
dapat dilakukan dengan cara mengolah hasil pengetesan yang berbeda,
baik dari instrument yang sama maupun yang berbeda, uji realibilitas
internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil dari
pengetesan (Arikunto, 2013).
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsisten atau tidak
kuesioner dalam penelitian yang digunakan untuk mengukur pengaruh
tidaknya variabel dengan alpha sebesar 0,60. Variabel yang dianggap
38

reliabel jika nilai variabel tersebut lebih besar dari >0,60 jika lebih kecil
maka variabel yang diteliti tidak bisa dikatakan reliabel karena <0,60.
Kuisioner mengenai pengetahuan Mayarakat terhadap vaksin
COVID-19 yang terdiri dari 10 pertanyaan, dapat dinyatakan semua
pertanyaan valid dengan cronbach’s 0,834 memiliki rhitung lebih besar
dari rtabel, kuisioner sikap Masyarakat terhadap vaksin COVID-19
bahwa dari 7 pertanyaan semua item valid dengan cronbach’s 0,894
memiliki r hitung> r tabel dan kuisioner mengenai perilaku pelaksanaan
vaksin COVID-19 dari 2 pertanyaan dengan cronbach’s 0,634 memiliki
r hitung> r tabel sehingga dapat dikatakan valid.

H. Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data pada metode kuantitatif biasanya menggunakan
teknik dengan membagikan kuisioner atau angket dengan pertanyaan tertutup
untuk mengisi lembar ceklist. Pada pengumpulan data dengan kuesioner
jawaban biasanya sudah disediakan pada lembar pertanyaan sehingga
responden bisa langsung memilih sesuai dengan apa yang responden rasakan
atau alami (Saryono & Anggraeni, 2013).
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan uji etik nomor: 286/II.I.AU/KET.ETIK/VIII/2023az
b. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari ITEKES
Muhammadiyah Pontianak yang ditujukan kepada Prodi S1 ITEKES
Muhammadiyah Pontianak nomor: 1252/II.3.AU/F/2023
c. Setelah mendapatkan persetujuan dari ITEKES Muhammadiyah
Pontianak, peneliti menyerahkan surat kepada ketua prodi S1 untuk
mendapatkan izin.
d. Setelah mendapatkan izin dari ketua prodi S1, peneliti akan
mengidentifikasi responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.
2. Tahap Pelaksanaa
a. Tahap selanjutnya bertemu calon responden kemudian
memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuan dari
penelitian tersebut.
39

b. Kemudian peneliti memberi lembar persetujuan menjadi responden


(inform consent).
c. Peneliti memberikan lembar kuisioner pada responden melalui
kuisioner yang sudah peneliti siapkan.
d. Peneliti kemudian membimbing responden dalam mengisi kuisioner
dan memberikan waktu pada responden untuk menjawab semua
pertanyaan sesuai dengan petunjuk.
e. Setelah semua pertanyaan sudah dijawab oleh responden, kuisioner
kemudian diberikan kembali kepada peneliti, peneliti kemudian
memeriksa kelengkapan semua kuisioner yang telah diisi oleh
responden.

I. Analisa Data
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisa menggunakan perangkat
lunak (Software).
1. Pengolahan Data
Pengolah data merupakan suatu langkah yang penting, karena data
yang diperoleh peneliti langsung dari penelitian yang masih mentah, belum
memberikan informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan
(Notoatmodjo, 2012). Data yang telah terkumpul dari lembar kuesioner
yang telah diisi oleh responden akan diolah dengan beberapa tahap sebagai
berikut:
a. Penyuntingan Data (Editing)
Editing merupakan kegiatan yang melakukan pengecekan isian
formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada dalam kuesioner
tersebut sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.
b. Koding Data (Coding)
Coding merupakan kegiatan mengubah data yang berbentuk huruf
menjadi data yang berbentuk angka atau bilangan.
c. Scoring
40

Memberi skor pada setiap item, dan mengubah jenis data dengan
memodifikasi sesuai dengan teknik analisis yang digunakan.
d. Processing
Setelah semua lembar kuesioner terisi penuh dan benar serta sudah
menlewati pengkodean, langkah pengolahan selanjutnya adalah
memperoses data tersebut agar data yang sudah di-entry dapat di
analisis.
e. Cleaning
Cleaning adalah pembersihan data yang merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan
atau tidak pada data tersebut. Kesahalan tersebut terjadi kemungkinan
saat kita memasukan dalam ke dalam komputer.
2. Analisa data Univariat dan Bivariat
Analisa data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, mengolah data
yang sudah tersedia dengan menggunakan rumus statistik untuk mejawab
rumuan masalah dalam penelitian tersebut. Analisa data dilakukan agar bisa
menjawab dan membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis, analisa data
juga biasa disebut dengan uji hipotesis yang terdiri dari beberapa uji statistik
(Suyanto, (2011) & Sujarweni, (2014). Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi analisa univariat dan analisa bivariat.
a. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang dapat dilakukan terhadap
masing-masing variabel dan hasil penelitian dan dianalisis untuk
mengetahui distribusi dan presentase dari tiap variabel. Kemudian hasil
yang didapat dimasukan ke dalam tabel frekuensi, Bentuk analisis
univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan
mean atau rata-rata, median serta standar deviasi, kemudian jika data
berbentuk kategorik maka menggunakan distribusi frekuensi
(Notoatmodjo, 2014). Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui
gambaran distribusi frekuensi yang meliputi Umur, Jenis kelamin,
41

Pendidikan Terakhir, Pekerjaan, Agama, Pengetahuan Masyarakat


dalam Pelaksanaan vaksinasi Booster Covid-19, Sikap Masyarakat
dalam pelaksanakan Vaksinasi Booster Covid-19, Perilaku Pelaksanaan
Vaksinasi Booster divaksin atau tidak vaksin.
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan (Notoatmodjo, 2018). Analisis
bivariat dalam penelitian ini adalah Pengetahuan dan sikap Masyarakat
dengan perilaku pelaksanaan vaksinasi Booster COVID-19 akan diuji
secara statistik dengan menggunakan uji chi-square. Analisa bivariat
merupakan analisa data yang dilakukan untuk mencari korelasi atau
pengaruh antara 2 variabel atau yang lebih diteliti.
J. Etika Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mempertimbangkan etika kepada
responden penelitian. Perawat menggunakan manusia dalam proses penelitian
untuk menciptakan informasi; namun demikian, individu memiliki martabat
yang harus dihormati dan dijaga. (Kurniawan, 2017). Berikut ini masalah
dalam penelitian yang berkaitan dengan prinsip-prinsip penelitian.
1. Autonomy
Otonomi didefinisikan sebagai kemampuan untuk memilih apa yang
terbaik untuk diri sendiri berdasarkan evaluasi kebenaran manusia.
Perawat menghargai dan menghormati keputusan pasien, dan mereka
melindungi pasien yang tidak mampu membuat keputusan sendiri.
Namun, penting untuk memahami siapa yang dapat atau berkompeten
untuk membuat keputusan dalam studi tahun 2000. Subjek atau partisipan
memiliki hak untuk memilih berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini
(Kurniawan, 2017)
2. Justice
Konsep keadilan mendasari konsep keadilan. Akibatnya, manfaat
dan kerugian dari penyediaan layanan ini sama dan seimbang. Setiap
partisipan dalam suatu penelitian berhak mendapatkan perlakuan yang
42

sama dari peneliti. Para peneliti didesak untuk mengevaluasi siapa yang
akan memperoleh keuntungan dari penelitian dan siapa yang akan
menanggung beban biaya yang paling besar. Mempertahankan kebutuhan
untuk memasukkan dan mengecualikan kelompok tertentu dalam
penelitian menjadi semakin penting; pertimbangan penting yang terkait
dengan penghormatan terhadap orang juga terkait dengan gagasan
keadilan. Prinsip-prinsip panduan bagi orang-orang yang tidak mampu
melindungi kepentingan mereka sendiri tidak digunakan untuk
mengembangkan informasi baru atau dimanfaatkan oleh peneliti dalam
konteks etika penelitian (Kurniawan, 2017)
3. Beneficience dan nonmalefience
Perawat harus memberikan perawatan semaksimal mungkin kepada
pasien sambil menghindari melukai mereka (prinsip non-malificence). Hal
ini dapat muncul ketika seorang peneliti mencoba untuk mengambil
informasi partisipan. Dalam penelitian, penting untuk mempertimbangkan
semua kemungkinan hasil penelitian dalam hal manfaat dan kerugian bagi
peserta.
4. Privacy, anonymity, dan confidentiality
Kebutuhan untuk melindungi privasi peserta juga merupakan bagian
penting dari bagaimana menghormati peserta dan bagaimana
menghormati orang dalam proses penelitian etis. Masalah kerahasiaan
identitas peserta dalam prosedur penelitian etis. Masalah kerahasiaan
identitas peserta terkait dengan cita-cita tertinggi, seperti menghormati
martabat dan kepatuhan. Pada tahun 2000-an, kerahasiaan dan privasi
pasien menjadi semakin penting dalam penelitian. Namun, menjaga
keamanan dan kerahasiaan informasi membutuhkan hubungan yang
efektif antara peserta dan perawat, yang dibangun dengan bekerja sama.
(kurniawan, 2017)
43

September Oktober November Desember Januari Februari Maret April


2022 Mei 2023
2022 2022 2022 2023 2023 2023 2023
Kegiatan Minggu
No Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
Penelitian Ke
Ke Ke Ke Ke Ke Ke Ke Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengaju
an Judul

2 Bimbing
an
pembuat √ √ √ √ √ √ √
an
proposal
3 Ujian
prop √
osal
4 Revisi
proposal √
5 Uji etik √
6 Perizina
n
penelitia

n
7 Pengam
bilan √ √
data
8 Penelitia
n
9 Pengola
han √
Data
44

10 Sidang
hasil
Penelitia

n
(skri
psi)
11 Revisi
skrip √ √
si
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pengantar Bab

Bab ini berisikan tentang hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan selama
penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Masyarakat Desa kapur Dusun parit mayor
wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam pengumpulan data dilaksanakan pada
8 Agustus 2023 dengan menggunakan kuisioner dan disebarkan ke Masyarakat di
Desa Kapur Dusun Parit Mayor. Adapun judul penelitian ini adalah “Hubungan
Antara Pengetahuan Dan sikap Dengan Pelaksanaan Vaksinasi Booster Covid-19
di Desa Desa Kapur Dusun Parit Mayor Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya
Dalam.

B. Karakteristik Responden
Analisa univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik responden yaitu masyarakat di Desa Kapur Dusun
Parit Mayor. Berikut ini adalah penyajian analisis univariat yang disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi.

1. Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,


pendidikan, pekerjaan dan agama

45
46

Tabel 4.1 Karakteristik usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan


agama
Karakteristik Frekuensi Persentase %
Usia
17-25 (Remaja akhir) 24 24%
26-35 (Dewasa awal) 38 38%
36-45 (Dewasa akhir) 23 23%
46-55 (Lansia awal) 15 15%
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki 59 59%
Pendidikan 41 41%
Tidak Sekolah
SD 3 3%
SMP 11 11%
SMA 14 14%
DIII 61 61%
S1 1 1%
S2 9 9%
Pekerjaan 1 1%
Tidak Bekerja
Pegawai Negeri 44 44%
Pegawai Swasta 42 42%
Wiraswasta 7 7%
Agama 7 7%
Islam
100 100%
Total
100 100%
Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel diatas Rentang usia tertinggi ada pada kelompok


usia 26-35 tahun yaitu sebanyak 38 orang (38%) sedangkan pada kelompok
usia 17-25 tahun terdapat sebanyak 24 orang (24%), kelompok 36-45
terdapat sebanyak 23 orang (23%) dan kelompok 46-55 terdapat sebanyak
15 orang (15%).
Berdasarkan tabel diatas jenis kelamin menunjukkan bahwa jenis
kelamin dari subjek penelitian perempuan lebih besar yaitu sebanyak 59
47

orang (59%) dan subjek laki – laki yaitu sebanyak 41 orang (41%) dengan
jumlah responden sebanyak 100 orang.

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa masyarakat yang


berpendidikan lebih besar yaitu pendidikan SMA sebanyak 61 orang (61%),
tidak sekolah sebanyak 3 orang (3%), berpendidikan SD sebanyak 11 orang
(11%), yang berpendidikan SMP sebanyak 14 orang (14%), S1 sebanyak 9
orang (9%) dan yang paling sedikit berpendidikan DIII sebanyak 1 orang
(1%) dan S2 sebanyak 1 orang (1%).
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa masyarakat yang tidak
berkerja lebih besar sebanyak 44 orang (44%), Pegawai Negeri sebanyak 42
orang (42%), dan yang paling sedikit adala Pegawai Swasta sebanyak 7
orang (7%) dan Wiraswasta sebanyak 7 orang (7%).
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa masyarakat mayoritas
beragama Islam sebanyak 100 orang (100%).

C. Hasil Analisa Data


1. Hasil Analisa Univariat
a. Distribusi Pengetahuan Responden dalam Pelaksanaan
Vaksinasi Booster
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden

Pengetahuan Frekuensi (f) Pesentase (%)


Baik 89 89%
Cukup 11 11%
Kurang 0 0%
Total 100 100%
Sumber:Data primer

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah responden yang
menjawab dengan predikat cukup ialah 11 orang (11%), dan predikat baik
ialah 89 orang (89%) dan tidak ada termasuk kategori kurang. Berdasarkan
hasil yang didapatkan ini jelas menunjukan bahwa mayoritas tingkat
48

pengetahuan masyarakat Desa Kapur Dusun Parit Mayor yaitu mengenai


vaksinasi Booster COVID-19 tergolong baik.
b. Distribusi Sikap Responden dalam Pelaksanaan Vaksinasi
Booster
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Dalam Melaksanakan

Sikap Frekuensi (f) Pesentase (%)


Baik 48 48%
Tidak Baik 52 52%
Total 100 100%
Sumber:Data primer

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang


menjawab dengan sikap sikap baik ialah 48 orang (48%) sedangkan dengan
sikap tidak baik ialah 52 orang (52%). Berdasarkan hasil yang didapatkan
ini jelas menunjukan bahwa sikap masyarakat Desa Kapur Dusun Parit
Mayor adalah kurang baik mengenai vaksinasi Booster COVID-19.

c. Distribusi Perilaku Responden dalam Pelaksanaan Vaksinasi


Booster

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Dalam Melaksanakan


Perilaku Frekuensi (f) Pesentase (%)
Baik 55 55%
Tidak Baik 45 45%
Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan


perilaku baik ialah 55 orang (55%) responden di Desa Kapur Dusun Parit
Mayor yang melakukan melakukan Vaksinasi Booster COVID-19 dan
terdapat 45 orang (45%) perilaku tidak baik. Berdasarkan hasil yang
didapatkan ini jelas menunjukan bahwa sebagian besar perilaku masyarakat
Desa Kapur Dusun Parit Mayor adalah baik dalam melaksanakan vaksinasi
Booster COVID-19.

2.Analisa Bivariate
49

Analisa bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


hubungan antar dua variabel yaitu variabel independen dan variabel
dependen dengan menggunakan program computer. Analisis bivariat dalam
penelitian ini menggunakan uji Chi Square dengan tabel 2 x 2. Berikut ini
adalah hasil analisis bivariat dalam penelitian ini yang di sajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi, narasi dan tabulasi silang.
b. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Masyarakat Dalam
Melaksanakan Vaksinasi Booster COVID-19
Hubungan sikap dengan perilaku masyarakat dalam melaksanakan
vaksinasi Booster COVID-19 di Desa Kapur Dusun Parit Mayor dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Masyarakat Dalam

Tingkat Perilaku OR P
Pengetahu Baik Tidak baik Total (95% value
an F % F % F % CI)
Baik 51 51 38 38 89 89 2,349 0,160

Tidak Baik 4 4 7 7 11 11
Total 55 55 45 45 100 100,0

Sumber: Data primer & signifikan α >0,05 p value 0,160

Berdasarkan tabel 4.9 diatas bahwa perhitungan statistik didapatkan


nilai p=0.160 jadi (0,160> 0.05). Pada hasil di atas nilai OR =2,349 dengan
tabel silang 2 x 2 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat
dalam melaksanakan vaksinasi Booster COVID-19. Namun dari data
persentase penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan
pengetahuan yang baik dengan perilaku baik 51%, pengetahuan baik dengan
perilaku baik 38% dan pengetahuan tidak baik dengan perilaku baik 4%,
pengetahuan tidak baik dengan perilaku tidak baik sebanyak 7%.

c. Hubungan Sikap Dengan Perilaku Masyarakat Dalam


Melaksanakan Vaksinasi Booster COVID-19
50

Hubungan sikap dengan perilaku masyarakat dalam melaksanakan


vaksinasi Booster COVID-19 di Desa Kapur Dusun Parit Mayor dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Hubungan Sikap Dengan Perilaku Masyarakat Dalam
Melaksanakan

Sikap Perilaku OR P
Baik Tidak Baik Total (95% CI) value
f % F % F %
Baik 22 22 26 26 48 48
0,487 0,058
Tidak 33 33 19 19 52 52
Baik
Total 44 55,0 45 45 100 100,0

Sumber: Data primer & signifikan α >0,05 p value 0,697

Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan aplikasi


SPSS v.25 didapatkan nilai p value =0,058 jadi (0,058 > 0.05) dengan hasil
OR = 0,487 dengan menggunakan tabe silang 2 x 2 maka Ho diterima dan
Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap
dengan perilaku masyarakat dalam melaksanakan vaksinasi Booster
COVID-19. Namun dari data persentase penelitian ini menunjukkan bahwa
responden dengan sikap baik dengan perilaku baik berjumlah 22 orang yaitu
22% dan sikap baik dengan perilaku tidak baik berjumlah 26%, sikap tidak
baik dengan perilaku baik berjumlah 33 orang yaitu 33% dan sikap tidak
baik dengan perilaku tidak baik terdapat 45%.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengantar Bab
Pembahasan pada bab ini berisi mengenai pembahasan dari hasil
penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Pembahasan pada bab ini
berupa penjelasan karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, agama, dan deskripsi tentang hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam melaksanakan vaksinasi
Booster COVID-19, hubungan antara sikap dengan perilaku masyarakat
dalam melaksanakan vaksinasi Booster COVID-19 pada masyarakat di
Desa Kapur Dusun Parit Mayor.

B. Interprestasi dan Diskusi Hasil


1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Masyarakat yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah
100 orang dan diperoleh hasil analisis menurut Worl Health
Organization, (2013) bahwa usia dikelompokkan menjadi empat
kelompok, yaitu 17 - 25 tahun (remaja akhir), 26 - 35 tahun (dewasa
awal), 36 - 45 tahun (dewasa akhir) dan 46 - 55 tahun (lansia awal). Pada
hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik reponden dengan
rentang usia tertinggi ada pada kelompok usia 26 - 35 tahun yaitu
sebanyak 38 orang (38%) sedangkan pada kelompok usia 17 - 25 tahun
terdapat sebanyak 24 orang (24%), kelompok 36 - 45 terdapat sebanyak
23 orang (23%) dan pada usia 46-55 tahun sebanyak 15 orang (15%).
Menurut hasil penelitian dan hasil wawancara peneliti kepada
masyarakat Desa Kapur Dusun Parit Mayor bahwa yang banyak
melakukan vaksinasi Booster COVID-19 yaitu dari rentang usia 26 - 35
tahun atau disebut dengan dewasa awal, karena rentang usia 26 - 35
terdapat orang dewasa yang memiliki pola pikir yang berbeda
dibandingkan dengan remaja. Maka dari itu, hasil penelitian yang banyak

51
52

adalah rentang usia 26 – 35 atau dewasa awal yaitu 38% dibandingkan


dengan remaja akhir, dewasa akhir dan lansia awal.
Hasil penelitian Ichsan dkk, (2021) juga mengatakan Semakin tua
umur semakin tinggi kesediaan untuk menerima vaksinasi, pada
kelompok usia yang lebih muda terdapat kecenderungan untuk tidak atau
belum bersedia divaksinasi. Sementara orang yang berusia 65 tahun ke
atas biasanya mengalami penurunan yang signifikan dalam akses lokasi
vaksinasi, oleh karena terbatasnya mobilitas, maka dari itu pelaksanaan
vaksinasi Booster COVID-19 banyak dilakukan oleh dewasa awal. Sama
halnya dengan penelitian yang didapatkan oleh Dian dkk, (2022) bahwa
usia yang beresiko rendah seperti memasuki dewasa awal cenderung
berpendapat positif karena usia yang beresiko rendah dapat mengambil
informasi dengan baik, baik itu berita benar maupun berita tidak benar
atau hoaks sehingga lebih mempunyai pemikiran yang lebih baik dalam
menyikapi suatu hal tentang vaksinasi COVID-19.
Sedangkan usia yang beresiko tinggi seperti lansia cenderung
berpendapat negatif terhadap vaksinasi COVID-19 karna usia yang
beresiko tinggi kurang bijaksana dalam menerima informasi, baik itu
berita benar maupun hoaks. Hal ini yang menjadi faktor bahwa usia < 20
tahun dan usia >35 memiliki keraguan terhadap vaksinasi COVID-19,
sehingga usia memiliki hubungan terkait pelaksanaan vaksinasi COVID-
19 (Rahmawati & Wahyuningati, 2020).
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa jenis kelamin dari subjek
penelitian perempuan lebih besar yaitu sebanyak 59 orang (59,0%) dan
subjek laki – laki yaitu sebanyak 41 orang (41,0%) di Desa Kapur Dusun
Parit Mayor. Berdasarkan hasil penelitian bahwa jenis kelamin
perempuan lebih banyak melakukan vaksinasi dari pada jenis kelamin
laki-laki. Karena menurut hasil wawancara peneliti kepada Masayarakat
setempat di Desa Kapur Dusun Parit Mayor bahwa jenis kelamin laki-
53

laki memiliki kesibukan sehingga jumlah jenis kelamin laki-laki saat


melakukan vaksinasi sangat sedikit dibandingkan dengan jenis kelamin
perempuan, karena jenis kelamin perempuan sebagian besar
pekerjaannya adalah ibu rumah tangga sehingga memiliki waktu luang
untuk melakukan vaksinasi Booster COVID-19.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari A, dkk (2020),
bahwa masyarakat dengan jenis kelamin perempuan cenderung memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang pencegahan Covid-19 dibandingkan
dengan laki-laki. Karena masyarakat dengan jenis kelamin perempuan
memiliki lebih banyak waktu untuk membaca atau berdiskusi dengan
terkait pencegahan Covid-19. Karena perempuanlah yang lebih peduli
terhadap kondisi kesehatannya maka dari itu, perempuan lebih banyak
melakukan vaksinasi COVID-19 dibandingkan dengan laki-laki
(Ciarambino et al., 2021), Sehingga kasus kematian akibat COVID-19 di
Indonesia didominasi oleh jenis kelamin laki-laki (Kemenkes,2020).
Menurut hasil penelitian Wahyuni Arumsari, (2021) hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa penerimaan vaksin Covid-19 di kota semarang
sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (77,7%) karena
jenis kelamin perempuan memiliki banyak waktu luang dalam
melaksanakan vaksinasi COVID-19. Berdasarkan hasil pembahasan
diatas telah disimpulkan bahwa jenis kelamin memiliki hubungan dalam
melaksanakan vaksinasi COVID-19 (Wulandari, 2020).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik berdasarkan pendidikan
tersebut menunjukan bahwa masyarakat yang berpendidikan lebih besar
yaitu pendidikan SMA sebanyak 61 orang (61,0%), tidak sekolah
sebanyak 3 orang (3,0%), berpendidikan SD sebanyak 11 orang
(11,0%), yang berpendidikan SMP sebanyak 14 orang (14,0%), yang
berpendidikan S1 9 orang (9,0%) dan yang paling sedikit berpendidikan
D3 1 orang (1,0%) dan S2 sebanyak 1 orang (1,0%). Menurut hasil
penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat di Desa Kapur Dusun Parit
54

Mayor banyak yang berpendidikan SMA. Hasil wawancara peneliti


kepada Masyarakat di Desa Kapur Dusun Parit Mayor bahwa di sekitar
daerah tersebut mayoritas pendidikan SMA lebih besar.
Menurut Paul & Febriyanti et al., (2021) tingkat pendidikan menjadi
salah satu tolak ukur bagi penerimaan masyarakat terhadap vaksin
COVID-19, semakin rendah pendidikan seseorang maka tingkat
penolakan vaksinasi semakin tinggi sehingga. Sama halnya dengan
BioSpace, (2021) bahwa tingkat pendidikan seseorang bisa
mempengaruhi dalam penerimaan vaksinasi COVID-19 sehingga
masyarakat yang memiliki pendidikan yang tinggi bisa memiliki
pemahaman yang baik dan motivasi akan belajar untuk mencari
informasi yang efektif mengenai vaksinasi COVID-19 (Kementerian
Kesehatan RI, 2020).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lioni, (2021) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan bisa mempengaruhi pelaksanaan vaksinasi COVID-19, dari
hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa masyarakat dengan
pendidikan tinggi lebih mempunyai pandangan yang positif mengenai
pelaksanaan vaksinasi Booster COVID-19 dan mempunyai minat untuk
divaksin dibandingkan dengan masyarakat pendidikan rendah. Maka dari
itu tingkat pendidikan memiliki hubungan terkait pelaksanaan vaksinasi
Booster COVID-19.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa masyarakat yang tidak
berkerja lebih besar sebanyak 44 orang (44,0%), pegawai wiraswasta
sebanyak 42 orang (42,0%), yang paling sedikit adalah swasta sebanyak
7 orang (7,0%) dan pegawai negeri sebanyak 7 orang (7,0%). Menurut
hasil penelitian bahwa pekerjaan masyarakat di Desa Kapur Dusun Parit
Mayor yang tidak bekerja lebih banyak dari pada masyarakat yang
bekerja. Menurut hasil wawancara peneliti kepada masyarakat Desa
Kapur Dusun Parit Mayor bahwa banyak masyarakat yang tidak bekerja
55

melakukan vaksinasi Booster COVID-19 dikarenakan masyarakat yang


tidak bekerja memiliki waktu luang.
Menurut Kharimah dkk (2022) Pekerjaan tidak berpengaruh dengan
keikutsertaan vaksinasi Booster COVID-19. Disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan terkait antara status perkerjaan masyarakat dengan
pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sehingga masyarakat yang tidak
bekerja dengan masyarkat yang memiliki pekerjaan tidak memiliki
hubungan dalam melaksanakan vaksinasi COVID-19 (Tasim, 2021).
Status pekerjaan masyarakat tidak ada hubungan dalam pelaksanaan
vaksinasi Booster COVID-19.
5. Karakteristik Responden berdasarkan Agama
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Masyarakat Desa Kapur
Dusun Parit Mayor 100 orang (100,0%). Menurut hasil wawancara
peneliti dengan masyarakat di Desa Kapur Dusun Parit Mayor
Masyarakat mengatakan bahwa penduduk di daerah tersebut mayoritas
agama Islam sehingga semua beragama islam yang melakukan
vaksinasi Booster. Hasil Penelitian ini tidak sejalan dengan survei
penerimaan vaksin COVID-19 di Indonesia yang menyebutkan bahwa
hasil tertinggi dari penerimaan vaksin COVID-19 yaitu pengganut
agama kristen dan katolik (Kemenkes RI et al, 2020). Hal ini dikarnakan
banyak masyarakat islam yang masih ragu dengan kehalalan vaksin
COVID-19. Kemudian Fatma Majelis Ulama Indonesia menegaskan
terkait kehalalan vaksin COVID-19 untuk digunakan oleh penganut
agama islam. Kebijakan pemerintah dan tokoh agama yang menyatakan
bahwa vaksin halal membuat masyarakat percaya sehingga mau
melaksanakan vaksin. Hal ini ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Sari (2020) bahwa agama bisa mempengaruhi seseorang individu
dalam melakukan vaksin.
6. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Dengan Perilaku
Pelaksanaan Vaksinasi Booster COVID-19
56

Berdasarkan hasil Penelitian bahwa perhitungan statistik didapatkan


nilai p=0.160 jadi (0,160> 0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak yang
berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
perilaku masyarakat dalam melaksanakan vaksinasi Booster COVID-19
dan memiliki odds rasio = 2,349 dengan 95% CI. Pada data ini berasal
dari penelitian Cross Sectional maka dapat menginterprestasikan nilai
OR= 2,349, sehingga pengetahuan masyarakat yang baik 2,349 kali lebih
banyak peluang dalam melaksanakan vaksinasi Booster COVID-19
dibandingkan masyarakat dengan pengetahuan tidak baik dengan data
persentase penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan
pengetahuan yang baik dengan perilaku baik 51%, pengetahuan baik
dengan perilaku tidak baik 38% dan pengetahuan tidak baik dengan
perilaku baik 4%, pengetahuan tidak baik dengan perilaku tidak
baik sebanyak 7%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat di
Desa Kapur Dusun Parit Mayor memiliki pengetahuan baik dalam
melaksanakan Vaksinasi Booster sehingga tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku pelaksanaan vaksinasi Booster COVID-19.
Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil
keputusan dan menentukan perilaku terhadap masalah yang dihadapi
(Thamaria, 2016)
Menurut hasil penelitian ini bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam melakukan vaksinasi
Booster COVID-19 dengan nilai p value > p alpha (0,160>0,05) Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Siti, (2022) dengan judul “Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan
Cvid-19 pada Siswa SMAN 6 Pandeglang” memiliki prilaku baik lebih
banyak pada siswa yang memiliki pengetahuan tinggi, perilaku kurang
baik banyak ditemukan di pengetahuan rendah dengan p value > p alpha
(0,196>0,05) sehingga dapat diartikan pengetahuan tidak ada hubungan
dengan perilaku pencegahan covid-19 pada siswa SMA 6 Pandenglang,
57

sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar, (2021)


dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku
Terhadap Covid-19 Pasca Vaksinasi Pada masyarakat Kecamatan Siak
Hulu Kabupaten Kampar Sumatra Utara” dengan p value > p alpha
(0,087>0,05) sehingga dapat diartikan pengetahuan tidak ada hubungan
dengan perilaku terhadap Covid-19. Menurut wawancara peneliti
dengan masyarakat sekitar, masyarakat paham dengan diadakannya
vaksinasi tapi tidak melakukan vaksin dikarnakan kesibukan mereka dan
ketakutan akan efek vaksin.
7. Hubungan Sikap Masyarakat Dengan Perilaku Pelaksanaan
Vaksinasi Booster
Hasil penelitian sikap didapatkan nilai p value = 0,058 dan p alpha
= 0,05 (0,058 > 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak
adanya hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku
masyarakat dalam melaksanakan vaksinasi Booster COVID-19 dan
memiliki odds ratio =0,487 dengan 95% CI, sehingga masyarakat yang
memiliki sikap tidak baik 0,487 kali lebih berpotensi dalam
melaksanakan vaksinasi Booster COVID-19 dibandingkan dengan
masyarakat yang memiliki sikap baik dengan data yang menunjukkan
bahwa responden dengan sikap baik dengan perilaku baik berjumlah 22
orang yaitu 22% dan sikap baik dengan perilaku tidak baik berjumlah
26%, sikap tidak baik dengan perilaku baik berjumlah 33 orang yaitu
33% dan sikap tidak baik dengan perilaku tidak baik terdapat 19%. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat di Desa Kapur Dusun Parit
Mayor memiliki sikap tidak baik dengan perilaku baik 33% lebih
besar dibandingkan dengan sikap baik dengan perilaku baik yaitu 22%.
Masih terdapat masyarakat yang menolak pemberian vaksin COVID-19
dikarenakan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya vaksinasi masih
rendah dan manfaat vaksinasi, sehingga isu yang beredar bahwa
vaksinasi COVID-19 mengandung vaksin yang berbahaya sehingga hal
tersebut membuat sikap masyarakat terhadap vaksinasi Booster COVID-
58

19 tidak baik, maka dari itu sikap masyarakat yang tidak baik tidak ada
hubungan dengan perilaku yang baik terkait pelaksanaan vaksinasi
COVID-19 (Widayanti & Kusumawati, 2021).
Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh
Azrimadaliza dkk, (2020) dengan judul “Hubungan Sikap dengan
Perilaku Pencegahan COVID-19 melalui Peningkatan Imunitas Tubuh”,
hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
sikap dengan perilaku pencegahan COVID-19 karena sikap responden
yang kurang baik dengan perilaku baik memiliki persentase lebih besar
dibandingkan dengan sikap baik dengan perilaku baik (75% versus
43,2%), ini dapat disebabkan karena sikap negatif terhadap COVID-19
dipengaruhi informasi yang berlebihan melalui sosial media, banyak
berita berlebihan atau berita yang tidak efektif tentang keparahan dan
tingginya kematian karena COVID-19 yang terjadi (Nguyen et al., 2021).
Pendapat kurniawan, (2018) bahwa sikap dipengaruhi objek seperti
pengalaman pribadi atau pengaruh orang lain yang dianggap penting.
Begitu pula pendapat Sari dkk, (2020) bahwa sikap responden yang
positif belum menjamin bahwa perilaku positif juga. Selain itu diketahui
bahwa sikap responden yang negatif juga biasanya cenderung
menunjukan perilaku pencegahan COVID-19 yang baik atau perilaku
yang baik, sehingga hal tersebut disebabkan karena sikap masih berupa
respon tertutup. Maka dari itu tidak ada hubungan antara sikap
masyarakat dengan perilaku masyarakat.
Sama halnya dengan hasil penelitian ini bahwa bahwa tidak ada
hubungan antara sikap masyarakat dengan perilaku pelaksanaan
vaksinasi Booster Covid-19, menurut hasil wawancara peneliti kepada
masyarakat sekitar terkait sikap masyarakat mereka mengatakan bahwa
mereka tidak ingin vaksin booster tetapi harus mengikuti vaksin Booster
yaitu karna ada keperluan seperti bepergian jauh, sekolah, dan lainnya
yang mengharuskan masyarakat untuk vaksinasi Booster.
59

C. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini tidak dapat menggambarkan penggetahuan sikap dan
perilaku seluruh masyarakat di desa kapur karna peneliti hanya
mengambil satu dusun
2. Adanya kemampuan responden yang kurang dalam memahami
pertanyaan pada kuisioner sehingga mungkin menyebabkan responden
mengisi kuisioner seadanya saja
D. Implikasi Terhadap Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi yang dapat
digunakan untuk peningkatan dalam bidang keperawatan, yaitu :
1. Pelayanan Kesehatan
Harus ditingkatkan lagi upaya penyuluhan tentang vaksinasi Booster
COVID-19 agar masyarakat mau mengikuti vaksinasi Booster COVID-
19 yang sudah diadakan oleh pemerintah dan tenaga kesehatan dan
memberikan arahan yang baik terhadap masyarakat suapaya mau
mengikuti vaksinasi Booster COVID-19 tersebut
2. Pendidikan Kesehatan
Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan bagi mahasiswa/mahasiswi terkait Hubungan Tingkat
pengetahuan dan sikap masyarakat dengan perilaku pelaksanakan
vaksinasi Booster COVID-19 dan bagi tenaga kesehatan untuk
merencanakan program penyuluhan kepada masyarakat terkait vaksinasi
Booster COVID-19.
3. Penelitian
Hasil penelitian hubungan Tingkat pengetahuan dan sikap Masyarakat
dengan perilaku pelaksanakan vaksinasi Booster COVID-19 di Desa
Kapur Dusun Parit Mayor tidak terdapat hubungan antara pengetahuan
dengan perilaku masyarakat dalam pelaksanakan vaksinasi Booster
COVID-19 dan tidak adanya hubungan antara sikap dengan perilaku
masyarakat dalam melaksanakan vaksinasi Booster COVID-19. Maka
60

dari itu tenaga kesehatan harus memberikan penyuluhan atau informasi


yang baik dan benar terkait vaksinasi Booster COVID-19.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian “Hubungan tingkat Pengetahuan dan Sikap masyarakat
dengan Perilaku Pelaksanakan Vaksinasi Booster COVID-19 di Desa Kapur
Dusun Parit Mayor maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Mayoritas responden pada penelitian ini memiliki rentang usia 26-35
(38%), yang memiliki hubungan terkait pelaksanaan vaksinasi Booster
COVID-19. Berjenis kelamin perempuan (59%) memiliki hubungan
terkait pelaksanaan vaksinasi Booster COVID-19. Tidak berkerja (44%)
hal tersebut tidak ada hubungan dengan pelaksanaan vaksinasi Booster
COVID-19. Pendidikan SMA (61%), tingkat pendidikan memiliki
hubungan terkait pelaksanaan vaksinasi Booster COVID-19. Serta
beragama Islam sebanyak (100%) karna di lokasi penelitian mayoritas
islam, agama memiliki hubungan terkait pelaksanaan vaksinasi Booster
COVID-19.
2. Pengetahuan masyarakat di Desa Kapur Dusun Parit Mayor dalam
melaksanakan vaksinasi Booster COVID-19 adalah baik (89%),
didapatkan nilai p=0.160 (< 0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Sehingga tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku
masyarakat dalam pelaksanakan vaksinasi Booster COVID-19.
3. Sikap masyarakat dalam melaksanakan vaksinasi Booster COVID-19 di
Desa Kapur Dusun Parit Mayor adalah sikap tidak baik (52%),
didapatkan nilai p=0.058 dan p alpha = 0,05 (0,058 > 0,05) sehingga
tidak adanya hubungan antara sikap dengan perilaku masyarakat dalam
pelaksanakan vaksinasi Booster COVID-19.
B. Saran
Penelitian ini dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat
bermanfaat bagi semua pihak, saran tersebut yaitu :

61
62

1. Untuk Mahasiswa/mahasiswi
Penelitian ini bisa menjadi reverensi penelitian atau materi pembelajaran
untuk penelitian selanjutnya.
2. Untuk Pelayanan Kesehatan
Materi yang dikumpulkan oleh peneliti bisa bermanfaat dalam kehidupan
sehari – hari serta mampu bagi pratisi kesehatan juga menginformasikan
kesehatan atau melakukan penyuluhan kesehatan mengenai pentingnya
melakukan vaksinasi Booster COVID-19 agar membentuk imun yang
ada dalam tubuh kita, dan bisa melindungi diri dari virus COVID-19
kepada masyarakat sekitar dan memberikan informasi yang efektif
kepada masyarakat terkait pelaksanaan vaksinasi Booster COVID-19
untuk menambah pengetahuan, sehingga memiliki pengetahuan yang
lebih dalam karena jika seseorang memiliki pengetahuan yang dalam
maka bisa memiliki sikap dan perilaku yang kokoh.
3. Bagi Peneliti Lain
Bisa melanjutkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dengan
metode yang berbeda dan lokasi penelitian yang berbeda serta bisa
menjadi referensi sebelum meneliti. Bisa menggunakan lokasi yang sama
tetapi dengan judul dan metode yang berbeda misalnya untuk mengetahui
faktor-faktor dan mendalami kebudayaan didaerah tersebut.
4. Bagi Masyarakat
Bisa menambah pengetahuan masyarakat terkait vaksinasi Booster
COVID-19 dan mampu memberikan sikap yang baik dalam
melaksanakan vaksinasi Booster COVID-19.
63

DAFTAR PUSTAKA

Akarsu, Büşra, Dilara Canbay Özdemir, Duygu Ayhan Baser, Hilal Aksoy, İzzet
Fidancı, and Mustafa Cankurtaran. (2021). While studies on covid-19 vaccine
is ongoing, the public’s thoughts and attitudes to the future covid- 19 vaccine.ǁ
International Journal of Clinical Practice. Dikutip dari
https://doi.org/10.1111/ijcp.13891.
Alfianur, A. (2021). Pengetahuan Tentang Covid 19 Dan Sikap Tentang Vaksin
Covid 19. Journal of Borneo Holistic Health, 4(2), 147–154.
Aminudin, Mukhammad. (2016). Hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan
perilaku konsumsi jajanan sehat di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang.
Universitas Airlangga, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Surabaya.
Anggraeni, D., & Saryono. (2013). Metodelogi penelitian kualitatif dan kuantitatif
dalam bidang kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Arikunto, S. (2013).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arumsari W., dkk. (2021). Gambaran penerimaan vaksin COVID-19 di kota
Semarang Vol. 2 No 1, Juli 2021
Azrimadaliza, A., Khairany, Y., & Putri, R. (2021). Pengetahuan, sikap dan
perilaku gizi keluarga dalam meningkatkan imunitas selama pandemi Covid-
19. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 20(1), 40-44.
Azwar. (2013). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar, 4, 77.
Balaputra,I. (2022). MewujudkanMasyarakat Sehat dan Produktif dengan
Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan (Booster). 1(1), 9–14.
BioSpace (2021) 47% of Americans still hesitant to get covid-19 vaccine, new poll
says. Available at: https://www.biospace.com/article/47-percent-of-
americans-still-hesitant-to-get-covid-19- vaccine-new-poll-says/.
diacses 2 juni 2022.
Direktorat Jenderal pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Kementerian
Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
54
(COVID-19). (2020). Dikutip dari:
https://covid19.kemkes.go.id/downloads/#.XtvakWgzbIU.
Donsu, J, D, T. (2017).Psikologi keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Donsu, J. D. T. (2019). Psikologi keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta.
64

Flora Meliana, S., & Amalliah. (2022) Strategi Komunikasi petugas kesehatan
dalam mengatasi lambat lajunya vaksinasi booster COVID-19 di puskesmas
kelurahan utan kayu selatan 1 Mataram Jakarta Timur (Vol. 2, No. 2).
Grishela, V.V., Yennifer, H.K., Fawaid, A. (2020). Kajian tingkat
pengetahuanNcovid-19 terhadap sikap dan perilaku pencegahan penularan
infeksi covid-19 pada tenaga kesehatan di Puskesmas Sungai Durian Tahun
2020.
Hidayat. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Realisasi Data. Jakarta: Salemba.
Hooker, Claire, and Julie Leask. 2020. ―Risk communication should be explicit
about values. A perspective on early communication during covid-19.ǁ Journal
of Bioethical Inquiry, no. Slovic 1987. https://doi.org/10.1007/s11673-020-
10057-0.
Hutapea, M, A, O, Rizka, Y & Widia, L. .(2022). Pengetahuan dan Sikap
Masyarakat tentang Vaksin Covid-19 berhubungan dengan Kesediaan untuk
dilakukan Vaksinasi Covid-19, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol.4
No.3.
Ichsan, D. S., Hafid, F., Ramadhan, K., & Taqwin, T., (2021). Determinan
Kesediaan Masyarakat menerima Vaksinasi Covid-19 di Sulawesi Tengah.
Kemenkes RI.(2020).‘Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
HK.01.07/MENKES/9860/2020’.
Kemenkes RI .(2022). Manfaat vaksin Booster. Dikutip dari
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1386/ketahui-yuk-manfaat-vaksin-
booster-covid-19.
Kemenkes RI Dirjen P2P. (2020). Kementerian kesehatan republik indonesia,
tentang petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan
pandemi corona virus disease 2019 (covid-19)’, Kementerian Kesehatan RI,
5(1), p. 1. Available at:
https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-
jantungpenyebab- kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html.
Liang, M. et al. (2020) ‘Efficacy of face mask in preventing respiratory virus
transmission: A systematic review and meta-analysis’, (January).
Lioni, Jizi, 2021. Persepsi masyarakat terhadap vaksin covid-19 di
Sumatera Selatan.
M., A. W. & D. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
manusia. Nuha Medika, 2, 13.
Moudy, J. and Syakurah, R. A. (2020). ‘Pengetahuan terkait usaha pencegahan
coronavirus disease (covid-19) di Indonesia’, higeia journal of public health
research and development, 4(3), pp. 333–346.
65

Nguyen, H. B., Nguyen, T. H. M., Tran, T. T. T., Vo, T. H. N., Tran, V. H., Do, T.
N. P., Truong, Q. B., Nguyen, T. H., & Ly, L. K. (2021). Knowledge, attitudes,
practices, and related factors towards covid-19 prevention among patients at
university medical center o Chi Minh City, Vietnam. Risk Management and
Healthcare Policy, 14(May), 2119–2132.
Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.(2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo. (2014). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nugroho, S, A, Binti, I, Fitri, R. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Self
Efficacy Vaksinasi Covid-19 pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas
Nurul Jadid. Jurnal Keperawatan Profesional (JKP) Volume 9, Nomor 2
Agustus 2021.
Nur, S (2022) Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan Covid-19 pada Siswa
SMAN 6 Pandeglang
Nurhasim. (2013). Tingkat Pengetahuan tentang perawatan gigi Siswa kelas IV dan
V SD Negeri Blengorwetan Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen Tahun
Pelajaran 2012/2013.
Nurislaminingsih, R. (2020) ‘Layanan pengetahuan tentang covid-19 di lembaga
informasi’, Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 4(1), p. 19. doi:
10.29240/tik.v4i1.1468.
Pebrian, L, Hery, P, Oktarian, P. (2023). Pengetahuan dan Sikap Lansia tentang
Booster Covid-19 di Desa Sukajaya Wilayah Kerja Puskesmas Cikondang
Kabupaten Cianjur. Jurnal Penelitian Kesehatan Dharma Husada Bandung
Vol. 17 No.1.
Pranita, E. (2020). Indonesia tak pilih lockdown untuk perangi corona, begini Kata
ahli. retrieved april 21, 2020, from https://www.kompas.
com/sains/read/2020/04/03/130000923/indonesia-tak-pilih-lockdownuntuk-
perangi-corona-begini-kata-ahli.
Purnamasari, I & Anisa, E, R. (2020). Tingkat Pengetahuan dan Perilaku
Masyarakat Kabupaten Wonosobo Tentang Covid-19, Jurnal Ilmiah Kesehatan
Vol.10 No.1.
Rahmawati, A., & Wahyuningati, N. (2020). Tipe eksklusifitas pemberian asi
berdasarkan paritas dan usia ibu menyusui. Jurnal Citra
Keperawatan, 08(2), 71–78
Retnaningsih, R. (2016). Hubungan pengetahuan dan sikap tentang alat Pelindung
telinga dengan penggunaannya pada pekerja di PT X. Jurnal of Industrial
Hygiene and Occupational Heath, 67-82.
66

Rianto A. (2011), Metode penelitian kualitaif, kualitatif dan kuantitatif.


Yogyakarta.
Riyanto, A. (2011). Aplikasi mtodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta : Nuha
medika .
Rothan, H. A., & Byrareddy, S. N. (2020). The epidemiology and pathogenesis
ofcoronavirus disease (COVID-19) outbreak. Journal of Autoimmunity,
109(February), 102433. Dikutip dari
https://doi.org/10.1016/j.jaut.2020.102433.
Sari MY. Pengetahuan, Persepsi, dan Perilaku terhadap COVID-19 serta
Penerimaan Vaksin COVID-19 pada Masyarakat di Kabupaten Jember.
Universitas Gadjah Mada, 2021.
Sari, A. R., Rahman, F., Wulandari, A., Pujianti, N., Laily, N., Anhar, V. Y.,&
Muddin, F. I. (2020). Perilaku pencegahan covid-19 ditinjau dari karakteristik
individu dan sikap masyarakat. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1)
Siregar AWK. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku Pencegahan
Covid-19 Pasca Vaksinasi Pada Masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
Kampar. Sumatera Utara; 2021.
Sugiyono. (2012). Memahami penelitian kuantitatif. Bandung : ALFABET.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono, (2016). Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta (ISBN: 979-8433-64-0)
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung:
CV. Alfabet
Sujarweni, Wiratna. (2014). Metodologi penelitian: lengkap, praktis, dan mudah
dipahami. Yogyakarta: PT Pustaka Baru
Sukmasih. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kesediaan Vaksinasi
Covid-19 Pada Warga Kelurahan Dukuh Menanggal Kota Surabaya
Sunyoto, Suyanto.(2011). Analisis regresi untuk uji hipotesis, Yogyakarta. Caps.
Susilo A, dkk. Coronavirus disease 2019. (2020). Tinjauan literatur terkini
coronavirus disease 2019: review of current literatures. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, 7(1): 45-67.
Tasnim, T. (2021). Persepsi masyarakat tentang vaksin covid-19 di wilayah
Provinsi Sulawesi Tenggara. Yayasan Kita Menulis.
67

Thamaria, N. (2016) ilmu perilaku dan etika farmasi.


Jakarta:Pusdik SDM Kesehatan
Paul E, Steptoe A, Fancourt D (2021) Attitudes towards vaccines and intention to
vaccinate against covid-19: Implications for public health communications.
The Lancet Regional Health – Europe. Vol 1: 100012. doi:
10.1016/j.lanepe.2020.100012
Wardani dan Prianggajati. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu
dalam memilih makanan sehari-hari dalam keluarga Di RT 25 RW 09
Lingkungan Tirtoudan Kelurahan Tosaren. Jurnal Keperawatan. Vol 3 No.2,
September 2013.
Widayanti., & Kusumawati. (2021). Hubungan persepsi tentang efektifitas vaksin
dengan sikap kesediaan mengikuti vaksinasi COVID-19 Vol. 9 No. 2, Agustus
2021, Hal. 78-85.
World Health Organization.(2020). Coronavirus disease 2019 (covid-19).
Indonesia: World Health Organization, p.8.
Wulandari A., dkk. 2020. Hubungan karakteristik individu dengan pengetahuan
tentang pencegahan coronavirus disease 2019 pada masyarakat di Kalimantan
Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(1):42-46
Yudho Winanto, (2020). Mengenal jenis dan manfaat vaksin Covid-19,
kontari.co.id. Available at: https://kesehatan.kontan.co.id/news/mengenal-
jenis-danmanfaat-vaksin-covid-19-.
68

LAMPIRAN 1

BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Fitriani


Nama Panggilan : ii
Tempat/Tanggal Lahir : Beduai, 12 Desember 2001
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kab sanggau Kec Beduai Desa Berengberkawat
Hobi : Bernyanyi, memasak, rebahan, overthingking
Status Perkawinan : Belum Menikah
Status Dalam Keluarga Besar : Anak Pertama
Nama Ayah : Arman
Nama Ibu : Rini Susanti
Email : fitriani045@gmail.com
Motto : Sukses Dunia akhirat Tujuanku
SD : SDN2 BEDUAI
SMP : SMPN1 BEDUAI
SMA : SMAN1 BEDUAI
Kuliah : Program Studi Ners S1 Keperawatan ITEKES
Muhammadiyah Kalimantan Barat
69

Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Dengan hormat,
Saya Fitriani, mahasiswa Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah
Kalimantan Barat Program Studi S1 Keperawatan bermaksud melakukan penelitian
yang berjudul “Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dengan
perilaku pelaksanaan vaksinasi booster covid-19 di desa kapur wilayah kerja
puskesmas sungai raya dalam ”.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk melihat apakah ada hubungan antara
tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dengan perilaku pelaksanaan vaksinasi
booster covid-19 di desa kapur wilayah kerja puskesmas sungai raya dalam.
Segala informasi yang diberikan melalui kuesioner yang telah disusun oleh
peneliti dijamin kerahasiaannya dan peneliti bersedia bertanggung jawab apabila
informasi yang diberikan akan merugikan. Saudara berhak untuk bersedia ataupun
menolak menjadi responden apabila ada pernyataan yang tidak berkenan
Sehubungan dengan itu, saya memohon kesediaan saudara untuk ikut berpartisipasi
dalam penelitian ini sebagai responden penelitian dengan mengisi kuesioner yang
akan peneliti berikan. Saudara tidak perlu khawatir akan benar atau salah jawaban
yang saudara berikan. Oleh karena itu berikanlah jawaban yang jujur sesuai dengan
apa yang saudara ketahui dan rasakan. Atas perhatian dan kesediaan saudara, saya
mengucapkan terimakasih.

Pontianak, Juli 2023


Peneliti

Fitriani
70

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Saya Fitriani, Mahasiswa Institut Teknologi dan Kesehatan


Muhammadiyah Kalimantan Barat akan melakukan penelitian yang berjudul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan Perilaku
Pelaksanaan Vaksinasi Booster COVID-19 di Desa Kapur wilayah kerja Puskesmas
Sungai Raya Dalam”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan Sikap
Masyarakat dengan Perilaku Pelaksanaan Vaksinasi Booster COVID-19 di Desa
Kapur wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam
Penelitian ini membutuhkan responden, dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data, dimana kuisioner memiliki 19 pertanyaan,
berkaitan dengan pengetahuan memiliki 10 pertanyaan, sikap memiliki 7
pertanyaan dan perilaku pelaksanaan vaksinasi Booster memiliki 2 pertanyaan.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai Juni 2023
A. Kesukarelaan Untuk Ikut Penelitian
Bapak/Ibu dapat mengikuti penelitian ini tanpa paksaan. Bila Bapak/ibu sudah
memutuskan ikut serta dalam penelitian ini, maka bapak/ ibu diharapkan dapat
mengisi dan menandatangani lembar persetujuan. Bapak/Ibu juga dapat
mengundurkan diri dalam penelitian ini jika berubah pikiran atau tidak berkenan
untuk dilakukan penelitian.
B. Prosedur Penelitian
Apabila bapak/ibu telah memberikan izin untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini,maka akan diminta untuk menandatangi lembar persetujuan sebanyak
rangkap dua, satu untuk ibu simpan dan satunya untuk peneliti. Prosedur
selanjutnya adalah ibu akan diminta untuk mengisi 19 kuesioner yakni kuesioner
Mengenai pengetahuan dan sikap masyarakat dengan perilaku pelaksanaan
vaksinasi covid-19 di desa kapur wilayah kerja puskesmas sungai raya dalam.
C. Kewajiban Subjek Penelitian
71

Sebagai subjek penelitian, bapak/ibu berkewajiban mengikuti aturan atau


petunjuk penelitian seperti yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas, ibu
dapat bertanya lebih lanjut kepada peneliti.
D. Risiko, Efek Samping dan Penangangannya
Penelitian ini tidak mempunyai risiko klinis terhadap responden
E. Manfaat
Keuntungan yang didapatkan adalah diketahui hubungan tingkat pengetahuan
dan sikap masyarakat dengan perilaku pelaksanaan vaksinasi covid-19 di desa
kapur wilayah kerja puskesmas sungai raya dalam
F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan indentitas bapak/ibu sebagai responden
akan dirahasiakan dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian
akan dipublikasikan tanpa indentitas bapak/ibu
G. Kompensasi
Peneliti tidak memberikan kompensasi
H. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti tampa
meminta sedikitpun biaya pada responden
I. Informasi Tambahan
Bapak/Ibu diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan
penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi peneliti fitriani pada nomor
085828655280
72

Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN UNTUK
KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN

Semua penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh Hafizah Fitriani
Oktantia, dari mahasiswa Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah
Kalimantan Barat tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Masyarakat dengan Perilaku Pelaksanaan Vaksinasi Booster COVID-19 di Desa
Kapur wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam” telah disampaikan kepada
saya dan semua pertanyaan telah dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa
bila memerlukan penjelasan, saya dapat menanyakan kepada Fitriani secara
langsung atau lewat telepon pada no Hp 085828655280

Saya sebagai responden.................................(kode diisi oleh peneliti)

SETUJU

Untuk Berpartisipasi Dalam Penelitian ini

Tanggal :
Tanda Tangan Responden :
Nama Responden :
Tanda Tangan Saksi :
Nama Saksi :
73

Lampiran 5
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah menjelaskan maksud dan tujuan penelitian ini, maka saya bersedia menjadi
responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari

Nama : Fitriani

NIM : SR19213021

Alamat : Serdam, gg srikandi komplek hosana fhileo blok c/d rumah no c37

Mahasiswa Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat


Program Studi S1 Keperawatan dengan judul “hubungan tingkat pengetahuan dan sikap
masyarakat dengan perilaku pelaksanaan vaksinasi booster covid-19 di desa kapur
wilayah kerja puskesmas sungai raya dalam”

Dengan persetujuan ini, saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sukarela
bersedia menjadi responden tanpa paksaan dari pihak manapun.

No. Responden

Pontianak, 2023

Responden

(..........................)
74

Lampiran 6

LAMPIRAN KUESIONER
LEMBAR DATA DIRI RESPONDEN
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN
PELAKANAAN VAKSINASI BOOSTER COVID-19 DIDESA
KAPUR DUSUN PARIT MAYOR WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUNGAI RAYA DALAM

KUESIONER A
1. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
☐ Perempuan
☐ Laki-laki
Pendidikan Terakhir :
☐ Tidak Sekolah
☐ SD
☐ SMP
☐ SMA
☐ DIII/DIV
☐ S1
☐ S2
☐ S3
Pekerjaan :
☐ Tidak Bekerja
☐ Wiraswasta
☐ Pegawai Negeri
☐ Pegawai Swasta
☐ Lain-lain Sebutkan :
Agama :
☐ Islam
☐ Kristen Katolik
☐ Kristen Protestan
☐ Hindu
75

☐ Budha
Kuisoner B Pengetahuan
➢ PENGETAHUAN VAKSINASI BOOTER COVID-19
1. Menurut anda apakah vaksin booster itu penting?
☐ Penting
☐ Tidak Penting
2. Apa manfaat vaksin booster bagi tubuh?
☐ Untuk meningkatkan kekebalan tubuh
☐ Untuk bikin sakit
3. Menurut anda, apakah vaksin booster itu berbahaya?
☐ Tidak berbahaya
☐ Ya, berbahaya
4. Menurut anda, bagaimanakah cara kerja vaksin booster dalam tubuh
manusia?
☐ Vaksin mengembangkan kekebalan tubuh dengan meniru infeksi dan
kemudian menghasilkan antibody
☐ Vaksin membunuh jamur yang ada dalam tubuh manusia
➢ INFORMASI MENGENAI VAKSINASI COVID-19
5. Menurut dari informasi yang anda dapat apakah vaksinasi Booster
COVID-19 sangat penting untuk dilakukan.
☐Ya
☐Tidak
6. Apakah anda sudah mendapatkan informasi yang baik mengenai vaksinasi
Booster COVID-19
☐ Ya
☐ Tidak
➢ LINGKUNGAN EKSTERNAL TERHADAP VAKSINASI COVID-19
7. Apakah di lingkungan sekitar anda percaya dengan adanya virus COVID-
19?
☐ Ya
☐ Tidak
8. Menurut anda apakah vaksinasi Booster COVID-19 ini halal?
☐ Ya
☐ Tidak
9. Apakah anda percaya bahwa vaksinasi Booster COVID-19 ini bisa
mengatasi Virus COVID-19?
☐ Ya
☐ Tidak
76

10. Apakah di lingkungan anda penyebaran vaksinasi Booster COVID-19


sudah dilakukan?
☐ Ya
☐ Tidak

Kuisioner C Sikap

Pilihlah jawaban sesuai dengan pendapat saudara

Menurut Anda apakah pemberian vaksin Booster ini merupakan upaya yang tepat
untuk mengatasi pandemic COVID-19?

o Sangat Setuju
o Setuju
o Tidak Setuju
o Sangat Tidak Setuju

Bagaimana pendapat anda terhadap upaya pemerintah dalam melakukan vaksinasi


Booster COVID-19 sebagai upaya menangani pandemi COVID-19?

o Sangat Setuju
o Setuju
o Tidak Setuju
o Sangat Tidak Setuju

Seberapa penting vaksin Booster COVID-19 bagi anda?

o Sangat Penting
o Penting
o Tidak Penting
o Sangat Tidak Penting

Seberapa percayakah anda dengan vaksin Booster COVID-19?

o Sangat Percaya
o Percaya
o Tidak Percaya
o Sangat Tidak Percaya
77

Apakah anda yakin dengan kehalalan vaksin Booster COVID-19?

o Sangat yakin
o Yakin
o Tidak Yakin
o Sangat Tidak Yakin

Apakah anda akan mengajak saudara/keluarga/kenalan untuk melakukan vaksinasi


Booster COVID-19

o Sangat Setuju
o Setuju
o Tidak Setuju
o Sangat Tidak Setuju

Jika pemerintah memberikan vaksin Booster covid-19 apakah anda akan ikut
vaksinasi?

o Sangat Setuju
o Setuju
o Tidak Setuju
o Sangat Tidak Setuju

Kuisioner D Perilaku Pelaksanaan vaksinasi Booster

1. Apakah anda bersedia untuk divaksin Booster?


o Ya, bersedia
o Tidak bersedia
2. Apakah anda sudah divaksin Booster?
o Sudah vaksin Booster
o Belum vaksin booster
78

Lampiran 7
79

Lampiran 8
80

Lampiran 9

Karakteristik

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-25 24 24,0 24,0 24,0
26-35 38 38,0 38,0 62,0
36-45 23 23,0 23,0 85,0
46-55 15 15,0 15,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 59 59.0 59.0 59.0
Laki-laki 41 41.0 41.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Sekolah 3 3.0 3.0 3.0
SD 11 11.0 11.0 14.0
SMP 14 14.0 14.0 28.0
SMA 61 61.0 61.0 89.0
DIII/DIV 1 1.0 1.0 90.0
SI 9 9.0 9.0 99.0
S2 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 44 44.0 44.0 44.0
Wiraswasta 42 42.0 42.0 86.0
Pegawai Negeri 7 7.0 7.0 93.0
81

Pegawai Swasta 7 7.0 7.0 100.0


Total 100 100.0 100.0

Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Agama 100 100.0 100.0 100.0

Uji Normalitas Pengetahuan

Descriptives
Statistic Std. Error
Pengetahuan Mean 9,57 ,105
95% Confidence Interval for Lower Bound 9,36
Mean Upper Bound 9,78
5% Trimmed Mean 9,71
Median 10,00
Variance 1,096
Std. Deviation 1,047
Minimum 5
Maximum 10
Range 5
Interquartile Range 0
Skewness -2,399 ,241
Kurtosis 4,838 ,478

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan ,489 100 ,000 ,461 100 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas Sikap

Descriptives
Statistic Std. Error
82

Sikap Mean 14,67 ,414


95% Confidence Interval for Lower Bound 13,85
Mean Upper Bound 15,49
5% Trimmed Mean 14,49
Median 14,00
Variance 17,132
Std. Deviation 4,139
Minimum 10
Maximum 28
Range 18
Interquartile Range 8
Skewness ,399 ,241
Kurtosis -,507 ,478

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sikap ,220 100 ,000 ,884 100 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Uji normalitas Perilaku

Descriptives
Statistic Std. Error
Perilaku Mean 1,45 ,050
95% Confidence Interval for Lower Bound 1,35
Mean Upper Bound 1,55
5% Trimmed Mean 1,44
Median 1,00
83

Variance ,250
Std. Deviation ,500
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness ,204 ,241
Kurtosis -1,999 ,478

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Perilaku ,366 100 ,000 ,633 100 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Hasil Univariat

kat_pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 89 89,0 89,0 89,0
tidak baik 11 11,0 11,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

kat_sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 48 48,0 48,0 48,0
tidak baik 52 52,0 52,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
84

Perilaku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 55 55,0 55,0 55,0
tidak baik 45 45,0 45,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Hasil bivariat Hubungan Pengetahuan dengan perilaku

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kat_pengetahuan * 100 100,0% 0 0,0% 100 100,0%
kat_perilaku

kat_pengetahuan * kat_perilaku Crosstabulation


kat_perilaku
baik tidak baik Total
kat_pengetahuan baik Count 51 38 89
% within kat_pengetahuan 57,3% 42,7% 100,0%
% within kat_perilaku 92,7% 84,4% 89,0%
% of Total 51,0% 38,0% 89,0%
tidak baik Count 4 7 11
% within kat_pengetahuan 36,4% 63,6% 100,0%
% within kat_perilaku 7,3% 15,6% 11,0%
% of Total 4,0% 7,0% 11,0%
Total Count 55 45 100
% within kat_pengetahuan 55,0% 45,0% 100,0%
% within kat_perilaku 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 55,0% 45,0% 100,0%

Chi-Square Tests
85

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1,734a 1 ,188
Continuity Correctionb ,992 1 ,319
Likelihood Ratio 1,733 1 ,188
Fisher's Exact Test ,214 ,160
Linear-by-Linear Association 1,717 1 ,190
N of Valid Cases 100
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,95.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 2,349 ,641 8,603
kat_pengetahuan (baik /
tidak baik)
For cohort kat_perilaku = 1,576 ,707 3,514
baik
For cohort kat_perilaku = ,671 ,404 1,114
tidak baik
N of Valid Cases 100

Hasil bivariat Hubungan Sikap dengan Perilaku

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kat_sikap * kat_perilaku 100 100,0% 0 0,0% 100 100,0%
86

kat_sikap * kat_perilaku Crosstabulation


kat_perilaku
baik tidak baik Total
kat_sikap baik Count 22 26 48
% within kat_sikap 45,8% 54,2% 100,0%
% within kat_perilaku 40,0% 57,8% 48,0%
% of Total 22,0% 26,0% 48,0%
tidak baik Count 33 19 52
% within kat_sikap 63,5% 36,5% 100,0%
% within kat_perilaku 60,0% 42,2% 52,0%
% of Total 33,0% 19,0% 52,0%
Total Count 55 45 100
% within kat_sikap 55,0% 45,0% 100,0%
% within kat_perilaku 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 55,0% 45,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 3,134 1 ,077
b
Continuity Correction 2,462 1 ,117
Likelihood Ratio 3,148 1 ,076
Fisher's Exact Test ,107 ,058
Linear-by-Linear Association 3,103 1 ,078
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,60.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for kat_sikap ,487 ,219 1,085
(baik / tidak baik)
87

For cohort kat_perilaku = ,722 ,499 1,046


baik
For cohort kat_perilaku = 1,482 ,952 2,308
tidak baik
N of Valid Cases 100
88

Lampiram 10

Dokumentasi Kegiatan Penelitian di Desa Kapur Dusun Parit Mayor

Anda mungkin juga menyukai