Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGAMA ISLAM

Penyimpangan Aqidah

DI SUSUN OLEH:

RIO ADITYA PRATAMA

NPM: 204110168
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT,karena berkat limpahan rahmat
dan hidayahnyalah, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini, meski penulis sadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa, penulisan dan
penyusunannya.

Adapun dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh data/sumber dari media
online “internet” dan menjelaskan tentang “Penyimpangan Aqidah”.

Penulis berharap agar apa yang tercantum dalam makalah ini, bisa menjadi pelajaran
dan menambah wawasan buat pembaca dan terutama buat diri penulis sendiri.Kritik dan
saran yang bertujuan membangun dari para pembaca, penulis akan terima dengan senang hati,
untuk penulisan Makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 
DAFRTAR ISI .......................................................................................................

BAB I  PENDAHULUAN
1.      Latar belakang .......................................................................................................
2.      Rumusan masalah ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A.    Hal-hal yang membatalkan Aqidah ............................................................................
B.     Aliran sesat & ciri-cirinya ……………...................................................................
C. Bahaya aliran sesat    ………………...........................................................................................
D. Fatwa MUI tentang aliran sesat....................................................................................

BAB III PENUTUP


A.    Kesimpulan ...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Nilai suatu ilmu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar nilai
manfaatnya, semakin penting ilmu tersebut untuk dipelajari. Ilmu yang paling utama adalah
ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang yang tidak
kenal Allah SWT adalah orang yang bodoh, karena tidak ada orang yang lebih bodoh dari
pada orang yang tidak mengenal penciptanya.

Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan selengkaplengkapnya


bentuk dibanding dengan makhluk/ciptaan yang lain. Kemudian Allah bimbing mereka
dengan mengutus para Rasul-Nya untuk menyerukan kepada tauhid. Begitu pentingnya
aqidah bagi seluruh manusia, sehingga Nabi Muhammad Saw., penutup para Nabi dan Rasul
membimbing umatnya selama 13 tahun ketika berada di Makkah dengan menekankan
masalah aqida, karena aqidah adalah landasan semua tindakan, bahkan merupakan landasan
bangunan Islam. Oleh karena itu, maka para dai dan para pelurus agama dalam setiap masa
selalu memulai dakwah mereka dengan tauhid dan pelurusan aqidah sebelum mereka
mengajak kepada perintah-perintah agama yang lain. Bahkan para Nabi dan Rasul sebelum
Rasulullah juga menyerukan hal yang sama dalam dakwah-dakwah mereka kepada umatnya.
Hal ini seperti firman Allah dalam Al Quran surat An Nahl ayat 36 dan surat Al A'raaf ayat
59, 65, 73 dan 85

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan),
„Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut1 itu‟,…” (QS. An Nahl: 36)

“Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” (QS. Al
A'raaf: 59, 65, 73, 85)

Semua orang yang berakal sehat tentu sepakat kalau penyimpangan terhadap hal
apapun adalah sesuatu yang negatif dan tidak dapat dibenarkan. Apalagi kalau penyimpangan
tersebut terjadi terhadap hal-hal yang prinsip seperti penyimpangan terhadap akidah .

Belakangan ini kita saksikan banyak sekali bermunculan aliran-aliran sesat dan
menyesatkan yang sangat meresahkan umat dan menodai ajaran Islam serta merusak akidah
yang benar, seperti kasus nabi palsu; Lia Eden, al-Qiyadah alIslamiyah, dan baru-baru ini
kasus lama yang muncul kembali yakni kasus kelompok dan ajaran sesat Ahmadiyah yang
menimbulkan pro-kontra di antara umat Islam. Padahal faham dan ajaran yang dianut oleh
kelompok ini jelas-jelas telah menodai ajaran Islam dan menyimpang dari akidah Islam yang
benar, tapi anehnya masih saja ada sebagian umat Islam dan tokoh-tokoh Islam yang turut
membela dan memperjuangkannya. Perlu kita ketahui bahwa penyimpangan terhadap akidah
dalam Islam merupakan persoalan yang sangat besar dan tidak dapat dianggap sepele karena
dapat menyebabkan para pelakunya dan orang-orang yang mendukung berlangsungnya
penyimpangan terhadapnya keluar dari agama Islam itu sendiri.

2. RUMUSAN MASALAH

a. Hal-hal apa sajakah yang membatalkan Aqidah ?


b. Aliran sesat & ciri-cirinya.!!
c. Bahaya aliran sesat.
d. Fatwa MUI tentang aliran sesat
BAB II

PENBAHASAN

A. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN AQIDAH

Aqidah adalah bentuk jamak dari kata Aqaid, merupakan beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang
tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan
fitrah.
Aqidah dalam Al-Qur’an dapat di jabarkan dalam surat (Al-Maidah, 5:15-16) yg
berbunyi “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang
menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-
Nya ke jalan keselamatan, dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari
gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka
ke jalan yang lurus”
Aqidah sendiri dibedakan menjadi aqidah pokok dan aqidah cabang. Aqidah pokok
adalah keutuhan aqidah yang termuat dalam rukun iman yang enam. Sedangkan aqidah
cabang adalah pemahaman dan penafsiran terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam rukun
iman.
Perbedaan antara aqidah pokok dan aqidah cabang diantaranya, untuk aqidah pokok tidak
menimbulkan perbedaan pandangan, tidak ada unsur kepentingan kelompok, murni berdasar
pada al-Quran dan Hadis. Sedangkan untuk aqidah cabang terdapat banyak
perbedaan/pendapat, berkembang sejalan dengan kepentingan kelompok, berdasar pada
pemahaman atau penfsiran.
Dan salah satu ciri orang yang bertauhid adalah mempunyai aqidah yang baik. Karena
jika seseorang itu mempunyai aqidah yang baik, maka orang itu pasti memiliki komitmen
utuh kepada Allah SWT, menolak pedoman yang datang bukan dari Allah SWT, tujuan
hidupnya jelas hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT, dan masih banyak lagi ciri orang
yang memiliki aqidah yang baik.
Tapi sebuah aqidah itu bisa rusak oleh beberapa hal, diantara adalah :
• Syirik dan nifaq
• Kufur
• Murtad
• Khurafat
• Tahayul
• Munafiq
• Bid’ah
Jadi, kita harus bisa menjaga aqidah kita dari hal-hal yang bisa merusak aqidah yaitu
dengan cara selalu beribadah kepada Allah dan melakukan sesuatu yang diridhoi oleh Allah
dan menjauhi laranganNya, agar kita bisa terhindar dari hal-hal yang bisa merusak aqidah
dalam diri kita.

B. ALIRAN SESAT DAN CIRI-CIRINYA

Tanda-Tanda Aliran Sesat

Aliran sesat tentu bukan aliran yang berdasarkan dalam ajaran islam dan prinsip-prinsip dasar
islam. Berikut adalah ciri-ciri atau tanda suatu aliran dapat mengarah kepada kesesatan.

1. Pemahaman Terhadap Rukun Iman

Ada 6 aspek dalam rukun iman, yaitu iman kepada Allah, Kitab Allah, Rasul Allah, Malaikat
Allah, Qada dan Qadar, dan Hari Akhir. Tentu saja jika ada aliran islam yang tidak mengakui
ke-6 hal tersebut bukanlah sebagai islam yang benar atau bisa jadi memang bukan ajaran
islam.

Rukun iman adalah aspek dasar yang tidak bisa berubah-rubah dan tetap dalam kondisi
zaman apapun. Untu itu, jika ada yang merubah bahkan tidak mengakui salah satunya tentu
hal tersebut bukanlah bersumber dari ajaran islam.

Begitupun dengan masalah Iman kepada Rasul-Rasul Allah. Iman kepada Rasul Allah
tentunya beriman kepada seluruh Rasul Allah yang disampaikan dalam Al-Quran, dan tidak
mempercayai adanya Rasul atau Nabi palsu atau yang menggantikan Nabi Muhammad SAW.

2. Pemahaman Terhadap Rukun Islam

Rukun Islam terdapat 5 aspek yang harus dijalankan oleh seorang muslim. Rukun islam ini
terdiri dari Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat, dan Haji. Satu hal saja tidak diyakini dan tidak
diterima kebenarannya tentu saja menjadi masalah.

Untuk itu, rukun islam adalah pilar islam. Ke 5 hal tersebut harus diakui dan diyakini
kebenarannya untuk dijalankan. Tidak ada yang boleh merubah pilar ini, dan kesesatan akan
timbul jika ada yang merubahnya. Tidak ada yang bisa untuk merubah rukun iman, rukun
islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan
Akhlak dengan Iman karena hal tersebut adalah pondasi dasar dari ajaran islam.
3. Tidak Bersumber dari Ajaran Al-Quran dan Sunnah

Ajaran islam haruslah bersumber dari Al-Quran dan Sunnah. Aspek ini tentu saja berkaitan
dengan ajaran yang bersifat substansial. Dalam aspek penerapan biasanya terdapat perbedaan
penafsiran dan pemahaman karena kelemahannya manusia. Untuk itu, secara prinsip dan
keuniversalan Al-Quran maka setiap amlaan ibadah dan kehidupan manusia hendaknya
bersumber dari Ajaran yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah.

Terkadang, ada beberapa aliran sesat yang tidak melaksanakan amalan ibadah dan juga
kehidupan beragamanya berdasarkan ajaran Al-Quran dan Sunnah. Ajaran Al-Quran dan
Sunnah tentu saja menjadi dasar dan panduan. Walaupun zaman sudah berbeda, akan tetapi
prinsip-prinsip dasar serta semangat dalam Al-Quran dan Sunnah tentu tidak akan berubah.

4. Menjatuhkan dan Merusak Islam

Menjatuhkan dan merusak islam sudah pasti bukan dilakukan pada orang-orang yang benar
mencintai dan meyakini islam. Orang yang mencintai islam dan ingin melaksanakan ajaran
islam secara benar akan menjalankannya sesuai perintah Allah dan apa yang diajarkan islam.

Orang-orang yang sesat dapat dilihat bahwa proses dan kegiatan mereka bukan justru
membangun dan membesarkan islam malah menjadi merusak dan menyesatkan umat atau
bahkan memecah belah. Hal ini bisa menjadi ciri bahwa ajaran yang dibawa bukan bersumber
dari ajaran islam rahmatan lil alamin.

Ajaran islam tentu saja akan membawakan kebahagiaan di Dunia Menurut Islam, Sukses
Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

5. Diajarkan Tanpa Pendasaran yang Kuat

Aliran sesat biasanya bersifat doktrin atau dipaksakan. Sesuatu yang keliru atau sesat
biasanya akan diajarkan tanpa pendasaran hanya sekedar emosi dan pengetahuan yang belum
teruji atau valid. Untuk itu, umat islam sendiri diperintahkan menggunakan akal dan ilmu
pengetahuan agar tidak mendapatkan pemahaman islam yang keliru.

Ajaran yang sesat tentu akan terlihat dan tidak akan bisa dipertanggungjawabkan alasannya.
Untuk itu, aliran sesat bisa diuji dengan melihat dasar-dasar alasan juga pertanggungjawaban
ilmu yang diinformasikan.

Sebab Munculnya Aliran Sesat dalam Islam

Munculnya aliran islam di masyarakat tentu terjadi karena berbagai macam hal atau aspek.
Hal-hal tersebut membuat akhirnya penafsiran manusia menjadi pemahaman yang tidak
sesuai dengan maksud islam. Sebab munculnya tersebut adalah :

1. Kesalahan Penafsiran

Karena kesalahan penafsiran terhadap islam, tentu saja bisa muncul aliran sesat. Penafsiran
yang salah ini terutama berkaitan dengan aqidah dasar islam bukan persoalan teknis atau
khilafiah yang biasa terjadi sebagaimana para imam-imam mahdzab juga memiliki perbedaan
pandangan.

Kesalahan penafsiran bisa terjadi jika metode yang digunakan salah atau juga umat islam
yang menafsirkan memiliki kepentingan tertentu hingga islam ditafsirkan menjadi
sembarangan atau tidak sesuai dengan kaidah yang seharusnya.

2. Kepentingan Politik atau Golongan

Adanya aliran sesat juga bisa karena adanya kepentingan politik atau golongan tertentu yang
ingin merusak islam baik dari luar ataupun dalam. Terhadap golongan seperti ini tentunya
umat islam perlu hati-hati agar tidak terbawa dan mudah dipengaruhi.

Aliran sesat juga bisa terjadi karena adanya musuh-musuh islam yang tidak menyukai islam
dan membentuk ajaran islam dengan menyelewengkan dengan ajaran islam yang murni atau
sesungguhnya.

3. Hawa Nafsu Manusia

Hawa nafsu manusia bisa juga membuat seseorang melahirkan pemikiran dan pandangan
yang menyesatkan. Terkadang, hawa nafsu ini tanpa kita sadari menjadi pendasaran dalam
hidup kita bukan mlaah kita mengelolanya dengan baik. Hawa nafsu ini juga bisa bersumber
dari setan dan juga bisikan-bisikan yang menggoda manusia.

Untuk itu, hawa nafsu manusia bisa menyesatkan sesama manusia dan mempengaruhi hingga
mengambil langkah-langkah yang keliru.

C. BAHAYA ALIRAN SESAT

Sering kali umat Islam di Indonesia dikejutkan dengan munculnya aliran-aliran yang
sesat, menyesatkan, dan membuat keresahan serta kegelisahan. Hampir tiap tahun (seolah-
olah terprogram dan terencana) aliran-aliran tersebut bermunculan dengan nama yang
berbeda-beda, meskipun secara substansi sama. Yakni, aliran yang pemimpinnya mengaku
mendapatkan wahyu dari Allah sehingga mengaku menjadi nabi, mengaku menjadi Isa al-
Masih, mengaku mampu berkomunikasi dengan malaikat Jibril, dan hal-hal lain yang bagi
umat Islam sudah final dan tetap, tidak boleh diperdebatkan dan diikhtilafkan, karena
semuanya sudah dijelaskan secara gamblang, baik dalam Alquran maupun sunah Nabi serta
kesepakatan mayoritas atau jumhur ulama (ijma ulama).
Bahkan dalam praktik ibadah, aliran-aliran tersebut berani menciptakan aturan dan
tata cara tersendiri, yang secara jelas menyimpang dari aturan Islam yang sebenarnya.
Misalnya, tidak wajibnya shalat, shalat boleh menghadap ke arah mana saja, ibadah haji tidak
perlu ke Makkah. Masalah-masalah tersebut sesungguhnya sudah masuk pada masalah qath’i
dan pasti, yang apabila orang berpendapat lain, dapat dianggap murtad dan kufur, seperti
halnya mengaku menjadi nabi dan rasul. Padahal Alquran secara tegas menyatakan bahwa
Muhammad SAW adalah nabi dan rasul yang terakhir, sebagaimana yang diungkapkan dalam
QS Al-Ahzab: 40.

Yang sering juga membuat masyarakat resah adalah selalu terlambatnya respons pemerintah
dalam menyikapi aliran yang membahayakan dan merusak tersebut. Bahkan pemimpinnya
kadangkala diberikan kebebasan berbicara di depan media massa, seolah-olah umat Islam
harus bersikap toleran terhadap aliran tersebut. Padahal akibat negatif dari sikap tersebut
adalah tersinggungnya akidah dan emosi umat, serta perasaan dilecehkan agamanya.

Dalam hal ini, menurut hemat penulis, toleransi terhadap aliran-aliran yang jelas-jelas
merusak tersebut tidak tepat untuk dikembangkan. Akibat merasa tidak terlindungi, umat
sering mengambil tindakan menghancurkan langsung secara spontan pusat-pusat dari
kegiatan aliran tersebut. Pertanyaannya, apabila sudah terjadi, adilkah jika umat selalu
disalahkan dan dikambinghitamkan?

Sesungguhnya, munculnya berbagai aliran sesat tersebut mungkin salah satu makna
dari pernyataan Rasulullah SAW, kelak umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan.
Semuanya akan masuk ke dalam neraka, kecuali satu kelompok, yaitu mereka yang
mengikuti sunahku dan sunah-sunah sahabatku. Kelompok yang akan selamat itu adalah
mereka yang antara lain meyakini keenam rukun iman dan kelima rukun Islam yang bersifat
pasti dan tetap, yang syahadatnya terdiri dari dua kalimah syahadat, yaitu asyhadu an laa
ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan rasuulullah (aku bersaksi bahwasanya tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah).

Konsekuensi dari penentangan dan pelecehan terhadap hal-hal yang bersifat pasti
tersebut adalah dosa besar, yang berhak mendapatkan siksaan dunia dan akhirat, serta
kutukan dari Allah SWT, para malaikat-Nya, dan seluruh orang-orang yang beriman. Hal ini
sebagaimana dinyatakan dalam QS Al-Baqarah: 156-163. Sungguh celaka kelompok orang-
orang yang suka `nyeleneh’ itu.

Langkah-langkah membendungnya
Kita berharap ada upaya bersama dari semua kalangan dan komponen umat untuk
membendung dan menghentikan aliran-aliran tersebut, jangan sampai tumbuh dan
berkembang, baik sekarang maupun di masa-masa yang akan datang.

Pertama, para ulama, para ustadz, para khatib, dan para guru harus memiliki
keberanian untuk menjelaskan kepada umat bahwa setiap aliran yang muncul dan memiliki
pemikiran yang jelas-jelas berbeda dengan masalah yang bersifat qath’i tersebut, adalah sesat
menyesatkan, berbahaya, merusak, dan menyebabkan pelakunya kekal dalam neraka.

Jangan sampai umat terpukau oleh retorika kosong, penuh dengan penipuan yang
bersumber dari bisikan-bisikan Iblis la’natullah `alaihi, yang dalam bahasa Alquran disebut
dengan zukhrufal qauli ghuruura (perkataan yang seolah-olah indah tapi penuh dengan
penipuan), sebagaimana dinyatakan dalam QS Al-An’aam: 112-113. Menurut ayat ini,
kelompok ini disebut sebagai musuh para Nabi, yang tentu saja menjadi musuh orang-orang
yang beriman.

Kedua, ormas-ormas Islam dengan para ulama dan tokohnya harus bersikap aktif dan
responsif dalam menjawab dan menetapkan keputusan terhadap sesatnya aliran tersebut, demi
menjaga akidah, syariah, dan akhlak umat. Umat pun harus didorong jika mendengar dan
membaca aliran-aliran yang aneh, untuk segera bertanya kepada para alim ulama dan para
ahli yang dianggap memiliki pengetahuan keislaman yang luas dan komprehensif, yang
disebut dengan ahlul `ilmi dan ahlu adz-dzikr (QS An-Nahl: 43).

Umat harus didorong untuk bersikap kritis, tidak mudah terkecoh dan percaya kepada
pemimpin aliran tersebut, bahkan jangan sampai mereka dianggap sebagai “orang-orang
pintar”. Justru mereka adalah orang yang jahil murakkab (jelas-jelas bodoh tapi tidak merasa
bahwa dia bodoh). Ketiga, pemerintah hendaknya bersikap tegas dan segera mengambil
tindakan-tindakan hukum terhadap aliran-aliran tersebut. Tidak boleh terkesan sedikit pun
pemerintah berada dalam keraguan untuk menghentikannya. Insya Allah umat akan selalu
mendukungnya.
D. FATWA MUI TENTANG ALIRAN SESAT

Fatwa MUI yang memfonis suatu paham atau aliran kelompok tertentu sebagai sesat
atau kafir itu tidak meliputi semua aspek fatwa yang pernah ditetapkan MUI, tetapi hanya
fatwa yang berkaitan dengan Bidang Akidah dan Aliran Keagamaan. Bila dilihat di Buku
Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang diterbitkan Tahun 2010, maka Fatwa MUI
dari Tahun 1976 sampai dengan Tahun 2010 dibagi menjadi empat bidang: bidang akidah
dan aliran keagamaan (14 Fatwa); bidang ibadah (30 Fatwa); bidang sosial dan budaya (47
Fatwa); dan bidang pangan, obat-obatan, ilmu pengetahuan dan teknologi (29 Fatwa). Di
samping empat bidang fatwa ini terdapat Keputusan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa seIndonesia
yang terdiri dari tiga keputusan. Pertama, Keputusan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-
Indonesia I Tahun 2003 (terdiri dari Pedoman Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia;
Tiga Masalah Keagamaan (Masâ’il Waqi‘iyyah Mu‘âshirah); dan Sembilan Masalah
Perundangundangan (Masâ’il Qanûniyyah). Kedua, Keputusan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa
se-Indonesia Kedua Tahun 2006 yang terdiri dari Empat Masâ’il Dîniyyah Asâsiyyah
Wathaniyyah; Tujuh Masâ’il Waqî‘iyyah Mu‘âshirah; dan Tujuh Masâ’il Qanûniyyah.
Ketiga, Keputusan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia Ketiga Tahun 2009 yang terdiri
dari Empat Masâ’il Dîniyyah Asâsiyyah Wathaniyyah; Delapan Masâ’il Waqî‘iyyah
Mu‘âshirah; dan Sembilan Masâ’il Qanûniyyah.

Hal itu berarti, takfir atau fatwa ‘sesat’ MUI hanya berkaitan dengan bidang akidah
dan aliran keagamaan, tidak mencakup bidang-bidang yang lain. Bahkan, dari keempat belas
Fatwa Bidang Akidah dan Aliran Keagamaan ini hanya tujuh Fatwa yang bernada
penyesatan, sementara tujuh Fatwa lainnya tidak demikian.Tujuh Fatwa yang tidak bernada
penyesatan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori. Pertama, Empat Fatwa
menyatakan sebagai “haram,” yakni Fatwa ke-5 tentang Perkawinan Campuran, Fatwa ke-10
tentang Terorisme, Fatwa ke-11 tentang Perdukunan (Kahânah) dan Peramalan (‘Irâfah), dan
Fatwa ke-12 mengenai Pluralisme, Liberalisme, Sekulerisme Agama. Kedua, Satu Fatwa
(Fatwa ke-4) tentang Pendangkalan Agama dan Penyalahgunaan Dalil menetapkan telah
“merusak kemurnian dan kemantapan hidup beragama.” Ketiga, Dua Fatwa, yaitu Fatwa ke-1
tentang Masalah Jama‘ah, Khalifah dan Bai‘at dan Fatwa ke-6 tentang Paham Syiah, hanya
berisi penjelasan. Adapun Tujuh Fatwa yang bernada penyesatan adalah Fatwa ke-2 tentang
Islam Jamaah; Fatwa ke-3 tentang Ahmadiyah Qadian; Fatwa ke-7 mengenai Aliran yang
Menolak Sunah/Hadis Rasul; Fatwa ke-8 mengenai Darul Arqam; Fatwa ke-9 mengenai
Malaikat Jibril Mendampingi Manusia; Fatwa ke-13 tentang Aliran Ahmadiyah; dan Fatwa
ke-14 mengenai Aliran al-Qiyadah al-Islamiyah. Lebih lanjut, ketujuh fatwa ini akan diteliti
indikator kesesatannya di bawah ini disebabkan ketujuh fatwa MUI inilah yang secara
langsung menfatwakan “sesat-menyesatkan.” Apalagi, empat fatwa (3, 7, 13, 14)
menfatwakan pula “berada di luar Islam” dan Dua Fatwa (13, 14) menyatakan “pengikutnya
sebagai murtad.” Di samping Tujuh Fatwa ini, Fatwa ke-12 mengenai Pluralisme,
Liberalisme, Sekulerisme Agama juga akan diteliti indikator keharamannya disebabkan fatwa
ini cukup mendapatkan reaksi dari pendukungnya. Dengan demikian, terdapat delapan fatwa
yang akan difokuskan dalam tulisan ini. Untuk memperjelas delapan fatwa MUI itu, dapat
dilihat dengan melacak akar tradisi, asal usul atau kesamaan pemikiran ketujuh kelompok
yang dipandang sesat oleh MUI tersebut dengan apa yang pernah terjadi di Sejarah Pemikiran
Islam.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aqidah adalah bentuk jamak dari kata Aqaid, merupakan beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang
tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan
fitrah.
Tapi sebuah aqidah itu bisa rusak oleh beberapa hal, diantara adalah :
• Syirik dan nifaq
• Kufur
• Murtad
• Khurafat
• Tahayul
• Munafiq
• Bid’ah

Sebab Munculnya Aliran Sesat dalam Islam

1. Kesalahan Penafsiran
2. Kepentingan Politik atau Golongan
3. Hawa Nafsu Manusia
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ppsuika.ac.id/2012/02/bahaya-aliran-sesat-dan-menyesatkan/

https://www.academia.edu/19821831/Hal_Hal_yang_Merusak_Aqidah

https://fdokumen.com/document/makalah-penyimpangan-aqidah-dalam-agama-islam.html

https://www.academia.edu/8833208/Makalah_Agama_Islam_Aliran_Sesat_di_Indonesia

https://dalamislam.com/landasan-agama/ciri-ciri-aliran-sesat-menurut-islam

https://media.neliti.com/media/publications/157064-ID-none.pdf

Anda mungkin juga menyukai