Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEORI BILANGAN

“FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR”

Dosen Pengampu : Dr. Ni Nyoman Parwati, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 3
1. Ni Made Ewik Diantari ; 2013011041
2. Komang Windari Yulia Pratiwi ; 2013011082

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi
Wasa,karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Faktor Persekutuan
Terbesar” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Aljabar &
Trigonometri .Dalam penyusunan makalah ini tentu kami menemui banyak kendala. Oleh karena
itu kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.Ni Nyoman Parwati, M.Pd yang telah membimbing
dalam penyusunan makalah ini dan semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan guna penyusunan makalah selanjutnya.Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Om Santih Santih Santih Om

Singaraja, 04 Maret 2021


Hormat Kami

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulis ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
2.1 Definisi Faktor Persekutuan Terbesar ................................................................................... 2
2.2 Contoh Soal dan Pembahasan ............................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 8
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perlu diingat kembali bahwa suatu bilangan bulat a tidak nol adalah faktor dari suatu
bilangan bulat b, ditulis a b, jika ada bilangan bulat c sedemikian sehingga b = ac. Jika a
adalah faktor dari b maka b dapat pula dibagi oleh –a. (b = ac berimplikasi pada b = (-a)(-c)).
Jadi pembagi suatu bilangan bulat selalu terjadi dalam berpasangan. Untuk menentukan
seluruh faktor dari suatu bilangan bulat, cukup dengan menemukan semua faktor positifnya
kemudian menggabungkannya dengan faktor-faktor negatif yang berkorespondensi
dengannya. Selanjutnya kita akan membatasi membatasi pada pembagi-pembagi positif.
Berikut ini beberapa sifat yang merupakan akibat dari definisi “faktor” di atas. Sekali lagi
perlu diingat bahwa meskipun tidak dicantumkan, pembagi diasumsikan tidak nol.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana cara penyelesaian suatu permasalahan dengan FPB?
1.2.1 Teorema-teorema apa saja yang dapat digunakan untuk penyelesaian dengan FPB?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk dapat menyelesaikan persoalan dengan FPB
1.3.1 Untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan

1.4 Manfaat Penulis


1.4.1 Dapat membuktikan suatu teorema pada FPB

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Faktor Persekutuan Terbesar


Bilangan bulat d adalah faktor persekutuan dari a dan b jika dan hanya jika dla dan d | b
"d bilangan bulat positif yang membagi a dan b".
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat tidak nol, maka a dan b memiliki sejumlah faktor-
faktor atau pembagi-pembagi. Karenanya himpunan faktor persekutuan dari a dan b
berhingga, tetapi jika a dan benanya nol, maka banyak faktor persekutuannya tak berhingga.
Bilangan 1 membagi setiap bilangan bulat, maka 1 merupakan faktor persekutuan dua
bilangan bulat sembarang a dan b. Oleh karena itu setiap pasangan bilangan bulat selalu
memiliki faktor persekutuan. Karena anggota himpunan faktor persekutuan dari a dan b
adalah bilangan - bilangan bulat berhingga, maka himpunan itu mempunyai anggota terbesar
yang biasa disebut faktor persekutuan terbesar (FPB) dari a dan b dan ditulis (a, b).
Hal yang sama faktor persekutuan terbesar dari bilangan-bilangan bulat bı, b2, .... b0 yang
tak sama dengan nol ditulis (bı, b2, b3, ... b0) = g. Faktor persekutuan terbesar (a, b)
didefinisikan untuk setiąp pasangan bilangan bulat a,b kecuali a = 0, dan b = 0 dan
ditetapkan (a,b) ≥ 1.
Ambil dua bilangan bulat misalkan: 8 dan 3, dengan 3 | 8, maka dapat dibuat barisan
aritmatika dengan suku-suku berbentuk 8 - (n.3) dengan n ∈ Z sebagai berikut.
n- 5 → 8 - n.3 = -7
n- 4 → 8 - n.3 = -4
n - 3 → 8 - n.3 = -1
n = 2 → 8 - n.3 = 2
n = 1 →8 - n.3 = 5
n = 0 → 8 - n.3 = 8
n = -1 →8 - n.3 = 11
.
.
.
barisan tersebut adalah: ..., -7, -4, -1, 2, 5, 8, 11, …
Barisan tersebut mempunyai suku-suku yang negatif dan suku-suku yang positif. Ambil S
adalah himpunan dengan anggota suku-sukunya yang positif, yaitu:
S = {2, 5, 8, 11, ...} atau S = {8 - n.3 | n 𝜖 Z, 8 - n.3 > 0}

2
Karena S 𝜖 N (himpunan bilangan asli), dan N adalah himpunan yang terurut, maka
berdasarkan prinsip urutan, S yang mempunyai elemen terkecil. Elemen terkecil S adalah 2,
sehingga 2 dapat dinyatakan sebagai 8 - n.3 dengan n = 2, yaitu: 2 = 8- 2.3
Dengan demikian dapat ditentukan
8 = 2.3 + 2 dengan 0 ≤ 2 ≤ 3
Karena 3 | 8, maka 8 = q.3 + r; dengan 0 < 𝑟 < 3 Teorema
2.1 (Teorema Algoritma Pembagian)
Jika a> 0 dan a,b ∈ Z, maka ada bilangan-bilangan q,r ∈ Z yang masing-masing tunggal
sehingga b = qa + r dengan 0 ≤ 𝑟 < 𝑎. Misal r = 0 maka b = aq sehingga a|b. jika r > 0
maka b = aq + r sehingga r adalah sisa dari a|b .Jika a | b, maka r memenuhi
ketidaksamaan 0 < 𝑟 < 𝑎.
Bukti:
Perhatikan barisan bilangan ……. (b - 3a), (b – 2a), (b – a), b, (b + a), ( b + 2a ), (b+3a
)…. Yang dapat diperluas pada kedua arah. Pada barisan ini yang dipilih bilangan tidak
negatif terkecil dan diberi lambang r, jadir r ≥ 0 maka r memenuhi b - qa karena r suku
dari barisan di atas. Jadi:
r = b – qa dengan r ≥ 0 atau b = qa + r dengan r ≥ 0
Sekarang harus ditunjukkan r < 𝑎
Andaikan r ≥ a, maka r = a + k dengan k 2 ≥ 0.
Jadi k = r- a. Karena r = b- qa, maka k = (b - aq) - a atau k = b - (q + 1) a.
Ini menunjukkan bahwa k adalah suatu suku dalam barisan di atas dan 0 ≤ k = r-
a< 𝑟.Hal ini tidak mungkin karena r adalah bilangan tak negatif yang berada dalam
barisan di atas. Oleh karena itu pengandaian r ≥ 𝑎 a tidak benar, jadi r < a.
Jadi terbukti ada q dan r sehingga b = aq + r dengan 0 ≤ r < a.
Sekarang dibuktikan ketunggalan r dan q.
Misalkan ada n dan r1 dan q1 dengan q≠ q1 dan r ≠ rı sedemikian hingga b = aq1 + r1
dengan 0 ≤ r1< 𝑎
b = aq + r dengan 0≤ 𝑟 < 𝑎 … . (1)
b = aq1 + r1 dengan 0 ≤ r1 < a … (2)
eliminasi bagian (1) dan (2)
Menjadi 0 = (q-q1) a + (r – r1) …*
-(r – r1) = (q- q1) a

3
Sehinga a| (r – r1)
Karena 0≤ 𝑟 < 𝑎 dan 0 ≤ r1 < a, maka –a < (r – r1) < a dan a| (r – r1) berarti r –r1 adalah
kelipatan dari a. ini hanya mungkin bila r – r1 = 0 berarti r = r1.
Selanjutnya dari persamaan (*) yaitu (q – q1) a + (r- r1) = 0, berarti (q –q1) a =0. Karena a≠
0, maka q – q1 = 0 atau q = q1, ini terbukti bahwa b = aq + r dengan 0 ≤ 𝑟 < a dengan q dan r
tunggal.
Teorema 2.2
Apabila g adalah faktor persekutuan terbesar dari a dan b, maka ada bilangan bulat xo
dan ye sehingga (a, b) = g – ax0 + by0
Dengan kata lain bahwa FPB dari a dan b merupakan kombinasi linier dari a dan b
dengan perkalian bilangan bulat.
Bukti:
Pikirkan perbedaan kombinasi linier dari bentuk-bentuk ax + by dengan x dan y bilangan-
bilangan bulat. Elemen-elemen himpunan ini termasuk yang berniłai positif, negatif, atau
nol bila x dan y sama-sama nol. Dari elemen-elemen himpunan tersebut, pilih x0 dam y0
sedemikian sehingga ax0 + bx0 adalah bilangan bulat positif terkecil sebut dengan p. Jadi p
adalah bilangan bulat positif terkecil dari ax 0 + by0. Selanjutnya harus dibuktikan p | a dan
p|b. Andaikan p|a maka ada bilangan bulat q dan r sehingga a = qp + r dengan 0 < r < p
sehingga didapat:
r = a – qp
r = a- q (ax0 + by0)
r = a (1 – qx0) + qby0
Ini berarti anggota dari himpunan ax + by. Hal ini tidak mungkin sebab p anggota
positif terkecil, sedang r < p. Jadi pengandaian diingkar, maka p|a.
Selanjutnya andaikan p | b maka ada bilangan bulat q dan r sehingga b = qp + r dengan
0< r < p sehingga didapat
r = b – qp
r = b – q (ax0 + by0)
r = b(1 – qy0) – qax0
ini berarti r anggota himpunan ax + by. Hal ini tidak mungkin sebab p anggota positif
terkecil, sedang r < p. jadi pengandaian diingkar, maka p | b.
karena g = (a,b), maka dapat ditulis a = gA dan b= gB
Dari p = ax0 + by0

4
P = gAx0 + gBy0
P = g(Ax0 + By0)
Ini berarti g|p, dengan kata lain g ≤ 𝑝. 𝑔 > p tidak mungkin sebab g adalah faktor
persekutuan terbesar dari a dan b, dengan demikian g = p = ax0 + by0.
Teorema 2.3
g adalah faktor persekutuan terbesar dari a dan b dimana dapat dibagi oleh setiap faktor
persekutuan dari a dan b. Dengan kata lain d|a dan d|b, maka d ≤ 𝑔 dan d|g
Bukti:
Untuk d < g, ambil d faktor persekutuan dari a dan b, maka d|a dan d|b, g = (a,b) maka g|a
dan g|b.
Jika d | a dan d | b maka d | ax + by untuk x dan y bilangan bulat dan tidak mungkin sama
dengan g = ax0 + by0 sebab ≠ ( 𝑎, 𝑏) = g dan d < g. jadi yang mungkin d | g.
Untuk d = g, pastilah d | g
Dalam keadaan khusus ax + by = 1 untuk setiap bilangan bulat x,y maka (a,b) = 1.
Definisi 2.2
a dan b dikatakan relatif prima (koprim) bila (a,b) = 1, dan a1,a2,a3,……., an relatif prima
bila (a1, a2,a3, …, an ) = 1 atau a1, a2, a3…., an relative prima sepasang-pasang bila (ai.aj ) = 1
Teorema 2.4
Jika b = aq + r, maka (a,b) = (a,r)
Bukti:
Misalkan: (a, b) = g dan (a, r) = d maka untuk suatu bilangan bulat x,y
g = ax + by
= ax + (aq + r)y
= ax + aqy + ry
= a(x + qy)
Didefinisikan x + qy = x1, maka g = ax1 + ry
Jadi, g adalah faktor persekutuan dari a dan r atau g|d ……………….. (1)
Bila (a,r) = d, maka d |a dan d|r
Sekarang b = aq + r atau r = b – qa, dank arena d|a, dan d|r maka d|b.
Selanjutnya, d |a, d|b, dan g = (a,b), maka d|g………. (2)

5
Dari (1) dan (2) diperoleh d|g dan g|d, maka g = d
Jadi terbukti bila b = aq + r, maka (a,b) = (a, r)
Teorema 2.5
Bila c | ab dan (b, c) = 1, maka c|a.
Bukti:
(ab, ac) = a (b, c) = a sebab kita ketahui (b, c) = 1
c | ab dan c | ac, maka c | ab + ac
c | a(b +c)
karena (b, c) = 1 berarti c tidak habis membagi b akibatnya c | a terbukti.
Apabila diberikan dua buah bilangan bulat a dan b, cara mencari (a, b) adalah untuk a dan
b bilangah-bilangan kecil misalnya a= 10 dan b = 6 mudah dicari. Untuk a dan b bilangan
besar dapat digunakan teorema 2.5 berulang ulang.
Teorema 2.6
Diberikan bilangan bulat a,b > 0, digunakan pemakaian algoritma pembagian yaitu :
b = aq1 + r1 dengan 0 ≤ r1 < a
a = r1q1 + r2 dengan 0 ≤ r2 < r1
r1 = r2q3 + r3 dengan 0 ≤ r3 < r2
………………………………………………………...

rj-2 = rj-1qj + rj dengan 0 ≤ rj < rj-1


rj-1 = rjqj+1 + rj+1
maka (a,b) = rj yaitu sisa tidak nol terakhir dalam pembagian. Nilai x 0 dan y0 dalam (a,b) =
ax0 + by0 didapat dengan eliminasi rj-1 ,rj-2, …, r2,r1 dari himpunan persamaan diatas.
Bukti:
Rantai persamaan akan diperoleh dengan membagi b dengan a yang lainnya Sisa r1, dengan
sisa r2, r1 dibagi dengan r2 dengan sisa r3, dan seterusnya sehingga sisa terakhir yang tidak
nol yaitu rj. Proses berhenti apabila sisa pembagian adalah nol. Dengan menggunakan
teorema 3.9 diperoleh:
(a,b) = (b – aq, a) = ( r1, a)
= (r1, a – r1q2) = (r1, r2)
= (r1 – r2q3, r2) = (r3, r2)
……………………………………………

6
= (rj-1, rj)
= rj
Untuk mendapatkan x0 dan y0 dari (a,b) = ax0 + by0 dengan mengeliminasi rj-1, rj-2,…., r2,r1
dari persamaan di atas, maka akan didapat rj = ax0 + by0

2.2 Contoh Soal dan Pembahasan


1. Tentukan FPB (676, 221).
Penyelesaian:
Jika kita dapat menentukan dua buah bilangan yang lebih kecil 676 dan 221 tetapi
mempunyai FPB sama dengan FPB (676, 221) maka pekerjaan kita akan lebih mudah.
Kita tahu bahwa untuk setiap pembagi 676 dan 221 adalah juga pembagi 676 – 221 dan
221.
Akibatnya,
FPB (676, 221) = FPB (676 – 221, 221).
Proses ini dapat diteruskan sehingga diperoleh,
FPB (676, 221) = FPB (676 – 3 x 221, 221).
= FPB (13, 221).
Kita juga mengetahui bahwa untuk setiap pembagi 13 dan 221 adalah juga pembagi dari
221– 13 dan 13.
Akibatnya,
FPB (13, 221) = FPB (13, 221 – 13)
Proses ini dapat diteruskan sehingga diperoleh,
FPB (13, 221) = FPB (13, 221 – 17 x 13)
= FPB (13, 0)
= 13
Dengan demikian FPB (676, 221) = 13.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Misalkan a dan b bilangan-bilangan bulat, dengan paling seditit satu diantaranya tidak nol.
Faktor persekutuan terbesar dari a dan b, ditulis FPB(a,b) adalah sebuah bilangan bulat
positif yang memenuhi:
a. d|a dan d|b.
b. Jika c| a dan c| b maka c≤ d.
2. Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan keduanya tidak nol maka ada bilangan-bilangan
bulat x dan y sedemikian sehingga FPB(a,b) = ax + by.
3. Jika a dan b bilangan-bilangan bulat tidak nol maka himpunan
T = ax + by x, y bilangan-bilangan bulat
adalah himpunan semua kelipatan d = FPB(a,b).
4. Misalkan a dan b bilangan-bilangan bulat, a 0 dan b 0 adalah saling prima jika dan
hanya jika ada bilangan bulat x dan y sedemikian sehingga 1 = ax + by.
5. Jika FPB(a,b) = d maka FPB(a/d , b/d) = 1
6. Jika a| c dan a |c, dengan FPB(a,b) = 1 maka ab |c.
7. Jika a bc, dengan FPB(a,b) = 1 maka a c.
8. Misalkan a, b bilangan-bilangan bulat, keduanya tidak nol dan d bilangan bulat positif.
d = FPB(a,b) jika dan hanya jika
(i) d |a dan d |b.
(ii) Jika c |a dan c |b maka c| d.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan, para pembaca dapat mengerti dan memahami
mengenai langkah – langkah dalam pembuktian menggunakan induksi matematika serta
dapat membuktikan suatu persoalan dengan menggunakan induksi matematika. Kami
sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca sangat kami harapkan guna
pembuatan makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi

8
DAFTAR PUSTAKA

Parwati, N.N. 2014. Teori Bilangan. Yogyakarta : Graha Ilmu

9
SOAL DISKUSI
1. Carilah FPB dari 5576 dan 4453
Penyelesaian:
FPB (5576, 4453) a>b
a = 5767, b = 4453
→ a = b·q+s
5576 = 4453·1+1314
4453 = 1314·3+511
1314 = 511·2+292
511 = 292·1+219
292 = 219·1+73
219 = 73·4+0
Jadi FPB dari 5576 dan 4453 adalah 73

2. Tentukan FPB (158,188) dengan menggunakan Algoritma Euclid dan Tentukan m dan
n, sehingga FPB = 158m + 188n!
Penyelesaian:
188 = 1.158 + 30
158 = 5.30 + 8
30 = 3.8 + 6
8 = 1.6 + 2
6 = 3.2
Jadi FPB (158,188) = 2.
Untuk menentukan nilai m dan n yang memenuhi FPB = 158m + 188n, dilakukan
langkah mundur Algoritma Euclid dari hasil diatas.
2=8–6
= 8 – (30 – 3.8)
= 4.8 – 30
= 4(158-5.30) – 30
= 4. 158 – 21.30
= 4.158 – 21(188 – 158)

10
= 25. 158 -21. 188
Jadi nilai m dan n yang memenuhi berturut-turut adalah 25 dan -21

3. Apakah 1234321 dengan 4321234 relatif prima?


Penyelesaian:
4321234 = 1234321.3 + 618271
1234321 = 618271.1 + 616050
618271 = 616050.1 + 2221
616050 = 2221.277 + 22
733 = 22.33 + 7
22 = 7.3 + 1
7 = 7.1

4. Tentukan nilai a dan b, jika a adalah 1/3 dari b dan FPB dari a dan b adalah 54.
Penyelesaian:
a = (1/3) b
3a = b (a,b) = (a, 3a)
a(1,3) = 54, karena (1,3) = 1, a.1 = 54, sehingga a = 54
b = 3a
= 3.54
= 162

11

Anda mungkin juga menyukai