Disusun Oleh:
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
A. Judul
Bandul Sederhana dan Osilasi Pegas
B. Tujuan
1. Mengetahui hubungan panjang tali dengan periode ayunan bandul sederhana
2. Mengetahui hubungan massa bandul terhadap periode getaran pada pegas
C. Rumusan Masalah
1. Bandul Sederhana
Apakah panjang tali berpengaruh terhadap besar periode ayunan bandul
sederhana?
2. Osilasi Pegas
Apakah massa bandul berpengaruh terhadap periode getaran pada pegas?
D. Hipotesis
1. Bandul Sederhana
Semakin panjang tali yang digunakan makan semakin besar periode ayunan
bandul sederhana
2. Osilasi Pegas
Semakin besar massa bandul makan semakin besar periode getaran pada
pegas.
E. Variabel
1. Bandul sederhana
a. Variabel bebas : Panjang tali (L)
b. Variabel terkontrol : Jumlah getaran (n), Panjang simpangan
c. Variabel Terikat : Periode (T)
2. Osilasi pegas
a. Variabel bebas : Massa bandul (m)
b. Variabel terkontrol : Waktu (t), Pegas yang digunakan
c. Variabel Terikat : Jumlah getaran (n)
F. Dasar Teori
Getaran adalah gerak bolak-balik di sekitar titik keseimbangan. Benda
yang bergetar dapat dilihat dengan mata kasar karena amplitude besar dan tidak
dapat dilihat dengan kasar mata kerena ampitudo yang sangat kecil. Waktu yang
dibutuhkan untuk membuat satu getaran disebut periode dan dilambangkan
dengan T, sedangkan jumlah getaran dalam sati detik disebut frekuensi (Bueche,
2000).
Getaran dibedakan menjadi dua macam, yaitu getaran bebas dan getaran
paksa. Getaran bebas ialah getaran yang terjadi saat sistem mekanis dimulai
dengan gaya awal yang bekerja pada sistem itu sendiri, setelah itu benda dibiarkan
bergetar secara bebas. Dalam getaran bebas ini akan menghasilkan frekuensi yang
natural disebabkan oleh sifat dinamika dari distribusi massa dan kekuatan yang
membuat getaran. Contohnya sebuah bandul yang ditarik lalu dilepaskan dan
dibiarkan hingga pergerakan bendul berhenti (Hugh, 2003).
Getaran paksa ialah getaran yang terjadi saat gerakan bolak-balik yang
disebabkan oleh adanya gaya luar yang secara paksa menimbulkan getaran pada
sistem. Contohnya getaran rumah yang roboh ketika gempa bumi (Hugh, 2003).
(Mulyaningsih, 2004).
(Aris, 2008).
1. Bandul Matematis
Ketika beban digantung pada ayunan dan tidak diberikan pada gaya,
maka benda akan diam pada titik kesetimbangan, jika beban ditarik ke titik A dan
dilepaskan, maka beban akan bergerak ke titik B dan ke titik C. Lalu kembali lagi
ke titik A. Getaran beban akan terjadi berulang-ulang secara periodik, dengan kata
lain beban pada ayunan diatas melakukan gerak harmonik sederhana (Giancolli,
2001 : 89).
Benda yang bergerak harmonik sederhana pada ayunan sederhana
memiliki periode tertentu. Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan
benda untuk melakukan suatu getaran. Benda dikatakan melakukan suatu getaran
atau satu getaran jika benda bergrak dari titik dimana benda tersebut mulai
bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut. Frekuensi adalah banyaknya getaran
yang dilakukan benda selama satu detik, yang dimaksud dengan getaran disini
adalah getaran lengkap. Benda yang bergerak harmonis juga memiliki amplitudo
A, simpangan Y dan energi mekanik (Halliday, 1987 : 192).
Menurut Soedojo (1986), pada ayunan terdapat beberapa besaran fisika,
yaitu :
a. Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang non-negatif dari besar osilasi
suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak atau
simpangan terjauh dari titik kesetimbangan dalam suatu gelombang. Simpangan
adalah jarak antara kedudukan benda yang bergetar pada suatu saat sampai
kembali pada kedudukan seimbangnya. Energi mekanik adalah jumlah dari energi
kinetik dan energi potensial. Didalam setiap getaran energi potensial dan energi
kinetik besarnya selalu berubah-ubah tetapi memiliki jumlah yang tetap. Besarnya
energi potensial dari benda yang bergetar secara periodik dapat diketahui melalui
persamaan berikut :
EP = Ky2 .................................................................1
Dimana:
Ep : Energi potensial (j)
K : Konstanta (N/m)
y : Simpangan getaran (m)
b. Periode
Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun
secara beban dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding yang
mempunyai ayunan. Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada
tahun 1602 oleh Gallileo Galilie. Bahwa periode atau lamanya gerak osilasi suatu
ayunan ( T ) dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, dengan
mengikuti rumus ;
T = 2∏√ ℓ/ g .................................................................2
Dimana:
T : Periode getaran ( s )
∏ : 3,14
ℓ : Panjang tali ( m )
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
Ayunan matematis merupakan suatu partikel massa yang bergantung
pada suatu titik tetap pada seutas tali, dimana massa tali dapat diabaikan dan tali
tidak dapat bertambah panjang. Jika massa M bergantung pada seutas kawat halus
sepanjang ℓ dan bandul bergerak vertikal membentuk sudut θ, gaya pemulih
bandul tersebut adalah M.g.sin θ. Menurut Sears dan Mark (1982), secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
F = M.g.Sin θ ..............................................................3
Karena Sin θ = , maka
F = M.g. .................................................................4
Dimana :
F : Gaya (N)
M : Massa benda (Kg)
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
θ : Sudut simpangan (o)
ℓ : Panjang tali ( m )
Maka didapat persamaan gerak harmonik :
Y = Sin ω.t ..............................................................5
Simpangan getaran (A) merupakan perpindahan maksimum dari titik
kesetimbangan yang diberikan oleh suatu bandul sederhana. Menurut Giancolli
(2001), besarnya amplitudo dapat diketahui melalui persamaan sebagai berikut:
A = ℓ sin θ ..............................................................6
Dimana :
A : Simpangan getar atau Amplitudo (m)
θ : Sudut deviasi (o)
ℓ : Panjang Tali (m)
c. Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama
satu sekon, yang dimaksud disini adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah
Hertz. Frekuensi getaran (f) dapat dicari dengan menggunakan persamaan yang
merupakan hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut:
f = 1/T .................................................................7
Dimana:
f : Frekuensi getaran (Hz)
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
ℓ : Panjang tali ( m )
T : Perioda getaran (s)
Ayunan atau bandul matematis merupakan suatu partikel massa yang
tergantung pada suatu titik tetap pada seutas tali yang tidak dapat bertambah
panjang. Periode dan frekuensi sudut pada bandul sederhana tidak tergantung
pada massa bandul, tetapi bergantumg pada panjang tali dan percepatan gravitasi
setempat. Pada kondisi ini, maka menurut Surya (2009), cara untuk mencari
percepatan gravitasi dapat digunakan rumus:
g=4∏2 1/r2 .................................................................8
Dimana :
g : Percepatan Gravitasi (m/s2)
ℓ : Panjang tali ( m )
T : Perioda getaran (s)
2. Osilasi Pegas
Getaran atau osilasi merupakan salah satu bentuk gerak benda yang
cukup banyak dijumpai gejalanya. Contohnya, bandul jam yang berayun, piringan
dalam jam beker yang memuntir, botol yang timbul tenggelam dalam air, balok
yang digantungkan pada sebuah pegas, dan senar gitar yang dipetik. Osilasi juga
dijumpai secara analogis pada rangkaian listrik yang melibatkan induktor dan
kapasitor. Dalam osilasi, sebuah benda melakukan gerak bolak-balik menurut
lintasan tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu gerakan bolak – balik dinamakan periode (dilambangkan dengan
T, satuannya sekon (s) (Nelkon, 1975).
Persamaan gerak osilasi dapat diturunkan dari dua buah hukum gerak,
yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Coba pandang sebuah benda yang
dikaitkan dengan sebuah pegas. Jika pegas tidak tertarik atau tertekan maka
simpangan benda adalah nol (benda dalam titik keseimbangan). Jika pegas tertarik
maka terdapat simpangan benda (misal bernilai positif). Pada saat itu pegas
memberikan gaya kepada benda yang besarnya sebanding dengan simpangannya
namun berlawanan arah dengan pergeseran benda. Kenyataan ini diungkapkan
oleh Hooke dalam hukumnya yang berformulasi :
F=-kΔx
Keterangan:
F = Gaya (N)
Gambar 3.
Sumber : (Halliday, 1978).
Bila benda yang diberi gaya tersebut adalah sebuah pegas yang digantung
vertikal dengan panjang awalnya xo, maka pegas tersebut akan mengalami
penambahan panjang sebesar ∆x yang merupakan selisih panjang pegas setelah
diberi gaya terhadap panjang semula, yang dinyatakan dengan :
F=k(x1-x0)
Gaya F di atas disebut gaya pemulih pegas dan untuk keadaan di atas,
besarnya adalah F = mg. Bila perubahan panjang pegas dapat diukur dan k dapat
dicari dengan cara atau persamaan lain, maka dengan menggantikan harga F pada
persamaan di atas dengan mg, kita dapat menghitung percepatan gravitasi
(Halliday. 1978)
T= f=
Gambar 4.
Sumber : (Halliday, 1978).
= √
Keterangan
n = banyak getaran
G. Metodologi Percobaan
1. Alat dan Bahan
a. Benang tali yang kuat c. Stopwatch
3. Langkah Kerja
a. Ayunan Bandul Matematis
b. Osilasi Pegas
H. Data Hasil
1. Ayunan Bandul Sederhana
2. Osilasi Pegas
a. Pengaruh Massa Bandul
I. Konsep IPA
1. Ayunan dengan massa yang besar M denagn tali yang dianggap tidak
mempunyai massa disebut dengan ayunan matematis.
2. Ayunan matematis juga disebut dengan ayunan sederana yang
menghasilkan suatu getaran selaras.
3. Getaran adalah gerak bolak balik yang cepat dan ayunan adalah gerak
bolak-balik yang lambat.
4. Getaran atau ayunan adalah gerak bolak-balik melalui lintasan yang tetap.
5. Gerak ayunan sederhana adalah gerak bolak-balik melalui titik setimbang.
6. Titik setimbang O adalah kedudukan benda pada saat benda yang
melakukan gerak getar diam.
7. Simpangan terbesar yang diukur terhadap titik setimbang diam disebut
dengan amplitude A.
8. Suatu getaran melakukan satu kali ayunan bila getaran itu bergerak bolak-
balik menjadi lintasan yang besarnya 4 kali amplitude.
9. Waktu yang diperlukan untuk melakukan 1 (satu) kali ayunan sempurna
disebut waktu getar atau periode T.
10. Frekuensi adalah jumlah getaran yang dilakukan tiap detik.
11. Satuan periode adalah detik dan satuan frekuensi adalah hertz (Hz).
12. Pada ayunan matematis berlaku rumusan T = 2π√
13. Penjabaran rumusan T :
NASTITI ESTININGTYAS - 18312241039
J. Analisis Data
= 4,024 s2/m
a. Data 1
T1 = 1,3 s
L1 = 40 x 10-2 m
T = 2π√
= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,20204
= 1,3 s (Terbukti)
b. Data 2
T2 = 1,1 s
L2 = 30 x 10-2 m
T = 2π√
= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,17496
= 1,0987 s = 1,1 s (Terbukti)
c. Data 3
T3 = 0,9 s
L3 = 20 x 10-2 m
T = 2π√
= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,1428
= 0,89678 s = 0,9 s (Terbukti)
d. Data 4
T4 = 0,65 s
L4 = 10 x 10-2 m
T = 2π√
= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,109
= 0,68 s = 0,65 s (Terbukti)
2. Osilasi Pegas
T=
a. Data 1
m = 98 gr
n = 10
t = 10 s
T1 = =1s
b. Data 2
m = 118 gr
n = 9,5
t = 10 s
T2 = = 1,05 s
c. Data 3
m = 138 gr
n=9
t = 10 s
T3 = = 1,1 s
K. Pembahasan
a. Data 1
periodenya ialah 1,3 s. Setelah diketahui panjang tali dan nilai periode,
kemudian mencari nilai dari rumus dan didapat nilai 4,225 s2/m, nilai ini
perbedaan nilai yang cukup kecil ini bisa terjadi karena beberapa hal,
seperti ayunan yang kurang sempurna yang dilakukan praktikan akibat dari
alat yang seadanya.
Setelah data yang didapat dimasukkan dalam rumus T yang kedua didapat
nilai T = 1,3 s. Dari rumus kedua ini dapat kita ketahui bahwa T atau
periode dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, hal ini
sesuai dengan teori menurut Soedojo (1986) , yakni bahwa periode atau
lamanya gerak osilasi suatu ayunan ( T ) dipengaruhi oleh panjang tali dan
percepatan gravitasi.
b. Data 2
periodenya ialah 1,1 s. Setelah diketahui panjang tali dan nilai periode,
kemudian mencari nilai dari rumus dan didapat nilai 4,033 s2/m, nilai ini
perbedaan nilai yang cukup kecil ini bisa terjadi karena beberapa hal,
seperti ayunan yang kurang sempurna yang dilakukan praktikan akibat dari
alat yang seadanya.
Setelah data yang didapat dimasukkan dalam rumus T yang kedua didapat
nilai T = 1,1 s. Dari rumus kedua ini dapat kita ketahui bahwa T atau
periode dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, hal ini
sesuai dengan teori menurut Soedojo (1986) , yakni bahwa periode atau
lamanya gerak osilasi suatu ayunan ( T ) dipengaruhi oleh panjang tali dan
percepatan gravitasi.
T menggunakan rumus kedua ini telihat memiliki nilai yang
sama dari nilai T yang didapat dari rumus kedua. Hal ini membuktikan
bahwa dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui nilai percepatan
gravitasi (g) suatu tempat dengan memanfaatkan ayunan bandul sederhana.
c. Data 3
periodenya ialah 0,9 s. Setelah diketahui panjang tali dan nilai periode,
kemudian mencari nilai dari rumus dan didapat nilai 4,05 s2/m, nilai ini
perbedaan nilai yang cukup kecil ini bisa terjadi karena beberapa hal,
seperti ayunan yang kurang sempurna yang dilakukan praktikan akibat dari
alat yang seadanya.
Setelah data yang didapat dimasukkan dalam rumus T yang kedua didapat
nilai T = 0,9 s. Dari rumus kedua ini dapat kita ketahui bahwa T atau
periode dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, hal ini
sesuai dengan teori menurut Soedojo (1986) , yakni bahwa periode atau
lamanya gerak osilasi suatu ayunan ( T ) dipengaruhi oleh panjang tali dan
percepatan gravitasi.
periodenya ialah 0,65 s. Setelah diketahui panjang tali dan nilai periode,
kemudian mencari nilai dari rumus dan didapat nilai 4,225 s2/m, nilai ini
perbedaan nilai yang cukup kecil ini bisa terjadi karena beberapa hal,
seperti ayunan yang kurang sempurna yang dilakukan praktikan akibat dari
alat yang seadanya.
Setelah data yang didapat dimasukkan dalam rumus T yang kedua didapat
nilai T = 0,65 s. Dari rumus kedua ini dapat kita ketahui bahwa T atau
periode dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, hal ini
sesuai dengan teori menurut Soedojo (1986) , yakni bahwa periode atau
lamanya gerak osilasi suatu ayunan ( T ) dipengaruhi oleh panjang tali dan
percepatan gravitasi.
Dari keempat data yang didapat dan sudah dianalisis, didapat bahwa
pengaruh panjang tali terhadap periode (T) ialah semakin panjang tali, maka
periode yang didapat semain besar dan frekuensinya semakin kecil. Frekuensi
didapat dengan rumus f = . Dari data dan analisis dapat dibuat sebuah grafik
1,5
T2 (s2)
0,5
0
0,1 0,2 0,3 0,4
L (m)
dengan panjang tali, sehingga apabila nilai akan menunjukkan nilai yang
0,6
0,4
0,2
0
0,1 0,2 0,3 0,4
L (m)
2. Osilasi Pegas
Getaran atau osilasi merupakan salah satu bentuk gerak benda yang
cukup banyak dijumpai gejalanya. Contohnya, bandul jam yang berayun, balok
yang digantungkan pada sebuah pegas, dan senar gitar yang dipetik. Dalam
osilasi, sebuah benda melakukan gerak bolak-balik menurut lintasan tertentu
melalui titik setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu
gerakan bolak – balik dinamakan periode (dilambangkan dengan T, satuannya
sekon (s) (Nelkon, 1975).
Langkah kerja pertama pada percobaan kedua ini ialah melihat video
pengamatan pegas dari youtbe http://youtu.be/KPOF16K-qss. Kemudian dalam
video langkah-langkah praktikum osilasi pegas dengan meletakkan pegas pada
tiang statif san meletakkan beban awal pada ujung pegas. Selanjutnya ialah
menandai ujung beban awal pada statif. Lalu memasang beban pertama pada
ujung pegas dan menandai posisi pada statif. Langkah berikutnya ialah
menekan pegas ke atas kemudian melepaskannya serta menghitung getaran
yang terjadi. Kemudian mengulangi percobaan dengan menambah beban pada
pegas dan menekan pegas lalu melepaskannya serta menghitung getaran yang
terjadi. Selanjutnya ialah mencatat pada tabel pengamatan.
Pada percobaan ini didapat tiga data. Data yang pertama massanya
ialah 98 gr, setelah diamati dalam waktu 10 sekon didapat jumlah getaran yang
dihasilkan sebanyak 10. Maka didapat nilai periodenya dengan rumus T =
ialah 1 s. Pada data kedua, massa yang digunakan ialah 118 gr, dalam waktu 10
sekon dihasilakan getaran sebanyak 9,5. Maka didapat nilai periodenya dengan
rumus T = ialah 1,05 s. Dan pada data ketiga, massa yang digunakan ialah
138 gr, dalam waktu 10 sekon dihasilkan getaran sebanyak 9 getaran. Sehingga
didapat nilai periodenya dengan rumus T = ialah 1,1 s.
1,1
T (s)
1,05
0,95
98 118 138
m (gr)
L. Kesimpulan
1. Semakin besar panjang tali (L), maka semakin besar pula nilai periode (T)
begitupun sebaliknya pada ayunan bandul sederhana.
2. Semakin besar massa bandul (m), maka semakin besar pula nilai periode (T)
begitupun sebaliknya pada osilasi pegas.
J. Analisis Data
1. Data 3
3. Data 1
T = 0,9s
T = 1,3s
L = 20 x 10-2 m
L = 40 x 10-2 m
2 2 T2/L = 4,05 s2/m
T /L = 4,225 s /m
(mendekati 4,024 s2/m)
(mendekati 4,024 s2/m)
2. Data 4
4. Data 2
T = 0,65s
T = 1,1s
L = 10 x 10-2 m
L = 30 x 10-2 m
2 2 T2/L = 4,225 s2/m
T /L = 4,033 s /m
(mendekati 4,024 s2/m)
(mendekati 4,024 s2/m)
b. Membuktikan T = 2π √(L/g)
3. Data 1
1. Data 1 T = 1,3s
T = 0,9s L = 40 x 10-2 m
L = 20 x 10-2 m 2π √(L/g) = 1,3 s
2π √(L/g) = 0,9 s
(Terbukti)
(Terbukti)
4. Data 2
2. Data 2 T = 1,1s
T = 0,65s L = 30 x 10-2 m
L = 10 x 10-2 m 2π √(L/g) = 1,1 s
2π √(L/g) = 0,63 s
(Terbukti)
(Mendekati 0,65)
2. Osilasi Pegas
Menghitung periode
t = 10 sekon
3. Data 1
1. Data 1
massa = 138 gram
massa = 98 gram
n =9
n = 10
T = n/t
T = n/t
= 1s = 1,1s
2. Data 2
massa = 118 gram
n = 9,5
T = n/t
= 1,05s
K. Pembahasan
1. Bandul Sederhana
T^2 (s^2)
1,05
1
0,95
0,1 0,2 0,3 0,4
Panjang Tali (m)
Periode T (s)
1,04
1,02
1
0,98
0,96
0,94
0,1 0,2 0,3 0,4
Panjang Tali (m)
Dari grafik dapat dilihat bahwa hubungan antara panjang tali dengan periode
ayunan bandul sederhana adalah berbanding lurus, hal ini sesuai dengan
pernyataan Yunus (2013:5), pada tali yang panjang, periode ayunan akan semakin
besar.
2. Osilasi Pegas
Pada percobaan osilasi pegas, langkah kerja yang praktikan laksanakan adalah
melihat video pengamatan pegas dari youtbe http://youtu.be/KPOF16K-qss,
dalam video langkah-langkah praktikum osilasi pegas dengan meletakkan pegas
pada tiang statif dan meletakkan bebanawal pada ujung pegas, menandai ujung
beban awal pada statif, kemudian memasang beban pertama pada ujung pegas dan
menandai posisi pada statif, menekan pegas ke atas kemudian melepaskannya
serta menghitung getaran yang terjadi, mengulangi percobaan dengan menambah
beban pada pegas dan menekan pegas kemudian melepaskannya serta menghitung
getaran yang terjadi, lalu mencatat pada tabel pengamatan.
Pada data hasil, data pertama dengan massa 98gram, didapatkan 10 getaran
selama 10 sekon sehingga mempunyai periode sebesar 1s, data kedua dengan
massa 118gram, didapatkan 9,5 getaran selama 10 sekon sehingga mempunyai
periode sebesar 1,05s, data ketiga dengan massa 138gram, didapatkan 9 getaran
selama 10 sekon sehingga mempunyai periode sebesar 1,1s. Selanjutnya untuk
mengetahui hubungan antara massa bandul dengan periode yang dihasilkan
praktikan membuat grafik hubungan antara massa bandul (gram) dengan periode
T (sekon) seperti di bawah ini
Periode T (s)
1,1
1,05
0,95
98 118 138
Massa bandul (gram)
Dapat dilihat bahwa semakin berat massa bandul maka semakin besar juga
periode yang dihasilkan sehingga hubungan keduanya adalah berbanding lurus,
hal ini sesuai dengan pernyataan Dwi Candra, dkk (2013:127), bahwa pada sistem
pegas massa dengan gaya gesekan untuk konstanta pegas yang tetap,dan massa
bertambah, maka amplitudo getaran bertambah besar dan periodegetaran semakin
lama menuju titik keseimbangan.
L. Kesimpulan
1. Semakin panjang tali (L) maka semakin besar periode (T) pada ayunan
bandul sederhana, begitu pula sebaliknya semakin pendek tali maka
semakin kecil periode ayunan bandul sederhana
2. Semakin besar massa bandul pada pegas maka semakin besar pula periode
osilasi pegas, begitu pula sebaliknya semakin ringan massa bandul maka
semakin kecil periode osilasi pegas.
M. Daftar Pustaka
Dwi Candra, dkk. 2013. Simulasi Sistem Pegas Massa, diunduh dari
http://jurnal.unej.ac.id/index.php/kadikma/article/download/1120/906 pada
Minggu, 12 April 2020, pukul 20.00 WIB.
Yunus. 2013. Pengaruh Panjang Tali Pada Bandul Matematis Terhadap Hasil
Perhitungan Percepatan Gravitasi Bumi, diunduh dari
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/63016/Yunus%2
0Erdamansyah.pdf?sequence=1 pada Minggu, 12 April 2020, pukul 21.00
WIB.
Nama : Nur Alfi Aulia Julita
NIM : 18312241046
J. Analisis Data
1. Ayunan bandul sederhana
π = 3, 14
g = 9, 8 m/s2
4π2/g = 4 x (3,14)2 / 9,8 m/s2
= 4, 024 s2/m
T = 2π√
a. Data 1
T = 1,3 s
L = 40 x 10-2 m
T2/L = (1,3)2/40 x 10-2
= 4, 225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√
= 2(3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,20204
= 1,3 s (terbukti)
b. Data 2
T = 1,1 s
L = 30 x 10-2 m
T2/L = (1,1)2/30 x 10-2
= 4, 033 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√
= 2(3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,17496
= 1,1 s (terbukti)
c. Data 3
T = 0,9 s
L = 20 x 10-2 m
T2/L = (0,9)2/20 x 10-2
= 4, 05 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√
= 2(3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,14286
= 0,9 s (terbukti)
d. Data 4
T = 0,65 s
L = 10 x 10-2 m
T2/L = (0,65)2/10 x 10-2
= 4, 225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√
= 2(3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,100995
= 0,63 s (mendekati)
2. Osilasi Pegas
a. Data 1
m = 98 gr
n = 10
t = 10 s
T= = =1s
b. Data 2
m = 118 gr
n = 9,5
t = 10 s
T= = = 1, 05 s
c. Data 3
m = 138 gr
n=9
t = 10 s
T= = = 1, 1 s
K. Pembahasan
Laporan praktikum yang berjudul “Bandul Sederhana dan Osilasi
Pegas” ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang tali dengan
periode ayunan bandul sederhana dan mengetahui hubungan massa bandul
terhadap periode getaran pada pegas.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 8 April 2020 pukul
07.00 – 09.00 di Rumah Lia. Adapun alat dan bahan yang praktikan
gunakan antara lain benang tali yang kuat, bola bekel, stopwatch, dan
video pengamatan pegas.
Pada kegiatan ini, praktikan melakukan dua percobaan, yang
pertama yaitu ayunan bandul matematis dan yang kedua yaitu osilasi
pegas. Adapun langkah kerka yang dilakukan praktikan pada percobaan
pertama yaitu, pertama-tama, praktikan menarik bandul ke samping
sampai sejauh 10 cm dari posisi diam dan mengukur posisi bandul,
kemudian praktikan menyiapkan stopwatch bersamaan dengan
menjalankan stopwatch, praktikan melepaskan bandul dengan pelan.
Kemudian memperhatikan gerak bandul dan mengukur periode 10 getaran
(ayunan sempurna). Kemudian mengulangi percobaan untuk panjang tali
yang berbeda.
Adapun pada percobaan kedua, pertama-tama praktikan melihat
video pengamatan pegas dari youtube http://youtu.be/KPOF16K-qss
dengan langkah dalam video yaitu meletakkan pegas pada tiang statif dan
meletakkan beban awal pada ujung pegas, kemudian menandai ujung
beban awal pada statif, lalu memasang beban pertama pada ujung pegas
dan menandai posisi pada statif, selanjutnya menekan pegas ke atas
kemudian melepaskannya serta menghitung getaran yang terjadi, lalu
mengulangi percobaan dengan menambah beban pada pegas dan menekan
pegas kemudian melepaskannya serta menghitung getaran yang terjadi,
dan mencatatnya dalam tabel pengamatan.
1. Ayunan Bandul Sederhana
Getaran adalah gerak bolak-balik di sekitar titik keseimbangan.
Benda yang bergetar dapat dilihat dengan mata kasar karena amplitude
besar dan tidak dapat dilihat dengan kasar mata kerena ampitudo yang
sangat kecil. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu getaran
disebut periode dan dilambangkan dengan T, sedangkan jumlah
getaran dalam sati detik disebut frekuensi (Bueche, 2000).
Berdasarkan pernyataan tersebut, diketahui bahwa satu getaran
penuh pada ayunan bandul adalah ketika bandul telah bergerak bolak-
balik dan mencapai titik yang sama. Lama waktu yang dibutuhkan
badul untuk melakukan satu kali getaran disebut periode (T).
L (m)
2. Osilasi Pegas
Getaran atau osilasi merupakan salah satu bentuk gerak benda yang
cukup banyak dijumpai gejalanya. Contohnya, bandul jam yang
berayun, piringan dalam jam beker yang memuntir, botol yang timbul
tenggelam dalam air, balok yang digantungkan pada sebuah pegas, dan
senar gitar yang dipetik. Osilasi juga dijumpai secara analogis pada
rangkaian listrik yang melibatkan induktor dan kapasitor. Dalam
osilasi, sebuah benda melakukan gerak bolak-balik menurut lintasan
tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu gerakan bolak – balik dinamakan periode
(dilambangkan dengan T, satuannya sekon (s) (Nelkon, 1975).
Pada praktikum yang bertujuan untuk mengetahui hubungan massa
bandul terhadap periode getaran pada pegas ini, praktikan melakukan
tiga kali percobaan dengan massa bandul sebagai variabel bebas, t
(waktu) sebagai variabel terkontrol, dan Jumlah getaran sebagai
variabel terikat. Dari jumlah getaran yang didapatkan, nantinya akan
dapat diketahui periode getaran tersebut.
Pada kegiatan ini hasil yang didapatkan yaitu sebagai berikut, pada
percobaan pertama, praktikan memberikan beban sebesar 98 gram,
setelah diamati, ternyata jumlah getaran yang dihasilkan dalam waktu
10 s yaitu sebanyak 10 getaran sehingga periodenya 1 s. Pada
percobaan kedua, massa yang digunakan yaitu sebesar 118 gram,
jumlah getaran yang dihasilkan dalam waktu 10 s yaitu 9,5 getaran,
sehingga periodenya 1, 05 s. Kemudian pada percobaan ketiga massa
yang digunakan sebesar 138 s, jumlah getaran yang dihasilkan dalam
waktu 10 s sebanyak 9 getaran, sehingga periodenya 1,1 s.
Dari kegiatan tersebut dapat diketahui bahwa periode dipengaruhi
oleh massa beban, semakin besar massa beban, semakin besar pula
periode getarannya.
Pada saat beban pegas berada pada posisi atas, per atau pegas akan
menjadi pendek, kemudian pada saat beban berada di bawah, pegas
akan menjadi panjang (menegang). Pada saat tersebut, dapat dikatakan
bahwa pegas sedag melakukan getaran rapatan dan regangan. Rapatan
dan regangan ini diakibatkan adanya gaya pada pegas yang bermaksud
untuk menuju ke titik setimbang, kemampuan pulih ini disebut dengan
gaya pemulih.
Persamaan gerak osilasi dapat diturunkan dari dua buah hukum
gerak, yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Coba pandang
sebuah benda yang dikaitkan dengan sebuah pegas. Jika pegas tidak
tertarik atau tertekan maka simpangan benda adalah nol (benda dalam
titik keseimbangan). Jika pegas tertarik maka terdapat simpangan
benda (misal bernilai positif). Pada saat itu pegas memberikan gaya
kepada benda yang besarnya sebanding dengan simpangannya namun
berlawanan arah dengan pergeseran benda. Kenyataan ini diungkapkan
oleh Hooke dalam hukumnya yang berformulasi :
F=-kΔx
Keterangan:
F = Gaya (N)
L. Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin panjang tali pada bandul matematis, semakin besar pula
periodenya. Hal ini menunjukkan bahwa panjang tali berbanding lurus
dengan periode. Dalam hal ini berlaku persamaan T2/L = 4π2/g dan T =
2π√ .
2. Semakin berat beban atau semakin besar gaya yang diberikan pada
pegas, maka periodenya akan semakin besar pula. Dalam hal ini
berlaku persamaan F=-kΔx.
Nur Mahmudah
18312241049
I. Analisis Data
1. Ayunan bandul sederhana
π = 3,14
g = 9,8 m/s2
4π2/g = 4 x (3,14)2 / 9,8 m/s2
= 4,024 s2/m
a. Data 1
T = 1,3 s
L = 40 x 10-2 m
T2/L = (1,3)2 / 40 x 10-2
= 4, 225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√
= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,20204
= 1,3 s (terbukti)
b. Data 2
T = 1,1 s
L = 30 x 10-2 m
T2/L = (1,1)2 / 40 x 10-2
= 4, 033 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√
= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,175
= 1,1 s (terbukti)
c. Data 3
T = 0,9 s
L = 20 x 10-2 m
T2/L = (0,9)2 / 40 x 10-2
= 4, 05 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√
= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,1429
= 0,9 s (terbukti)
d. Data 4
T = 0,65 s
L = 10 x 10-2 m
T2/L = (0,65)2 / 40 x 10-2
= 4, 225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T = 2π√
= 2 (3,14) √
= 6,28 x √
= 6,28 x 0,101
= 0,65 s (terbukti)
2. Osilasi Pegas
a. Data 1
m = 98 gr
n = 10
t = 10 sekon
T = = =1s
b. Data 2
m = 118 gr
n = 9,5
t = 10 sekon
T = = = 1,05 s
c. Data 3
m = 138 gr
n =9
t = 10 sekon
T = = = 1,1 s
J. Pembahasan
Praktikum dengan judul ayunan matematis (bandul sederhana) dan osilasi
pegas ini telah praktikan lakukan pada hari Rabu, 8 April 2020 pukul 07.00-09.00
WIB dirumah Lia. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang
tali dengan periode ayunan bandul sederhana dan untuk mengetahui hubungan
massa bandul terhadap perode getaran pada pegas.
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan bandul
sederhana antara lain bola bekel, tali, dan stopwatch. Sedangkan pada percobaan
osilasi pegas praktikan menggunakan video percobaan pegas yang terdapat pada
youtube (http://youtu.be/KPOF16K-qss).
Variabel bebas pada percobaan bandul sederhana yaitu panjang tali,
variabel kontol yaitu jumlah getaran dan panjang simpangan, serta variabel
terikatnya yaitu periode. Sedangkan variabel bebas pada percobaan osilasi pegas
yaitu massa beban, variabel kontrol yaitu waktu dan variabel terikat yaitu jumlah
getaran.
Rumusan masalah pada percobaan bandul sederhana yaitu apakah panjang
tali berpengaruh terhadap besar periode ayunan bandul sederhana? Dan rumusan
masalah pada percobaan osilasi pegas yaitu apakah massa bandul berpengaruh
terhadap periode getaran pada pegas.
Sebelum melakukan percobaan, praktikan merumuskan hipotesis terlebih
dahulu. Hipotesis perobaan bandul sederhana yaitu semakin panjang tali yang
digunakan maka semakin besar periode ayunan bandul sederhana. Dan hipotesis
pada percobaan osilasi pegas yaitu semakin besar massa bandul maka semakin
besar periode getaran pada pegas.
Langkah kerja yang praktikan lakukan pada percobaan pertama (bandul
matematis) mula-mula yaitu membuat sebuah bandul bola bekel yang ditali
dengan benang kuat sepanjang kurang lebih 1m. Kemudian menalikan ujung tali
pada paku dan bandul tidak menempel pada dasar statif. Selanjutnya pada saat
bandul diam, menandai letak posisi bandul, dan mengukur panjang tali bandul.
Setelah itu menarik bandul kesamping sampai sejauh 5-10 cm dari posisi diam
dan mengukur posisi bandul. Kemudian menyiapkan stopwatch bersamaan
dengan menjalankan stopwatch dan melepaskan bandul dengan pelan. Setelah itu,
memperhatikan gerak apa yang dilakukan oleh bandul.selanjutnya mencatat besar
simpangan kekanan dan kekiri dari posisi bandul saat diam setimbang. Kemudian
menggambar bentuk ayunan dengan O sebagai titik setimbang dari P serta Q
sebagai letak terjauh dari titik setimbang. Selanjutnya mengukur periode getaran
T dengan cara menentukan waktu untuk 10 kali ayunan sempurna. Lalu
mengulangi percobaan untuk panjang tali bandul L yang berbeda dan terakhir
membuat tabel data untuk mencatat hasil percobaan.
Hasil yang diperoleh setelah melakukan percobaan bandul sederhana yaitu
pada panjang tali 40 cm diperoleh periode 13 sekon, jadi waktu yang dibutuhkan
bola melakukan 1 kali getaran yaitu 1,3 sekon. Pada panjang tali 30 cm, diperoleh
periode waktu 11 sekon, jadi waktu yang dibutuhkan bola melakukan 1 kali
getaran yaitu 1,1 sekon. Pada panjang tali 20 cm, diperoleh periode waktu 9
sekon, jadi waktu yang dibutuhkan bola melakukan 1 kali getaran yaitu 0,9 sekon.
Dan pada panjang tali 10 cm, diperoleh periode waktu 6,5 sekon, jadi waktu yang
dibutuhkan bola melakukan 1 kali getaran yaitu 0,65 sekon.
Berdasarkan analisis, T2/L tali 1 (40cm) diperoleh 4,225. Tali 2 (30 cm) =
4,033. Tali 3 (20 cm) = 4,05 dan tali 4 (10 cm) = 4,225 cm. Sedangkan menurut
persamaan 4π2/g bernilai 4,024. Maka, dapat disimpulkan bahwa hasil yang
diperoleh praktikan tidak berbeda jauh/mendekati dengan hasil menurut
persamaan 4π2/g .
Dari percobaan yang telah praktikan lakukan, dapat diketahui bahwa
panjang tali yang digunakan mempengaruhi besarnya periode. Semakin panjang
tali, simpangan yang diberikan juga semakin besar, sehingga semakin besar pula
periode yang dibutuhkan untuk berosilasi. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam
bidang fisika, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1602 oleh Gallileo
Galilie. Bahwa periode atau lamanya gerak osilasi suatu ayunan ( T ) dipengaruhi
oleh panjang tali dan percepatan gravitasi, dengan mengikuti rumus : T = 2π.
Hipotesis yang praktikan rumuskan sebelum melakukan praktikum pun
juga sesuai dengan hasil yang diperoleh setelah praktikum, yaitu semakin panjang
tali yang digunakan maka semakin besar periode ayunan bandul sederhana.
Sedangkan pada percobaan kedua osilasi pegas, praktikan melihat video
percobaan pegas dari youtube. Dimana langkah kerja yang dilakukan pada video
tersebut pertama yaitu meletakkan pegas pada tiang statif dan meletakkan beban
awal pada ujung pegas. Kemudian menandai ujung beban awal pada statif.
Selanjutnya memasang beban pertama pada ujung pegas dan menandai posisi
pada statif. Setelah itu menekan pegas keatas dan melepaskannya serta
menghitung getaran yang terjadi selama 10 sekon. Kemudian mengulangi
percobaan dengan langkah yang sama dengan menambah massa beban. Terakhir,
mencatat pada tabel pengamatan.
Berdasarkan percobaan pada video, diperoleh hasil sebagai berikut. Pada
massa 98 gram, jumlah getaran yang diperoleh selama 10 sekon yaitu 10 getaran.
Sehingga periode getarannya 1s. Pada massa 118 gram, jumlah getaran yang
diperoleh selama 10 sekon yaitu 9,5 getaran. Sehingga periode getarannya 1,05 s.
Dan pada massa 138 gram, jumlah getaran yang diperoleh selama 10 sekon yaitu
9 getaran. Sehingga periode getarannya 1,1 s.
Dari percobaan terlihat bahwa semakin berat beban yang digunakan, maka
simpangan yang dihasilkan semakin besar, sehingga getarannya semakin sedikit
dan periodenya semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan F = -k. Δx
dengan F= m.g yang menunjukkan bahwa massa beban yang diberikan pada pegas
berbanding lurus dengan simpangannya. Sehingga semakin besar massa beban,
maka simpangannya juga semakin besar. Hal tersebut menyebabkan getaran yang
dihasilkan akan semakin sedikit namun periodenya semakin besar.
Berdasarkan percobaan tersebut maka dapat disimpulan bahwa hipotesis
yang praktikan rumuskan sebelum melihat video percobaan tersebut sesuai
dengan hasil percobaan yaitu semakin besar massa bandul maka semakin besar
periode getaran pada pegas.
K. Kesimpulan
1. Hubungan panjang tali dengan periode ayunan bandul sederhana
Semakin panjang tali yang digunakan maka semakin besar periode
ayunan bandul sederhana.
2. Hubungan massa bandul terhadap periode getaran pada pegas
Semakin besar massa bandul maka semakin besar periode getaran
pada pegas. Hal ini sesuai persamaan F = -k. Δx dengan F= m.g
Anisa Latifa (18312241051)
J. Analisis Data
1. Bandul Sederhana
= 3,14
g = 9,8 m/s2
4 /g= 4 x (3,14) 2/ 9,8m/s2
=4, 024s2/m
T= 2 √
a. Data 1
T= 1,3 s
L=40 x 10-2 m
T2/L=(1,3)2/40 x 10-2
=4,225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T= 2 √L/g
=2(3,14)√0,4/9,8
=6,28 x √0,04082
=6,28 x 0,20204
=1,3 (terbukti)
b. Data 2
T= 1,1 s
L=30 x 10-2 m
T2/L=(1,1)2/30 x 10-2
=4,033 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T= 2 √L/g
=2(3,14)√0,3/9,8
=6,28 x √0,03061
=6,28 x 0,17495
=1,1 (terbukti)
c. Data 3
T= 0,9 s
L=20 x 10-2 m
T2/L=(0,9)2/20 x 10-2
=4,05 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T= 2 √L/g
=2(3,14)√0,2/9,8
=6,28 x √0,02040
=6,28 x 0,14282
=0,9 (terbukti)
d. Data 4
T= 0,65 s
L=10 x 10-2 m
T2/L=(0,65)2/10 x 10-2
=4,225 s2/m (mendekati 4,024 s2/m)
T= 2 √L/g
=2(3,14)√0,1/9,8
=6,28 x √0,01020
=6,28 x 0,10099
=0,65 (terbukti)
2. Osilasi Pegas
a. Data 1
m = 98 gr
n=10
t=10 sekon
T= = =1s
b. Data 2
m = 118 gr
n=9,5
t=10 sekon
T= = = 1,05 s
c. Data 3
m = 138 gr
n=9
t=10 sekon
T= = = 1,1 s
K. Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Bandul sederhana dan Osilasi Pegas”
bertujuan untuk Mengetahui hubungan panjang tali dengan periode ayunan
bandul sederhana dan Mengetahui hubungan massa bandul terhadap
periode getaran pada pegas. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu,
08 April 2020 pukul 07.00 – 09.00 WIB bertempat di Rumah Lia . Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Benang tali yang
kuat, Bola Bekel, Stopwach, dan Video Pengamatan Pegas.
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan 2 Percobaan, yaitu
percobaan pada Bandul Sederhana dan percobaan Osilasi Pegas. Pada
percobaan Bandul sederhana dilaksanakan di Rumah Lia. Pada percobaan
Osilasi Pegas menggunakan video pengamatan pegas untuk mengambil
data. Variabel yang digunakan pada Bandul Sederhana antara lain, variabel
bebas yaitu Panjang tali (L), Variabel terkontrol yaitu Jumlah getaran
(n) dan Panjang simpangan, dan Variabel Terikat yaitu Periode (T).
Pada percobaan Osilasi Pegas variabel yang digunakan antara lain,
Variabel bebas yaitu Massa bandul (m),Variabel terkontrol yaitu, Waktu
(t) dan Pegas yang digunakan, Variabel Terikat yaitu Jumlah getaran (n).
Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu, pada Bandul
Sederhana Apakah panjang tali berpengaruh terhadap besar periode
ayunan bandul sederhana. Pada Osilasi Pegas Apakah massa bandul
berpengaruh terhadap periode getaran pada pegas. Kemudian praktikan
membuat hipotesis, pada Bandul Sederhana , Semakin panjang tali yang
digunakan makan semakin besar periode ayunan bandul sederhana. Pada
Osilasi Pegas Semakin besar massa bandul makan semakin besar periode
getaran pada pegas.
1. Bandul Sederhana
Pada Bandul Sederhana praktikan mengambil 4 data. Prosedur
kerja yang dilakukan pertama kali yaitu, Membuat sebuah bandul bola
bekel yang ditali dengan benang kuat sepanjang ± 1 m, menalikan ujung
tali pada paku dan bandul tidak menempel pada dasar, Pada saat bandul
diam, menandai letak posisi bandul, mengukur panjang tali bandul,
menarik bandul ke samping sampai sejauh 5-10 cm dari posisi diam,
mengukur posisi bandul, Menyiapkan stopwatch, bersamaan dengan
menjalankan stopwatch, melepaskan bandul dengan pelan,
Memperhatikan dan gerak apa yang dilakukan oleh bandul, Mencatat
besar simpangan ke kanan dan ke kiri di ukur dari posisi bandul saat
diam setimbang, Mengukur periode getaran T dengan cara menentukan
waktu untuk 10 kali ayunan sempurna, Mengulangi percobaan untuk
panjang tali bandul L yang berbeda, Membuat tabel data untuk mencatat
hasil percobaan.
Dalam praktikum ini praktikan mengubah variabel yaitu, panjang
tali. Praktikan mengambil data yaitu menggunakan jumlah getaran (n)
dan panjang simpangan yang dibuat secara tetap tetapi panjang tali yang
digunakan itu berbeda yaitu, 40 x 10-2, 30 x 10-2, 20 x 10-2, 10 x 10-2.
Selanjutnya, praktikan mengitung periode dengan menggunakan rumus
T= . t adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 10 getaran dan n
2. Osilasi Pegas
Pada Osilasi Pegas praktikan mengambil 3 data. Prosedur kerja
yang dilakukan pertama kali yaitu, Melihat video pengamatan pegas dari
youtube, Dalam video langkah-langkah praktikum osilasi pegas dengan
meletakkan pegas pada tiang statif dan meletakkan beban awal pada
ujung pegas, Menandai ujung beban awal pada statif, Kemudian
memasang beban pertama pada ujung pegas dan menandai posisi pada
statif, Menekan pegas ke atas kemudian melepaskannya serta
menghitung getaran yang terjadi, Mengulangi percobaan dengan
menambah beban pada pegas dan menekan pegas kemudian
melepaskannya serta menghitung getaran yang terjadi, Mencatat pada
tabel pengamatan.
Dalam praktikum ini praktikan mengubah variabel yaitu, massa
bandul(m) dan jumlah getaran. Praktikan mengambil data yaitu
menggunakan waktu (t) dan pegas yang digunakan yang dibuat secara
tetap tetapi yang digunakan itu berbeda yaitu massa bandul(m) yaitu, 98
gr, 118gr, dan 138gr dan jumlah getaran(n) yaitu, 10, 118, dan 138.
Selanjutnya, praktikan mengitung periode dengan menggunakan rumus
T= . t adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu getaran
L. Kesimpulan
1. Semakin panjang tali yang digunakan maka semakin besar periode
ayunan bandul sederhana.
2. Semakin besar massa bandul makan semakin besar periode getaran
pada pegas.
Indah Inayah RahmaWati - 18312241066
J. Analisis Data
π = 3,14
n = 10
g = 9,8 m s 2
4 2 g = 4 x (3,14) 2 / 9,8 m s 2
= 4,024 s 2 /m
a. Data 1 T = 1,1 s
T = 1,3 s L = 30 x 10 2 m
L = 40 x 10 2 m T 2 /L = (1,1) 2 /30 x 10 2
= 4,225 s 2 /m L
T = 2
(mendekati 4,024 s 2 /m) g
L 0,3
T = 2 = 2 (3,14)
g 9,8
= 6,28 x 0,20204
b. Data 2 T = 0,9 s
L = 20 x 10 2 m T = 0,65 s
T 2 /L = (0,9) 2 /20 x 10 2
L = 10 x 10 2 m
= 4,05 s 2 /m
T 2 /L = (0,65) 2 /10 x 10 2
L
T = 2
g
= 4,225 s 2 /m
0,2
= 2 (3,14)
9,8
L
T = 2
= 6,28 x 0,0204 g
= 6,28 x 0,0102
= 0,63 (mendekati)
2. Osilasi pegas
m = 98 gram n = 10
n = 10 t = 10 sekon
t = 10 sekon t 10
T 1,05s
n 9,5
t 10
T 1s
n 10 c. Data 3
K. Pembahassan
L
menghitung nilai periode dengan rumus T 2 /L dan T = 2 diperoleh
g
L
s 2 /m. sedangkan untuk rumusT = 2 diperoleh hasil 1,3 s; 1,1s;
g
0,9s; 0,65s.
(Halliday, 1978).
Penambahan massa beban sistem mempengaruhi amplitudo dan periode
osilasi dimana semakin besar massa beban, semakin besar amplitudo dan
periode osilasi. Hal ini sesuai teori bahwa kesesuaian keduanya ditentukan
oleh massa dan tetapan pegas yang digunakan. Pendekatan gerak osilasi
harmonis sederhana dari sestem pegas, massa hanya berlaku untuk simpangan
awal yang kecil. Penentuan besar kecilnya simpangan sistem bergantung pada
nilai tetapan pegas yang digunakan serta massa beban yang diberikan.
= √
(Nelkon, 1975)
L. Kesimpulan