Anda di halaman 1dari 5

B.

Kode Etik American School Counselor Assosiation (ASCA)


American School Counselor Association (ASCA) adalah yayasan yang
memperluas citra dan pengaruh konselor sekolah melalui advokasi,
kepemimpinan, kolaborasi dan perubahan sistemik. ASCA memberdayakan
konselor sekolah dengan pengetahuan, keterampilan, keterkaitan, dan sumber
daya untuk mempromosikan keberhasilan siswa di sekolah, rumah, komunitas,
dan dunia. Menurut the American School Counselor Association konselor yang
akuntabel hendaknya memenuhi standar kode etik sebagai berikut:
1. Kewajiban Terhadap Siswa
a. Mendukung pengembangan siswa, berisi mengenai konselor yang
seharusnya menghargai dan menghormati siswa sebaigai individu yang
unik, menghormati latar belakang budaya siswa atau nilai-nilai siswa dan
keluarga, memberikan layanan bimbingan dan konseling yang diperlukan
siswa, mempertahankan batasan yang sesuai anatara konselor dan siswa,
serta konselor harus memiliki pengetahuan mengenai hukum atau
peraturan dan kebijakan untuk melindungi hak-hak siswa.
b. Kerahasiaan, berisi mengenai konselor yang memiliki kewajiban untuk
menjaga kerahasian informasi siswa, memberikan informasi cara menjaga
kerahasian kepada (siswa, guru, dan staf sekolah), menjelaskan tata cara
menjaga kerahasiaan dengan penuturan yang mudah dimengerti, konselor
dapat mengungkapkan informasi siswa jika hal tersebut sangat dibutuhkan
dan berbahaya kalau tidak diberitahukan (missal, ingin melakukan bunuh
diri), serta mewaspadai penggunaan komunikasi elektronik dalam
memberikan layanan untuk menjaga kerahasiaan.
c. Program informasi data lengkap, berisi mengenai konselor melakukan
kolaborasi dengan guru, kepala sekolah, staf sekolah dan pembuat
keputusan seputar tujuan peningkatan sekolah. Serta melakukan
pengumpulan data siswa untuk menilai kebutuhan siswa dan menentukan
intervensi yang tepat bagi siswa tersebut.
d. Perencanaan konseling akademik, karir, pribadi dan social, berisi
mengenai: konselor melakukan kolaborasi dengan guru, kepala sekolah,
staf sekolah dan pembuat keputusan untuk menciptakan kesiapan siswa
memasuki jenjang perguruan tinggi. Memfasilitasi dan mendukung karir
siswa pra dan pasca sekolah menengah, mengidentifikasi kesenjangan di
perguruan tinggi dan akses karir dan implikasi dari data tersebut untuk
mengatasinya. Serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan ketrampilannya.
e. Hubungan ganda, berisi mengenai konselor yang seharusnya menghindari
hubungan ganda dan memelihara hubungan yang professional agar tidak
merusak objektivitas dalam pemberian layanan. Serta konselor tidak
menggunakan media sosial pribadi, akun email pribadi, atau teks pribadi
untuk berinteraksi dengan siswa kecuali secara khusus didorong dan
disetujui oleh pihak sekolah.
f. Rujukan yang tepat dan advokasi, berisi mengenai konselor melakukan
rujukan pada siswa dengan persetujuan siswa tersebut, konselor
melakukan kerjasama dengan pihak yang terkait saat bantuan siswa
diperlukan, konselor menyediakan pilihan rujukan jika dibutuhkan namun
tidak memaksa konseli memilih pilihannya, serta konselor merujuk siswa
tidak berdasakan nilai pribadi (agama, budaya, etnis atau golongan).
g. Group work (kerja kelompok), berisi mengenai konselor memfasilitasi
kebutuhan kelompok untuk mengatasi masalah akademik, karir, pribadi
dan sosial. Memberitahu orang tua / wali tentang partisipasi siswa dalam
kelompok. Serta konselor melakukan tindak lanjut yang diperlukan
dengan anggota kelompok.
h. Program dukungan teman sebaya, berisi mengenai konselor yang berusaha
menjaga kesejahteraan siswa yang berpartisipasi dalam program teman
sebaya. Serta mengawasi siswa yang terlibat dalam bantuan sebaya,
mediasi, dan kelompok dukungan sebaya serupa lainnya.
i. Bahaya bagi diri sendiri dan orang lain, berisi mengenai konselor yang
memberitahu orang tua / wali atau pihak berwenang jika seorang siswa
memiliki masalah yang berisiko dan berbahaya yang serius dan dapat
diperkirakan terjadi pada diri sendiri atau orang lain. Konselor melakukan
penilaian risiko dengan hati-hati. Serta tidak melepaskan siswa yang
membahayakan diri sendiri atau orang lain sampai siswa tersebut
mendapatkan dukungan.
j. Populasi yang kurang terlayani dan berisiko, berisi mengenai konselor
harus berkontribusi, menghormati, dan tidak melakukan deskriminasi
terhadap anggota komunitas di sekolah. Serta konselor melakukan
kolaborasi dengan pihak yang terkait untuk mendukung terpenuhinya
kebutuhan siswa.
k. Pelecehan intimidasi dan pelecehan anak, berisi mengenai konselor yang
diharuskan mengenali hal-hal yang termasuk pelecehan dan pengetahuan
tentang undang-undang negara untuk melaporkan pelecehan dan
penelantaran anak serta metode untuk membantu siswa yang pernah
mengalami pelecehan dan penelantaran dengan menyediakan layanan
yang sesuai.
l. Membimbing dan catatan siswa, berisi mengenai cara konselor dalam
melakukan pencatatan data siswa dan menjaga catatan siswa.
m. Evaluasi, penilaian dan interpretasi, berisi mengenai cara konselor untuk
melakukan penilaian, interpretasi dan evaluasi kepada siswa dalam rangka
mendukung siswa agar perkembangan akademik, karir, pribadi dan sosial
siswa dapat tercapai.
n. Technical and digital citizenship, berisi mengenai penggunaan teknologi
dan aplikasi perangkat lunak yang tepat untuk meningkatkan
perkembangan akademik, karir, pribadi dan sosial siswa.
o. Konseling sekolah virtual / jarak jauh, berisi mengenai konselor harus
mematuhi pedoman etika dalam pemberian layanan secara virtual agar
layanan yang diberikan dapat terlaksana dengan baik dan tidak terjadi
kesalahpahaman.
2. Kewajiban Terhadap Orang Tua/Wali Siswa
Memuat mengenai: a) saat memberikan layanan kepada siswa
mengharuskan konselor sekolah untuk bekerja sama dengan orang tua / wali
siswa sebagaimana mestinya. b) Menghormati hak dan tanggung jawab orang
tua / wali. c) Membantu orang tua / wali yang mengalami kesulitan keluarga
yang mengganggu kesejahteraan siswa. d) Kompeten secara budaya dan peka
terhadap keragaman di antara keluarga. e) Memberi tahu orang tua tentang
misi program konseling sekolah dan standar program di bidang akademik,
karier, pribadi dan sosial yang meningkatkan proses pembelajaran untuk
semua siswa. f) Memberi tahu orang tua / wali tentang kerahasiaan hubungan
konseling sekolah antara konselor sekolah dan siswa. g) Memberi orang tua /
wali informasi yang akurat, komprehensif dan relevan dengan cara yang
obyektif dan penuh perhatian, sebagaimana layaknya dan konsisten dengan
tanggung jawab etika dan hukum kepada siswa dan orang tua. Serta h)
Konselor sekolah menghindari mendukung satu orang tua di atas yang lain.
[ CITATION Hue11 \l 1033 ]
3. Kewajiban Terhadap Sekolah, Masyarakat, Dan Keluarga
Berkaitan dengan pengembangan dan pemeliharaan hubungan
professional, merancang dan menyampaikan program layanan, program
layanan, serta berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung
tercapainya tujuan layanan.
4. Kewajiban Terhadap Diri
Memuat mengenai: a) konselor sebaiknya telah menyelesaikan program
pendidikan konselor di lembaga pendidikan terakreditasi dan memperoleh
gelar master dalam bidang konseling sekolah. b) konselor mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi profesional konselor sekolah untuk tetap up to
date untuk mempertahankan kompetensi profesional konselor. c) konselor
mematuhi standar etika profesi. d) konselor terlibat dalam pengembangan
profesional dan pertumbuhan pribadi. e) konselor memantau kesehatan
emosional dan fisiknya. f) konselor melakukan konsultasi dengan konselor
lainnya atau profesional yang memiliki pengetahuan tentang praktik etika
konselor. g) menambah pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi
konselor sekolah yang kompeten secara budaya dan efektif. h) konselor tidak
diperbolehkan menolak layanan kepada siswa karena berdasarkan keyakinan
atau nilai yang dianut siswa. i) Bekerja menuju iklim sekolah yang merangkul
keragaman dan mempromosikan perkembangan akademik, karir pribadi dan
sosial siswa. Dan j) menghormati kekayaan intelektual orang lain dan patuhi
undang-undang hak cipta saat mengkutip karya orang lain.
5. Administrasi/ Suvervisi Konselor
Berkaitan dengan, konselor sekolah profesional harus (a) memantau dan
memperluas kesadaran, pengetahuan dan keterampilan advokasi keadilan
multikultural dan sosial pribadi, dan berusaha untuk memastikan keyakinan
atau nilai pribadi tidak dikenakan pada orang lain; (b) mengembangkan
kompetensi tentang bagaimana diskriminasi mempengaruhi diri sendiri, siswa
dan semua pemangku kepentingan; (c) menggunakan bahasa yang inklusif dan
bertanggung jawab secara budaya dalam semua bentuk komunikasi, (d)
memberikan lokakarya dan informasi tertulis kepada keluarga untuk
meningkatkan pemahaman, komunikasi dua arah menyediakan sekolah yang
ramah, dan (e) bekerja sebagai pendukung dan pemimpin untuk menciptakan
kesetaraan- program konseling.
6. Supervisi di Sekolah
Pengurus / pengawas sekolah membantu konselor sekolah dalam tugasnya
dengan: a) memiliki pendidikan dan pelatihan untuk memberikan pengawasan
klinis. b) menggunakan model supervisi kolaboratif untuk mendorong
pertumbuhan professional. c)mempertimbangkan faktor budaya yang
mungkin berdampak pada hubungan pengawasan. d) tidak terlibat hubungan
dengan individu dalam pengawasan agar tetap objektif. e) jika melakukan
pengawasan secara online, maka pengawas harus melindungi semua informasi
agar tetap terjaga kerahasiaannya. f) pastikan supervisee mengetahui
kebijakan dan prosedur yang terkait dengan supervise. g) membantu
supervisee dalam mendapatkan remediasi dan pengembangan profesional
sesuai kebutuhan. Serta h) Supervisor berkonsultasi dengan administrator
sekolah dan mendokumentasikan rekomendasi untuk memberhentikan atau
merujuk supervisee untuk mendapatkan bantuan.
7. Pemeliharaan Standar
Memuat mengenai, konselor harus a) berkonsultasi dengan kolega
profesional untuk mendiskusikan perilaku yang berpotensi tidak etis. b)
berdiskusi dan mencari penyelesaian secara langsung dengan kolega yang
perilakunya dipertanyakan. Dan c) jika masalah tetap tidak terselesaikan di
sekolah, harus dialih tangankan kepada pihak yang lebih berkompeten untuk
diberi tindakan yang sesuai.
8. Pengambilan Keputusan Etis
Ketika dihadapkan pada dilema etika, konselor sekolah dan sekolah
direktur / supervisor program konseling menggunakan model pengambilan
keputusan etis seperti Solutions to Ethical Problems in Schools (STEPS).
(American School Counselor Association.2016)

Sumber :

Huey, W. C., Georgia, J. C., & Note, A. (2011). The Revised 2010 Ethical Standards
for. Georgia School Counselors Association , 8-11.

American School Counselor Association. (2016). The ASCA nasional model: a


framework for school counseling programs edition.USA:Alexandria.

Anda mungkin juga menyukai