REFKAS Dr. Bondan (Hidrokel)
REFKAS Dr. Bondan (Hidrokel)
Diajukan Kepada
Pembimbing: dr. Bondan Prasetyo, Sp.B
Disusun Oleh
Agal Bima Santoso
H2A014048
4
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. A
Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Kendal
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SMP
Status : Menikah
Nomor Rekam Medis : 5246xx
Tanggal Masuk RS : 24 Februari 2019
Ruang Perawatan : Bangsal Alamanda
Jaminan Kesehatan : BPJS
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 11 Maret
2019 di Bangsal Alamanda RSUD Tugurejo Semarang, dan didapatkan hasil:
Keluhan Utama : Buah Zakar yang membesar
Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. A usia 50 tahun datang ke RSUD Tugurejo pada tanggal 24 Februari
2019 datang dengan keluhan buah pelirnya membesar, besarnya sebesar kepala
bayi. Pertama mucul sekitar 1 bulan yang lalu, yang semakin lama semakin
membesar. Pasien mengeluhkan sedikit nyeri. Pada saat digunakan untuk
istirahat, duduk, dan berbaring keluhan tidak berkurang. Keluhan lain seperti
demam tidak ada. Pasien mengeluhkan kedua kakinya bengkak, merasa lemas
5
dan sesak nafas. Pasien memiliki riwayat operasi hernia inguinal 2 bulan yang
lalu di RSUD Kendal.
6
4. Status Gizi
a. Berat badan : 85 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. IMT : 33,2 kg/m2
d. Kesan Gizi : Obesitas
5. Status Generalisata
a. Kepala
Mesocephal, jejas (-), nyeri tekan (-).
b. Mata
Konjungtiva anemis (+/+), pupil bulat isokor, diameter pupil miosis
±3mm/3mm, refleks pupil direk & indirek (+/+).
c. Hidung
Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-), bleeding (-/-), jejas (-/-).
d. Telinga
Deformitas (-/-), sekret (-/-), bleeding (-/-), jejas (-/-).
e. Mulut
Sianosis (-/-), sekret (-/-), bleeding (-/-), jejas (-/-).
f. Leher
Simetris, pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening (-), jejas
(-/-).
g. Thorax
1) Paru-paru
Anterior Posterior
Inspeksi Gerakan dada simetris, Gerakan dada simetris,
Palpasi Gerakan dada simetris, ICS Gerakan dada simetris, ICS
tidak melebar/ menyempit, tidak melebar/ menyempit,
nyeri tekan (-), krepitasi (-) nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Perkusi Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi Ronkhi kasar (+/+) Ronkhi kasar (+/+)
2) Jantung
7
a) Inspeksi
Ictus cordis tidak tampak.
b) Palpasi
Ictus cordis teraba pada ICS V 1-2 cm ke arah medial linea
midklavicula sinistra.
c) Perkusi, batas:
Atas : ICS II linea parasternal sinistra
Pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinsitra
Kanan bawah : ICS V linea sternalis dextra
Kiri bawah : ICS V 1-2 cm ke arah medial
Mid clavikula sinistra
d) Auskultasi
Suara jantung I dan II reguler, suara tambahan (-).
h. Abdomen
1) Inspeksi : datar, jejas (-)
2) Auskultasi : Bising usus (+) normal
3) Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen.
4) Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-)
i. Ekstremitas :
Superior Inferior
Jejas -/- -/-
Deformitas -/- -/-
Edema -/- +/+
Nyeri -/- -/-
Capillary refill time <2 detik/<2 detik <2 detik/<2 detik
Akral hangat -/- -/-
Sensibilitas +/+ +/+
Gerak aktif Bebas/ Bebas Bebas/bebas
Gerak pasif Bebas/ Bebas Bebas/bebas
8
6. Status lokalis
Genitalia
Inspeksi :
Penis :, eritema (-), edema (-), ulkus (-), massa (-)
Scrotum : ukuran sebesar kepala bayi eritema (-), edema (+) pembesaran
pada bagian skrotum sinsistra, ulkus (-), massa (-)
Palpasi :
Penis : nyeri (-), nodul (-), epispadia (-), hipospadia (-)
Scrotum : nyeri (+), edema (+), ulkus (-), massa (-)
Testis : berjumlah 2, simetris
Epididimis : nyeri (-), massa (-)
Corda Spermatika : nyeri (-), massa (-)
Kelenjar getah bening
Submandibula : tidak ditemukan pembesaran
Supraklavikula : tidak ditemukan pembesaran
Lipat paha : tidak ditemukan pembesaran
Leher : tidak ditemukan pembesaran
Ketiak : tidak ditemukan pembesaran
9
Gambar 1. Kondisi Pasien
D. DIAGNOSIS SEMENTARA
Hidrokel Testis
Diagnosa Banding : Hematokel,
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Transluminasi (+)
2. USG Scrotum Bilateral 27 Februari 2019
10
Orchitis dupleks
3. USG Abdomen
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 27 Februari 2019
Kesan : Hepatomegali non spesifik
Kista pada pole media ginjal kiri
Struktur kandung empedu, pankreas, limpa, ginjal dan VU baik.
Tak tampak metastasis
4. X-Foto Thorax PA
Kesan : Cardiomegali (LV), Bronchopneumonia, Effusi Pleura Kanan
5. Hematologi Lengkap
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 12 Februari 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit 7,01 10^3/ul 3.6 – 11
Eritrosit L 3,04 10^6/ul 3.8 – 5.2
Hemoglobin L 8,7 g/dl 11.7 – 15.5
Hematokrit L 27 % 35 – 47
MCV 88,8 Fl 80 – 100
MCH 28,6 Pg 26 – 34
MCHC 32,2 g/dl 32 – 36
Trombosit 224 10^3/ul 150 – 440
RDW H 15,1 % 11.5 – 14.5
PLCR 31,6 4
Eosinofil
0.27 10^3/ul 0.045 – 0.44
absolute
Basofil absolute 0.01 10^3/ul 0 – 0.2
Neutrofil
4,88 10^3/ul 1.8 – 8
absolute
Limfosit
1,33 10^3/ul 0.9 – 5.2
absolute
Monosit
0,52 10^3/ul 0.16 – 1
absolute
Eosinofil 3,9 % 2–4
Basofil 0,1 % 0–1
Neutrofil 69,6 % 50 – 70
Limfosit L 19 % 25 – 40
Monosit 7,4 % 2– 8
11
6. Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Glukosa Sewaktu H 134 mg/dL < 125
Ureum H 157 mg/dL 10-50
Kreatinin H 7,8 Mg.dL 0,7-1,1
Kalium 4,22 mg/dL 10.0 – 30.0
Natrium 141,3 mg/dL 0.60 – 0.90
F. RESUME
Tn. A usia 50 tahun datang ke RSUD Tugurejo pada tanggal 24
Februari 2019 datang dengan keluhan buah pelirnya membesar, besarnya
sebesar kepala bayi. Pertama mucul sekitar 1 bulan yang lalu, yang semakin
lama semakin membesar. Pasien mengeluhkan sedikit nyeri untuk istirahat,
duduk, dan berbaring keluhan tidak berkurang. Pasien mengeluhkan kedua
kakinya bengkak, merasa lemas dan sesak. Pasien memiliki riwayat operasi
hernia inguinal 2 bulan yang lalu Di RSUD Kendal. Jaminan pegobatan
menggunakan BPJS.
Pada pemeriksaan vital sign didapat tekanan 160/100 mmhg, RR 20
x/menit, nadi 85 x/menit, suhu 36,4° C, BB 85 kg, TB 160 cm. Kesan gizi
Obesitas. Pada pemeriksaan genitalia tampak odem pada skrotum kiri, besar
skrotum sebesar kepala bayi, warna kulit sama dengan sekitar, nyeri tekan
palpasi (-), testis simetris.
Dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan anemia, azotemia,
hypoalbuminemia .
G. ASSESMENT
Diagnosis Kerja : Hidrokel Testis Sinistra
Diagnosa Sekunder : CKD, Anemia
12
H. INNITIAL PLAN
1. Terapi
Farmakologi :
Infus RL 20 tpm
Amlodipin 1x80mg
Tranfusi PRC
Non Farmakologi
Nasal kanul O2 2-3 liter/menit
Konsul dokter spesialis bedah Hidrocelektomi
Konsul dokter spesialis penyakit dalam CKD
2. Monitoring
Keadaan Umum
Tanda-tanda vital
3. Edukasi
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang:
- Menjelaskan kepada keluarga dan pasien tentang penyakit yang
dialami pasien
- Menjelaskan kemungkinan perlunya tindakan operasi
I. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam : Dubia ad bonam
b. Quo ad sanam : Dubia ad bonam
c. Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Testis
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada
orang dewasa adalah 4×3×2,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid. Kedua
13
buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar
tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan
parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar testis
memungkinkan testis dapat digerakan mendekati rongga abdomen untuk
mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil
Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap
lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel
spermatogenia dan sel Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel
Leydig. Sel-sel spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa.
Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel
Leydig atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon
testosteron. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan
dan mengalami pematangan atau maturasi di epididimis, setelah mature (dewasa) sel-
sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens
14
disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah dicampur dengan
cairan-cairan dari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat
menbentuk cairan semen atau mani.
Vaskularisasi
Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu :
1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta
2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior
3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika.
Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus
Pampiniformis. Plesksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal
sebagai varikokel.
B. Definisi Hidrokel
C. Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena belum
sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum
ke prosesus vaginalis atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum
dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Pada bayi laki-laki hidrokel dapat
terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu ,testis turun dari
rongga perut bayi ke dalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang
mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut.
15
Gambar 4. Processus vaginalis yang belum menutup sempurna
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis
atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi
cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi,
atau trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan
produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena
di dalam funikulus spermatikus.
D. Klasifikasi Hidrokel
b. Hidrokel Funikulus
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah cranial
dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar
kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap
sepanjang hari.
16
Gambar 5. Hidrokel non komunikans
c. Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga
peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum.
Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu
bertambah pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel
terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen.
17
Gambar 6. Hidrokel komunikans
E. Patofisiologi
18
spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh
darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut.
Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga
dapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada undensensus
testis. Hidrokel infantilis biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya
tidak memerlukan pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis.
Hidrokel testis dapat meluas ke atas atau berupa beberapa kantong yang saling
berhubungan sepanjang processus vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak lebih
besar dan kencang pada sore hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong
sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya
setelah anak tidur semalaman.
Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau
epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di
kantong hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada
testis atau epididimis. Dalam keadaan normal cairan yang berada di dalam rongga
tunika vaginalis berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam
sistem limfati.
F. Diagnosa
1. Anamnesis
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di kantong
skortum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan besar di
daerah skortum. Benjolan atau massa kistik yang lunak dan kecil pada pagi hari dan
membesar serta tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel
biasanya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu tertentu.
Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong hidrokel tidak
berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya dapat
berubah-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis. Pada riwayat penyakit
19
dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi
atau riwayat trauma pada testis.
Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada
skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak tergantung
pada tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti
balon yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba.
Sedangkan bila cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Juga penting dilakukan
palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis. Pembengkakan kistik
karena hernia atau hidrokel serta padat karena tumor. Normalnya korda spermatikus
tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya dengan hernia skrotalis yang
kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada Auskultasi dilakukan untuk
mengetahui adanya bising usus untuk menyingkirkan adanya hernia.
20
Gambar 7. Pemeriksaan transiliminasi pada hidrokel
3. Pemeriksaan Penunjang
G. Diagnosa Banding
1. Varikokel
Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran
darah balik vena spermatika interna.
a. Gambaran klinis
1. Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa
tahun menikah
2. Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri.
3. Terasa berat pada testis
b. Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava).
Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam
kantung, yang letaknya di sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin,
konsistensi elastis.
2. Torsi Testis
21
Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi
gangguan vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan
aliran darah daripada testis.
a. Gambaran Klinis
1. Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum.
2. Sakit perut hebat, kadang mual dan muntah.
3. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.
b. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi
Testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus
spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih tinggi
dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat.
Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus.
3. Spermatokel
Adalah benjolan kistik yang berasal dari epididimis dan berisi sperma.
Anamnesa : Benjolan kecil, tidak nyeri Pemeriksaan fisik : teraba masa kistik Mobile
Lokasi di cranial dari testis Transiluminasi (+) Aspirasi : cairan encer, keruh
keputihan.
4. Hematokel
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh
trauma. Gambaran klinik : benjolan pada testis
22
6. Tumor Testis
Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.
23
3. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien
dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel
bisa dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).
Hidrokelektomi
24
Teknik Lord : tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi
dengan benang chromic cat gut.
g. Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.
Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.
I. Komplikasi
1. Kompresi pada peredaran darah testis
2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan
hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis
sehingga menimbulkan atrofi testis.
3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi.
4. Sekunder Infeksi.
25
DAFTAR PUSTAKA
4. http://emedicine.medscape.com/article/777386-print
5. http://emedicine.medscape.com/article/1015147-print
6. http://emedicine.medscape.com/article/438724-overview
26