Anda di halaman 1dari 7

INTERNAL AUDIT

BAB 6
PEKERJAAN LAPANGAN - I

NAMA KELOMPOK 5 :

1. YULIA RATRI (01118065)


2. HAFIZHAH SALWA (01118076)
3. NIAR KUSWINDARTI (01119040)
4. EKO PRASETYO (01119073)

DOSEN PENGAMPU :

RONY WARDHANA,S.E., M.AK., CPA

FAKULTAS EKONOMI BISNIS


PRODI AKUNTASI
TAHUN PELAJARAN 2020
BAB 6
PEKERJAAN LAPANGAN – I

PROSES DAN TUJUAN PEKERJAAN LAPANGAN

PROSES PEKERJAAN LAPANGAN

Pekerjaan Lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara
sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas,
mengevaluasinya, dan (1) melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat
diterima dan mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan; dan (2) menyediakan informasi
untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.

TUJUAN PEKERJAAN LAPANGAN

Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan


melaksanakan prosedur – prosedur audit yang ada di program audit, sesuai dengan tujuan
audit yang dicapai. Tujuan – tujuan audit terkait dengan tujuan – tujuan operasi tetapi
memiliki sedikit perbedaan.

Audit internal yang profesional seharusnya tidak terlibat dalam audit yang asal – asalan.
Mereka harus memahami bahwa mereka :

 Tidak dapat memberikan keyakinan dengan mengaudit operasi secara sempit.


 Tidak dapat mengamati sebuah proses seenaknya memutuskan apakah proses
tersebur dalam bentuk unit – unit pengukuran dan standar.
 Harus memandang operasi tersebut dalam bentuk unit – unit pengukuran dan
standar.

PEMBUATAN STRATEGI UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN LAPANGAN

Tahapan persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan membutuhkan perhatian dan


perencanaan yang sama seperti halnya persiapan audit keseluruhan. Pada tahap ini, survei
pendahuluan telah diselesaikan dan program audit telah disiapkan. Auditor harus
mengarahkan perhatian mereka ke pekerjaan itu sendiri dan bagaimana melakukannya.
Bagian – bagian dari rencana strategis akan mencakup :

1. Kebutuhan pegawai
2. Kebutuhan sumber daya dari luar
3. Pengorganisasian staf audit
4. Wewenang dan tanggung jawab
5. Struktur pekerjaan lapangan
6. Waktu pelaksaan pekerjaan lapangan
7. Metode pekerjaan lapangan
8. Metode pendokumentasian
9. Penyiapan laporan
10. Rencana kontijensi
TIM AUDIT DENGAN PENGARAHAN MANDIRI

Organisasi baik di sektor publik maupun swasta melakukan proses produksi dengan niat
memperbaiki pelayanan ke pelanggan, klien, dan pengguna, juga dengan lebih efisien dan
ekonomis. Tim dengan pengarahan mandiri terpisah dari bentuk manajemen tradisional
yang gemuk beranggotakan direktur, wakil direktur, asisten direktur, supervisor, manajer,
dan karyawan. Tim tersebut merupakan sebuah unit operasional, yang seringkali terjadi dari
ahli – ahli dalam berbagai bidang audit, dan memiliki kepemimpinan dalam rotasi atau dasar
– dasar lainnya. Tim tersebut membuat keputusan sendiri, seringkali dengan bantuan ahli
yang bersama pimpinan tim memberikan keahlian dan bantuan dalam proses pengambilan
keputusan.

Beberapa masalah yang dihadapi sehubungan dengan adanya inovasi ini adalah :

 Kurangnya umpan balik dari positif dari manajer.


 Kurangnya umpan balik korektif dari manajer.
 Sulit mencapai konsekuensi/resolusi konflik.
 Tidak ada titik fokus pertanggungjawaban.
 Adanya kesulitan dalam kebijakan perekrutan, pemberhentian, dan promosi.
 Keengganan mencari pedoman.
 Definisi kewenangan yang tidak jelas.
 Tidak ada penghubung eksternal yang resmi.
 Tidak ada jalur yang jelas untuk kebutuhan pelatihan.
 Tidak ada jenjang karir yang jelas.
 Tidak ada sistem jaminan mutu yang jelas.

AUDIT BERHENTI – KEMUDIAN – LANJUT

Aktivitas audit yang dimiliki Edison secara rutin menyaring penugasan audit yang diajukan
untuk menghilangkan audit dengan potensi pengembalian yang rendah dan memeringkat
sisanya berdasarkan risiko dan hal – hal yang harus diperhatikan. Teknik “audit berhenti –
kemudian – lanjut” membantu menghilangkan audit dengan pengembalian yang rendah
yang melewati proses penyaringan awal.

Komite Audit dari Dewan Komisaris di Edison diperkenalkan dengan teknik audit berketi –
kemudian – lanjut dan kemudian menerapkannya karena audit ini :

 Memaksa tujuan aktivitas audit untuk memusatkan sumber dayanya pada hal – hal
yang berisiko tinggi dan aktivitas – aktivitas dari perusahaan (yaitu berkerja pada titik
tinggi dalam kurva prioritas) dan memberikan Komite Audit keyakinan bahwa lebih
banyak upaya audit yang dihabiskan pada hal – hal tersebut daripada pada bidang –
bidang beresiko rendah.
 Meningkatkan fleksibilitas auditor unutk berhenti – kemudian – lanjut guna
mengurangi atau meningkatkan lingkup audit, dan memtivasi untuk fokus pada
akitivitas – aktivitas perusahaan yang akan menghasilkan temuan – temuan yang
paling bermanfaat dan bernilai tinggi bagi organisasi.
 Meningkatkan jumlah audit diatas cakupan audit minimum, karena auditor melakukan
lebih banyak audit dengan jangka waktu yang lebih pendek setiap tahun.
CONTROL SELF – ASSESSMENT

Control self – asessment merupakan inovasi yang relatif baru yang sedang diterapkan oleh
banyak organisasi berukuran besar untuk mendukung dalam beberapa kasus untuk
menggantikan proses audit internal mereka. Pendukung teknik ini berhati – hati untuk
menyatakan bahwa tidak ada niat untuk menggantikan sepenuhnya fungsi audit internal.
Tektnik baru ini penting dan bisa diterapkan.

BAGIAN – BAGIAN PEKERJAAN LAPANGAN

TUJUAN – TUJUAN AUDIT

Tujuan – tujuan audit berbeda dari tujuan operasi – operasi, sebagaimana prosedur –
prosedur audit juga berbeda dari prosedur – prosedur operasi.

Tujuan – tujuan operasi adalah hasil – hasil yang dicapai manajer operasi.

Prosedur – prosedur operasi dirancang untuk melihat apakah tujuan –tujuan operasi akan
tercapai.

Tujuan – tujuan audit terkait dengan tujuan – tujuan operasi, namun memili maksud yang
berbeda.
Tujuan – tujuan audit dirancang untuk menentukan apakah tujuan – tujuan operasi telah
dicapai.
Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur – prosedur audit untuk menentukan
apakah prosedur – prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan
operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan – tujuan audit ditetapkan oleh
auditor.

Prosedur – prosedur audit adalah sarana – sarana yang digunakan auditor untuk memenuhi
tujuan – tujuan auditnya. Porsedur – prosedur audit merupakan langkah – langkah dalam
proses audit yang menjadi pedoman bagi auditor dalam melaksanakan penelaahan yang
direncanakan, berdasarkan tujuan – tujuan audit yang ditetapkan.

AUDIT SMART

Konsep audit SMART dikembangkan oleh operasi audit pada Carolina Power and Light,
salah satu perusahaan public terbesar di Amerika Serikat. SMART merupakan singkatan
dari Selective Monitoring and Assessment of Risks and Trends ( Pengawasan dan
Penentuan Selektif atas Risiko dan Tren ). Metode ini menggunakan “indicator-indikator
kunci” sebagai elemen dasar dari proses audit. Terdapat empat tahap yaitu :

 Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan


 Pengembangan indicator-indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan
 Implementasi
 Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART

Alat dan teknik yang digunakan adalah yang sering diterapkan dalam audit analitis seperti
pengamatan periodik, analisis statistik, analisis regresi, dan lain-lain. Prosedur-prosedur
yang mungkin diterapkan adalah penggunaan jumlah moneter, kuantitas, rasio atau
presentase.
PENGUKURAN KINERJA

Auditor ingin mengukur waktu yang dibutuhkan untuk memproses suatu transaksi setiap
pengiriman dalam sampel audit. Mereka kemudian akan membandingkan hasil dengan
standar. Akhirnya mereka akan mengevaluasi hasil-hasil pengukuran mereka dan
menentukan apakah temuan-temuan mereka mencerminkan kondisi yang bagus atau buruk.

PENGEMBANGAN STANDAR

Auditor internal semakin lama semakin dalam masuk kedalam arus operasi. Juga mereka
mulai mengevaluasi fungsi-fungsi manajemen yang belum memiliki standar. Pada saat
mereka melakukan ini mereka memerlukan standar yang otoritatif atau membuat standar
bersama klien. Standar harus sesuai tujuan-tujuan operasi yang diperiksa. Bila tidak ada
standar auditor yang akan membuatnya. Kriteria kami mencakup masalah-masalah
keamanan industrial :

 Struktur, komposisi, dan operasi komite


 Rencana, program, praktik, dan instruksi-instruksi implementasi
 Pengawasan, pemeriksaan, dan pelaporanaktivitas

Untuk medapatkan keyakinan criteria sudah memadai sebagai tolak ukur, maka auditor
internal menyerahkan ke Direktur Keselamatan Kerja dari Dewan Keselamatan Nasional
local.

PENGGUNAAN TOLOK UKUR

Tolok Ukur adalah pemilihan praktik-praktik terbaik yang dilakukan oleh organisasi
organisasi lainnya atau oleh bagian-bagian organisasi itu sendiri yang dimaksudkan untuk
membantu dalam pencapaian tujuan. Aktivitas-aktivitas ini dikelompokkan kedalam empat
tahap yaitu :

 Analisis proses-proses audit


 Merencanakan studi
 Melaksanakan studi
 Dapatkan pemahaman

Penggunaan tolok ukur mungkin telah menjadi penting akibat adanya dinamika dalam
bidang audit internal dan kebutuhan semua organisasi audit untuk mengetahui
perkembangan terbaru yang membuat fungsi tersebut menjadi semakin penting dan lebih
bernilai bagi manajemen perusahaan dan pemerintah.

EVALUASI

Evaluasi dimaksudkan untuk mencapai pertimbangan yang benar secara matematis dan
untuk menyatakan pertimbangan tersebut dalam hal apa yang diketahui. Evaluasi jarang
digunakan untuk menentukan nilai moneter, tetapi lebih pada menemukan hal-hal sejenis
dalam istilah-istilahyang lebih dikenal seperti ketepatan waktu pemrosesan faktur atau
akurasi matematisnyaatau akurasi dalam pemeriksaan penerimaan.
ASPEK-ASPEK OPERASI

Pengukuran yang dilakukan auditor internal biasanya akan diarahkan ketiga aspek penting
organisasi yaitu kualitas, biaya dan jadwal.

PENGUJIAN

TUJUAN UMUM PENGUJIAN

Auditor mencapai tujuan audit melalui proses yang dikenal sebagai pengujian. Pengujian
berarti menempatkan aktivitas atau transaksi dalam percobaan dengan memilih beberapa
bukti dan menentukan kualitas atau karakteristik inheren mereka.

TUJUAN KHUSUS PENGUJIAN

Pengujian audit terdiri dari metode pemeriksaan, perbandingan, analisis dan evaluasi data,
materi, dan transaksi berdasarkan beberapa jenis standar atau criteria. Tujuan khusus
proses pengujian adalah untuk mentukan:

 Validitas, yaitu kelayakan, keaslian, keajaran


 Akurasi, yaitu kuantitas, kualitas, klasifikasi
 Ketaatan dengan prosedur, regulasi, hokum yang berlaku, dan lain-lain
 Kompetensi control, yaitu tingkat kenetralan risiko

Gampang nya pengujian menentukan apakah sesuatu telah sesuai apa yang seharusnya.

MERENCANAKAN PENGUJIAN

Pengujian harus diawali dengan perencanaan, rencana tersebut harus diformalkan dengan
dokumentasi dan harus mencakup :

 Pendefinisian tujuan pengujian


 Pengidentifikasian jenis pengujian untuk mencapai suatu tujuan
 Pengidentifikasian kebutuhan pegawai
 Penentuan urutan proses pengajuan
 Pendefinisian standar atau kriteria
 Pendefinisian populasi pengujian
 Keputusan metodelogi pengambilan sampel yang akan dilakukan
 Pemeriksaan transaksi atau proses yang dipilih
PENDEFINISIAN STANDAR KINERJA ATAU KRITERIA
Standar kinerja atau kriteria bisa berbentuk eksplisit atau implisit. Berbentuk eksplisit bila
dinyatakan secara jelas dalam arahan, instruksi pekerjaan, spesifikasi, atau hukum.
Standar bersifat implisit bila manajemen mungkin telah menetapkan tujuan dan sasaran,
atau sedang mengupayakan penetapannya, tetapi tidak menyatakan secara eksplisit
bagaimana mencapainya.
PENDEFINISIAN POPULASI PENGUJIAN
Populasi yang akan diuji harus dipertimbangkan sesuai tujuan audit. Jika tujuannya adalah
memberi opini atau transaksi yang terjadi sejak audit terakhir, total transaksi mencerminkan
populasi. Jika tujuannya adalah memberi opini atas kecukupan, efektivitas, dan efisiensi
sistem kontrol yang diterapkan saat ini, populasinya mungkin lebih terbatas. Pada kondisi
ini, manajemen tidak tertarik pada apa yang terjadi di masa lampau. Perhatian dipusatkan
pada saat ini dan masa depan.
METODOLOGI PENELITIAN SAMPEL YANG AKAN DILAKUKAN
Pemilihan sampel harus mengikuti rencana yang paling sesuai dengan tujuan audit : baik
melalui pertimbangan maupun menggunakan metode statistik. Pemilihan yang paling andal
dilakukan berdasarkan daftar yang terpisah dari catatan transaksi itu sendiri. Dengan cara
ini, auditor memiliki keyakinan yang lebih baik bahwa hal – hal yang dihilangkan dari
dokumen tidak akan dilewatkan.
TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN TRANSAKSI-TRANSAKSI ATAU PROSES-PROSES
TERPILIH

 Mengamati
Berarti melihat, memperhatikan, tidak melewatkan hal-hal yang dianggap penting.
Diterapkannya pandangan yang berhati-hati dan berpengetahuan pada orang,
fasilitas, proses, dan barang-barang. Hal ini juga berarti pemeriksanaan visual yang
memiliki tujuan, perbandingan dengan standar, dan suatu pandangan yang evaluatif
 Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan selama audit dan bisa secara lisan maupun tertulis.
 Menganalisis
Berarti memeriksa secara rinci, artinya kita memecah entitas yang kompleks
kedalam bagian kecil untuk menentukan karakteristik yang sebenarnya. Istilah ini
juga berarti melihat lebih dalam beberapa fungsi aktivitas, atau sekelompok transaksi
dan menentukan hubungan masing-masing.
 Memverifikasi
Berarti mengonfirmasikan kebenaran, akurasi, keaslian, atau validitas sesuatu.
 Menginvestigasi
Merupakan istilah yang secara umum diterapkan pada pelaksanaan tanya jawab
untuk menentukan fakta-fakta tersembunyi dan mencari kebenaran.
 Mengevaluasi
Artinya menimbang apa yang telah dianalisis dan menentukan kecukupan, efisiensi,
dan efektifitasnya. Hal ini merupakan Langkah yang berada diantara analisis dan
verifikasi di satu sisi dan opini audit disisi yang lain. Hal ini mencerminkan
kesimpulan yang dihasilkan auditor berdasarkan fakta-fakta yang telah dikumpulkan.

Anda mungkin juga menyukai