'Kelompok 5 - Makalah Pengantar Bisnis Menilai Kondisi Global
'Kelompok 5 - Makalah Pengantar Bisnis Menilai Kondisi Global
Disusun Oleh:
2. Virdasari (C30120082)
4. Winda (C30120093)
KELAS C
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI TADULAKO
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas pengantar bisnis tentang “Menilai Kondisi Global”.
Penulisan makalah ini ditujukan dalam rangka memenuhi tugas pengantar bisnis. Makalah ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana penilaian mengenai kondisi lingkungan global akan
memengaruhi perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kinerja perusahaan.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah memberikan tugas ini. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penulis dan juga bagi pembaca pada
umumnya. Kami sadari dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
2.5. Pergerakan Nilai Tukar yang Memengaruhi Kinerja Bisnis Internasional ...... 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah motif dari suatu perusahaan untuk terlibat dalam bisnis internasional?
2. Bagaimana perusahaan menjalankan bisnis internasional?
3. Bagaimana hambatan terhadap bisnis internasional telah berkurang dan hambatan
yang masih ada?
4. Bagaimana karakteristik negara asing memengaruhi bisnis internasional suatu
perusahaan?
5. Bagaimana pergerakan nilai tukar dapat memengaruhi kinerja perusahaan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui motif dari suatu perusahaan untuk terlibat dalam bisnis internasional.
2. Mengetahui metode yang digunakan perusahaan untuk menjalankan bisnis
internasional.
3. Mengetahui hambatan bisnis internasional yang telah berkurang dan yang masih ada.
4. Mengetahui karakteristik negara asing yang dapat memengaruhi bisnis internasional
suatu perusahaan.
5. Mengetahui pengaruh pergerakan nilai tukar terhadap kinerja perusahaan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama yang
maisng-masing menyumbangkan keuntungan perdagangan bagi mereka. Alasan pertama,
negara-negara berdagang karena setiap negara berbeda satu sama lain. Bangsa-bangsa,
sebagaimana individu dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedan mereka
melalui suatu pengaturan dimana setiap pihak melakukan sesuatu dengan relatif baik.
Alasan kedua, negara-negara berdagang satu sama lain dengan tujuan mencapai skala
ekonomis dalam produksi, maksudnya jika setiap negara menghasilkan sejumlah barang
tertentu maka mereka dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang
lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan jika negara tersebut mencoba untuk
memproduksi segala jenis barang. Motif inilah dalam dunia nyata merupakan cerminan
interaksi perdagangan internasional.
6
perusahaan yang menjalankan suatu produksinya di negara-negara yang tenaga
kerjanya lebih murah ketimbang negara maju yang jauh lebih mahal.
4. Melakukan Diversifikasi Secara Internasional.
Saat sebuah perusahaan memproduksi di satu negara maka keuntungan yang
diperoleh maupun kerugian yang didapat akan di rasakan oleh satu perusahaan itu
saja. Akan tetapi jauh berbeda apabila perusahaan tersebut memiliki cabang produksi
di negara lain, maka saat terjadi lemah ekonomi pada satu negara masih dapat terbantu
dengan negara lain yang jumlah produksinya meningkat.
1. Impor
Mengimpor (importing) adalah pembelian barang atau jasa asing. Misalnya
Indonesia mengimpor beras, minyak bumi, handphone, laptop dan produk-produk
lainnya dari berbagai negara. Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat impor antara
lain:
a. Tarif
Pemerintah dapat mengenakan tariff atau pajak terhadap produk-produk impor.
Ketika pemerintah menerapkan kebijakan pengenaan tariff, kemampuan
perusahaan asing untuk bersaing di negara-negara tersebut menjadi terbatas. Hal
ini dikarenakan tariff atau pajak yang dikenakan langsung kepada para importer,
membuat harga barang yang dikenai pajak tersebut menjadi lebih tinggi
disbanding dengan produk local.
b. Kuota
Kebijakan kuota ini berarti pemerinntah membatasi jumlah produk tertentu yang
dapat di impor. Pembatasan barang impor berarti barang yang masuk untuk
jumlahnya terbatas, sehingga biaya rata-rata untuk masing-masing barang
meningkat. Dengan demikian, harga barang impor akan naik dan produksi dalam
negeri dapat semakin bersaing.
c. Larangan impor
Larangan impor adalah kebijakan yang melarang secara mutlak impor komoditas
tertentu. Misalnya impor karet mentah atau pakaian bekas. Tujuan dari kebijakan
ini untuk mengurangi jumlah pesaing produk dalam negeri, meningkatkan
penjualan dalam negeri dan mengurangi jumlah devisa yang lari ke luar negeri.
d. Subsidi
kebijakan subsidi adalah kebijakan pemerintah melalui pemberian bantuan
kepada produsen dalam negeri agar dapat menjual produknya dengan harga
murah sehingga mampu bersaing dengan produk impor.
7
2. Ekspor
Mengekspor adalah penjualan barang atau jassa ke pembeli yang berada di
negara lain. Banyak begara-negara besar maupun kecil yang melakukan ekspor ke
negara-negara yang lainnya. Akantetapi, ketika jumlah yang di ekspor kurang
sebanding dengan banyaknya barang impor maka akan mengakibatkan terjadinya
deficit neraca perdagangan.
Untuk meningkatkan ekspor suatu negara mengguanakan berbagai cara salah
satunya menggunakan fasilitas internet. Melalui situs web perusahaan untuk
mengiklankan produknya dan juga menerima pesanan melalu sistem online. Hal ini
tentu saja membuat proses perdagangan menjadi lebih cepat.
3. Investasi Asing Langsung (Direct Forign Investment-DFI)
Investasi asing langsung merupakan suatu cara untuk mengakuisisi atau
membangun anak perusahaan di satu atau lebih negara asing. Cara ini dilakukan agar
mengurangi biaya transportasi, menghindari hambatan perdgangan, penggunaan
tanah gratis dengan kompensasi perusahaan tersebut dapat memperhatikan pekerja
local dan menguarangi biaya tenagan kerja yang lebih murah.
4. Outsourcing
Bebrapa perusahaan Amerika Serikat menggunakan outsourcing sebagai cara
mengurangi biaya. Perusahaan berpendapat bahwa outsourcing merupakan cara agar
dapat bersaing dengan perusahaan lain yang mengadalkan tenaga kerja asing murah.
Segala tindakan ini didasari untuk memperoleh manfaat tenaga kerja asing murah.
5. Aliansi Strategis
Aliansi strategis adalah suatu perjanjian bisnis antar perusahaan di mana
sumber daya ditanggung bersama untuk mengejar kepentingan bersama. ada
berbagai jenis aliansi strategis yang dapat dilakukan, antara lain, Joint venture
merupakan suatu perjanjian antara dua perusahaan mengenai proyek tertentu. Jenis
aliansi strategis lainnya adalah perjanjian lisensi internasional yang merupaka jenis
aliansi dimana suatu perusahaan memperbolehkan perusahaan asing (pemegang
lisensi) untuk menghasilkan produk-produk sesuai dengan instruksi yang spesifik.
8
Hambatan terhadap bisnis internasional telah berkurang sejalan dengan
berlalunya waktu melalui berbagai perjanjian perdagangan bebas dan pembentukan
zona perdagangan bebas seperti Uni Eropa. Berikut adalah beberapa contoh
bagaimana hambtan perdagangan dikurangi.
1. NAFTA. Sebagai hasil dari North American Free Trade Agreement−NAFTA
(Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara) pada tahun 1993, hambatan
perdagangan antara Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada dihapuskan.
Konsekuensinya, perusahaan-perusahaan di Amerika Serika saat ini memiliki
lebih banyak kebebasan untuk mengekspor produk-produknya ke Negara-negara
lain, sementara perusahaan-perusahaan di Meksiko memiliki lebih banyak
kebebasan untuk mengekspor produk-produknya ke Amerika Serikat.
2. GATT. Mengikuti NAFTA, General Agreement on Tariffs and Trade−GATT
(perjanjian Umum Mengenai Tarif dan Perdagangan) menghimbau pengurangan
atau penghapusan hambatan perdagangan atas produk-produk impor tertentu di
117 negara. Perjanjian tersebut juga mengarah pada pembentukan World Trade
Organization−WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), yang saat ini memiliki
140 negara anggota. Hal ini memungkinkan perusahaan dengan mudah
mengekspor produknya ke negara-negara lain.
3. Amerika Latin. Pada bulan Juni 2003, Amerika Serikat dan Cile
menandatangani perjanjian perdagangan bebas untuk menghapuskan tariff atas
lebih 90 persen produk yang dikirimkan antara kedua Negara. Banyak
perjanjian perdagangan bebas lainnya masih dalam proses negosiasi antara
Amerika Serikat dan negara-negara Amerika Latin.
4. Uni Eropa. Selama tahun 1980-an dan tahun 1990-an, negara-negara Uni Eropa
setuju untuk mengahapuskan banyak hambatan perdagangan. Pada tahun 2002,
kebanyakan dari Negara-negara ini juga mengadopsi euro sebagai mata
uangnya. Hal ini memungkinkan perusahaan di satu negara Eropa untuk
mengekspor produknya ke perusahaan di negara Eropa lainnya. Karena pihak
importer dan eksportir menggunakan mata uang yang sama dan dengan
demikian tidak lagi menghadapi biaya dan risiko yang berkaitan dengan
pertukaran mata uang.
Pada tahun 2004, Uni Eropa menerima anggota-anggota baru berikut, yang
kebanyakan berasal dari Eropa bagian timur: Siprus, Chekas, Estonia, Hongaria,
Latvia, Lithuania, Malta, Polandia, Slovakia, dan Slovenia. Konsekuensinya,
9
habatan perdagangan dari anggota negara-negara baru ini dengan Eropa bagian
barat berkurang. Kerena Negara-negara ini memiliki tingkat upah yang jauh
lebih rendah dibandingkan dengan Eropa bagian barat, perusahaan-perusahaan
dari Amerika Serikat dan negara-negara lain dapat mendirikan pabrik
manufaktur di negara-negara ini untuk menghasilkan produk dan
mengekspornya ke Eropa bagian barat.
5. Berkurangnya Hambatan atas Investasi Asing Langsung. Dalam tahun-
tahun belakangan ini, banyak Negara Asia, Eropa, dan Amerika Latin telah
mengurangi hambatan terhadap investasi asing langsung. Konsekuensinya,
perusahaan sekarang memiliki lebih banyak kebebasan untuk mendirikn anak
perusahaan atau untuk mengakuisisi perusahaan yang sudah ada di sana. Di
beberapa Negara, pemerintah bahkan menawarkan insentif kepada perusahaan
guna mendorong perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendirikan fasilitas di
sana. Pemerintah ini mengakui bahwa kepemilikan asing atas fasilitas local akan
memberikan manfaat bagi perekonomian berupa penciptaan lapangan kerja.
B. Hambatan yang Tersisa
Tetapi, perusahaan sebaiknya menyadari bahwa meskipun hambatan
terhadap bisnis internasional berkurang, beberapa pemerintah tetap mengenakan
hambatan perdagangan guna melindungi perusahaan-perusahaan local atau untuk
menghukum Negara-negara tertentu atas tindakannya. Hambatan ini dapat
mencegah suatu perusaan dari menjalankan bisnis internasional di suatu Negara.
Alternatifnya, hambatan ini dapat meningkatkan biaya menjalankan bisnis
internasional. Dalam beberapa kasus, keunggulan potensial dari menjalankan bisnis
internasional tidak sebanding dengan biaya untuk menghadapi hambatan tersebut,
hambatan-hambatan yang umum meliputi hambatan perdagangan seperti tariff dan
kuota, serta hambatan yang ditujukan untuk mencegah suatu perusahaan
mendirikan anak perusahaan (investasi asing langsung) di Negara lain.
1) Hambatan yang Digunakan untuk Melindungi Perusahaan Lokal.
Pemerintah mana pun dapat tergoda untuk memberlakukan hambatan
guna melindungi perusahaan-perusahaannya. Missal saja, pemerintah AS dapat
memberlakukan hambatan perdagangan seperti tariff atas baja impor, meskipun
hambatan semacam itu bertentangan dengan perjanjian perdagangan bebas
sebelum dengan Negara lain. Pemerintah dapat beragumentasi bahwa tindakan
seperti itu sesuai karena perusahaan baja asing menerima subsidi dari
10
pemerintahnya sehingga memungkinankan perusahaan tersebut untuk lebih
kompetitif dan oleh karena itu dapat menjual bajanya pada harga yang lebih
rendah dibandingkan dengan bebannya. Pemerintah Negara asing, pada
gilirannya, dapat mengklaim bahwa pemerintah tersebut tidak memberikan
subsidi, dan perselisihan tersebut dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk
diselesaikan. Smentara, pemerintah asing dapat membalas dengan mengenakan
tariff pada produk-produk yang diimpor pelangganya dari Amerika Serikat,
seperti bahan kimia. Intervensi semacam itu oleh pemerintah guna melindungi
perusahaan-perusahaan local mengganggu semangat persaingan global
antarperusahaan.
2) Hambatan yang Digunakan untuk Menghukum Negara
Hambatan perdagangan kadang kala digunakan untuk menghukum Negara
atas berbagai tindakan. Misalnya, hambatan perdagangan dapat diberlakukan
pada Negara yang tidak mendorong berlakunya undang-undang yang mengenai
lingkungan atau undang-undang mengenai buruh anak, atau memulai perang
dengan Negara lain, atau tidak mau berpartisipasi dalam perang dengan dictator
dari Negara lain.
C. Ketidaksepahaman mengenai Kebijakan Perdagangan Internasional
Ketidaksepahaman mengenai kebijakan perdagangan internasional akan selalu
ada. Orang-orang yang prospek pekerjaanya dipengaruhi baik secara positif maupun
secara negatif oleh perdagangan internasional cenderung memiliki opini yang
sangat kuat mengenai kebijakan perdagangan internasional. Kebanyakan orang
setuju bahwa perdagangan bebas dapat mendorong persaingan yang lebih ketat
atarperusahaan yang dapat menguntungkan Karen ahal tersebut memberikan
peluang kepada pelanggan untuk memperoleh produk yang mutunya paling bagus
dan harganya rendah. Perdagangan bebas sebaiknya membuat produksi berpindah
ke Negara-negara dimana produksi tersebut dapat dilakukan dengan lebih efisien.
Pemerintah dari setiap Negara menginginkan untuk meningkatkan ekspornya
Karena peningkatan dalam ekspor menghasilkan tingkat produksi dan penghasilan
lebih tinggi serta dapat menciptkan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, pekerja
yang mungkin kehilangan pekerjaanya oleh karena perdagangan bebas akan
beragumentasi menentang kebijakan perdagangan bebas dan meminta
diberlakukannya hambatan perdagangan.
11
Orang-orang juga tidak sepaham mengenai jenis strategi yang sebaiknya
digunakan oleh pemerintah untuk menaikkan pangsa pasar globar dari Negara yang
bersangkutan. Mereka mungkin setuju bahwa tarif atau kuota atas barang-barang
impor mencegah perdagangan bebas dan memberikan keuntungan yang tidak adil
kepada perusahaan-perusahaan lokal di pasarnya sendiri. Tetapi, pada saat yang
sama, mereka mungkin tidak sepaham mengenai apakah pemerintah sebaiknya
diperbolehkan untuk menggunakan hambatan perdagangan lain yang lebih halus
terhadap perusahaan asing atau menyediakan insentif yang memberikan keuntungan
bagi perusahaan lokal. Pertimbangan situasi berikut yang umum terjadi:
a. Perusahaan yang berbasis di suatu Negara tidak tunduk pada pembatasan
mengenai lingkungan dan oleh Karen aitu dapat memproduksi dengan biaya
yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di Negara lain.
b. Perusahaan yang berbasis di suatu Negara tidak tunduk pada undang-undang
tenaga kerja dan mampu menghasilkan produk pada biaya yang lebih rendah
dibandingkan dengan perusahaan di Negara lain dengan cara mengandalkan
anak-anak untuk menghasilkan produk tersebut.
c. Perusahaan yang berbasis di suatu Negara di perbolehkan oleh pemerintahannya
untuk menawarkan suap kepada pelanggan besar ketika mengejar transaksi
bisnis dalam industry tertentu. Perusahaan-perusahaan ini memiliki keunggulan
kompetitif dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di Negara-negara lain
yang tidak di perbolehkan untuk menawarkan sulap.
d. Perusahaan di suatu Negara menerima keringanan pajak jika perusahaan
tersebut bergerak di industri tertentu. Keringanan semacam itu tidak selalu
merupakan subsidi, tetapi masih termasuk sebagai bantuan keungan dari
pemerintah.
Dalam masing-masing situasi diatas, perusahaan di suatu Negara dapat memiliki
keunggulan dibandingkan dengan perusahaan di Negara lain. Setiap pemerintah
menggunakan strategi semacam ini yang dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan-perusahaan lokal.
Setiap pertemuan yang diadakan untuk membahas perdagangan internasional
menarik sejumlah pemrotes. Para pemrotes ini cenderung untuk memiliki agenda
sendiri, yang tidak selalu berkaitan erta satu dengan yang lain. Perdagangan
internasional mungkin tidak menjadi focus dari setiap protes, tetapi seringkali
dianggap sebagai penyebab utama dari masalah tersebut. Meskipun para pemrotes
12
ini pada umumnya tidak puas dengan kebijakan perdagangan saat ini, mereka tidak
setuju menegenai bagaimana kebijakan perdagangan sebaiknya diubah.
Ketidaksepahaman ini serupa dengan apa yang terjadi antara para wakil pemerintah
ketika mereka melakukan negosiasi menegenai kebijakan perdagangan
internasional.
Suatu perusahaan tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan konflik
kebijakan perdagangan internaisonal. Meskipun demikian, perusahaan sebaiknya
menyadari bagaimana kebijakan perdagangan internasional memengaruhi posisi
kompetitifnya dalam industry tersebut dan bagaimana perubahan dalam kebijakan
dapat memengaruhi posisi perusahaan di masa depan.
13
diinginkan masyarakat dan memaksa perusahaan untuk lenih efisien guna
memastikan kelangsungan hidupnya.
3. Kondisi Ekonomi
Kinerja suatu perusahaan bergantung pada kondisi negara tersebut. Perusahaan
harus mampu memprediksi kondisi ekonomi dari suatu negara. Faktor utama yang
memengaruhi keputusan banyak perusahaan melakukan ekspansi di suatu negara
tertentu adalah perkiraan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut, yang
memengaruhi permintaan potensial akan suatu produk perusahaan. Jika perusahaan
mengestimasikan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut tinggi, maka biasanya
perusahaan juga akan mengestimasika permintaan atas produknya tinggi. Lemahnya
kondisi ekonomi di suatu negara juaga akan berdampak buruk pada perusahaan, hal
ini akan mengakibatkan penurunan permintaan. Selain itu sensivitas terhadap
kondisi luar negeri ekonomi luar negeri juga menjadi salah satu pertimbangan suatu
perusahan untuk melakukan ekspasnsi bisnisnya.
4. Nilai Tukar
Setiap negara memiliki mata uang yang berbeda, sehingga apabila pada suatu
negara terjadi fluktuasi maka produksi perusahaan asing akan ikut memengaruhi
tingkat pendapatan, karena fluktuasi nilai tukar memngaruhi harga actual yang
dibayarkan oleh pelanggan asing.
5. Risiko Politik dan undang-Undang
kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah dalam suatu negara
memang sangat memengaruhi jalannya bisnis negara tersebut. Terlebih lagi apabila
terjadi konflik antara dua negara, contoh Amerika Serikat dengan Irak. Selama
perang irak tahun 2003, protes anti-Amerika sehingga pemerintahann di Iraak
membuat kebijakan-kebijakan baru seperti mengenakan pajak lebih atau yang lebih
ekstrem adalah mengambil alih anak perusahaan milik Amerika Serikat. Selain itu,
korupsi juga merupakan salah satu bentuk risiko politik yang memiliki dampak
signifikan terhadap perusahaan yang ingin mencoba menjalankan bisnis di suatu
negara. Iklim regulasi juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi bisnis di
suatu negara. Contohnya peraturan yang dikelurkan oleh negara-negara di eropa
yang memberlakukan undang-undang antipolusi yang lebih ketat, mamaksa anak
perusahaan untuk mengeluarkan biaya tambahan.
14
Dolar AS
Bank Komersial
Perusahaan AS yang
Melakukan Impor
Pound Inggris
Langkah 2 Perusahaan Inggris yang
Menjual Perlengkapan
perlengkapan
15
Memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi perusahaan AS yang melakukan
banyak ekspor karena permintaan asing akan produk yang akan diekspornya
meningkat secara substansial ketika dolar lemah.
e. Dampak dari Dollar yang kuat terhadap eksportir AS
Dampak dolar yang kuat dapat mengakibatkan pendapatan dan laba yang rendah
bagi perusahaan AS yang seringkali mengekspor produknya.
f. Lindung nilai terhadap pergerakan nilai tukar Tindakan yang diambil untuk
melindungi suatu perusahaan terhadap pergerakan nilai tukar.
TV
RCA dan Perusahaan
lainnya yang
dolar memproduksi TV
TV
Toko-toko Ritel Perusahaan
AS Jepang
Yen Jepang
Bank Komersial
16
2.6. Pertanyaan dan Jawaban
➢ Pertanyaan :
1. Jelaskan mengapa suatu bisnis ingin menjual produk atau jasanya di luar negeri?
2. Apa yang dimaksud dengan tarif dan kuota? Jekaskan bagaimana tariff dan kuota
memengarui harga impor.
3. Apakah yang dimaksud dengan investasi asing langsung (DFI) ? mengapa suatu
perusahaan perlu berhati-hati ketika terlibat dalam DFI.
➢ Jawaban :
1. Suatu bisnis ingin menjual produk atau jasanya di luar negeri adalah untuk menarik
permintaan asing, memanfaatkan teknologi, menggunkan sumber daya yang murah atau
melakukan diversifikasi secara internasional.Perdagangan internasional merupakan komponen
penting dalam proses Globalisasi. Melakukan perdagangan internasional dengan berbagai
negara di dunia akan memberikan keuntungan dan meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
dalam negeri. Secara langsung berpengaruh terhadap alokasi sumber daya dan efesiensi, dan
secara tidak langsung akan meningkatkan investasi. Setiap bentuk hambatan dan proteksi
yang merupakan sumber distorsi pada perdagangan internasional harus dihindari,
diminimalkan dan bahkan dihapuskan.
2. Tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua barang yang telah melewati batas
suatu negara. Tarif juga sering disebut dengan bea masuk, dimana bertujuan untuk
melindungi atau memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam negeri.
Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan tarif biasanya
juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk menambah
jumlah pemasukan fungsi devisa negara.
Kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada barang- barang impor dan
jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan ketentuan yang dibuat
oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan- batasannya sendiri.
Tarif adalah hambatan perdagangan berupa penetapan pajak atas barang-barang impor yang
melintasi daerah pabean (custom area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah
negara dikenakan bea masuk. Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga
barang. Dengan pengenaan bea masuk yang besar, pendapatan negara meningkat dan akan
membatasi permintaan konsumen terhadap produk impor dan mendorong konsumen
menggunakan produk domestik. Kuota dan tarif tidak selalu berarti saling melindungi
produsen dari persaingan impor. Dengan bea masuk (tarif) yang besar, pendapatan negara
meningkat dan akan membatasi permintaan konsumen terhadap produk impor
3. Investasi asing atau Foreign Direct Investament (FDI) merupakan sebuah investasi yang
datang dari luar negeri atau bisa dikatakan sebagai penanaman modal asing. Hal ini biasanya
17
dilakukan oleh seorang investor dari suatu negara yang kemudian menaruh minat untuk
memberikan modalnya untuk mengembangkan sebuah bisnis di negara lain. Suatu perusahaan
perlu berhati-hati ketika terlibat dalam DFI karena terdapat beberapa dampak negatif dari DFI
yaitu:
• Ketimpangan. Elit yang kuat mungkin yang mendapat manfaat besar investasi asing.
Itu tidak mengalir secara adil kepada masyarakat banyak.
• Perampasan tanah dan praktik eksploitatif. Investor mungkin mengeksploitasi
sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya secara berlebihan. Mereka
mungkin membayar tenaga kerja lebih rendah, mendeforestasi hutan untuk
mendirikan pabrik, dan membuang limbah berbahaya ke lingkungan.
• Efek penciptaan lapangan kerja yang terbatas. Perusahaan asing mungkin
membawa manajer dan spesialis mereka sendiri daripada mempekerjakan pekerja
lokal.
• Penutupan bisnis lokal. Masuknya perusahaan besar asing dapat mengakibatkan
bisnis lokal bangkrut karena daya saing yang lebih terbatas.
• Repatriasi keuntungan. Perusahaan asing mungkin tidak akan menginvestasikan
kembali keuntungan di negara tuan rumah, tetapi mengirimkannya ke negara asal. Hal
ini menyebabkan arus modal keluar yang besar bagi negara tuan rumah.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Alasan utama perusahaan melakuakan bisnis internasional adalah untuk menarik
permintaan asing, memanfaatkan teknologi, menggunkan sumber daya yang
murah atau melakukan diversifikasi secara internasional.
2. Metode yang dapat dilakukan perusahaan untuk menjalankan bisnis internasional
antara lain mengimpor, mengekspor, investasi asing, outsourcing dan aliansi
strategis.
3. Meskipun hambatan dalam bisnis internasional telah berkurang, namun masih
ada beberapa hambatan terhadap bisnis internasional karena pemerintah masih
terus memberlakukan hambatan perdagangan untuk melindungi perusahaan
local.
4. Ketika perusahaan melakukan bisnis di pasar internasional, perusahaan harus
mampu menilai budaya, sistem dan kondisi ekonomi, risiko nilai tukar serta
risiko politik dan undang-undang di pasar tersebut, karena hal ini akan sangat
memengaruhi permintaan
5. Pergerakan nilai tukar sangat memengaruhi kinerja bisnis karena berkaitan
dengan beban yang akan ditanggung oleh perusahaan yang akan berpengaruh
pada laba perusahaan.
3.2 Saran
Dari pembahasan menilai kondisi global, diharapkan pembaca dapat
mengetahui bagaimana perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional menilai
kondisi lingkungan global yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Diharapkan
juga bagi para pelaku bisnis internasional dapat menilai kondisi lingkungan global
dengan lebih baik sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat bagi bisnisnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20