01 - Anisya Mutiara Oktavia-Dikonversi
01 - Anisya Mutiara Oktavia-Dikonversi
Kelompok 1
“Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di Perguruan Tinggi Sebagai Bekal Menjadi Seorang Pendidik”
Pukul : 08.35
Ringkasan Materi
MATERI 1
Sejarah Singkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Singaperbangsa
Karawang berdiri pada Tahun 1982 seiring dengan berdirinya UNSIKA FKIP UNSIKA pada
mulanya memiliki dua Program Studi
2. Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (Tekpen) dicabut pelaksanaannya tahun 1998 hanya
dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi Negeri
Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan saat ini FKIP terdiri dari lima program studi :
VISI FAKULTAS
Menjadi Fakultas yang Inovatif, Kompetitif, dan Unggul yang Dijiwai Budaya Bangsa Dalam
Pengembangan Ilmu Pendidikan yang Profesional
MISI FAKULTAS
1. Mengembangkan Ilmu pendidikan baik secara teoritik maupun praktik.
2. Menyiapkan pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki keunggulan komparatif
dan kompetitip.
3. Menyiapkan saran dan prasana pendididikan melalui suasana akademik yang kondusif.
4. Berperan aktif dalam penelitian, pengembangan, dan ilmu pendidikan.
Judul Materi : Implementasi Pendidikan Karakter Untuk Mewujudkan Tridarma Perguruan
Tinggi
Pukul : 09.40
1. Pengurus Ormawa
2. Kegiatan Ilmiah Mahasiswa
3. Kegiatan Penunjang lainnya.
• Pengabdian pada masyarakat
• Peserta pelatihan
• Prestasi bidang penalaran, minat, dan bakat.
1. Skripsi/Tugas Akhir
2. Melakukan peneitian bersama dosen
3. Melakukan penelitian sebagai tugas perkuliahan
4. Melakukan penelitian sebagai progam kemahasiswaan
5. Menulis karya ilmiah untuk dipublikasikan atau dipresentasikan dalam forum ilmiah
6. Mengembangkan produk atau prototype media/teknologi
7. Menjadi peserta seminar atau pelatihan
8. Terlibat sebagai panitia dalam kegiatan ilmiah
9. Menjadi anggota dalam forum-forum ilmiah
10. Berpartisipasi dan berprestasi dalam berbagai lomba ilmiah mahasiswa
11. Melaksanakan kegiatan studi banding
12.
1. Melaksanakan KKN
2. Melaksanakan pengabdian bersama dosen
3. Melaksanakan pengabdian sebagai program kemahasiswaan
4. Berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
5. Aktif dalam organisasi kepemudaan
6. Menjadi relawan dalam kegiatan penanggulangan bencana
7. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pemerintahan seperti sebagai panitia pemilu
8. Melakukan pendampingan terhadap kelompok-kelompok masyrakat
PENGEMBANGAN SOFTSKILL
Interpersonal Skill
• Communication skills
• Relationship building
• Motivation skills
• Leadership skills
• Self-marketing skills
• Negotiation skills
• Presentation skills
• Public speaking skills
Judul Materi : Organisasi dan kegiatan kemahasiswaan FKIP UNSIKA (DPM dan
Pukul : 2.15 PM
VISI HIMADIKSASTRASIA
Menjadi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Yang Berdaya Saing
Unggul dan Berkualitas
MISI HIMADIKSASTRASIA
➢ Menghimpun dan Membina Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sesuai
Visi Himpunan
➢ Melaksanakan program kerja himpunan yang dapat meningkatkan kualitas himpunan,
serta menunjung rasa solidaritas antara mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
➢ Mengaplikasikan Tri Darma Perguruan Tinggi di lingkungan masyarakat.
HIMADIKSATRASIA
S t e e r i n g C o m m i t t e e
Bagus Wijaya Suryahadi Erika Aprilia Sembel
Ketua Umum Sekretaris Umum
HIMADIKSASTRASIA HIMADIKSASTRASIA
MIFTAH FARID
Bendahara Umum
HIMADIKSASTRASIA
P e n d i d i k a n d a n
P e l a t i h a n ( D i k l a t )
Fikri Faturahman Ira Rahmawati Nurpiyah Rizki
Ketua Bidang Anggota Bidang Anggota Bidang
K e s e j a h t e r a a n M a h a s i s w a
( K e s m a )
Traleta Elkana H Silvi Sri Rahayu Dwi Astuti
Ketua Bidang Anggota Bidang Anggota Bidang
M i n a t d a n B a k a t ( M i n b a )
Gita Marsela Alifya Esa Alam Siska Purwanti
Ketua Bidang Anggota Bidang Anggota Bidang
P e n d i d i k a n d a n P e l a t i h a n
( D i k l a t )
Bahja Bastulbar Gilang Aulia Asih Nurjanah
Ketua Bidang Anggota Bidang Anggota Bidang
PROGRAM KERJA
1. Musyawarah Wilayah
2. Kuliah Umum Mahasiswa Baru PBSI
- Rifky Faran
Ringkasan Materi
MATERI 4
MENGENAL K.H AGUS SALIM
SISKA PURWANTI (PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA)
RIFKY FARAN (PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI)
LATAR BELAKANG
• Agus Salim lahir dari pasangan Soetan Salim gelar Soetan Mohamad Salim dan
Siti Zainab. Jabatan terakhir ayahnya adalah Jaksa Kepala di Pengadilan Tinggi
Riau.[2]
• Pendidikan dasar ditempuh diEuropeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus
anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di
Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia
Belanda.
• Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada
sebuah kongsi pertambangan diIndragiri. Pada tahun1906, Salim berangkat
keJeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Konsulat Belanda di sana. Pada periode
inilah Salim berguru pada Syeh Ahmad Khatib, yang masih merupakan pamannya.
• Salim kemudian terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun1915 diHarian Neratja
sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Menikah dengan
Zaenatun Nahardan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik
terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroedi
Jakarta. Kemudian mendirikan Surat kabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai
Redaktur Harian Moestikadi Yogyakarta dan membuka kantor Advies en
Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus
Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.
Diplomat Ahli 3 Bahasa yang Hidup Sederhana
1. Hidup sederhana, Agus Salim memegang teguh
prinsipnya
Memang kehidupan Agus Salim begitu sederhana, tapi di situ justru yang menarik. Dia
mencoba memegang teguh prinspinya. Sebenarnya pendidikan dan kemampuan dia
bisa membuat hidupnya nyaman jika bekerja untuk pemerintah Hindia Belanda, tapi ia
memilih resistan. Lantaran sikap kritisnya terhadap kebijakan pemerintah kolonial, Agus
Salim kesulitan mencari nafkah. Bahkan, saat menemui seorang teman di kantor
Belanda, dia mendapat ejekan. “Coba kalau mau bekerja sama Belanda, tentu kau tidak
seperti sekarang, tak punya apa-apa” ujar teman Agus Salim. Tak berapa lama, datang
seorang adviseur Belanda. Ketika melihat Salim, ia datang kepadanya memberi hormat
dan mengulurkan tangan. Sesudah adviseur Belanda pergi, Agus Salim berkata, “Coba
kalau saya bekerja sama Belanda, tentu seperti kau. Melihat majikanmu datang,
engkau merasa ketakutan. Meskipun saya tidak bekerja, dia hormat kepada saya," ucap
dia.
2. Agus Salim bukan hanya diplomat ulung, melainkan
juga diplomat pertama merintis jalan Indonesia dengan
dunia internasional
Mohammad Hatta menilai Agus Salim sebagai tokoh yang tiada tandingannya dalam
bersilat lidah, kecerdasannya terlihat lewat lisan dan tulisan, apalagi ketika ia beradu
argumentasi. Bahkan, pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Mesir secara de jure tidak
terlepas dari tangan dingin Haji Agus Salim. Karena itulah pengakuan de jure pertama
di dunia Internasional.
Solichin Salam, sejarawan dan penulis sejumlah biografi tokoh Indonesia dalam
bukunya Hadji Agus Salim: Pahlawan Nasional (1965) menilai, Agus Salim bukan
hanya diplomat ulung, melainkan juga diplomat pertama yang merintis jalan bagi
Indonesia dalam hubungan maupun kegiatan-kegiatan dengan dunia internasional.
Kepiawaian Agus Salim dalam urusan bahasa memang tak dapat diragukan. Ia juga
menerjemahkan beberapa buku asing. Dia pernah memimpin redaksi di beberapa surat
kabar dan namanya termasuk dalam panitia sembilan dan sebagai perancang hukum
dasar.
“Kalau kita punya anak nanti, tak usah kita sekolahkan mereka ke sekolah Belanda.
Kita sendiri yang harus mengajar mereka!” kata dia.
Agus Salim tidak ingin anaknya dicekoki pemikiran dan kebudayaan penjajah. Dia
menganggap, pendidikan saat itu sangat diskriminatif, seperti pemberian nilai rendah
bagi pribumi meski kemampuan mereka sama atau bahkan melebihi orang Belanda.
Keputusan Agus Salim dianggap aneh oleh kerabat dan tetangga, sebab anaknya tidak
bersekolah formal. Padahal dia orang terpelajar berpendidikan tinggi. Dengan model
pendidikan homeschooling, anak-anak Agus Salim meraih sukses dalam kehidupannya.
MemperingatiHUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times
meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas
pengalaman unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang
Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di saat mana kita bersama-
sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama,
banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi
kemerdekaan RI, bisa dicapai.
Motivasi
belajar lebih giat mendapatkan IPK 3,5 dan ingin mengikuti organisasi hima supaya
ingin belajar di organisasi tersebut.