Surat Kuasa Dan Surat Gugatan
Surat Kuasa Dan Surat Gugatan
Surat Kuasa ini dibuat dengan Hak Subtitusi dan Hak Retensi.
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (1)
Di Jl. Gajahmada, Jakarta Pusat
Dengan hormat,
Bahwa yang bertandatangan di bawah ini: Hernida Afriliani Putri, S.H., M.H, Advokat pada
Kantor Hukum yang berkedudukan di Jl. Setiabudi No. 46, Jakarta Pusat berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tertanggal 11 Maret 2015 bertindak untuk dan atas nama klien kami :
HARI SAPUTRA, Direktur Utama PT. MAJUTERUS, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
AD PT. MAJUTERUS, berkantor pusat di Jl. Jenderal Sudirman Kav 1, Jakarta Pusat, untuk
selanjutnya disebut sebagai “PENGGUGAT”
Dalam hal ini ingin mengajukan gugatan wanprestasi pada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, terhadap :
RAJA HUTANG, Direktur Utama PT SUKAMAJU, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
berdasarkan AD PT SUKAMAJU, berkantor pusat di Jl. Menteng 13, Jakarta Pusat, untuk
selanjutnya disebut sebagai “TERGUGAT”.
DASAR GUGATAN
1. Bahwa PENGGUGAT adalah suatu perseroan terbatas yang bergerak di bidang perbankan
yang salah satu kegiatan menyalurkan kredit kepada masyarakat;
2. Bahwa TERGUGAT adalah suatu perseroan terbatas yang bergerak di bidang perdagangan
yang membutuhkan tambahan modal usaha.
3. Bahwa PENGGUGAT telah sepakat untuk memberikan pinjaman kredit kepada
TERGUGAT sebesar Rp. 200.000.000,- berdasarkan Perjanjian Kredit No. 456 tanggal 2
Januari 2014 (“Perjanjian”), dengan syarat dan ketentuan antara lain sebagai berikut :
a. Bahwa atas pinjaman kredit dari PENGGUGAT tersebut, TERGUGAT berjanji untuk
membayar pokok dan bunga dengan cara mencicil sebesar Rp. 10.000.000,- per bulan
selama 24 bulan, cfm Pasal 3 Perjanjian.
b. Bahwa guna menjamin pelunasan kredit oleh TERGUGAT, TERGUGAT telah
menyerahkan jaminan berupa sebidang tanah dan bangunan 1000m2, yang terletak di Jl.
Menteng , Jakarta, cfm. Pasal 5 Perjanjian.
4. Bahwa TERGUGAT telah melakukan pembayaran cicilan sebesar Rp. 10.000.000,- per
bulan sejak tanggal 2 januari 2014 sampai dengan 2 april 2014 dengan total Rp. 40.000.000,
namun sejak tanggal 2 mei 2014 sampai dengan saat ini TERGUGAT tidak lagi melakukan
pembayaran cicilan kepada PENGGUGAT dengan sisa utang sebesar Rp. 160.000.000,-.
5. Bahwa PENGGUGAT telah meminta itikad baik TERGUGAT
untuk melaksanakan kewajibannya denganmenyampaikan 3 (tiga) kali Somasi kepada
TERGUGAT pada tanggal 2 Juni 2014, 2 Juli 2014, 2 Agustus 2014. Namun somasi-
somasi tersebut tidak pernah ditanggapi oleh TERGUGAT.
6. Bahwa berdasarkan hal tersebut, telah nyata-nyata TERGUGAT telah melakukan
wanprestasi dan PENGGUGAT
berhak untuk mengajukan permintaan ganti kerugian kepada TERGUGAT akibat
wanprestasi, cfm Pasal 1243 KUH Perdata;
7. Bahwa dengan tindakan wanprestasi yang dilakukan oleh TERGUGAT, maka
PENGGUGAT telah menderita kerugian materiil sebesar Rp. 160.000.000,- dan immateriil
karena hilangnya kesempatan usaha PENGGUGAT sebesar Rp. 100.000.000,-, sehingga
total kerugian yang diderita oleh PENGGUGAT adalah sebesar Rp. 260.000.000,-.
8. Bahwa untuk menjamin pembayaran ganti kerugian oleh TERGUGAT serta agar gugatan a
quo tidak sia-sia (illusoir) patut kiranya apabila Majelis Hakim Yang Mulia berkenan untuk
meletakkan sita jaminan (conservatoir beslaag) atas harta benda TERGUGAT.
PETITUM
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka PENGGUGAT memohon kepada Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk
memberikan putusan dengan amar sebagai berikut :
1. Menerima dan mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah dan berharga Akta Perjanjian No. 456 Tanggal 2 Januari 2014;
3. Menyatakan bahwa TERGUGAT telah melakukan wanprestasi;
4. Menghukum TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian kepada PENGGUGAT sebesar :
o kerugian materiil sebesar Rp. 160.000.000,- dan
o immateriil sebesar Rp. 100.000.000,-,
5. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslaag) terhadap harta benda
TERGUGAT;
6. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya perkara.
Atau,
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain,
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono).
TTd