Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH INDIKASI PERAWATAN PROSTODONSIA

DOWEL CAST CROWN DAN GIGI TIRUAN LENGKAP (GTL)

Oleh:

Octavia Dwi Handayani

170160100111023

Pembimbing:

drg. Citra Insany Irgananda, M.Med.Ed

DEPARTEMEN PROSTODONTIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
Nama Mahasiswa : Octavia Dwi Handayani
NIM : 170160100111023
Instruktur Klinik : drg. Citra I, M.Med.Ed
Acc:
Tgl.Diskusi IP :

MAKALAH INDIKASI PERAWATAN DOWEL CAST CROWN DAN GIGI TIRUAN


LENGKAP (GTL)

DATA DEMOGRAFIS PASIEN


Nama Pasien : Ny. Choiriyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Tanggal Lahir : 22 Desember 1980 (39 tahun)
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Alamat : Jl. Bukit Sari 49
Hp : 085755167009
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pembiayaan : 100% operator

HISTORY TAKING
Keluhan Utama : Pasien wanita 39 tahun datang dengan keluhan gigi banyak yang
berlubang dan hilang pada rahang atas dan bawah. Pasien
mengeluhkan susah untuk mengunyah makanan dan malu,
karena giginya banyak yang hilang. Pasien menginginkan
dibuatkan gigi palsu atas dan bawah agar nyaman saat
mengunyah makanan dan memperbaiki penampilannya agar
lebih percaya diri. Pasien datang atas motivasi sendiri.
Tujuan Pembuatan GT : Memperbaiki fungsi kunyah.
Riwayat Kesehatan Gigi dan Mulut
Penyebab Kerusakan atau Kehilangan Gigi : Gigi berlubang
Tindakan Pencabutan Gigi yang terakhir kali dilakukan
Urutan Pencabutan (Regio-Rahang) : anterior atas
Waktu Pencabutan : ± 5 bulan yang lalu
Kebiasaan Buruk : Mengunyah satu sisi
Riwayat Kesehatan Umum
Penyakit sistemik/alergi/menular : TAK
Penggunaan obat-obatan : TAK
Riwayat Pemakaian Gigi Tiruan : Pasien menggunakan gigi tiruan untuk
menggantikan gigi depannya. Gigi tiruan
tersebut dibuat di tukang gigi
Sikap Mental : Philosophis
PEMERIKSAAN KLINIS
1.EKSTRA ORAL
14,2
Bentuk Kepala : Hyperbrachycephalic ( ×100=96,5 )
14,7
Bentuk Wajah : Ovoid
Bentuk Profil Wajah : Cembung-Prognatic mandibula
11,3
Tinggi & Lebar Wajah : Leptoprosop ( ×100=91,86)
12,3
Proporsi & Simetri Wajah : Proporsional, Simetris
Mata : Simetris
Warna Pupil : Coklat kehitaman
Hidung : Simetris
Bernafas melalui hidung : Ya
Bibir :
Kontur : Kompeten
Panjang bibir : Normal
Ketebalan bibir : Medium
Mobilitas bibir : Normal
Lateral negative space : Ada
Bentuk lengkung bibir atas : Moderate arched lip
Garis senyum : Simetris
Lengkung senyum : Simetris
Warna kulit : Sawo matang
TMJ :
Tonus ototklas : Klas 1-normal
Range of motion rongga mulut: Normal 55 mm
Pembukaan Mulut : t.a.k
Tes beban kunyah : Tidak nyeri
Joint sound : t.a.k
Evaluasi neuromuscular : Normal
Koordinasi neuromuscular : Baik
Kelainan/ defek pada wajah : t.a.k
FOTO PROFIL WAJAH
Profil Wajah Depan Profil Wajah Tersenyum

Profil Wajah Samping Kanan Profil Wajah Samping Kiri

2. INTRA ORAL
Refleks Muntah : Rendah
Bentuk Kepala
Sensitivitas Palatal : Klas 1/Normal
Saliva : Klas 1/Normal
Mukosa
Kondisi Mukosa : Klas 1/Normal
Ketebalan : Klas 1
Resiliensi Mukosa : Normal
Lidah
Klasifikasi House : Klas 1
Posisi Lidah (Klas. Wright) : Klas 1
Mobilitas Lidah : Normal
Frenulum
RA Bukalis Ka :-
RA Bukalis Ki : Klas 1 – rendah
RA Labialis :-
RB Labialis :-
RB Lingualis :-
RB Bukalis Ka : Klas 1 – rendah
RB Bukalis Ki :-
Vestibulum
RA Posterior Ka :-
RA Posterior Ki : Dalam
RA Anterior :-
RB Anterior :-
RB Posterior Ka : Dangkal
RB Posterior Ki :-
Ukuran Lengkung Rahang
RA : Klas 1/Besar
RB : Klas 1/Besar
Bentuk Lengkung Rahang
RA : Klas 3/Ovoid
RB : Klas 1/Square
Bentuk Dalam Palatum Keras : U-Shaped
Bentuk Palatum Lunak : Klas 1-ideal
Bentuk dan Relasi Palatal-Tenggorokan (Throat) : Klas 1
Tinggi Residual Ridge
RA Posterior Ka :-
RA Posterior Ki :-
RA Anterior : Klas 1
RB Anterior :-
RB Posterior Ka : Klas 2
RB Posterior Ki : Klas 2
Kontur Residual Ridge
RA Posterior Ka :-
RA Posterior Ki :-
RA Anterior : U-shaped
RB Anterior :-
RB Posterior Ka : U-shaped
RB Posterior Ki : V-shaped
Kesejajaran residual ridge :-
Relasi ridge maksilomandibular pada rahang tidak bergigi
Sagital :-
Transversal :-
Ruang antar rahang : Klas 3-insufficient
Undercut tulang/eksostosis : Klas 1
Torus Palatina : Klas 1
Torus Mandibula : Klas 1
Genial Turbecles : Normal
Ridge Mylohyoid : Normal
Tuberositas maksilaris : Normal
Ruang Retromylohyoid
Kanan : Klas 2-sedang
Kiri : Klas 1-dalam
Ruang Dasar Mulut : Dalam
Gigi Insisivus RA
Bentuk : Ovoid
Warna : 2M 2
Relasi Rahang Bergigi
Anterior : Normal
Posterior kanan : Tidak Ada Relasi
Posterior kiri : Tidak Ada Relasi
Oklusi : Terdapat Oklusi yang Stabil
Kontak Prematur : Tidak ada
Overbite : 13 = 0,5 mm
11 = 1 mm
21 = 1,5 mm
22 = -0,5 mm

Overjet : 13 = 0,5 mm
11 = 1 mm
21 = 1,5 mm
22 = -0,5 mm
Hubungan Gigi Posterior (cusp marginal ridge) :
Kanan = 14 dengan 44,45
Kiri = -
Hubungan gigi posterior (cusp to fossa) :
Kanan = -
Kiri = -
Artikulasi : Tidak dapat ditentukan
Intra Oral Samping Kanan Intra Oral Samping Kiri

Intra Oral Anterior

Oklusal RA Oklusal RB

ODONTOGRAM
Keterangan odontogram:
1. Gigi hilang pada gigi 12, 37, 46, 47
2. Sisa Akar pada gigi 18, 15, 24, 25, 26 ,27, 28, 38, 48
3. Karies dentin : 16, 17
4. Karies profunda : 14
5. Post PSA gigi 11
6. Impaksi gigi 23

ANALISA RADIOGRAFIK
Foto Panoramik
Evaluasi Radiograf :
1. Kontras, detil, ketajaman baik
2. TMJ s/d tepi mandibula terlihat jelas
3. Septum nasal dan palatum durum terlihat jelas
4. Tampak gambaran cervical vertebrae
5. RA dan RB dalam posisi tidak oklusi
6. Kelengkungan RB baik
7. Radiograf dapat diinterpretasi
Kajian radiografik foto panoramik:
 Terdapat sisa akar gigi 18,15,24, 25, 26, 27, 28, 38, 48
 Terdapat radiolusensi difus pada akar gigi 14
 Terdapat impaksi mesio angular pada gigi 23
Interpretasi Radiograf :
1. Ketinggian Puncak Alveolar Ridge klasifikasi Wical dan Scope RB : Klas 1
2. Dukungan tulang
 Tinggi ridge alveolar : Normal
 Perbandingan mahkota akar : RA = 1:2, RB=1:2
 Kualitas Tulang : RA-RB = tulang kortikal dan kanselus normal
 Sendi Temporomandibular : Normal
Foto Periapikal
Tidak terdapat lesi periapikal pada gigi 11 dan 21.
Terdapat resorbsi tulang alveolar horizontal mild
pada mesial dan distal gigi 11. Terdapat gambaran
post PSA gigi 11. Terdapat gambaran impaksi pada
gigi 13. Perbandingan mahkota : akar gigi 11, 21 =
1 : 2.

Terdapat lesi periapikal dengan gambaran


radiolusensi difus pada gigi 14. Tidak terdapat lesi
periapikal pada gigi 13 dan 16. Perbandingan
mahkota : akar gigi 13,14 dan 16 = 1 : 2

Tidak terdapat lesi periapikal pada gigi 33, 34, 35,


dan 36. Terdapat resorbsi tulang alveolar horizontal
mild pada distal gigi 36. Perbandingan mahkota :
akar gigi 33, 34, 35, 36 = 1 : 2

Tidak terdapat lesi periapikal pada gigi 44 dan 45.


Terdapat resorbsi tulang alveolar horizontal mild
pada distal gigi 45. Perbandingan mahkota : akar
gigi 44 dan 45 = 1 : 2
DIAGNOSIS
1. Edentulous ridge pada regio 12, 37, 46, 47
2. Periodontitis apikalis kronis gigi 18,15,24, 25, 26, 27, 28, 38, 48
3. Nekrosis pulpa disertai abses periapikal gigi 14
4. Pulpitis Reversible gigi 33
5. Maloklusi gigi 17, 16
6. Impaksi Mesio angular gigi 23
7. Post PSA dengan tumpatan sementara gigi 11

RENCANA PERAWATAN
1. Pro Bedah Mulut : Ekstraksi pada gigi 18,17,16,15,14,24,25,26,27,28
Odontektomi pada gigi 23
2. Pro Periodonsia : Scalling Root Planing
3. Pro Prosthodonsia : GTL RA pada gigi 17, 16, 15, 14, 12, 23, 24, 25, 26, 27
GTSL RB pada gigi 37, 46, 47
DCC pada gigi 11

PROGNOSIS
Baik

DESAIN GIGI TIRUAN


DesainUtama
DESAIN UTAMA GIGI TIRUAN
DOWEL CAST CROWN GIGI 11
DESAIN GIGI TIRUAN

Bahan Pasak : NiCr

Bahan Mahkota : Porcelain Fused to Metal

Warna : Vita 3D Master: 2M 2

Prognosis : Baik

TAHAPAN PEKERJAAN
Tahapan Klinis Pertama:

1. Mencetak anatomis menggunakan bahan cetak alginat RA dengan sendok cetak


nomor 1, dan RB dengan sendok cetak nomor 1
2. Membuat model studi
3. Membuat catatan gigit
4. Mounting di okludator
Sebelum tahapan klinis kedua

Merencanakan restorasi sementara yang akan digunakan

Tahapan Klinis Kedua:


1. Setelah perawatan PSA Tunggal selesai pada departement konservasi
2. Pengurangan guttap point

a. Guttap point dikurangi dengan menggunakan gates glidden drill yang telah diberi
stopper sesuai panjang kerja pasak yang telah ditentukan
b. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl dan aquadest untuk
membersihkan dari kotoran dan sisa-sisa guttap percha.
3. Pelebaran saluran akar
a. Pelebaran saluran akar untuk pasak tuang dilakukan dengan menggunakan peeso
reamer/file berukuran No.90-140 yang telah diberi stopper

4. Dekaputasi mahkota gigi


a. Lakukan pemotongan sisa jaringan keras gigi
(dekaputasi) dengan cara membuat 2 (dua) lubang
panduan pada permukaan bidang labial setinggi
interdental papil dan menyisakan struktur mahkota gigi 2-
4 mm untuk ferrule effect.
5. Preparasi pembentukan seat dowel
6. Periksa ulang bentukan seat pasak dengan menggunakan malam biru yang dilekatkan
pada paper clip yang diluruskan dan permukaannya dikasari menggunakan fraser bur
atau fissure diamond bur.

7. Pembuatan model malam pasak tuang


a. Pilihlah paper clip yang berujung runcing dan kasari permukaan dengan
menggunakan fraser bur atau fissure diamond bur dengan tujuan untuk menambah
retensi.
b. Cobakan paper clip dengan memasukkannya dalam saluran akar, paper clip harus
terasa longgar bila dimasukkan pada saluran akar yang telah dipreparasi. Paper clip
berfungsi sebagai penahan malam biru saat dimasukkan ke saluran akar.
c. Lunakkan malam biru dan bentuklah menyerupai kerucut,
d. Keluarkan paper clip dan malam yang telah melekat secara hati-hati. Periksa
kerapatan permukaannya, tambahkan sedikit malam apabila ada kekurangan pada
bentukan pasaknya dan masukkan kembali supaya terbentuk sesuai dengan
dinding¬dinding preparasi.
e. Inti berjarak kira-kira 2 mm dari atap untuk ferrule effect.
f. Bentuk inti atau retensi adalah persegi panjang dengan arah mesiodistal.
8. Pembuatan catatan gigit
9. Mencetak model kerja (final impression untuk pembuatan pasak tuang)
10. Mounting di artikulator
11. Pembuatan mahkota sementara direk (dilakukan mock up gigi 12 sebelum dekaputasi
mahkota gigi)
12. Penyemenan mahkota sementara

Tahapan Laboratoris pembuatan pasak tuang

1. Pemasangan saluran cor (Sprue)


2. Penanaman (Investing)
3. Pembakaran (Burning out)
4. Pengecoran (Casting)
5. Penyelesaian (Finishing)
Tahapan Klinis Ketiga

1. Pasang coba pasak tuang


2. Insersi dan sementasi pasak tuang
3. Pembuatan catatan gigit
4. Mencetak model kerja (final impression untuk pembuatan crown)
5. Penyemenan mahkota sementara
Tahapan Laboratoris pembuatan crown porcelain

Tahapan Klinis Keempat

1. Pasang coba crown


2. Insersi dan sementasi crown
3. Kontrol
i. Kontrol 1 : H+1 pasca insersi
ii. Kontrol 2 : H+3 pasca kontrol 1
iii. Kontrol 3 : H+7 pasca kontrol 2

GIGI TIRUAN LENGKAP DAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN


Rahang Atas
GTL Klasifikasi Kennedy Kelas I modifikasi 1
Basis akrilik
Anasir gigi akrilik pada gigi 17,16,15,14,12,22,23,24,25,26,27
Gasket gigi 13, 11, 21, 22
DCC gigi 11

Rahang Bawah
GTSL Klasifikasi Kennedy kelas I
Basis Akrilik
Anasir gigi akrilik pada gigi 37, 46, 47
Klamer 2 jari rest mesial pada gigi 45
Klamer 3 jari pada gigi 36
Pelebaran plat akrilik sampai 1/3 singulum gigi
33, 32, 31, 41, 42, 43

TAHAPAN PEKERJAAN

1. Mencetak anatomis dan membuat model studi


2. Melakukan foto radiologi panoramic
3. Ekstraksi gigi 18, 15, 14, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 38, 48
4. DCC gigi 11
5. Mencetak anatomis untuk pembuatan individual tray RA dan RB
6. Membuat individual tray RA dan RB
7. Melakukan border molding RA dan RB
8. Preparasi rest seat pada RB
9. Mencetak fungsional dan membuat model kerja
10. Pembuatan lempeng gigit dan galangan gigit
11. Melakukan MMR atau penetapan gigit
12. Mounting pada artikulator
13. Pembuatan klamer pada RB
14. Menyusunan anasir gigi anterior RA dan RB kemudian dilakukan pasang coba
15. Menyusunan anasir gigi posterior RA dan RB kemudian dilakukan pasang
coba
16. Konturing gingiva
17. Pengiriman kelaboratorium kedokteran gigi untuk dilakukan packing akrilik
heat cured
18. Model kasar akrilik RA dan RB
19. Remounting I dan selective grinding I
20. Remount jig
21. Pengiriman kelaboratorium untuk poles awal
22. Pasang coba gigi tiruan lengkap RA dan gigi tiruan sebagian lepasan RB
akrilik dan dilakukan IMR
23. Remounting II dan selective grinding II
24. Pemolesan akhir dan insersi
1. Evaluasi dan kontrol I (H+1 post insersi), II (H+3 post insersi), III (H+7 post
insersi)
DESAIN ALTERNATIF GIGI TIRUAN
Rahang Atas
GTL Klasifikasi Kennedy Kelas I modifikasi 1
Basis akrilik
Anasir gigi akrilik pada gigi 17,16,15,14,12,22,23,24,25,26,27
Gasket gigi 13, 11, 21, 22
DCC gigi 11

Rahang Bawah
GTSL Klasifikasi Kennedy kelas I
Basis Akrilik
Anasir gigi akrilik pada gigi 37, 46, 47
Klamer 2 jari rest mesial pada gigi 36, 45
Pelebaran plat akrilik sampai 1/3 singulum gigi
33, 32, 31, 41, 42, 43

Anda mungkin juga menyukai