Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah teori belajar
Disusun Oleh:
SURABAYA
2020
1. Teori belajar kognitif merupakan suatu proses internal yang melibatkan proses berpikir
secara sangat kompleks meliputi ingatan, pengolahan informasi, informasi dan aspek
kejiwaan lainnya. Teori belajar kognitif lebih mengutamakan proses pembelajaran
daripada hasil yang dicapainya. Hal yang diutamakan dari teori belajar kognitif adalah
pemahaman terhadap situasi dan kondisi yang ada di lingkungan untuk dapat dipecahkan
permasalahan yang ada. Sehingga setiap individu dituntut untuk berpikir (thinking).
Menurut aliran teori belajar ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam
menafsirkan peristiwa yang terjadi di dalam lingkungan. Proses belajar dengan
menggunakan terori kognitif akan berjalan baik bila meteri pelajaran yang baru
beradaptasi secara balance dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
3. Lev Vygotsky
TeoriperkembangankognitifmenurutVygotskyyaituteoridimanaanakketikabelajarmend
apatpengaruhbesardari orang tuadan orang – orang di sekitarnya.Karenaanak –
anakjikadiajarioleh orang tuadan orang – orang yang
sudahterlatihmakaanakakanlebihmemahamidanmengertiapa yang
sedangialakukandanpelajari. padateoriini, Vygotskyjugamenekankanbagaimana
proses – proses perkembangan mental yang dialamiolehanak.
Teorivygotskyadalahteorikognisisosiobudaya yang
memfokuskanbagaimanaperkembangankognitifdiarahkanolehbudayadaninteraksisosia
l.Jadi,
budayadaninteraksisosiallebihpentingdanlebihfokusterhadapperkembangankognitifpa
daanakmenurutVygotsky.
TeoriPerkembanganKognitifVygotsky
a. KonsepZonaPerkembanganProksimal (ZPD)
VygotskymengistilahkanZonaPerkembanganProksimal (ZPD) yaituanak yang
mendapatkantugas yang dirasasulitbagianakuntukdikerjakansendiri.Akan
tetapijikadibantuoleh orang dewasaatauoleh orang yang
terlatihmakaanakdapatmengerjakantugas yang dirasasulittersebut.
b. Konsep Scaffolding
Vygotskymenjelaskantentangperubahandukungan yang dialamiolehanakselama
proses pembelajaranterkaitdenganperkembangankognitif.
c. BahasadanPemikiran
MenurutVygotsky, pembicaraan yang
dilakukanolehanaktidakhanyauntukberkomunikasisaja,
melainkanuntukmembantumerekadalammemenuhikebutuhanmereka.
Karenadenganmenggunakanbahasameskipunbahasa yang
diucapkanbelumsempurna, tapidenganbahasatersebutsudahmewakiliapa yang
diinginkanataudiutrakanolehanak.
4. Jerome S. Bruner
Teori kognitivisme merupakan teori yang menekankan pada proses belajarnya
ketimbang hasil belajarnya, yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Belajar itu merupakan proses internal yang mencakup ingatan maupun memperoleh
informasi.Jerome Bruner memiliki pandangan perkembangan kognitif manusia, dan
bagaimana manusia itu belajar, atau manusia dapat memperoleh pengetahuan.
Menurut Jerome Bruner perkembangan seseorang terjadi melalui 3 tahapan yang
ditentukan oleh cara melihat lingkungannya:
a. Tahap Enaktif (penggambaran benda nyata): peserta didik melakukan aktivitas
dalam usaha memahami lingkungan. Peserta didik juga melakukan observasi
dengan cara mengalami suatu realitas. Contohnya ketika seorang guru memegang
beberapa pensil, kemudian guru mengajak muridnya untuk berhitung menggunakan
benda nyata (pensil). Atau juga tahap enaktif ini berbasis tindakan atau kinestetik.
b. Tahap Ikonik : peserta didik ataupun seseorang sedang memahami objek-objek
dunia melalui gambaran-gambaran atau visualisasi gambar.
c. Tahapan Simbolik : seseorang memahami dunia melalui simbol-simbol, bahasa,
logika, matematika, dll. Di tahap ini peserta didik mempunyai gagasan-gagasan
yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika serta komunikasi dilakukan dengan
pertolongan sistem simbol.
Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran dapat
berkesinambungan atau saling terkait dengan kognitif yang sudah dimiliki oleh
peserta didik. Salah satu teori belajar kognitivisme yang berkembang adalah
Discovery Learning (Metode penemuan) dari Jerome Bruner :
Pembelajaran berbasis lingkungan : pembelajaran ini berkaitan dengan
berwawasan lingkungan, menciptakan perilaku dan kebiasaan untuk mengharvai
lingkungannya.
Pembelajaran dengan percobaan : contohnya agar anak bisa memengerti atau
mengetahui warna yang sedang dicampurkan secara bersamaan hingga bisa
berubah warna. Dengan cara ada 1 buah bunga berwana putih kemudian
diletakkan di sebuah wadah, kemudian mencampurkan 2 warna yang berbeda ke
dalam wadah yang berisikan bunga. Kemudian ditunggu beberapa menit bunga
akan menghasilkan warna yang berbeda dari campuran kedua warna tersebut.
Pembelajaran pemecahan masalah : anak diajarkan untuk dapat menyelesaikan
masalahnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Contohnya memberikan anak
usia 4 tahun sebuah alat permainan yaitu puzzle, dengan catatan potongan puzzle
hanya ada 4 atau 5 potong. Kemudian anak pasti akan mencoba menyusun puzzle
tersebut hingga anak itu bisa menyelesaikan permainan tersebut.