Anda di halaman 1dari 103

PANDUAN

KARYA TULIS ILMIAH


KODE MK: 17 DKP 6142

SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Identifikasi Mata Kuliah


Nama Mata Kuliah : Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Nomor Kode : 17 DKP 6142
SKS : 3 SKS
Status Mata Kuliah : Wajib

Koordinator Mata Kuliah


Nama : Dewi Setya Paramitha, Ns., M.Kep
NIK : 01 04111988 094 012 012
Pembuat Modul : Dewi Setya Paramitha, Ns., M.Kep
Program Studi : Program Studi DIII Keperawatan

Banjarmasin, Januari 2021


Menyetujui
Kaprodi D3 Keperawatan, Penanggung Jawab MK, Pembuat Modul

Noor Amaliah, Ns., M. Kep Dewi Setya Paramitha, Ns.,M.Kep Dewi Setya Paramitha, Ns.,M.Kep
NIDN. 1103108503 NIDN. 1104118801 NIDN. 1104118801

i
VISI, MISI DAN TUJUAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

1. Visi Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan UM Banjarmasin


Menjadi Fakultas terkemuka, unggul, professional dan berkarakter Islam
berkemajuan dibidang Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan di Kalimatan
Tahun 2025.

2. Misi Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan UM Banjarmasin


2.1 Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan berkarakter Islam
berkemajuan;
2.2 Menyelenggarakan Riset inovatif penelitian dan pengabdian kepada
masyarkat yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia dibidang
kesehatan;
2.3 Menyelenggarakan pengelolaan yang Amanah;
2.4 Menyelenggarakan pembinaan sivitas akademik dalam kehidupan yang
islami sehingga mampu menjadi teladan yang baik;
2.5 Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain ditingkat daerah,
nasional dan internasional yang saling menguntungkan.

3. Tujuan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan UM Banjarmasin


3.1 Menghasilkan lulusan kesehatan unggul yang memiliki
kemampuan profesional dan Islami.
3.2 Terlaksananya kurikulum berbasis kompetensi yang berdasarkan
perkembangan IPTEK, nilai-nilai Islam dan etik keprofesian.
3.3 Terwujudnya strategi pembelajaran sesuai dengan metode mutakhir
3.4 Tersedianya sarana dan prasarana untuk mendukung terciptanya suasana
akademik yang kondusif.

ii
3.5 Terlaksananya penelitian kesehatan berkesinambungan yang dapat
menjadi rujukan informasi ilmiah pada skala regional, nasional dan
internasional.
3.6 Terlaksananya pengembangan dan pelaksanaan pengabdian masyarakat
di bidang kesehatan.
3.7 Terwujudnya jejaring kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam
negeri maupun luar negeri

iii
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

1. Visi Program Studi DIII Keperawatan


Menjadi program studi DIII Keperawatan yang terkemuka dan unggul yang
berlandaskan profesionaisme dan nilai-nilai Islam berkemajuan di Kalimantan
tahun 2025.

2. Misi Program Studi DIII Keperawatan


2.1 Menyelenggarakan pendidikan DIII keperawatam dengan berlandaskan
profesionalisme dan nilai-nilai Islam berkemajuan sehingga
menghasilkan lulusan yang kompeten;
2.2 Melaksanakan penelitian yang berbasis bukti/masalagh dengan
pendekatan keilmuan;
2.3 Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengacu pada
hasil penelitian berbasis bukti/masalah;
2.4 Menjalin kerjasama dengan instansi terkait baik pemerintah maupun
swasta yang mendukung pencapaian kompetensi baik skala nasional
maupun internasional.

3. Tujuan
3.1 Menghasilkan perawat vokasi yang kompeten dan mempunyai
kemampuan dalam penanganan bantuan hidup dasar, keterampilan dan
etika dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat
yang memiliki daya saing baik nasional maupun internasional;
3.2 Meningkatkan kapasitas dosen proram studi dalam pelaksanaan
penelitian dan publikasi ilmiah;
3.3 Menghasilkan kegiatan pengabdian yang dapat meningkatkan
keterampilan, kemandirian dengan memaksimalkan potensi yang ada di
masyarakat dalam pelaksanaan perilaku hidup bersih sehat;

iv
3.4 Terlaksananya kerjasama dengan instansi kesehatan, pemerintah,
perusahaan dan instansi terkait lainnya baik nasional maupun
Internasional.

v
PROFIL LULUSAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

1. Profil Lulusan
Program Studi DIII Keperawatan menghasilkan perawat pelaksana asuhan
keperawatan yaitu perawat yang mampu memberikan asuhan keperawatan
pada individu, keluarga, dan kelompok khusus di tatanan klinik dan
komunitas untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang meliputi aspek
bio, psiko, sosio, kultural, dan spiritual dalam kondisi sehat, sakit serta
kegawatdaruratan berdasarkan ilmu dan teknologi keperawatan dengan
memegang teguh kode etik perawat dan Undang-Undang yang berlaku.
Pendidikan keperawatan jenjang DIII Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Universitas Muhammadiyah Banjarmasin bertujuan menghasilkan Ahli
Madya Keperawatan sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) pada jenjang kualifikasi level 5, yaitu:
1. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode
yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku
dengan menganalisis data, serta mampu menunjukan kinerja dengan
mutu dan kuantitas yang terukur
2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum,
serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural
3. Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis
secara komprehensif
4. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

Kompetensi pendukung lulusan Prodi DIII Keperawatan Universitas


Muhammadiyah Banjarmasin yaitu terlihat pada capaian pembelajaran
lulusan pada aspek pengetahuan dan keterampilan khusus, yaitu:
1. Menguasai Bahasa Inggris terkait bidang keperawatan

vi
2. Mampu berbahasa Inggris dalam konteks pemberian asuhan
keperawatan di rumah sakit dan layanan kesehatan lainnya.
3. Mampu berkomunikasi Bahasa Arab dasar

Kompetensi penciri lulusan Prodi DIII Keperawatan Universitas


Muhammadiyah Banjarmasin yaitu terlihat pada capaian pembelajaran
lulusan pada aspek sikap dan tata nilai, pengetahuan dan keterampilan
khusus, yaitu:
1. Memiliki sikap dan perilaku yang berkarakter Islam berkemajuan dalam
pelayanan keperawatan.
2. Menguasai konsep pengetahuan tentang Al-Islam dan
Kemuhammdiyahan yang berkemajuan
3. Menguasai konsep penanganan kasus gawat darurat dan perawatan
intensif tingkat dasar sesuai standar dan kewenangan
4. Mengaplikasi nilai-nilai Islam di tatanan klinik saat memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dan keluarga.
5. Mampu melakukan penanganan kasus gawat darurat dan perawatan
intensif tingkat dasar sesuai standar dan kewenangan

2. Capaian Pembelajaran
Aspek
Kode CP Rumusan LO Program Studi sesuai KKNI
Kompetensi
Sikap dan Tata Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
S.01
Nilai menunjukkan sikap religius
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam
S.02
menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika
S.03 Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
Berperan sebagai warga Negara yang bangga dan cinta
S.04 tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggaung
jawab pada Negara dan bangsa
Menghargai keanegaraman budaya, pandangan, agama
S.05 dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal
orang lain
Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
S.06 bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan kemajuan
peradaban berdasarkan Pancasila
Bekerjasama dan menilai kepekaan sosial serta
S.07
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan

vii
Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan
S.08
bermasyarakat dan bernegara
Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan
S.09
dan kewirausahaan
Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan
S.10
di bidang keahliannya secara mandiri
Mampu bertanggung jawab terhadap praktik
profesional meliputi kemampuan menerima tanggung
S.11 gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional
sesuai denan lingkup praktik dibawah tanggung
jawabnya, dan hukum/peraturan perundangan
Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan
S.12 prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan Kode Etik
Perawat Indonesia
Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya
yang dianut dan martabat klien, menghormati hak klien
untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan
keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta
S.13
bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan
informasi tertulis, verbal dan elektronik yang di peroleh
dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggung
jawabnya.
Memiliki sikap dan perilaku yang berkarakter Islam
S.14
berkemajuan dalam pelayanan keperawatan.
Pengatahuan Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia,
patologi dan konsep dasar keperawatan kelainan
P.01
struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobologi,
parasitologi, dan farmakologi
P.02 Menguasai prinsif fisika, biokimia, dan psikologi
Menguasai pengetahuan faktual tentang antropologi
P.03
social
Menguasai konsep keperawatan sebagai landasan dalam
P.04 memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan
komprehensif
P.05 Menguasai konsep dan prinsif “patient safety”
P.06 Menguasai konsep teoritis kebutuhan dasar manusia
Menguasai teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan
P.07 asuhan/praktek keperawatan yang dilakukan secara
mandiri atau berkelompok
Menguasai konsep teoritis dan prosedur pencegahan
P.08 penularan infeksi dan promosi kesehatan, pemberian
obat oral dan obat topikal, parenteral dan supositoria
Menguasai jenis, manfaat dan manual penggunaan alat
P.09
keesehatan
Menguasai konsep dan prinsip sterilitas dan desinfeksi
P.10
alat
Menguasai konsep dan prinsip penatalaksanaan
P.11 Bantuan Hidup Dasar pada situasi gawat darurat dan
atau bencana
P.12 Menguasai teknik pengumpulan, klasifikasi,

viii
dokumentasi dan analisis data serta informasi asuhan
keperawatan
Menguasai konsep, prinsip dan teknik komunikasi
P.13 terapeutik serta hambatannya yang sering ditemui
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan
P.14 kesehatan sebagai bagian dari upaya pendidikan
kesehatan dan promosi kesehatan bagi klien
Menguasai Kode Etik Perawat Indonesia, pengetahuan
faktual tentang hukum dalam bidang keperawatan,
P.15
prinsip prinsip otonomi, malpraktek, bioetik yang
terkait pelayanan keperawatan
Menguasai konsep teoritis penjaminan mutu asuhan
P.16 keperawatan, konsep teoritis praktek keperawatan
berbasis Bukti (Evidence Based Practice)
P.17 Menguasai Bahasa Inggris terkait bidang keperawatan
Menguasai konsep pengetahuan tentang Al-Islam dan
P.18
Kemuhammdiyahan yang berkemajuan
Menguasai konsep penanganan kasus gawat darurat dan
P.19 perawatan intensif tingkat dasar sesuai standar dan
kewenangan
Keterampilan Menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dengan
Umum menganalisis serta metode yang sesuai dan dipilih dari
KU.01
beragam metode yang sudah maupun belum baku dan
dengan menganalisis data
Menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang
KU.02
terukur
Memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan
konteks yang sesuai dengan bidang keahlian
KU.03 terapannya, didasarkan pada pemikiran logis dan
inovatif, dilaksanakan dan bertanggung jawab atas
hasilnya secara mandiri
Menyusun laporan tentang hasil dan proses kerja
KU.04 dengan akurat dan sahih, mengkomunikasikan secara
efektif kepada pihak lain yang membutuhkannya
Bertanggung jawab atas pencapaian hasil keja
KU.05
kelompok
Melakukan supervisi dan evaluasi terhadap
KU.06 penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja
yang berada dibawah tanggungjawabnya
Melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok
kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan
KU.07
mengelola pengembangan kompetensi kerja secara
mandiri
Mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan dan
KU.08 menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan
dan mencegah plagiasi
Keterampilan Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada
Khusus KK.01 individu, keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit, dan
kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio,

ix
psiko, sosial kultural, dan spiritual yang menjamin
keselamatan klien (patient safety), sesuai standar
asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan
keperawatan yang telah tersedia
Mampu melaksanakan prosedur bantuan hidup dasar
(Basic Life Support/BLS) pada situasi gawat
KK.02
darurat/bencana dengan memilih dan menerapkan
metode yang tepat, sesuai standar dan kewenangannya.
Mampu memberikan (administering) dan mencatat obat
KK.03 oral, topikal, parenteral, dan supositoria sesuai standar
pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan.
Mampu memilih dan menggunakan peralatan dalam
KK.04 memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar
asuhan keperawatan.
Mampu mengumpulkan data, menganalisa dan
merumuskan masalah, merencanakan,
KK.05
mendokumentasikan, dan menyajikan informasi asuhan
keperawatan.
Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien
dan memberikan informasi yang akurat kepada klien
KK.06 dan/atau keluarga /pendamping/penasehat tentang
rencana tindakan keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya.
Mampu memberikan pendidikan kesehatan untuk
KK.07 meningkatkan pola hidup sehat klien dan menurunkan
angka kesakitan.
Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan kuantitas
yang terukur terhadap hasil kerja sendiri, tenaga kerja
KK.08
pendukung (support workers) yang menjadi tanggung
jawab pengawasan di lingkup bidang kerjanya.
Mampu melakukan pencegahan penularan infeksi dan
KK.09
promosi kesehatan.
Mampu berbahasa Inggris dalam konteks pemberian
KK.10 asuhan keperawatan di rumah sakit dan layanan
kesehatan lainnya.
KK.11 Mampu berkomunikasi Bahasa Arab dasar
Mengaplikasi nilai-nilai Islam di tatanan klinik saat
KK.12 memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan
keluarga.
Mampu melakukan penanganan kasus gawat darurat
KK.13 dan perawatan intensif tingkat dasar sesuai standar dan
kewenangan

x
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin-Nya
Panduan KTI tahun 2020-2021 dapat diselesaikan sesuai pada waktunya. Modul
ini merupakan pedoman bagi mahasiswa tingkat akhir dan dosen pembimbing
KTI pada Program Studi DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin.

Atas terselesaikannya modul ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan
sejawat dan semua pihak yang telah terlibat, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan panduan ini.

Kami mengharapkan masukan yang membangun agar panduan ini bisa menjadi
lebih baik. Semoga panduan ini bermanfaat bagi mahasiswa, dosen serta seluruh
komponen terkait dalam proses pendidikan DIII Keperawatan di Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.

Banjarmasin, Januari 2021

Penyusun

xi
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
VISI, MISI DAN TUJUAN …………………………....….............................. iii
PROFIL LULUSAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN............................. vii
KATA PENGANTAR........................................................................................ xii
DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………...........……..…………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………….......………...... 1
1.2 Tujuan.……………………..……………………………....... 3
1.3 Dasar Hukum………………………………………………... 3
1.4 Ruang Lingkup…………………………………………...…. 4
BAB 2 KETENTUAN PENYUSUNAN KTI……………….....…...………… 5
2.1 KTI………………………………………………………....... 5
2.2 Model KTI…………………………………………………... 5
2.3 Proses Penyusunan KTI……….…………………………….. 5
2.4 Ketentuan Pengambilan Kasus KTI…………………………. 5
2.5 Pembimbing KTI……………………………………………. 7
2.6 Proses Bimbingan KTI………………………………………. 9
2.7 Ujian Sidang KTI……………………………………………. 9
2.8 Penguji KTI………………………………………………….. 11
2.9 Persyaratan Ujian Sidang KTI………………………………. 13
2.10 Tugas Fasilitator………….………………………………….. 14
2.11 Pencetakan dan Pengumpulan Naskah KTI……….………… 14
2.12 Peraturan…………………………………………………….. 15
2.13 Sanksi………………………………………………………... 15
2.14 Penilaian ……………………………..……………………… 15
2.15 Ketentuan Kelulusan dan Remedial…………………………. 17
BAB 3 SISTEMATIKA PENYUSUNAN KTI......................……….………... 18
3.1 Kerangka Penulisan KTI…......…..………………………….. 18
3.2 Penjelasan dan Contoh Kerangka Penulisan 20
KTI……………..
BAB 4 TEKNIK PENULISAN NASKAH KTI…….……………………....... 45
4.1 Penulisan Penomoran……………………………………....... 45
4.2 Pengetikan Naskah KTI……………………………………... 45
BAB 5 PENULISAN KUTIPAN DAN DAFTAR RUJUKAN……………… 50
5.1 Jenis Kutipan………………………………………………… 50
5.2 Penulisan Kutipan Dalam Naskah…………………………... 51
5.3 Ketentuan Sumber Rujukan…………………………………. 54
5.4 Penulisan Sumber Rujukan………………………………….. 54
5.5 Format Penulisan Daftar Rujukan…………………………… 55
BAB 6 TEKNIK PRESENTASI KTI………………………………………… 60
6.1 Persiapan…………………………………………………….. 61
6.2 Strategi Mempersiapkan…………………………………….. 62

xii
6.3 Presentasi………..………………………………………....... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN….....................………………………………........ 65

xiii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan Indonesia tahun 2014 yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Institusi Pendidikan DIII Keperawatan di Indonesia
(AIPViKI) disebutkan bahwa profil lulusan DIII Keperawatan Indonesia adalah
sebagai perawat pelaksana asuhan keperawatan pada individu, keluarga dan
kelompok khusus ditatanan klinik dan komunitas yang memiliki kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang meliputi aspek bio, psiko, sosio, kultural
dan spiritual dalam kondisi sehat, sakit serta kegawatdaruratan berdasarkan ilmu dan
teknologi keperawatan dengan memegang teguh Kode Etik Keperawatan.

Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut merujuk pada Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) maka lulusan DIII Keperawatan diharapkan mampu
menyusun laporan tertulis secara komprehensif yang dikemas dalam mata kuliah
KTI. Beban kredit pada mata kuliah KTI ini sebesar 3 SKS. KTI merupakan
penugasan akhir pendidikan berupa karangan yang berisi gagasan yang disajikan
dengan menggunakan kaidah ilmiah dan ditulis berdasarkan kaidah Bahasa
Indonesia, dibawah pengawasan atau pengarahan dosen pembimbing untuk
memenuhi kriteria-kriteria kualitas yang telah ditetapkan sesuai keilmuannya
masing-masing.

KTI yang dibuat oleh mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin merupakan hasil dari praktik keperawatan yang
dituangkan ke dalam bentuk KTI. KTI dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir di
masa pendidikan diplomanya. Penyusunan KTI menjadi salah satu syarat untuk para
mahasiswa yang akan mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan. Berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI), menjelaskan bahwa lulusan Program DIII setara dengan level
atau jenjang 5, yang berperan sebagai teknisi atau analis.

1
Tabel 1. Deskripsi Capaian Pembelajaran Level 5 KKNI
Unsur Deskripsi Deskripsi Level 5
Kemampuan Kerja Mampu meyelesaikan pekerjaan berlingkup luas,
memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan
yang sudah maupun belum baku dengan
menganalisis data, serta mampu menunjukan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.
Penguasaan Pengetahuan Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan
tertentu secara umum serta mampu
memformulasikan peyelesaian masalah prosedural.
Kewenangan dan Tanggung Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun
Jawab laporan tertulis secara komprehensif
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan
dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil
kerja kelompok.

Oleh karena itu, penyusunan KTI ini harus memerhatikan kemanfaatan bagi lulusan
yang berada pada level atau jenjang 5 tersebut, yaitu KTI dalam bentuk studi kasus,
kajian deskriptif, kajian terapan atau aplikasi praktik. KTI mahasiswa Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin diangkat dari kasus nyata baik di ditatanan klinik
ataupun komunitas. KTI mahasiswa dilakukan berdasarkan pendekatan proses
keperawatan yang uraikan secara sistematis, objekif, mudah dipahami, argumentasi
yang kuat dan memberi jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Dalam rangka penyelesaian tugas akhir mahasiswa Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin maka disusun pedoman
penulisan KTI dengan berdasarkan pada buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Ilmiah Pendidikan DIII Keperawatan Indonesia yang diterbitkan oleh AIPViKI
tahun 2017 dan telah disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.

2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Pedoman ini disusun dengan tujuan memberikan panduan bagi mahasiswa
dalam penyusunan KTI dan sebagai acuan bagi dosen dalam pelaksanaan
bimbingan untuk memperoleh keseragaman penulisan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mahasiswa mampu menggambarkan pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dalam bentuk laporan KTI.
1.2.2.2 Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam KTI
1.2.2.3 Mahasiswa terampil menulis berdasarkan kaidah-kaidah tulisan
ilmiah ke dalam laporan KTI
1.2.2.4 Mahasiswa memiliki rasa tanggung jawab akademik yang lebih
besar, baik dalam hubungannya dengan etika ilmiah maupun
penghargaan terhadap karya orang lain.
1.2.2.5 Mahasiswa mampu mempertahankan hasil KTI saat ujian sidang.

1.3 Dasar Hukum


1.3.1 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
1.3.2 Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
1.3.3 Peraturan Presiden Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
1.3.4 Peraturan Presiden Nomor 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Perguruan Tinggi
1.3.5 Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI)
1.3.6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi
1.3.7 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 73 tahun 2013
tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dalam
Pendidikan Tinggi
1.3.8 Peraturan Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun
2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi

3
1.3.9 Kurikulum inti Pendidikan DIII Keperawatan tahun 2018
1.4 Ruang Lingkup
Lingkup KTI adalah semua masalah pada area keperawatan baik di tatanan klinik
maupun komunitas dengan melaporkan asuhan keperawatan secara komprehensif
dengan membahas evaluasi hasil asuhan secara mendalam berdasarkan teori.
Cakupan kelimuan pada lingkup KTI meliputi:
1.4.1 Keperawatan dasar
1.4.2 Keperawatan medikal bedah
1.4.3 Keperawatan gawat darurat
1.4.4 Keperawatan maternitas
1.4.5 Keperawatan anak
1.4.6 Keperawatan jiwa
1.4.7 Keperawatan gerontik
1.4.8 Keperawatan keluarga

4
BAB 2
KETENTUAN UMUM PENYUSUNAN KTI

2.1 KTI
KTI merupakan karangan yang berisi gagasan yang disajikan dengan menggunakan
bentuk dan bahasa ilmiah. KTI mengusung gagasan-gagasan yang merupakan
gambaran perkembangan ilmu pengetahuan yang terekam dalam tulisan ilmiah,
menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, serta
ditulis dengan kaidah penulisan dan metodologi yang benar.

2.2 Model KTI


Model KTI bagi mahasiswa DIII Keperawatan adalah studi kasus yang
mendeskripsikan kasus pada satu subyek yang sedang dikelola secara komprehensif
dengan satu prosedur keperawatan tertentu sesuai masalah keperawatan utama.
Subjek yang menjadi kasus kelolaan dilakukan analisis terhadap reaksi kasus dari
suatu prosedur keperawatan. Tindakan intervensi yang dipilih untuk menyelesaikan
masalah utama dianalisis berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO). Analisis
lebih difokuskan pada kesesuaian, kendala ataupun kemudahan saat melaksanakan
intervensi tindakan sesuai dengan SPO.

2.3 Proses Penyusunan KTI


Adapun proses penyusunan KTI yang harus dilalui oleh mahasiswa adalah:
2.3.1 Penyusunan proposal
2.3.2 Ujian sidang proposal
2.3.3 Pengambilan kasus
2.3.4 Penyusunan hasil studi kasus
2.3.5 Ujian sidang hasil
2.3.6 Pengumpulan KTI

2.4 Ketentuan Pengambilan Kasus KTI


2.4.1 Ketentuan praktik pengambilan kasus KTI dan kompetensi mahasiswa
2.4.1.1 Pengambilan kasus dilakukan setelah mahasiswa melaksanakan ujian
proposal

5
2.4.1.2 Mahasiswa diberikan rentang waktu selama 2 minggu untuk berdinas
untuk periode pengambilan kasus.
2.4.1.3 Lama hari rawat bergantung pada kasus kelolaan yang diambil.
2.4.1.4 Mahasiswa mendapatkan kasus di tempat praktik klinik dengan
sepengetahuan pembimbing KTI dan penanggung jawab ruangan.
2.4.1.5 Setiap mahasiswa melaksanakan kegiatan praktik di ruang yang telah
ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dengan
klien/keluarga kelolaan.
2.4.1.6 Setiap mahasiswa selama mengikuti kegiatan praktik diberi tanggung
jawab untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien kelolaan
yang ada di ruangan tersebut. Setiap mahasiwa juga harus dapat
bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya.
2.4.1.7 Setiap mahasiswa melaksanakan prosedur keperawatan secara
mandiri, didampingi ataupun observasi sesuai dengan tindakan
prosedural pada klien kelolaannya.
2.4.1.8 Kompetensi mahasiswa
Mampu menggambarkan pelaksanaan tindakan keperawatan pada
pasien dalam bentuk laporan KTI
2.4.1.9 Mahasiswa boleh mengajukan persyaratan mengikuti kegiatan
penilaian tindakan keperawatan pada pasien apabila sudah
melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien dan mendapatkan
persetujuan dari pembimbing dan penanggung jawab ruangan.

2.4.2 Tata tertib praktik pengambilan kasus KTI


2.4.2.1 Memakai pakaian seragam klinik seperti yang sudah ditetapkan:
a. Laki-laki
1) Baju putih, celana panjang putih
2) Sepatu hitam dan kaos kaki putih
3) Rambut rapi
4) Memakai tanda pengenal/papan nama klinik

6
b. Wanita
1) Baju putih panjang menutupi bokong, celana/rok panjang
putih
2) Jilbab putih dengan les berwarna biru
3) Sepatu hitam dan kaos kaki putih
4) Memakai tanda pengenal/papan nama klinik
2.4.2.2 Mahasiswa laki-laki atau wanita dilarang berkuku panjang dan
memakai segala macam aksesoris kecuali jam tangan.
2.4.2.3 Wajib berpenampilan rapi dan sopan, bagi mahasiswa laki-laki
rambut belakang tidak boleh menyentuh kerah baju, sedangkan
mahasiswa wanita berjilbab dengan rapi dan rambut tidak boleh ke
luar dari jilbab.
2.4.2.4 Mahasiswa dilarang memperjualbelikan obat-obatan kepada orang
lain maupun klien dan dilarang mengambil obat-obatan diruangan
untuk kepentingan pribadi.
2.4.2.5 Selama praktik mahasiswa diwajibkan melapor kepada penanggung
jawab ruangan.
2.4.2.6 Bagi mahasiswa yang tidak dapat melaksanakan praktik sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan, maka diwajibkan melapor ke
bagian panitia akademik dengan menyerahkan surat pemberitahuan
alasan.
2.4.2.7 Mahasiswa berkewajiban mentaati segala ketentuan yang berlaku.

2.5 Pembimbing KTI


Pembimbing adalah dosen atau pengajar yang telah ditunjuk oleh institusi untuk
menjadi pembimbing selama proses penyusunan KTI. Fungsi pembimbing adalah
sebagai pengarah, pendamping, fasilitator, supervisor, konselor, advisor dan penguji
dalam proses penyusunan KTI.
2.5.1 Persyaratan Pembimbing KTI
2.5.1.1 Pembimbing KTI ditetapkan dengan surat keputusan Dekan Fakultas
Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin.

7
2.5.1.2 Pembimbing 1 adalah dosen tetap program studi yang memiliki latar
belakang pendidikan minimal magister keperawatan dan memiliki
jabatan fungsional sekurang-kurangnya Asisten Ahli.
2.5.1.3 Pembimbing 2 adalah dosen tetap dengan latar belakang pendidikan
minimal magister keperawatan.

2.5.2 Hak dan Kewajiban Pembimbing KTI


2.5.2.1 Menyediakan waktu yang cukup untuk bimbingan dan konsultasi
dengan mahasiswa bimbingannya, baik saat persiapan sebelum ujian
sidang ataupun saat revisi sesudah ujian sidang.
2.5.2.2 Dosen pembimbing KTI terdiri atas pembimbing 1 (materi) dan
pembimbing 2 (metodologi).
2.5.2.3 Ranah bimbingan Pembimbing 1 adalah Bab 1 Latar Belakang, Bab
2 Tinjauan Pustaka, Bab 4 Pembahasan, Bab 5 Penutup.
2.5.2.4 Ranah bimbingan Pembimbing 2 adalah Bab 1 Latar Belakang, Bab
3 Metodologi, Bab 4 Hasil Studi Kasus, Bab 5 Penutup.
2.5.2.5 Pembimbing 1 dan 2 juga secara bersama-sama bertugas mengawal
pelaksanaan di lapangan, pembahasan, dan teknik penulisan yang
benar atas KTI mahasiswa yang dibimbing
2.5.2.6 Memberikan pertimbangan atau saran-saran dan menandatangani
formulir bimbingan KTI. Akumulasi jumlah bimbingan antara
Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 sebanyak minimal 13 kali selama
proses penyusunan KTI.
2.5.2.7 Memantau perkembangan proses pelaksanaan di lapangan hingga
penyusunan naskah lengkap.
2.5.2.8 Mengingatkan tentang waktu pelaksanaan ujian sidang KTI.
2.5.2.9 Menandatangani lembar persetujuan pembimbing pada naskah KTI
sebelum ujian sidang.
2.5.2.10 Menghadiri ujian sidang KTI.
2.5.2.11 Menerima penghargaan dalam bentuk Beban Kinerja Dosen sesuai
dengan Pedoman Perhitungan Beban Kinerja Dosen yang telah
ditentukan.

8
2.5.2.12 Mencegah pelanggaran etika dalam penulisan KTI.

2.6 Proses Bimbingan KTI


2.6.1 Mahasiswa sangat dianjurkan untuk melakukan proses bimbingan beriringan
dengan proses pengumpulan data.
2.6.2 Mahasiswa melakukan proses bimbingan dengan pembimbing KTI masing-
masing
2.6.3 Mahasiswa diwajibkan melakukan bimbingan sebanyak minimal 13 kali
dengan kedua pembimbing selama proses penyusunan KTI.
2.6.4 Setiap kegiatan bimbingan didokumentasikan dalam lembar bimbingan yang
dibuat oleh mahasiswa.
2.6.5 Hasil studi kasus dinyatakan memenuhi syarat untuk diujikan jika telah
melalui proses bimbingan, telah disetujui oleh pembimbing dan dinyatakan
layak untuk dipertahankan di hadapan penguji.
2.6.6 KTI yang sudah disetujui harus bertanda tangan di lembar persetujuan
pembimbing.

2.7 Ujian Sidang KTI


2.7.1 Ujian Proposal KTI
2.7.1.1 Mahasiswa wajib melakukan ujian proposal KTI jika telah
melalui proses bimbingan proposal.
2.7.1.2 Jadwal sidang proposal diatur mandiri oleh mahasiswa bersama
penguji dalam rentang waktu yang telah disusun panitia.
2.7.1.3 Keperluan sarana dan prasarana untuk ujian dipersiapkan oleh
panitia pelaksana KTI.
2.7.1.4 Proposal yang akan diujikan harus mendapat persetujuan kedua
pembimbing
2.7.1.5 Setiap mahasiswa diuji oleh 2 orang penguji saat sidang proposal,
yaitu penguji 1 (materi) dan penguji 2 (metodologi).
2.7.1.6 Mahasiswa wajib menyerahkan naskah KTI kepada penguji
minimal 3 hari sebelum pelaksanaan ujian sidang.

9
2.7.1.7 Ujian sidang proposal bersifat tertutup. Ujian sidang
dilaksanakan selama 45 menit.
2.7.1.8 Pelaksanaan ujian sidang proposal didokumentasikan dalam
bentuk Berita Acara Pelaksanaan Ujian.
2.7.1.9 Pelaksanaan ujian sidang proposal dipimpin oleh fasilitator
sidang. Fasilitator sidang adalah orang yang tidak terlibat sebagai
pembimbing ataupun penguji.
2.7.1.10 Apabila hasil proposal dinyatakan layak maka dapat dilanjutkan
ke tahap pengambilan kasus.

2.7.2 Ujian Hasil KTI


2.7.2.1 Ujian sidang hasil KTI dilaksanakan jika mahasiswa telah melalui
proses bimbingan penyusunan hasil KTI, telah disetujui oleh
pembimbing dan dinyatakan layak untuk dipertahankan di
hadapan penguji hasil KTI.
2.7.2.2 Ujian sidang hasil dapat dilaksanakan jika mahasiswa telah
mendaftar dan memenuhi syarat-syarat akademik dan
administratif
2.7.2.3 Mahasiswa wajib menyerahkan naskah KTI kepada penguji
minimal 3 hari sebelum pelaksanaan ujian sidang.
2.7.2.4 Jadwal sidang hasil diatur mandiri oleh mahasiswa bersama
penguji dalam rentang waktu yang telah disusun panitia.
2.7.2.5 Keperluan sarana dan prasarana untuk ujian dipersiapkan oleh
panitia pelaksana KTI.
2.7.2.6 Ujian sidang hasil bersifat terbuka dan bertujuan untuk
mendapatkan saran, masukan dan pertimbangan dari penguji.
Ujian sidang dilaksanakan selama 1 jam.
2.7.2.7 Pelaksanaan ujian sidang hasil didokumentasikan dalam bentuk
Berita Acara Pelaksanaan Ujian.
2.7.2.8 Pelaksanaan ujian sidang hasil dipimpin oleh fasilitator sidang.
Fasilitator sidang adalah orang yang tidak terlibat sebagai
pembimbing ataupun penguji.

10
2.7.2.9 Bimbingan revisi KTI setelah ujian sidang minimal 1 (satu) kali
dengan masing-masing penguji.
2.7.2.10 KTI yang sudah diperbaiki sesuai arahan penguji harus disahkan
oleh seluruh penguji. KTI dianggap sah jika ada tanda tangan
seluruh penguji pada lembar pengesahan.
2.7.2.11 Ujian sidang dinyatakan lulus atau tidak lulus
2.7.2.12 Jika ada revisi mahasiswa diberikan kesempatan memperbaiki
KTI selama 1 minggu
2.7.2.13 Jika dinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa dapat diberi
kesempatan mengulang (remedial).
2.7.2.14 Proses ujian ulang juga dilakukan dengan 3 orang penguji.

2.8 Penguji KTI


Penguji KTI adalah dosen tetap atau perawat klinik berpengalaman yang telah
ditunjuk oleh institusi untuk menjadi penguji laporan KTI. Bertugas dan
bertanggung jawab sepenuhnya baik dari segi substansi maupun metodologi
penulisan ilmiah. Pada ujian sidang proposal mahasiswa diuji oleh 2 (dua) orang
penguji, yaitu penguji 1 (materi) dan penguji 2 (metodologi). Sedangkan, pada
saat ujian hasil KTI mahasiswa diuji oleh 3 (tiga) orang penguji, yaitu penguji 1
(materi), penguji 2 (metodologi), dan penguji 3 (wawasan).

2.8.1 Persyaratan Penguji KTI


2.8.1.1 Penguji KTI ditetapkan dengan surat keputusan Dekan Fakultas
Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin.
2.8.1.2 Penguji 1 dan 2 adalah pembimbing KTI mahasiswa yang
bersangkutan.
2.8.1.3 Penguji 3 adalah dosen tetap atau perawat klinik berpengalaman
dengan pengalaman minimal 2 tahun yang relevan dengan topik
yang dipilih.

11
2.8.2 Hak dan Kewajiban Penguji KTI
2.8.2.1 Menyediakan waktu untuk menguji sidang KTI sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
2.8.2.2 Memberikan pertanyaan, pertimbangan atau saran-saran saat ujian
sidang KTI.
2.8.2.3 Menandatangani lembar pengesahan penguji pada naskah KTI
setelah ujian sidang atau setelah proses revisi KTI selesai.
2.8.2.4 Menyediakan waktu yang cukup untuk konsultasi revisi KTI
sesudah ujian sidang.
2.8.2.5 Menerima penghargaan dalam bentuk Beban Kinerja Dosen
sesuai dengan Pedoman Perhitungan Beban Kinerja Dosen yang
telah ditentukan.
2.8.2.6 Mencegah pelanggaran etika dalam penulisan KTI.

2.8.3 Ketentuan Kehadiran Penguji Saat Sidang KTI


2.8.3.1 Ketentuan Kehadiran Penguji Saat Sidang Proposal
Setiap mahasiswa harus diuji oleh 2 (dua) orang penguji saat
sidang proposal sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
2.8.3.2 Ketentuan Kehadiran Penguji Saat Sidang Hasil KTI
Setiap mahasiswa harus diuji oleh 3 (tiga) orang penguji saat
Sidang KTI sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Apabila
terjadi kondisi emergency/darurat setelah disepakati jadwal dan
tidak memungkinkan ujian dihadiri oleh 3 (tiga) orang penguji,
maka ketentuan yang berlaku adalah:
a) Yang dimaksud kondisi emergency/darurat dalam hal ini
adalah keadaan yang terjadi di luar kemampuan manusia
seperti melaksanakan tugas lain dari institusi, sakit,
meninggal dunia dan keluarga sakit/meninggal.
b) Jika yang berhalangan hadir adalah penguji 3, maka ujian
sidang tidak dapat dilaksanakan. Hal ini dikarenakan penguji
3 adalah penguji tamu yang akan menguji wawasan

12
mahasiswa saat ujian sidang KTI. Sehingga waktu
pelaksanaan ujian sidang harus diatur ulang.
c) Jika yang berhalangan hadir adalah penguji 1 atau 2, maka
ujian sidang tetap bisa berlangsung. Hal ini dikarenakan
penguji 1 dan 2 adalah juga pembimbing mahasiswa.
Sehingga ujian sidang tetap bisa berlangsung dengan syarat
minimal dihadiri oleh salah satu pembimbing. Bagi penguji 1
atau 2 yang berhalangan hadir tersebut maka wajib mengatur
ulang jadwal ujian sidang susulan. Pengaturan ulang
jam/jadwal tersebut harus diusahakan pada hari yang sama.

2.9 Persyaratan Ujian Sidang KTI


Setiap mahasiswa DIII Keperawatan tingkat akhir yang akan melaksanakan
ujian sidang KTI diharuskan memenuhi persyaratan tertentu, yang meliputi
persyaratan akademik dan persyaratan administrasi.
2.9.1 Persyaratan Ujian Proposal
Menyelesaikan proses bimbingan proposal, dibuktikan dengan fotokopi
lembar persetujan pembimbing.
2.9.2 Persyaratan Ujian Hasil KTI
2.9.2.1 Persyaratan Akademik
a) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif dalam tahun akademik
yang bersangkutan.
b) Telah menyelesaikan secara lengkap mata kuliah
sebelumnya, dibuktikan dengan memo bebas IC.
c) Telah menyelesaikan seluruh kompetensi praktik dan
telah mengumpulkan seluruh laporan praktik klinik
keperawatan, dibuktikan dengan memo bebas PKK.
d) Telah mengikuti pelatihan BTCLS, dibuktikan dengan
sertifikat BTCLS.
e) Telah lulus tes baca tulis Al-Quran, dibuktikan dengan
sertifikat membaca Al-Qur‟an

13
f) Telah mengikuti kursus komputer, dibuktikan dengan
sertifikat komputer.
g) Menyelesaikan proses bimbingan hasil KTI, dibuktikan
dengan fotokopi lembar persetujan pembimbing
2.9.2.2 Persyaratan Administrasi
Telah lunas membayar biaya pendidikan untuk Semester I s.d
VI, dibuktikan dengan slip pembayaran.

2.10 Tugas Fasilitator


Fasilitator adalah orang yang bertugas memfasilitasi jalannya ujian sidang
proposal dan ujian sidang hasil KTI, tugas fasilitator adalah:
2.10.1 Memastikan berkas ujian lengkap (form penilaian untuk penguji 1,
penguji 2 dan penguji 3, daftar hadir penguji, daftar hadir audiens, berita
acara, lembar revisi untuk penguji 1, penguji 2 dan penguji 3)
2.10.2 Membagikan form penilaian kepada masing-masing penguji
2.10.3 Membuka acara ujian
2.10.4 Memastikan ujian berlangsung kondusif
2.10.5 Mengatur durasi pelaksanaan ujian sesuai dengan ketentuan yang tertulis
di buku panduan (fasilitator berhak membatasi jika durasi pelaksanaan
ujian melebihi batas yang sudah ditentukan)
2.10.6 Memastikan semua berkas ujian lengkap dan terisi
2.10.7 Menghitung jumlah total nilai dari masing-masing penguji dan jumlah
total nilai gabungan dari semua penguji
2.10.8 Menutup acara ujian
2.10.9 Bertanggungjawab menyerahkan berkas ujian kepada tim KTI selambat-
lambatnya 3 hari setelah ujian berakhir.

2.11 Pencetakan dan Pengumpulan Naskah KTI


2.11.1 Penyerahan naskah KTI sebagai syarat sidang proposal/hasil KTI
Untuk keperluan Ujian Sidang Proposal/hasil KTI, difotocopy sejumlah
banyaknya penguji (2 orang saat ujian proposal dan 3 orang saat ujian
hasil). Naskah yang diserahkan ke penguji tanpa dijilid dan dimasukkan

14
ke dalam map plastik jepit warna biru. Kertas yang digunakan untuk
naskah adalah jenis kertas HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm)
dengan berat kertas 80 gram. Waktu pengumpulan naskah ke penguji
selambat-lambatnya 3 hari sebelum hari ujian proposal/hasil KTI.
2.11.2 Pengumpulan naskah KTI sebagai syarat yudisium
KTI yang telah diujikan dan direvisi setelah ujian hasil KTI harus
dikumpulkan sebagai syarat mengikuti yudisium. KTI dikumpulkan
dalam bentuk softfile sebanyak 5 buah dalam format MS Word atau PDF
yang disimpan dalam flashdisk atau compact disk (3 file untuk masing-
masing penguji, 1 file untuk Koordinator LTA/KTI dan 1 file untuk
perpustakaan). KTI yang dikumpulkan dalam bentuk hardfile hanya
berdasarkan permintaan penguji. KTI dalam bentuk hardfile memiliki
ketentuan sampul hardcover berwarna biru muda.

2.12 Peraturan
Dalam penyusunan KTI diharapkan berlaku jujur dan tidak melakukan
kecurangan-kecurangan, seperti:
2.12.1 Plagiat, dengan sengaja menggunakan kalimat atau karya laporan
ilmiah orang lain sebagai kalimat atau karyanya sendiri dalam
penyusunan KTI tanpa mencantumkan sumbernya.
2.12.2 Pemalsuan, dengan sengaja atau tidak atau tanpa izin mengganti atau
mengubah atau memalsukan data/keterangan (termasuk data asuhan
keperawatan) atau tanda tangan dalam ruang lingkup penyusunan KTI.
2.12.3 Tidak boleh dibuatkan sebagian atau seluruh isi KTI oleh orang lain.

2.13 Sanksi
Jika terjadi kecurangan-kecurangan maka akan diambil tindakan berupa:
2.13.1 Peringatan keras secara lisan atau tertulis
2.13.2 Pengurangan nilai akhir KTI
2.13.3 Dinyatakan tidak lulus dalam penyusunan KTI sehingga harus
dilakukan pengulangan pembuatan KTI mulai dari awal
2.13.4 Sanksi lebih lanjut akan disesuaikan dengan aturan institusi

15
2.14 Penilaian
Penilaian KTI meliputi poin-poin yang telah ditetapkan dalam formulir
penilaian. Penilaian KTI sudah dimulai sejak proses bimbingan. Penilaian hasil
KTI mahasiswa dinyatakan dengan Nilai Akhir (NA) berdasarkan sistem PAP
dinyatakan sebagai berikut:

Nilai Nilai
Bobot Nilai Predikat Keterangan
Angka Huruf
80 – 100 A 4,0 Istimewa
75 – 79 A- 3,7 Hampir Istimewa
70 – 74 B+ 3,4 Baik Sekali
Batas Minimal
65 – 69 B 3,0 Baik
Kelulusan Jenjang D3
Batas Minimal
60 – 64 B- 2,7 Cukup Baik
Kelulusan Jenjang S2
55 – 59 C+ 2,4 Lebih dari Cukup
50 – 54 C 2,0 Cukup
Harus Mengambil
31 – 49 D 1,0 Kurang
Ulang Mata Kuliah
< 30 E 0,0 Gagal
Catatan: Nilai Batas Lulus KTI adalah 65 (Enam Puluh Lima) atau 3,00 (tiga koma nol
nol)

2.14.1 Perhitungan Nilai Akhir KTI


Nilai Batas Lulus (NBL) Akhir KTI adalah 3,00
Rumus Nilai Akhir KTI:

( ) ( ) ( )

2.14.2 Perhitungan Nilai Bimbingan KTI


Nilai Batas Lulus (NBL) Proses Bimbingan adalah 3,00
Rumus Nilai Bimbingan KTI:
( ) ( )

2.14.3 Perhitungan Nilai Ujian Sidang Proposal


Nilai Batas Lulus (NBL) Ujian Sidang Proposal adalah 3,00
Rumus Nilai Ujian Sidang Proposal adalah:

16
( ) ( )

Keterangan (form penilaian terlampir):


- Nilai Form A : nilai dari Penguji 1
- Nilai Form B : nilai dari Penguji 2

2.14.4 Perhitungan Nilai Ujian Sidang Hasil KTI


Nilai Batas Lulus (NBL) Ujian Sidang Hasil KTI adalah 3,00
Rumus Nilai Ujian Sidang Hasil KTI adalah:
( ) ( ) ( )

Keterangan (form penilaian terlampir):


- Nilai Form A : nilai dari Penguji 1
- Nilai Form B : nilai dari Penguji 2
- Nilai Form C : nilai dari Penguji 3

2.15 Ketentuan Kelulusan dan Remedial


Nilai Batas Lulus KTI adalah 65 (Enam Puluh Lima) atau 3,00 (tiga koma nol
nol). Penetapan kelulusan berdasarkan proses diskusi diantara dewan penguji,
dengan kategori sebagai berikut:
2.15.1 Lulus tanpa perbaikan
2.15.2 Lulus dengan perbaikan
2.15.3 Tidak lulus dan mengulang ujian tanpa melakukan studi kasus kembali.
2.15.4 Tidak lulus dan mengulang ujian dengan melakukan studi kasus
kembali

Mahasiswa yang tidak mencapai Nilai Batas Lulus (NBL) diperkenankan


mengikuti ujian ulang (remedial) maksimal 1 kali. Prosedur administrasi ujian
ulang (remedial) sama dengan prosedur administrasi ujian KTI.

17
BAB 3
SISTEMATIKA PENYUSUNAN KTI

Penulisan KTI dengan desain studi kasus dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: (1)
Bagian awal, (2) Bagian inti, dan (3) Bagian akhir.

3.1 Kerangka Penulisan KTI


3.1.1 Kerangka Penulisan Proposal KTI
3.1.1.1 Bagian Awal
a. Halaman sampul depan
b. Halaman sampul dalam
c. Lembar persetujuan pembimbing
d. Halaman pernyataan orisinalitas
e. Kata pengantar
f. Daftar isi
g. Daftar tebel (jika ada)
h. Daftar gambar (jika ada)
i. Daftar lampiran
3.1.1.2 Bagian Inti
a. Bab 1 Pendahuluan
1) Latar belakang
2) Rumusan masalah
3) Tujuan penulisan
4) Manfaat
b. Bab 2 Tinjauan Pustaka
1) Berisi teori dasar yang relevan (dapat terdiri dari beberapa
sub bab yang relevan dengan topik studi kasus)
2) Terdapat nilai-nilai Islam yang menunjang topik
c. Bab 3 Metodologi
1) Rancangan/desain KTI
2) Subyek studi kasus dan fokus studi
3) Definisi operasional

18
4) Tempat dan waktu studi kasus
5) Teknik dan instrumen pengumpulan data
6) Pengolahan dan penyajian data
7) Etika studi kasus
3.1.1.3 Bagian Akhir
a. Daftar pustaka
b. Lampiran-lampiran

3.1.2 Kerangka Penulisan Hasil KTI


3.1.2.1 Bagian Awal
a. Halaman sampul depan
b. Halaman sampul dalam
c. Lembar persetujuan pembimbing
d. Halaman pernyataan orisinalitas
e. Kata pengantar
f. Daftar isi
g. Daftar tebel (jika ada)
h. Daftar gambar (jika ada)
i. Daftar lampiran
3.1.2.2 Bagian Inti
a. Bab 1 Pendahuluan
1) Latar belakang
2) Rumusan masalah
3) Tujuan penulisan
4) Manfaat
b. Bab 2 Tinjauan Pustaka
1) Berisi teori dasar yang relevan (dapat terdiri dari beberapa
sub bab yang relevan dengan topik studi kasus)
2) Terdapat nilai-nilai Islam yang menunjang topik
c. Bab 3 Metodologi
1) Rancangan/desain KTI
2) Subyek studi kasus dan fokus studi

19
3) Definisi operasional
4) Tempat dan waktu studi kasus
5) Teknik dan instrumen pengumpulan data
6) Pengolahan dan penyajian data
7) Etika studi kasus
d. Bab 4 Hasil dan Pembahsan
1) Hasil studi kasus
2) Pembahsan studi kasus
3) Keterbatasan
e. Bab 5 Penutup
1) Kesimpulan
2) Saran
3.1.2.3 Bagian Akhir
a. Daftar pustaka
b. Lampiran-lampiran

3.2 Penjelasan dan Contoh Kerangka Penulisan KTI


3.2.1 Bagian Awal
Bagian awal KTI mahasiswa terdiri atas:
3.2.1.1 Halaman sampul depan
Sampul depan berisikan judul, tulisan “Karya Tulis Ilmiah”, logo
institusi, nama mahasiswa dan NPM, nama institusi, nama program
studi, nama kota, serta tahun penerbitan. Judul diketik dalam huruf
capital dengan spasi tunggal harus singkat, tepat, informatif, jumlah
kata dalam judul berkisar 5-20 kata (contoh lihat lampiran 1).

3.2.1.2 Halaman sampul dalam


Sampul dalam berisi judul, tulisan “Diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat kelulusan Program Studi DIII”, nama mahasiswa
dan NPM, nama institusi, nama program studi, nama kota, serta
tahun penerbitan (contoh lihat lampiran 2).

20
3.2.1.3 Lembar persetujuan pembimbing
Berisi pernyataan bahwa KTI disetujui pembimbing untuk diujikan,
nama mahasiswa dan NPM, serta nama dan tandatangan para
pembimbing. Pada bagian bawah dicantumkan tandatangan ketua
program studi masing-masing (contoh lihat lampiran 3).

3.2.1.4 Lembar pengesahan penguji


Berisikan pernyataan bahwa KTI telah diujikan, nama mahasiswa
dan NPM. Di bawahnya dicantumkan tanda tangan pengesahan dari
tim penguji, tandatangan ketua program studi dan tanda tangan
dekan fakultas (contoh lihat lampiran 4).

3.2.1.5 Halaman pernyataan orisinalitas


Bagian ini berisi pernyataan tertulis bahwa tugas akhir yang
disusun adalah hasil karya sendiri dan ditulis dengan mengikuti
kaidah penulisan ilmiah (contoh lihat lampiran 5).

3.2.1.6 Abstrak
Teks abstrak disajikan secara padat inti sari KTI yang mencakup
latar belakang, tujuan studi kasus, metode yang digunakan, hasil-
hasil yang diperoleh, dan kesimpulan. Ketentuan abstrak diketik 1
(satu) spasi tanpa menggunakan alinea, ukuran font 11, dalam
Bahasa Indonesia. Halaman abstrak maksimal 1 (satu) halaman
atau ditulis tidak lebih dari 250 kata. Pada akhir abstrak
dicantumkan kata kunci/keyword (contoh lihat lampiran 6).
Contoh abstrak:

Isolasi sosial merupakan perilaku menghindari interaksi dengan orang lain,


menyendiri dan sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, ditandai
dengan perasaan tidak percaya diri dan menutup diri dari lingkungannya. Pasien
dengan isolasi sosial, perlu diberikan stimulus, salah satunya dengan pemberian
terapi musik. Musik dapat meningkatkan motivasi pasien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living/ADL). Tujuan studi kasus ini adalah
untuk menganalisis kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan
studi kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah satu orang pasien isolasi sosial di

21
Ruang Giok RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Kriteria subyek sudah
mulai kooperatif, isi pembicaraan dapat dipahami, tidak mengalami gangguan
pendengaran, menyukai musik dan belum pernah mendapatkan terapi musik
sebelumnya. Penerapan terapi musik dilakukan pada bulan Juni 2019. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi menggunakan lembar
observasi ADL. Analisis Kemandirian ADL dilakukan secara deskriptif dan diukur
berdasarkan ADL keterampilan dasar, ADL instrumental, ADL vokasional dan
ADL non vokasional. Hasil analisis dikategorikan menjadi minimal care, partial
care dan total care. Kategori ditentukan berdasarkan prosentase (%) terbanyak dari
kemampuan ADL yang dicapai subyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
perubahan kemampuan ADL menjadi lebih baik dan tingkat kemandirian pasien
dari partial care ke minimal care setelah pemberian terapi musik. Rekomendasi
perlu konsistensi perawat pengawasan dalam melakukan terapi musik untuk
meningkatkan motivasi meningkatkan kesehatan jiwa pasien.

Kata kunci: Activity Daily Living, Kemandirian, Terapi Musik

3.2.1.7 Kata pengantar


Berisikan uraian kata-kata maupun ucapan terima kasih yang
ditujukan pada individu atau sekelompok orang yang dianggap telah
mendukung atau berjasa bagi penulis dalam pembuatan KTI ini.
Tulisan ucapan rasa terima kasih dengan menyebutkan nama-nama
dan dengan kalimat yang cukup formal. Pada sebelah kanan bawah
dituliskan kota tempat institusi, bulan dan tahun penerbitan, dan
pada bagian bawahnya lagi ditulis kata ”penulis” (contoh lihat
lampiran 7).
3.2.1.8 Daftar isi
Daftar isi memuat garis besar mengenai keseluruhan isi yang
terdapat di dalam KTI. Urutan dalam Daftar Isi terdiri dari bab
hingga subbab dengan nomor halaman masing-masing (contoh lihat
lampiran 8).
3.2.1.9 Daftar tabel (jika ada)
Jika di dalam naskah KTI dipergunakan banyak tabel, maka tabel
tersebut di daftar secara berurutan dengan nomor yang sesuai
dengan judul tabel dan nomor halaman tempat tabel tercantum
dalam KTI (contoh lihat lampiran 9).
3.2.1.10 Daftar gambar (jika ada)

22
Semua gambar, grafik, diagram, bagan, skema, peta dan sebagainya
yang terdapat dalam uraian dan tidak merupakan lampiran, harus
dibuatkan daftar yang memuat nomor urut, judul tabel/gambar dan
nomor halaman tempat gambar tercantum (contoh lihat lampiran 10
dan 11).

3.2.1.11 Daftar lampiran


Lampiran adalah bahan yang bersifat melengkapi (elementer) serta
menjelaskan (eksplamatoris) dan tidak perlu dimasukkan dalam
bagian inti naskah. Lampiran dapat berupa surat menyurat resmi
terkait studi kasus, data yang berasal dari rumah sakit/dinas terkait,
contoh formulir isian, angket yang dipakai dan lain-lain. Hal-hal
yang menjadi lampiran dalam KTI harus dimasukkan dalam Daftar
Lampiran (contoh lihat lampiran 12).

3.2.2 Bagian Inti


Bagian awal KTI mahasiswa terdiri atas:
3.2.2.1 BAB 1 Pendahuluan
a. Latar belakang
Latar belakang berisi uraian tentang apa yang menjadi perhatian
atau masalah dalam studi kasus, alasan mengapa masalah itu
dianggap penting, masalah tersebut didukung oleh fakta empiris
(pemikiran induktif) termasuk hasil-hasil studi kasus terdahulu,
harapan dari peneliti tentang pentingnya dilakukan studi kasus,
kesenjangan-kesenjangan yang ditemukan yang nantinya akan
memunculkan pertanyaan studi kasus. Pola pengungkapan
mengikuti kerucut terbalik. Dalam latar belakang ini ditulis
secara berurutan introduksi masalah penelitian, justifikasi/skala
masalah-masalah, kronologis dan konsep solusi (MSKS).
1) M (Masalah)

23
Merupakan introduksi masalah, uraikan permasalahan
pokok, ruang lingkup kesenjangan yang muncul dan perlu
diperhatikan.
2) S (Skala Masalah)
Selain kesenjangan perlu diungkap besar/skala masalah,
artinya seberapa besar masalah itu dapat diangkat menjadi
masalah penelitian, yang dapat dibuktikan dengan data
kualitatif maupun kuantitatif. Data dapat diperoleh dari
literatur yang terbaru, hasil penelitian yang masih relevan
dan survey awal.
3) K (Kronologis)
Berisi tentang bagaimana urutan kejadian suatu masalah itu
sampai timbulnya akibat jika masalah tersebut tidak
ditangani (dampak).
4) S (Solusi)
Berisi tentang alternatif solusi untuk menyelesaikan
masalah. Uraikan juga peran perawat dalam solusi tersebut,
sehingga peneliti sebagai perawat ingin memperdalam
pengetahuan tentang kasus ini melalui desain studi kasus.
Contoh latar belakang:

WHO (World Healthy Organitation) merupakan organisasi induk


kesehatan yang mendifinisikan sehat sebagai suatu keadaan baik fisik,
mental, dan sosial secara penuh, dan bukan karena tidak ada penyakit.
Selain itu Undang-undang No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
dalam Prabowo (2015) menyatakan bahwa sehat merupakan keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Dari definisi yang dikemukakan oleh WHO dan Undang-undang No


23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan dimana keadaan baik mental atau
jiwa merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisah dari seorang
manusia untuk dapat dikatakan sehat. Sedangkan kesehatan jiwa
sendiri menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2014 adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberi kontribusi untuk
komunitasnya. Sedangkan menurut WHO dalam Direja (2012)
mengatakan bahwa kesehatan jiwa merupakan berbagai karakeristik

24
positif yang menggambarkan keselaran dan keseimbangan kejiwaan
yang mencerminkan kedewasaan kepribadian.

Jika ada yang namanya sehat jiwa maka tidak dapat dipungkiri adanya
sakit jiwa atau terjadinya gangguan pada jiwa. The American
Psychiatric Association (APA, 1994) dalam Prabowo (2015)
mengatakan bahwa gangguan jiwa sebagai sindrom atau pola
psikologis atau pola prilaku yang penting secara klinis, terjadi pada
individu dan sindrom tersebut dihubungkan dengan adanya distress,
disabilitas, atau disertai peningkatan resiko secara bermakna untuk
mati, sakit, ketidakmampuan atau kehilangan kebebasan.

Salah satu diagnosis medis yang paling banyak terjadi pada pasien
dengan gangguan jiwa adalah skizofrenia, Morrison and Valfre (2017)
menyatakan Skizofrenia adalah suatu kelompok penyakit yang
berhubungan dengan perilaku. Skizofrenia dapat diklasifikasikan ke
dalam kelompok yang berbeda berdasarkan gambaran klinis.
Meskipun banyak orang memiliki gejala lebih dari satu jenis,
diagnosis dibuat berdasarkan gejala atau perilaku yang paling
menonjol.

Herman (2008) dalam Direja (2011) mendifinisikan Skizofrenia ialah


suatu penyakit neurologis yang mempengaruhi persepsi klien, cara
berpikir, bahasa, emosi, dan perilaku sosial. Pada orang dengan
gangguan skizofrenia terdapat kerusakan fungsi otak secara perlahan
yang dapat menimbulkan kegagalan berfikir. Beberapa penderita
dengan skizofrenia kebanyakan didapati bahwa mereka dikucilkan
dari lingkungan. Hal ini yang mendorong seseorang melakukan isolasi
sosial pada lingkungannya.

Menurut Depkes RI (2000) dalam Direja (2011) isolasi sosial ialah


suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian
yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku mal adaptif dan
mengganggu fungsi dalam berhubungan sosial. Nanda-I (2012)
menyebutkan Isolasi sosial ialah merupakan kesepian yang di alami
oleh individu dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain
dan sebagai pernyataan negatif atau mengancam.

Beberapa data gangguan jiwa yang terjadi pada masyarakat lokal,


nasional ataupun dunia menunjukkan terdapat banyak jumlah
masyarakat yang mengalami gangguan. Dari data WHO (2016)
menyatakan terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta
orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta
terkena demensia. Bahkan faktanya, satu dari empat orang dewasa
akan mengalami masalah kesehatan jiwa pada satu waktu dalam
hidupnya (Depkes, 2017).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) didapakan prevalensi gangguan


jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. Gangguan jiwa berat
terbanyak di DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali, dan Jawa
Tengah. Proporsi RT yang pernah memasung ART gangguan jiwa
berat 14,3 persen dan terbanyak pada penduduk yang tinggal di
perdesaan (18,2%), serta pada kelompok penduduk dengan kuintil

25
indeks kepemilikan terbawah (19,5%).

Adapun dari hasil penelitian Mubarta et al 2013 yang menggunakan


metode deskriptif dengan menggunakan data sekunder gangguan jiwa
tahun 2011 yang berada di Dinas Kesehatan Banjarmasin didapat
bahwa jumlah penderita gangguan jiwa di Banjarmasin: penderita
psikosis 33%; penderita non psikosis 67%; dengan usia terbanyak 31-
40 tahun 31,07%; pada perempuan 60,20%; pada laki-laki 39,80% dan
penderita gangguan jiwa terbanyak pada Kecamatan Banjarmasin
Selatan dengan jumlah 23,25%.

Data salah satu Rumah Sakit Jiwa di Kalimantan Selatan menunjukkan


bahwa sepanjang tahun 2013 terdapat 49 kasus pemasungan di
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengan. Adapun yang dilansir
oleh Radar Banjarmasin pada Jumat 27 januari 2017 ditemukan di
Banjarmasin dua orang dipasung karena mengalami gangguan jiwa.
Data ini merupakan hanya sebagian dari pemasungan yang ditemukan,
tidak dapat dipungkiri masih banyak penderita gangguan jiwa yang
masih dipasung, disembunyikan, dan diisolasi, serta dikucilkan oleh
keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu kendala dalam
penyembuhan pasien dengan gangguan jiwa ialah kurangnya
pengetahuan keluarga dan masyarakat.

Data yang diperoleh dari Rekam medik RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh menyebutkan bahwa pada tahun 2014 jumlah penderita yang
mengalami gangguan jiwa untuk rawat inap khusunya diruang Giok
sebanyak 180 orang. Pada tahun 2015 jumlah penderita yang
mengalami gangguan jiwa untuk rawat inap sebanyak 150 orang. Pada
tahun 2016 jumlah penderita yang mengalami gangguan jiwa untuk
rawat inap sebanyak 70 orang, dengan diagnosis medis skizofrenia
paranoid diurutan pertama dalam sepuluh besar penyakit terbanyak
pasien rawat inap dengan jumlah persentasi 27,1%, diurutan kedua
diisi skizofrenia tak terinci 24,2%, skizofrenia hebefrenik 18,6%,
kemudian gangguan psikotik lir-skizofenia akut 7,1%, skizofrenia
residual dengan persentasi 5,7%, gangguan afektif bipolar episode
kinimanik 4,2%, gangguan skizoaktif tife maniak 3 4,2%, skizofrenia
katatonik 2,8%, gangguan mental dan perilaku berat 2,8%, dan
gangguan psikotik akut dan sementara lainnya 2,8% (Diklitbang
RSUD Dr.H.Moch.Ansari Saleh, 2017).

Pada kasus yang penulis temukan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
pada periode April 2017 diagnosis yang terbanyak untuk pasien ruang
Giok adalah Skizofrenia. Pada fase akut skizofrenia kebanyakan
penderita dikucilkan, menderita depresi yang hebat, dan tidak dapat
berfungsi sebagaimana layaknya orang normal dalam lingkungannya
sedangkan pada fase kronis penderita kehilangan karakter dalam
kehidupan sosial yang dapat mengakibatkakn isolasi sosial.

Untuk kasus temuan penulis pada saat berdinas di RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin didapatkan seorang klien yang isolasi sosial
dengan riwayat pengalaman masa lalu dengan dikurung selama 6
tahun, hal tersebut diidentifikasi merupakan salah satu hal yang
mengakibatkan klien mengalami isolasi sosial.

26
Berdasarkan uraian diatas isolasi sosial adalah perilaku klien yang
cenderung menyendiri dan sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya, ditandai dengan gejala awal perasaan tidak percaya diri
sehingga klien berperilaku menutup diri dan menarik diri dari
lingkungannya. Klien dengan perilaku isolasi sosial ini membutuhkan
motivasi dan latihan sebagai stimulus untuk mengembalikan
kemampuan fungsional dan psikososialnya. Salah satu bentuk stimulus
yang dapat diberikan untuk meningkatkan motivasi dan emosi klien
adalah dengan pemberian terapi musik.

Terapi musik adalah terapi yang digunakan untuk meningkatkan


kemampuan berfikir dan mental dengan menggunakan rangsangan
suara. Pada klien gangguan jiwa, pemberian terapi musik dapat
digunakan untuk memulihkan dan meningkatkan kemampuan
emosional dan sosial sosial. Penggunakaan terapi musik secara efektif
pada klien gangguan jiwa, akan berdampak dapat meningkatkan fungsi
kehidupan sehari hari khususnya dalam meningkatkan pemenuhan
kebutuhan dasar dalam beraktivitas (Djohan, 2006). Dengan terapi
musik kemampuan fungsional dan sosial klien akan menjadi lebih baik
sehingga mereka dapat mandiri dalam kehidupan sehari hari. Oleh
karena itu penulis tertarik mengelola kasus penerapan terapi musik
untuk meingkatkan kemandirian pasien isolasi sosial dalam aktivitas
sehari-hari di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.

b. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara
tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan
jawabannya, dapat juga dikatakan bahwa perumusan masalah
merupakan pernyataan secara lengkap dan terinci, mengenai
ruang lingkup masalah/fokus studi asuhan keperawatan atau
prosedur keperawatan berdasarkan identifikasi dan pembatasan
masalah. Rumusan masalah disusun secara singkat, padat dan
jelas, dituangan dalam bentuk kalimat tanya.
Contoh rumusan masalah:

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah


dalam studi kauss ini adalah “Bagaimanakah kemandirian pasien isolasi
sosial dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesudah dilakukan intervensi
keperawatan dengan terapi musik?”

27
c. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan studi kasus mengungkapkan tentang sasaran
yang ingin dicapai dengan studi kasus terhadap masalah yang
telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Rumusan tujuan
studi kasus dituangkan di dalam bentuk kalimat pernyataan
secara jelas, tegas, tidak bermakna ganda dan konsisten dengan
rumusan masalah.

Contoh tujuan penulisan:


1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui
gambaran kemandirian pasien isolasi sosial dalam melakukan
aktivitas sehari-hari sesudah dilakukan intervensi keperawatan
dengan terapi musik.

1.2 Tujuan Khusus


1.2.1 Mengidentifikasi tingkat kemandirian pasien isolasi
sosial sebelum dilakukan intervensi keperawatan dengan
terapi musik
1.2.2 Mengidentifikasi tingkat kemandirian pasien isolasi
sosial sesudah dilakukan intervensi keperawatan dengan
terapi musik
1.2.3 Menganalisis pelaksanaan intervensi keperawatan dengan
terapi musik terhadap tingkat kemandirian pasien isolasi
sosial dalam melakukan aktivitas sehari-hari

d. Manfaat
Manfaat merupakan identifikasi keuntungan langsung maupun
tidak langsung dari penelitian. Manfaat juga merupakan uraian
secara jelas dan khusus, bagaimana pihak-pihak yang terkait
dapat diuntungkan karena studi kasus tersebut. Manfaat studi
kasus ditujukan kepada:
1) Manfaat bagi klien
2) Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
3) Manfaat bagi penulis

28
Contoh manfaat penulisan:
1. Manfaat bagi klien
Manfaat penelitian bagi klien adalah memberikan stimulasi emosi
dan meningkatkan motivasi melalui terapi musik dan bagi perawat
adalah memberikan informasi tentang pentingnya terapi musik bagi
klien isolasi sosial sehingga bisa memotivasi perawat untuk
melakukan terapi musik secara konsisten dalam intervensi
keperawatannya, serta memberikan masukan pada rumah sakit untuk
menetapkan kebijakan penggunaan terapi musik dalam menangani
klien isolasi sosial.

2. Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan


Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pengembangan
model-model terapi lainnya khususnya dalam menangani pasien
isolasi sosial dalam asuhan keperawatan.

3. Manfaat bagi penulis


Menjadi pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan
dalam merawat klien dengan isolasi sosial.

3.2.2.2 BAB 2 Tinjauan Pustaka


b. Penulisan literature review/tinjauan teori
Tinjauan Pustaka memuat uraian yang sistematik teori dasar
yang relevan, fakta, hasil penelitian sebelumnya, yang berasal
dari pustaka mutakhir, yang memuat teori, proposisi, konsep
atau pendekatan terbaru yang ada hubungannya dengan
penelitian yang dilakukan. Teori dan fakta yang digunakan
seharusnya diambil dari sumber primer. Mencantumkan nama
sumbernya. Tata penulisan kepustakaan harus sesuai dengan
ketentuan pada panduan yang digunakan. Pada Bab 2 Tinjauan
Pustaka ditekankan pada penulisan teori-teori yang diuraikan
secara sistematis dan relevan dengan variabel studi kasus. Pada
bab ini juga dapat ditambahkan literatur yang terkait studi kasus
berdasarkan pandangan Islam, yang termuat dalam Al-Qur‟an
dan Hadist. Untuk studi kasus tidak perlu memuat kerangka
konsep ataupun kerangka teori.

29
Contoh sub judul Bab 2:

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Isolasi Sosial


2.1.1 Etiologi isolasi sosial
2.1.2 Manifestasi klinis
2.1.3 Rentang respon sosial
2.1.4 Perkembangan hubungan sosial

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial


2.2.1 Pengkajian
2.2.2 Diagnosis keperawatan
2.2.3 Perencanaan
2.2.4 Pelaksanaan
2.2.5 Evaluasi

2.3 Konsep Terapi Musik


2.3.1 Pengertian
2.3.2 Jenis terapi musik
2.3.3 Tujuan terapi musik
2.3.4 Teknik prosedur terapi musik

2.4 Kemandirian dan Aktifitas Sehari-Hari


2.4.1 Indeks kemandirian Katz
2.4.2 Faktor yang mempengaruhi ADL
2.4.3 Kemandirian menurut Islam

3.2.2.3 BAB 3 Metodologi


a. Rancangan/desain KTI
Menguraikan desain KTI yang dipakai pada studi kasus, yaitu
desain KTI laporan studi kasus deskriptif.
Contoh rancangan/desain KTI:

Desain KTI ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode


pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan
dengan meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri
dari unit tunggal dengan pokok pertanyaan yang berkenaan
dengan“how”atau“why”. Unit tunggal dapat berarti satu orang atau
sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah (Notoatmodjo,
2010). Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis kemandirian dalam
melakukan aktivitas sehari-hati pada pasien isolasi sosial sesudah
pemberian terapi musik.

30
b. Subyek studi kasus dan fokus studi
Untuk laporan studi kasus tidak dikenal populasi dan sampel,
namun lebih mengarah kepada istilah subyek studi kasus oleh
karena yang menjadi subyek studi kasus satu klien (individu,
keluarga, atau masyarakat kelompok khusus) yang diamati
secara mendalam. Pada subyek studi kasus diperlukan kriteria
subyek. Sedangkan fokus studi adalah kajian utama dari
masalah keperawatan yang akan dijadikan titik acuan studi
kasus.
Contoh subyek studi kasus dan fokus studi:

1. Subyek studi kasus dan fokus studi


Subyek dalam penelitian ini adalah satu orang pasien isolasi sosial di
Ruang Giok RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
Kriteria subyek:
1.1 Pasien isolasi sosial yang mulai kooperatif
1.2 Isi pembicaraan dapat dipahami dengan jelas
1.3 Pasien tidak mengalami gangguan pendengaran
1.4 Pasien yang menyukai hiburan dengan jenis musik
1.5 Belum pernah mendapatkan terapi musik sebelumnya

2. Fokus studi
Fokus studi dalam penelitian ini adalah perubahan kemandirian
pasien isolasi sosial dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesudah
intervensi keperawatan dengan terapi musik.

c. Definisi operasional
Pada bagian ini berisi tentang penjelasan/definisi yang dibuat
tentang fokus studi yang dirumuskan secara operasional yang
akan digunakan pada studi kasus dan bukan merupakan definisi
konseptual berdasarkan literatur.
Contoh definisi operasional:

Definisi oprasional pada studi kasus ini adalah perubahan aktivitas


sehari-hari (Activity Daily Living/ADL) yang terjadi pada pasien isolasi
sosial setelah pemberian terapi musik. Diukur berdasarkan dari 4
macam ADL yaitu ADL dasar, ADL instrumental, ADL vokasional dan
ADL non vokasional. ADL dasar yang harus dimiliki oleh seseorang
seperti mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen, makan. ADL
instrumental merupakan keterampilan yang berhubungan dengan

31
penggunaan alat seperti mengetik, menulis memasak, menyapu. ADL
vokasional merupakan keterampilan yang berhubungan dengan
pekerjaan atau kegiatan sekolah seperti menggambar dan mewarnai.
ADL non vokasional merupakan aktivitas yang bersifat rekreasi, hobi,
dan mengisi waktu luang seperti bersepeda, berenang.

d. Tempat dan waktu studi kasus


Bagian ini menjelaskan tentang deskriptif lokasi studi kasus,
jika di keluarga maka perlu menuliskan alamat yang digunakan
serta waktu yang digunakan dalam studi kasus. Pada studi kasus
di rumah sakit maka perlu menuliskan nama rumah sakit dan
ruang rawat klien. Lama waktu yang adalah waktu yang
diperlukan dalam pembuatan KTI.

Contoh tempat dan waktu studi kasus:

Pengambilan kasus dalam tugas akhir ini dilakukan pada klien


halusinasi yang dirawat di Ruang Giok RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin. Waktu yang digunakan untuk penyusunan studi
kasus ini dimulai dari Mei sampai Agustus 2019.

e. Teknik dan instrumen pengumpulan data


Pada bagian ini dijelaskan terkait cara pengumpulan data dan
instrumen pengumpul data yang digunakan dalam studi kasus.
Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan pada studi
kasus adalah (Sugiyono, 2014):

1) Wawancara
Wawancara dalah proses memperoleh keterangan/data
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden
dengan menggunakan alat (instrument) yang dinamakan
panduan wawancara. Secara garis besar ada dua macam
pedoman wawancara yaitu, pedoman wawancara terstruktur
dan tidak terstruktur.

32
2) Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku dan karakteristik orang. Kuesioner merupakan
angket atau pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
responden untuk memberikan pendapat. Jenis kuesioner
yang dapat digunakan dalam proses pengumpulan data
yaitu, kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka.
3) Observasi
Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi dan
lingkungan obyek penelitian. Teknik pengumpulan data
dengan observasi dapat diklasifikasikan menjadi observasi
berpartisipasi, observasi terang-terangan, observasi
tersamar, observasi terstruktur, dan observasi tidak
terstruktur. Instrumen yang digunakan dinamakan lembar
observasi.
4) Studi dokumen
Studi dokumen mencatat peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya
lainnya.
Contoh teknik dan instrumen pengumpulan data:

1. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
observasi terhadap ADL pasien yang mengalami isolasi sosial,
sebelum dan sesudah pemberian terapi musik.

2. Instrumen studi kasus


Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi yang isinya
pemenuhan ADL (Activity daily Living) yang berupa checklist
sebanyak 14 item pilihan. Instrumen ini dirancang oleh peneliti
menggunakan teori Orem tentang klasifikasi tingkat
ketergantungan klien (Nursalam, 2008).

3. Langkah Pengumpulan Data


3.1 Mengurus perijinan dengan Institusi terkait yaitu Dinas
Kesehatan dan RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin untuk melakukan studi kasus.

33
3.2 Menjelaskan maksud, tujuan, dan waktu penelitian pada
kepala ruang atau perawat penanggung jawab di tempat
penelitian dan meminta persetujuan untuk melibatkan
subyek dalam studi kasus.
3.3 Meminta kepala ruang atau perawat untuk
menandatangani lembar informed consent sebagai bukti
persetujuan penelitian mewakili subyek.
3.4 Mengidentifikasi atau mendiskusikan dengan subyek
tentang jenis musik yang disepakati antara lain musik
dangdut, rock, pop.
3.5 Menyepakati jenis musik yang digunakan, klien memilih
musik dangdut sebagai terapinya.
3.6 Melakukan pengkajian awal kemampuan / kemandirian
pasien ADL sebelum pemberian terapi musik.
3.7 Melakukan intervensi terapi musik setiap hari selama 15
menit dalam 3 hari sesuai SOP menggunakan jenis musik.
3.8 Subyek diminta untuk menari dan mengikuti irama musik
yang diberikan dalam proses terapi.
3.9 Setelah 15 menit pemberian terapi musik, dilakukan
pengkajian ulang utk pengukuran ADL tahap 1 (hari
pertama).
3.10 Pengukuran ADL dilakukan beberapa jam setelah
pemberian terapi musik untuk setiap ADL yang dilakukan
3.11 Dilanjutkan pengkajian/pengukuran ADL tahap 2 (hari
kedua) dengan pemberian terapi musik yang sama dan
seterusnya sampai hari ke 3.
3.12 Melakukan pengolahan data.
3.13 Menyajikan hasil pengolahan data atau hasil penelitian
dalam bentuk tabel dan narasi.

f. Pengolahan dan penyajian data


Pengolahan data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi
disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian
data disesuaikan dengan desain studi kasus deskriptif yang
dipilih. Penyajian data dilakukan dengan narasi, tabel, gambar
ataupun bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi
yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih,
sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi,
apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya.
Contoh pengolahan data dan penyajian data:

1. Pengolahan data
Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif. Analisis
deskriptif adalah digunakan untuk menganalisis data dengan cara

34
mendiskripsikan data yang terkumpul untuk membuat suatu
kesimpulan (Notoatmodjo, 2010). Pengolahan data ini dilakukan
untuk mengetahui adanya perubahan kemandirian pasien dalam
melakukan ADL setelah dilakukan intervensi keperwatan dengan
menggunakan terapi musik. Adapun cara menilai kemampuan ADL
pasien berdasarkan aspek ADL adalah sebagai berikut:
P= X 100 %
Keterangan :
P : Prosentase
F : Jumlah kemampuan yang dicapai
N : Jumlah aspek kemampuan

Selanjutnya hasil pengukuran tersebut di kategorikan berdasarkan


tingkat kemandirian/ketergantungan Minimal care, partial care,
total care. Minimal care jika subyek mampu melakukan dengan
mandiri, Partial care jika subyek masih dibantu sebagian oleh
perawat, dan Total care jika subyek dibantu sepenuhnya oleh
perawat. Kategori ditentukan pada prosentase (%) terbanyak dari
kemampuan ADL yang dicapai subyek.

2. Penyajian data
Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil penelitian,
maka data/hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk narasi,
tabel, gambar ataupun bagan.

g. Etika studi kasus


Jelaskan prinsip etika yang harus ditaati oleh peneliti dalam
melaksanakan studi kasus.

Contoh etika studi kasus:

Pada studi kasus ini antara peneliti dan subjek studi kasus masing-masing
mempunyai hak yang harus diakui dan dihargai oleh masing-masing
pihak (Susilo et al., 2015). Pertimbangan etik dalam studi kasus ini
dilaksanakan dengan memenuhi prinsip-prinsip the Five Rights of Human
Subjects in Research, yang terdiri dari:
1. Hak untuk self determination
Klien memiliki otnomi dan hak untuk membuat keputusan secara
sadar dan dipahami dengan baik, bebas dari paksaan untuk
berpartisipasi atau tidak dalam studi kasus ini, atau untuk
mengundurkan diri dari studi kasus ini.
2. Hak terhadap privacy and dignity
Klien memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan
dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk mengontrol
kapan dan bagaimana informasi tentang mereka dibagi dengan orang

35
lain.
3. Hak anonimity and confidentiality
Semua informasi yang didapat dari klien harus dijaga dengan
sedemikian rupa sehingga informasi individual tertentu tidak bisa
langsung dikaitkan dengan klien, dan klien juga harus dijaga
kerahasiaannya atas keterlibatannya dalam studi kasus ini. Untuk
menjamin kerahasiaan, maka peneliti menyimpan seluruh dokumen
hasil pengumpulan data dalam tempat khusus yang hanya bisa
diakses oleh peneliti. Dalam menyusun laporan studi kasus, peneliti
menguraikan data tanpa mengungkap identitas klien.
4. Hak justice
Memberikan individu hak yang sama untuk dipilih atau terlibat dalam
studi kasus tanpa diskriminasi dan diberikan penanganan yang sama
dengan menghormati seluruh persetujuan yang disepakati, dan untuk
memberikan penanganan terhadap masalah yang muncul selama
partisipasi dalam studi kasus.
5. Hak beneficience and nonmaleficience
Klien dilindungi dari eksploitasi dan peneliti harus menjamin bahwa
semua usaha dilakukan untuk meminimalkan bahaya
(nonmaleficience) atau kerugian dari suatu studi kasus, serta
memaksimalkan manfaat (beneficience) dari studi kasus.

3.2.2.4 BAB 4 Hasil dan Pembahasan


a. Hasil studi kasus
Pada bagian ini menguraikan paparan data yang diperoleh
sesuai dengan fokus studi, merujuk pada rumusan masalah atau
tujuan dilaksanakannya studi kasus. Deskripsi data hasil studi
kasus tentang fokus studi dilaporkan sebagai hasil studi kasus
yang telah diolah secara narasi, distribusi frekuensi, matriks
tabel atau bentuk lain sesuai kebutuhan.

Gambaran umum situasi lingkungan dilaksanakannya studi


kasus (ruang rawat inap/IGD/polikinik/ keluarga). Pemaparan
tentang variable studi kasus atau jika fokus studi harus
dipaparkan secara mendalam atau intensif dari hasil studi kasus
baik melalui wawancara maupun observasi atau pengukuran
lain yang bisa didapatkan dari subjek studi kasus maupun

36
sumber-sumber lain yang dapat dipertanggung jawabkan
(perawat atau anggota keluarga terkait).
Contoh hasil studi kasus:

1. Hasil Studi Kasus


1.1 Gambaran Lokasi Studi Kasus
Studi kasus ini dilakukan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin. Fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit ini antara
lain Instalasi farmasi, Instalasi Rehabilitas Medik, Konsultasi
Gizi, Laboratorium 24 jam, Poliklinik Fisioterapi, Poliklinik
Jiwa, Ruang Rawat Inap, dan UGD 24 jam. Kapasitas Rumah
Sakit ini meliputi 700 tempat tidur dengan rata-rata hunian
mencapai 93%.

Pada studi kasus ini peneliti menggunakan Ruang Giok yaitu


ruang perawatan jiwa bagi wanita dewasa yang diterima
langsung setelah pasien datang dari UGD. Jumlah pasien yang
ada di ruangan berubah setiap hari karena Ruang Giok
merupakan ruang dimana pasien kapanpun datang dari UGD
dan akan segera di alih rawat setelah kondisi klien mulai stabil.

Bangunan Ruang Giok terdiri dari 1 kamar tidur pasien dengan


kapasitas 20 tempat tidur, 3 kamar mandi klien, 1 kamar mandi
perawat, 1 ruang kepala ruangan, 1 ruang untuk mahasiswa, 1
ruang utama yang terdiri dari 4 meja makan dengan 8 kursi
panjang, 1 meja perawat dengan 6 kursi, sofa untuk tamu dan
halaman di depan Ruang Giok.

1.2 Gambaran Subyek Studi Kasus


Dalam studi kasus ini dipilih 1 orang sebagai subyek studi
kasus, subyek sudah sesuai dengan kriteria yang di tetapkan.
Klien bernama Nn. R berjenis kelamin perempuan, berumur 44
tahun, beralamat di Jahri Saleh Sungai Jingah, pendidikan
terakhir klien lulus kelas 6 SD, pekerjaan klien adalah
Pedagang, dan status perkawinan belum menikah, agama klien
islam, klien merupakan orang dengan suku Banjar dan
berbangsa Indonesia. Klien masuk RS pada tanggal 9 April
2017 dengan diagnosis medis F.20.0 (Skizofrenia Paranoid)
dan memiliki nomor rekam medik 22-05-XX.

Dilihat dari buku status klien, klien diantar oleh keluarga pada
9 April 2017 untuk berobat karena penyakit klien kambuh,
klien tidak mau bicara sejak 3 hari yang lalu, menyendiri dan
banyak melamun, klien juga tidak mau makan, tidak mau
minum, tidak mau mandi, dan mengamuk 1 kali karena ada
bayangan yang menyuruhnya.

Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain, tidak perlu


berhubungan dengan orang lain karena hanya akan membuat
kepala pusing dan menambah banyak masalah yang dipikirkan
serta lebih nyaman menyendiri.

37
Saat diajak berkomunikasi klien menundukkan saat di
wawancara, nada suara sangat pelan, bicara lambat, nampak
apatis (acuh terhadap lingkungan), kontak mata kurang bahkan
tidak ada, apabila ditanya klien menjawab dengan jawaban
singkat, lebih suka menyendiri, melamun, berdiam diri duduk
dipojokan kursi, tidak tahu satupun nama pasien lain di
ruangan, klien tidak mempunyai teman terdekat, tidak
berinteraksi dengan pasien yang lain, sedikit bicara dan
menjawab seperlunya, tidak mau menatap mata lawan bicara,
postur tubuh saat tidur seperti janin.

1.3 Pemaparan Fokus Studi


1.3.1 Hasil Pegkajian awal kemampuan ADL dan tingkat
kemandirian subyek sebelum dilakukan intervensi
keperawatan dengan terapi musik
Berdasarkan tahapan proses keperawatan, maka
langkah pertama yang harus dilakukan pada pasien
isolasi sosial adalah pengkajian. Dalam studi kasus ini
pengkajian awal yang dilakukan berfokus pada
kemampuan pasien dalam melakukan ADL dan tingkat
kemandiannya.

Berdasarkan hasil studi, dapat diketahui bahwa saat


pengkajian awal terhadap aktivitas subyek dalam
melakukan ADL dan tingkat kemandiriannya dapat
dilihat seperti pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Hasil Pengkajian (Observasi) Awal Tingkat


Kemandirian Pasien
Prosentase Kemampuan
Aspek yang Tingkat
berdasarkan tingkat
dinilai pada Kemandirian
kemandirian
subyek
M P T
ADL Dasar 30% 58% 12%
ADL
0 10% 90%
Instrumental
ADL
0 71% 29%
Vokasional Partial Care
ADL Non
0 100% 0
Vokasional
Kemampuan
7.50% 59.75% 32.75%
ADL Total

Selanjutnya untuk memperjelas kemampuan ADL pada


subyek yang diobeservasi saat pengkajian awal dapat
digambarkan pada diagram 4.1 berikut.

38
Diagram 4.1 Hasil Pengkajian
(Observasi) Awal Tingkat
Kemandirian Pasien
70 [VALUE] %

Prosentase (%) Kemampuan


60
50
40 [VALUE] %
30
20
[VALUE] %
10
0
Minimal Care Partial Care Total Care
Kemampuan ADL Total

Berdasarkan tabel 4.1 dan diagram 4.1 diketahui bahwa


secara keseluruhan rata-rata tertinggi kemampuan
subyek dalam melakukan ADL pada subyek adalah
59,75% dengan kategori tingkat kemandirian Partial
care didapatkan dari ADL Dasar, vokasional, dan non
vokasional.

Setelah melakukan pengkajian (observasi) awal terkait


ADL dan kemandirian pasien, dilakukan intervensi
keperawatan dengan menggunakan terapi musik. Terapi
musik dilakukan untuk meningkatkan atau
memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial
pasien, sehingga diharapkan dapat memperbaiki
motivasi yang berdampak pada peningkatan
kemampuan dan kemandirian pasien dalam melakukan
ADL. Kegiatan ini dilakukan setiap hari selama 3 hari
berturut-turut dan masing-masing kegiatan dilakukan
selama 15 menit.

Setelah selesai melakukan intervensi keperawatan


menggunakan terapi musik, dilakukan evaluasi setiap
hari selama 3 hari untuk mengetahui
kemajuan/perkembangan kemampuan kemandirian
pasien dalam melakukan ADL. Terapi musik yang
dipilih oleh klien adalah musik dangdut

1.3.2 Hasil Evaluasi aktivitas (ADL) Subyek sesudah


dilakukan intervensi keperawatan dengan terapi musik
Berdasarkan hasil studi, diketahui bahwa sesudah
dilakukan inetervensi keperawatan dengan
menggunakan terapi musik, maka kemampun dan
kemandirian subyek dalam melakukan ADL
mengalami peningkatan seperti table 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Evaluasi Kemampuan ADL dan Kemandirian pasien


Sesudah dilakukan intervensi keperawatan dengan Terapi Musik

39
Prosentase Kemampuan Tingkat
Aspek yang berdasarkan tingkat Kemandirian
Hari
dinilai kemandirian
M P T
ADL Dasar 30% 58% 12%
ADL
0 10% 90%
Instrumental
ADL
Ke - 0 71% 29%
Vokasional
1 Partial care
ADL Non
0 100% 0
Vokasional
Kemampuan
7.50% 59.75% 32.75%
ADL Total
ADL Dasar 30% 63% 7%
ADL
0 47% 53%
Instrumental
ADL
Ke - 0 89% 11%
Vokasional
2 Partial care
ADL Non
0 100% 0
Vokasional
Kemampuan
7.50% 74.75% 17.75%
ADL Total
ADL Dasar 75% 25% 0
ADL
59% 41% 0
Instrumental
ADL
Ke – 42% 34% 24% Minimal
Vokasional
3 care
ADL Non
81% 19% 0
Vokasional
Kemampuan
64.25% 29.75% 6%
ADL Total

Selanjutnya untuk memperjelas kemampuan ADL pada


subyek yang diobeservasi setelah dilakukan intervensi
keperawatan dengan terapi musik dapat digambarkan
pada diagram 4.2 berikut.

40
Diagram 4.2 Hasil Evaluasi Tingkat
Kemandirian Pasien
80 [VALUE] %

Prosentase (%) Kemampuan


70 [VALUE] %
[VALUE] %
60
50
40 [VALUE] %
[VALUE] %
30
[VALUE] %
20
[VALUE] % [VALUE] % [VALUE] %
10
0
Hari Ke – 1 Hari Ke - 2 Hari Ke - 3
Kemampuan ADL Total

Minimal Care Partial Care Total Care

Berdasarkan tabel 4.2 dan diagram 4.2 diketahui bahwa


tejadi peningkatan kemampuan dan tingkat kemandian
pasien dalam melakukan ADL. Pada hari pertama dan
kedua, walaupun tingkat kemandirian pasien adalah
partial care, tetapi skor kemampuannya dalam
melakukan ADL mengalami peningkatan. Sejak hari
pertama ke hari kedua terjadi peningkatan kemampuan
partial care dari 59,75% ke 74,75%. Pada hari ketiga
terjadi peningkatan kemandirian minimal care, awalnya
hari pertama 7,50% menjadi 64,25% pada hari ketiga.
Dari tabel 4.2 tersebut juga diketahui bahwa beberapa
aspek ADL yang semula kemandiriannya adalah total
care, pada hari ketiga hanya 6,00%.

b. Pembahasan studi kasus


Pembahasan atas temuan studi kasus yang telah dikemukakan
di dalam hasil studi kasus, mempunyai arti penting bagi
keseluruhan kegiatan studi kasus. Adapun tujuan pembahasan
adalah menjawab masalah studi kasus dengan merujuk
bagaimana tujuan studi kasus dapat dicapai.

Pembahasan menjelaskan dan megintegrasikan keterkaitan


temuan-temuan dalam studi kasus dengan teori yang
mendasarinya pada BAB 2. Tindakan intervensi yang dipilih
untuk menyelesaikan masalah utama dianalisis berdasarkan

41
SPO. Analisis lebih difokuskan pada kesesuaian, kendala
ataupun kemudahan saat melaksanakan intervensi tindakan
sesuai dengan SPO.

Pembahasan akan menjadi lebih menarik dan relevan jika di


dalamnya dicantumkan juga temuan-temuan orang lain yang
sudah lebih dulu melakukan studi kasus dan mendukung hasil
studi kasus yang disajikan. Dapat dicantumkan juga hasil studi
kasus orang lain yang berbeda sehingga penulis mampu
memberikan penjelasan teoritis. Pada bab ini juga dapat
ditambahkan justifikasi dari pandangan Islam terkait studi
kasus, yang termuat dalam Al-Qur‟an dan Hadist.

Contoh pembahasan studi kasus:

Hasil penelitian tentang perubahan aktivitas sehari-hari (ADL) pada


pasien isolasi sosial diperoleh hasil adanya perubahan kemampuan dan
tingkat kemandirian antara sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik.

Pada subyek, kemampuan ADL (Activity daily Living) pasien dengan


tingkat kemandirian Partial Care. Setelah pemberian terapi musik sampai
hari ke-3, kemampuan ADL dan tingkat kemandirian pasien menjadi
Minimal care. Hal ini terjadi karena subyek sebelumnya sudah pernah
dirawat dan pernah mendapatkan terapi TAK sehingga motivasi dalam
dirinya meningkat. Disamping itu usia subyek relatif lebih muda sehingga
memungkinkan untuk lebih mudah beradaptasi dan mudah dalam
mengikuti terapi yang diberikan. Pemilihan musik yang tepat sesuai
dengan jiwa muda subyek sehingga pemberian terapi musik dapat
kembali meningkatkan emosi dan motivasi klien.

Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Djohan (2005) bahwa
terapi musik dapat membantu mengekpresikan perasaan, membantu
rehabilitasi atau memulihkan permasalahan dan ketegangan fisik dan
psikologis. Pemberian terapi musik dalam intervensi keperawatan pasien
isolasi sosial akan berdampak positif terhadap kondisi suasana hati dan
emosi, serta meningkatkan memori. Musik digunakan sebagai koordinasi
gerakan sebagai stimulus dalam latihan fisik berdasarkan mekanisme
fisiologis seperti stimulasi pola sensori sebagai pola gerak klien, konsep
gerak musik yang berkenaan dengan memainkan alat musik untuk melatih
fungsi fisik seperti jari, tangan lengan, pundak, kaki, dan otot motorik.
Musik mampu menjadi sarana penting untuk menstimulasi dan memupuk
motivasi dalam pengembangan aktivitas seseorang, terutama dalam
melakukan aktivitas.

42
Ilmuan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya “Great
Book About Music”, mengatakan bahwa musik dapat membuat rasa
tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan
spiritual, menyembuhkan gangguan psikologis. Hal ini didasarkan pada
pengalamannya dalam menggunakan musik sebagai terapi. Terapi musik
banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk mengatasi
berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau gangguan
psikologis. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Mary Bassano (2009)
bahwa musik dapat membangkitkan semangat dan ketenangan.

Sementara itu menurut Al-Qur‟an Surah Hud ayat 11 dimaksudkan bahwa


tidak satupun yang mampu untuk melimpahkan suatu penyakit atas diri
seseorang selain Allah SWT. Penyakit gangguan jiwa yang diturunkan
dari orang-orang yang memang dikehendaki gila oleh Allah SWT.
Namun, peran perawat adalah tetap menguatkan dan meningkatkan
kemampuan diri pasien agar dia tetap mampu memenuhi kebutuhan
sehari-harinya secara mandiri. Peningkatan aktifitas kemandirian pasien
ini juga sesuai dalam pandangan Islam, setiap manusia dituntut untuk
mampu mandiri dalam mengurus dirinya sendiri agar mampu menopang
kesejahteraan hidupnya seperti yang terdapat dalam Al-Qur‟an Surah Ali
Imran ayat 139.

c. Keterbatasan
Pada bagian ini uraikan tentang hal-hal yang mempengaruhi
hasil studi kasus, keterbatasan studi kasus meliputi aspek
teoritis, metodologis maupun hal-hal yang mengahambat
jalannya studi kasus.
Contoh keterbatasan:

Dalam studi kasus ini penulis menemui hambatan sehingga menjadi


keterbatasan dalam penyusunan studi kasus ini. Beberapa keterbatasan ini
adalah:
1. Penempatan ruangan yang ditentukan tidak mendukung proses terapi
yang dilakukan.
2. Peneliti tidak bisa melakukan observasi setelah jam dinas selesai
sehingga pengukuran ADL kurang optimal.

3.2.2.5 BAB 5 Penutup


a. Simpulan
Kesimpulan mencakup hal-hal terkait langsung dengan rumusan
masalah dan tujuan studi kasus. Kesimpulan terikat secara
substansif terhadap temuan-temuan studi kasus yang mengacu

43
pada tujuan studi kasus yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang
benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan hasil studi
kasus yang diperoleh.
Contoh simpulan:
Berdasarkan paparan fokus studi dan pembahasan tentang kemampuan
dan kemandian subyek terkait aktivitas sehari-hari (ADL) pada pasien
isolasi sosial setelah dilakukan intervensi keperawatan dapat
disimpulkan bahwa dari indikator kemampuan aktivitas yang
diidentifikasi dari ADL dasar, vokasional dan non vokasional diketahui
bahawa ada perubahan kemampuan menjadi lebih baik (meningkat) dan
tingkat kemandirian dari parsial berubah ke minimal care. Sebelum
dilakukan intervensi keperawatan dengan terapi musik skor
kemampuan pasien lebih dominan pada tingkat ketergantungan partial
care dan setelah 3 kali intervensi secara berturut-turut, skor kemampuan
pasien meningkat dan bergeser ke tingkat kemandirian minimal care.

b. Saran
Saran hendaknya selalu bersumber dari temuan studi kasus,
pembahasan, dan kesimpulan. Saran yang baik nampak dari
rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika
orang lain hendak melaksanakan saran itu, tidak mengalami
kesulitan dalam mengaplikasikannya. Saran yang diajukan
hendaknya telah spesifik dan ditujukan kepada pihak terkait.
Contoh saran:
a. Bagi Perawat dan Rumah Sakit
Dapat memberikan sarana untuk dilakukan terapi musik sehingga
efektifitas terapi musik dapat berjalan secara optimal. Perlu adanya
pengawasan secara konsisten dalam pemberian terapi musik
sehingga terapi musik dapat berjalan optimal.

b. Bagi Pengembangan dan Penelitian selanjutnya


Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pengembangan
model-model terapi lainnya khususnya dalam menangani pasien
isolasi sosial dalam asuhan keperawatan.

c. Bagi penulis selanjutnya


Diharapkan penulis selanjutnya dapat mengaplikasikan terapi musik
pada kasus lainnya dan dapat mengaplikasikan evidence based
nursing practice lain yang dapat meningkatkan kemandirian klien.

44
3.2.3 Bagian Akhir
Bagian akhir KTI mahasiswa terdiri atas:
3.2.3.1 Daftar pustaka
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar pustaka harus sudah
disebutkan dalam teks KTI. Sebaiknya, semua bahan pustaka yang
disebutkan dalam batang tubuh KTI harus dicantumkan dalam
daftar pustaka. Referensi terdiri dari teks book dan jurnal-jurnal
baik dari dalam maupun luar negeri yang relevan dan mutakhir
(lihat bab 6, penulisan kutipan dan daftar rujukan).

3.2.3.2 Lampiran
Lampiran merupakan data atau pelengkap atau hasil olahan yang
menunjang penulisan tugas akhir. Beberapa dokumen yang
diperlukan sebagai pendukung harus dilampirkan pada laporan
akhir, misalnya ijin penelitian, foto-foto kegiatan penelitian, hasil
analisis data, gambar desain baru produk penelitian, dan surat
keterangan melaksanakan penelitian, instrumen/kuesioner, SOP
kegiatan, modul, daftar tilik/check list, persetujuan sebelum
penjelasan, informed consent dan lain-lain yang diperlukan.

45
BAB 4
TEKNIK PENULISAN NASKAH KTI

4.1 Penulisan Penomoran


4.1.1 Peringkat pertama adalah tulisan Bab beserta judulnya: diketik pada batas
atas bidang pengetikan, disusun simetris menggunakan huruf kapital semua,
dicetak tebal, dan ditempatkan di tengah baris (aligment center). Tulisan
Bab diberi nomor urut menggunakan angka 1, 2, 3, dst
4.1.2 Peringkat kedua adalah penomoran untuk subbab: ditulis di sebelah kiri
dengan menggunakan urutan 2 angka (contoh: 1.1, 1.2, dst). Judul subbab
dicetak tebal, setiap huruf pertama kata ditulis dengan huruf kapital dan
huruf berikutnya ditulis kecil, tanpa garis bawah dan tanpa tanda titik. Awal
paragraf berada di bawah judul subbab, sejajar dengan huruf pertama judul
subbabnya
4.1.3 Peringkat ketiga adalah penomoran untuk anak subbab: ditulis dengan
urutan 3-angka (contoh: 3.1.1, 3.1.2, 3.1.3, dst). Huruf pertama ditulis
dengan huruf kapital dan berikutnya ditulis dengan huruf kecil, tanpa garis
bawah, tanpa tanda titik, dan tidak dicetak tebal.
4.1.4 Peringkat keempat penomoran ditulis menggunakan urutan 4-angka (contoh:
4.1.1.1, 4.1.1.2, 4.1.1.3, dst)
4.1.5 Penomoran peringkat kelima ditulis dengan menggunakan huruf kecil
(contoh: a, b, c, dst)
4.1.6 Penomoran peringkat keenam ditulis dengan menggunakan urutan angka
kecil memakai tanda kurung tutup tanpa tanda titik. Contoh: 1)
4.1.7 Peringkat ketujuh ditandai dengan urutan huruf kecil memakai tanda kurung
tutup tanpa tanda titik. Contoh: a)
4.1.8 Peringkat kedelapan ditandai dengan urutan angka kecil memakai tanda
kurung buka tutup tanpa tanda titik. Contoh: (1)
4.1.9 Peringkat kesembilan ditandai dengan urutan huruf kecil memakai tanda
kurung buka tutup tanpa tanda titik. Contoh: (a)

46
Contoh penulisan penomoran dalam naskah KTI adalah sebagai berikut:

BAB 2
XXXXXXXXXXXXXXXX

2.1 Xxxxxxx Xxxxxx Xxxxxx


2.2 Xxxxxxx Xxxxxx Xxxxxx
2.2.1 Xxxxxx xxxxx
2.2.2 Xxxxxx xxxxx
2.2.2.1 Xxxxxx
2.2.2.2 Xxxxxx
a. Xxxxxx
b. Xxxxxx
1) Xxxxxx
2) Xxxxxx
a) Xxxxxx
b) Xxxxxx
(1) Xxxxxx
(2) Xxxxxx
(a) Xxxxxx
(b) Xxxxxx

4.2 Pengetikan Naskah KTI


4.2.1 Bidang pengetikan
Bidang pengetikan (margin) berjarak 4 cm dari tepi kiri kertas, 4 cm dari
tepi atas kertas, 3 cm dari tepi kanan kertas, dan 3 cm dari tepi bawah kertas
4.2.2 Jenis huruf
Seluruh naskah menggunakan huruf Times New Roman dengan ukuran
huruf 12, sedangkan teks di dalam tabel/grafik/gambar diperbolehkan
menggunakan huruf ukuran 10 sampai dengan 12. Secara umum, digunakan

47
huruf yang dicetak tegak (normal). Huruf miring (italic) digunakan untuk
menuliskan kata bahasa asing atau kata bahasa daerah, dan istilah yang
belum lazim. Huruf cetak tebal (bold) digunakan untuk menuliskan judul
bab dan subbab
4.2.3 Spasi
4.2.3.1 Spasi dalam naskah KTI
a. Setiap awal paragraf berada tepat di bawah judul subbab, sejajar
dengan huruf pertama judul subbabnya
b. Spasi antarbaris dalam satu paragraf adalah 1,5 spasi
c. Spasi dari nomor bab ke judul bab adalah 1,5 spasi
d. Spasi dari judul bab ke judul subbab adalah 2 kali 1,5 spasi
e. Spasi antar paragraf adalah 2 kali 1,5 spasi
f. Jarak antara akhir teks subbab dan awal subbab baru adalah 2 kali
1,5 spasi
g. Jarak antara judul subjudul dengan teks dibawahnya adalah 1,5
spasi, dan jarak antara paragraf dengan paragraf berikutnya juga
1,5 spasi
h. Teks di dalam tabel menggunakan spasi 1, termasuk juga spasi
untuk keterangan tabel/gambar/grafik
i. Spasi antarkata dalam kalimat teks tidak boleh terlalu renggang
(maksimal sama dengan ukuran satu huruf), agar spasi antarkata
cukup rapat, kata yang terletak di pinggir jika perlu diputus
menurut suku katanya sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku
4.2.3.2 Spasi dalam daftar rujukan
a. Dalam sebuah sumber/rujukan, spasi antara baris menggunakan 1
spasi (spasi tunggal), sedangkan spasi antara satu rujukan dengan
rujukan lainnya menggunakan spasi 2

48
b. Awal kata dalam satu rujukan diketik pada margin kiri, baris
selanjutnya diketik menjorok masuk 1 centimeter dari garis

Contoh spasi dalam daftar rujukan:

Carol,T., et al. (2011). Fundamental Of Nursing. Philadelphia:


Lippincott Company.

Darmadi. (2011). Infeksi Nosokomial Problematika dan


Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika.

Johnson, J.Y. (2011). Prosedur Perawatan Rumah Pedoman Untuk


Perawat. Jakarta: EGC.

margin kiri

4.2.4 Nomor halaman


4.2.4.1 Peletakan nomor halaman pada setiap awal bab adalah tepat di
bagian tengah bawah halaman, berjarak 1,5 cm dari tepi bawah
kertas. Nomor halaman selanjutnya diletakkan pada pojok kanan
atas pada setiap halaman dengan jarak 1,5 cm dari tepi atas kertas
4.2.4.2 Huruf untuk nomor halaman pada bagian awal naskah adalah berupa
angka romawi kecil (i, ii, iii, dst), sedangkan nomor halaman pada
bagian isi dan bagian penutup naskah ditulis dengan menggunakan
angka latin (1, 2, 3, dst)
4.2.5 Penggunaan rujukan/referensi
4.2.5.1 Sumber rujukan dalam penyusunan KTI ini ditetapkan minimal 5
buah, yang terdiri dari minimal 2 buah referensi berbahasa Inggris
dan minimal 3 buah referensi yang berbahasa Indonesia
4.2.5.2 Referensi yang digunakan untuk KTI: untuk buku adalah terbitan 10
tahun terakhir, jurnal/penelitian adalah 5 tahun terakhir, angka
prevalensi adalah 3 tahun terakhir.
4.2.6 Penulisan pada tabel (contoh lihat lampiran 6)
4.2.6.1 Judul tabel diletakkan diatas tabel, ditulis rata tengah (aligment
center) didahului dengan kata tabel. Judul tabel diberi nomor
berurutan, menggunakan huruf kecil (contoh: Tabel 1, Tabel 2,
Tabel 3, dst), namun jika tabel terdapat dalam setiap bab maka

49
nomor tabel harus didahului nomor kode bab (contoh: Tabel 1.1,
Tabel 1.2, Tabel 2.1, dst)
4.2.6.2 Badan tabel tidak boleh dipenggal kecuali sangat terpaksa, misalnya
tidak muat pada satu halaman penuh
4.2.6.3 Badan tabel diletakkan rata di tengah halaman
4.2.6.4 Penulisan sumber rujukan dari tabel diletakkan di bawah tabel,
dengan jarak 1 spasi dari tabelnya
4.2.6.5 Penulisan keterangan tabel juga diletakkan di bawah tabel, letaknya
setelah sumber rujukan tabel
4.2.6.6 Spasi antara tabel dengan teks di luar tabel (teks di atasnya atau teks
di bawahnya) adalah 2 kali 1,5 spasi
4.2.6.7 Spasi antara judul tabel dengan tabelnya adalah 1,5 spasi
4.2.6.8 Teks di dalam tabel menggunakan ukuran spasi 1 dan diperbolehkan
menggunakan huruf ukuran 10-12
4.2.7 Gambar/grafik
4.2.7.1 Judul gambar/grafik diletakkan simetris di bawah gambar/grafik
didahului dengan kata gambar/grafik. Judul gambar/grafik diberi
nomor berurutan, menggunakan huruf kecil (contoh: 1, 2, 3, dst)
4.2.7.2 Gambar/grafik tidak boleh dipenggal
4.2.7.3 Letak gambar/grafik rata di tengah halaman
4.2.7.4 Penulisan sumber rujukan dari gambar/grafik diletakkan di bawah
gambar/grafik setelah judul gambar/grafik, dengan jarak 1 spasi dari
judulnya
4.2.7.5 Penulisan keterangan gambar/grafik juga diletakkan di bawah
gambar/grafik, letaknya setelah sumber rujukan gambar/grafik
4.2.7.6 Spasi antara gambar/grafik dengan teks di luar gambar (teks di
atasnya atau teks di bawahnya) adalah 2 kali 1,5 spasi
4.2.7.7 Spasi antara gambar/grafik dengan judulnya adalah 1,5 spasi

50
BAB 5
PENULISAN KUTIPAN DAN DAFTAR RUJUKAN

Bab ini membahas tentang jenis kutipan, penulisan kutipan di dalam naskah KTI dan
penulisan daftar rujukan.

5.1 Jenis Kutipan


Sumber rujukan-sumber rujukan yang tercantum dalam KTI merupakan referensi
yang harus ada pengutipannya di dalam naskah. Pengutipan sumber rujukan ini
dilakukan pada:
 Setiap informasi dari suatu sumber, baik yang dikutip langsung, ataupun
yang telah disitasi atau disintesis
 Data, gambar, tabel, bagan, grafik, atau diagram dari suatu sumber
 Teori atau gagasan penulis lain
 Hasil penelitian orang lain

Sumber rujukan (referensi) dapat berupa buku atau bahan lainnya, yang dikutip
dengan teknik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung, sebagai berikut:
5.1.1 Kutipan langsung atau kuotasi
Kutipan langsung (kuotasi) adalah mengutip suatu sumber dengan kata-kata
dan kalimat yang sama dengan aslinya. Pengutipan langsung yang
diberlakukan untuk KTI ini tidak lebih dari 4 baris ketikan.
Cara penulisan kutipan langsung:
 Harus mencantumkan tahun dan nomor halaman dari sumber kutipan
 Diberi tanda kutip dua (“…..”) pada awal dan akhir kutipan
Contoh:
Banner (2011, hal.23) mengemukakan bahwa, ”Intuisi tidak sama dengan
asumsi, oleh karena itu ...”
5.1.2 Kutipan tidak langsung
Penulisan kutipan tak langsung diperbolehkan tidak mencantumkan
nomor halaman dari sumber rujukannya namun hal tersebut harus
dilakukan secara konsisten di setiap rujukan yang digunakan.

51
5.2 Penulisan Kutipan Dalam Naskah
Penulisan referensi dalam teks/naskah KTI yang digunakan di Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin adalah menurut Sistem Harvard, yaitu hanya
mencantumkan nama belakang penulis dan tahun terbitnya tulisan tersebut.
Cara penulisan sistem ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:
5.2.1 Referensi dari satu penulis : cantumkan nama belakang penulis dan tahun
terbitnya tulisan
Contoh 1: Ibrahim (2011) membahas tentang ...
Contoh 2: Dalam penelitian tentang ..., Ibrahim (2011) menemukan
bahwa ...
Contoh 3: Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ... (Ibrahim, 2011)
5.2.2 Referensi dari dua penulis: kedua nama penulis harus selalu dicantumkan
Contoh 1: Manderson and Espino (2011) dalam studi di Filipina ...
Contoh 2: Hasil penelitian ... (Manderson & Espino, 2011)
5.2.3 Referensi oleh lebih dari dua penulis: cantumkan nama belakang penulis
pertama saja, ditambahkan et al. (kata et al. dicetak miring)
Contoh 1: Aikins et al. (2011) menyatakan ...
Contoh 2: Penelitian tentang ... (Aikin et al., 2011)
5.2.4 Referensi dari institusi sebagai penulis
Bila pertamakali dimuat dalam teks: tuliskan identitas institusi lengkap dan
akronimnya
Contoh 1: Departemen Kesehatan (Depkes)(2011) ...
Contoh 2: Hasil pendataan ... (Departemen Kesehatan [Depkes], 2011)

Dalam pengutipan selanjutnya: gunakan akronimnya saja


Contoh 1: Depkes (2011) ...
Contoh 2: Survei di Indonesia ... (Depkes, 2011)
5.2.5 Pengutipan dari beberapa tulisan oleh penulis yang sama, dan merupakan
sumber dari paragraf yang sama
5.2.5.1 Bila tulisan-tulisan itu diterbitkan pada tahun yang sama :
ditambahkan huruf abjad kecil (a, b, c, …) sebagai tanda
Contoh: Beberapa penelitian … (Ibrahim, 2011a,b)

52
5.2.5.2 Bila diterbitkan pada tahun yang berbeda: cantumkan tahun
terbitnya secara berurutan
Contoh 1: Ibrahim (2010, 2011) menemukan …
Contoh 2: Beberapa penelitian … (Ibrahim, 2010, 2011)
5.2.6 Pengutipan dari beberapa tulisan oleh dua orang penulis: maka di dalam teks
penulisannya dipisahkan oleh tanda titik koma
Contoh: … (Espino & Manderson, 2011; Lipowsky et al., 2005; Snow et al.,
1990)
5.2.7 Referensi dari penulis yang nama belakangnya sama: cantumkan inisial
namanya dengan lengkap pada seluruh sitasi dalam teks
Contoh: R.D. Luce and P.A. Luce (2011) mengatakan ...
5.2.8 Mensitasi suatu tulisan yang merupakan bagian dari suatu buku atau
kumpulan tulisan: cantumkan nama penulis bagian tersebut (bukan nama
editor seluruh buku)
Contoh: S. Brown and A. Glasner merupakan editor sebuah buku berisi
kumpulan beberapa tulisan, termasuk di dalam buku tersebut tulisan
dari Race (2010)
Maka di dalam naskah ditulis: Race (2010) mengatakan ...
dan di dalam daftar rujukan harus ditulis sebagai berikut:

di dalam daftar rujukan ditulis:


Race, P. (2010) Why Assess Innovatively? In : S. Brown and A.
Glasner, eds (2011). Assessment Matters in Higher Education.
Buckingham: Open University, 57-70.

5.2.9 Referensi sekunder: hanya diijinkan bila sumber aslinya tidak dapat
ditemukan
Contoh 1: Penelitian oleh Smith (1960, disitasi oleh Jones, 2011)
menemukan bahwa ...
Contoh 2: White, seperti yang disitasi Black (2011), berpendapat bahwa ...
5.2.10 Bila tidak ada nama penulis: digunakan istilah ”anonim”
Contoh: data sebelumnya menunjukkan ... (Anonim, 2011)
5.2.11 Mensitasi artikel koran tanpa nama penulis: dituliskan nama korannya
Contoh: Kecurigaan adanya limbah ... (Kompas, 2011)

53
5.2.12 Mensitasi dari komunikasi pribadi
Komunikasi pribadi dapat berbentuk surat, memo, komunikasi elektronik,
komunikasi pertelepon, dll. Komunikasi pribadi dapat ditulis dalam teks
namun tidak perlu dicantumkan dalam Daftar Pustaka
Contoh: Radjiman (personal communication, October 24, 2011)
5.2.13 Kutipan dari situs internet:
5.2.13.1 Bila sumber kutipan ada judul dan penulisnya, maka
pengutipannya seperti layaknya sistem harvard, yaitu dituliskan
nama akhir penulis dan tahun penulisan. Kemudian di dalam
daftar rujukan dicantumkan nama situs dan tanggal diakses
Contoh:
Di dalam naskah ditulis: ... karena itulah daya ingat cenderung
menurun (Brown, 2011)

di dalam daftar rujukan ditulis:

Brown. (2011). Brain. (Internet). Termuat dalam:


<http://www. findarticles.pdf> (Diakses tanggal 6
Maret 2011)

5.2.13.2 Bila sumber kutipan tidak ada judul dan penulisnya, maka
dituliskan lengkap situsnya dalam naskah, kemudian di dalam
daftar rujukan ditulis seperti halnya di dalam naskah.
Contoh : ... merupakan sebuah komunitas yang kompeten
<http://www.netLibrary.com/summary&v=1&bookid
=22981> (Diakses tanggal 6 Maret 2011)

Di dalam daftar rujukan ditulis:


http://www.netLibrary.com/summary&v=1&bookid=22981
> (Diakses tanggal 6 Maret 2011)

54
5.3 Ketentuan Sumber Rujukan
Menulis bibliografi atau daftar pustaka bermaksud untuk menampilkan semua
sumber rujukan dan bacaan baik yang telah diterbitkan seperti buku, jurnal dan
majalah, ataupun yang belum terbit seperti kertas kerja, tesis dan disertasi.
Biblografi dapat membantu pembaca mengetahui sumber-sumber yang digunakan
dalam karya ilmiah.

Mahasiswa diwajibkan menggunakan minimal 5 buah referensi keperawatan dalam


Daftar Rujukan, yaitu terdiri dari minimal 3 buah referensi keperawatan berbahasa
Indonesia dan minimal 2 buah referensi keperawatan berbahasa Inggris.

Referensi yang digunakan untuk KTI: untuk buku adalah terbitan 10 tahun terakhir,
untuk jurnal/penelitian adalah 5 tahun terakhir, dan untuk angka prevalensi adalah
3 tahun terakhir.

5.4 Penulisan Sumber Rujukan


Penulisan sumber rujukan yang digunakan untuk KTI di Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin adalah menggunakan sistem Harvard, sebagai
berikut:
5.4.1 Daftar Rujukan disusun secara alfabet
5.4.2 Penulisannya berurutan, sebagai berikut: nama pengarang, tanda titik, spasi,
tahun (terletak di dalam tanda kurung), tanda titik, spasi, judul (dicetak
miring), tanda titik, spasi, edisi/jilid (bila ada), tanda titik, spasi, kota tempat
penerbitan, tanda titik dua, spasi, penerbit, tanda titik
Contoh:
Mansjoer, A. (2011). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid I. Jakarta:
Media Aesculapius.
5.4.3 Bila nama pengarang terdiri dari 2 (dua) kata atau lebih, maka penulisannya
dimulai dari nama paling belakang, diberi tanda koma (,) dilanjutkan dengan
singkatan nama depan dan nama tengahnya

Contoh 1: Andry Hartono ditulis: Hartono, A


Contoh 2: Claire Wieks ditulis: Wieks, C
Contoh 3: Muhammad Anwar Ibrahim ditulis: Ibrahim, M.A

55
5.4.4 Penulisan editor atau editors disingkat menjadi ”ed” atau ”eds”
5.4.5 Tanda ”&” diperbolehkan untuk menuliskan nama-nama penulis, namun
penggunaannya harus konsisten
5.4.6 Penulisan gelar kesarjanaan pengarang ditiadakan
5.4.7 Penulisan daftar pustaka tidak menggunakan nomor urut
5.4.8 Penulisan beberapa sumber yang berasal dari satu penulis: disusun secara
kronologis berdasarkan tahun terbitnya, atau bila tahun penerbitannya sama
maka dipakai tambahan huruf kecil (a, b, dst)

Contoh 1: Ibrahim, M.L. (2010) …..


Contoh 2: Ibrahim, M.L. (2011a) .....
Contoh 3: Ibrahim, M.L. (2011b) .....

5.5 Format Penulisan Daftar Rujukan

Pengarang. (tahun). Judul dan sub judul (dicetak miring). Edisi/volume/seri


(jika ada). Kota: Penerbit.

Referensi yang bersumber dari buku, format penulisan dalam daftar rujukan, seperti
contoh berikut:
Secara terperinci, format penulisan daftar rujukan adalah sebagai berikut:
5.5.1 Bersumber dari buku dengan satu penulis:
Contoh:
Mansjoer, A. (2011). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid I. Jakarta:
Media Aesculapius.
5.5.2 Bersumber dari buku dengan dua atau lebih penulis: semua nama pengarang
harus ditulis (tidak boleh disingkat dengan et al. atau dkk.). Penggunaan et
al. atau dkk. hanya ketika mensitasi atau kuotasi di dalam naskah.
Contoh:
Cheek, J., Doskatsch, I., Hill, P. & Walsh, L. (2011). Finding Out:
Information Literacy for the 21st Century. South Melbourne:
McMillan Education Australia.
5.5.3 Bersumber dari buku dengan editor atau penyusun sebagai penulis
Contoh:
Robinson, W & Huxtable, C.R.R. Eds. (2011). Clinicopathologic Principles

56
for Veterinary Medicine. Cambriedge: Cambriedge University Press.
5.5.4 Bersumber dari buku dengan institusi/organisasi sebagai penulis
Contoh:
Health Education Authority. (2011). A Phylosophy for Midwifery. London:
RCM.
5.5.5 Berasal dari buku kumpulan tulisan
Urutan penulisannya adalah Pengarang, Tahun, Judul, gunakan kata “In”
atau “di dalam”, penulis/editor buku kumpulan tulisan, Judul buku kumpulan
tulisan (dicetak miring), Kota: Penerbit.
Contoh:
Porter, M.A. (2011). The Modification of Method in Researching
Postgraduate Education. In: Burgess, R.G. (ed). The Research
Process in Educational Settings: Ten Case Studies. London: Falmer
Press, pp. 35-47.
5.5.6 Berasal dari referensi kedua (disitasi dari sumber lain)
Contoh:
Confederation of British Industry. (2011). Toward a Skills Revolution: A
Youth Charter. London: CBI. Quated in: Bluck, R., Hilton, A., &
Noo, P. 1994. Information Skill in Academic Libraries: A Teaching
and Learning Role in Higher Education. SEDA Paper 82.
Birmingham: Educational Development Association, p.39.
5.5.7 Berasal dari prosiding seminar atau pertemuan
Urutan penulisannya adalah Nama seminar, Nomor seminar, Tahun, judul
prosiding (dicetak miring), penulis/editor, Kota: Penerbit.
Contoh:
ERGOB Conference on Sugar Substitutes, 2010. Geneva, (2011). Health and
Sugar Substitutes: Proceedings of the ERGOB Conference on Sugar
Substitutes. Guggenheim, B. ed. London: Basel.
5.5.8 Berasal dari naskah yang di presentasikan dalam seminar/pertemuan
5.5.8.1 Bila naskah seminar yang telah dikumpulkan dalam satu prosiding
seminar/pertemuan, format penulisannya sama dengan format
penulisan referensi “di dalam”
Contoh:
Romanov, A.P. & Petroussenko, T.V. (2011). International Book
Exhange: Has It Any Future in the Electronic Age? In:
Neven, J. ed. Proceedings of 67th IFLA Council and
General Conference, August 16-25, 2001, Boston USA. The
Hague, International Federation of Library Association and
Institutions, pp.80-89.

57
5.5.8.2 Bila naskah seminar yang tidak dikumpulkan dalam satu prosiding
seminar/pertemuan, ditulis seperti contoh.
Contoh:
Haryo, T.S. & Istiadjid, M. (2011, September) Beberapa Faktor
Etiologi Meningokel Nasofrontal. Naskah dipresentasikan
dalam konggres MABI, Jakarta.
5.5.9 Berasal dari makalah pertemuan berupa poster, ditulis seperti contoh.
Contoh:
Ruby, J. & Fulton, C. (2011, June) Beyond Redlining: Editing Software that
Works. Poster Session Presented at the Annual Meeting of the
Society for Scholarly Publishing, Washington, DC.
5.5.10 Berasal dari Ensiklopedia
Contoh:
Hibbard, J.D., Kotler, P. & Hitchens, K.A. (2011). Marketing and
Merchandising, in: The New Encyclopedia Brittanica, vol.23, 15th
Revised ed. London: Encyclopedia Brittanica.
5.5.11 Berasal dari Kamus
Contoh:
The Oxford English Dictionary. (2011). Vol. 5, 2nd ed. Oxford: Clarendon.
5.5.12 Berasal dari Laporan Ilmiah atau Laporan Teknis
Contoh:
Yen, G.G (Oklahoma State University, School of Electrical and Computer
Enginering, Stillwater, OK). (2011, February). Health Monitoring
on Vibration Signatures. Final Report. Arlington (VA): Air Force
Office of AFRLSRBLTRO20123.
5.5.13 Berasal dari skripsi, tesis atau disertasi
Cantumkan pengarang, tahun, judul skripsi, tesis atau disertasi, tujuan dan
tipe, serta nama institusi pemberi gelar tersebut
Contoh:
Istiadjid, M. (2011). Korelasi Defisiensi Asam Folat dengan Kadar
Transforming Growth Factor-ß1 dan Insulin-like Growth Factor-I
dalam Serum Induk dan Tulang Kepala Janin Tikus. Disertasi,
Universitas Airlangga.
5.5.14 Berasal dari Paten
Referensi yang bersumber dari paten perlu mencantumkan nama pemilik
paten, tahun, judul paten, nomor seri paten termasuk tanggal lengkap
dikeluarkannya paten
Contoh:

58
Philip Morris inc. (2011). Optical Perforating Apparatus. European Patent
Application 0021165A1. 1981-01-07.
5.5.15 Berasal dari artikel jurnal
Cantumkan nama penulis artikel, tahun publikasi, judul artikel, judul jurnal
(dicetak miring), volume dan nomor jurnal, nomor halaman
5.5.16 Berasal dari artikel jurnal standar
Contoh:
Bennett, H., Gunter, H. & Reid, S. (2011). Through A Glass Darkly: Images
of Appraisal. Journal of Teacher Development, 5(3) October, pp.39-
46.
5.5.17 Berasal dari artikel; organisasi sebagai penulis
Contoh:
Diabetes Prevention Program Research Group. (2011). Hypertension,
Insulin, and Proinsulin in Participants with Impaired Glucose
Tolerance. Hypertension, 40 (5), pp.66-79.
5.5.18 Berasal dari artikel; tidak ada nama penulis
Contoh:
How Dangerous is Obesity ? British Medical Journal, No.6069, 28 April
2011, p.1115.
5.5.19 Berasal dari artikel koran
Contoh:
Sadli, M. (2011). Akan Timbul Krisis atau Resesi ? Kompas, 9 November,
2011 hal.6.
5.5.20 Berasal dari artikel audio visual (film, program televise, rekaman, siaran
radio, VCD/DVD)
Contoh:
Now Wash Your Hands (videocasette). (2011). Southampton: University of
Southamton, Teaching Support & Media Services.
5.5.21 Berasal dari naskah yang tidak dipublikasikan (in press)
Contoh:
Tian, D., Araki, H., Stahl, E., Bergelson, J., & Kreitman, M. (2011).
Signature of Balancing Selection in Arabidopsis. Proc Nati Acad Sci
USA. In press.
5.5.22 Berasal dari naskah buku elektronik (e-Books)
Contoh:
Dronke, P. (2010). Medieval Latin and the Rise of European Lovelyric
(Internet). Oxford: Oxford University Press. Available from:
netLibrary<http://www.netLibrary.com> (Accessed 6 march 2011)
5.5.23 Berasal dari artikel jurnal elektronik

59
Contoh:
Cotter, J. (2010). Asset Revelations and Debt Contracting. Abacus
(Internet), October, 35 (5) pp.268-285. Available from: <http://
www.ingenta.com> (Accessed 19 November 2011)
5.5.24 Berasal dari web pages
Contoh:
Rowett, S. (2010). Higher Education for Capability: Learning for Life and
Work (Internet), Higher Education for Capability. Available from:
<http://www.lle.mdx.ac.uk> (Accessed 8 August 2011)
5.5.25 Berasal dari websites
Contoh:
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM. (2010). Program Studi
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM (Internet). Yogyakarta: UGM.
Tersedia dalam: <http:// ph.ugm. org> (diakses 8 Nopember 2011)
5.5.26 Berasal dari CD-ROM
Contoh:
Royal Institute of British Architects. (2011). Architecture and Design
Illustrated. London: RIBA (CD-ROM).
5.5.27 Berasal dari database computer
Contoh:
Gray, J.M. & Courtenay, G. (2011). Youth Cohort Study (computer file).
Colhester: ESRC Data Archive (distributor).
5.5.28 Berasal dari online images (informasi visual, foto dan ilustrasi)
Contoh:
Hubble Space Telescope Release in the Space Shuttle‟s Payload Bay.
(2010). (online image). Available from: <http://explorer.arc.
nasa.gov/pub/> SPACE/GIF/s31-04-015.gif, (accessed 6 July 2011).
5.5.29 Berasal dari email
Contoh:
Brack, E.V. (2010). Computing and Short Courses. LIS-LINK 2 May 2010
(internet discussion list). Available from: mailbase @mailbase.ac.uk
(accessed 15 April 2011).

60
BAB 6
TEKNIK PRESENTASI KTI

6.1 Sidang KTI


6.1.1 Sidang proposal
6.1.1.1 Presentasi dihadiri 2 orang dewan penguji secara tertutup
6.1.1.2 Materi yang disampaikan adalah Bab 1–3
6.1.1.3 Jadwal sidang proposal diatur mandiri oleh mahasiswa bersama
penguji dalam rentang waktu yang telah disusun panitia.
6.1.1.4 Presentasi dapat disampaikan dengan duduk atau berdiri,
tergantung besar ruangan yang disediakan
6.1.1.5 Waktu yang disediakan untuk ujian sidang KTI adalah 45 menit,
terdiri dari :
Presentasi penyaji : 10 menit
Tanya jawab penguji 1 : 15 menit
Tanya jawab penguji 2 : 15 menit
Penentuan hasil ujian sidang : 5 menit
6.1.2 Sidang hasil
6.1.2.1 Presentasi dihadiri 3 orang dewan penguji dan mahasiswa lain
sebagai audience
6.1.2.2 Materi yang disampaikan adalah Bab 1–5
6.1.2.3 Jadwal sidang hasil diatur mandiri oleh mahasiswa bersama penguji
dalam rentang waktu yang telah disusun panitia.
6.1.2.4 Presentasi dapat disampaikan dengan duduk atau berdiri,
tergantung besar ruangan yang disediakan
6.1.2.5 Waktu yang disediakan untuk ujian sidang KTI adalah 60 menit,
terdiri dari :
Presentasi penyaji : 10 menit
Tanya jawab penguji 1 : 15 menit
Tanya jawab penguji 2 : 15 menit
Tanya jawab penguji 3 : 15 menit
Penentuan hasil ujian sidang : 5 menit

61
6.2 Strategi Mempersiapkan
6.2.1 Materi
6.1.2.1 Materi yang disajikan adalah intisari
6.1.2.2 Isi tayangan merupakan power point
6.1.2.3 Menyiapkan catatan kecil
6.1.2.4 Menyiapkan literatur/referensi pendukung
6.1.2.5 Menyiapkan data kasar
6.1.2.6 Jika penelitian menghasilkan produk kasat mata, produk hasil
tersebut dapat diperlihatkan
6.2.2 Powerpoint
Penyajian dengan powerpoint harus sesuai dengan aturan:
6.2.2.1 Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan
variasi ukuran 16-28
6.2.2.2 Pemakaian gambar atau animasi disesuaikan dengan tema
6.2.2.3 Setiap tampilan pada layar tidak lebih dari 8 baris
6.2.2.4 Tampilan pointer cukup sederhana (tidak terlalu ramai)
6.2.2.5 Warna antara huruf dan latar belakang cukup kontras
6.2.2.6 Jumlah tampilan powerpoint tidak melebihi 30 tampilan
(disesuaikan dengan waktu yang disediakan untuk presentasi)
6.2.2.7 Diperbolehkan menggunakan multimedia
6.2.2.8 Terampil mengoperasikan computer, LCD dan powerpoint
6.2.2.9 Pertimbangkan waktu untuk mempersiapkan multimedia
6.2.3 Strategi Mengelola Rasa Cemas:
6.2.3.1 Berlatihlah presentasi di depan kaca, di hadapan teman; hitung
waktu presentasi dan cermati kelebihan dan kekurangan anda
(mintalah pendapat teman)
6.2.3.2 Fantasikan berbagai hal menyenangkan
6.2.3.3 Hafalkan kata-kata awal/pembukaan
6.2.3.4 Periksa materi terutama alur penyajian
6.2.3.5 Antisipasi kemungkinan pertanyaan-pertanyaan
6.2.3.6 Datanglah 1 jam sebelum presentasi dimulai
6.2.3.7 Berdoa

62
6.2.3.8 Tarik nafas panjang 3 kali perlahan-lahan dan rasakan alur oksigen
yang ada dalam tubuh
6.2.3.9 Terimalah stress sebagai tenaga
6.2.3.10 Gunakan gaya anda sendiri
6.2.3.11 Apabila ada rasa cemas ketika melihat audience, maka pandanglah
di atas kepala audience

6.3 Presentasi
6.3.1 Strategi Menjawab Pertanyaan
6.3.1.1 Mendengarkan secara aktif semua pertanyaan atau pernyataan
6.3.1.2 Ucapkan terima kasih atas pertanyaan atau komentar
6.3.1.3 Janganlah menyela ketika penguji bicara; biarkan penguji
menyelesaikan pertanyaan/pernyataannya dan jawablah setelah
penguji selesai bicara
6.3.1.4 Jika anda tidak dapat menjawab, katakan sejujurnya anda tidak
mengetahui dan mintalah masukan
6.3.2 Keterampilan verbal
6.3.2.1 Kejelasan artikulasi
6.3.2.2 Irama berbicara tidak terlalu cepat
6.3.2.3 Aksentuasi (penekanan) pada hal-hal yang penting
6.3.3 Keterampilan nonverbal
6.3.3.1 Posisi tubuh tegak, menghadap ke arah audience dan penguji
6.3.3.2 Pertahankan kontak mata
6.3.3.3 Penampilan cukup rileks
6.3.3.4 Penggunaan gerak tubuh sesuai dengan keperluan
6.3.4 Penampilan
6.3.4.1 Pakaian rapi dan resmi, warna pakaian sesuai seragam yaitu putih-
putih
6.3.4.2 Mengenakan jas almamater Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin dan papan nama.

63
LAMPIRAN-LAMPIRAN

64
Lampiran 1. Contoh Sampul Depan

PENERAPAN TERAPI MUSIK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN


PASIEN ISOLASI SOSIAL DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI
DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

KARYA TULIS ILMIAH

5 cm

5 cm

Oleh :
NOOR AZIZAH
NPM. 1614401120119

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
BANJARMASIN, 2021

65
Lampiran 2. Contoh Sampul Dalam

PENERAPAN TERAPI MUSIK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN


PASIEN ISOLASI SOSIAL DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI
DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan


Pada Program Studi DIII Keperawatan

Oleh :
NOOR AZIZAH
NPM. 1614401120119

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
BANJARMASIN, 2021

66
Lampiran 3. Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul Penerapan Terapi Musik Untuk Meningkatkan
Kemandirian Pasien Isolasi Sosial dalam Aktivitas Sehari-Hari di RSUD dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin, yang dibuat oleh Noor Azizah (NPM.1614401120119), telah
mendapatkan persetujuan dari para pembimbing untuk diujikan pada Ujian Sidang
Karya Tulis Ilmiah Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Banjarmasin, 20 Juli 2021

Pembimbing 1,

_______(Nama)_______
(NIDN)

Pembimbing 2,

_______(Nama)_______
(NIDN)

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Noor Amaliah, Ns., M.Kep


NIK. 01 03101985 039 010 007

67
Lampiran 4. Contoh Lembar Pengesahan Penguji

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul Penerapan Terapi Musik Untuk Meningkatkan
Kemandirian Pasien Isolasi Sosial Dalam Aktivitas Sehari-Hari di RSUD dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin, yang dibuat oleh Noor Azizah (NPM.1614401120119), telah
diujikan di depan dewan penguji pada Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah Program Studi
DIII Keperawatan pada tanggal 3 Agustus 2021.

DEWAN PENGUJI:

Penguji 1,

_______(Nama)_______
(NIDN)

Penguji 2,

_______(Nama)_______
(NIDN)

Penguji 3,

_______(Nama)_______
(NIDN)

Mengesahkan di : Banjarmasin
Tanggal :

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan FKIK Universitas Muhammadiyah Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Banjarmasin

Solikin, Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB Noor Amaliah, Ns., M.Kep


NIK. 01 29071979 018 003 002 NIK. 01 03101985 039 010 007

68
Lampiran 5. Contoh Lembar Pengesahan Penguji

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama mahasiswa :
NPM :
Prodi :
Judul KTI :

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah ini merupakan hasil karya
cipta saya sendiri dan bukan plagiat, begitu pula hal yang terkait di dalamnya baik
mengenai isinya, sumber yang dikutip/dirujuk, maupun teknik di dalam pembuatan dan
penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Pernyataan ini akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya, apabila di kemudian hari
terbukti bahwa karya tulis ilmiah ini bukan hasil karya cipta saya atau plagiat atau
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut berdasarkan
Undang-Undang yang berlaku.

Dibuat di :
Pada tanggal :

Saya yang menyatakan,

Matrai

Nama Mahasiswa

Kutipan UU No.20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional:


Pasal 25 (2) : Lulusan Perguruan Tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar
akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiblakan akan dicabut gelarnya.
Pasal 70 : Lulusan Perguruan Tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk mendapatkan
gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (2) terbukti
merupakan jiblakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp.2000.000.000 (dua ratus juta rupiah).

69
Lampiran 6. Contoh Abstrak

PENERAPAN TERAPI MUSIK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN


PASIEN ISOLASI SOSIAL DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI
DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Noor Azizah1 , (Pembimbing 1)1, (Pembimbing 2)1


1
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Email: noorazizah@gmail.com

ABSTRAK

Isolasi sosial merupakan perilaku menghindari interaksi dengan orang lain, menyendiri dan sulit
untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, ditandai dengan perasaan tidak percaya diri dan
menutup diri dari lingkungannya. Pasien dengan isolasi sosial, perlu diberikan stimulus, salah
satunya dengan pemberian terapi musik. Musik dapat meningkatkan motivasi pasien untuk
melakukan aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living/ADL). Tujuan studi kasus ini adalah
untuk menganalisis kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subyek dalam penelitian ini
adalah satu orang pasien isolasi sosial di Ruang Giok RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin. Kriteria subyek sudah mulai kooperatif, isi pembicaraan dapat dipahami, tidak
mengalami gangguan pendengaran, menyukai musik dan belum pernah mendapatkan terapi
musik sebelumnya. Penerapan terapi musik dilakukan pada bulan Juni 2021. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi menggunakan lembar observasi
ADL. Analisis Kemandirian ADL dilakukan secara deskriptif dan diukur berdasarkan ADL
keterampilan dasar, ADL instrumental, ADL vokasional dan ADL non vokasional. Hasil
analisis dikategorikan menjadi minimal care, partial care dan total care. Kategori ditentukan
berdasarkan prosentase (%) terbanyak dari kemampuan ADL yang dicapai subyek. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan kemampuan ADL menjadi lebih baik dan tingkat
kemandirian pasien dari partial care ke minimal care setelah pemberian terapi musik.
Rekomendasi perlu konsistensi perawat pengawasan dalam melakukan terapi musik untuk
meningkatkan motivasi meningkatkan kesehatan jiwa pasien.

Kata kunci: Activity Daily Living, Kemandirian, Terapi Musik

70
Lampiran 7. Contoh Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, atas segala limpahan kasih sayangNya.
Shalawat serta salam mudah-mudahan senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW. Alhamdulillahirobbil „alamin Puji dan Syukur kehadirat Allah
SWT, atas anugerah dan petunjuk yang diberikan. Karena izin Allah penulis dapat
menyusun karya tulis ilimiah ini dengan judul “……………………………….”.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilimiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
agar pelaksanaan penelitian ini nantinya menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bpk. Solikin, Ns., M.Kep.Sp.KMB selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin beserta para Wakil Dekan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengenyam pendidikan
di Program Studi DIII Keperawatan
2. Ibu Noor Amlaiah, Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang telah memfasilitasi jalannya karya
tulis ilimiah ini.
3. Bpk/Ibu…………………. selaku pembimbing utama sekaligus penguji 1, yang
telah memberikan arahan, bimbingan, saran dan masukan sehingga penulis dapat
melaksanakan seminar karya tulis ilimiah ini.
4. Bpk/Ibu…………………. selaku pembimbing pendamping sekaligus penguji 2
yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan selama penulisan karya tulis
ilimiah ini.
5. Bpk/Ibu…………………. selaku penguji 3 yang telah memberikan bimbingan,
saran dan masukan selama penulisan karya tulis ilimiah ini.
6. Pihak Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin yang telah memberikan data yang
diperlukan untuk studi pendahuluan.
7. Karyawan RSUD Ulin Banjarmasin, terima kasih atas izin, dukungan dan bantuan
yang diberikan dalam pencarian data di karya tulis ilimiah ini.

71
8. Responden dan keluarga yang telah bersedia memberikan informasi dan
meluangkan waktu untuk terlibat dalam karya tulis ilmiah ini.
9. Civitas akademika dan teman-teman Program Studi DIII Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin, yang selalu berbagi pengetahuan dan motivasi.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, saya
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Banjarmasin, 25 Juli 2021

Penulis

72
Lampiran 8. Contoh Daftar Isi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... 1
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................. iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................................... v
ABSTRAK.......................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xi
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
2.1 Konsep Isolasi Sosial ........................................................................................... 7
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Isolasi Sosial ........................................ 17
2.3 Konsep Terapi Musik ........................................................................................ 41
2.4 Kemandirian dan Aktivitas Sehari-hari ............................................................ 47
BAB 3 METODOLOGI.................................................................................................... 52
3.1 Rancangan/Desain KTI...................................................................................... 52
3.2 Subyek Studi Kasus dan Fokus Studi ............................................................... 52
3.3 Definisi Operasional .......................................................................................... 52
3.4 Tempat dan Waktu Studi Kasus ........................................................................ 53
3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 53
3.6 Pengolahan dan Penyajian Data ........................................................................ 54
3.7 Etika Studi Kasus ............................................................................................... 55
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 57
4.1 Hasil Studi Kasus ............................................................................................... 57
4.2 Pembahasan ........................................................................................................ 62
4.3 Keterbatasan ....................................................................................................... 64
BAB 5 PENUTUP............................................................................................................. 65
5.1 Simpulan ............................................................................................................. 65
5.2 Saran ................................................................................................................... 65
DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................................... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………69

73
Lampiran 9. Contoh Daftar Tabel

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil Pengkajian (Observasi) Awal Tingkat Kemandirian Pasien ............... 59
Tabel 4.2. Evaluasi Kemampuan ADL dan Kemandirian Pasien Setelah Dilakukan
Intervensi Keperawatan dengan Terapi Musik ............................................. 61

74
Lampiran 10. Contoh Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Rentang Respon Hubungan Sosial ............................................................. 13


Gambar 2.2. Skema Pohon Masalah Isolasi Sosial ......................................................... 31

75
Lampiran 11. Contoh Daftar Diagram

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1. Hasil Pengkajian (Observasi) Awal Tingkat Kemandirian Pasien........... 73


Diagram 4.2. Hasil Evaluasi Tingkat Kemandirian Pasien ............................................. 75

76
Lampiran 12. Contoh Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengambilan Data


Lampiran 2. Data 10 Penyakit Jiwa Terbanyak Ruang Giok
Lampiran 3. Jadwal Dinas KTI
Lampiran 4. Lembar Observasi
Lampiran 5. Lembar Konsultasi

77
Lampiran 13. Contoh Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa :
NPM :
Judul :
Pembimbing (1/2) :
No Hari/Tanggal Materi Konsultasi Saran Perbaikan Paraf

78
Lampiran 14. Format Penilaian Pembimbing 1 untuk Pembimbing 1
(materi)

FORMAT PENILAIAN BIMBINGAN KTI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK ________________

Nama Mahasiswa :
NPM :
Hari/Tanggal :

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai Nilai Bobot
NxB
(N) (B)
1. Penguasaan teknik penulisan:
a. Sistematika penulisan
b. Ketepatan penggunaan bahasa dan istilah sesuai Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) 1
c. Kerapian penulisan
d. Kesinambungan antar paragraf
e. Penggunaan dan penulisan sumber rujukan yang benar
2. Penguasaan latar belakang studi kasus:
a. Penguasaan latar belakang masalah
b. Rumusan masalah tertulis dengan jelas 2
c. Tujuan tertulis dengan jelas
d. Manfaat tertulis dengan jelas
3. Penguasaan materi:
a. Kesesuaian isi tinjauan pustaka dengan permasalahan yang diangkat
2
b. Menguasai tinjauan pustaka
c. Terdapat tinjauan Islam yang mendukung studi kasus
4. Penguasaan pembahasan:
a. Relevasi pembahasan hasil studi kasus yang sesuai dengan tujuan studi
kasus 2
b. Ketepatan menganalisa temuan antara praktik dan teori
c. Kemampuan membuat kesimpulan dan saran operasional
5. Kemampuan komunikasi verbal:
a. Kejelasan suara dan penggunaan Bahasa Indonesia yang benar
1
b. Berkomunikasi, berdialog, atau mengungkapkan pendapat dengan jelas
dan sistematis
6. Komitmen terhadap tugas:
a. Ketangguhan tinggi
b. Standar kerja tinggi 1
c. Kemandirian tinggi
d. Keinginan berhasil tinggi
7. Kemampuan bekerjasama dengan pembimbing dalam proses bimbingan:
a. Menerima umpan balik dengan efektif
1
b. Konsisten memenuhi komitmen
c. Menepati tenggat waktu
Jumlah Nilai
Jumlah Nilai Rata-rata (=Jumlah nilai / 10)

Keterangan:
Banjarmasin, ……..………
1. Nilai di tulis dengan angka pada kolom yang tersedia Pembimbing 1,
2. Nilai Batas Lulus KTI = 65
3. Keterangan Nilai
A = 80-100 (4,00) ( ________________________ )
A- = 75-79 (3,70)
B+ = 70-74 (3,40)
B = 65-69 (3,00)

79
Lampiran 15. Format Penilaian Pembimbing 2 untuk Pembimbing 2
(metodologi)

FORMAT PENILAIAN BIMBINGAN KTI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK ________________

Nama Mahasiswa :
NPM :
Hari/Tanggal :

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai Nilai Bobot
NxB
(N) (B)
1. Penguasaan teknik penulisan:
a. Sistematika penulisan
b. Ketepatan penggunaan bahasa dan istilah sesuai Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) 1
c. Kerapian penulisan
d. Kesinambungan antar paragraf
e. Penggunaan dan penulisan sumber referensi yang benar
2. Penguasaan latar belakang studi kasus:
a. Penguasaan latar belakang masalah
b. Rumusan masalah tertulis dengan jelas 2
c. Tujuan tertulis dengan jelas
d. Manfaat tertulis dengan jelas
3. Penguasaan metodologi:
a. Kesesuaian rancangan/desain KTI
b. Ketepatan pemilihan subjek studi kasus dan fokus studi
c. Ketepatan menentukan tempat dan waktu studi kasus
2
d. Ketepatan perumusan definisi operasional
e. Ketepatan penggunaan teknik dan instrumen pengumpulan data
f. Ketepatan perumusan pengolahan dan penyajian data
g. Ketepatan etika studi kasus
4. Penguasaan hasil studi kasus:
a. Ketepatan pengkajian data
2
b. Kejelasan penulisan hasil dan gambaran studi kasus
c. Kemampuan membuat kesimpulan dan saran operasional
5. Kemampuan komunikasi verbal:
a. Kejelasan suara dan penggunaan Bahasa Indonesia yang benar
1
b. Berkomunikasi, berdialog, atau mengungkapkan pendapat dengan jelas
dan sistematis
6. Komitmen terhadap tugas:
a. Ketangguhan tinggi
b. Standar kerja tinggi 1
c. Kemandirian tinggi
d. Keinginan berhasil tinggi
7. Kemampuan bekerjasama dengan pembimbing dalam proses bimbingan:
a. Menerima umpan balik dengan efektif
1
b. Konsisten memenuhi komitmen
c. Menepati tenggat waktu
Jumlah Nilai
Jumlah Nilai Rata-rata (=Jumlah nilai / 10)
Keterangan:
1. Nilai di tulis dengan angka pada kolom yang tersedia Banjarmasin, …………….
2. Nilai Batas Lulus KTI = 65 Pembimbing 2
3. Keterangan Nilai
A = 80-100 (4,00)
A- = 75-79 (3,70)
B+ = 70-74 (3,40) (_________________________)
B = 65-69 (3,00)

80
Lampiran 16. Format Penilaian Penguji 1 Proposal FORM. A
untuk Penguji 1 Proposal
(materi)

FORMAT PENILAIAN UJIAN SIDANG PROPOSAL KTI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK ________________

Nama Mahasiswa :
NPM :
Lokal :
Hari/Tanggal :

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai Nilai Bobot
NxB
(N) (B)
1. Penguasaan teknik penulisan:
a. Sistematika penulisan
b. Ketepatan penggunaan bahasa dan istilah sesuai Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) 2
c. Kerapian penulisan
d. Kesinambungan antar paragraf
e. Penggunaan dan penulisan sumber rujukan yang benar
2. Penguasaan penyajian studi kasus:
a. Penguasaan latar belakang masalah dan rumusan masalah 4
b. Menguasai konsep/teori
3. Kemampuan presentasi:
a. Kejelasan suara dan penggunaan Bahasa Indonesia yang benar
b. Berkomunikasi, berdialog, atau mengungkapkan pendapat dengan jelas
dan sistematis
4
c. Menjawab dengan tepat
d. Menerima umpan balik dengan efektif
e. Mengendalikan emosi
f. Ketepatan menggunakan media presentasi
Jumlah Nilai
Jumlah Nilai Rata-rata (=Jumlah nilai / 10)

Keterangan: Banjarmasin, ……..………


1. Nilai di tulis dengan angka pada kolom yang tersedia Penguji 1,
2. Nilai Batas Lulus KTI = 65
3. Keterangan Nilai
A = 80-100 (4,00) (________________________)
A- = 75-79 (3,70)
B+ = 70-74 (3,40)
B = 65-69 (3,00)

81
Lampiran 17. Format Penilaian Penguji 2 Proposal
FORM. B
untuk Penguji 2 Proposal
(metodologi)

FORMAT PENILAIAN UJIAN SIDANG PROPOSAL KTI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK ________________

Nama Mahasiswa :
NPM :
Lokal :
Hari/Tanggal :

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai Nilai Bobot
NxB
(N) (B)
1. Penguasaan teknik penulisan:
a. Sistematika penulisan
b. Ketepatan penggunaan bahasa dan istilah sesuai Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) 2
c. Kerapian penulisan
d. Kesinambungan antar paragraf
e. Penggunaan dan penulisan sumber rujukan yang benar
2. Penguasaan penyajian studi kasus:
a. Penguasaan teknik dan instrument pengumpulan data 4
b. Penguasaan pengolahan data
3. Kemampuan presentasi:
a. Kejelasan suara dan penggunaan Bahasa Indonesia yang benar
b. Berkomunikasi, berdialog, atau mengungkapkan pendapat dengan jelas
dan sistematis
4
c. Menjawab dengan tepat
d. Menerima umpan balik dengan efektif
e. Mengendalikan emosi
f. Ketepatan menggunakan media presentasi
Jumlah Nilai
Jumlah Nilai Rata-rata (=Jumlah nilai / 10)

Keterangan: Banjarmasin, ……..………


1. Nilai di tulis dengan angka pada kolom yang tersedia Penguji 2,
2. Nilai Batas Lulus KTI = 65
3. Keterangan Nilai
A = 80-100 (4,00) (________________________)
A- = 75-79 (3,70)
B+ = 70-74 (3,40)
B = 65-69 (3,00)

82
Lampiran 18. Format Penilaian Penguji 1 Hasil FORM. A
untuk Penguji 1 Hasil
(materi)

FORMAT PENILAIAN UJIAN SIDANG HASIL KTI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK ________________

Nama Mahasiswa :
NPM :
Lokal :
Hari/Tanggal :

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai Nilai Bobot
NxB
(N) (B)
1. Penguasaan teknik penulisan:
a. Sistematika penulisan
b. Ketepatan penggunaan bahasa dan istilah sesuai Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) 2
c. Kerapian penulisan
d. Kesinambungan antar paragraf
e. Penggunaan dan penulisan sumber rujukan yang benar
2. Penguasaan penyajian studi kasus:
a. Penguasaan latar belakang masalah dan rumusan masalah
b. Menguasai konsep/teori
c. Kesesuaian tindakan/prosedur yang dilakukan
4
d. Relevasi pembahasan hasil studi kasus yang sesuai dengan tujuan studi
kasus
e. Ketepatan menganalisa temuan antara praktik dan teori
f. Kemampuan membuat kesimpulan dan saran operasional
3. Kemampuan presentasi:
a. Kejelasan suara dan penggunaan Bahasa Indonesia yang benar
b. Berkomunikasi, berdialog, atau mengungkapkan pendapat dengan jelas
dan sistematis
4
c. Menjawab dengan tepat
d. Menerima umpan balik dengan efektif
e. Mengendalikan emosi
f. Ketepatan menggunakan media presentasi
Jumlah Nilai
Jumlah Nilai Rata-rata (=Jumlah nilai / 10)

Keterangan: Banjarmasin, ……..………


1. Nilai di tulis dengan angka pada kolom yang tersedia Penguji 1,
2. Nilai Batas Lulus KTI = 65
3. Keterangan Nilai
A = 80-100 (4,00) (________________________)
A- = 75-79 (3,70)
B+ = 70-74 (3,40)
B = 65-69 (3,00)

83
Lampiran 19. Format Penilaian Penguji 2 Hasil
FORM. B
untuk Penguji 2 Hasil
(metodologi)

FORMAT PENILAIAN UJIAN SIDANG HASIL KTI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK ________________

Nama Mahasiswa :
NPM :
Lokal :
Hari/Tanggal :

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai Nilai Bobot
NxB
(N) (B)
1. Penguasaan teknik penulisan:
a. Sistematika penulisan
b. Ketepatan penggunaan bahasa dan istilah sesuai Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) 2
c. Kerapian penulisan
d. Kesinambungan antar paragraf
e. Penggunaan dan penulisan sumber rujukan yang benar
2. Penguasaan penyajian studi kasus:
a. Penguasaan teknik pengumpulan dan pengolahan data
b. Ketepatan etika studi kasus
4
c. Kesesuaian tindakan/prosedur yang dilakukan
d. Ketepatan dan kejelasan data/hasil dan gambaran studi kasus
e. Kemampuan membuat kesimpulan dan saran operasional
3. Kemampuan presentasi:
a. Kejelasan suara dan penggunaan Bahasa Indonesia yang benar
b. Berkomunikasi, berdialog, atau mengungkapkan pendapat dengan jelas
dan sistematis
4
c. Menjawab dengan tepat
d. Menerima umpan balik dengan efektif
e. Mengendalikan emosi
f. Ketepatan menggunakan media presentasi
Jumlah Nilai
Jumlah Nilai Rata-rata (=Jumlah nilai / 10)

Keterangan: Banjarmasin, ……..………


1. Nilai di tulis dengan angka pada kolom yang tersedia Penguji 2,
2. Nilai Batas Lulus KTI = 65
3. Keterangan Nilai
A = 80-100 (4,00) (________________________)
A- = 75-79 (3,70)
B+ = 70-74 (3,40)
B = 65-69 (3,00)

84
Lampiran 20. Format Penilaian Penguji 3 Hasil FORM. C
untuk Penguji 3 Hasil
(wawasan)

FORMAT PENILAIAN UJIAN SIDANG HASIL KTI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK ________________

Nama Mahasiswa :
NPM :
Nomor Ujian/Lokal :
Hari/Tanggal :

Penilaian
No Aspek yang Dinilai Nilai Bobot
NxB
(N) (B)
1. Ketepatan menjawab:
a. Jawaban relevan dengan pertanyaan 2
b. Jawaban rasional
2. Kemampuan mengemukakan argumentasi:
a. Ketepatan argumentasi
b. Berpikir kritis 3
c. Inisiatif
d. Argumen berdasar sumber relevan
3. Penguasaan:
a. Penguasaan latar belakang masalah
b. Rumusan masalah tertuang dengan jelas
c. Menguasai konsep/teori kasus 4
d. Menguasai teknik pengumpulan dan pengolahan data
e. Memahami tindakan/prosedur yang dilakukan pada studi kasus
f. Relevasi hasil dan pembahasan hasil studi kasus sesuai dengan tujuan
4. Kemampuan berdiskusi:
a. Kejelasan suara dan penggunaan Bahasa Indonesia yang benar
b. Berkomunikasi, berdialog, atau mengungkapkan pendapat dengan jelas
dan sistematis 1
c. Menjawab dengan tepat
d. Menerima umpan balik dengan efektif
e. Mengendalikan emosi
Jumlah Nilai
Jumlah Nilai Rata-rata (= Jumlah nilai / 10)

Banjarmasin, ……..………
Keterangan: Penguji 3,
1. Nilai di tulis dengan angka pada kolom yang tersedia
2. Nilai Batas Lulus KTI = 65
3. Keterangan Nilai
A = 80-100 (4,00) (________________________)
A- = 75-79 (3,70)
B+ = 70-74 (3,40)
B = 65-69 (3,00)

85
Lampiran 21. Format Penjelasan Penelitian dan Informed Consent

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Assalammualaikum wr wb.
Partisipan yang terhormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini sebagai mahasiswa Program Studi DIII
Keperawatan FKIK Muhammadiyah Banjarmasin.
Nama :
NPM :

Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi menjadi subjek dalam studi
kasus saya dengan judul “………………………………………………..”. Pada studi
kasus ini Bapak/Ibu bebas memilih untuk tidak berpartisipasi ataupun berpartisipasi
tanpa ada paksaan dari siapapun. Studi kasus ini bertujuan untuk
……………………………... Prosedur tindakan yang dilakukan dengan cara
…………………………. Alokasi waktu yang diperlukan dalam studi kasus ini
selama…………………. Risiko/bahaya yang mungkin muncul dalam tindakan studi
kasus ini adalah……………………………. Manfaat yang diharapkan adalah
………………………………………………………….

Hasil yang didapatkan dari hasil tindakan ini akan didokumentasikan dalam bentuk
laporan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Laporan ini tidak diperlihatkan kepada orang lain
selain Bapak/Ibu, saya pribadi, pembimbing KTI dan institusi tempat saya belajar.
Segala bentuk risiko yang ditimbulkan dalam pelaksanaan studi kasus ini akan menjadi
tanggung jawab saya. Apabila Bapak/Ibu merasa tidak nyaman Bapak/Ibu berhak
sepenuhnya untuk mengundurkan diri dari studi kasus ini tanpa ada konsekuensi atau
dampak apapun. Saya berjanji akan menjunjung tinggi dan menghargai hak Bapak/Ibu
antara lain memberikan kebebasan berpartisipasi, menjaga kerahasiaan identitas,
menjaga kerahasiaan data, tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan bahaya,
eksploitasi ataupun ketidaknyamanan selama tindakan dan tidak akan membeda-
bedakan suku, agama, etnis dan kelas sosial.

Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam studi kasus ini, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Demikian penjelasan studi kasus ini dibuat sebagai tanda persetujuan
Bapak/Ibu ikut berpartisipasi dalam studi kasus ini.

Wassalammualaikum wr wb.
Banjarmasin,……………2020
Peneliti

Ttd
(Nama lengkap)

86
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ________________________________________
Umur : _________________________________________
Alamat : _________________________________________
No Hp : _________________________________________

Menyatakan telah mendapatkan penjelasan dan bersedia untuk berpartisipasi dalam


studi kasus dengan judul “……………………………………………………….”
Mengenai hal-hal yang membuat keberatan, saya mempunyai kebebasan menghentikan
keikutsertaan menjadi partisipan dalam penelitian ini tanpa ada tuntutan atau ganti rugi
apapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.

Banjarmasin,…………….. 2020

Peneliti, Responden,

________________________ ______________________

87
88

Copy protected with Online-PDF-No-Copy.com

Anda mungkin juga menyukai