BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Moringa oleifera Lamk atau biasa dikenal dengan sebutan daun kelor
merupakan tanaman perdu dengan tinggi batang 7-11 meter. Batang berkayu getas
(mudah patah), cabang jarang, tetapi mempunyai akar yang kuat. Bunga berbau
arah yang berlawanan terhadap sumbu utama. Anak daun memiliki warna hijau
dan berbentuk elips (tumpul pada apex dan runcing pada pangkal). Bunga kelor
merupakan bunga biseksual (memiliki benang sari dan putik), berwarna putih dan
terletak pada ketiak daun dengan panjang 10-25 cm dan lebar 4 cm. Bunga kelor
berwarna cokelat ketika matang dan memiliki tiga lobus dengan panjang 20-60 cm
9
10
panjang dan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan tahunan berkisar
antara 250-1500 mm. Meskipun lebih suka tanah kering lempung berpasir atau
lempung, tetapi dapat hidup di tanah yang didominasi tanah liat. Secara umum,
parameter lingkungan yang dibutuhkan tanaman kelor untuk tumbuh dengan baik
adalah iklimtropis atau sub-tropis, ketinggian 0-2000 meter dpl, suhu 25-35°C, pH
Masyarakat Sulawesi menyebutnya kero, wori, kelo atau keloro. Orang Madura
(Hardiyanthi, 2015).
Terdapat beberapa julukan untuk pohon kelor, diantaranya The Miracle Tree, Tree
for Life, dan Amazing Tree. Julukan tersebut muncul karena bagian pohon kelor
mulai dari daun, buah, biji, bunga, kulit batang, hingga akar memiliki mafaat yang
luar biasa. Tanaman kelor tidak memerlukan perawatan yang intensif, tahan
bagi tubuh manusia. Menurut hasil penelitian, daun kelor ternyata mengandung
vitamin A, vitamin C, vitamin B, kalsium, kalium, besi dan protein dalam jumlah
sangat tinggi yang mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia
lebih banyak daripada susu, lebih banyak zat besi daripada bayam, lebih banyak
protein daripada telur dan lebih banyak kalium daripada pisang. Zat lain yang
sudah diidentifikasi dalam daun kelor antara lain: senyawa polifenol (asam galat,
2015).
Daun Moringa oleifera Lmerupakan salah satu tanaman yang kaya akan
vitamin dan mineral. Pada Tabel 2.1 akan dijelaskan komposisi vitamin dalam
setiap 100 gram daun Moringa oleifera L. Komposisi vitamin tersebut antara lain
dilihat pada Tabel 2.2. Mineral tersebut antara lain kalsium, besi, magnesium,
amino yang terkandung diduga mampu meningkatkan sistem imun. Asam amino
dalam tubuh akan mengalami biosintesa protein, dari 20 macam asam amino yang
13
ada yakni 19 asam amino α-L-amino dan satu asam L-iminodapat disintesa
berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menjaga terjadinya oksidasi sel tubuh.
Selain itu, kandungan minyak atsiri dan flavonoid yang terdapat pada daun dapat
terbentuknya radikal bebas baru. Antioksidan yang ada dalam tubuh adalah enzim
menangkal radikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga tidak
14
terjadi kerusakan yang lebih besar, misalnya vitamin C, vitamin E, Cod Liver Oil,
memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak karena radikal bebas, yang termasuk
dalam kelompok ini adalah enzim, misalnya metionin sulfoksida reduktase yang
adalah kondisi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang ada dengan
molekul lain dalam sel dari kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas atau
pangan. Senyawa ini berfungsi untuk melindungi bahan pangan dari kerusakan
yang disebabkan terjadinya reaksi oksidasi lemak atau minyak yang sehingga
bahan pangan yang berasa dan beraroma tengik. Sayuran dan buah-buahan
merupakan sumber antioksidan penting, dan telah dibuktikan bahwa pada orang
yang hanya mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan memiliki resiko yang lebih
antioksidan yang dimiliki tanaman kelor memiliki efek yang lebih baik daripada
yang kekuatannya 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin Cdan
2015). Kandungan vitamin C dalam daun kelor lebih tinggi jika dibandingkan
dengan jeruk dan jambu biji. Purwantaka (2005) dalam Hazani (2014)
menyatakan bahwa vitamin C mampu menangkap radikal bebas hidroksil. Hal ini
itu dapat mencegah terbentuknya senyawa lain dari proses oksidasi dengan
melepaskan satu rantai karbon. Namun setelah memberikan elektron pada radikal
16
bebas dengan mencegah terjadinya peroksidasi lipid pada hati dan jaringan
fungsi sebagai antioksidan yang kuat dan merupakan penghancur singlet oxygen
(oksigen dengan reaktivitas tinggi) (Rahman, 2015). Selain itu β-karoten juga
mampu berperan dalam menghentikan reaksi berantai dari radikal bebas dan dapat
melindungi jaringan yang kaya akan lemak terhadap peroksidasi lipid. Mekanisme
dengan radikal bebas, oleh karena itu peroksidasi lipid pada membran sel dapat
kemampuan untuk mencegah radikal bebas dan dapat juga menstabilkan ROS
yang dapat berikatan dengan radikal bebas penyebab penyakit degeneratif dengan
mendonorkan satu atom hidrogen dari gugus hidroksil (OH) fenolik pada saat
asam miristat, asam palmitat, prolamin, prolin, kuersetin, rutin, selenium, treonin,
18
Hardiyanthi, 2015).
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Order : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Rattus
Species : norvegicus
Tikus putih yang memiliki nama ilmiah Ratus novergicus adalah hewan
coba yang sering dipakai untuk penelitian. Hewan ini termasuk hewan nokturnal
hewan ini mempunyai respon yang cepat serta dapat memberikan gambaran
secara ilmiah yang mungkin terjadi pada manusia maupun hewan lainnya.
bagi seekor tikus setiap harinya kurang lebih sebanyak 10% dari bobot tubuhnya,
jika pakan tersebut berupa pakan kering. Hal ini dapat pula ditingkatkan sampai
15% dari bobot tubuhnya jika pakan yang dikonsumsi berupa pakan basah.
Kebutuhan minum seekor tikus setiap hari kira-kira 15-30 ml air. Jumlah ini dapat
berkurang jika pakan yang dikonsumsi sudah mengandung banyak air. Tingkat
19
dewasa yaitu 450-520 gram sedangkan berat 250-300 gram berlaku pada tikus
betina. Tikus jantan lebih berat dibanding tikus betina pada semua kelompok
umur serta terjadinya perubahan bobot organ (ginjal, hati, paru, dan limpa), nilai
hematologi, nilai biokimia darah (AST dan ALT) seiring dengan bertambahnya
umur tikus.
2.3 Ginjal
sepasang, berwarna merah, terletak diantara pelvis dan berada diantara peritoneum
dan vertebrae lumbalis III. Ginjal kanan terletak lebih rendah daripada ginjal kiri
karena terdapat hepar yang menempati ruang ginjal kanan. Ginjal juga dibungkus
oleh tiga lapisan jaringan. Jaringan yang terdalam adalah kapsula renalis, jaringan
pada lapisan kedua adalah adipose dan jaringan terluar adalah fascia renal. Ketiga
lapisan jaringan tersebut berfungsi sebagai pelindung dari trauma dan memfiksasi
Pada orang dewasa ginjal memiliki panjang 10-12 cm dan lebar 5-7 cm
dengan ketebalan 3cm dan memiliki masa 135-150 g. Cekungan pada ginjal
dalam yang disbut hilus renalis. Hilus renalis menjadi tempat keluarnya ureter,
20
bersama dengan pembuluh darah, vasa limfatika dan serabut saraf (Tortora dan
Secara histologi ginjal terdiri atas tiga unsur utama, yaitu (1) Glomerulus,
yakni suatu gulungan pembuluh darah kapiler yang masuk melalui aferen, (2)
Tubuli sebagai parenkim yang bersama glomerulus membentuk nefron, suatu unit
tiap nefron dapat membentuk urin sendiri, pada dasarnya nefron terdiri dari:
Dari segi anatomis, ginjal laki-laki lebih panjang jika dibandingkan dengan ginjal
1) Nefron
dari 2 bagian yaitu korpuskulum renalis dan tubulus renalis. Dua komponen
di dalam tubulus renalis. Tubulus renalis tersusun atas 3 bagian yaitu tubulus
kontortus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal. Urin dari
akan berlanjut sebagai kaliks minor (Tortora (2011) dalam Rahman (2015).
proksimal dan tubulus kontortus distal. Bagian pertama dari lengkung Henle
korteks renalis dan mempunyai lengkung Henle yang pendek. Sebagian besar
dari lengkung Henle terletak di korteks renalis dan hanya menembus medulla
2) Kapsula Bowman
tersusun atas sel epitel skuamus simpleks. Di antara lapisan visceral dan
parietal terdapat ruang Bowman yang akan menjadi tempat berjalannya cairan
Henle, dan tubulus kontortus distal. Menurut Tortora dan Derrickson (2011)
simpleks dengan penonjolan brush border pada sisi apikalnya. Mikrovili ini
pada bagian kortek yang membentuk kumparan erat. Tubulus kontortus distal
Tubulus distal memiliki saluran dengan lumen bulat dan teratur, terdiri dari 5
atau lebih sel kuboid simpleks/kolumner rendah, batas sel mulai dapat dilihat,
sitoplasmanya pucat.
ascenden tipis berupa sel epitel skuamus simplek. Sedangkan dinding sel
lengkung Henle ascenden tebal tersusun atas sel epitel kuboid simpleks atau
epitel kuboid simpleks pada bagian akhir dari tubulus kontortus distal
23
terdapat 2 jenis sel tambahan yaitu principal cell (chief cell) dan sel
tubuh seperti ion natrium, ion kalium, ion klorida dan ion hidrogen yang
Ginjal merupakan salah satu organ yang rentan terhadap stress oksidatif
karena ginjal memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang besar. Semua
bagian nefron secara potensial dapat dirusak oleh toksikan. Beberapa bagian dari
ginjal seperti endotel dan sel otot polos pembuluh darah, endotel dan sel
mesangial pada glomerulus dan sel pada tubulus ginjal (proksimal, distal maupun
bervariasi mulai dari satu perubahan biokimia atau lebih sampai kematian sel, dan
efek ini dapat muncul sebagai perubahan kecil pada fungsi ginjal atau gagal ginjal.
Pada kerusakan ginjal terdapat beberapa mekanisme yang terjadi, antara lain jalur
(Rahman, 2015).
kerusakan karena paparan zat nephrotoxic. Kadar toksikan pada tubulus proksimal
lebih tinggi disebabkan karena terjadinya absorpsi sekitar 60%-80% dan sekresi
aktif hasil filtrasi glomerulus (Sari, 2010). Selain itu pada tubulus proksimal kadar
nekrosis papilla ginjal. Hal ini terkait dengan fungsi tubulus distal dalam
mengatur keseimbangan air, elektrolit, dan asam basa (Irene, 2013). Selain itu
kerusakan pada tubulus ginjal akibat zat nefrotoksik dapat diamati melalui
25
penyempitan yang terjadi pada tubulus kontortus proksimal, nekrosis sel epitel
yang menghasilkan gambaran merah muda, homogen, dan mirip kaca pada
sediaan histologi yang dipulas dengan hematoksilin dan eosin. Kata hialin ini
digunakan secara luas sebagai istilah histologi deskriptif dan bukan suatu penanda
spesifik cedera sel. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat
fagolisosom yang tampak sebagai hialin merah muda pada tubulus. Proses ini
Hialin cast terbentuk pada tempat yang kosong di dalam lumen tubular.
Hanya terbentuk dalam tubulus distal yang rumit atau saluran pengumpul (nefron
26
distal). Hialin mempunyai tekstur yang lembut dan indeks bias yang sangat dekat
dengan cairan yang ada di sekitarnya. Selain itu hialin cast juga mempunyai ciri
yaitu tidak berwarna, homogen dan transparan dengan ujung membulat. Silinder
hialin atau silinder protein terdiri dari mucoprotein (protein Tamm-Horsfall) yang
dikeluarkan oleh sel-sel tubulus. Silinder hialin umumnya panjang, tampak seperti
kaca buram, dapat berisi lemak, biasanya didapat pada keadaan proteinuria,
dehidrasi atau kerja latihan berat. Adanya silinder ini tidak menunjukkan suatu
keadaan patologis.
perbaikan selnya sendiri. Apabila terpapar zat toksik, sel-sel yang tidak rusak
kemudian dilanjutkan dengan re-epitelisasi. Akan tetapi zat toksik dengan dosis
tertentu yang terakumulasi pada sel epitel akan menyebabkan terganggunya proses
perbaikan sel, migrasi, dan proliferasi sehingga sel tidak dapat mengkompensasi
2.4 Timbal
berat. Timbal merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak
bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami maupun
buatan. Menurut Palaar (1994) dalam Naria (2005) logam berat merupakan bahan
kimia golongan logam yang sama sekali tidak dibutuhkan oleh tubuh, dimana jika
27
masuk ke dalam tubuh organisme hidup dalam jumlah yang berlebihan akan
logam berat yang berasal dari kerak bumi karena proses alam dan penambangan
timbal banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari dari kosmetik sampai bahan
bakar kendaraan bermotor. Jalur masuknya timbal ke dalam tubuh manusia dapat
melalui saluran pencernaan lewat makanan dan minuman, hirupan asap kendaraan
manusia. Dalam kasus paparan polusi timbal dalam dosis rendah sekalipun
tulang sampai kerusakan ginjal dan gangguan fungsi hati (Setiawan, 2012).
senyawa yang dapat berdiri sendiri yang mempunyai elektron tidak berpasangan,
oleh karena itu bersifat sangat reaktif dan tidak stabil. Elektron yang tidak
bereaksi dengan zat lain (protein, lemak maupun DNA) dalam tubuh.
2. Kerusakan DNA.
seperti sistein, metionin, lisi dan histidin (Sayuti dan Yenrina, 2015).
Produksi radikal bebas dalam sel terjadi secara rutin maupun sebagai reaksi
peroksida dan kelompok oksigen reaktif (ROS) lainnya. Pada keadaan normal
sumber kebocoran utama adalah kebocoran pada rantai transport elektron. Apabila
tidak ada keseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan maka akan
terjadi suatu keadaan yang disebut stress oksidatif. Stress oksidatif adalah suatu
keadaan dimana tingkat kelompok oksigen reaktif (ROS) yang toksik melebihi
bereaksi dengan lemak, protein dan asam nukleat seluler sehingga terjadi
gangguan sistem syaraf, anemia serta terjadinya kerusakan pada hepar dan ginjal
(Ardiyanto, 2005). Timbal masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan dan
saluran pencernaan. Timbal akan masuk ke dalam tubuh kemudian akan berikatan
dengan eritrosit pada darah. Kemudian akan ikut aliran darah menuju berbagai
organ salah satunya ginjal. Meskipun ginjal mengisi kurang dari 1% massa tubuh,
tetapi organ ini menerima sekitar 25% cardiac output. Jadi jumlah yang signifikan
2013).
filtrasi dari glomerulus. Di dalam tubulus terdapat sitokrom P450 yang berfungsi
dari banyaknya zat toksik yang ikut aliran darah menyebabkan kenaikan produksi
glutation (GSH) terdiri atas gugus karboksil asam amino, gugus sulfihidril, serta
dua ikatan peptida sebagai situs reaksi dengan logam. Gugus fungsional –SH
dengan logam berat yang masuk dalam tubuh. Glutation reductase (GR)
menjadi GSH. Timbal sangat reaktif berikatan dengan gugus –SH, terjadinya
GR, sehingga kadar GSH menurun (Kamilatussaniah, dkk. 2015). Keadaan inilah
mengakibatkan kelebihan radikal bebas yang bereaksi dengan lemak, protein dan
asam nukleat seluler sehingga terjadi kerusakan lokal dan disfungsi organ tertentu.
Kerusakan pada ginjal biasanya terjadi pada tubulus proksimal, yaitu berupa
penyempitan atau penutupan lumen tubulus proksimal dan adanya hialin cast pada
distal.
kajian proses dan identifikasi hasil penelitian. Agar dapat digunakan sebagai
sumber belajar, maka penelitian tersebut dapat ditinjau dari kajian proses dan hasil
1. Kejelasan potensi
Besarnya potensi suatu objek dan gejalanya untuk dapat diangkat sebagai
Potensi suatu objek sendiri ditentukan oleh ketersediaan objek dan permasalahan
dasar (KD) yang tercantum berdasarkan kurikulum 2013 pada materi Struktur
3. Kejelasan sasaran
Sasaran objek atau sasaran pengamatan adalah menganalisis struktur dan fungsi
sel penyusun jaringan epitel pada sistem ekskresi, sasaran subjek atau sasaran
Kejelasan informasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari 2 aspek yaitu
waktu di sekolah dan kemampuan siswa menjadi pertimbangan, karena itu perlu
dan produk penelitian yang dapat digunakan sebagai sumber belajar berdasar
1) Perolehan kognitif
2) Perolehan afektif
3) Perolehan psikomotorik
hasilpenelitian ini dapat dijadikan sumber belajar pada materi struktur dan fungsi
Proses belajar tidak harus selalu didampingi oleh guru. Belajar bisa
laboratorium ataupun kegiatan lainnya. Siswa atau peserta didik harus secara aktif
lingkungannya. Seharusnya peserta didik tidak hanya belajar dari guru atau
pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dari berbagai sumber yang ada di
lingkungannya. Oleh karena itu sumber belajar suatu sistem yang terdiri dari
sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar
Dalam arti luas sumber belajar yaitu segala daya yang dapat digunakan untuk
proses atau aktifitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, di
luar diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat
(AECT), sumber belajar adalah meliputi semua sumber baik berupa data, orang
atau benda yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar
bagi peserta didik. Oleh karena itu sumber belajar adalah semua komponen sistem
instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya
komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data. Termasuk
dalam komponen pesan adalah semua bidang studi atau mata kuliah atau
pengelola, dan penyaji pesan. Termasuk kelompok ini adalah guru, dosen,
CBSA.
suasana belajar itu sendiri: tenang, ramai dan lelah (Rohani, 2010 dalam
Ibrahim, 2015).
Menurut Sudjana dan Rivai (2003) dalam Ibrahim (2015) ada dua kriteria
sumber belajar, yaitu kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak
1. Kriteria Umum
35
untuk presentasi.
Timbal di lingkungan
masuk
Ginjal β-karoten
Absorbsi di tubulus
Vitamin C
proksimal
menyebabkan
Aktivasi sitokrom
P450 menyebabkan
Penurunan jumlah
glutation
Sumber belajar
37
2.7 Hipotesis