Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS

( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

Oleh:
Miladiah Kusumaningarti
Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri
Email: mila@kagamavirtual.net

Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan penghasil Accu, CV.
ACCU BATU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas
dari kas yang ada dengan menggunakan analisis manajemen kas.
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus.
Alat analisa yang digunakan adalah analisa manajemen kas, yaitu dengan
menentukan besarnya saldo kas optimal perusahaan dan analisa rasio likuiditas
perusahaan yang terdiri dari Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio.
Dari hasil pembahasan dan analisa yang telah penulis lakukan dalam penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa pengelolaan (manajemen) kas pada CV. ACCU
BATU masih belum optimal, karena perusahaan masih belum bisa memenuhi
besarnya saldo kas optimal yang harus disediakan perusahaan. Sedangkan
kondisi perusahaan dilihat dari segi likuiditasnya sudah cukup baik, di mana
rasio likuiditas perusahaan mengalami peningkatan dalam empat tahun terakhir.
Ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah berusaha untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan baik.
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan pihak CV. ACCU BATU dapat
mengelola kasnya dengan baik, sehingga likuiditas perusahaan juga tetap dalam
kondisi baik. Selain itu perusahaan harus selalu menjaga hubungan baik dengan
lembaga – lembaga keuangan maupun pihak – pihak lain yang dapat membantu
perusahaan.

Kata Kunci : Manajemen kas, saldo kas optimal, Likuiditas, current ratio, quick
ratio, cash ratio

PENDAHULUAN bagaimana perusahaan dalam


Latar Belakang mengelola kas. Dengan mengelola kas
Perusahaan merupakan suatu secara efisien diharapkan perusahaan
organisasi yang mempunyai tujuan. dapat mencapai tujuan secara
Dimana tujuan ini ditetapkan agar keseluruhan. Begitu juga dengan CV.
dapat menjamin kelangsungan hidup Accu Batu yang merupakan salah satu
perusahaan. Tujuan dari setiap perusahaan manufaktur dimana dalam
perusahaan berbeda-beda, tergantung menjalankan usahanya perusahaan
pada bentuk atau jenis perusahaan itu sangat memperhatikan bagaimana cara
sendiri. Untuk mencapai tujuan yang pemanfaatan sumber-sumber yang ada
telah ditetapkan, perusahaan harus agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
memanfaatkan sumber-sumber yang Kas merupakan alat pertukaran
ada. dan juga digunakan sebagai ukuran
Pemanfaatan sumber-sumber dalam akuntansi. Dalam neraca, kas
yang ada salah satunya adalah merupakan aktiva yang sering berubah
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

dan hampir setiap transaksi dengan kesejahteraan karyawan, prestasi


pihak luar selalu mempengaruhi kas. perusahaan juga dapat ditunjukkan
Kas juga merupakan salah satu unsur dengan adanya arus kas yang selalu
modal kerja yang tinggi tingkat seimbang.
likuiditasnya. Semakin tinggi atau Dengan pengelolaan kas yang
besar jumlah kas yang dimiliki baik, maka jumlah kas yang tersedia di
perusahaan, maka semakin tinggi pula perusahaan dapat dipertahankan agar
tingkat resikonya. posisi likuiditasnya memadai. Dengan
Kas sangat berperan dalam posisi likuiditas yang memadai maka
kelancaran kegiatan perusahaan dan perusahaan dapat membayar kewajiban
terhadap kas pula tergantung pada saat jatuh tempo dan dapat terus
kontinuitas dari perusahaan. Oleh beroperasi.
karena itu, saldo kas harus dikelola Berdasarkan uraian tersebut
dengan baik dari segi penerimaan diatas, maka dapat diambil judul
maupun dari segi pengeluarannya. “Analisis Manajemen Kas Untuk
Sebenarnya kas yang ada dalam Menjaga Likuiditas” (Studi Kasus
perusahaan selalu berputar yaitu berupa Pada CV. Accu BATU Kediri).
arus kas masuk (cash in flow) dan arus
kas keluar (cash out flow). Arus kas Rumusan Masalah
masuk terjadi karena adanya transaksi Berdasarkan latar belakang
penjualan produk secara tunai, tersebut di atas, maka rumusan
penerimaan piutang, penjualan aktiva masalah dari penulisan ini adalah :
tetap tidak terpakai, dan transaksi- bagaimana pengelolaan kas pada CV.
transaksi yang lain. Arus kas keluar Accu Batu Kediri untuk menjaga
terjadi akibat pembelian bahan baku, likuiditas perusahaan.
pembayaran gaji, pengeluaran untuk
pembayaran bunga, pajak penghasilan, Batasan Masalah
pembayaran angsuran hutang, dan Agar tidak terjadi penyimpangan
pengeluaran lainnya. Arus kas masuk dalam penulisan ini, maka
dan arus kas keluar harus berjalan permasalahan dibatasi pada
teratur jadi harus diupayakan untuk pengelolaan kas pada CV. Accu Batu
selalu seimbang dimaksudkan agar Kediri tahun 2012 – 2015 dan tingkat
tidak terjadi kelebihan atau kekurangan likuiditas perusahaan.
kas. Hal ini disebabkan oleh adanya
sejumlah kas yang menganggur. Tujuan Penelitian
Sebaliknya kekurangan kas Tujuan penelitian ini adalah :
mengakibatkan tingkat likuiditas untuk mengetahui tingkat likuiditas
perusahaan kecil dalam menghadapi pada CV. Accu Batu Kediri dengan
tagihan yang sewaktu-waktu harus menggunakan analisis manajemen kas.
dibayarkan.
Untuk menjaga keseimbangan Manfaat Penelitian
arus kas dapat dilakukan dengan Manfaat yang diperoleh dengan
adanya suatu pengelolaan kas yang diadakannya penelitian ini adalah :
tepat. Dengan pengelolaan kas yang a. Manfaat Operasional
tepat maka prestasi suatu perusahaan Sebagai sumber informasi yang
dapat ditentukan. Karena selain dengan dapat digunakan untuk membantu
berbagai perbandingan tingkat rasio menganalisa permasalahan melalui
keuangan, tingkat laba, dan jaminan beberapa pendekatan teori yang

99
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

ada dan selanjutnya dilakukan ilmiah. Sehubungan dengan penelitian


suatu perbaikan. ini, metode yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah sebagai
b. Manfaat Akademik berikut:
Merupakan informasi bagi a. Metode Dokumentasi
kalangan akademis dalam Dokumentasi adalah pengumpulan
melakukan penelitian di bidang data dengan cara mencatat dan
yang sama. mempelajari dari dokumen-
dokumen perusahaan yang
RUANG LINGKUP PENELITIAN meliputi gambar, bagan, dan
Ruang lingkup penelitian ini struktur organisasi.
adalah mengenai pengelolaan kas pada
CV. Accu Batu Kediri yang digunakan
untuk menjaga likuiditas CV. Accu b. Metode Survei
Batu Kediri. Survei merupakan suatu cara
pengumpulan data dengan
LOKASI PENELITIAN mengadakan peninjauan langsung
Obyek penelitian yang peneliti ke lokasi. Survei ini berupa
lakukan adalah CV. Accu Batu Kediri interview yakni tanya jawab
yamg beralamatkan di Jl. Letjen S langsung dengan pihak yang
Parman No.104 Kabupaten Kediri. mempunyai hubungan dengan
Alasan peneliti memilih perusahaan objek yang diteliti.
tersebut karena manajemen bersifat
terbuka terhadap peneliti dan juga Identifikasi Variabel
lokasi perusahaan yang strategis dan Dalam penelitian ini terdapat dua
mudah dijangkau. variabel yaitu :

Sumber Dan Jenis Data 1. Manajemen Kas


1) Data Primer 2. Likuiditas
Data Primer adalah data yang
diperoleh langsung dari perusahaan Definisi Operasional variabel
yang menjadi objek penelitian. A. Manajemen kas
Data primer ini berupa hasil Manajemen kas mengandung
wawancara dengan pimpinan pengertian mengelola uang perusahaan
perusahaan. sedemikian rupa sehingga dapat dicapai
2) Data Sekunder persediaan kas maksimum dari uang
Data Sekunder adalah data yang tunai yang menganggur.
sudah diolah pihak perusahaan. B. Likuiditas
Data yang digunakan berupa Likuiditas berasal dari kata likuid
laporan keuangan perusahaan tahun yang mempunyai arti cair atau lancar
2012-2015, yang berupa neraca, yaitu cairnya aktiva menjadi uang tunai
laporan laba rugi, catatan atas tanpa mengurangi nilainya. Bagi
laporan keuangan dan laporan perusahaan alat-alat ini harus cukup
harga pokok penjualan. tersedia untuk memenuhi kewajiban
intern ataupun ekstern sehingga
Metode Pengumpulan Data kelangsungan hidup perusahaan dapat
Data merupakan faktor yang terjamin.
paling penting dalam pembuatan karya

100
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Likuiditas adalah kemampuan bw = biaya administrasi bank


perusahaan untuk memenuhi kewajiban T = total pengeluaran kas
keuangan yang harus segera dipenuhi i = bunga deposito per tahun
atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada 2. Analisa Rasio
saat ditagih.” (Munawir, 2004: 31) Analisa rasio yang digunakan
Unsur yang terdapat dalam untuk mengetahui tingkat likuiditas
likuiditas ini adalah sebagai berikut: adalah rasio likuiditas. Yang
1). Current Ratio adalah perbandingan merupakan kemampuan suatu
antara current assets (aktiva lancar) perusahaan dalam memenuhi
dengan current liabilities (hutang kewajiban jangka pendeknya.
lancar) Menurut (Riyanto, 1999), ratio
2). Quick ratio adalah perbandingan likuiditas ini dapat dihitung dengan
jumlah kas, piutang, dan efek yang rumus sebagai berikut:
segera diuangkan dengan hutang aktiva lancar
lancar. Current Ratio =
hutang lancar
3). Cash ratio merupakan
Quick Ratio =
perbandingan antara uang kas yang
aktiva lancar - persediaan
ada pada perusahaan maupun yang
ada pada perusahaan maupun yang hutang lancar
ada dibank setelah ditambah surat- Kas
Cash Ratio =
surat berharga dengan hutang hutang lancar
lancar.
HASIL PENELITIAN
Tekhnik Analisis Data
Teknik Analisis yang digunakan Profil Perusahaan CV. Accu Batu
dalam penelitian ini adalah analisis Kediri
deskriptif kualitatif, yaitu suatu analisis
yang menjelaskan tentang variabel atau CV Accu Batu merupakan suatu
data –data yang ada dalam penelitian perusahaan manufaktur yang bergerak
ini, untuk kemudian dihitung sehingga di bidang pembuatan Accu merk Batu.
diperoleh informasi yang akurat. Alat Perusahaan ini didirikan oleh Bapak
analisis yang digunakan adalah: H. Bambang Waluyo tepatnya pada
tahun 1983 dan bertempat di
1. Analisa manajemen kas Kelurahan Tosaren, Kecamatan
Penentuan jumlah kas optimal Pesantren, Kota Kediri. Bapak H.
menentukan seberapa besarnya kas Bambang Waluyo adalah asli orang
yang tersedia dalam perusahaan agar Batu, Malang. CV. Accu Batu
likuiditas dapat terjaga dan rentabilitas letaknya sangat strategis. Berada tepat
dapat meningkat. di pinggiran jalan raya yang dilewati
Perhitungan jumlah kas yang oleh semua angkutan umum. Mula –
optimal menurut Gitosudarmo dan mula usaha dari perusahaan ini adalah
Basri (2002:41) sebagai berikut : sebuah bengkel kecil yang menerima
servis dan perbaikan Accu dan
2.bw.T Dynamo mobil yang hanya
C
i mempunyai 2 karyawan. Karena
Dimana : letaknya yang sangat strategis maka
C = Saldo kas optimum

101
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

bengkel Bapak H. Bambang Waluyo Bambang berencana membuka cabang


cepat berkembang. di luar kota. Cabang – cabang di luar
Karena semakin banyak kota dipercayakan kepada saudara –
pelanggan yang mempercayai saudaranya yang tidak mempunyai
bengkelnya akhirnya Bapak H. pekerjaan tetap. Mula – mula Bapak H.
Bambang Waluyo berencana Bambang membuka cabang di Kota
menambah karyawan. Karyawan Blitar dan Kota Malang. Di luar kota
diambil dari masyarakat sekitar yamg pun ternyata Accu dan Dynamo merk
menganggur dan sebenarnya tidak Batu juga diminati banyak konsumen.
mempunyai keahlian sama sekali di Melihat perkembangan tersebut
bidang Accu dan Dynamo karena akhirnya cabang ditambah dengan
memang hanya lulusan Sekolah Dasar. menghubungi saudara – saudara dekat
Bapak H. Bambang Waluyo dengan di luar kota. Akhirnya sampai
sabar dan telaten melatih para sekarang CV. Accu Batu mempunyai
karyawan barunya tersebut. 7 cabang di kota–kota besar. Dalam
Setelah mempunyai cukup mengelola CV. Accu Batu Bapak H.
modal, Bapak H. Bambang Waluyo Bambang dibantu oleh anaknya dan
memperluas bengkelnya. Beliau juga menantunya yang telah mengenyam
berencana memproduksi Accu sendiri. pendidikan yang lebih tinggi sehingga
Akhirnya beliau juga membeli mesin diharapkan akan mampu
– mesin yang diperlukan untuk mengembangkan perusahaan kearah
pembuatan Accu. Mesin – mesin yang yang lebih baik lagi.
dibeli Bapak H. Bambang sangat
sederhana sekali. Pertama memang Saldo Kas Optimal
sulit membuat Accu tapi lama Persediaan kas merupakan
kelamaan Bapak H. Bambang Waluyo faktor yang mutlak harus ada dalam
bisa membuat Accu yang berkualitas perusahaan, akan tetapi berapa
dengan harga yang murah. Accu besarnya kas yang seharusnya berada
tersebut diberi nama Batu karena dalam perusahaan harus ditentukan
Bapak H. Bambang Waluyo adalah agar likuiditas perusahaan dapat
asli orang Batu. Karena harganya terjaga. Menurut Gitosudarmo dan
murah dan kualitasnya bagus akhirnya Basri (2002:41), penentuan persediaan
banyak konsumen yang membeli Accu kas dalam perusahaan salah satunya
merk Batu. Dikarenakan banyak sekali dengan penentuan saldo kas optimal,
permintaan dari konsumen akhirnya yaitu dengan rumus :
Bapak H. Bambang menambah
karyawan lagi. 2.bw.T
Setelah memproduksi Accu C
i
sendiri, Bapak H. Bambang mencoba
membuat Dynamo mobil sendiri.
Keterangan : C = Saldo kas optimal
Dynamo Batu ternyata juga disukai
T = Total pengeluaran
banyak orang terutama para sopir
kas
angkutan. Karena selain harganya yang
bw = Biaya Administrasi
murah barangnya pun berkualitas.
Bank
Ditambah lagi Accu dan Dynamo Batu
i = Bunga deposito
bergaransi 3 bulan sehingga semakin
pertahun
banyak diminati konsumen. Setelah
terus mengalami peningkatan Bapak H.

102
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Pengeluaran kas yang dilakukan oleh keuangan dalam kurun waktu empat
CV. Accu Batu berdasarkan laporan tahun adalah sebagai berikut

Tabel 1.
Pengeluaran Kas
2012 2013 2014 2015
Biaya Operasional 216.750.250 232.650.750 247.400.000 260.350.000
Pembelian Bahan Baku 359.677.760 404.637.480 427.117.340 456.701.557
Penambahan Piutang 55.197.457 49.583.420 14.150.910 29.705.091
Biaya Bunga Bank (15.946.889) (16.706.442) (13.185.773) (13.295.077)
Biaya Administrasi Bank (479.751) (502.753) (520.000) (550.750)
Bunga Deposito Bank 15,48 % 15,28 % 10,39 % 7,30 %
Jumlah 648.052.107 704.080.845 702.374.023 760.602.475
Sumber : CV. Accu Batu tahun 2015 ( Olahan Penulis )

Tahun 2012 bw = Rp. 502.753


Diketahui : T = Rp. 648.052.107 i = 15,28 %
bw = Rp. 479.751
i = 15,48 % 2.(502.753)(704.808.845)
C
15,28%
2.(479.751)(648052107)
C
15,48% = Rp. 68.067.890
Pada tahun 2013, saldo kas
= Rp. 63.378.520 optimal yang harus disediakan
Pada tahun 2012, saldo kas perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
optimal yang harus disediakan operasionalnya adalah sebesar Rp.
perusahaan untuk memenuhi 68.067.890,-. Sedangkan kas yang ada
kebutuhan – kebutuhan di perusahaan adalah sebesar Rp.
operasionalnya adalah sebesar Rp. 77.408.295,-. Itu berarti bahwa
63.378.520,-. Sedangkan kas yang ada perusahaan mempunyai kelebihan
di perusahaan adalah sebesar Rp. saldo kas sebesar Rp. 9.340.405,-. Jadi
53.770.000,-. Hal ini menunjukkan dengan persediaan kas yang ada,
bahwa perusahaan masih mengalami perusahaan sudah dapat memenuhi
kekurangan sebesar Rp. 9.608.520,- seluruh kebutuhan operasionalnya.
dalam memenuhi kebutuhan kasnya. Selain itu perusahaan juga dapat
Hal ini disebabkan oleh tingkat menginvestasikan kelebihan kasnya
pengeluaran kas yang masih terlalu dalam bentuk surat berharga, deposito,
besar jika dibandingkan dengan kas ataupun yang lainnya.
yang ada di perusahaan, sehingga
mempengaruhi besarnya saldo kas Tahun 2014
optimal. Untuk itu perusahaan perlu Diketahui : T = Rp. 702.374.023
melakukan pinjaman kepada pihak bw = Rp. 520.000
lain untuk dapat memenuhi kebutuhan i = 10,39 %
kasnya tersebut.
2.(520.000)(702.374.023)
Tahun 2013 C
10,39%
Diketahui : T = Rp. 704.080.845

103
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

= Rp. 83.848.078
Pada tahun 2014, saldo kas 2.(550.750)(760.602.475)
optimal yang harus disediakan C
7.30%
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
– kebutuhan operasionalnya adalah
= Rp. 107.129.650
sebesar Rp. 83.848.078,-. Sedangkan
kas yang ada di perusahaan adalah
Pada tahun 2015, saldo kas
sebesar Rp. 80.862.333,-. Hal ini
optimal yang harus disediakan
menunjukkan bahwa perusahaan masih
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
mengalami kekurangan sebesar Rp.
– kebutuhan operasionalnya adalah
2.985.745,- dalam memenuhi
sebesar Rp. 107.129.650,-. Sedangkan
kebutuhan kasnya. Hal ini disebabkan
kas yang ada di perusahaan adalah
oleh tingkat pengeluaran kas yang
sebesar Rp. 98.082,579,-. Hal ini
masih terlalu besar jika dibandingkan
menunjukkan bahwa perusahaan masih
dengan kas yang ada di perusahaan,
mengalami kekurangan sebesar Rp.
sehingga mempengaruhi besarnya
9.047.071,- dalam memenuhi
saldo kas optimal. Untuk itu
kebutuhan kasnya. Hal ini disebabkan
perusahaan perlu melakukan pinjaman
oleh tingkat pengeluaran kas yang
kepada pihak lain untuk dapat
masih terlalu besar jika dibandingkan
memenuhi kebutuhan kasnya tersebut.
dengan kas yang ada di perusahaan,
sehingga mempengaruhi besarnya
Tahun 2015
saldo kas optimal. Untuk itu
Diketahui : T = Rp. 760.602.475
perusahaan perlu melakukan pinjaman
bw = Rp. 550.750
kepada pihak lain untuk dapat
i = 7,30 %
memenuhi kebutuhan kasnya tersebut.
Tabel. 2
Perbandingan Saldo Kas
Tahun Saldo Kas di Perusahaan Saldo Kas yang Harus Ada di Perusahaan
2012 53.770.000 63.378.520
2013 77.408.295 68.067.890
2014 80.862.333 83.848.078
2015 98.082.579 107.129.650

Berdasarkan pada tabel di atas kasnya, perusahaan perlu melakukan


dapat dilihat bahwa persediaan saldo pinjaman kepada pihak lain.
kas optimal yang harus dipertahankan Sedangkan pada tahun 2013, jumlah
oleh perusahaan masih belum bisa saldo kas yang ada di perusahaan lebih
dicapai. Hal ini disebabkan oleh nilai besar dari jumlah saldo kas optimal
persediaan bahan baku yang terlalu yang seharusnya disediakan
tinggi (melebihi kas yang ada di perusahaan. Sehingga perusahaan tidak
perusahaan). Dimana pada tahun 2012, akan mengalami kesulitan dalam
2014, dan 2015, saldo kas yang ada di memenuhi kebutuhan kasnya.
perusahaan masih berada di bawah Sedangkan kelebihan dari saldo kas
saldo kas optimal yang seharusnya yang ada, dapat diinvestasikan ke
disediakan perusahaan. Sehingga untuk dalam bentuk surat berharga, deposito,
dapat memenuhi seluruh kebutuhan ataupun yang lainnya.

104
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Rasio Likuiditas
Tabel. 3
Unsur – unsur Perhitungan Likuiditas
2012 2013 2014 2015
Kas 53.770.000 77.408.295 80.862.333 98.082.579
Persediaan 204.400.980 155.595.210 170.860.000 172.039.290
Aktiva lancar 331.493.980 355.909.925 388.779.663 436.884.269
Hutang lancar 192.636.235 205.645.057 183.915.674 202.307.241
Sumber : Neraca CV. Accu Batu tahun 2009 ( Olahan Penulis )
Berdasarkan data di atas, maka % yaitu dari Rp. 331.493.980,- menjadi
rasio likuiditas yang digunakan Rp. 355.909.925,-. Meskipun
perusahaan dapat dihitung sebagai mengalami peningkatan, tetapi current
berikut : ratio ini masih belum bisa mencapai
1. Current Ratio standart 200 %. Current ratio 173,07 %
aktiva lancar ini berarti bahwa setiap Rp. 1,- hutang
Current Ratio = lancar perusahaan dapat dijamin
hutang lancar
dengan Rp. 1,73,- aktiva lancarnya.
Tahun 2012 =
Keadaan ini baik bagi perusahaan
Rp.331.493.980
X 100% karena nilai aktiva lancar masih
Rp.192.636.235 melebihi nilai hutang lancar. Artinya
= 172,08 % adalah perusahaan mampu memenuhi
kewajiban – kewajibannya dalam
Pada tahun 2012, tingkat current ratio membayar hutang.
perusahaan adalah sebesar 172,08 %. Tahun 2014
Rasio ini masih belum bisa mencapai Rp.388.779.663
standart yang berlaku, yaitu 200 %. = Rp.183.915.674 X 100%
Current ratio 172,08 % ini berarti
= 211,39 %
bahwa setiap Rp. 1,- hutang lancar
perusahaan akan dijamin dengan
Pada tahun 2014, tingkat current ratio
Rp. 1,72 aktiva lancarnya. Keadaan ini
juga mengalami kenaikan, yaitu dari
baik bagi perusahaan karena nilai
173,07 % pada tahun 2013 menjadi
aktiva lancar masih melebihi nilai
211,39 % pada tahun 2014. Kenaikan
hutang lancar. Artinya adalah
ini disebabkan adanya kenaikan aktiva
perusahaan mampu memenuhi
lancar sebesar 9,23 % yaitu dari Rp.
kewajiban – kewajibannya dalam
355.909.925,- menjadi
membayar hutang.
Rp. 388.779.663,- yang diikuti dengan
Tahun 2013
penurunan hutang lancar sebesar 10,03
Rp.355.909.925.
= X 100% %, yaitu dari Rp. 205.645.057,-
Rp.205.645.057 menjadi Rp. 183.915.674,-.
= Rp. 173,07 % Current ratio sebesar 211,39 % ini
menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,-
hutang lancar perusahaan akan dijamin
Pada tahun 2013, tingkat current ratio dengan Rp. 2,11,- aktiva lancarnya.
perusahaan mengalami kenaikan, yaitu Keadaan ini baik bagi perusahaan
dari 172,08 % pada tahun 2012, karena nilai aktiva lancar masih
menjadi 173,07 % pada tahun 2013. melebihi nilai hutang lancar. Artinya
Kenaikan ini dipengaruhi oleh adanya adalah perusahaan mampu memenuhi
peningkatan aktiva lancar sebesar 7,37 kewajiban – kewajibannya dalam

105
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

membayar hutang. Hal ini juga


menunjukkan bahwa current ratio = 65,97 %
perusahaan sudah baik, karena sudah
dapat memenuhi standart yang Pada tahun 2012, tingkat quick ratio
ditetapkan. perusahaan adalah sebesar 65,97 %. Ini
berarti bahwa standart 100 % yang
Tahun 2015 berlaku masih belum bisa dicapai.
Rp.436.884.269 Tingkat quick ratio 65,97 % ini
= X 100% menunjukkan kemampuan perusahaan
Rp.202.307.241
menjamin setiap Rp. 1,- hutang
lancarnya dengan Rp. 0,65,- aktiva
= 215,95 %
yang lebih likuid. Keadaan ini tidak
baik bagi perusahaan karena nilai
Pada tahun 2015, tingkat current ratio
aktiva lancar kurang dari nilai hutang
perusahaan juga sudah dapat memenuhi
lancar. Artinya adalah perusahaan
standart yang berlaku, dimana pada
belum mampu memenuhi kewajiban –
tahun 2015 tingkat current ratio
kewajibannya dalam membayar hutang.
perusahaan adalah sebesar 215,95 %.
Rasio ini mengalami peningkatan jika
Tahun 2013
dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Peningkatan ini
=
dipengaruhi oleh adanya kenaikan
aktiva lancar sebesar 12,37 %, yaitu Rp.355.909.925 - 155595210
X 100%
dari Rp. 388.779.663,- menjadi Rp. Rp.205.645.057
436.884.269,-. Current ratio 215,95 %
ini menunjukkan bahwa perusahaan
mampu menjamin setiap Rp. 1,- hutang = 97,41 %
lancarnya dengan Rp. 2,15 aktiva
lancarnya. Keadaan ini baik bagi Pada tahun 2013, tingkat quick ratio
perusahaan karena nilai aktiva lancar mengalami kenaikan, yaitu dari 65,97
masih melebihi nilai hutang lancar. % pada tahun 2012 menjadi 97,41 %
Artinya adalah perusahaan mampu pada tahun 2014. Kenaikan ini
memenuhi kewajiban – kewajibannya dipengaruhi adanya peningkatan aktiva
dalam membayar hutang. Hal ini juga yang lebih likuid sebesar 57,61 %,
menunjukkan bahwa current ratio yaitu dari Rp. 127.093.000,- menjadi
perusahaan sudah baik, karena sudah Rp. 200.314.715,-. Quick ratio sebesar
dapat memenuhi standart yang 97,41 % ini menunjukkan bahwa setiap
ditetapkan. Rp. 1,- hutang lancar perusahaan akan
dijamin dengan Rp. 0,97,- aktiva
2. Quick Ratio yang lebih likuid. Keadaan ini tidak
Quick Ratio = baik bagi perusahaan karena nilai
aktiva lancar - persediaan aktiva lancar masih kurang dari nilai
hutang lancar hutang lancar. Artinya adalah
perusahaan belum mampu memenuhi
kewajiban – kewajibannya dalam
Tahun 2012 =
membayar hutang.
Rp.331.493.980 - 204.400.980
X 100% Tahun2014
Rp.192.636.235

106
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

= % yaitu dari Rp. 217.919.663,- menjadi


Rp.388.779.663 - 170.860.000 Rp. 264.845.006,-. Quick ratio sebesar
X 100% 130,91 % ini menunjukkan bahwa
Rp.183.915.674
perusahaan mampu menjamin setiap
Rp. 1,- hutang lancarnya dengan
= 118,48 %
menggunakan Rp. 1,30,- aktiva yang
lebih likuid. Keadaan ini baik bagi
Pada tahun 2014, tingkat quick ratio
perusahaan karena nilai aktiva lancar
juga mengalami kenaikan, yaitu dari
masih melebihi nilai hutang lancar.
97,41 % menjadi 118,48 %. Kenaikan
Artinya adalah perusahaan mampu
ini disebabkan oleh kenaikan aktiva
memenuhi kewajiban – kewajibannya
yang lebih likuid sebesar 8,97 %, yaitu
dalam membayar hutang. Hal ini juga
dari Rp. 200.314.715,- menjadi Rp.
menunjukkan bahwa quick ratio
217.919.663,- yang diikuti dengan
perusahaan sudah baik, karena sudah
penurunan hutang lancar sebesar 10,03
dapat memenuhi standar yang di
% , yaitu dari Rp. 205.645.057,-
tetapkan.
menjadi Rp. 183.915.674,-. Quick ratio
sebesar 118, 48 % ini menunjukkan
3. Cash Ratio
bahwa setiap Rp. 1,- hutang lancar
perusahaan akan dijamin dengan Rp. Kas
Cash Ratio =
1,18,- aktiva yang lebih likuid. hutang lancar
Keadaan ini baik bagi perusahaan
karena nilai aktiva lancar sudah Tahun 2012 =
melebihi nilai hutang lancar. Artinya Rp.57.770.000
adalah perusahaan mampu memenuhi X 100%
Rp.192.636.235
kewajiban – kewajibannya dalam
= 27.91 %
membayar hutang. Hal ini juga
menunjukkan bahwa quick ratio
Pada tahun 2012, tingkat cash ratio
perusahaan sudah baik, karena sudah
perusahaan adalah sebesar 27,91 %.
dapat memenuhi standar yang di
Cash ratio ini masih dibawah standart
tetapkan.
yang berlaku, yaitu 100 %. Dengan
cash ratio sebesar 27,91 % berarti
Tahun2014
perusahaan mampu menjamin setiap
Rp. 1,- hutang lancarnya dengan
Rp.436.884.269 - 172039290 menggunakan Rp. 0,27,- kas yang
= X 100%
Rp.202.307.241 tersedia di perusahaan. Keadaan ini
tidak baik bagi perusahaan karena nilai
= 130,91 % kas perusahaan masih berada di bawah
nilai hutang lancar. Artinya adalah
Pada tahun 2015, tingkat quick ratio perusahaan belum mampu memenuhi
juga sudah dapat mencapai standart kewajiban – kewajibannya dalam
yang ditetapkan, dimana pada tahun membayar hutang.
2015 ini tingkat quick ratio adalah
130,91 %. Rasio ini mengalami Tahun 2013 =
peningkatan jika dibandingkan dengan Rp.77.408.295
tahun sebelumnya. Peningkatan ini X 100%
Rp.205.645.057
dipengaruhi oleh adanya kenaikan
aktiva yang lebih likuid sebesar 21,53
= 31,64 %

107
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

ratio sebesar 43,96 % ini sudah dapat


Pada tahun 2013, tingkat cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan
mengalami kenaikan yaitu dari Rp. untuk menjamin setiap Rp. 1,- hutang
27,91 % pada tahun 2012 menjadi lancarnya dengan menggunakan Rp.
31,64 % pada tahun 2013. Kenaikan ini 0,43 kas yang tersedia di perusahaan.
disebabkan oleh peningkatan jumlah Keadaan ini kurang baik bagi
kas yang tersedia di perusahaan, yaitu perusahaan karena nilai kas perusahaan
dari Rp. 53.770.000,- menjadi Rp. masih berada di bawah nilai hutang
77.408.295,-. Cash ratio 31,64 % ini lancar. Artinya adalah perusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan masih belum mampu memenuhi
mampu menjamin setiap Rp. 1,- hutang kewajiban – kewajibannya dalam
lancarnya dengan Rp. 0,316,- kas yang membayar hutang.
tersedia di perusahaan. Meskipun Tahun 2014
mengalami peningkatan dibandingkan Rp.98.082.579
tahun lalu, tetapi keadaan ini masih = X 100%
Rp.202.307.241
belum baik bagi perusahaan karena
= 48,48 %
nilai kas perusahaan masih berada di
Pada tahun 2014, tingkat cash ratio
bawah nilai hutang lancar. Artinya
perusahaan juga masih belum bisa
adalah perusahaan belum mampu
memenuhi standart 100 %. Tetapi pada
memenuhi kewajiban – kewajibannya
tahun 2014 ini, cash ratio mengalami
dalam membayar hutang.
kenaikan dari 43,96 % menjadi 48,48
%. Kenaikan ini disebabkan oleh
Tahun 2014
meningkatnya jumlah persediaan kas
Rp.80.862.333 yang ada di perusahaan. Dengan cash
= X 100%
Rp.183.915.674 ratio 48,48 %, dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan menjamin
= 43,96 % setiap Rp. 1,- hutang lancarnya dengan
menggunakan Rp. 0,48,- kas yang
Pada tahun 2014, tingkat cash ratio tersedia di perusahaan. Meskipun
perusahaan mengalami peningkatan, mengalami peningkatan dibandingkan
yaitu dari 31,64 % pada tahun 2013 tahun lalu, keadaan ini masih kurang
menjadi 43,96 % pada tahun 2014. baik bagi perusahaan karena nilai kas
peningkatan ini dipengaruhi oleh perusahaan masih berada di bawah
adanya kenaikan jumlah kas yang nilai hutang lancar. Artinya adalah
tersedia di perusahaan, yaitu dari Rp. perusahaan masih belum mampu
77.408.295,- menjadi Rp. 80.862.333,-. memenuhi kewajiban – kewajibannya
Meskipun belum bisa mencapai dalam membayar hutang.
standart 100 %, tetapi dengan cash

Tabel. 4
Analisis Rasio Likuiditas
Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio
Tahun
2012 172,08 % 65,97 % 27,91 %
2013 173,07 % 97,41 % 31,64 %
2014 211,39 % 118,48 % 43,96 %
2015 215,95 % 130,91 % 48,48 %

108
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Berdasarkan dari tabel di atas, perusahaan sudah mampu memenuhi


dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 kewajiban membayar hutang jangka
dan 2013, tingkat current ratio masih pendeknya dengan baik. Hal ini dapat
belum bisa mencapai standart yang ditunjukkan dengan semakin
berlaku, yaitu 200 %. Hal ini meningkatnya prosentase tingkat
disebabkan karena pada tahun 2012 current ratio, quick ratio dan cash
dan 2013 nilai hutang lancar ratio selama empat tahun terakhir.
perusahaan mempunyai selisih yang
banyak jika dibandingkan dengan nilai Kesimpulan
aktiva lancarnya. Sedangkan pada Berdasarkan uraian – uraian yang
tahun 2014 dan 2014 tingkat current tersebut di atas dan dari hasil penelitian
ratio perusahaan sudah bisa mencapai yang telah penulis lakukan di
standart yang berlaku. Hal ini perusahaan serta berdasarkan pada
disebabkan karena nilai hutang lancar hasil pembahasan dan analisa data yang
perusahaan mempunyai selisih yang telah penulis lakukan, maka dapat
sedikit jika dibandingkan dengan aktiva ditarik suatu kesimpulan bahwa:
lancar perusahaan.
Pada tahun 2012 dan 2013, 1. CV. Accu Batu adalah sebuah
tingkat quick ratio masih belum bisa perusahaan manufaktur yang
mencapai standart yang berlaku, yaitu memproduksi Accu, dimana dalam
100 %. Hal ini disebabkan karena pada menjalankan usahanya perusahaan
tahun 2012 dan 2013 nilai hutang harus memperhatikan bagaimana cara
lancar perusahaan mempunyai selisih memanfaatkan sumber – sumber daya
yang banyak jika dibandingkan dengan yang ada agar tujuan perusahaan dapat
nilai aktiva lancarnya. Sedangkan pada tercapai. Salah satunya adalah dengan
tahun 2014 dan 2015 tingkat quick melakukan pengelolaan kas yang baik,
ratio perusahaan sudah bisa mencapai di mana perusahaan harus dapat
standart yang berlaku. Hal ini memenuhi besarnya saldo kas optimal
disebabkan karena nilai hutang lancar yang harus dipertahankan perusahaan.
perusahaan mempunyai selisih yang
sedikit jika dibandingkan dengan aktiva 2. Manajemen kas pada CV. Accu
lancar perusahaan. Batu Kediri masih belum optimal,
Pada tahun 2012 sampai dengan dimana saldo minimal kas yang harus
2014, untuk tingkat cash ratio, standart disediakan perusahaan masih belum
100 % masih belum bisa dicapai. Hal bisa dipenuhi. Meskipun demikian,
ini disebabkan oleh jumlah hutang perusahaan sudah berusaha
lancar yang sangat banyak jika menyediakan kas untuk memenuhi
dibandingkan dengan jumlah kas yang kewajibannya. Hal ini dapat dilihat
ada di perusahaan. Sehingga dari adanya peningkatan jumlah kas di
kemampuan perusahaan untuk perusahaan selama empat tahun
memenuhi kewajiban – kewajibannya terakhir dan memenuhi standart umum
dinilai masih kurang. yaitu tidak kurang dari 5 % dari total
Meskipun standart current aktiva lancar.
ratio, quick ratio dan cash ratio masih
belum bisa dicapai, tetapi secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa 3. Besarnya rasio likuiditas
kondisi perusahaan dilihat dari segi perusahaan belum seluruhnya
likuiditas sudah baik. Dalam arti memenuhi standart yang ditetapkan.

109
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Tetapi meskipun demikian, secara 1. Dengan manajemen kas yang


keseluruhan kondisi perusahaan baik, maka perusahaan akan dapat
dilihat dari segi likuiditas sudah cukup mengetahui perkiraan berapa
baik. Hal ini ditunjukkan dengan kebutuhan kas pada suatu periode,
semakin meningkatnya prosentase sehingga perusahaan bisa menyediakan
rasio likuiditas perusahaan selama kas dalam jumlah yang memadai.
empat tahun terakhir. Yakni dilihat Untuk itu, perusahaan harus benar –
dari tingkat current ratio yang benar bisa mengelola kasnya dengan
mengalami kenaikan dari 172,08 % baik,
pada tahun 2012 naik menjadi 173,07 2. Agar tidak terjadi kekurangan
% pada tahun 2013. Kemudian pada kas untuk memenuhi kebutuhannya.
tahun 2014 mengalami kenaikan lagi Misalnya dengan cara merekrut
menjadi 211,39 %. Dan pada tahun manajer finansial yang benar – benar
2015 mengalami kenaikan lagi profesional sehingga laporan keuangan
menjadi 215,95 %. Dilihat dari tingkat perusahaan benar – benar akurat.
quick ratio juga mengalami Karena analisis rasio ini merupakan
peningkatan dari tahun ke tahun yakni alat bantu yang penting bagi manajer
dari 65,97 % pada tahun 2012 naik untuk mengetahui kekuatan dan
menjadi 97,41 % pada tahun 2013. kelemahan perusahaan karena analisis
Kemudian pada tahun 2014 ini berguna untuk menentukan strategi
mengalami kenaikan lagi menjadi keuangan yang akan datang.
118,48 %. Dan pada tahun 2015 3. Perusahaan harus berusaha
mengalami kenaikan lagi menjadi untuk menjaga likuiditasnya dengan
130,91 %. Dilihat dari tingkat cash cara memenuhi besarnya saldo kas
ratio juga mengalami peningkatan dari optimal yang harus disediakan oleh
tahun ke tahun yakni dari 27,91 % perusahaan, sehingga perusahaan selalu
pada tahun 2012 naik menjadi 31,64 mendapatkan kepercayaan dari pihak
% pada tahun 2013. Kemudian pada lain yang akan memberikan pinjaman
tahun 2014 mengalami kenaikan lagi pada saat perusahaan membutuhkan
menjadi 43,96 %. Dan pada tahun dana.
2015 mengalami kenaikan lagi 4. Perusahaan harus senantiasa
menjadi 48,48 %. Dari rasio – rasio menjaga hubungan baik dengan pihak
likuiditas sebesar ini sudah lembaga keuangan maupun pihak –
menunjukkan bahwa perusahaan pihak lain yang dapat membantu
sudah mampu memenuhi kewajiban perusahaan baik dari segi material
jangka pendeknya dengan baik. maupun dari segi materi. Menjaga
hubungan ini dapat dilakukan dengan
Saran cara perusahaan harus membayar
Dari kesimpulan tersebut, maka hutang pada pihak – pihak lembaga
sesuai dengan tujuan dan kegunaan keuangan maupun kepada pihak –
dilakukannya penelitian ini, maka pihak lain tepat waktu. Dengan cara
penulis ingin mengemukakan beberapa membayar hutang tepat pada saat jatuh
saran yang diharapkan dapat berguna tempo maka perusahaan akan
bagi perkembangan usaha dari CV. mendapatkan kepercayaan dari pihak
Accu Batu Kediri untuk masa yang lembaga keuangan maupun dari pihak
akan datang, yaitu : – pihak lain yang mempunyai
hubungan dengan perusahaan.
Perusahaan juga harus bisa memenuhi

110
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2 Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

pesanan pelanggan pada saat pelanggan pelanggan tidak kecewa.


membutuhkan barang, sehingga

Daftar Pustaka
1. Ahmad, Kamaruddin (2004), Dasar
– Dasar Manajemen Keuangan,
cetakan pertama, Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
2. Baridwan, Zaki (2004), Intermediate
Accounting, edisi kedelapan,
Yogyakarta : BPFE.
3. Munawir, s. (2004), Analisa
Laporan Keuangan, Edisi Keempat,
Yogyakarta : Liberty.
4. Riyanto, Bambang (1999), Dasar –
dasar Pembelanjaan Perusahaan,
cetakan Keenam, Edisi Keempat,
Yogyakarta : BPFE.
5. Syamsuddin, Lukman (2000),
Manajemen Keuangan Perusahaan,
Cetakan Lima, Edisi Baru, Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
6. Gitosudarmo, I, dan Basri (2002),
Manajemen Keuangan, cetakan
pertama, Edisi Keempat Yogyakarta
: BPFE.
7. Marbun, B.M (2003), Kamus
Manajemen, Cetakan Pertama,
Jakarta : CV Mulya Sari.
8. Alwi, Syafaruddin (2003), Alat-alat
Analisis Dalam Pembelanjaan, Edisi
Revisi, Yogyakarta : Andi offset.
9. Suryabrata, Sumadi (2002),
Metodologi Penelitian, Cetakan
Ketigabelas, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.

111

Anda mungkin juga menyukai