DRAFT BUKU
BONUS DEMOGRAFI &
PENYIAPAN SDM YANG BERKUALITAS
Tim Penyusun:
Asmanedi
Ayke Soraya Kiting
Diahhadi Setyonaluri
Merry S. Kusumaryani
Nurhadi Wiyono
Ratna Indrayanti
Disiapkan untuk:
Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan
Kementerian Ketenagakerjaan Replublik Indonesia
2 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.7 Persentase Pekerja Menurut Jenis Pekerjaan (KBJI 2014) dan
Jenjang Pendidikan yang Ditamatkan, 2017 ................................................. 88
DAFTAR GAMBAR
1961-2045 .................................................................................................................. 28
BAB 1
PENDAHULUAN
Gambar 1.2
Indeks Pembangunan Manusia, 2017
1.00
0.93
0.90 0.91
0.80 0.80
0.76
0.70 0.69
0.60
0.50 0.50
0.40
2016
2017
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
China Indonesia Japan
Malaysia Singapore Thailand
1
Sumber: UNDP, 2017
1
UNDP, Human Development Report 2017: http://hdr.undp.org/en/content/human -
development-index-hdi
13 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Gambar 1.3
Struktur Umur Penduduk, Indonesia 2000-2025
Sumber: SP 2010 (BPS) dan World Population Prospect 2017 (United Nations 2017)
dalam Setyonaluri dan Adioetomo, 2018
34.0
Indonesia 22.5
32.0
Philippines 22.2
30.0
2
Sumber: World Development Indicator
2
https://data.worldbank.org/indicator/
16 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Gambar 1.6
Transisi Demografi, Kemajuan Teknologi, Globalisasi dan Pengaruhnya pada
Kebutuhan SDM DI Masa Depan
3
Karoly, Lynn A, Constantijn W. A. Panis. 2004. The 21 s t Century at Work. Force
Shaping the Future Workforce and Workplace in the United States. RAND
Corporation
4
UKCES. 2014. The Labour Market Story: Skills For the Future. Briefing Paper. UK
Commision for Employment and Skills. June 2014
18 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
PUSTAKA
BAB 2
TRANSISI DEMOGRAFI
5
https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=79 diakses tanggal 18 Desember 2018
6
Hugo, Graeme J., Terence H. Hull, Valerie Hull and Gavin W. Jones. 1978. The Demographic Dimension
of Indonesian Development. East Asian Social Science Monograph. Singapore: Oxford University Press.
7
BPS, 2011a. Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia, Hasil Sensus
Penduduk 2010. Jakara, Badan Pusat Statistik.
8
BPS, 2015. Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015. Jakarta
24 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
9
Bappenas, Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia, Tujuan 4
Menurunkan Angka Kematian Anak https://www.bappenas.go.id/files/2113/6082/9893/
indonesiamdgbigoal4__20081122001221_518.pdf (di akses 7 Januari 2019)
25 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Tabel 2.1
Persentase dan Jumlah Penduduk Usia Di bawah 15 tahun, Penduduk Usia
Kerja 15-64 Tahun dan Lansia di atas 65 Tahun 1961-2015
1961 1971 1980 1990 2000 2010 2015
Jumlah Penduduk (x1000) 97,019 118,353 146,756 179,243 205,843 237,641 255.182
Jumlah Penduduk Usia di bawah
15 thn (x1000) 41,039 52,075 60,023 65,603 63,194 68,678 70,941
Jumlah Penduduk Usia Kerja 15-
64 thn (x1000) 53,360 63,319 81,890 106,829 132,975 157,081 170,972
Jumlah Penduduk Usia 65 thn ke
atas (x1000) 2,620 2,959 4,696 6,811 9,675 11,882 13,269
% Penduduk di bawah 15 thn 42,3 44,0 40,9 36,6 30,7 28,9 27,8
28 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
% Penduduk Usia Kerja 15-64 thn 55,0 53,5 55,8 59,6 64,6 66,1 67,0
11
% Penduduk Lansia 65+ thn 2,7 2,5 3,2 3,8 4,7 5,0 5,2
Sumber: Penghitungan sendiri dari Sensus Penduduk tahun 1961-2010 dan SUPAS 2015
Gambar 2.1
Perubahan Struktur Usia dan Ledakan Penduduk Usia Kerja, Indonesia,
1961-2045
250
207.9
Usia kerja (15-64 thn)
200
Penduduk (juta)
150
100 65.9
64.9
50
65+ thn
44.9
0
1961 1971 1980 1990 2000 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
<15 41 52 60 65.7 63.2 68.6 70.8 66.1 65.7 65.8 65.9 66.1 65.9
15-64 53.4 63.3 81.9 106.8 133.1 157.1 171.0 185.3 193.9 200. 204.2 206.5 207.9
15-29 24.1 28.3 39.6 50.7 60.1 62.1 63.2 65.8 65.8 65.5 65.2 64.8 64.9
65+ 2.6 3 4.8 6.8 9.6 12.0 13.3 18.2 22.9 28.4 34.1 39.9 44.9
11
Pada tabel ini usia penduduk lansia adalah 65 tahun, agar konsisten dengan perhitungan rasio
ketergantungan
12
BPS, Bappenas, UNFPA, 2018. Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045, Hasil SUPAS 2015. Jakarta.
29 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Sumber: Penghitungan sendiri dari berbagai Sensus Penduduk 1961-2010 dan Proyeksi
Penduduk Indonesia 2015-2045 (BPS, Bappenas, UNFPA, 2018)
Dari Gambar 2.1 juga terlihat bahwa jumlah penduduk usia kerja (15-
64 tahun) terus bertambah sebagai dampak meningkatnya angka
harapan hidup. Pada tahun 2015 terdapat 171,0 juta penduduk usia
kerja, dan akan terus bertambah pada tahun-tahun selanjutnya dan
diperkirakan mencapai 207,9 juta penduduk usia kerja usia 15-64 di
tahun 2045.
BAB 3
BONUS DEMOGRAFI
13
John Ross, 2004. Understanding the Demographic Devidend. Policy Project. USAID
33 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Hal sama juga disebutkan Bloom (2002) bahwa terdapat empat faktor
yang menjelaskan hubungan bonus demografi dengan pertumbuhan
ekonomi, yaitu penawaran tenaga kerja (labor supply), peran
perempuan, tabungan dan modal manusia. Penawaran tenaga kerja
yang cukup besar harus ditunjang oleh kesempatan kerja yang
memadai, karena jika tidak maka pengangguran terbuka akan
semakin meningkat. Faktor kedua, menyatakan bahwa perempuan
mempunyai peran yang besar dalam pengendalian kelahiran melalui
keikutsertaan mereka dalam ber-KB. Mengikuti KB merupakan jalan
untuk mewujudkan harapan hidup sejahtera menjadi kenyataan.
Perempuan lebih memilih memiliki anak yang berkualitas
dibandingkan jumlah yang besar, sehingga mereka kemudian mampu
ikut terjun ke pasar kerja. Di sisi yang lain sumber daya manusia
menjadi salah satu kunci untuk pemanfaatan bonus demografi yang
terjadi. Tanpa sumber daya manusia yang baik, maka kesempatan
kerja tidak dapat dimanfaatkan dengan baik.
Orang tua yang memiliki anak yang sedikit dapat lebih banyak
menginvestasikan uang untuk pendidikan yang berkualitas bagi anak-
anaknya. Investasi pendidikan (modal manusia) akan menghasilkan
tenaga kerja yang lebih produktif dan mempromosikan upah yang
lebih tinggi dan kehidupan yang lebih layak. Mereka yang
menempuh pendidikan di sekolah atau training akan lambat
memasuki pasar kerja, namun akan lebih produktif setelah masuk
pasar kerja. Karena itu, investasi dalam bidang pendidikan dan
kesehatan merupakan kunci untuk memanfaatkan bonus demografi.
14Elizabeth Hervey Stephen, 2014. Has South Korea Squandered its Demographic Dividend?
Paper for Session 113, “Fertility and the Demographic Dividend,” Presented at the annual meeting of the
Population Association of America, Boston, MA, May 1-3, 2014
37 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Tabel 3.1
Tren Rasio Ketergantungan menurut Kelompok Umur, Indonesia, 1961-2045
1961 1971 1980 1990 2000 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
Rasio Ketergantungan
76,9 82,2 73,3 61,5 47,5 43,7 41,4 35,7 33,9 32,3 32,3 32,0 31,7
anak-anak (<15 tahun)
Rasio Ketergantungan
4,9 4,7 5,8 6,3 7,2 7,6 7,8 9,8 11,8 14,2 16,7 19,3 21,6
lansia (65+ tahun)
Rasio Ketergantungan
Total (<15 and 65+ 81,8 86,8 79,1 67,8 54,7 51,3 49,2 45,5 45,7 47,1 49.0 51,3 53,3
tahun)
Sumber: Penghitungan penuliss dari berbagai sensus 1961-2010 dan Proyeksi Penduduk 2015-2045 (BPS, UNFPA, Bappenas, 2018)
Seiring dengan berjalannya transisi demografi, jumlah penduduk lanjut usia (lansia) meningkat. Pada awalnya,
peningkatan jumlah lansia ini berjalan amat lambat, seperti terlihat RK lansia hanya meningkat dari 4,7 per 100
tahun 1971, menjadi 7,8 per 100 tahun 2015.
42 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Gambar 3.1
Penurunan Rasio Ketergantungan yang disebabkan oleh Bonus Demografi dan
Jendela Peluang
100.0
90.0
80.0
Jendela
70.0 Bonus Demografi
peluang
Persentase
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
1985
2010
2040
1961
1971
1980
1990
1995
2000
2005
2015
2020
2025
2030
2035
2045
RK <15 RK 65+ RK <15 + >65+
Sumber : Penghitungan sendiri berdasarkan Proyeksi Penduduk 2015-2045 (BPS, UNFPA, Bappenas, 2018)
Tahapan terendah dari RK total pada angka 45 per 100 antara tahun
2020-2025 disebut Jendela Peluang dan hanya akan terjadi sekali
pada penduduk Indonesia. Karena itu, pemerintah harus
memperhatikan kondisi kependudukan ini sebagai kesempatan untuk
mempersiapkan para calon pekerja dan anak-anak yang akan masuk
pasar kerja agar mereka menjadi sumber daya yang berkualitas tinggi,
memiliki keterampilan dan kompetensi untuk menghadapi persaingan
global tenaga kerja baik di tingkat ASEAN (MEA) atau di dunia.
Jendela kesempatan ini ini hanya akan berlangsung dalam waktu yang
singkat yaitu sekitar tahun 2020-2025 (Gambar 3.1).
Gambar 3.2
Kerangka Konsep Hubungan antara Bonus Demografi
dan Pertumbuhan Ekonomi
Perubahan dalam
Investasi pendidikan Tata kelola
struktur umur,
dalam pemerintah yang
meningkatnya
keterampilan/kom- kondusif bagi
penduduk usia
petensi sesuai masuknya investasi
kerja
dengan pekerjaan dan pencinptaan
lapangan kerja
Pekerja yang Kebijakan
sehat dan ekonomi yang
produktif mulai kondusif bagi
Bonus
dari kecukupan penciptaan
makanan dan gizi lapangan demografi dan
dan memelihara pekerjaan dan pertumbuhan
kesehatan pembiyaan kredit ekonomi
reproduktif mikro
15
Sumber: World Bank http://www.doingbusiness. org/rankings 2014.
16
Sumber: http://www.doingbusiness.org/ rep orts/global -reports/doing-business-2017
50 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
PUSTAKA
17
Prasetyantoko, A. Transformasi di Era Jokowi, Kompas (21 Mei 2018).
52 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
BAB 4
Tabel 4.1
Persentase Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Jenjang Pendidikan
yang Ditamatkan
Jenjang Pendidikan 2014 2017
Tamat SMP kebawah 63.6 58.8
Tamat SMA 16.9 18.0
Tamat SMK 9.7 11.0
Dilpoma 2.6 2.8
Universitas 7.2 9.4
Sumber: Sakernas 2014 dan 2017, diolah
Tabel 4.2
Persentase Tenaga Kerja di sektor Formal Menurut Jenis Kelamin
Jenis Tahun
Kelamin 2015 2016 2017
Laki - Laki 44.89 45.05 45.66
Perempuan 37.78 38.16 38.63
18
Sumber: Sakernas
18
https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/05/16/1313/persentase -tenaga-kerja-
formal-menurut-jenis-kelamin-2015---2017.html
57 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Gambar 4.1
Persentase Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha, 2018
Gambar 4.2
Tren Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Indonesia 1986-2015
2015 65.76
2010 67.72
2005 66.79
2000 67.76
1990 66.33
1986 66.43
19
Sumber: Sakernas
19
https://data.go.id/dataset/tingkat-partisipasi-angkatan-kerja-tpak-menurut-provinsi
60 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Dari Tabel 4.3, juga terlihat bahwa partisipasi perempuan kawin dalam
pasar kerja cenderung meningkat dari 51,4 pada tahun 1996 dan dua
dekade kemudian naik hampir 5 poin menjadi 56 pada tahun 2017.
Apakah karena dalam dua dekade, tidak cukup untuk salah satu saja
dari pasangan suami isteri yang bekerja untuk menafkahi kebutuhan
keluarga, atau masih kental dipraktekannya kehidupan keluarga non-
batih (yang terdiri dari orang-tua anak, dan kakek-nenek) sehingga
memerlukan suami dan isteri untuk bekerja, hal ini perlu penelitian
secara lebih mendalam kenapa fenomena ini bisa terjadi. Berdasarkan
status perkawinan, partisipasi kerja tertinggi adalah pada perempuan
yang cerai. Perceraian mewajibkan perempuan untuk berupaya
menafkahi kehidupan dirinya sendiri dan juga anak-anak atau
keluarga yang tergantung padanya.
61 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Tabel 4.3
Tren Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Menurut
Status Kawin, 1986-2017
Gambar 4.3
Tingkat Partisipasi Menurut Jenis Kelamin, Tempat tinggal dan
Kelompok Umur, Indonesia, 2017
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+
Gambar 4.4
Tren Tingkat Partisipasi Pekerja 15-19 tahun, 1986-2017
50.0
46.6 46.6
43.3
40.6
38.7
40.0
36.3 36.2 35.5
34.4 33.9
30.2
30.0 28.5
24.4 24.5
20.0
1986 1996 2003 2008 2010 2014 2017
Laki-laki perempuan
Sebagian dari angkatan kerja ada yang bekerja, namun ada yang
masih mencari pekerjaan. Kelompok yang mencari pekerjaan ini masih
dibagi lagi pengangguran terbuka atau mereka yang berada pada usia
kerja tapi tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan, setengah
pengangguran dan paruh waktu. Bagi orang-orang muda yang baru
saja menyelesaikan masa sekolah mereka, ada yang bisa dengan
64 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
20
Asean Statistical Year Book, 2018
65 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Gambar 4.5
Tren Pengangguran Terbuka
beberapa negara di Asia Tenggara (ILO Modeled)
5.0
4.5
TPT (ILO Modeled)
4.0
3.5
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
2014 2015 2016 2017
Indonesia 4.1 4.5 4.1 4.2
Malaysia 2.9 3.1 3.4 3.4
Philippines 3.6 3.0 2.7 2.3
Singapore 2.8 1.7 1.8 2.0
Thailand 0.6 0.6 0.9 1.1
21
Sumber: World Development Indicator
21
http://datatopics.worldbank.org/world-development-indicators/themes/people.html
66 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Gambar 4.6
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi, 2018
BANTEN 8.52
JABAR 8.17
MALUKU 7.27
KEPRI 7.12
SULUT 6.86
KALTIM 6.6
ACEH 6.36
PAPBAR 6.3
DKI 6.24
RIAU 6.2
SUMUT 5.56
SUMBAR 5.55
Indonesia 5.34
SULSEL 5.34
KALTARA 5.22
MALUT 4.77
JATENG 4.51
KALSEL 4.5
KALBAR 4.26
SUMSEL 4.23
LAMPUNG 4.06
GORONTALO 4.03
KALTENG 4.01
JATIM 3.99
JAMBI 3.86
NTB 3.72
BABEL 3.65
BENGKULU 3.51
SULTENG 3.43
DIY 3.35
SULTRA 3.26
PAPUA 3.2
SULBAR 3.16
NTT 3.01
BALI 1.37
Gambar 4.7
Tren Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Jenis Kelamin
6.6
6.4
6.2
6
5.8
5.6
5.4
5.2
5
2014 2015 2016 2017 2018
Laki-laki 5.75 6.07 5.70 5.53 5.40
Perempuan 6.26 6.37 5.45 5.44 5.26
Total 5.94 6.18 5.61 5.50 5.34
Gambar 4.8
Persentase Penganggur Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi Ditamatkan
50.0
45.0
40.0
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
-
1986 1990 2000 2010 2014 2015 2016 2017
22
https://www.bps.go.id/statictable/2009/04/16/972/pengangguran -terbuka-menurut-
pendidikan-tertinggi -yang-ditamatkan-1986---2018.html
69 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Gambar 4.9
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Kelompok Umur
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59
2014 2017
Gambar 4.10
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Jenjang Kelulusan 1 tahun Terakhir*
457,770
341,460
500,000 60.0
50.9 50.0
400,000
212,148
43.1
40.0
Jumlah (N)
300,000
29.5 30.0
200,000 26.2
58,464
41,817
18.3 20.0
4,864
100,000 10.0
5.6
0 0.0
<SMP SMA SMK Diploma D4/S1 S2/S3
Gambar 4.11
Tingkat Pengangguran Terbuka SMK Menurut Jurusan
Gambar yang lebih suram adalah bagi SMK dari jurusan teknologi
yang baru lulus 1 tahun, lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan
dibandingkan rekan-rekan lulusan SMK dari jurusan sosial. Tapi
ternyata TPT tertinggi adalah lulusan berlatar belakang teknologi.
Mungkin lulusan SMK dengan latar belakang teknologi ini kesulitan
mencari pekerjaan, karena kurangnya informasi dari industri tentang
keberadaan mereka ataupun dari lulusan tentang permintaan industri.
Bagi lulusan teknologi yang baru satu tahun lulus, lebih sulit atau
lama mereka mendapatkan pekerjaan, hal ini terlihat dari tingginya
tingkat pengangguran terbuka (Gambar 4.12) lulusan jurusan
teknologi komunikasi serta teknologi dan rekayasa.
73 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Gambar 4.12
Tingkat Pengangguran Terbuka SMK
Yang Lulus 1 tahun terakhir Menurut Jurusan
Lulusan dari bidang sosial seperti seni rupa, kesenian dan parawisata
memiliki tingkat pengangguran terendah. Dengan digiatkannya sektor
parawisata, mendorong permintaan tenaga kerja terkait dengan
parawisata untuk mengisi lowongan pekerjaan pada sektor ini.
Gambar 4.13
Persentase Tenaga Kerja Setengah Pengangguran Menurut Jenjang Pendidikan
100.0
90.0
80.0 73.8
66.8
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
17.5
20.0 14.2
10.0 5.9 8.0 4.5 5.9
1.6 1.7
0.0
Tamat SMP Tamat SMA Tamat SMK Diploma Universitas
kebawah
2014 2017
Gambar 4.14
Persentase Tenaga Kerja Setengah Pengangguran Menurut Kelompok Umur
16.0
14.0
12.0
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+
2014 2017
Pekerja paruh waktu atau juga ada yang menyebut sebagai setengah
pengangguran sukarela adalah mereka yang bekerja kurang dari 35
jam seminggu tapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia
menerima pekerjaan lain. Antara 2014 sampai 2017, tenaga kerja
paruh waktu mengalami penurunan 5,4% menjadi 24.674.737 orang
pada tahun 2017.
77 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Gambar 4.15
Persentase Setengah Pengangguran Menurut Jenis Kelamin
sedikit lebih tua antara 20-34 tahun, dan paruh waktu pada kelompok
umur lansia diatas 60 tahun.
Gambar 4.16
Pekerja Paruh Waktu Menurut Jenjang Pendidikan yang Ditamatkan
100.0
90.0
78.8
80.0 73.2
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0 12.3
20.0 5.0 7.5
10.0
10.0 4.1 5.3
1.7 1.9
0.0
Tamat SMP Tamat SMA Tamat SMK Diploma Universitas
kebawah
2014 2017
Bagi tenaga kerja yang lebih tua, yang sudah banyak berkecimpungan
dalam dunia kerja, namun masih belum mau meninggalkannya
mereka lebih memilih bekerja paruh waktu asalkan termin dan kondisi
kerja sesuai dengan keinginan mereka. Dari Gambar 4.17, lansia yang
sudah berusia 65 tahun keatas masih banyak yang bekerja. Banyak
pendapat untuk menjadi lansia tua aktif dan sehat, namun bila lansia
sudah berusia 75 tahun keatas masih bekerja, timbul pertanyaan
apakah karena mereka harus bekerja untuk membiayai kehidupan
kesehariannya atau aktifitas untuk mengisi waktu, mengingat usia
harapan hidup hanya 71 tahun.
79 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Gambar 4.17
Persentase Pekerja Paruh Waktu Menurut Kelompok Umur
12.0%
10.0%
8.0%
6.0%
4.0%
2.0%
0.0%
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+
2014 2017
Gambar 4.18
Persentase Tenaga Kerja Paruh Waktu Menurut Jenis Kelamin (%)
Gambar 4.19
Distribusi Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha, 2018 (%)
Tabel 4.3
Penduduk Usia Kerja yang bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Pendidikan
yang Ditamatkan, 2017 (%)
Lapangan Usaha Tamat Tamat Tamat Diploma Universitas
SMP SMA SMK
kebawah
A. Pertanian, Kehutanan, 86.30 9.28 3.12 0.40 0.90
dan Perikanan
B. Pertambangan dan 64.19 18.17 9.78 2.92 4.94
Penggalian
56.86 20.13 17.01 1.92 4.08
C. Industri Pengolahan
D. Pengadaan Listrik dan 23.91 30.28 28.55 4.51 12.74
Gas
E. Pengadaan Air, 66.88 17.61 9.40 0.62 5.49
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
73.51 13.70 8.30 0.97 3.52
F. Konstruksi
G. Perdagangan Besar dan 53.91 23.35 14.89 2.41 5.44
Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan 56.38 23.17 14.07 2.00 4.38
Pergudangan
I. Penyediaan Akomodasi 59.78 20.59 13.93 2.30 3.41
dan Makan Minum
J. Informasi dan 11.92 29.58 20.36 9.68 28.45
Komunikasi
K. Jasa Keuangan dan 5.80 25.55 15.78 9.55 43.31
Asuransi
34.90 23.52 19.30 7.88 14.40
L. Real Estate
24.36 26.50 18.98 5.93 24.23
M,N. Jasa Perusahaan
O. Administrasi 7.31 33.73 12.31 6.66 40.00
Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
4.16 14.58 5.40 6.45 69.41
P. Jasa Pendidikan
Q. Jasa Kesehatan dan 11.05 11.42 9.46 39.73 28.34
Kegiatan Sosial
64.99 17.90 10.87 1.72 4.52
R,S,T,U. Jasa lainnya
60.07 17.46 10.40 2.72 9.36
Total
83 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Tabel 4.4
Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha dan Kelompok Umur, 2017
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.2 12.9 21.7 22.6 21.1 17.6
D. Pengadaan Listrik dan Gas 1.0 26.7 32.5 26.0 11.6 2.1
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1.9 39.1 33.8 16.9 6.8 1.5
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0.8 18.2 33.2 26.2 20.0 1.6
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.5 37.6 29.2 17.8 9.8 4.1
Tabel 4.5
Persentase Pekerja menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin, 2018
Persentase
Lapangan Usaha
Laki-laki Perempuan
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 64.3 35.7
B. Pertambangan dan Penggalian 91.7 8.3
C. Industri Pengolahan 56.8 43.2
D. Pengadaan Listrik dan Gas 88.4 11.6
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 77.8 22.2
F. Konstruksi 97.9 2.1
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 50.7 49.3
H. Transportasi dan Pergudangan 95.3 4.7
85 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Persentase
Lapangan Usaha
Laki-laki Perempuan
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 42.5 57.5
J. Informasi dan Komunikasi 66.9 33.1
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 65.3 34.7
L. Real Estate 76.2 23.8
M,N. Jasa Perusahaan 77.0 23.0
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib 73.0 27.0
P. Jasa Pendidikan 38.9 61.1
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 34.7 65.3
R,S,T,U. Jasa lainnya 45.9 54.1
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 17 sektor lapangan usaha,
masih terdapat enam sektor dengan tenaga kerja bekerja sebagai
pekerja in-fomal, dan sudah sebelas sektor dengan pekerja formal
lebih banyak dari pekerja in-formal. Namun sektor-sektor yang
banyak menyerap tenaga kerja, masih didominasi oleh pekerja in-
formal seperti sektor pertanian (88,5%) dan perdagangan besar dan
23
Definisi tenaga kerja formal adalah pekerja dengan status berusaha sendiri dibantu dengan buruh
tetap/ dibayar dan buruh/karyawan/pegawai
86 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Tabel 4.6
Persentase Pekerja Menurut Lapangan Usaha dan Status, 2017
2017
Lapangan Usaha 17 Kategori
Formal Informal
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 11.50 88.50
B Pertambangan dan Penggalian 59.26 40.74
C Industri Pengolahan 65.41 34.59
D Pengadaan Listrik dan Gas 88.67 11.33
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 45.94 54.06
F Konstruksi 44.52 55.48
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil 33.75 66.25
H Transportasi dan Pergudangan 44.02 55.98
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 33.75 66.25
J Informasi dan Komunikasi 71.25 28.75
K Jasa Keuangan dan Asuransi 97.74 2.26
L Real Estat 77.23 22.77
M,N Jasa Perusahaan 79.83 20.17
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 100.00 -
P Jasa Pendidikan 98.39 1.61
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 90.34 9.66
R,S,T,U Jasa Lainnya 57.23 42.77
Total 42.97 57.03
Gambar 4.20
Persentase Pekerja Menurut Jenis Pekerjaan (KBJI 2014), 2017
2 Profesional 6.01
1 Manajer 1.99
Tabel 4.7
Persentase Pekerja Menurut Jenis Pekerjaan (KBJI 2014) dan
Jenjang Pendidikan yang Ditamatkan, 2017
Jenis Pekerjaan (KBJI 2014) Tamat SMP Tamat Tamat Diploma Universitas
kebawah SMA SMK
1 Manajer 0.7 2.6 2.0 4.8 8.4
2 Profesional 0.3 4.0 2.8 26.6 43.7
3 Teknisi dan Asisten Profesional 0.6 3.9 7.0 15.1 9.0
4 Tenaga Tata Usaha 0.5 8.2 7.9 19.2 19.0
5 Tenaga Usaha Jasa dan Tenaga
Penjualan 21.5 33.0 32.3 20.6 12.1
6 Pekerja Terampil Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan 32.7 12.6 6.9 3.7 2.3
7 Pekerja Pengolahan, Kerajinan, dan
YBDI 13.2 10.7 14.8 4.4 2.0
8 Operator dan Perakit Mesin 5.9 9.3 11.9 2.8 1.3
9 Pekerja Kasar 24.5 13.8 13.7 2.5 1.2
Total 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
Bahasan mismatch menjadi salah satu hal penting dalam pasar kerja
di Indonesia mengingat dengan mengidentifikasi potensi mismatch,
maka akan dapat meningkatkan produktivitas, yang pada akhirnya
meningkatkan daya saing hingga pertumbuhan ekonomi (World Bank,
2010). Diasumsikan bahwa keadaan mismatch akan berdampak
negatif secara langsung pada tingkat produktivitas, oleh karenanya
pentingnya investasi pelatihan untuk keduanya baik tenaga kerja
maupun perusahaan. Tingkat keuntungan perusahaan berdampak
negatif yang diakibatkan tambahan investasi pelatihan dan
penerimaan tenaga kerja, kapasitas perusahaan untuk melakukan
perubahan dan adaptasi terhadap perubahan kondisi pasar. Pada level
makro, daya saing akan terkikis dikarenakan tingginya upah dan
rendahnya tingkat produktivitas
Gambar 4.21
Gambar 4.22
Persentase Horizontal Mismatch Lulusan Pendidikan Tinggi Menurut Lapangan
Usaha
93 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
24
Samudra, R. Reksa. 2018. Job Mismatch and Age-Earning Profile in Indonesia.
Bahan Paparan Seminar Internal LD FEB UI. Mei 2018
94 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
PUSTAKA
BAB 5
KONDISI PASAR KERJA DI MASA DEPAN
Gambar 5.1
96 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Kondisi
Perubahan
Makroekon
Demografi
omi
Pilihan
Pilihan
Strategi
Konsumen
Perusahaan
Peraturan Perubahan
Daerah Teknologi
Permintaan Kompetisi
Kondisi
Skill di Pasar dan
politik
Kerja Globalisasi
Tabel 5.1
Perubahan Top 10 Skill yang dibutuhkan di Pasar Kerja
No 2020 2015
25
https://www.weforum.org/agenda/2016/01/the -10-skills-you-need-to-thrive-in-the-
fourth-industrial-revolution/
97 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Tabel 5.3
Target Peningkatan Kualitas Pendidikan
2015 2025 2035 2045
Rata-rata Lama Sekolah 8,3 10 12 12
Tahun Tahun Tahun Tahun
APK Perguruan Tingi 29,9% 35% 50% 60%
Penduduk Usia Kerja Lulusan 39,3% 50% 70% 90%
SMA sederajat dan Perguruan
Tinggi
Sumber: Visi Indonesia 2045, Bappenas
Tabel 5.4
Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif di Indonesia Menurut Tingkat
Pendidikan
Subsektor 2015 2016
Film, Animasi, 11.20 54.72 34.07 100.00 16.93 57.88 25.19 100.00
dan Video
Aplikasi dan 5.17 23.88 70.95 100.00 8.24 18.69 73.07 100.00
Game
Developer
Penerbitan 24.84 52.32 22.83 100.00 20.42 54.63 24.95 100.00
Televisi dan 6.39 45.30 48.31 100.00 5.13 48.17 46.70 100.00
Radio
Seni 48.92 39.70 11.38 100.00 36.19 33.94 29.87 100.00
Pertunjukan
Seni Rupa 38.64 37.61 23.75 100.00 20.37 40.52 39.11 100.00
Sumber: BPS dan BEKRAF. 2017. Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011 -2016
101 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
PUSTAKA
Australian Government. 2018. Australian Jobs 2018. Department of
Jobs and Small Business. Pamflet
Bappenas. 2018. Visi Indonesia 2045. Paparan Ringkas Visi Indonesia
2045
Karoly, Lynn A, Constantijn W. A. Panis. 2004. The 21st Century at Work.
Force Shaping the Future Workforce and Workplace in the United
States. RAND Corporation
UKCES. 2014. The Labour Market Story: Skills For the Future. Briefing
Paper. UK Commision for Employment and Skills. June 2014
World Economic Forum. The 10 skills you need to thrive in the Fourth
Industrial Revolution:
https://www.weforum.org/agenda/2016/01/the-10-skills-you-
need-to-thrive-in-the-fourth-industrial-revolution/
102 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
BAB 6
KEBIJAKAN NASIONAL PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA
Manfaat dasar yang disediakan JKN saat ini perlu ditingkatkan untuk
memfasilitasi penduduk rentan dengan kebutuhan tertentu, seperti
penyandang disabilitas dan lansia. Penyesuaian skema manfaat
diperlukan untuk meningkatkan jangkauan kepesertaan dan
perlindungan SJSN.
1 Bidang Kesejahteraan 1. Integrasi Penataan regulasi yang 1. RPP Jaminan Kecelakaan Kerja
Pembangunan Sosial berbagai mendukug Sistem
2. RPP Jaminan Hari Tua
SDM program Perlindungan Sosial
jaminan yang komprehensif. 3. RPP Kematian
social Beberapa regulasi
4.RPP Jaminan Pensiun
kedalam terkait bidang
SJSN ketenagakerjaan, yaitu 5. Rancangan PerPres tetang Dewan pengawas
dan Direksi BPJS
2. Peningkatan 1. UU No 40 /2004
Kapasitas tentang system SJSN
Institusi dan
2. UU No 24/2011
manajemen
tentang Badan
pelaksanaan
Penyelenggara SJSN
SJSN
2 Bidang Menanggulangi Peningkatan Landasan hukum yang Dari sejumlah peraturan ketenagakerjaan yang
Penanggulangan kemiskinan dan kesempatan dapat memberikan erlaku, terdapat peraturan tempat kerja yang
Kemiskinan pengangguran kerja kekuatan dan dukungan perlu mendapatkan perhatian dan
secara penduduk dalam melaksanakan disempurnakan.
signifikan miskin kebijaan pasar kerja
1. UU no 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan
Akses dan mutu pelatihan kerja semakin membaik selama kurun waktu
2014-2017 melalui penguatan infrastruktur pendukung program
pelatihan kerja. Penguatan dimaksud dapat terjadi karena meningkatnya
jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI),
meningkatnya jumlah Balai Latihan Kerja (BLK) Pemerintah berkualifikasi
‘Baik’, meningkatnya jumlah akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja Swasta
(LPKS), serta meningkatnya jumlah kios 3 in 1 diseluruh Indonesia.
industry. Jika hal ini tidak dilakukan oleh sektor industri maka SKKNI
sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan.
26
Badan Nasional Sertifikasi Profesi, XII Tahun BNSP:Perkembangan dan Tantangan,
Oktober 2017, Jakarta
126 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
migran yang selama ini seolah-olah selalu dirundung masalah. Isu TKI
memiliki sensitivitas tersendiri, Pemerintah berkepentingan mengajak
warga untuk memberikan apresiasi kepada para pekerja migran yang
sudah berjuang dan berkontribusi besar bagi perekonomian negara.
Buruh migran, yang jumlahnya mencapai 6,5 juta orang dan tersebar
di berbagai negara, selalu dikabarkan ditimpa nestapa. Tapi, di luar
cerita nasib buruk mereka, ternyata ada juga buruh migran yang
pulang ke Indonesia membawa kesuksesan. Delapan orang penerima
penghargaan perjalanan mereka menjadi TKI memang tak selalu
mulus. Sejarah dan perjalanan hidup mereka sebagai pekerja migran
sangat berwarna, tapi mereka berhasil membalik nasib menjadi
manusia yang memberi inspirasi bagi banyak orang.
Selain itu, pembenahan sistem tata kelola TKI juga dilakukan agar
penempatan TKI di luar negeri lebih mendapatkan jaminan kepastian kerja
yang layak, lebih memberikan perlindungan bagi TKI, dan mampu
meningkatkan kesejahteraan TKI. Hal ini dilakukan untuk mempercepat
terwujudnya kebijakan pemerintah RI dalam mengurangi TKI unskilled
atau domestik. Tahun 2015 Menteri Ketenagakerjaan melakukan
terobosan dengan menutup penempatan TKI sektor Domestic Worker
ke-19 negara Timur Tengah yang tertuang dalam Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan RI Nomor 260 Tahun 2015 Tentang Penghentian dan
Pelarangan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Pada Pengguna
Perseorangan di Negara-negara Kawasan Timur Tengah.
Agenda LKS Trinas Tahun 2018 sebagai acuan atau pedoman bagi
kinerja anggota LKS Tripnas untuk melaksanakan rapat badan pekerja
maupun sidang pleno LKS Tripnas. Sembilan agenda kerja LKS Tripnas
bidang ketenagakerjaan adalah:
Pada Agustus 2016 terjadi penurunan TPT, yaitu dari 6,18 persen pada
tahun 2015 menjadi 5,61 persen. Hal tersebut sejalan dengan
penambahan pekerja pada periode yang sama sebesar 3,59 juta
pekerja. Meskipun mengalami penurunan, untuk mencapai TPT sesuai
dengan target RPJMN pada tahun 2019 perlu upaya kerja keras. Hal
ini terutama disebabkan oleh pelambatan perekonomian yang terjadi
pada tahun 2015. Pelambatan tersebut mengakibatkan penambahan
kesempatan kerja baru jauh dari target, yaitu 2 juta per tahun.
Penyerapan tenaga kerja yang cukup besar pada tahun 2016 terjadi
pada sektor jasa dan lainnya yang mencapai 3,29 juta pekerja atau
sebesar 91,40 persen. Kemudian pada sektor industri menyerap
sekitar 7,90 persen tenaga kerja dari total penyerapan tenaga kerja
tahun 2016. Hal ini memperkecil gap antara target TPT dalam RPJMN
dengan target revisi dalam RKP 2016 maupun UU APBN 2017.
Penambahan kesempatan kerja dalam jumlah besar perlu dicermati
kualitasnya, karena hanya pekerjaan yang baik dapat secara
bersamaan mengentaskan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan.
Pada sektor formal terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja pada
tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu sekitar 0,25
juta pekerja. Di lain pihak, jumlah tenaga kerja informal mengalami
peningkatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan tahun 2015.
Penurunan tingkat pengangguran dan peningkatan penyerapan
tenaga kerja informal menunjukkan bahwa sektor informal menjadi
buffer bagi pekerja yang belum mampu masuk ke sektor formal
maupun bagi para pekerja yang keluar dari sektor formal sehingga
tidak langsung masuk ke dalam kategori penganggur.
133 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Sementara itu ada hal yang baru yang menjadi rencana dari Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yaitu menyiapkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-
2024 "hijau" dengan menempatkan daya dukung daya tampung
lingkungan hidup dan sumber daya alam (SDA) sebagai perhatian
utama pembangunan. Secara umum ada keinginan besar untuk
memberikan muatan ’hijau’ untuk perencanaan masa depan yang
harus seimbang dalam pembangunan ekonomi dan sosial.
Penyusunan tersebut, harus berdasarkan analisis kebijakan berbasis
sains. Muatan "hijau" yang harus diperhatikan adalah kondisi daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup dan SDA yang harus
dijaga dalam setiap proses pembangunan, terutama dalam
pembangunan yang rendah karbon.
Publik harus satu visi yaitu kebijakan antar kementrian /lembaga dan
antara pusat dan daerah harus sinkron. Dunia usaha harus
membangun mata rantai pasok yang ramah lingkungan,
berkelanjutan, efisiensi energi, dan rendah emisi. Pembangunan
rendah karbon harus diiringi dengan penguatan dan peningktan
investasi dari berbagai pihak. Lembaga keuangan, dana investasi,
swasta, dan organisasi di bidang pendanaan iklim dapat ikut serta
bersama- sama menyajikan dan menggerakkan modal, informasi,
136 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Gambar 6.1
Sasaran Pokok Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
27
Sumber Gambar: Bappenas, 2018
27
Rancangan Teknokratik
140 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
PUSTAKA
BAB 7
PENYIAPAN SDM BERKUALITAS
Pada Bab tentang “Penyiapan SDM Berkualitas” ini akan diuraikan tiga
hal pokok yaitu mengenai program pelatihan ketrampilan, program
pemagangan, dan kemitraan antara lembaga pelatihan dan industry,
yang merupakan turunan dari kebijakan ketenagakerjaan yang ada
pada periode pemerintahan saat ini. Pada bagian selanjutnya akan
disinggung tentang program pendidikan dan pelatihan antisipatif
dalam rangka menghadapi perkembangan di dunia terutama terkait
kemajuan tehnologi dan dinamika kependudukan Indonesia
khususnya terkait dengan adanya Bonus Demografi yang akan dialami
Indonesia.
Sebelum penguraian tentang program dan kegiatan yang ada saat ini,
maka perlu disampaika terlebih dahulu “Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Menengah (RPJMN) 2015-2019”, sebagai dasar atau
pijakan dari program dan kegiatan yang ada selama ini. Dalam RPJMN
2015-2019 itu disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, salah satu
sub agenda prioritasnya adalah peningkatan daya saing tenaga kerja.
Daya saing tenaga kerja salah satunya dicerminkan oleh keahlian dan
keterampilan pekerja merespon pasar yang semakin terbuka .28 Arah
kebijakan dan strategi dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja
atau SDM berkualitas adalah: “Meningkatkan Kompetensi dan
Produktivitas Tenaga Kerja”, melalui:
Program pelatihan ketrampilan ini adalah salah satu hal penting yang
dilakukan oleh pemerintah dan telah dirasakan manfaatnya. Data
Sakernas Agustus 2017 (BPS) menunjukkan bahwa dari total angkatan
kerja Indonesia tahun 2017 yaitu sebanyak 128,6 juta orang, ternyata
hanya 18,21 juta orang saja yang pernah mengikuti pelatihan atau
hanya sebesar 14,22 persen. Dari sejumlah orang yang pernah
mengikuti pelatihan tersebut, ternyata 93,51 persen atau 17,03 juta
berhasil mendapatkan pekerjaan. Bahkan 12,04 juta diantara mereka
yang berhasil bekerja tersebut berhasil mendapatkan pekerjaan di
144 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
29
Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia. Angkatan Kerja Indonesia: Peluang dan Tantangan Capaian Kementerian Ketenagakerjaan
2015-2017. Tanpa Tahun. Hal 10-11.
30
Kementerian Perencaanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Indonesia 2045 Berdaulat Maju, Adil,
dan Makmur. Draft Visi Indonesia 2015-2085.
31
Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia. Angkatan Kerja Indonesia: Peluang dan Tantangan Capaian Kementerian Ketenagakerjaan
2015-2017. Tanpa Tahun. Hal 1.
145 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Balai Latihan Kerja (BLK) sampai saat ini berjumlah sebanyak 301 buah.
Ada dua macam BLK, yaitu BLK milik pemerintah pusat atau disebut
BLK Unit Pelaksanaan Teknis Pusat (UPTP), sebanyak 17 BLK.
Selebihnya adalah BLK milik Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota atau dikenal sebagai BLK Unit Pelaksana Teknis
32
http://psmk.kemdikbud.go.id/datapokok (diunduh tanggal 5 Januari 2019)
146 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Dari total institusi itu, kapasitas mendidik dan melatih adalah sekitar
475.000 orang dalam kurun waktu 3-4 tahun (jika SMK dan Politeknik)
dan antara 1,5-6 bulan (jika lembaga pelatihan seperti BLK).34
Selama tiga tahun terakhir ini pula, jumlah BLK yang berkualifikasi Baik
(301) terus bertambah. Hal ini berimplikasi positif terhadap peningkatan
kompetensi SDM Indonesia. Ini merupakan komitmen Kementerian
Ketenagakerjaan untuk memberikan masyarakat Indonesia pelatihan
kerja, dimanapun dengan kualitas yang baik.
Jumlah BLK
Berkualifikasi ‘Baik’
Terus Bertambah
33
https://nasional.kompas.com/read/2017/07/21/22421521/melalui-balai-latihan-kerja-kemnaker-
harap-indonesia-tak-kalah-saing.
Penulis : Auzi Amazia Domasti (diunduh tanggal 7 Januari 2019)
34
Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia. Angkatan Kerja Indonesia: Peluang dan Tantangan Capaian Kementerian Ketenagakerjaan
2015-2017. Tanpa Tahun. hal. 4
147 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
44 102 102
10
Saat ini telah dibangun 6 BLK baru. Berikut ini uraian tentang program
pendidikan dan pelatihan di BLK, dengan berbagai bentuk konsep
dan kegiatannya.
35
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3830105/jurus-kemnaker-siapkan-tenaga-kerja-
kompetensi-untuk-industri (diunduh tanggal 31 Desember 2018)
149 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
36
https://nasional.kompas.com/read/2017/07/21/22421521/melalui-balai-latihan-kerja-kemnaker-harap-
indonesia-tak-kalah-saing.
Penulis : Auzi Amazia Domasti (diunduh tanggal 7 Januari 2019)
150 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
8.
Bekasi Medan
Bandung Semarang
Serang
BLK
Membangun Citra/Image
Baru BLK
151 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
c. BLK Komunitas
di Pesantren
37
Kompas.com. "2019 Kemenaker Targetkan 1.000 Titik Balai Latihan Kerja Komunitas"
(https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/14/191134826/2019-kemenaker-targetkan-1000-titik-balai-
latihan-kerja-komunitas)
154 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
38
https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/03/13/p5isq7423-kemenaker-prioritaskan-
39
(https://jdih.kemnaker.go.id/, diunduh tanggal 20 Deseber 2018)
159 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
40
https://republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/11/17/ozkfo9383-kemenaker-dorong-pelatihan-
tenaga-kerja (diunduh tanggal 31 Desember 2018)
160 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
“Untuk ini kita terus bersinergi antara pusat dan daerah agar seluruh program kerja
memiliki nilai manfaat yang baik, optimal bagi seluruh stakeholders
ketenagakerjaan,”kata Kemenaker..
41
https://web.facebook.com/KemnakerRI/posts/menaker-program-kerja-2017-harus-berorientasi-
hasiljakarta-menteri-ketenagakerja/654654244719049/?_rdc=1&_rdr (diunduh tanggal 31 Desember
2018)
163 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
42
LYNN A. KAROLY, CONSTANTIJN W. A. PANIS.. The 21 st Century at Work Forces Shaping the Future
Workforce and Workplace in the United State. Monograf Series. RAND Corporation USA. 2004. hal 55.
43
Idem, hal 52
164 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
44
Idem, hal 93
45
Direktorat Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/BAPPENAS. RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024 BIDANG KETENAGAKERJAAN.
Bogor, 4 Desember 2018 .
165 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
18
46
Sumber: RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024.
pasar kerja
vokasi
46
Idem-
166 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
berpendidikan tinggi
47
Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan, Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan,
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Sambutan Menteri pada buku “Indek Pembangunan
Ketenagakerjaan” (IPK). 2018. Hal ii-iv.
168 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
48
Bappenas dan LDFEB UI. Draft Laporan Penelitian “Analisis Pasar Kerja”.
169 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
pekerja miskin
49
Anonim (2017). Pendidikan Tinggi Harus Tekankan Pengembangan Keterampilan Anak
Didik", https://edukasi.kompas.com/read/2017/12/26/22243581/pendidikan-tinggi-harus-tekankan-
pengembangan-keterampilan-anak-didik
170 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Peran Pemerintah
50
idem
171 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
PUSTAKA
BAB 8
PENUTUP
Kualitas SDM Indonesia saat ini yang diukur human capital index
maupun human development index masih terbilang rendah. Indonesia
saat ini sedang mengalami transisi demografi, yaitu proses penurunan
dari angka fertilitas dan mortalitas yang tinggi menuju angka fertilitas
dan mortalitas rendah, yang dimulai sejak tahun 1970-an. Indikator
mortalitas yaitu AKB telah turun dari 145 kematian bayi per 1000
kelahiran tahun 1971 menjadi 22 kematian bayi per 1000 kelahiran
hidup tahun 2015. Indikator fertilitas yaitu TFR turun dari 5,6 anak per
perempuan tahun 1970 menjadi 2,3 anak per perempuan tahun 2015.
Rekomendasi
Bagi tenaga kerja yang baru akan masuk atau yang kehilangan
pekerjaan, akan memerlukan peningkatan keterampilan untuk
meningkatkan kompetensi mereka yang dapat diberikan baik melalui
Balai Latihan Kerja dan/atau lembaga pelatihan swasta. Seiring
dengan laju kemajuan teknologi maka pemerintah dan swasta
bekerjasama dalam menyiapkan tenaga kerja yang terampil melalui
penyiapan sarana laboratorium dan sarana penunjang lainnya.
Kecenderungan jenis pekerjaan petani terlatih terus turun di masa
depan, maka perlu diantisipasi agar sektor pertanian tidak turun
dengan memberi insentif pemuda agar terjun ke sektor pertanian
modern, dengan pelatihan-pelatihan di BLK sektor-sektor terkait.
LAMPIRAN
188 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
L.1.1 Persentase Pemuda yang NEET di Indonesia Menurut Provinsi Tahun 2017
L4.1 Rasio Ketergantungan (per 100 penduduk produktif) menurut Provinsi, 1985 dan
2015
189 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
2015 1985
190 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Sumber: https://www.bps.go.id/statictable/2009/04/16/972/pengangguran-terbuka-
menurut-pendidikan-tertinggi-yang-ditamatkan-1986---2018.html
193 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
TPAK (%)
TPT (%)
5.8 5.61
5.50 66
5.6 65.76
5.4 65.5
5.2
5 65
2013 2014 2015 2016 2017
TPT TPAK
194 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
L.4.9 Persentase Pekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Pekerjaan (KBJI 2014), 2017
Lapangan Usaha (17 Sektor) Jenis Pekerjaan (KBJI2014)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0.2 0.0 0.1 0.2 0.4 77.0 0.3 0.5 21.2
B Pertambangan dan Penggalian 3.0 1.3 4.6 3.6 4.0 0.0 6.2 41.1 36.2
C Industri Pengolahan 2.0 0.8 4.0 3.7 5.4 0.0 50.8 15.9 17.4
D Pengadaan Listrik dan Gas 2.4 5.3 25.6 13.1 11.1 0.0 20.7 9.9 12.0
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 2.5 0.8 3.7 7.9 8.9 0.0 4.5 5.8 65.9
F Konstruksi 2.3 0.8 3.8 1.5 0.8 0.0 35.8 1.9 53.1
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil 1.5 0.4 1.3 2.2 80.4 0.0 5.5 2.0 6.7
H Transportasi dan Pergudangan 1.2 0.3 2.8 5.2 7.6 0.0 0.7 62.5 19.7
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.1 0.2 0.9 2.0 81.2 0.0 1.5 0.5 8.6
J Informasi dan Komunikasi 7.3 17.9 18.9 11.0 35.2 0.0 4.9 3.1 1.7
K Jasa Keuangan dan Asuransi 9.1 7.1 14.0 50.2 13.6 0.0 0.1 1.6 4.3
L Real Estat 9.7 5.4 11.4 8.9 45.7 0.0 2.7 1.8 14.4
M,N Jasa Perusahaan 6.3 11.9 11.7 14.7 27.8 0.0 4.1 7.1 16.4
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 8.5 7.6 13.5 43.6 5.9 0.0 0.3 1.5 4.9
P Jasa Pendidikan 2.2 82.8 0.9 7.8 3.5 0.0 0.0 0.2 2.6
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.8 43.6 22.9 11.0 13.3 0.0 0.4 0.7 6.1
R,S,T,U Jasa Lainnya 1.3 5.5 4.1 1.6 25.6 0.0 8.5 5.3 48.0
Total 1.99 6.01 3.02 4.83 23.74 22.86 11.67 6.60 18.75
199 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s
Catatan: 1.Manajer 2.Tenaga Profesional 3.Teknisi dan Asisten Profesional 4.Tenaga Tata Usaha 5.Tenaga Usaha Jasa dan Tenaga Penjualan 6.
Pekerja Terampil Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan 7.Pekerja Pengolahan dan Kerajinan 8. Operator dan Perakit Mesin 9.Pekerja Kasar
Sumber: Sakernas 2017, diolah
200 |B o n u s D e m o g r a f i d a n P e n y i a p a n S D M B e r k u a l i t a s