Puji syukur kami penjatkan atas kehadirat Allah SWT sehingga pada akhirnya
Penyusunan Buku Pedoman Telaah Interaksi Obat di RSUD Prof.Dr.H.M. Anwar Makkatutu
dapat terselesaikan dengan baik. Pedoman ini disusun dengan maksud untuk menjamin
pelayanan farmasi dalam meningkatkan keselamatan pasien terutama dalam penggunaan
obat, maka perlu dilakukan pengkajian saat resep diterima.
Pedoman ini bersifat dinamis dan dapat ditinjau kembali seiring dengan
perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta penyempurnaan peraturan yang
berlaku untuk meningkatkan pelayanan di RSUD Prof.Dr.H.M. Anwar Makkatutu. Dengan
demikian, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan
pedoman ini.
Tim Penyusun
Ditetapkan di : Bantaeng
Pada tanggal : 18 Januari 2021
DIREKTUR,
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i
SAMBUTAN DIREKTUR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................................................... 1
C. Pengertian......................................................................................................................... 1
BAB II RUANB LINGKUP............................................................................................................2
BAB III KEBIJAKAN..................................................................................................................... 3
BAB IV TATA LAKSANA.............................................................................................................. 4
A. Prosedur........................................................................................................................... 4
B. Efek Dari Terjadinya Interaksi...........................................................................................4
BAB V PENUTUP........................................................................................................................ 7
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien terutama dalam penggunaan
obat, maka perlu dilakukan pengkajian saat resep diterima. Adapun salah satu
pengkajian yang harus dilakukan yaitu pengkajian atau telaah interaksi obat. Disini
adalah peran apoteker sesuai dengan Permenkes 72 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit yang mana apoteker atau Tenaga Teknis
Kefarmasian yang telah terlatih harus mampu melakukan pengkajian adanya interaksi
yang potensial terjadi antara obat yang satu dengan yang lain atau bahkan dengan
makanan guna meningkatkan manfaat dan keamanan obat sehingga tidak menimbulkan
KTD (kejadian Tidak Diinginkan), KNC (Kejadian Nyaris Cidera) bahkan kejadian
sentinel.
B. Tujuan
1. Menyediakan panduan untuk Rumah sakit/ fasilitas kesehatan lainnya mengenai
kebijakan manajemen dan pemberian obat-obatan yang memungkinkan dapat terjadi
interaksi.
2. Mengurangi kejadian KTD, KNC dan Sentinel.
3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisir
terjadinya kesalahan medis dan menurunkan potensi resiko terhadap pasien.
C. Pengertian
Interaksi obat merupakan kejadian antara dua obat dimana obat lain dapat
mempengaruhi efek dari obat utama. Interaksi obat terjadi bukan hanya antara obat
dengan obat tetapi dapat juga terjadi antara obat dengan makanan, obat dengan hasil
laboratorium yang memberikan hasil positif palsu. Didalam kejadian interaksi obat bisa
menguntungkan tetapi juga merugikan yang menyebabkan KTD (kejadian Tidak
Diinginkan), KNC (Kejadian Nyaris Cidera) dan sentinel.
1. Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat lain, obat
herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam lingkungannya.
2. Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas dan
atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi bila menyangkut obat dengan batas
keamanan yang sempit misalnya glikosida jantung, antikoagulan, dan obat-obat
sitostatik.
3. Mekanisme interaksi obat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Interaksi Farmakokinetik yaitu ketika suatu obat mempengaruhi absorbsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi obat lainnya sehingga meningkatkan atau mengurangi
jumlah obat yang tersedia untuk menghasilkan efek farmakologisnya.
b. Interaksi farmakodinamik yaitu interaksi yang terjadi antara obat yang memiliki efek
farmakologis antagonis atau efek yang hampir sama. Interaksi ini biasanya dapat
diprediksi dari pengetahuan tentang farmakologi obat-obat yang berinteraksi.
Peran serta apoteker dalam pengawasan penggunaan obat yang diketahui terjadi
interaksi seperti :
a. Pengaturan jadwal penggunaan obat.
b. Pemberian konseling, informasi dan edukasi kepada pasien dan atau keluarga
pasien serta tenaga kesehatan lain.
c. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau
ulang.
A. Prosedur
1. Saat penerimaan resep petugas farmasi (Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
terlatih) wajib melakukan pengkajian klinis resep sesuai dengan kebijakan dan
pedoman pelayanan resep.
2. Pengkajian interaksi obat dapat dilakukan melalui website www.medscape.com
drug interaction checker. Pada halaman ini dapat diketahui mekanisme interaksi
yang terjadi antara obat dalam resep setelah nama masing-masing obat dimasukkan
ke dalam kolom. Petugas farmasi dapat mengambil kesimpulan dari pernyataan yang
diinformasikan.
3. Petugas farmasi memberikan keterangan pada formulir telaah resep untuk tindak
lanjut interaksi obat yang terjadi kemudian memberikan informasi atau edukasi
kepada pasien atau keluarga pasien maupun tenaga kesehatan lain dan
mendokumentasikannya. Untuk pengaturan jadwal minum obat harus dicantumkan
pada etiket obat.
Azitromycin Levofloxacin
Paracetamol Jahe
Aspirin Candesartan
Atorvastin Clopidogrel
Aspirin Glimepirid
Glimepirid Furosemid
Ranitidine Glimepirid
Solusi : kedua obat ini tidak boleh digunakan secara bersama-sama, harus ada
pengaturan jeda minum obat
Solusi : Penggunaan Oral Kontrasepsi dengan Rokok ini tidak boleh digunakan
secara bersama-sama.
Ditetapkan di : Bantaeng
Pada tanggal : 14 Januari 2017
DIREKTUR,