Anda di halaman 1dari 66

PRAKTIKUM IPA II

“Bandul Sederhana dan Osilasi Pegas”

Disusun Oleh:

1. Nastiti Estiningtyas (18312241039)

2. Muhammad Angga Y. (18312241043)

3. Nur Alfi Aulia Julita (18312241046)

4. Nur Mahmudah (18312241049)

5. Anisa Latifa (18312241051)

6. Indah Inayah Rahma Wati (18312241066)

Kelas : IPA C 2018

PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
A. Judul
Bandul Sederhana dan Osilasi Pegas

B. Tujuan
1. Mengetahui hubungan panjang tali dengan periode ayunan bandul sederhana
2. Mengetahui hubungan massa bandul terhadap periode getaran pada pegas

C. Rumusan Masalah
1. Bandul Sederhana
Apakah panjang tali berpengaruh terhadap besar periode ayunan bandul
sederhana?
2. Osilasi Pegas
Apakah massa bandul berpengaruh terhadap periode getaran pada pegas?

D. Hipotesis
1. Bandul Sederhana
Semakin panjang tali yang digunakan makan semakin besar periode ayunan
bandul sederhana
2. Osilasi Pegas
Semakin besar massa bandul makan semakin besar periode getaran pada
pegas.

E. Variabel
1. Bandul sederhana
a. Variabel bebas : Panjang tali (L)
b. Variabel terkontrol : Jumlah getaran (n), Panjang simpangan
c. Variabel Terikat : Periode (T)
2. Osilasi pegas
a. Variabel bebas : Massa bandul (m)
b. Variabel terkontrol : Waktu (t), Pegas yang digunakan
c. Variabel Terikat : Jumlah getaran (n)
F. Dasar Teori
Getaran adalah gerak bolak-balik di sekitar titik keseimbangan. Benda
yang bergetar dapat dilihat dengan mata kasar karena amplitude besar dan tidak
dapat dilihat dengan kasar mata kerena ampitudo yang sangat kecil. Waktu yang
dibutuhkan untuk membuat satu getaran disebut periode dan dilambangkan
dengan T, sedangkan jumlah getaran dalam sati detik disebut frekuensi (Bueche,
2000).
Getaran dibedakan menjadi dua macam, yaitu getaran bebas dan getaran
paksa. Getaran bebas ialah getaran yang terjadi saat sistem mekanis dimulai
dengan gaya awal yang bekerja pada sistem itu sendiri, setelah itu benda dibiarkan
bergetar secara bebas. Dalam getaran bebas ini akan menghasilkan frekuensi yang
natural disebabkan oleh sifat dinamika dari distribusi massa dan kekuatan yang
membuat getaran. Contohnya sebuah bandul yang ditarik lalu dilepaskan dan
dibiarkan hingga pergerakan bendul berhenti (Hugh, 2003).
Getaran paksa ialah getaran yang terjadi saat gerakan bolak-balik yang
disebabkan oleh adanya gaya luar yang secara paksa menimbulkan getaran pada
sistem. Contohnya getaran rumah yang roboh ketika gempa bumi (Hugh, 2003).

Gambar 1. Bandul Sederhana


Sumber : (Mulyaningsih, 2004).

Sebuah bandul sederhana mula-mula diam pada kedudukan O


(kedudukan setimbang). Bandul tersebut ditarik ke kedudukan A (diberi
simpangan kecil). Pada saat benda dilepas dari kedudukan A, bandul akan
bergerak bolak-balik secara teratur melalui titik A-O-B-O-A dan gerak bolak-
balik ini disebut satu getaran. Salah satu ciri dari getaran adalah adanya amplitudo
atau simpangan terbesar. Semakin panjang tali pada bandul, maka semakin besar
periode getarnya dan semakin kecil frekuensinya. Jadi, dapat disimpulkan anak-
anak, bahwa besar periode berbanding terbalik dengan besar frekuensi
(Mulyaningsih, 2004).
Gelombang adalah getaran yang merambat gerak gelombang dapat
dipandang sebagai perpindahan momentum dari suatu titik di dalam ruang ke titik
lain tanpa perpindahan materi. Materi yang yang menjadi tempat merambatnya
getaran disebut sebagai medium. Saat merambat, gelombang akan mentransfer
energi dari satu tempat ke tempat lainnya secara seri dalam bentuk gerakan yang
periodik dari materi-materi yang menyusun medium rambatnya. Gerakan materi-
materi medium terjadi secara berkelompok saat membentuk gelombang (Aris,
2008).
Menurut arah perambatannya gelombang dibedakan menjadi gelombang
longitudinal dan gelombang transversal. Gelombang longitudinal yaitu gelombang
dengan arah gangguan sejajar dengan arah penjalarannya. Contoh gelombang
longitudinal adalah gelombang bunyi, gelombang bunyi ini analog dengan pulsa
longitudinal dalam suatu pegas vertikal di bawah tegangan dibuat berosilasi ke
atas dan ke bawah di sebuah ujung, maka sebuah gelombang longitudinal berjalan
sepanjang pegas tersebut, koil – koil pada pegas tersebut bergetar bolak – balik di
dalam arah di dalam mana gangguan berjalan sepanjang pegas. Sebuah
gelombang longitudinal merambat dalam medium pegas yang diregangkan
dimana arah gangguaan searah dengan arah penjalaran gelombang (Mulyaningsih,
2004).
Gelombang transversal adalah gelombang dengan gangguan yang tegak
lurus arah penjalaran. Misalnya gelombang cahaya dimana gelombang listrik dan
gelombang medan magnetnya tegak lurus kepada arah penjalarannya. Medan
listrik dan medan magnet dari gelombang elektromagnetik adalah tegak lurus dan
tegak lurus juga pada arah menjalar gelombang (Mulyaningsih, 2004).
Gambar 2. Gelombang Transversal dan Gelombang Longitudinal
Sumber : (Mulyaningsih, 2004).

Gelombang menurut kebutuhan medium dalam perambatannya


dibedakan menjadi gelombang meknik dan gelombang elektromagnetik.
Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium tempat
merambat. Contoh gelombang mekanik gelombang pada tali, gelombang bunyi
(Bueche, 2000).
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang energi dan
momentumnya dibawa oleh medan listrik (E) dan medan magnet (B) yang dapat
menjalar melalui vakum atau tanpa membutuhkan medium dalam perambatan
gelombangnya. Sumber gelombang elektromagnetik yaitu osilasi listrik, sinar
matahari menghasilkan sinar infra merah, lampu merkuri menghasilkan ultra
violet, inti atom yang tidak stabil menghasilkan sinar gamma, penembakan
elektron dalam tabung hampa pada keping logam menghasilkan sinar X
(digunakan untuk rontgen) (Bueche, 2000).
Besaran-besaran dalam Gelombang :
 Amplitudo yaitu simpangan maksimum yang dicapai suatu partikel dari
titik kesetimbangannya(m).
 Panjang Gelombang yaitu jarak antara posisi kemunculan satu bagian
gelombang ke bagian gelombang yang sama pada kemunculan berikutnya
secara berurutan.
 Frekuensi yaitu banyaknya gelombang yang terjadi dalam satu satuan
waktu(Hz).
 Periode yaitu waktu yang dibutuhkan medium untuk melakukan satu
gelombang penuh(s).
 Cepat Rambat Gelombang yaitu rata-rata pergerakan gelombang pada
medium setiap satuan waktu(m/s) (Hugh, 2003).

Hubungan antar Besaran


Periode memiliki nilai yang berbanding terbalik dengan frekuensi.

(Mulyaningsih, 2004).

Cepat rambat gelombang merupakan banyaknya gelombang yang terjadi setiap


periode waktu tertentu

(Aris, 2008).

1. Bandul Matematis

Getaran merupakan gerak bolak-balik suatu partikel secara periode


melalui suatu titik kesetimbangan. Getaran dapat bersifat harmonis sederhana dan
kompleks. Gerak harmonis sederhana suatu getaran dimana resultan gaya yang
bekerja pada titik sembarang selalu mengarah ke titik kesetimbangan dan besar
resultan gaya sebanding dengan jarak titik sembarang ke titik keseimbangan
tersebut. Beberapa contoh gerak harmonis sederhana adalah gerak harmonik pada
bandul (Young dan Roger, 2002 : 152).
Menurut Oliver (1997), gerak harmonis sederhana dapat dibedakam
menjadi dua, yaitu:
a. Gerak harmonis sederhana linear, misalnya penghisap dalam silinder gas,
gerak osilasi air raksa, gerak osilasi airdalam pipa U, gerak horizontal
pegas, gerak vertikal pegas.
b Gerak harmonis sederhana angular, misalnya gerak pada bandul fisis, dan
ayunan torsi.
Menurut Surya (2009), ciri-ciri gerak harmonis sederhana adalah:
a. Geraknya periodik (bolak-balik).
b. Geraknya selalu melewati titik keseimbangan.
c. Besar kecepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan
posisi atau simpangan benda.
d. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda selalu mengarah
keposisi keseimbangan.

Ketika beban digantung pada ayunan dan tidak diberikan pada gaya,
maka benda akan diam pada titik kesetimbangan, jika beban ditarik ke titik A dan
dilepaskan, maka beban akan bergerak ke titik B dan ke titik C. Lalu kembali lagi
ke titik A. Getaran beban akan terjadi berulang-ulang secara periodik, dengan kata
lain beban pada ayunan diatas melakukan gerak harmonik sederhana (Giancolli,
2001 : 89).
Benda yang bergerak harmonik sederhana pada ayunan sederhana
memiliki periode tertentu. Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan
benda untuk melakukan suatu getaran. Benda dikatakan melakukan suatu getaran
atau satu getaran jika benda bergrak dari titik dimana benda tersebut mulai
bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut. Frekuensi adalah banyaknya getaran
yang dilakukan benda selama satu detik, yang dimaksud dengan getaran disini
adalah getaran lengkap. Benda yang bergerak harmonis juga memiliki amplitudo
A, simpangan Y dan energi mekanik (Halliday, 1987 : 192).
Menurut Soedojo (1986), pada ayunan terdapat beberapa besaran fisika,
yaitu :
a. Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang non-negatif dari besar osilasi
suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak atau
simpangan terjauh dari titik kesetimbangan dalam suatu gelombang. Simpangan
adalah jarak antara kedudukan benda yang bergetar pada suatu saat sampai
kembali pada kedudukan seimbangnya. Energi mekanik adalah jumlah dari energi
kinetik dan energi potensial. Didalam setiap getaran energi potensial dan energi
kinetik besarnya selalu berubah-ubah tetapi memiliki jumlah yang tetap. Besarnya
energi potensial dari benda yang bergetar secara periodik dapat diketahui melalui
persamaan berikut :
EP = Ky2 .................................................................1
Dimana:
Ep : Energi potensial (j)
K : Konstanta (N/m)
y : Simpangan getaran (m)

b. Periode
Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun
secara beban dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding yang
mempunyai ayunan. Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada
tahun 1602 oleh Gallileo Galilie. Bahwa periode atau lamanya gerak osilasi suatu
ayunan ( T ) dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, dengan
mengikuti rumus ;
T = 2∏√ ℓ/ g .................................................................2
Dimana:
T : Periode getaran ( s )
∏ : 3,14
ℓ : Panjang tali ( m )
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
Ayunan matematis merupakan suatu partikel massa yang bergantung
pada suatu titik tetap pada seutas tali, dimana massa tali dapat diabaikan dan tali
tidak dapat bertambah panjang. Jika massa M bergantung pada seutas kawat halus
sepanjang ℓ dan bandul bergerak vertikal membentuk sudut θ, gaya pemulih
bandul tersebut adalah M.g.sin θ. Menurut Sears dan Mark (1982), secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
F = M.g.Sin θ ..............................................................3
Karena Sin θ = , maka
F = M.g. .................................................................4
Dimana :
F : Gaya (N)
M : Massa benda (Kg)
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
θ : Sudut simpangan (o)
ℓ : Panjang tali ( m )
Maka didapat persamaan gerak harmonik :
Y = Sin ω.t ..............................................................5
Simpangan getaran (A) merupakan perpindahan maksimum dari titik
kesetimbangan yang diberikan oleh suatu bandul sederhana. Menurut Giancolli
(2001), besarnya amplitudo dapat diketahui melalui persamaan sebagai berikut:
A = ℓ sin θ ..............................................................6
Dimana :
A : Simpangan getar atau Amplitudo (m)
θ : Sudut deviasi (o)
ℓ : Panjang Tali (m)

c. Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama
satu sekon, yang dimaksud disini adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah
Hertz. Frekuensi getaran (f) dapat dicari dengan menggunakan persamaan yang
merupakan hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut:
f = 1/T .................................................................7

Dimana:
f : Frekuensi getaran (Hz)
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
ℓ : Panjang tali ( m )
T : Perioda getaran (s)
Ayunan atau bandul matematis merupakan suatu partikel massa yang
tergantung pada suatu titik tetap pada seutas tali yang tidak dapat bertambah
panjang. Periode dan frekuensi sudut pada bandul sederhana tidak tergantung
pada massa bandul, tetapi bergantumg pada panjang tali dan percepatan gravitasi
setempat. Pada kondisi ini, maka menurut Surya (2009), cara untuk mencari
percepatan gravitasi dapat digunakan rumus:
g=4∏2 1/r2 .................................................................8
Dimana :
g : Percepatan Gravitasi (m/s2)
ℓ : Panjang tali ( m )
T : Perioda getaran (s)

2. Osilasi Pegas

Getaran atau osilasi merupakan salah satu bentuk gerak benda yang
cukup banyak dijumpai gejalanya. Contohnya, bandul jam yang berayun, piringan
dalam jam beker yang memuntir, botol yang timbul tenggelam dalam air, balok
yang digantungkan pada sebuah pegas, dan senar gitar yang dipetik. Osilasi juga
dijumpai secara analogis pada rangkaian listrik yang melibatkan induktor dan
kapasitor. Dalam osilasi, sebuah benda melakukan gerak bolak-balik menurut
lintasan tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu gerakan bolak – balik dinamakan periode (dilambangkan dengan
T, satuannya sekon (s) (Nelkon, 1975).
Persamaan gerak osilasi dapat diturunkan dari dua buah hukum gerak,
yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Coba pandang sebuah benda yang
dikaitkan dengan sebuah pegas. Jika pegas tidak tertarik atau tertekan maka
simpangan benda adalah nol (benda dalam titik keseimbangan). Jika pegas tertarik
maka terdapat simpangan benda (misal bernilai positif). Pada saat itu pegas
memberikan gaya kepada benda yang besarnya sebanding dengan simpangannya
namun berlawanan arah dengan pergeseran benda. Kenyataan ini diungkapkan
oleh Hooke dalam hukumnya yang berformulasi :

F=-kΔx

Keterangan:

F = Gaya (N)

k = Konstanta pegas (N/m)

Δx = Perubahan panjang pegas (m)

Gaya pemulih merupakan gaya yang mengembalikan benda ke bentuk


semula. Tanda minus pada hukum Hooke muncul karena pegas ini berlawanan
arah dengan simpangan (Halliday, 1978).

Gambar 3.
Sumber : (Halliday, 1978).

Bila benda yang diberi gaya tersebut adalah sebuah pegas yang digantung
vertikal dengan panjang awalnya xo, maka pegas tersebut akan mengalami
penambahan panjang sebesar ∆x yang merupakan selisih panjang pegas setelah
diberi gaya terhadap panjang semula, yang dinyatakan dengan :

F=k(x1-x0)
Gaya F di atas disebut gaya pemulih pegas dan untuk keadaan di atas,
besarnya adalah F = mg. Bila perubahan panjang pegas dapat diukur dan k dapat
dicari dengan cara atau persamaan lain, maka dengan menggantikan harga F pada
persamaan di atas dengan mg, kita dapat menghitung percepatan gravitasi
(Halliday. 1978)

Getaran adalah gerak bolak-balik secara periodik melalui titik


kesetimbangan. Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali getaran
disebut Periode (T) dalam sekon (s). Sedangkan frekuemsi (f) adalah banyaknya
getaran yang dilalukan sebuah benda dalam satu sekon (Nelkon, 1975).

Periode getaran harmonik dirumuskan:

T= f=

Gambar 4.
Sumber : (Halliday, 1978).

Bila beban gantung diberi simpangan dengan amplitudo A yang tidak


terlalu besar dan dilepaskan, maka pegas dan beban gantung itu akan bergetar
bersama-sama dengan amplitudo dan frekuensi yang sama, sehingga pengamatan
terhadap getaran pegas itu dapat diganti dengan pengamatan terhadap getaran
beban gantung, dengan hasil yang sama, dan besarnya periode getar dapat
dinyatakan dengan :

= √
Keterangan

T = Periode Osilasi (s)

t = waktu getaran (s)

n = banyak getaran

f = frekuensi osilasi (Hz)

m = massa beban (kg) (Nelkon, 1975)

G. Metodologi Percobaan
1. Alat dan Bahan
a. Benang tali yang kuat c. Stopwatch

b. Bola bekel d. Video pengamatan pegas

2. Waktu dan Tempat


Hari, Tanggal : Rabu,8 April 2020

Waktu : 07.00 - 09.00 WIB

Tempat : Rumah Lia

3. Langkah Kerja
a. Ayunan Bandul Matematis
b. Osilasi Pegas
H. Data Hasil
1. Ayunan Bandul Sederhana

Periode Panjang Tali


2 2
T2/L (s2/m) 4π2/g (s2/m)
10T(s) T(s) T (s ) L (m)
13 1,3 1,69 40 x 10-2 4,225 4,024
11 1,1 1,21 30 x 10-2 4,033 4,024
9 0,9 0,81 20 x 10-2 4,05 4,024
6,5 0,65 0,4225 10 x 10-2 4,225 4,024
n = 10

2. Osilasi Pegas
a. Pengaruh Massa Bandul

Massa bandul (gram) Jumlah getaran (n) Periode (T)


98 10 1
118 9,5 1,05
138 9 1,1
t = 10 sekon

I. Konsep IPA
1. Ayunan dengan massa yang besar M denagn tali yang dianggap tidak
mempunyai massa disebut dengan ayunan matematis.
2. Ayunan matematis juga disebut dengan ayunan sederana yang
menghasilkan suatu getaran selaras.
3. Getaran adalah gerak bolak balik yang cepat dan ayunan adalah gerak
bolak-balik yang lambat.
4. Getaran atau ayunan adalah gerak bolak-balik melalui lintasan yang tetap.
5. Gerak ayunan sederhana adalah gerak bolak-balik melalui titik setimbang.
6. Titik setimbang O adalah kedudukan benda pada saat benda yang
melakukan gerak getar diam.
7. Simpangan terbesar yang diukur terhadap titik setimbang diam disebut
dengan amplitude A.
8. Suatu getaran melakukan satu kali ayunan bila getaran itu bergerak bolak-
balik menjadi lintasan yang besarnya 4 kali amplitude.
9. Waktu yang diperlukan untuk melakukan 1 (satu) kali ayunan sempurna
disebut waktu getar atau periode T.
10. Frekuensi adalah jumlah getaran yang dilakukan tiap detik.
11. Satuan periode adalah detik dan satuan frekuensi adalah hertz (Hz).
12. Pada ayunan matematis berlaku rumusan T = 2π√
13. Penjabaran rumusan T :
NASTITI ESTININGTYAS - 18312241039
J. Analisis Data

1. Ayunan Bandul Sederhana


π = 3,14
g = 9,8 m/s2

= 4,024 s2/m
a. Data 1
T1 = 1,3 s
L1 = 40 x 10-2 m

= 4,225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)

T = 2π√

= 2 (3,14) √

= 6,28 x √
= 6,28 x 0,20204
= 1,3 s (Terbukti)
b. Data 2
T2 = 1,1 s
L2 = 30 x 10-2 m

= 4,033 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)

T = 2π√

= 2 (3,14) √

= 6,28 x √
= 6,28 x 0,17496
= 1,0987 s = 1,1 s (Terbukti)
c. Data 3
T3 = 0,9 s
L3 = 20 x 10-2 m

= 4,050 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)

T = 2π√

= 2 (3,14) √

= 6,28 x √
= 6,28 x 0,1428
= 0,89678 s = 0,9 s (Terbukti)
d. Data 4
T4 = 0,65 s
L4 = 10 x 10-2 m

= 4,225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)

T = 2π√

= 2 (3,14) √

= 6,28 x √
= 6,28 x 0,109
= 0,68 s = 0,65 s (Terbukti)
2. Osilasi Pegas

T=

a. Data 1
m = 98 gr
n = 10
t = 10 s

T1 = =1s

b. Data 2
m = 118 gr
n = 9,5
t = 10 s

T2 = = 1,05 s

c. Data 3
m = 138 gr
n=9
t = 10 s

T3 = = 1,1 s

K. Pembahasan

Praktikum ini berjudul “Bandul Sederhana dan Osilasi Pegas,”


memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan panjang tali dengan periode
ayunan bandul sederhana dan mengetahui hubungan massa bandul terhadap
periode getaran pada pegas.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 8 April 2020 pukul 07.00
– 09.00 secara daring. Pada praktikum ini dilakukan dua percobaan, yakni
ayunan bandul sederhana dan osilasi pegas. Untuk ayunan bandul sederhana
dilaksanakan di rumah Lia secara daring, sedangkan untuk osilasi pegas,
melihat praktikum yang ada di youtube untuk mendapat data hasil. Alat dan
bahan yang digunakan pada praktikum antara lain benang tali yang kuat, bola
bekel, stopwatch, dan video pengamatan pegas.

1. Ayunan Bandul Sederhana


Getaran merupakan gerak bolak-balik suatu partikel secara periode
melalui suatu titik kesetimbangan. Getaran dapat bersifat harmonis sederhana
dan kompleks. Gerak harmonis sederhana suatu getaran dimana resultan gaya
yang bekerja pada titik sembarang selalu mengarah ke titik kesetimbangan dan
besar resultan gaya sebanding dengan jarak titik sembarang ke titik
keseimbangan tersebut. Beberapa contoh gerak harmonis sederhana adalah
gerak harmonik pada bandul (Young dan Roger, 2002 : 152).

Gambar 1. Bandul Sederhana


Sumber : (Mulyaningsih, 2004).
Ketika beban digantung pada ayunan dan tidak diberikan pada gaya,
maka benda akan diam pada titik kesetimbangan, jika beban ditarik ke titik A
dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke titik B dan ke titik C. Lalu
kembali lagi ke titik A. Getaran beban akan terjadi berulang-ulang secara
periodik, dengan kata lain beban pada ayunan diatas melakukan gerak
harmonik sederhana (Giancolli, 2001 : 89).
Langkah kerja pertama yang dilakukan pada praktikum ini ialah
membuat sebuah bandul bola bekel yang ditali dengan benang kuat sepanjang
kurang lebih 1 m. Selanjutnya menalikan ujung tali pada paku dan bandul tidak
menempel pada lantai. Pada saat bandul diam, gambar bandul dan tandai letak
posisi bandul. Lalu mengukur panjang tali bandul. Kemudian menarik bandul
ke samping sampai sejauh 10 cm dari posisi diam dan mengukur posisi bandul,
selanjutnya menjalankan stopwatch saat melepaskan bandul dengan pelan.
Langkah selanjutnya ialah memperhatikan gerak bandul dan mengukur periode
10 getaran (ayunan sempurna). Lalu mengulangi percobaan untuk panjang tali
yang berbeda.

Tujuan dari percobaan ayunan bandul sederhana ini ialah mengetahui


hubungan panjang tali dengan periode ayunan bandul sederhana. Variabel
bebas pada percobaan ini ialah panjang tali (L), variabel kontrolnya ialah
jumlah getaran (n) dan panjang simpangan, dan variabel terikatnya ialah
periode (T). Simpangan terjauh yang digunakan pada percobaan ini ialah 10 cm
sedangkan percepatan gravitasi pada tempat percobaan ialah 9,8 m/s2. Dengan

rumus didapat nilai 4,024 s2/m.

a. Data 1

Pada data 1 panjang tali yang digunakan ialah 40 cm atau 0,4 m.


Untuk melakukan 10 kali getaran diperlukan waktu 13 s. Kemudian dicari
nilai periode (T) pada data 1 ini dengan rumus T = dan didapat nilai

periodenya ialah 1,3 s. Setelah diketahui panjang tali dan nilai periode,

kemudian mencari nilai dari rumus dan didapat nilai 4,225 s2/m, nilai ini

mendekati dengan 4,024 s2/m yang didapat dari rumus . Sehingga

dapat dikatakan bahwa nilai yang didapat dari rumus . Adanya

perbedaan nilai yang cukup kecil ini bisa terjadi karena beberapa hal,
seperti ayunan yang kurang sempurna yang dilakukan praktikan akibat dari
alat yang seadanya.

Nilai periode sebelumnya sudah didapat yakni 1,3 s. Selain

menggunakan rumus T = dapat juga menggunakan rumus T = 2π√ .

Setelah data yang didapat dimasukkan dalam rumus T yang kedua didapat
nilai T = 1,3 s. Dari rumus kedua ini dapat kita ketahui bahwa T atau
periode dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, hal ini
sesuai dengan teori menurut Soedojo (1986) , yakni bahwa periode atau
lamanya gerak osilasi suatu ayunan ( T ) dipengaruhi oleh panjang tali dan
percepatan gravitasi.

T menggunakan rumus kedua ini telihat memiliki nilai yang


sama dari nilai T yang didapat dari rumus kedua. Hal ini membuktikan
bahwa dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui nilai percepatan
gravitasi (g) suatu tempat dengan memanfaatkan ayunan bandul sederhana.

b. Data 2

Pada data 2 panjang tali yang digunakan ialah 30 cm atau 0,3 m.


Untuk melakukan 10 kali getaran diperlukan waktu 11 s. Kemudian dicari
nilai periode (T) pada data 2 ini dengan rumus T = dan didapat nilai

periodenya ialah 1,1 s. Setelah diketahui panjang tali dan nilai periode,

kemudian mencari nilai dari rumus dan didapat nilai 4,033 s2/m, nilai ini

mendekati dengan 4,024 s2/m yang didapat dari rumus . Sehingga

dapat dikatakan bahwa nilai yang didapat dari rumus . Adanya

perbedaan nilai yang cukup kecil ini bisa terjadi karena beberapa hal,
seperti ayunan yang kurang sempurna yang dilakukan praktikan akibat dari
alat yang seadanya.

Nilai periode sebelumnya sudah didapat yakni 1,1 s. Selain

menggunakan rumus T = dapat juga menggunakan rumus T = 2π√ .

Setelah data yang didapat dimasukkan dalam rumus T yang kedua didapat
nilai T = 1,1 s. Dari rumus kedua ini dapat kita ketahui bahwa T atau
periode dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, hal ini
sesuai dengan teori menurut Soedojo (1986) , yakni bahwa periode atau
lamanya gerak osilasi suatu ayunan ( T ) dipengaruhi oleh panjang tali dan
percepatan gravitasi.
T menggunakan rumus kedua ini telihat memiliki nilai yang
sama dari nilai T yang didapat dari rumus kedua. Hal ini membuktikan
bahwa dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui nilai percepatan
gravitasi (g) suatu tempat dengan memanfaatkan ayunan bandul sederhana.

c. Data 3

Pada data 3 panjang tali yang digunakan ialah 20 cm atau 0,2 m.


Untuk melakukan 10 kali getaran diperlukan waktu 9 s. Kemudian dicari
nilai periode (T) pada data 3 ini dengan rumus T = dan didapat nilai

periodenya ialah 0,9 s. Setelah diketahui panjang tali dan nilai periode,

kemudian mencari nilai dari rumus dan didapat nilai 4,05 s2/m, nilai ini

mendekati dengan 4,024 s2/m yang didapat dari rumus . Sehingga

dapat dikatakan bahwa nilai yang didapat dari rumus . Adanya

perbedaan nilai yang cukup kecil ini bisa terjadi karena beberapa hal,
seperti ayunan yang kurang sempurna yang dilakukan praktikan akibat dari
alat yang seadanya.

Nilai periode sebelumnya sudah didapat yakni 0,9 s. Selain

menggunakan rumus T = dapat juga menggunakan rumus T = 2π√ .

Setelah data yang didapat dimasukkan dalam rumus T yang kedua didapat
nilai T = 0,9 s. Dari rumus kedua ini dapat kita ketahui bahwa T atau
periode dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, hal ini
sesuai dengan teori menurut Soedojo (1986) , yakni bahwa periode atau
lamanya gerak osilasi suatu ayunan ( T ) dipengaruhi oleh panjang tali dan
percepatan gravitasi.

T menggunakan rumus kedua ini telihat memiliki nilai yang


sama dari nilai T yang didapat dari rumus kedua. Hal ini membuktikan
bahwa dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui nilai percepatan
gravitasi (g) suatu tempat dengan memanfaatkan ayunan bandul sederhana.
d. Data 4

Pada data 4 panjang tali yang digunakan ialah 10 cm atau 0,1 m.


Untuk melakukan 10 kali getaran diperlukan waktu 6,5 s. Kemudian dicari
nilai periode (T) pada data 4 ini dengan rumus T = dan didapat nilai

periodenya ialah 0,65 s. Setelah diketahui panjang tali dan nilai periode,

kemudian mencari nilai dari rumus dan didapat nilai 4,225 s2/m, nilai ini

mendekati dengan 4,024 s2/m yang didapat dari rumus . Sehingga

dapat dikatakan bahwa nilai yang didapat dari rumus . Adanya

perbedaan nilai yang cukup kecil ini bisa terjadi karena beberapa hal,
seperti ayunan yang kurang sempurna yang dilakukan praktikan akibat dari
alat yang seadanya.

Nilai periode sebelumnya sudah didapat yakni 0,65 s. Selain

menggunakan rumus T = dapat juga menggunakan rumus T = 2π√ .

Setelah data yang didapat dimasukkan dalam rumus T yang kedua didapat
nilai T = 0,65 s. Dari rumus kedua ini dapat kita ketahui bahwa T atau
periode dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, hal ini
sesuai dengan teori menurut Soedojo (1986) , yakni bahwa periode atau
lamanya gerak osilasi suatu ayunan ( T ) dipengaruhi oleh panjang tali dan
percepatan gravitasi.

T menggunakan rumus kedua ini telihat memiliki nilai yang


sama dari nilai T yang didapat dari rumus kedua. Hal ini membuktikan
bahwa dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui nilai percepatan
gravitasi (g) suatu tempat dengan memanfaatkan ayunan bandul sederhana.

Dari keempat data yang didapat dan sudah dianalisis, didapat bahwa
pengaruh panjang tali terhadap periode (T) ialah semakin panjang tali, maka
periode yang didapat semain besar dan frekuensinya semakin kecil. Frekuensi
didapat dengan rumus f = . Dari data dan analisis dapat dibuat sebuah grafik

hubungan antara panjang tali (L) dengan T2sebagai berikut.

Hubungan L (m) dengan T2 (s2)


2

1,5
T2 (s2)

0,5

0
0,1 0,2 0,3 0,4
L (m)

Grafik 1. Hubungan antara L dengan T2

Dari grafik terlihat bahwa kuadrat periode (T2) berbanding lurus

dengan panjang tali, sehingga apabila nilai akan menunjukkan nilai yang

sama. Untuk memperlihatkan pengaruh periode terhadap panjang tali, dapat


dilihat dari grafik berikut.

Hubungan L (m) dengan T (s)


1,4
1,2
1
0,8
T (s)

0,6
0,4
0,2
0
0,1 0,2 0,3 0,4
L (m)

Grafik 1. Hubungan antara L dengan T


Dari grafik dapat terlihat bahwa hubungan periode dengan panjang tali
ialah berbanding lurus, hal ini sesuai teori menurut Yunus (2013), bahwa pada
tali yang panjang, periode ayunan akan semakin besar.

2. Osilasi Pegas

Getaran atau osilasi merupakan salah satu bentuk gerak benda yang
cukup banyak dijumpai gejalanya. Contohnya, bandul jam yang berayun, balok
yang digantungkan pada sebuah pegas, dan senar gitar yang dipetik. Dalam
osilasi, sebuah benda melakukan gerak bolak-balik menurut lintasan tertentu
melalui titik setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu
gerakan bolak – balik dinamakan periode (dilambangkan dengan T, satuannya
sekon (s) (Nelkon, 1975).

Langkah kerja pertama pada percobaan kedua ini ialah melihat video
pengamatan pegas dari youtbe http://youtu.be/KPOF16K-qss. Kemudian dalam
video langkah-langkah praktikum osilasi pegas dengan meletakkan pegas pada
tiang statif san meletakkan beban awal pada ujung pegas. Selanjutnya ialah
menandai ujung beban awal pada statif. Lalu memasang beban pertama pada
ujung pegas dan menandai posisi pada statif. Langkah berikutnya ialah
menekan pegas ke atas kemudian melepaskannya serta menghitung getaran
yang terjadi. Kemudian mengulangi percobaan dengan menambah beban pada
pegas dan menekan pegas lalu melepaskannya serta menghitung getaran yang
terjadi. Selanjutnya ialah mencatat pada tabel pengamatan.

Tujuan dari percobaan osilasi pegas ini ialah mengetahui hubungan


massa bandul terhadap periode getaran pada pegas. Variabel bebas pada
percobaan ini ialah massa bandul (m), variabel kontrolnya ialah waktu (t) dan
pegas yang digunakan, sedangkan variabel terikatnya ialah jumlah getaran (n).

Pada percobaan ini didapat tiga data. Data yang pertama massanya
ialah 98 gr, setelah diamati dalam waktu 10 sekon didapat jumlah getaran yang
dihasilkan sebanyak 10. Maka didapat nilai periodenya dengan rumus T =
ialah 1 s. Pada data kedua, massa yang digunakan ialah 118 gr, dalam waktu 10
sekon dihasilakan getaran sebanyak 9,5. Maka didapat nilai periodenya dengan
rumus T = ialah 1,05 s. Dan pada data ketiga, massa yang digunakan ialah

138 gr, dalam waktu 10 sekon dihasilkan getaran sebanyak 9 getaran. Sehingga
didapat nilai periodenya dengan rumus T = ialah 1,1 s.

Dari data percobaan, diketahui bahwa periode dipengaruhi oleh massa


beban. Semakin besar massa beban, semakin besar pula periode getarannya.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dari grafik berikut ini.

Hubungan Massa (gr) dengan Periode (T)


1,15

1,1
T (s)

1,05

0,95
98 118 138
m (gr)

Grafik 3. Hubungan m dengan T

L. Kesimpulan
1. Semakin besar panjang tali (L), maka semakin besar pula nilai periode (T)
begitupun sebaliknya pada ayunan bandul sederhana.
2. Semakin besar massa bandul (m), maka semakin besar pula nilai periode (T)
begitupun sebaliknya pada osilasi pegas.

M. Daftar Putaka Tambahan


Yunus. 2013. Pengaruh Panjang Tali Pada Bandul Matematis Terhadap
Hasil Perhitungan Percepatan Gravitasi Bumi. Diunduh dari
htpps://repository.unej.ac.id pada Minggu, 12 April 2020 pukul 17.19
WIB.
Muhammad Angga Yudistira
18312241043 / Pendidikan IPA C 2018

J. Analisis Data

1. Ayunan Bandul Sederhana


a. Membuktikan T2/L =

1. Data 3
3. Data 1
T = 0,9s
T = 1,3s
L = 20 x 10-2 m
L = 40 x 10-2 m
2 2 T2/L = 4,05 s2/m
T /L = 4,225 s /m
(mendekati 4,024 s2/m)
(mendekati 4,024 s2/m)

2. Data 4
4. Data 2
T = 0,65s
T = 1,1s
L = 10 x 10-2 m
L = 30 x 10-2 m
2 2 T2/L = 4,225 s2/m
T /L = 4,033 s /m
(mendekati 4,024 s2/m)
(mendekati 4,024 s2/m)

b. Membuktikan T = 2π √(L/g)

3. Data 1
1. Data 1 T = 1,3s
T = 0,9s L = 40 x 10-2 m
L = 20 x 10-2 m 2π √(L/g) = 1,3 s
2π √(L/g) = 0,9 s
(Terbukti)
(Terbukti)
4. Data 2
2. Data 2 T = 1,1s
T = 0,65s L = 30 x 10-2 m
L = 10 x 10-2 m 2π √(L/g) = 1,1 s
2π √(L/g) = 0,63 s
(Terbukti)
(Mendekati 0,65)
2. Osilasi Pegas
Menghitung periode
t = 10 sekon

3. Data 1
1. Data 1
massa = 138 gram
massa = 98 gram
n =9
n = 10
T = n/t
T = n/t
= 1s = 1,1s

2. Data 2
massa = 118 gram
n = 9,5
T = n/t
= 1,05s

K. Pembahasan

Praktikum IPA 2 yang berjudul Bandul Sederhana dan Osilasi Pegas


mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan panjang tali dengan periode
ayunan bandul sederhana dan mengetahui hubungan massa bandul terhadap
periode getaran pada pegas. Rumusan masalah pada praktikum ini adalah apakah
panjang tali berpengaruh terhadap besar periode ayunan bandul sederhana dan
apakah massa bandul berpengaruh terhadap periode getaran pada pegas, dengan
hipotesis sebagai berikut semakin panjang tali yang digunakan makan semakin
besar periode ayunan bandul sederhana dan semakin besar massa bandul makan
semakin besar periode getaran pada pegas. Praktikum Bandul Sederhana dan
Osilasi Pegas dibagi menjadi 2 percobaan, pada percobaan Bandul sederhana
mempunyai variabel bebas yaitu panjang tali (L); variabel terkontrol yaitu jumlah
getaran (n) dan panjang simpangan; dan variabel terikat yaitu periode (T),
sedangkan pada percobaan Osilasi pegas mempunyai variabel bebas yaitu massa
bandul (m); variabel terkontrol yaitu waktu (t), dan pegas yang digunakan; dan
variabel terikat yaitu jumlah getaran (n). Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu,
8 April 2020 pukul 07.00 sampai 09.00 WIB. Alat dan bahan yang praktikan
gunakan adalah benang tali yang kuat, bola bekel, stopwatch, dan video
pengamatan pegas.

1. Bandul Sederhana

Pada percobaan bandul sederhana, langkah kerja yang praktikan laksanakan


adalah membuat sebuah bandul bola bekel yang ditali dengan benang kuat
sepanjang kurang lebih 1m, lalu menalikan ujung tali pada paku yang tertempel di
tembok. Pada saat bandul diam, praktikan menggambar bandul dan menantandai
letak posisi bandul. Selanjutnya mengukur panjang tali bandul dan menarik
bandul ke samping sampai sejauh 5-10 cm dari posisi diam. Praktikan lalu
mengukur posisi bandul, menyiapkan stopwatch, dan bersamaan dengan
menjalankan stopwatch melepaskan bandul dengan pelan. Praktikan
memperhatikan dan gerak apa yang dilakukan oleh bandul. Praktikan mencatat
besar simpangan ke kanan dan kekiri diukur dari posisi bandul saat diam
setimbang. Praktikan mengukur periode getaran T dengan cara menentukan waktu
untuk 10 kali ayunan sempurna. Mengulangi percobaan untuk panjang tali bandul
L yang berbeda dan membuat tabel data untuk mencatat hasil percobaan.

Pada hasil percobaan, dengan panjang tali 0,4m didapatkan periode


ayunan bandul sebesar 1,3s; pada panjang tali 0,3m didapatkan periode ayunan
bandul sebesar 1,1s; panjang tali 0,2m didapatkan periode ayunan bandul sebesar
0,9s; panjang tali 0,1m didapatkan periode ayunan bandul sebesar 0,65s. Setelah
mendapat periodenya, praktikan mencoba membuktikan persamaan T2/L =
(4π2)/g, dengan π = 3,14 dan g sebesar 9,8m/s2 didapatkan nilai (4π2)/g sebesar
4,024s2/m, sedangkan nilai T2/L dari data pertama, kedua, ketiga, dan keempat
secara berurutan didapatkan sebesar 4,225s2/m, 4,033s2/m, 4,05s2/m, dan
4,225s2/m, dari keempat data hasil percobaan tersebut, nilai hitung manual T2/L
mendekati nilai 4π2/g, sehingga dapat dikatakan bahwa persamaan T2/L = (4π2)/g
adalah benar terbukti. Grafik antar T2 dengan L menunjukkan grafik naik,
menunjukkan bahwa T2 berbanding lurus dengan L.

Grafik Hubungan Panjang Tali dengan


T^2
1,15
1,1

T^2 (s^2)
1,05
1
0,95
0,1 0,2 0,3 0,4
Panjang Tali (m)

Selanjutnya praktikan membuktikan persamaan T = 2π √(L/g), didapatkan


bahwa hasil perhitungan periode pada data pertama secara manual dan praktikum,
adalah sama yaitu 1,3s; hasil perhitungan periode pada data kedua secara manual
dan praktikum, adalah sama yaitu 1,1s; hasil perhitungan periode pada data ketiga
secara manual dan praktikum, adalah sama yaitu 0,9s; dan hasil perhitungan
periode pada data keempat secara manual dan praktikum, sedikit mendekati yaitu
pada hasil perhitungan adalah 0,63s sedangkan pada praktikum adalah 0,65s.
Periode hasil praktikum dengan perhitungan dengan persamaan T = 2π √(L/g)
mempunyai hasil sama walaupun pada satu data yaitu data keempat menunjukan
perbedaan 0,02 s yang bisa diakibatkan karena nilai ralat, sehingga persamaan T =
2π √(L/g) adalah terbukti.

Untuk memperlihatkan pengaruh panjang tali terhadap besar periode


ayunan bandul sederhana, praktikan membuat grafik antara panjang tali (L) dalam
meter dengan periode (T) dalam sekon di bawah ini
Grafik Hubungan Panjang Tali dengan Periode T
1,12
1,1
1,08
1,06

Periode T (s)
1,04
1,02
1
0,98
0,96
0,94
0,1 0,2 0,3 0,4
Panjang Tali (m)

Dari grafik dapat dilihat bahwa hubungan antara panjang tali dengan periode
ayunan bandul sederhana adalah berbanding lurus, hal ini sesuai dengan
pernyataan Yunus (2013:5), pada tali yang panjang, periode ayunan akan semakin
besar.

2. Osilasi Pegas

Pada percobaan osilasi pegas, langkah kerja yang praktikan laksanakan adalah
melihat video pengamatan pegas dari youtbe http://youtu.be/KPOF16K-qss,
dalam video langkah-langkah praktikum osilasi pegas dengan meletakkan pegas
pada tiang statif dan meletakkan bebanawal pada ujung pegas, menandai ujung
beban awal pada statif, kemudian memasang beban pertama pada ujung pegas dan
menandai posisi pada statif, menekan pegas ke atas kemudian melepaskannya
serta menghitung getaran yang terjadi, mengulangi percobaan dengan menambah
beban pada pegas dan menekan pegas kemudian melepaskannya serta menghitung
getaran yang terjadi, lalu mencatat pada tabel pengamatan.

Pada data hasil, data pertama dengan massa 98gram, didapatkan 10 getaran
selama 10 sekon sehingga mempunyai periode sebesar 1s, data kedua dengan
massa 118gram, didapatkan 9,5 getaran selama 10 sekon sehingga mempunyai
periode sebesar 1,05s, data ketiga dengan massa 138gram, didapatkan 9 getaran
selama 10 sekon sehingga mempunyai periode sebesar 1,1s. Selanjutnya untuk
mengetahui hubungan antara massa bandul dengan periode yang dihasilkan
praktikan membuat grafik hubungan antara massa bandul (gram) dengan periode
T (sekon) seperti di bawah ini

Grafik Hubungan Massa Bandul dengan


Periode T
1,15

Periode T (s)
1,1

1,05

0,95
98 118 138
Massa bandul (gram)

Dapat dilihat bahwa semakin berat massa bandul maka semakin besar juga
periode yang dihasilkan sehingga hubungan keduanya adalah berbanding lurus,
hal ini sesuai dengan pernyataan Dwi Candra, dkk (2013:127), bahwa pada sistem
pegas massa dengan gaya gesekan untuk konstanta pegas yang tetap,dan massa
bertambah, maka amplitudo getaran bertambah besar dan periodegetaran semakin
lama menuju titik keseimbangan.

L. Kesimpulan

Dari praktikum bandul sederhana dan osilasi pegas dapat disimpulkan

1. Semakin panjang tali (L) maka semakin besar periode (T) pada ayunan
bandul sederhana, begitu pula sebaliknya semakin pendek tali maka
semakin kecil periode ayunan bandul sederhana
2. Semakin besar massa bandul pada pegas maka semakin besar pula periode
osilasi pegas, begitu pula sebaliknya semakin ringan massa bandul maka
semakin kecil periode osilasi pegas.
M. Daftar Pustaka

Dwi Candra, dkk. 2013. Simulasi Sistem Pegas Massa, diunduh dari
http://jurnal.unej.ac.id/index.php/kadikma/article/download/1120/906 pada
Minggu, 12 April 2020, pukul 20.00 WIB.

Yunus. 2013. Pengaruh Panjang Tali Pada Bandul Matematis Terhadap Hasil
Perhitungan Percepatan Gravitasi Bumi, diunduh dari
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/63016/Yunus%2
0Erdamansyah.pdf?sequence=1 pada Minggu, 12 April 2020, pukul 21.00
WIB.
Nama : Nur Alfi Aulia Julita

NIM : 18312241046

Kelas : P IPA C 2018

J. Analisis Data
1. Ayunan bandul sederhana
π = 3, 14
g = 9, 8 m/s2
4π2/g = 4 x (3,14)2 / 9,8 m/s2
= 4, 024 s2/m
T = 2π√
a. Data 1
T = 1,3 s
L = 40 x 10-2 m
T2/L = (1,3)2/40 x 10-2
= 4, 225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√

= 2(3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,20204
= 1,3 s (terbukti)
b. Data 2
T = 1,1 s
L = 30 x 10-2 m
T2/L = (1,1)2/30 x 10-2
= 4, 033 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√

= 2(3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,17496
= 1,1 s (terbukti)
c. Data 3
T = 0,9 s
L = 20 x 10-2 m
T2/L = (0,9)2/20 x 10-2
= 4, 05 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√

= 2(3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,14286
= 0,9 s (terbukti)
d. Data 4
T = 0,65 s
L = 10 x 10-2 m
T2/L = (0,65)2/10 x 10-2
= 4, 225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√

= 2(3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,100995
= 0,63 s (mendekati)
2. Osilasi Pegas
a. Data 1
m = 98 gr
n = 10
t = 10 s

T= = =1s

b. Data 2
m = 118 gr
n = 9,5
t = 10 s

T= = = 1, 05 s

c. Data 3
m = 138 gr
n=9
t = 10 s

T= = = 1, 1 s

K. Pembahasan
Laporan praktikum yang berjudul “Bandul Sederhana dan Osilasi
Pegas” ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang tali dengan
periode ayunan bandul sederhana dan mengetahui hubungan massa bandul
terhadap periode getaran pada pegas.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 8 April 2020 pukul
07.00 – 09.00 di Rumah Lia. Adapun alat dan bahan yang praktikan
gunakan antara lain benang tali yang kuat, bola bekel, stopwatch, dan
video pengamatan pegas.
Pada kegiatan ini, praktikan melakukan dua percobaan, yang
pertama yaitu ayunan bandul matematis dan yang kedua yaitu osilasi
pegas. Adapun langkah kerka yang dilakukan praktikan pada percobaan
pertama yaitu, pertama-tama, praktikan menarik bandul ke samping
sampai sejauh 10 cm dari posisi diam dan mengukur posisi bandul,
kemudian praktikan menyiapkan stopwatch bersamaan dengan
menjalankan stopwatch, praktikan melepaskan bandul dengan pelan.
Kemudian memperhatikan gerak bandul dan mengukur periode 10 getaran
(ayunan sempurna). Kemudian mengulangi percobaan untuk panjang tali
yang berbeda.
Adapun pada percobaan kedua, pertama-tama praktikan melihat
video pengamatan pegas dari youtube http://youtu.be/KPOF16K-qss
dengan langkah dalam video yaitu meletakkan pegas pada tiang statif dan
meletakkan beban awal pada ujung pegas, kemudian menandai ujung
beban awal pada statif, lalu memasang beban pertama pada ujung pegas
dan menandai posisi pada statif, selanjutnya menekan pegas ke atas
kemudian melepaskannya serta menghitung getaran yang terjadi, lalu
mengulangi percobaan dengan menambah beban pada pegas dan menekan
pegas kemudian melepaskannya serta menghitung getaran yang terjadi,
dan mencatatnya dalam tabel pengamatan.
1. Ayunan Bandul Sederhana
Getaran adalah gerak bolak-balik di sekitar titik keseimbangan.
Benda yang bergetar dapat dilihat dengan mata kasar karena amplitude
besar dan tidak dapat dilihat dengan kasar mata kerena ampitudo yang
sangat kecil. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu getaran
disebut periode dan dilambangkan dengan T, sedangkan jumlah
getaran dalam sati detik disebut frekuensi (Bueche, 2000).
Berdasarkan pernyataan tersebut, diketahui bahwa satu getaran
penuh pada ayunan bandul adalah ketika bandul telah bergerak bolak-
balik dan mencapai titik yang sama. Lama waktu yang dibutuhkan
badul untuk melakukan satu kali getaran disebut periode (T).

Gambar. Bandul Sederhana


Sumber : (Mulyaningsih, 2004).

Sebuah bandul sederhana mula-mula diam pada kedudukan O


(kedudukan setimbang). Bandul tersebut ditarik ke kedudukan A
(diberi simpangan kecil). Pada saat benda dilepas dari kedudukan A,
bandul akan bergerak bolak-balik secara teratur melalui titik A-O-B-
O-A dan gerak bolak-balik ini disebut satu getaran (Mulyaningsih,
2004).
Pada percobaan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
panjang tali dengan periode ayunan bandul sederhana, praktikan
melakukan empat kali percobaan dengan panjang tali sebagai variabel
bebas dan periode sebagai vriabel terikat.
Pada percobaan ini, praktikan melakukannya di tempat dengan
percepatan gravitasi 9,8 m/s2 dan simpangan terjauh pada ayunan
yaitu 10 cm.
a. Data Satu
Pada percobaan pertama, praktikan menggunakan tali
sepanjang 40 cm didapatkan hasil untuk 10 getaran, dibutuhkan
waktu selama 13 s, sehingga periode satu getaran penuh yaitu 1,3 s.
Apabila dimasukkan dalam rumus T2/L, maka hasilnya adalah 4,
225 s2/m hasil ini sangat mendekati dengan perhitungan rumus
4π2/g, yang didapat hasil 4,024 s2/m. Sehingga dapat membuktikan
bahwa T2/L = 4π2/g. Adapun hasil yang sedikit berbeda tersebut
dimungkinkan akibat kesalahan pada saat praktikum yaitu ayunan
yang kurang sempurna diakibatkan alat dan abahn yang digunakan
seadanya dan sangat sederhana.
Periode juga dapat dirumuskan dengan T = 2π√ ,
apabila data pertama dimasukkan dalam rumus tersebut,
didapatkan hasil T = 1,3 s yang sama dengan T pada saat
percobaan. Hal ini membuktikan bahwa dengan rumus tersebut kita
dapat mengetahui gravitasi suatu tempat dengan memanfaatkan
ayunan bandul.
b. Data Dua
Pada percobaan kedua, praktikan menggunakan tali
sepanjang 30 cm didapatkan hasil untuk 10 getaran, dibutuhkan
waktu selama 11 s, sehingga periode satu getaran penuh yaitu 1,1
s. Apabila dimasukkan dalam rumus T2/L, maka hasilnya adalah 4,
033 s2/m hasil ini sangat mendekati dengan perhitungan rumus
4π2/g, yang didapat hasil 4,024 s2/m. Sehingga dapat membuktikan
bahwa T2/L = 4π2/g. Adapun hasil yang sedikit berbeda tersebut
dimungkinkan akibat kesalahan pada saat praktikum yaitu ayunan
yang kurang sempurna diakibatkan alat dan abahn yang digunakan
seadanya dan sangat sederhana.
Periode juga dapat dirumuskan dengan T = 2π√ , apabila
data kedua dimasukkan dalam rumus tersebut, didapatkan hasil T
= 1,1 s yang sama dengan T pada saat percobaan. Hal ini
membuktikan bahwa dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui
gravitasi suatu tempat dengan memanfaatkan ayunan bandul.
c. Data Tiga
Pada percobaan ketiga, praktikan menggunakan tali
sepanjang 20 cm didapatkan hasil untuk 10 getaran, dibutuhkan
waktu selama 9 s, sehingga periode satu getaran penuh yaitu 0,9 s.
Apabila dimasukkan dalam rumus T2/L, maka hasilnya adalah 4,
05 s2/m hasil ini sangat mendekati dengan perhitungan rumus
4π2/g, yang didapat hasil 4,024 s2/m. Sehingga dapat membuktikan
bahwa T2/L = 4π2/g. Adapun hasil yang sedikit berbeda tersebut
dimungkinkan akibat kesalahan pada saat praktikum yaitu ayunan
yang kurang sempurna diakibatkan alat dan abahn yang digunakan
seadanya dan sangat sederhana.
Periode juga dapat dirumuskan dengan T = 2π√ ,
apabila data ketiga dimasukkan dalam rumus tersebut, didapatkan
hasil T = 0,9 s yang sama dengan T pada saat percobaan. Hal ini
membuktikan bahwa dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui
gravitasi suatu tempat dengan memanfaatkan ayunan bandul.
d. Data Empat
Pada percobaan keempat, praktikan menggunakan tali
sepanjang 10 cm didapatkan hasil untuk 10 getaran, dibutuhkan
waktu selama 6,5 s, sehingga periode satu getaran penuh yaitu
0,65 s. Apabila dimasukkan dalam rumus T2/L, maka hasilnya
adalah 4, 225 s2/m hasil ini sangat mendekati dengan perhitungan
rumus 4π2/g, yang didapat hasil 4,024 s2/m. Sehingga dapat
membuktikan bahwa T2/L = 4π2/g. Adapun hasil yang sedikit
berbeda tersebut dimungkinkan akibat kesalahan pada saat
praktikum yaitu ayunan yang kurang sempurna diakibatkan alat
dan abahn yang digunakan seadanya dan sangat sederhana.
Periode juga dapat dirumuskan dengan T = 2π√ ,
apabila data keempat dimasukkan dalam rumus tersebut,
didapatkan hasil T = 0,63 s yang mendekati dengan T pada saat
percobaan. Hal ini membuktikan bahwa dengan rumus tersebut
kita dapat mengetahui gravitasi suatu tempat dengan
memanfaatkan ayunan bandul. Adapun sedikit perbedaan tersebut
disebabkan karena pada saat praktikum, praktikan hanya
menggunakan alat dan bahan yang sangat sederhana.

Dari keempat data hasil percobaan tersebut, dapat diketahui


bahwa pengaruh panjang tali terhadap periode yaitu, semakin panjang
tali, maka periode semakin besar, dan frekuensi semakin kecil.
Frekuensi dapat dirumuskan dengan f = 1/T. Percobaan ini juga
membuktikan bahwa persamaan T2/L = 4π2/g. Selain itu juga
membuktikan bahwa periode dapat dirumuskan dengan persamaan T =
2π√ . Sehingga, dengan persamaan tersebut, dapat dimanfaatkan
untuk menghitung percepatan gravitasi di suatu wilayah.
Grafik Hubungan antara T2 dengan panjang tali
0,5
0,4
0,3
T2(s2)
0,2 Series1
0,1 Linear (Series1)
0
0 1 2

L (m)

Grafik 1. Grafik Hubungan antara T2 dengan panjang tali


Dari grafik di atas terlihat bahwa kuadrat periode
berbanding lurus dengan panjang tali, sehingga apabila T2/ L akan
menunjukkan hasil yang sama.

2. Osilasi Pegas
Getaran atau osilasi merupakan salah satu bentuk gerak benda yang
cukup banyak dijumpai gejalanya. Contohnya, bandul jam yang
berayun, piringan dalam jam beker yang memuntir, botol yang timbul
tenggelam dalam air, balok yang digantungkan pada sebuah pegas, dan
senar gitar yang dipetik. Osilasi juga dijumpai secara analogis pada
rangkaian listrik yang melibatkan induktor dan kapasitor. Dalam
osilasi, sebuah benda melakukan gerak bolak-balik menurut lintasan
tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu gerakan bolak – balik dinamakan periode
(dilambangkan dengan T, satuannya sekon (s) (Nelkon, 1975).
Pada praktikum yang bertujuan untuk mengetahui hubungan massa
bandul terhadap periode getaran pada pegas ini, praktikan melakukan
tiga kali percobaan dengan massa bandul sebagai variabel bebas, t
(waktu) sebagai variabel terkontrol, dan Jumlah getaran sebagai
variabel terikat. Dari jumlah getaran yang didapatkan, nantinya akan
dapat diketahui periode getaran tersebut.
Pada kegiatan ini hasil yang didapatkan yaitu sebagai berikut, pada
percobaan pertama, praktikan memberikan beban sebesar 98 gram,
setelah diamati, ternyata jumlah getaran yang dihasilkan dalam waktu
10 s yaitu sebanyak 10 getaran sehingga periodenya 1 s. Pada
percobaan kedua, massa yang digunakan yaitu sebesar 118 gram,
jumlah getaran yang dihasilkan dalam waktu 10 s yaitu 9,5 getaran,
sehingga periodenya 1, 05 s. Kemudian pada percobaan ketiga massa
yang digunakan sebesar 138 s, jumlah getaran yang dihasilkan dalam
waktu 10 s sebanyak 9 getaran, sehingga periodenya 1,1 s.
Dari kegiatan tersebut dapat diketahui bahwa periode dipengaruhi
oleh massa beban, semakin besar massa beban, semakin besar pula
periode getarannya.
Pada saat beban pegas berada pada posisi atas, per atau pegas akan
menjadi pendek, kemudian pada saat beban berada di bawah, pegas
akan menjadi panjang (menegang). Pada saat tersebut, dapat dikatakan
bahwa pegas sedag melakukan getaran rapatan dan regangan. Rapatan
dan regangan ini diakibatkan adanya gaya pada pegas yang bermaksud
untuk menuju ke titik setimbang, kemampuan pulih ini disebut dengan
gaya pemulih.
Persamaan gerak osilasi dapat diturunkan dari dua buah hukum
gerak, yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Coba pandang
sebuah benda yang dikaitkan dengan sebuah pegas. Jika pegas tidak
tertarik atau tertekan maka simpangan benda adalah nol (benda dalam
titik keseimbangan). Jika pegas tertarik maka terdapat simpangan
benda (misal bernilai positif). Pada saat itu pegas memberikan gaya
kepada benda yang besarnya sebanding dengan simpangannya namun
berlawanan arah dengan pergeseran benda. Kenyataan ini diungkapkan
oleh Hooke dalam hukumnya yang berformulasi :

F=-kΔx
Keterangan:

F = Gaya (N)

k = Konstanta pegas (N/m)

Δx = Perubahan panjang pegas (m)

Adapun munculnya tanda minus ini dikarenakan


berlawanan arah dengan arah simpangan. Hal ini sesuai dengan
teori yang diungkapkan oleh Halliday, (1978), bahwa tanda minus
pada hukum Hooke muncul karena pegas berlawanan arah dengan
simpangan.

Sumber : (Halliday, 1978).

L. Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin panjang tali pada bandul matematis, semakin besar pula
periodenya. Hal ini menunjukkan bahwa panjang tali berbanding lurus
dengan periode. Dalam hal ini berlaku persamaan T2/L = 4π2/g dan T =
2π√ .
2. Semakin berat beban atau semakin besar gaya yang diberikan pada
pegas, maka periodenya akan semakin besar pula. Dalam hal ini
berlaku persamaan F=-kΔx.
Nur Mahmudah
18312241049

I. Analisis Data
1. Ayunan bandul sederhana
π = 3,14
g = 9,8 m/s2
4π2/g = 4 x (3,14)2 / 9,8 m/s2
= 4,024 s2/m
a. Data 1
T = 1,3 s
L = 40 x 10-2 m
T2/L = (1,3)2 / 40 x 10-2
= 4, 225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√

= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,20204
= 1,3 s (terbukti)
b. Data 2
T = 1,1 s
L = 30 x 10-2 m
T2/L = (1,1)2 / 40 x 10-2
= 4, 033 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√

= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,175
= 1,1 s (terbukti)
c. Data 3
T = 0,9 s
L = 20 x 10-2 m
T2/L = (0,9)2 / 40 x 10-2
= 4, 05 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√

= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,1429
= 0,9 s (terbukti)
d. Data 4
T = 0,65 s
L = 10 x 10-2 m
T2/L = (0,65)2 / 40 x 10-2
= 4, 225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√

= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,101
= 0,65 s (terbukti)

2. Osilasi Pegas
a. Data 1
m = 98 gr
n = 10
t = 10 sekon
T = = =1s

b. Data 2
m = 118 gr
n = 9,5
t = 10 sekon
T = = = 1,05 s

c. Data 3
m = 138 gr
n =9
t = 10 sekon
T = = = 1,1 s

J. Pembahasan
Praktikum dengan judul ayunan matematis (bandul sederhana) dan osilasi
pegas ini telah praktikan lakukan pada hari Rabu, 8 April 2020 pukul 07.00-09.00
WIB dirumah Lia. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang
tali dengan periode ayunan bandul sederhana dan untuk mengetahui hubungan
massa bandul terhadap perode getaran pada pegas.
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan bandul
sederhana antara lain bola bekel, tali, dan stopwatch. Sedangkan pada percobaan
osilasi pegas praktikan menggunakan video percobaan pegas yang terdapat pada
youtube (http://youtu.be/KPOF16K-qss).
Variabel bebas pada percobaan bandul sederhana yaitu panjang tali,
variabel kontol yaitu jumlah getaran dan panjang simpangan, serta variabel
terikatnya yaitu periode. Sedangkan variabel bebas pada percobaan osilasi pegas
yaitu massa beban, variabel kontrol yaitu waktu dan variabel terikat yaitu jumlah
getaran.
Rumusan masalah pada percobaan bandul sederhana yaitu apakah panjang
tali berpengaruh terhadap besar periode ayunan bandul sederhana? Dan rumusan
masalah pada percobaan osilasi pegas yaitu apakah massa bandul berpengaruh
terhadap periode getaran pada pegas.
Sebelum melakukan percobaan, praktikan merumuskan hipotesis terlebih
dahulu. Hipotesis perobaan bandul sederhana yaitu semakin panjang tali yang
digunakan maka semakin besar periode ayunan bandul sederhana. Dan hipotesis
pada percobaan osilasi pegas yaitu semakin besar massa bandul maka semakin
besar periode getaran pada pegas.
Langkah kerja yang praktikan lakukan pada percobaan pertama (bandul
matematis) mula-mula yaitu membuat sebuah bandul bola bekel yang ditali
dengan benang kuat sepanjang kurang lebih 1m. Kemudian menalikan ujung tali
pada paku dan bandul tidak menempel pada dasar statif. Selanjutnya pada saat
bandul diam, menandai letak posisi bandul, dan mengukur panjang tali bandul.
Setelah itu menarik bandul kesamping sampai sejauh 5-10 cm dari posisi diam
dan mengukur posisi bandul. Kemudian menyiapkan stopwatch bersamaan
dengan menjalankan stopwatch dan melepaskan bandul dengan pelan. Setelah itu,
memperhatikan gerak apa yang dilakukan oleh bandul.selanjutnya mencatat besar
simpangan kekanan dan kekiri dari posisi bandul saat diam setimbang. Kemudian
menggambar bentuk ayunan dengan O sebagai titik setimbang dari P serta Q
sebagai letak terjauh dari titik setimbang. Selanjutnya mengukur periode getaran
T dengan cara menentukan waktu untuk 10 kali ayunan sempurna. Lalu
mengulangi percobaan untuk panjang tali bandul L yang berbeda dan terakhir
membuat tabel data untuk mencatat hasil percobaan.
Hasil yang diperoleh setelah melakukan percobaan bandul sederhana yaitu
pada panjang tali 40 cm diperoleh periode 13 sekon, jadi waktu yang dibutuhkan
bola melakukan 1 kali getaran yaitu 1,3 sekon. Pada panjang tali 30 cm, diperoleh
periode waktu 11 sekon, jadi waktu yang dibutuhkan bola melakukan 1 kali
getaran yaitu 1,1 sekon. Pada panjang tali 20 cm, diperoleh periode waktu 9
sekon, jadi waktu yang dibutuhkan bola melakukan 1 kali getaran yaitu 0,9 sekon.
Dan pada panjang tali 10 cm, diperoleh periode waktu 6,5 sekon, jadi waktu yang
dibutuhkan bola melakukan 1 kali getaran yaitu 0,65 sekon.
Berdasarkan analisis, T2/L tali 1 (40cm) diperoleh 4,225. Tali 2 (30 cm) =
4,033. Tali 3 (20 cm) = 4,05 dan tali 4 (10 cm) = 4,225 cm. Sedangkan menurut
persamaan 4π2/g bernilai 4,024. Maka, dapat disimpulkan bahwa hasil yang
diperoleh praktikan tidak berbeda jauh/mendekati dengan hasil menurut
persamaan 4π2/g .
Dari percobaan yang telah praktikan lakukan, dapat diketahui bahwa
panjang tali yang digunakan mempengaruhi besarnya periode. Semakin panjang
tali, simpangan yang diberikan juga semakin besar, sehingga semakin besar pula
periode yang dibutuhkan untuk berosilasi. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam
bidang fisika, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1602 oleh Gallileo
Galilie. Bahwa periode atau lamanya gerak osilasi suatu ayunan ( T ) dipengaruhi
oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, dengan mengikuti rumus : T = 2π.
Hipotesis yang praktikan rumuskan sebelum melakukan praktikum pun
juga sesuai dengan hasil yang diperoleh setelah praktikum, yaitu semakin panjang
tali yang digunakan maka semakin besar periode ayunan bandul sederhana.
Sedangkan pada percobaan kedua osilasi pegas, praktikan melihat video
percobaan pegas dari youtube. Dimana langkah kerja yang dilakukan pada video
tersebut pertama yaitu meletakkan pegas pada tiang statif dan meletakkan beban
awal pada ujung pegas. Kemudian menandai ujung beban awal pada statif.
Selanjutnya memasang beban pertama pada ujung pegas dan menandai posisi
pada statif. Setelah itu menekan pegas keatas dan melepaskannya serta
menghitung getaran yang terjadi selama 10 sekon. Kemudian mengulangi
percobaan dengan langkah yang sama dengan menambah massa beban. Terakhir,
mencatat pada tabel pengamatan.
Berdasarkan percobaan pada video, diperoleh hasil sebagai berikut. Pada
massa 98 gram, jumlah getaran yang diperoleh selama 10 sekon yaitu 10 getaran.
Sehingga periode getarannya 1s. Pada massa 118 gram, jumlah getaran yang
diperoleh selama 10 sekon yaitu 9,5 getaran. Sehingga periode getarannya 1,05 s.
Dan pada massa 138 gram, jumlah getaran yang diperoleh selama 10 sekon yaitu
9 getaran. Sehingga periode getarannya 1,1 s.
Dari percobaan terlihat bahwa semakin berat beban yang digunakan, maka
simpangan yang dihasilkan semakin besar, sehingga getarannya semakin sedikit
dan periodenya semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan F = -k. Δx
dengan F= m.g yang menunjukkan bahwa massa beban yang diberikan pada pegas
berbanding lurus dengan simpangannya. Sehingga semakin besar massa beban,
maka simpangannya juga semakin besar. Hal tersebut menyebabkan getaran yang
dihasilkan akan semakin sedikit namun periodenya semakin besar.
Berdasarkan percobaan tersebut maka dapat disimpulan bahwa hipotesis
yang praktikan rumuskan sebelum melihat video percobaan tersebut sesuai
dengan hasil percobaan yaitu semakin besar massa bandul maka semakin besar
periode getaran pada pegas.

K. Kesimpulan
1. Hubungan panjang tali dengan periode ayunan bandul sederhana
Semakin panjang tali yang digunakan maka semakin besar periode
ayunan bandul sederhana.
2. Hubungan massa bandul terhadap periode getaran pada pegas
Semakin besar massa bandul maka semakin besar periode getaran
pada pegas. Hal ini sesuai persamaan F = -k. Δx dengan F= m.g
Anisa Latifa (18312241051)

J. Analisis Data
1. Bandul Sederhana
= 3,14
g = 9,8 m/s2
4 /g= 4 x (3,14) 2/ 9,8m/s2
=4, 024s2/m
T= 2 √
a. Data 1
T= 1,3 s
L=40 x 10-2 m
T2/L=(1,3)2/40 x 10-2
=4,225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T= 2 √L/g
=2(3,14)√0,4/9,8
=6,28 x √0,04082
=6,28 x 0,20204
=1,3 (terbukti)
b. Data 2
T= 1,1 s
L=30 x 10-2 m
T2/L=(1,1)2/30 x 10-2
=4,033 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T= 2 √L/g
=2(3,14)√0,3/9,8
=6,28 x √0,03061
=6,28 x 0,17495
=1,1 (terbukti)
c. Data 3
T= 0,9 s
L=20 x 10-2 m
T2/L=(0,9)2/20 x 10-2
=4,05 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T= 2 √L/g
=2(3,14)√0,2/9,8
=6,28 x √0,02040
=6,28 x 0,14282
=0,9 (terbukti)
d. Data 4
T= 0,65 s
L=10 x 10-2 m
T2/L=(0,65)2/10 x 10-2
=4,225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T= 2 √L/g
=2(3,14)√0,1/9,8
=6,28 x √0,01020
=6,28 x 0,10099
=0,65 (terbukti)

2. Osilasi Pegas
a. Data 1
m = 98 gr
n=10
t=10 sekon
T= = =1s

b. Data 2
m = 118 gr
n=9,5
t=10 sekon
T= = = 1,05 s

c. Data 3
m = 138 gr
n=9
t=10 sekon
T= = = 1,1 s

K. Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Bandul sederhana dan Osilasi Pegas”
bertujuan untuk Mengetahui hubungan panjang tali dengan periode ayunan
bandul sederhana dan Mengetahui hubungan massa bandul terhadap
periode getaran pada pegas. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu,
08 April 2020 pukul 07.00 – 09.00 WIB bertempat di Rumah Lia . Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Benang tali yang
kuat, Bola Bekel, Stopwach, dan Video Pengamatan Pegas.
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan 2 Percobaan, yaitu
percobaan pada Bandul Sederhana dan percobaan Osilasi Pegas. Pada
percobaan Bandul sederhana dilaksanakan di Rumah Lia. Pada percobaan
Osilasi Pegas menggunakan video pengamatan pegas untuk mengambil
data. Variabel yang digunakan pada Bandul Sederhana antara lain, variabel
bebas yaitu Panjang tali (L), Variabel terkontrol yaitu Jumlah getaran
(n) dan Panjang simpangan, dan Variabel Terikat yaitu Periode (T).
Pada percobaan Osilasi Pegas variabel yang digunakan antara lain,
Variabel bebas yaitu Massa bandul (m),Variabel terkontrol yaitu, Waktu
(t) dan Pegas yang digunakan, Variabel Terikat yaitu Jumlah getaran (n).
Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu, pada Bandul
Sederhana Apakah panjang tali berpengaruh terhadap besar periode
ayunan bandul sederhana. Pada Osilasi Pegas Apakah massa bandul
berpengaruh terhadap periode getaran pada pegas. Kemudian praktikan
membuat hipotesis, pada Bandul Sederhana , Semakin panjang tali yang
digunakan makan semakin besar periode ayunan bandul sederhana. Pada
Osilasi Pegas Semakin besar massa bandul makan semakin besar periode
getaran pada pegas.
1. Bandul Sederhana
Pada Bandul Sederhana praktikan mengambil 4 data. Prosedur
kerja yang dilakukan pertama kali yaitu, Membuat sebuah bandul bola
bekel yang ditali dengan benang kuat sepanjang ± 1 m, menalikan ujung
tali pada paku dan bandul tidak menempel pada dasar, Pada saat bandul
diam, menandai letak posisi bandul, mengukur panjang tali bandul,
menarik bandul ke samping sampai sejauh 5-10 cm dari posisi diam,
mengukur posisi bandul, Menyiapkan stopwatch, bersamaan dengan
menjalankan stopwatch, melepaskan bandul dengan pelan,
Memperhatikan dan gerak apa yang dilakukan oleh bandul, Mencatat
besar simpangan ke kanan dan ke kiri di ukur dari posisi bandul saat
diam setimbang, Mengukur periode getaran T dengan cara menentukan
waktu untuk 10 kali ayunan sempurna, Mengulangi percobaan untuk
panjang tali bandul L yang berbeda, Membuat tabel data untuk mencatat
hasil percobaan.
Dalam praktikum ini praktikan mengubah variabel yaitu, panjang
tali. Praktikan mengambil data yaitu menggunakan jumlah getaran (n)
dan panjang simpangan yang dibuat secara tetap tetapi panjang tali yang
digunakan itu berbeda yaitu, 40 x 10-2, 30 x 10-2, 20 x 10-2, 10 x 10-2.
Selanjutnya, praktikan mengitung periode dengan menggunakan rumus
T= . t adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 10 getaran dan n

adalah banyaknya getaran yaitu 10 getaran. Perhitungan tersebut


memperoleh hasil periode yaitu, 1,3 s, 1,1s, 0,9s, dan 0,65s. Dari
percobaan diatas, dapat diketahui bahwa Semakin panjang tali yang
digunakan makan semakin besar periode ayunan bandul sederhana. Hal
ini sesuai teori menurut Mulyaningsih, 2004, Semakin panjang tali pada
bandul, maka semakin besar periode getarnya. Menurut Soedojo (1986),
Periode pada bandul sederhana tidak tergantung pada massa bandul,
tetapi bergantumg pada panjang tali dan percepatan gravitasi setempat.
Kemudian praktikan mencari 4 /g memperoleh hasil 4, 024s2/m.
Dengan =3,14 dan g= 9,8 m/s2. Kemudian keempat data dicari
menggunakan rumus T2/L. T adalah periode dan L panjang tali.
Dihasilkan keempat data mendekati nilai 4, 024s2/m. Kemudian mencari
T dengan menggunakan rumus T= 2 √L/g. Dari keempat data terbukti
bahwa T yang dihasilkan dari perhitungan sama dengan T yang di
praktikum kan. Dengan =3,14 , L adalah panjang tali, dan g = g = 9,8
m/s2. Pada percobaan mendapatkan hasil periode yaitu ,3 s, 1,1s, 0,9s,
dan 0,65s.

2. Osilasi Pegas
Pada Osilasi Pegas praktikan mengambil 3 data. Prosedur kerja
yang dilakukan pertama kali yaitu, Melihat video pengamatan pegas dari
youtube, Dalam video langkah-langkah praktikum osilasi pegas dengan
meletakkan pegas pada tiang statif dan meletakkan beban awal pada
ujung pegas, Menandai ujung beban awal pada statif, Kemudian
memasang beban pertama pada ujung pegas dan menandai posisi pada
statif, Menekan pegas ke atas kemudian melepaskannya serta
menghitung getaran yang terjadi, Mengulangi percobaan dengan
menambah beban pada pegas dan menekan pegas kemudian
melepaskannya serta menghitung getaran yang terjadi, Mencatat pada
tabel pengamatan.
Dalam praktikum ini praktikan mengubah variabel yaitu, massa
bandul(m) dan jumlah getaran. Praktikan mengambil data yaitu
menggunakan waktu (t) dan pegas yang digunakan yang dibuat secara
tetap tetapi yang digunakan itu berbeda yaitu massa bandul(m) yaitu, 98
gr, 118gr, dan 138gr dan jumlah getaran(n) yaitu, 10, 118, dan 138.
Selanjutnya, praktikan mengitung periode dengan menggunakan rumus
T= . t adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu getaran

dan n adalah banyaknya getaran yaitu. Perhitungan tersebut memperoleh


hasil periode yaitu, 1 s, 1,05s, dan 1,1s. Berdasarkan data percobaan,
bahwa semakin besar massa yang diberikan pada pegas, maka semakin
besar waktu yang dibutuhkan. Maka, karena periode berbanding lurus
dengan waktu, periode yang dihasilkan akan semakin besar pada pegas
yang diberikan massa lebih besar(menghasilkan getaran dalam waktu
lebih lama).

L. Kesimpulan
1. Semakin panjang tali yang digunakan maka semakin besar periode
ayunan bandul sederhana.
2. Semakin besar massa bandul makan semakin besar periode getaran
pada pegas.
Indah Inayah RahmaWati - 18312241066
J. Analisis Data

1. Ayunan bandul matematis

π = 3,14

n = 10

g = 9,8 m s 2

4 2 g = 4 x (3,14) 2 / 9,8 m s 2

= 4,024 s 2 /m

a. Data 1 T = 1,1 s

T = 1,3 s L = 30 x 10 2 m

L = 40 x 10 2 m T 2 /L = (1,1) 2 /30 x 10 2

T 2 /L = (1,3) 2 /40 x 10 2 = 4,033 s 2 /m

= 4,225 s 2 /m L
T = 2
(mendekati 4,024 s 2 /m) g

L 0,3
T = 2 = 2 (3,14)
g 9,8

0,4 = 6,28 x 0,0306


= 2 (3,14)
9,8
= 6,28 x 0,1749
= 6,28 x 0,04082
= 1,1 (terbukti)

= 6,28 x 0,20204

= 1,3 (terbukti) c. Data 3

b. Data 2 T = 0,9 s
L = 20 x 10 2 m T = 0,65 s

T 2 /L = (0,9) 2 /20 x 10 2

L = 10 x 10 2 m
= 4,05 s 2 /m

T 2 /L = (0,65) 2 /10 x 10 2
L
T = 2
g
= 4,225 s 2 /m

0,2
= 2 (3,14)
9,8
L
T = 2
= 6,28 x 0,0204 g

= 6,28 x 0,1428 0,1


= 2 (3,14)
9,8
= 0,9 (terbukti)

= 6,28 x 0,0102

d. Data 4 = 6,28 x 0,1010

= 0,63 (mendekati)

2. Osilasi pegas

a. Data 1 m = 118 gram

m = 98 gram n = 10

n = 10 t = 10 sekon

t = 10 sekon t 10
T   1,05s
n 9,5
t 10
T   1s
n 10 c. Data 3

b. Data 2 m = 138 gram


n = 10 t 10
T   1,1s
n 9
t = 10 sekon

K. Pembahassan

Praktikum yang berjudul “Bandul Sederhana dan Osilasi Pegas”


mempunyai tujuan yaitu Mengetahui hubungan panjang tali dengan periode
ayunan bandul sederhana dan Mengetahui hubungan massa bandul terhadap
periode getaran pada pegas. Rumusan masalah pada praktikum ini adalah
Apakah panjang tali berpengaruh terhadap besar periode ayunan bandul
sederhana dan Apakah massa bandul berpengaruh terhadap periode getaran
pada pegas. Hipotesis pada praktikum ini yaitu Semakin panjang tali yang
digunakan makan semakin besar periode ayunan bandul sederhana dan
Semakin besar massa bandul makan semakin besar periode getaran pada
pegas.
Praktikum ini lakukan pada hari Rabu,8 April 2020 pukul 07.00-09.00
WIB di rumah Lia. Variabel yang digunakan di praktikum ini adalah
variabel bebas, terikat dan kontrol. Variabel bebas yang digunakan Massa
bandul (m), variabel terikatnya Jumlah getaran (n), variabel kontrolnya
Waktu (t), Pegas yang digunakan.alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah benang yang kuat, bola bekel, stopwatch, dan video
pengamatan pegas.
Praktikum ini melakukan dua percobaan yaitu percobaan ayunan bandul
matematis dan osilasi pegas.
a. Ayunan bandul matematis
Langkah kerja pada percobaan ayunan bandul matematis adalah
membuat sebuah bandul logam yang ditali dengan benang kuat sepanjang
kurang lebih 1 m kemudian menalikan ujung tali pada statif dan bandul
tidak menempel pada dasar statif. Selanjutnya pada saat bandul diam,
gambar bandul dan tandai letak posisi kemudian mengukur panjang tali
bandul. Lalu menarik bandul ke samping ejauhi dengan 5-10 cm dari
posisi diam kemudian mengukur posisi bandul. Selanjutnya menyiapkan
stopwatch, bersamaan menjalankan stopwatch dan melepaskan bandul
dengan pelan. Kemudian memperhatikan dan gerak apa yang dilakukan
oleh bandul lalu mencatat besar simpangan ke kanan dan kekiri diukur
dari posisi bandul saat diam setimbang. Selanjutnya menggambar bentuk
ayunan dengan O sebagai titik setimbang dari P serta Q sebagai letak
terjauh dari titik setimbang. Kemudian mengukur getaran T dengan cara
menentukan waktu untuk 10 kali ayunan sempurna. Selanjutnya
mengulangi percobaan untuk panjang tali bandul L yang berbeda lalu
membuat tabel data untuk mencatat hasil percobaan.
Pada praktikum ini melakukan 10 kali osilasi bandul. Praktikum ini

L
menghitung nilai periode dengan rumus T 2 /L dan T = 2 diperoleh
g

hasilnyasama dengan hasil data percobaan yaitu untuk rumus T 2 /L


diperoleh secara berturut-turut 4,225 s 2 /m; 4,033 s 2 /m; 4,05 s 2 /m; 4,225

L
s 2 /m. sedangkan untuk rumusT = 2 diperoleh hasil 1,3 s; 1,1s;
g
0,9s; 0,65s.

Percobaan ini melakukan 10 kali osilasi artinya bandul bergerak dari


titik awal dan kemudian kembali ketitik awal lagi sebanyak 10 kali. Hal
ini sesuai teori bahwa “Sebuah bandul sederhana mula-mula diam pada
kedudukan O (kedudukan setimbang). Bandul tersebut ditarik ke
kedudukan A (diberi simpangan kecil). Pada saat benda dilepas dari
kedudukan A, bandul akan bergerak bolak-balik secara teratur melalui
titik A-O-B-O-A dan gerak bolak-balik ini disebut satu
getaran”(Mulyaningsih, 2004).

Pada ayunan bandul matematis ini memiliki periode tertentu karena


dihitung dari banyaknya waktu yang perlukan untuk 1 kali getaran. Hal
ini menunjukkan bawah ayunan bandul matematis merupakan benda
yang bergerak harmonik. Sesuai dengan teori bahwa “Benda yang
bergerak harmonik sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode
tertentu(Halliday, 1987 : 192).

Sedangkan periode sendiri adalah “Periode ayunan (T) adalah waktu


yang diperlukan benda untuk melakukan suatu getaran. Benda dikatakan
melakukan suatu getaran atau satu getaran jika benda bergrak dari titik
dimana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut
(Halliday, 1987 : 192).

Menurut Surya (2009), ciri-ciri gerak harmonis sederhana adalah:

a. Geraknya periodik (bolak-balik).


b. Geraknya selalu melewati titik keseimbangan.
c. Besar kecepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding
dengan posisi atau simpangan benda.
d. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda selalu
mengarah keposisi keseimbangan.
Berdasarkan teori tersebut ayunan bandul matematis termasuk gerak
harmonik sederhana karena gerkanya periodik (bolak-balik) dan selalu
melewati titik kesetimbangan setiap kali melakukan 1 kali osilasi.
Periode pada ayunan bandul matematis dipengaruhi oleh panjang tali
dan percepatan gravitasi sehingga menggunakan rumus T = 2∏√ ℓ/ g. hal
ini sesuai teori Bahwa periode atau lamanya gerak osilasi suatu ayunan
( T ) dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, dengan
mengikuti rumus ;
T = 2∏√ ℓ/ g
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Semakin panjang tali pada
bandul, maka semakin besar periode getarnya dan semakin kecil
frekuensinya. Jadi, dapat disimpulkan anak-anak, bahwa besar periode
berbanding terbalik dengan besar frekuensi (Mulyaningsih, 2004).
b. Osilasi pegas
Langkah kerja pada osilasi pegas adalah melihat video pengamatan
pegas dariyoutube http://youtu.be/KPOF16.qss kemudian dalam video
langkah-langkah praktikumk osilasi pegas dengan meletakkan pegas pada
tiang statif dan meletakkan beban awal pada ujung pegas. Sleanjutnya
menandai ujung beban awal pada statif. Kemudian memasang beban
pertama pada ujung pegas dan menandai posisi pada statif. Selanjutnya
menekan pegas ke atas kemudian melepaskannya serta menghitung
getaran yang terjadi. Selanjutnya mengulangi percobaan dengan
menambah beban pada pegas dan menekan pegas kemudian
melepaskannya serta menghitung getaran yang terjadi. Lalu mencatat
pada tabel pengamatan.

Pada praktikum ini melakukan osilasi pegas dengan 10 sekon.


t
Praktikum ini menghitung periode dengan menggunakan rumus T 
n
diperoleh hasil dengan massa beban yaitu 98 gram, 118 gram, 138 gram
sehingga diperoleh periode sacar berturut-turut 1 s; 1,05 s; 1,1 s.

Pada praktikum ini, menggunakan waktu 10 sekon untuk


mengetahui berapa kali pegas berosilasi. Dikatakan 1 getaran jika
bergerak dari titik awal kemudian kembali ketitik awal lagi. Hal ini
sesuia teori bahwa Getaran merupakan gerak bolak-balik suatu partikel
secara periode melalui suatu titik kesetimbangan. Getaran dapat bersifat
harmonis sederhana dan kompleks. Gerak harmonis sederhana suatu
getaran dimana resultan gaya yang bekerja pada titik sembarang selalu
mengarah ke titik kesetimbangan dan besar resultan gaya sebanding
dengan jarak titik sembarang ke titik keseimbangan tersebut. (Young dan
Roger, 2002 : 152).
Getaran adalah gerak bolak-balik secara periodik melalui titik
kesetimbangan. Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu
kali getaran disebut Periode (T) dalam sekon (s). Sedangkan frekuemsi
(f) adalah banyaknya getaran yang dilalukan sebuah benda dalam satu
sekon (Nelkon, 1975). menurut leiteratur tersebut dikatakan 1 getaran
jika melakukan gerak bolak-balik secara periodik melalui titik
kesetimbangan. Ketika benda bergetar akan mengahsilkan waktu dimana
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 1 kali getaran disebut periode.
Bila beban gantung diberi simpangan dengan amplitudo A yang
tidak terlalu besar dan dilepaskan, maka pegas dan beban gantung itu
akan bergetar bersama-sama dengan amplitudo dan frekuensi yang sama,
sehingga pengamatan terhadap getaran pegas itu dapat diganti dengan
pengamatan terhadap getaran beban gantung, dengan hasil yang sama,
dan besarnya periode getar (Nelkon, 1975). menurut teori tersbut ketika
beban digantungkan di pegas dan kemudian dilepaskan maka akan terjadi
osilasi yang menghasilkan amplitudo,frekuensi, dan periode.
Menurut Surya (2009), ciri-ciri gerak harmonis sederhana adalah:

e. Geraknya periodik (bolak-balik).


f. Geraknya selalu melewati titik keseimbangan.
g. Besar kecepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding
dengan posisi atau simpangan benda.
h. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda selalu
mengarah keposisi keseimbangan.
Berdasarkan teori tersebut ayunan bandul matematis termasuk gerak
harmonik sederhana karena gerkanya periodik (bolak-balik) dan selalu
melewati titik kesetimbangan setiap kali melakukan 1 kali osilasi.
Karena osilasi pegas merupakan gerak harmonis sederhana maka
menghitung periode dengan menggunakan rumus T= . Hal ini sesuai

dengan teori bahwa :


Periode getaran harmonik dirumuskan:
T= f=

(Halliday, 1978).
Penambahan massa beban sistem mempengaruhi amplitudo dan periode
osilasi dimana semakin besar massa beban, semakin besar amplitudo dan
periode osilasi. Hal ini sesuai teori bahwa kesesuaian keduanya ditentukan
oleh massa dan tetapan pegas yang digunakan. Pendekatan gerak osilasi
harmonis sederhana dari sestem pegas, massa hanya berlaku untuk simpangan
awal yang kecil. Penentuan besar kecilnya simpangan sistem bergantung pada
nilai tetapan pegas yang digunakan serta massa beban yang diberikan.

Bila beban gantung diberi simpangan dengan amplitudo A yang tidak


terlalu besar dan dilepaskan, maka pegas dan beban gantung itu akan
bergetar bersama-sama dengan amplitudo dan frekuensi yang sama, sehingga
pengamatan terhadap getaran pegas itu dapat diganti dengan pengamatan
terhadap getaran beban gantung, dengan hasil yang sama, dan besarnya
periode getar dapat dinyatakan dengan :

= √

(Nelkon, 1975)

Berdasarkan rumus tersebut hubungan massa beban dan periode adalah


berbanding lurus. Semakin besar massa beban, maka periode getaran pegas
juga semakin besar.

L. Kesimpulan

Jadi kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah

1. Hubungan panjang tali dengan periode ayunan bandul sederhana yaitu


semakin besar panjang tali pada bandul maka periode ayunan bandul
sederhana semakin besar, dan sebaliknya semakin kecil panjang tali pada
bandul maka periode ayunan bandul sederhana semakin kecil.
2. Hubungan massa bandul terhadap periode getaran pada pegas yaitu
semakian besar massa bandul maka semakin besar pula periode getaran pada
pegas, dan sebaliknya semakian kecil massa bandul maka semakin kecil pula
periode getaran pada pegas.
Daftar Pustaka

Aris, Kristanta. 2008. Fisika Dasar. Bandung. FMIPA UPI.


Bueche J. Frederick. 2000. Fisika Edisi Kedelapan. Bandung. ITB.
Giancolli, Douglas C. 2001. FISIKA Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Halliday & Resnick, 1978, Fisika, Edisi ketiga, jilid 1 (Terjemahan Pantur Silaban
Ph.D), hal 46, Erlangga, Jakarta.
Halliday, David. 1987. FISIKA Edii ketiga Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Hugh. D.Y, dkk. 2003. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta.
Erlangga.
M. Nelkon & P. Parker, 1975, Advanced Level Physics , pp 174 - 176, Thrid
Edition, Heinemann Educational Books, London.
Mulyaningsih, Sry. 2004. Getaran dan Gelombang . Jakarta. Erlangga.
Oliver, Dick. 1997. Memandang Realita dengan Fractal Vision.. Yogyakarta :
ANDI Offet.
Sears, Francis Watson dan Mark, W Zemensky. 1982. FISIKA Untuk Universitas.
Bandung : Bina Cipta.
Soedojo, Peter. 1986. Azas Azas Ilmu FISIKA. Yogyakarta : UGM Press.
Surya, Yohanes. 2009. Getaran dan Gelombang. Tangerang : Kandel.
Young, Hugh D dan Roger, A Freedman. 2002. FISIKA Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai