Anda di halaman 1dari 1

RESENSI FILM ALKINEMOKIYE

Oleh : Alliswanda Daradinanti / 194140214111005 / DKV A

Film dokumenter yang berjudul “Alkinemokiye” berisi beberapa peristiwa dibalik


eksploitasi emas terbesar di dunia yang mengandung kesan yang sangat memilukan. Adanya
permasalahan serius antara PT Freeport Indonesia dengan rakyat Papua khususnya para
karyawannya yang nantinya menimbulkan gejolak bentrokan, isu-isu politik, dan gerakan
separatis. Saat itu, beberapa dari mereka menjadi korban dari tindak kekerasan aparat dan
penembakan dari penembak gelap yang diduga dibayar oleh PT Freeport Indonesia. Saat itu
tepatnya tahun 2011 terjadi mogok kerja besar-besaran yang dilakukan oleh 8000 karyawan
PT Freeport Indonesia. Peristiwa ini merupakan pemogokan terlama dan terbanyak semenjak
PT Freeport beroperasi tahun 1967. Mereka menuntut upah yang sesuai dan sebanding
dengan pekerjaan vang mereka lakukan. Dimana diketahui bahwa tiap tahun sejak abad 20
hingga tahun 2011 harga emas dunia terus mengalami kenaikan dan pendapatan perusahaan
terus bertambah. Namun kenyataannya gaji karyawan tetaplah sama dan masih kurang dari
yang selayaknya mereka dapatkan. Disini terlihat adanya ketimpangan ekonomi yang sangat
besar. Para kaum kapitalis semakin kaya dan berkuasa, sedang mereka para pekerja dipaksa
tidak berkutik dengan masalah ekonomi yang mereka derita. Kembali mengingat sejarah
berdirinya PT Freeport di Indonesia. Sejarah mencatat bahwa saat itu Papua resmi menjadi
bagian dari Indonesia pada tahun 1963 di bawah pemerintahan Soekarno. Tiga tahun setelah
itu di tahun 1966 Rezim Soekarno diganti dengan Rezim Soeharto yang tengah didukung
oleh bangsa barat seketika. Setahun kemudian pada tahun 1967 rezim yang baru itu
menandatangani kontrak selama 30 tahun dengan Freeport. Dibalik kontrak tersebut, terdapat
fakta yang sangat memprihatinkan bahwa di tahun 1969 saat referendum digelar, mereka
tidak melibatkan mayoritaas rakyat papua. Padahal disana terdapat 7 suku asli papua. Dari
sejarah berdirinya PT Freeport saja kita sudah bisa menilai, didukung dengan fakta yang
terjadi saat ini bahwa rakyat papua memang seperti sedang mengalami penjajahan dalam
bentuk banı atau yang biasa disebut dengan neo kolonialisme. Kita tahu bahwa Papua
merupaka tempat eksploitasi tambang emas terbesar di dunia, namu sangat memprrihatinkan
karena para penduduk khususnya para pekerja lokal tidak mendapatkan keadilan dan masih
jauh dari kata sejahtera. Film ini meggambarkan kepada kita bagaimana keberpihakan
petinggi negara terhadap kaum buruh terutama buruh-buruh Indonesia yang bekerja di PT
Freeport dengan tidak adil untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya.

Anda mungkin juga menyukai