Anda di halaman 1dari 22

Pengertian Handout, Modul, Buku dan Diktat

Diktat adalah bahan pembelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum dan silabus, terdiri dari
bab-bab, memuat detail penjelasan, referensi yang digunakan, memiliki standar jumlah halaman
tertentu dan biasanya dipersiapkan atau dikembangkan sebagai buku.
Diktat berisi:
1. Pedoman substansi :
Substansi diktat disusun berdasarkan kurikulum, silabi dan SAP
2. Pedoman format:
Bagian-bagian yang harus ada:
a. Bagian Awal
1) Halaman Sampul
2) Halaman Penulis dan Penerbit
a) Halaman Persembahan (ungkapan untuk siapa saja), jika diperlukan
b) Halaman Pengesahan atau validasi standar UII.
3) Kata Pengantar
Memberikan informasi garis besar tentang diktat yang ditulis:
a) Pokok-pokok pemikiran/permasalahan dalam diktat
b) Siapa pengguna atau pembaca diktat
c) Pendekatan penulisan diktat (perbedaan dengan yang lain)
d) Informasi tambahan atau suplemen dan bila perlu media pembelajaran lain
4) Daftar Isi
5) Daftar Gambar/ Tabel / Takarir

b. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari bab-bab, sub bab yang diturunkan berdasarkan silabus, SAP yang meliputi:
1) Judul/Topik Pembelajaran.
2) Rumusan Kompetensi yang harus diperoleh mahasiswa dengan topik pembelajaran dan
Kata-kata/istilah/ungkapan kunci.
3) Isi/Materi Topik Pembelajaran.
4) Lembar Pertanyaan.
a) Model-model pertanyaan atau tes/latihan dapat berupa:
i. tes benar-salah (true-false test),
ii. soal isian (essay test),
iii. tes pilihan ganda (multiple choice test), dan tugas-tugas lain.
b) Topik/Materi Diskusi.
c) Saran-saran lebih lanjut.
d) Kunci Jawaban (jika diperlukan).
c. Bagian akhir
Daftar Pustaka (yang digunakan dalam menulis diktat)
Indeks (bila diperlukan)
Lampiran
Informasi Tentang Penulis Diktat : yang memuat hubungan antara materi diktat dengan keahlian
penulis
Catatan: sebuah diktat sebaiknya jumlah halaman minimal 40 halaman [standar CCP], spasi 1,5,
ukuran kertas A4

B. Modul
Modul adalah satuan program pembelajaran yang terkecil, yang dapat dipelajari oleh mahasiswa
sendiri secara perseorangan (self instructional) setelah mahasiswa menyelesaikan satu satuan
dalam modul, selanjutnya mahasiswa dapat melangkah maju dan mempelajari satuan modul
berikutnya.
Pembelajaran dengan menggunakan modul, merupakan strategi tertentu dalam
menyelenggarakan pembelajaran indiv idual. Modul pembelajaran, sebagaimana yang
dikembangkan di Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran (learning materials)
yang memuat deskripsi tentang tujuan pembelajaran, lembaran petunjuk dosen yang menjelaskan
cara mengajar yang efisien, bahan bacaan bagi mahasiswa, lembaran kunci jawaban pada lembar
kertas kerja mahasiswa, dan alat-alat evaluasi pembelajaran.
Modul berisi :
1. Judul Modul
Judul ini berisi tentang nama modul dari suatu mata kuliah tertentu.
2. Petunjuk Umum
Memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam perkuliahan, sebagai
berikut :
a. Kompetensi Dasar
b. Pokok bahasan
c. Indikator Pencapaian
d. Referensi
Diisi petunjuk dosen tentang buku-buku referensi yang dipergunakan.
e. Strategi Pembelajaran
Menjelaskan pendekatan, metode, langkah yang dipergunakan dalam proses pembelajaran.
f. Lembar Kegiatan Pembelajaran
Petunjuk bagi mahasiswa untuk memahami langkah-langkah dan materi perkuliahan
g. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa setelah menyelesaikan
pembelajaran satu modul. Evaluasi ini diberikan setelah pembelajaran berakhir (post test)
berupa:
tes benar-salah (true-false test), soal isian (essay test), tes pilihan ganda (multiple choice test),
dan tugas-tugas lain.
3. Materi Modul
Berisi penjelasan secara rinci tentang materi yang dikuliahkan pada setiap pertemuan
4. Evaluasi Semester
Evaluasi ini terdiri dari tengah dan akhir semester dengan tujuan untuk mengukur kompetensi
mahasiswa sesuai materi kuliah yang diberikan.

C. Handout
1. Pengertian dan tujuan
Handout atau HO adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada mahasiswa ketika mengikuti
kegiatan perkuliahan. HO dimaksudkan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi
atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi mahasiswa. HO dapat digunakan untuk
beberapa kali pertemuan sangat tergantung dari disain dan lama waktu untuk penyelesaian satuan
perkuliahan tersebut.
2. Komponen Handout:
Komponen handout terdiri dari:
a. Identitas handout: Nama fakultas, jurusan/prodi, kode mata kuliah, nama mata kuliah,
pertemuan ke, handout ke, jumlah halaman dan mulai berlakunya handout.
b. Materi pokok/materi pendukung perkuliahan yang akan disampaikan; kepedulian, kemauan
dan keterampilan dosen dalam menyajikan ini sangat menentukan kualitas HO.
3. Jenis Handout (00000)
Jenis handout dibagi berdasarkan karakteristik mata kuliah yang dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu
handout mata kuliah praktek dan non praktek.
a. Handout untuk mata kuliah praktek berisi:
1) Materi pokok kegiatan praktek, di dalamnya;
2) Langkah-langkah kegiatan/proses yang harus dilakukan mhs, langkah demi langkah dalam
memilih alat, merangkai dan menggunakan alat/ instrumen yang akan digunakan/dipasangkan
dalam unit/rangkaian kegiatan praktek
3) Pembelajaran dengan melakukan praktek ini berbeda dengan pembelajaran teori,
pengalaman dan keterampilan mhs sangat diharapkan dalam penggunaan alat/instrumen
praktek (harus mutlak benar), salah dalam merangkai/menggunakan akan berakibat fatal ,
kerusakan atau bahkan kecelakaan.
4) Perlu/seringkali dilakukan pre-test terlebih dulu, sebelum mhs memasuki ruangan lab/bengkel,
untuk mengetahui sejauh mana mhs telah siap dengan segala apa yang akan dilakukan praktek
tsb.
5) Penggunaan alat evaluasi (reported sheet) sangat diperlukan untuk umpan balik dan untuk
melihat tingkat ketercapain tujuan, serta kompe-tensi-kompetensi yang harus dikuasai dan
dicapai oleh setiap mhs.
6) Keselamatan kerja di lab/bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan praktek, baik praktek di
lab mapun di bengkel.
b. Handout untuk matakuliah non praktek:
1) Acuan handout adalah SAP.
2) Format handout
(a) Bebas (slide, transparansi, paper based), dan dapat berbentuk narasi kalimat tapi singkat atau
skema/flowchart dan gambar.
(b) Tidak perlu pakai header maupun footer untuk setiap slide cukup yang halaman pertama saja.
3) Content handout:
(a) Overv iew materi
(b) Rincian materi
4. Untuk mata kuliah praktek format identitasnya sama, isi handout disesuaikan dengan
kekhususan materinya.
5. Contoh bentuk-bentuk tampilan handout non praktek sebagai berikut:

D. BUKU
Buku adalah salah satu sumber bacaan, berfungsi sebagai sumber bahan ajar dalam bentuk materi
cetak (printed material).
Secara umum buku dibedakan menjadi 4 jenis; yaitu:
1. Buku sumber yaitu buku yang biasa dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian
ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap,
2. Buku Bacaan, adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya novel,
cerita, legenda, dll,
3. Buku Pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam
melakukan proses pengajaran
4. Buku bahan ajar, yaitu buku ynag disusun, untuk proses pembelajaran, dan beisi bahan-bahan
atau materi pelajaran yang akan diajarkan,
Dalam penusunan buku ada kode etik, aturan dan ketentuan yang mengatur, jadi begi para
penyusun buku, buku apapaun itu, harus tunduk apda kenetuan yang berlaku, diataranya secara
umum sebagai berikut;’
a. Buku tidak boleh mengganggu ketentraman social,
b. Buku tidak boleh menggangu unsure sara,
c. Tidak boleh menjadi bahan prokontra antara beberapa etnis, golongan, ras, suku bangsa,
budaya ataupun agama.
d. Buku harus bisa dipertanggungjawabkan keberaannya,
Pembuatan Diktat

Posted by: aguswuryanto on: September 2, 2010

 In: Uncategorized
 Comment!

Rate This

PEMBUATAN DIKTAT

1. Latar belakang

P enjaminan mutu telah menjadi kata kunci dalam dunia pendidikan kita dewasa ini. Hal ini
menandakan mulai terjadinya kesadaran bersama akan pentingnya mutu dalam layanan
penyelenggaraan pendidikan formal maupun non-formal. Fenomena ini sudah sepatutnya
ditanggapi secara positif oleh lembaga-lembaga yang terkait dengan upaya serius dan sistemik
dalam peningkatan mutu pendidikan pada semua aspeknya. Salah satu faktor yang sangat penting
dalam upaya penjaminan mutu pendidikan adalah memastikan bahwa para pendidik dan tenaga
kependidikan memenuhi standar kompetensi dan melakukan pengembangan profesional yang
berkelanjutan agar dari waktu ke waktu dapat meningkatkan mutu pembelajaran bagi peserta
didik. Pemelajaran peserta didik merupakan salah satu hal paling penting dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan karena semua kegiatan pendidikan harus bermuara pada terjadinya
peningkatan mutu lulusan.

Lembaga diklat formal dapat mempunyai peran cukup sentral untuk meningkatkan mutu para
pendidik dan tenaga kependidikan sejauh lembaga tersebut mau berbenah untuk melakukan
penjaminan mutu layanan diklatnya.

Adapun untuk penjamin mutu pendidikan salah satunya dengan tercukupinya sumber belajar
berupa buku buku sumber bacaan, namun dengan semakin mahalnya buku pelajaran dan
literature yang berkualitas , tenaga fungsional yang bergerak dalam jasa layanan diklat dituntut
untuk merumuskan buku buku sebagai bahan ajar

Apalagi Widyaiswara adalah pegawai negeri sispil yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh
pejabat yang berwenang dengan tugas`dan, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik,
mengajar dan atau melatih pegawai negeri sipil, untuk melakukan tupoksinya dalam mendidik
mengajar dan melatih seorang widyaiswara dituntut untuk mampu membuat bahan diklat yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran, maka dari itu seorang widyaiswara harus mahir
membuat karya tulis ilmiah baik itu berupa karangan sendiri, hasil penelitian maupun saduran,
banyak sekali jenis karya tulis ilmiah, namun pada uraian dibawah ini akan diuraikan tentang
pembuatan diktat.

2. PENGERTIAN DIKTAT

Pengertian diktat menurut Purwadarminta dalam Kamus Besar Indonesia adalah pegangan yang
dibuat guru berupa ketikan maupun stensilan, pengertian lain menurut Totok Djuroto Diktat
adalah buku pelajaran yang termasuk kelompok karangan ilmiah hanya saja dibuatnya bukan
berdasarkan hasil penelitian, tetapi materi pelajaraan atau mata kuliah dari suatu ilmu

Diktat biasanya dibuat oleh guru , dosen atau widyaiswara untuk mata kuliah, mata diklat yang
diajarkannya, bisa jadi seorang guru , dosen dan widyaiswara membuat buku pelajaran atau
diktat yang tidak diajarkannya

Dalam bagian lain diktat adalah unit terkecil dari suatu mata pelajaran yang dapat berdiri sendiri
dan dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat Bantu diklat yang disusun
secara sistematik dari yang mencakup tujuan dan uraian materi

3. PRINSIP PRINSIP PEMBUATAN DIKTAT

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan diktat antara lain prinsip
relevansi, konsistensi dan kecukupan

Prinsip relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian
standar kompetensi yang ingin dicapai

Prinsip konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam
maka bahasan yang ada pada diktat juga harus meliputi empat macam

Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta
diklat mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak
boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar
sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya

4. KETENTUAN KETENTUAN PEMBUATAN DIKTAT


Sampai saat ini belum ada aturan baku tentang pembuatan diktat yang khusus, namum mengingat
diktat merupakan bagian kecil dari buku paket maka ketentuan pembuatan diktat hampir sama
dengan pembuatan buku paket , antara lain

4.1 persyaratan yang berkaitan dengan i

a. Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik.

b. Diktat relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai

c. Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan

d. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

e. Sesuai dengan jenjang dan sasaran

f. Isi dan bahan mengacu pada kompetensi dalam kurikulum

4.2 Persyaratan dengan cara penyajian

a. Uraian teratur

b. Saling memperkuat dengan bahan lain

c. Menarik minat dan perhatian peserta

d. Menangtang dan merangsang peserta didik untuk mempelajari

e. Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor

f. Hindari penyajian yang bertele tele

4.3 Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa

a. Menggunakan bahasa Indonesia yang benar

b. Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan peserta

c. Menggunakan istilah, kosakata, symbol yang mempermudah pemahaman

d. Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan

4.4 Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi

a. Relevan dengan bahan ajar yang dibuat


b. Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraf.

c. Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar

d. Jelas, baik dan merupakan hal hal esensial yang membantu memperjelas materi

5. Bagian Bagian dari Diktat

Diktat sama seperti buku terdiri dari tiga bagian yang mencakup :

5.1 Bagian awal yang berisi :

a. Halaman cover, bersisi tentang judul, pengarang, gambar sampul, dan lingkup penggunaan
diktat ( biasanya digunakan untuk lingkungan sendiri ), nama departemen, tahun terbit.

b. Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul, lingkup penggunaan, tahun
terbit, nama depertemen

c. Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman

d. Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.

5.2 Bagian isi

Bagian ini berisi pokok pokok bahasan yang menjadi inti naskah diktat dan memuat uraian
penjelasan, proses operasional atau langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Dengan
demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling
mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan
uraian dilengkapi dengan table, bagan, gambar dan ilustrasi lain

5.3 Bagian akhir

Pada bagian akhir diktat berisi antara lain :

a. Lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab

b. Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga
memudahkan pemahaman pembanca

c. Kepustakaan, ada beberapa cara menuliskan kepustakaan, namun demi keseragaman dipilih
satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :

1. Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak
ketinggalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu

2. Kepustakaan disusun dengan urutan abjad, urutannya sebagai berikut :


Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung

3.. Indeks : pencantuman indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan
mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu, penulisan indeks
dengan pengaturan sbb :

1) Entri disusun menurut abjad dan tidak bernomor urut

2). Entri diawali dengan huruf kecil , kecuali berupa nama

3) Entri diikuti dengan tanda koma dan nomor halaman tempat entri berada,

Contoh : alkohol, 12

formalin, 35

6. SISTIMATIKA PENULISAN DIKTAT

Penulisan diktat hendaknya didahului dengan penyusunan kerangka penulisan. Kerangka


penulisan disusun berdasarkan kosep dasar ilmu yang bersangkutan, sesuai dengan tema dan
judul yang akan ditulis.

Penulis diktat hendaknya berpedoman pada kerangka penulisan yang telah disusun , oleh karena
itu kerangka harus lengkap dan rinci untuk mempermudah penulisan, isi naskah terdiri dari bab
atau unit,setiap bab diberi nomor urut dengan angka romawi dan dilengkapi dengan judul bab.
Pecahan bab yang disebut subbab ditulis dengan nomor huruf arab.

Cantoh :

1. KLASIFIKASI MATERI

A. UNSUR UNSUR MATERI

1. PARTIKEL ATOM

1] ELEKTRON

a).

7. PENGGUNANAN BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN DIKTAT

Penulisan diktat hendaknya menggunakan bahasa jelas, tepat formal dan lugas. Kejelasan dan
ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas`dan tepat,
kalimat yang tidak berbelit belit dan struktur alinea yang runtut,kelugasan dan keformalan gaya
bahasa digunakan dengan menggunakan kalimat fasif, hindarilah pengunaan kata kata sepeti saya
kami, kemudian tuliskan kegiatan yang dilakukan penulis, seperti penulis atau peneliti tapi
inipun hindari sesedikit mungkin.dalam menggunakan bahasa Indonesia baku hendaknya
memperhatikan :

7.1 Kaidah Bahasa Indonesia yang digunakan adalah ejaan yang disempunakan (EYD)

7.2 Penerapan kaidah Ejaan

7.3 Pemakaian tanda baca

8. PENGETIKAN NASKAH DIKTAT

Dalam pengetikan naskah diktat ada beberapa hal yang harus diperhatikan

Kertas yang digunakan adalah kertas jenis HVS putih, ukuran kuarto atau polio tergantung selera
tetapi umunya ukuran kuarto, bidang pengetikan pun berjarak 4 cm dari tepi kiri, dan 3 cm tepi
atas, tepi kanan dan tepi bawah, sebuah alinea tidak dimulai pada bagian halaman yang hanya
memuat kurang dari tiga baris.

Diktat ditulis dengan computer yang baku baik jenis huruf maupun ukuran hurufnya, pengetikan
dengan menggunakan rata kanan dan tidak boleh mengorbankan aturan spasi atarkata dalam teks.

Awal alinea diketik pada ketukan keenam dari batas kiri bidang pengetikan . sesudah tanda baca
titik, titik dua, titik koma, dan koma hendaknya diberi satu ketikan kosong. Istilah tertentu yang
belum lazim ditulis digaris bawahi atau ditulis dengan huruf miring. Dalam pengetikan juga
harus diperhatkan antara lain :

8.1 Jenis dan ukuran huruf

8.2 Modus huruf

8.3 Spasi

8.4 Tablel dan gambar

9. ILUSTRASI DAN PERWAJAHAN

Diktat walaupun dibuat oleh seorang guru, maupun widyaiswara yang pada zaman computer
belum banyak dipergunakan ilustrasi belum banyak digunakan, tetapi setelah computer banyak
digunakan karena fasilitas untuk pemakaian ilustrasi ada pada komputer , iluntrasi biasa ditulis
dan diatur sendiri, karena pengeditan dan perancangan wajah sudah ada fasilitasnya dalam hal
ilisutrasi seorang penulis diktat haris memperhatikan masalah masalah :

9.1 Format diktat agar enak dibaca


9.2 Tata letak untuk mempermudah pemahaman isi buku dan mendapatkan kenyamanan
membaca.

9.3 Tipografi yang menyangkut nama dan jenis huruf, panjang baris,

9.4 Ilustrasi agar sajian visual yang tidak mungkin disampaikan dengan kata dapat disajikan
dengan gambar, ilustrasi snagat menarik jika berupa foto foto yang berwarna..

10. PETUNJUK TEKNIS PENULISAN DIKTAT

Untuk melakukan penulisan diktat, dibawah ini ada beberapa petunjuk praktis yang dapat
dijadikan pedoman penulisan antara lain

10.1 Hal hal yang harus diperhatikan :

a. Berilah jarak 3 spasi antara table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya

b. Judul table atau gambar diketik pada haaman yang sama dengan table atau gambarnya,
penyebutan menggunakan table……atau gambar

c. Tepi kanan teks tdak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong.
Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan
diletakkan dibawahnya

d. Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman
pertama setiap bab dan halaman bagian awal.

e. Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.

f. Nama awal atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten

10.2 Hal Hal yang tidak boleh dilakukan :

a. Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halaman tersebut
merupakan akhir bab

b. Tidak boleh memotong table atau gambar

c. Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa

d. Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab

e. Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman

f. Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk
penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.
g. Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan

h. Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan
hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir

11. PENUTUP

Demikian sedikit informasi yang berkaitan dengan teknik pembuatan diktat, diharapkan para
widyaiswara mampu memotivasi diri untuk menuangkan ide idenya dalam bentuk diktat yang
dapat digunakan dalam pembelajaran, yang sudah barang tentu dapat digunakan sebagai bahan
perolehan angka kredit dalam pengembangan profesi. Serta sebagai sumbangsih dalam
meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia.

Sumber : Materi Diklat Pengembangan Bahan Ajar


Pembuatan Buku Teks Pelajaran

Posted by: aguswuryanto on: September 2, 2010

 In: Uncategorized
 Comment!

Rate This

PEMBUATAN BUKU TEKS PELAJARAN

1. Latar belakang

P enjaminan mutu telah menjadi kata kunci dalam dunia pendidikan kita dewasa ini. Hal ini
menandakan mulai terjadinya kesadaran bersama akan pentingnya mutu dalam layanan
penyelenggaraan pendidikan formal maupun non-formal. Fenomena ini sudah sepatutnya
ditanggapi secara positif oleh lembaga-lembaga yang terkait dengan upaya serius dan sistemik
dalam peningkatan mutu pendidikan pada semua aspeknya. Salah satu faktor yang sangat penting
dalam upaya penjaminan mutu pendidikan adalah memastikan bahwa para pendidik dan tenaga
kependidikan memenuhi standar kompetensi dan melakukan pengembangan profesional yang
berkelanjutan agar dari waktu ke waktu dapat meningkatkan mutu pembelajaran bagi peserta
didik. Pemelajaran peserta didik merupakan salah satu hal paling penting dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan karena semua kegiatan pendidikan harus bermuara pada terjadinya
peningkatan mutu lulusan.

Lembaga diklat formal dapat mempunyai peran cukup sentral untuk meningkatkan mutu para
pendidik dan tenaga kependidikan sejauh lembaga tersebut mau berbenah untuk melakukan
penjaminan mutu layanan diklatnya.

Adapun untuk penjamin mutu pendidikan salah satunya dengan tercukupinya sumber belajar
berupa buku buku sumber bacaan, namun dengan semakin mahalnya buku pelajaran dan
literature yang berkualitas , tenaga fungsional yang bergerak dalam jasa layanan diklat dituntut
untuk merumuskan buku buku sebagai bahan ajar

Apalagi Widyaiswara adalah pegawai negeri sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh
pejabat yang berwenang dengan tugas`dan, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik,
mengajar dan atau melatih pegawai negeri sipil, untuk melakukan tupoksinya dalam mendidik
mengajar dan melatih seorang widyaiswara dituntut untuk mampu membuat bahan diklat yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran, maka dari itu seorang widyaiswara harus mahir
membuat karya tulis ilmiah baik itu berupa karangan sendiri, hasil penelitian maupun saduran,
banyak sekali jenis karya tulis ilmiah, namun pada uraian dibawah ini akan diuraikan tentang
pembuatan buku teks

1. PENGERTIAN BUKU TEKS PELAJARAN

Secara umum pengertian buku adalah sebagai karya tulis ilmiah baik hasil tinjauan maupun hasil
penelitian yang disusun sedemikian rupa menurut persyaratan tertentu yang ditetapkan dan
diterbitkan. Menurut Totok Djuroto buku dibedakan berdasarkan tujuannya, yaitu buku teks,
buku pegangan, dan buku pelajaran.

Buku teks biasanya dibuat sebagai sumber informasi ilmiah yang digunakan baik oleh
masyarakat umumnya maupun oleh kalangan masyarakat ilmiah, yang dibuat oleh ahli keilmuan
tertentu. dosen atau widyaiswara untuk mata kuliah, mata diklat yang diajarkannya, bisa jadi
seorang guru , dosen dan widyaiswara membuat buku pelajaran yang tidak diajarkannya asal
menguasai ilmunya.

Buku pegangan, dimaksudkan adalah bentuk karya tulis ilmiah yang bertujuan memberikan
petunjuk cara mengoperasionalkan suatu barang yang sudah ada

Buku pelajaran adalah kelompok karya tulis ilmiah , tetapi dibuatnya bukan berdasarkan hasil
penelitian, tetapi materi pelajaran atau mata kuliah suatu ilmu pengetahuan tertentu sesuai
kebutuhan dalam pembelajaran bidang studi tertentu.

Dalam bagaian buku suatu mata pelajaran yang dapat merupakan suatu kesatuan yang utuh dan
dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat bantu diklat yang disusun secara
sistematik dari yang mencakup tujuan dan uraian materi

1. PRINSIP- PRINSIP PEMBUATAN BUKU TEKS PELAJARAN

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku antara lain prinsip
relevansi, konsistensi dan kecukupan

Prinsip relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian
standar kompetensi yang ingin dicapai

Prinsip konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam
maka bahasan yang ada pada buku juga harus meliputi empat macam.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta
diklat mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak
boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar
sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya

1. PERBEDAAN BUKU TEKS PELAJARAN DAN MODUL

Buku teks pelajaran bukan modul atau bahan ajar lainnya , perebdaan antara buku teks pelajaran
dengan modul tidak hanya pad format, tata letak dan perwajahan, tetapi juga pada orentasi dan
pendekatan yang digunakan dalam penyusunannya, buku tek biasa ditulis dengan orientasi pada
struktur dan urutan berdasarkan bidang ilmu ( Content oriented) untuk didipergunakan dalam
mengajar ( Teacher oriented), sangat jarang buku teks pelajaran dipergunakan untuk belajar
mandiri , karena memang tidak dirancang untuk itu. Dengan demikian , penggunakan buku teks
pelajaran memerlukan pengajar yang berfungsi sebagai penterjemah yang menyampaikan isi
buku tersebut

Secara rinci, perbedaan buku teks pelajaran dengan modul ( Lewis & Paine,1985) adalah
sebagai berikut :

Buku teks pelajaran Mod


ul

 Mengasumsikan minat dari pembaca

 Meimbulkan minat dari pembaca

 Ditulis digunakan untuk pengajar

 Ditulis dirancang untuk peserta

 Dirancang untuk dipasarkan secara luas

 Menjelaskan tujuann intruksional

 Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional

o Disususn berdasarkan belajar yang fleksibel

 Disusun secara linear

 Strukturnya berdasarkan kebetuhan peserta

 Strukturnya disusun berdasarkan logika ilmu (content)

 Berfokus pada pemberian kesempatan bagi peserta untuk berlatih

 Belum tentu memeberikan latihan


 Mengakomodasi kesukaran pembaca/pemgguna

 Tidak mengantisipasi kesekuaran pembaca/pengguna

 Selalu memberikan rangkuman

 Tidak selalu memberikan rangkuman

 Gaya penulisan komunikatif dan semi formal

 Gaya penulisan naratif dan tidak


komunikatif

 Kepadatan berdasarkan kebutuhan


pengguna/pembaca

 Sangat padat

 Dikemas untuk kebutuhan


intruksional

 Dikemas untuk dijual secara umum

 Mempunyai mekanisme untuk


umpan balik pembaca

 Tidak mempunyai unpan balik


untuk pembaca

 Menjelaskan cara
mempelajari modul

 Tidak memberikan bahan


bahan untuk mempelajari


KETENTUAN KETENTUAN PEMBUATAN BUKU TEKS PELAJARAN

Buku merupakan sekumpulan informasi pengetahuan yang dapat dijadikan pedoman atau sumber
pengetahuan, maka dalam penulisan buku teks Pelajaran diperlukkan beberapa ketentuan agar
buku yang disusun memberikan informasi yang utuh, adapun ketentuannya adalah :

5.1 persyaratan yang berkaitan dengan isi

1. Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik/diklat
2. Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai

3. Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan

4. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Sesuai dengan jenjang dan sasararan

6. Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori

7. Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara

5.2 Persyaratan penyajian

1. Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap bab


2. Ualing memperkuat dengan bahan lain dan kontekstual

3. Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca

4. Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari

5. Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor

6. Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan formal

5.3 Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa


1. Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
2. Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan sasaran pembaca

3. Menggunakan istilah, kosakata, indeks, symbol yang mempermudah pemahaman

4. Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan

5.4 Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi

1. Relevan degan konsep, prinsip yang disajikan.


2. Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.

3. Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar

4. Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi

1. BAGIAN-BAGIAN DARI BUKU TEKS PELAJARAN

Umumnya buku terdiri dari tiga bagian yang mencakup :

6.1 Bagian awal yang berisi :

1. Halaman cover, bersisi tentang judul, pengarang, gambar sampul , nama departemen, tahun
terbit.
2. Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul, tahun terbit, nama
depertemen

3. Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman

4. Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.

6.2 Bagian isi

Bagian ini berisi bab-bab, dan setiap bab terdiri sub bab-sub bab dan pokok pokok bahasan yang
menjadi inti naskah buku dan memuat uraian penjelasan, proses operasional atau langkah kerja
dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok
bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren.
Apabila diperlukan penjelasan dan uaraian dari masing-masing bab dilengkapi dengan table,
bagan, gambar dan ilustrasi lain. pada baigian isi buku dikelompokkan menjadi beberapa bab,
dalam setiap bab disamping berisi informasi umumnya diakhiri dengan rangkuman dan latihan
soal.

6.3 Bagian akhir

Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya berisi antara lain :

1. lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab
2. Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan
pemahaman pembanca

3. Kepustakaan, ada beberapa cara menulkiskan kepustakaan, namum namum demi keseragaman
dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :

1. Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis,
tidak ketinggagalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu

2. kepustakaan disusun dengan urutan abjad, urutannya sebagai berikut :

Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung

1. Indeks : pencantuman indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah
uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu, penulisan indeks dengan
pengaturan sbb :

1) entri disusun menurut abjad dan tidak bernomor urut

2) entri diawali dengan huruf kecil , kecuali berupa nama

3) entri diikuti dengan tanda koma dan nomor halaman tempat entri berada,

Contoh : alkohol, 12

formalin, 35

SISTIMATIKA PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN

Penulisan buku teks pelajaran hendaknya didahului dengan penyusunan kerangka penulisan.
Kerangka penulisan disusun berdasarkan kosep dasar ilmu yang bersangkutan, sesuai dengan
tema dan judul yang akan ditulis.

Penulis buku teks pelajaran hendaknya berpedoman pada kerangka penulisan yang telah disusun
, oleh karena itu kerangka harus lengkap dan rinci untuk mempermudah penulisan, isi naskah
terdiri dari bab atau unit,setiap bab diberi nomor urut dengan angka romawi dan dilengkapi
dengan judul bab. Pecahan bab yang disebut subbab ditulis dengan nomor huruf arab.

Cantoh :

1. KLASIFIKASI MATERI
1. UNSUR UNSUR MATERI

1. PARTIKEL ATOM

1] ELEKTRON
a).

1. PENGGUNANAN BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN

Penulisan buku teks pelajaran hendaknya menggunakan bahasa jelas, tepat formal dan lugas.
Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang
jelas`dan tepat, kalimat yang tidak berbelit belit dan struktur alinea yang runtut,kelugasan dan
keformalan gaya bahasa digunakakan dengan menggunakan kalimat fasif, hindarilah pengunaan
kata kata sepeti saya kami, kemudian tuliskan kegiatan yang dilakukan penulis, seperti penulis
atau peneliti tapi inipun hindari sesedikit mungkin.dalam menggunakan bahasa Indonesia baku
hendaknya memperhatikan :

8.1 Kaidah Bahasa Indonesia yang digunakan adalah ejaan yang disempunakan (EYD)

8.2 Penerapan kaidah Ejaan

8.3 Pemakaian tanda baca

1. PENGETIKAN NASKAH BUKU TEKS PELAJARAN

Dalam pengetikan naskah diktat ada beberapa hal yang harus diperhatikan

Kertas yang digunakan adalah kertas jenis HVS putih, ukuran kuarto atau polio tergantung selera
tetapi umunya ukuran kuarti, mbidang pengetikan pun berjaeak 4 cm dari tepi kiri, dan 3 cm tepi
atas, tepi kanan dan tepi bawah, sebuah alinea tidak dimulai pada bagian halaman yang hanya
memuat kurang dari tiga baris.

Diktat ditulis dengan computer yang baku baik jenis huruf maupun ukuran hurufnya, pengetikan
dengan menggunakan rata kanan dan tidak boleh mengorbankan aturan spasi atarkata dalam teks.
pelajaran

Awal alinea diketik npada ketukan keenam dari batas kiri bidang pengetikan . sesudah tand baca
titik, titik dua, titik koma, dan koma hendaknya diberi satu ketikan kosong. Istilah tertentu yang
belum lazim ditulis digaris bawahi atau ditulis dengan huruf miring. Dalam pengetikan juga
harus diperhatkan antara lain :

8.1. Jenis dan ukuran huruf

8.2. modus huruf

8.3. spasi

8.4. tablel dan gambar

1. ILUSTRASI DAN PERWAJAHAN


Buku teks walaupun dibuat oleh seorang guru, maupun widyaiswara yang pada jaman komputer
belum banyak dipergunakan ilustrasi dibuat dengan gambar maupun foto dilakukan oleh tenaga
ahli tertentu yang biasa desebut ilustrator, tetapi setelah komputer banyak digunakan, karena
fasilitas untuk pemakaian ilustrasi ada pada komputer , ilustrasi bisa ditulis dan diatur sendiri,
karena pengeditan dan perancangan wajah sudah ada fasilitasnya dalam hal ilisutrasi seorang
penulis buku teks haris memperhatikan masalah masalah :

10.1 Format buku teks pelajaran agar enak dibaca

10.2 Tata letak untuk mempermudah pemahaman isi buku dan mendapatkan kenyamanan
membaca.

10.3 Tipografi yang menyangkut nama dan jenis huruf, panjang baris, ukuran huruf

10.4 ilustrasi agar sajian visual yang tidak mungkin disampaikan dengan kata dapat disajikan
dengan gambar, ilustrasi sangat menarik jika berupa foto foto yang berwarna..

1. PETUNJUK TEKNIS PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN

Untuk melakukan penulisan buku teks, dibawah ini ada beberapa petunjuk praktis yang dapat
dijadikan pedoman penulisan antara lain

10.1. Hal hal yang harus diperhatikan :

1. berilah jarak 3 spasi antara table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya
2. judul table atau gambar diketik pada halaman yang sama dengan table atau gambarnya,
penyebutan menggunakan table atau gambar

3. tepi kanan teks tidak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika
terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan
diletakkan dibawahnya

4. tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman
pertama setiap bab dan halaman bagian awal.

5. Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.

6. Nama awal atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten

10.2 Hal hal yang tidak boleh dilakukan :

1. Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halamamn tersebut
merupakan akhir bab
2. Tidak boleh memotoing table atau gambar

3. Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa

4. Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab
5. Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman

6. Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk
penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.

7. Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan

8. Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya
dapat ditempatkan setelah bab akhir

1. 11. PENUTUP

Demikian sedikit informasi yang berkaitan dengan teknik pembuatan buku teks, diharapkan para
widyaiswara mampu memotivasi diri untuk menuangkan ide idenya dalam bentuk buku yang
dapat digunakan dalam pembelajaran, yang sudah barang tentu dapat digunakan sebagai bahan
perolehan angka kredit dalam pengembangan profesi. Serta sebagai sumbangsih dalam
meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia.

Sumber : Materi Diklat Pengembangan Bahan Ajar

Anda mungkin juga menyukai